fraksi. karya pembangunan dpr ri terhadap...

16
I . · PENDAPAT AKHIR FRAKSI. KARYA PEMBANGUNAN DPR RI TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENGESAHAN UNITED NATIONS CONVENTION ON THE LAW OF THE SEA (KONVENSI PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA TENTANG HUKUM LAUT) d i s a m p a i k a h 0 1 e h J. SOEDARKO _ANGGOTA FKP DPR-RI NOMOR : .-•·/ ,.

Upload: others

Post on 26-Jan-2020

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

I .

· PENDAPAT AKHIR FRAKSI. KARYA PEMBANGUNAN DPR RI

TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

TENTANG PENGESAHAN UNITED NATIONS CONVENTION ON THE LAW OF THE SEA

(KONVENSI PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA TENTANG HUKUM LAUT)

d

i

s a m p

a i

k a h

0

1 e

h

J. SOEDARKO PRAWIHOYU~

_ANGGOTA FKP DPR-RI NOMOR : J~,

.-•·/ ,.

PENDAP.AT AKHIR FR./\.KSI Ki\RYA P.EHBt:.NGUNJ\N DPR RI

TEN TANG R!~CANOAN UNDANG-UNDANG REPU}3LIK. INDONESiA

TEN TANG

PENGESAHAN UNITED NATIONS CONVENTION ON THE "LAW OF THE SEA (KONVENSI PERSERIK.ATAN B~~J.NGS.(\. BANGSA TENTANG HUKUM LJ\U1)

Saudara Ketua• para Anggota :bewant Saudara Merlteri Luar Negeri dan Hadit'in yang kami liormati,

Tokoh yang menempati ku~s:l ndmor dua ittlt memperbaiki 1etak kacamatanya~ dsh mula.ilah ia menyampaikan pendapatnya : "Dalam tahun 1894, Tuan Ketua, jad:l lima puluh tahun yang lalu, ttiaka · te~tara Belanda menjalankan Politik imperiali_smenya, dengan memba. ... kar Puri Tj.akranegara di pulau Lombok. Rakyat dibunuh, puri diba­

kar, dan emas dirampas. Diantara barang rampasan itu adalah suatu

buku Keropak asli dalam bahasa Jawa Lama, yang· berase.l da.ri tahun 136.5, di tulis oleh Rakawi Prapanca disekeliling Ra.ja Heryam v~ruruk

dan_ dibawah ptemandangan Patih Gajah Mada• setah\ln sebelum linu­hung 1) negara yapg ulung ini meninggal ·dunia. Kitab Negarakerta~­

gam.a yang sampai kepada kita., ialah suatu intan berkila~"":'kile.uan · ·

da.lam perpustakaan kita, dan berasal dari kerajaan Indonesia ke II. ketika matahari kebesaran Tumpah Darah kita sedang menar1jak. Kitab

itu telah disalin, salinannya tiga syair; ketiga syair ini sud.ah

saya' baca berulang...,.ulang. sa.ya sangat terharu akan is! dan i'keta.n

bahasanya, walaupun syair itu bukanlahuntuk menusuk perasaan, me~ lainkan sua-tu dokumen sejara.h, yang menurut pendapat saya suatu

WELINGAN 2) TEST.AP!EN POLlTIK GAJAH MADA, yanq menentukan, apa.­kah yang dinamai kepulauan Nusantara atau Indonesia. Batasan welingan itu tidak dipengaruhi rasa ke'bangsaa:n se~

karang, me1-ainkan dengan murninya turun dart· pada ban,gs;a In.·· donesia dahul\r!'

1 ) Pemimpin yang · agung ·o-~;·'li.,·:

· 2) ·Pesan

2

Sauda:ra Ketua,

Itulah peristiwa yang terjedi pada tanggal 31 Mei 1945,, di ...

ged1.lng Chuuoo Sangi-in~ Pejambon Jakarta,

Republik berdebat mengadu konsep tentang mereka dirikan.

di mana· par~ pendi~i

wilay~h negara yang·akan

Istilah TESTJ\lvlEN POLITIK G.AJ;:~ .. H r-1-~J.D.l\, adalah pilihan tst:ilah .i y~ng 'amat jitu, istilah yang mampu mendirikan b"Ulu kuduk, yang dipi).ih o"leh si kacamata Mr. Hoh. Yamin. Dalam Bab lain, Jvlr. Moh. Yamin juga mengatakan : "Tuan Ketua, membicarakan Daerah Nerzara Indonesia dengan menumpahkan .. perhe.tie.n kepa.da pulau dan daratan, sesungguhnya berlawanan dengan }{eada.an

yang .. sebena~nya. Tanah Air Indonesia . ialah terutaroe. d~erah

lautan, dan mempunyai pant2.i yang panjang. Bagi. tanah yang terbagi atas beribu-ribu pulau, maka semboyan nMa.re ·Liberum it a tau Laut I'V'lerdeka menurut aja:ran Hugo Grotius,

·tidak dapat di l~ksanakan ·secara serta merta, karena Kepulauari · Inqonesia tidak saja berbatasan dengan Samu.dera Pasj.fic dan

