fotokimia reduksi ion besi iii

Upload: lisa-ayuningtyas-wulandari

Post on 07-Jan-2016

711 views

Category:

Documents


29 download

DESCRIPTION

fotokimia

TRANSCRIPT

  • LAPORAN TERBAIK

    PRAKTIKUM KIMIA IV

    JUDUL PERCOBAAN :

    FOTOKIMIA REDUKSI ION BESI (III)KELOMPOK 9 :

    1. Roshinta Anggun Ramadhan (J2C008060)2. Rr. Dian Pratiwi (J2C008061)3. Sapto Adi Wibowo (J2C008062)4. Sara Agustine Biyang (J2C008063)5. Sari Pratiwi (J2C008064)6. Setyo Rini Utomo (J2C008065)7. Siska Yulyana Tristianti (J2C008066)8. Sri Handayani (J2C008068)9. Suprihatin (J2C008069)10. Yazid Murtadlo (J2C008100)

    JURUSAN KIMIA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    SEMARANG

    2010

  • ABSTRAK

    Telah dilakukan percobaan yang berjudul Fotokimia Reduksi Ion Besi(III) yang brtujuan untuk mempelajari reaksi reduksi besi (III) secara fotokimiadan mempelajari kegunaan reaksi reduksi besi (III) untuk cetak biru. Prinsip yangdigunakan dalam percobaan ini adalah reaksi reduksi ion besi (III) yangdipengaruhi oleh cahaya. Metode dalam percobaan ini adalah fotokimia yangmerupakan ilmu yang mempelajari reaksi-reaksi kimia yang diinduksi oleh sinarsecara langsung menggunakan kertas kalkir yang transparan dan cetak birudengan kertas tik dan dibuka pada tempat yang disinari oleh cahaya mataharisebagai cahaya kuatnya. Hasil yang didapat yaitu warna yang terbentuk adalahwarna biru pada tepi kertas HVS, tidak pada tulisan ditengah. Hal ini dikarenakankertasnya blm kering, dan Fe2+ belum teroksidasi.

  • PERCOBAAN 8

    FOTOKIMIA REDUKSI ION BESI (III)

    I. TUJUAN PERCOBAAN

    1.1 Mempelajari reaksi reduksi besi (III) secara fotokimia dan mempelajarikegunaan untuk cetak biru.

    II. TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Fotokimia

    2.1.1 Pengertian Fotokimia

    Fotokimia adalah bagian dari ilmu kimia yang mempelajari interaksiantara atom, molekul kecil dan cahaya (atau radiasi elektromagnetik).Sebagaimana disiplin ilmu lainnya, fotokimia menggunakan sistem satuan SI ataumetrik. Unit dan konstanta yang sering digunakan antara lain adalah meter, detik,hertz, joule, mol, konstanta gas R, serta kontanta Bolztmann. Semua unit dankonstanta ini juga merupakan bagian dari bidang kimia fisik.

    Fotokimia adalah ilmu yang mempelajari reaksi-reaksi kimia yangdiinduksi oleh sinar secara langsung maupun tidak langsung. Reaksi termal biasayang berlangsung dalam gelap memperoleh energi pengaktifan dari penyerapanfoton cahaya oleh molekul-molekulnya. Karena itu reaksi ini memberikankemungkinan selektivitas yang tinggi, yang berarti bahwa energi dari kuantumcahaya tepat sesuai untuk reaksi tertentu saja. Keadaan elektronik molekul yangtereksitasi mempunyai energi dan distribusi elektron yang berbeda dari keadaandasar, sehingga sifat kimianyapun berbeda.

    (Alberty, 1984)

  • 2.1.2 Reaksi Fotokimia

    Reaksi fotokimia adalah reaksi kimia yang disebabkan oleh cahaya atauradiasi ultraviolet. Foton yang masuk diserap oleh molekul pereaksi menghasilkanmolekul tereksitasi atau molekul radikal bebas, yang selanjutnya bereaksi lagi.

