forum peduli disabilitas kab. tegal
TRANSCRIPT
Disampaikan dalam : “The Incheon Strategy 2013-2022: A New Decade for PWDs in Malaysia
Conference”, di Berjaya Times Square Hotel & Convention Center Kuala Lumpur, 1-2 July 2013.
Disampaikan oleh :
SUNARMAN SUKAMTO Direktur PPRBM Solo
Ketua Umum Aliansi RBM Indonesia
Indonesia adalah negara kepulauan dengan lebih dari 17,500 pulau, dengan populasi terbesar ke - 4 di dunia dengan 245 juta jiwa (2012). Diperkirakan 37 juta jiwa dari populasi tersebut adalah difabel (mengacu pada The World Report on Disability, 2011, by WHO and World Bank).
I N D O N E S I A S E K I L A S
Pengakuan, Perlindungan, Jaminan, Pemenuhan Hak – Hak Difabel di Segala Bidang Pembangunan & Aspek Kehidupan
Kebijakan, Program, dan Anggaran
Nasional (Pemerintah Pusat), Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten / Kota
Konvensi, Deklarasi, Strategi Internasional dan Regional (Umum dan Specific)
UUD 1945 UU Nasional (Umum dan Specific)
Peraturan Daerah (Umum dan Specific)
Bagaimana Menjangkau Difabel?
• Indonesia sudah memiliki UU tentang hak-hak difabel ditingkat nasional, termasuk UU No. 19 / 2011 tentang Ratifikasi UNCRPD, tetapi bagaimana agar UU tersebut diwujudkan dengan melibatkan dan memberdayakan difabel yang hidup dan tinggal jauh di tingkat akar rumput?
• RBM dan Pembangunan Inklusi adalah salah satu strategi untuk mencapai hal tersebut.
9
Dengan membentuk Tim Advokasi
Difabel & Forum Peduli Difabel,
dimana pemimpin difabel ada
didalamnya, diharapkan pemerintah
lebih responsif pada isu-isu difabel
dan difabilitas dan dimasukkan dalam
perencanaan dan penganggaran
pembangunan sesuai ketentuan UU
yang berlaku, baik nasional maupun
lokal.
Pelatihan CRPD / HAM Difabel / UU No. 19 / 2011, RBM, dan
Pembangunan Inklusi
Pertemuan Reguler : Koordinasi, Sinergi Lintas Dinas, bersama Pemimpin Difabel
Pelatihan Deteksi Dini dan Intervensi Dini Kecacatan
Pelatihan Deteksi Dini dan Intervensi Dini Kusta
Pelatihan Pendidikan Inklusi Bagi Guru-Guru Sekolah Umum (Reguler)
Pelatihan Pendidikan Inklusi Bagi Guru-Guru Umum (Reguler)
Pelatihan Pendidikan Inklusi Bagi Guru-Guru Umum (Reguler)
Pelatihan dan Workshop Lainnya bagi TAD / FPD adalah: 1. Workshop tentang Telaah (overview) peraturan dan
kebijakan yang sedang berjalan, terkait dengan mainstreaming hak-hak difabel sebagai cross-cutting issues.
2. Workshop tentang Difabel / Difabilitas dan Pendataan Difabel.
3. Workshop tentang “Pro Poor Pro Difabel Budgetting” 4. Workshop Persoalan Strategis Difabel di Bidang
Kesehatan, Pendidikan, Penghidupan (Livelihood), dan Sosial.
5. Workshop Membuat Perencanaan Kegiatan Berbasis Kinerja (ada indikator capaian yang jelas).
Tujuan dan Fungsi TAD dan FPD:
A. Menjadi Mekanisme yang Legal-Formal untuk Koordinasi Lintas Dinas (SKPD)
Menjalin komunikasi, koordinasi, dan sinergi lintas dinas (SKPD) dan stakeholder lainnya, terutama pemimpin kelompok difabel.
A. Sesuai tugas pokok dan fungsi masing-masing dinas (SKPD), mengusulkan program dan anggaran terkait pemenuhan hak-hak difabel ke APBD Kabupaten, APBD Propinsi, APBN, dan/atau Luar Negeri.
B. Sesuai bidang / keahlian masing-masing stakeholders lainnya, memberikan kesempatan kepada difabel untuk mendapatkan pelatihan dan kesempatan kerja dalam rangka meningkatkan kualitas hidupnya.
D. Mainstreaming isu difabel ke dalam program-program pemerintah yang telah ada, dengan memasukkan difabel sebagai peserta atau menambah materi tentang isu-isu / perspektif / hak difabel.
E. Memberikan hak dan kesempatan difabel untuk menerima manfaat dari program pengentasan kemiskinan : BOS, Jamkesmas / Jamkesda, PNPM, KUR, PAUD, Taman Pintar, PKK/Posyandu, PKH, RTLH, BLT, Raskin, