) menjadi ion ferro (fe2+) melalui reaksi reduksi....

15
Kurkumin sebagai... fE. R Purba & M. Martosupono) stabil dan dapat menerima elektron atau radikal hidrogen menjadi suatu senyawa yang secara diamagnetic stabil. Lebih lanjut bahwa kemampuan radikal DPPH untuk di reduksi atau distabilisasi oleh antioksidan diukur dengan menggunakan penurunan absorbansi pada panjang gelombang 517 nm. Elektron yang tidak berpasangan pada DPPH memiliki kemampuan penyerapan yang kuat pada panjang gelombang 517 nm dengan warna ungu. Perubahan warna ungu menjadi kuning terjadi karena DPPH berubah menjadi DPPH-H. Antioksidan berperan mendonorkan atom H sehingga terbentuk DPPH-H tereduksi. Kapasitas penangkapan radikal bebas ditunjukkan dengan presentase berkurangnya warna ungu dari DPPH [21]. Oleh ka rena itu DPPH biasa digunakan untuk mengkaji kapasitas penangkapan radikal bebas. Berikut ini adalah kapasitas penangkapan radikal bebas dengan metode Kim [21]. Larutan ekstrak kurkumin dipersiapkan dengan melarutkannya pada berbagai konsentrasi menggunakan pelarut kloroform : methanol (2:1) dicampur dengan 1 ml larutan DPPH 0,2 mM dalam methanol. Campuran diinkubasikan selama 30 menit kemudian diukur pada panjang gelombang 517 nm. Penurunan absorbansi menunjukkan peningkatan kemampuan penangkapan radikal DPPH. Kemampuan penangkapan radikal DPPH dihitung dengan persamaan: Ag A-y kemampuan penangkapan radikal (%) = 100---x 100 ÿ "0 dimanaÿ o = absorbansi dari control dan A] = absorbansi dari sampel. S .2 Penentuan Potensi Suatu Senyawa sebagai Antioksidan atau Daya Reduksi dengan Metode Oyaizu Daya reduksi merupakan indikator potensi suatu senyawa dapat berfungsi sebagai antioksidan [21]. Daya reduksi diukur dari kemampuan suatu senyawa antioksidan untuk mengubah ion ferri (Fe 3+ ) menjadi ion ferro (Fe2+) melalui reaksi reduksi. Ion ferro merupakan prooksidan yang aktif dengan mengkatalisis dekomposisi hidroperoksida menjadi radikal bebas. Sigh dkk. [37] menambahkan bahwa daya reduksi berkaitan dengan kemampuan senyawa antioksidan mendonasikan atom hidrogennya. Senyawa yang mempunyai daya reduksi dapat berperan sebagai antioksidan karena dapat menstabilkan radikal dengan mendonorkan elektron atau atom hidrogen sehingga senyawa radikal berubah menjadi lebih stabil. Daya reduksi ditentukan dengan metode Oyaizu yang diperbaharui oleh Gulcin dkk.. Larutan ekstrak kurkumin dibuat dalam berbagai konsentrasi yang diuji menggunakan pelarut buffer fosfat. Larutan ekstrak sebanyak 0,1 ml ditambah dengan 0,25 ml bu ffer fosfat (0,2 M; pH 6,6) dan 0,25 ml kalium ferrisianida 1%. Campuran diinkubasi pada suhu 50% selama 20 menit kemudian ditambahkan 0,25 ml asam trikloroasetat dan disentrifugasi selama 10 menit dengan kecepatan 1700 rpm dan suhu 25 ° C , 20 menit. Setelah itu ditambahkan 0,25 ml asam trikloroasetat, disentrifugasi 10 menit pada kecepatan 1700 rpm dan suhu 25°C. sebanyak 0,25 supernatan dicampur dengan akuades dan 0,05 ml ferri klorida 0,1%. Fakultas Sains dan Matematika UKSW Salatiga, 13 Juni 2009 615

Upload: hahanh

Post on 06-Feb-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ) menjadi ion ferro (Fe2+) melalui reaksi reduksi. Ionrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4787/1/PROS_ER Purba, M... · pembentukan senyawa radikal bebas baru dengan cara mengubah

Kurkumin sebagai... fE. R Purba & M. Martosupono)

stabil dan dapat menerima elektron atau radikal hidrogen menjadi suatu senyawayang secara diamagnetic stabil. Lebih lanjut bahwa kemampuan radikal DPPHuntuk direduksi atau distabilisasi oleh antioksidan diukur dengan menggunakanpenurunan absorbansi pada panjang gelombang 517 nm. Elektron yang tidakberpasangan pada DPPH memiliki kemampuan penyerapan yang kuat pada panjanggelombang 517 nm dengan warna ungu. Perubahan warna ungu menjadi kuningterjadi karena DPPH berubah menjadi DPPH-H. Antioksidan berperanmendonorkan atom H sehingga terbentuk DPPH-H tereduksi. Kapasitaspenangkapan radikal bebas ditunjukkan dengan presentase berkurangnya warnaungu dari DPPH [21]. Oleh karena itu DPPH biasa digunakan untuk mengkajikapasitas penangkapan radikal bebas.

Berikut ini adalah kapasitas penangkapan radikal bebas dengan metode Kim [21].Larutan ekstrak kurkumin dipersiapkan dengan melarutkannya pada berbagaikonsentrasi menggunakan pelarut kloroform : methanol (2:1) dicampur dengan 1 mllarutan DPPH 0,2 mM dalam methanol. Campuran diinkubasikan selama 30 menitkemudian diukur pada panjang gelombang 517 nm. Penurunan absorbansimenunjukkan peningkatan kemampuan penangkapan radikal DPPH. Kemampuanpenangkapan radikal DPPH dihitung dengan persamaan:

Ag A-ykemampuan penangkapan radikal (%) = 100---x 100

ÿ"0

dimanaÿo = absorbansi dari control dan A] = absorbansi dari sampel.

S.2 Penentuan Potensi Suatu Senyawa sebagai Antioksidan atau DayaReduksi dengan Metode Oyaizu

Daya reduksi merupakan indikator potensi suatu senyawa dapat berfungsi sebagaiantioksidan [21]. Daya reduksi diukur dari kemampuan suatu senyawa antioksidanuntuk mengubah ion ferri (Fe

3+) menjadi ion ferro (Fe2+) melalui reaksi reduksi. Ionferro merupakan prooksidan yang aktif dengan mengkatalisis dekomposisihidroperoksida menjadi radikal bebas. Sigh dkk. [37] menambahkan bahwa dayareduksi berkaitan dengan kemampuan senyawa antioksidan mendonasikan atomhidrogennya. Senyawa yang mempunyai daya reduksi dapat berperan sebagaiantioksidan karena dapat menstabilkan radikal dengan mendonorkan elektron atauatom hidrogen sehingga senyawa radikal berubah menjadi lebih stabil.

