pidato menteri keuangan pada tentang jawaban … pidato menteri... · 1 pidato menteri keuangan...

23
PIDATO MENTERI KEUANGAN PADA RAPAT PARIPURNA DPR RI TENTANG JAWABAN PEMERINTAH ATAS PEMANDANGAN UMUM FRAKSI-FRAKSI DPR RI TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2019 BESERTA NOTA KEUANGANNYA Rapat Paripurna DPR RI, 4 September 2018 REPUBLIK INDONESIA

Upload: ngohanh

Post on 06-Mar-2019

263 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PIDATO MENTERI KEUANGAN

PADA RAPAT PARIPURNA DPR RI

TENTANG JAWABAN PEMERINTAH

ATAS

PEMANDANGAN UMUM FRAKSI-FRAKSI DPR RI

TERHADAP

RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

TAHUN ANGGARAN 2019

BESERTA NOTA KEUANGANNYA

Rapat Paripurna DPR RI, 4 September 2018

REPUBLIK INDONESIA

1

PIDATO MENTERI KEUANGAN PADA RAPAT PARIPURNA

DPR RI TENTANG JAWABAN PEMERINTAH ATAS

PEMANDANGAN UMUM FRAKSI-FRAKSI DPR RI

TERHADAP RUU TENTANG APBN TA 2019

BESERTA NOTA KEUANGANNYA

TANGGAL 4 SEPTEMBER 2018

Bismillahirrahmaanirrahiim,

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Selamat pagi,

Salam sejahtera untuk kita semua,

Om Swastiastu,

Namo Buddhaya,

Salam Kebajikan,

Yang Saya hormati, Saudara Ketua, Wakil Ketua, serta Para

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia,

Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT,

Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala Rahmat dan Karunia-Nya,

kita diberikan kesempatan untuk dapat melaksanakan tugas dan

kewajiban kenegaraan dalam rangka pembahasan Rancangan Undang-

Undang (RUU) tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

(APBN) Tahun Anggaran 2019, beserta Nota Keuangannya.

Perkenankanlah kami atas nama Pemerintah, mengucapkan terima

kasih kepada semua fraksi di DPR RI atas seluruh pandangan dan

masukan yang konstruktif terhadap berbagai macam substansi RUU

APBN Tahun Anggaran 2019 beserta Nota Keuangannya, yang telah

disampaikan oleh Bapak Presiden Republik Indonesia pada tanggal 16

2

Agustus 2018. Semua pandangan dan masukan dari semua Fraksi di

DPR RI, tentunya akan menjadi bahan yang berharga dalam

pembahasan bersama antara Pemerintah dan DPR RI pada tahap

berikutnya.

Sidang Dewan yang terhormat,

APBN merupakan instrumen yang sangat penting untuk menjalankan

amanah bernegara, dalam menjaga perekonomian dan menciptakan

kemakmuran yang berkeadilan. Pada saat ini, kita dihadapkan pada

kondisi perekonomian global yang masih penuh gejolak, sebagai akibat

kebijakan ekonomi di Amerika Serikat yang menimbulkan dampak ke

seluruh dunia. Kebijakan normalisasi moneter dan kenaikan suku bunga

oleh The Federal Reserve, serta perang dagang dengan negara Tiongkok,

telah berimbas negatif pada banyak negara, termasuk emerging

economies. Beberapa negara yang memiliki fondasi ekonomi yang

rentan ditambah dengan kebijakan ekonomi mereka yang dianggap tidak

konsisten dengan fundamental ekonominya, telah mengalami krisis

seperti Venezuela, Argentina, serta Turki.

Indonesia harus meningkatkan kewaspadaannya di dalam menghadapi

lingkungan ekonomi yang sangat menantang ini. Dilihat dari sumber

permasalahannya, gejolak ekonomi global dan pengaruh negatifnya

terhadap negara-negara berkembang diperkirakan masih akan

berlangsung hingga tahun 2019. Oleh karena itu RAPBN 2019 dirancang

untuk mampu mengantisipasi terus berlangsungnya gejolak global

tersebut. APBN memiliki fungsi sebagai instrumen untuk alokasi,

distribusi dan stabilisasi. Ketiga fungsi tersebut harus makin

dioptimalkan agar perekonomian Indonesia relatif tetap terjaga dan

dapat menyesuaikan terhadap lingkungan ekonomi baru.

3

Pemerintah bersama-sama otoritas moneter (Bank Indonesia) dan

Otoritas Jasa Keuangan terus melakukan bauran kebijakan untuk

menjaga stabilitas dan penyesuaian terhadap tantangan baru, dengan

mengurangi sumber kerentanan perekonomian Indonesia, terutama

yang berasal dari defisit transaksi berjalan. Dengan demikian,

perekonomian Indonesia tetap mampu untuk menjaga ketahanannya

secara fleksibel dan terus dapat menjaga momentum kemajuan. RAPBN

tahun 2019 sebagai instrumen kebijakan fiskal harus dirancang agar

tetap sehat, adil, dan mandiri, sehingga dapat efektif menjalankan fungsi

alokasi, distribusi dan stabilisasi dalam konteks gejolak ekonomi global

yang masih akan berlangsung hingga tahun depan.

