full page photo - mpr.go.id filebiro umum sekretariat jenderal mpr ri dapat ... edaran menteri...
TRANSCRIPT
1
KATA PENGANTAR
Segenap puji dan syukur dipanjatkan kepada Allah SWT karena
Biro Umum Sekretariat Jenderal MPR RI dapat menyelesaikan Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun Anggaran 2016.
Penyusunan LAKIP ini dilakukan guna memenuhi amanat
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan
dan Kinerja Instansi Pemerintah, Instruksi Presiden RI Nomor 7 Tahun
1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Instruksi
Presiden RI Nomor 5 Tahun 2004 Tentang Pedoman Penyusunan
Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dan
Surat Edaran Menteri Negara PAN Reformasi Birokrasi RI Nomor 29
Tahun 2010 Tentang Pedoman Penyusunan Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah dan Surat Edaran Menteri Negara PAN
Reformasi Birokrasi RI Nomor 23 Tahun 2012 Tentang Penyampaian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2012.
Laporan ini merupakan laporan kinerja dari pelaksanaan
program/kegiatan dan sebagai tolak ukur sinkronisasi antara rencana
kerja dan hasil kerja yang dilakukan oleh Biro Umum Sekretariat Jenderal
MPR RI Tahun 2016 sesuai dengan tugas pokok dan fungsi sebagai
instansi teknis di lingkungan Sekretariat Jenderal MPR RI sebagai
lembaga legislasi.
Kami menyadari bahwa dalam peyusunan LAKIP ini masih banyak
kekurangan meskipun demikian kami telah berusaha menyajikan laporan
ini sesuai dengan kriteria yang telah di tetapkan, diharapkan LAKIP ini
kiranya dapat dijadikan acuan koreksi untuk perbaikan pada masa yang
akan datang, untuk dapat meningkatkan kinerja lebih baik lagi.
2
3
DAFTAR ISI
Pengantar ................................................................................................... 1
Daftar Isi ..................................................................................................... 3
BAB I Pendahuluan .................................................................................. 5
BAB II Rencana Kerja Tahunan Biro Umum Tahun 2016 ......................... 11
BAB III Akuntabilitas Kinerja Biro Umum .................................................... 15
BAB IV Rencana Aksi dan Tindak Lanjut .................................................... 49
BAB V Penutup ........................................................................................... 53
Daftar Gambar/Foto
1.1. Peralatan dan Mesin Yang Dihapuskan Pada Tahun Anggaran
2016 .................................................................................................. 22
1.2. Kendaraan yang Dihapuskan Pada Tahun 2016 ............................... 22
1.3. Lelang Umum Kendaraan .................................................................. 23
1.4. Kegiatan Penialain Kendaraan .......................................................... 25
1.5. Sentralisasi Pengoperasian Chiller ................................................... 29
1.6. Panel Pengoperasain Tata Udara Untuk Gedung Nusantara III,
Gedung Nusantara IV dan Gedung Nusantara V .............................. 31
1.7. Lampu berbasis hemat energi pada koridor ruang kerja ................... 31
1.8. Pemasangan lampu berbasis hemat energi di ruang rapat Fraksi
PDI Perjuangan di Gedung Nusantara V ........................................... 31
1.9. Pemasangan Lampu Berbasis Hemat Energi di Ruang Delegasi
Nusantara V dan Ruang GBHN ........................................................ 34
1.10. Pengarahan oleh Bapak Sekretaris Jenderal dalam rangka
penguatan Bagian Kinerja Pengamanan di halaman Gedung
Bharana Graha .................................................................................. 36
1.11. Pekerjaan Evaluasi dan Klarifikasi Pengadaan Jasa Cleaning
Service untuk Kegiatan Perawatan Gedung dan Pengadaan
Pekerjaan Sewa Mesin Foto Copy, Penggandaan dan Penjilidan
Tahun 2016 untuk kegiatan layanan perkantoran ............................. 36
1.12. Pekerjaan Pengadaan Jasa Pencetakan Majalah Majelis ................. 36
1.13. Kegiatan Perbaikan Kendaraan pada Bagian Akomodasi dan
Angkutan ........................................................................................... 40
Daftar Diagram
1.14. Program Peningkatan Sarana Dan Prasana Aparatarur MPR .......... 18
Tahun 2016 Dalam Presentase Anggaran ........................................ 17
1.1. Perbandingan Pagu dan Penyerapan Biro Umum pada Tahun 2016 ........
45
4
5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
adalah salah satu rangkaian kegiatan yang harus dilakukan setiap tahun dan
merupakan salah satu bentuk menifestasi dari evaluasi semua rangkaian yang telah
dilakukan selama 1 (satu) tahun anggaran. Kesemuanya harus terangkum dalam
LAKIP, selain sebagai bahan pijakan dalam menyusun langkah-langkah pada tahun
berikutnya.
Sebagai penyelenggaraan tata kelola pemerintahan profesional, kinerja
instansi/lembaga pemerintah harus dapat dipertanggungjawabkan dalam bentuk
LAKIP. Penyusunan LAKIP sebagai alat kendali dan penilaian kualitas kinerja
organisasi perlu dilakukan secara berkala agar dapat dijadikan tolok ukur
keberhasilan suatu lembaga / instansi pemerintah dalam mewujudkan capaian
kinerja sesuai yang direncanakan. LAKIP disusun tidak hanya sebagai alat
pendorong terwujudnya good governance tetapi juga sebagai bentuk
pertanggungjawaban atas pengelolaan anggaran dan pertanggungjawaban
keuangan.
Biro Umum Sekretariat Jenderal MPR RI sebagai salah satu unit kerja di
lingkungan Sekretariat Jenderal MPR, mempunyai kewajiban untuk menyusun
Laporan Akuntabilitas Kinerja di tingkat Eselon II. Laporan Akuntabilitas yang
disusun oleh Biro Umum ini akan menjadi bagian integral dari penyusunan LAKIP
Sekretariat Jenderal MPR RI bersama-sama dengan Laporan Akuntabilitas Kinerja
dari biro-biro dilingkungan Sekretariat Jenderal MPR RI.
Laporan Akuntabilitas Kinerja ini disampaikan Biro Umum guna memberikan
gambaran pelaksanaan dan capaian kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahun
anggaran 2016, sehingga tingkat keberhasilan kegiatan tersebut dapat diketahui dan
dijadikan bahan evaluasi untuk kegiatan tahun anggaran yang akan datang.
Pada tahun anggaran 2016, Biro Umum sebagai unit pendukungan dari Biro-
biro lain dilingkungan Sekretariat Jenderal MPR RI, masih menitikberatkan pada
kegiatan dukungan sarana prasarana bagi Pimpinan MPR RI, Badan-badan MPR RI,
Lembaga kajian MPR RI dan Sekretariat Jenderal MPR RI.
6
Selain kegiatan tersebut, dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan
fungsinya, Biro Umum juga melakukan koordinasi dengan Mitra kerja antara lain
Sekretatariat Negara, Kementerian Keuangan berkaitan dengan pengelolaan
Barang Milik Negara agar terjadi harmonisasi dan menghindari penyimpangan
pelaporan pengelolaan barang milik negara.
1.2. Organisasi, tugas, dan fungsi Biro Umum
Tugas pokok dan fungsi Biro Umum seperti diatur dalam Keputusan
Sekretaris Jenderal MPR RI No 2 Tahun 2013 sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Sekretaris Jenderal MPR RI No 1 Tahun 2015 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Sekretariat Jenderal Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik
Indonesia adalah sebagai berikut:
A. Kedudukan
• Biro Umum adalah unit kerja yang kedudukannya dibawah Sekretaris Jenderal.
• Biro Umum di pimpin oleh seorang Kepala Biro Umum yang berada di
lingkungan Sekretariat Jenderal MPR RI dan bertanggungjawab kepada
Sekretaris Jenderal.
B. Tugas
Biro Umum mempunyai tugas melaksanakan perencanaan pengadaan sarana
kantor, pengelolaan aset kekayaan barang milik negara, pemeliharaan sarana
akantor, perawatan gedung dan taman, pengelolaan akomodasi dan angkutan,
serta pengamanan baik didalam maupun di luar lingkungan MPR dan Sekretariat
Jenderal MPR, serta tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh Sekretaris
Jenderal MPR.
C. Fungsi
Dalam melaksanakan tugasnya, Biro Umum mempunyai fungsi:
a. Perencanaan kebutuhan pengadaan dan penerbitan, penyusunan analisa
petunjuk teknis pembinaan pengadaan dan penerbitan serta pengelolaan
adaministrasi pengadaan dan penerbitan;
b. Pengelolaan asset kekayaan/barang milik Negara baik di tingkat Majelis dan
Sekretariat Jenderal;
c. Pengelolaan urusan pemeliharaana barang perlengkapan dan penataan ruang
kantor, perumahan dinas, gedung, pertamanan, serta instalasi dan mekanik;
d. Pengelolaan urusan akomodasi dan angkutan.