Daya reduksi ditentukan dengan metode Oyaizu yang diperbaharui oleh Gulcindkk.. Larutan ekstrak kurkumin dibuat dalam berbagai konsentrasi yang diujimenggunakan pelarut buffer fosfat. Larutan ekstrak sebanyak 0,1 ml ditambahdengan 0,25 ml buffer fosfat (0,2 M; pH 6,6) dan 0,25 ml kalium ferrisianida 1%.Campuran diinkubasi pada suhu 50% selama 20 menit kemudian ditambahkan 0,25ml asam trikloroasetat dan disentrifugasi selama 10 menit dengan kecepatan 1700rpm dan suhu 25

°C, 20 menit. Setelah itu ditambahkan 0,25 ml asam trikloroasetat,

disentrifugasi 10 menit pada kecepatan 1700 rpm dan suhu 25°C. sebanyak 0,25supernatan dicampur dengan akuades dan 0,05 ml ferri klorida 0,1%.

Fakultas Sains dan Matematika UKSW Salatiga, 13 Juni 2009 615

Page 2: ) menjadi ion ferro (Fe2+) melalui reaksi reduksi. Ionrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4787/1/PROS_ER Purba, M... · pembentukan senyawa radikal bebas baru dengan cara mengubah

Presiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IV. No. 3:607-621

pagidon, uni, kunyi, unyik, nuyik. Kunyit juga mempunyai istilah asing yaituturmeric.

Manfaat kunyit sudah dikenal selama ribuan tahun untuk dikonsumsi baik sebagaibumbu masak maupun obat tradisional seperti jamu. Kunyit bermanfaat sebagaiantioksidan dan antibakteri, yang dapat mengobati kolesterol dan trigeserol,menyembuhkan radang lambung akut dan kronis, mengatasi rematik dan encok,mengobati diabetes melitus dan mencegah kanker usus serta mencegah sekaligusmengobati katarak dan berbagai penyakit lainnya. Kunyit mengandung minyakatsiri yang dapat memberi efek and mikroba dan kurkumin sebagai anti inflamasi,meningkatkan kerja organ pencernaan [14, 15, 44], Rostiana dkk. [31] menyatakanbahwa kunyit mengandung kurkuminoid dan minyak atsiri, sedangkan menurutSidik (1988), aktifitas biologis kunyit berspektrum luas diantaranya antioksidan,antibakteri dan hipokolesteremik, mempunyai sifat kolagogum (peluruh empedu),sehingga dapat meningkat-kan penyerapan vitamin A, D, E dan K [34],

Kunyit sebagai antioksidan sedang marak diteliti karena banyak kegunaannyaterutama untuk kesehatan tubuh kita terutama dalam menangkal radikal bebas.Tanpa disadari dalam tubuh kita secara terus menerus terbentuk radikal bebasmelalui peristiwa metabolisme sel normal, peradangan, kekurangan gizi dan akibatrespons terhadap pengaruh dari luar tubuh: polusi, ultraviolet, asap rokok, dan lain-lain. Oleh karena itu, tubuh memerlukan suatu substansi penting yaitu antioksidanyang dapat membantu melindungi tubuh dari serangan radikal bebas denganmeredam dampak negatif senyawa ini. Aktifitas antioksidan terdiri dari beberapamekanisme diantaranya mencegah reaksi berantai mencegah pembentukanperoksida, mencegah pengambilan atom hydrogen, mereduksi dan menangkapradikal [21, 38]

Berdasarkan sumbernya, antioksidan dibedakan menjadi 2 kelompok. Kelompokantioksidan alami (antioksidan hasil ekstraksi bahan alam) dan antioksidan sentetik(antioksidan yang diperoleh dari hasil sintesa reaksi kimia). Antioksidan alamikebanyakan diisolasi dari sumber alami seperti tumbuhan [29]. Antioksidan alamitersebar di beberapa bagian tanaman, seperti pada kayu, kulit kayu, akar, daun,buah, bunga, biji, dan serbuk sari [30], Antioksidan sintetik dibuat dan disintesaoleh manusia dan antioksidan ini sangat banyak jenisnya. Namun, tidak semuaantioksidan dianjurkan untuk makanan.

2. Antioksidan Pelindung Kesehatan

Tanpa disadari, dalam tubuh kita secara terus menerus terbentuk radikal bebasmelalui peristiwa metabolisme sel normal, peradangan, kekurangan gizi, dan akibatrespon terhadap pengaruh dari luar tubuh: polusi, ultraviolet, asap rokok, dan lain-lain. Oleh karena itu, tubuh memerlukan suatu substansi penting yaitu antioksidanyang dapat membantu melindungi tubuh dari serangan radikal bebas dengan

608 Fakultas Sains dan Matematika UKSW Salatiga, 13 ]uni 2009

Page 3: ) menjadi ion ferro (Fe2+) melalui reaksi reduksi. Ionrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4787/1/PROS_ER Purba, M... · pembentukan senyawa radikal bebas baru dengan cara mengubah

Kurkumin sebagai... fE. R Purba & M. Martosuponol

meredam dampak negatif senyawa ini. Dari asal terbentuknya, antioksidan inidibedakan menjadi dua yakni intraseluler dan ekstraseluler ataupun makanan.

Sistem antioksidan tubuh sebagai mekanisme perlindungan terhadap seranganradikal bebas, sebenarnya secara alami telah ada dalam tubuh. Penggolonganantioksidan berdasarkan fungsinya dibedakan menjadi 5 yaitu:1

. Antioksidan primerAntioksidan primer berfungsi untuk mencegah terbentuknya radikal bebas barukarena antioksidan tersebut dapat merubah radikal bebas yang ada menjadimolekul yang stabil. Antioksidan primer ini bekerja untuk mencegahpembentukan senyawa radikal bebas baru dengan cara mengubah radikal bebasyang ada menjadi molekul yang berkurang dampak negatifnya, sebelum radikalini sempat bereaksi. Contoh antioksidan ini adalah enzim SOD yang berfungsisebagai pelindung hancurnya sel-sel dalam tubuh serta mencegah prosesperadangan karena radikal bebas. Enzim SOD sebenarnya sudah ada dalamtubuh kita. Namun bekerjanya membutuhkan bantuan zat-zat gizi mineralseperti mangan, seng, dan tembaga. Selenium (Se) juga berperan sebagaiantioksidan. Jadi, jika ingin menghambat gejala dan penyakit degeneratif,mineral-mineral tersebut hendaknya tersedia cukup dalam makanan yangdikonsumsi setiap hari. BHA dan BHI yang merupakan antioksidan sintetiktermasuk dalam antioksidan primer [25].

2. Antioksidan sekunder

Antioksidan sekunder berfungsi sebagai senyawa penangkap radikal bebasserta mencegah terjadinya reaksi berantai sehingga tidak teijadi kerusakan yaglebih besar. Contoh antioksidan sekunder: vitamin E, vitamin C, beta karoten,likopen, bilirubin, dan albumin. Senyawa-senyawa tersebut mempunyaimekanisme antioksidan sekunder

3. Antioksidan tersier

Antioksidan tersier merupakan senyawa yang memperbaiki sel-sel dan jaringanyang rusak karena serangan radikal bebas. Contoh enzim yang memperbaikiDNA pada inti sel adalah metionin sulfoksi dan reduktase. Adanya enzim-enzim perbaikan DNA ini berguna untuk mencegah penyakit kanker dandegeneratif lainnya.

