gagal ginjal

55
MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN GAGAL GINJAL (Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak II) Disusun Oleh : NI KOMANG AYU RESIYANTHI 01 05 010 55

Upload: aliffitriana

Post on 26-Jan-2016

236 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

kk

TRANSCRIPT

Page 1: GAGAL GINJAL

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK

DENGAN GAGAL GINJAL

(Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak II)

Disusun Oleh :

NI KOMANG AYU RESIYANTHI

01 05 010 55

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

STIKES NGUDI WALUYO UNGARAN

2008

Page 2: GAGAL GINJAL

LEMBAR PENGESAHAN

Makalah Keperawatan Anak II yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada Anak

Dengan Gagal Ginjal” ini telah disetujui untuk diseminarkan pada Mata Kuliah

Keperawatan Anak II

oleh :

Dosen Pengampu

(Mona Saparwati, S.Kep.Ns)

Page 3: GAGAL GINJAL

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Ginjal merupakan organ penting dalam tubuh dan berfungsi untuk

membuang sampah metabolisme dan racun tubuh dalam bentuk urine yang

kemudian dikeluarkan dari tubuh. Karena fungsinya yang demikian kompleks dan

penting, salah satu saja fungsinya tidak dapat dilakukan, ginjal bisa dianggap

gagal dan mempunyai akibat yang menyengsarakan dan berlarut-larut. Gagal

ginjal bisa terjadi sewaktu-waktu tetapi umumnya gagal ginjal terjadi secara

bertahap dan bisa diperlambat atau dihentikan sama sekali. Gagal ginjal terbagi

menjadi dua yaitu Gagal Ginjal Akut (GGA) dan Gagal Ginjal Kronik (GGK).

Biasanya kegagalan semacam ini disebabkan adanya toxin, alergi obat, keracunan

atau kehilangan darah, kehilangan cairan atau trauma.

Tetapi dewasa ini gagal ginjal terjadi bukan hanya karena hal-hal di atas,

baru-baru ini badan POM (Pengawas Obat dan Makanan) melarang pemakaian

pasta gigi buatan China yang mengandung bahan beracun DEG (Diethylene

Glycol). DEG ini merpakan zat pelarut pada pasta gigi DEG dipakai pada zat anti

pembekuan agar pasta gigi tidak mengeras. Meskipun sampai saat ini belum ada

laporan resmi keracunan akibat DEG dalam pasta gigi dan meskipun jumlahnya

dalam pasta gigi tersebut sangat rendah tapi cukup ganas untuk menyebabkan

toksisitas dan sangat berbahaya terutama pada anak-anak dan orang dewasa

dengan kelainan ginjal. Untuk itu diperlukan ketelitian dalam memilih produk

agar tidak membahayakan diri sendiri dan orang lain.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah gagal ginjal yaitu

dengan melakukan screening secara teratur, mencegah minum-minuman

beralkohol dan tidak minum obat sembarangan. Apabila timbul gejala-gejala

seperti kencing lebih sedikit dibanding sebelumnya, kencing berubah warna,

berbusa dan sering bangun pada malam hari untuk berkemih, mudah lelah dan

lemas, sesak nafas, nafas bau, kehilangan nafsu makan dan muntah-muntah tapi

tanda-tanda tersebut tidak seluruhnya muncul secara bersamaan, maka dianjurkan

untuk segera melakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui apakah

tanda-tanda itu mengarah pada kemungkinan gagal ginjal.

Page 4: GAGAL GINJAL

B. Tujuan

1. Tujuan umum

Setelah membaca makalah ini mahasiswa dapat menerapkan Asuhan

Keperawatan Gagal Ginjal dengan benar.

2. Tujuan khusus

a. Mahasiswa dapat memahami Anatomi Fisiologi Ginjal dengan

benar.

b. Mahasiswa dapat memahami Definisi Gagal Ginjal dengan benar

c. Mahasiswa dapat memahami Etiologi Gagal Ginjal dengan benar

d. Mahasiswa dapat memahami Manifestasi klinis Gagal Ginjal

dengan benar

e. Mahasiswa dapat menjelaskan Patofsiologi Gagal Ginjal dengan

benar

f. Mahasiswa dapat menjelaskan Pathway Gagal Ginjal dengan benar

g. Mahasiswa dapat menjelaskan Pemeriksaan Diagnostik Gagal

Ginjal dengan benar

h. Mahasiswa dapat menerapkan Penatalaksanaan Gagal Ginjal

dengan benar

i. Mahasiswa dapat memberikan Asuhan Keperwatan Gagal Ginjal

dengan benar

Page 5: GAGAL GINJAL

BAB II

TINJAUAN TEORI

Anatomi Fisiologi

Ginjal adalah sebuah organ kecil tetapi penting yang terletak di dalam

tubuh, tidak nampak secara fisik dan seperti lainnya mempunyai fungsi yang

kompleks dan bekerja secara otomatis. Ginjal adalah suatu bagian yang terkecil

tetapi sangat penting karena mempunyai fungsi dan tugas yang sangat mulia, yaitu

menghilangkan air, sisa-sisa air kotor atau sampah dan racun hasil metabolisme

yang berlebihan dalam tubuh, membantu mengatur tekanan darah, mengatur

keseimbangan kimia dalam tubuh, memelihara tulang agar tetap kuat, memberi

perintah kepada tubuh untuk membuat sel darah merah dan menolong anak-anak

tumbuh dengan normal (www.tnial.mil.id).

Ginjal adalah sepasang organ berbentuk kacang merah yang berada di

punggung bagian bawah. Ginjal berfungsi untuk membuang air dan produk-

produk sisa dari dalam darah, ginjal juga mengatur metabolisme mineral-mineral

di dalam tubuh seperti kalsium dan lain-lain (Bz.blogfam.com).

Faal ginjal terdiri dari :

1. Faal glomerulus, ialah filtrasi darah.

2. Faal tubulus, ialah mengatur aliran dan konsentrasi urine.

Ginjal berfungsi mengatur keseimbangan asam basa dengan pertukaran ion

hydrogen, produksi ammonia dan reabsorpsi bikarbonat; mengatur pengeluaran

elektrolit, asam amino dan asam organik. Pada gagal ginjal akut gangguan utama

Page 6: GAGAL GINJAL

terletak pada faal tubulus tetapi faal glomerulus mungkin turut terganggu pula

(Ngastiyah, 1997).