7
D. Struktur Organisasi
Biro Umum terdiri dari :
1. Bagian Layanan Pengadaan dan Penerbitan;
2. Bagian Pengelolaan Barang Milik Negara;
3. Bagian Pemeliharaan;
4. Bagian Akomodasi dan Angkutan dan;
5. Bagian Pengamanan.
Gambaran mengenai Struktur Organisasi Biro Umum Sekretariat Jenderal
Majelis Permusyaratan Rakyat Republik Indonesia sebagaimana dalam
Lampiran 1.
1.3. Sumber Daya Manusia
Biro umum sebagai bagian dari Sekretariat Jenderal MPR RI merupakan unit
eselon II yang berfungsi sebagai supporting unit dalam kegiatan MPR RI. Dalam
struktur organisasi biro umum terdapat 5 (lima) bagian. Bagian – bagian tersebut
yang berfungsi untuk melakukan pemenuhan sarana dan prasarana baik pada
kegiatan kemajelisan maupun dari kesekretariatan.
Adapun komposisi dukungan sumber daya aparatur sebagai berikut :
1. Bagian Layanan Pengadaan dan Penerbitan;
2. Bagian Pengelolaan Barang Milik Negara;
3. Bagian Pemeliharaan;
4. Bagian Akomodasi dan Angkutan dan;
5. Bagian Pengamanan.
Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya sesuai dengan Peraturan
Sesjen Nomor 1 tahun 2015 tentang organisasi dan tata kerja Sekretariat Jenderal
MPR RI biro umum sebagai unit kerja pendukung kegiatan dari unit – unit kerja di
lingkungan Sekretariat Jenderal MPR RI melakukan kegiatan dengan penyiapan,
penyediaan sarana dan prasarana, menyusun kebutuhan dari tiap unit kerja dan
membuat laporan serta melakukan evaluasi terhadap kegiatan yang telah dilakukan.
8
1.4. Dukungan Anggaran
Untuk dukungan anggaran pada tahun 2016, Biro Umum mendapatkan
alokasi anggaran sebesar Rp. 36.083.948.000,- (Tiga puluh enam milyar delapan
puluh tiga juta Sembilan ratus empat puluh delapan ribu rupiah) yang digunakan
sesuai dengan rencana kerja tahunan yang telah disusun melalui Program
Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur MPR melalui kegiatan pembangunan,
pengadaan, peningkatan dan pengelolaan sarana dan prasarana MPR yang terdiri
dari :
a. Dukungan Pengelolaan Administrasi Barang dan Barang Kekayaan Milik Negara
dengan anggaran sebesar Rp. 1.962.780.000,- (satu milyar sembilan ratus enam
puluh dua juta tujuh ratus delapan puluh ribu rupiah ) melalui kegiatan :
1. Penatausahaan dan pelaporan BMN
2. Penghapusan barang milik negara
3. Kegiatan penertiban dan pengawasan BMN
4. Pelaksanaan rencana kebutuhan BMN
5. Monitoring pengelolaan gedung
6. Pengawasan penghematan energy dan air (INPRES 13/2011)
7. Penatausahaan pelayanan akomodasi
8. Penatausahaan pelayanan pengamanan
b. Layanan Perkantoran dengan anggaran sebesar Rp. 27.115.618.000,- (dua
puluh tujuh milyar seratus lima belas juta enam ratus delapan belas ribu rupiah)
melalui kegiatan :
1. Pengelola APBN
2. Panitia Pengadaan Barang dan Jasa
3. Perawatan Gedung Kantor
4. Perbaikan Peralatan Kantor
5. Perawatan rumah negara
6. Perawatan kendaraan bermotor
7. Pengadaan pakaian satpam
8. Pengadaan pakaian dinas/kerja
9. Pengadaan pakaian sopir/pesuruh
10. Penyediaan barang cetakan
11. Langganan daya dan jasa
12. Pengadaan Pakaian dinas pegawai
13. Pencetakan Naskah Buku
9
14. Renovasi Prasarana Gedung
c. Pengadaan kendaraan bermotor roda 2 dan roda 4 dengan anggaran sebesar
Rp. 2.814.840.000,- (Dua milyar delapan ratus empat belas juta delapan ratus
empat puluh ribu rupiah ).
d. Menyediakan perangkat pengolah data dan komunikasi dengan anggaran
sebesar Rp. 927.190.000,- (sembilan ratus dua puluh tujuh juta seratus sembilan
puluh ribu rupiah).
e. Menyediakan peralatan dan fasilitas perkantoran dengan anggaran sebesar Rp.
3.263.520.000,- ( tiga milyar dua ratus enam puluh tiga juta lima ratus dua puluh
ribu rupiah).
Selama pelaksanaan kegiatan tahun 2016, dengan pagu anggaran sebesar
Rp. 36.083.948.000,- realisasi biro umum mencapai Rp. 34.579.163.950,- atau 95,83
% dengan target kinerja yang melampaui rencana yaitu sebesar 103,43 %. Hal ini
dapat diartikan bahwa terjadi efisiensi pada pelaksanaan anggaran namun dapat
mencapai tingkat efektifitas yang tinggi pada capaian hasil. Pelaksanaan program
kerja biro umum didukung dengan pelaksanaan Standar Operasional Prosedur yang
tertib, pertanggungjawaban administrasi yang tepat waktu serta penyampaian
laporan yang akuntabel. Hal ini diharapkan pada tahun anggaran berikutnya biro
umum terus melakukan peningkatan kinerja serta pencapaian output yang lebih baik
disertai dengan optimalisasi anggaran sehingga tercapai tujuan pelayanan terhadap
MPR RI secara prima.
10
11
BAB II
RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) BIRO UMUM
TAHUN ANGGARAN 2016
2.1. Rencana Strategis Biro Umum 2015 – 2019
Rencana Strategis merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil
yang ingin dicapai selama kurun waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun secara
sistematis dan berkesinambungan dengan memperhitungkan potensi, peluang, dan
kendala yang ada atau yang mungkin timbul dan selanjutnya dirumuskan ke dalam
visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan dan program dengan mengubah paradigma
“berapa besar dana yang telah dan akan dihabiskan” menjadi “berapa besar
kinerja yang dihasilkan dan kinerja tambahan yang diperlukan agar tujuan
yang telah ditetapkan pada akhir periode perencanaan dapat dicapai”.
Penyusunan perencanaan strategis tahun 2015 – 2019 Biro Umum ini
merupakan langkah awal dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(SAKIP) yang disusun berdasarkan perencanaan masing-masing unit kerja Biro
Umum yang dikemas dan dipadukan menjadi sebuah perencanaan yang
komprehensif dan strategis sebagai komitmen bersama dalam mewujudkan masa
depan yang diinginkan.
Rencana Strategis Biro Umum Tahun 2015– 2019 tidak terlepas dari Visi
Sekretariat Jenderal MPR “ Terwujudnya Sekretariat Jenderal yang Profesional
dan Akuntabel dalam melayani MPR”. Sehingga Profesional dan akuntabilitas Biro
Umum dalam melaksanakan tugas dan fungsinya terkait profesional dalam
memberikan pelayanan penyediaan sarana dan prasarana peralatan perkantoran,
dan pertanggungjawaban Keuangan.
A. VISI
Visi berkaitan dengan pandangan kedepan menyangkut kemana instansi
pemerintah harus dibawa dan diarahkan agar dapat berkarya secara konsisten dan
tetap eksis, antisipatif, inovatif, serta produktif.
Visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan
yang berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan instansi pemerintah. Rumusan
visi mencerminkan apa yang ingin dicapai sebuah organisasi, memberikan arah dan
fokus stratejik yang jelas, mampu menjadi perekat dan menyatukan berbagai
gagasan stratejik yang terdapat dalam sebuah organisasi, memiliki orientasi
12
terhadap masa depan sehingga segenap jajaran harus berperan dalam
mendefinisikan dan membentuk masa depan organisasinya, mampu menumbuhkan
komitmen seluruh jajaran dalam lingkungan organisasi, dan mampu menjamin
kesinambungan kepemimpinan organisasi.
Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi serta menjawab tantangan
masa depan, Biro Umum Sekretariat Jenderal MPR mempunyai visi yang harus
dicapai sampai tahun 2015 -2019 adalah:
Pelayanan Optimal adalah dalam memberikan dukungan layanan memiliki
kemampuan yang handal, kreatif, dan inovatif dalam melaksanakan pekerjaan
sesuai dengan bidang tugasnya secara cepat, tepat, dan akurat.
Dukungan sarana peralatan kantor adalah terpenuhi semua kebutuhan untuk
mendukung kinerja Majelis dan Sekretariat Jenderal.
B. MISI
Sejalan dengan visi tersebut di atas, maka misi Biro Umum Sekretariat Jenderal
MPR adalah:
Kejelasan misi organisasi merupakan prasyaratan bagi keberhasilan suatu
organisasi. Aspek pengelolaaan Barang Milik Negara menunjukkan bahwa
perhatian biro umum terfokus pada pengelolaan administrasi yang tertib dan
tentunya harus didukung dengan peneparapan teknologi informasi sehingga
Laporan Pengelolaan Barang Milik Negara yang Akuntabel dapat tersaji sesuai
Standar Pelaporan Barang Milik Negara.
