fungsi lingkungan lahan basah.docx

Upload: tarisaelen

Post on 14-Oct-2015

79 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANGLahan basah atau wetland (Inggris) adalah wilayah-wilayah di mana tanahnya jenuh dengan air, baik bersifat permanen (menetap) atau musiman. Wilayah-wilayah itu sebagian atau seluruhnya kadang-kadang tergenangi oleh lapisan air yang dangkal. Digolongkan ke dalam lahan basah ini, di antaranya, adalah rawa-rawa (termasuk rawa bakau), paya, dan gambut. Air yang menggenangi lahan basah dapat tergolong ke dalam air tawar, payau atau asin.Lahan basah merupakan wilayah yang memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi dibandingkan dengan kebanyakan ekosistem. Di atas lahan basah tumbuh berbagai macam tipe vegetasi (masyarakat tetumbuhan), seperti hutan rawa air tawar, hutan rawa gambut, hutan bakau, paya rumput dan lain-lain. Margasatwa penghuni lahan basah juga tidak kalah beragamnya, mulai dari yang khas lahan basah seperti buaya, kura-kura, biawak, ular, aneka jenis kodok, dan berbagai macam ikan; hingga ke ratusan jenis burung dan mamalia, termasuk pula harimau dan gajah.Menurut konvensi Ramsar (1971) yang termasuk lahan basah adalah daerah-daerah rawa, payau, lahan gambut, dan perairan; permanen atau sementara; dengan air tergenang atau mengalir; tawar, payau, atau asin; termasuk didalamnya wilayah perairan laut yang kedalamannya tidak melebihi 6 meter pada saat surut terendah (Dugan, 1990)Lahan basah memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Fungsi lahan basah tidak saja dipahami sebagai pendukung kehidupan secara langsung, seperti sumber air minum dan habitat beraneka ragam mahluk hidup, tapi juga memiliki berbagai fungsi ekologis seperti pengendali banjir, pencegah intrusi air laut, erosi, pencemaran, dan pengendali iklim global. Secara umum yang dimaksud lahan basah adalah daerah-daerah rawa, lahan gambut, dan perairan sementara dengan air yang tergenang atau mengalir , tawar, payau atau asin, termasuk wilayah perairan laut yang kedalamannya tidak lebih dari enam meter pada waktu surut, (Saparjadi, 2004).Ekosistem lahan basah merupakan transisi antara sistem terestial dan akuatik, serta memiliki air yang menggenangi permukaannya lebih dari setahun.Tumbuhan dan hewan yang hidup di dalamnya sangat unik, beradaptasi untuk kondisi penuh air, oksigen yang sangat sedikit, kadang beracun. Fungsi kunci dalam ekosistem diantaranya termasuk penyimpanan air dan hara, transformasi kimia N, P, S, dan C, dan memiliki produktivitas primer yang tinggi. Fungsi-fungsi tersebut akan segera hilang bila lahan basah menjadi kering. Pada tingkat populasi lahan basah berfungsi sebagai habitat kehidupan liar, yang didalamnya terdapat spesies unik dan meningkatkan biodiversitas (Dugan, 1990).Lahan basah memiliki peranan yang sangat penting bagi manusia dan lingkungan. Ekosistem lahan basah perlu dilestarikan karena merupakan lingkungan / ekosistem paling produktif di dunia serta merupakan habitat bagi kehidupan berbagai keanekaragaman hayati (flora dan fauna) termasuk sebagai penyedia air bersih dan gudang plasma nuftah.Fungsi lahan basah tidak saja dipahami sebagai pendukung kehidupan secara langsung seperti sumber air minum dan habitat beraneka ragam makhluk, tetapi juga memiliki berbagai fungsi ekologis seperti pengendali banjir dan kekeringan, pengaman garis pantai dari intrusi air laut dan abrasi, penambatsedimen dari darat dan penjernih air, penyedia unsur hara. Fungsi habitat, lahan basah sebagai penyedia makanan air, hasil hutan, tempat perlindungan bagi ikan, burung, mamalia dan sebagai tempat pemijahan berbagai spesies. Fungsi hidrologi lahan basah dapat dikaitkan dengan kuantitas air yang masuk, tinggal, dan keluar di lahan basah. Fungsi kualitas air mencakup penyerapan sedimen dan pengendali polusi pada lahan basah.Sekitar 38 juta hektar atau 21% dari luas daratan di Indonesia merupakan lahan basah, yang menjadikan Indonesia sebagai pemilik lahan basah terluas di Asia. Lahan basah tersebut sebagian besar terdapat didaratan rendah alluvial dan lembah-lembah sungai, muara sungai dan di daerah pesisir di hampir seluruh kepulauan di Indonesia. Dari 256 lahan basah di Indonesia baru 127 lahan basah yang dikonservasi walaupun situs-situs tersebut belum memperoleh status dilindungi. Inventarisasi dari Wetland Internasional mendata bahwa di Indonesia terdapat 256 lahan basah (wetland sites) yang tersebar di seluruh kepulauan. Namun baru 56 saja yang telah memenuhi kriteria Ramsar yang mempunyai arti penting secara internasional.Lahan basah di negeri ini telah mengalami perubahan penggunaan dan penutupan lahan dalam 15 tahun terakhir sehingga meningkatkan kerentanan lahan basah dan masyarakat terhadap perubahan iklim serta telah menjadi keprihatinan global. Indonesia kehilangan lahan basah dengan kecepatan lebih dari 100.000 hektar per tahun. Bahkan laju konversi lahan basah di Indonesia semakin meningkat terutama pada periode tiga dasawarsa terakhir. Hal tersebut menjadi konsekuensi logis yang harus diterima sebab strategi pembangunan di Indonesia lebih berorientasi pertumbuhan dibanding pembangunan pro-ekologi.Lahan basah di Indonesia yang mengalami kerusakan serius adalah gambut dan mangrove. Hal ini secara negatif dipengaruhi oleh mereka yang begantung kepada keberadaan lahan basah tersebut untuk keperluan makanan, air, bahan-bahan dan perlindungan. Ribuan hektar hutan mangrove, khususnya di Jawa, telah ditebangi dan dikonversi menjadi tambak untuk kegiatan budidaya perairan. Banyak diantara tambak tersebut dibangun untuk produksi udang. Setelah beberapa tahun tambak tersebut akan kehilangan produktifitasnya atau terinfeksi oleh penyakit yang menyerang udang. Tambak-tambak tersebut kemudian akan ditinggalkan. Mangrove yang sehat akan memberikan perlindungan terhadap bahaya dari laut, sementara tambak yang telah rusak kemudian akan menempatkan wilayah pesisir menjadi sangat rentan terhadap bahaya badai dan gelombang dari laut.

