fungsi komite sekolah dalam meningkatkan kualitas...

21
FUNGSI KOMITE SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KUALITAS SEKOLAH DI MTsN SURAKARTA 1 TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Dibuat untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Program Studi Agama Islam (Tarbiyah) Disusun Oleh : Tsania Qurrota ‘Ainin Hanna G 000 090 025 FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

Upload: hoangkiet

Post on 21-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

FUNGSI KOMITE SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KUALITAS

SEKOLAH DI MTsN SURAKARTA 1 TAHUN PELAJARAN 2012/2013

NASKAH PUBLIKASI

Dibuat untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Program Studi

Agama Islam (Tarbiyah)

Disusun Oleh :

Tsania Qurrota ‘Ainin Hanna G 000 090 025

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2013

1

2

1

FUNGSI KOMITE SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KUALITAS SEKOLAH DI MTsN SURAKARTA 1 TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh: Tsania Qurrota ‘Ainin Hanna (NIM: G 000 090 025) Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta

ABSTRAK

Pendidikan itu sangat penting bagi setiap manusia karena melalui pendidikan manusia menjadi cerdas, memiliki skill, sikap hidup yang baik sehingga dapat bergaul dengan baik pula di masyarakat dan dapat mendorong diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Sekolah sebagai salah satu dari institusi pendidikan, tidak akan terlepas hubungannya dengan masyarakat karena adanya dukungan timbal balik antara sekolah dengan masyarakat, sehingga akan tercipta kegiatan saling membantu yang dapat bermanfaat bagi perkembangan pendidikan. Melalui komite sekolah berperan sebagai wadah untuk menampung aspirasi dan kebutuhan masyarakat dengan melakukan kerjasama antara pihak sekolah dan masyarakat untuk memajukan sekolah.

Adapun permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah apa saja usaha yang dilakukan komite sekolah dalam rangka meningkatkan kualitas sekolah Di MTsN Surakarta 1 Tahun Pelajaran 2012/2013? Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi usaha yang dilakukan komite sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolah di MTsN Surakarta 1 Tahun Pelajaran 2012/2013. Manfaat penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah keilmuan bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya tentang fungsi komite sekolah. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan kualitatif dan menggunakan analisis deskripsi kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini yaitu komite sekolah MTsN Surakarta 1 Tahun Pelajaran 2012/2013. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pengumpulan data diantaranya wawancara, observasi, dokumentasi dan analisis data.

Dari hasil penelitian di MTsN Surakarta 1 Tahun Pelajaran 2012/2013 dapat diambil Kesimpulan : Pemberi pertimbangan, komite sekolah memberikan pertimbangan pemberi pertimbangan yaitu mempertimbangkan antara program sekolah dengan kemampuan wali siswa begitu juga sebaliknya. Badan pendukung, komite sekolah mendukung program-program sekolah yang selaras dengan visi,misi dan tujuan sekolah. Badan pengontrol, komite sekolah mengontrol program-program sekolah. Badan penengah atau penghubung (Mediator), Komite sekolah sebagai penengah antara sekolah dan masyarakat.

Usaha yang dilakukan komite sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolah adalah: Komite sekolah bersama dengan sekolah memberikan penghargaan bagi siswa yang berprestasi dan kurang mampu, mengadakan kerjasama dengan lembaga lain agar dapat saling berkomunikasi, melengkapi sarana dan prasarana, serta penyebaran informasi kepada masyarakat.

Kata Kunci: Komite Sekolah, Kualitas Sekolah

2

PENDAHULUAN Latar Belakang

Pendidikan bukanlah suatu

upaya yang sederhana, melainkan suatu

kegiatan yang dinamis dan penuh

tantangan yang akan selalu berubah

seiring dengan perubahan zaman. Itu

sebabnya, pendidikan senantiasa

memerlukan upaya peningkatan dan

perbaikan sejalan dengan semakin

tingginya kebutuhan dan tuntutan

kehidupan masyarakat.