APBN tahun 2018 telah mampu menjadi alat untuk membantu menjaga

stabilitas perekonomian nasional dengan berbagai kebijakan fiskal yang

ekspansif namun secara terukur dengan tingkat defisit yang semakin

menurun. Dengan tantangan yang berbeda, RAPBN tahun 2019 disusun

dengan tujuan untuk tetap menjaga momentum pembangunan, namun

dengan meningkatkan kewaspadaan terhadap gejolak global. RAPBN

tahun 2019 didesain Adil, Sehat, dan Mandiri. Kesehatan RAPBN tahun

2019 terus dijaga dengan semakin menurunkan rasio defisit anggaran

serta mengarahkan defisit keseimbangan primer juga semakin mengecil.

Aspek keadilan dicerminkan dengan menjaga keseimbangan antara

pembangunan fisik dan pembangunan sumber daya manusia, antara

alokasi belanja Pusat dan alokasi belanja daerah, serta penerapan sistem

perpajakan yang adil, baik sebagai instrumen insentif bagi masyarakat,

maupun bagi pengembangan dunia usaha. Aspek Kemandirian

diwujudkan dengan meningkatkan kontribusi penerimaan perpajakan di

dalam penerimaan negara, serta penggunaan instrumen pembiayaan

utang yang semakin menurun.

4

Saudara Ketua dan Para Anggota Dewan yang terhormat,

Ijinkanlah kami memberikan tanggapan atas berbagai pandangan dan

masukan yang telah disampaikan oleh fraksi-fraksi di DPR RI terhadap

RAPBN Tahun Anggaran 2019 beserta Nota Keuangannya, sebagai

berikut.

Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Fraksi Partai

Golongan Karya, Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya,

Fraksi Partai Demokrat, Fraksi Partai Amanat Nasional,

Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa, Fraksi Partai Keadilan

Sejahtera, Fraksi Partai Persatuan Pembangunan, Fraksi

Partai NasDem, serta Fraksi Partai Hati Nurani Rakyat,

menyampaikan masalah pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi

ditentukan oleh sisi permintaan agregat, yaitu konsumsi rumah tangga,

investasi, belanja pemerintah, dan ekspor dikurangi impor. Serta dari

sisi penawaran atau produksi, yaitu pertumbuhan ekonomi ditentukan

oleh jumlah dan produktivitas tenaga kerja, modal dan teknologi.

Dengan gejolak lingkungan global dan ancaman perang dagang, maka

aliran modal ke dalam negeri akan semakin menurun, sehingga akan

mempengaruhi investasi dan ekspor. Oleh karena itu pemerintah fokus

untuk menggunakan instrumen fiskal dan kebijakan lainnya untuk

menetralisir dan melawan pelemahan global dengan tetap mendorong

investasi dan ekspor, serta mengendalikan impor. APBN juga digunakan

untuk melindungi daya beli masyarakat, serta mengurangi kemiskinan

dan kesenjangan. Dengan demikian, faktor permintaan dalam menjaga

momentum pertumbuhan ekonomi dapat tetap terjaga.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2019 diperkirakan sebesar

5,3 persen. Asumsi tersebut cukup realistis dan optimistis. Pemerintah

memandang perlu untuk memberikan sinyal optimisme kepada pelaku

5

usaha pada saat perekonomian dunia menunjukkan risiko gejolak yang

lebih besar, meskipun masih diprediksi tumbuh pada level 3,9 persen

untuk tahun 2018 dan tahun 2019. Pertumbuhan ekonomi 5,3 persen

tersebut, didukung oleh konsumsi rumah tangga yang diharapkan dapat

tumbuh 5,1 persen dengan stabilitas harga barang pokok kebutuhan

masyarakat akan terus dijaga agar tetap terjangkau. Selain itu, konsumsi

Pemerintah diproyeksikan tumbuh 5,4 persen dengan anggaran belanja

yang semakin efisien dan produktif serta mendukung program prioritas

pembangunan.

Motor penggerak pertumbuhan ekonomi tahun 2019 diharapkan berasal

dari investasi dan ekspor, meskipun lingkungan global sangat

menantang. Iklim investasi dalam negeri terus diperbaiki dengan

berbagai insentif fiskal dan kebijakan struktural melalui perbaikan dan

penyederhanaan perijinan. Belanja negara diarahkan kepada sektor yang

produktif. Sementara itu, dukungan peningkatan ekspor termasuk

pariwisata dilakukan melalui berbagai instrumen fiskal dan lembaga

keuangan, termasuk memacu produk-produk manufaktur yang memiliki

nilai tambah tinggi.

Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Fraksi Partai

Golongan Karya, Fraksi Partai Demokrat, Fraksi Partai

Amanat Nasional, Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa, Fraksi

Partai Keadilan Sejahtera, Fraksi Partai Persatuan

Pembangunan, Fraksi Partai NasDem, serta Fraksi Partai Hati

Nurani Rakyat menyampaikan pandangan mengenai dinamika nilai

tukar rupiah. Bersama Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan,

Pemerintah akan terus menjaga agar perubahan nilai tukar Rupiah

mencerminkan fundamental ekonomi Indonesia yang menopangnya,

dan fleksibilitas Rupiah dapat dikelola dan diserap oleh perekonomian

6

secara baik. Dengan demikian stabilitas perekonomian dan sektor

keuangan terus terjaga. Kami akan terus mewaspadai pergerakan nilai

tukar Rupiah yang dipicu oleh sentimen global dan perubahan kebijakan

negara Amerika Serikat.

