laporan kimklik kolestrol

27
PEMERIKSAAN KADAR KOLESTEROL TOTAL 1. Tujuan Percobaan 1.1. Untuk mendapatkan keterampilan dalam memeriksa kadar kolesterol total dalam sampel 1.2. Untuk dapat memahami metode penentuan kadar kolestrol total 1.3. Untuk dapat memahami peranan pemeriksaan kadar kolesterol 2. Teori Dasar 2.1. Kolesterol Kolesterol merupakan sterol utama dalam tubuh manusia. Kolesterol merupakan komponen struktural membran sel dan lipoprotein plasma, dan juga merupakan bahan awal pembentukan asam empedu serta hormon steroid. Sterol dan derivatnya sukar larut dalam larutan berair tetapi larut dalam pelarut organik, terutama alkohol. Sehingga senyawa ini dimasukkan kedalam golongan lipid. Ketidaknormalan dalam metabolisme atau pengankutan kolesterol lewat plasma rupa-rupanya ada kaitannya dengan dengan perkembangan arterosklerosis. Selain itu batu empedu yang yang terjadi tersusun terutama dari kolesterol (Montgomery, 1993). Kolesterol merupakan steroida penting, bukan saja karena merupakan komponen membran tetapi juga karena merupakan pelopor biosintetik umum untuk steroida lain termasuk hormon steroida dan garam empedu (Page, 1985). Laporan Praktikum Kimia Klinik - Pemeriksaan Kadar Kolesterol Total – Kelompok 5C | 1

Upload: primawahyuni3

Post on 05-Aug-2015

1.429 views

Category:

Documents


56 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN KIMKLIK KOLESTROL

PEMERIKSAAN KADAR KOLESTEROL TOTAL

1. Tujuan Percobaan

1.1. Untuk mendapatkan keterampilan dalam memeriksa kadar kolesterol

total dalam sampel

1.2. Untuk dapat memahami metode penentuan kadar kolestrol total

1.3. Untuk dapat memahami peranan pemeriksaan kadar kolesterol

2. Teori Dasar

2.1. Kolesterol

Kolesterol merupakan sterol utama dalam tubuh manusia. Kolesterol

merupakan komponen struktural membran sel dan lipoprotein plasma, dan juga

merupakan bahan awal pembentukan asam empedu serta hormon steroid. Sterol

dan derivatnya sukar larut dalam larutan berair tetapi larut dalam pelarut organik,

terutama alkohol. Sehingga senyawa ini dimasukkan kedalam golongan lipid.

Ketidaknormalan dalam metabolisme atau pengankutan kolesterol lewat plasma

rupa-rupanya ada kaitannya dengan dengan perkembangan arterosklerosis. Selain

itu batu empedu yang yang terjadi tersusun terutama dari kolesterol (Montgomery,

1993).

Kolesterol merupakan steroida penting, bukan saja karena merupakan

komponen membran tetapi juga karena merupakan pelopor biosintetik umum untuk

steroida lain termasuk hormon steroida dan garam empedu (Page, 1985).

Kolesterol dihubungkan dengan metabolisme lipid, dan merupakan sumber

untuk sintesa hormon steroid. Kolesterol dieksresikan ke dalam empedu sebagai

kolesterol yang tak berubah atau asam empedu, kolesterol dipertahankan dalam

bentuk larutan didalam empedu oleh garam-garam empedu dan fospolipid.

Kolesterol yang dilepaskan dari jaringan tepi diesterifikasi di dalam plasma dengan

asam lemak yang berasal dari lesitin oleh lesistin kolesterol asiltransferase (LCAT)

dan diangkut sebagai HDL ke hepar. Ester kolesterol ini bias diangkut ke

lipoprotewin lain oleh penukaran dengan trigliserida.

Penurunan ester kolesterol plasma timbul bila terdapat kerusakan sel

parenkim hepar, karena defesiensi LCAT yang berasal dari hepar. Terdapat

defisiensi LCAT yang jarang, pada mana terjadi akumulasi kolesterol bebas di

dalam plasma dan jaringan (Baron, D.N 1990).

Laporan Praktikum Kimia Klinik - Pemeriksaan Kadar Kolesterol Total – Kelompok 5C | 1

Page 2: LAPORAN KIMKLIK KOLESTROL

2.2. Jenis-jenis kolestrol

Lipoprotein terbagi menjadi 5 fraksi sesuai dengan berat jenisnyayang

dibedakan dengan cara ultrasentrifugasi. Kelima fraksi tersebutadalah kilomikron,

very low density lioprotein (VLDL), intermediatedensity lipoprotein (IDL), low

density lipoprotein (LDL), dan high density lipoproteinhigh (HDL).