    (Alberty, 1984)

    2.2 Hukum Fotokimia

    Dalam fotokimia terdapat dua hukum dasar. Menurut hukum yang pertamadari Grothus (1817) dan Draper (1843), perubahan fotokimia hanya dapatditimbulkan oleh cahaya yang diserap. Radiasi yang tidak diserap tetapi dapatmendorong molekul tereksitasi untuk memancarkan sinar. Hukum keduafotokimia yang diusulkan oleh Stark dan Einstein (1908-1912) menyatakan bahwamolekul yang menyerap satu kuantum sinar masuk menjadi teraktifkan.

    (Alberty, 1984)

    2.3 Manfaat Fotokimia

    Fotosintesis merupakan suatu reaksi kimia yang memerlukan cahaya agar

    proses pembentukkan gula dari selulosa dapat terjadi dari CO2 dan H2O. Cahayamatahari membantu pembentukkan vitamin D di dalam tubuh. Pemutihan materialkain dan sedotan biasannya menggunakan cahaya matahari. Cetak birudikembangkan dengan memancarkan cahaya pada senyawa besi. Dalam duniafotografi senyawa perak dan halogen mengalami perubahan oleh cahaya.

    (Biddle, 1949)

    2.4 Cetak Biru

    Pengolahan cetak biru masih sangat jarang ditemukan,tetapi prosespembuatan cetak biru sangatlah mudah biasanya kertas cetak biru, dilapisi denganbesi ammonium sitrat dan kalium ferisianida yang sensitive terhadap cahaya.Proses penggambaran dilakukan pada kain tembus cahaya atau kertas yang

  • ditempatkan di atas satu lembar kertas cetak biru dan dibuka pada tempat yangdisinari oleh cahaya yang kuat. Cahaya mengubah besi ammonium sitrat menjadisenyawa garam dari besi, kemudian ketika kertas direndam di dalam air, senyawagaram dari besi bereaksi dengan kalium ferisianida untuk membentuk larutan birupekat yang membuat kertas menjadi berwarna biru. Zat kimia pada kertasdilindungi dari cahaya oleh garis dari kertas atau melarutkan gambar danmengakibatkan kertas atau gambar menjadi putih. Cetak biru dikembangkandengan memancarkan cahaya pada senyawa besi. Dalam dunia fotografi senyawaperak dan halogen mengalami perubahaan oleh cahaya.

    (Biddle,1949)

    2.5 Pembentukan Warna pada Ion Kompleks

    Penyerapan radiasi elektromagnetik oleh spesies ion dalam larutanmembutuhkan elektron dalam ion yang dapat berpindah dari satu tingkat energiyang lain. Cahaya yang diserap harus memiliki energi yang sama denganperbedaan dan tingkat energi tersebut dalam transisisi. Jika energi transisi terletakpada panjang gelombang cahaya tampak, maka komponen cahaya tersebut diserapdan cahaya yang diteruskan akan berwarna. Warna cahaya yang diteruskan adalahwarna pelengkap dan warna yang diserap. Kenaikan sebuah elektron dari tingkatenergi rendah ke tingkat yang lebih tinggi menyebabkan penyerapan komponencahaya putih dan cahaya yang dilewatkan warna.

    (Petrucci,1989)

    2.6 Senyawa kompleks

    Senyawa komples adalah senyawa yang terbentuk karena penggabungandua atau lebih senyawa sederhana yang masing- masingnya dapat bediri sendiri.

    (Rivai,1995)

    Senyawa kompleks mengandung ion kompleks yang tersusun dari atompusat yang mengikat secara koordinasi sejumlah spesies (ligan).

  • Ligan adalah molekul sederhana yang dalam senyawa kompleks bertindaksebagai donor pasangan elektron (basa lewis). Dengan kata lain, ligan merupakansuatu spesi atau molekul yang mempunyai sepasang elektron bebas yang dapatdigunakan untuk berikatan.

