gajah mada diantara sunda dan jawa

21
Gajah Mada diantara Sunda dan Jawa Published: 12 Juli 2010 Hubungan antara suku Sunda dan Jawa sungguh tidak seperti hubungan dengan suku-suku lain di tanah Indonesia ini. Di antara suku Sunda dan Jawa ada semacam benang merah pengikat sekaligus pemutus yang membuat hubungan kedua suku ini "panas dingin". Sebagai orang yang punya garis keturunan Sunda dan Jawa, saya merasakan sendiri "batasan-batasan" yang diberlakukan bagi orang Sunda terhadap orang Jawa dan sebaliknya. Misal, lelaki Jawa tidak disarankan menikah dengan perempuan Sunda karena posisi dia sebagai suami akan kalah dari si perempuan ketika berumah tangga nanti. Dan sebisa mungkin perempuan Sunda pun disarankan tidak memilih suami dari suku Jawa.

Upload: sugia-nugraha

Post on 03-Jul-2015

538 views

Category:

Documents


14 download

TRANSCRIPT

Page 1: Gajah Mada Diantara Sunda Dan Jawa

Gajah Mada diantara Sunda dan JawaPublished: 12 Juli 2010

Hubungan antara suku Sunda dan Jawa sungguh tidak seperti hubungan dengan suku-suku lain di tanah Indonesia ini. Di antara suku Sunda dan Jawa ada semacam benang merah pengikat sekaligus pemutus yang membuat hubungan kedua suku ini "panas dingin".

Sebagai orang yang punya garis keturunan Sunda dan Jawa, saya merasakan sendiri "batasan-batasan" yang diberlakukan bagi orang Sunda terhadap orang Jawa dan sebaliknya. Misal, lelaki Jawa tidak disarankan menikah dengan perempuan Sunda karena posisi dia sebagai suami akan kalah dari si perempuan ketika berumah tangga nanti. Dan sebisa mungkin perempuan Sunda pun disarankan tidak memilih suami dari suku Jawa.

Banyak yang menyebut, di tanah Sunda, tidak ada jalan bernama Majapahit, Gajah Mada, atau Hayam Wuruk. Pun demikian di Jawa tidak ada nama jalan

Page 2: Gajah Mada Diantara Sunda Dan Jawa

Pajajaran, Sunda Galuh, atau Parahyangan. Benar tidaknya, entahlah, karena negara ini belum baik dalam mengelola datanya, jadi tidak ada yang bisa ditanyakan dengan pasti.

Melihat hal itu mungkin ada hubungannya dengan Perang Bubat. Perang yang terjadi tahun 1357 itu membuat terbunuhnya keluarga kerajaan Sunda Galuh. Raja Linggabuana, Permaisuri Dewi Lara Linsing, dan anak raja Dyah Pitaloka beserta segenap prajuritnya tewas di Lapangan Bubat, sebuah tempat di Kerajaan Majapahit.

Menurut cerita, orang Sunda Galuh merasa keberatan mereka mendatangi Majapahit karena menurut adat yang berlaku, seharusnya pihak lelaki yang mendatangi mereka untuk meminang. Tapi karena Gajah Mada, mahapatih kala itu, menginginkan Sunda Galuh menjadi bagian dari Majapahit, maka dibuatlah agar Sunda Galuh datang ke Majapahit. Akibat ketersinggungan luar biasa yang dialami Sunda Galuh oleh perlakuan Majapahit, maka perang tak seimbangpun tak terhindarkan di Lapangan Bubat itu.

Kematian keluarga raja menorehkan luka teramat dalam dan kebencian rakyat Sunda Galuh terhadap Majapahit. Bisa jadi sakit hati akibat Perang Bubat itu mendarah daging sampai berabad-abad antara Sunda dan Jawa.

Buku Perang Bubat karya Aan Merdeka Permana mengisahkan perang itu terjadi dilatarbelakangi oleh kisah asmara Gajah Mada dengan Dyah Pitaloka. Kebalikan dengan kisah Perang Bubat karya Langit Kresna Hariadi. Dalam  buku serial Gajah Mada yang berjudul Perang Bubat, Langit mengisahkan Dyah Pitaloka justru menjalin asmara dengan seorang pelukis sebelum dipinang oleh Raja Majapahit Hayam Wuruk. Pelukis itulah yang membuat lukisan wajah Dyah Pitaloka yang disampaikan pada  Hayam Wuruk sehingga Hayam Wuruk terpikat pada Dyah Pitaloka.

Namun pada buku karya Aan Merdeka Permana dengan judul sama, Perang Bubat, Gajah Mada dikisahkan keturunan Sunda yang mengadu nasib ke Majapahit. Ia terbunuh dalam pelarian dikejar tentara Majapahit karena menjalin cinta dengan Dyah Pitaloka. Pada buku Langit, Gajah Mada memang orang Majapahit yang sedari awal merintis karir di keprajuritan Majapahit.

