gambaran asupan makan natrium dan kolestrol pada …

79
1 GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BAHTERAMAS PROVINSI SULAWESI TENGGARA Karya Tulis Ilmiah Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan D-III Gizi OLEH : GUSTI AYU PUTU WULANDARI NIM. P00331015. 033 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI PRODI DIII GIZI 2018

Upload: others

Post on 01-Oct-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA …

1

GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA

PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

BAHTERAMAS PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Karya Tulis Ilmiah

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan D-III Gizi

OLEH :

GUSTI AYU PUTU WULANDARI

NIM. P00331015. 033

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

PRODI DIII GIZI

2018

Page 2: GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA …

i

Page 3: GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA …

ii

Page 4: GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA …

iii

GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA

PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

BAHTERAMAS PROVINSI SULAWESI TENGGARA

RINGKASAN

Gusti Ayu Putu Wulandari

Di bawah bimbingan Kameria Gani dan Rosnah

Latar Belakang : Hipertensi sering disebut sebagai The Silent Disease dan The Silent

Killer. Hipertensi dapat terjadi karena beberapa faktor, salah satu faktor penyebab

terjadinya hipertensi adalah konsumsi garam dan kolestrol. Kebiasaan mengkonsumsi

asin berisiko menderita hipertensi sebesar 3,95 kali dibandingkan orang yang tidak

mempunyai kebiasaan mengkonsumsi asin. Sementara itu kolesterol, dapat

menyebabkan penyempitan pembuluh darah yang dikenal dengan aterosklerosis.

Makanan yang menyebabkan peningkatan jumlah timbunan lemak tubuh akan berujung

pada peningkatan berat badan, peningkatan timbunan lemak, dan peningkatan tekanan

darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran asupan makan natrium dan

kolestrol pada pasien hipertensi rawat jalan di RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi

Tenggara.

Metode : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross

sectional study dan telah dilaksanakan pada tanggal 25 Juli - 3 Agustus 2018 bertempat

di poli penyakit dalam di RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi tenggara. Sampel yang

digunakan dalam penelitian ini sebanyak 36 orang. Teknik pengambilan sampel yang

digunakan yaitu purposive sampling.

Hasil : Penelitian ini menunjukkan bahwa umur responden rata-rata 56,4 ± 8,42, jenis

kelamin responden sebagian besar adalah perempuan yakni sebanyak 21 orang (58,3%).

Asupan makan natrium lebih berjenis kelamin perempuan sebanyak 17 orang (47,2%)

dengan nilai 2.585,18 mg dan asupan makan natrium lebih berjenis kelamin laki-laki

sebanyak 13 orang (36,1%) dengan nilai 2.524,28 mg. Asupan kolestrol normal yang

berjenis kelamin perempuan sebanyak 16 orang (44,5%) dengan nilai 214,93 mg, dan

laki-laki yang memiliki asupan kolestrol normal, yakni sebanyak 12 orang (33,3%)

dengan nilai 211,39 mg.

Penelitian ini menyarankan perlunya membatasi konsumsi natrium bagi pasien

hipertensi, bukan hanya membatasi mengkonsumsi garam tetapi membatasi makanan

yang memiliki rasa asin.

Kata kunci : Asupan Natrium, Asupan Kolestrol dan Hipertensi

Daftar bacaan : 25 (2000-2017)

Page 5: GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA …

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-

Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dengan

judul ―Gambaran Asupan Makan Natrium Dan Kolestrol Pada pasien Hipertensi Rawat

Jalan Di Rumah Sakit Umum Daerah Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara‖ sebagai

salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Diploma III Bidang Gizi.

Proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini telah melewati perjalanan panjang

dalam penyusunannya yang tentunya tidak lepas dari bantuan moril dan materil pihak

lain. Karena itu sudah sepatutnya penulis dengan segala kerendahan dan keikhlasan hati

menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Ibu Direktur Poltekes Kendari yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan

masukan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

2. Ibu Ketua Jurusan Gizi Kendari yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan

masukan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

3. Ibu Kameria Gani, SKM, M.Kes, selaku pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan, pengarahan dan masukan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

4. Ibu Rosnah, SST, MPH selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan,

pengarahan dan masukan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah

5. Seluruh dewan penguji, yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan

masukan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

6. Seluruh dewan pengajar dan staf Jurusan Gizi Poltekkes atas segala nasehat dan

ilmu yang diberikan selama ini.

7. Rumah Sakit Umum Bahtermas yang berhubungan dengan tempat pengambilan

data.

8. Rekan – rekan mahasiswa yang telah mendukung sehingga penulis dapat

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan tepat waktu.

9. Teruntuk Saudara Saya I Gusti Made Kresmana dan Gusti Agung Arikrisna yang

selalu memberikan semangat, motivasi untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah

dengan tepat waktu.

10. Teruntuk Husnaeni, Nita Febriyanti, Yeni Anggraeni, Rezky Yulianti,

Misdanayanti, Fitri Nurul Handayani, Gita Suci Sakul Bahar, Made Pramana Iliana,

Page 6: GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA …

v

I Wayan Pasek Aribowo, dan I Wayan Arya Wiratama yang selalu memberikan

semangat, motivasi untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan tepat waktu.

11. Semua pihak yang telah memberikan bantuannya selama penulisan Karya Tulis

Ilmiah ini.

Ucapan terima kasih yang tidak ternilai harganya penulis persembahan kepada

Bapak I Gusti Made Suranama dan Ibu Ni Nyoman Padmi atas segala kasih sayang

yang tidak henti–hentinya memberikan segenap perhatian, do’a dan dukungan moril

selama penulis mengikuti perkuliahan sampai penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

Akhirnya penulis meyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari

kesempurnaan, maka dari itu saran dan kritik yang sifatnya membangun untuk

kesempurnaan penulisan sangat harapkan. Atas saran dan kritik, penulis ucapkan

banyak terima kasih.

Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca, Amin.

Kendari, Agustus 2018

Penulis

Page 7: GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA …

vi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. i

RINGKASAN ..................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ iv

DAFTAR ISI ....................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ............................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... x

BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5

D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 6

A. Telaah Pustaka ............................................................................ 6

BAB III. METODE PENELITIAN..................................................................... 24

A. Rancangan Penelitian .................................................................. 24

B. Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................... 24

C. Populasi dan Sampel ................................................................... 24

D. Variabel Penelitian ...................................................................... 26

E. Jenis dan Cara Pengumpulan Data .............................................. 26

F. Analisis Data ............................................................................... 27

G. Definisi Operasional.................................................................... 28

Page 8: GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA …

vii

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 30

A. Hasil ............................................................................................ 30

B. Pembahasan ................................................................................. 37

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 41

A. Kesimpulan ................................................................................. 41

B. Saran ............................................................................................ 41

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 42

LAMPIRAN ........................................................................................................ 45

Page 9: GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA …

viii

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Klasifikasi Tekanan Darah Untuk Orang Dewasa Di Atas 18 Tahun ........... 6

2. Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan ............................. 20

3. Bahan Makanan Sumber Kolestrol ............................................................... 21

4. Karakteristik Responden di RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi

Tenggara ........................................................................................................ 35

5. Distribusi Asupan Makan Natrium Responden di RSUD Bahteramas

Provinsi Sulawesi Tenggara .......................................................................... 36

6. Distribusi Asupan Makan Kolestrol Responden di RSUD Bahteramas

Provinsi Sulawesi Tenggara .......................................................................... 36

Page 10: GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA …

ix

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Kerangka Teori........................................................................................ 22

2. Kerangka Konsep .................................................................................... 23

Page 11: GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA …

x

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor

1. Lembar Persetujuan

2. Kuesioner semi quantitative food frequency (SQ-FFQ)

3. Master Tabel

4. Hasil Analisis Statistik

5. Foto Dokumentasi

6. Surat Izin Penelitian

7. Surat Etik Penelitian

8. Surat Telah Melakukan Penelitian

Page 12: GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik

lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua

kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup

istirahat/tenang.. Hipertensi adalah penyakit yang bisa menyerang siapa saja, baik

muda maupun tua, entah orang kaya maupun miskin. Peningkatan tekanan darah

yang berlangsung dalam jangka waktu lama (persisten) dapat menimbulkan

kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner) dan otak

(menyebabkan stroke) bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan

yang memadai. Banyak pasien hipertensi dengan tekanan darah tidak terkontrol

dan jumlahnya terus meningkat (Pusdatin Kemenkes RI, 2014).

Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang cukup

berbahaya. Bahkan sebagian orang tidak menyadari bahwa dirinya telah terkena

hipertensi sehingga cenderung untuk menjadi hipertensi berat karena tidak

mengetahui dan menyadari faktor risiko dan gejalanya, sehingga hipertensi sering

disebut sebagai The Silent Disease dan The Silent Killer (Sudarmoko, 2010).

Data Riskesdas (2013) menunjukkan prevalensi hipertensi di Indonesia yang

didapat melalui pengukuran pada umur ≥18 tahun sebesar 25,8 %, dimana hanya

9,4% penduduk yang sudah mengetahui memiliki hipertensi. Sementara di

Sulawesi Tenggara sendiri prevalensi hipertensi sebesar 22,5%. Prevalensi

hipertensi bedasarkan kelompok umur di Indonesia adalah umur 15-24 tahun

sebanyak 8,7%, umur 25-34 tahun sebanyak 14,7%, umur 35-44 tahun sebanyak

Page 13: GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA …

2

24,8%, umur 45-54 tahun sebanyak 35,6%, umur 55-64 tahun sebanyak 45,9%,

umur 65-74 tahun sebanyak 57,6%, umur 75+ tahun sebanyak 63,8%. Prevalensi

hipertensi berdasarkan terdiagnosis tenaga kesehatan dan pengukuran terlihat

meningkat dengan bertambahnya umur. Pada profil Dinas Kesehatan Sulawesi

Tenggara (2015) penyakit degeneratif atau penyakit tidak menular terutama

hipertensi menempati urutan kedua tertinggi dengan jumlah kasus 19.743 kasus

hipertensi. Di Wilayah Sulawesi Tenggara yang merupakan rumas sakit pusat

rujukan adalah RSUD Bahteramas. Di RSUD Bahteramas sendiri penderita

hipertensi rawat jalan yang tercatat pada catatan rekam medik dari bulan januari-juni

tahun 2017 cukup tinggi yakni sebanyak 364 orang.

Hipertensi dapat terjadi karena beberapa faktor, faktor resiko hipertensi adalah

umur, jenis kelamin, riwayat keluarga, genetik (faktor resiko yang tidak dapat

diubah/dikontrol), kebiasaan merokok, konsumsi garam, kolestrol, penggunaan

jelantah, kebiasaan konsumsi minum-minuman beralkohol, obesitas, kurang

aktifitas fisik, stres, penggunaan estrogen (Pusdatin Kemenkes RI, 2014).

Salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi ialah asupan

natrium. Berdasarkan hasil penelitian bahwa konsumsi natrium berhubungan dengan

kejadian hipertensi, tetapi data penelitian pada daerah dimana konsumsi garam

tinggi tidak selalu mempunyai prevalensi tinggi. Hubungan asupan natrium terhadap

tekanan darah, jika dikonsumsi lebih banyak akan meretensi lebih banyak air untuk

mempertahankan pengenceran elektrolit, sehingga cairan intensi biasa

terakumulasi dan volume plasma meningkat. Peningkatan volume plasma dapat

menyebabkan peningkatan tekanan darah, terutama bila fleksibilitas pembuluh darah

menurun oleh arterosklerosis (Mustamin, 2010 dalam Legi 2015). Dalam keadaan

Page 14: GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA …

3

normal, jumlah natrium yang dikeluarkan tubuh melalui urin harus sama dengan

jumlah yang dikonsumsi, sehingga terdapat keseimbangan perilaku konsumsi

makanan asin juga diyakini berkontribusi dalam penyakit hipertensi. Kebiasaan

mengkonsumsi asin berisiko menderita hipertensi sebesar 3,95 kali dibandingkan

orang yang tidak mempunyai kebiasaan mengkonsumsi asin (Almatsier S, 2010).

Penelitian yang dilakukan oleh Nugraheni (2008) dalam Legi, N, dkk 2015

mengungkapkan bahwa terlalu banyak mengkonsumsi natrium dapat memicu

tekanan darah tinggi, serangan jantung dan stroke. Untuk itu, perlu dibatasinya

asupan natrium karena secara teoritis asupan natrium yang meningkat menyebabkan

tubuh merentensi cairan dan meningkatkan volume darah serta mengecilkan

diameter arteri sehingga kerja jantung semakin berat karena arteri menyempit dan

akhirnya terjadi kenaikan tekanan darah.

Selain itu konsumsi makanan sumber lemak, khususnya kolesterol, dapat

menyebabkan penyempitan pembuluh darah yang dikenal dengan aterosklerosis.

Makanan yang menyebabkan peningkatan jumlah timbunan lemak tubuh akan

berujung pada peningkatan berat badan, peningkatan timbunan lemak, dan

peningkatan tekanan darah. Kolesterol merupakan faktor resiko yang dapat

dirubah dari hipertensi, jadi semakin tinggi kadar kolesterol total maka akan

semakin tinggi kemungkinan terjadinya hipertensi (Fujikawa, dkk 2015 dalam

Maryati 2017). Kolesterol adalah suatu zat lemak yang beredar di dalam

diproduksi oleh hati dan sangat diperlukan oleh tubuh. Kolesterol yang berlebihan

dalam darah akan menimbulkan masalah terutama pada pembuluh darah jantung

dan otak. Darah mengandung kolesterol, dimana 80 % kolesterol darah tersebut di

produksi oleh tubuh sendiri dan hanya 20% yang berasal dari makanan. Kolesterol

Page 15: GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA …

4

yang diproduksi terdiri atas 2 jenis yaitu kolesterol HDL (High Density

Lipoprotein) dan kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein). Kolesterol LDL yang

jumlahnya berlebihan di dalam darah, akan diendapkan pada dinding pembuluh

darah dan membentuk bekuan yang dapat menyumbat pembuluh darah.

Sedangkan kolesterol HDL, mempunyai fungsi membersihkan pembuluh darah dari

kolesterol LDL yang berlebihan. (Siswono,2006 dalam Septianggi, dkk 2013).

Penelitian terdahulu menyatakan bahwa terdapat hubungan langsung antara

asupan kolesterol dengan tekanan darah sistolik. Selain itu, terdapat penelitian

yang menunjukkan adanya hubungan kadar kolesterol darah dengan tekanan

darah pada pasien hipertensi. Rekomendasi asupan kolesterol dianjurkan <300 mg

dalam sehari (Rahima dkk 2016).

Berdasarkan uraian diatas, peneliti ingin mengetahui gambaran asupan makan

natrium dan kolestrol pada pasien hipertensi rawat jalan di Rumah Sakit Umum

Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang peneliti ingin mengetahui bagaimanakah gambaran

asupan makan natrium dan kolestrol pada pasien hipertensi rawat jalan di Rumah

Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara?

Page 16: GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA …

5

C. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran asupan makan natrium dan kolestrol pada

pasien hipertensi rawat jalan di Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi

Sulawesi Tenggara.

b. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui asupan natrium pada pasien hipertensi rawat jalan

2. Untuk mengetahui asupan kolestrol pada pasien hipertensi rawat jalan

D. Manfaat penelitian

1. Bagi peneliti

Peneliti dapat menambah pengalaman dan memperluas wawasan tentang

gambaran asupan makan natrium dan kolestrol pada pasien hipertensi rawat

jalan di Rumah Sakit Umum Bahteramas.

2. Bagi rumah sakit

Pihak rumah sakit dapat mengetahui gambaran asupan makan natrium

dan kolestrol pada pasien hipertensi sehingga dapat memberikan pemahaman

pada pasien.

3. Bagi institusi

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan informasi laporan tugas

akhir yang berguna bagi institusi khususnya di bidang gizi klinik, terkait asupan

makan natrium dan kolestrol pada pasien hipertensi rawat jalan.

Page 17: GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA …

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Hipertensi

a. Pengertian Hipertensi

Masyarakat awam sering menyebut Hipertensi dengan istilah ―bludrek‖

atau ―budrek‖ yang sebenarnya berasal dari bahasa Belanda ―hoge

bloeddruk” yang berarti tekanan darah. Hipertensi juga dikenal dengan

istilah ―the sillentkiller” atau dalam bahasa Indonesia diartikan dengan

pembunuh diam-diam karena tidak ditemukan tanda fisik yang menyertainya

(Suiraoka, 2012 dalam Jumria, 2016).

Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana seseorang mengalami

peningkatan tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan

angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas) (Basha,

2004).

Tabel 1

Klasifikasi Tekanan Darah Untuk Orang Dewasa di Atas 18 Tahun

Klasifikasi Tekanan

Darah

Tekanan Sistolik

(mmHg)

Tekanan Distolik

(mmHg)

Normal <120 Dan <80

Prehipertensi 120-139 Atau 80-90

Hipertensi Stadium I 140-159 Atau 90-99

Hipertensi Stadium II ≥160 Atau ≥100

Sumber : Qoni’ah 2009

Besarnya tekanan darah selalu dinyatakan dengan dua angka. Angka

yang pertama menyatakan tekanan sistolik, yaitu tekanan yang dialami

Page 18: GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA …

7

dinding pembuluh darah mengalir saat jantung memompa darah keluar dari

jantung. Angka yang kedua disebut tekanan diastolik, yaitu angka yang

menunjukkan besarnya tekanan darah yang dialami kembali kedalam

jantung. Tekanan sistolik diukur ketika jantung berkontraksi, sedangkan

tekanan diastolik diukur ketika jantung mengundur (relaksasi) (Qoni’ah

2009).

b. Faktor Penyebab Hipertensi

Menurut Sianturi (2011) dalam jumria (2016) ada beberapa faktor yang

dapat menghubungkan darah tinggi merupakan kondisi degeneratif yang

disebabkan oleh diet yang teratur dan cara hidup yang berbudaya. Faktor

pemicu Hipertensi dibedakan atas :

1) Tidak dapat dikontrol

a) Keturunan

Faktor keturunan tidak lagi diragukan pengaruhnya terhadap

timbulnya hipertensi hanya saja belum dapat dipastikan apakah ini

disebabkan oleh sepasang gen tunggal atau oleh banyak gen. Bagi

yang memiliki faktor resiko ini seharusnya lebih waspada dan lebih

dini dalam melakukan upaya-upaya pencegahan. Contoh yang paling

sederhana adalah rutin memeriksakan darahnya minimal satu bulan

sekali disertai dengan menghindari faktor pencetus timbulnya

Hipertensi.

b) Jenis kelamin

Berbagai penelitian membuktikan jenis kelamin laki-laki lebih

berisiko terkena hipertensi dibandingkan perempuan. Wanita

Page 19: GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA …

8

penderita hipertensi lebih banyak daripada laki-laki, tetapi wanita

lebih tahan daripada laki-laki tanpa kerusakan jantung dan pembuluh

darah. Laki-laki lebih banyak mengalami kemungkinan menderita

hipertensi daripada wanita. Pada laki-laki hipertensi lebih banyak

disebabkan oleh pekerjaan.

c) Umur

Tekanan darah cenderung meningkat seiring perkembangan

usia. Pada umumnya penderita hipertensi adalah orang-orang berusia

40 tahun namun tidak menutup kemungkinan diderita oleh orang

yang berusia muda.

2) Dapat dikontrol

a) Kolesterol

Kolesterol adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

setiap sel. Fungsi kolesterol adalah untuk mengsintesis (membuat)

membran sel, mengubah fluiditas sel, dan mengsintesis hormon

steroid dan asam empedu. Tubuh, melalui hati menghasilkan

kolesterolnya sendiri dari bahan-bahan baku seperti karbohidrat,

protein, dan lemak. Selain dari kolesterol yang dibiosintesis ini,

tubuh juga menerima kolesterol yang sudah dibentuk sebelumnya

dari daging hewan yang dikonsumsi (Irianto, 2014 dalam Harefa

2017). Daging hewan yang dikonsumsi secara berlebihan

dapat menyebabkan peningkatan kadar lemak dalam darah.

Kandungan lemak yang berlebih dalam darah, dapat menyebabkan

timbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah. Hal ini

Page 20: GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA …

9

dapat membuat pembuluh darah menyempit dan akibatnya

tekanan darah akan meningkat.

b) Garam

Garam dapat meningkatkan tekanan darah dengan cepat pada

beberapa orang, khususnya bagi penderita diabetes, penderita

hipertensi ringan, orang dengan usia tua, dan mereka yang

berkulit hitam (Manurung, 2016 dalam Harefa 2017).

c) Obesitas (Kegemukan)

Orang yang memiliki berat badan di atas 30% berat badan ideal,

memiliki kemungkinan lebih besar menderita tekanan darah

tinggi. Obesitas mempunyai korelasi positif dengan hipertensi,

semakin besar massa tubuh, makin banyak darah yang

dibutuhkan untuk memasok oksigen dan makanan ke jaringan

tubuh. Volume darah yang beredar melalui pembuluh darah

menjadi meningkat sehingga memberi tekanan lebih besar pada

dinding arteri (Manurung, 2016 dalam Harefa 2017)

d) Stres

Stres dan kondisi emosi yang tidak stabil juga dapat

memicu tekanan darah tinggi. Stres akan meningkatkan resistensi

pembuluh darah perifer dan curah jantung sehingga akan

merangsang aktivitas saraf simpatetik. Stres ini dapat

berhubungan dengan pekerjaan, kelas sosial, ekonomi, dan

karakteristik personal (Nurrahmani,dkk, 2015 dalam Harefa 2017).

