fungsi evaluasi lahan dalam perencanaan tata guna lahan untuk

39
Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba sebagai Dasar Perencanaan Tata Guna Lahan untuk Pembangunan Berkelanjutan EVALUASI LAHAN DAERAH TANGKAPAN HUJAN DANAU TOBA SEBAGAI DASAR PERENCANAAN TATA GUNA LAHAN UNTUK PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap dalam Bidang Ilmu Survei Tanah dan Evaluasi Lahan pada Fakultas Pertanian, diucapkan di hadapan Rapat Terbuka Universitas Sumatera Utara Terbuka Gelanggang Mahasiswa, Kampus USU, 26 Mei 2005 OLEH: ZULKIFLI NASUTION UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2005

Upload: tranminh

Post on 31-Dec-2016

235 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: fungsi evaluasi lahan dalam perencanaan tata guna lahan untuk

Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba sebagai Dasar Perencanaan Tata Guna Lahan untuk Pembangunan Berkelanjutan

EVALUASI LAHAN DAERAH TANGKAPAN HUJAN DANAU TOBA SEBAGAI DASAR PERENCANAAN TATA GUNA LAHAN UNTUK

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap

dalam Bidang Ilmu Survei Tanah dan Evaluasi Lahan pada Fakultas Pertanian, diucapkan di hadapan Rapat Terbuka Universitas Sumatera Utara Terbuka

Gelanggang Mahasiswa, Kampus USU, 26 Mei 2005

OLEH:

ZULKIFLI NASUTION

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2005

1

Page 2: fungsi evaluasi lahan dalam perencanaan tata guna lahan untuk

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap Universitas Sumatera Utara

Yang terhormat,

Bapak Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Bapak Ketua dan Bapak/Ibu Anggota Majelis Wali Amanat Universitas Sumatera Utara,

Bapak Ketua dan Bapak/Ibu Anggota Senat Akademik Universitas Sumatera Utara, Bapak Ketua dan Anggota Dewan Guru Besar Universitas Sumatera Utara.

Bapak Rektor Universitas Sumatera Utara, Bapak/Ibu para Pembantu Rektor Universitas Sumatera Utara, para Dekan,

Ketua Lembaga dan unit kerja, para Dosen dan Karyawan di lingkungan Universitas Sumatera Utara,

Bapak dan Ibu para undangan, keluarga, teman sejawat, mahasiswa dan hadirin yang saya muliakan.

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Tiada cukup perbendaharaan kata, untuk mengucapkan rasa syukur ke hadirat ALLAH Swt atas nikmat dan karunianya yang dilimpahkan kepada kami, hingga pada hari ini Insya Allah dapat menyampaikan pidato ilmiah sebagai Guru Besar Tetap Ilmu Survei Tanah dan Evaluasi Lahan pada Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Atas izin dan ridhonya perkenanlah saya dihadapan Bapak/Ibu dan hadirin sekalian membacakan pidato ilmiah yang berjudul

EVALUASI LAHAN DAERAH TANGKAPAN HUJAN DANAU TOBA SEBAGAI DASAR PERENCANAAN TATA GUNA LAHAN

UNTUK PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

2

Page 3: fungsi evaluasi lahan dalam perencanaan tata guna lahan untuk

Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba sebagai Dasar Perencanaan Tata Guna Lahan untuk Pembangunan Berkelanjutan

1. Pendahuluan

Danau Toba dengan luas permukaan 800 kilometer persegi merupakan danau terluas di Asia. Dengan cepatnya pembukaan lahan untuk pertanian dan hutan tanaman industri, berpotensi untuk terjadinya konflik penggunaan lahan. Oleh sebab itu diperlukan evaluasi lahan agar pengembangan lahan dan manajemen hutan dapat berjalan dengan baik. Pengembangan lahan merupakan proses penting dalam perubahan suatu penggunaan lahan ke penggunaan lainnya. Batasan pengembangan lahan sangat luas karena termasuk di dalamnya beberapa kegiatan seperti konversi lahan hutan menjadi lahan pertanian intensif dan pemukiman. Dewberry (1996) menyatakan bahwa desain pengembangan lahan merupakan proses sistematik dari pengumpulan data, studi, ekstrapolasi data dan analisis agar didapatkan hasil yang lebih baik.

Evaluasi lahan merupakan suatu proses analisis untuk mengetahui potensi lahan untuk penggunaan tertentu yang berguna untuk membantu perencanaan penggunaan dan pengelolaan lahan. Evaluasi lahan meliputi interpretasi data fisik kimia tanah, potensi penggunaan lahan sekarang dan sebelumnya (Jones et al., 1990), yang bertujuan untuk memecahkan masalah jangka panjang terhadap penurunan kualitas lahan yang disebabkan oleh pengunaannya saat ini, memperhitungkan dampak penggunaan lahan, merumuskan alternatif penggunaan lahan dan mendapatkan cara pengelolaan yang lebih baik (Sys, 1985; Rossiter, 1994). Leuschner (1984) menyatakan bahwa pengelolaan lahan dan hutan merupakan hasil integral dari seluruh komponen lingkungan baik fisik, kimia, biologi sosial dan ekonomi yang mempengaruhi kepututusan perencanaan penggunaan lahan dengan mempertimbangkan kerusakan lingkungan dan konservasi lahan. Konservasi lahan tidaklah bermaksud untuk tidak menggunakan lahan tetapi memanfaatkan lahan sebaik mungkin sehingga resiko terhadap kerusakan lahan seminimal mungkin (Margules and Pressey, 2000). Penggunaan lahan tanpa memperhatikan faktor kerusakan lingkungan akan menyebabkan kehilangan hutan, pertukaran iklim, erosi tanah dan banjir (Pearce, 2000). Saat ini pembangunan berkelanjutan sudah menjadi konsep dasar untuk pengelolaan lahan baik lahan pertanian, kehutanan dan pemukiman agar diperoleh kualitas hidup yang lebih baik (TAG, 1988), walaupun metoda tentang pembangunan berkelanjutan tersebut belum sepenuhnya difahami (Fresco et al., 1994).

3

Page 4: fungsi evaluasi lahan dalam perencanaan tata guna lahan untuk

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap Universitas Sumatera Utara Menurut Tzschupke (1998), kata berkelanjutan (Sustainability) pertama sekali ditulis oleh seorang Jerman Hanns von Carlowiz dalam “Sylvicultura oeconomica” pada tahun 1713 yang beberapa dekade kemudian menjadi dasar manajemen sumberdaya alam. Sekarang ini pengertian berkelanjutan mengikuti batasan yang dibuat oleh Bruntland Commission dalam laporannya kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yaitu Pembangunan yang memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengurangi kebutuhan generasi yang akan datang.

2. Perencanaan Penggunaan Lahan dan Evaluasi Lahan

Konsep lahan haruslah tidak disamakan dengan tanah. Dalam pengertian lahan sudah termasuk tanah dengan segala sifat-sifatnya serta keadaan lingkungan sekitarnya. Jika sifat-sifat tersebut sama dalam segala aspek dikatakan unit lahan (Drissen and Koninj, 1992). Unit lahan ini biasanya di petakan dengan karakteristik yang spesifik dan merupakan dasar untuk mengevaluasi lahan (FAO, 1976; 1983). Tujuan utama mendefenisikan unit lahan adalah agar diperoleh hasil maksimal dalam penilaian kesesuaian lahan untuk penggunaan tertentu dan mendapatkan cara yang tepat dalam pengelolaannya (FAO, 1983). Untuk mendeskripsikan unit lahan haruslah merujuk kepada karakteristik lahan seperti kemiringan lahan, ketersediaan air dan sifat-sifat fisik dan kimia tanah (Nasution, 1989). Menurut FAO (1985) perencanaan penggunaan lahan merupakan penilaian yang sistematik terhadap lahan untuk mendapatkan alternatif penggunaan lahan dan memperoleh opsi yang terbaik dalam memanfaatkan lahan agar terpenuhi kebutuhan manusia dengan tetap menjaga agar lahan tetap dapat digunakan pada masa yang akan datang. Sedangkan evaluasi lahan merupakan penilaian terhadap lahan untuk penggunaan tertentu.

2.1. Konsep Dasar dan Perkembangan Evaluasi Lahan

Dent and Young (1987) menyatakan bahwa evaluasi lahan suatu proses untuk memprakirakan potensi lahan untuk penggunaan tertentu termasuk didalamnya penggunaan lahan untuk tanaman pangan, perkebunan, daerah turis, pemukiman dan daerah konservasi. Dengan demikian dalam mengevaluasi lahan diperlukan banyak ahli dalam bidangnya masing-masing, sebagai contoh dalam evaluasi lahan untuk pertanian memerlukan ahli dalam bidang tanah, agronomi, hidrologi, biologi dan ekologi yang dibentuk menjadi satu tim yang akan mengambil keputusan dalam menentukan kesesuaian lahan (Nasution, 2003).

4

Page 5: fungsi evaluasi lahan dalam perencanaan tata guna lahan untuk

Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba sebagai Dasar Perencanaan Tata Guna Lahan untuk Pembangunan Berkelanjutan

Hasil dari evaluasi lahan merupakan dasar bagi pengambil keputusan untuk menetapkan penggunaan lahan dan pengelolaan (management) yang dperlukan.

Kesesuaian lahan untuk penggunaan tertentu biasanya dievaluasi dengan menggunakan karakteristik lahan atau kualitas lahan. Karakteristik lahan merupakan kelengkapan lahan itu sendiri, yang dapat dihitung atau diperkirakan seperti curah hujan, tekstur tanah dan ketersediaan air, sedangkan kualitas lahan lebih merupakan sifat tanah yang lebih kompleks, seperti kesesuaian kelembaban tanah, ketahanan terhadap erosi dan bahaya banjir (FAO, 1977).

Beberapa sistem evaluasi lahan (Klingebiel and Montgomery, 1976; Chan et al., 1975) menyarankan klasifikasi berdasarkan jumlah dan tingkat keragaman dan faktor penghambat produksi. The FAO Framework for Land Evaluation tidak dimaksudkan untuk mengevaluasi lahan secara parametrik (Purnell, 1977). Hal ini disebabkan oleh kesulitan untuk mendapatkan kesepakatan terhadap kriteria yang akan digunakan dalam evaluasi, tetapi bukan berarti FAO Framework tidak dapat digunakan untuk pendekatan parametriks hanya perlu pengembangan pada parameter yang akan digunakan. Keunggulan sistem parametriks ini tidak saja menghitung klas kesesuaian lahan berdasarkan sifat-sifat tanah saja akan tetapi memperhitungkan seluruh faktor iklim dan memetakannya dalam satu peta kesesuaian lahan. Dalam penilaian parametriks, data iklim dibagi menjadi empat kelompok yaitu karakteristik iklim yang berhubungan dengan 1) curah hujan, 2) Suhu, 3) Kelembaban udara dan 4) Sinar mata hari. Untuk menghitung indeks iklim digunakan persamaan:

11

)100( −=Π

= k

k

iRi

CI

dengan: CI = indeks iklim Ri = rating ke dari karakteristik iklim k = jumlah karakteristik iklim Π = simbol matematika untuk perkalian. Indeks yang diperoleh dikonversikan ke dalam seluruh rating iklim dengan persamaan empiris (Nasution, 2003): CR = 13,999 + 0,897 CI r = 0,99. Nilai inilah yang digunakan untuk evaluasi lahan dengan menggabungkannya dengan indeks lahan.