Diluar buku Langit dan Aan, beberapa sumber sejarah menyebutkan Gajah Mada adalah orang Melayu, bukan orang Jawa. Tapi soal siapa sebenarnya Gajah Mada sampai sekarang masih buram. Sosok yang jadi tokoh utama dalam Perang Bubat, semua sepertinya sepakat, adalah Gajah Mada yang menjabat mahapatih, orang nomor dua tertinggi di kerajaan, yang pada zaman sekarang mungkin sama dengan perdana menteri. Dialah yang menentukan perlakuan kepada Sunda Galuh sebagai negara bawahan Majapahit.

Page 3: Gajah Mada Diantara Sunda Dan Jawa

Kembali ke hubungan Sunda dan Jawa, bila ingin dapat gambaran hubungan dua suku ini pada masa lalu berkenaan dengan Perang Bubat, kisah karangan Langit Kresna Hariadi lebih  otentik karena ia melakukan riset sejarah sebelum membuat tulisan itu.

Sementara, Aan Merdeka Permana menulis kisah Perang Bubat lebih banyak berdasarkan cerita turun temurun masyarakat Sunda. Tapi tak mengapa, toh ia memang membuat kisah fiksi, bukan sinopsis sejarah.

Sosok Gajah Mada pada waktu itu dianggap punya jasa demikian besar, karena dialah yang membuat semua kerajaan-kerajaan di Nusantara ada di bawah Majapahit sehingga Majapahit menjadi negara besar yang disegani di Asia. Majapahit runtuh bukan karena serangan atau intervensi negara asing, melainkan karena perang saudara yang memperebutkan tahta.

Yang jelas, antara Majapahit dengan Sunda Galuh sebenarnya masih ada hubungan kekerabatan. Raden Wijaya, pendiri Majapahit, masih keturunan Sunda dari garis Lembu Tal. Inilah yang saya katakan benang merah perekat dan pemutus itu. Keluarga Majapahit minta Gajah Mada memperlakukan Sunda Galuh tidak sebagai negara bawahan, melainkan saudara. Tapi Gajah Mada berkehendak jangan sampai ada warna lain di tanah Jawa sementara semua warna sudah sewarna di Nusantara. Maka Perang Bubat pun terjadi.

Tentu masih banyak kisah sejarah lain yang perlu kita pelajari karena terkait dengan apa pola pikir masa kini. Banyak orang diluar suku Jawa yang “sebal” dengan orang Jawa karena sering menguasai pemerintahan selama ini. Ini kemungkinan besar terkait dengan masa lalu dimana kerajaan-kerajaan di Jawalah yang sering berhubungan dengan politik dunia luar dan mampu membuat pemerintahannya di segani. Tapi tentu dulu kerajaan-kerajaan di luar Pulau Jawapun hebat-hebat.

Jika ingin mengetahui bagaimana hubungan Sunda dan Jawa pada tempo lalu untuk kemudian dihubungkan dengan masa sekarang, ada baiknya kita baca buku karangan Langit Kresna Hariadi dan Aan Merdeka Permana yang menyuguhkan kisah menarik yang berlatar sejarah itu.

Mempelajari sejarah bisa membuat kita belajar dan mengambil keputusan yang tidak gegabah karena pernah punya pengalaman sebelumnya.

===========================

Berikut adalah komentar soal tulisan ini yang ada di blog lama Yana, rayakawula.wordpress.com :

Page 4: Gajah Mada Diantara Sunda Dan Jawa

23 Responses

1. edit this on 19/05/2009 at 20:16 | Reply Mas Pur

PERANG BUBAT tulisan AAN merdeka Permana sangat tidak masuk akal dimana Gajah Mada menjalin cinta dengan Dyah Pitaloka dan tidak direstui sang raja Lingga Buana akhirnya mencari kerajaan lain yang lebih kuat dan ditemukanlah Majapahit. Kalau berdasar seperti tulisan anda artinya Dyah Pitaloka seumuran atau ga beda jauh umurnya dengan Gajah Mada, sedangkan Gajah Mada sendiri menjadi Patih di Daha dan diteruskan ke Majapahitsetelah dia berjasa menumpas pemberontakan Kuti pada masa Jayanegara dan setelah Jayanegara Mati digantikan oleh adiknya (Ibunya Hayam Wuruk). Jadi Gajah Mada menjadi Patih semasa ibu Hayam Wuruk belum menikah apakah mungkin Hayam wuruk mau menikahi Dyah Pitaloka yang seumuran Gajah Mada yang lebih tua dari ibunya. SANGAT TIDAK MASUK AKAL.