Samudera Hindia~ tetapi juga berbatasan dengan beberapa laute.n dan berj.bu-ribu selat yang s::?.ngat luas atau sangat sempi t~ Dibagian selat atau lautan disebelah kedalam, maka dasar "Hare Liberum 11 tidak dapat dijalankan, dan jika dija.l.ankan ak~n sangat merendahkan kedaulatan negara dan merugikan kedudukan pelayar, perdagangan laut dan pembelaan negare~

J.1enanggapi TESTAHEN POLITIK GAJ/-"l.I-1 t1ADA-nya 1'-lfr. 1\'loh. Y~min

dan IV"L\.RE LIBERUM-nya Hugo Grotius, rupa-rupanya Bunp.- Hatta suqah tidak sabar lagi, maka dengart daya analisanya yang ~enggigit.

beliau,menyatakan : "Say3. dengar· kemarin uraian-uraien yang egak qienguatirkan, o1eh kar~na dapat timbul ke~~n kelua;r, bahwa kite seolah~o:l..ah mulai dengan tuntutan ·yang agak ·imperial:istis, Kemarin saya deng:ar teori, bahwa Halaka dan ?apua di mint~·supaya masuk tanah air Indonesia berdasarkan stretegi. Saya bl).kan ahli strategi tetapi berhubung dengan pembacaan saya tentang politi~

interna.siona.l, saya mengerti, bahwa stra.tegi itu tida~ berdiri sendiri, ,tetapi bergantung pada konstalasi politik dalam ~.ingkungan internes iona~ .•

-

1"--

3

0leh karena itu bagi s~ya, batas negara bukanlah suatu yang dapat ditetapkan secara exact, tetapi hanyalah soal opportunisme doelmatigheid, yakni tujuan yang tepat. Tujuan kita yang tepat itu ialah, lingkungan Indonesia YANG DAHULU .DIJAJAH ·OLEH PE­~1ERIN·rAH HINDIA BELANDA. Itulah yang tep:-1t, pun berhubungan· dengan politik internasional~ Sungguh suatu perdebatan yang enak di dengar dan benar-benar mengasyikkan. Perdebatan dari para Winasis 3) para pendiri Neg! ra Kebangsaan Indonesia, yang penuh denkan cita-cita luhur, yang mempunyai jangkauan jauh kedepan, dilandasi dengan kecintaan. yang amat sangat kepada bangsanya, disertai dengan semangat hidup damaf dengan bangsa-bangsa lain dan sama sekali jauh dari ambisi­ambisi teritorial. Dengan mengutip beberapa hal dari risalah tersebut diatas Saudara Ketua, Fraksi kami sekedar ingin menegaska.n bahwa:

- Ditinjau dari segi geografis, negara kita adalah negara kepu­lauan;

- Peletakan batu pertama Negara Kepulauan sudah ada sejak tB:hun. 1365, yang oleh Nr. Moh. Yamin disebut dengan TESTA~1EN POLITIK G;\J AH !>1ADA;

- Namun dalam perkembangannya, karena konstalasi politik dalam ... tata pergaulan internasional, maka negara yang kita prokla-masikan, hanyalah wilayah Bekqs Jajahan Hindia Belanda, tidak kurang dan juga tidak lebih.

Saudara Pimpinan dan Hadirin yang kami muliakan,

Bumi berputar terus, hari berganti hari, tsk ada makhluk yang mampu menahan terbitnya matahari di pagi hari· dan terbenamnya di waktu petang. Seiring dengan perjalanan waktu, maka sejarah bang­sa Indonesia telah mencatat peristiwa-peristiwa penting~ peristi­wa yang akan mewarnai dan mempengaruhi pertumbuhan bangsa Indone­sia.

Lebih hebat dari ledakan bom atom Hirosima dan Nagasaki, yang konon dis~rtai dengan lengkingan tangis, banjir darah dan

)} Kaum cerdik pandai

4

air mata, maka pada jam 10.00 tanggal 17 bulan delapan tahun 1945, bangsa Indone~ia memproklamirkan Kemerdekaannyat yang.diuca~kan · oleh Bung Karno dan Bung Hatta atas Nama Bangsa Indonesia, Bangsa Indonesia yang mendiami sederetan pulau-pula~ yang dihubungkan oleh selat dan laut, sambung-.menyambung menjadi satu, itulah In -donesia, Negara Kesatuan, -Negar.a Kebangsaan, Negara Kepulauan, Zamrut Kathulistiwa, Sabang - Merauke.