    Atom pusat adalah atom yang dalam senyawa kompleks bertindak sebagaiaseptor pasangan elektron (asam lewis). Atom pusat juga menyediakan orbitalkosong yang dapat diisi oleh ligan-ligan.

    (Petrucci,1989)

    2.7 Reaksi Pembentukan Senyawa Kompleks

    Senyawa kompleks terbentuk dari perpindahaan 1 atau lebih pasanganelectron dari ligan ke ion logam ligan bertindak sebagai pemberi elektron dan ionlogam sebagai penerima electron berikut reaksi umumnya:

    M +nLMLn

    Dimana n adalah bilangan koordinasi senyawa kompleks yang terbentuk.Bilangan koordinasi ini lazimnya 2, 4 dan 6.

    (Petrucci, 1989)

    2.8 Ion Kompleks dan Senyawa Koordinasi

    Ion kompleks merupakan gabungan ion logam pusat dengan ligan-ligannya, sedangkan senyawa koordinasi merupakan senyawa netral yangmengandung ion kompleks daerah sekitar ion logam pusat dimana ligan-liganditemukan dinamakan lekung koordinasi. Jumlah lengkung kedudukan dalamlengkung koordinasi yang dapat ditempati oleh ligan adalah bilangan koordinasidan ion logam pusat.

    (Petrucci,1989)

  • 2.9 Kelarutan Senyawa Kompleks

    Kelarutan senyawa kompleks dalam air tergantung pada muatankompleksnya. senyawa kompleks yang bermuatan lazimnya mudaah larut dalamair begitu pula sebaliknya. Sifat ini berkaitan dengan sifat air yang berkutub.Contoh:

    Ag + + Cl- AgCl sukar larut

    AgCl + Cl- [AgCl2]- mudah larut

    (Rivai,1995)

    2. 10 Besi

    2.10.1 Pengertian Besi

    Besi merupakan unsur ke-4 terbanyak penyusun kerak bumi, tergolongunsur transisi utama. Di alam ditemukan dalam beberapa mineral, terutamasebagai hematite ( Fe2O3), limonit (FeO(OH) nH2O) dan magnetit (FeO-Fe2O3).Besi dapat berada dalam emapat bentuk alotrop, yaitu sebagai besi-, besi-, besi

    dan besi- dengan titik transisi pada 770C, 928C, dan 1530C. Bentuk bersifat magnet,tetapi bila berubah menjadi besi sifat magnet itu hilang. Logambesi sangat reaktif dan mudah berkarat terutama dalam kondisi udara lembab atausuhu tinggi. Pada pemanasan bereaksi dengan unsur bukan logam, dapatmembentuk senyawa besi (II) dan senyawa besi (III).

    (Mulyono, 2005)

    2.10.2 Senyawa Kompleks Besi

    Besi adalah logam paling banyak, dan dipercayai sebagai unsur kimia kesepuluh paling banya di alam. Jumlah besi yang besar di bumi disangkamenyumbang kepada medan magnet bumi. Simbolnya Fe ringkasan ferrum nama

  • latin bagi besi. Besi adalah logam yang dihasilkan dari bijih besi, dan jarangditemui dalam keadaan bebas.

    Dalam industri, besi dihasilkan dari bijih, kebanyakan hematit (Fe2O3),melalui reduksi oleh karbon pada suhu 20000C.

    2 C + O2 2 CO

    3 CO + Fe2O3 2 Fe + 3 CO2

    Besi yang dihasilkan dapat digunakan dalam sintesis senyawa-senyawayang mengandung Fe.