Soal R. Wijaya keturunan Sunda itu belum ada sumber jelas (sumber tersebut hanya versi Sunda). Dari sumber tersebut disebutkan bahwa R. Wijaya anak Dyah Lembu Tal yang bersuami Rakeyan Jayadarma, putra Prabu Guru Darmasiksa raja Kerajaan Sunda-Galuh yang memerintah tahun 1175-1297.Lain halnya dengan Nagarakretagama. Menurut naskah ini, Dyah Lembu Tal bukan seorang perempuan, melainkan seorang laki-laki. Disebutkan bahwa, Ayah Raden Wijaya bernama Lembu Tal, putra Narasinghamurti. Lembu Tal dikisahkan sebagai seorang perwira yuda yang gagah berani.

Sementara itu, Pararaton yang juga berkisah tentang sejarah Majapahit menyebut Raden Wijaya sebagai putra Narasinghamurti.Di antara naskah-naskah di atas, kiranya Nagarakretagama yang paling dapat dipercaya, karena naskah ini ditulis tahun 1365, hanya berselang 56 tahun setelah kematian Raden Wijaya.Berita dalam Nagarakretagama diperkuat oleh prasasti Balawi yang diterbitkan langsung oleh Raden Wijaya sendiri tahun 1305. Dalam prasasti itu Raden Wijaya mengaku sebagai anggota asli Wangsa Rajasa, yaitu dinasti yang menurut Pararaton didirikan oleh Ken Arok, penguasa pertama Kerajaan Singhasari.

Page 5: Gajah Mada Diantara Sunda Dan Jawa

Sampean ini keturunan Jawa Sunda tapi hanya memasukkan versi Sunda tanpa menelaah sumber lain dan mana yang lebih bisa diterima nalar.

2. edit this on 19/05/2009 at 21:39 | Reply Yana Haudy

Hehee.. makasih komennya di blog ini ya!

Gini, kalo dibaca lbh teliti lagi, aku justru lbh prefer dan mendukung buku Gajah Mada Perang Bubat karya Langit Kresna Hariadi karena bukti sejarahnya lbh otentik mengambil kitab Negarakertagama karangan Mpu Prapanca. Langit Kresna Hariadi juga melakukan dialog dng tokoh Sunda sebelum menulis Perang Bubat utk menemukan objektivitas.

Jadi saya lebih menyarankan membaca buku karya Langit Kresna Hariadi dibanding Aan Merdeka Permana

Makasih sekali lagi ya!

3. edit this on 03/06/2009 at 18:53 | Reply Kombor

Mas Pur kurang cermat membaca kiriman Mbak Yana.

Kembali ke hubungan Sunda dan Jawa, bila ingin dapat gambaran hubungan dua suku ini pada masa lalu berkenaan dengan Perang Bubat, kisah karangan Langit Kresna Hariadi lebih otentik karena ia melakukan riset sejarah sebelum membuat tulisan itu.

4. edit this on 26/06/2009 at 15:59 | Reply Sutisna

Page 6: Gajah Mada Diantara Sunda Dan Jawa

Terserah mau bapaknya Wijaya itu orang Sunda atau orang Jawa. Hati nurani saya berkata betapa jahatnya Gajah Mada (apakah anda punya hati nurani?), dia megalomaniak sejati menggunakan segala cara untuk mencapai tujuan (apakah mental korup dan ga tau malu para pejabat RI, itu juga diwarisi dari Gajah Mada). Apakah si Gajah Mada ini akan tetap diagung-agungkan orang Jawa sebagai “pahlawan” padahal orang Aceh, orang Padang, orang Banjar, orang Sulawesi dan tentu saja orang Sunda sangat membencinya. Hentikanlah bersikap egois dan mau menang sendiri, bersikaplah adil walaupun dirasa berat dalam hati kalau leluhur sendiri itu bejat. Luruskan sejarah selurus-lurusnya jangan seenaknya memangkat “pahlawan” kalau nantinya menyakiti etnis lain, Indonesia didirikan berdasarkan Sumpah Pemuda bukan Sumpah Palapa, kita bersatu karena kesetaraan dan kesejajaran bukan taklukan juga bukan untuk diperlakukan seperti taklukan

5. edit this on 26/06/2009 at 22:29 | Reply Yana Haudy

Haturnuhun komentarnya. Saya sebenarnya ga ingin memihak, hanya meresensi dua buku. Kalau tersiratnya memihak mohon maaf, hal ini mgkn dikarenakan saya lbh dulu membaca buku karya LKH baru Aan Permana.

Makasih sekali lagi ya!

o edit this on 30/03/2010 at 14:27 | Reply aan

iya neh, sutisna sensi banget seh, orang sensi itu menunjukkan kelemahannya loh

6. edit this on 29/07/2009 at 12:15 | Reply Arya Sakti Blambangan

Page 7: Gajah Mada Diantara Sunda Dan Jawa

Terlalu naif jika tidak mengakui gadjah Mada sebagai orang besar. kenaifan itu muncul karena jelous terhadap orang Indonesia yg ingin meniru keprajuritan gadjah mada.

seperti Malaysia, mislnya, melalui mitos dan peneliti, memelintir sejarah yg katanya gadjah mada tak ubahnya seperti prompak di wilayah selat malaka. Itu Fitnah besar. gadjah Mada adalah pelopor kekuatan laut di asia tenggara. mereka menjadi jelous.