Fungsi-fungsi ginjal :

1. Membuang kelebihan air dan produk sisa-sisa dari dalam darah.

2. Mengatur metabolisme mineral-mineral di dalam tubuh (kalsium).

3. Memproduksi hormon-hormon (renin).

Penyebab dari gagal ginjal :

1. Penyakit ginjal polikistik

2. Sumbatan pada saluran kencing, misalnya oleh karena batu ginjal.

3. Analgesik (obat pereda nyeri seperti paracetamol dan ibuprofen).

Gejalanya, antara lain :

1. Letih, lemah, lesu (karena anemianya).

2. Kehilangan nafsu makan, mual dan muntah.

3. Sering buang air kecil terutama pada malam hari.

4. Pembengkakan kaki dan sembab pada mata karena retensi dari air.

5. Kulit kering bersisik, mudah memar dan pucat.

6. Kepala pusing dan adanya rasa kaku pada tangan atau kaki karena gangguan

syaraf tepi.

7. Tekanan darah tinggi, nyeri dada, sesak nafas.

8. Mudah berdarah.

9. Nyeri tulang

(Bz.blogfam.com)

Page 7: GAGAL GINJAL

I. Gagal Ginjal Akut

A. Definisi

Gagal ginjal akut merupakan keadaan ginjal yang mengalami

penurunan fungsi atau berhentinya fungsi ginjal secara tiba-tiba yang

dapat menyebabkan hameostatis, yang ditandai dengan diguria atau

anuria, gangguan keseimbangan elektrolit, keseimbangan asam basa serta

gangguan sekresi dari produk sisa yakni urea dan kreatinin (Alimul

Hidayat, 2006).

Gagal ginjal akut adalah kondisi yang terjadi bila ginjal tiba-tiba

tidak mampu mensekresikan urin dengan volume cukup atau konsentrasi

adekuat untuk mempertahankan keseimbangan cairan tubuh normal

(Wong, 2003).

Gagal ginjal akut adalah suatu keadaan klinik dimana jumlah urin

mendadak berkurang di bawah 300 ml/m2 dalam sehari disertai gangguan

fungsi ginjal lainnya (Ngastiyah, 1997).

Gagal ginjal akut timbul secara mendadak, umumnya disebabkan

adanya toxin, alergi obat, keracunan atau kehilangan darah, kehilangan

cairan atau trauma. Kegagalan mendadak biasanya dapat disembuhkan

dengan obat, dialisa atau cuci darah (www.tnial.mil.id).

Gagal ginjal akut terjadi bila fungsi ginjal berkurang sampai ke

tingkat dimana homeostasis cairan tubuh tidak dapat dipertahankan lagi

(Nelson, 2000).

B. Etiologi

Faktor prarenal. Semua faktor yang menyebabkan peredaran darah

ke dalam ginjal berkurang dengan terdapatnya hipovolemia, misalnya :

1. Perdarahan karena trauma operasi.

2. Dehidrasi atau berkurangnya volume ektraseluler (dehidrasi pada

diare).

Page 8: GAGAL GINJAL

3. Berkumpulnya cairan intestinal di suatu daerah luka (kombustio,

pasca bedah yang cairannya berkumpul di daerah operasi, peritonitis

dan proses eksudatif lain yang menyebabkan hipovolemia).

Bila faktor prarenal dapat diatasi, faal ginjal akan menjadi normal

kembali, tetapi jika hipovolemia berlangsung lama, maka akan terjadi

kerusakan pada parenkim ginjal.

Faktor renal. Faktor ini merupakan sebab gagal ginjal akut

terbanyak. Terjadi kerusakan di glomerulus atau tubulus sehingga faal

ginjal langsung terganggu. Prosesnya dapat berlangsung cepat dan

mendadak, atau dapat juga berlangsung perlahan-lahan dan akhirnya

mencapai stadium uremia. Kelainan di ginjal ini dapat merupakan

kelanjutan dari hipoperfusi prerenal dan iskemia kemudian menyebabkan

nekrosis jaringan ginjal. Beberapa pnyebab kelainan ginjal ini adalah

glomerulonefritis, koagulasi intravaskuler, nekrosis tubulus akut,

pielonefritis, trombosis vene renalis.

Faktor pascarenal. Semua faktor pascarenal yang menyebabkan

obstruksi pada saluran kemih seperti kelainan bawaan, tumor, nefrolitiasis

dan sebagainya harus bersifat bilateral (Nelson 2000, Ngastiyah 2005).

C. Manifestasi Klinis

Temuan-temuan klinis yang terkait dengan gagal ginjal meliputi :

1. Pucat (anemia)

2. Penurunan curah urine

3. Edema (garam dan air berlebihan)

4. Hipertensi

5. Muntah

6. Letargi

(Nelson, 2000)

Page 9: GAGAL GINJAL

D. Patofisiologi

Pada gagal ginjal akut terjadi ketidaknormalan ginjal untuk

memfiltasi sisa buangan, pengaturan cairan dan mempertahankan

keseimbangan kimia. Secara klinik gagal ginjal akut dibagi menjadi :

1. Fase oliguria/anuria. Pada permulaan fase ini mungkin tidak

diketahui oleh orang tua pasien karena gejala penyakit primer sebagai

penyebab gagal ginjal akut lebih menonjol. Jumlah urine berkurang

10 – 20 ml sehari dan umumnya tidak sampai anuria. Oliguria dapat

berlangsung 4 – 5 hari atau lebih dan kadang sampai 1 bulan. Lambat

laun gejala uremia menjadi nyata seperti muntah, pusing, apatis

sampai samnolen, rasa haus, pernafasan Kussmaul, anemia, kejang

dan sebagainya. Selain kadar ureum meningkat ditemukan pula

hiperkalemia, hiperfosfatemia, hipokalsemia, hiponatremia dan

asidosis metabolik. Asam sulfat dan fosfat serta kalium terbentuk

pada kerusakan sel jaringan. Mula-mula sebagian CO2 dikeluarkan

melalui paru-paru (pernafasan Kussmaul) sehingga terdapat asidosis

metabolic terkompensasi, tetapi akhirnya pH juga menurun (tidak

terkompensasi lagi). Karena adanya hiperfosfatemia, maka akan

terjadi hipokalsemia. Hiperkalemia dan hipokalsemia mengakibatkan

faal jantung terganggu. Hiponatermia timbul akibat pindahnya

natrium dan cairan ekstraseluler ke dalam sel, adanya retensi cairan

serta masukan garam natrium yang kurang.

