ftf 1

7
FTF 1 1. 2. 3. 4. 5. 6. FTF 2 1. a. b. c. d. 2. a. b. c. d. FTF 3 1. Ya, semua stage anestesi umum dengan eter dapat terlihat pada percobaan dengan kelinci: stage 1 pada menit ke ...., stage 2 menit ke.... dan stage 3 pada menit ke.... 2. a. Dari hasil percobaan didapatkan tanda-tanda pada tiap stage: stage 1: pernapasan tipe thorac yang cepat tapi teratur, pupil mengalami dilatasi hingga 1,0cm, reflek mata terhadap cahay masih bisa ditemukan, gerakan masih bisa dirasakan. stage 2: pernapasan menjadi lebih cepat dan tidak teratur dengan amplitudo sedang, pupil mata mengalami midriasis hingga 1,1 cm, reflek mata terhadap cahaya berkurang dan masih terdapat gerakan yang tidak terduga, serta adanya salivasi.

Upload: aisha-rahma-fairuz

Post on 19-Nov-2015

249 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

ftf 1

TRANSCRIPT

FTF 11. 2. 3. 4. 5. 6.

FTF 21. a. b.c.d.2. a.b.c.d.FTF 31. Ya, semua stage anestesi umum dengan eter dapat terlihat pada percobaan dengan kelinci: stage 1 pada menit ke ...., stage 2 menit ke.... dan stage 3 pada menit ke.... 2. a. Dari hasil percobaan didapatkan tanda-tanda pada tiap stage:stage 1: pernapasan tipe thorac yang cepat tapi teratur, pupil mengalami dilatasi hingga 1,0cm, reflek mata terhadap cahay masih bisa ditemukan, gerakan masih bisa dirasakan.stage 2: pernapasan menjadi lebih cepat dan tidak teratur dengan amplitudo sedang, pupil mata mengalami midriasis hingga 1,1 cm, reflek mata terhadap cahaya berkurang dan masih terdapat gerakan yang tidak terduga, serta adanya salivasi.stage 3: pernapasan tipe abdominal lambat tapi teratur dengan amplitudo yang dalam, pupil mata mengalami mieosis menjadi 0,7cm, reflek mata terhadap cahaya menghilang, dan sudah tidak terdapat gerakan serta semua otot terelaksasi. b. Tanda yang tidak didapatkan/sulit diamati yaitu: pada stage 1 tidak ditemukan urinasi dan defekasi, stage 2: tidak terdapat urinasi dan muntah, stage 3: relaksasi otot perut sulit diamati, bola mata yang kembali ke tengah dan pengamatan perbedaan pernapasan tipe thoraco-abdominal yang sulit dibedakan.3. a. Pada auskultasi ditemukan suara gaduh yang dalam (ronchi) dari kelinci pada saat stage 2.b. Ronchi pada kelinci yang ditemukan pada stage 2 saat anestesi disebabkan oleh adanya gerakan udara melewati jalan napas yang menyempit akibat obstruksi napas berupa sumbatan akibat sekresi saliva yang berlebih.4. Pada percobaan dengan eter, rasa nyeri mulai hilang pada stage 2 dimana kesadaran mulai berkurang, selanjutnya pada stage 3 rasa nyeri benar-benar hilang dan kesadaran hilang.5. Relaksasi otot bergaris dimulai dari akhir stage 2 hingga mencapai stage 3 yang ditandai dengan pernafasan abdominal yang teratur dan relaksasi muskularis.6. Salivasi hewan coba mengalami hipersekresi pada stage 2 menyebabkan saliva menetes keluar mulut. Salivasi terjadi karena penurunan reflek kelenjar ludah. Untuk menghindarinya, dalam tindakan anastesi diperlukan pemberian