Salah satunya adalah Sekolah

sebagai institusi pendidikan yang tidak

akan lepas hubungannya dengan

masyarakat karena adanya dukungan

timbal balik antara sekolah dengan

masyarakat, sehingga terciptanya

kegiatan saling membantu yang dapat

bermanfaat bagi perkembangan

pendidikan. Hal itu tersebut merupakan

suatu bukti dukungan masyarakat

terhadap efektifitas dan efisiensi

pelaksanaan kerja yang diberikan secara

sadar dan sukarela (Dadi Permadi, 2010

: 23).

Dibentuklah Dewan sekolah

atau juga bisa disebut Komite Sekolah

merupakan badan mandiri yang

mewadahi peranserta masyarakat dalam

rangka meningkatkan mutu pemerataan,

dan efisiensi pelaksanaan pendidikan di

satuan pendidikan madrasah atau

sekolah, baik pada pendidikan

prasekolah maupun pendidikan dasar

dan menengah (Khaeruddin, 2007 : 248-

249). Pembentukan komite sekolah

berfungsi sebagai wadah untuk

menampung aspirasi dan kebutuhan

stakeholder sekolah, serta badan yang

berfungsi untuk membantu sekolah

meningkatkan kinerjanya bagi

terwujudnya layanan pendidikan dan

hasil belajar yang mutu (Engkoswara,

2010 : 296-297). Lembaga sekolah

melibatkan warga dan masyarakat

pendukung sekolah/madrasah dalam

mengelola pendidikan dilibatkan dalam

2

pengelolaan akademik (Dedi

Mulyasana, 2011 : 112).

Maka keikutsertaan masyarakat

sekaligus keluarga dalam pendidikan itu

sangat penting. Karena kerjasama antara

keduanya sangat penting untuk

meningkatkan keterlibatan, kepedulian,

dan dukungan operasional, baik moral

maupun finansial (Mulyasa, 2007 : 22).

MTsN Surakarta 1 yang

merupakan salah satu institusi

pendidikan yang berada di Surakarta

yang dalam pelaksanaan pendidikan

mengoptimalkan fungsi komite sekolah

dengan melakukan kerjasama antara

pihak sekolah, komite dan masyarakat

untuk memajukan sekolah. Adapun

kerjasama yang dilakukannya yaitu

dengan melibatkan komite dan

masyarakat sekitar dalam pelaksanaan

pembangunan, masyarakat dijadikan

pegawai pada acara tertentu, komite

sekolah dan sekolah memberikan

penghargaan bagi siswa yang

berprestasi dan kurang mampu,

membangun komunikasi antara sekolah

dan masyarakat dengan mengadakan

pertemuan rutin (wawancara dengan

bapak Muh. Makmun, S.Ag selaku

sekretaris komite sekolah di MTsN

Surakarta 1, tanggal 18 april 2013, jam

09.00 wib, di sekolah).

Melihat adanya kerjasama yang

baik serta keinginan penulis mengetahui

seberapa besar fungsi komite sekolah

terhadap peningkatan kualitas sekolah di

MTsN Surakarta 1. Penulis tertarik

untuk mengangkat sebuah judul skripsi

“Fungsi Komite Sekolah Dalam

Meningkatkan Kualitas Sekolah Di

MTsN Surakarta 1”.

Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini, untuk

mengidentifikasi komite sekolah dalam

meningkatkan kualitas sekolah di MTsN

Surakarta 1.

3

LANDASAN TEORI

Untuk menghindari kesalahan

pemahaman, maka penulis perlu

memberikan penegasan istilah yang

berkaitan dengan dengan judul di atas.

1. Fungsi

Fungsi adalah jabatan

(pekerjaan) yang dilakukan (Kamus

Besar Bahasa Indonesia, edisi 4.

2008 : 400). maksudnya adalah

sekelompok aktifitas yang

tergolong pada jenis yang sama

berdasarkan sifat atau

pelaksanaannya.

2. Komite sekolah

Komite sekolah adalah

badan mandiri yang mewadahi

peranserta masyarakat dalam

rangka meningkatkan mutu,

pemerataan, dan efisiensi

pengelolaan pendidikan di satuan

pendidikan madrasah atau sekolah,

baik pada pendidikan prasekolah

maupun pendidikan dasar dan

menengah (Khaeruddin, 2007: 248-

249).

Dalam lampiran

Kepmendiknas No. 044 tahun 2002

komite sekolah didefinisikan

sebagai : “badan mandiri yang

mewadahi peranserta masyarakat

dalam rangka meningkatkan mutu,

pemerataan, dan efisiensi

pengelolaan pendidikan di satuan

pendidikan prasekolah, jalur

pendidikan sekolah maupun jalur

luar sekolah” (dalam buku

Engkoswara, 2010 : 297).

Berdasarkan lampiran II

Kepmendiknas Nomor 044/U/2002,

komite sekolah berperan sebagai

berikut:

a. Pemberi pertimbangan

(advisory agency) dalam

penentuan pelaksanaan

kebijakan pendidikan di satuan

pendidikan;

4

b. Pendukung (supporting

agency), baik yang berwujud

financial, pemikiran maupun

tenaga dalam penyelenggaraan

pendidikan di satuan

pendidikan;

c. Pengontrol (controlling agency)

dalam rangka transparansi dan

akuntabilitas penyelenggaraan

dan keluaran pendidikan di

satuan pendidikan;

d. Mediator antara pemerintah

(eksekutif) dengan masyarakat

di satuan pendidikan.

fungsi komite sekolah, sebagai

berikut:

a. Mendorong tumbuhnya

perhatian dan komitmen

masyarakat terhadap

penyelengaraan pendidikan

yang bermutu.

b. Melakukan kerjasama dengan

masyarakat (perseorangan atau

organisasi), dan dunia kerja,

pemerintah dan DPRD dalam

rangka penyelenggaraan

pendidikan yang berkualitas.

c. Menampung dan menganalisis

aspirasi , ide, tuntutan dan

berbagai kebutuhan masyarakat

terhadap pendidikan.

d. Memberikan masukan,

pertimbangan, dan

rekomendasi kepada satuan

pendidikan mengenai:

1) kebijakan dan program

pendidikan;

2) Rencana anggaran

pendapatan dan belanja

sekolah (RAPBS)

(Engkoswara, 2010 :

303).

3) kriteria kinerja

pendidikan di daerahnya;

4) Kriteria tenaga

kependidikan, termasuk

kepala sekolah;

5

5) Kriteria sarana dan

prasarana pendidikan

sesuai dengan

kemampuan daerah; dan

6) Hal-hal yang terkait

dengan pendidikan.

e. Mendorong orangtua dan

masyarakat untuk secara aktif

berpartisipasi dalam

pendidikan guna mendukung

peningkatan kualitas, relevansi,

dan pemerataan pendidikan.

f. Menggalang dana masyarakat

dalam rangka pembiayaan

penyelenggaraan pendidikan di

satuan pendidikan

g. Melakukan evaluasi dan

pengawasan terhadap

perencanaan, pelaksanaan

kebijakan, program, dan output

pendidikan.

Adapun kegiatan Komite Sekolah

dalam Meningkatkan Kualitas

Sekolah, dijelaskan sebagai berikut

(Syaiful Sagala. 2007: 252-253)

1. Pemberi pertimbangan

(advisory agency) dengan

fungsi memberikan masukan,

pertimbangan, dan

rekomendasi kepada

pemerintah/DPRD mengenai:

(1) kebijakan dan program

pendidikan; (2) kriteria kinerja

dalam bidang pendidikan; (3)

kriteria tenaga kependidikan

khususnya guru/tutor dan

kepala satuan pendidikan; (4)

kriteria fasilitas pendidikan;

dan (5) hal-hal yang terkait

dengan pendidikan.