5

Page 6: fungsi evaluasi lahan dalam perencanaan tata guna lahan untuk

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap Universitas Sumatera Utara Metoda yang digunakan untuk mengevaluasi lahan untuk penggunaan tertentu telah mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan keilmuan dan analisis terhadap hasil dari evaluasi itu sendiri.

Sejak tahun 1930-an Storie telah membuat penilaian terhadap lahan untuk pengembangan pertanian (Storie, 1954). Konsep dasar dari penilaian ini didasarkan pada perkalian karakteristik lahan yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman yang dihitung dalam persen. Penilaian ini dinamakan SIR (Storie Index Rating) dengan persamaan

SIR = A x B x C

A = Karakteristik profil tanah B = tekstur permukaan tanah C = faktor-faktor yang mempengaruhi (seperti drainase, kemiringan lahan

dan kemasaman tanah

Ablaiter (1937) telah mengemukakan suatu alternatif untuk mengevaluasi lahan secara parametriks. Beliau mengelompokkan tanah menjadi 10 kelompok berdasarkan indeks tanaman. Standar penilaian diberikan nilai 100 untuk lahan-lahan yang sangat produktif untuk hasil tanaman tertentu. Kemudian lahan yang dinilai didasarkan atas hasilnya dalam persen terhadap standar hasil yang mungkin diperoleh secara maksimal.

Selanjutnya Fitzpatrick (1937) menilai tanah untuk tanaman tertentu menurut hasil (produksi). Produksi rata-rata tahunan tertinggi diberi nilai 100 dan yang gagal panen dinilai 0, dari sini persamaan linier sederhana digunakan untuk mengkonversi nilai lahan yang dievalusi. Pada tahun 1948, Storie mengemukakan suatu “Rating Chart” berdasarkan penilainan terhadap tanah kemudian ternyata sangat penting untuk menilai pertumbuhan kayu (timber). Sebagai tambahan penilaian ini juga telah memperhitungkan faktor iklim (Storie and Wieslander, 1948). Selanjutnya Storie and Harradine (1950) menilai tanah untuk produksi hutan kayu berdasarkan produksi kayu, sedangkan untuk jenis kayu yang belum diketahui (belum ada data) berapa produksi maksimal yang dapat diperoleh evaluasinya didasarkan atas penilaian terhadap karakteristik tanah dan iklim dan dinilai menurut Indeks Storie.

Mitchell (1950) pertama sekali mengemukakan suatu tabulasi cara penilaian produksi tanah pada suatu areal. Penilaian ini harus merujuk kepada salah satu tanaman utama yang ditanam pada areal tersebut. Clarke (1950) mengembangkan Indeks Produksi berdasarkan atas formula perkalian yang sederhana dari data percobaan di lapangan. Formula ini dikembangkan atas dasar asumsi ciri sifat fisik tanah yang sangat mempengaruhi produktifitas yaitu:

6

Page 7: fungsi evaluasi lahan dalam perencanaan tata guna lahan untuk

Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba sebagai Dasar Perencanaan Tata Guna Lahan untuk Pembangunan Berkelanjutan

tekstur, ke dalam tanah dan kondisi drainase. Sedangkan Blagovidove (1960) menghasilkan tabel evalusi produksi dimana penilaian berdasarkan penjumlahan dari nilai sifat tanah.

Storie (1964) mengklasifikasikan lahan menurut kesesuaiannya untuk pertanian beririgasi ke dalam 6 tingkatan (I s/d VI) dengan menggunakan Storie Rating Index dengan menghitung 10 (sepuluh) karakteristik tanah yang terpenting yaitu: kedalaman tanah, permeabilitas profil tanah, tekstur, kemiringan, drainase, kegaraman atau alkalinitas, pH, kondisi erosi, nutrisi tanah dan relif mikro.

Riquier et al. (1970) mengusulkan suatu indeks untuk produktifitas tanah dengan hanya mempertimbangkan 9 karakteristik tanah yaitu kedalaman efektif tanah, tekstur dan struktur tanah, kejenuhan basa, kelarutan garam-garam, kandungan bahan organik, kapasitas tukar kation mineral liat, cadangan mineral, drainase dan kelembaban tanah.

Riquier (1974) menekankan bahwa metoda parametriks terdiri dari tiga komponen yaitu: 1) Evaluasi secara terpisah terhadap ciri-ciri tanah sesuai dengan kepentingannya, 2) Mengkombinasikan secara numerik sesuai kaedah matematika, dengan tidak melupakan hubungan antar faktor dan 3) Indeks akhir digunakan untuk membuat tingkatan (rank) lahan untuk tujuan penggunaannya. Sedangkan Allgood and Gray (1978) telah menggunakan dua metoda untuk menentukan Indeks Produksi Tanaman yaitu: 1) Model sifat tanah, yang didasarkan atas tanggap tanaman terhadap sifat dan ciri tanah dan 2) Model klasifikasi tanah, yang didasarkan atas diagnosa terhadap karakteristik tanah, klasifikasi tanah dan dapat digunakan untuk memprakirakan indek produksi. Kedua model ini telah menggunakan model “multiple regression” untuk memprakirakan hasil atau produksi tanaman. Dalam sistem parametriks, kriteria diagnosa dinilai secara numerik dan klasifikasi kesesuaian lahan didapatkan dengan perhitungan matematika (Require and Schwarz, 1972). Bertentangan dengan pendapat Purnell, pendekatan parametriks telah sukses digunakan untuk mengevaluasi lahan untuk pertanian secara umum (Requer et al., 1970) termasuk pengembangannya di daerah arid dan semi arid (Sys and Verheye, 1972) dan telah dicobakan untuk daerah tropika (Sys nad Fankart, 1972; Sys, 1978, Nasution, 1989; Nasution 2003).

2.2. Prinsip-prinsip Evaluasi Lahan

Dasar prinsip dari kerangka kerja evalusi lahan adalah : 1) Kesesuaian lahan dinilai dan diklasifikasikan sesuai dengan penggunaan lahan yang direncanakan, 2) Evaluasi memerlukan suatu perbandingan antara keuntungan yang akan diperoleh dan masukan yang diberikan terhadap lahan, 3) Pendekatan multi

7

Page 8: fungsi evaluasi lahan dalam perencanaan tata guna lahan untuk

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap Universitas Sumatera Utara disiplin 4) Evalusi dilaksanakan dengan pertimbangan berbagai faktor fisik, kimia tanah, ekonomi dan sosial, 5) Kesesuaian telah memperhitungkan keberlanjutan penggunaan lahan dan 6) Evaluasi meliputi berbagai pilihan penggunaan lahan.

2.3. Struktur Klasifikasi Kesesuaian Lahan

Klasifikasi terdiri dari 4 katagori (FAO, 1976): 1) Ordo kesesuian lahan, menunjukkan kesesuaian lahan yang dinilai, 2) Klas kesesuaian lahan, menunjukkan tingkat kesesuaian dalam ordo, 3) Sub klas kesesuaian menunjukkan faktor pembatas yang ada pada lahan tersebut dan merupakan faktor yang harus dikelola dan 4) Unit kesesuaian lahan, menunjukkan perbedaan-perbedaan kecil dalam sub klas terutama berdasakan manajemen yang diperlukan.

Ordo kesesuaian tersebut dibagi menjadi dua bagian yaitu Sesuai (S) dan Tidak sesuai (N). Walaupun tidak ada pembatasan terhadap jumlah klas dalam satu ordo, telah direkomendasikan hanya menggunakan tiga klas untuk “S” dan dua klas untuk “N” (FAO, 1976; Mc Rae and Burnham, 1981; Drissen and Koninj, 1992). Struktur klasifikasi ini seperti tertera pada Tabel 1.

Table 1: Struktur klas kesesuain lahan (Drissen and Koninj, 1992) Ordo C A T E G O R I

Klas Sub klas Unit

S1 S2m S2e-1

S2e S2e-2

S (Sesuai) S2 S2me etc

Etc

S3

N1m

N1

N (Tidak sesuai) N1e

N2 dll

Ordo S (Sesuai): satuan lahan yang menunjukkan bahwa tidak terdapat faktor pembatas baik ringan maupun sedang dalam pemanfaatan lahan. Nilai Indeks lahan biasanya > 25. Terdapat tiga klas untuk ordo ini yaitu S1 (Sangat sesuai):

8

Page 9: fungsi evaluasi lahan dalam perencanaan tata guna lahan untuk

Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba sebagai Dasar Perencanaan Tata Guna Lahan untuk Pembangunan Berkelanjutan

adalah satuan lahan dengan tanpa, atau hanya tiga sampai empat faktor pembatas ”ringan”, Indeks lahan biasanya > 75. S2 (Kesesuaian sedang): satuan lahan dengan lebih dari empat faktor pembatas ”ringan”; dan atau lebih dari saru sampai tiga faktor pembatas ”sedang”; Nilai Indeks lahan antara 50 dan 75. S3 (Kesesuaian marginal): Satuan lahan dengan lebih dari dua sampai tiga faktor pembatas ”sedang” dan/atau tidak terdapat faktor pembatas ”berat” sehingga lahan masih dapat digunakan.Nilai Indeks lahan antara 25 dan 50.

Ordo N (tidak sesuai): satuan lahan dengan beberapa faktor pembatas ”berat” dan/atau mempunyai satu faktor pembatas ”sangat berat” sehingga lahan tidak dapat dimanfaatkan. Nilai Indeks lahan < 25. Satuan lahan ini mempunyai dua Klas yaitu N1: satuan lahan yang masih dapat digunakan setelah perbaikan (diberikan beberapa Input) dan N2: satuan lahan yang tidak dapat dimanfaatkan lagi walaupun telah dilakukan perbaikan. Tabel 2 menunjukkan Ordo, Sub Ordo dan Klas kesesuaian lahan berdasarkan jumah dan tingkat faktor pembatas.

Tabel 2: Ordo, Sub Ordo dan Klas Kesesuaian Lahan, Nilai Indeks, Berdasarkan Jumah dan Tingkat Faktor Pembatas.

Tingkat pembatas

Ordo

Klas 0 1 2 3 4

Nilai

S1 + 3-4 0 0 0 ≥ 75

S2 + >4 1-3 0 0 50 - <75

S

S3 + + 2-3 1 0 25 – 50

N1 + + + >1 0

N N2 + + + >1* ≥ 1*

< 25

+: beragam *: tidak dapat diperbaiki 2.4. Perhitungan Indeks Lahan (Land Index)

Untuk evaluasi karakteristik lahan pada pendekatan parametrik, perhitungan indeks lahan dari maksimum (100) ke minimum (0). Indeks lahan ini dihitung dari setiap parameter kualitas/karakteristik lahan yang menjadi parameter

9

Page 10: fungsi evaluasi lahan dalam perencanaan tata guna lahan untuk

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap Universitas Sumatera Utara evaluasi. Idealnya penilaian harus menunjukkan keadaan optimal dalam persen. Hubungan antara faktor pembatas dan nilai lahan seperti tertera pada Tabel 3.