Di dalam konteks yang sangat dinamis ini, penetapan asumsi nilai tukar

untuk tahun 2019 menjadi tantangan yang tidak mudah karena harus

mencerminkan kombinasi antara faktor fundamental yang menopang

nilai Rupiah kita, namun juga harus antisipatif terhadap sentimen pasar

yang mudah berubah. Dengan menggunakan seluruh instrumen

kebijakan, baik instrumen fiskal maupun instrumen kebijakan

struktural, Pemerintah akan terus melakukan penguatan struktur

perekonomian Indonesia dengan memperkuat sektor industri

manufaktur yang mampu menghasilkan devisa, dan mengurangi impor

– terutama impor barang konsumtif, dan juga untuk mendukung sektor

pariwisata, sehingga neraca perdagangan dan transaksi berjalan menjadi

menguat. Perbaikan iklim investasi agar dapat menarik arus modal dari

luar juga terus diperbaiki untuk memperkuat neraca modal di neraca

pembayaran, sehingga neraca pembayaran akan semakin kokoh untuk

menopang stabilitas nilai tukar rupiah. Pemerintah juga terus

memperkuat basis investor dalam negeri dan melakukan pendalaman

pasar keuangan dan pasar surat berharga, sehingga stabilitas nilai surat

berharga Pemerintah dapat dijaga. Bank Indonesia dan OJK terus

menjaga sistem keuangan dan fungsi intermediasi agar tetap stabil dan

tahan terhadap guncangan global. Dalam rangka mitigasi dan antisipasi

terhadap risiko nilai tukar rupiah, Pemerintah dan Bank Indonesia akan

terus menyiapkan dan memanfaatkan kerjasama regional dan global

untuk memperkuat instrumen second line of defense.

7

Saudara Ketua dan Para Anggota Dewan yang terhormat,

Menanggapi pandangan Fraksi Partai Demokrasi Indonesia

Perjuangan, Fraksi Partai Golongan Karya, Fraksi Partai

Gerakan Indonesia Raya, Fraksi Partai Demokrat, Fraksi

Partai Amanat Nasional, Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa,

Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Fraksi Partai Persatuan

Pembangunan, Fraksi Partai NasDem, dan Fraksi Partai Hati

Nurani Rakyat mengenai target penerimaan perpajakan, Pemerintah

akan berupaya untuk mewujudkan kemandirian APBN yang ditunjukkan

dengan semakin besarnya peranan penerimaan perpajakan terhadap

pendapatan negara, yaitu 83 persen dalam RAPBN tahun 2019, hal ini

meningkat tajam dibandingkan tahun 2014 sebesar 74 persen.

Dalam RAPBN tahun 2019, penerimaan perpajakan ditargetkan tumbuh

15 persen, relatif lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan dalam

beberapa tahun terakhir. Target tersebut disusun dengan

mempertimbangkan perbaikan kinerja perpajakan dan peningkatan

kepatuhan pembayaran pajak. Selain itu, perbaikan pertumbuhan

ekonomi hingga semester satu 2018 menghasilkan pertumbuhan

penerimaan perpajakan sebesar 14,3 persen, atau lebih tinggi dari

pertumbuhan semester satu tahun 2017 yang tumbuh sebesar 9,6

persen. Target pertumbuhan penerimaan pajak 2019 akan diwujudkan

melalui sumber penerimaan rutin yang dibayarkan dan/atau disetorkan

oleh Wajib Pajak (voluntary payment) yang berbasiskan pada

kepatuhan sukarela (voluntary compliance) dan upaya (extra effort)

Direktorat Jenderal Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang

bersinergi penuh dalam meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak.

Selain itu, dilakukan beberapa kebijakan utama perpajakan dalam tahun

2019 meliputi: (i) penguatan fungsi pelayanan (tax services), (ii)

8

peningkatan kepatuhan wajib pajak melalui implementasi Automatic

Exchange of Information (AEoI), serta penertiban ekspor, impor, dan

cukai berisiko tinggi, (iii) penegakan hukum secara berkeadilan, dan

(iv) melanjutkan reformasi perpajakan yang komprehensif, melalui

reformasi sumber daya manusia, regulasi, teknologi informasi dan

proses bisnis.

Meskipun penerimaan perpajakan terus diupayakan meningkat, untuk

kemandirian APBN kita Pemerintah tetap menjaga iklim investasi, serta

meningkatkan pelayanan bagi para pembayar pajak dan pelaku usaha

yang patuh dan baik, juga terus menggunakan instrumen fiskal secara

aktif di dalam bentuk insentif untuk mendukung kegiatan dunia usaha

dan melindungi perekonomian Indonesia.

Pemerintah menyampaikan penghargaan atas dukungan segenap fraksi

dan anggota Dewan terhadap reformasi perpajakan yang terus bergulir

dan mengharapkan kerjasama yang konstruktif terus bisa berjalan,

sehingga kita dapat meningkatkan tax ratio dan mendorong

kemandirian APBN dalam jangka menengah panjang.

Selanjutnya, Pemerintah juga sepakat dengan pandangan Fraksi

Partai Keadilan Sejahtera dan Fraksi Partai Kebangkitan

Bangsa, agar Pemerintah terus melakukan evaluasi terkait belanja

perpajakan (tax expenditure). Belanja perpajakan dalam bentuk

berbagai insentif yang diberikan Pemerintah untuk mendorong

perkuatan industri dan menciptakan multiplier effect yang besar bagi

perekonomian, juga untuk melindungi kelompok masyarakat yang

masih rentan, terutama kelompok masyarakat menengah ke bawah.