1.2 TUJUANTujuan pembuatan makalah ini untuk:1. Mengetahui karakteristik lahan basah2. Mengetahui jenis-jenis tanaman lahan basah3. Mengetahui fungsi lahan basah

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 KARAKTERISTIK LAHAN BASAHTiap lahan basah tersusun atas sejumlah komponen fisik, kimia, dan hayati, seperti ir, tanah, spesies tumbuhan dan hewan, serta unsur hara. Ciri-ciri yang berkaitan dengan komponen fisik, kimia dan hayati tidak sama antara lahan basah yang satu dengan yang lain (Notohanagoro, 1996).Suatu lahan dapat disebut lahan basah jika memenuhi salah satu atau lebih dari tiga kondisi. Pertama, secara periodik terdapat tanaman air. Kedua, merupakan areal yang cukup basah dalam jangka waktu yang lama. Ketiga, secara permanen dalam keadaan jenuh.

Jenis Lahan Basah dan Contohnya

NoAlamiBuatan

Dataran TinggiDataran Tinggi

1SungaiWaduk

2DanauKolam

3Air TerjunIrigasi

4Sumber Mata Air

Dataran RendahDataran Rendah

1MuaraTambak

2Terumbu KarangKolam

3Padang LamunIrigasi

4MangroveSawah

5Kolam Landfill

2.2TANAMAN LAHAN BASAHBerbagai jenis tanaman lahan basah alami telah beradaptasi dan tumbuh baik di dalam air maupun tanah yang jenuh air. Tanaman air emergent sering digunakan untuk mengolah limbah karena kemampuan tanaman tersebut untuk mengasimilasi senyawa organik dan anorganik dari limbah (Priyanto dan Prayitno, 2001).