Puji syukur kami sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa, terima ka~. sih yang tak terhingga kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Cinta, sebab karena hanya kehendak-!t.fa-lah bangsa Indonesia telah bebas' dari belenggu penjajahan. Sebagai insan yang percaya bahwa disamping adanya kehidupan di -dunia ini, masih ade kehidupan di dunia lain sebagai kelanjutannya kami hanya dapat membayangkan, bahwa Sang Haha Patih Gajah Mada pada tanggal 17 Agustus 1945 telah hadir diantara para Pendiri Re~ publik, dengan mustaka 4) tegak berd~ri dan senyum bahagia sam ... bil berguman : kenanglah Testamen Poli tik Gajah r1ada (Remember Ga ...

jab Nada Political Testament)~·

Hadirin yang ·kami hormati~

Sehari semalam setelah per~stiwa yang menggemparkan qunia te~ sebut, tepatnya pacta tanggal 18 hgustus 1945, para Pendiri R~publik telah menetapkan Hukum Dasar bagi Negara Republik Indonesia y~ng

baru lahir, yang dalam Pembukaannya memuat hal-hal yang amat prin­sipial, yang merupakan jiwa atau inti dari Negara Proklamasi~ yai­tu : Negara Kebangsaan, Ideologi Bangsa dan cita-cit~ pr"klamasi, Bagi kami Saudara Ketua, ketiga hal tersebut diataa sungguh mer~pe~ kan hal yang amat penting dan prinsipi8.1, Bagi Fraksi Ka.rya Pemba-· ngunan, masa'lah Negara Kebangsaan Indones+a yang dic;laJ..amnya menca~

kup arti Negara Kesatuan dan Negara Kepulauan, masalah Ideelogi Bangsa, masalah cita~cita proKlamasi, senantiasa kami tempatkan s~~

'7 bagai TOLOK UKUR dalam mengambil langkah begi Ibu Pertiwi.

4) Kepala

5

Sunggtih bahyak catatan peristiwa sejarah pefkembangan bangsa se -

jak _!?roklamasi 17 .. 'igustus 1945~ Generasi P~mbebas berju~ng terus demi Sans Metah Putih~ Pada hati. Jumat di Jakarta• pada tanggal 13 Desember 1951. Perdana Mente~i Djua.nda setelah sidang Dewan 1v1enteri, rt:tenyampaikah Pengurnuman

Pemerintah tentahg V:ilayah Perairan Nef!:ara Republlk Indo.oesia. ~t8u yang sering kita kebal sebagai Deklarasi Djuanda~ Ada tiga hal pokbk yang dapat kita simpulkah dala~ Deklarasi Djuanda tersebut, yaitu :

- Deklaratsi bahwa Negara Indohesia ada1ah Negara Kepulauan; - Deklarasi bahwa untuk keutuhan teritorial dan untuk melindungi

kekayasn Negara yang akan digunaka.n untuk kesejahteraan rakyat~· maka sernua kepulauan, selat dan laut yang terletak diantaranya• harus dianggap sebagai satu kesatuart yang bulat;

- Deklarasibahwa Pemerintah !ndcnesia menjamin akan lalu lin_tas damai di perairan pedalaman bagi kapal-kapal asing, selama ti~ dak mengganggu kedaulatan dan keselamatan Negara.

Sederhana kelihatannya,tetapi Dek:Larasi Djuenda mempunyai later belakar:ig yang sungguh dalam a.rtinya. Sebagai suatu negara yang

belum kering pusarnya, dimana tata :Pemepintahannya juga baru dalam ·taraf paling awal, toch mau tidak mau, harus menghadapi problemaoojpro.blerha be rat, sebagai konsekWensi Proklamasi 17 i~gUs­

tlis~

Dari teks_pernyataan Pemerintah tanggal 13 Desember 1957 maupun pertimbangan yang menjadi dasar tindakan tersebut~ jelas kiranya bahwa segi pertahanan dan keamanan merupakan aspek yang penting sekali 1 bahkan dapat dikatakan merupakan selah satu sendi pokok dari pada kebijaksanaan Pemerintah mengenai perairan Indonesia ini.

Bentuk geografis Republik Indonesia sebagai suatu negara kepulau­an, yang terdiri dari beribu-ribu pulau, yang terletak dipersim­pangan jalur lalu lintas internasional, ternyata mempunyai sifat dan corak tersendiri, memerlukan sistim pertahanan dan keamarian yang tersendiri pula.

6

Pat~t pula dicatat disini, keadBan bangsa Indonesia pada waktu itu_sungguh rawan. Disintegrasi politik sedang melanda bangsa tercinta .ini. Karena berbagai kepentingan, kita hampir lupa, bahwa biarpun kita berlainan suku, berlainan ras, berlairt

' -an asal usul, ... berl.ainan agama .dan kepercayaan , namun sesuai

sumpah kita bersama, bahwa kita. ini adalah satu bangsa, bangsa Indonesia. Hampir saja- titik-ti:tik-~-air mata Maha Patih Gajah Ivlada menetes. di burni Pertiwi ini. Dalam keadaan yang kritis memang dibutuhkan suatu konsepsi yang dapat secara jelas, nyata dan yang memungkinkan untuk dijadikan simbol dari pada persatuan dan_ k.esatuan bangsa. K~seps.i \\Tawas­an Nusantara sebagaimana dirumuskan·dalam pernyataan:Pernetin ~ tah 13 .D~sember--1-957menjadi bbat mujarab, karena dalam Dek1a~ rasi Djuand.a_.ini telah dapat merrienuhi akah kebutuhan tersebut diatas.

Saudara ·Pfmpinan. .Saudara l"Ienteri Luar .Negeri, para Anggota . Dewan, dan Hadirin yang tertm-rmat.