Besaran belanja perpajakan dalam perekonomian kita cukup besar, yaitu

sebesar 1,1 persen terhadap PDB pada tahun 2016 dan tahun 2017, dan

akan terus kami evaluasi efektivitasnya dan dipergunakan secara

9

bijaksana ke depan. Dalam waktu dekat, Pemerintah juga akan

menerbitkan laporan belanja perpajakan (tax expenditure report) secara

reguler setiap tahun sebagai bentuk transparansi kebijakan fiskal kita.

Saudara Ketua dan Para Anggota Dewan yang kami hormati,

Pemerintah mengapresiasi dukungan Fraksi Partai Demokrasi

Indonesia Perjuangan, Fraksi Partai Demokrat, Fraksi Partai

Amanat Nasional, Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa, Fraksi

Partai Keadilan Sejahtera, dan Fraksi Partai NasDem agar

Pemerintah memperhatikan pembangunan Sumber Daya Manusia

sejalan dengan strategi RAPBN tahun 2019 yang mengedepankan

investasi di bidang pendidikan dan kesehatan untuk menghasilkan SDM

Indonesia yang berkualitas dan mampu berkompetisi dengan percaya

diri di dunia internasional. Untuk itu, Pemerintah terus mengefektifkan

alokasi anggaran pendidikan untuk diarahkan dalam meningkatkan

akses, distribusi, dan kualitas pendidikan secara menyeluruh. Kemudian

menekankan bahwa alokasi anggaran dalam RAPBN tahun 2019 harus

dimanfaatkan dalam membiayai kegiatan yang berkaitan langsung

dengan penyelenggaraan pendidikan.

Selain itu, terobosan kebijakan akan dilakukan Pemerintah untuk

meningkatkan kualitas guru dan tenaga pendidikan, seperti penilaian

kinerja, peningkatan kualifikasi akademik, sertifikasi, dan peningkatan

kesejahteraan guru dan tenaga pendidik. Upaya peningkatan

kesejahteraan guru tersebut sejalan dengan pandangan Fraksi Partai

Keadilan Sejahtera agar ada kepastian atas tunjangan guru PNS dan

non PNS, yang dalam APBN dialokasikan, baik melalui anggaran

Kementerian/Lembaga, maupun Transfer ke Daerah. Dari sisi

penyaluran juga akan dilakukan perbaikan melalui dukungan Teknologi

10

Informasi, sehingga dapat dilaksanakan dengan tepat sasaran, tepat

waktu, dan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Sebagaimana saran Fraksi Partai Demokrasi Indonesia

Perjuangan dan Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Pemerintah

telah melakukan berbagai upaya untuk mempermudah penyaluran

Bantuan Operasional Sekolah (BOS), dengan tetap menjaga

akuntabilitas, melalui pengurangan persyaratan penyaluran, simplifikasi

pelaporan daerah, dan memberikan kemudahan bagi daerah terpencil

melalui penyaluran dalam periode 6 bulan. Sedangkan untuk satuan

biaya BOS, mulai tahun 2019 akan memperhitungkan tidak hanya

jumlah peserta didik, namun juga kesulitan geografis yang dihadapi

sekolah dalam menyelenggarakan layanan pendidikan.

Dalam hal percepatan penyelesaian sarana dan prasarana pendidikan,

pada tahun 2019 Pemerintah melakukan terobosan dengan melibatkan

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di dalam

melaksanakan pembangunan dan rehabilitasi ruang-ruang kelas, serta

melakukan supervisi pembangunan sarana prasarana yang dilakukan

oleh Pemerintah Daerah yang bersumber dari dana DAK.

Sementara itu, Pemerintah juga terus melakukan berbagai upaya

perbaikan pembangunan bidang kesehatan, antara lain peningkatan

kualitas dan ketersediaan tenaga kesehatan, penguatan program

promotif dan preventif dengan mendorong pola hidup sehat, perluasan

Penerima Bantuan Iuran dalam rangka Jaminan Kesehatan Nasional

yang dalam tahun 2019 akan diberikan kepada 96,8 juta jiwa dengan

diikuti peningkatan ketepatan sasaran, perbaikan manajemen, tata

kelola, akuntabilitas, serta efisiensi BPJS Kesehatan dan perbaikan

pelayanan di fasilitas kesehatan tingkat pertama. Di samping itu, terkait

sarana dan prasarana kesehatan, Pemerintah akan mendorong

11

pembangunan rumah sakit di daerah yang dibiayai melalui skema kerja

sama Pemerintah dan Badan Usaha.

Selanjutnya, Pemerintah memiliki pandangan yang sama dengan Fraksi

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Fraksi Partai

Keadilan Sejahtera, untuk mengutamakan gizi, baik dalam aspek

ketersediaan gizi maupun aspek tenaga gizi. Hal ini sejalan dengan

upaya Pemerintah untuk mempercepat penanganan stunting, yang

dalam tahun 2019 diarahkan pada 160 kabupaten/kota, perluasan dari

tahun 2018 yang difokuskan pada 100 kabupaten/kota. Upaya ini akan

dilakukan melalui intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif,

antara lain dalam bentuk pemberian makanan tambahan untuk 525 ribu

ibu hamil dan 1,5 juta balita kurus, pemberian ASI hingga anak usia 23

bulan didampingi pemberian makanan pendamping ASI, serta

pemberian suplemen tambahan untuk ibu menyusui dan anak usia 7-23

bulan.