Kegiatan operasionalnya yaitu:

a. Mengadakan pendataan

kondisi sosial ekonomi

masyarakat dan sumber

daya pendidikan dalam

masyarakat.

6

b. Menganalisis hasil

pendataan sebagai bahan

pemberian masukan,

pertimbangan, dan atau

rekomendasi

bupati/walikota dan atau

dinas pendidikan

kabupaten/kota.

c. Menyampaikan masukan,

pertimbangan, atau

rekomendasi secara tertulis

bupati/walikota dengan

tembusan kepada dinas

pendidikan.

d. Memberikan pertimbangan

kepada bupati/walikota dan

atau dinas kependidikan

dalam rangka

pengembagan kurikulum

muatan lokal.

e. Memberikan pertimbangan

kepada bupati/walikota dan

atau dinas kependidikan

untuk meningkatkan proses

pembelajaran dan

pengajaran yang

menyenangkan (PAKEM).

f. Memberikan masukan dan

pertimbangan kepada

sekolah dalam penyusunan

visi,misi, tujuan, program

dan kegiatan pendidikan di

daerah kebupaten/kota.

g. Memberikan masukan dan

pertimbangan kepada

walikota/bupati dan atau

dinas pendidikan tentang

pelaksanaan manajemen

pendidikan (ketenagaan

keuangan, fasilitas, dan

data pendidikan).

2. Pendukung (supporting

agency) dengan fungsi (1)

mendorong tumbuhnya

perhatian dan komitmen

masyarakat terhadap

penyelenggaraan yang

7

bermutu. Kegiatan

operasionalnya yaitu:

a. Mengadakan rapat atau

pertemuan secara berkala

dan insidental dengan

stakeholder pendidikan di

kabupaten/kota.

b. Mendorong peran serta

masyarakat dan dunia

industri untuk mendukung

penyelenggaraan

pendidikan yang bermutu

di kabupaten/kota.

c. Motivasi masyarakat

kalangan menengah keatas

untuk meningkatkan

komitmennya bagi mutu

pendidikan di sekolah.

Fungsi yang ke (2)

mendorong orangtua dan

masyarakat untuk

berpartisipasi dalam

pendidikan. kegiatan

operasionalnya yaitu:

a. Mendorong peran serta

masyarakat dan dunia

usaha masyarakat dan

dunia usaha dan dunia

industri dalam penyediaan

sarana dan prasarana serta

biaya pendidikan untuk

masyarakat.

b. Ikut memotivasi

masyarakat dan semua

stakeholder pendidikan

untuk melaksanakan

kebijakan pendidikan,

misalnya pelaksanaan

wajib belajar masyarkat.

3. Pengontrol (controlling

agency) dengan fungsi

melakukan evaluasi dan

pengawasan terhadap

kebijakan, program,

penyelenggaraan, dan keluaran

pendidikan.

8

Kegiatan operasionalnya yaitu:

a. Mengadakan rapat

koordinasi dengan komite

sekolah

b. Sering mengadakan

kunjungan atau

silaturrahmi ke sekolah di

daerah kabupaten/kota

c. Meminta penjelasan dinas

pendidikantentang hasil

belajar peserta didik di

daerah kabupaten/kota

d. Bekerja sama dengan dinas

pendidikan pelaksanaan

kebijakan pendidikan di

daerah kabupaten/kota.

4. Mediator dengan fungsi

melakukan kerjasama dengan

masyarakat

(perseorangan/organisasi),

pemerintah dan DPRD yang

berkenaan dengan

penyelenggaraan pendidikan

yang bermutu.