2. Fase diuretic. Diuresis dapat timbul dengan mendadak atau urine

bertambah tiap hari sehingga mencapai keadaan poliuria. Diuresis ini

dapat disebabkan oleh kadar ureum tinggi di dalam darah (diuresis

osmotik). Disamping faal tubulus belum baik, juga oleh pengeluaran

cairan tubuh yang berlebihan. Cairan tersebut biasanya disertai

elektrolit seperti natrium, kalium dan klorida. Mungkin terjadi suatu

dehidrasi. Urine yang terbentuk dapat hipotonis atau isotonis dan

mengandung silinder, leukosit serta beberapa eritrosit, juga ada

proteinuria sedang. Karena tidak adanya keseimbangan faal

Page 10: GAGAL GINJAL

glomerulus dan tubulus maka terjadi difusi ureum kembali sehingga

kadar di dalam darah masih meningkat pada awal fase diuresis.

Hiponatremia dalam fase oliguria antara lain disebabkan oleh retensi

cairan dalam tubuh. Dalam fase diuretic hiponatremia ini disebabkan

oleh kehilangan natrium melalui tubulus yang rusak. Lama fase ini

kira-kira 2 minggu.

3. Fase penyembuhan/fase pasca diuretic. Poliuria akhirnya akan

berkurang, begitu juga gejala uremia. Di dalam beberap aminggu faal

glomerulus dan tubulus menjadi naik tetapi masih ada kelainan kecil.

Yang paling lama terganggu ialah daya mengkonsentrasi urine.

Kadang-kadang faal ginjal tidak menjadi normal lagi dan albuminuria

tetap ditemukan (Ngastiyah, 2005).

E. Komplikasi

1. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.

2. Ketidakseimbangan asam basa.

3. Gagal ginjal kronik.

(Suriadi & Yuliani, 2006)

F. Pathway

Terlampir

G. Evaluasi Diagnostik

1. Mikroskopik urin menunjukkan kelainan sesuai penyakit yang

mendasarinya

2. Pemeriksaan BUN dan creatinine (laki-laki : > 1,3 mg % ; wanita : >

1,1 mg )

3. Scan renal bertujuan untuk memperkirakan ukuran ginjal dan

memungkinkan perbaikan sumbatan uropati.

Page 11: GAGAL GINJAL

H. Penatalaksanaan Medis

1. Penatalaksanaan cairan

pembatasan cairan sangat pening bagi penderita yang gagal

menghasilkn curah urin yang cukup setelah penambahan volume atau

pemberian diuretic. Tingkat pembatasan cairan tergantung pada keadan

hidrasi. Untuk penderita dengan oliguria atau anuria yang mempunyai

volume intravaskuler relative normal, pemberian cairan harus dibatasi

samapai 400 Ml/mm2 per 24 jam ditambah sejumlah cairan yang sama

denagan curah urin hari itu.

2. Pemberian mannitol atau furosemid jika dalam keadaan hidrasi yang

adekuat terjadi oliguria.

3. Diet tinggi kalori dan lemak, rendah protein, kalium dan garam. Jika

anak tidak dapat makan melalui mulut maka makanan diberikan

melalui intravena dan zat nutrisi yang diberikan mengandung asam

amino esensial.

4. Mengatasi hiperkalemia ; pemberian calcium glukonas 0,5 ml/kg BB

diberikan intravena selama 30 – 60 menit untuk peningkatan pH darah.

5. Pemberian glukosa 50% dan insulin 1 U/k, diberikan secara intravena,

mempercepat pembentukan glikogen menyebabkan glukosa dan

kalium masuk ke dalam sel.

6. Pemberian resin ion perubah seperti polystyrene sodium sulfonate

(kayexalate), 1 gr/kg BB diberikan secara oral atau rectal yang

bertujuan untuk mengikat kalium dan mengeluarkannya dari tubuh.

7. Dialisis dilakukan jika disertai dengan tanda-tanda asidosis berat yang

sudah berlangsung lama, cara-cara lain sudah ditempuh untuk

mengurangi kalium, terlihat gejala-gejala uremik, overload sirkulasi,

hipertensi, gejala gagal jantung. (Suriadi & Yuliani, 2006).

Page 12: GAGAL GINJAL

II. Gagal Ginjal Kronik

A. Definisi

Gagal ginjal kronik terjadi bila ginjal yang sakit tidak mampu

mempertahankan komposisi kimiawi cairan tubuh dalam batas normal

dibawah kondisi normal (Wong, 2003).

Gagal ginjal kronik terjadi perlahan-lahan, tidak dapat sembuh,

dengan berobat teratur dapat menghambat memburuknya fungsi ginjal

(www.tnial.mil.id).

Gagal ginjal kronik merupakan kegagalan ginjal dalam

mempertahankan fungsinya yang timbul secara kronis yaitu terjadi

kemunduran fungsi ginjal yang dapat menyebabkan ketidakmampuan

dalam mempertahankan tubuh (Alimul Hidayat, 2006)

B. Etiologi

Penyebab gagal ginjal kronik :

1. Pada anak di bawah usia 5 tahun

Anatomis (hipoplasia, displasia, obstruksi, malformasi)

2. Pada anak di atas usia 5 tahun

a. Penyakit glomerulus (glomerulonefritis, sindrom hemolitik-uremik).

b. Gangguan herediter (sindrom Alport, penyakit kistik)

(Bz.blogfam.com)

C. Manifestasi Klinis

Pada penderita yang berkembang, gagal ginjal kronik karena

penyakit glomerulus atau herediter penyakit ginjal biasaya dideteksi

karena penampakan manifestasi klinis terjadi sebelum mulainya

insufisiensi ginjal. Namun, perkembangan gagal ginjal dapat tersembunyi

Page 13: GAGAL GINJAL

dan membahayakan, pada penderita yang mengalami kelainan anatomis,

keluhan-keluhan yang muncul mungkin tidak spesifik :

1. Nyeri kepala

2. Letargi

3. Tidak ada nafsu makan

4. Muntah

5. Polidipsia

6. Poliuria

7. Kegagalan pertumbuhan

Tapi sebagian besar penderita gagal ginjal kronik tampak pucat dan

menderita tekanan darah tinggi (Nelson, 2000).