Dalam hal tenaga kesehatan, Pemerintah akan terus melanjutkan

berbagai kebijakan, seperti wajib kerja dokter spesialis, program

nusantara sehat dalam bentuk penempatan dokter/tenaga kesehatan di

wilayah tertentu, internship, serta program beasiswa/tugas belajar

untuk tenaga kesehatan daerah.

Saudara Ketua dan Para Anggota Dewan yang terhormat,

Menanggapi pertanyaan Fraksi Partai Demokrasi Indonesia

Perjuangan, Fraksi Partai Golongan Karya, Fraksi Partai

Demokrat, Fraksi Partai Amanat Nasional, Fraksi Partai

Kebangkitan Bangsa, Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Fraksi

Partai Persatuan Pembangunan, dan Fraksi Partai NasDem

yang menyoroti percepatan penurunan kemiskinan, kesenjangan dan

12

penguatan program perlindungan sosial, dapat kami jelaskan sebagai

berikut.

Pertumbuhan ekonomi harus disertai dengan jaring pengaman sosial

bagi masyarakat miskin melalui program perlindungan sosial. Hal ini

untuk menghindari terjadinya pertumbuhan ekonomi yang tidak inklusif

dan menghasilkan ketimpangan yang melebar. Kebijakan perlindungan

sosial yang dilakukan oleh Pemerintah terdiri dari dua strategi: (i)

mengurangi beban pengeluaran masyarakat miskin melalui program

Bantuan Pangan Non Tunai, Program Keluarga Harapan, Program

Indonesia Pintar dan bidik misi, serta bantuan iuran Jaminan Kesehatan

Nasional; dan (ii) meningkatkan pendapatan masyarakat miskin,

diantaranya bantuan permodalan dan mendorong usaha kecil rumahan

melalui bantuan sosial stimulan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) dan

Usaha Ekonomi Produktif (UEP).

Berdasarkan riset yang dilakukan oleh beberapa lembaga, program

perlindungan sosial seperti PKH, PIP, dan Bantuan Pangan mampu

secara efektif mengurangi tingkat kemiskinan dan kesenjangan. Oleh

karena itu, pada tahun 2019, pemerintah menargetkan persentase

kemiskinan lebih turun lagi menjadi 8,5 persen – 9,5 persen, dan rasio

gini pada kisaran 0,38-0,39. Upaya menurunkan kemiskinan dan

kesenjangan tersebut tidak mudah, tetapi dapat dilakukan dengan

bauran kebijakan yang tepat dan terbukti efektif, peningkatan efisiensi

dan efektivitas implementasi program perlindungan sosial, koordinasi

antar semua pemangku kepentingan, serta sinergi antara program dan

antara Kementerian/Lembaga pada program perlindungan sosial.

Di dalam rangka penguatan program perlindungan sosial tersebut,

Pemerintah melakukan peningkatan efektivitas PKH melalui:

(1) meningkatkan besaran bantuan sebesar 100 persen yang diikuti

13

dengan penguatan peran pendamping dan verifikasi pemenuhan

kewajiban (conditionalities); (2) pemberian besaran bantuan sesuai

aspek keadilan; dan (3) pemberian bantuan untuk lansia melalui

program tersendiri di luar PKH. Pemerintah juga akan melakukan

perluasan cakupan penerima bantuan iuran (PBI) Program JKN untuk

menjamin keterjangkauan masyarakat miskin atas layanan kesehatan

dapat terpenuhi.

Pada akhir tahun 2019 Pemerintah menargetkan penyaluran bantuan

pangan non tunai (BPNT) akan bertahap menuju kepada 15,6 juta

keluarga penerima manfaat. Melalui skema BPNT tersebut, pelaksanaan

dan penyaluran bantuan pangan diharapkan bisa lebih transparan, tepat

sasaran, dan penerima bantuan mempunyai fleksibilitas, baik kualitas

maupun bentuk pangan yang diinginkan. Selain itu, Penggunaan

kartu/voucher bantuan diharapkan dapat mendorong upaya

pemberdayaan masyarakat miskin melalui E-Warong, serta memberikan

akses jasa keuangan terutama kepada masyarakat miskin.

Disamping penguatan program-program tersebut, Pemerintah melalui

sinergi PKH dengan program pemberdayaan masyarakat (KUBE, UEP

dan KUR), dan melalui instrumen alokasi dana desa diharapkan mampu

mengurangi kemiskinan, kesenjangan dan meningkatkan kemandirian

masyarakat hingga tingkat desa. Pada bidang pertanian, Pemerintah

juga memperkuat Reformasi Agraria dan Perhutanan Sosial sebagai

bentuk penataan aset produktif dan keberpihakan terhadap para petani

dan rakyat kecil dengan target 9 juta sertifikat pada tahun 2019.

Namun demikian, Pemerintah menyadari bahwa masih terdapat

tantangan terutama terkait efisiensi dan efektivitas pelaksanaan

program-program perlindungan sosial, khususnya dari aspek ketepatan

sasaran. Oleh karena itu, Pemerintah sependapat dengan pandangan

14

Fraksi Partai Amanat Nasional dan Fraksi Partai Keadilan

Sejahtera agar Pemerintah melakukan sinergi program-program

kemiskinan, bantuan sosial, subsidi, dan program sektoral lainnya

melalui penyatuan seluruh basis data "by name by address" untuk

perencanaan dan penganggaran, baik bagi program perlindungan sosial,

bansos dan subsidi. Untuk ini, Pemerintah telah menyiapkan satu basis

data (unified data) yang bersumber dari 40 persen golongan masyarakat

dengan pendapatan terendah, yaitu Basis Data Terpadu Program

Penanganan Fakir Miskin (DTPPFM) yang dikelola oleh Kementerian

Sosial dan TNP2K.

