frekuesi nada harmonis beraturan
DESCRIPTION
frekuensi nada harmonis beraturanTRANSCRIPT
Meninjau Harmoni Musik Dari Kaca Mata SainsBunyi Nada bisa di dengarkan dengan flash melalui :
VIRTUAL PIANO VIRTUAL GUITAR
N a d a d a n F r e k w e n s i
Daftar Frekwensi pada tiap-tiap nada (dalam Hz)...
C C# D D# E F F# G G# A A# B
33 35,0625 37,125 39,1875 41,25 44 46,75 49,5 52,25 55 58,4375 61,875
66 70,125 74,25 78,375 82,5 88 93,5 99 104,5 110 116,875 123,75
132 140,25 148,5 156,75 165 176 187 198 209 220 233,75 247,5
264 280,5 297 313,5 330 352 374 396 418 440 467,5 495
528 561 594 627 660 704 748 792 836 880 935 990
1056 1122 1188 1254 1320 1408 1496 1584 1672 1760 1870 1980
2112 2244 2376 2508 2640 2816 2992 3168 3344 3520 3740 3960
4224 4488 4752 5016 5280 5632 5984 6336 6688 7040 7480 7920
8448 8976 9504 10032 10560 11264 11968 12672 13376 14080 14960 15840
oleh : Agus Made Krisna Parta, Yogyakarta, April 2003
Kepekaan manusia merasakan harmoni nada-nada dalam alunan musik, sungguh merupakan keunggulan cita rasa manusia atas akalnya. Ketika dalam sebuah komposisi musik anda mendengar sebuah suara yang dissonance (kita sering menyebutnya sebagai “fales”), anda dengan sendirinya akan merasakan sebuah rasa tidak nyaman. Hal ini terjadi karena manusia (yang peka nada) dapat menangkap tegangan frekuensi antar nada. Nada-nada yang harmonis secara matematis memiliki keteraturan numeral yang sungguh mengagumkan.
Ambil contoh sebuah akor C mayorAkor C mayor sesungguhnya adalah gabungan dari beberapa nada yang dibunyikan secara bersama dan terdengar harmonis. Nada-nada tersebut adalah: nada C, nada E, dan nada G
Nah disinilah pertanyaannya:
“Mengapa nada C, nada E, dan nada G akan terdengar harmonis jika dibunyikan secara bersamaan?”
Ini dia jawaban matematisnya:
Kurang lebih 2500 tahun yang lalu, Pak Dhe Phytagoras (560-475 SM) melakukan sebuah percobaan dengan menggunakan sebuah senar.
Sebuah senar dengan panjang tertentu, jika digetarkan angan menghasilkan sebuah nada dengan frekuensi tertentu. Pak Dhe Phyt menyebutnya sebagai nada dasar (katakanlah nada itu adalah nada C).
Kemudian panjang senar dibagi menjadi 2. Ternyata menghasilkan nada C (satu oktaf di atas C dasar).
Kemudian panjang senar dibagi menjadi 3. Ternyata menghasilkan nada G (di atas C oktaf tadi).
Kemudian panjang senar dibagi menjadi 4. Ternyata menghasilkan nada C (dua oktaf di atas C dasar).
Kemudian panjang senar dibagi menjadi 5. Ternyata menghasilkan nada E (dua oktaf di atas C dasar).
Masih ingat nada penyusun akor C mayor tadi?
Ya… C – E – G
Nada tersebut adalah hasil dari pembagian angka ganjil (3 dan 5).
Sementara pembagian dengan angka genap (2 dan 4) menghasil nada yang sama hanya saja lebih tinggi.
Kemudian ketika frekuensi nada-nada tersebut diukur maka hasilnya adalah sebagai berikut:
Nada C memiliki frekuensi 264 HzNada D memiliki frekuensi 297 HzNada E memiliki frekuensi 330 HzNada F memiliki frekuensi 352 HzNada G memiliki frekuensi 396 HzNada A memiliki frekuensi 440 HzNada B memiliki frekuensi 495 HzNada C’ memiliki frekuensi 528 Hz
Sekali lagi…
Masih ingat nada penyusun akor C mayor tadi?
Ya… C – E – G
Frekuensinya adalah 264 Hz – 330 Hz – 396 Hz
Masing-masing dipisahkan dengan angka 66Dalam skala perbandingan nada C : E : G adalah 24 : 30 : 36ketiganya merupakan kelipatan 6
Sementara nada yang sama namun lebih tinggi, memiliki frekuensi dua kali lipat.
Nada C= 264 Hz
Dan nada C oktaf= 528 Hz
Lampiran untuk eksplorasi bisa menggunakan
DOWNLOAD FREEWARE TITI LARAS
HELP TITI LARAS