Page 21: GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA …

10

e) Rokok

Merokok meningkatkan tekanan darah melalui mekanisme

pelepasan norepinefrin dari ujung-ujung saraf adrenergik yang

dipacu oleh nikotin. Risiko merokok berkaitan dengan jumlah

rokok yang diisap per hari, tidak tergantung pada lamanya

merokok. Seseorang yang merokok lebih dari satu pak per hari

memiliki kerentanan dua kali lebih besar daripada yang tidak

merokok. Karena itu, kebiasaan merokok yang terus dilanjutkan

ketika memiliki tekanan darah tinggi, merupakan kombinasi yang

sangat berbahaya yang akan memicu penyakit-penyakit yang

berkaitan dengan jantung dan darah (Nurraahmani, dkk, 2015 dalam

Harefa 2017).

f) Alkohol

Konsumsi alkohol secara berlebihan juga menyebabkan

tekanan darah tinggi. Jika meminum minuman keras (alkohol)

sedikitnya dua kali per hari, maka tekanan darah sistolik meningkat

kira-kira 1,0 mmHg dan tekanan darah diastolik juga meningkat

kira-kira 0,5 mmHg per satu kali minum. Peminum harian

mempunyai tekanan darah sistolik dan diastolik lebih tinggi,

berturut-turut 6,6 mmHg dan 4,6 mmHg dibandingkan dengan

peminum sekali seminggu (Bustan, 2015 dalam Harefa 2017).

g) Kurang Olahraga

Kurang olahraga dan bergerak bisa menyebabkan tekanan

darah dalam tubuh meningkat. Olahraga teratur mampu

Page 22: GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA …

11

menurunkan tekanan darah tinggi namun jangan melakukan

olahraga yang berat jika menderita tekanan darah tinggi.

Olahraga teratur adalah suatu kebiasaan yang memberikan

banyak dapat mengurangi kekakuan pembuluh darah dan

meningkatkan daya tahan jantung dan paru-paru sehingga dapat

menurunkan tekanan darah (Widyanto, dkk, 2013 dalam Harefa

2017).

c. Gejala

Menurut Muhammadun (2010) Hipertensi tidak memberikan gejala atau

symptom pada tingkat awal. Kebanyakan orang menganggap bahwa sakit

kepala terutama pada pagi hari, pusing, jantung berdebar-debar dan telinga

berdengung merupakan gejala hipertensi. Namun tanda tersebut sebenarnya

dapat terjadi pada tekanan darah normal bahkan sering kali tekanan darah

yang relative tinggi tidak memiliki tanda-tanda atau gejala tersebut. Cara

yang tepat untuk meyakinkan seseorang memiliki tekanan darah tinggi

adalah dengan mengukur tekanan darahnya. Hipertensi yang sudah mencapai

taraf lanjut, yang berarti telah berlangsung beberapa tahun dapat

menyebabkan :

1) Sakit kepala

2) Nafas pendek

3) Pandangan mata kabur

4) Gangguan tidur

Page 23: GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA …

12

d. Akibat Hipertensi

Hipertensi dapat berpotensi menjadi komplikasi berbagai penyakit

diantaranya adalah stroke hemorragik, penyakit jantung hipertensi, penyakit

arteri koronaria, anuerisma, gagal ginjal, dan ensefalopati hipertensi (Shanty,

2011 dalam Pusparani 2016).

1) Stroke

Stroke adalah kerusakan jaringan otak yang disebabkan karena

berkurangnya atau terhentinya suplai darah secara tiba-tiba. Jaringan

otak yang mengalami hal ini akan mati dan tidak dapat berfungsi

lagi. Kadang pula stroke disebut dengan CVA (cerebrovascular

accident). Hipertensi menyebabkan tekanan yang lebih besar pada

dinding pembuluh darah, sehingga dinding pembuluh darah menjadi

lemah dan pembuluh darah rentan pecah. Namun demikian,

hemorrhagic stroke juga dapat terjadi pada bukan penderita hipertensi.

Pada kasus seperti ini biasanya pembuluh darah pecah karena lonjakan

tekanan darah yang terjadi secara tiba-tiba karena suatu sebab tertentu,

misalnya karena makanan atau faktor emosional. Pecahnya

pembuluh darah di suatu tempat di otak dapat menyebabkan sel-sel

otak yang seharusnya mendapat pasokan oksigen dan nutrisi yang

dibawa melalui pembuluh darah tersebut menjadi kekurangan nutrisi

dan akhirnya mati. Darah yang tersembur dari pembuluh darah yang

pecah tersebut juga dapat merusak sel-sel otak yang berada

disekitarnya.

Page 24: GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA …

13

2) Penyakit Jantung

Peningkatan tekanan darah sistemik meningkatkan resistensi

terhadap pemompaan darah dari ventrikel kiri, sebagai akibatnya

terjadi hipertropi ventrikel untuk meningkatkan kekuatan kontraksi.

Kebutuhan oksigen oleh miokardium akan meningkat akibat hipertrofi

ventrikel, hal ini mengakibat peningkatan beban kerja jantung yang

pada akhirnya menyebabkan angina dan infark miokardium.

Disamping itu juga secara sederhana dikatakan peningkatan tekanan

darah mempercepat aterosklerosis dan arteriosklerosis.

3) Penyakit Arteri Koronaria

Hipertensi umumnya diakui sebagai faktor resiko utama penyakit

arteri koronaria, bersama dengan diabetes mellitus. Plak terbentuk

pada percabangan arteri yang ke arah aterikoronaria kiri, arteri

koronaria kanan dan agak jarang pada arteri sirromflex. Aliran darah

kedistal dapat mengalami obstruksi secara permanen maupun

sementara yang di sebabkan oleh akumulasi plak atau penggumpalan.

Sirkulasi kolateral berkembang disekitar obstruksi arteromasus yang

menghambat pertukaran gas dan nutrisi ke miokardium. Kegagalan

sirkulasi kolateral untuk menyediakan suplai oksigen yang adekuat ke

sel yang berakibat terjadinya penyakit arteri koronaria.

4) Aneurisme

Pembuluh darah terdiri dari beberapa lapisan, tetapi ada yang

Page 25: GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA …

14

terpisah sehingga memungkinkan darah masuk. pelebaran pembuluh

darah bisa timbul karena dinding pembuluh darah aorta terpisah atau

disebut aorta disekans. kejadian ini dapat menimbulkan penyakit

aneurisma dimana gejalanya adalah sakit kepala yang hebat, sakit di

perut sampai ke pinggang belakang dan di ginjal. aneurisme pada perut

dan dada penyebab utamanya pengerasan dinding pembuluh darah

karena proses penuaan (aterosklerosis) dan tekanan darah tinggi

memicu timbulnya aneurisme.

2. Asupan Natrium Dan Asupan Kolestrol

Natrium (sodium) merupakan salah satu mineral penting bagi tubuh.

Natrium adalah zat gizi mikro, yang bukan hanya bersumber dari garam dapur

saja, tetapi juga banyak terdapat di dalam bahan makanan lain yang dikonsumsi.

Natrium memegang peran penting dalam tubuh manusia. Namun, konsumsi

yang berlebihan akan berdampak negatif bagi tubuh. Hampir semua bahan

makanan mengandung natrium, baik yang secara alami terkandung di

dalamnya maupun yang ditambahkan melalui proses pemasakan. Oleh karena

itu, defisiensi natrium sangat jarang terjadi. Sebaliknya, kelebihan asupan

natrium sering menjadi penyebab munculnya berbagai macam penyakit,

sehingga kelebihan asupan natrium perlu diwaspadai dengan mencermati pola

makan sehari-hari. National Research Council of the National Academy of

Sciences merekomendasikan asupan natrium per hari sebanyak 1100-3300 mg.

Jumlah tersebut setara dengan ½—1½ sendok teh garam dapur per hari.

American Heart Association (AHA) merekomendasikan asupan natrium bagi

Page 26: GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA …

15

orang dewasa tidak lebih dari 2400 mg/hari, yaitu setara dengan satu sendok teh

garam dapur sehari (Prihatini dkk 2016).

Kolesterol adalah suatu zat lemak yang beredar di dalam diproduksi

oleh hati dan sangat diperlukan oleh tubuh.Asupan kolestrol yang dianjurkan

adalah <300 mg dalam sehari. Kolesterol yang berlebihan dalam darah akan

menimbulkan masalah terutama pada pembuluh darah jantung dan otak. Darah

mengandung kolesterol, dimana 80 % kolesterol darah tersebut di produksi oleh

tubuh sendiri dan hanya 20% yang berasal dari makanan. Kolesterol yang

diproduksi terdiri atas 2 jenis yaitu kolesterol HDL (High Density Lipoprotein)

dan kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein). Kolesterol LDL yang jumlahnya

berlebihan di dalam darah, akan diendapkan pada dinding pembuluh darah dan

membentuk bekuan yang dapat menyumbat pembuluh darah. Sedangkan

kolesterol HDL, mempunyai fungsi membersihkan pembuluh darah dari

kolesterol LDL yang berlebihan. (Siswono,2006 dalam Septianggi dkk 2013).

3. Pengukuran Asupan Makan

Berdasarkan jenis data yang diperoleh, pengukuran konsumsi makanan

menghasilkan dua jenis data konsumsi, yaitu data yang bersifat kualitatif dan

kuantitatif. Metode yang bersifat kualitatif biasanya digunakan untuk mengetahui

frekuensi makan, frekuensi konsumsi menurut jenis bahan makanan, dan

menggali informasi tentang kebiasaan makan (food habit) serta cara-cara

memperoleh bahan makanan tersebut. Metode-metode pengukuran konsumsi

makanan yang bersifat kualitatif adalah Metode frekuensi makanan (food

frequency method), metode dietary history, dan metode pendaftaran makanan

Page 27: GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA …

16

(food list). Metode pengukuran makanan yang bersifat kuantitatif adalah metode

recall 24 jam, perkiraan makanan (estimated food records), penimbangan

makanan (food weighing), metode food account, metode inventaris (inventory

method) dan metode food records (Supariasa dkk, 2016).

a. Food Recall 24 jam

Menurut Supariasa, dkk (2016) prinsip metode recall 24 jam adalah

mencatat jenis dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi pada periode 24

jam yang lalu. Hal penting yang perlu diketahui bahwa data yang diperoleh

dari recall 24 jam cenderung lebih bersifat kulaitatif. Oleh sebab itu, untuk

mendapatkan data kualitatif. Oleh sebab itu, untuk mendapatkan data

kuantitatif, jumlah konsumsi makanan individu ditanyakan secara teliti

dengan menggunakan alat URT (sendok, gelas, piring, dan lain-lain).

Apabila pengukuran hanya dilakukan 1 kali 24 jam, data yang diperoleh

kurang representative untuk menggambarkan kebiasaan makanan individu.

Dengan demikian recall 24 jam sebaiknya dilakukan berulang-ulang dan

tidak dilakukan dalam beberapa hari berturut-turut. 1 kali 24 jam recall dapat

digunakan dalam penelitian skala besar untuk mengetahui kelompok

masyarakat jika subjek yang digunakan representative untuk masyarakat, dan

penilaian dilakukan secara berturut-turt dalam 1 minggu. Data ini tidak cocok

untuk menjelaskan konsumsi makanan dan zat gizi individu sehingga perlu

dilakukan recall 24 jam beberapa hari secara berulang (repeated 24-hours

Recalls) pada individu untuk mendapatkan data individu tersebut (Gibson,

2005 dalam Supariasa dkk, 2016).

Page 28: GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA …

17

Kelebihan metode Recall 24 Jam:

1) Mudah melaksanakannya serta tidak terlalu membebani responden.

2) Biaya relatif murah, karena tidak memerlukan peralatan khusus dan

tempat yang luas untuk wawancara.

3) Cepat, sehingga dapat mencakup banyak responden.

4) Dapat digunakan untuk responden yang buta huruf.

5) Dapat memberikan gambaran nyata yang benar-benar dikonsumsi

individu sehingga dapat dihitung intake zat gizi sehari.