1. Kilomikron merupakan lipoprotein dengan berat molekul terbesar danmengandung

Apo-B48. Kandungannya sebagian besar trigliserida (80-95%) untuk dibawa ke

jaringan lemak dan otot rangka. Kilomikron juga mengandung kolesterol (2-7%)

untuk dibawa ke hati. Setelah 8-10 jamsejak makan terakhir, kilomikron tidak

ditemukan lagi di dalam plasma.Adanya kilomokron sewaktu puasa dianggap

abnormal (Dalimartha,2008).

2. Low Density Lipoprotein (LDL) ini sering disebut dengan istilah kolesterol jahat

adalah kolesterol yang mengangkut paling banyak kolesterol dan lemak di dalam

darah. Kadar LDL yang tinggi dan pekat ini akan menyebabkan kolesterol lebih

banyak melekat pada dinding-dinding pembulu darah pada saat transportasi

dilakukan. Kolesterol yang melekat itu perlahan-lahan akan mudah membentuk

tumpukan-tumpukan yang mengendap, seperti plak pada dinding-dinding pembulu

darah. Akibatnya saluran darah terganggu dan ini bisa meningkatkan resiko penyakit

pada tubuh seseorang seperti stroke, jantung koroner, dan lain sebagainya (Graha,

2010).

3. High Density Lippoprotein (HDL) ini sering disebut dengan istilah kolesterol baik.

Kolesterol HDL ini mengangkut kolesterol lebih sedikit dan mengandung banyak

protein. HDL berfungsi membuang kelebihan kolesterol yang dibawa oleh LDL

dengan membawanya kembali kehati dan kemudian diurai kembali. Dengan

membawa kelebihan koletserol yang dibawa oleh LDL tadi, maka HDL membantu

mencegah terjadinya pengendapan dan mengurangi terjadinya plak dipembulu darah

yang dapat mengganggu peredaran darah dan membahayakan tubuh. Karena itu

kolesterol HDL ini disebut kolesterol baik (Graha, 2010).

4. Very Low Density Lioprotein (VLDL)

Dibentuk dari asam lemak bebas di hati dengan kandungan Apo-B100. VLDL

mengandung 55-80% trigliserida dan 5-15% kolesterol(Dalimartha, 2008).

Laporan Praktikum Kimia Klinik - Pemeriksaan Kadar Kolesterol Total – Kelompok 5C | 2

Page 3: LAPORAN KIMKLIK KOLESTROL

5.  Intermediate Density Lipoprotein (IDL)

Juga mengandung trigliserida (20-50%) dan kolesterol (20-40%).IDL merupakan zat

antara yang terjadi sewaktu VLDL dikatabolisme menjadi LDL. IDL disebut juga

VLDL sisa (Dalimartha, 2008).

2.3. Pembentukan Kolesterol

Kolesterol merupakan bahan dasar pembentukan hormon-hormon steroid.

Kolesterol yang dibutuhkan oleh tubuh, secara normal diproduksi sendiri oleh tubuh

dalam jumlah yang tepat. Tetapi kolesterol bisa meningkat jumlahnya karena asupan

makanan yang berasal dari lemak hewani, telur dan yang disebut sebagai makanan

sampah ( junkfood). Kolesterol dalam tubuh yang berlebihan akan tertimbun di dalam

dinding pembuluh darah dan menimbulkan suatu kondisi yang disebut  aterosklerosis

yaitu penyempitan atau pengerasan pembuluh darah. Kondisi ini merupakan cikal

bakal terjadinya penyakit jantung dan stroke(Indica, 2010). Dari hati, kolesterol

diangkut oleh lipoprotein yang bernama LDL( Low Density Lipoprotein) untuk dibawa

ke sel-sel tubuh yang memerlukan, termasuk ke sel otot jantung, otak dan lain-lain agar

dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Kelebihan kolesterol akan diangkutkembali

oleh lipoprotein yang disebut HDL (High Density Lipoprotein) untuk dibawa kembali

ke hati yang selanjutnya akan diuraikan lalu dibuang ke dalam kandung empedu

sebagai asam (cairan) empedu. LDL mengandung lebih banyak daripada HDL

sehingga ia akan mengambang di dalam darah. Protein utama yang membentuk LDL

adalahApo-B (apolipoprotein-B). LDL dianggap sebagai lemak yang "jahat"karena

dapat menyebabkan penempelan kolesterol di dinding pembuluhdarah. Sebaliknya,

HDL disebut sebagai lemak yang "baik" karena dalam operasinya ia membersihkan

kelebihan kolesterol dari dinding pembuluhdarah dengan mengangkutnya kembali ke

hati. Protein utama yangmembentuk HDL adalah Apo-A (apolipoprotein). HDL ini

mempunyai kandungan lemak lebih sedikit dan mempunyai kepadatan tinggi sehingga

lebih berat (Parker, 2010).