premedikasi. Premedikasi adalah pemberian obat sebelum induksi anestesi dengan tujuan untuk melancarkan induksi, salah satu diantaranya mengurangi sekresi kelenjar ludah dan bronkus.7. Tanda-tanda yang didapatkan waktu binatang percobaan kembali sadar dari keadaan anestesi: Pernapasan kembali normal: tipe thorax, frekuensinya berubah menjadi lebih cepat dari stage terakhir (menjadi normal) dengan irama teratur Mata mulai kembali normal, ada reflek cahaya dan reflek kornea. Dapat kembali merasakan nyeri, tonus otot ada tahanan dan ada gerakan.8. a. Pemberian anestesi pada percobaan dilakukan dengan cara anestesi inhalasi sistem terbuka.b. Cara pemberian anestesi umum: Inhalasi: anestesi dengan menggunakan gas atau cairan anestesi yang mudah menguap (volaitile agent) sebagai zat anestetik melalui udara pernafasan. Zat anestetik yang digunakan berupa campuran gas (dengan oksigen) dan konsentrasi zat anestetik tersebut tergantung dari tekanan parsialnya. Tekanan parsial dalam jaringan otak akan menentukan kekuatan daya anestesi, zat anestetika disebut kuat bila dengan tekanan parsial yang rendah sudah dapat memberi anestesi yang adekuat. Ada 3 teknik pemberian anestesi inhalasi yaitu:1) Sistem terbuka : penetesan langsung keatas kain kasa yang menutupi mulut atau hidung penderita, contohnya eter dan trikloretilen2) Sistem tertutup : menggunakan alat khusus yang menyalurkan campuran gas dengan oksigen dimana sejumlah CO2 yang dikeluarkan dimasukkan kembali (bertujuan memperdalam pernapasan dan mencegah berhentinya pernapasan). Karena pengawasan penggunaan anestetika lebih teliti maka cara ini lebih disukai, contohnya siklopropan, N2O dan halotan3) Insuflasi gas, yaitu uap atau gas ditiupkan kedalam mulut, batang tenggorokan atau trachea dengan memakai alat khusus seperti pada operasi amandelDalam dunia modern, anestestik inhalasi yang umum digunakan untuk praktek klinik adalah N2O, halotan, enfluran, isofluran, desfluran dan sevofluran. (Latief SA, dkk, 2010) Intravena (Parenteral): Digunakan untuk tindakan yang singkat atau induksi anestesi. Keuntungan anestesi ini adalah lebih dapat diterima pasien, kurang perasaan klautrofobik (perasaan seakan-akan wajah ditutupi topeng), tahap tidak sadar lebih cepat dan lebih menyenangkan bagi ahli anestesi. Oleh karena itu, agen intravena dapat digunakan sendiri untuk menimbukan anestesi (Sabiston, 1995). Contoh obat yang digunakan dalam anestesi umum intravena adalah tiopental, ketamin dan propofol (Ganiswara, 1995). Per rectal:9. Keuntungan dan kerugian penggunaan eter sebagai anestesi umum: Keuntungan: Dapat dipakai pada semua jenis operasi Tidak perlu digunakan dengan obat lain karena sudah memenuhi trias anestesi Cukup aman Dapat digunakan dengan teknik sederhana Harganya relative murah dan udah diperoleh.Kerugian: Bau tidak enak Mengiritasi jalan napas Hipersekresi kelenjar ludah menyabkan mual muntah. Recovery lama Mudah terbakar Mempengaruhi metabolism hati.