Saudara Ketua dan Para Anggota Dewan yang terhormat,

Menanggapi pandangan dari Fraksi Partai Golongan Karya, Fraksi

Partai Demokrat, Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa, Fraksi

Partai Keadilan Sejahtera, Fraksi Partai Persatuan

Pembangunan, dan Fraksi Partai Hati Nurani Rakyat mengenai

perlunya Pemerintah memperbaiki mekanisme pengawasan dan evaluasi

Dana Desa dapat disampaikan bahwa, Pemerintah sependapat untuk

terus melakukan berbagai upaya perbaikan dalam pelaksanaan evaluasi

dan pengawasan Dana Desa. Pemerintah juga melakukan penguatan

monitoring dan evaluasi kapasitas perangkat desa, serta koordinasi,

konsolidasi dan sinergi dari tingkat Pemerintahan Pusat, Pemerintah

Daerah, kecamatan, hingga desa.

Dalam rangka meningkatkan pengawasan, telah dan akan terus

dilakukan upaya pengawasan yang terintegrasi, efektif, dan efisien,

melalui:

1) Bupati/Walikota untuk memberdayakan aparat pengawas fungsional

di daerah, serta melakukan pembinaan kepala desa untuk

pelaksanaan keterbukaan informasi di desa,

15

2) mendorong Bupati/Walikota untuk mengoptimalkan peran

organisasi perangkat daerah kabupaten/kota dan kecamatan dalam

melakukan pendampingan teknis penyelenggaraan pemerintahan

desa,

3) meningkatkan pencegahan penyimpangan penggunaan Dana Desa

melalui pembentukan Sekretariat Pengawalan Dana Desa di

kabupaten/kota dari berbagai unsur pemerintahan,

4) kerjasama dengan POLRI melalui MoU dengan ruang lingkup

sosialisasi dan regulasi, fasilitasi pengamanan, penegakan hukum,

dan pengelolaan dana desa, termasuk pertukaran informasi dan

pembinaan,

5) kerjasama dengan KPK, Kejaksaan, dan BPKP untuk melakukan

pengawasan terhadap penggunaan Dana Desa,

6) kerjasama dengan Perguruan Tinggi, organisasi kemasyarakatan, dan

LSM yang tergabung dalam POKJA masyarakat sipil dalam

melakukan monitoring dan pengawasan penggunaan Dana Desa,

serta

7) peningkatan peran Satgas Dana Desa untuk melakukan pengendalian

dan pengawasan terhadap penggunaan Dana Desa.

Selain itu juga dilakukan, penguatan kompetensi tenaga pendamping

untuk memperkuat kapasitas aparat desa dalam perencanaan,

penganggaran, pelaksanaan, dan penyusunan laporan

pertanggungjawaban Dana Desa. Dengan berbagai langkah tersebut

diharapkan pemanfaatan Dana Desa dapat lebih optimal dan semakin

fokus pada upaya pengentasan kemiskinan, mengurangi ketimpangan

pelayanan dasar antardesa, memajukan perekonomian desa, dan

meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa.

16

Saudara Ketua dan Para Anggota Dewan yang terhormat,

Selanjutnya menanggapi pandangan Fraksi Partai Gerakan

Indonesia Raya, Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa, Fraksi

Partai Keadilan Sejahtera, dan Fraksi Partai Persatuan

Pembangunan terkait dengan tren peningkatan pembiayaan utang

dalam kurun waktu 2015-2018 dapat disampaikan penjelasan sebagai

berikut. APBN yang terdiri dari sisi penerimaan, belanja, dan

pembiayaan (termasuk utang) adalah instrumen untuk mengelola

perekonomian dengan fungsi alokasi, distribusi, dan stabilitasi. Dalam

periode 2015-2017, perekonomian Indonesia dihadapkan pada

penurunan harga-harga komoditas global secara drastis yang

menghantam dunia usaha dan menekan penerimaan negara, baik dalam

bentuk penerimaan perpajakan maupun non pajak. Sementara itu

tujuan untuk membangun infrastruktur yang tertinggal, memperbaiki

kualitas sumber daya manusia Indonesia yang sangat mendesak, serta

pengurangan kemiskinan dan kesenjangan antar daerah merupakan

prioritas yang tidak dapat ditunda. Dalam rangka mengelola tekanan

global, jatuhnya komoditas, dan menjalankan program pembangunan

yang prioritas dan strategis tersebut, maka APBN melakukan fungsi

stabilisasi (counter cyclical), fungsi alokasi dan fungsi distribusi dengan

mendesain defisit APBN 2015-2017 yang meningkat di atas 2 persen dari

PDB. Meskipun peningkatan angka defisit APBN yang berarti

penambahan utang negara secara nominal Rupiah, namun defisit APBN

tetap dijaga di bawah batas yang ditetapkan oleh Undang-Undang

Keuangan Negara. Dengan likuiditas global yang longgar, dan suku

bunga global yang masih rendah pada periode 2015-2017 yang lalu, juga

tingkat inflasi dalam negeri yang relatif stabil rendah, maka pembiayaan

utang dapat dikelola dengan aman.