Sejara-h berjalan terus', Konsep Negara Kesatuan tidak pernah . lap~oleh hujan; dan tidak pernah lekang oleh panas, dengan se-

~ '•-- ·""·~..... .. . .

I

'""

santi : t.sak dumuk batUk, sak nyari burni~' 5). Perjuangan menegakkan Negara Kepulauan tet8.p · berlangsung dengan seru, dan telah memasuki berbagai sektor. Seiring dengan per­juangan untuk mendapatk8n per.igakuan Hukum Internasional tentang Konsep ''iawasan Nusantara, maka pada tahun 1966,- MPRS telah ber• sidang. Dalam Sidang -~~rse~ut 8ntara lain telah ditetapkan TAP Nomor: .XII/NPRS/1966, targgal 5 Juli 1966, tentang Penegasan Kern bali J_Jandas?n Y . : ,:>~d_{_sanaan Poli tik Luar Negeri Republik In­donesia, yang berisi antara lain:

- Sifat Politik Luar N~geri kita adalah Bebas Akti~. yang mengabdi kepada kepentingan Nasional dan Amanat Penderi­taan Rakyat; Landasan Poli tik ki ta adalah Pancasila da.n Und2 ng UncL r:{-~

Dasar 1945; Tujuan Poli tik Luar ~Je g2ri ki ta adalah untuk tetap tegak­nya Negara Kesatuan, dengan Wilayah kekuasaan dari Sabang sampai Merauke.

5) kehormatan dan setiap jengkal wilayah tanah air harus dipertahankan mati-matian.

I ...

I

1

Ketetapan ini per~J..t ka!lli Singgung, seba'b hanya dengan bekal kete­

tapan i~i. pula, kita melakukan diplomasi dalam tata pergaulan in- . ternasiona;t. Oleh karenanya, dengan tol_ok ukur Keteta:pan MPRS i~i pula, Fraksi kami akan menilai apakah diplomasi kita di tata per­gaulan internasional sudah benar atau salah. Dari Ketetapan ini jelas kelihatan, bahwa k~~pentingan bangsa te­

tap menjadi pr~oritas utama. Dari Ketetapan ini pula jelas ter­lihat, bahwa rakyat Indonesia telah'bertekad untuk tidak s~kuku hitampun mempunyai ambisi teritorial. Cukup Sabang M~rauke, de­ngan selat dan laut yang meliputinya, dan dengan segala as.pek perikehidupan nasion~l yang terkandung didalamnya, yaitu 1(awasan Nus an tara.

Bahwasannya 1z,.lilayah Timor Timur seka.rang menjadi bagian yang tak terpisahkan dari. \'iilayah Indonesia lainnya., hal. terst1bUt hanya dapat terjadi disebabkan Rakyat Timor Timur sendirilah yang me­milih ~erintegrasi dengan Saudara-saudaranya, dalam ujud pr~kla­masi Balibo 30 Nopember 1975, yang ditanda tangani .oleh Pimpinan

Parta.i-partai APODETI, UD'r, KOTA~dan TRAIAUliSTA. Hasih segar dalam ingatan kita, segera setelah upaeara memperi­ngati hari Kemerdekaan 17 .Agustus 1975 di rumah kediaman Kepala

Perwakilan RI di Dili selesai, rakyat Timor Timur dalam bentuk barisan yang .panjang telah melakukan pawai keliling kGta · Dili, sambil menerikan yel-yel : Viv? RI, Viva Pancasila, y1va Presi­den Soeharto, Viva 1~dam lVialik, ·Nos Q)ueremos integraeao Camas Nossos Irmaos Cuee Povodan Indonesia (kami ingin berintegrasi dengan Saudara ka~i Rakyat Indonesia)

Masih terngiang dalam telinga kita·apa yang telah disampeikan oleh Presiden f'li, Pak Harto, Bapak Pernbangunan RI, di Gedung ini pula, di depan Sida.ng Pleno DPR RI tanggal 16 Agustus 1976, yang

antara lain mengatakan : nnasib ra·kyat. Timor Timur hanya boleh

ditentukan oleh rakyat Timor I'imur sendiri, dan dibumi Timor Ti­mur •. Bukan ditentukan di New Yor~, bukan· di L_isbO'n dan juga bu­·kan di Jakarta~'

8

Untuk merumu::-:t\:::n secara s,istimatis Wawasan Nusantara, bu • kanlah ba~ang gEurql'lt:g. Banyak bena!' masalah-rnasalah peka yang m~.

latar belakangi . Namun Saudara Ketua, i tu semua sudah ~i.-ta

lampaui, kita cukupkan sebagai pengalaman pahi~~ meskj --~etap ki­tP jadikan rkenangan yang manis. Pada akhirnya, secara demokratis dan konsti t·.-:.sional, Rakyat !~ -

donesia melalui wakil ... wakilnya yang du~:·,;:l~ didala.m Najelis Permu• . syawaratan Rakyat, telah berhasil ~enyusun ~dan m~rumuskan·secara

' lebih sistimatis, tentang Wavssan Nusantara~ dalam K~tetapannya Nomor: IV/MPR/1973, Ketetapan Nomor: IV/MPR/1978 dan Ketetapan Nomor! II/MPR/1983 tentang Garis-garis Besa.r rlaluan Negara.