▪ Pengelolaan Barang Milik Negara sesuai peraturan yang berlaku ; ▪ Menerapkan Cepat, tepat dan Akurat dalam memberikan pelayanan
dukungan sarana dan prasarana peralatan kantor;
▪
PELAYANAN OPTIMAL DALAM MEMBERIKAN DUKUNGAN SARANA PERALATAN KANTOR SEKRETARIAT JENDERAL
13
C. TUJUAN
Sesuai dengan visi dan misi Sekretariat Jenderal MPR, maka tujuan yang ingin
dicapai selama kurun waktu 5 tahun (2015-2019) adalah :
D. SASARAN
Sasaran merupakan penjabaran lebih lanjut dari tujuan strategis yang
teridentifikasi dengan jelas dan terukur mengenai sesuatu yang ingin dicapai.
Sasaran hendaknya terfokus pada penyusunan kegiatan yang bersifat lebih spesifik,
rinci/detail, terukur dan dapat dicapai.
Sejalan dengan tujuan strategis biro umum maka sasaran biro umum adalah
sebagai berikut :
1. Tersedianya sarana perkantoran;
2. Meningkatnya dukungan pelayanan sarana dan peralatan kantor;
3. Meningkatnya tata kelola ruang kerja dan peralatan kerja;
4. Meningkatnya dukungan sarana penunjang dan mobilitas angkutan operasional
penunjang kerja;
2.2. Perjanjian Kinerja Tahun 2016
Perjanjian Kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang
mempresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur
dalam rentang waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya
yang dikelolanya. Ini tertuang dalam Surat Edaran Menteri Negara Pemberdayaan
Aparatur Negara Nomor: SE/31/M. PAN/12/2004 tentang Penetapan Kinerja. Hal
ini juga sebagai tindak lanjut dari diterbitkannya Inpres Nomor 5 tahun 2004
tentang percepatan Pemberantasan Korupsi. Untuk itu Biro Umum telah
menetapkan perjanjian kerja sebagai berikut :
Mewujudkan tata kelola Barang Milik Negara yang tertib sesuai
peraturan yang berlaku
14
PERJANJIAN KERJA BIRO UMUM
SEKRETARIAT JENDERAL MPR RI
TAHUN 2016
SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
(1) (2) (3)
Meningkatnya Tata
Kelola Organisasi
Sekretariat Jenderal
MPR yang baik
2.1. Opini BPK atas laporan keuangan WTP
• Pembinaan Administrasi dan Pengelolaan
Perlengkapan 148 laporan
2.2. Nilai reformasi birokrasi 100
PAGU : Rp. 24.310.000.000,-
PROGRAM : Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur MPR
KEGIATAN : Pembangunan, Pengadaan, Peningkatan dan Pengelolaan Sarana dan Prasarana MPR
15
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA BIRO UMUM
3.1. Pencapaian Kinerja Biro Umum Tahun 2016
Pencapaian kinerja adalah proses sistematis dan berkesinambungan untuk menilai
keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, kebijakan,
sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi, misi dan strategi
Sekretariat Jenderal MPR khususnya Biro Umum. Proses ini dimaksudkan untuk menilai
pencapaian setiap indikator kinerja guna memberikan gambaran tentang keberhasilan
dan kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran. Selanjutnya dilakukan analisis
akuntabilitas kinerja yang menggambarkan keterkaitan pencapaian kinerja kegiatan
dengan program dan kebijakan dalam rangka mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi
sebagaimana ditetapkan dalam rencana strategis. Pengukuran kinerja digunakan
sebagai dasar untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai
dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan
misi.
A. Capaian Kinerja
Pada umumnya, capaian kinerja pada masing-masing sasaran dapat
dikatakan mencapai tingkat keberhasilan. Namun juga ada beberapa kegiatan
yang kurang optimal tingkat berhasilannya atau kurang diwujudkan secara
optimal pada tahun 2016. Untuk dapat merealisasikan dan memperbaiki kinerja
tersebut, Biro Umum telah melakukan analisis dan evaluasi agar dapat dilakukan
perbaikan untuk masa yang akan datang. Analisis capaian kinerja tersebut
selengkapnya tertuang pada bagian berikut ini.
Biro Umum mempunyai target kinerja terhadap pemeriksaan BPK
mendapatkan predikat Wajar Tanpa Pengecualian terhadap hasil pemeriksaan
yang dilakukan pada pelaksanaan program kerja biro umum dengan
memperhatikan tertib administrasi, tidak adanya kerugian negara serta
terciptanya akuntabilitas pada seluruh kegiatan biro umum yang dituangkan pada
laporan keuangan.
Pembinaan administrasi dan pengelolaan perlengkapan, biro umum
mencanangkan penyampaian laporan barang milik negara yang tepat waktu,
validitas yang terjaga serta reliable terhadap kegiatan yang dilaksanakan.
16
Berdasarkan nilai – nilai reformasi birokrasi yang ditetapkan oleh
Sekretariat Jenderal, Biro Umum menetapkan nilai 100 pada pelaksanaan
reformasi birokrasi. Hal ini sebagai upaya dalam meningkatkan nilai reformasi
birokrasi secara keseluruhan.
Adapun pengelolaan Pagu Anggaran yang dialokasikan sebagai berikut :
Tabel 2.2
ALOKASI PAGU ANGGARAN BIRO UMUM TAHUN 2016
No.
Nama Kegiatan
Pagu
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur MPR Rp 36.083.948.000
I Pembinaan Administrasi dan Pengelolaan Perlengkapan Rp 1.962.780.000
1 Penatausahaan dan Pelaporan BMN Rp
417.570.000
2 Penghapusan Barang Milik Negara Rp 116.320.000
3 Kegiatan Penertiban dan Pengawasan BMN Rp 765.570.000
4 Pelaksanaan Rencana Kebutuhan Bmn Rp 119.560.000
5 Monitoring Pengelolaan Gedung Rp 304.960.000
6 Pengawasan Penghematan Energi dan Air (INPRES 13/2011) Rp 93.160.000
7 Penatausahaan Pelayanan Akomodasi Rp 55.360.000
8 Penatausahaan Pelayanan Pengamanan Rp 90.280.000
II Layanan Perkantoran (Base Line) Rp 27.115.618.000
A Penyelengaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran
Rp 24.376.668.000
1 Pengelola APBN Rp 992.905.000
2 Panitia Pengadaan Barang dan Jasa Rp 580.019.000
3 Perawatan Gedung Kantor Rp 7.943.798.000
4 Perbaikan Peralatan Kantor Rp 4.791.676.000
5 Perawatan Rumah Negara Rp
2.049.559.000
6 Perawatan Kendaraan Bermotor Rp 2.542.990.000
7 Pengadaan Pakaian Satpam Rp 96.000.000
17
8 Pengadaan Pakaian Dinas/Kerja Rp 8.620.000
9 Pengadaan Pakaian Sopir/Pesuruh Rp 177.000.000
10 Penyediaan Barang Cetakan Rp 1.265.655.000
11 Langganan Daya Dan Jasa Rp 3.928.446.000
B Pengadaan Pakaian Dinas Pegawai Rp 377.600.000
C Pencetakan Naskah Buku Rp 491.250.000
D Renovasi Prasarana Gedung Rp 1.870.100.000
III Kendaraan Bermotor Roda 2 Dan Roda 4 Rp 2.814.840.000
IV Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi Rp
927.190.000
V Peralatan Penunjang Operasional Rp 3.263.520.000
Berdasarkan tabel anggaran diatas diketahui bahwa total pagu anggaran
program peningkatan sarana dan prasarana aparatur MPR adalah sebesar Rp.