10. - Kloroform: Non irritable, pelemas otot yang baik, tidak mudah terbakar, tidak mudah meledak, depresi miokard, hepatotoksik. HalotanHalotan merupakan hidrokarbon terhalogenasi yang tidak berwarna, titik didih 500C, tidak mudah terbakar dan tidak mudah meledak.Keuntungan:Mudah dikendalikan Aliran masuk dan keluar cepat Efek anestetik baik Tidak mengiritasi mukosa saluran napasKerugian Praktis tidak ada efek analgesik Relaksasi otot sedikit Lebar anestesia yang sempit(Gerry Schimtz, et all, 2009) Siklopropan: Dapat meledak, tidak stabil, mudah terbakar sehingga menghalangi penggunaan kauter bedah dan monitoring elektrik. Nitrous oksidaNitrous Oksida merupakan gas organik yang tidak berwarna, tidak mudah terbakar dan tidak mudah meledak.Keuntungan: Mengalir masuk dan keluar dengan sangat cepat, karena kelarutannya dalam darah sangat kecil Koefisien distribusi (darah/gas) rendah (0,46) Sangat mudah dikendalikan, efek analgesik sangat baik Tidak mengiritasi mukosa saluran napasKerugian: Efek anestesia lemah: diperlukan paling sedikit 80 vol% N2O dalam campuran inhalasi pada anestesia murni N2O/O2 agar tercapai tahap toleransi. Karena ada bahaya hipoksia selama anestesia, diperlukan minimal 25% oksigen dalam campuran inhalasi; oleh karena itu dengan campuran murni N2O /O2 tidak mungin tercapai kedalaman anestesia yang cukup maka pada praktik dalam campuran inhalasi dipakai kombinasi N2O dan O2 dalam perbandingan 2:1 ditambah misalnya Halotan 1%. Tidak ada relaksasi otot(Gerry Schimtz, et all, 2009) Pentotal: cepat menimbulkan ngantuk, anastesi ringan dan cepat, tidak terdapatdelirium, dapat menebabkan depresi pusat nafas, jika masuk ke pembuluh darahdapat menimbulkan rasa panas.

FTF 41. a.b. 2. a.b.3. a.b. 4. a.b.c.d.

1.Sebutkan obat-obat yang dapat memperpendek waktu pendarahan!Obat-obatan yang memperpendek pendarahan adalah asam kaproat.2.Bagaimana cara kerja asam traneksamat? Cara kerja asam traneksamat adalah dengan cara memblok ikatan plasminogen dan plasmin terhadap fibrin, inhibisi terhadap plasmin ini sangat terbatas pada tingkat tertentu.3.Bagaimana cara kerja karbazakrom sodium monophosphat? Cara kerja karbazakrom sodium monophosphat adalah menghambat tromboksan di dalam trombosit dan prokstasiklin pada pembuluh darah dengan menghambat secara irreversibel enzim siklooksigenase. Penghambat enzim siklooksigenase terjadi akbiat obat ini mengasetilasi enzim tersebut.4.Sebutkan obat-obat yang dapat memperpanjang waktu pendarahan! Obat yang memperlama pendarahan adalah aspirin, dipiridamol, tiklopidin, klopidogrel, beta blocker, absiksimab, dan intregilin.5.Bagaimana cara kerja aspirin untuk mencegah trombosis vena? Aspirin merupakan obat anti trombosit yang sangat efektif pada penderita. Trombositemi esensial dengan komplikasi trombosis rekuren, terutama iskemi digital atau serebrovaskular. Aspirin memperbaiki peningkatan turn over trombosit dan gejala klinik eritromelalgia. Aspirin bekerja dengan mengasetilasi enzim protaglandin H2 endoperoxide synthase (PGHS) & menghambat kinerja enzim COX secara permanen. COX-1 umumnya ada di semua sel termasuk platelet. Aspirin relatif selektif menghambat COX-1 & sedikit COX-2. PGH2 dala platelet & endotel vaskular memproduksi tromboxan A2 (bertanggung jawab dalam agregasi platelet dan vasokonstriksi) & prostacvelin (bertanggung jawab dalam agregasi platelet dan vasokonstriksi) sehingga dosis sangat bervariasi.6.Bagaimana cara kerja adrenalin untuk menghentikan pendarahan? Adrenaline menyebabkan vasokonstriksi peningkatan aktivitas faktor V sehingga terjadi pembekuan darah (agregasi trombosit) dan luka tertutup.7.Perbedaan waktu kelompok obat asam traneksamat dengan kelompok control? Lebih cepat karena, asam traneksamat adalah obat antifibrinolitik yang menghambat pemutusan benang fibrin. Asam traneksamat digunakan untuk profilaksis dan pengobatan pendarahan yang disebabkan fibrinolisis yang berlebihan dan angiodema hereditas. Asam traneksamat bekerja dengan cara memblok ikatan plasminogen dan plasmin terhadap fibrin; inhibisi terhadap plasmin ini sangat terbatas pada tingkat tertentu.