foto by nick t - orangutan2007.tripod.comorangutan2007.tripod.com/bulletin1.pdf · aktivitas mereka...

16
foto by Nick T Didukung oleh : S U M A T R A N O R A N G U T A N S O C I E T Y N O R T H S U M A T E R A

Upload: dinhxuyen

Post on 01-Mar-2018

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: foto by Nick T - orangutan2007.tripod.comorangutan2007.tripod.com/bulletin1.pdf · aktivitas mereka yang menggunakan areal tersebut untuk bertani. ... Kondisi Lingkungan Sekitar dan

foto

by

Nic

k T Didukung oleh :

SUM

ATR

ANORANGUTAN SO

CI E

TY

NORTH SUMATERA

Page 2: foto by Nick T - orangutan2007.tripod.comorangutan2007.tripod.com/bulletin1.pdf · aktivitas mereka yang menggunakan areal tersebut untuk bertani. ... Kondisi Lingkungan Sekitar dan

Redaksi : Jl. Karya Wisata No. 26 Kec. Medan Johor - Medan 20143Sumatera Utara - Indonesia

Telp/Fax : +62 61 7874150Website : www.orangutancentre.orgE-mail : [email protected] : Orangutan Information CentrePelindung : Sumatran Orangutan SocietyPembina : - Lucy Charlotte Wisdom

- Andrea Gibson- Panut Hadisiswoyo S.S. MA

P. Jawab : Erwin K. Alamsyah Srg, S.HutPimp Redaksi : M. Jamil, SEEditor : M. Indra KurniawanStaff Redaksi : Monalisa, Ismail, Binur, Mustaqim,

Dicky, Herwina, Sofyan, Juwita, Dodi, Heri, Mela, Hatta

Design : M. Jamil, SEFotografer : Mustaqim, Binur, Ismail

Buletin Pongo News adalah buletin tri wulanan yang diterbitkan oleh Sumatran Orangutan Society –Orangutan Information Centre (SOS-OIC) dalam mendukung usaha penyelamatan Orangutan Sumatera(Pongo abelii) melalui penyampaian informasi dan pembahasan terkini mengenai kondisi satwa tersebut.Pongo News ini juga menuangkan tulisan-tulisan yang merupakan rangkuman dari berbagai kegiatanyang telah atau sedang dilaksanakan oleh SOS-OIC.

Pada edisi ini, Pongo News menampilkan informasi mengenai salah satu keunikan yang dimiliki olehsatwa Orangutan Sumatera yaitu kebudayaan hidup sehari-hari, seperti menghasilkan dan menggunakanteknologi alat, komunikasi antara sesamanya, serta kemampuan lainnya. Keunikan ini menjadikanOrangutan sebagai satwa yang bisa disetarakan dengan salah satu keluarga kera besar lainnya, yaitusimpanse. Dimana simpanse dianggap memiliki budaya yang lebih maju dari sesama kera besar lainnya.

Seperti edisi-edisi sebelumnya, buletin ini juga menyampaikan mengenai perkembangan kegiatan padabeberapa program kampanye dan pendidikan lingkungan yang dilaksanakan oleh SOS-OIC baik itukegiatan penyadaran keliling (Mobile Awareness Unit) yang dilakukan di beberapa daerah, ProgramSekolah Berwawasan Konservasi Alam Dan Lingkungan Hidup yang di dua kabupaten di Sumatera Utara,yaitu Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Langkat, serta kegiatan-kegiatan pembibitan tanamanyang berbasiskan masyarakat sebagai upaya pendidikan lingkungan bagi masyarakat.

Daftar Isi

Road Show Pemutaran Film LingkunganDisekitar Habitat Orangutan Sumatera .......... 1Environmental Education & CommunityOutreach By MAU .................................................. 3Perspektif Guru Tentang PermasalahanLingkungan ............................................................. 4Apa, Siapa, dan Bagaimana WSP SOS-OIC .... 6Long Call... Sahabat Orangutan SOS-OIC........ 7Semarak Peringatan Hari LingkunganHidup Tahun 2006 di SibolangitKabupaten Deli Serdang ..................................... 8Program Sekolah Berwawasan KonservasiAlam &Lingkungan Hidup di Kab. langkat &Kabupaten Deli Serdang .................................... 10Budaya Penggunaan Alat oleh Orangutan ... 11Mari Membuat Kompos di Sekolah .................. 12Program Pembibitan & PenghijauanDaerah Tangkapan Air ........................................ 14

Page 3: foto by Nick T - orangutan2007.tripod.comorangutan2007.tripod.com/bulletin1.pdf · aktivitas mereka yang menggunakan areal tersebut untuk bertani. ... Kondisi Lingkungan Sekitar dan

Road show pemutaran film lingkungan bukan halbaru yang dilakukan oleh Sumatran OrangutanSociety – Orangutan Information Centre (SOS-OIC). Namun kegiatan ini akan dirasakan lebihefektif apabila dilakukan di sekitar kawasan hutanatau desa pinggir hutan yang bertujuan untukmeningkatkan kesadaran masyarakat akanpentingnya menjaga lingkungan hidup di sekitarmereka.

Berdasarkan hal tersebut SOS-OIC dan ForumKader Konservasi Lingkungan – Hidup Indonesia(FK3LI) bekerja sama dengan Great Apes FilmInitiatives (GAFI) mengadakan serangkaianperjalanan dalam mengkampanyekan upayapelestarian dan penyelamatan lingkungan hidup diberbagai daerah atau desa yang berbatasan dengankawasan habi ta t Orangutan Sumatera .

Kegiatan yang dimulai pada tanggal 03 Agustus2006 dan berakhir pada tanggal 16 Agustus 2006ini dilakukan di dua Kabupaten, yaitu KabupatenLangkat dan Kabupaten Tapanuli Selatan. Dansecara keseluruhan peserta yang mengikuti kegiatanini berjumlah kurang lebih 600 orang untukkesemua tempat kunjungan.

Pada tanggal 03 Agustus 2006 kegiatan dimulaidari Kabupaten Langkat tepatnya di KecamatanBatang Serangan dengan daerah kegiatan meliputi: Yayasan Persada, Kantor Camat Batang Serangan,SMP N 2 Satu Atap, Dusun Wonorejo, dan DusunNamunggas. Kecamatan Batang Serangan adalahsalah satu kecamatan yang lokasinya berada palingdekat dengan kawasan Taman Nasional GunungLeuser (TNGL), habitat terbesar OrangutanSumatera. Di kecamatan Batang Serangan inibanyak terjadi kegiatan konversi lahan hutan

menjadi kebun kelapa sawit dan karet yangmenyebabkan banyak Orangutan Sumaterakehilangan tempat tinggal dan banyak juga yangmati diburu karena mereka dianggap sebagai hamabagi kegiatan perkebunan, seperti kelapa sawit dankaret.

Sedangkan kegiatan yang dilakukan di KabupatenTapanuli Selatan dilakukan di dua kecamatan,antara lain Kecamatan Batang Toru dan KecamatanMerancar. Dua kecamatan ini merupakan daerahpemukiman masyarakat yang berada dekat denganhabitat Orangutan Sumatera yang terdapat di DASBatang Toru. Daerah-daerah yang dikunjungi diKabupaten Tapanuli Selatan ini yaitu MadrasahAliyah NU Batang Toru, SMA Negeri 1 BatangToru, Desa Aek Nabara Julu, SMP Negeri 1Merancar, SMP Negeri 1 Batang Toru, dan DesaAek Sabaon Julu.