Menurut Priyanto dan Prayitno (2001), tanaman air dengan urutan produktivitas dari yang tertinggi adalah sebagai berikut:1. Tanaman timbul (emergent)2. Tanaman mengapung (submergent)3. Tanaman dalam air (free floating)

Faktor lingkungan yang mempengaruhi distribusi dan pertumbuhan tanaman pada lahan basah menurut Priyanto dan Prayitno (2001), antara lain:

Kedalaman air yang berkorelasi dengan pasokan oksigen dan cahaya, Laju aliran air mempengaruhi ketersediaan oksigen dan hara. Laju aliran air yang meningkat juga berpengaruh terhadap penurunan efek toksik dari senyawa-senyawa dalam substrat, Untuk tanaman tenggelam, sedimen tersuspensi mempengaruhi kuantitas dan kualitas dari komposisi substrat dan cahaya, Komposisi substrat berpengaruh terhadap kedalaman perakaran; tanah dengan kadar organik tinggi bisa menyebabkan kondisi anaerobik dan menyebabkan logam (seperti besi dan mangan) berubah menjadi senyawa terlarut yang toksik, Suhu air dan udara mempengaruhi reaksi biokimia dan dapat menghambat pertumbuhan tanaman bila batas toleransi suhu terlampaui.

2.3 FUNGSI LAHAN BASAHLahan basah memiliki fungsi biologi, ekologi, dan hidrologi yang sangat penting. Secara generik, beberapa klasifikasi lahan basah di Kalimantan Tengah seperti river floodplain (Daerah Bantaran Sungai), rawa gambut (peat swamp), rawa-rawa (fresh water swamp) mendapatkan penyebutan dalam lidah lokal sebagai petak luaw (dalam bahasa dayak ngaju).Pada fungsi biologi, lahan basah merupakan habitat yang mendukung kehidupan beberapa jenis tumbuhan dan binatang.Pada fungsi ekologi, lahan basah merupakan gudang penyimpan karbon bumi yang merupakan hasil penguraian materi yang telah terjadi dalam jangka waktu yang sangat lama. Rusaknya fungsi ini dapat mengakibatkan emisi karbon ke atmosfer yang berkontribusi kepada pemanasan global dan perubahan ikilim serta terganggunya keseimbangan ekologi. Lahan basah juntuk menjaga sistem dan proses-proses alami. Vegetasi di hutan gambut dan hutan rawa membantu proses penyerapan CO2 di udara melalui proses fotosintesis sehingga mencegah pemanasan global tetapi lahan gambut mempunyai resiko, dimana endapan karbon yang dikandungnya jika dilepaskan sekaligus atau dibakar akan mempercepat proses pemanasan global.Pada fungsi hidrologi, lahan basah berfungsi menyimpan cadangan air permukaan dan air bawah permukaan, membantu memperlambat pelepasan air daratan ke laut. Selain itu, lahan basah yang terletak dekat dengan sungai (floodplain wetland) berfungsi menampung limpasan (Run Off) air sungai, sehingga ditengah laju kerusakan hutan di bagian hulu di tambah dengan laju pendangkalan sungai di bagian hilir yang luar biasa, maka kemampuan tersebut sangat diperlukan untuk meminimalkan banjir di bagian tengah dan hilir yang umumnya banyak terdapat wilayah-wilayah pemukiman dan infrastruktur dalam skala besar. Hilangnya fungsi tersebut dapat berarti bencana.Sebagai pengontrol kualitas air, di mana lahan basah sebagai kawasan strategis yang memisahkan ekosistem daratan dengan ekosistem akuatik, sehingga dalam posisinya ini, lahan basah dapat mencegah air larian dari daratan dan menyaring bahan polutan dan sedimen sebelum masuk ke badan air.Notohanagoro (1996) menyatakan bahwa sistem lahan basah dapat berfungsi membersihkan air karena memiliki empat komponen asasi yaitu :1. Vegetasi berfungsi menciptakan lingkungan tambahan bagi populasi mikroba, dan menjadi penghalang aliran air sehingga memudahkan pengendapan sedimen tersuspensi.2. Lapisan air berfungsi mengangkut bahan dan gas, menghilangkan hasil sampingan dan menyediakan lingkungan dan air bagi kelangsungan proses biokimia tumbuhan dan mikroorganisme.3. Tanah berfungsi mendukung kehidupan vegetasi, menyediakan hamparan permukiman reaktif dalam penyerapan ion dan permukaan untuk populasi mikroorganisme.4. Mikroorganisme berfungsi mengurai jasad patogen dan zat-zat pencemar.Fungsi ini didukung oleh vegetasi yang terdapat di kawasan lahan basah yang dapat memfilter substansi kimia tertentu sekaligus mengambil nutrisi dari tanaman mati yang berpotensi menurunkan kualitas air secara dominan pada ekosistem akuatik. Sebagai pengisi air tanah, terutama dijalankan oleh dataran banjir, rawa air tanah, danau, lahan gambut, dan hutan rawa. Peran ini tidak hanya terbatas pada pengisian air tanah saja, tapi juga sekaligus menjadi tempat pelepasan air tanah sebelum menuju ke badan air (sungai permukaan). Antara kedua fungsi ini, perlu adanya keseimbangan dalam mekanismenya. Sebagai pengontrol abrasi bibir pantai & tepian sungai, didukung oleh karakter vegetasi lahan basah (seperti bakau, rambai, eceng gondok). Sistem perakarannya dapat memperlambat kelajuan air dan mereduksi energi gelombang, sementara batang & daunnya memperlambat arus air. Pada beberapa tipe lahan basah, walaupun tidak bervegetasi (seperti saluran irigasi), kemiringan alami lahan basah dapat menjadi buffer untuk erosi tepian sungai.