D. Patofisiologis

Fungsi renal menurun karena produk akhir metabolisme protein

tertimbun dalam darah sehingga mengakibatkan terjadinya uremia dan

mempengaruhi seluruh sistem tubuh. Semakin banyak timbunan produksi

sampah maka gejala semakin berat.

Gangguan clearanse renal terjadi akibat penurunan jumlah

glomerulus yang berfungsi. Penurunan laju filtrasi glomerulus dideteksi

dengan memeriksa clearanse kreatinin urine tampung 24 jam yang

menunjukkan penurunan clearanse kreatinin dan peningkatan kadar

kreatinin serum.

Retensi cairan dan natrium dapat mengakibatkan edema, CHF

dengan hipertensi. Hipotensi dapat terjadi karena aktivitas aksis renin

angiostensin dan kerjasama keduanya meningkatkan sekresi aldosteron.

Kehilangan garam mengakibatkan resiko hipotensi dan hipovolemia.

Muntah dan diare menyebabkan perpisahan air dan natrium sehingga

status uremik memburuk.

Asidosis metabolik akibat ginjal tidak mampu mensekresi asam

(H+) yang berlebihan. Penurunan sekresi asam akibat tubulus ginjal tidak

Page 14: GAGAL GINJAL

mampu mensekresi ammonia (NH3+) dan mengabsorbsi natrium

bikarbonat (HCO3+). Penurunan eksresi fosfat dan asam organik lain

terjadi.

Anemia terjadi akibat produksi eritropoitin yang tidak memadai,

memendeknya usia sel darah merah, defisiensi nutrisi dan kecenderungan

untuk mengalami perdarahan akibat status uremik pasien, terutama dari

saluran penceranaan. Eritropoitin yang diproduksi oleh ginjal, menstimulasi

sumsum tulang untuk menghasilkan sel darah merah dan produksi

eritropoiltin menurun sehingga mengakibatkan anemia berat yang disertai

kehilangan angina dan sesak nafas.

Keseimbangan kalsium dan fosfat merupakan gangguan metabolik.

Kadar serum kalsium dan fosfat tubuh memiliki hubungan timbal balik.

Jika salah satunya meningkat, maka fungsi yang lain akan menurun.

Dengan menurunnya filtrasi melalui glomerulus ginjal, maka

meningkatkan kadar fosfat serum dan sebaliknya, kadar serum kalsium

menurun. Penurunan kadar kalsium serum menyebabkan sekresi

parathormon dan kelenjar paratroid. Tetapi, gagal ginjal tubuh tidak

merespon normal terhadap peningkatan sekresi parathormon, sehingga

kalsium di tulang menurun, menyebabkan terjadinya perubahan tulang

dan penyakit tulang. Demikian juga D (1,25 dihidrokolekalsiferol) yang

dibentuk di ginjal menurun seiring perkembangan gagal ginjal (Nursalam,

2006).

E. Pathway

Terlampir

F. Evaluasi Diagnostik

1. Pemeriksaan laboratorium

dilakukan untuk menetapkan adanya GGK, menentukan ada tidaknya

kegawatan, menentukan derajat GGK, dan membantu menetapkan

etiologi.

Page 15: GAGAL GINJAL

2. Pemeriksaan EKG

Untuk melihat kemungkinan hipertrofi ventrikel kiri, tanda-tanda

perikarditis, aritmia, dan gangguan elektrolit.

3. Ultrasonografi (USG)

menilai besar dan bentuk ginjal, tebal korteks ginjal, kepadatan

parenkim ginjal, kandung kemih serta prostat. Pemeriksaan ini

bertujuan untuk mencari adanya factor yang reversible seperti

obstruksi oleh karena batu atau massa tumor.

4. Foto polos abdomen

Sebaiknya tanpa puasa, karena dehidrasi akan memperburuk fungsi

ginjal (Nursalam, 2006).

G. Penatalaksanaan Medis

Pengobatan gagal ginjal kronis diutamakan untuk menghambat laju

kegagalannya agar tidak sampai terjadi gagal ginjal terminal atau ginjal

tidak berfungsi lagi. Pengobtan harus dibantu ketaatan dari penderita.

Apabila ingin berolahraga tidak dianjurkan untuk malakukan olahraga

yang berat. Selain itu tekanan darah dan kadar gula harus dijaga agar

tetap normal dan antibiotic diberikan apabila terjadi infeksi. Proses

hemodialisa baru dilakukan bila ginjal hamper tidak berfungsi lagi. Ada

dua macam cara cuci darah yakni hemodialisa dan dialisa peritoneal

(CAPD). Tapi keduanya jarang dilakukan karena banyak menimbulkan

resiko (www.indomedia.com).

Penanganannya adalah :

1. Pemeriksaan darah meliputi hemoglobin (anemia), elektrolit

(hiponatremia, hiperkalemia, asidosis), BUN dan kreatinin (timbunan

nitrogen dan tingkat fungsi ginjal), kadar kalsium dan fosfor dan

aktivitas alkali fosfatase (hipokalsemia, heperfosfatemia,

asteodistrofi).

Page 16: GAGAL GINJAL

2. Pemeriksaan periodik kadar hormon paratiroid yang utuh.

3. Pemeriksaan Rontgenografi tulang.

4. Rontgen dada dan ekokardiografi.

(Nelson, 2000)

Beberapa jenis terapi yang dapat diberikan pada gagal ginjal :

1. Dialisis peritoneum

Ialah dialisis yang menggunakan membra peritoneum sebagai

sarana pertukaran cairan dialisis, tujuannya adalah mengeluarkan zat-

zat toksik dari tubuh seperti ureum yang tinggi pada gagal ginjal akut

atau gagal ginjal kronik atau racun di dalam tubuh (Ngastiyah, 2005).