Habitat Orangutan Sumatera yang berada di sekitarDAS Batang Toru sendiri meliputi 2 kabupaten,yaitu Kabupaten Tapanuli Selatan dan KabupatenTapanuli Tengah. Daerah ini diperkirakan memilikijumlah populasi Orangutan Sumatera sebanyaklebih kurang 400 individu. Berbagai bentukancaman terhadap habitat Orangutan Sumatera jugatampak selama perjalanan Road Show ini. Salahsatu contohnya adalah fragmentasi habitat akibatmeluasnya perkebunan karet dan kelapa sawit yangterdapat di sekitar kawasan hutan Batang Toru.

Tidak berbeda jauh dengan kegiatan Road Showyang pernah dilakukan sebelumnya, bentuk-bentukkegiatan Road Show kali ini adalah :

Kata sambutan oleh program manager SOS-OIC, Erwin A.

Penyampaian materi konservasi oleh Binur D. Naibaho

Page 4: foto by Nick T - orangutan2007.tripod.comorangutan2007.tripod.com/bulletin1.pdf · aktivitas mereka yang menggunakan areal tersebut untuk bertani. ... Kondisi Lingkungan Sekitar dan

(NGO) untuk membantu menyelesaikan permasalahan-permasalahan masyarakat yang terjadi di daerahmereka. Seperti halnya di Desa Aek Nabara di Kab. Tapanuli Selatan, masyarakat desa ini memilikipermasalahan mengenai ketidakjelasan batas antara kawasan konservasi (Cagar Alam Sipirok) denganareal desa mereka. Ketidakjelasan ini menjadi polemik tersendiri bagi masyarakat karena menggangguaktivitas mereka yang menggunakan areal tersebut untuk bertani. Masyarakat mengharapkan permasalahanini dapat diselesaikan dengan tidak merugikan salah satu pihak, baik pemerintah maupun masyarakat.

Hasil analisa dari angket isian oleh peserta, hampir seluruh pesertamenyatakan bahwa bentuk kegiatan penyadaran melalui penyajian filmlingkungan kepada masyarakat-masyarakat sangat membantu usaha-usahapelestarian alam.

Alasan-alasan responden yang menyatakan dengan dengan menyajikanfilm dapat membantu upaya pelestarian alam dan lingkungan antara lain sebagai berikut :

Selain itu, analisa angket juga menunjukkan bahwa hal yang mengkhawatiran masyarakat di lingkunganmereka berada adalah sebagai berikut :

Responden lebih memilih mengkhawatirkan terjadinya bencana alam (48%) dikarenakan masyarakatmenganggap bencana alam terjadi sebagai akumulasi dari kesalahan-kesalahan manusia dalam mengelolasumber daya alamnya. Seperti terjadinya kebakaran hutan, banjir bandang, erosi, dan lain sebagainyaadalah akibat dari pengelolaan hutan yang dilakukan secara tidak bijaksana, contohnya illegal logging,konversi lahan hutan secara besar-besaran, pembukaan areal dengan sistem tebas-bakar.(EKA dan BDN)

· Pameran Konservasi Alam dan Lingkungan Hidup,· Pemutaran Film “Hari Esok Yang Menghilang” dan “Sawit Meluas

Sang Alam Tertindas”.· Diskusi Interaktif Bersama Masyarakat, dan· Penelitian sosial sederhana mengenai Perspektif Masyarakat Terhadap

Kondisi Lingkungan Sekitar dan Pelaksanaan Program Road Show.Penelitian sederhana dilakukan dengan metode interview melaluipengisian angket pertanyaan.

Dalam beberapa session diskusi, ternyata sebagian besar masyarakatmengharapkan adanya bantuan dari pemerintah dan lembaga swadaya

YaTidak

9 %

91 %

10 %

40 %20 %

30 %

Meningkatkan kesadaran konservasiTahu tentang pentingnya hutanTergugah dan termotivasi melakukan konservasiMemberi pandangan yang jelas mengenai hutan Indonesia

Bencana alamDegredasi lingkunganPolusiLainnya

11 %

48 %20 %

21 %

2

Siswi SMAN 1 Batangtoru sedang mengamatimateri pameran di stand SOS-OIC

Page 5: foto by Nick T - orangutan2007.tripod.comorangutan2007.tripod.com/bulletin1.pdf · aktivitas mereka yang menggunakan areal tersebut untuk bertani. ... Kondisi Lingkungan Sekitar dan

Kabupaten Langkat dan Tapanuli Selatan adalahdaerah yang menjadi pilihan kegiatan MAU padakesempatan ini. Dua kabupaten ini memiliki daerahyang menjadi habitat orangutan sumatera, olehkarena itu daerah ini menjadi daerah operasi MAUuntuk melakukan penyadaran dan pendidikankepada masyarakat, baik anak-anak, generasi mudadan masyarakat umum yang tinggal di sekitarhabitat orangutan sumatera untuk melestarikansumberdaya alam dan satwa orangutan sumatera.

Bentuk kegiatan MAU di Aceh masih tetapmemberikan penyadaran kepada lapisan masyarakatuntuk selalu menjaga lingkungan pasca tsumani.MAU juga memberikan penyadaran dan pelatihankepada beberapa LSM/NGO yang menjalankanprogramnya dalam rangka pembangunan danrekonstruksi Aceh. MAU memberikan penjelasantentang implementasi MAU yang mencakup tigaaspek yang telah disebutkan di atas. Tiga upayaini dijelaskan kepada peserta agar LSM/NGO dapatmemahami upaya teknis penyadaran masyarakatyang dapat dilaksanakan di lapangan sehinggadiharapkan setelah pelatihan ini mereka dapatmenjadi tutor konservasi/pelaku upaya konservasidi daerahnya masing-masing, sehinggapembangunan masyarakat pasca tsunami tidakmenimbulkan dampak negatif bagi alam danlingkungan. Hal ini dilakukan karena peranLSM/NGO di Aceh sangat besar dalampembangunan Aceh dan masyarakatnya.

Keterlibatan seluruh lapisan masyarakat,pemerintah, organisasi masyarakat/NGO danstakeholder lainnya dalam upaya penyadaranmasyarakat, akan mempercepat tercapainya tujuankonservasi yaitu terciptanya alam dan lingkunganyang seimbang dan lestari. Alam dan lingkunganadalah sebuah kesatuan kehidupan yang tidak bisakita pisahkan dari kehidupan manusia.

Upaya konservasi sumber daya alam danlingkungan hidup adalah sebuah keniscayaan yangharus dilakukan dan melibatkan seluruh lapisanmasyarakat sehingga tujuan konservasi dapattercapai dengan baik. Upaya penyadaran kepadamasyarakat menjadi sangat fundamental untukdilaksanakan secara berkelanjutan, pendidikankonservasi alam dan lingkungan hidup harusmenjadi program penting untuk membentuk pribadiyang berjiwa konservasi sejak dini kepada generasimuda. Menjadi hal penting bagi setiap organisasimasyarakat/LSM untuk memperhatikan aspekkonservasi alam dan lingkungan dalam setiapkegiatannya.