~ari Ketetapan.;.;ketetapan te.rseblit tlapat ki ta rumuskah• bahwa Wa-' wasan Nusantara adalah Wawasan yang memandarig Rakyat, Bangsa, Negara dan Wilayah Nusantara, darat, laut, dan udara, sebagai satu kesatuan yang utuh, dan tak dapat dipisah-pisahkan. Wawasan ini memperkuat rasa kekeluargaan dan .ke.bersamaan dalam

persatuan. Wawasan ini juga menjelaskan, makna Bhineka Tunggal ;;·/ ' .

. Ika. Disamping .itu Wawasan Nusantara, telah kita te-tapkan ber-

.sama, seba~ai wawasan untuk mencapai Tujuan Pembangunan Nasional, yang mencakup:

Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Politik;

Perwujudan Kepulauan Nus an tara sebagai Satu Kesatuan Ekonomi;

- Perwujudan Kepulauan Nus an tara sebagai Satu Kesatuan Sosial dan Budaya; dan

- Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Pertahan­an dan Keamanan.

Bersyukurlan Rakyat Indonesia ka~ena konsepsi Negara Kepu ~ lauan dengan Wawasan Nusantaranya, yang telah ditetApkan oleh rakyat melalui Ketetapan-ketetapan Majelis Permusyawaratan. Rak -yat yang lalu, oleh Konvensi ini telah mendapatkan pengakuan 11-u- · kum secara internasional dan ini tercermin jelas d·alam hamp.tr setiap pasal Konvensi. Sehingga dengan demikian usana untuk memantapkan ketahanan nasi­anal bangsa, akan lebih terjamin sebagaimana yang kita harapkan b'ersama.

9

Hanya dengan mena~patk2:-r_ Wawasan Nusantara sebagai wawasan

untuk mencapai Tujuan PemLangunan Nasional, maka bangsa kita akah semakin mampu dan tansguh untuk dapat menjamin kelan~sungan hi­dupnya menuju kejayaan 13angsa dan Negara. Kemampuan dan Ketang • guhan inilah yang kita sebut dengan Ketahanan Nasional~

Saudara pj_~-r'~p:'Y>-=-: Sirlg_ng~ Wakil Pemerintaht dan .Anggota Dew~~l Yang

terhormat,

P~Ja ~dnggal 10 April 1982 Konperensi Per~~rikatan Bangsa B1ngsa Tentarg Huktim Laut ke III di New Yo~~,~, Amerika Serikat,

celah menerima baik United Nations Cor~ .. ·antion On The Law Of The

Sea, yang pada gilirannya, pada ta·~~~~gal 10 Desember 1982 telah

ditanda tan~ani oleh 117 negar2 peser~~, termasuk Indanesia dan dua entities, di Monte go B:::.y·, Jamaj_ca. Itu semua berarti bahwa,

setelah sepuluh tahun ~·::::jak tahun 1972 Indonesia berlaga difnrum Perserikatan Bangs:::-.8-=J.ngsa, setelah dua puluh lima ta.hun sejak

Deklarasi Djuanda tahun 1957 kita. berjuang, setelah tiga. puluh tujuh tahun sejak tahun 1945 para Pendiri Republik.bercita-cita, dan setelah enam ratus tujuh belas tahun sejak tahun 1365 Maha Patih Gajah ~ada meletakkan dasar, maka baru sekaranglah keduduk­an Indonesia sebagai Negara Kepulauan, dalam rangka implementasi ltlawasan Nusantara, mendapatkan pengakuan Hukum Internasional.

Menurut apa yang kami dengar sungguh seru perdebatan ten­tang Hukum Laut ini. Perbedaan kepentingan yang sangat besar di-·antara negara peserta, senantiasa mewarnai persidangan ini. Negara-neg~ra yang mempunyai angkatan perang dan armada dagang i~Ji,

yang ·kuat, lain kepentirlganny~ dengan negara .. negara peSerta yang··:t~:( lemah dalam lapangan ini. Biasanya n-ega:ra•negara yang kuat arma-da dagang dan perangnya; juga filempunyai tehnologi yang canggih guna rilemanf~atkan hasil 1a.utan tanpa mau diganggu oleh negera-:-ne­gara manapun. Oleh karenanya, m.ereka selalu menghendaki laut be­bas yang seluas-luasnya. Hal ini berbeda dengan negara-negara yang armada laut dan dagangnya masih lemah. Negara negara ini pasti berusaha untuk menjamin kepentingan-kepentingannya dengan cara memperluas laut teritorial

10

Sebagai tindak lanjut dari apa yang kami sampaikan. diatas·, ·maka Presiden Republik Indonesia dengan Suratnya Nomor: R/08/ PU/VIII/1985 tertanggal 14 Agustus 198~, telah mengajukan kepa­da Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Rancangan Undang­Undang tentang United Nations Convention On The Law Of The Sea (Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut) untuk dibahas bersama-sama l\1ent·eri Luar Negeri, dan diharapkan dapat

disetujui menjadi Undang-undang. Dalam pembahasan Tingkat III pada tanggal 3, 4 dan 5 Desember 1985·yang baru lalu, sudah banyak hal-hal yang kami sampaikan, dan sernua masalah yang kita bicarakan pada waktu itu, telah men-. dapatkan kesepakatan-kesep~k~~an yang maksim~l. Sekarang sampailah kep~de. mtiara pcr:lbicsraan t.entanr- RP.ncanga.n

Undane:--~U~Cl?~·-0: y-:?~~~ selsm~? i.ni ki ta geluti bersama.