4. Oxygen scavenger

Antioksidan yang termasuk oxygen scavenger mengikat oksigen sehingga tidakmendukung reaksi oksidasi.

5. Chelators dan seguesstrants

Chelators dan seguesstrants merupakan senyawa antioksidan yang mengikatlogam yang mampu mengkatalis reaksi oksidasi.

Berdasarkan asalnya, antioksidan dibedakan lagi menjadi 2 kelompok, yaitukelompok antioksidan sintetik dan alami.

Fakultas Sains dan Matematika UKSW Salatiga, 13 Juni 2009 609

Page 4: ) menjadi ion ferro (Fe2+) melalui reaksi reduksi. Ionrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4787/1/PROS_ER Purba, M... · pembentukan senyawa radikal bebas baru dengan cara mengubah

Presiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IV. No. 3:607-621

Antioksidan sintetik dibuat dan disintesa oleh manusia. Antioksidan ini banyaksekali jenisnya. Namun tidak semua antioksidan sintetik dianjurkan untuk makanan.Ada lima antioksidan yang penggunaannya meluas dan menyebar ke seluruh dunia,

yaitu Butil Hidroksi Anisol (BHA), Butil Hidroksi Toluen (BHT), propel galat,Tert-Butil Hidroksi Quinon (TBHQ) dan tokoferol. Antioksidan tersebut merupakanantioksidan alami yang telah diproduksi secara sintetis utnuk tujuan komersial [9].BHA larut dalam lemak dan tidak larut dalam air, berbentuk padatan putih dandijual dalam bentuk tablet atau serpih, bersifat volatile sehingga berguna untukaditif sebagai materi pengemas [9, 11]. Sementara itu, BHT hampir sama denganBHA dan akan bermanfaat sinergis bila digunakan bersama-sama dengan BHA,bentuknya kristal padat berwarna putih dan dapat digunakan secara luas karenamurah. Profil galat mempunyai karakteristik sensitive terhadap panas,

terdekomposisi pada titik cairnya yaitu 148°C, dapat membentuk komplek warnadengan ion metal, sehingga kemampuan antioksidannya rendah. Selain itu profilgalat memiliki sifat berbentuk kristal padat putih, sedikit tidak larut dalam lemaktetapi larut air, serta memberi efek sinergis dengan BHA dan BHT [9]. TBHQdikenal sebagai antioksidan paling efektif untuk lemak dan minyak, khususnyaminyak tanaman karena memiliki kemampuan antioksidan yang baik padapenggorengan tapi rendah pada pembakaran. Tokoferol merupakan antioksidanalami yang dapat dibuat juga secara sintesik. Tokoferol memiliki karakteristikberwarna kuning terang, cukup larut dalam lipida karena memiliki rantai C yangpanjang [6]. .

Antioksidan alami, menurut Pratt dan Hudson [29], kebanyakan diisolasi dari bahandasar alami seperti dari tumbuhan. Senyawa antioksidan dari tumbuhan bersifatsenyawa fenolik atau polifenolik yang dapat berupa golongan flavanoid, turunanasam sinamat

, kumarin, tokoferol dan asam-asam organik polifungsional [30],golongan flafanoid memiliki aktifitas antioksidan meliputi flavon, flavanolisoflavon

, katekin, flavonol, dan kalkon. Selain itu, juga ada senyawa yang relatifbanyak, namun belum dimanfaatkan yaitu golongan pigmen. Pigmen merupakansenyawa yang memberikan warna, kuning sampai merah dan karotenoid, hijau birudari klorofil, kuning dari kurkuminoid, dan merah sampai ungu dari antosianin.Senyawa tersebut sangat banyak jumlahnya dan dapat terlihat oleh mata sehinggaakan lebih mudah untuk mengisolasinya.

Senyawa antioksidan sebagai agen protektif yang menginaktivasi spesies oksigenreaktif berperan penting dalam mengurangi terjadinya kerusakan sel. Seiring dengankemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, akhir-akhir ini banyak dikembangkanantioksidan sintetis. Meski demikian, penelitian Ford dkk. (1980) dalam [40],menunjukkan bahwa antioksidan sintetik ternyata dapat meracuni binatangpercobaan dan juga bersifat karsinogenik. Penambahan bahan-bahan antioksidansintetik seperti tetra-butil-4-hidroksianisol (BHA) dan tetra-butil-4- hidroksitoluen(BHT), serta antioksidan alami seperti alfa-tokoferol ke dalam makanan untukmeningkatkan kualitas makanan banyak digunakan terutama untuk

610 Fakultas Sains dan Matematika UKSW Salatiga, 13 Juni 2009

Page 5: ) menjadi ion ferro (Fe2+) melalui reaksi reduksi. Ionrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4787/1/PROS_ER Purba, M... · pembentukan senyawa radikal bebas baru dengan cara mengubah

Kurkumin sebagai... fE. R Purba & M. Martosupono)

mempertahankan terjadinya oksidasi lemak dan minyak [16]. Namun demikian,

beberapa penelitian terakhir mengindikasikan bahwa pemakaian antioksidan sintetikdapat menimbulkan aktivitas sel-sel tumor dan senyawa karsinogenik [17, 18, 45].Oleh karena itu penggunaan antioksidan sintetik saat ini juga mulai dibatasi.Sebagai tindak lanjutnya, industri makanan dan obat kemudian beralihmengembangkan antioksidan alami. Antioksidan alami seperti vitamin E, vitamin C,polifenol, kurkuminoid, dan karotenoid banyak terdapat dalam makanan, termasukbuah-buahan dan sayuran. Sehingga kebiasaan untuk kembali pada bahan-bahanalamipun masih menjadi alternatif yang paling aman bagi kesehatan manusia.

3. Kurkumin sebagai Agen Antioksidan

Kurkumin adalah konstituen utama pada spesies kurkuma. Senyawa tersebutmerupakan diketon simetris yang gugus karbonilnya terkonjugasi oleh cincinfenolik. Sejak lama akar dari berbagai spesies kurkuma seperti Curcuma longa danCurcuma xanthorrhiza digunakan dalam pengobatan tradisional di India, tanamantersebut dimanfaatkan untuk mengatasi penyakit anoreksia, batuk, rematik, sinusitis,dan luka yang diakibatkan oleh diabetes. Sementara pada pengobatan tradisional diThailand dan Cina, spesies tersebut digunakan untuk mengatasi acne vulgaris, nyeriperut, dan icterus. Kurkumin juga dimanfaatkan sebagai zat tambahan untukmemberikan warna dan aroma pada makanan [43].