Pada waktu gadjah mada, Majapahit memiliki pangkalan angkatan 7 pangkalan angkatan laut, salah satunya di tumasik (sekarang Singapura).

Gadjah mada menggunakan orang Mongol yg tertawan utk memperbaiki armada laut, peninggalan singasari.

orang2 manca (malysia, singapura, Thailand) mereka jelous karena kebesaran gadjah mada akan membangkitkan bangsa Indonesia menapaki kejayaannya. Sedangkan mereka tdk memiliki.

Mengenai persoalan Bubat dimana ketertundukan Sunda kepada majapahit adalah wajar. Jika menurut versi Sunda, R. Wijaya adalah anak Dyah lembu Tal, maka dia memiliki hak wilayah Pasundan, karenanya gadjah mada menginginkan hak itu dikembalikan kepada keturunana majapahit (hayam Wuruk), karena tanah sunda telah menjadi hak R. Wijaya tapi belum terambil, karena R. wijaya masih berjuang membalas mertuanya yg di bunuh oleh Jaya Katwanng (Kediri).

salam,

arya sakti Blambangan

7. edit this on 29/07/2009 at 13:17 | Reply Yana

Tambahan :

Menurut pengamatan saya, orang2 diluar suku Jawa sepertinya memang bnyk yg tidak menyukai Gajah Mada, salah satunya adalah krn mrk menganggap penyatuan nusantara oleh Majapahit berwatak kolonial alias penjajahan. Ditambah lg mereka memiliki pahlawan

Page 8: Gajah Mada Diantara Sunda Dan Jawa

masing2 dari kerajaan2 yg tersebar di seluruh Indonesia, sehingga tak rela nama kerajaan dan pahlawan mereka tenggelam hanya krn oleh seorang Gajah Mada.

8. edit this on 05/08/2009 at 20:51 | Reply ruddy torres

sunda vs jawa……………persatuan dan kesatuan lebih penting

9. edit this on 26/08/2009 at 00:50 | Reply DR.MOSCOV R DADANG PANGGAYANA

sodara sodaraku fanatisme kesukuan mungkin akan mebangkitkan suku itu sendiri, tapi ingat,.. juga akan menjadikan perpecahan antar suku, karena di alam semesta ini, di dunia ini, di tanah nusantara ini tidak hanya hidup satu suku saja, maka sudah dapat dipastikan akan beradu dgn fanatisme suku yg lain. kemudian NASIONALISME akan membangkitkan, membela ato mempertahankan satu negara,…. satu negara saja tidak lebih dari itu karena cakupannya hanya disitu dan segitu saja.Sedangkan diluar sana ada satu gerakan yg mendunia yaitu ZIONISME. betapa nasionalisme yg satu diadukan dengan nasionalisme yg lainnya dgn berbagai macam fitnah gerakan ZIONISME. sudahlah wahai sodaraku bahaya itu sudah mendekat pada kita, ksukuan memang ada dan harus dirawat, fanatisme kesukuan itu hanya akan menimbulkn prpecahan antar suku. kalo orang sunda bilang lamun suku teu dirawat maka bakal rorombeheun heheheh,.yg artinya jika suku (kaki) tidak dirawat maka akan pecah pecah ( timbul perpecahan suku) so Jika kita fanatis pada suku = tidak merawat kebaikan antar suku. Bersatulah!!!!!!Rawatlah dengan landasan keyakinan Kepada Tuhan yang maha satu benar benar maha esa, bukan dua ato tiga

10. edit this on 08/09/2009 at 15:22 | Reply april

Page 9: Gajah Mada Diantara Sunda Dan Jawa

Aku etnis jawa yang bersuamikan orang sunda ;pTadinya pengen cari tau, kenapa banyak orang yang percaya dengan mitos bahwa orang jawa sebaiknya tidak menikah dengan orang sunda dan sebagainya. Ternyata menyangkut masalah ini.Btw, thanks buat resensinya yah… jadi pengen beli bukunya Yang penting “Jalin Persatuan dan Kesatuan Gan.. ;p”

11. edit this on 08/09/2009 at 21:35 | Reply Yana

Iya sama2, moga makin harmonis sm suaminya ya, Mbak

12. edit this on 07/10/2009 at 14:35 | Reply yuri

sejarah memang hanya mencatat orang besar, luka hati siapa sih yang mau mencatat dalam prasasti?

sebelum ada majapahit, semua orang di wilayah nusantara akan mengaku sebagai keturunan kerajaan sriwijaya. (ini seperti semua orang merasa dirinya golkar agar selamat dan diakui jaman orde baru, kalau kini semua orang mengaku sebagai reformis). hal ini diperlukan sebagai semacam password/id dalam mendapatkan pengakuan dan kekuasaan.