Kegiatan operasionalnya yaitu:

a. Membina hubungan dan

kerjasama yang harmonis

dengan seluruh stakeholder

pendidikan, khususnya

dengan DUDI di

kabupaten/kota.

b. Menyampaikan laporan

kepada masyarakat secara

tertulis, tentang hasil

pengamatannya terhadap

perkembangan pendidikan

di kabupaten/kota.

3. Kualitas Sekolah

Kualitas adalah mutu

(Kamus Besar Bahasa Indonesia,

edisi 4. 2008 : 745). Sedangkan

mutu menurut Philip B. Crosby

(dalam buku Mulyadi, 2010:78)

adalah sesuai dengan yang

disyaratkan atau distandarkan, yaitu

sesuai dengan standar mutu yang

telah ditentukan, baik input, proses,

maupun outputnya.

9

Kualitas sekolah dapat

didefinisikan dari banyaknya

peserta didik yang memiliki

prestasi, baik prestasi akademik

maupun non akademik. Serta

banyaknya lulusan yang memiliki

nilai di atas KKM. Melalui peserta

didik yang berprestasi dapat di

telusuri manajemen sekolahnya,

profil gurunya, sumber belajar dan

lingkungannya.

Jadi sesuai dengan peraturan

pemerintah (PP) republik

Indonesia Nomor 19 Tahun 2005

tentang Standar Nasional

Pendidikan menjadi keseriusan

pemerintah. Standar Nasional

Pendidikan meliputi : a. Standar

Isi, b. Proses, c. Kompetensi

kelulusan, d. Pendidik dan tenaga

kependidikan, e. Sarana dan

prasarana, f. Pengelolaan, g.

Pembiayaan, dan h. Penilaian.

4. MTsN Surakarta 1

MTsN Surakarta 1

merupakan lembaga pendidikan

yang terletak di Jl. MT Haryono No

24 Surakarta yang

menyelenggarakan proses

pendidikan selama tiga tahun

dengan kurikulum yang sesuai

dengan kurikulum nasional yang

berlaku dan diperkaya dengan

nuansa Islami. Sampai pada tahun

pelajaran sekarang ini keadaan

Madrasah Tsanawiyah Negeri

Surakarta 1 bisa dikatakan mampu

bersaing dengan sekolah-sekolah

setingkat SLTP, dengan kondisi

semua gedung berlantai dua, telah

menamatkan 6500 siswa, ada

asrama putri, Selain itu untuk

menerimaan pendaftaran siswa baru

persaingan sudah mulai ketat.

Dari beberapa penjelasan

mengenai istilah-istilah judul dalam

penelitian ini, maka dapat dimengerti

10

maksud dari judul fungsi komite

sekolah dalam meningkatkan kualitas

sekolah di MTsN Surakarta tahun

pelajaran 2012/2013 adalah usaha yang

dilakukan Komite Sekolah dalam

rangka meningkatkan kualitas sekolah

Di MTsN Surakarta 1 tahun pelajaran

2012/2013. Pengoptimalan fungsi

komite sekolah dilakukan dengan

kerjasama antara pihak sekolah, komite

dan masyarakat untuk memajukan

sekolah.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian ini terdiri dari:

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan

penelitian lapangan (field research)

dengan pendekatan kualitatif.

Penelitian kualitatif adalah prosedur

penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis

atau lisan dari orang-orang dan

perilaku yang dapat diamati

(Margono, 1996 : 36). Data yang

diperoleh seperti hasil pengamatan,

hasil wawancara, hasil pemotretan,

cuplikan tertulis dari dokumen,

catatan lapangan, disusun peneliti di

lokasi penelitian, tidak dituangkan

dalam bentuk dan bilangan statistik

(Nana Sudjana, 1989 : 196).

2. Sumber Data Penelitian

Menurut Lofland,

sebagaimana yang dikutip Lexy J.

Moleong, sumber data umum

penelitian kualitatif adalah kata-

kata, dan tindakan selebihnya data

tambahan seperti dokumen dan

lain-lain. Sumber data dalam

penelitian ini dibagi menjadi dua

bagian yakni sumber data primer

dan sumber data sekunder.