    Beberapa senyawa kompleks dengan atom pusat Fe adalah

    1. FeIII [ (2,2-bipryridine)(HPO3)(H2PO4) ]

    2. Kompleks M [TCNQ]

    3. Kompleks Fe(II) - Cr(III) Oksalat

    (Petrucci, 1989)

    2.11 Besi Oksida

    FeO, Fe2O3, dan Fe3O4 hampir sama apabila dikaitkan dengan strukturnya.Atom oksigen pada semua strukturnya konfigurasi c.c.p. dalam stoikiometrisemua FeO berbentuk oktahidral yang diikat oleh atom Fe, yang memberikan efekkisi NaCl dari Fe2+ da O2-. Perbandingan kedua ion ini dalam persenyawaannyakira-kira 48,56%. Pemindahan ion Fe3+ dari Zink Aridear dan penggantiandengan dua sampai tiga dari number ion Fe3+ memberi FeO dalam besi berkurangini menunjukkan data lebih akurat daripada penambahan oksigen ketika besi tiga-empat aserrimeritan Fe2+ diganti oleh ion Fe3+ akan terbentuk senyawa Fe3O4, Fe(FeO)2 dan sebuah struktur spinel.

    (Heslop & Robinson, 1969)

  • 2.12 Reaksi Redoks

    Reaksi redoks atau reduksi oksidasi sering ditulis sebagai dua reaksi parodimana terjadi transfer elektron misalnya:

    Oksidasi : Sn2+ Sn4+ + 2e-

    Reduksi : Fe3+ + e- Fe2+

    Kedua reaksi paro diatas dapat digabung menjadi

    Reaksi Redoks : Sn3+ + 2Fe3+ Sn4+ + 2Fe2+

    (Fernando, 1997)

    2.13 Analisis Bahan

    2.13.1. Asam Oksalat

    Sifat fisik : -memiliki titik lebur 101oC

    -densitas 1,6 gram/mL

    -tak berwarna

    -berbentuk padatan Kristal

    Sifat kimia : -asam dikarboksilat dengan rumus H2C2O4.2H2O atauCaCl.2H2O

    -bersifat racun

    -digunakan di laboratorium sebagai pereaksianalitik(larutan baku)

    -untuk bahan pembersih pengunting logam

    (Mulyono,2002)

  • 2.13.2. Asam Klorida

    Sifat fisik: -gas tak berwarna

    -berbau tajam

    -titik lebur 114,8OC

    -titik didih -84,9OC

    Sifat kimia : -senyawa anorganik dengan rumus kimia HCl

    -dapat dibuat dengan cara mereaksikan NaCl dengan H2SO4pekat

    -sangat larut dalam pelarut air dengan membentuk larutanasam kuat

    (Mulyono, 2002)

    2.13.3. Potassium Dikromat

    Sifat fisik : -padatan Kristal jingga-merah K2Cr2O7

    -densitas 2,67 gram/mL

    -titik lebur 396oC

    -mengurai diatas 500oC

    Sifat kimia : -larut dalam air dan tak larut dalam alcohol

    -monoklinik atau triklinik

    -monoklinik berubah menjadi triklinik pada 241,6oC

    -senyawa ini dibuat lewat pengasaman larutan kaliumkromat kasa

  • (Daintith, 1990)

    2.13.4. Kalium Heksasianoferat (III)

    Sifat fisik : -berupa kristal berwarna merah

    -mempunyai BM 329,25 gram/mol

    Sifat kimia : -kelarutan dalam air 33oC

    -rumus molekul : K3Fe(CN)6

    (Mulyono, 2002)

    2.13.5. FeCl3

    Sifat fisik : -padatan coklat hitam

    -heksagonal

    -densitas 2,9 gram/mL

    -titik leleh 306oC

    -mengurai pada 315oC

    Sifat kimia : -larut dalam banyak organik

    -membentuk larutan dengan daya hantar listrik yang rendah

    -dalam banyak hal senyawa ini menyerupai alumuniumoksida sehingga dapat digunakan sebagai katalis penggantidalam pengganti friedel-crafts

    (Daintith, 1990)

    2.13.6. Aquadest

    Sifat fisik : -BM 18,016 gram/mol

    -massa jenis 1,32 gram/cm3

  • -titik didih 100oC

    -titik beku 0oC

    Sifat kimia : -larut dalam dietil alkohol

    -sebagai pelarut

    -bersifat polar

    -momen dipole 1,84 D

    (Basri, 1996)