Kurkumin adalah fraksi dari kurkuminoid yang mengandung banyak khasiaiKurkumin dan turunannya merupakan zat aktif yang mempunyai aktifitas biologisberspektrum iuas. Serbuk kering rhizome (turmerik) mengandung 3 - 5 % kurkumindan dua senyawa derivatnya dalam jumlah yang kecil yang ketiganya sering disebutsebagai kurkuminoid. Selain itu minyak atsiri 2 - 5% yang terdiri dari seskuiterpendan turunan fenilpropana turmeron (aril turmeron, alpha turmeron, dan betaturmeron), kurlon kurkumol, atlanton, bisabolen, seskuifellandren, zingiberin,arilkurkumen, humulen, rabinosa, fruktosa, glukosa, pati, tannin, dan mineral yaitumagnesium besi, mangan, kalsium, natrium, kalium, timbal, seng, kobalt,aluminium [7].

Gambar 1: Struktur kimia kurkumin [l,7-bis-(4,-hidroksi-3,-metoksifenil)hepta-

1,6-diena-3

,5-dion].

Fakultas Sains dan Matematika UKSW Salatiga, 13 )uni 2009 611

Page 6: ) menjadi ion ferro (Fe2+) melalui reaksi reduksi. Ionrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4787/1/PROS_ER Purba, M... · pembentukan senyawa radikal bebas baru dengan cara mengubah

Presiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IV, No. 3:607-621

Kurkuminoid tersusun atas 3 macam senyawa, yaitu kurkumin yang merupakankandungan utamanya, serta demetoksi kurkumin dan bisdemetoksi kurkumin.

Kurkumin merupakan diketon simetrik yang gugus karbonilnya terkonjugasi olehcincin fenolik.

Berdasarkan penelitan Chearwae dkk. [10], analisa KLT ekstrak kasar kurkuminoiddengan menggunakan fase gerak kloroform: etanol: asam asetat denganperbandingan 94 : 5 : 1 (v/v/v) juga menghasilkan 3 spot utama berwarna oranye.Spot yang terakhir kali terelusi (paling non polar) yaitu spot (A)demetoksikurkumin (B) dan bisdemetoksikurkumin (C).

Jika dianalisa berdasarkan

kepekatan warna dan luas spot pada plat KLT, kurkumin merupakan pigmen yangpaling dominan yang terdapat pada kunyit.

Kurkumin

Demetoksikurkumin

Bisdemetoksikurkumi

Gambar 2: Hasil KLT ekstrak kasar kurkuminoid (fase gerak kloroform: methanol= 95 : 5 (v/v).

Hasil analisa KLT ekstrak kasar kurkuminoid

menghasilkan 3 spot utama dengan Rf sebagai berikut : (A) 0,7759;(B) 0,6034; (C) 0,4828.

Analisa spektra UV-Tampak dilakukan dalam pelarut metanol dengan panjanggelombang antara 350-550 nm. Tidak digunakan konsentrasi tertentu dalam analisaini namun hanya untuk mengetahui serapan maksimum masing-masing fraksipigmen dalam metanol.

Tabel 1: Perbandingan analisa spektra UV-Tampak dalam metanol antara hasil_

penelitian dan penelitian Bong [8].__

„. . . .. /. maksimum (nm)Pigmen Kurkuminoid ---i-1-

___

Bong_

Kurkumin 423,93 428

Demetoksikurkumin 417,00 417

_

B isdemetoksikurkumin_

419,01_

420

612-Fakultas Sains dan Matematika UKSW Salatiga, 13 Juni 2009

Page 7: ) menjadi ion ferro (Fe2+) melalui reaksi reduksi. Ionrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4787/1/PROS_ER Purba, M... · pembentukan senyawa radikal bebas baru dengan cara mengubah

Kurkumin sebagai... fE. R Purba & M. Martosuponol

Hasil analisa spektra ekstrak kasar dalam methanol menghasilkan serapanmaksimum pada 423, 02 nm. Serapan maksimum fraksi A dalam metanol pada423

,93 nm, lalu fraksi B pada 417 nm, dan fraksi C pada 419,01 nm.

I 5-!

3

*

3caa

o

JS

13-

C 5-

C3

ÿ 417.00

_ 423.02

"

423.S3

419.01

\v

353" i

400 4:0

-I

SSO

Panjang gelombang (nm)

Gambar 2: Spektra ekstrak kasar kurkuminoid (-), fraksi A (-), B (-) dan C (~)dalam etanol pada 350-550 nm.

Biosintesis kurkumin dari Curcuma longa pertama kali dipelajari oleh Roughleydan Whiting [32] melalui kondensasi ferulic acid CoA dengan turunan asammalonat yang kemudian menghasilkan kurkumin. Kondensasi tersebut diikutidengan proses siklisasi, reduksi, dan dehidrasi. Kurkumin dapat disintesis dari 2,4-pentannediona dan vanilin dengan memerlukan beberapa reagen khusus untukmencegah terjadinya kondensasi aldol. Karena gugus pusat CH2 dari 2,4-pentanedione bersifat lebih asam dibandingkan gugus CH3 dari posisi 1 dan 5,hasilnya adalah kondensasi gugus pusat CH2 dalam 2,4-pentanedione dengan anilinyang menghasilkan 3-benzilidene-2,4-pentanedione tersubstitusi. Untuk mencegahterjadinya reaksi ini Pabon [28] menggunakan komplek borium 2,4-pentanedioneuntuk reaksi kopling dengan vanilin. Setelah reaksi pengasaman komplekkurkuminborium terdekomposisi menjadi kurkumin saja. Pada proses ini banyakanalog kurkumin terbentuk [26],

Fakuitas Sains dan Matematika UKSW Salatiga, 13 ]uni 2009- 613

Page 8: ) menjadi ion ferro (Fe2+) melalui reaksi reduksi. Ionrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4787/1/PROS_ER Purba, M... · pembentukan senyawa radikal bebas baru dengan cara mengubah

Presiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IV. No. 3:607-621

4. Mekanisme Antioksidan pada Kurkumin

Kurkuminoid mempunyai mekanisme antioksidan hampir sama dengan antosianinkarena kedua senyawa tersebut mempunyai gugus fenolik yang merupakan guguspenting sebagai zat antioksidan. Mekanisme antioksidannya mempunyai dua fungsi.Fungsi utamanya adalah dalam pemberian atom hidrogen. Senyawa antioksidan(AH) dapat memberikan atom hidrogen secara cepat ke radial lipida (R*, ROD*)atau mengubahnya ke bentuk lebih stabil, sementara turunan radikal antioksidan(A*) tersebut memiliki keadaan lebih stabil dibanding radikal lipida. Fungsi keduamerupakan fungsi sekunder antioksidan, yaitu memperlambat laju autooksidasidengan berbagai mekanisme di luar mekanisme pemutusan rantai autooksidasidengan pengubahan radikal ke bentuk lebih stabil [22].