Tabel 3. Tingkat Faktor Pembatas dan Nilai Lahan Simbol Intensitas pembatas Nilai

0 1 2 3 4

Tidak ada Sedikit Sedang Banyak

Sangat banyak - mungkin untuk diperbaiki - tidak mungkin untuk diperbaiki

95 – 100 85 – 95 60 – 85 40 – 60 40 – 0 40 – 20 20 – 0

Nilai ini diinterpolasi dari suatu skala yang dibuat dari tabel kebutuhan tanaman atau suatu hal yang akan dievaluasi. Interpolasi linier sederhana digunakan untuk menghitung nilai karakteristik/kualitas lahan berdasarkan Tabel kebutuhan tersebut. Indeks lahan dihitung dari setiap parameter. Nilai iklim yang telah dihitung sebelumnya dimasukkan ke dalam sistem perhitungan. Indeks lahan dihitung sesuai persamaan (Nasution, 1989):

RiRLIn

i*01,0*min

1

1

−Π=

dengan: LI = Indeks lahan. Rmin = Nilai minimal karakteristik lahan (termasuk nilai iklim secara keseluruhan). Ri = rating ke i selain rating minimal Π = simbol matematik untuk perkalian. Perkalian 0,01 untuk menjadikan keseluruhan nilai dalam persen.

Evaluasi lahan dengan pendekatan parametrik dilaksanakan dengan asumsi-asumsi sebagai berikut: 1) Jumlah karakteristik/kualitas lahan harus dibuat seminimum mungkin untuk menghindari pengulangan dari karakteristik yang ada kaitannya, sehingga menurunkan nilai indeks lahan. 2) Karakteristik/ kualitas lahan yang penting dinilai dalam rentang yang luas (misalnya 100 sampai 20), yang kurang penting lebih sempit (misalnya 100 sampai 60). 3) Nilai 100 dipakai untuk karakteristik yang terbaik. 4) Harus dipertimbangkan nilai horizon tanah dengan memberi nilai lebih besar terhadap horizon yang dekat ke permukaan.

10

Page 11: fungsi evaluasi lahan dalam perencanaan tata guna lahan untuk

Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba sebagai Dasar Perencanaan Tata Guna Lahan untuk Pembangunan Berkelanjutan

Kedalaman tanah harus dipertimbangkan sesuai dengan kedalaman perakaran yang normal. Untuk Pinus merkusii dan Eucalyptus misalnya 4 bagian ke dalam tanah untuk setiap 20 cm dengan koreksi indeks 1,75 – 1,25 – 0,75 –0,25. Untuk padi, jagung dan bawang merah koreksi terhadap kedalaman tanah memakai indeks 1,2 dan 0,8. Gambar 1 menunjukkan Bagan alir dari metodologi evaluasi lahan.

Data survei tanah

Karakteristik/Kuali tas lahan

Indeks iklim

Nilai

Indeks lahan

Iklim

Agro-Kilmatik

Kebutuhan tanaman (tanah dan lanskap) Nilai seluruh faktor iklim

Tingkat pembatas

Klas kesesuaian lahan

Gambar 1. Diagram Alir Metoda Evaluasi Lahan

11

Page 12: fungsi evaluasi lahan dalam perencanaan tata guna lahan untuk

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap Universitas Sumatera Utara 2.5. Klas Kesesuaian Lahan

Klas kesesuaian lahan diklasifikasikan berdasarkan indeks lahan dengan mempertimbangkan produksi yang umum didapatkan pada jenis tanah yang sama. Hasil optimal merupakan produksi yang diperoleh pada lahan yang baik dengan manajemen yang memadai seperti pusat-pusat penelitian. Untuk padi misalnya produksi optimum pada 7 ton/ha, sedangkan marginal produksi diperoleh dari nilai produksi yang biaya produksinya sama dengan hasil yang diperoleh atau hanya untung sedikit saja.

3. Kesesuaian Iklim dan Lahan untuk Beberapa Tanaman Utama di Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba

Tanaman yang dihitung kesesuaiannya di daerah tangkapan hujan Danau Toba terdiri dari tanaman padi dan jagung untuk pewakil tanaman pangan, bawang merah untuk tanaman hortikultura, pinus dan eukaliptus untuk tanaman kehutanan. Pemilihan pewakil ini didasarkan kepada tanaman utama dan mempunyai nilai ekonomis yang tinggi di daerah tersebut. 3.1. Daerah Iklim dan Kesesuaian Iklim Daerah tangkapan hujan Danau Toba jika dihitung berdasarkan metoda Thiessen, dapat dilihat pada Tabel 4 dan Gambar 2. Pembagian ini berdasarkan atas curah hujan.

Tabel 4. Rerata Curah Hujan dan Luas Daerah Hujan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba Berdasarkan Metoda Thiessen

No Stasiun

Rerata curah hujan

(mm/tahun)

Intensitas hujan

(mm/hari)

Hari hujan

Luas daerah hujan (Ha)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

Siborong-Borong

Dolok Sanggul

Balige

Porsea

Pangururan

Mogang

Ambarita

Parapat

Sidamanik

Aek Nauli

Situnggaling

2,795.04

1,807.20

934.44

1,114.56

1,368

1,658.64

1,592

1,928.64

2,347.2

2,341.2

1,908

22.6

14.5

10.2

12.9

14.0

13.5

14.2

15.4

14.4

15.7

13.9

124

125

92

85

96

123

112

125

163

149

137

7,691

24.785

27.064

41.806

42.571

45.137

20,327

22,632

5,089

2,728

19,764

12

Page 13: fungsi evaluasi lahan dalam perencanaan tata guna lahan untuk

Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba sebagai Dasar Perencanaan Tata Guna Lahan untuk Pembangunan Berkelanjutan

Total 259,594

Dari Tabel 1, terlihat luas Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba yang hanya 259,594 Ha dibagi menjadi 11 (sebelas) daerah hujan, yang berarti harus dilakukan 11 macam pengelolaan air untuk produksi tanaman. Tabel 5 menunjukkan kesesuaian iklim untuk pertumbuhan padi, jagung, bawang merah, pinus dan eukaliptus

13

Page 14: fungsi evaluasi lahan dalam perencanaan tata guna lahan untuk

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap Universitas Sumatera Utara

Gambar 2: Daerah Curah Hujan Berdasarkan Metoda Thiessen

14

Page 15: fungsi evaluasi lahan dalam perencanaan tata guna lahan untuk

Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba sebagai Dasar Perencanaan Tata Guna Lahan untuk Pembangunan Berkelanjutan

Tabel 5: Kesesuaian Iklim untuk Pertumbuhan Padi, Jagung, Bawang

an terpilih

Merah, Pinus dan Eukaliptus

Kesesuaian iklim untuk tanam

Padi*

Lokasi

Mt 1 Jagung Bawang Merah

Mt2

Pinus Eukaliptus

Siborong- S3 S3 S1 N1 S1 S1 Borong

Dolok Sanggul S3 S3 S2 S1 S2 S1

Balige S3 S3 N1 S1 S3 S3

Porsea S3 S3 N1 S1 S3 S3

Pangururan S3 S3 N1 S1 S2 S1

Mogang S3 S3 S3 N1 S2 S1

Ambarita S3 S3 S3 S1 S2 S1

Parapat S3 S3 S3 S1 S2 S1

Sidamanik S3 S3 S3 S1 S1 S1

Aek Nauli S3 S3 N1 S1 S3 S2

Situnggaling S3 S3 S3 N1 S2 S1

Mt1: Musim tana ertama

* ras, dan irigasi, tidak disarankan untuk padi ladang

D ungan ini dapat dilihat bahwa iklim di Daerah Tangkap Air (DTA)

.2. Tanah, Kesesuaian Lahan dan Pengelolaan yang diperlukan.

belas)

m p

Mt2: Musim tanam kedua

Hanya untuk padi sawah, tetadah hujan.

ari hasil perhitDanau Toba hanya marginal untuk pertanaman padi. Jagung baik dikembangkan di Siborong-borong dan Dolok Sanggul, sedangkan untuk bawang merah baik dikembangkan di Pangururan, Ambarita dan Parapat, sedangkan untuk pinus dan eukaliptus dapat dikembangkan di seluruh areal DTA Danau Toba.

3

Taksonomi tanah di daerah DTA Danau Toba terdiri dari dari 14 (empatGreat Group yang terletak pada 33 satuan lahan seperti tertera pada Gambar 3 dan Tabel 6.

15

Page 16: fungsi evaluasi lahan dalam perencanaan tata guna lahan untuk

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap Universitas Sumatera Utara

Gambar 3. Satuan Lahan dan Jenis Tanah di Daerah Tangkapan Air Danau Toba

16

Page 17: fungsi evaluasi lahan dalam perencanaan tata guna lahan untuk

Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba sebagai Dasar Perencanaan Tata Guna Lahan untuk Pembangunan Berkelanjutan

Tabel 6. Great Group tanah dan luasannya di DTA Danau Toba

Luas No Great Group Tanah

Ha %

1 Fluvaquents 8.973,41 3

2 Tropopsamments 2.030,85 <1

3 Troporthents 1.319,97 <1

4 Andaquepts 6.091,47 2

5 Dystropepts 39.082,10 15

6 Dystrandepts 26.906,36 10

7 Eutropepts 42.119,35 16

9 Hydrandepts 61.887,99 24

10 Humitropepts 11.593,39 4

11 Troporthods 2.034,55 2

12 Tropohemist (Gambut) 1.414,50 <1

13 Halpludalf 2.125,51 1

14 Kandiudox 44,75 <1

15 Trace (beragam) 19

Pada Ta ahui bahwa di DTA Danau Toba terdap ah yang angat subur yaitu tanah Hapludalf (Alfisols), namun hanya seluas 1 persen dan

pada Tabel 7. ari Tabel 7 tersebut dapat dilihat di DTA Danau Toba perlu diterapkan teknologi

eputusan yang diambil untuk satuan lahan yang erbeda perlakuannya dari satuan lahan lainnya (Rossiter, 1994). Tabel 8

bel 6 dapat diket at tansitupun terhampar pada daerah dengan kemiringan 30–75 persen. Kesesuaian lahan untuk masing-masing unit lahan seperti terteraDpertanin modern untuk meningkatkan produksi. Teknologi minimal yang harus dilaksanakan termasuk pemupukan yang berimbang, pemberan-tasan hama dan penyakit dan konservasi lahan. Pengelolaan lahan merupakan kbmenunjukkan pengelolaan lahan yang diperlukan untuk masing-masing satuan lahan.

17

Page 18: fungsi evaluasi lahan dalam perencanaan tata guna lahan untuk

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap Universitas Sumatera Utara

Tab

el 7. Ringkasan

kesesuaian

lahan

un

tuk P

adi, Jagu

ng, B

awan

g merah

, Pin

us d

an E

ukalip

tus d

i Daerah

Tan

gkapan

Air D

anau

Tob

a

18

Page 19: fungsi evaluasi lahan dalam perencanaan tata guna lahan untuk

Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba sebagai Dasar Perencanaan Tata Guna Lahan untuk Pembangunan Berkelanjutan

Tab

el 7,

Lan

juta

n

19

Page 20: fungsi evaluasi lahan dalam perencanaan tata guna lahan untuk

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap Universitas Sumatera Utara Table 8. Pengelolaan lahan yang diperlukan untuk Padi, Jagung, Baw

ang merah, Pinus and E

ukaliptus

20

Page 21: fungsi evaluasi lahan dalam perencanaan tata guna lahan untuk

Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba sebagai Dasar Perencanaan Tata Guna Lahan untuk Pembangunan Berkelanjutan

Cata

tan:

Non

= T

idak

dip

erlu

kan

peng

elol

aan

lahan

N

D =

Tid

ak d

ireko

men

dasik

an u

ntuk

dik

emba

ngka

n

UCAPAN

21

Tabl

e 8.

