Sebuah percobaan secara acak dari hidroklorotiazid vs furosemide pada pasien dengan gagal ginjal kronis dan hipertensi Abstrak Latar Belakang. Diuretik loop merupakan obat pilihan untuk pengobatan hipertensi pada pasien gagal ginjal kronis. Namun, perubahan adaptif nefron distal dan pendeknya waktu paruh obat ini dapat menurunkan keberhasilan jangka panjang mereka. Thiazides dipercayai tidak efisien pada gagal ginjal lanjut, tapi ini masih diperdebatkan. Metode. Kami membandingkan efikasi furosemid long-acting (60 mg/hari) dan hydrochlorothiazide (25 mg/hari) dalam percobaan crossover double-blind, secara acak pada tujuh pasien dengan gagal ginjal berat dan hipertensi (tujuh laki-laki, 54 10 tahun). Poin akhir utama adalah ekskresi fraksional natrium dan klorida setelah 1 bulan dari masing-masing diuretik dan kemudian setelah kombinasi mereka. Selama percobaan, perawatan lainnya dan diet dikontrol. Hasil. Kecenderungan peningkatan ekskresi fraksional natrium dan klorida diamati dengan furosemid, tetapi perbedaannya tidak mencapai tingkat signifikansi secara statistik (P=NS). Hydrochlorothiazide secara signifikan meningkatkan ekskresi fraksional natrium dan klorida masing-masing dari 3,7 0,9 menjadi 5,5 0,3 dan dari 3,9 0,1 menjadi 6,5 0,3 (P