    IV. METODE PERCOBAAN

    4.1. Alat dan Bahan

    4.1.1. Alat

    - Gelas gelap - Gelas ukur

    - Keping kaca - Plastik

    - Pipet tetes - Label

    4.1.2. Bahan

    - Asam Oksalat -Kertas HVS

    - Diamonium Hidrofosfat - Besi (III) Klorida

    - Larutan K3Fe(CN)6 0,1 M

  • 4.2. Gambar Alat

    Gelas ukur pipet tetes Gelas Beker

    4.3. Skema Kerja

    - Pencampuran larutan

    - Penyimpanan dalam ruang gelap

    - Penambahan 100 mL asam oksalat

    - Pengadukkan

    100 mL larutan besi (III) klorida + 200 mL larutan diamonium hidrofosfat

    Gelas beker

    Hasil

  • - Pencelupan kertas ke dalamlarutan campuran besi (III)klorida dan diamoniumhidrofosfat

    - Pengeluaran kertas

    - Peletakkan kertas diantara 2kertas saring

    - Pendiaman selama 10 15 menit

    4 helai kertas HVS

    Gelas beker

    Hasil

  • - Pembuatan objek yang akandicetak dengan tinta cina

    - Peletakkan objek di atas plastik- Penjepitan dengan 2 keping kaca- Penyinaran dengan sinar

    matahari kurang lebih 5 7 menit

    - Pencelupan ke dalam larutankalium heksasianoferat ( III) 0,1M

    - Pengeluaran kertas

    Objek yang akan dicetakKertas HVS

    Kertas HVS yang telah disinari

    Hasil

  • V. DATA PENGAMATAN

    No. Perlakuan Hasil

    1 Pencampuran larutan besi (III) klorida dengan larutanasam oksalat dalam ruang gelap

    Larutan berwarnacoklat tua

    2 Pencelupan kertas HVS ke dalam larutan campuranbesi (III) klorida dengan larutan asam oksalat dalamruang gelap

    Warna kertas HVSmenjadi kuning

    3 Pengeluaran kertas dari larutan, diamkan selama 10-15menit di dalam ruang gelap hingga kertas menjadikering

    Kertas menjadikering dan berwarnakuning

    4 Peletakkan objek di atas plastik dan jepit diantara duakeping kaca

    Kertas berwarnakuning

    5 Penyinaran dengan sinar matahari sekitar 5-7 menit Kertas berwarnakuning

    6 Pencelupan kertas peka ke dalamlarutan ion heksasianoferrat (III) 0,1 M

    Bagian kertas yang

    tertutup oleh labelberwarna biru tuasedangkan bagiankertas yang tidakditutup oleh labelberwarna biru

  • VI. PEMBAHASAN

    Percobaan ini berjudul Fotokimia Reduksi Ioni Besi (III) yang bertujuanuntuk mempelajari reaksi reduksi besi (III) secara fotokimia dan mempelajarikegunaan reaksi reduksi besi (III) untuk cetak biru. Prinsip yang digunakan dalampercobaan ini adalah reaksi reduksi ion besi (III) yang dipengaruhi oleh cahaya.Metode dalam percobaan ini adalah fotokimia yang merupakan ilmu yangmempelajari reaksi-reaksi kimia yang diinduksi oleh sinar secara langsungmenggunakan kertas kalkir yang transparan dan cetak biru dengan kertas tik dandibuka pada tempat yang disinari oleh cahaya matahari sebagai cahaya kuatnya.