setelah muncul majapahit dan hegemoni kekuasaan nusantara ada di tangan majapahit, maka semua orang yang tidak berkonflik dg mereka cenderung mengaku sebagai turunan dan memiliki hak untuk melanjutkan kebesaran majapahit. modus inilah yang dipakai saat tumbuhnya kerajaan-kerajaan di Jawa setelah majapahit (demak, pajang, mataram islam). makanya orang jawa jadi seperti orang majapahit bagi orang sunda yg pajajaran (ingat orang sunda juga ada yang berseberangan dg pajajaran)

dalam konteks politik, pernikahan antara putri pajajaran dengan raja majapahit adalah perang itu sendiri. dg pernikahan itu masing-masing bersiasat untuk memperebutkan kekuasaan. tidak tepat menggunakan kata licik, hati nurani pada situasi kekuasaan. pembantaian adalah

Page 10: Gajah Mada Diantara Sunda Dan Jawa

wajar pada perebutan kekuasaan. dalam situasi perang manapun hanya dua hal yang mesti dipilih. berjuang atau nyawa. berjuang artinya anda siap sampai mati mempertahankan posisi anda, atau anda siap menyerahkan posisi anda dan tunduk dengan bayaran nyawa anda tetap di tempat. masalahnya adalah mungkin waktu itu pihak pajajaran tidak bersedia mohon ampun agar nyawanya selamat.

seandainya waktu itu fesbuk sudah ada tentu hayam wuruk jatuh cintanya sama putri dari perancis. artinya bahwa gambar si putri dari pajajaran bisa sampai ke majapahit itu juga ada siasatnya.

jadi itulah sejarah, terimalah dengan fair, sentimen anda semua tidak berdasar sama tidak berdasarnya kisah turun temurun versi sunda ato versi jawa.

note: saya jawa-bugis.

13. edit this on 30/10/2009 at 23:49 | Reply lukman alhakim

dijadikan manusia bersuku suku,berbagai bangsa untuk saling mengenal satu sama lain bukan untuk saling bertempur satu sama lain,nusantara ada karena banyak suku dan bangsa, inilah keistimewaan kita di banding bangsa lain,ini adalah bukti rahmad “ayat NYA”,bukan untuk alat untuk berdebat…HIDUP BANGSAKU,NEGERIKU,NUSANTARAKU,INDONESIAKU,PANCASILAKU……ISTERIKU TERCINTA yg ASLI MANDAR,AKU..?….WONG JOWO ASLI 100% Pangapunten kang agung pramilo seratan meniko ngantos ndadosaken mboten saenipun manah

14. edit this on 04/12/2009 at 02:34 | Reply Fulan

“segenap prajuritnya tewas di Lapangan Bubat, sebuah tempat di Kerajaan Majapahit”. Apa ada hubungannya dengan nama salah satu jalan di bandung, yaitu. Jl. Buah Batu alias Bubat ??Saya rasa semua orang hanya mereka-reka, atau maksimal mendekati lah tentang peristiwa yang sebenarnya, karena tidak ada seorang saksi

Page 11: Gajah Mada Diantara Sunda Dan Jawa

pun yang mengetahui hal ini (maksud saya, langsung dari mata kepala sendiri, begitu peristiwa ini terjadi, apakah ada orang yg langsung mencatat semuanya-oleh kedua belah fihak ?) Kalaupun ada kitab Negarakertagama, apakah menceritakan semua peristiwa bubat secara detail ?

15. edit this on 22/01/2010 at 19:23 | Reply reno

assalamualaikum…anak kecil minta izin bicara…

sekilas, sy membaca comment2 d atas, yg lmyan bnyak, tp intinya sama..egosentris human race…sudut pandang yang jelas sekali terlihat ironis dengan smangat “100 national awakening” bagsa kita ini…sejarah itu penting adanya,. bangsa yang tidak mengenal sejarahnya adalah bangsa yang tidak mengenal jatidirinya.saya suka baca2 sejarah, tentu dalam konsep yang dapat saya serap dengan mudah.

Di atas di posting tentang hubungan sunda&jawa-yang setahu saya, memang benar adanya seperti itu-.posting ini sangat menarik sebetulnya.

Terkait postingan di atas, perihal apakah sanggrama wijaya (R.wijaya)-yang merebut tahta singasari dari kediri,dan membangun majapahit sebagai penerus singasari yg agung-itu anak keturunan sunda atau bukan, janganlah dilihat dengan sudut pandang egosentris ke’sukuan’. Benar adanya, ada versi yang menyebutkan bahwa sanggaramawijaya merupakan anak dari pasangan Rakeyan Jayadarma(sunda) dan dyah lembu tal. tapi ada pula versi yang menyebutkan bahwa ayah sanggrama wijaya bukanlah orang sunda-galuh. yang manapun,kita semua tidak tahu versi yang paling benar. Jadi, jangan lah kita menyalahkan ‘siapa’ yang mengungkapkan ‘sesuatu’ tanpa sumber yang paling benar. yang tau yang paling benar hanya Tuhan . hehe..

