fungsi pelayanan bimbingan dan konseling - web viewsecara rinci bidang peminatan kejuruan untuk smk...

65
PANDUAN PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH (SD/MI, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB DAN SMK) ARAH PEMINATAN SISWA

Upload: ngongoc

Post on 01-Feb-2018

228 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

PANDUAN

PELAYANAN

BIMBINGAN DAN KONSELING

ARAH PEMINATAN SISWA

UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

(SD/MI, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB DAN SMK)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

2013

KATA PENGANTAR

Pelayanan Arah Peminatan Siswa merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan terintegrasi dalam program pelayanan bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan, khususnya dalam jenjang pendidikan dasar dan menengah. Artinya, program pelayanan bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan yang lengkap dan penuh harus memuat kegiatan pelayanan arah peminatan siswa. Upaya ini mengacu kepada program pelaksanaan Kurikulum Tahun 2013, khususnya terkait dengan peminatan akademik, peminatan kejuruan, pilihan lintas minat dan pendalaman minat mata pelajaran, dan peminatan studi lanjutan. Program bimbingan dan konseling dengan pelayanan arah peminatan siswa itu sepenuhnya berada di bawah tanggung jawab Guru Bimbingan dan Konseling (Guru BK) atau Konselor di setiap satuan pendidikan.

Pelayanan Arah Peminatan Siswa merupakan kegiatan bimbingan dan konseling yang amat penting dan menentukan kesuksesan dalam belajar, perkembangan dan masa depan masing-masing siswa. Untuk itu, pelaksanaannya memerlukan Panduan Pelayanan Bimbingan dan Konseling Arah Peminatan Siswa demi kelancaran dan ketepatannya. Hal ini terkait secara langsung dengan konstruk dan isi Kurikulum Tahun 2013 yang dapat menghasilkan insan Indonesia yang cerdas, kompetitif, produktif, kreatif, inovatif, afektif melalui penguatan sikap, keterampilan dan pengetahuan yang terintegrasi.

Dalam konstruk dan isinya Kurikulum Tahun 2013 mementingkan terselenggaranya proses pembelajaran secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif serta memberi ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan siswa. Proses belajar yang dilakukan menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach) dengan penilaian hasil belajar berbasis proses dan produk. Untuk ini, selain memuat isi kurikulum dalam bentuk mata pelajaran dan kegiatan lainnya, Kurikulum Tahun 2013 menyajikan kelompok mata pelajaran wajib, mata pelajaran peminatan, dan mata pelajaran pilihan untuk pendidikan menengah yang diikuti peserta didik sepanjang masa studi mereka. kelompok mata pelajaran peminatan meliputi peminatan akademik,peminatan vokasional, peminatan pendalaman dan lintas mata pelajaran dan peminatan studi lanjutan. Untuk SMA/MA/SMALB peminatan akademik meliputi peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial dan peminatan Bahasa dan Budaya; sedangkan untuk SMK meliputi peminatan Akademik dan Kejuruan. Guru BK atau Konselor melalui pelayanan Bimbingan dan Konseling membantu siswa dalam memenuhi Arah Peminatan Siswa sesuai dengan kemampuan dasar, bakat, minat dan kecenderungan umum pribadi masing-masing siswa.

Pelayanan bimbingan dan konseling untuk arah peminatan siswa memberikan kesempatan yang cukup luas bagi siswa untuk menempatkan diri pada jalur yang lebih tepat dalam rangka penyelesaian studi secara terarah, sukses, dan jelas dalam arah pendidikan selanjutnya. Wilayah arah peminatan siswa ini, dalam keseluruhan program pendidikan satuan pendidikan dasar dan menengah merupakan bidang pelayanan bimbingan dan konseling yang menjadi wilayah tugas pokok Guru BK atau Konselor dalam kerangka keseluruhan program pelayanan bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan. Dengan demikian, Panduan Pelayanan Bimbingan dan Konseling Arah Peminatan Siswa merupakan bagian dari Panduan Umum Pelayanan Bimbingan dan Konseling secara menyeluruh. Penyelenggaraan Pelayanan Peminatan Siswa berada dalam wilayah manajemen bimbingan dan konseling yang merupakan bagian integral dari manajemen pendidikan pada satuan pendidikan.

DAFTAR ISI

PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI ............................................................................................. iii

BAB. I PENDAHULUAN ..................................................................... 1

A. Landasan ................................................................................ 1

B. Rasional ................................................................................ 3

C. Hakikat Peminatan dalam Implementasi Kurikulum Tahun 2013... 4

D. Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum 2013... 8

E. Eksistensi Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi

Kurikulum 2013 ............................................................................... 9

F. Fungsi Bimbingan dan Konseling .................................................. 12

G. Tujuan ..................................................................................... 13

H. Ruang Lingkup ............................................................................... 15

BAB. II PELAYANAN ARAH PEMINATAN SISWA ... ................ 16

A. Tingkat Arah Peminatan Siswa .................................................... 16

B. Aspek Arah Peminatan Siswa ....................................................... 17

C. Langkah Pokok Pelayanan Arah Peminatan Siswa ....................... 19

D. Jenis-Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling ........................... 21

E. Kegiatan Pendukung Pelayanan Bimbingan dan Konseling.......... 22

BAB. III PELAKSANA DAN MEKANISME PELAYANAN

ARAH PEMINATAN ............................................................... 24

A. Pelaksana ..................................................................................... 24

B. Mekanisme .................................................................................... 25

BAB. IV PENUTUP ........................................................................... 29

LAMPIRAN ........................................................................... 30

iii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Landasan

1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan :

a. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Pasal 1 angka 1).

b. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab (Pasal 3)

c. Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya serta berpartisipasi dalam pendidikan (Pasal 1 angka 6). Dalam hal ini Konselor adalah pendidik yang mempunyai tugas khusus dalam pelayanan Bimbingan dan Konseling pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.

d. Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (Pasal 4 Ayat 4).

e. Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya ( Pasal 12 Ayat (1) b ).

2. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru, yang menyatakan bahwa:

a. Posisi untuk Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor, yaitu sebagai pelaksana pelayanan bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan dasar dan menengah.

b. Beban kerja Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor pada satuan pendidikan dasar dan menengah untuk mengampu pelayanan bimbingan dan konseling paling sedikit 150 siswa per tahun.

c. Pelayanan Bimbingan dan Konseling yang dilaksanakan dalam bentuk pelayanan tatap muka terjadwal di kelas dan layanan individual atau kelompok bagi yang siswa yang dianggap perlu atau memerlukan.

3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor yang memberikan arah pengembangan profesi bimbingan dan konseling di sekolah.

4. Dasar Standarisasi Profesi Konseling yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Tahun 2004 untuk memberi arah pengembangan profesi BK di sekolah dan di luar sekolah.

5. Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 03/V/PB/2010 dan Nomor 14 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya menyatakan :

a. Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor adalah guru yag mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh dalam kegiatan bimbingan dan konseling terhadap sejumlah siswa.

b. Penilaian kinerja Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor dihitung secara proporsional berdasarkan beban kerja wajib paling kurang 150 (seratus lima puluh) orang siswa dan paling banyak 250 (dua ratus lima puluh) orang siswa per tahun.

c. Kegiatan Bimbingan dan Konseling