17

Memasuki tahun 2018, Pemerintah melakukan konsolidasi fiskal dengan

menurunkan tingkat defisit APBN. Fungsi stabilisasi APBN secara

bertahap disesuaikan karena perekonomian tidak bisa menerima suatu

shock yang sifatnya mendadak. Langkah ini akan terus dipertahankan

pada tahun 2019, yaitu melalui konsolidasi fiskal dengan penurunan

tingkat defisit, dengan lingkungan global yang berubah sangat cepat,

dengan likuiditas global yang makin mengetat dan suku bunga global

yang cenderung meningkat, maka APBN harus dirancang lebih hati-hati

dengan terus menurunkan tingkat defisit dan bahkan bertujuan untuk

mencapai keseimbangan primer yang mendekati seimbang dan positif.

Penambahan dan pengurangan utang negara adalah bagian dari

keseluruhan desain untuk menggunakan APBN sebagai instrumen

kebijakan makro ekonomi dan dalam rangka menjalankan fungsi APBN

sesuai mandat Undang-Undang Keuangan Negara, yaitu APBN sebagai

alat stabilisasi (counter cyclical), alokasi dan distribusi untuk mengelola

perekonomian Indonesia dalam rangka mencapai pertumbuhan,

pemerataan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat Indonesia

secara menyeluruh.

Pembahasan dan perdebatan baik secara politik maupun substantif

mengenai APBN, termasuk kebijakan defisit APBN dan besaran

tambahan utang negara setiap tahun, selalu dilakukan secara detail,

terbuka dan transparan dalam proses pembahasan APBN dengan Dewan

Perwakilan Rakyat dan pada akhirnya disetujui dan ditetapkan dalam

bentuk Undang-Undang APBN setiap tahunnya. Pertanggungjawaban

APBN, termasuk pertanggungjawaban besaran utang yang disampaikan

oleh Pemerintah, juga dibahas secara detail oleh seluruh fraksi DPR

secara terbuka dan ditetapkan dalam Undang-Undang

Pertanggungjawaban dan Pelaksanaan APBN (Laporan Keuangan

Pemerintah Pusat). Inilah yang disebut proses politik dan proses hukum

18

yang konstitusional yang sudah diatur di dalam tata negara Republik

Indonesia dan diatur dalam peraturan perundangan-undangan yang

terus dipatuhi dan dijaga oleh Pemerintah.

Pemerintah terus memiliki komitmen menjaga keuangan negara, APBN,

dan utang negara secara hati-hati (prudent), sesuai kaidah-kaidah

kehati-hatian dan standar pengelolaan utang yang diterapkan oleh

semua negara secara konsisten. Ukuran dan standar pengelolaan utang

negara dinilai, diteliti dan diamati oleh semua lembaga keuangan yang

independen dan memiliki reputasi global. Ini adalah bagian dari tradisi

pertanggung jawaban Pemerintah yang baik di dalam pengelolaan

keuangan negara terhadap rakyat, termasuk kepada generasi yang akan

datang. Seluruh komponen APBN termasuk pembiayaan utang negara,

akan terus dimanfaatkan secara produktif, efisien, dan akuntabel,

sehingga dapat berkontribusi optimal bagi perekonomian Indonesia dan

menciptakan kesejahteraan rakyat.

Kebijakan utang negara sangat transparan dan akuntabel, diteliti dan

dinilai oleh seluruh pemangku kepentingan. Dengan menggunakan

standar kehati-hatian yang tinggi dan terus menggunakan standar best

practice yang dipakai secara global, pengelolaan utang dan APBN

Indonesia memperoleh penilaian yang positif dari seluruh lembaga

rating dunia, sehingga rating Indonesia saat ini mencapai investment

grade. Capaian ini tentu saja harus kita jaga dengan hati-hati dan

bertanggung jawab. Pemerintah juga terus menurunkan risiko

pembiayaan dengan melakukan upaya diversifikasi instrumen, baik yang

bersifat konvensional maupun instrumen yang berbentuk syariah, dan

meningkatkan variasi sumber pembiayaan, baik yang berasal dari

sumber domestik, maupun yang berasal dari berbagai lembaga

multilateral. Dengan demikian, risiko pengelolaan utang negara dapat

terus diminimalkan dan biaya utang terus diupayakan dapat ditekan.

19

Hal ini juga akan bermanfaat dalam memperkuat dan memperdalam

pasar keuangan dalam negeri dan pasar surat berharga sebagai alat

investasi, sehingga sektor keuangan Indonesia akan makin stabil dan

memiliki daya tahan. Utang dan seluruh elemen APBN jelas bukanlah

tujuan, namun mereka adalah instrumen untuk mencapai tujuan

bernegara dan mengelola perekonomian Indonesia.

Pengelolaan utang yang produktif, tercermin dari upaya Pemerintah

mengalihkan belanja yang bersifat konsumtif menjadi produktif sejak

tahun 2015 melalui reformasi subsidi energi dan belanja

kementerian/lembaga. Peningkatan belanja produktif dapat dicermati

dari meningkatnya belanja strategis, terutama belanja infrastruktur,

serta belanja pendidikan, belanja kesehatan, dan belanja perlindungan

sosial.