Selain itu, tentang Gajahmada. Ada yang menyebutkan gajahmada itu pahlawan besar(jawa), adapula yang menyebutkan bahwa gajahmada dibenci oleh orang2 luar jawa. Dua2nya benar ko…tergantung dari sudut pandang mana kita melihat.

Bagi orang2 jawa, wajarkalau Gajahmada disebut “pahlawan besar” bagi orang jawa, mengingat cita2nya untuk menyatukan Nusantara..

Page 12: Gajah Mada Diantara Sunda Dan Jawa

tapi bagi orang2 luar jawa, wajar pula kalau gajahmada mereka benci,.-mungkin analoginya bisa “bangsa kita juga membenci penjajah kan?!” kurang lebih itulah alasannya-

oh iya, dulu orang2 singasari *nenek moyang Majapahit,R.wijaya kan menantu raja terakhir singasari tuh* juga membenci orang2 mongol ketika utusan2 mongol datang untuk memerintahkan singasari tunduk kepada mongol. Hal yang sama juga kemungkinan besar dirasakan oleh orang2 luar jawa ketika majapahit dengan gencar2nya ingin menyatukan nusantara dibawah naungan Majapahit.tapi diluar itu, Majapahit memang Agung koq,. memang kerajaan hebat.

inti’a… wajar klo orang jawa tersinngung saat dikatakan klo gajah mada dibenci orang jawa..tapi, jika orang luar jawa membenci gajahmada, janganlah di bilang naif…..kan semua orang punya hak untuk komentar, betul?!

*tanah parahyangan boleh diminta haknya sama orang keturunan datri bukan putra mahkota??? klo boleh, orangnya kan banyak…bukan hanya sanggrama wijawa..*

*perkenalkan, saya reno,umur saya 19 tahun.saya mahasiswa teknik, tapi saya suka sejarah.sya orang sunda, tp saya juga mengagumi majapahit maupun sunda-galuh..*

ngena’ gak yah comment nya? mudah2an si dapet…amin.maaf ya semerawut, saya masih dalam taraf pembelajaran, masih butuh bimbingan..

P.Ssaya suka bagian ini-dari salah satu comment-:“ndonesia didirikan berdasarkan Sumpah Pemuda bukan Sumpah Palapa, kita bersatu karena kesetaraan dan kesejajaran bukan taklukan juga bukan untuk diperlakukan seperti taklukan”

o edit this on 11/02/2010 at 17:01 | Reply Yana

Page 13: Gajah Mada Diantara Sunda Dan Jawa

Ya. Yang penting persatuan kesatuan saat ini ketika Indonesia sudah jd republik dan bukan lg cuma berkutat di masa lalu. Trims

16. edit this on 11/02/2010 at 00:00 | Reply Wied

2 buku baik karya LKH maupun AMP banyak kesamaannya, cuma expose maupun sudut pandangnya berbeda. Juga gaya bahasa masing-masing pengarang bisa mempengaruhi kesan/alur cerita itu sendiri.AMP terkesan menonjolkan cerita kebesaran kerajaan Sunda Galuh namun kerajaan ini cinta damai sehingga tidak berniat expansi.LKH berkali-kali mengungkapkan bahwa dengan terkuasainya seluruh kepulauan Nusantara, maka semua wilayah Nusantara jadi aman dari serangan bangsa luar. Beaya pengamanan oleh para armada laut yg jumlahnya sangat besar tsb dibebankan kepada para negeri ‘jajahan’ berupa upeti. Karena selama kurun waktu puluhan tahun selama kekuasaan Hayam Wuruk dengan mahapatih Gajah Mada, praktis tak ada gangguan ataupun serangan dari luar kepulauan Nusantara.

17. edit this on 28/02/2010 at 07:47 | Reply Santana Ngalalana

Aku cinta negeri ini, termasuk semua kelebihan dan kebobrokan didalamnya….

Menyangkut Perang Bubat dan Gajah Mada saya cuma ingin tahu, Kira-kira kalau dulu yang berangkat dari tanah pasundan ke Bubat itu dengan tujuuan mau perang bukan mau kekondangan kira-kira yang akan menang yang mana ya ? Soalna kelihatan kekuatannya agak timpang baik dari segi jumlah pasukan, maupun persiapan. Walaupun menurut buku AMP disana disebutkan bahwa ilmu perang Majapahit waktu itu sumbernya dari kitab perang orang sunda yang disempurnakan oleh orang majapahit….Disini saya tidak menyebutkan sunda-jawa, tapi sunda-majapahit.

Yang penting Viking – Bonek bersaudara… Pisss ah !!