2. Hemodialisis (HD - cuci darah)

Pada hemodialisis darah dipompa keluar dari tubuh lalu masuk

ke dalam mesin dialiser (yang berfungsi sebagai ginjal buatan) untuk

dibersihkan dari zat-zat racun melalui proses difusi dan ultrafiltrasi

oleh cairan khusus untuk dialysis. Setelah dibersihkan, darah

dialirkan kembali ke dalam tubuh.

3. Transpalansi ginjal (pencangkokan)

Cangkok yang berfungsi dengan baik dapat sepenuhnya

merehabilisasi penderita. Meskipun demikian, resipien cangkok atau

keluarga yang mengharapkannya harus mengerti bahwa transplantasi

bukan merupakan kesembuhan yang permanen (Nelson, 2000).

Page 17: GAGAL GINJAL

Pencegahan gagal ginjal kronik :

1. Melakukan screening secarat teratur yang dilakukan oleh dokter,

terutama bagi yang mempunyai faktor resiko gagal ginjal kronik

seperti diabetes mellitus dan hipertensi.

2. Mencegah minum-minuman beralkohol.

3. Tidak minum obat sembarangan.

H. Perencanaan pemulangan

Instruksikan pada orangtua tentang tanda-tanda penurunan fungsi

ginjal dan lapor pada perawat atau dokter.

Jelaskan tanda-tanda dan gejala infeksi dan lapor ke perawat atau

dokter

Ajarkan orangtua dalam mengukur suhu tubuh terkait dengan gejala

infeksi

Tekankan untuk control ulang

I. Diet pada gagal ginjal

Page 18: GAGAL GINJAL

Gagal ginjal akut

Kebutuhan cairan

Pemberian cairan diperhitungkan berdasarkan insensible water

loss (IWL) + jumlah cairan yang keluar (air kemih 1 hari

sebelumnya, muntah, tinja, dll)

Koreksi dilakukan pada setiap peningkatan suhu tubuh 1

derajat Celsius sebanyak 12%

IWL berdasarkan rumus Gordilla (caloric expenditure) yaitu:

Berat badan:

0-10 kg : 100 kkal/kgbb/hari diatas 10 kbgg

11-20kg : 1000 + 50 kkal/kgbb/hari diatas 10 kbgg

> 20 kg : 1500 + 20 kkal/kgbb/hari diatas 20 kg

Jumlah IWL = 25 ml per 100 kkal

1. Pemberian cairan intrvena : salah satu dari cairan di bawah

ini bisa dipakai

a. Dextrose 5-20%, 20-30 ml per 100

kkal + 0,3-0,45% Nabic dalam Dextrosa 5% guna

menggantikan air kemih yang keluar

b. Asam amino esensial dan glukosa,

20-50 ml/kgBB/ hari + jumlah air kemih yang keluar

2. cairan per oral: penderita diijinkan minum cairan tanpa

elektrolit untuk menghilangkan rasa haus

Natrium

1. Natrium intavenus

2. Natrium oral diberi 1-2 meq/kgBB/hari atau kurang, dosis

ini sementara dengan 60-120 mg NaCL/kgBB/hari

Kalium

1. Kalium intravenus : tidak diperlukan

2. Kalium per oral diberikan 1 meq/kgBB/hari atau kurang,

setara dengan 40 ion K/kgBB/hari

Kalori

Page 19: GAGAL GINJAL

1. Kalori intravenous : cairan yang dianjurkan hendaknya

sesuai dengan kadar dextrose tertinggi yang mampu

diterima oleh vena, bila memakai vena sentral dapat

diberikan larutan glukosa 30-40%. Jumlah kalori minimal

yang dapat mencegah katabolisme adalah 400 kkal/m2/hari.

Bila terapi konservatif lebih dari 3 hari dipertimbangkan

pemberian emulsi lemak dan protein 0,5-1 gr/kgBB/hari.

2. Kalori oral : penderita diperkenenkan menerima

karbohidrat dan lemak dalam jumlah bebas.

Nitrogen

1. Nitrogen intravenous hendaknya diberikan asam amino

esensial.

2. Nitrogen per oral diberikan dalam bentuk protein yang

memiliki kadar biologic tinggi dengan jumlah

0,5-1gr/kgBB/hari

Formula diit cair pada anak GGA

Whey yang telah dielektrodialisis (laktabumin)

Minyak kacang

Dextrin maltosa

Aqua ad

100 gr

75 gr

150 gr

300 gr

(Suandi,1998)

Gagal ginjal kronik

Pada anak dengan isufisiensi ginjal, kecepatan pertumbuhan

berkurang ketika LPG turun dibawah 50% normal. Penyebabnya

yang tepat kegagalan pertumbuhan belum diketahui. Factor utama

dalah ketidakcukupan masukan kalori (kurang dari 70% dari diet

yang dianjurkan). Masukan kalori yang optimal pada isufisini

ginjal belum diketahui, tetapi upaya harus diakukan untuk

memenuhi atau melampaui (pada penderita dengan gagal

Page 20: GAGAL GINJAL

pertumbuhan) kalori harian yang dianjurkan sesuai umur penderita.

Masukan kalori dapat diperbesar dengan menambahkan sejumlah

karbohidrat yang tidak terbatas (gula, selai, madu, glukosa

polimer) ke dalam diet dan lemak (minyak trigliserida rantai

medium) sebagaimana yang ditoleransi oleh penderita. Jika

pemasukan kalori oral tidak mencukupi, pemberian makanan

melalui tabung nasogastrik atau gastrostomi dapat dimulai secara

sebentar-sebentar atau selama malam hari. Terapi hormone

pertumbuhan manusia rekombinan bersama dengan dialysis

optimal memperbaiki pertumbuhan linier.

Asuhan Keperawatan

Page 21: GAGAL GINJAL

Anamnesa

1. Identitas klien :

Nama adik siapa ? Umurnya berapa ?

2. Data demogarfi :

Ceritakan pada saya tentang anak ibu ! Sudah berapa lama anak ibu mengalami penyakit

tersebut ?

3. Riwayat Penyakit Dahulu : Apakah dulu pernah menderita penyakit selain Gagal

Ginjal ?

4. Riwayat Penyakit Keluarga :

Apakah dari keluarga ada yang menderita penyakit tersebut ?