Adapun sumber data primer

dalam penelitian ini, yaitu komite

sekolah MTsN Surakarta 1 yang

terdiri dari ketua komite sekolah,

wakil ketua komite, sekretaris

komite sekolah dan 1 anggota

11

komite sekolah. Sedangkan yang

dijadikan data sekunder yaitu

dokumen-dokumen atau sumber

tertulis seperti hasil pengamatan,

hasil wawancara, hasil pemotretan,

cuplikan tertulis dari dokumen.

3. Pengumpulan data

Untuk memperoleh data yang

diperlukan dalam penelitian ini

penulis menggunakan metode:

a. Metode Wawancara

Metode wawancara

merupakan satu teknik

pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara

mengadakan tanya jawab, baik

secara langsung maupun tidak

langsung dengan sumber data

(Mohammad Ali, 1985 : 83).

Hal yang perlu diketahui

penulis untuk memperoleh

informasi yang tepat dan

objektif harus menciptakan

hubungan yang baik dengan

responden sehingga bersedia

bekerjasama, bersedia

menjawab pertanyaan dan

memberi informasi sesuai

dengan pikiran dan keadaan

yang sebenarnya.

Dalam penelitian ini

penulis mengumpulkan data

dengan cara berdialog langsung

dengan komite sekolah maupun

pihak-pihak yang terkait seperti

kepala sekolah dan wakil

kepala sekolah.

b. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi

adalah penelitian yang

dilakukan dengan cara

mengadakan pengamatan

terhadap obyek, baik secara

langsung maupun tidak

langsung (Mohammad Ali,

1985 : 91). Sedangkan yang

digunakan dalam penelitian ini

adalah observasi secara

12

langsung dalam situasi

sebenarnya seperti mengamati

keadaan geografis MTsN

Surakarta 1, srtuktur organisasi

sekolah, mengamati peristiwa-

peristiwa yang terjadi di

sekolah, struktur komite

sekolah dan peristiwa yang

berkaitan dengan komite

sekolah dalam meningkatkan

kualitas sekolah.

c. Analisis Data

Dalam menganalisis hasil

penelitian ini, digunakan

analisis deskriptif kualitatif

yang terdiri dari tiga kegiatan

yaitu pengumpulan data

sekaligus reduksi data,

penyajian data dan penarikan

kesimpulan/ verifikasi (Milles

dan Hiberman, 1992: 16).

Pertama, setelah pengumpulan

data selesai, maka tahap

selanjutnya adalah melakukan

reduksi data yaitu

menggolongkan, mengarahkan,

membuang yang tidak perlu

dan pengorganisasian sehingga

data terpilah-pilah. Kedua, data

yang telah direduksi akan

disajikan dalam bentuk narasi.

Ketiga, penarikan kesimpulan

dari data yang telah disajikan

pada tahap kedua.

HASIL PENELITIAN

Fungsi komite sekolah dalam

meningkatkan kualitas sekolah di

MTsN Surakarta 1 tahun pelajaran

2012/2013

Setelah dilakukan penelitian

dengan beberapa metode

pengumpulan data berupa obeservasi

lapangan, dokumentasi, dan

wawancara dengan informan, maka

dapat diketahui usaha komite sekolah

dalam meningkatkan kualitas sekolah

di MTsN Surakarta 1 tahun pelajaran

2012/2013 yaitu:

13

1. Pemberi pertimbangan

Komite sekolah sebagai

pemberi pertimbangan yaitu

memberikan saran dan masukan

kepada sekolah agar

mempertimbangkan antara program

sekolah dengan kemampuan wali

murid. Program sekolah pada tahun

pelajaran 2012/2013 diantaranya

pemasangan LCD, pembangunan

masjid, dan pengembangan asrama.