Lan

juta

n

Page 22: fungsi evaluasi lahan dalam perencanaan tata guna lahan untuk

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap Universitas Sumatera Utara TERIMA KASIH

Jabatan Guru Besar Tetap pada Universitas Sumatera Utara adalah suatu kehormatan yang tinggi, yang diperoleh melalui suatu persyaratan yang ketat dan jalan yang panjang. Sepanjang perjalanan itu kami telah bertemu dengan banyak orang yang telah memberikan bekal dan semangat bagi kami, bahkan pada saat-saat yang sangat sekalipun. Untuk itu sewajarnyalah apabila pada kesempatan ini kami sekeluarga mengungkapkan rasa syukur dan terima kasih kepada mereka. Pertama-tama pekenankanlah saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Rektor USU beserta jajarannya atas kepercayaan dan kehormatan mengusulkan saya memangku jabatan Guru Besar dan memberi kepercayaan kepada saya untuk memangku jabatan sebagai Dekan Fakultas Pertanian USU. Ucapan terima kasih selanjutnya secara khusus dan tulus saya sampaikan kepada Bapak Prof. Chairuddin P Lubis, DTM&H, SpA(K) yang saya kenal jauh hari sebelumnya, (pada saat saya tidak terpikir pun untuk mampu menjadi Sarjana), atas bantuan dan dorongan yang tiada henti-hentinya kepada saya untuk sampai ke jenjang jabatan Guru Besar yang terhormat ini. Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada seluruh anggota Dewan Guru Besar dan Anggota Senat Akademik USU yang telah berkenan memberikan kepercayaan dan kehormatan kepada saya sebagai Guru Besar Tetap dalam Ilmu Suvei Tanah dan Evaluasi Lahan. Pada Fakultas Pertanian USU. Khusus kepada Bapak Prof. Dr. Fanani Lubis Sp.D, Prof. Dr. Hemat Brahmana dan Prof. Dr. Sorimuda Sarumpaet Prof. Dr. Ir. JA. Napitupulu, MSc Prof. Dr. Alfi Syahrin, SH. MS, Abanganda Hasnil Basri Siregar, SH, Drg. Saidina Hamzah danDalimunthe, SpPerio terima kasih atas bantuannya. Ucapan terima kasih yang tulus juga saya sampaikan kepada para Pembantu Rektor USU, DR. Ir. A. Faiz Albar, MSc, Drs. M. Lian Dalimunthe, M.Ec, Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc, Ir. Gembira Sinuraya, MS dan Abanganda Ir. Isman Nuriadi, Ir. MK. Bangun, MS atas bantuannya dan kebersamaannya selama ini. Kepada Senat Fakultas Pertanian USU, terutama kepada Bapak Prof. MPL. Tobing dan Bapak Prof. DR. Ir. SJ. Damanik, MSc, saya mengucapkan terima kasih atas bantuan dan dukungannya mengusulkan saya menjadi Guru Besar Tetap di Fakultas Pertanian USU. Ucapan terima kasih yang tulus juga kami sampaikan kepada para Guru saya di Sekolah Dasar Tjokroaminoto Kisaran, Sekolah Menengah Pertama Negeri I- Kisaran, Sekolah Menengah Atas Negeri I-Kisaran, Madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiah dan Aliah Al-Islamiah Kisaran, Para Dosen saya di Fakultas Pertanian USU, Geologische Institute Rijksuniversiteit Ghent, Belgie dan School of Biological Sciences, Universiti Sains Malaysia yang telah mendidik dan membekali saya ilmu pengetahuan yang sangat banyak, yang tidak dapat saya bayangkan sebagai seorang anak dari ayah saya yang hanya menyelesaikan sekolah dasar sampai klas III Sekolah Rakyat di Singengu Julu Kotanopan.

22

Page 23: fungsi evaluasi lahan dalam perencanaan tata guna lahan untuk

Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba sebagai Dasar Perencanaan Tata Guna Lahan untuk Pembangunan Berkelanjutan

Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada guru mengaji saya Bapak Imran Lubis, Alm. Almukarram Abd Hamid Andak, Al Ustadz Ruslan Daud dan Alm. Almukarram Alhafidh Syech Maksum Abdullathief yang telah mendidik saya sehingga tidak menjadi anak yang terlalu nakal. Secara khusus, ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Bapak Ir. Lahudin, MS, Prof. Dr. C. Sys dan Prof. Dr. Mashhor Mansor masing-masing sebagai Ketua pembimbing dan promotor saya mulai pada jenjang pendidikan S1, S2 dan S3. Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada mantan Rektor USU Alm Prof. Dr. AP. Parlindungan, SH, mantan dekan Fakultas Pertanian USU Prof. DR. Ir. Abu Dardak, MSc dan Alm Ir. Sutedjo, MSc yang telah menerima saya sebagai staf pengajar di USU, dan kepada mantan Rektor USU Prof. dr. M. Jusuf Hanafiah Sp OG dan Prof. Moenaf Hamid Regar, MA.Sc yang memberi kesempatan bagi saya untuk mengikuti program Pasca sarjana di Belgia. Kepada Abanganda Prof. dr. Darwin Dalimunthe, Ph.D, Prof.Dr. Ir. Sumono, MS, Prof. Dr. Ir. Abd Rahim Matondang, MSIE dan kakanda Prof. Dr. Ir. Khairunnisa Haris, MSc, Ir Syamsinar Yusuf, MS saya ucapkan terima kasih atas tegoran-tegorannya sehingga hidup saya selalu pada jalan yang benar. Demikian pula kepada Prof. dr. T. Bahri Anwar Johan, Sp.J(K), dr. Chairul Yoel, Sp.A(K), Ir. Irsal dan dr. Gontar Siregar Sp.D saya ucapkan atas perhatiannya yang sangat khusus. Ucapan terima kasih yang tulus saya ucapkan kepada sahabat-sahabat saya yang selalu bersama melakukan survei dilapangan terutama kepada Ir. Agus Sunaryadi, MSi dan Ir Gomal Gehardi yang membuka jalan bagi saya mengikuti survei Rencana Teknik Satuan Pemukiman Transmigrasi di hampir seluruh Indonesia. Kepada Abanganda Dr. Usman Rasyid, Adinda Ir. Syarifuddin, MP, Ir. Rahmat, Ir. Mukhlis, MS, Drs. Khairuddin, MSc Ibu Ir. Menauli Tarigan, MS, Drs. Iskandar Syarif, MA, Ir. Hardi Guchi, MS, Bapak Prof. Dr. Jazanul Anwar, Ir. Dartius, MS dan Dr. Ternala Alexander Barus terima kasih atas kerjasamanya semasa kita bekerja di Pusat Penelitian Sumber Daya Alam dan Lingkungan USU. Kepada sahabat saya Ir. Supriadi, MS, Ir. Sudaryanto, Dra, Julia Reveni, MSi, Ir Nasir, yang selalu setia membantu saya sejak dari awal kuliah di USU sampai pada pekerjaan sehari-hari. Khusus kepada Ir. Kasmal Aripin Lubis MSi saya ucapkan banyak terima kasih atas jasanya mengajar saya Bahasa Mandailing dan hidup lebih sabar. Kepada abang Zainal Fikri Nasution, SH juga saya ucapkan terima kasih atas segala bantuannya. Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada Dr. David Parry, Mr. Philip Ashton, Mr. Godwin Singham, Nyrth Cabance, MSc, Dr. CK. John dan Mr. A. Maheswaran yang telah mengajak saya bekerja pada World Bank Project dan banyak memberikan jalan bagi saya untuk mengenal negara-negara asing di luar negara tercinta ini. Kepada sahabat-sahabat saya di Jurusan Tanah terutama kepada Dr. Ir. Abdul Rauf, MP Dr. Ir. Masri Sitanggang, Ir. Bintang Sitorus, MP dan seluruh staf Pengajar dan Pegawai Fakultas Pertanian USU saya ucapkan banyak terima kasih atas kritik, saran dan koreksi kepada sahabat kalian ini yang lebih banyak khilafnya daripada benarnya, sebab sejak kita sama-sama mahasiswa saya lebih takut dengan kebingungan daripada kesalahan karena aku sangat setuju dengan

23

Page 24: fungsi evaluasi lahan dalam perencanaan tata guna lahan untuk

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap Universitas Sumatera Utara dalil Francis Bacon, ” kebenaran lebih gampang muncul dari kesalahan daripada dari kebingungan”. Saya tidak dapat menyebutkannya satu persatu bukan karena kurang usaha untuk mengingat jasa saudara sekalian tetapi nama yang ingin saya tuliskan seluruhnya tidak muat ditulis dalam buku Pidato Pengukuhan Guru Besar ini. Inilah kenyataannya hanya ALLAH yang maha besar yang dapat menampung segala hasrat. Rasa hormat dan syukur saya yang sedalam-dalamnya ingin saya haturkan kepada kedua orangtua Alm. Abdul Wahid Nasution dan Hj. Halimah yang walaupun hanya berpendidikan tidak tamat sekolah dasar, tiada henti-hentinya mendoakan dan menasihati ananda sehingga mencapai karir tertinggi sebagai seorang guru, yang belum tentu ananda mampu melakukannya untuk cucu-cucu ayah dan emak. Kepada kakak-kakak saya Nuraisyah Nasution, Erlina Nasution dan Khairani Nasution serta abang-bang ipar, saya ucapkan terima kasih atas kemesraan keluarga kita yang sampai saat ini dan Insya ALLAH seterusnya telah berjalan tanpa perselisihan apapun. Saya memahami semasa hidupnya Almarhum emak ingin melihat putranya tumbuh menjadi seorang Ustadz sehingga selalu dimarahi karena tidak ke madrasah untuk mempelajari Bahasa Arab, walaupun semasa kecil saya jika ditanya emak hanya bercita-cita menjadi tukang lampu (tukang perbaiki listrik), pada hari ini sebenarnya keinginan emak telah saya penuhi karena terminologi Al Ustadz sebenarnya hanya diberikan kepada seorang Guru Besar. Bukan seperti Ustadz yang sering kita fahami di masyarakat awam yang sebenarnya hanya seorang Muallim. Kepada isteri tercinta Herlina Simatupang, yang dengan penuh kesabaran, ketabahan dan pengertian dalam suka dan duka, terutama semasa saya mengikuti Pendidikan Pasca Sarjana di State University of Gent, Belgia yang penuh dengan cobaan sampai meninggalnya anak kita dan harus dikebumikan di negeri orang, saya sampaikan rasa kasih dan penghargaan yang tulus. Kepada anak-anak tercinta Alm. Ahmad Muhajir Nasution, Syifa Khairunnisa Nasution, Nurul Adha Nasution dan Muhammad Ikram Nasution, ayah sampaikan rasa sayang. Semoga kita dapat lebih bermanfaat untuk orang lain. Kita mesti berusaha agar mampu membantu dan menyenangkan orang lain, bukan berbuat yang sebaliknya. Seperti dikatakan oleh Yahya bin Muadz: Jika tidak bisa memberi manfaat pada orang lain, maka jangan membahayakannya. Jika tidak bisa membahagiakannya, maka jangan membuatnya sedih. Jika tidak bisa memujinya, maka jangan mencacinya. Akhirnya, dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah ke hadirat Allah SWT diiringi dengan ucapan terima kasih perkenankanlah saya mengakhiri penyampaian pidato ilmiah ini. Wabillahi taufik walhidayah Wassalamualaikum Warohmatullahi Wabarakatuh.

24

Page 25: fungsi evaluasi lahan dalam perencanaan tata guna lahan untuk

Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba sebagai Dasar Perencanaan Tata Guna Lahan untuk Pembangunan Berkelanjutan

DAFTAR PUSTAKA

Ableaiter, J.K. (1937). Productivity ratings in the soil survey report. Proc. Soil Sci. Am. 2, 415-422.

Allgood, F.P. & F. Gray. (1978). Utilization of soil characteristics in computing productivity ratings of Oklahoma soil. J. Soil Sci. 123,359-366.

Bacon Francis (1620).Novum Organum Chicago: Open Court, 1994 dalam Donald B Calne : Batas Nalar. Rasionalitas dan Prilaku Manusia. Kepustakaan Populer Gramedia, 2004.

Blagovidove, N.L. (1960). Principles of soil and land evaluation. Trans. 7th Int. Cong. Soil Sci. vol. 4, 457-464.

Dewbery, S.O. (1996). Introduction. In Land development Handbook. Planning, Engineering, and Surveying. (Dewberry, O.S, 1996., ed). New York. Mc Graw-Hill. 1013p.

Driessen, P.M. & Konijn, N.T. (1992). Land-use Sysytems Analysis. The Netherland. Wageningen Agricultural University. 230 p.

Clarke, G.R. (1950). Productivity ratings. Trans.4th Int. Cong.Soil Sci. vol. 1,345-348.

FAO. ( 1976). A Framework for land evaluation. FAO Soil Bulletin, 32. Rome. FAO 79 p.

FAO. (1977). Guidelines for soil profile description (2nd edition). Soil Resources Development and Conservation Service. Rome. Land and Water Devlopment Division. FAO of the United Nations. 66 p.

FAO. (1983). Guidelines : Land evaluation for Rainfed Agriculture. FAO Soil Bull. No 52.Food and Aagric. Rome. Organization of the United Nation. 273 p.

FAO. (1985 ) Guidelines: Land evaluation for irrigated agriculture. FAO Soils Bulletin 55. Rome. FAO of the United Nations. 231 p.

Fitzpatrick, E.G. (1937). Land utilization in relation to soil rating. Soil. Sci. Proc. Am., 483-487.

Fresco, O.L., Herman, G.J.H. Van kenlen, H. Henk, A.L & Robert, A.S. (1994). Land evaluation and farming systems analysis for land use planning. Rome. FAO Working Document. 209 p.

Jones, G., Robertson, A., Forbes, J & Hollier, G. (1990). Collins Dictionary of Environmental Science. Glasgow. Harper Collins Publishers. p 243-245.

Leuschner, W.A. (1984). Introduction to forest resource management. New York, Chichester, Brisbane, Toronto, Singapore. John Willey & Sons.

Margules. C.R. & Pressey, R.L (2000). Systematic conservation planning. Nature. Vol 405. p 243-253.

Mitchell, J. (1950). Productivity ratings and their importance in the soil survey report. Trans. 4th Int. Cong. Soil Sci. vol. 1 356-360.

25

Page 26: fungsi evaluasi lahan dalam perencanaan tata guna lahan untuk

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap Universitas Sumatera Utara Nasution, Zulkifli (1989). Evaluatie van Enkele Typische Bodems van de Aceh

Provincie voor Rijst. Rijsuniversiteit Gent. Belgie.

Nasution, Zulkifli (2003). Land and Forest Management in the Lake Toba Catchment Area. Universiti Sains Malaysia.

Pearce, F. (2000). Poverty and corruption are rapidly destroying the great tropical forests. Setting up reserves will only rescue a few fragments. Could farming and mining prove the real saviour. New Scientist No. 2242 p 16-17.

Purnell, M. F. (1977). Introduction to the framework for land evaluation. Proc. CLAMATROPS Conf. Kuala Lumpur. Mal. Soc. Soil. Sci., pp. 585-593.

Riquier, J., Bramo D. L & Cornet, J. P. (1970). A new system of soil appraisal in terms of actual and potential productivity. Rome, Italy. FAO. AGL. TESR/70/6.

Riquier, J. & Schwaar, D. C. (1972). Parametric approach to evaluation of soil productivity. The 2nd ASEAN Soil Conf. Proceedings. Bogor. Vol 1 The Soil Res. Inst. p. 317-328.

Riquier, J. (1974). A summary of parametric methods of soil and land evaluation. FAO Sumatra and Bali. Arch. Hydrobiol. Suppl. 8: 197-454.

Rossiter, D.G. (1994). Land evaluation lecture notes. Adapted from: Lecture Notes: “Land Evaluation”. College of Agriculture & Life Sciences. Department of Soil. Crop,& Atmospheric sciences. http://wwwscas.cit.cornell.edu/landeval/le_notes/ lecnot.htm p. 14.

Storie, R. E & Wieslander, A.E. (1948). Rating soils for timber siter. Proc. Soil Sci. Soc. Am. 13. 499-509.

Stroe, R. E. (1954). Land classification as used in California for the appraisal of land for taxation purposes. Trans. 5th Int. Cong. Soil. Sci. Vol. III, 407-12.

Storie, R. E & Harradine, F. (1950). Soil survey data as a basis for the assessment of irrigation district lands. Proc. Soil Sei. Soc. Am. 14, 327-329.

Storie, R. E. (1964). Soil and land classification for irrigation development. Trans. 8th Int. Cong. Soil Sci. Vol. V, 873-881.

Sys, C. (1978b). The outlook for the practical application of land evaluation in developed countries. In Land evaluation standards for rainfed agriculture. FAO Rome. World Soil Resource Report 49, 97-111.

Sys, C. (1985). Land Evaluation. Part I to III. Intern. Train. Centre for Post-Graduate Soil Scientist. State University of Ghent, Belgium. 334 p.

Sys, C & Frankart, R. (1972). Land capability classification in humic tropics. Afr. Soils, XVI (3), 153-175.

TAG. (1988). Sustainable agriculture production for international agricultural research. Rome. TAG.

Tzschpuke, W. (1998). Forest sustainability – A contribution to conserving the basis of our existence. In: Plant Research and Development. Focus: Forest Management and Sustainability. Institute for Scientific Co-operation, Tubingen. Vol. 47/48. p. 13-28.

26

Page 27: fungsi evaluasi lahan dalam perencanaan tata guna lahan untuk

Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba sebagai Dasar Perencanaan Tata Guna Lahan untuk Pembangunan Berkelanjutan

RIWAYAT HIDUP Nama : Prof. Ir. Zulkifli Nasution, MSc. Ph.D. NIP : 131 570 478 Tempat / tanggal lahir : Kisaran 15 Agustus 1959 Nama Orang Tua Ayah : Abdul Wahid Nasution Emak : Hj. Halimah Nama Istri : Herlina Simatupang Anak : 1. Ahmad Muhajir Nasution (Alm). Dikebumikan di

Ghent, Belgia, 6 Juni 1989. 2. Syifa Khairunnisa Nasution (Siswi SMP Negeri I

Medan) 3. Nurul Adha Nasution (Siswi SMP Negeri I Medan) 4. Muhammad Ikram Nasution (Siswa SD

Dharmawanita Medan) Pendidikan

SD Tjokroaminoto Kisaran (1972). Kepala Sekolah: Alm. Mentho SMP Negeri I Kisaran (1975). Kepala Sekolah: B. Sihite SMA Negeri I Kisaran (1979). Kepala Sekolah: Muhammad Adjam. Sarjana Pertanian, Jurusan Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian USU-Medan, 1984.

Judul Tesis: Pengaruh Unsur Mikro Cu, Zn, Mn, dan B pada Tahnah Berpasir. Pembimbing Utama : Ir. Lahudin, MS

Master of Science in Soil Science. 1989 Judul Thesis: Evaluatie van Enkele Typische Bodems van de Aceh Provincie voor Rijst. Rijsuniversiteit Gent. Belgie. Promotor Utama : Prof. Dr. Ir. Carolus Sys.

Doctor of Philosophy in Land Management. Universiti Sains Malaysia 2003. Judul Disertasi: Land and Forest Management in the Lake Toba Catchment Area. Universiti Sains Malaysia. Promotor Utama: Prof. Dr. Mashhor Mansor.

Jabatan/Pekerjaan

1. 1985 s/d sekarang : Dosen Fakultas Pertanian USU 2. 1985 s/d 1992 : Staf peneliti pada Pusat Penelitian Sumberdaya

Alam dan Lingkungan Universitas Sumatera Utara 3. 1993 s/d 1995 : Deputy Director of The Pollution and Monitotoring

Control Unit of Western Indonesia. World Bank Project.

4. 1995 s/d sekarang : Dosen Program Pasca Sarjana USU 5. 1996 – 1999 : Ketua Jurusan Tanah 6. 1999 - Sekarang : Sekretaris Program studi Sumberdaya Alam dan

Lingkungan Program Pasca sarjana USU 7. 2003 – sekarang : Dekan Fakultas Pertanian USU 8. 2004 – Sekarang : Anggota Dewan Riset Daerah (DRD) Propinsi

Sumatera Utara

27

Page 28: fungsi evaluasi lahan dalam perencanaan tata guna lahan untuk

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap Universitas Sumatera Utara Pelatihan dan Penataran 1. Environmental Impact Analysis on Coastal Zone Habitats Issues and Case

Studies. Muca Head Marine and Coastal Research Station. 2004 2. Ziel Orienterte Projekt Planung (ZOPP) Training. GTZ. 1998 3. Wetland Management, Department Resource Development of Western

Australia. Mandurah. Australia 1994 4. Training for Trainers on Environmental Impact Analysis. Mott Mac Donald

Cooperation with World Bank Project. Ciloto. 1991. 5. Soil Concervation. ISRIC Wageningen. The Netherland 1989. 6. Land for Development. ITC and Landbow Watenschapen. Ghent. Belgium.

1988. 7. Fotogrammetry and Remoute Sensing. UNDP Project. ITB Bandung. 1987 8. Penataran Peneliti Bidang Sains dan Teknologi. Lembaga Penelitian USU

Medan.1987 9. Kursus Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Pusat Penelitian

Sumber Daya Alam dan Lingkungan. USU. Medan. 1987 10.Pra- Departure Training English Course. PPS IKIP Malang 1986

Perkuliahan 1. Program Sarjana Fakultas Pertanian USU

• Survei Tanah dan Evaluasi Lahan • Klasifikasi Tanah • Tanah Hutan • Pengelolaan Lahan

2. Program Pasca Sarjana

• Pengelolaan Sumber daya Alam • Pengelolaan Daerah Aliran Sungai • Perencanaan Tata Ruang • Sumber Daya Fisik Wilayah • Sistem Informasi Geography.

Publikasi 1. Nasution, Zulkifli and Mashhor, M. (2004). River System and Disturbance

Factors in The Lake Toba. Wetland Science 2: 104-109.

2. Nasution Zulkifli and Mashhor, M. (2002). The Use of Water Quality Index for the Calssification and Operational Management of Peatland. Proc. Symp. The Asian Wetland. University Sains Malaysia.

3. Sarifuddin, Zulkifli Nasution dan Isnina Arafah. (2002). Perubahan Beberapa Sifat Kimia Serasah Tanaman Hutan yang Dikomposkan. Kultura Vol. 37-1: 6 – 13.

28

Page 29: fungsi evaluasi lahan dalam perencanaan tata guna lahan untuk

Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba sebagai Dasar Perencanaan Tata Guna Lahan untuk Pembangunan Berkelanjutan

4. Nasution, Zulkifli dan Sumono. (2001). Evaluasi Lahan Kawasan Tangkap

Hujan Danau Toba Untuk Pengembangan Gandum (Studi Kasus Daerah Parapat). Stigma IX.2: 131-136

5. Anwar, J dan Zulkifli Nasution. (1998). Penentuan Kadar Pb Tanaman yang Dapat Berbahaya Terhadap Tubuh Manusia. Nusantara XXVIII.3: 143-148.