Laporan Praktikum Kimia Klinik - Pemeriksaan Kadar Kolesterol Total – Kelompok 5C | 3

Page 4: LAPORAN KIMKLIK KOLESTROL

Proses sintesis kolesterol terdiri dari lima tahapan utama, antara lain:

1. Merubah Asetil CoA menjadi 3-hydroxy-3-methylglutaryl-CoA (HMG-CoA).

2. Merubah HMG-CoA menjadi mevalonate

3. Mevalonate diubah menjadi molekul dasar isoprene, isopentenyl pyrophosphate (IPP),

bersamaan dengan hilangnya CO2.

4. IPP diubah menjadi squalene

5. Squalene diubah menjadi kolesterol.

(Gambar 2) Biosintesis Kolesterol

2.4. Penyakit dan Gejala Kolesterol

2.4.1. Penyakit kolesterol

a. Pengertian Hiperlipidemia

Hiperlipidemia adalah suatu keadaan yang ditandai oleh peningkatan kadar

lipid / lemak di darah melewati batas normal.

Berdasarkan jenisnya, hiperlipidemia dibagi menjadi 2, yaitu :

1. Hiperlipidemia Primer

Banyak disebabkan oleh karena kelainan genetik. Biasanya kelainan ini

ditemukan pada waktu pemeriksaan laboratorium secara kebetulan. Pada

umumnya tidak ada keluhan, kecuali pada keadaan yang agak berat tampak

adanya Xantoma (penumpukan lemak di bawah jaringan kulit).

2. Hiperlipidemia Sekunder

Pada jenis ini, peningkatan kadar lipid darah disebabkan oleh suatu penyakit

tertentu, misal : diabetes mellitus, gangguan tiroid, penyakit hepar, dan penyakit

ginjal. Hiperlipidemia sekunder bersifat reversible ( berulang ).

Laporan Praktikum Kimia Klinik - Pemeriksaan Kadar Kolesterol Total – Kelompok 5C | 4

Page 5: LAPORAN KIMKLIK KOLESTROL

b. Etiologi Hiperlipidemi

Penyebab primer, yaitu faktor keturunan (genetik), penyebab sekunder, seperti :

1) Usia --> kadar lipoprotein, terutama LDL, meningkat sejalan dengan

bertambahnya usia

2) Jenis kelamin pria memiliki kadar LDL lebih tinggi dalam keadaan

normal, tetapi menopause kadarnya pada wanita mulai meningkat.

3) Riwayat keluarga dengan hiperlipidemia

4) Obesitas

5) Menu makanan yang mengandung asam lemak jenuh, seperti : mentega,

margarin, whole milk, es krim, keju, daging

6) Kurang melakukan olahraga

7) Penggunaan alkohol

8) Merokok

9) Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik

10) Gagal ginjal

11) Kelenjar tiroid yang kurang aktif

12) Obat-obatan tertentu yang dapat mengganggu metabolisme lemak seperti

estrogen, pil KB, kortikosteroid, diuretik tiazid (pada keadaan tertentu)

c. Gejala Hiperlipidemia

Biasanya kadar lemak yang tinggi tidak menimbulkan gejala. Kadang-kadang,

jika kadarnya sangat tinggi, endapan lemak akan membentuk suatu pertumbuhan

yang disebut xantoma di dalam tendo (urat daging) dan di dalam kulit. Kadar

trigliserida yang sangat tinggi (sampai 800 mg / dl atau lebih ) bisa

menyebabkan pembesaran hati dan limpa dan gejala-gajala dari pankreatitis

(misalnya nyeri perut yang hebat).

d. Faktor Resiko

- Aterosklerosis

- Penyakit jantung koroner

- Pankreatitis (peradangan pada organ pankreas)

- Diabetes melitus

- Gangguan tiroid

- Penyakit hepar dan penyakit ginjal

- Penyakit jantung

Laporan Praktikum Kimia Klinik - Pemeriksaan Kadar Kolesterol Total – Kelompok 5C | 5

Page 6: LAPORAN KIMKLIK KOLESTROL

e. Diagnosa

Dilakukan pemeriksaan darah untuk mengukur kadar kolesterol total. Untuk

mengukur  kadar kolesterol LDL, HDL, dan trigliserida sebaiknya perderita

berpuasa dulu minimal selam 12 jam.