    Pertama dilakukan pelarutan besi (III) klorida dalam air. Aquades tersebutberguna untuk melarutkan FeCl3 menjadi larutan berwarna coklat. Kedua senyawatersebut dapat larut karena keduanya termasuk senyawa polar. Kepolaran ini dapatterjadi karena adanya momen dipol pada kedua senyawa tersebut dimana momendipolnya tidak sama dengan nol. Momen dipol adalah ukuran kepolaran molekulsecara keseluruhan. (Fessenden,1982)

    Suatu senyawa dapat dikatakan senyawa polar jika momen dipol senyawatersebut > 1,7 Debye. Aquades (H2O) dikatakan polar karena momen ikatanmolekul air tidak saling meniadakan, dan air mempunyai momen dipol lebih dari1,7 Debye yaitu 1,84 Debye. sama halnya dengan FeCl3 dikatakan polar karenamomen ikatan molekul FeCl3 tidak saling meniadakan, dan mempunyai momendipol >1,7 Debye. Hal ini dapat terjadi karena pada air ikatan antara H dengan Oakan cenderung tertarik ke arah H sehingga akan terbentuk sudut dan momendipol tidak sama dengan nol (Fessenden, 1982). Sedangkan pada FeCl3 ikatanantara Fe dengan Cl akan cenderung tertarik ke arah Cl sehingga terbentuk sudutdan ikatannya tidak saling meniadakan serta tidak sama dengan nol. Sehinggakedua senyawa ini dikatakan polar. Pada proses ini terjadi reaksi ionisasi FeCl3oleh H2O :

  • FeCl3 + H2O Fe3+ + 3Cl- + H2O

    Sehingga diperoleh ion Fe3+. Pembentukkan ion Fe ini tidak berjalan secaraspontan tetapi berjalan melalui beberapa tahap, yaitu pada saat H2O direaksikandengan Fe Cl 3, maka H2O itu akan membentuk H+ dan OH- dimana muatanpositif Fe pada FeCl3 akan tertarik pada oksigen pada H2O yang bermuatannegatif. Sedangkan Cl- pada FeCl3 yang bermuatan negatif akan tertarik oleh ionH pada H2O yang bermuatan positif. Kemudian padatan FeCl3 tersebut akan pecahperlahan-lahan menjadi ion-ionnya yaitu Fe3+ dan Cl-. Pada proses ini larutanmenjadi berwarna coklat tua dan panas. Panas ini terjadi karena adanya prosesionisasi eksoterm. Setelah aquades dan FeCl padatan direaksikan membentuklarutan besi (III) klorida, selanjutnya dilakukan penambahan larutan diammoniunhidrofosfat tetapi pada percobaan yang dilakukan tidak dilakukan penambahandiammonium hidroksida. Karena apabila pada percobaan yang dilakukandiberikan penambahan larutan diammonium hidrofosfat, larutan diammoniumhidrofosfat tersebut akan mengalami reaksi redoks sehingga jika ikut direaksikanmaka akan memperlambat reaksi reduksi-oksidasi pada Fe(III) menjadi Fe(II).

    Kemudian larutan FeCl yang berwarna coklat tua tersebut ditambahkandengan asam oksalat, warna FeCl yang tadinya berwarna coklat tua berubahwarna menjadi warna coklat muda. Reaksinya :

    FeCl + H2O Fe3+ + Cl

    Fe3+ + 3(COO)2 2- Fe[(COO)2]

    Penambahan asam oksalat dilakukan tetes demi tetes pada ruang gelapbertujuan untuk mempertahankan agar reaksi reduksi besi (III) tersebut dapat tetapberlangsung dan mencegah terjadinya oksidasi kembali ion besi (II) menjadi ionbesi (III). Larutan yang dihasilkan berwarna coklat dan panas yang dihasilkanmenjadi turun.

    Reaksi reduksi terjadi karena adanya penurunan bilangan oksidasi pada ionbesi (III) menjadi ion besi (II). Proses pencampuran larutan FeCl3 dengan asam

  • oksalat dilakukan dalam ruang gelap dengan tujuan untuk mempercepat prosesreduksi besi (III) tersebut dan agar reaksi dapat berjalan secara maksimal karenajika terkena cahaya, ion besi (II) yang dihasilkan akan kembali menjadi prosesoksidasi. Larutan yang dihasilkan berwarna coklat dan panasnya turun.