6. Nasution Zulkifli (1998). Penentuan Ketidak Selarasan Bahan Induk

(Lithologic Discontinuity) Berdasarkan Perbandingan Pasir Halus Dengan Fraksi Lain Bebas Liat. Kultura No 146/147 Tahun ke XXIX. 1-5.

7. Ritonga, M.D. dan Zulkifli Nasution. (1998). Pengaruh Penutup Tanah dan

Kemiringan Terhadap Tanah terkikis Aliran Permukaan dan Kehilangan Unsur Hara. Kultura No 145 Tahun ke XXIX. 31-36.

8. Nasution Zulkifli, Supriadi, G. Sitanggang dan J. saragih. (1997). Prakiraan

Kapasitas Penempatan Pemukiman Transmigrasi. Kultura No 140 tahun ke XXVIII. 1-4.

9. Lahudin, Zulkifli Nasution, B.E.hasibuan dan Rizal Sagala. (1996). Pengaruh

Kelembaban Tanah terhadap Serapan Fosfor Oleh Tanaman Kedelai (Glycine max L. Merril) dari Berabagai Jenis Pupuk P. Kultura No 138 tahun ke XXVII. 5-9

10.Nasution Zulkifli (1995). Indonesian Draws on WA Environmental Skills. Prospect. Western Australian’s International Magazine of Resource Development. . 23-24.

11.Nasution Zulkifli dan Abdul Rauf (1995). Pengaruh Penggunaan Lateks

sebagai Soil conditioner terhadap Sifat Fisik Tanah. Kultura No135 Tahun ke XXVI. 23-31.

12.Nasution Zulkifli, Hardy Guchi dan Lahudin (1995). Evaluasi Kesuburan tanah

Kebun Gergas Utama Kabupaten Langkat. Kultura, No 136. Tahun ke XXVI. 7-12

13.Nasution Zulkifli, Mukhlis dan Supriadi (1994). Dampak Pencemaran Tanah

oleh Logam Hg, Pb, Cd dan Ni Terhadap tanaman jagung. Kultura No 131 Tahun ke XXV. 30 – 32.

14.Nasution Zulkifli dan Sarifuddin. (1993). Pengaruh Buangan Pembakaran Bahan Bakar Kenderaan Bermotor Terhadap Pb Tanah dan Tanaman. Kultura No 130 Tahun ke XXIV. 39 - 42

15.Hardy Guchi, Zulkifli Nasution, Lahudin dan H. Hutabarat. (1992). Klasifikasi

Kebun Percobaan Paya Gajah berdasarkan USDA- Soil Taxonomy dan Beberapa Masalahnya. Kultura No 127 Tahun ke XXIII . 37-45

16.Nasution Zulkifli dan Rahmat (1992). Efek Pemanasan terhadap Nilai Zero

Point of Charge (ZPC) Tanah. Kultura No. 124 Tahun ke XXIII 40-47

29

Page 30: fungsi evaluasi lahan dalam perencanaan tata guna lahan untuk

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap Universitas Sumatera Utara 17.Nasution Zulkifli dan Alida Lubis (1991). Pengerutan Gambut Calon Lokasi

Transmigrasi Teluk Panji. Kultura No 123 Tahun ke XXIII. 14-19. 18.Nasution Zulkifli, Lahudin, H. Hutabarat, M.M. Damanik dan M.D. Ritonga.

(1990). Evaluasi Lahan Kebun Percobaan Paya Gajah untuk Tanaman Kelapa. Kultura No 120 tahun ke XXII.. 61-72.

19.Lahudin, Damanik, MMB dan Zulkifli Nasution (1986). Beberapa Perspektif Penelitian Boron. Kultura No. 115/116.

Pemakalah pada Seminar Internasional 1. Nasution, Zulkifli (2004). The Forest Ecology in the Lake Toba Catchment

Area. Japan Society for Promoting Sciences Conference. Kyoto. Japan.

2. Nasution, Zulkifli, Mashhor, M and Sabrina, T (2004). Land and Soil Characteristics of Lake Toba Catchment Area. Soils 2000 Conference. Penang Malaysia.

3. Setiado, H, Zulkifli Nasution, Tan Sai Tee and Kamaruzaman (2004). Study Embryogenesis in the Soybean Breeding in Vitro. International Biotechnology Conference. Recent Advances in Biotechnology for Human Health and Food Sustainability. Denpasar Bali.

4. Nasution, Zulkifli and Mashhor M (2002). Eucalypt Domestication and Land Management Necessary in the Lake Toba Catchment Area. The Fourth Regional IMT-GT Uninet Conference. Penang. Malaysia.

5. Nasution, Zulkifli and Mashhor M. (2001). The Use of the Water Quality Index for the Classification and Operational Management of Peatland. The Asian Wetlands: Bringing Partnership into Good Wetland Practices. Penang, Malaysia.

6. Setiado, H., Zulkifli Nasution and John, K. (2001). Identification and Characterization of the Differences Between The male and female Salacca sumtrana Beccari Plants under 1 Year Old by DNA Finger Printing. International Biotechnology Conference. Advancing Biotechnology in the 21st Century: Ensuring Sustainability and Safety in the Persuit of Biotechnolgy’s Economic Benefits. Yogyakarta.

7. Nasution, Zulkifli and Sumono (2000). Potential of Wheat (Triticum aestivum) Cultivartion in The Lake Toba Plateau. International Congress and Symposium on South east Asian Agricultural Sciences. International Society for Southeast Asian Agricultural Sciences (ISSAAS). Bogor.

8. Nasution, Zulkifli, Sumono, Rahmat dan M.D. Ritonga (2000). Identification of Factors Caused in Decreasing of Lake Toba Water Level. The Third Regional IMT-GT Uninet Conference. Land Development and Sustainable Bio Resources 10 – 12 October Medan- Indonesia.

30

Page 31: fungsi evaluasi lahan dalam perencanaan tata guna lahan untuk

Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba sebagai Dasar Perencanaan Tata Guna Lahan untuk Pembangunan Berkelanjutan

9. Nasution, Zulkifli and Mashhor Mansor (2000). The Ecology of Pinus Merkusii

in the Lake Toba Catchment Area. The Third Regional IMT-GT Uninet Conference. Land Development and Sustainable Bio Resources 10 – 12 October Medan- Indonesia.

10.Zuluchu, F, Anwar, J, Zulkifli Nasution dan Barus, N. (2000). Socio-Demography and Sosio Physichology Factors Wich Influence Environment of Malaria in Guningsitoli, Nias Region, North Sumatra. The Third Regional IMT-GT Uninet Conference. Land Development and Sustainable Bio Resources 10 – 12 October Medan- Indonesia.

11.Nasution, Zulkifli and Mashhor, M. (1999). The Effects of Maining on Highland Peats of Toba Plateau North Sumatra. International Conference & Workshop on Tropical Peat Swamps. Jointly Organized by: School of Biologica Sciences and International Peat Swamps Reseach Group. Penang, Malaysia.

12.Nasution, Zulkifli and Mashhor, M. (1998). Evaluation of Land Limitation for

Agriculture Development in Samosir Island. Second IMT-GT Uninet Conference. Towards the Sustainable Use of Bioresources and Enviranment. Prinnce of Sonkla University, Hat Yai, Songkhla. Thailand.

13.Nasution, Zulkifli (1996). The Water Quality of Blumai River. The First IMT-GT Uninet Conference. Penang. Malaysia.

14.Widiastuti, R, Nasution Zulkifli (1996). The effect Palm Oil Mill Effluent (POME) on Soil Macrofauna Diversity. The First IMT-GT Uninet Conference. Penang. Malaysia.

15.Ashton, P and Zulkifli Nasution (1994). Monitoring of Air pollution. International Clean Air Conference. Perth. Australia.

Pemakalah pada Seminar Nasional 1. Nasution, Zulkifli (2003). Paradigma Baru dalam Pengelolaan Daerah Aliran

Sungai. Lokakarya dan Penyebaran Informasi Kegiatan RLPS ( Rehabilitasi Lahan dan Perhunanan Sosial) di Tingkat Propinsi. Medan.

2. Nasution, Zulkifli dan Qomarul Fattah (2003). Analisis Ruang Terbuka Hujau

(Green Open Space) dalam Upaya Mendukung Kota Medan Sebagai Kota Metropolitan. Seminar dan Kongres Nasional Himpunan Ilmu Tanah Indonesia (HITI) VIII. Padang.

3. Nasution, Zulkifli dan Hotman Manurung. (2003). Perubahan Penggunaan

Lahan Kawasan Pesisir di Kabupaten Deli Serdang. Sumatera Utara. Seminar dan Kongres Nasional Himpunan Ilmu Tanah Indonesia (HITI) VIII. Padang.

4. Nasution, Zulkifli dan Supriadi (2002). Pengembangan Kawasan Pertanian

daan Perkebunan di Kabupaten Tapanuli Tengah. Seminar Nasional Bidang Ilmu Pertanian. Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Negeri (BKS-PTN) Wilayah Indonesia Barat. Medan.

31

Page 32: fungsi evaluasi lahan dalam perencanaan tata guna lahan untuk

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap Universitas Sumatera Utara 5. Nasution, Zulkifli (1999). Potensi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba

Untuk Produksi Beras. Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Negeri Wilayah Barat (BKS-PTN) Bidang Ilmu-ilmu Pertanian. Fakultas Pertanian-Fakultas Perikanan. Universitas Riau. Pekan Baru.

6. Nasution, Zulkifli. (2000). Pemakaian Metoda Indeks Kualitas Air untuk

Menilai Keberhasilan Program Kali Bersih. Seminar Nasional Masyarakat Konservasi Tanah dan Air Indonesia (MKTI). Medan

7. Nasution, Zulkifli dan Sumono. 2000. Karakteristik dan Kebutuhan Konservasi

Lahan Gambut Dataran Tingi Lintong Nihuta. Kongres Nasional IV dan Seminar Nasional MKTI. Medan.

8. Nasution, Zulkifli, Titin Prihatin dan Bintang Sitorus (1999). Analisis Tata

Guna Lahan di Kawasan Tangkapan Hujan Danau Toba. Seminar dan Kongres Nasional Himpunan Ilmu Tanah Indonesia (HITI) VII. Bandung.

9. Ritonga, M.D., Zulkifli Nasution, Rosita Siagian dan Mahyudin Dalimunthe.

(1999). Pengaruh Pupuk Kandang dan Inokulan EM4 terhadap Laju Pengomposan Limbah Padat Industri Tapioka. Seminar dan Kongres Nasional Himpunan Ilmu Tanah Indonesia (HITI) VII. Bandung.

10.Nasution, Zulkifli dan Sarifuddin (1995). Dampak Kenderaan Bermotor

terhadap Kandungan Timah Hitam Tanah dan Tanaman. Seminar dan Kongres Nasional Himpunan Ilmu Tanah Indonesia (HITI) VI. Jakarta.

11.Riyanti, M.D. Ritonga dan Zulkifli Nasution (1995). Erodibilitas dan Prakiraan

Tingkat Erosi Tanah Ultisols Kebun Percobaan Tambunan-A. Seminar dan Kongres Nasional Himpunan Ilmu Tanah Indonesia (HITI) VI. Jakarta.

12.Nasution, Zulkifli, M.D. Ritonga dan G. Ritonga (1993). Perbandingan antara

Lahan Gambut dan Lahan Bergelombang untuk Pengembangan Kebun Kelapa Sawit. Seminar dan Kongres Nasional Gambut II. Jakarta.