Kadar Lemak Darah

Pemeriksaan Laboratorium Kisaran yang Ideal  ( mg/dl darah )

Kolesterol total

Kilomikron

VLDL

LDL

HDL

Perbandingan LDL dengan HDL

Trigliserida

120 – 200

Negatif (setelah berpuasa selama 12

jam)

1 – 30

60 – 160

35 – 65

< 3,5

10 – 160

Seorang pasien dinyatakan hiperlipidemia apabila kadar lemak dalam darah

menunjukkan nilai yang lebih tinggi dari yang tertulis di atas.

2.5. Manifestasi Klinik Hiperlipidemia

Hiperlipidemia atau hiperlipoproteinemia merupakan suatu kondisi, bukan

merupakan suatu penyakit sehingga tidak ada gejala-gejala klinisnya.

Manifestasi klinik dapat terllihat setelah pemeriksaan klinik di laboratorium. Pada

tahap lebih lanjut, beberapa simptom yang mungkin timbul antara lain: terjadinya

pengendapan lemak pada otot dan kulit (xanthoma).   Pada kondisi kadar

trigliserida yang sangat tinggi (800 mg/dl atau lebih) dapat menyebabkan pembengkakan

hati dan limpa serta simptom pankreatitis seperti sakit perut.

2.6. Pengobatan Hiperlipidemia

Obat-obatan yang digunakan untuk menurunkan kadar lemak darah yaitu :

Laporan Praktikum Kimia Klinik - Pemeriksaan Kadar Kolesterol Total – Kelompok 5C | 6

Page 7: LAPORAN KIMKLIK KOLESTROL

Jenis Obat Contoh Cara Kerja

Penyerap Asam

empedu

Kolestiramin

Kolestipol

Mengikat asam empedu di usus

Meningkatkan pembuangan LDL

dari aliran darah

Penghambat

sintesa

Lipoprotein

Niasin Mengurangi kecepatan

pembentukan VLDL (merupakan

prekursor dari LDL)

Penghambat

Koenzim A

reduktase

-Adrenalin,

Fluvastin

-Lovastatin

-Pravastatin

-Simvastatin

- Menghambat pembentukan

kolesterol

- Meningkatkan pembuangan LDL

dari aliran darah

Derivat asam

fibrat

Klofibrat

Fenofibrat

Gemfibrosil

Belum diketahui, mungkin

meningkatkan pemecahan lemak.

2.7. Pemeriksaan Kolesterol

Pemeriksaan kolesterol dapat dilakukan dengan 2 cara yakni melalui pemeriksaan

darah di laboratorium oleh tenaga medis atau pemeriksaan sendiri dengan alat pemeriksa

kolesterol yang mudah didapatkan di apotek atau toko perlengkapan alat kesehatan.

Meskipun pemeriksaan sendiri dengan alat yang dijual bebas di apotek lebih praktis,

namun, tidak sedikit terjadi ketidakcocokan hasil dengan pemeriksaan yang dilakukan di

laboratorium kesehatan. Hal ini sering membingungkan pasien. Biasanya, hal tersebut

terjadi karena bisa saja pasien tidak melakukan puasa terlebih dahulu sebelumnya.

Pemeriksaan kolesterol di laboratorium menghasilkan hasil pemeriksaan yang lebih

spesifik dan akurat karena pemeriksaan yang dilakukan terhadap kadar trigliserida, LDL,

dan HDL dilakukan secara terpisah dan juga bersamaan dalam bentuk total kolesterol.

Sedangkan pada alat periksa praktis, hanya menyajikan hasil akhir berupa total kolesterol.

Padahal total kolesterol biasanya terdiri atas 2 faktor penting yaitu LDL dan HDL yang

memiliki fungsi serta pengaruh yang berbeda pada tubuh. Oleh karena itu, banyak dokter

menyarankan pasien untuk memeriksakan kolesterolnya di laboratorium kesehatan.