2. Badan pendukung

Komite sekolah sebagai

badan pendukung di MTsN Surakarta

1 bekerjasama dengan wali murid

memberikan dukungan terhadap

pelaksanaan program-program

sekolah diantaranya pemasangan

LCD, pembangunan masjid, dan

pengembangan asrama., agar

program-program tersebut dapat

tercapai secara maksimal. Dukungan

yang diberikan kepada pihak sekolah

dapat berupa pemikiran dan bantuan

financial yang dimintakan kepada

wali murid.

3. Badan pengontrol

Fungsi komite sekolah di

MTsN Surakarta 1 sebagai badan

pengontrol terhadap perencanaan dan

pelaksanaan program sekolah

mengadakan pengawasan atau

kontrol pada saat pelaksanaan

program agar pelaksanaan program

dapat berjalan sesuai dengan rencana

semula. Adapun program tersebut

adalah pemasangan LCD,

pembangunan masjid, dan

pengembangan asrama.

4. Mediator

Komite sekolah sebagai

mediator bekerjasama dengan wali

murid dan masyarakat untuk

menindaklanjuti program sekolah

yang telah dibuat. Komite meminta

saran dan masukan dari seluruh wali

murid berkaitan dengan rencana yang

dibuat oleh sekolah. hasil komunikasi

14

dengan wali murid disampaikan

kepada pihak sekolah baik yang

berupa pemikiran atau financial.

Adapun program sekolah yang akan

ditindaklanjuti adalah pemasangan

LCD, pembangunan masjid, dan

pengembangan asrama putra dan

putri.

Secara keseluruhan fungsi

komite sekolah di MTsN Surakarta 1

sudah menjalankan fungsinya dengan

baik yaitu sesuai dengan peraturan yang

ada. Setelah mengetahui fungsi yang

dilakukan komite sekolah dalam

meningkatkan kualitas sekolah, maka

dapat diketahui beberapa usaha yang

dilakukan komite sekolah dalam

meningkatkan kualitas sekolah yaitu:

a. Komite sekolah bersama

dengan sekolah memberikan

penghargaan bagi siswa yang

berprestasi dan kurang

mampu.

b. Melakukan kerjasama antara

madrasah dengan lembaga

lain misal DIKPORA dan

KEMENAG.

c. Meningkatkan

profesionalisme guru dengan

cara mengadakan workshop

dan pelatihan-pelatihan

sesuai dengan bidangnya

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang

telah dilakukan mengenai fungsi komite

sekolah dalam meningkatkan kualitas

sekolah di MTsN Surakarta 1 tahun

pelajaran 2012/2013 bahwa:

1. Pemberi pertimbangan

Komite sekolah

memberikan pertimbangan pemberi

pertimbangan yaitu

mempertimbangkan antara program

sekolah dengan kemampuan wali

murid.

15

2. Badan pendukung.

Komite sekolah mendukung

program-program sekolah yang

selaras dengan visi,misi dan tujuan

sekolah.

3. Badan pengontrol

Komite sekolah mengontrol

program-program sekolah.

4. Mediator

Komite sekolah sebagai

penengah antara sekolah dan

masyarakat.

Adapun usaha-usaha yang dilakukan

komite sekolah dalam meningkatkan

kualitas sekolah adalah:

a Komite sekolah bersama

dengan sekolah memberikan

penghargaan bagi siswa yang

berprestasi dan kurang

mampu.

b Komite sekolah melakukan

kerjasama antara sekolah

dengan lembaga lain, misal

DIKPORA dan KEMENAG.

c Meningkatkan

profesionalisme guru dengan

cara mengadakan workshop

dan pelatihan-pelatihan

sesuai dengan bidangnya.

Saran-saran

1. Kepada komite sekolah agar

melakukan inovasi-inovasi yang

baru dalam rangka usaha

peningkatan kualitas sekolah.