36.083.948.000 dengan proporsi terbesar terletak pada layanan perkantoran
dengan nilai Rp. 27.115.618.000 sebesar 75 % diikuti dengan peralatan
penunjang dengan nilai Rp. 3.263.520.000 sebesar 9 %, pengadaan kendaraan
bermotor dengan nilai Rp. 2.814.840.000 sebesar 8 %, pembinaan administrasi
dan pengelolaan perlengkapan sebesar Rp. 1.962.780.000 sebesar 5 % dan
pengadaan perangkat pengolah data dan komunikasi senilai Rp. 927.190.000
dengan prosentasi dari keseluruhan anggaran sebesar 3 %. Prosentasi anggaran
biro umum dapat digambarkan melalui diagram 2.1 program peningkatan sarana
dan prasarana aparatur MPR tahun 2016 sebagai berikut :
18
Diagram 1.1
Analisis capaian kinerja Tahun 2016 untuk program peningkatan sarana dan
prasarana aparatur MPR berdasarkan program yang telah ditetapkan oleh Biro Umum
sebagai berikut :
1. Pembinaan Administrasi Dan Pengelolaan Perlengkapan
a. Penatausahaan dan Pelaporan Barang Milik Negara
Sasaran:
Indikator kinerja dan target dari sasaran dimaksud dapat digambarkan
sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi
Terlaksananya Penatausahaan dan Pelaporan Barang Milik Negara
131Laporan 137 Laporan
Prosentase capaian kinerja mencapai 104.58%. Target Keluaran (output)
dari kegiatan penatausahaan barang inventaris adalah laporan BMN
secara teratur dan sistematis yang meliputi Laporan BMN Intrakomptabel
dan BMN Ekstrakomptabel yang teratur dan sistematis serta yang
akuntabel dalam Laporan Keuangan Instansi dapat dipertanggung
jawabkan kebenarannya serta bertujuan dapat memberikan opini yang
baik atas pemeriksaan BPK, yang meliputi:
5%
75%
8%
3%9%
PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA APARATUR MPR TAHUN 2016
DALAM PROSENTASE ANGGARANPembinaan Administrasi danPengelolaan PerlengkapanLayanan Perkantoran (Base Line)
Kendaraan Bermotor Roda 2 DanRoda 4Perangkat Pengolah Data danKomunikasiPeralatan Penunjang Operasional
Tertatanya Administrasi dan Pengelolaan Perlengkapan
19
Tingkat Unit Akuntansi Pembantu Kuasa
Pengguna Barang (UAPKPB)
Laporan
( periode )
Bulanan: ATK dan Bahan pakai habis lainnya Obat Oli Penerbitan Percetakan Semester Tahunan
- 12 ( setjen) - 12 ( majelis )
- 12 ( setjen )
- 12(setjen)
- 12 (setjen) - 12 (majelis)
- 6 (setjen) - 6 (majelis) - 6 Laporan
Tingkat Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang (UAKPB)
Bulanan Semester Tahunan
- 12 (setjen) - 12 (majelis) - 2 (setjen) - 2 (majelis) - 1 (setjen) - 1 (majelis)
Tingkat Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Eselon 1 (UAPPB-E1)
Semester Tahunan
- 2 (setjen) - 2 (majelis)
- 1 (setjen); - 1 (majelis)
Tingkat Unit Akuntansi Pengguna Barang (UAPB)
Semester Tahunan
- 2 Laporan - 1 Laporan
Laporan Audited
20
UAKPB UPPB-E1 UAPB
- 1 (setjen) - 1 (majelis) - 1 (setjen) - 1 (majelis)
- 1 laporan
Laporan Pengawasan dan Pengendalian BMN
- 1 (setjen) - 1 (majelis)
Laporan Pengawasan dan Pengendalian BMN Tk.K/L
- 1 laporan
b. Penghapusan Barang Milik Negara
Sasaran:
Indikator kinerja dan target dari sasaran dimaksud dapat digambarkan
sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi
Terlaksananya Penghapusan Barang Milik Negara
2 Laporan 2 laporan
Prosentase capaian kinerja mencapai 100%. Pelaksanaan Penghapusan
BMN tahun 2016 dimaksudkan untuk memenuhi target kegiatan
Penghapusan BMN. Penghapusan BMN juga dimaksudkan untuk
terciptanya tertib administrasi Barang MIlik Negara dalam rangka untuk
mewujudkan opini BPK atas laporan keuangan. Hal-hal yang dilakukan
untuk mencapai tujuan tersebut antara lain:
1. Melakukan rekapitulasi terhadap Barang Milik Negara yang
mengalami kondisi rusak berat.
2. Melakukan penilaian berdasarkan harga wajar terhadap Barang Milik
Negara.
3. Melaksanakan penghapusan melalui kegiatan lelang berdasarkan
persetujuan Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang secara
transparan.
4. Melakukan administrasi Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP)
secara akuntabel.
Terkelolanya Administrasi dan Pengelolaan Perlengkapan Peralatan Kantor
21
Adapun pelaksanaan penghapusan yang telah dilaksanakan pada tahun
2016 adalah:
1. Penghapusan Peralatan dan mesin tahun 2016 berupa peralatan
kantor dengan harga limit yang ditetapkan sebesar Rp. 6.259.000,-
telah berhasil dilaksanakan pada tanggal 8 Agustus 2016.
Gambar 1.1
Peralatan dan Mesin yang dihapuskan pada Tahun Anggaran 2016
2. Penghapusan kendaraan Roda 4 berupa:
1. 1 (satu) unit ford escape 2.0 LMT tahun 2004 dengan harga limit
Rp. 42.543.000 tidak berhasil terjual.
2. 1 (satu) unit Toyota kijang LGX tahun 2004 dengan harga limit
54.153.000 berhasil terjual
3. 1 (satu) unit Mitsubishi L300 tahun 2005 dengan harga limit Rp.
39.292.000 berhasil terjual.
4. 1 (satu ) unit Toyota Corolla tahun 2000 dengan harga limit Rp.
44.237.000 tidak berhasil terjual.
Pelaksanaan lelang dilaksanakan pada hari rabu, 21 Desember 2016
bertempat di ruang GBHN Nusantara V dengan total 30 pendaftar
yang memasukkan jaminan penawaran. Hasil dari pelaksanaan
merupakan Pendapatan Negara Bukan Pajak.
22
Gambar 1.2.
Kendaraan yang dihapuskan pada Tahun 2016
Gambar 1.3
Lelang umum kendaraan
c. Pelaksanaan Penertiban dan Pengawasan BMN
Sasaran:
Indikator kinerja dan target dari sasaran dimaksud dapat digambarkan
sebagai berikut:
Meningkatnya Pembinaan Administrasi dan Pengelolaan Perlengkapan
23
Indikator Kinerja Target Realisasi
Terlaksananya Penertiban dan Penilaian Barang Milik Negara
3 Laporan 5 Laporan
Prosentase capaian kinerja mencapai 166.67% Kegiatan ini
dimaksudkan untuk melengkapi surat atau dokumen kepemilikan barang
atau Aset Milik Negara, Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang
diperoleh dari Barang Milik Negara, pembayaran Pajak Bumi dan
Bangunan Rumah Negara serta penetapan status atas gedung dan
bangunan, tanah, kendaraan dan peralatan dan mesin di lingkungan
Sekretariat Jenderal MPR.
Hasil yang tercapai berupa keluaran (output) dari kegiatan penertiban
dan penilaian Barang Milik Negara:
1. Laporan Penertiban Barang
Penertiban barang dilakukan pada kewajiban pembayaran pajak
serta denda pada rumah dinas di lingkungan sekretariat jenderal
MPR RI antara lain :
a. 1 (satu) Rumah dinas yang terletak di Jl. Widya Candra III
No. 17 A dengan Nomor Objek Pajak (NOP)
31.71.050.010.003-0031.0
b. Tanah lapangan tenis di Widya Chandra III dengan NOP
31.71.050.010.003-0026.0
c. Tanah kosong di Jl. Anggrek I RT 001 RW 07 Cilandak Barat
dengan Nomor Objek Pajak (NOP) 31.71.020.003.007-0402.0
d. 4 (empat) Rumah dinas yang terletak di komplek MPR Cilandak
antara lain :
1. Jalan Nusa Indah No.78A Cilandak Barat dengan Nomor
Objek Pajak (NOP) 31.71.020.003.008.-0398.0
2. Jalan Melati No.78B Cilandak Barat dengan Nomor Objek
Pajak (NOP) 31.71.020.003.008.0397.0
3. Jalan Anggrek No.I Cilandak Barat dengan Nomor Objek
Pajak (NOP) 31.71.020.003.007.0131.0
4. Jalan Mawar No.A. 149 dengan Nomor Objek Pajak (NOP)
31.71.020.030.008.0151.0
e. 1 (satu) Rumah Negara berupa wisma MPR yang terletak di
Bandung Nomor Objek Pajak (NOP) 32.73.200.002.005-0052.0
2. Laporan Penetapan Status
Berdasarkan peraturan Menteri Keuangan Nomor : KEP-
78/KM.6/WKN.07/2016 tentang penetapan status telah ditetapkan
Gedung Bharana Graha dengan kode barang 40.10101001, dengan
demikian MPR dapat melakukan pemindahtanganan maupun
24
pemanfaatan sesuai ketentuan yang berlaku. Sementara dari
pengajuan usulan penetapan status terhadap gedung MPR/DPD RI
dan Nusantara V hingga saat ini belum mendapatkan penetapan
status oleh Kementerian Keuangan.
3. Laporan Penilaian
a. Laporan Penilaian kendaraan yang akan dihapuskan
Bagian Pengelolaan BMN telah melakukan penilaian terhadap
kendaraan yang akan dihapuskan melalui metode penilaian
berdasarkan peraturan Menteri Keuangan. Hasil penilaian
kemudian menjadi syarat dalam pengajuan penghapusan
kendaraan. Pada tanggal 1 November 2016 telah dilakukan
penilaian oleh Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang
(KPKNL) Jakarta I bersama dengan Bagian Pengelolaan BMN
yang kemudian menjadi harga limit dalam proses lelang.
Gambar 1.4
Kegiatan Penilaian Kendaraan
b. Laporan Penilaian Tanah Gedung Merdeka
Pada tanggal 10 November 2016 KPKNL Bandung bersama
dengan biro umum MPR RI melakukan penilaian terhadap
tanah gedung merdeka yang kemudian dituangkan pada surat
S-3608/WKN.07/KNL.01/2016 yang menghasilkan nilai wajar
terhadap tanah Gedung Merdeka berupa Rp. 246.201.200.00,-
(dua ratus empat puluh enam miliar dua ratus satu juta dua
ratus ribu rupiah)
25
c. Laporan Penilaian buku perpustakaan
Pada tanggal 23 September 2016 KPKNL Jakarta I beserta
Bagian Pengelolaan BMN melakukan penilaian terhadap 145
(seratus empat puluh lima) eksemplar buku perpustakaan yang
kemudian dituangkan pada laporan penilaian nomor LAP-
133/1/2/WKN.07/KNL.01/03.01/2016 sebesar harga wajar Rp.