13.Nasution, Zukifli (1993). Alternatif Penanganan Limbah Pabrik Kelapa sawit

dan Karet. Konferensi Nasional XI Pusat Studi Lingkungan. Universitas Sriwijaya. Palembang.

14.Nasution, Zulkifli dan J. Anwar (1992). Paradigma Baru dalam Pengelolaan

Pusat Studi Lingkungan. Seminar Nasional Pengelolaan Pusat Studi Lingkungan Hidup. Pekan Baru.

15.Nasution, Zulkifli dan Syamsinar Yusuf dan Darsiman, B. (1991). Kesesuaian

Iklim Untuk Beberapa Tanaman di Sumatera Utara. Seminar Hari Meteorologi Dunia tentang Peranan Meteorologi dan Geofisika dalam rangka Menyongsong Era Tinggal Landas. Medan

16.Nasution, Zulkifli (1989) Pemanfaatan Beberapa Metoda untuk Mengevaluasi

Lahan. Kongres Nasional Himpunan Ilmu Tanah Indonesia (HITI) ke V, Medan.

32

Page 33: fungsi evaluasi lahan dalam perencanaan tata guna lahan untuk

Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba sebagai Dasar Perencanaan Tata Guna Lahan untuk Pembangunan Berkelanjutan

Buku 1. Singham, G., Zulkifli Nasution and Ashton, P (1994). Waste Water Treatment

for Palm Oil Factory. The Pollution Monitoring and Control Authority (PMCA). Loan 3000-IND. World Bank.

2. Singham, G., Zulkifli Nasution and Ashton, P (1995). Waste Water Treatment for Rubber Factory. The Pollution Monitoring and Control Authority (PMCA). Loan 3000-IND. World Bank.

Pengalaman Penelitian 1. Ketua Tim Pengkajian Pemanfaatan Air Limbah Industri Minyak Sawit pada

Tanah (Land Application Trial) Kebun Bagerpang. PT.PP London Sumatra Indonesia Tbk (2005).

2. Ketua Tim Pengkajian Pemanfaatan Air Limbah Industri Minyak Sawit pada Tanah (Land Application Trial) Kebun Turangi. PT.PP London Sumatra Indonesia Tbk (2005).

3. Ketua Tim Pengkajian Pemanfaatan Air Limbah Industri Minyak Sawit pada Tanah (Land Application Trial) Kebun Tasik Raja Labuhan Batu. PT. AEP. Group.

4. Ketua Tim Penilaian Bibit untuk Gerakan Nasional Rehabilitasi Lahan (GN-RHL) Propinsi Sumatera Utara. Departemen Kehutanan. 2004.

5. Ketua Tim Penilaian Penanaman Hutan untuk Gerakan Nasional Rehabilitasi Lahan (GN-RHL) Propinsi Sumatera Utara. Departemen Kehutanan. 2004.

6. Anggota Tim Lake Toba Ecosystem Management Plant. Kerjasama Provinsi Sumatera dan Otorita Asahan. 2004.

7. Ketua Tim Preleminary Survei PT. Kayung Agro Lestari Ketapang. Kalimantan Barat. PT. Eka Pendawa Sakti. 2004.

8. Ketua Tim Peneliti Studi Potensi Pengembangan Wisata Bahari di Pantai Barat Sumatera Utara. Kerjasama Lembaga Penelitian Universitas Sumatera Utara dengan Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Sumatera Utara 2004.

9. Ketua Tim Survei Tanah dan Evaluasi Lahan untuk Tanaman Kelapa Sawit Sihondop. Kabupaten Tapanuli Selatan. PT. Ondop Perkasa Makmur. 2004

10.Ketua Tim Penyusunan Rencana Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Terpadu Deli. Departemen Kehutanan. Direktorat Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial. Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Wampu Sei Ular. 2003.

33

Page 34: fungsi evaluasi lahan dalam perencanaan tata guna lahan untuk

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap Universitas Sumatera Utara 11.Ketua Tim Penilaian Bibit untuk Gerakan Nasional Rehabilitasi Lahan (GN-

RHL) Propinsi Sumatera Utara. Departemen Kehutanan. 2003. 12.Anggota Tim Evaluasi Program Penghijauan dan Pembibitan di Daerah

Tangkapan Hujan (DTA) Danau Toba. Otorita Asahan 2003.

13.Ketua Tim Analisis Dampak Sosial Ekonomi Akibat Kegiatan Pengusahaan Pasir laut di Kota Batam, Kepulauan Riau dan Karimun. Departemen Kelautan dan Perikanan. 2003

14.Ketua Tim Pembuatan dan Penyusunan Rencana Studi Kelayakan Agrobisnis Serta Penentuan KSP (kawasan Sentra Produksi) Kabupaten Mandailing Natal. Kerjasama Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal dengan Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat Universitas Sumatera Utara. 2002.

15.Ketua Tim Peneliti Pemanfaatan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (Land Application) dan Penelitian Pengaruhnya Terhadap Lahan. PT. Eka Pendawa Sakti. 2002.

16.Anggota Tim Penelitian Informasi Potensi Ekonomi Kabupaten Tapanuli Utara. Kerjasama Yayasan Pembangunan Bonapasogit dengan Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat Universitas Sumatera Utara. 2002.

17.Anggota Tim Pengkajian dan Inventarisasi Peluang Investasi di Dati II Se Sumatera Utara untuk Kepada Calon Investor Dalam Maupun Luar Negeri Kerjasama Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD-SU) dengan Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat Universitas Sumatera Utara. 2001.

18.Ketua Tim Penyusunan Rencana Kawasan Strategis Bidang Pertanian, Perkebunan, Perikanan, Parawisata, Industri, Pendidikan dan Perhubungan. Kerjasama Pemrintah Kabupaten Tapanuli Tengah dengan Lembaga Pengabdian pada Masyarakat Universitas Sumatera Utara. 2001.

19.Ketua Tim Studi Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) Kebun dan Pabrik Kelapa Sawit Bagerpang dan Sei Merah. PT.PP. London Sumatra Indonesia Tbk.2001.

20.Anggota Tim Peneliti Analisis Kelayakan Pemasaran Ubi Kayu Untuk Industri Tapioka. Kerjasama Dinas Pertanian Tanaman Pangan Sumatera Utara dengan Lembaga Penelitian Universitas Sumatera Utara. 2001

21.Anggota Tim Peneliti Studi Agribisnis, Produktivitas dan Teknologi Dalam Rangka Meningkatkan Nilai Tambah Komoditi Andalan dan Pendapatan Masyarakat di Kawasan Danau Toba. Kerjasama Dinas Pendapatan Daerah Propinsi Sumatera Utara (DISPENDASU) dengan Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat Universitas Sumatera Utara. 2000.

22.Ketua Tim Peneliti Studi Identifikasi Faktor Penyebab Penurunan Muka Air Danau Toba. Kerjasama Bappeda TK I Sumatera Utara dengan PPs – USU. 1999.

34

Page 35: fungsi evaluasi lahan dalam perencanaan tata guna lahan untuk

Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba sebagai Dasar Perencanaan Tata Guna Lahan untuk Pembangunan Berkelanjutan

23.Anggota Tim Peneliti Studi Manajemen Operasional Sistim dan Tatalaksana

Administrasi Menunggal dibawah Satu Atap Pengelolaan Potensi Kelautan Perikanan (Samsat Kelautan). Kerjasama Dinas Pendapatan Daerah Propinsi Dati I Sumatera Utara dengan Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat (LPPM) USU 1999.

24.Anggota Tim Peneliti Identifikasi dan Karakteristik Perbedaan Pohon Salak Jantan dan Betina pada Umur Dibawah Satu Tahun Melalui Sidik Jari DNA. Kerjasama Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Pembinaan Kelembagaan Penelitian dan Pengembangan Pertanian/ARM-II dengan Lembaga Penelitian Universitas Sumatera Utara. 1998/1999.

25.Ketua Tim Peneliti Analisis Dampak Lingkungan Kebun Sei Lekitan, Belani Elok dan Pabrik Pengolahannya. Musi Rawas Sumatera Selatan. PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. 1998

26.Anggota Tim Kaji Tindak Perancangan Pengembangan Kelembagaan Perdagangan Lokal Komoditas Sayur Mayur di Sumatera Utara. Kerjasama Badan Pelaksana Bursa Komoditi Departemen Perdagangan dengan Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat Universitas Sumatera Utara 1998.

27.Anggota Tim Peneliti Kajian Penggunaan Lahan yang Optimal di Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba untuk Menjamin Kelestarian Lingkungan dan Keteraturan Tata Air. Kerjasama Balai Penelitian Kehutanan Pematang Siantar dengan Lembaga Penelitian Universitas Sumatera Utara. 1997.

28.Peneliti Penanganan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Secara Penyebaran Lapangan (Land Applicaion) Serta Pengaruhnya terhadap Pertumbuhan Kelapa Sawit dan Air Tanah. (Dana Bank Dunia 21 (Loan No. 331-IND).1994.

29.Anggota Peneliti Pengukuran Kandungan Logam Berat Pada Debu di Ibukota Daerah Tingkat II se Sumatera Utara ((Dana Proyek Peningkatan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan) tahun 1994.

30.Ketua Tim Fisik Kimia Analisis Dampak Lingkungan Pembangunan Depot Integreted BBM Kabil Pulau Batam. 1994.

31.Ketua Penelti Penelitian Erodibilitas dan Perkiraan Tingkat Erosi Kebun Percobaan USU Tambunan-A (Dana Proyek Peningkatan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan) tahun 1993.

32.Ketua Peneliti Studi Pendahuluan Untuk Penetapan Baku Mutu Tanah (Dana Men-KLH) tahun 1992.

33.Ketua Tim Fisik Kimia Studi Penyajian Evaluasi Lingkungan Kebun Seunagan dan Seumayam Aceh Barat. Kerjasama Pusat Penelitian Sumberdaya Alam dan Lingkungan Universitas Sumatera Utara dengan PT. Socfindo 1992

35

Page 36: fungsi evaluasi lahan dalam perencanaan tata guna lahan untuk

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap Universitas Sumatera Utara 34.Ketua Tim Fisik Kimia Studi Penyajian Evaluasi Lingkungan Kebun Tanah

Besih. Kabupaten Deli Serdang. Kerjasama Pusat Penelitian Sumberdaya Alam dan Lingkungan Universitas Sumatera Utara dengan PT. Socfindo 1992

35.Ketua Tim Fisik Kimia Studi Penyajian Evaluasi Lingkungan Kebun Lae Butar. Kabupaten Aceh Selatan. Kerjasama Pusat Penelitian Sumberdaya Alam dan Lingkungan Universitas Sumatera Utara dengan PT. Socfindo 1992

36.Ketua Tim Fisik Kimia Studi Penyajian Evaluasi Lingkungan Kebun Lima Puluh. Kabupaten Asahan. Kerjasama Pusat Penelitian Sumberdaya Alam dan Lingkungan Universitas Sumatera Utara dengan PT. Socfindo 1992

37.Ketua Tim Fisik Kimia Studi Penyajian Evaluasi Lingkungan Kebun Sei Liput, Seumadam dan Mapoli Aceh Timur. Kerjasama Pusat Penelitian Sumberdaya Alam dan Lingkungan Universitas Sumatera Utara dengan. PT. Socfindo. 1992

38.Ketua Tim Kimia Fisik Studi Evaluasi Lingkungan Kebun Negeri Lama. Kabupaten Labuhan Batu. Kerjasama Pusat Penelitian Sumberdaya Alam dan Lingkungan Universitas Sumatera Utara dengan PT. Socfindo 1992

39.Anggota Tim Peneliti Pemilihan Metoda Analisis P-Tersedia Tanah Ultisol Kebun Percobaan USU Tambunan – A. 1992.