2. Kepada komite sekolah sebagai

mediator agar membangun

komunikasi dengan pihak sekolah

dan masyarakat untuk selalu

bekerjasama dan melalukan

koordinasi yang erat di antara

komponen pendidikan tersebut

sehingga upaya peningkatan

kualitas sekolah yang dilaksanakan

dapat efektif dan efisien.

3. Kepada siswa-siswi di MTsN

Surakarta 1 agar selalu berusaha

16

meningkatkan kualitas sekolah

semaksimal mungkin.

DAFTAR PUSTAKA

Aan Komariah, dkk. 2005. Visionary Leadership menuju Sekolah Efektif. Bumi Aksara : Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. 2008. Manajemen Pendidikan. Aditya Media: Yogyakarta.

Dadi Permadi, dkk. 2010. Kepemimpinan Profesional Kepala Sekolah dan Komite Sekolah. PT Sarana Panca karya Nusa: Bandung

Dadang Suhardan. 2010. Supervisi Profesional layanan meningkatkan Mutu pembelajaran di Era Otonomi Daerah. Alfabeta : Bandung.

Engkoswara dkk. 2010. Administrasi Pendidikan. Alfabeta: Bandung.

Fatah Syukur. 2011. Manajemen Pendidikan Berbasis Pada Madrasah. Pustaka Rizki Putra: Semarang.

Hazbullah. 2001. Dasar-dasar ilmu pendidikan. Raja Grafindo Persada: Jakarta.

Hadari Nawawi.1985. Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas. PT Gunung Agung: Jakarta.

Imam Suprayogo. 2003. Metodologi Penelitian sosial agama. PT Remaja Rosdakarya: Bandung.

Jamal Ma’mur Asmani. 2012. Tips sakti membangun organisasi sekolah. Diva Press: Yogyakarta.

Khaeruddin, dkk. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Konsep Dan Implementasinya Di Madrasah. Madrasah development Center (MDC): jawa tengah dengan pilar media : Yogyakarta.

Mohammad Ali. 1985. Penelitian Kependidikan, Prosedur Dan Strategi. PT Angkasa: Bandung.

Martinis Yamin. 2006. Profesionalisasi guru & Implementasi kurikulum berbasis Kompetensi. Gaung Persada Press: Bandung.

Margono. 1996. Metodologi Penelitian Pendidikan.PT Rineka Cipta: Jakarta.

Mulyadi. 2010. Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Mengembangkan Budaya Mutu. UIN Maliki Press:Malang.

Mulyasana, Dedi. 2011. Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing. PT Remaja Rosdakarya: Bandung.

Moleong, Lexy J.2002. Metodologi penelitian kualitatif. PT Remaja Rosdakarya:Bandung.

Nurkolis. 2006. Manajemen Berbasis Sekolah. Grasindo: Jakarta.

Nana Sudjana, dkk. 1989. Penelitian Dan Penilaian Pendidikan. PT Sinar baru: Bandung

Nana Syaodih Sukmadinata. 2010. Pengembangan Kurikulum. PT Rosdakarya: Bandung.

Popi Sopiatin. 2010. Manajemen belajar berbasis kepuasan siswa. Ghalia Indonesia: Bogor.

Sudarwan Danim. 2010. Otonomi Manajemen Sekolah. Alfabeta:Bandung.

Syaiful Sagala. 2007. Manajemen Strategik dalam Peningkatan

17

Mutu Pendidikan. Alfabeta: Bandung.

Sardiman. 1996. Interaksi dan motivasi belajar mengajar. PT RajaGrafindo Persada: Jakarta.

Umiarso, dkk. 2010. Manajemen Mutu Sekolah di Era otonomi Pendidikan. IRCiSoD: Jogjakarta.

Zamroni. 2001. Paradigma pendidikan masa depan. Rowidan: Jakarta.

Peraturan pemerintah republik Indonesia No 19 tahun 2005 tentang standar nasional. 2005. Bp. Dharma Bakti: Jakarta.