Kelemahan metode Recall 24 Jam:

1) Tidak dapat menggambarkan asupan makan sehari-hari, bila hanya

dilakukan recall satu hari.

2) Ketepatannya sangat tergantung pada daya ingat reponden.

3) The flat slope syndrom, yaitu kecenderungan bagi responden yang kurus

untuk melaporkan konsumsinya lebih banyak (over estimate) dan bagi

responden yang gemuk cenderung melaporkan lebih sedikit (under

estimate).

4) Membutuhkan tenaga atau petugas yang terlatih dan terampil dalam

menggunakan alat-alat bantu URT dan ketepatan alat bantu yang dipakai

menurut kebiasaan masyarakat.

b. FFQ (Food Frequency Questionnaires).

Menurut Supariasa, dkk (2016) Metode frekuensi makanan cocok

digunakan untuk mengetahui makanan yang pernah dikonsumsi pada masa

lalu sebelum gajala penyakit dirasakan oleh individu, yaitu dengan

menggunakan FFQ (Food Frequency Questionnaires). Tujuan metode

Page 29: GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA …

18

frekuensi makanan adalah untuk memperoleh data asupan energy dan zat

gizi dengan menentukan frekuensi penggunaan sejumlah bahan makanan

atau makanan jadi, sebagai sumber utama dari zat gizi tertentu dalam sehari,

seminggu, atau sebulan selama periode waktu tertentu (6 bulan sampai 1

tahun terakhir ).

Semi kuantitatif FFQ adalah kualitatif FFQ dengan tambahan perkiraan

ukuran porsi, seperti ukuran : kecil, medium, besar dan sebagainya.

Modifikasi tipe ini dapat dilakukan untuk mengetahui asupan energy dan zat

gizi spesifik. Kuesioner semi kuantitatif FFQ ini harus memuat bahan

makanan sumber zat gizi yang lebih utama.

Prosedur semi kuantitatif FFQ

1) Responden di minta untuk memberi tanda pada daftar makanan yang

tersedia pada kuesioner mengenai frekuensi penggunaannya dan ukuran

porsinya.

2) Rekapitulasi tentang frekuensi penggunaan jenis-jenis bahan makanan

terutama bahan makanan yang merupakan sumber-sumber zat gizi

tertentu selama periode tertentu pula.

3) Gunakan 3 ukuran porsi, yaitu : kecil, sedang, besar. Isikan ukuran porsi

yang dikonsumsi pada kotak yang tersedia.

4) Konversikan seluruh frekuensi bahan makanan yang digunakan ke dalam

penggunaan setiap hari dengan cara sebagai berikut :

1 kali/hari = 1

3 kali/hari = 3

4 kali/minggu = 4/7 hari = 0,57

Page 30: GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA …

19

5 kali/bulan = 5/30 hari = 0, 17

5) Frekuensi yang berulang-ulang setiap hari, dijumlahkan menjadi

konsumsi per hari.

6) Kemudian menghitung asupan zat gizi sehari menggunakan berat bahan

makanan per hari.

Kelebihan metode FFQ :

a) Mudah mengumpulkan data dan biaya murah.

b) Cepat (membutuhkan waktu sekitar 20 menit hingga 1 jam untuk setiap

responden).

c) Tidak membebani responden, dibandingkan dengan metode food record.

d) Dapat diisi sendiri oleh responden atau oleh pewawancara.

e) Pengolahan data mudah dilakukan.

f) Dapat digunakan pada jumlah sampel populasi yang besar.

g) Dapat menggambarkan kebiasaan makan untuk suatu makanan spesifik

jika dilaksanakan pada periode yang lebih panjang.

h) Dapat membantu untuk menjelaskan hubungan antara penyakit dan

kebiasaan makan.

Kelemahan metode FFQ :

a) Hasil tergantung pada kelengkapan daftar bahan makanan yang ditulis

pada kuesioner.

b) Makanan musiman sulit dihitung.

c) Bergantung pada daya ingat responden.

d) Ukuran porsi yang diberikan pada FFQ semi kuantitatif, mungkin tidak

sesuai dengan jumlah makanan yang dimakan oleh responden.

Page 31: GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA …

20

e) Hanya dapat menilai zat gizi tertentu, tidak digunakan untuk semua zat

gizi.

f) Akurasi alat ukur untuk jumlah konsumsi (absolute intake) rendah.

g) Sulit untuk menilai ketepatan frekuensi karena responden hanya berfikir

untuk mengingat frekuensi kebiasaan penggunaan bahan makanan.

h) Perlu membuat percobaan pendahuluan untuk menentukan jenis bahan

makanan yang akan masuk dalam daftar kuesioner.

i) Responden harus jujur dan mempunyai motivasi tinggi

3. Bahan Makanan Sumber Natrium Dan Kolestrol

Menurut Atmatsier (2004) bahan makanan yang dianjurkan dan yang

tidak dianjurkan sumber natrium adalah sebagai berikut :

Tabel 2

Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan

Bahan makanan Dianjurkan Tidak dianjurkan

Sumber karbohidrat Beras terutama beras

tumbuk/merah, pasta,

macaroni, roti tinggi serat,

Sereal, ubi, kentang, kue

buatan sendiri dengan

menggunakan sedikit

minyak/lemak tak jenuh.

Produk makanan jadi :

pie, cake, croissant,

pastries, biskuit,

kreakers, dan kue-kue

berlemak lain.

Sumber protein

hewani

Ikan, unggas tanpa kulit,

daging kurus, putih telur,

susu skim, yoghurt rendah

lemak, dan keju rendah

lemak.

Daging gemuk, daging

kambing, daging babi,

jeroan, otak, sosis,

sarden, kuning telur

(batasi hingga 3

butir/minggu), telur asin,

susu kental manis, krim,

yoghurt dari susu penuh,

keju dan es krim.

Page 32: GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA …

21

Tabel 2 lanjutan

Sumber protein nabati Tempe, tahu dan kacang-

kacangan

Dimasak dengan santan dan

digoreng dengan minyak

jenuh, seperti kelapa dan

kelapa sawit.

Buah Semua buah dalam

keadaan segar atau bentuk

jus

Buah yang diawetkan

dengan gula, seperti buah

kaleng dan buah kering.

Sumber lemak Minyak jagung. Kedelai,

kacang tananh, bunga

matahari dan wijen,

margarin tanpa garam

yang dibuat dari minyak

tidak jenuh ganda,

mayonase dan salad

dressing tanpa garam

yang dibuat dari minyak

tidak jenuh ganda.

Minyak kelapa dan minyak

kelapa sakit, mentega,

margarin, kelapa, santan,

krim, minyak babi/lard,

bacon, cocoa mentega,

mayonase dan dressing

dibuat dengan telur.

Sumber : Almatsier, S 2004

Bahan makanan sumber kolestrol adalah sebagai berikut :

Tabel 3

Bahan Makanan Sumber Kolestrol

Daging sapi Jantung ayam boiler Rampela ayam kampung

Daging kambing Usus ayam boiler Jantung ayam kampung

Daging ayam boiler Kulit ayam boiler Usus ayam kampung

Daging ayam kampung Telur ayam boiler Kulit ayam kampung

Hati ayam boiler Kuning terlur ayam boiler Telur ayam kampung

Rempela ayam boiler Hati ayam kampung Kuning terlur ayam kampung

Ikan tongkol Udang Ikan sepat

Ikan bandeng Ikan mas Ikan lele lokal

Ikan bawal Ikan mujair Ikan lele dumbo

Cumi-cumi Ikan nila

Sumber : Saidin, M 2000

Page 33: GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA …

22

B. KERANGKA TEORI

Gambar 1. Kerangka Teori

HIPERTENSI

Tidak Dapat Dikontrol Dapat Dikontrol

1. Keturunan 2. Jenis Kelamin 3. Umur

1. Kolestrol 2. Garam (Natrium) 3. Obesitas 4. Stress 5. Rokok 6. Alcohol 7. Kurang Olahraga

Page 34: GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA …

23

C. KERANGKA KONSEP

Keterangan : : Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

Gambar 2. Kerangka Konsep

Keturunan

Umur

Jenis Kelamin

Kurang Olahraga

Rokok

Obesitas

Stress

Alkohol

Tidak Dapat Dikontrol

Dapat Dikontrol

Kolestrol

Garam (Natrium)

HIPERTENSI

Page 35: GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA …

24

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis penelitian

deskriptif. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional study dimana

variabel dependen dan independen diukur dalam satu waktu.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian telah dilaksanakan pada tanggal Januari - Agustus 2018

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Poli Penyakit Dalam Rumah Sakit

Umum Daerah Bahteramas.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari unit didalam pengamatan yang akan

dilakukan. Populasi pada penelitian ini adalah jumlah rata-rata pasien hipertensi

rawat jalan setiap bulan di Rumah Sakit Umum Daerah Bahteramas yakni

sebanyak 61 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari pasien hipertensi rawat jalan di Rumah Sakit

Umum Daerah Bahteramas. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive

sampling yaitu dengan menggunakan menggunakan kriteria dalam memilih

Page 36: GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA …

25

sampel. Kriteria pemilihan sampel terbagi menjadi kriteria inklusi dan eksklusi..

Pasien rawat jalan di Rumah Sakit Umum Daerah Bahteramas yang terdapat

pada catatan rekam medik dari bulan Januari-Juni tahun 2017 sebanyak 364

orang dengan rata-rata 1 bulan sebanyak 61 orang. Penentuan jumlah sampel

dalam penelitian ini menggunakan rumus Stanley Lameshow sebagai berikut:

n =Z1−∝/2

2 P 1 − P N

d2 N − 1 + Z1−∝/2 2 P (1 − P)

Keterangan :

n = besar sampel

N = jumlah populasi

Z2

1-α/2 = standar devisi nominal1,96 dengan taraf kepercayaan 95%

d2 = tingkat kesalahan (10% = 0,1)

P = proporsi hipertensi di Sultra adalah 22,5% (0,225 ) (Sumber

Riskesdas 2013)

Perhitungan Sampel :

n =Z1−∝/2

2 P 1 − P N

d2 N − 1 + Z1−∝/2 2 P (1 − P)

n =1,962 x 0,225 1 − 0,225 61

0,12 61 − 1 + 1,962 x 0,225 (1 − 0,225)

n =3,8416 x 0,225 0,775 61

0,01 (60) + 3,8416 x 0,225 (0,775)

n =40,8626

0,6 + 0,66

n =40,8626

1,26

n = 32,43 + (10% x 32,43)

Page 37: GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA …

26

n =32,43 + 3,243

n = 35,67

n = 36 orang

Kriteria Sampel :

a) Kriteria sampel inklusi dalam penelitian ini adalah :

1) Subjek bersedia menjadi responden

2) Penderita hipertensi

3) Menjalani rawat jalan dan sedang berkunjung di Rumah Sakit

Bahteramas

4) Berusia ≥ 40 tahun

5) Mampu berkomunikasi dengan baik

b) Kriteria sampel ekslusi dalam penelitian ini adalah :

1) Penderita hipertensi yang mengalami stroke

D. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah asupan natrium, asupan kolestrol dan pasien

hipertensi

E. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

1. Jenis Data

a. Data Primer

1) Data karakteristik sampel meliputi : umur dan jenis kelamin.