Saudara K.etua·:,

Berpije!k diatas k&sepakata.n Bartgsa, bahwa 'Negara Republik Indonesia yang telah didi:rikah ·adalah Negara DemoRrasi • Fra.ksi kami berperidapa.t, bahwa ~b~tl menyetujui. atau tidak rnenyetujUi

sesuatu Ran·cang<3n Undang-trridat'lg• rilerupakan hal yang amat lumr~h, asalkan kesemuar1ya itu dida.s~rkan ~taEi kepentingan BanpSal. Dart

I ,. '

diatas telah kami uraikan secara jeias, ·tentan~ kepentingan -kepentingan Bangsa Indonesia sejak awal hingga akhir. Oleh ka.fe~ nanya, bagi kami, kepentingan Bangsa merupakan toiok ukur untuk menyetujui ~tau tidak Irtehyetujui Ran'cangan Undang-undang ini.

Di tinjau ~ cta·ri segi kewilayahan., pengesahan United Nations Con-. vention On The Law Of The Sea, sungguh merupakan keuntungan yang besar bagi Republik Indonesia. Tempo dulu, ketika wilayah In­donesia masih dalam kekuasaan Pemerintah Hindia Belanda, maka sesuai dengan Territoriale Zee en Marit!eme Kr~ngen Ordonantie

_Tahun 1939 (Staatsblad 19.39, Nomor: 442), dalam Pasal 1 ayat (1) antara lain menyatakan bahwa laut wilayah Indonesia lebarnya 3 mil laut, diukur dari garis rendah dari p~da pulau-pulau, dan pulau yang merupakan bagian dari wilayah daraton Ind0nesia.

11

Akibat.dari adanya Ordonantie J.nl., maka wilayah Indonesia k~· rang lebih hanya seluas 2.000.000 KM2

Setelah Ind~nesia merdeka, dan setelah keluar Deklarasi Dju­anda pada tahun 1957, yang diikuti oleh Und?-ng-undang.Nomor: 4/prp/tahun 1960 tentarig.perairan Indonesia' lttas Wilayah. T~ nah Air Indonesia meningkat menjadi kurang lebih 5.200.000 · Klf. Penerapan Wawasan Nusantara ke dalam Undang-undang Nomor 1 tahun 1973 tentang Landas Kontinen Indonesia, maka luas W! layah Republik Indonesia bertambah lebar, sehingga pada wak­tu itu Wilayah Nusantara menjadi kurang lebih 6.000.000 KM2

Saudara-saudara sekalian,

Pasal 3 Ko~vensi menyetakan :

" Setiap Negara berhalt menetapkah lebar laut Teritor! .nlnya hingga suatu batas y:lng tidak· melebihi 1~ mil laut,. diukur dari garis· pangkal yang ditentukan~: s~· suai dengan :Konvens.l. in1."

Pasal 57 Kohvensi menyat.ak~n : 11 Zoha Ekonomi Eksklusif tidak boleh melebihi 200 mil

laut dari garis pangkal dari mana lebar laut Te~itQ rial diukur."

Dari dua pasal ini dapat kita lihat, bahwa ternyata kita men dapatkan kembali wi~ayah seluo.s 1.557.300 mil laut persegi. (Pidato sambutnn Pankorwilnas pada lokakarya ke I Pengimple.­mentasian Wawasan Nus~ntsra pada tanggal 28 Pebruari 1978·dl Hotel Knrtika Chandra Jakarta). Luas wilayah sebesnr 6.000.000 KM2 ditambah dengan 1.557.300 mil laut perseg!, menjadikan Indonesia salah satu negara yaQg terluas di dunia, yang telah mendapatkan pengakuan hu ~ kum secara internasional.

. .

Sepengetahunn kami, memang tidak te:rialu bn.nyak negara-nega~ ra, yang karena konvensi ini, secara otomatis mendapatkan tam b:than wil.'lyah. Maka dar,t m~mbar ini, kami uq~pkan banyak ~e­

rima knsih kepada Dr. Arvid Pardo dari Malta. yang po.da ta -hun 1967 melo~tarkan gagasannya yang menyatakan bnhwa kekny2 an alnm diluar batas yurisdi'k~i nasional merupakan werisan bersama umat manusia, yang ternyata telah dijadikan unsur penggerak untuk .mempersipakan Konperensi Hukum. Laut ke III~,

._----------------------~----------~------------------------------------~ .. ··

) 12

Ucapan terima kasih jug2 k3mi sampaikan kepnd.s· bangsa.,.bangsa di­dunia yang terhimpun tid0k kur2ng_dari 125 negara dan 2 satuan bukan negara (en_teties) yo.ng tel~h me:nf~l1jukan loynli tasnya ter -

·had:lp solid?rit3.s. Um'J.t ffi:J.DUSi3 dnl:tm bentuk ikut menandntangani Konyensi ini, mJ.k:J pD.da·golirJ.nnya pasti 3kan segera meratifisir · dinegerinya mnsing-masing.