7.391.000 (tujuh juta tiga ratus sembilan satu ribu rupiah).
d. Pelaksanaan Rencana Kebutuhan Barang Milik Negara
Sasaran:
Indikator kinerja dan target dari sasaran dimaksud dapat digambarkan
sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi
Terlaksananya Rencana Kebutuhan Barang Milik Negara
1 Laporan 1 Laporan
Prosentase capaian kinerja mencapai 100%. Pelaksanaan Rencana
Kebutuhan BMN tahun 2016 dimaksudkan untuk menghubungkan
pengadaan barang yang telah lalu dengan keadaan yang sedang
berjalan sebagai dasar dalam melakukan tindakan yang akan datang.
MPR RI telah mendapatkan hasil telaahan rencana kebutuhan barang
milik negara untuk tahun 2017 dengan disetujuinya pengadaan
kendaraan sebanyak 7 unit dengan kualifikasi D serta pemeliharaan
peralatan kategori berat sebesar 196 unit dan 36.025 m2.
Kemudian MPR RI telah mengajukan kembali Rencana Kebutuhan
Barang Milik Negara untuk tahun 2018 antara lain 7 unit kendaraan
minibus/SUV dengan kualifikasi D dan rencana pemeliharaan
terhadap peralatan berat.
e. Monitoring Pengelolaan Gedung
Sasaran:
Terkelolanya sarana gedung kantor
Meningkatnya Pembinaan Administrasi dan Pengelolaan Perlengkapan
26
Indikator kinerja dan target dari sasaran dimaksud dapat
digambarkan sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi
Termonitoring Pengelolaan Gedung kantor
2 Laporan 2 laporan
Prosentase capaian kinerja mencapai 100%. Kegiatan Monitoring
Pengelolaan Gedung yang dilaksanakan pada tahun 2016 adalah
untuk memantau/memonitor seluruh kondisi gedung kantor,
peralatan kantor, instalasi fasilitas penunjang gedung kantor,
dengan beberapa kegiatan antara lain:
1. Memonitor kondisi fisik gedung dan bangunan, peralatan
sarana dan prasarana kantor, peralatan instalasi, peralatan
elektrikal dan mekanikal tata cahaya, tata udara, tata suara dan
peralatan audio visual, instalasi air bersih dan kotor (Plumbing)
2. Membuat Laporan hasil monitoring kondisi fisik gedung dan
bangunan, peralatan sarana dan prasarana kantor, peralatan
instalasi, peralatan elektrikal dan mekanikal tata cahaya, tata
udara, tata suara dan peralatan audio visual, instalasi air bersih
dan kotor (Plumbing);
3. Merekomendasikan langkah tindak lanjut penanganan
perbaikan/pemeliharaan gedung kantor, apabila terjadi
kerusakan padafisik gedung dan bangunan, peralatan sarana
dan prasarana kantor, peralatan instalasi, peralatan elektrikal
dan mekanikal tata cahaya, tata udara, tata suara dan peralatan
audio visual, inslatasi air bersih dan kotor (Plumbing) apabila
terjadi kerusakan.
f. Pengawasan Penghematan Energi dan Air (INPRES 13/2011)
Sasaran:
Efesien penggunaan energy dan air
27
Indikator kinerja dan target dari sasaran dimaksud dapat
digambarkan sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi
Terkontrolnya penggunaan Energi dan Air
2 Laporan 2 Laporan
Prosentase capaian kinerja mencapai 100%. Kegiatan
Pengawasan Penghematan Energi dan Air yang dilaksanakan pada
tahun 2016 adalah untuk menindaklanjuti Instruksi Presiden Nomor
13 Tahun 2011 tentang Penghematan Energi dan Air agar
penggunaan listrik, air di lingkungan Sekretariat Jenderal MPR agar
dapat terkontrol dan stabil tanpa mengurangi kualitas dan
meningkatkan profesionalisme pelayanan prima terhadap MPR dan
Sekretariat Jenderal.
Beberapa kegiatan yang dilaksanakan oleh Subbagian Instalasi
Dan Mekanik Bagian Pemeliharaan Biro Umum antara lain;
1. Pemeliharaan Tata Cahaya:
Pemeliharaan tata cahaya di lingkungan Sekretariat Jenderal
MPR RI telah dilaksanakan melalui pemasangan dan
penggantian beberapa lampu-lampu yang berbasis hemat
energi (lampu LED), antara lain:
a. Sistem pengoperasian lampu-lampu taman dan area parkir
kendaraan bermotor roda dua di Gedung Bharana Graha,
dimana sistem pengoperasian melalui timer.
b. Di depan pintu masuk lift menuju ruang delegasi, ruang
delegasi, ruang VIP, toilet, loby delegasi Gedung
Nusantara V sesuai Peraturan Menteri ESDM Nomor. 13
Tahun 2012.
c. Ruang Rapat Samithi I atau Ruang Rapat GBHN bawah di
Gedung Nusantara V
d. Ruang Kerja Pimpinan MPR RI
28
e. Ruang Koridor/lorong lantai 9 Gedung Nusantara III
f. Ruang Badan Anggaran di Gedung Nusantara V
g. Ruang Kerja Pimpinan Fraksi NASDEM di Gedung
Nusantara V
h. Ruang Kerja Pimpinan Fraksi PDI Perjuangan di Gedung
Nusantara V
2. Berkaitan dengan Pemeliharaan Tata Udara:
Pemeliharaan tata udara di lingkungan Sekretariat Jenderal
MPR RI telah dilaksanakan sesuai dengan metode atau cara
yang berbasis hemat energi melalui pekerjaan sentralisasi dan
automatisasi sistem pengoperasian tata udara, yaitu sistem
pengoperasian tata udara yang tersentral/terpusat pada satu
tempat untuk melakukan pengoperasiannya.
Hal tersebut tentunya baik selain menghemat listrik, juga
menghemat tempat. Sedangkan system pengoperasian tata
udara tersebut dilakukan melalui timer, fungsi dan kerja tata
udara dimaksud akan beroperasi sesuai waktu yang diperlukan
selama kegiatan berlangsung hingga berakhir.
Sistem sentralisasi dan automatisasi pengoperasian tata udara
dimaksud akan memberikan manfaat antara lain:
a. Mendisiplinkan exsisting operational;
b. Penghematan waktu pengoperasian;
c. Kemudahan dalam pengoperasian sesuai dengan
kebutuhan;
29
Gambar 1.5
Sentralisasi pengoperasian Chiller
Sentralisasi pengoperasian Chiller ini digunakan untuk
perangkat tata udara di Gedung Nusantara III, Gedung
Nusantara IV dan Gedung Nusantara V yang pengoperasian
disentralisasi di Gedung Nusantara IV.
Gambar 1.6
Panel Pengoperasian Tata Udara untuk Gedung Nusantara III,
Gedung Nusantara IV dan Gedung Nusantara V
Panel ini dioperasikan menggunakan system timer dipergunakan
sesuai dengan kegiatan pada jam kerja atau disesuaikan dengan
kebutuhan, tanpa mengurangi kualitas dan produktifitas
kegiatan/kerja.
2. Pekerjaan pemasangan dan penggantian lampu-lampu yang
berbasis hemat energi (LED).
Pemeliharaan tata cahaya yang telah dilaksanakan sesuai dengan
anjuran Pemerintah untuk menggunakan lampu-lampu hemat
energi (LED). Beberapa obyek atau tempat yang telah
30
menggunakan lampu LED di Gedung Sekretariat Jenderal MPR
RI antara lain;
1. Di ruang kerja Ketua MPR RI lantai 9 Gedung Nusantara III
2. Di ruang rapat Ketua MPR RI lantai 9 Gedung Nusantara III
3. Ruang Delegasi Di Gedung Nusantara V
4. Ruang Rapat GBHN Gedung Nusantara V
5. Ruang Badan Anggaran di Gedung NusantaraV
6. Ruang Kerja Pimpinan Fraksi Nasdem MPR RI Gedung
Nusantara V
7. Ruang Kerja Pimpinan Fraksi PDI Perjuangan MPR RI
Gedung Nusantara V
8. Ruang Kerja Pimpinan Sekretariat Jenderal MPR RI di lantai
7 Gedung Nusantara III
9. Koridor/lorong lantai 9 Gedung Nusantara III
Gambar 1.7
Lampu berbasis hemat energi pada koridor ruang kerja
Gambar 1.8 Pemasangan lampu berbasis hemat energi di
Ruang Rapat Fraksi PDI Perjuangan di Gedung Nusantara V
31
Gambar 1.9 Pemasangan lampu berbasis hemat energi di
Ruang Delegasi Gedung Nusantara V dan Ruang GBHN
g. Penatausahaan Pelayanan Akomodasi
Sasaran:
Meningkatnya pembinaan administrasi dan pengelolaan
perlengkapan
indikator kinerja dan target dari sasaran dimaksud dapat
digambarkan sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi
Terlaksananya Penatausahaan
Pelayanan Akomodasi
2 Laporan 2 laporan
Prosentase capaian kinerja mencapai 100%. Kegiatan
penatausahaan pelayanan akomodasi yang telah dilaksanakan
pada tahun 2016 adalah untuk dapat terpenuhinya kebutuhan
pengurusan akomodasi, penyiapan perlengkapan ruang rapat,
ruang kerja, rumah dinas, bangunan lainnya, sarana dan
prasarana, peralatan dan alat kelengkapan lainnya sehingga dapat
melayani kegiatan Majelis serta kegiatan Sekretariat Jenderal
dengan maksimal, dengan beberapa kegiatan antara lain :
1. Melaksanakan kegiatan pengurusan akomodasi meliputi
kebutuhan kamar hotel, ruangan rapat dan alat
kelengkapannya dan design lay out ruang rapat serta
kebutuhan sarana dan prasarana pada kegiatan-kegiatan
32
Pimpinan, Badan-badan, Lembaga MPR RI dan Sekretariat
Jenderal antara lain kegiatan Sidang MPR, kegiatan LCC,
kegiatan Peringatan hari lahir Pancasila 1 Juni, Hari
Konstitusi, HUT MPR RI dan lain-lain;.