2) Data asupan natrium dan kolestrol

Page 38: GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA …

27

b. Data Skunder

1) Data mengenai gambaran lokasi umum penelitian.

2. Cara Pengumpulan data

a. Data karakteristik sampel diperoleh melalui wawancara menggunakan

kuesioner.

b. Data asupan natrium dan kolestrol diperoleh dengan wawancara

menggunakan formulir Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire

(SQFFQ) dan alat bantu dengan buku foto makanan (Kemenkes RI, 2014)

c. Data mengenai gambaran lokasi umum penelitian diperoleh dari hasil

dokumentasi di Rumah Sakit Umum Bahteramas.

F. Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

a. Data karakteristik sampel diolah berdasarkan jawaban responden tentang

karakteristik masyarakat meliputi : umur, jenis kelamin, pekerjaan dan

pendidikan responden.

b. Data asupan natrium dan kolestrol

Bahan makanan yang diperoleh dari wawancara formulir Semi Quantitative

Food Frequency Questionnaire (SQFFQ) menggunakan ukuran porsi.

Kemudian konversikan seluruh frekuensi bahan makanan yang digunakan ke

dalam penggunaan setiap hari dengan cara sebagai berikut :

1 kali/hari = 1

3 kali/hari = 3

Page 39: GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA …

28

4 kali/minggu = 4/7 hari = 0,57

5 kali/bulan = 5/30 hari = 0, 17

Frekuensi yang berulang-ulang setiap hari, dijumlahkan menjadi

konsumsi per hari. Kemudian menghitung asupan zat gizi sehari

menggunakan berat bahan makanan per hari menggunakan software

nutrisurvey. Asupan natrium dan kolestrol akan dikategorikan menjadi 2

yaitu asupan normal dan asupan lebih.

2. Analisis Data

Data yang terkumpul akan dianalisis secara deskriptif dalam bentuk distribusi

frekuensi.

G. Definisi Operasional

1. Hipertensi merupakan suatu keadaan sampel yang didiagnosa hipertensi oleh

dokter atau tenaga medis lain, diukur menggunakan tensimeter yang diperoleh

dari rekam medik.

2. Asupan natrium adalah jumlah natrium yang dikonsumsi dalam sehari yang

berasal dari garam dan sumber makanan lain.

Kriteia :

Asupan normal : < 2.400 mg

Asupan lebih : ≥ 2.400 mg

3. Asupan kolestrol adalah jumlah kolestrol yang dikonsumsi dalam sehari.

Kriteria :

Asupan normal : < 300 mg

Asupan lebih : ≥ 300 mg

Page 40: GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA …

29

4. Pasien hipertensi rawat jalan adalah pelayanan medis kepada seorang pasien

hipertensi untuk tujuan pengamatan, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi, dan

pelayanan kesehatan lainnya, tanpa mengharuskan pasien tersebut dirawat inap.

Page 41: GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA …

30

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

a. Keadaan Geografis

Sejak bulan November 2012, Rumah Sakit Umum Provinsi Sulawesi

Tenggara (RSU Prov. Sultra) pindah dari jalan Dr. Ratulangi No. 151

Kelurahan Kemaraya Kecamatan Mandonga ke jalan Kapt. Pierre Tendean

No. 40 Baruga, dan bernama Rumah Sakit Daerah (RSUD) Bahteramas

Provinsi Sulawesi Tenggara. Lokasi ini sangat strategis karena mudah

dijangkau dengan kendaraan umum. Adapun batas-batas RSUD Bahteramas

Provinsi Sulawesi Tenggara secara administratif sebagai berikut :

1) Sebelah Utara : Kantor Pengadilan Agama

2) Sebelah Timur : Kantor Polsek Baruga

3) Sebelah Selatan : Perumahan Penduduk

4) Sebelah Barat : Balai Pertanian Provinsi Sulawesi Tenggara

b. Sarana dan Prasarana

RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara berdiri di atas tanah

dengan luas mencapai 170.000 m2. Sarana dan prasarana yang berupa

bangunan fisik seluas 54.127 m2 sedangkan selebihnya belum terealisasi atau

belum selesai dibangun. Namun semua bangunan yang telah dioprasikan

memiliki tingkat aktivitas yang sangat tinggi.

Sebagian sarana fisik termasuk sarana pelayanan pasien telah

direhabilitasi namun masih ada beberapa sarana fisik lain yang memerlukan

Page 42: GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA …

31

rehabilitas dan renovasi. Sarana kesehatan terdiri dari pelayanan rawat jalan,

rawat inap, instalasi dan pelayanan penunjang medik. Pelayanan rawat jalan

terdiri: poliklinik penyakit dalam, poliklinik kesehatan anak, poliklinik

bedah, poliklinik THT, poliklinik mata, poliklinik kulit dan kelamin,

poliklinik kesehatan gigi dan mulut, poliklinik neurologi, poliklinik

kebidanan dan penyakit kandungan, poliklinik jantung dan kardiovaskular

dan poliklinik gizi.

Sedangkan pelayanan rawat inap terdiri dari: ruang perawatan penyakit

dalam, kesehatan anak, bedah, THT, mata, kulit dan kelamin, gigi dan mulut,

neurologi, penyakit kandungan, perawatan intensif, prenatologi. Sedangkan

instalasi terdiri dari instalasi gawat darurat dan instalasi rehabilitasi medik.

Pelayanan penunjang antara lain terdiri dari: patologi klinik, patologi

anatomi, radiologi, farmasi, dan pelayanan lain seperti binantu, ambulance

serta pengatur jenazah.

Prasarana rumah sakit terdiri dari: listrik dari PLN tersedia 1.100 KVA

dibantu dengan 2 unit genset (2 x 250 KVA), air yang digunakan berasal dari

sumur dalam, sumur bor dan PDAM, sarana komunikasi berupa jaringan

PABX dan jaringan internet, sistem alarm kebakaran, hydrant, dan tabung

kebakaran disemua gedung, pembuangan limbah padat (insenarator) dan

pembuangan limbah cair (IPAL).

c. Visi dan Misi Rumah Sakit

Visi RSUD bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara yaitu

―Pembangunan kesehatan di Sultra mengacu pada visi yang telah ditetapkan

oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara yaitu terwujudnya

Page 43: GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA …

32

masyarakat Sulawesi Tenggara yang sehat 2010‖. Untuk mewujudkan visi

tersebut, maka misi yang diemban oleh RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi

Tenggara adalah:

1) Memberikan pelayanan kesehatan prima berlandaskan etika profesi.

2) Meningkatkan kesejahteraan karyawan.

3) Menyelenggarakan pendidikan, pelatihan, dan penelitian tenaga

kesehatan.

Motto RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara adalah:

―Melayani dengan hati dan senyuman‖ dan Filosofi RSUD Bahteramas

Provinsi Sulawesi Tenggara adalah ―Melayani dengan baik merupakan

ibadah‖.

d. Tugas Pokok dan Fungsi Rumah Sakit

Tugas pokok dan fungsi RSUD Bahteramas Sulawesi Tenggara

mengacu pada Perda Nomor 5 tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan

Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi

Tenggara dan Pola Tata Kelola RSUD Provinsi Sulawesi Tenggara yakni

―Melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan hasil guna dengan

mengutamakan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan yang

dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan serta

pencegahan, dan melaksanakan upaya rujukan‖.

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana tersebut diatas, RSU

Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara mempunyai fungsi yaitu

menyelenggarakan pelayanan medik, menyelenggarakan pelayanan

penunjang medik, menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan,

Page 44: GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA …

33

menyelenggarakan pelayanan rujukan, menyelenggarakan pendidikan dan

pelatihan, menyelenggarakan penelitian dan pengembangan kesehatan,

menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan.

e. Organisasi dan Manajemen

Struktur organisasi RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara

ditetapkan berdasarkan PP Nomor 41 tahun 2007 yang dituangkan dalam

Perda Provinsi Sulawesi Tenggara No 5 tahun 2008, Peraturan Gubernur

Sulawesi tenggara Nomor 65 tahun 2008 dan Pola Tata Kelola RSU Provinsi

Sulawesi Tenggara.

Pimpinan RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara disebut

Direktur dan menduduki jabatan struktural eselon II B. Direktur dibantu oleh

tiga orang wakil direkdur yaitu wakil direktur umum dan keuangan, wakil

direktur pendidikan dan pelatihan serta wakil direktur pelayanan, masing

menduduki jabatan struktural eselon III A. wakil direktur umum dan

keuangan membawahi tiga bagian yakni bagian umum, bagian keuangan dan

bagian perencanaan dan rekam medis. Kepala bidang dan kepala bagian

masing menduduki jabatan struktural eselon III B. wakil direktur pendidikan

dan pelayanan membawahi bidang pendidikan dan pelatihan. Sedangkan

wakil direktur pelayanan membawahi dua bidang yakni bidang pelayanan

medik dan bidang keperawatan.

Masing-masing kepala bidang dan kepala bagian membawahi seksi atau

sub bagian yaitu kepala bidang pelayanan medik membawahi seksi

pelayanan medik, pelayanan penunjang medik serta seksi diklat dan

penelitian dan pengembangan kesehatan. Kepala bidang keperawatan

Page 45: GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA …

34

membawahi seksi pelayanan keperawatan dan seksi etika dan mutu

keperawatan. Sedangkan kepala bagian membawahi sub bagian masing-

masing yaitu kepala bagian umum membawahi sub bagian tata usaha, sub

bagian kepegawaian dan sub bagian perlengkapan rumah tangga. Kepala

bagian keuangan membawahi sub bagian mobilisasi dana, sub bagian

verifikasi dan akuntansi dan sub bagian perbendaharaan, serta kepala bagian

perencanaan dan rekam medis membawahi sub bagian penyusunan program

dan pelaporan, sub bagian rekam medis dan sub bagian pemasaran dan

hokum. Kepala seksi dan kepala sub bagian masing-masing menduduki

jabatan struktural eselon IV B.

Selain jabatan struktural, di RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi

tenggara juga terdapat jabatan fungsional yakni kepala-kepala instalasi yang

dibawahi langsung oleh kepala instalasi. Sedangkan komite medis yang

merupakan perwakilan dan kelompok staf medis fungsional dibawahi

langsung oleh direktur. Pengangkatan kepala instalasi adalah wewenang

direktur, sedangkan pengangkatan komite medis adalah wewenang direktur

atas usulan direktur.

f. Tenaga Kesehatan

Tenaga Kesehatan di RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara

hingga tahun 2016 berjumlah 771 orang Pegawai Negeri Sipil (PNS), terdiri

atas tenaga medis sebanyak 71 orang, paramedis perawatan sebanyak 358

orang, paramedis non perawatan 212 orang dan non medis sebanyak 121

orang. Sedangkan tenaga kontrak sebanyak 74 orang.

Page 46: GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA …

35

2. Karakteristik Responden

Karakteristik responden di RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi

Tenggara disajikan pada tabel 4 sebagai berikut:

Tabel 4

Karakteristik Responden di RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi

Tenggara

Indikator n %

Umur 56,4 ± 8,42*

Jenis Kelamin

Perempuan

Laki-Laki

21

15

58,3

41,7

Ket :

*Mean (± standar deviasi 8,42)

*Umur (n= 36 orang)

Tabel 4 menunjukkan bahwa responden rata-rata berumur 56,4 ± 8,42,

tingginya hipertensi sejalan dengan bertambahnya umur yang disebabkan oleh

perubahan struktur pada pembuluh darah besar. Sebagian besar responden

berjenis kelamin perempuan, yakni sebanyak 21 orang (58,3%).