5. Riwayat Penyakit Sekarang :

Apa yang adik rasakan ? Gimana buang air kencil nya adik ?

Pengkajian

1. Tanda-tanda vital : Ukur RR, Suhu dan TD

2. Pemeriksaan Fisik : - Inspeksi daerah abdomen

- Palpasi daerah sekitar abdomen

Page 22: GAGAL GINJAL

Lampiran I : Pathway Gagal Ginjal Akut

Page 23: GAGAL GINJAL
Page 24: GAGAL GINJAL

Lampiran 2 : Pathway Gagal Ginjal Kronik

Page 25: GAGAL GINJAL
Page 26: GAGAL GINJAL

Perencanaan dan Rasionalisasi

a. Gagal Ginjal Akut

No Diagnosa

Keperawatan

Kriteria Hasil Intervensi Rasionalisasi

1 Kekurangan volume

cairan berhubungan

dengan dehidrasi.

Setelah diberikan

keperawatan diharapkan

anak tidak kekurangan

cairan dengan kriteria

hasil :

1. Pemasukan dan

pengeluaran seimbang

2. Turgor kulit baik

3. Berat badan stabil

(sesuai usia)

Mandiri :

- Ukur pemasukan dan

penge-luaran secara akurat.

- Berikan cairan yang

diizinkan selama periode 24

jam.

- Awasi tekanan darah

dan frekuensi jantung.

- Perhatikan tanda dan

gejala dehidrasi. Contoh :

membran mukosa kering,

haus.

- Kontrol suhu

lingkungan : batasi linen

- Membantu memperkirakan kebutuhan

pengganti-an cairan. Pemasukan cairan harus

memperkirakan kehilangan melalui urine,

nasogastrik atau drainase luka.

- Fase diuretik dapat berlanjut pada fase

oliguria bila pemasukan cairan tidak

dipertahankan.

- Hipertensi ortastatik dan takikardi

indikasi hipovolemia.

- Kekurangan volume cairan ekstra seluler

menyebab-kan haus menetap, tidak hilang dengan

minum air. Kehilangan cairan lanjut atau

penggantian tidak adekuat dapat menimbulkan

status hipovolemik.

- Menurunkan diagnosis yang

Page 27: GAGAL GINJAL

tempat tidur

Kolaborasi :

- Awasi pemeriksaan

laboratorium. Contoh :

natrium

memperberat kehilangan cairan.

- Kehilangan urine besar dapat

mengakibatkan kehilangan natrium yang

meningkatkan natrium urine bekerja secara

osmotik untuk meningkatkan kehilangan cairan.

2 Penurunan curah

jantung berhubung-

an dengan suplai

oksigen menurun.

Setelah diberikan asuhan

keperawatan diharapkan

anak bisa mempertahan-

kan curah jantung dengan

kriteria hasil :

TD dan denyut jantung

dalam batas normal

TD : 92/72 mmHg

RR : 20 - 30 /menit

S : 36,5 - 37ºC

N : 120 - 180 /menit

Mandiri :

- Monitor tekanan

darah dan frekuensi jantung.

- Auskultasi bunyi

jantung.

- Kaji warna kulit,

membran mukosa dan dasar

kuku. Perhatikan waktu

pengisian kapiler.

- Perhatikan terjadinya

nadi lambat, hipotensi,

- Kelebihan volume cairan diserta

hipertensi dan efek uremia, meningkatkan kerja

jantung dan dapat menimbulkan gagal jantung.

- Terbentuknya S3/S4 menunjukkan

kegagalan. Friksi gesekan perikardial mungkin

hanya manifestasi perikarditis uremik.

- Pucat mungkin menunjukkan

vasokonstruksi atau anemia. Sianosis mungkin

berhubungan dengan kongesti paru atau gagal

ginjal.

- Penggunaan obat mengandung

magnesium dapat mengakibatkan

Page 28: GAGAL GINJAL

kemerahan, mual muntah dan

penurunan tingkat kesadaran.

- Pertahankan tirah

baring atau dorong istirahat

adekuat dan berikan bantuan

dengan perawatan dan

aktivitas yang diinginkan.

Kolaborasi :

- Berikan tambahan

oksigen sesuai indikasi.

- Berikan obat-obatan

sesuai indikasi. Contoh : agen

inotropik (lanoxin).

hipermagnesemia, potensial disfungsi

neuromuskuler.

- Menurunkan konsumsi oksigen kerja

jantung.

- Memaksimalkan sediaan oksigen untuk

kebutuhan makanan untuk menurunkan kerja

jantung dan hipoksi seluler.

- Digunakan untuk memperbaiki curah

jantung dengan meningkatkan kontraktilitas

miokardial dan volume sekunder.

3 Kelelahan berhu-

bungan dengan

penurunan Hb

mengikat oksigen

sekunder anemia.

Setelah diberikan asuhan

keperawatan anak tidak

merasa lelah dengan

kriteria hasil :

1. Bisa menjalankan

Mandiri :

- Kaji adanya

kelelahan, kesulitan

menyelesaikan tugas.

- Kaji kemampuan

- Menentukan derajat dari efek

ketidakmampuan.

Page 29: GAGAL GINJAL

aktivitas seperti biasa.

2. Memiliki kekuatan

energi.

untuk ber-partisipasi pada

aktivitas yang diinginkan.

- Identifikasi faktor

stress atau psikologis yang

dapat mem-perberat.

- Rencanakan periode

istirahat adekuat.

- Berikan bantuan

dalam akti-vitas sehari-hari.

Kolaborasi :

- Awasi kadar

elektrolit termasuk kalsium,

magnesium dan kalium.

- Mengidentifikasi ebutuhan individual dan

mem-bantu pemilihan intervensi.

- Mungkin mempunyai efek akumulasi

yang dapat diturunkan.

- Mengubah kelelahan berlebihan dan

menyimpan energi untuk penyembuhan.

- Mengubah enegi, memungkinkan

berlanjutnya aktivitas yang dibutuhkan.

- Ketidakseimbangan dapat mengganggu

fungsi neuromuskular.

4 Volume cairan

berlebih berhubung-

an dengan retensi

air dan Na.

Setelah diberikan asuhan

keperawatan diharapkan

anak menunjukkan

keluaran urin yang normal

dengan kriteria :

1. Berat badan stabil

Mandiri :

- Awasi denyut

jantung, TD dan CVP.