Banyak hal bisa lakukan untuk memberikanpenyadaran dan pendidikan kepada masyarakatagar menjadi pelaku dalam kegiatan konservasi.Pendidikan lingkungan dapat dilakukan melaluimedia pelatihan yang mempunyai integritas kepadaupaya konservasi alam dan lingkungan, penyuluhan,kampamye lingkungan dan masih banyak mediaaudio visual lainnya yang dapat digunakan.Mobile Awarenees Unit (MAU) SOS-OIC telahberoperasi selama setahun, dan telah menjangkausampai ke masyarakat yang berada di pedalamamsekalipun baik di propinsi Sumatera Utara dan diAceh. Tiga aspek yang menjadi kegiatan MAU ini,yaitu Environmental Education, CommunityOutreach dan Coservation Traning. Dengan tigahal ini upaya konservasi alam dan lingkungandilakukan oleh MAU melalui berbagai pendekatankepada masyarakat dan ditambah denganperpustakaan keliling yang menyediakan buku-buku yang berkaitan dengan konservasi diharapkanakan dapat menambah informasi dan pengetahuanbagi masyarakat.

Selama Agustus 2006 MAU telah melakukankunjungan keberbagai daerah di Sumatera Utaradan Aceh.

3

Pelatihan pembuatan kertas daur ulang yang difasilitasi oleh MAU

Para siswa sedang membaca buku-buku koleksi perpustakaan MAU

Page 6: foto by Nick T - orangutan2007.tripod.comorangutan2007.tripod.com/bulletin1.pdf · aktivitas mereka yang menggunakan areal tersebut untuk bertani. ... Kondisi Lingkungan Sekitar dan

Dalam rangkaian pelaksanaan Program SekolahBerwawasan Konservasi Alam dan Lingkungan HidupKab. Deli Serdang serta dalam memperingati HariLingkungan Hidup Sedunia Tahun 2006 Tingkat Kab.Deli Serdang, SOS-OIC bersama dengan FK3LI sertaDinas Pendidikan dan Pengajaran Kab. Deli Serdangmenyelenggarakan Lomba Penulisan Opini Lingkungantingkat Guru SMP dan SMA se-Kabupaten Deli Serdang.Lomba ini dimaksudkan sebagai media gunamenampung ide, pemikiran, dan gagasan para guruterutama yang berkaitan dengan masalah pendidikanlingkungan hidup. Oleh karena itu pula lomba inimengangkat tema tulisan “Perspektif Guru TerhadapPermasalahan Lingkungan”.

Sejumlah ide, gagasan, dan pemikiran dari para pesertacoba kami rangkum dengan harapan dapat menjadimasukan dan bahan pertimbangan bagi berbagai pihakdalam mengambil keputusan (kebijakan) khususnyaberkaitan dengan pengembangan pendidikan KonservasiAlam dan Lingkungan Hidup di Kab. Deli Serdang,antara lain :

1. Dari 5 pilar utama pendidikan : pendidikan anakdidik, sarana/prasarana, tujuan, alat/media; gurudiposisikan pada urutan pertama. Ini berarti gurumemegang peranan kunci bagi maju mundurnyapendidikan suatu bangsa dari satu generasi ke generasiberikutnya.

2. Guru yang baik harus memiliki 4 kompetensi, yakni:kompetensi paedagogik, kompetensi kepribadian,kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.

3. Tuntunan agar terus mereposisi peran merupakansatu keharusan supaya guru tetap menjadi guru yangditiru. Di samping reposisi peran, guru mutlakmengaktualisasikan ilmu dan pengetahuan yang telahdimiliki agar bersinergi dengan tuntutan kemajuanzaman, khususnya ilmu pengetahuan, teknologi, daninformasi dewasa ini.

4. Pengaruh manusia terhadap keadaan kualitaslingkungan memberikan 3 kemungkinan diantaranya:

a. Kemungkinan menjadi perusak lingkunganb. Kemungkinan manusia menyadari

kekeliruannyac. Kemungkinan manusia mengubah dari perusak

menjadi pengelola

5. Guru sebaiknya tidak hanya membatasi diri denganilmu yang menjadi bidangnya tetapi membuka diridengan bidang ilmu lain (lingkungan hidup).

6. Pada umumnya guru kurang memiliki pengetahuandan pemahaman yang memadai, akurat, dan aktualtentang lingkungan hidup.

7. Guru sebagai pembentuk mental anak didikdiharapkan memainkan perannya untuk mampumenciptakan mental yang peduli pada lingkunganmelalui serangkaian kegiatan pembelajaran. Untuk itu,dalam diri guru harus terlebih dahulu tertanam sikapmental peduli lingkungan yang mendorong guru untukberinovasi dalam proses pembelajaran dengan mencobaberbagai metoda pembelajaran

8. Sejauh mana guru mampu berperan pada masamendatang terhadap permasalahan lingkungan, dilihatdari dua posisi penting guru yang dapat dioptimalkan,yaitu posisi sentral guru dan posisi strategis.

9. Peran sentral guru, maksudnya bahwa seorang guruyang sehari-hari bertugas sebagai pendidik sekaliguspengajar pada lembaga pendidikan formal berupayasemaksimal mungkin agar peserta didiknya dapatmengembangkan kemampuan logika, etika, estetika,dan praktika yang kesemuanya itu bersentuhan langsungdengan permasalahan lingkungan, sehingga melaluikegiatan pembelajaran di sekolah, anak-anak sejak dinisudah diperkenalkan dengan masalah lingkungan denganterlebih dahulu melibatkan anak didik dalam pengelolaanlingkungan sekolah sesuai dengan jenjang dan tingkatankemampuan peserta didik.

4

Peran guru sangat penting dalam pembangunan bangsa &merupakan tumpuan dalam peningkatan kualitas masyarakat

Generasi muda sangat membutuhkan peran guru dalammembimbing mereka memupuk mental yang peduli lingkungan

Page 7: foto by Nick T - orangutan2007.tripod.comorangutan2007.tripod.com/bulletin1.pdf · aktivitas mereka yang menggunakan areal tersebut untuk bertani. ... Kondisi Lingkungan Sekitar dan

10. Peran strategis guru, bahwa guru-guru yang tersebar di seluruh penjuru bumi, mulai daerah pegunungan sampaipesisir pantai, dari pedesaan sampai perkotaan dan selalu berada ditengah-tengah kehidupan masyarakat adalahsuatu aset yang sangat besar dan penting untuk mengatasi permasalahan lingkungan yang sudah sangat kritis dewasaini. Keberadaan mereka sampai saat ini masih menjadi tumpuan dalam peningkatan kualitas kehidupan manusiakedepan, pada dasarnya masih dapat diterima oleh semua umat manusia, hal inilah yang perlu dioptimalkan.

11. Dengan demikian peran sentral dan strategis guru adalah salah satu solusi terbaik kedepan dalam mengatasipermasalahan lingkungan yang tidak dapat ditawar – tawar lagi. Untuk itu kepada pihak pengambil kebijakan mulaidari tingkat terendah sampai dengan tertinggi khususnya yang berhubungan dengan tugas, guru dapat memfasilitasimelalui program yang jelas, karena tanpa program yang jelas dan dukungan yang nyata, semua ini hanyalah utopiabelaka.

12. Menjadikan guru sebagai aktivis lingkungan hidup sangat mendesak dilakukan. Dari guru, para siswa kelakmemperoleh pemahaman pengelolaan lingkungan yang benar. Kepada dan melalui merekalah kita berharap adaperubahan sikap, cara, dan pola pikir dalam melihat lingkungan hidup di masa mendatang.