2. Melakukan penyiapan dan penyetingan ruang kerja, ruang
rapat dan tempat-tempat kegiatan baik di dalam kantor
maupun diluar kantor;
3. Melakukan penyiapan rumah dinas Pimpinan MPR
bekerjasama dengan Sekretariat Negara.
h. Penatausahaan Pelayanan Pengamanan
Sasaran:
Meningkatnya pembinaan administrasi dan pengelolaan
perlengkapan
indikator kinerja dan target dari sasaran dimaksud dapat
digambarkan sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi
Terlaksananya Penatausahaan Pelayanan Pengamanan
1 Laporan 2 laporan
Prosentase capaian mencapai 200%. Kegiatan Penatausahaan
Pelayanan Pengamanan yang dilaksanakan pada tahun 2016
adalah untuk memberikan pengamanan dan pengawalan terhadap
kegiatan Pimpinan MPR dan Pimpinan Sekretariat Jenderal
sehingga kegiatan tersebut dapat terlaksana dengan baik, lancar
dan optimal, dengan beberapa kegiatan antara lain :
1. Mengumpulkan dan mencatat informasi mengenai jadwal
kegiatan Pimpinan MPR dan Pimpinan Sekretariat Jenderal
MPR serta kegiatan – kegiatan Sekretariat Jenderal MPR
berupa informasi rapat, sidang, audiensi, penerimaan tamu,
undangan dari pihak intern maupun extern, dan perjalanan
yang akan dilakukan Pimpinan MPR dan Pimpinan Sekretariat
33
Jenderal serta informasi yang terkait dengan kegiatan –
kegiatan Sekretariat Jenderal MPR;
2. Menentukan nama-nama personil pengamanan yang akan
ditugaskan untuk melakukan pengamanan, pengawasan dan
pengawalan pada setiap kegiatan Pimpinan MPR dan Pimpinan
Sekretariat Jenderal serta kegiatan – kegiatan Sekretariat
Jenderal MPR berdasarkan informasi yang diperoleh;
3. Melakukan koordinasi pengamanan dan pengawalan baik yang
bersifat Internal maupun external;
4. Membuat laporan kejadian terkait dengan pelaksanaan
kegiatan
Gambar 1.10 Pengarahan oleh Bapak Sekretaris Jenderal dalam rangka
penguatan kinerja Bagian Pengamanan di halaman Gedung Bharana Graha
34
2. Layanan Perkantoran
a. Pengelola APBN
Sasaran:
Meningkatnya Penyelenggaraan Operasional dan
Pemeliharaan Perkantoran
Indikator kinerja dan target dari sasaran dimaksud dapat
digambarkan sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi
Terlaksananya Kegiatan Pengelola APBN
12 bulan 12 bulan layanan
Prosentase capaian kinerja mencapai 100%. Kegiatan Pengelola
APBN dilaksanakan selama 12 bulan dengan kegiatan sebagai
berikut:
1. Melakukan penyusunan HPS secara efektif dan efisien
2. Melakukan penandatanganan Pakta Integritas.
3. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan
sesuai dengan dokumen kontrak.
4. Melakukan monitoring penggunaan anggaran.
5. Melaporkan capaian realisasi kepada PA/KPA.
b. Panitia Pengadaan Barang Dan Jasa
Sasaran:
Meningkatnya Penyelenggaraan Operasional dan
Pemeliharaan Perkantoran
Indikator kinerja dan target dari sasaran dimaksud dapat
digambarkan sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi
Terlaksananya Kegiatan Panitia Pengadaan Barang dan jasa
12 bulan
12 bulan layanan
35
Prosentase capaian kinerja mencapai 100%. Pada Tahun
Anggaran 2016 berdasarkan Surat Pengesahan DIPA Petikan TA
2016 Nomor SP DIPA-001.02.1.000021/2015Satuan KerjaMajelis
dan nomor SP DIPA-001.01.1.000017/2015Satuan
KerjaSekretariat Jenderal, paket-paket pekerjaan dengan nilai
diatas Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) akan dilelang
melalui e-Lelang Umum maupun e-Lelang Sederhana dan e-lelang
cepat melalui Sistem Informasi Kinerja Penyedia (SIKaP) yang
dilaksanakan oleh Kelompok Kerja (Pokja) Unit Layanan
Pengadaan (ULP) Sekretariat Jenderal MPR melalui Sistem e-
Prosedur pada Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE).
1. Satker Majelis
1) Pencetakan Majalah Majelis;
2) Pencetakan Buku Sosialisasi;
3) Tas dan Kelengkapannya;
4) Sertifikat (Persidangan)
5) Atribut Lurah/Camat (Jaket)
6) Sewa Kendaraan Bus dan Mini Bus untuk LCC;
2. Satker Setjen
1) Cleaning Service;
2) Jasa Sewa mesin foto copy dan penggandaan;
3) Dental Unit (Peralatan Gigi);
4) Data Center
36
Gambar 1.11
Pekerjaan Evaluasi dan Klarifikasi Pengadaan Jasa Cleaning Service Untuk Kegiatan Perawatan Gedung dan Pengadaan Pekerjaan Sewa Mesin
Foto copy, Penggandaan, dan Penjilidan Tahun 2016 Untuk Kegiatan Layanan Perkantoran
Gambar 1.12
Pekerjaan Pengadaan Jasa Pencetakan Majalah Majelis
37
c. Perawatan Gedung Kantor
Sasaran:
Meningkatnya Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan
Perkantoran
Indikator kinerja dan target dari sasaran dimaksud dapat
digambarkan sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi
Tersedianya gedung dan kantor yang siap pakai
12 bulan 12 bulan layanan
Prosentase capaian kinerja mancapai 100%. Target perawatan
gedung dan kantor pada tahun anggaran 2016 adalah gedung dan
kantor dalam kondisi siap pakai dalam rangka mendukung
kelancaran pelaksanaan tugas Majelis dan alat kelengkapannya.
Gedung yang dikelola perawatannya oleh Sekretariat Jenderal
MPR antara lain meliputi :
1. Gedung Nusantara III lantai 5,6,7,9 dan 10.
2. Gedung Nusantara IV lantai bawah dan sebagian lantai atas
ruang kerja Fraksi MPR.
3. Gedung Nusantara V.
4. Ruang Delegasi.
5. Gedung Bharana Graha.
Adapun pelaksanaan renovasi bangunan yang telah dilaksanakan
antara lain :
a) Pembuatan gudang distribusi buku di area ruang delegasi;
b) Renovasi lantai 7 Ruang kerja sekretaris Jenderal MPR RI
c) Renovasi lantai 9 ruang kerja pimpinan MPR RI;
d) Renovasi ruang kerja Lembaga Pengkajian di Nusantara IV;
e) Renovasi Ruang Kerja Biro Pengkajian di lantai 3 gedung
bharana graha.
38
d. Perbaikan Peralatan Kantor
Sasaran:
Meningkatnya Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan
Perkantoran
Indikator kinerja dan target dari sasaran dimaksud dapat
digambarkan sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi
Tersedianya Peralatan Kantor Yang Siap Pakai
12 bulan 12 bulan layanan
Prosentase capaian kinerja mencapai 100%. Perbaikan peralatan
kantor pada tahun 2016 meliputi pemeliharaan/perawatan barang
inventaris, peralatan instalasi, peralatan sarana gedung, peralatan
komputer, peralatan poliklinik terawat dengan baik dan dalam
kondisi siap pakaidalam rangka mendukung kelancaran
pelaksanaan tugas Majelis dan alat kelengkapannya.
e. Perawatan Rumah Negara
Sasaran:
Meningkatnya Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan
Perkantoran
Indikator kinerja dan target dari sasaran dimaksud dapat
digambarkan sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi
Terawatnya Rumah Negara 12 bulan 12 bulan
Prosentase capaian kinerja mencapai 100%. Target Perawatan
Rumah Negara adalah kondisi rumah negara yang siap pakai dan
jangka waktu pelaksanaannya selama 12 bulan dalam satu tahun
anggaran 2016.