40.Ketua Tim Fisik Kimia Studi Penyajian Evaluasi Lingkungan Kebun Turangi, Pulau Rambung, Bungara dan Kebun Namu Tongan Kabupaten Langkat. Kerjasama Pusat Penelitian Sumberdaya Alam dan Lingkungan Universitas Sumatera Utara dengan PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk 1992

41.Ketua Tim Fisik Kimia Studi Penyajian Evaluasi Lingkungan Kebun Dolok dan Sei Bejangkar. Kabupaten Asahan. Kerjasama Pusat Penelitian Sumberdaya Alam dan Lingkungan Universitas Sumatera Utara dengan PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk 1992

42.Ketua Tim Fisik Kimia Studi Penyajian Evaluasi Lingkungan Kebun Sei Merah dan Begerpang dan Batu Lokong. Kabupaten Deli Serdang. Kerjasama Pusat Penelitian Sumberdaya Alam dan Lingkungan Universitas Sumatera Utara dengan PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk 1992

43.Ketua Tim Fisik Kimia Studi Penyajian Evaluasi Lingkungan Kebun Gunung Melayu. Kabupaten Asahan. Kerjasama Pusat Penelitian Sumberdaya Alam dan Lingkungan Universitas Sumatera Utara dengan PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk 1992

44.Ketua Tim Fisik Kimia Studi Penyajian Evaluasi Lingkungan Kebun Rambung Sialang. Kabupaten Deli Serdang. Kerjasama Pusat Penelitian Sumberdaya Alam dan Lingkungan Universitas Sumatera Utara dengan PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk 1992

45.Ketua Tim Fisik Kimia Studi Penyajian Evaluasi Lingkungan Kebun Sei Rumbia dan Nagodang. Kabupaten Labuhan Batu. Kerjasama Pusat Penelitian Sumberdaya Alam dan Lingkungan Universitas Sumatera Utara dengan PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk 1992.

36

Page 37: fungsi evaluasi lahan dalam perencanaan tata guna lahan untuk

Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba sebagai Dasar Perencanaan Tata Guna Lahan untuk Pembangunan Berkelanjutan

46.Peneliti Dampak Polutan Pb Yang Berasal Dari Pembakaran Kenderaan

Bermotor Terhadap kandungan Pb Udara, Tanah dan Tanaman Hortikultura Dataran Tinggi Karo (Dana SPP/DPP USU) tahun 1991.

47.Ketua Tim Fisik Kimia Studi Penyajian Evaluasi Lingkungan Kebun Manna Alicia Sanna Sumatera Selatan. Kerjasama Pusat Penelitian Sumberdaya Alam dan Lingkungan Universitas Sumatera Utara dengan. PT. Sipeff Tolan Tiga 1991

48.Ketua Tim Fisik Kimia Studi Penyajian Evaluasi Lingkungan Kebun Simpang Kiri Kabupaten Aceh Timur. Kerjasama Pusat Penelitian Sumberdaya Alam dan Lingkungan Universitas Sumatera Utara dengan PT. Sipeff Tolan Tiga 1991

49.Ketua Tim Fisik Kimia Studi Penyajian Evaluasi Lingkungan Kebun Bukit Maraja. Kabupaten Simalungun. Kerjasama Pusat Penelitian Sumberdaya Alam dan Lingkungan Universitas Sumatera Utara dengan PT. Sipeff Tolan Tiga 1991

50.Ketua Tim Fisik Kimia Studi Penyajian Evaluasi Lingkungan Kebun Aek Nabara. Kabupaten Labuhan Batu. Kerjasama Pusat Penelitian Sumberdaya Alam dan Lingkungan Universitas Sumatera Utara dengan PT. Sipeff Tolan Tiga 1991

51.Anggota Tim Fisik Kimia Studi Evaluasi Lingkungan Pabrik Asphalt Pangkalan Susu. Kerjasama Pertamina Unit Pengolahan I Daerah Sumatera Bagian Utara dengan Pusat Penelitian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Universitas Sumatera Utara. 1991.

52.Anggota Tim Fisik Kimia Studi Evaluasi Lingkungan Lapangan Minyak dan Gas Bumi EP. Rantau dan P. Susu. Kerjasama Pertamina Unit Eksplorasi dan Produksi Daerah Sumatera Bagian Utara dengan Pusat Penelitian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Universitas Sumatera Utara. 1991.

53.Ketua Tim Fisik Kimia Studi Evaluasi Lingkungan (SEL) Kebun-Kebun Torgamba, Sei Baruhur, Sei Meranti dan Sei Putih. Kerjasama PTPN-III dengan Pusat Penelitian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Universitas Sumatera Utara. 1991.

54.Ketua Tim Fisik Kimia Studi Penyajian Informasi Lingkungan (PIL). Calon Lokasi Pemukiman Kerjasama PT. Jati Masindo dengan Pusat Penelitian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Universitas Sumatera Utara. 1991.

55.Ketua Peneliti Penelitian Pengaruh Pemanasan Terhadap Beberapa Sifat Fisik Tanah. (Dana Penunjang Pendidikan Universitas Sumatera Utara) tahun 1990.

56.Ketua Peneliti Pengklassifikasian Kebun Percobaan USU Tambunan-A berdasarkan USDA Soil Taxonomy dan Evaluasi Lahan Untuk Kelapa Sawit (Dana Operasi Perawatan dan Fasilitas USU) tahun 1990.

57.Anggota Peneliti Pemupukan Dolomit Menggantikan Kieserit pada kelapa Hibrida (Dana Operasi Perawatan dan Fasilitas USU) tahun 1990.

37

Page 38: fungsi evaluasi lahan dalam perencanaan tata guna lahan untuk

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap Universitas Sumatera Utara 58.Ketua Tim Fisik Kimia Studi Evaluasi Lingkungan (SEL) PT. Perkebunan

Agronusa Raflesia. Propinsi Bengkulu. Kerjasama PT Sipeff Tolan Tiga dengan Pusat Penelitian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Universitas Sumatera Utara. 1990.

59.Ketua Tim Fisik Kimia Studi Penyajian Evaluasi Lin gkungan (PEL) Pabrik Lem Kayu. Kerjasama PT. Superfin dengan Pusat Penelitian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Universitas Sumatera Utara. 1990.

60.Ketua Tim Fisik Kimia Studi Evaluasi Lingkungan (SEL) Kebun Pabatu dan Pabrik Pengolahannya. Kerjasama PTPN. VI dengan Pusat Penelitian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Universitas Sumatera Utara. 1990.

61.Ketua Tim Fisik Kimia Studi Evaluasi Lingkungan (SEL) Kebun Adolina dan Pabrik Pengolahannya. Kerjasama PTPN. VI dengan Pusat Penelitian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Universitas Sumatera Utara. 1990.

62.Anggota Tim Fisik Kimia Studi Evaluasi Lingkungan Kilang Pangkalan Brandan. Kerjasama Pertamina Unit Pengolahan I Daerah Sumatera Bagian Utara dengan Pusat Penelitian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Universitas Sumatera Utara. 1990.

63.Ketua Tim Fisik Kimia Studi Evaluasi Lingkungan (SEL) PT. Perkebunan Agromuko. Propinsi Bengkulu. Kerjasama PT Sipeff Tolan Tiga dengan Pusat Penelitian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Universitas Sumatera Utara. 1989.

64.Anggota Tim Fisik Kimia Studi Evaluasi Lingkungan (SEL) PT. Perkebunan UMADA Kabupaten Asahan. Kerjasama PT. UMADA dengan Pusat Penelitian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Universitas Sumatera Utara. 1987.

65.Anggota Tim Fisik Kimia Studi Analisis Dampak Lingkungan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sicanang Belawan tahap 3&4. Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan PLN Suatera Utara. Kerjasama Pusat Penelitian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Universitas Sumatera Utara dengan PLN 1987.

66.Ketua Tim Studi Sumberdaya Lahan. Kajian Potensi Parawisata Pulau Poncan. Kerjasama Pemda Kabupaten Tapanuli Tengah dengan Ecologi Development Centre. 1986.

67.Anggota Tim Fisik Kimia Studi Penyajian Informasi Lingkungan (PIL) Pabrik Bahan Aktif Chloropyrifos PT. Pacific Chemical Indonesia. Kerjasama Pusat Penelitian Sumberdaya Alam dengan PT. PCI. 1986

68.Anggota Tim Pengakajian dan Pengembangan PIR di Daerah Transmigrasi. Kerjasama USU dengan Departemen Pertanian. 1986.

69.Anggota Tim Studi Evaluasi Lahan kebun Batu Mandi untuk Pertanaman Coklat. Kerjasama PT. Perkebunan Wampu Jaya dengan Fakultas Pertanian USU. 1985.

38

Page 39: fungsi evaluasi lahan dalam perencanaan tata guna lahan untuk

Evaluasi Lahan Daerah Tangkapan Hujan Danau Toba sebagai Dasar Perencanaan Tata Guna Lahan untuk Pembangunan Berkelanjutan

70.Ketua Tim Studi Tahap II Pengembangan Pemukiman Trasnmigrasi di WPP X

Peureulak. SKP C Propinsi Daerah Istimewa Aceh. Departemen Transmigrasi.1985

71.Ketua Tim Studi Tahap II Pengembangan Pemukiman Trasnmigrasi di WPP X Peureulak. SKP D. Propinsi Daerah Istimewa Aceh. Departemen Transmigrasi 1985.

Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat 1987 - 2004:

No. KEGIATAN PENGABIDAN

PADA MASYARAKAT BENTUK

TEMPAT/ INSTANSI

Waktu

1.

Pemanfaatan Lahan Perkarangan dengan Budidaya Pohon Jati Unggul (tectona grandis) di Desa Helvetia Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang.

Penyuluhan Desa Helvetia Kec. Sunggal

Maret 2003

2.

Pemanfaatan Lahan Pekarangan dengan Budidaya Kedondong Unggul (spondias dulcis) di Kel. Tanjung Sari Kec. Medan Selayang.

Penyuluhan Kel. Tanjung

Sari Kec. Medan Selayang

3.

Temu Wicara Penyuluhan dan Pemakaian Pupuk TNF pada Bibit Okulasi Durian di Desa Lumban Garaga, Kecamatan Pahae Julu, Kab. Tapanuli Utara.

Penyuluhan Desa Lumban Garoga Kec. Pahae Julu.

Jan 1999

4.

Penggunaan Azolla untuk Mengu-rangi Pemakaian Pupuk Buatan Urea (N) pada Tanaman Padi Sawah

Penyuluhan Kec. Sungai Suka Kab.

Asahan

Feb 1999

5.

Sosialisasi Teknologi Pertaian Berkelanjutan pada Skala Lahan Pekarangan di Desa Sei Semayang Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang.

Penyuluhan Desa Sei Se-mayang Kec.

Sunggal

Maret 2000

6.

Penyuluhan dan Pembuatan Dem-plot Tentang Teknik Konservasi Tanah dan Air di Kec. Kutalimbaru Kab. Deli Serdang.

Penyuluhan Deli Serdang Feb

1998

7.

Penyuluhan dan Pembuatan Dem-plot Budidaya Pertanian Vertikal di Daerah Kawasan Industri, Sunggal Kab. Deli Serdang.

Penyuluhan Deli Serdang Des 1997

39