13. Sekolah sebagai lembaga terdepan pengelola danpelaksana pendidikan d i m u n g k i n k a n u n t u km e n a m b a h m u a t a n pembelajaran baik sebagaikurikulum muatan lokal maupun materi tambahanuntuk mata pelajaran yang memungkinkan untuk itu.Peluang yang diberikan oleh K u r i k u l u m B e r b a s i sKompetensi (KBK) yang lebih menekankan kepada LifeSkill (Ketrampilan Hidup) b a g i p e s e r t a d i d i kmemungkinkan set iap guru/sekolah merumuskanlangkah-langkah operasional yang dapat dikaitkan denganpermasalahan lingkungan h i d u p s e s u a i d e n g a nkemampuan dan keperluan pembelajaran sebagai tugaspokok.

14. Suatu sikap surpise jika Pemkab Deli Serdang Cq.Dinas Pendidikan dan Pengajaran mau mengadopsisistem pengajaran yang konstruktif kedalam kurikulumpendidikan di daerah ini sehingga di masa mendatangakan banyaklah dijumpai sekolah-sekolah di Deli Serdang yang berwawasan lingkungan yang kondusif dalammenunjang kelancaran proses belajar mengajar yang kiranya juga akan meningkatkan mutu pendidikan di daerahitu.

15. Sekolah Berwawasan Konservasi Alam dan Lingkungan Hidup menitikberatkan pada paradigma kesadaran yangdinyatakan dengan perilaku berbagai komponen. Perilaku tersebut didasarkan kepada pemahaman tentang konservasidan lingkungan hidup serta diaplikasikan dalam lingkungan sekolah.

16. Pendidikan konservasi bukan hanya sekedar memberi pengetahuan kepada anak didik tentang lingkunganhidupnya. Tetapi lebih dari itu, menunjukkan kepada peserta didik tentang dimana mereka tinggal dan hubungandengan sekelilingnya sehingga mereka tahu cara berperilaku yang benar dan baik yang mendorong munculnya sikapbijak dalam mengelola, memanfaatkan sumber daya alam yang berwawasan l ingkungan.

17. Integritas guru dalam penyelamatan lingkungan hidup pada perspektif kurikulum pendidikan sekolah di Indonesiasecara umum dan di Deli Serdang secara khususnya, memang ditantang baik aspek kuantitas maupun kualitasnyaseiring perkembangan teknologi yang ada agar kelak lahirlah guru masa depan (to be coming teacher) yangmengertidan memahami arti nilai ekosistem yang vital bagi hidup dan kehidupan

18. Dalam penataan pengembangan pemanfaatan sumber daya alam dan ekosistemnya secara berkelanjutan , integritasguru perlu untuk dilibatkan secara maksimal sebagai stakeholder dalam peningkatan kemampuan sumber dayamanusia dalam prinsip konservasi lingkungan hidup (community based conservation and management)

19. Hal lain yang mungkin akan dapat dikembangkan melalui kebijakan dari pihak yang berkompeten adalahpengelolaan lahan-lahan kritis oleh sekolah. Misalnya di daerah pedesaan, setiap sekolah diberi tanggung jawabuntuk penanaman atau pemeliharaan tanaman di lahan kritis yang sudah gundul. Sedangkan sekolah-sekolah yangada di daerah perkotaan mungkin ada kawasan-kawasan tertentu yang diberikan sebagai tanggung jawab mereka,misalnya bahu-bahu jalan di perkotaan ataupun daerah aliran sungai sehingga kota akan menjadi hijau.

5

Pembelajaran berwawasan lingkungan yang berbasis pada life skill

Page 8: foto by Nick T - orangutan2007.tripod.comorangutan2007.tripod.com/bulletin1.pdf · aktivitas mereka yang menggunakan areal tersebut untuk bertani. ... Kondisi Lingkungan Sekitar dan

SOS-OIC di samping melaksanakan program upaya penyelamatan Orangután Sumatera melalui pendidikandan penyadaran kepada masyarakat luas di Sumatera bagian utara juga merupakan wadah pelatihan danpembinaan bagi insan pelajar dan mahasiswa untuk dapat mengembangkan ilmu pengetahuan danketerampilan praktis di bidang konservasi alam dan lingkungan hidup.

Oleh karenanya, SOS-OIC berperan aktif sebagai fasilitator untuk mengarahkan minat dan bakat pelajardan mahasiswa yang relevan dengan visi dan misi SOS-OIC sehingga program-program SOS-OIC dapatdijadikan sebagai bahan untuk menggali ilmu keterampilan, dan pengalaman yang tidak didapatkan dibangku pendidikan formal. Berdasarkan hal inilah SOS-OIC merancang program pelibatan pelajar danmahasiswa dalam WSP (Work Studi Programme) untuk mendukung akselerasi kemajuan akademis pesertakarena program ini diharapkan dapat mengintegrasikan penerapan program mata pelajaran/kuliah yangada dengan proram-program yang ada di SOS-OIC.

Tujuan dari WSP adalah untuk meningkatkan peran serta dan kerjasama SOS-OIC dengan pelajar danmahasiswa sebagai wujud nyata SOS-OIC dalam pemberdayaan masyarakat lokal khususnya pelajar danmahasiswa untuk berperan aktif dalam upaya konservasi; untuk memberikan kesempatan job trainingkepada relajar dan mahasiswa yang memiliki minat dan bakat di bidang konservasi alam dan lingkunganhidup sehingga diharapkan setiap peserta menjadi tenaga terampil dan siap pakai sesuai dengan bidangyang diminati sekaligus memperkenalkan pengalaman dunia kerja yang nyata kepada setiap peserta; untukmendidik peserta agar berkomitmen terhadap upaya perlindungan dan pelestarian alam serta membinapeserta untuk menjadi kader-kader konservasi SOS-OIC; untuk memperluas jaringan dan kemitraan antaraSOS-OIC dengan instituís pendidikan/perguruan tinggi; dan untuk mengintegrasikan program SOS-OICyang relevan dengan program mata pelajaran/kuliah untuk mendukung pencapaian tujuan program danakademis peserta WSP.

6

Beberapa aktifitas WSP SOS-OIC

Page 9: foto by Nick T - orangutan2007.tripod.comorangutan2007.tripod.com/bulletin1.pdf · aktivitas mereka yang menggunakan areal tersebut untuk bertani. ... Kondisi Lingkungan Sekitar dan

GEBYAR SIBAYAK MERDEKA KE – X

Klub SOU dan Putra Putri Pencinta Alam Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara (Parintal FP-USU) dalamrangka memperingati HUT Kemerdekaan RI yang ke-61 mengadakan sebuah kegiatan yang bernama Gebyar SibayakMerdeka X Tahun 2006” pada bulan Agustus 2006. Sejumlah acara diselenggalarakan dikawah gunung Sibayakseperti panjat pinang, tarik tambang penanaman bibit pohon dan lain-lain.