3. Gambaran Asupan Makan Natrium dan Kolestrol Pada Pasien Hipertensi

a. Asupan Makan Natrium

Berdasarkan asupan makan natrium responden di RSUD Bahteramas

Provinsi Sulawesi Tenggara yang diperoleh dengan emnggunakan metode

semi quantitative food frequency (SQFFQ) disajikan pada tabel 5 sebagai

berikut:

Page 47: GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA …

36

Tabel 5

Distribusi Asupan Makan Natrium Responden di

RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara

Jenis Kelamin

Asupan Makan Natrium

Normal

(<2400 mg)

Lebih

(≥2400 mg) Nilai

n % n %

Perempuan 4 11,1 17 47,2 2585,18

Laki-Laki 2 5,6 13 36,1 2524.28

Tabel 5 menunjukkan bahwa sebagian besar responden berjenis

kelamin perempuan memiliki asupan makan natrium lebih sebanyak 17 orang

(47,2%), dan responden berjenis kelamin laki-laki yang memiliki asupan

natrium tinggi sebanyak 13 orang (36,1%).

b. Asupan Makan Kolestrol

Berdasarkan asupan makan kolestrol responden di RSUD Bahteramas

Provinsi Sulawesi Tenggara yang diperoleh dengan emnggunakan metode

semi quantitative food frequency (SQFFQ) disajikan pada tabel 6 sebagai

berikut:

Tabel 6

Distribusi Asupan Makan Kolestrol Responden di

RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara

Jenis Kelamin

Asupan Makan Kolestrol

Normal

(<300 mg)

Lebih

(≥300 mg) Nilai

n % n %

Perempuan 16 44,5 5 13,9 214.93

Laki-Laki 12 33,3 3 8,3 211.39

Tabel 6 menunjukkan bahwa sebagian besar responden perempuan

memiliki asupan kolestrol normal, yakni sebanyak 16 orang (44,5%), dan

Page 48: GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA …

37

responden laki-laki yang memiliki asupan kolestrol normal, yakni sebanyak

12 orang (33,3%).

B. Pembahasan

Responden pada penelitian ini rata-rata berumur 56,4 ± 8,42. Umur

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tekanan darah. Umur berkaitan

dengan tekanan darah tinggi (hipertensi). Semakin tua seseorang maka semakin besar

resiko terserang hipertensi (Khomsan, 2003). Hal ini terjadi karena pada usia tersebut

arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku karena itu darah pada

setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh darah yang sempit daripada

biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan darah.

Responden pada penelitian ini sebagian besar berjenis kelamin perempuan

yaitu sebanyak 21 orang (58,3%) dan berjenis kelamin laki-laki sebanyak 15 orang

(41,7%). Dalam penelitian ini subjek yang banyak mengalami hipertensi adalah

perempuan. Menurut Singalingging (2011) rata-rata perempuan akan mengalami

peningkatan resiko tekanan darah tinggi (hipertensi) setelah menopouse yaitu usia

diatas 45 tahun. Perempuan yang belum menopouse dilindungi oleh hormon

estrogen yang berperan dalam meningkatkan kadar High Density Lipoprotein

(HDL). Kadar kolesterol HDL rendah dan tingginya kolesterol LDL (Low Density

Lipoprotein) mempengaruhi terjadinya proses aterosklerosis (Anggraini dkk, 2009).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pasien hipertensi rawat

jalan di RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara yang berjenis kelamin

perempuan memiliki asupan makan natrium lebih sebanyak 17 orang (47,2%), dan

Page 49: GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA …

38

responden berjenis kelamin laki-laki yang memiliki asupan natrium lebih sebanyak

13 orang (36,1%).

Banyaknya makanan yang mengandung natrium berpengaruh terhadap

jumlah natrium yang masuk kedalam tubuh, dimana 75% konsumsi natrium berasal

dari makanan olahan, jika konsumsi natrium berlebih akan menyebabkan

penumpukan cairan dalam tubuh sehingga meningkatkan volume darah yang pada

akhirnya akan meningkatkan tekanan darah. (Teguh 2009 dalam Melisa 2011).

Asupan natrium yang tinggi akan menyebabkan pengeluaran berlebihan

hormon natriouretik. Apabila terlalu banyak air keluar dari tubuh, volume darah dan

tekanan darah akan turun. Sel-sel ginjal akan mengeluarkan enzim renin. Renin

mengaktifkan protein di dalam darah yang dinamakan angiotensinogen ke dalam

bentuk aktif berupa angiotensin. Angiotensin akan mengecilkan diameter pembuluh

darah sehingga tekanan darah akan naik. Jantung harus memompa keras untuk

mendorong volume darah yang meningkat melalui ruang yang makin sempit

sehingga menyebabkan hipertensi. Konsumsi garam (natrium) yang tinggi selama

bertahun-tahun kemungkinan meningkatkan tekanan darah karena meningkatnya

kadar sodium di dalam sel-sel otot halus pada dinding arteriol. Garam menyebabkan

penumpukan cairan dalam tubuh karena menarik cairan di luar sel agar tidak

dikeluarkan, sehingga akan meningkatkan volume dan tekanan darah. (Atun, dkk

2014).

Konsumsi tinggi lemak juga dapat menyebabkan tekanan darah meningkat.

Konsumsi lemak yang berlebihan akan meningkatkan kadar kolesterol dalam

darah terutama kolesterol LDL dan akan tertimbun dalam tubuh. Kolesterol tersebut

akan melekat pada dinding pembuluh darah yang lama-kelamaan pembuluh darah

Page 50: GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA …

39

akan tersumbat diakibatkan adanya plaque dalam darah yang disebut dengan

aterosklerosis. Plaque yang terbentuk akan mengakibatkan aliran darah

menyempit sehingga volume darah dan tekanan darah akan meningkat (Morrell,

2005 dalam Ismuningsih 2013).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pasien hipertensi rawat

jalan di RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara yang berjenis kelamin

perempuan memiliki asupan kolestrol normal, sebanyak 16 orang (44,5%), dan

responden laki-laki yang memiliki asupan kolestrol normal, yakni sebanyak 12 orang

(33,3%). Asupan makan kolestrol lebih responden yang berjenis kelamin perempuan

adalah sebanyak 5 orang (13,9%), dan responden yang berjenis kelamin laki-laki

adalah sebanyak 3 orang (8,3%).

Jenis makanan sumber natrium dan kolestrol sering dikonsumsi oleh

responden diantaranya untuk sumber karbohidrat: roti sebagian besar dikonsumsi 1-

2x/minggu, mie sebagian besar dikonsumsi 2-3x/minggu, bihun sebagian besar

dikonsumsi 1-2x/bulan, kue kering dikonsumsi 1-2x/mg, biskuit sebagian besar

dikonsumsi 1-2x/hari. Sumber protein hewani diantaranya ikan asin sebagian besar

dikonsumsi 1-2x/bulan, ikan sarden sebagian besar dikonsumsi 1x/bulan, cumi-cumi

segar sebagian besar dikonsumsi 1-3x/bulan, udang segar sebagian besar dikonsumsi

1x/minggu, susu sebagian besar dikonsumsi 1-3x/bulan, daging sapi sebagian besar

dikonsumsi 1x/bulan, daging ayam boiler sebagian besar dikonsumsi 1x/minggu,

telur ayam ras sebagian besar dikonsumsi 3x/minggu, ikan tongkol sebagian besar

dikonsumsi 2-3x/minggu, ikan bandeng sebagian besar dikonsumsi 1-2x/minggu,

ikan lele dumbo sebagian besar dikonsumsi 1-2x/bulan. Sumber protein nabati yang

sering dikonsumsi adalah kacang tanah 1-2x/minggu. Jenis bumbu yang sering

Page 51: GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA …

40

dikonsumsi adalah garam yakni 3x/hari (1-1 ½ sdt /hari), saos sebagian besar

dikonsumsi 2-3x/minggu, kecap manis sebagian besar dikonsumsi 2-3x/minggu.

Semua responden yang merupakan pasien hipertensi rawat jalan di RSUD

bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara pada umumnya sudah mendapatkan edukasi

untuk membatasi mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak garam

(natrium) atau makanan yang mempunyai rasa asin. Sebagian besar responden biasa

mengkonsumsi makanan yang diolah dengan cara direbus atau dibakar, hanya sedikit

responden yang biasa mengkonsumsi makanan dengan pengolahan digoreng.

Keterbatasan pada penelitian ini adalah kurangnya jenis makanan yang

terdapat pada formulir semi-FFQ, jenis makanan yang sudah diolah dan yang biasa

dikonsumsi oleh masyarakat Sulawesi Tenggara serta yang mengandung tinggi

garam (natrium) dan kolestrol.

Page 52: GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA …

41

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah

sebagai berikut:

1. Pasien hipertensi rawat jalan di RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara

memiliki asupan makan natrium lebih berjenis kelamin perempuan sebanyak 17

orang (47,2%) dengan nilai 2.585,18 mg dan asupan makan natrium lebih

berjenis kelamin laki-laki sebanyak 13 orang (36,1%) dengan nilai 2.524,28 mg.

2. Pasien hipertensi rawat jalan di RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara

memiliki asupan kolestrol normal yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 16

orang (44,5%) dengan nilai 214,93 mg, dan laki-laki yang memiliki asupan

kolestrol normal, yakni sebanyak 12 orang (33,3%) dengan nilai 211,39 mg.

B. Saran

1. Bagi penderita hipertensi, agar dapat lebih membatasi makanan yang

mengandung tinggi garam (natrium) atau makanan yang memiliki rasa asin.

2. Bagi peneliti lain, jika meeliti variabel yang sama agar dapat menambahkan

berbagai jenis makanan sumber natrium dan kolestrol lainnya.

Page 53: GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA …

42

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, AD.,Waren, S., Situmorang, E., Asputra, H., dan Siahaan, SS. 2009.

Faktor—Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Pasien

Yang Berobat Di Poliklinik Dewasa Puskesmas Bangkinang Periode Januari

Sampai Juni 2008. Fakultas Kesehatan. Universitas Riau. Files of DrsMed-FK

UNRI : 1-41

Atmasier, S. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT Gramedia. Jakarta

Atun, L, Siswati, T, Kurdanti W. 2014. Sumber Asupan Natrium, Rasio Kalium

Natrium, Aktivitas Fisik, Dan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi. Media

Gizi Mikro Indonesia. Vol. 6, No. 1, Hal 63-71.

Data Rekam Medik. RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara. 2017

Dinkes, 2015. Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara.Dinkes Provinsi Sulawesi Tenggara.

Kendari. p 101.

Harefa, V.M. 2017. Hubungan Kadar Kolestrol Dengan Derajat Hipertensi Pada

Penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Hiliweto Gido Kabupaten

Nias. Universitas Sumatra Utara Medan. Skripsi.

Ismuningsih, R. 2013. Pengaruh Konsumsi Lemak Terhadap Tekanan Darah Penderita

Hipertensi Rawat Jalan Di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta.