Proses pemeriksaan dilakukan dengan cara:

Laporan Praktikum Kimia Klinik - Pemeriksaan Kadar Kolesterol Total – Kelompok 5C | 7

Page 8: LAPORAN KIMKLIK KOLESTROL

Sebelum melakukan pemeriksaan kolesterol, pasien biasanya dianjurkan untuk puasa

sepanjang malam, kurang lebih 9-12 jam. Tujuannya, agar tidak terjadi kesalahan

pengukuran akibat adanya pengaruh dari lemak yang baru dikonsumsi. Selain itu, 24 jam

sebelum melalukan pemeriksaan kolesterol sebaiknya pasien juga tidak melakukan

aktivitas berat karena kelelahan yang amat sangat dapat berpengaruh pada hasil

pemeriksaan. Pada saat pemeriksaan, darah akan diambil untuk kemudian diukur kadar

kolesterolnya. Hasil pemeriksaan akan menyajikan informasi akurat mengenai kadar

kolesterol dalam tubuh seseorang. Hasil pemeriksaan tersebut akan dibandingkan dengan

tabel klasifikasi kadar kolesterol standar dalam dunia kedokteran sehingga kadar

kolesterol seseorang dapat dianalisis berdasarkan tabel tersebut. Hasil pemeriksaan

tersebut akan menjadi salah satu dasar diagnosis bagi dokter selain wawancara yang

dilakukan terhadap pasien mengenai riwayat kolesterol tinggi pada keluarga atau

mengenai penyakit-penyakit lain yang pernah diderita pasien.

Cara Mengetahui Hasil pemeriksaan:

 Kolesterol diukur dalam satuan miligram per desiliter darah yang biasa disingkat mg/dL

atau milimol per liter darah yang disingkat mmol/L. Di dalam hasil pemeriksaan yang

diberikan laboratorium atau rumah sakit, biasanya akan disajikan informasi mengenai 4

komponen lemak utama dalam darah yakni total kolesterol, HDL kolesterol, LDL

kolesterol, dan trigliserida.

Total Kolesterol

Total kolesterol menunjukkan jumlah antara HDL kolesterol, LDL kolesterol, dan

trigliserida. Jika kadar total kolesterol melebihi 240 mg/dL (6,21 mmol/L), pasien harus

waspada terhadap resiko penyakit jantung. Dalam melihat hasil pemeriksaan kolesterol,

nilai dari masing-masing jenis kolesterol perlu diperhatikan karena kadar kolesterol yang

tinggi tidak otomatis menandakan adanya bahaya kolesterol karena bisa saja yang tinggi

adalah HDL kolesterol (kolesterol baik) yang justru bermanfaat bagi kesehatan.

HDL Kolesterol

Kadar HDL  menunjukkan seberapa besar kolesterol baik yang terdapat dalam darah

karena HDL berperan dalam tubuh untuk membawa kolesterol dalam darah menuju hati

Laporan Praktikum Kimia Klinik - Pemeriksaan Kadar Kolesterol Total – Kelompok 5C | 8

Page 9: LAPORAN KIMKLIK KOLESTROL

untuk diproses lebih lanjut guna menghindari terjadinya penumpukan kolesterol pada

saluran darah.

Kolesterol HDL

.< 40 mg/dL (1,04 mmol/L)

>60 mg/dL (1,56 mmol/L)

Rendah

Tinggi

Semakin tinggi kadar HDL dalam darah maka akan semakin baik. Jika sebaliknya, maka

patut diwaspadai adanya resiko penyakit jantung.

LDL Kolesterol

Kadar LDL menunjukkan berapa banyak kolesterol yang kurang baik yang terdapat dalam

darah. Bila jumlahnya ditemukan berlebih dalam darah, maka akan menumpuk pada

saluran pembuluh darah dan dapat membahayakan tubuh.

Kolesterol LDL

<100 mg/dL (2,6 mmol/L)

100-129 mg/dL (2,6-3,34 mmol/L)

130-159 mg/dL (3,34-4,13 mmol/L)

160-189 mg/dL (4,14-4,90 mmol/L)

> 190 mg/dL (4,91 mmol/L)

Optimal

Mendekati optimal

Batas normal tertinggi

Tinggi

Sangat tinggi

Semakin tinggi kadar kolesterol LDL dalam tubuh seseorang maka akan semakin

tinggi pula resiko yang dimiliki seseorang terkena penyakit jantung. Bila seseorang

memiliki penyakit jantung dan kolesterol, sebaiknya kolesterol LDL selalu dijaga

dalam batas 100 mg/dL.