- Catat pemasukan dan

- Takikardi dan hipertensi terjadi karena

kegagalan ginjal untuk mengeluarkan urine,

pembatasan cairan berlebih, perubahan pada

sistem renin angiostensin.

- Untuk menemukan fungsi ginjal,

Page 30: GAGAL GINJAL

(sesuai usia).

2. Tanda vital normal

TD : 92/72 mmHg

RR : 20 – 30 /menit

S : 36,5 – 37ºC

N : 120 – 180

/menit

3. Tidak ada edema

pengeluaran yang akurat

- Timbang berat badan

tiap hari dengan alat dan baju

yang sama

- Kaji kulit, wajah.

Evaluasi derajat edema.

- Auskultasi paru dan

bunyi jantung.

Kolaborasi :

- Berikan obat sesuai

indikasi. Contoh : diuretik

kebutuhan peng-gantian cairan dan penurunan resiko

kelebihan cairan.

- Untuk mengawasi status cairan terbaik.

- Edema terjadi terutama pada jaringan

yang ter-gantung pada tubuh. Contoh : tangan,

kaki.

- Kelebihan cairan dapat menimbulkan

edema paru dan GJK.

- Untuk mengubah fase oliguri menjadi

nonoliguri, menurunkan hiperkalemia dan

meningkatkan volume urine adekuat.

5 Nyeri berhubungan

dengan dysuria.

Setelah diberikan asuhan

keperawatan diharapkan

nyeri pada anak hilang

dengan kriteria hasil :

1. Menunjukkan ekspresi

wajah rileks.

2. Mampu untuk tidur

dan istirahat dengan

Mandiri :

- Selidiki keluhan

nyeri, perhatikan intensitas (0

– 10), lokasi faktor pencetus.

- Tinggikan kepala

tempat tidur pada interval

tertentu.

- Dorong penggunaan

- Membantu dalam mengidentifikasi

sumber nyeri, intervensi tepat.

- Perubahan posisi dapat menghilangkan

ketidak-nyamanan abdomen.

- Mengembalikan perhatian, meningkatkan

rasa kontrol.

Page 31: GAGAL GINJAL

tenang. relak-sasi. Contoh : nafas

dalam.

Kolaborasi :

- Pemberian analgesik

- Berikan matras busa

atau flotasi

- Menghilangkan nyeri dan

ketidaknyamanan.

- Menurunkan tekanan lama pada jaringan,

yang dapat membatasi perfusi seluler yang

menyebab-kan iskemia

6. Gangguan pola

nafas berhubungan

dengan dyspnea.

Setelah diberikan asuhan

keperawatan diharapkan

anak tidak mengalami

gangguan pada pola nafas

dengan kriteria hasil :

1. Pola nafas efektif

2. Bunyi nafas jelas

Mandiri :

- Awasi frekuensi atau

upaya pernafasan, penurunan

kece-patan infus bila ada

dyspnea.

- Tinggikan kepala

tempat tidur, tingkatkan

latihan nafas dalam dan batuk

efektif.

- Perhatikan

penurunan gemeri-cik, mengi,

ronki.

Kolaborasi :

- Kolaborasi

- Takipnea, dispnea, nafas pendek dan

nafas dalam.

- Memudahkan ekspansi dada dan

mobilitas sekret.

- Penurunan area ventilasi menunjukkan

kelebihan cairan.

- Memaksimalkan oksigen untuk

Page 32: GAGAL GINJAL

pemberian tambahan oksigen

sesuai indikasi.

- Berikan analgetik

sesuai indikasi.

penyerapan vaskuler.

- Menghilangkan nyeri.

Page 33: GAGAL GINJAL

b. Gagal ginjal kronik

No Diagnosa

Keperawatan

Kriteria Hasil Intervensi Rasionalisasi

1 Kelebihan urine

volume cairan

berhubungan

dengan oedema.

Setelah diberikan asuhan

keperawatan diharapkan

anak menunjukkan

haluaran urine yang

normal dengan kriteria

hasil :

1. Berat badan stabil

2. Tanda vital normal

3. Tidak ada oedema

Mandiri :

- Awasi denyut

jantung, TD dan CVP.

- Catat pemasukan dan

pengeluaran yang akurat.

- Timbang berat badan

tiap hari dengan alat dan baju

yang sama

- Kaji kulit, wajah.

Evaluasi derajat edema.

- Auskultasi paru dan

bunyi jantung.

Kolaborasi :

- Berikan obat sesuai

indikasi. Contoh : diuretik

- Takikardi dan hipertensi terjadi karena

kegagalan ginjal untuk mengeluarkan urine,

pembatasan cairan berlebih, perubahan pada

sistem renin angiostensin

- Untuk menemukan fungsi ginjal,

kebutuhan peng-gantian cairan dan penurunan resiko

kelebihan cairan.

- Untuk mengawasi status cairan terbaik.

- Edema terjadi terutama pada jaringan

yang tergantung pada tubuh. Contoh : tangan,

kaki.

- Kelebihan cairan dapat menimbulkan

edema paru dan GJK.

- Untuk mengubah fase oliguri menjadi

nonoliguri, menurunkan hiperkalemia dan

Page 34: GAGAL GINJAL

meningkatkan volume urine adekuat.

2 Gangguan integritas

kulit berhubungan

dengan anemia

Setelah diberikan asuhan

keperawatan diharapkan

anak tidak merasa lelah

dengan criteria hasil :

1. Bisa menjalankan

aktivitas seperti biasa

2. Memiliki kekuatan

energi

Kolaborasi :

- Evaluasi laporan

kelelahan, kesulitan

menyelesaikan tugas.

- Kaji kemampuan

untuk berpar-tisipasi pada

aktivitas yang diinginkan.

- Identifikasi faktor

stress atau psikologis yang

dapat memperberat.

- Rencanakan periode

istirahat adekuat.

- Berikan bantuan

dalam akti-vitas sehari-hari

Kolaborasi :

- Awasi kadar

elektrolit termasuk kalsium,

magnesium dan kalium.

- Menentukan derajat dari efek

ketidakmampuan.

- Mengidentifikasi ebutuhan individual dan

membantu pemilihan intervensi.