Universitas Muhammadiyah Surakarta. KTI.

Jumria. 2016. Hubungan Hipertensi Pada Ibu Hamil Dengan Berat Badan Dan Panjang

Badan Lahir Di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Wakatobi. Politeknik

Kesehatan Kendari. KTI.

Kemenkes RI. 2013. Laporan Riset Kesehatan Dasar. Badan Kementrian Kesehatan.

Jakarta. RI, p 88.

Kemenkes RI. 2014. InfoDatin : Hipertensi. Jakarta : Pusat Data dan Informasi

Kementrian Kesehatan RI.

Page 54: GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA …

43

Kemenkes RI. 2014. Buku Foto Makanan Survei Konsumsi Makanan Individu (SKMI

2014). Jakarta.

Legi, N, Rumagit, F.A, Ansyu, E.Y. 2015. Asupan Lemak Dan Natrium Pada Penderita

Hipertensi Di Puskesmas Paceda Kecamatan Mandidir Kota Belitung. Info

Kesehatan. Vol. 10 No. 1. Hal: 68-75.

Lemeshow, S & David W.H.Jr, 1997. Besar Sampel dalam Penelitian Kesehatan

(terjemahan). Gadjhmada University Press. Yogyakarta.

Maryati, H. 2017. Hubungan Kadar Kolestrol Dengan Tekanan Darah Penderita

Hipertensi Di Dusun Sidomolyo Desa Rehoagung Kecamatan Ploso Kabupaten

Jombang. Indonesian Jurnal Of Human Nutrition. Vol. 8 No. 2. Hal: 128-137.

Melisa. 2011. Faktor Resiko Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Di RSUD

Kabupaten Wakatobi. Politeknik Kesehatan Kendari. KTI.

Muhammadun, A.S., 2010. Hidup bersama hipertensi. Yogyakarta: In-Books.

Pusparani, I.D. 2016. Gambaran Gaya Hidup Pada penderita Hipertensi Di Puskesmas

Ciangsana Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor. Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi

Prihatini, S, Permaesih, D, Julianti, E.D. 2016. Asupan Natrium Penduduk Indonesia:

Analisis Data Survei Konsumsi Makanan Individu (SKMI) 2014. Gizi

Indonesia. Vol. 39 No. 1. Hal: 15-24.

Prodi D-III Gizi. 2017. Pedoman Menulis Karya Ilmiah. Politeknik Kesehatan Kendari.

Qoni’ah. 2009. Cara Mudah Memahami dan Menghindari Hipertensi, Jantung, dan

Stroke. Dianloka Pustaka. Yogyakarta. Hal 71-72.

Rahima, D, Rahmawati, W, Holipah, Wirawan, N. 2016. Asupan Kolestrol Dan

Tekanan Darah Pada WUS Hipertensi Suku Madura di Kota Malang. Indonesian

Jurnal Of Human Nutrition. Vol. 3 No. 2. Hal: 75-83.

Saidin, M. 2000. Kandungan Kolestrol Dalam Berbagai Bahan Makanan Hewani. Pusat

Penelitian dan Pengembangan Gizi, Badan Litbangkes, Depkes RI. Vol. 27 No 2

Page 55: GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA …

44

Supariasa,dkk, 2016. Penilaian Status Gizi, Ed 2. Buku Kedokteran EGC. Jakarta

Septianggi, F.N, Mulyati, T, Sulistya, H.K. 2013. Hubungan Asupan Lemak Dan

Asupan Kolestrol Dengan Kadar Kolestrol Total Pada Penderita Jantung

Koroner Rawat Jalan Di RSUD Tugurejo Semarang. Jurnal Gizi Universitas

Muhammadiyah Semarang. Vol. 2. No. 2.

Page 56: GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA …

45

LAMPIRAN

Page 57: GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA …

Lampiran 1 Penelitian Asupan Natrium Dan Kolestrol Pasien Hipertensi Rawat Jalan

Di Rumah Sakit Umum Bahteramas tahun 2018 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari Jurusan Gizi

Program Studi Diploma III Jl. Patimura No. 45 Kota Kendari Telp./Fax.0401-3123173

LEMBAR PERSETUJUAN SEBAGAI RESPONDEN

Saya adalah mahasiswa Prodi DIII Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Kendari yang saat ini sedang melakukan penelitian. Oleh karena itu, saya memohon kesediaan waktu ibu/bapak untuk melakukan wawancara selama maksimal 1 jam. Saya akan merahasiakan seluruh informasi yang ibu/bapak berikan. Perlu saya informasikan bahwa keikut sertaan ibu/bapak dalam wawancara ini bersifat suka rela.

Setelah dijelaskan mengenai tujuan dan manfaat studi tentang “Gambaran Asupan Natrium Dan Kolestrol Pada Pasien Hipertensi Rawat Jalan Di Rumah Sakit Umum Bahteramas”, maka saya:

Nama(usia) :…………………................................……………………….. ( ……tahun) Alama :………..………………………………………………………. No.HP :………..……………………………………………………….. Secara suka rela dan tanpa ada paksaan setuju untuk menjadi responden dan di wawancarai dalam studi

ini.

Bahteramas ,....................................... 2018 Tanda tangan Responden

Nama:………….….........…….…………..

Page 58: GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA …

Lampiran 2

Penelitian Asupan Makan Natrium dan Kolestrol Pada Penderita Hipertensi

Di Rumah Sakit Umum Bahteramas tahun 2018

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari

Jurusan Gizi

Program Studi Diploma III

Jl. Patimura No. 45 Kota Kendari Telp./Fax.0401-3123173

Nama Responden :

Jenis Kelamin :

Umur :

Pendidikan :

Pekerjaan :

No Hp :