R* + AH RH + A*

(Radikal Lipida)ROO* + AH + ROH + A*

Radikal-radikal antioksidan (A*) yang terbentuk pada reaksi tersebut relatif stabildan tidak mempunyai cukup energi untuk dapat bereaksi dengan molekul lipida lainmembentuk radikal lipida baru lagi. Radikal-radikal antioksidan dapat salingbereaksi membentuk produk non radikal. Apabila penambahan konsentrasiantioksidan besar, maka akan berpengaruh pada laju oksidasi konsentrasi yang lebihtinggi tersebut dapa menyebabkan aktifitas antioksidan untuk golongan fenoliklenyap, bahkan dapat berubah menjadi prooksidan. Mekanisme dari keterangan iniadalah

AH + 02 A* + HOO*AH + ROOH * RO* + H20 + A*

Pengaruh jumlah konsentrasi pada laju oksidasi tergantung pada strukturantioksidan, kondisi lingkungan, dan sampel yang akan diuji. Penghambatanoksidasi lipida oleh antioksidan melalui lebih dari satu mekanisme tergantung padakondisi reaksi dan sistim makanan. Ada empat kemungkinan mekanismepenghambatan tersebut yaitu (a) pemberian hydrogen, (b) pemberian electron, (c)penambahan lipida pada cincin aromatic antioksidan, dan (d) pembentukankompleks antara lipida dan cincin aromatik antioksidan. Studi lebih lanjutmengamati bahwa ketika atom hidrogen labil pada suatu antioksidan tertentu digantidengan deuterium, antioksidan tersebut menjadi stabil.

5. Metode Penentuan Antioksidan dalam Kurkumin

5.1 Kapasitas Penangkapan Radikal Bebas dengan Metode Kim

Pengujian kapasitas penangkapan radikal bisa diukur dengan menggunakan suatusenyawa radikal . Senyawa radikal yang biasa digunakan dalam berbagai penelitiantentang antioksidan adalah DPPH (l,l-diphenyl-2-picrylhydrazyl) yang sifatnya

614 Fakultas Sains dan Matematika UKSW Salatiga, 13 ]uni 2009

Page 9: ) menjadi ion ferro (Fe2+) melalui reaksi reduksi. Ionrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4787/1/PROS_ER Purba, M... · pembentukan senyawa radikal bebas baru dengan cara mengubah

Kurkumin sebagai... fE. R Purba & M. Martosupono)

stabil dan dapat menerima elektron atau radikal hidrogen menjadi suatu senyawayang secara diamagnetic stabil. Lebih lanjut bahwa kemampuan radikal DPPHuntuk direduksi atau distabilisasi oleh antioksidan diukur dengan menggunakanpenurunan absorbansi pada panjang gelombang 517 nm. Elektron yang tidakberpasangan pada DPPH memiliki kemampuan penyerapan yang kuat pada panjanggelombang 517 nm dengan warna ungu. Perubahan warna ungu menjadi kuningterjadi karena DPPH berubah menjadi DPPH-H. Antioksidan berperanmendonorkan atom H sehingga terbentuk DPPH-H tereduksi. Kapasitaspenangkapan radikal bebas ditunjukkan dengan presentase berkurangnya warnaungu dari DPPH [21]. Oleh karena itu DPPH biasa digunakan untuk mengkajikapasitas penangkapan radikal bebas.

Berikut ini adalah kapasitas penangkapan radikal bebas dengan metode Kim [21].Larutan ekstrak kurkumin dipersiapkan dengan melarutkannya pada berbagaikonsentrasi menggunakan pelarut kloroform : methanol (2:1) dicampur dengan 1 mllarutan DPPH 0,2 mM dalam methanol. Campuran diinkubasikan selama 30 menitkemudian diukur pada panjang gelombang 517 nm. Penurunan absorbansimenunjukkan peningkatan kemampuan penangkapan radikal DPPH. Kemampuanpenangkapan radikal DPPH dihitung dengan persamaan:

Ag A-ykemampuan penangkapan radikal (%) = 100---x 100

ÿ"0

dimanaÿo = absorbansi dari control dan A] = absorbansi dari sampel.

S.2 Penentuan Potensi Suatu Senyawa sebagai Antioksidan atau DayaReduksi dengan Metode Oyaizu

Daya reduksi merupakan indikator potensi suatu senyawa dapat berfungsi sebagaiantioksidan [21]. Daya reduksi diukur dari kemampuan suatu senyawa antioksidanuntuk mengubah ion ferri (Fe

3+) menjadi ion ferro (Fe2+) melalui reaksi reduksi. Ionferro merupakan prooksidan yang aktif dengan mengkatalisis dekomposisihidroperoksida menjadi radikal bebas. Sigh dkk. [37] menambahkan bahwa dayareduksi berkaitan dengan kemampuan senyawa antioksidan mendonasikan atomhidrogennya. Senyawa yang mempunyai daya reduksi dapat berperan sebagaiantioksidan karena dapat menstabilkan radikal dengan mendonorkan elektron atauatom hidrogen sehingga senyawa radikal berubah menjadi lebih stabil.

Daya reduksi ditentukan dengan metode Oyaizu yang diperbaharui oleh Gulcindkk.. Larutan ekstrak kurkumin dibuat dalam berbagai konsentrasi yang diujimenggunakan pelarut buffer fosfat. Larutan ekstrak sebanyak 0,1 ml ditambahdengan 0,25 ml buffer fosfat (0,2 M; pH 6,6) dan 0,25 ml kalium ferrisianida 1%.Campuran diinkubasi pada suhu 50% selama 20 menit kemudian ditambahkan 0,25ml asam trikloroasetat dan disentrifugasi selama 10 menit dengan kecepatan 1700rpm dan suhu 25

°C, 20 menit. Setelah itu ditambahkan 0,25 ml asam trikloroasetat,

disentrifugasi 10 menit pada kecepatan 1700 rpm dan suhu 25°C. sebanyak 0,25supernatan dicampur dengan akuades dan 0,05 ml ferri klorida 0,1%.

Fakultas Sains dan Matematika UKSW Salatiga, 13 Juni 2009 615

Page 10: ) menjadi ion ferro (Fe2+) melalui reaksi reduksi. Ionrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4787/1/PROS_ER Purba, M... · pembentukan senyawa radikal bebas baru dengan cara mengubah

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IV. No. 3:607-621

r

[16] Higashi-Okai, K., M. Taniguchi, Y. Okai, 2000, Potent Antioxidative Activityof Non-polyphenolic Fraction of Green Tea (Camelia sinensis) - Associationwith Pheophytins a and b, Journal ofSci FoodAgric.; 80:117-120.

[17] Imaida, K., S. Fukushima, T. Shira, T. Masui, T. Ogiso, N. Ito, 1984,Promoting Activities of Butylated Hydroxiyanisole, Butylated Hydroxytolueneand Sodium Lascorbate on Forestomach and Urinary Bladder CarcinogenesisInitiated with Methylnitroso-urea in F 344 Male Rats, Gann\ 75: 769-775.