PELATIHAN GPS (GLOBAL POSITIONING SYSTEM)BAGI ANGGOTA KLUB SOU DALAM KEGIATAN KEMAH KONSERVASI

Pada bulan Mei 27 – 28 Mei 2006 Klub Sahabat Orangutan (SOU) mengadakan kegiatan Kemah Konservasi yangdilaksanakan di kawasan wisata milik Yayasan Siti Hajar Medan yang letaknya bersebelahan dengan Bumper (BumiPerkemahan) Sibolangit. Dalam Kemah Konservasi ini, Klub Sahabat Orangutan yang didampingi oleh anggotadari SOS– OIC mengikuti Pelatihan GPS (Global Positioning System).

Pelatihan ini diberikan kepada anggota Klub SOU dengan maksud untuk mengenalkan teknologi tentang GPS yangdapat digunakan dalam menentukan koodinat, posisi atau keadaan suatu tempat di lapangan selain dari pada kompasatau peta topografi.

PENGENALAN EKOSISTEM SUNGAI MELALUI KEGIATAN ARUNG JERAM

Tanggal 13 Juli 2006, Klub SOU melakukan sebuah kegiatan “Pengenalan Ekosistem Sungai dan Pelatihan ArungJeram”, yang bertujuan untuk menambah pengetahuan para anggota Klub SOU tentang komponen-komponen yangterdapat di sekitar sungai serta melatih keterampilan mengarungi sungai.

7

Rangkaian kegiatan Gebyar Sibayak Merdeka ke-X di Gunung Sibayak

Keceriaan anggota SOU dalam kegiatan pelatihan arung jeram

Beberapa aktifitas SOU pada kegiatan pelatihan GPS

Page 10: foto by Nick T - orangutan2007.tripod.comorangutan2007.tripod.com/bulletin1.pdf · aktivitas mereka yang menggunakan areal tersebut untuk bertani. ... Kondisi Lingkungan Sekitar dan

Ada nuansa berbeda yang diperingati pada salahsatu tanggal di bulan Juni 2006 yang lalu, bukansebagai hari besar keagamaan atau hari besarkebangsaan, namun hari yang sebenarnya sangatpenting bagi seluruh manusia yang hidup di bumi.Tepat tanggal 5 Juni 2006 yang lalu diperingatisebagai Hari Lingkungan Hidup Sedunia.

Oleh karena itu, SOS-OIC bersama FK3LI(Forum KomunikasiKade r Konse rvas iLingkungan) Kab. DeliSerdang bekerjasamad e n g a n D i n a sPendidikan danP e n g a j a r a nKabupaten DeliSerdang sebagais e s a m a m i t r adalam ProgramS e k o l a hB e r w a w a s a nKonservasi Alamdan LingkunganH i d u pm e l a k s a n a k a nk e g i a t a nPeringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia Tahun2006 Tingkat Kabupaten Deli Serdang.

Peringatan ini dilaksanakan pada Senin – Rabu daritanggal 26 – 28 Juni 2006 bertempat di 2 (dua)lokasi, yaitu : Gedung Kantor Dinas Pendidikandan Pengajaran Kabupaten Deli Serdang dan puncakacara dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sibolangit,Desa Sikeben. dalam kegiatan ini dilaksanakanberbagai acara untuk memeriahkan ataumenyemarakkannya. Kegiatan yang dilaksanakan,antara lain : Pameran Pendidikan Konservasi Alamdan Lingkungan Hidup; Berbagai Perlombaan(Cerdas Cermat Konservasi Alam dan LingkunganHidup, Cipta dan Baca Puisi Lingkungan, MembuatMading Lingkungan, dan Penulisan OpiniLingkungan); Reboisasi/Penghijauan; Pentas SeniLingkungan; Stan Mobil Unit PerpustakaanLingkungan Keliling; Jambore Kemah Konservasi;Peluncuran Buku Panduan Pendidikan KonservasiAlam dan Lingkungan Hidup; dan PengumumanPenghargaan Sekolah Berwawasan KonservasiAlam dan Lingkungan Hidup.

Dalam Peringatan Hari Lingkungan Hidup SeduniaTahun 2006 ini mengangkat tema ”Cegah Bencana

Lingkungan” dan sub tema ”Bumi Hijau, HidupLestari”. Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuanagar peringatan hari lingkungan ini dapat dijadikansebagai salah satu media untuk memperkayawawasan pengetahuan, keterampilan danpendidikan, melalui sosialisasi informasi tentangkonservasi alam dan lingkungan hidup. Dengandemikian masyarakat sebagai salah satu komponen

yang hidup di bumi dapat lebihmenghargai alam dalam kehidupansehari-hari.

Kegiatan inidihadiri oleh± 1000 orangu n d a n g a n ,antara lain :Staf DeputiM e n t e r iN e g a r aLingkunganHidup BidangPendidikanLingkungan,Perwaki lan

dari Bapedalda Propinsi Sumatera Utara,Anggota DPRD Kabupaten Deli Serdang,dan instansi terkait lainnya. Undangan yang

melibatkan dunia pendidikan Kabupaten DeliSerdang, antara lain : Kepala Dinas Pendidikandan Pengajaran Kabupaten Deli Serdang, KepalaCabang Dinas Kabupaten Deli Serdang, KepalaSekolah tingkat SMP dan SMA Negeri se-Kabupaten Deli Serdang. Guru-guru serta siswa/itingkat SMP dan SMA Negeri se-Kabupaten DeliSerdang dan juga tokoh masyarakat organisasikepemudaan, LSM/NGO, dan organisasi pencintaalam.

Kegiatan Perlombaan yang diikuti oleh siswa/iserta guru tingkat SMP dan SMA Negeri se-Kabupaten Deli Serdang dapat terlaksana denganbaik berkat dukungan dan pihak-pihak yang terkaitdengan Program Sekolah Berwawasan KonservasiAlam dan Lingkungan Hidup. Besar harapan kitasemua kegiatan ini dapat menjadi salah satu agendarutin di Kabupaten Deli Serdang dan dapat memberimotivasi positif untuk menciptakan lingkunganhidup yang asri nyaman dan tenteram di KabupatenDeli Serdang melalui dunia pendidikan denganmemberikan pendidikan lingkungan kepada anaksejak dini. Berikut ini nama-nama para pemenanglomba dalam acara Peringata Hari LingkunganHidup Tingkat Kabupaten Deli Serdang :

8

Beberapa kegiatan pada acara SemarakPeringatan Hari Lingkungan Hidup tahun 2006

Page 11: foto by Nick T - orangutan2007.tripod.comorangutan2007.tripod.com/bulletin1.pdf · aktivitas mereka yang menggunakan areal tersebut untuk bertani. ... Kondisi Lingkungan Sekitar dan

a. Lomba Sekolah Berwawasan Konservasi Alam & Lingkungan Hidup Tingkat SMP :- Juara I : SMP Negeri 2 Sunggal- Juara II : SMP Negeri 1 Sibolangit

b. Lomba Sekolah Berwawasan Konservasi Alam & Lingkungan Hidup Tingkat SMA :- Juara I : SMA Negeri 1 Galang- Juara II : SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan

c. Lomba Cerdas Cermat Konservasi Alam dan Lingkungan Hidup Tingkat SMP :- Juara I : SMP Negeri 1 Lubuk Pakam- Juara II : SMP Negeri 2 Lubuk Pakam- Juara III : SMP Negeri 1 Pagar Merbau- Juara Harapan : SMP Negeri 1 Deli Tua