Formulir Metode Semi Kuantitatif FFQ

Jenis Makanan

Ukuran

Penyajian

Frekuensi Konsumsi Porsi Rata-rata

frekuensi/hari

Rata-rata

gram/hari 1x /

hari

1x /

minggu

1x /

bulan

Tidak

pernah URT

Gram

1. Karbohidrat

a. Roti

b. Mie

c. Bihun

d. Kue kering

e. Biscuit

f. kreackers

2. Protein hewani

Page 59: GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA …

a. Kornet

b. Ikan Asin

c. Ikan sarden

d. Cumi-cumi segar

e. Cumi kering

f. Udang segar

g. Udang kering

h. Telur asin

i. Susu

j. Daging sapi

k. Daging kambing

l. Daging ayam boiler

m. Daging ayam kampung

n. Hati ayam boiler

o. Rempela ayam boiler

p. Jantung ayam boiler

q. Usus ayam boiler

r. Kulit ayam boiler

s. Telur ayam boiler

t. Kuning terlur ayam boiler

u. Hati ayam kampung

v. Rampela ayam kampung

w. Jantung ayam kampung

x. Usus ayam kampung

y. Kulit ayam kampung

z. Telur ayam kampung

aa. Kuning terlur ayam kampung

bb. Ikan tongkol

cc. Ikan bandeng

Page 60: GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA …

dd. Ikan bawal

ee. Ikan mas

ff. Ikan mujair

gg. Ikan nila

hh. Ikan sepat

ii. Ikan lele lokal

jj. Ikan lele dumbo

3. Protein nabati

a. Keju

b. Kacang Tanah

4. Sayur

a. Sawi asin

b. Acar

5. Buah

a. Buah dalam kaleng

6. Bumbu-Bumbu

a. Garam

b. Vetsin

c. Masako

d. Royiko

e. Saos tomat

f. Saos cabe

g. Kecap manis

h. Kecap asin

i. Minyak kelapa

j. Mentega

k. Margarine

Page 61: GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA …

Lampiran 3

Master Tabel Asupan Natrium Dan Kolestrol

No Nama Jenis

Kelamin

Usia Alamat Pendidikan Pekerjaan Tekanan

Darah

Asupan

Natrium

Kategori Asupan

Natrium

Asupan

Kolestrol

Kategori Asupan

Kolestrol

1 A P 64 lapulu D3 pensiunan 180/100 2252.75 asupan natrium

normal

308.5 asupan kolestrol

lebih

2 S P 52 jln dr

sutomo

S1 ibu rumah

tangga

150/80 2928.69 asupan natrium

lebih

188.3 asupan kolestrol

normal

3 AN L 48 pondidaha SD wiraswasta 130/80 2005 asupan natrium

normal

137.1 asupan kolestrol

normal

4 T P 66 baito SMA ibu rumah

tangga

140/70 2592.15 asupan natrium

lebih

268.8 asupan kolestrol

normal

5 B L 69 benu-benua D1 pensiunan 140/90 2620.72 asupan natrium

lebih

339.4 asupan kolestrol

lebih

6 SH P 65 lepo-lepo D1 pensiunan 140/90 2250.89 asupan natrium

normal

323.3 asupan kolestrol

lebih

7 BD L 57 rabunale SMA wiraswasta 130/90 2204.15 asupan natrium

normal

154.3 asupan kolestrol

normal

8 DH P 60 batu gong SD ibu rumah

tangga

130/100 2481.15 asupan natrium

lebih

302.1 asupan kolestrol

lebih

9 DN P 53 kemaraya D3 PNS 120/70 2514.02 asupan natrium

lebih

318.4 asupan kolestrol

lebih

10 drs A L 71 baruga S1 pensiunan 130//80 2512.72 asupan natrium

lebih

347.9 asupan kolestrol

lebih

11 E P 44 pondidaha SMA ibu rumah

tangga

140/90 2511.49 asupan natrium

lebih

160.2 asupan kolestrol

normal

12 A P 56 unaaha S1 PNS 160/90 1992.59 asupan natrium

normal

265.7 asupan kolestrol

normal

13 SU P 49 konda SD pedagang 170/90 2784.14 asupan natrium 303.4 asupan kolestrol

Page 62: GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA …

lebih lebih

14 MY L 46 sodoha SMA wiraswasta 130/70 2417.1 asupan natrium

lebih

216.8 asupan kolestrol

normal

15 IS L 65 baruga S1 pensiunan 130/90 2802.53 asupan natrium

lebih

163.9 asupan kolestrol

normal

16 DR L 60 kadia SD pensiunan 130/90 2413.56 asupan natrium

lebih

319.9 asupan kolestrol

lebih

17 J L 40 konawe

utara

S1 PNS 140/80 2594.43 asupan natrium

lebih

281.4 asupan kolestrol

normal

18 M P 58 moramo SD ibu rumah

tangga

160/100 2607.17 asupan natrium

lebih

199.7 asupan kolestrol

normal

19 N P 40 wolesi SD ibu rumah

tangga

160/90 2551.78 asupan natrium

lebih

259 asupan kolestrol

normal

20 MS L 67 kemaraya SMP petani 180/100 2926.51 asupan natrium

lebih

155.6 asupan kolestrol

normal

21 S L 57 pondidaha SMA wiraswasta 145/80 2862.81 asupan natrium

lebih

173.3 asupan kolestrol

normal

22 JS P 53 azatata SMA ibu rumah

tangga

120/80 2358.9 asupan natrium

normal

226.5 asupan kolestrol

normal

23 SM P 65 graha mulya SMA ibu rumah

tangga

170/70 2805.5 asupan natrium

lebih

171.1 asupan kolestrol

normal

24 K P 50 andonohu SD ibu rumah

tangga

140/100 2418.1 asupan natrium

lebih

135.2 asupan kolestrol

normal

25 LI L 50 baruga SMA wiraswasta 150/90 2508.31 asupan natrium

lebih

187.1 asupan kolestrol

normal

26 JM L 55 silia jaya SD wiraswasta 150/80 2618.64 asupan natrium

lebih

263.8 asupan kolestrol

normal

27 LA L 60 btn korem SMA pensiunan 140/100 2500.49 asupan natrium

lebih

155.9 asupan kolestrol

normal

28 MSN L 59 mataiwoi S1 PNS 130/80 2413.38 asupan natrium

lebih

141 asupan kolestrol

normal

Page 63: GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA …

29 H P 41 lepo-lepo S1 ibu rumah

tangga

150/100 2697.27 asupan natrium

lebih

134.6 asupan kolestrol

normal

30 BH L 59 konawe SMA pensiunan 130/80 2463.9 asupan natrium

lebih

133.5 asupan kolestrol

normal

31 MB P 55 punrang SMA ibu rumah

tangga

170/70 2896.88 asupan natrium

lebih

121.2 asupan kolestrol

normal

32 N P 53 batu gong SMP ibu rumah

tangga

140/100 2838.61 asupan natrium

lebih

153.3 asupan kolestrol

normal

33 HM P 55 KONSEL SD ibu rumah

tangga

150/80 2726.34 asupan natrium

lebih

141.6 asupan kolestrol

normal

34 hj. DN P 61 perumnas S1 pensiunan 130/70 2598.17 asupan natrium

lebih

189.3 asupan kolestrol

normal

35 JY P 72 sao-sao SD ibu rumah

tangga

140/100 2506.92 asupan natrium

lebih

217.9 asupan kolestrol

normal

36 SS P 57 Soropia SD ibu rumah

tangga

200/100 2975.44 asupan natrium

lebih

125.5 asupan kolestrol

normal

Page 64: GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA …

Lampiran 4. Hasil Analisi Statistik

Statistics

usia responden

N Valid 36

Missing 0

Mean 56.44

Std. Deviation 8.419

Statistics

jenis kelamin responden

N Valid 36

Missing 0

Mean 1.58

Median 2.00

Std. Deviation .500

Minimum 1

Maximum 2

jenis kelamin responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

laki-laki 15 41.7 41.7 41.7

perempuan 21 58.3 58.3 100.0

Total 36 100.0 100.0

kategori tekanan darah

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid hipertensi 36 100.0 100.0 100.0

Page 65: GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA …

Statistics

asupan natrium responden

N Valid 36

Missing 0

Mean 2559.8111

Median 2532.9000

Std. Deviation 242.38563

Minimum 1992.59

Maximum 2975.44

kategori natrium

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

asupan natrium normal 6 16.7 16.7 16.7

asupan natrium lebih 30 83.3 83.3 100.0

Total 36 100.0 100.0

Statistics

asupan kolestrol responden

N Valid 36

Missing 0

Mean 213.4583

Median 188.8000

Std. Deviation 72.57489

Minimum 121.20

Maximum 347.90

Page 66: GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA …

kategori kolestrol

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

asupan kolestrol normal 28 77.8 77.8 77.8

asupan kolestrol lebih 8 22.2 22.2 100.0

Total 36 100.0 100.0

sumber karbohidrat roti

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1x/bln 2 5.6 5.6 5.6

1x/hr 1 2.8 2.8 8.3

1x/mg 16 44.4 44.4 52.8

1xmg 1 2.8 2.8 55.6

2x/bln 1 2.8 2.8 58.3

2x/hr 1 2.8 2.8 61.1

2x/mg 11 30.6 30.6 91.7

3x/mg 2 5.6 5.6 97.2

tidak pernah 1 2.8 2.8 100.0

Total 36 100.0 100.0

sumber karbohidrat mie

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1x/bln 5 13.9 13.9 13.9

1x/hr 1 2.8 2.8 16.7

1x/mg 5 13.9 13.9 30.6

2x/mg 11 30.6 30.6 61.1

2xmg 1 2.8 2.8 63.9

3x/bln 1 2.8 2.8 66.7

3x/mg 11 30.6 30.6 97.2

4x/mg 1 2.8 2.8 100.0

Total 36 100.0 100.0

Page 67: GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA …

sumber karbohidrat bihun

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1x/bln 3 8.3 8.3 8.3

1x/hr 1 2.8 2.8 11.1

1x/mg 1 2.8 2.8 13.9

2x/bln 4 11.1 11.1 25.0

3x/bln 1 2.8 2.8 27.8

tidak pernah 26 72.2 72.2 100.0

Total 36 100.0 100.0

sumber karbohidrat kue kering

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1x/bln 2 5.6 5.6 5.6

1x/mg 4 11.1 11.1 16.7

2x/bln 1 2.8 2.8 19.4

2x/mg 2 5.6 5.6 25.0

3x/hr 1 2.8 2.8 27.8

tidak pernah 26 72.2 72.2 100.0

Total 36 100.0 100.0

sumber karbohidrat biskuit

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1x/bln 4 11.1 11.1 11.1

1x/hr 8 22.2 22.2 33.3

1x/mg 5 13.9 13.9 47.2

1xhr 1 2.8 2.8 50.0

2x/hr 2 5.6 5.6 55.6

2x/mg 4 11.1 11.1 66.7

3x/mg 4 11.1 11.1 77.8

4x/mg 7 19.4 19.4 97.2

tidak pernah 1 2.8 2.8 100.0

Total 36 100.0 100.0

Page 68: GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA …

sumber protein hewani ikan asin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1x/bln 13 36.1 36.1 36.1

1x/mg 2 5.6 5.6 41.7

2x/bln 4 11.1 11.1 52.8

2x/mg 1 2.8 2.8 55.6

3x/mg 1 2.8 2.8 58.3

tidak pernah 15 41.7 41.7 100.0

Total 36 100.0 100.0

sumber protein hewani ikan sarden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1x/bln 10 27.8 27.8 27.8

1x/mg 1 2.8 2.8 30.6

2x/bln 4 11.1 11.1 41.7

tidak pernah 21 58.3 58.3 100.0

Total 36 100.0 100.0

sumber protein hewani cumi-cumi segar

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1x/bln 10 27.8 27.8 27.8

1x/mg 9 25.0 25.0 52.8

2x/bln 3 8.3 8.3 61.1

2x/mg 1 2.8 2.8 63.9

tidak pernah 13 36.1 36.1 100.0

Total 36 100.0 100.0

sumber protein hewani udang segar

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1x/bln 8 22.2 22.2 22.2

1x/mg 10 27.8 27.8 50.0

2x/bln 6 16.7 16.7 66.7

2x/mg 1 2.8 2.8 69.4

tidak pernah 11 30.6 30.6 100.0

Page 69: GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA …

Total 36 100.0 100.0

sumber protein hewani susu

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1x/bln 5 13.9 13.9 13.9

1x/mg 5 13.9 13.9 27.8

1xhr 1 2.8 2.8 30.6

2x/bln 1 2.8 2.8 33.3

2x/mg 4 11.1 11.1 44.4

3x/mg 4 11.1 11.1 55.6

tidak pernah 16 44.4 44.4 100.0

Total 36 100.0 100.0

sumber protein hewani daging sapi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1x/bln 15 41.7 41.7 41.7

1x/bn 1 2.8 2.8 44.4

1x/mg 1 2.8 2.8 47.2

2x/bln 5 13.9 13.9 61.1

2x/mg 1 2.8 2.8 63.9

3x/bln 1 2.8 2.8 66.7

tidak pernah 12 33.3 33.3 100.0

Total 36 100.0 100.0

sumber protein hewani ayam boiler

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1x/bln 1 2.8 2.8 2.8

1x/mg 22 61.1 61.1 63.9

2x/bln 3 8.3 8.3 72.2

2x/mg 2 5.6 5.6 77.8

3x/mg 1 2.8 2.8 80.6

tidak pernah 7 19.4 19.4 100.0

Total 36 100.0 100.0

Page 70: GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA …

sumber protein hewani telur ayam ras

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1x/hr 9 25.0 25.0 25.0

1x/mg 3 8.3 8.3 33.3

1xhr 2 5.6 5.6 38.9

2x/hr 1 2.8 2.8 41.7

3x/mg 12 33.3 33.3 75.0

4x/mg 6 16.7 16.7 91.7

tidak pernah 3 8.3 8.3 100.0

Total 36 100.0 100.0

sumber protein hewani ikan tongkol

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1x`mg 1 2.8 2.8 2.8

1x/hr 5 13.9 13.9 16.7

1x/mg 5 13.9 13.9 30.6

2x/bln 1 2.8 2.8 33.3

2x/mg 13 36.1 36.1 69.4

2xmg 1 2.8 2.8 72.2

3x/mg 6 16.7 16.7 88.9

4x/mg 3 8.3 8.3 97.2

tidak pernah 1 2.8 2.8 100.0

Total 36 100.0 100.0

sumber protein hewani ikan bandeng

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1x/hr 5 13.9 13.9 13.9

1x/mg 12 33.3 33.3 47.2

2x/mg 11 30.6 30.6 77.8

3x/mg 5 13.9 13.9 91.7

tidak pernah 3 8.3 8.3 100.0

Total 36 100.0 100.0

Page 71: GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA …

sumber protein hewani ikan lele dumbo

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1x/bln 8 22.2 22.2 22.2

2x/bln 5 13.9 13.9 36.1

3x/bln 2 5.6 5.6 41.7

tidak pernah 21 58.3 58.3 100.0

Total 36 100.0 100.0

sumber protein nabati kacang tanah

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1x/bln 2 5.6 5.6 5.6

1x/mg 2 5.6 5.6 11.1

1xmg 1 2.8 2.8 13.9

2x/mg 5 13.9 13.9 27.8

3x/mg 1 2.8 2.8 30.6

5x/mg 1 2.8 2.8 33.3

tidak pernah 24 66.7 66.7 100.0

Total 36 100.0 100.0

bumbu garam

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

2x/hr 6 16.7 16.7 16.7

3x/hr 30 83.3 83.3 100.0

Total 36 100.0 100.0

bumbu saos

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

2x/mg 11 30.6 30.6 30.6

3x/mg 6 16.7 16.7 47.2

5x/mg 1 2.8 2.8 50.0

tidak pernah 18 50.0 50.0 100.0

Total 36 100.0 100.0

Page 72: GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA …

bumbu kecap

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1x/hr 1 2.8 2.8 2.8

1x/mg 2 5.6 5.6 8.3

2x/hr 1 2.8 2.8 11.1

2x/mg 12 33.3 33.3 44.4

3x/hr 1 2.8 2.8 47.2

3x/mg 9 25.0 25.0 72.2

4x/mg 2 5.6 5.6 77.8

5x/mg 1 2.8 2.8 80.6

tidak pernah 7 19.4 19.4 100.0

Total 36 100.0 100.0

minyak kelapa

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid 3x/hr 36 100.0 100.0 100.0

Page 73: GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA …

Lampiran 5. Foto Dokumentasi

Page 74: GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA …
Page 75: GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA …
Page 76: GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA …
Page 77: GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA …
Page 78: GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA …
Page 79: GAMBARAN ASUPAN MAKAN NATRIUM DAN KOLESTROL PADA …