[18] Ito, N., S. Fukushima, A. Hagiwara, M. Shibata, T. Ogiso, 1983,Carcinogenecity of Butylated Hydroxyanisole in F 344 Rats, J. Natl. Can.Inst.\ 70: 343-349.

[19] Jayaprakasha, G. K., L. Jagan Mohan Rao, K. K. Sakariah, 2005, Chemistryand Biological Activities of C. longa, Trends in Food Science and Technology16, 533-548.

[20] Jovanovic, S. V., C. W. Boone, S. Steenken, M. Trinoga, R.B. dan Kasley,2001, How Curcumin Works Prefentially with Water Soluble Antioxidants, J.Am. Chem. Soc.; 123:3064-3068.

[21] Kim, O. S., 2005, Radical Scavenging Capacity and Antioxidant Activity ofthe Vitamer Fraction in Rice Bran

, J. FoodSci. 70; 3:208-213.[22] Limantara, L. & P. Rahayu, 2008, Sains dan Teknologi Pigmen Alami,

Prosiding Sains dan Teknologi Pigmen Alami, Seminar Nasional Pigmen 2008- Hotel Grand Wahid Salatiga, 5 September 2008.

[23] Majithiya, J. B., A. .N. Parmar, R. Balaraman, 2004, Effect of Curcumin onTriton WR 1339 Induced Hypercholesterolemia in Mice, Indian J Pharmacol,36:381-384.

[24] Moreno, C. S., 2002, Review: Methods Used to Evaluate the Free RadicalScavenging Activity in Foods and Biological Systems, Food Science andTechnology International 8; 3:121-137.

[25] Nugrahadi, S. & L. Limantara, 2008, LIKOPEN: Antioksidan Alifatik yangEfektif, Prosiding Sains dan Teknologi Pigmen Alami, Seminar NasionalPigmen 2008 - Hotel Grand Wahid Salatiga, 5 September 2008.

[26] Nurfina, A., 1994, The Synthesis of Some Symmetrical Curcumin Derivativesand The Study of Their Anti-inflammatory Activities as well as Structure-Activity Relationships, Ph.D. Thesis, Gadjah Mada University, Yogyakarta.

[27] Osawa, T., Y. Sugiyama, M. Inayoshi, S. Kawakishi, 1995, AntioxidativeActivity of Tetrahydro-curcuminoids, Biosci. Biotech. Biochem; 59:1609-1612.

[28] Pabon, H. J. J., 1964, A Synthesis of Curcumin and Related Compounds, Rec.Trav. Chim. 83:379-386.

[29] Pratt, D. E., dan B. J. F. Hudson, 1990, Natural Antioxidant Not ExploitatedComercially, In B. J. F. Hudson (Ed.), Food Antioxidant, Elsevier AppliedScience, London.

[30] Pratt, D. E., 1992, Natural Antioksidanfrom Plant Material (Ed.), B.J.F.Hudson, Food Antioxidant

, Elsevier Applied Sciece, London.

620 Fakultas Sains dan Matematika UKSW Salatiga, 13 Juni 2009

Page 11: ) menjadi ion ferro (Fe2+) melalui reaksi reduksi. Ionrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4787/1/PROS_ER Purba, M... · pembentukan senyawa radikal bebas baru dengan cara mengubah

Kurkumin sebagai... fE. R Purba & M. Martosupono)

90 // ---so vzÿH.----

§ 60 - .

- ,

... ...

--

j ÿ -

m0 0.01 0.03

Konsentrasi HCI(M)

Gam bar 3: Diagram aktivitas antioksidan kurkumin (2,0729 X 10-5 M) tanpa dandengan penambahan asam.

Untuk mengetahui aktivitas antioksidan kurkumin digunakan pengujian denganmetode DPPH. Pengujian dengan metode DPPH didasarkan pada pengukurankemampuan antioksidan yang diuji dalam menangkap radikal bebas stabil 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil [24]. Hasil analisa aktivitas antioksidan denganmenggunakan metode DPPH menunjukkan kurkumin memiki aktivitas antioksidanyang cukup besar yaitu sebesar 87,1045 % dengan konsentrasi 2,0729 * 10-5 M.Bila dibandingkan dengan aktivitas antioksidan pigmen alami lainnya yaitu klorofila, kurkuminoid masih jauh lebih besar. Aktivitas antioksidan klorofil a dengankonsentrasi setengahnya, 1 * 10-5 M, yaitu sebesar 10,05 %. Kurkumin merupakansenyawa yang memiliki potensi yang besar dalam perannya sebagai antioksidan.Jayaprakasha dkk. [19] menyatakan bahwa gugus hidroksil dan metoksil padacincin fenil dan substituen 1

,3 diketon memiliki peran yang sangat signifikan dalamkemampuan kurkumin sebagai antioksidan. Aktivitas antioksidan meningkat denganmeningkatnya gugus hidroksil pada cincin fenil pada posisi orto dengan gugusmetoksi. Sementara itu, menurut Jovanovic dkk. [20], aktivitas antioksidankurkumin disebabkan oleh kemampuan donor atom hidrogen oleh p-diketon untukmenetralkan radikal bebas.

7. Kurkuminoid dalam Sediaan Obat

Dalam perkembangannya kurkuminoid telah dikembangkan dalam dunia obat-obatan, walaupun umumnya berupa obat tradisional seperti jamu. Kenyataan inikarena kurkuminoid terbukti memiliki berbagai fungsi yang mendukung kesehatan.Kurkuminoid diketahui memiliki aktifitas sebagai antioksidan, anti-inflamatori,digestif, antibakteri, antimutagenik, antifungi, antiteratogenik, anti tumor, danantikarsinogenik [4, 10, 36]. Kurkuminoid juga berfungsi mengatasi katarak, antiasma, anti colitis, anti fibrosis, mencegah kerusakan kulit akibat sinar UV,mencegah pengembangan kanker kulit, perut, kolon, prostat, duodenum dan hati,hipoglisemik/antidiabetik, hipolepidemik, anoreksia, batuk, rematik, sinusitis, anti

Fakultas Sains dan Matematika UKSW Salatiga, 13 Juni 2009 617

Page 12: ) menjadi ion ferro (Fe2+) melalui reaksi reduksi. Ionrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4787/1/PROS_ER Purba, M... · pembentukan senyawa radikal bebas baru dengan cara mengubah

Presiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IV, No. 3:607-621

protozoa, anti HIV, hipokolesterol [2, 4, 12, 23, 35, 39]. Kurkuminoid juga mampumenurunkan kadar kolesterol, mengatasi masalah sirkulasi tubuh,penyakit hati,dermatologi dan membersihkan darah [23, 27]. Kurkuminoid juga dimanfaatkansebagai pewarna kuning pada industri makanan, kosmetik dan tekstil serta sebagaisenyawa pemberi aroma dan obat-obatan [2, 13, 23].