Tld:tk herkelebih~1n kiro.nya biln dari mimbar ini pula kami seru -kan kepuda negnra-negnr~ yang belum bersedia menand~tangani Kon­vensi ini untuk ikut serta d~lnm ger.:1kan solidari tas umat manu -sia dengnn·j'J.lqn men:-::1nd1.tangani dn.n mer2tifisir Konvensi Hukum Laut ini, s·eb3.b hony3.. dengan solidnri tas, dunia ini akan lebih berisi dan bermnkna.

Snuda.ra Pimpino.n dr..:.n Sidang yang berbaha.gia,

Prof. St .. Munsdjat Danusaputro, SH., yang :Jkalau tidak keliru, juga menjadi anggota Tim Penterjemnh Konvensi Perserikatan Bang­S3.-t,··"ngsa tent.a.ng Hukum Laut ked~lam Bnhasa Indonesia, ds.lam bu­kun:v.:o. tent.n.ng Wawasan Nusantara Buku II, dinynto.kan bnhwa menu -rut hasil penyelidikan, Jam~s Bridgmo.n dari Ocean Educat.lon Pro;.. ject,~Universitas V1llanov~, Pensylvania £~erika Serikat, pada bulan Desember 1977 t~rungkap kenyataan-kenyatoan sebag3i peri -Kut :

+ Potensi kekayaan minyak Indonesia, y~ng terdapat di wil3ynh laut lepns pnntai, diperkirnk3n mencapai jumlah antara 10 sam• pai dengan 100 billiun barrels. Dari jumlah. persediaan sebesar itu, sampni dengan t:1hun 1977, baru ditambang sebanyak 10.500 juta barrels. H3l ini belum terhitung persediaan bahan-bahan galian jenis lainnya. Bila ~emikian h3lnya, maka sampai dengan tahun 1985 ini, kitB baru menambang tidak akan lebih dari 15.600 jut2 barrels.

+ Potensi kekayaan sumber daya ~ayati (ikan dan tumbuh~tumbuhan laut), menunjukkBn cadangan ya-~g cukup besar. Potensi ikan sa­ja akan mencapai sekitar 7.000.900 metric ton pertahun, sedans· kan kemampuan penangkapan ikan p~da tahun 1975, baru dapat me~ capai 1.389.900 metric ton perta.l'i¥!1.

\.

,\

13

Memang . luar biasa kekayaan alam kits. ini. Bahwa pada saat se.ka -. rang ini ada kecenderungan harga minyak dan gas bumi terus turun walau musim dingin telah tiba, bahwa saat ini kita belum mampu memanfaatkan potensi kekayaan alam sumb8r-sumber hayati, sehing­ga ki ta sering dicemooh· ::·" Bagaikan ayam bertelur di lumbung mati k~l?paran, bak itik berenang di air, mati keh9.usan ", itu semu9. harus kita anggap sebagai tantangan y3ng perlu jawaban. Jawaban ini bertambah penting 3pabila kits ingat bahwa pada da -sarnya bangsa Indonesia adalah bangsa yang berciri khas budaya bahari (Aqua Kultur). Bagai meledak rasanya dada ini bila kita kenang, betapa nenek moyang kita berkelana, mengarungi lautan, menerjang ombak, mene!E puh badai, menjelajah delepan penjuru angin. Sriwtjaya dilahirkan sebagai negara maritim, yang kemudian ber -kembang menjadi negara maritim satu-satunya di Asia Tenggara· yang menguasai jalan perdagangan Timur-Barat setelah kerajaan Funan yang sangat berkuasa di Indocina runtuh pada awal abad ke 7. Hal yang amat biasa, bila pelaut-pelaut Bugisdan Ternate berde!! dang bersama sahabatnya dari suku bangsa Papua di ~;lau Irian bagian Timur,. Bukan hal yang mustahil, bila pela1xL-pelaut Bugis

dan Ternate bersenandung bersama-sama saudarar.:.ya dari suku bang­sa Aborigin dari Benua:. Australia. Betapa gembiranya mereka berdenadang d::::n bersenandung dibarengi sue.ra angklung, buah tangan dari sau_daranya suku bangsa Bugis

dan Tern ate... Nenek rr:oyang ki ta amat dihormati, amat disegahi,

amat dikagumi, sebab nenek ffi0j7dng ki ta ini tid.9k pernah membawa racun di tangan· kirinya 1 der.~. selalu membawa madu di tangan kanan -nya.