d. Lomba Cipta dan Baca Puisi Lingkungan Tingkat SMA- Juara I : Rianti Manalu (SMA Negeri 1 Galang)- Juara II : Lusiana B. Manurung (SMA Negeri 2 Lubuk Pakam)- Juara III : Siti Aida (SMA Negeri 1 Lubuk Pakam)

e. Lomba Membuat Majalah Dinding Lingkungan Tingkat SMP- Juara I : SMP Negeri 2 Pantai Labu- Juara II : SMP Negeri 1 Sibolangit- Juara III : SMP Negeri 1 Tanjung Morawa

f. Lomba Membuat Majalah Dinding Lingkungan Tingkat SMA- Juara I : SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan- Juara II : SMA Negeri 1 Galang- Juara III : SMA Negeri 1 Lubuk Pakam

g. Lomba Penulisan Opini Lingkungan Tingkat Guru SMP dan SMA- Juara I : Andreas Manurung (SMP Negeri 2 Bangun Purba)- Juara II : Pollung Sinaga (SMP Negeri 1 Sibolangit)- Juara III : Ranto Manurung (SMP Negeri 1 Deli Tua)- Juara Harapan : Bestel L. Purba (SMA Negeri 2 Lubuk Pakam)

(ibin & indra pong)

9

Page 12: foto by Nick T - orangutan2007.tripod.comorangutan2007.tripod.com/bulletin1.pdf · aktivitas mereka yang menggunakan areal tersebut untuk bertani. ... Kondisi Lingkungan Sekitar dan

dilaksanakan pada tanggal 31 Juli 2006 bertempatdi Gedung KNPI Langkat. Sosialisasi programyang dilaksanakan oleh Pihak SOS-OIC, FK3LIdan Yayasan Pusaka Indonesia bekerjasama denganDinas P & K Kabupaten Langkat merupakanlangkah awal untuk memperkenalkan ProgramSekolah Berwawasan Konservasi Alam danLingkungan Hidup di Kabupaten Langkat.

Sebagai keberlanjutan program, telah dilaksanakanSchool Visit (kunjungan sekolah) ke beberapasekolah di Kabupeten Langkat. Ditargetkan 35sekolah yang akan dikunjungi selama Tahun Ajaran2006/2007. Sekolah-sekolah yang akan dikunjungiterdiri dari 18 SMP Negeri, 15 SMA Negeri dan2 SMK Negeri yang ada di Kabupaten Langkat.Dari beberapa yang telah dikunjungi, hampirsemuanya memberikan respon yang positif terhadapprogram ini.

PSBKL juga melaksanakan kegiatan KemahKonservasi yang merupakan salah satu bagian dariProgram Sekolah Berwawasan Konservasi Alamdan Lingkungan Hidup. Kegiatan ini bertujuanuntuk menerapkan secara praktis pendidikankonservasi alam dan lingkungan hidup kepada parasiswa. Di Kabupaten Deli Serdang, PSBKL telahmemasuki tahap II. SOS-OIC dan FK3LI telahmenandatangani perpanjangan perjanjian kerjasamaPSBKL dengan Dinas Pendidikan dan PengajaranKabupaten Deli Serdang pada acara PeringatanHari Lingkungan Hidup Sedunia Tahun 2006Tingkat Kabupaten Deli Serdang tanggal 28 Juni2006 yang lalu.

Sosialisasi PSBKL kepada Kepala Sekolah tingkatSMP dan SMA negeri se-Kabupaten Deli Serdangyang belum dikunjungi pada tahap I dilaksanakanpada tanggal 07 September 2006 lalu. (Vina &Indra)

Setelah sukses dengan Program SekolahBerwawasan Konservasi Alam dan LingkunganHidup di Kabupaten Deli Serdang, SOS-OICbersama FK3LI mencoba mengembangkan programserupa di Kabupaten Langkat. Sesuai dengan tujuandari Program Sekolah Berwawasan KonservasiAlam dan Lingkungan Hidup yaitu mewujudkansekolah berwawasan konservasi alam danlingkungan hidup di Sumatera Utara, bersamaYayasan Pusaka Indonesia, SOS – OIC dan FK3LItelah membuat perjanjian kerjasama dengan DinasPendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Langkatuntuk dapat mengembangkan Program SekolahBerwawasan Konservasi Alam dan LingkunganHidup di Kabupaten Langkat. Penandatangananperjanjian kerjasama antara ketiga lembaga denganDinas Pendidikan dan Kebudayaan KabupatenLangkat telah dilaksanakan pada tanggal 1 Juli2006 di kantor Kepala Dinas Pendidikan danKebudayaan Kabupaten Langkat.

Pelaksanaan Program Pendidikan Konservasi Alamdan Lingkungan Hidup (PSBKL) di KabupatenLangkat dianggap sangat perlu dan penting dilihatdari kondisi topografi Kabupaten Langkat yangtersebar mulai dari pegunungan hingga pesisirpantai dimana terdapat kawasan konservasi yaituTaman Nasional Gunung Leuser hingga kawasanTaman Margasatwa Karang Gading di pesisir laut.Program ini merupakan salah satu upaya penyadaranbagi masyarakat yang menitikberatkan kepada parasiswa sebagai generasi muda untuk menambahpemahaman tentang konservasi alam danlingkungan hidup.

Sama halnya dengan pelaksanaan PSBKL diKabupaten Deli Serdang, kegiatan-kegiatan yangdilaksanakan dalam program ini diawali denganSosialisasi Program kepada seluruh Kepala SekolahSMA dan SMP Negeri/Sederajat yang ada diKabupaten Langkat. Sosialisasi ini telah

10

Penyajian materi pada Program SBKL

Para siswa yang menjadi target Program SBKL

Page 13: foto by Nick T - orangutan2007.tripod.comorangutan2007.tripod.com/bulletin1.pdf · aktivitas mereka yang menggunakan areal tersebut untuk bertani. ... Kondisi Lingkungan Sekitar dan

terdapat di lubang-lubang pohon untuk dimakan.Selanjutnya, orangutan Sumatera di hampir disemua tempat penelitian di daerah Suaq Balimbingditemukan dapat melindungi kepalanya denganalas daun sebagai topi dari terpaan terik mataharidan hujan dari daun yang sesuai sehingga kepalamereka benar-benar terlindungi, memberikan "atap"bagi sarangnya sehingga tetap nyaman dan teduhdari berbagai cuaca, menjadikan daun sebagaisarung tangan ketika akan membuka buah berkulitduri, atau membunyikan vokal seperti "ucapanselamat tidur" saat akan tidur, atau membunyikan"kiss-squeak" saat merasa ada bahaya yangmendekat. Secara keseluruhan Carel mencatat,adanya 24 kemungkinan varian budaya perilaku(sebagai permulaannya). Diyakini, kemungkinanlebih banyak dari itu. Ini membuktikan bahwakehidupan orangutan di alam liar merupakantantangan intelektual yang jauh lebih besar daripada yang pernah diduga sebelumnya.

Fox dan Ibrahim (2002) menyebutkan bahwaorangutan memiliki bukti-bukti yang kuat sebagaisatwa yang mampu menghasi lkan danmenggunakan teknologi alat. Hal ini dibuktikandengan penelitian yang dilakukan di stasiunpenelitian Agusan dan Ketambe, Sumatera bagianutara, dimana orangutan ditemukan menggunakandaun yang dikumpulkan dan dibentuk seperti sarungtangan untuk melindungi telapak tangan merekapada saat makan dedaunan pohon kapuk hutan(Erythrina) dimana pohon dan cabang-cabang iniberduri tajam. Yang lebih mengherankan dari hasilpenelitian ini, ternyata orangutan di Agusan mampumemindahkan ’sarung tangan’ ini dari satu telapaktangan ke telapak yang lainnya pada saat merekabergerak di batang pohon menuju cabang-cabangpohon untuk memakan daun-daun Erythrina.