Selain dalam dunia kesehatan, industri kurkuminoid juga dikembangkan dalam

bentuk bumbu masakan instan atau pewarna makanan. Beberapa contoh produkkurkuminoid yang telah beredar di pasaran disajikan dalam Tabel 2.

Tabel 2: Contoh produk kurkuminoid.Nama Produk Kemasan Produsen

Super Curcumin with Biopherine kapsul Life Extension

Curcumi kapsul NOW

Chlorocure kapsul Nutrend

Nutri-Pak kapsul Nutraceutical CompanyCurcumin and Honey pil Khang Minh Trading And

Sevice Company Ltd.Sumber: Limantara dan Rahayu [22],

Selain mempUttyai aktifitas fisiologis sebagai antioksidan, kurkumin berfungsisebagai antiinflamasi [41], antibakteri [21], antijamur [33], antihepatotoksik(antiliver) [5], antikolesterol dan antikanker [1] dan antiplatelet agregasi(pembekuan darah yang menyebabkan stroke). Kurkumin juga memilikiimunomodulator yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh terhadap seranganpenyakit. Kurkumin juga dapat mengatasi katarak, anti asma, anti colitis,antifibrosis, mencegah kerusakan kulit akibat sinar UV, mencegahpengembangangan kanker kulit, kolon, prostat, duodenum dan hati,hipoglisemik/antidiabetik, hipolepidemik, anoreksia, batuk, rematik, sinusitis, antiHIV, hipokolesterol [3,-4, 12, 23, 35, 39]. Selain dimanfaatkan dalam sediaan obat-obatan, kurkumin juga dimanfaatkan dalam pewarna makanan, kosmetik, dan tekstil[2,13,23].

8. Penutup

Seiring dengan bertambahnya pengetahuan yang terkait dengan aktifitas antioksidanalami dari kurkumin yang dilengkapi dengan metode penentuan antioksidannyakiranya dapat membawa kita bersama untuk lebih meniperdayakan keanekaragamansumber daya alam hayati Indonesia yang sangat luar biasa ini. Melihat masihbanyak manfaat yang dapat digali dari kurkumin ini, maka diperlukan penelitianmengenai hal lain yang lebih mendalam selain untuk mengidentifikasi jenissenyawa antioksidannya.

618 Fakultas Sains dan Matematika UKSW Salatiga, 13 Juni 2009

Page 13: ) menjadi ion ferro (Fe2+) melalui reaksi reduksi. Ionrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4787/1/PROS_ER Purba, M... · pembentukan senyawa radikal bebas baru dengan cara mengubah

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IV. No. 3:607-621

r

[16] Higashi-Okai, K., M. Taniguchi, Y. Okai, 2000, Potent Antioxidative Activityof Non-polyphenolic Fraction of Green Tea (Camelia sinensis) - Associationwith Pheophytins a and b, Journal ofSci FoodAgric.; 80:117-120.

[17] Imaida, K., S. Fukushima, T. Shira, T. Masui, T. Ogiso, N. Ito, 1984,Promoting Activities of Butylated Hydroxiyanisole, Butylated Hydroxytolueneand Sodium Lascorbate on Forestomach and Urinary Bladder CarcinogenesisInitiated with Methylnitroso-urea in F 344 Male Rats, Gann\ 75: 769-775.

[18] Ito, N., S. Fukushima, A. Hagiwara, M. Shibata, T. Ogiso, 1983,Carcinogenecity of Butylated Hydroxyanisole in F 344 Rats, J. Natl. Can.Inst.\ 70: 343-349.

[19] Jayaprakasha, G. K., L. Jagan Mohan Rao, K. K. Sakariah, 2005, Chemistryand Biological Activities of C. longa, Trends in Food Science and Technology16, 533-548.

[20] Jovanovic, S. V., C. W. Boone, S. Steenken, M. Trinoga, R.B. dan Kasley,2001, How Curcumin Works Prefentially with Water Soluble Antioxidants, J.Am. Chem. Soc.; 123:3064-3068.

[21] Kim, O. S., 2005, Radical Scavenging Capacity and Antioxidant Activity ofthe Vitamer Fraction in Rice Bran

, J. FoodSci. 70; 3:208-213.[22] Limantara, L. & P. Rahayu, 2008, Sains dan Teknologi Pigmen Alami,

Prosiding Sains dan Teknologi Pigmen Alami, Seminar Nasional Pigmen 2008- Hotel Grand Wahid Salatiga, 5 September 2008.

[23] Majithiya, J. B., A. .N. Parmar, R. Balaraman, 2004, Effect of Curcumin onTriton WR 1339 Induced Hypercholesterolemia in Mice, Indian J Pharmacol,36:381-384.

[24] Moreno, C. S., 2002, Review: Methods Used to Evaluate the Free RadicalScavenging Activity in Foods and Biological Systems, Food Science andTechnology International 8; 3:121-137.

[25] Nugrahadi, S. & L. Limantara, 2008, LIKOPEN: Antioksidan Alifatik yangEfektif, Prosiding Sains dan Teknologi Pigmen Alami, Seminar NasionalPigmen 2008 - Hotel Grand Wahid Salatiga, 5 September 2008.

[26] Nurfina, A., 1994, The Synthesis of Some Symmetrical Curcumin Derivativesand The Study of Their Anti-inflammatory Activities as well as Structure-Activity Relationships, Ph.D. Thesis, Gadjah Mada University, Yogyakarta.

[27] Osawa, T., Y. Sugiyama, M. Inayoshi, S. Kawakishi, 1995, AntioxidativeActivity of Tetrahydro-curcuminoids, Biosci. Biotech. Biochem; 59:1609-1612.

[28] Pabon, H. J. J., 1964, A Synthesis of Curcumin and Related Compounds, Rec.Trav. Chim. 83:379-386.

[29] Pratt, D. E., dan B. J. F. Hudson, 1990, Natural Antioxidant Not ExploitatedComercially, In B. J. F. Hudson (Ed.), Food Antioxidant, Elsevier AppliedScience, London.

[30] Pratt, D. E., 1992, Natural Antioksidanfrom Plant Material (Ed.), B.J.F.Hudson, Food Antioxidant

, Elsevier Applied Sciece, London.

620 Fakultas Sains dan Matematika UKSW Salatiga, 13 Juni 2009

Page 14: ) menjadi ion ferro (Fe2+) melalui reaksi reduksi. Ionrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4787/1/PROS_ER Purba, M... · pembentukan senyawa radikal bebas baru dengan cara mengubah

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IV. No. 3:607-621

r

[16] Higashi-Okai, K., M. Taniguchi, Y. Okai, 2000, Potent Antioxidative Activityof Non-polyphenolic Fraction of Green Tea (Camelia sinensis) - Associationwith Pheophytins a and b, Journal ofSci FoodAgric.; 80:117-120.

[17] Imaida, K., S. Fukushima, T. Shira, T. Masui, T. Ogiso, N. Ito, 1984,Promoting Activities of Butylated Hydroxiyanisole, Butylated Hydroxytolueneand Sodium Lascorbate on Forestomach and Urinary Bladder CarcinogenesisInitiated with Methylnitroso-urea in F 344 Male Rats, Gann\ 75: 769-775.