Page 14: Gajah Mada Diantara Sunda Dan Jawa

18. edit this on 04/03/2010 at 02:25 | Reply bambang

Salam persatuan dan kesatuan untuk negeri kita tercinta INDONESIA..

menarik sekali apa yang dibahaskan diatas tentang “perang bubat “.tentunya dalam penulisan sejarah tidak terlepas dari kepentingan kekuasaan waktu itu, baik itu versi dari Jawa maupun sunda bahkan hingga sekarang, sehingga saya sendiri sulit mencari mana yang benar mana yang salah, (kedua belah pihak tentang klaim kebenarannya) dan semua peneliti sejarah akan memegang pada bukti yang telah mereka temukan. bila ada pembuktian baru maka perbincangan bahkan penulisan sejarah akan direvisi kembali… begitulah sejarah.. tentunyatidak terkecuali dengan kisah perang bubat __

dalam logika saya kata “perang” dalam kisah perang bubat cukup membingungkan dikarenakan kedatangan sunda galuh hanya dengan 100 orang pergi ke majapahit berikut membawa pasukan sekecil itu sulit dikatakan sebuah perang, apalagi dengan membawa putri kerajaan... tampaknya kejadian di bubat ini lebih mirip dengan pembantaian dengan alasan :- melihat dari jumlah pasukan kecil dan mereka datang dari tempat yang jauh yakni tatar sunda-galuh,- persenjataan seadanya,- maksud kedatangan ke majapahit ” untuk pernikahan”.- bawaan orang-orang sunda galuh mungkin saja setengahnya adalah bawaan untuk pernikahan dll.- penantian di lapangan bubat hingga beberapa hari.

secara pribadi kisah bubat ini melebihi kisah romantisme Romie dan juliet ataupun kisah romantisme percintaan yang lainnya. walaupun sangat tragis pada akhirnya.…bila kita baca setelah perang bubat berakhir tantang bhre wilwatikta yang mengutus duta ke kerajaan sunda…setidaknya akan lebih terasa tentang konflik bathin antara dua kerajaan besar pada waktu itu hingga “wilwatikta berjanji, tidak ingin memberikan kesedihan dan keaiban untuk ke dua kalinya kepada rakyat negeri Sunda”.

Page 15: Gajah Mada Diantara Sunda Dan Jawa

dan yang lebih dahsyat lagi diceritakan dalam pupuh (bali) “bagaimana perasaan duka sang raja majapahit kala itu sangat menyesal dengan kejadian di bubat , … ”

kejadian ini tentunya memupuskan sumpah sang maha patih gajah mada yang terkenal itu untuk mempersatukan nusantara… yang akhirnya dia tidak sempat untuk menyerang kerajaan sunda-galuh.fakta sejarah berarti sunda-galuh masih bukan sebuah negara jajahan.

terimakasih

atas kesalahan dan kekhilafan penulis untuk dimaafkan.

semoga perbincangan ini dapat memperluas pengetahuan kita tentang sejarah besar bangsa kita sendiri .. amin

19. edit this on 22/06/2010 at 13:21 | Reply mang betok

perbedaan pandangan dalam menangkap dan menyikapi ilmu sejarah memang beragam dan sangat menarik……….

tentang gajah mada dan perang bubat saya berpendapat bahwa GAJAH MADA tidak lebih hanya sebagai boneka dari sebuah konspirasi besar di kalangan keluarga majapahit (khusus tentang perang bubat aza loh ya )……. kenapa ?

saya penah baca artikel seperti ini (lupa penulisnya, hehehe….)

gajah mada sosok yang ambisius namun berhasil, dia bercita-cita ingin mempersatukan seluruh nusantara di bawah kekuasaan (naungan) majapahit ……suatu cita-cita yang GILA !!!!!! …… tp beliau berhasil……

hanya ada satu kerajaan yang belum “GABUNG” ke wilayah majapahit yaitu kerajaan sunda galuh……… ada yang ber pandangan bahwa pasukan majapahit pernah menyerang namun gagal, ada pula yang mengatakan bahwa majapahit belum (berani) menyerang kerajaan sunda galuh karena masih adanya hubungan kekerabatan para leluhur…….

kemudian muncul ide mempersatukan HAYAM wuruk dengan DYAH PITALOKA………..dan terjadilah perang BUBAT, dimana utusan sunda

Page 16: Gajah Mada Diantara Sunda Dan Jawa

semuanya di tumpas oleh pasukan gajah mada, yang hampir semuanya menyalahkan posisi GAJAH MADA ( para sejarawan sunda) ……

saya berpikiran, buat apa gajah mada capek-capek memerangi utusan kerajaan sunda ???…….seandainya pernikahan itu terjadi maka HAYAM WURUK akan mewarisi kerajaan sunda galuh (dyah pitaloka putri raja)…….. dan pada masa itu, bahkan jauh sebelum masa majapahit…… merebut kekuasaan dengan cara menikahi putri raja adalah sesuatu yang lumrah terjadi…… jd kalo pernikahan itu terjadi, itu sebuah kado manis dari GAJAH MADA, dia bisa mendapatkan kerajaan sunda tanpa “keluar keringat”……….. lalu mengapa mesti terjadi cerita “BUBAT”……