    Kemudian dilakukan pencelupan kertas HVS ke dalam campuran larutanbesi ( III) klorida dan H2C2O4. Pencelupan dilakukan secara merata agar dapatterlihat reduksi ion besi (III) menjadi ion besi (II). Kemudian kertas tersebutdikeluarkan dan dibiarkan hingga kertas mengering dalam ruang gelap. Hal inidimaksudkan agar besi proses reduksi dapat terjadi secara maksimal.

    Setelah kertas HVS yang telah dicelupakan pada larutan FeCl3 mengering,maka kertas HVS tersebut dijepitkan pada dua keping kaca dimana susunanyaialah kaca, kertas peka, objek dan plastik kemudian barulah ditutup oleh kacakembali. Objek yang digunakan disini adalah kertas label yang ditempelkan padaplastik. Kemudian kertas HVS yang berobjek tersebut dikenai sinar matahari.Pada saat penyinaran ini lah berlangsung proses fotokimia. Pada proses ini Fe2+

    diubah menjadi Fe3+ yang merupakan kompleks tidak berwarna. Pada saat prosesreaksi dalam ruang gelap bertujuan untuk menghambat terjadinya prosesfotokimia yang disebut sebagai reaksi antifotokimia.

    Kertas HVS yang tidak tertutupi oleh label mengalami oksidasi ke tingkatoksidasi yang lebih tinggi yaitu dari Fe2+ menjadi Fe3+. Sedangkan kertas HVSyang tertutupi oleh objek kertas label tidak mengalami oksidasi melainkan tetappada Fe2+, hal ini dikarenakan kertas label menghalangi proses oksidasiberlangsung. Kemudian kertas yang sudah disinari ini dicelupkan pada larutanK3Fe(CN)6 0,1 M. Sebelumnya dilakukan pelarutan pada K3[Fe(CN)6] padaakuades sehingga senyawa ini akan terionisasi menjadi kation 3K+ dan ionkompleks [Fe(CN)6]3-. Reaksi yang trjadi :

    K3[Fe(CN)6] + H2O 3K+ +[Fe(CN)6]3-

    Dari percobaan ini diperoleh hasil bahwa kertas HVS yang tertutup olehkertas label memberikan warna biru yang lebih tua dibandingkan kertas HVS yang

  • tidak tertutup oleh kertas label. Hal ini dapat terjadi karena proses oksidasi besi(II) menjadi besi (III) belum terjadi sempurna dan kertas HVS tersebut belumterlalu kering. Warna biru yang dihasilkan diperoleh adanya reaksi reduksi besi (III) menjadi besi (II). Warna biru ini merupakan bentuk senyawa kompleksKFe[Fe(CN)6], yaitu senyawa kompleks kalium ferroferri sianida. Ion [Fe(CN)6]3-

    berasal dari larutan K3Fe(CN)6, Fe pada ligan ini bermuatan 3+. PadaKFe[Fe(CN)6], yang menjadi atom pusat adalah Fe3+ dan yang menjadi liganadalah (CN)6. Sedangkan yang menjadi kation adalah KFe3+ dan yang menjadianionnya adalah [Fe(CN)6]3-.

    Di sini terjadi proses eksitasi elektron Fe3+. Berikut prosesnya:

    26 Fe: [Ar] 3d64s2

    26 Fe2+ :[Ar] 3d6 4s0

    26 Fe3+:[Ar] 3d5 4s0

    Fe2+ dapat menghasilkan warna biru karena perbedaan energi antara dua orbitalberada dalam rentang cahaya tampak, sehingga terlihat adanya warna .Sedangkanpada Fe3+ perbedaan energi antara dua orbital tidak berada dalam rentang padacahaya tampak.

    Seharusnya jika sesuai dengan petunjuk, percobaan ini ditambahkanK2Cr2O7. Akan tetapi dalam percobaan tidak menggunakan K2Cr2O7 dan HCl. Inidi karenakan apabila menggunakan K2Cr2O7 maka tidak akan muncul warna,karena senyawa ini mengoksidasi larutan besi yang tadinya sudah tereduksimenjadi besi (II) menjadi besi (III) lagi. Larutan HCl tidak digunakan pada saatpencucian ,karena apabila larutan ini digunakan maka pada saat pencucian, Besi

  • yang ada pada kertas akan bereaksi lagi dengan HCl sehingga warnanya akanhilang. Dan tidak dapat digunakan untuk identifikasi selanjutnya.