[18] Ito, N., S. Fukushima, A. Hagiwara, M. Shibata, T. Ogiso, 1983,Carcinogenecity of Butylated Hydroxyanisole in F 344 Rats, J. Natl. Can.Inst.\ 70: 343-349.

[19] Jayaprakasha, G. K., L. Jagan Mohan Rao, K. K. Sakariah, 2005, Chemistryand Biological Activities of C. longa, Trends in Food Science and Technology16, 533-548.

[20] Jovanovic, S. V., C. W. Boone, S. Steenken, M. Trinoga, R.B. dan Kasley,2001, How Curcumin Works Prefentially with Water Soluble Antioxidants, J.Am. Chem. Soc.; 123:3064-3068.

[21] Kim, O. S., 2005, Radical Scavenging Capacity and Antioxidant Activity ofthe Vitamer Fraction in Rice Bran

, J. FoodSci. 70; 3:208-213.[22] Limantara, L. & P. Rahayu, 2008, Sains dan Teknologi Pigmen Alami,

Prosiding Sains dan Teknologi Pigmen Alami, Seminar Nasional Pigmen 2008- Hotel Grand Wahid Salatiga, 5 September 2008.

[23] Majithiya, J. B., A. .N. Parmar, R. Balaraman, 2004, Effect of Curcumin onTriton WR 1339 Induced Hypercholesterolemia in Mice, Indian J Pharmacol,36:381-384.

[24] Moreno, C. S., 2002, Review: Methods Used to Evaluate the Free RadicalScavenging Activity in Foods and Biological Systems, Food Science andTechnology International 8; 3:121-137.

[25] Nugrahadi, S. & L. Limantara, 2008, LIKOPEN: Antioksidan Alifatik yangEfektif, Prosiding Sains dan Teknologi Pigmen Alami, Seminar NasionalPigmen 2008 - Hotel Grand Wahid Salatiga, 5 September 2008.

[26] Nurfina, A., 1994, The Synthesis of Some Symmetrical Curcumin Derivativesand The Study of Their Anti-inflammatory Activities as well as Structure-Activity Relationships, Ph.D. Thesis, Gadjah Mada University, Yogyakarta.

[27] Osawa, T., Y. Sugiyama, M. Inayoshi, S. Kawakishi, 1995, AntioxidativeActivity of Tetrahydro-curcuminoids, Biosci. Biotech. Biochem; 59:1609-1612.

[28] Pabon, H. J. J., 1964, A Synthesis of Curcumin and Related Compounds, Rec.Trav. Chim. 83:379-386.

[29] Pratt, D. E., dan B. J. F. Hudson, 1990, Natural Antioxidant Not ExploitatedComercially, In B. J. F. Hudson (Ed.), Food Antioxidant, Elsevier AppliedScience, London.

[30] Pratt, D. E., 1992, Natural Antioksidanfrom Plant Material (Ed.), B.J.F.Hudson, Food Antioxidant

, Elsevier Applied Sciece, London.

620 Fakultas Sains dan Matematika UKSW Salatiga, 13 Juni 2009

Page 15: ) menjadi ion ferro (Fe2+) melalui reaksi reduksi. Ionrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4787/1/PROS_ER Purba, M... · pembentukan senyawa radikal bebas baru dengan cara mengubah

_

Kurkumin sebagai... fE. R Purba & M. Martosuponol_

[31] Rostiana, O., A. Hadat, Taryono, 1989, Evaluasi dan Pemanfaatan PlasmaNuftah Kunyit, Simposium Tanaman Industri Pusat Penelitian danPengembangan Tanaman Industri, Bogor.

[32] Roughley, P. J. & D. A. Whiting, 1973, Experiments in The Biosynthesis ofCurcumin, J. Chem. Soc. Perkin. 1:2379-2388.

[33] Rukayadi, Y., D. Yong, J. K. Hwang, 2006, In Vitro Anticandidal Activity ofXanthorizol Isolated from Curcuma Xanthorrhiza Roxb, Journal ofAntimicrobial Chemotherapy:; 57:1231-1234.

[34] Sangat, H. & Rumantyo, 1989, Etnobotani Kunyit (Curcuma domestica Val),Kongres Nasional Biologi IX, Universitas Andalas, Padang.

[35] Scartezzini, P. & E. Speroni, 2000, Review on Some Plants of IndianTraditional Medicine with Antioxidant Activity, J Ethnoparmacol; 71:23-43.

[36] Sharma. R. A. et al., 2001, Effects of Dietary Curcumin on Glutathione S-trnsferase and Malondialdehyde-DNA Adducts in Rat Liver and ColonMucosa: Relationship with Drug Levelsl, Clinical cancer research; 7:1452-1458.

[37] Singh D., P. Marimuthu, C. S. De Heluani, C. Catalan, 2005, Antimicrobialand Antioxidant Potentials of Essential Oil Acetone Extract of MyristicaFragrans Houtt. (aril part), J. ofFoodSci. 70; 2:M141-M148.

[38] Su, Y. L. et al., 2004, Antioxidant Activity of Tea Theaflavins and MethylatedCatechin in Canola Oil, JAOCS31; 3:269-274.

[39] Suryanarayana, P., K. Krishnaswamy, G. B. Reddy, 2003, Effect of Curcuminon Galactose induced Cataractogenesis n Rats, Molecular Vision, 9:223-230.

[40] Takashi, M. & S. Takayuki, 1997, Antioxidant Activities of NaturalCompounds In Plants, J! Agriculture Food Chem:, 45:1819- 1822.

[41] Tohda, C., N. Nakayama, F. Hatanaka, K. Komatsu, 2006, Comparison ofAnti-imflamatory Activities of Six Curcuma Rhizomes: A PossibleCurcuminoid-Independent Pathways Mediated by Curcuma PhaeocaulisExtract, Original Article 3; 2:255-260.

[42] Trully, M. S. P. & K. H. Timotius, 2007, Pengaruh Penambahan AsamTerhadap Aktivitas Antioksidan Kurkumin, Thesis Magister Biologi,Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga.

[43] Van der Goot, H., 1995. The Chemistry and Qualitative Structure-activityRelationships of Curcumin dalam Pramono, S., Jenie, U.A., Sudibyo, RS.,Gunawan, D. (1995), Curcumin Pharmacochemistry, Proceedings of theinternational symposium on curcumin pharmacochemistry (ISCP), AdityaMedia, Yogyakarta.

[44] Winarto, W. P., 2003, Khasiat dan Manfaat Kunyit, Agromedia Pustaka,Jakarta.

[45] Witschi, H., D. Williamson, S. Lock, 1997, Enhancement of UrethaneTumorigenesis in Mouse Lung by Butylated Hyhroxytoluene, J. Natl.Can.Inst.; 58: 301-305.

Fakultas Sains dan Matematika UKSW Salatiga, 13 Juni 2009 621