Selanjutnya menanggapi pandangan Fraksi Partai Gerakan

Indonesia Raya, Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa, Fraksi

Partai Keadilan Sejahtera, dan Fraksi Partai Persatuan

Pembangunan agar Pemerintah meningkatkan kehati-hatian di dalam

pengelolaan utang termasuk di dalamnya SBN, seiring adanya

ketidakpastian perekonomian global, dapat kami sampaikan sebagai

berikut. Pemerintah telah meningkatkan kewaspadaan terhadap

pengawasan kondisi perekonomian domestik dan global, serta

menyiapkan skema protokol manajemen krisis (Crisis Management

Protocol/CMP) di pasar SBN dan juga skema mekanisme stabilisasi

pasar SBN melalui Bond Stabilization Framework (BSF). Pemerintah,

dalam hal ini Kementerian Keuangan, bersama Bank Indonesia dan OJK

akan terus melakukan upaya pengembangan dan pendalaman pasar

keuangan untuk memitigasi risiko yang mungkin timbul akibat

ketidakpastian perekonomian global. Di sisi lain, sebagai bagian dari

strategi pembiayaan pada tahun 2019, upaya efisiensi atas kombinasi

20

sumber pendanaan serta pengembangan sumber pembiayaan yang

kreatif akan terus dilakukan oleh Pemerintah.

Pemerintah selalu meriview tambahan penerbitan SBN serta

kepemilikan SBN. Di sisi lain kita juga selalu mempertimbangkan risiko

pembalikan modal dalam waktu singkat (sudden reversal) di dalam

menghadapi gejolak di pasar global. Untuk mengantisipasi hal tersebut,

Pemerintah terus melakukan upaya mengembangkan dan memperdalam

pasar keuangan domestik yang dilakukan melalui penerbitan project-

based sukuk dan meningkatkan peran investor domestik, khususnya

investor ritel di pasar SBN.

Selanjutnya Pemerintah akan bersungguh-sungguh memperhatikan

pandangan Fraksi Partai Golongan Karya, Fraksi Partai

Kebangkitan Bangsa, dan Fraksi Partai Persatuan

Pembangunan, mengenai keberlanjutan program-program

infrastruktur yang dibiayai PMN sejak tahun 2015 agar dapat

memberikan hasil dan nilai tambah, baik berupa pengembalian nilai

pokok maupun manfaat ekonomi dan sosial yang dirasakan masyarakat

dan rencana keterlibatan pihak swasta.

Pemerintah mempunyai komitmen yang kuat untuk mengakselerasi

pembangunan infrastruktur dalam rangka meningkatkan kapasitas

produksi dan penguatan daya saing. Salah satu upaya Pemerintah

dilakukan melalui penambahan PMN kepada BUMN yang sebagian

besar dipergunakan untuk mendukung pembangunan infrastruktur, baik

sarana dan prasarana transportasi permukiman, air bersih dan sanitasi,

serta infrastruktur untuk mendukung ketahanan energi.

Beberapa capaian dari alokasi investasi kepada BUMN antara lain:

1) pembangunan proyek ruas tol trans Jawa, pembangunan jalan tol

trans Sumatera;

21

2) penyaluran pembiayaan kepada Pemda dalam rangka percepatan

pembangunan infrastruktur daerah, antara lain kepada Pemerintah

Kabupaten Konawe-Sulawesi Tenggara untuk pembangunan RSUD

dan Pemprov Lampung untuk pembangunan sektor jalan;

3) pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan di seluruh Indonesia;

4) penjaminan proyek infrastruktur ketenagalistrikan, telekomunikasi,

jalan tol, dan air minum;

5) pembangunan proyek LRT (Light Rail Transit ) Jabodebek; serta

6) pembangunan sarana dan prasarana pelabuhan di kawasan

Indonesia Timur, antara lain Pelabuhan Bitung, Kendari, Tarakan,

Sorong, Merauke, dan Manokwari.

Pemerintah juga telah mengembangkan skema pembiayaan alternatif

non-utang yang kreatif dan inovatif untuk mendukung pendanaan

infrastruktur, seperti Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha/KPBU.

Dalam rangka mendukung KPBU dalam penyediaan infrastruktur,

Pemerintah memberikan dukungan dalam bentuk fasilitas penyiapan

proyek (Project Development Facility/PDF) dan dukungan kelayakan

atas sebagian biaya konstruksi (Viability Gap Fund/VGF).

Saudara Ketua dan Para Anggota Dewan yang terhormat,

Demikianlah tanggapan Pemerintah atas Pemandangan Umum DPR RI

berkenaan dengan Rancangan Undang-Undang tentang Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2019 beserta Nota

Keuangannya. Tanggapan atas Pemandangan Umum yang lengkap dan

terinci kami sampaikan dalam lampiran sebagai bagian yang tidak

terpisahkan dari jawaban yang telah kami sampaikan ini.

Akhirnya atas nama Pemerintah, kami menyambut baik ajakan Dewan

Perwakilan Rakyat yang terhormat untuk bersama-sama membahas

22

RUU APBN tahun 2019 beserta Nota Keuangannya secara lebih

mendalam, dan cermat pada tahap selanjutnya. Kami juga berharap

proses tersebut dapat dilaksanakan atas dasar prinsip kemitraan dan

tanggung jawab bersama di dalam mengemban amanat rakyat, sehingga

rangkaian proses pembahasan dan persetujuan DPR atas RUU APBN

Tahun 2019 yang diajukan oleh Bapak Presiden dapat diselesaikan

secara tepat waktu sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya

kepada kita semua, agar kita senantiasa diberikan kekuatan dan

kemampuan dalam menjalankan dan menyelesaikan tugas dan tanggung

jawab kepada bangsa dan negara ini.

Demikian kami sampaikan dan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Jakarta, 4 September 2018

A.N. PEMERINTAH

MENTERI KEUANGAN

SRI MULYANI INDRAWATI