dalam artikel itu di jelaskan bahwa tidak lebih hanya ketakutan dari kalangan keluarga istana majapahit tentang penerus HAYAM WURUK kedepan, karena ucapan hayam wuruk yang mengatakan dia tidak akan mengambil isteri lagi setelah menikahi DYAH PITALOKA………… inilah penyebab utamanya (dlm artikel tersebut)………karena sejak hayam wuruk masih kecil dia sudah diJODOH kan dengan putri pamannya, (ga tau nama putrinya siapa)……. kalo hayam wuruk jadi menikah dengan putri pamannya maka keberlangsungan keturunan RADEN WIJAYA akan selalu eksis ………. tp karena hayam wuruk bertekad bahwa setelah menikahi dyah pitaloka, beliau tidak akan mengambil isteri lagi……maka keluarga istana (yang pengen kekuasaan) mengatur siasat yang membuat pihak galuh marah besar dan terjadilah perang bubat……..

bayangkan, galuh di paksa memalukan diri dengan cara mengirimkan putri mereka (sedangkan secara adat, harusnya penganten pria yang datang melamar)….dan ini lebih parah lagi dalam konteks sebuah negara (kerajaan)…… setelah sampe di hujung galuh pun tidak di jemput (sesuai janji), tp harus datang pula mengantar mempelai wanita ke istana majapahit (jelas sangat merendahkan harkat seorang RAJA)………tp aneh ko kerajaan sunda mau saja (entah karena takut di serang, atau karena ingin juga menjalin kekeluargaan dengan sebuah keraan besar…….hmmmm)

rentetan inilah yang membuat “harga diri” para utusan sunda terusik……….dan DORRRRR……entah siapa duluan yang mulai terjadilah perang bubat yang menewaskan seluruh utusan sunda…………lalu dmn posisi gajah mada ????

dia berada dalam satu dilema besar, antara ambisinya, kepatuhan terhadap keluarga istana (kalo kita membaca buku LKH, di situ tercertak gaja mada sosok yang manut terhadap para sesepuh

Page 17: Gajah Mada Diantara Sunda Dan Jawa

kerajaan)……. jd pihak yang takut kekuasaan nya terambil oleh putri sunda, mereka menjebak gajah mada dalam posisi itu……..karena kalo di nalar gajah mada jelas berada dalam suatu kemenangan (andai pernikahan itu terjadi), karena berhasil menggabungkan sunda dalam wilayah majapahit…….intrik keluarga istana majapahit inilah yang belum terungkapkan secara jelas…………..

satu sisi gajah mada berada dalam gerbang kemenangan cita-cita dia (andai kata pernikahan terjadi, maka sunda bergabung)……..posisi dia sebagai seorang jendral perang berada dalam posisi DILEMA pada saat itu…….. seandainya pernikahan itu berjalan dengan NORMAL, gajah mada berhasil dengan sumpah palapanya, tp berhadapan dengan keluarga istana yang ingin kekuasaan…….. dengan menyerang utusan sunda (berharap agar sunda takluk juga) jelas bukan sikap SATRIA ( sedang dia seorang jendral perang, tentu menjaga etika perang)…………. tp kemudian gajahmada mengambil sikap “MANUT” terhadap titah ISTANA(yang ingin kekuasaan) dan menyerang para utusan sunda dan BOM……… perang bubat………..maka kiranya wajar setelah insiden itu gajah mada MOKSA tanpa jejak sampai saat ini………….. mungkin dia berada dalam suatu dilema besar sehingga memutuskan MOKSA………….. andai kata tidak terjadi perang BUBAT, tentu gajah mada ingin menikmati jerih payahnya mempersatukan nusantara dengan duduk nyantai di teras rumahnya sambil kipas-kipas……….hehehehe…………….

kalao kata ipin & upin mah :………kasihan…… kasihan…..kasihan…………..

di puncak ke emasan kariernya gajah mada harus berada di persimpangan (ambisi, kekuasaan, keluarga)……..

20. edit this on 30/06/2010 at 17:31 | Reply anggie

Aku orang sunda tapi besar di jawa, dan sudah merasakan selama puluhan tahun ada memang sindiran, gesekan tak kentara dan kebencian yang tersirat terutama dari pihak yang tua tua tentang ketegangan sunda dan jawa ini..

dan kesimpulannya..entahlah..

Page 18: Gajah Mada Diantara Sunda Dan Jawa

21. edit this on 10/07/2010 at 17:10 | Reply ganes

coba lihat, pendukung persebaya (bonek) sama persib (bobotoh) aja skrg sdh akur..analisa kritis sejarah sah2 aja tp please..ego kedaerahan jgn dibawa2, sejarah selain bicara masa lalu, jg pnting melihat saat ini dan yg lbh penting faedahnya buat kehidupan yang lebih baik dimasa depan..