Trigliserida

Kadar trigliserida dalam darah juga dapat menggambarkan resiko seseorang terhadap

penyakit jantung.

Laporan Praktikum Kimia Klinik - Pemeriksaan Kadar Kolesterol Total – Kelompok 5C | 9

Page 10: LAPORAN KIMKLIK KOLESTROL

Trigliserida

< 150 mg/dL (1,69 mmol/L)

150-199 mg/dL (1,69-2,25 mmol/L)

200-499 mg/dL (2,26-2,65 mmol/L)

>500 mg/dL (5,64 mmol/L)

Normal

Batas normal tertinggi

Tinggi

Sangat tinggi

Meskipun kadar kolesterol berlebih tidak baik bagi kesehatan, kadar kolesterol yang

rendah ternyata tidak selalu berarti baik bagi tubuh. Kadar kolesterol yang rendah

dapat menjadi salah satu petunjuk adanya kelainan dalam tubuh seperti adanya

gangguan kekurangan energi yang berat, radang hati, infeksi hati, gangguan fungsi

ginjal.

Laporan Praktikum Kimia Klinik - Pemeriksaan Kadar Kolesterol Total – Kelompok 5C | 10

Page 11: LAPORAN KIMKLIK KOLESTROL

3. Alat dan Bahan

Alat Bahan

Tabung

Makropipet/dispenser 1,0 mL

Mikropipet 0,01 mL (10μL)

Kolorimeter dengan panjang

gelombang 492-546 nm

Serum/plasma EDTA

Enzim (kolesterol esterase,

kolesterol oksidase, peroksidase)

Pelarut

Standar

4. Prosedur

10μL serum/plasma

Dimasukkan kedalam tabung uji

Dilarutkan dengan 10μL larutan standar

Dicampurkan sampai merata

Dibiarkan pada suhu kamar selama 20 menit

Dibaca absorbansi larutan standar yang telah didiamkan selama 20 menit

Terhadap blangko pada panjang gelombang 492-546 nm

Laporan Praktikum Kimia Klinik - Pemeriksaan Kadar Kolesterol Total – Kelompok 5C | 11

Page 12: LAPORAN KIMKLIK KOLESTROL

5. Data Pengamatan

a. Tabel Pengamatan Uji/Sampel

KELOMPO

K

SHIFT A SHIFT B SHIFT C

1 0,238 0,182 0,090

2 0,250 0,194 0,098

3 0,249 0,271 0,091

4 0,252 - -

Rata-rata 0,247 mg/dl 0,215 mg/dl 0,093mg/dl

b. Tabel Pengamatan Standar

c. Perhitungan

i. Shift A

Rata-Rata Standar = 0,422 mg/dl

Rata-Rata Sampel = 0,238+0,250+0,249+0,252=0,247 mg /dl

4

Kadar kolesterol total (mg/dl) =

absorbansi sampel x kadar standarabsorbansi standar

Laporan Praktikum Kimia Klinik - Pemeriksaan Kadar Kolesterol Total – Kelompok 5C | 12

KELOMPO

K

SHIFT A SHIFT B SHIFT C

4 - 0,156 0,159

5 0,422 0,432 0,187

6 - 0,336 0,198

Rata-rata 0,422 mg/dl 0,308 mg/dl 0,181mg/dl

Page 13: LAPORAN KIMKLIK KOLESTROL

Dik: Kadar standar = 300 mg/dl

Kadar Kolesterol total (mg/dl) = 0,2470,422

x 300 mg/dl = 175,7 mg/dl

Standar Deviasi = √Ʃ ( Xn – X )2

n−1

SD Sampel = √( 0,238−0,247 )2+ (0,250−0,247 )2+ (0,249−0,247 )2+ (0,252−0,247 )2

4−1

= √0,0001193

= 0,000629

Kadar Kolesterol (mg/dl) :

Kelompok 1 = 0,2380,422

x 300 mg/dl = 169,19 mg/dl

Kelompok 2 = 0,2500,422

x 300 mg/dl = 177,72 mg/dl

Kelompok 3 = 0,2490,422

x 300 mg/dl = 177,01 mg/dl

Kelompok 4 = 0,2520,422

x 300 mg/dl = 179,14 mg/dl

Kadar Kolesterol Rata-Rata (mg/dl) = 169,19+177,72+177,01+179,14

4 = 175,765

mg/dl

SD Kadar Kolesterol=

√(169,19−175,765 )2+(177,72−175,765 )2+(177,01−175,765 )2+ (179,14−175,765 )2

4−1

= √59,993

= 4,47

ii. Shift B

Rata-Rata Standar =0,156+0,432+0,336

3 = 0,308 mg/dl

Laporan Praktikum Kimia Klinik - Pemeriksaan Kadar Kolesterol Total – Kelompok 5C | 13