39
Rumah negara yang dikelola oleh Sekretariat Jenderal MPR antara
lain meliputi:
1. 5 (lima) rumah dinas pimpinan MPR yang terletak di Jl. Widya
Chandra, Jl. Denpasar Raya dan Jl.Kemang Raya
2. 5 (lima) rumah dinas Sekretariat Jenderal terletak di Komplek
MPR Cilandak Jakarta Selatan
3. Wisma Bandung yang terletak di Jl. Diponegoro No. 20
Bandung.
f. Perawatan Kendaraan Bermotor
Sasaran:
Meningkatnya Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan
Perkantoran
Indikator kinerja dan target dari sasaran dimaksud dapat
digambarkan sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi
Terawatnya Kendaraan Roda 2/4/6 69 unit 69 unit
Prosentase capaian kinerja mencapai 100%. Kegiatan Perawatan
Kendaraan Bermotor bertujuan agar kendaraan bermotor yang
dimiliki selalu dalam kondisi layak jalanguna mendukung
pelaksanaan kegiatan Majelis dan Sekretariat Jenderal untuk
menunjang kegiatan operasional sehari-hari.
Kegiatan perawatan kendaraan bermotor roda 2/4/6 meliputi :
penggantian oli, service mesin berkala, cuci dan steam,
penggantian plat kopling, penggantian ban, penggantian accu,
penggantian sparepart dan perbaikan body kendaraan apabila
terjadi kerusakan fatal.
40
Gambar 1.13
Kegiatan Perbaikan Kendaraan Pada Bagian Akomodasi dan
Angkutan
Melaksanakan kegiatan secara rutinitas jemputan pegawai,
mengoperasikan kendaraan operasional kebutuhan unit kerja di
luar kantor, sewa kendaraan pada moment kegiatan Pimpinan,
Badan-badan, Lembaga dan Sekretariat Jenderal MPR RI,
g. Penyediaan Barang Cetakan
Sasaran:
Meningkatnya Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan
Perkantoran
Indikator kinerja dan target dari sasaran dimaksud dapat
digambarkan sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi
Tersedianya Barang Cetakan 158.491 Buku/eks/rim
192.673 Buku/eks/rim
41
Prosentase capaian kinerja mencapai 121.56%. Pengadaan barang
cetakan pada tahun anggaran 2016 adalah untuk memenuhi
kebutuhan barang cetakan guna memberikan dukungan pelayanan
perkantoran bagi kelancaraan pelaksanaan tugas konstitusional
Majelis dan Sekretariat Jenderal.
h. Langganan Daya Dan Jasa
Sasaran:
Meningkatnya Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan
Perkantoran
Indikator kinerja dan target dari sasaran dimaksud dapat
digambarkan sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi
Tersedianya Langganan Daya dan Jasa 12 bulan 12 bulan layanan
Prosentase capaian kinerja mencapai 100%. Langganan Daya dan
Jasa pada tahun anggaran 2016 adalah untuk memenuhi kebutuhan
daya dan jasa dengan jangka waktu pelaksanaannya dilakukan rutin
setiap bulan selama 12 bulan dalam satu tahun.
i. Pencetakan Naskah Buku
Sasaran:
Meningkatnya Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan
Perkantoran
Indikator kinerja dan target dari sasaran dimaksud dapat
digambarkan sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi
Tersedianya Cetakan Naskah Buku 5.818 eks 5.893 eks
42
Prosentase capaian kinerja mencapai 101.29%. Pelaksanaan
Pencetakan Naskah Buku pada tahun anggaran 2016 dimaksudkan
untuk memenuhi kebutuhan cetakan naskah buku dalam rangka
memberikan dukungan pelayanan teknis dan administratif kepada
Majelis.
j. Renovasi Sarana dan Prasarana
Sasaran:
Meningkatnya Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan
Perkantoran
Indikator kinerja dan target dari sasaran dimaksud dapat
digambarkan sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi
Terlaksananya prasarana gedung 18 Paket 18 paket
Prosentase capaian kinerja mencapai 100%. Pelaksanaan renovasi
sarana dan prasarana gedung pada tahun anggaran 2016
dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana
dalam rangka memberikan dukungan pelayanan teknis dan
administratif kepada Majelis.
Pelaksanaan renovasi sarana dan prasarana antara lain :
a) Renovasi ruang Fraksi NASDEM, Fraksi PDI Perjuangan,
Ruang kerja Badan Anggaran, ruang Fraksi PKB.
b) Pembuatan Ruang Data Center;
k. Kendaraan Bermotor
Sasaran:
Meningkatnya Jumlah Kendaraan Bermotor Operasional
43
Indikator kinerja dan target dari sasaran dimaksud dapat
digambarkan sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi
Terlaksananya pengadaan Kendaraan bermotor
13 unit
13 unit
Prosentase capaian kinerja mencapai 100%. Pelaksanaan
pengadaan Kendaraan bermotor operasional pada tahun anggaran
2016 dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan kendaraan
bermotor operasional yaitu dengan pengadaan kendaraan
bermotor sejumlah 13 unit sebagai regenerasi dari sejumlah
kendaraan bermotor yang akan dihapuskan.
l. Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi
Sasaran:
Meningkatnya Jumlah Perangkat Pengolah Data dan
Komunikasi
Indikator kinerja dan target dari sasaran dimaksud dapat
digambarkan sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi
Terlaksananya pengadaan Peralatan Penunjang Operasional (Pengolah Data dan Komunikasi)
93 unit
103 unit
Prosentase capaian kinerja mencapai 110.07%. Pelaksanaan
pengadaan Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi pada tahun
anggaran 2016 dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan
peralatan penunjang operasional yaitu dengan pengadaan
komputer sejumlah 15 unit sebagai regenerasi dari sejumlah
komputer yang akan dihapuskan.
44
m. Peralatan dan fasilitas perkantoran
Sasaran :
Meningkatnya Jumlah Peralatan dan fasilitas perkantoran
Indikatorkinerja dan target dari sasaran dimaksud dapat
digambarkan sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi
Terlaksananya pengadaan Peralatan Penunjang Operasional (Peralatan dan Fasilitas Perkantoran)
858 unit 913 unit
Pelaksanaan pengadaan Peralatan dan Fasilitas Perkantoran pada
tahun anggaran 2016 dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan
peralatan Peralatan dan Fasilitas Perkantoran dalam rangka
menunjang tugas kemajelisan dan Sekretariat Jenderal MPR RI.
B. Realisasi Pengelolaan Anggaran Biro Umum
No.