Orangutan dianggap sebagai satwa yang sangatpintar dan mempunyai kemampuan untuk berpikirrasional. Bangsa kera merah yang besar inimerupakan keluarga kita yang banyak dilupakanoleh generasi sekarang. DNA kita mempunyaikesamaan dengan orangutan sampai 97%.Orangutan dikenal di Indonesia dan Malaysiasebagai orang yang hidup di hutan. Dahulu kalamanusia tidak pernah membunuh orangutan karenadianggap sebagai manusia yang bersembunyi dipepohonan untuk menghindari kerja sebagai budak(http://www.orangutan.com/orangutanfacts).

Orangutan juga dianggap sebagai satwa yangmemiliki ‘budaya’. Mungkin akan sulit bagi kitamembayangkan bagaimana satwa yang seluruhtubuhnya ditumbuhi rambut, penyendiri, hidup diatas pohon dan hanya bisa ditemukan di hutanSumatera dan Kalimantan ini disimpulkan sebagaisatwa yang memiliki budaya. Orangutan pernahdigambarkan banyak peneliti termasuk Carel vanSchaik sebagai kera merah Asia yang memilikisifat penyendiri, dan cepat menghilang. Hal inisangat berbeda dengan simpanse yang selama initerbukti dalam berbagai penelitian, dianggapmempunyai "budaya" lebih maju dari sesama kerabesar tersisa lainnya di dunia (gorila,dan banobo).Simpanse sangat aktif, senang bergaul, ramah, jugapandai menggunakan berbagai alat (Musfarayani,2006).

Namun dalam buku terbarunya Prof Dr Carel vanSchaik yang berjudul Di Antara Orangutan: KeraMerah dan Bangkitnya Kebudayaan Manusiamenyebutkan bahwa orangutan memiliki"keajaiban budaya" yang selama ini diyakini hanyadimiliki simpanse bahkan manusia. Sara, salah satuorangutan di Suaq Balimbing, Sumatera, misalnya,sempat terlihat menggunakansetangkai ranting untuk menusuk-nusuk dan memukulkannya kedalam sebuah lubang pohonuntuk mengambil madu. Bukanhanya itu, orangutan di sanaternyata suka bergaul dengansesamanya (Musfarayani, 2006).Fox et al (2004) selanjutnya turutmendukung kesimpulan inidengan menemukan adanyaorangutan di Suaq Balimbingyang menggunakan rantingpohon dan kulit pohon yangdiambil dari batang pohon untukmengambil serangga yang

11

Orangutan menangkap semut dengan sebatang kayu

Page 14: foto by Nick T - orangutan2007.tripod.comorangutan2007.tripod.com/bulletin1.pdf · aktivitas mereka yang menggunakan areal tersebut untuk bertani. ... Kondisi Lingkungan Sekitar dan

Dari pembahasan singkat ini, dapat disimpulkan bahwa selama ini `budaya` dianggap hanya dimilikimanusia. Namun, kenyataanya selain simpanse yang dianggap mempunyai `budaya lebih maju` darisejenisnya, ternyata orangutan memiliki budaya menggunakan alat yang digunakan untuk memudahkanaktifitas sehari-hari. Perlu diyakini bahwa masih banyak lagi misteri-misteri keajaiban dari satwa kharismatikini yang belum banyak diketahui oleh kita sebagai manusia yang mengklaim sebagai pemangku segalabudaya. Barangkali budaya bangsa orangutan ternyata dapat memberikan inspirasi baru bagi manusia.Jenis-jenis dedaunan yang dimakan orangutan, misalnya, pasti dipilih secara rasional sebagai bagianaktifitas budaya orangutan untuk memperkuat daya tahan tubuh orangutan dari segala penyakit, danbarangkali dari jenis-jenis daun-daun ini bermanfaat pula bagi dunia kesehatan manusia!

Mari selamatkan hutan tempat habitat orangutan, untuk kelangsungan kehidupan manusia dan orangutan!

Referensi:

Fox, Elizabeth A & Muhammad, Ibrahim (2002) Brief Coomunication: New Tool Use by Wild Sumatran Orangutan (Pongoabelii). American Journal of Physical Anthropology

Fox et al (2004) Intra-and Interpopulational Differences in Orangutan (Pongo pygmaeus) Activity and Diet: Implications forthe Invention of Tool Use. American Journal of Physical Anthropology

Musfarayani (2006) Budaya Orangutan di Tengah Budaya Manusia. Harian Kompas, 17 September 2006

Orangutan Facts (2006) accessed f rom ht tp : / /www.orangutan.com/orangutanfacts /Orangutanfacts

12

TAHUKAH KAMU ………… ?

Di sekolah, para pelajar juga meghasilkan limbah sampah. Dalam satu hari, di sekolah dapat menghasilkan banyaksekali limbah sampah, baik itu sampah berupa kertas bekas, sampah plastik maupun sampah sisa-sisa tumbuhan.

Ternyata limbah sampah itu sendiri dapat dimanfaatkan. Khusus untuk limbah sampah dari sisa-sisa tumbuhan(organik) dapat dijadikan bahan untuk membuat kompos. Secara ilmiah proses pengomposan ini adalah suatu prosesdekomposisi atau pelapukan dari sampah organik secara biologis yaitu memanfaatkan mikroorganisme di dalamtanah untuk menghasilkan suatu produk yang digunakan sebagai penyubur tanaman yaitu kompos. Pengomposanmerupakan salah satu cara untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat

Untuk memudahkan pelajar memisahkan limbah-limbah sampah tersebut, sebaiknya disetiap kelas memiliki 3 tongsampah, dimana 1 tong sampah untuk limbah sampah kertas, 1 tong sampah untuk limbah sampah plastik dan 1tong sampah lainnya untuk limbah sampah tumbuhan.dari ketiga jenis limbah sampah tersebut, limbah sampah yangpaling mudah di manfaatkan di sekolah adalah limbah sampah tumbuhan (organik) untuk dijadikan kompos.

CARA PRAKTIS MEMBUAT KOMPOS DISEKOLAH

Membuat kompos di sekolah dapat mendidik siswauntuk memahami penanganan sampah di tingkatsumbernya. Ada dua cara mudah untuk membuatkompos di sekolah :1. Sampah organik makanan dikumpulkan kedalam drum atau wadah plastik.2. Sampah organik daun/rumput dikumpulkan ke

dalam lubang.