Page 14: LAPORAN KIMKLIK KOLESTROL

Rata-Rata Sampel = 0,182+0,194+0,271

3= 0,215 mg/dl

Kadar kolesterol total (mg/dl) = absorbansi sampel x kadar standar

absorbansi standar

Dik: Kadar standar = 300 mg/dl

Kadar Kolesterol total (mg/dl) =0,2150,308

x 300 mg/dl = 209,4 mg/dl

Standar Deviasi = √Ʃ ( Xn – X )2

n−1

SD Sampel = √( 0,182−0,215 )2+(0,194−0,215 )2+ (0,271−0,215 )2

3−1

= √0,0046662

= 0,0483

SD Standar = √( 0,156−0,308 )2+ (0,432−0,308 )2+(0,336−0,308 )2

3−1

= √0,0382

= 0,139

Kadar Kolesterol (mg/dl) :

Kelompok (1 & 4) = 0,1820,156

x 300 mg/dl = 350 mg/dl

Kelompok (2 & 5) = 0,1940,432

x 300 mg/dl = 134,72 mg/dl

Kelompok (3 & 6) = 0,2710,336

x 300 mg/dl = 241,96 mg/dl

Kadar Kolesterol Rata-Rata (mg/dl) = 350+134,72+241,96

3 = 242,22 mg/dl

SD Kadar Kolesterol = √(350−242,22 )2+(134,72−242,22 )2+(241,96−242,22 )2

3−1

= √23172,832

= 107,64

iii. Shift C

Laporan Praktikum Kimia Klinik - Pemeriksaan Kadar Kolesterol Total – Kelompok 5C | 14

Page 15: LAPORAN KIMKLIK KOLESTROL

Rata-Rata Standar =0,159+0,187+0,198

3= 0,181 mg/dl

Rata-Rata Sampel = 0,090+0,098+0,09

31 = 0,093 mg/dl

Kadar kolesterol total (mg/dl) = absorbansi sampel x kadar standar

absorbansi standar

Dik: Kadar standar = 300 mg/dl

Kadar Kolesterol total (mg/dl) =0,0930,181

x 300 mg/dl = 154,14 mg/dl

Standar Deviasi = √Ʃ ( Xn – X )2

n−1

SD Sampel = √( 0,090−0,093 )2+(0,098−0,093 )2+(0,091−0,093 )2

3−1

= √0,0000382

= 0,00435

SD Standar = √( 0,159−0,181 )2+(0,187−0,181 )2+(0,196−0,181 )2

3−1

= √0,0007452

= 0,0193

Kadar Kolesterol (mg/dl) :

Kelompok (1 & 4) = 0,0900,159

x 300 mg/dl = 169,81 mg/dl

Kelompok (2 & 5) = 0,0980,187

x 300 mg/dl = 157,22 mg/dl

Kelompok (3 & 6) = 0,0910,198

x 300 mg/dl = 137,87 mg/dl

Kadar Kolesterol Rata-Rata (mg/dl) = 169,81+157,22+137,87

3 = 154,97 mg/dl

SD Kadar Kolesterol = √(169,81−154,97 )2+(157,22−154,97 )2+ (137,87−154,97 )2

3−1

Laporan Praktikum Kimia Klinik - Pemeriksaan Kadar Kolesterol Total – Kelompok 5C | 15

Page 16: LAPORAN KIMKLIK KOLESTROL

= √517,692

= 16,088

iv. Kadar Kolesterol Total (shift A, B dan C)

1. Kadar Kolesterol Total Shiff A : 175,7 mg/dl

2. Kadar Kolesterol Total Shiff B : 209,4 mg/dl

3. Kadar Kolesterol Total Shiff C : 154,14 mg/dl

Rata-Rata Kolesterol Total (Shiff A, B dan C) = 175,7+209,4+154,14

3 = 179,746

mg/dl

SD Kolesterol Total (Shiff A, B dan C) =

√(175,7−179,746 )2+(209,4−179,746 )2+ (154,14−179,746 )2

3−1

= √1551,3962

= 27,85

6. Pembahasan

Pada praktikum ini, hasil yang diperoleh yaitu shift a didapatkan hasil kadar

kolesterol darahnya 175,7 mg/dl ,shift b 209,4 mg/dl dan shift c 154,14 mg/dl ini