- Mungkin mempunyai efek akumulasi

yang dapat diturunkan.

- Mengubah kelelahan berlebihan dan

menyimpan energi untuk penyembuhan.

- Mengubah enegi, memungkinkan

berlanjutnya aktivitas yang dibutuhkan.

- Ketidakseimbangan dapat mengganggu

fungsi neuromuskular.

3 Gangguan integritas

kulit berhubungan

Setelah diberikan asuhan

keperawatan diharapkan

Mandiri :

- Inspeksi kulit - Menandakan area sirkulasi buruk atau

Page 35: GAGAL GINJAL

dengan oedema. anak tidak mengalami

gangguan integritas kulit

dengan kriteria hasil :

1. Kulit utuh

2. Turgor kulit baik

terhadap peru-bahan warna,

turgor. Perhati-kan

kemerahan. Observasi

terhadap purpura.

- Pantau masukan

cairan dan hidrasi kulit dan

membran mukosa.

- Inspeksi linen

kering, bebas keriput.

- Anjurkan

menggunakan pakaian katun

longgar.

Kolaborasi :

- Berikan matras busa

atau flotasi.

kerusakan yang dapat menimbilkan pembentukan

dekubitus.

- Mendeteksi adanya dehidrasi yang

mempengaruhi sirkulasi dan integritas jaringan.

- Jaringan edema lebih cenderung rusak

atau robek.

- Mencegah iritasi dermal langsung dan

meningkat-kan evaporasi lembab pada kulit.

- Menurunkan tekanan lama pada jaringan

atau yang dapat membatasi perfusi seluler yang

menyebabkan iskemia.

4 Perubahan pola

nafas berhubungan

dengan penurunan

fungsi paru

Setelah diberikan asuhan

keperawatan diharapkan

anak dapat menunjukkan

pola nafas yang normal

dengan criteria hasil :

Mandiri :

- Awasi frekuensi atau

upaya pernafasan, penurunan

kece-patan infus bila ada

dyspnea

- Takipnea, dispnea, nafas pendek dan

nafas dalam

Page 36: GAGAL GINJAL

1. Pola nafas efektif

2. Bunyi nafas jelas

- Tinggikan kepala

tempat tidur, tingkatkan

latihan nafas dalam dan batuk

efektif

- Perhatikan

penurunan gemeri-cik, mengi,

ronki.

Kolaborasi :

- Kolaborasi

pemberian tambahan oksigen

sesuai indikasi.

- Berikan analgetik

sesuai indikasi.

- Memudahkan ekspansi dada dan

mobilitas sekret

- Penurunan area ventilasi menunjukkan

kelebihan cairan.

- Memaksimalkan oksigen untuk

penyerapan vaskuler.

- Menghilangkan nyeri.

5 Keluhan nutrisi

kurang dari kebu-

tuhan berhubungan

dengan anoreksi.

Setelah diberikan asuhan

keperawatan diharapkan

nutrisi pada anak

tercukupi dengan kriteria

hasil :

1. Berat badan stabil

2. Tidak ada malnutrisi

Mandiri :

- Kaji atau catat

pemasukan diet.

- Berikan makan

sedkit dan sering.

- Berikan pasien atau

orang terdekat daftar

makanan yang diizinkan.

- Membantu dalam mengidentifikasi

defisiensi dan kebutuhan diet.

- Meminimalkan aneroksia dan mual

sehubungan dengan status uremik.

- Memberikan pasien tindakan kontrol

dalam pem-batasan diet.

Page 37: GAGAL GINJAL

- Timbang barat badan

tiap hari

Kolaborasi :

- Konsul dengan ahli

gizi atau tim pendukung

nutrisi.

- Berikan obat sesuai

indikasi

- Pasien puasa atau katabolic akan secara

normal kehilangan 0,5 – 0,5 kg/hari.

- Menentukan kalori individu dan

kebutuhan nutrisi dalam pembatasan.

- Untuk menghilangkan mual atau muntah.

6 Resti infeksai

berhubungan

dengan penurunan

imun.

Setelah diberikan asuhan

keperawatan diharapkan

anak tidak beresiko

terhadap infeksi dengan

kriteria hasil : tidak ada

gejala infeksi

Mandiri :

- Tingkatkan cuci

tangan yang baik pada pasien

dan staf

- Hindari prosedur

invasive, instrumen dan

manipulasi kateter tak

menetap.

- Pertahankan sistem

drainase tertutup.

- Menurunkan resiko kontaminasi silang.

- Membatasi introduksi bakteri ke dalam

tubuh. Deteksi dini atau pengobatan terjadinya

infeksi dapat mencegah sepsis.

- Menurunkan kolonisasi bakteri dan resko

ISK asenden.

- Mencegah ereleklasis dan mobilisasi

Page 38: GAGAL GINJAL

- Dorong nafas dalam,

batuk dan pengubahan posisi

sering.

- Kaji integrasi kulit.

- Awasi tanda vital.

Kolaborasi :

- Ambil spesimen

untuk kultur dan sensivitas

dan berikan antibiotik tepat

sesuai indikasi.

sekret untuk menurunkan resiko infeksi paru.

- Ekskoriasi akibat gesekan dapat menjadi

infeksi sekunder.

- Demam dengan peningkatan nadi dan

pernafasan adalah tanda peningkatan laju

metabolic dari proses inflamasi meskipun sepsis

dapat terjadi tanpa respon demam.

- Memastikan infeksi dan identifikasi

organisme khusus, membantu pemilihan

pengobatan infeksi paling efektif.

Page 39: GAGAL GINJAL
Page 40: GAGAL GINJAL

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Alimul. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Salemba Medika : Jakarta.

Nelson. 2000. Ilmu Kesehatan Anak. Vol 3. EGC : Jakarta.: Jakarta.

Suandi. 1998. Diit pada Anak Sakit. EGC : Jakarta

Betz, Cecily L. 2002. keperawatan pediatri Edisi 3. EGC : Jakarta

Wong, L. Dona. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Edisi 4. EGC : Jakarta.

http : // www.tnial.mil.id. “Ginjal”

http : // www.bz.blogfam.com. “Sayangi Ginjal Anda”

http : // www. wikipedia.com

http : // www. medicastore.com

http : // www. infotech.com