Dengan bergu~.J kepada pengalaman yang menggetarkan hat! te£

sebut diatas, sarr.pailah kita kepada suatu kesimpulan, kalau kita ingin menjadi bangsa yang besar, maka kita barus mampu akrah de-

. ngan lautan dan sekali.gus kita juga barus mampu 'Jnemanfaatkannya •

. :

......._ ---~-

Saudara Pimpfnan Sidang;..- Wakil Pemertntah, para Anggota dan ha -

dirin yang kami hormati,

· Akhir perju--:..ngan bapak pe:r'tama tentang pengakuan Wawe.san Nusahtara di i tiunia lnterriasiortai; ·· t~lah kitci~,; 1alui. dengan gemi.- ·

lang. Awal pe'~juang:in babak ki::idua teiah me'nghlidiing dl:ngan segala

-------llku-likunya. Perundingi:ln dengan Australia teritang Timor dal;l; masa1ah~enetap• an alur Nusa11tara

1 tnasa1ah J;erlindungan iingkunga~ 1a.ut, masal&h

penelitian alamiah kelautan dan survey hidragrafi•qc~an6grafi~ masalah I-enyeleanggaraan dan pelaksanaan penegakkan kedaulatan

den hkum di l~ut, masalah perbasya.rakatan pengertian dan pemahatn~, s.n 3Zas Negara Nusantara a tau Budaya. Bahari (Aqua Kul tur), mas~~ lah perluasan r€sources base tintuk masa yang aka.n d§.tang, adalah onggokan masalah y.~ng amat penting yang ha'rus seger~ di tangani ~ B.~lJ&k Jenderal Soeharto~ Bapak Petnb&ngunan Republik Indonesia,

tt~ntu suda.h sic::p dengan langkah-langkah impiementasi Kdhvensi

Hultum Laut ini p2cara konsepsio:hal dan terpadu• Fr~ksi kami me • . . ', . . . . . ... : .. i .: . . . .

nyerukan kepada'; Pemerintah, da:J..am mengamb1l langkah ... langtD.h ter-

------se5Ut- ·cU .. e.tas~ janga,,lah ki ta terlambat untuk IDE::;ngambil manfaat,

janganlah kita salah dalam mengambil langkah, janganlah kita be-

radu ~ada saat kita harus terpadu.

Saudara Ket~a dan Hadirin sekalian, -

Baru terJqdi dalam sejarah l>embahasan Rancangan Undang-un -

dang, adanya suatu Penjelasan Tambahan dari. Penjelasan Rancangan

Undang-undang; Untunglah para wakil rakyat yang ada di dewan pe-t wakilan rakya:'t ini cukuy reaiistiS.dah hanya berdrientasi keplid.A

kepentingan ba!lgsat bukan kepada kepentinga~ golongah atau indi~ vidu. Biarpu.n sedikit teryeranjat, namun karetia. P~njelass.n Tambahan ini memang sangat penti·ng dan relevan dengan Rancangan Undang ... un

. .· . : ; -dang, mak~ para __ . .wakil rakyat set~ju agar Penjelasan Tambahan ini

diakomod.ir dala~ Penjelasan Rancangan Und8-ng-undang den·gan sega-

la penyem1·urna~~nya.

; .

I_ ,.

15 •

Sebelum kami akhiri pendapat akhir ini, 1-erkenankanlah kami menyemapaikan beberapa hal untuk dipikirkan bers~ma, yaitu ya~~ menyangkut Pasal 11 Undang-undang Dasar 1945 ¥ang berbunyi seba­gai berikut :

" Presiden d~ngan 1-,ersetujuan Dewan Perwaki1.an Rakyat menya . ..

takan.perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain".

Apakah belum tiba saatnya untuk memikirkan adanya Undang-undang tentang Rati.f'ikasi sebagai pelaksanaan dari pada Pasal- 11 Undang undang.jjasar 1945 tersebut diatas.

Dalam kesem}-atan ini pula kami mengharapkan kepada Pemerin­tah, agar semua Undang-undang yang-menyangkut rat1fikasi~ seba -iknya- di tangani oleh Menter! Luar Negeri~ sesuai dengan po·sisi dan tanggung jawabnya.

Saudara Ketua,

Mengi~atKonvensi ini ·telah clapat menampung kepentingan bangsa dan karena Korivensi ini mengandung nilai tinegi sebagai . ~····

pengejawantahan solidaritas··-umat manusia, maka dengan ini Fraksi Karya Pembanguz:1an Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia me­nyatakan 11DAPAT MENYETUJUI" agar Rancangan Undang-undang Re!Ju -bl~Indonesia tentang Pengesahan Un~ted Nations Convention on the Law of the Sea (Konvensi Perserikatan Bangs~-bangsa tentang Hukum Laut) ·disahkan Dewan yang tc.:rhormat ini menjadi Undang-un .. dang.

· Akhirnya tida.k lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada rekan-rekan Fraksi ABRI, Fraksi Persatuan Pembangunan, Fraksi Partai Demikrasi Indonesia, ternan-ternan Pers, Radio, Televisi dan rekan-rekan dari Staf Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, yang dalam kapasitasnya mas!ng-masing telah membantu kami unt~k menyelesaikan Rancangan Undang-undang ini.

kita Sekian dan terimakkasih, semoga· Tuhan senantiasa melindungi

Jakarta, 20 Desember 1985

FRAKSI KARYA PEMBANGUNAN DEWAN.PERWAKILAN·RAKYAT RI

SUDARKO PRAWIROYUDO . Anggota Ne. 330