menunjukan bahwa kadar kolesterolnya normal, meskipun hasilnya bervariasi tetapi

tetap berada pada kisaran kadar kolesterol normal yaitu 140 – 250 mg/dl. Jika kadar

kolesterol darah rendah maka keadaannya disebut hipolipidemia. Hipolipidemia /

hipoproteinemia adalah rendahnya kadar lipoprotein dalam darah atau plasma darah

yang dapat menyebabkan ganguan sekunder hipertiroidisme karena kurangnya

hormon pertumbuhan di dalam tubuh karena tubuh tidak mendapat asupan lemak

untuk membuat hormon- hormon, salah satunya hormon tiroid. Hipolipidemia juga

disebabkan oleh malabsorcion dan kekurangan gizi. Rendahnya tingkat lipoprotein

juga dapat di temukan pada penderita AIDS, pada pasien kanker hati yang ganas, pada

penderita leukimia mielocitica akut dan kronis serta pada gangguan esplenomegalia

Laporan Praktikum Kimia Klinik - Pemeriksaan Kadar Kolesterol Total – Kelompok 5C | 16

Page 17: LAPORAN KIMKLIK KOLESTROL

seperti pada penyakit Gaucher. Jika pada keadaan normal kadar kolesterolnya disebut

normolipidemic, jumlah HDL biasanya lebih banyak atau setara dengan LDL.

Keadaan seseorang yang kadar kolesterolnya tinggi disebut dengan hiperlipidemia.

Pada hiperlipide kadar lemak (kolesterol, trigliserida, atau keduanya) dalam darah

meningkat sebagai manivestasi kelainan metabolisme atau transportasi lemak/lipid.

Lipid atau lemak adalah zat yang kaya akan energi, yang berfungsi sebagai sumber

utama dalam proses metabolisme.

Untuk mengetahui adanya gangguan hiperlipidemia dalam diri seseorang maka perlu

dilakukan pengukuran profil lemak darah. Profil lemak darah diperoleh melalui

pengukuran level lipoprotein darah. Lipoprotein terdiri dari trigliserida, kolesterol,

dan phospholipida. Seseorang dapat dikatakan mengalami hiperlipidemia memiliki

lebih dari satu kriteria berikut:

1. Peningkatan kolesterol total (TC : Total Cholesterole)

2. Peningkatan low density lipoprotein (LDL)

3. Peningkatan trigliserida (TG)

4. Penurunan High density lipoprotein (HDL)

Pada data pengamatan yang didapat, tidak ada peningkatan kolesterol total (karena

hasil yang didapatkan dari pemeriksaan kolesterol total), karena hasil yang didapatkan

tidak melebihi batas maksimal kadar normal kolesterol dalam darah.

Pada pemeriksaan hasil yang di dapat hasil yang didapatkan berbeda – beda meskipun

hasil yang didapat kadarnya tidak kurang atau lebih dari batas normal, padahal sampel

yang dipakai berasal dari 1 sumber, hanya pemeriksaan sampel uji dilakukan pada

waktu yang berbeda sehingga sampel mungkin tidak fresh karena dalam penyimpanan

Laporan Praktikum Kimia Klinik - Pemeriksaan Kadar Kolesterol Total – Kelompok 5C | 17

Page 18: LAPORAN KIMKLIK KOLESTROL

tidak baik sehingga menjadi kotor atau ada enzim yang mereduksi kolesterol pada saat

sampel disimpan atau kemungkinan ada kesalahan teknis, pada saat pengambilan

reagen; sambungan kuvet tidak rapat (kendor) sehingga ukuran kurang akurat.

7. Kesimpulan

1. Dari hasil pemeriksaan kolesterol total pada praktikum kali ini :

- Shift A : normal

- Shift B : normal

- Shift C : normal

2. Kadar kolesterol total berhubungan dengan resiko PJK (Penyakit Jantung

Koroner).

8. Daftar Pustaka

Kimball, John W. 1983. Biologi, Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga

Lehninger, Albert L. 1994. Dasar-Dasar Biokimia Jilid 3. Jakarta: Erlangga

Nogrady, Thomas. 1992. Kimia Medisinal Terbitan Kedua. Bandung: Penerbit ITB

Villee, Claude A. 1999. Zoologi Umum Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga

Laporan Praktikum Kimia Klinik - Pemeriksaan Kadar Kolesterol Total – Kelompok 5C | 18