Valuasi/Nilai Ekonomi dan Pemanfaatan Tumbuhan Lahan BasahNilai ekonomi adalah salah satu cara untuk menilai dan mendefinisikan nilai barang/layanan. Tujuannya adalah untuk mengambil keputusan ekonomi dan perdagangan, diukur berdasarkan apa yang dikehendaki oleh manusia (parameter yang terbaik dan terpenting bagi manusia).

Valuasi (Nilai Ekonomi) Tumbuhan Lahan Basah:1. Fisik: Fungsi (benda) Fungsi produksi: menghasilkan (sesuatu yang bersifat fisik), yaitu komponen valuasi fisik seperti daun, batang, buah, biji, dan akar. Fungsi pengaturan: seperti melakukan fotosintesis, respirasi, herbivori (proses makan oleh hewan herbivora), dekomposisi, dan predasi (pemangsaan). Fungsi habitat: sebagai tempat perlindungan, tempat mencari makan, tempat penyerbukan, dan tempat hewan untuk bereproduksi. Fungsi estetika: meliputi refreshing, arsitektur, studi ilmiah, refleksi, dan hiasan.

2. Non-Fisik: Layanan (jasa) Air: menyimpan cadangan air Udara: menyediakan udara yang bersih Nutrisi: menyediakan makanan bagi makhluk hidup lain

Layanan yang disediakan oleh sungai, danau, air tanah, dan rawa:1. Pasokan air: air minum, mencuci, industri listrik/PLTA, irigasi, perikanan2. Layanan selain air: ikan, burung-burung air, kerang3. Keuntungan non-ekstraktif: meliputi Pengendalian banjir Transportasi Rekreasi Pengendalian pencemaran Habitat hewan liar Kepemilikan

BAB IIIPENUTUP

A. KesimpulanLahan basah memiliki fungsi biologi, ekologi, dan hidrologi yang sangat penting. Pada fungsi biologi, lahan basah merupakan habitat yang mendukung kehidupan beberapa jenis tumbuhan dan binatang. Pada fungsi ekologi, lahan basah merupakan gudang penyimpan karbon bumi yang merupakan hasil penguraian materi yang telah terjadi dalam jangka waktu yang sangat lama. Pada fungsi hidrologi, lahan basah berfungsi menyimpan cadangan air permukaan dan air bawah permukaan, membantu memperlambat pelepasan air daratan ke laut

B. SaranApabila dikelola dengan baik dan benar lahan basah bisa mendatangkan keuntungan ekonomi dan sekaligus mempertahankan karbon yang tersimpan serta memelihara keanekaragaman hayati. Pemanfaatan lahan basah dengan merubah ekosistemnya tidak menjamin keuntungan, bahkan seringkali mendatangkan kerugian bagi masyarakat.Untuk mendapatkan keuntungan ekonomi dan lingkungan sekaligus dari lahan basah diperlukan keseimbangan antara pemanfaatan dan perlindungan.

DAFTAR PUSTAKA

Ervena. 2009. Apa itu Lahan Basah ? http://biologitumbuhanlahanbasah.blogspot.com/. 3.3.2014Admin. 2012. Biologi Tumbuhan Lahan Basah Biologi Tumbuhan Lahan Basah Pemanfaatan dan Nilai Ekonomi. http://biologitumbuhanlahanbasah.blogspot.com/. 3.3.2014

Syekfani. 2013. SOIL-Lahan Basah. http://syekhfanismd.lecture.ub.ac.id. 3.3.2014.Matoa. 2012. Gambut dan Fungsinya bagi Lingkungan. http://matoa.org/. 3.3.2014.Admin. 2010. Lahan Basah. http://gooopriajati.blogspot.com. 3.3.2014.Indrawan. 2009. Hamparan Petak Luaw (Lahan Basah). http://indrakamis.blogspot.com/ 3.3.2014.