Nama Kegiatan
Pagu
Realisasi Prosentase
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur MPR
Rp 36.083.948.000 34.319.612.005 95.83%
I Pembinaan Administrasi dan Pengelolaan Perlengkapan
Rp 1.962.780.000
1 Penatausahaan dan Pelaporan BMN
Rp
417.570.000
380.938.201 91.23%
2 Penghapusan Barang Milik Negara Rp 116.320.000
102.377.500 88.01%
3 Kegiatan Penertiban dan Pengawasan BMN
Rp 765.570.000 649.743.040 84.87%
4 Pelaksanaan Rencana Kebutuhan Bmn
Rp 119.560.000
116.245.400 97.23%
5 Monitoring Pengelolaan Gedung Rp 304.960.000 243.553.650 79.86%
6 Pengawasan Penghematan Energi dan Air (INPRES 13/2011)
Rp 93.160.000 63.693.800 68.37%
7 Penatausahaan Pelayanan Akomodasi
Rp 55.360.000 46.415.300 83.84%
8 Penatausahaan Pelayanan Pengamanan
Rp 90.280.000 80.482.600 89.15%
45
II Layanan Perkantoran (Base Line)
Rp 27.115.618.000
A Penyelengaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran
Rp 24.376.668.000
1 Pengelola APBN Rp 992.905.000
984.038.190 96.42%
2 Panitia Pengadaan Barang dan Jasa
Rp 580.019.000 490.829.800 84.62%
3 Perawatan Gedung Kantor Rp 7.943.798.000 7.899.858.458 99,45%
4 Perbaikan Peralatan Kantor Rp 4.791.676.000 4.665.858.640 97.37%
5 Perawatan Rumah Negara Rp
2.049.559.000
1.987.914.930
96,99%
6 Perawatan Kendaraan Bermotor Rp 2.542.990.000 2.348.825.189 92.36%
7 Pengadaan Pakaian Satpam Rp 96.000.000 95.040.000 99%
8 Pengadaan Pakaian Dinas/Kerja Rp 8.620.000 0 0%
9 Pengadaan Pakaian Sopir/Pesuruh
Rp 177.000.000 174.900.000 99%
10 Penyediaan Barang Cetakan Rp 1.265.655.000 1.091.758.800 98.81%
11 Langganan Daya Dan Jasa Rp 3.928.446.000 3.766.096.493 95.87%
B Pengadaan Pakaian Dinas Pegawai
Rp 377.600.000 370.788.000 98,20%
C Pencetakan Naskah Buku Rp 491.250.000 476.052.500 96,91%
D Renovasi Prasarana Gedung Rp 1.870.100.000 1.708.353.928 91,35%
III Kendaraan Bermotor Roda 2 Dan Roda 4
Rp 2.814.840.000 2.801.266.000 99,52%
IV Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi
Rp
927.190.000 956.032.810 99,88%
V Peralatan Penunjang Operasional
Rp 3.263.520.000 3.108.100.720 94.55%
Dari table realisasi biro umum diketahui bahwa penyerapan anggaran
biro umum sebesar Rp. 34.579.163.950,- dengan prosentasi penyerapan
sebesar 95.83% selama tahun 2016. Hal ini dapat terlihat secara diagram
perbandingan pagu dan anggaran biro umum tahun 2016 dibawah ini :
46
Diagram 1.2
Perbandingan Pagu dan Penyerapan Biro Umum Pada Tahun 2016
C. Realisasi Pengelolaan Anggaran Melalui Proses Lelang
(dalam rupiah)
SATKER MAJELIS NO PEKERJAAN PAGU NILAI KONTRAK SALDO
1 Pencetakan Majalah Majelis
875,000,000,-
404,910,000,-
2 Pencetakan Buku Materi Sosialisasi (5 buku)
15,553,950,000,-
12,676,822,047,-
3 Tas Sosialisasi
5,794,875,000,-
5,099,490,000,-
4 Pengadaan Sertifikat Persidangan dan Sosialisasi
3,634,500,000,-
1,687,610,100,-
5 Pengadaan Atribut
2,475,000,000,-
1,746,030,000,-
6 Sewa kendaraan untuk LCC
478,500,000,-
434,500,000,-
JUMLAH
28,811,825,000.-
22,049,362,147,-
6,762,462,853,-
-
50,000,000,000.00
Pe
mb
inaa
n A
dm
inis
tras
i dan
Pe
nge
lola
an P
erle
ngk
apan
Laya
nan
Per
kan
tora
n (
Bas
e Li
ne)
Ke
nd
araa
n B
erm
oto
r R
od
a 2
Dan
Ro
da
4
Pe
ran
gkat
Pe
ngo
lah
Dat
a d
anK
om
un
ikas
i
Pe
rala
tan
Pen
un
jan
g O
per
asio
nal
Program Peningkatan Saranadan Prasarana Aparatur MPR
I II III IV V
PAGU
REALISASI
47
SATKER SETJEN
1 Jasa Cleaning Service
2,216,700,000,-
2,186,468,020,-
2 Jasa Sewa mesin Foto Copy dan Penggandaan
656,000,000,-
609,295,500,-
3 Dental Unit (Pengadaan Peralatan Gigi)
500,000,000,-
490,490,000,-
4 Pengadaan Peralatan Data Center
800,000,000,-
759,968,000,-
JUMLAH
4,172,700,000,-
4,046,221,520,-
126,478,480,-
Dari hasil proses lelang tersebut dapat penghematan anggaran pada Satker
Majelis sebesar Rp. 6.762.462.853,- dan Satker Sekretariat Jenderal sebesar
Rp. 126.478.480,- maka total penghematan sebesar Rp. 6.888.941.333,-
(enam milyar delapan ratus delapan puluh delapan juta sembilan ratus empat
puluh satu ribu tiga ratus tiga puluh tiga rupiah).
48
49
BAB IV
RENCANA AKSI TINDAK LANJUT
Pada melaksanakan program dan kegiatan tentunya tidak lepas dari
permasalahan dan kendala yang dihadapi, maka dibawah ini Rencana Aksi
dan tindak lanjut dari kendala dan permasalahan yang dihadapi dari unit-unit
di lingkungan biro umum sebagai berikut :
1. Rencana Aksi
a. Dalam Realisasi Pengadaan Barang dan Jasa yang telah masuk
dalam e-RUP dapat membantu ULP dan Pokja untuk mengeksekusi
pengadaan barang dan jasa tersebut karena telah tersedia anggaran
yang diperlukan untuk kebutuhan tersebut, namun didalam
perjalanannya, ada hal yang menjadi kendala sehingga tidak dapat
dilaksanakan secara sempurna sesuai yang diharapkan.
b. Pada saat membuat e-RUP harus sesuai dengan program dan
kegiatan sesuai yang ada di RKKTA (Rincian Kertas Kerja Tahun
Anggaran), sehingga dapat mempermudah proses pengadaan barang
dan jasa baik dengan cara lelang maupun pengadaan langsung;
c. Kepada pada PPK dalam membuat Nota Dinas permohonan
Pengadaan harus sesuai dengan e-RUP dan waktu permintan sudah
terencana sejak anggaran telah disahkan, sehingga tidak menghambat
rencana kegiatan yang akan dilaksanakan dengan kesiapan barang
dan jasa yang dibutuhkan, HPS dan Spesifikasi jenis barang dan jasa
harus jelas dan pasti, karena hal tersebut dapat mempermudah proses
pengadaan barang dan jasa baik dengan cara lelang maupun
pengadaan langsung;
2. Tindak Lanjut
a. Adanya petugas yang mengawasi pekerjaan untuk membantu PPK
mengontrol kondisi barang dan jasa yang sedang dalam proses
pekerjaan, guna untuk menghindari terjadinya keterlambatan
pekerjaan yang mengakibatkan mengganggu kegiatan yang akan
dilaksanakan.
50
b. Spesifikasi jenis barang dan jasa harus sudah fix dan final sebelum
dilakukan pengumuman, karena hal tersebut dapat mengganggu
proses pekerjaan pada saat pemenang lelang sudah ditentukan yang
dapat mengakibatkan keterlambatan kerja akibat kesalahan spesifikasi
dari PPK.
c. Terdapat tagihan ATK yang tidak dapat dibayar pada unit kerja yang
dikarenakan pengadaan ATK tersebut dilaksanakan sendiri, sehingga
terjadi duplikasi tagihan.
d. Terdapat tagihan drygarden kekurangan bayar, yang dikarenakan
kurangnya koordinasi unit terkait selaku pemohon dalam merevisi
anggaran sehingga anggaran dikurangi yang mengakibatkan
kurangnya tagihan yang harus dibayarkan.
e. Perlu dukungan kerjasama antar unit kerja dan pegawai dalam
memeliharaan keamanan dan kenyamanan diruang kerja, sehingga
tidak terjadi kehilangan barang/uang di ruang unit kerja.
f. Perlu koordinasi yang baik dalam penerimaan tamu baik kedinasan
maupun pribadi dari unit-unit terkait sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan oleh bagian pengamanan.
g. Perlu disediakan tempat khusus untuk menerima tamu.
h. Untuk meminimalisir terjadinya kehilangan barang perlu adanya
koordinasi dan kerjasama unit kerja dalam melaksanakan tugas
lembur atau kerja diluar jam kerja.
i. Perlunya kerjasama antara pegawai dalam penghematan penggunaan
listrik, telpon dan air.
j. Perlu adanya kerjasama dari unit terkait mengenai kerusakan ruang
kerja dan peralatan kantor yang digunakan untuk dilakukan perbaikan.
k. Perlu kerjasama dari para pegawai untuk merawat dan menjaga ruang
agar selalu bersih dan nyaman.
l. Adanya permintaan pekerjaan diluar yang telah direncanakan,
sehingga mengakibatkan anggaran tidak sesuai yang telah
direncanakan sesuai alokasi yang dibutuhkan.
m. Anggaran yang tersedia tidak sesusai SBM, sehingga banyak
pekerjaan yang telah direncanakan tidak dapat dibiayai, untuk itu perlu
ada koordinasi antara unit pengelola anggaran selaku PPK.
51
n. Perlunya peremajaan peralatan kantor, yang sudah tidak optimal
pemanfaatannya.
o. Kurangnya koordinasi unit kerja pemohon untuk kebutuhan hotel dan
tempat acara sehingga mengakibatkan terjadi kurang optimal
pelayanan akomodasi;
p. Kekurangan personil pendukung untuk kegiatan yang bersifat
mendadak;
q. Kurangnya persediaan kursi futura dalam melayani eventbesar
kegiatan dari unit pemohon, dan adanya event kegiatan yang
bersamaan;
r. Kurangnya SDM pengemudi untuk melayani kegiatan operasional
rutin maupun yang sifatnya kondisioner;
s. Untuk perawatan kendaraan operasional perlu didukung garasi
kendaraan yang memadai, yang selama ini terparkir diluar garasi;
t. Perlunya penambahan kendaraan dinas operasional dalam melayani
kegiatan rutinitas, mengingat mobil yang tersedia kurang memadai
sehingga perlu peremajaan dan penambahan.
52
53
BAB V
PENUTUP
Demikian LAKIP yang dilaksanakan oleh Biro Umum untuk Tahun
Anggaran 2016, kiranya dapat dijadikan bahan untuk evaluasi, sebagai
acuan dalam perbaikan dari kekurangan yang telah dilaksanakan.
Hal ini juga merupakan dasar dalam penyusunan LAKIP Sekretariat
Jenderal MPR RI/LAKIP Eselon I.
Jakarta, 31 Januari 2017 Kepala Biro Umum,
Siti Fauziah, SE., MM NIP. 19651129 199103 2 002