1.5 - 2 m

20 cm

Page 15: foto by Nick T - orangutan2007.tripod.comorangutan2007.tripod.com/bulletin1.pdf · aktivitas mereka yang menggunakan areal tersebut untuk bertani. ... Kondisi Lingkungan Sekitar dan

Daftar Pustaka ;- Murbandono, 2006, Membuat Kompos, Penebar Swadaya, Jakarta.- Yuwono, D, 2006, KOMPOS, Penebar Swadaya, Jakarta.- Santoso, HB, 1998, Pupuk Kompos, Penerbit Kanisius, Jakarta.- www.idepfoundation.org

13

Membuat kompos dari sampah organik makanan- Sediakan drum atau wadah plastik dengan ukuran bervariasi- Lubangi bagian bawah drum atau wadah plastik sebagai rembesan- Tanam drum atau wadah plastik yang telah dilubangi tersebut sekitar 10 cm dari permukaan tanah- Sampah organik sisa makanan dimasukkan setiap hari ke dalam drum atau wadah plastik- Taburi dengan sedikit serbuk gergaji/kapur ( bila ada )- Tambahkan kotoran binatang ( ayam, kambing, sapi, dll ) bila ada, agar dapat meningkatkan kualitas kompos- Setelah penuh taburi tanah lagi lalu biarkan selama kurang lebih 3 bulan- Kemudian keluarkan isinya dengan menggunakan sekop lalu dikeringanginkan lebih kurang 2 minggu- Setelah 2 minggu kompos dapat digunakan

Membuat kompos dari sampah organik tumbuhan- Gali tanah sedalam 50 – 100 cm, diusahakan agar letaknya cukup jauh dari sumber air seperti sumur, agar air

sumur tidak tercemar. Minimal jarak dari sumur sekitar 10 meter.- Isi lubang dengan sampah organik yang sudah ditiriskan- Taburi sampah dengan tanah secara berkala untuk mengurangi bau- Tutup lubang bila sudah penuh dengan sampah organik- Biarkan selama kurang lebih 3 bulan sehingga menghasilkan kompos yang bagus

Membuat Kompos Dengan Metode Sistem Terowongan Udara (Segitiga)- Buat terowongan udara berbentuk segitiga dengan bahan bambu atau kayu seperti gambar (1) sebanyak dua buah.- Setelah terowongan udara dibuat, tumpuklah daun-daun atau sampah organik lain di atasnya.- Tambahkan bahan dan siram dengan air secara teratur untuk menjaga agar tumpukan tetap lembab.- Setelah bagian bawah menghitam (seperti tanah) balikkan tumpukan tersebut dan pindahkan ke terowongan udara

lainnya. Tumpukkan bahan baru ke terowongan lama.- Jaga kelembaban dengan tetap menyiram air dan biarkan menjadi kompos (± 6 minggu atau telah menghitam

semuanya).- Kompos telah dapat digunakan dan ulangi langkah di atas untuk tetap tersedianya kompos.

MANFAAT KOMPOS

Setelah kita tahu bagaimana membuat kompos, kita dapat mencobanya di sekolah kita. Pengomposan tersebuttidaklah sulit, hanya butuh kemauan dari pelajar untuk dapat mencobanya. Banyak manfaat yang diperoleh darikompos ini, antara lain :1. Dapat menambah kesuburan tanah. Bila di sekolah memiliki apotik hidup atau kebun percobaan, kompos dapat

menyuburkan tanah bagi kebun percobaan atau apotik hidup.2. Dapat memperbaiki kondisi fisik, kimia, dan biologi tanah. Kompos dapat digunakan untuk mengembalikan

mutu dan kesuburan tanah di daerah pertanian/perkebunan atau lahan bekas tambang.3. Dapat mengurangi sampah. Dengan adanya pengomposan dapat mengurangi sampah terutama di sekolah sehingga

mengurangi dampak lingkungan.

Page 16: foto by Nick T - orangutan2007.tripod.comorangutan2007.tripod.com/bulletin1.pdf · aktivitas mereka yang menggunakan areal tersebut untuk bertani. ... Kondisi Lingkungan Sekitar dan

SOS-OIC bersama dengan Forum KomunikasiKader Konservasi Lingkungan Indonesia (FK3LI)Kab. Deli Serdang didukung oleh EnvironmentalServices Program (ESP) USAID, Medan telahmembangun suatu program pembibitan tanamanpenghijauan yang berbasiskan kepada masyarakatlokal, dalam rangka mendukung programrehabilitasi lahan yang terdegradasi di SumateraUtara khususnya di Kecamatan Sibolangit. Programyang diberi nama Program Pembibitan TanamanDan Penghijauan Daerah Tangkapan Air, tepatnyaberada di Desa Salabulan dan Desa Sikeben,Kecamatan Sibolangit, Kab. Deli Serdang, SumateraUtara.

Tujuan utama program ini untuk mengembangkanpusat kegiatan pembibitan yang dikelola masyarakatdalam mendukung program hutan kemasyarakatan,terutama pada daerah-daerah yang mengalamikerusakan hutan akibat kegiatan penebangan hutansecara illegal. Sedangkan tujuan khususnya adalah:

1. Mendorong upaya rehabilitasi kawasan yangterdegradasi sebagai akibat perambahan hutanmelalui penanaman kembali kawasan dengantanaman yang memiliki nilai ekologis danekonomi.

2. Mendorong dan mengembangkan kegiatan hutankemasyarakatan yang dikelola oleh masyarakatlokal sehingga dapat menghasilkan bibit tanamanuntuk mendukung upaya rehabilitasi lahan.

3. Menyediakan bibit tanaman secara berkelanjutandalam mendukung upaya rehabilitasi danpenghijauan di daerah tangkapan air diKecamatan Sibolangit, Kab. Deli Serdang.

4. Untuk memberikan program pelatihan khusustentang pengembangan bibit tanaman.

5. Untuk mempromosikan kegiatan pertanianorganik (dengan menggunakan kompos buatansendiri tanpa pestisida) sebagai upaya untukpembangunan yang ramah lingkungan kepadamasyarakat lokal.

Melalui program ini, ditargetkan sedikitnya 50 halahan masyarakat yang kritis dan terdegradasi dapatdihijaukan kembali. Dari target ini bibit tanamanyang akan dikembangkan sekitar 50.000 bibittanaman. Dengan asumsi 1 ha lahan dibutuhkanbibit tanaman sebanyak 1000 bibit.

Selain menargetkan jumlah bibit yang akandikembangkan, juga dilaksanakan pembinaankepada masyarakat, seperti penyuluhan, diskusiinteraktif dan beberapa pelatihan. Pembinaan iniditujukan kepada seluruh tingkatan masyarakat,dimulai dari tingkatan generasi muda (pelajar)hingga kepada tingkatan orangtua.

Pembinaan generasi muda seperti KunjunganSekolah, Pelatihan Pembuatan Kertas Daur Ulangdan Pelatihan Pembibitan Tanaman. Pembinaangenerasi muda (pelajar) dilakukan secara berkaladalam setiap kwarternya (empat bulanan).Sedangkan pembinaan yang dilakukan kepadatingkatan orangtua lebih mengarah kepada kegiatanpenyuluhan lingkungan dan pelatihan peningkatankemampuan, seperti penyuluhan lingkungan melaluimedia pemutaran film lingkungan dan pelatihanpengembangan usaha pembibitan tanaman

Diharapkan masyarakat dapat memahami danmenyadari arti pentingnya suatu kondisi alam yangterjaga dan lestari dengan memahami kondisi alamdan lingkungan sekitarnya dan dapat berperan aktifdalam usaha-usaha rehabilitasi lahan di daerahmereka disamping peningkatan kesejahteraanmasyarakat itu sendiri. (EKA)

14

Pengisian polybag bersama masyarakat

Pelatihan teknik pembibitan kepada masyarakat