    Profil dari produk yang dibentuk merupakan senyawa kompleksKFe[Fe(CN)6], yaitu senyawa kompleks kalium ferroferri sianida yang berwarnabiru. Ion [Fe(CN)6]3- berasal dari larutan K3Fe(CN)6, Fe pada ligan ini bermuatan3+. Pada KFe[Fe(CN)6], yang menjadi atom pusat adalah Fe3+ dan yang menjadiligan adalah (CN)6. Sedangkan yang menjadi kation adalah KFe3+ dan yangmenjadi anionnya adalah [Fe(CN)6]3-.

  • VII. PENUTUP

    7.1 Kesimpulan

    1. Warna biru yang tercetak pada kertas disebabkan karena besi (II) telahmengalami reaksi oksidasi.

    2. Bintik kuning yang terdapat pada kertas berwarna biru terbentukkarena adanya penyerapan cahaya yang tidak sempurna pada bagianyang tertutup.

    7.2 Saran

    1. Dalam melakukan percobaan sebaiknya sesuai dengan prosedur kerja

    2. Dalam penimbangan harus tepat

    3. Larutan harus benar-benar tidak terkena cahaya

  • LAMPIRAN

    PERHITUNGAN

    1. Diketahui : M K3Fe(CN)6 = 0,1 M

    BM K3Fe(CN)6= 329,26 gram/mol

    V = 100 mL

    Ditanya : massa K3Fe(CN)6.?

    Jawab :

    M =

    0,1 M =

    0,1 =

    0,1 =

    0,1

    32,926 = 10 massa

    massa =

    massa K3Fe(CN)6 = 3,2926 gram

    2. Diketahui : M FeCl3 = 1M

    BM FeCl3 = 162,2 gram/mol

    V = 100 mL

  • Ditanya : massa FeCl3.?

    Jawab :

    M =

    1 M =

    1 =

    1 =

    1

    162,2 = 10 massa

    massa

    massa FeCl3 = 16,22 gram

  • DAFTAR PUSTAKA

    Alberty, R.A.,1984,Thermodinamic of Biochemical Reaction, John Wiley andSons Inc, New Jersey.

    Basri, S.,1996,Kamus Kimia,Rineka Cipta,Jakarta.

    Biddle,H.C.,1949,Chemistry Today,Rand Mcalley and Company,USA

    Daintith,J.,1990,Kamus Lengkap Kimia,Erlangga,Jakarta.

    Fernando,Q.,1997,Kimia Analitik Kualitatif,Andi,Yogyakarta.

    Heslop,R.B. and Robinson P.L.,1960,Inorganic Chemistry:A Guide for AdvanceStudy, Elsever,Amsfer.

    Mulyono, M., 2002, Kamus Kimia, PT Gresindo, Bandung.

    Rivai, H., 1995, Pemeriksaan Kimia, UI press, jakarta

  • LEMBAR PENGESAHAN

    FOTOKIMIA REDUKSI ION BESI (III)

    Semarang, 24 Juni 2010

    Praktikan,

    Roshinta Anggun R Rr. Dian Pratiwi Sapto Adi W

    J2C008060 J2C008061 J2C008062

    Sara Agustine B Sari Pratiwi Setyo Rini U

    J2C008063 J2C008064 J2C008065

    Siska Yulyana T. Sri Handayani Suprihatin

    J2C008066 J2C008068 J2C008069

  • Yazid Murtadlo

    J2C008100

    Mengetahui,

    Koordinator Praktikum Kimia Dasar IV, Asisten,

    Noor Basid A.P.,M.Sc Choirudin Rona

    198112022005011002 J2C006012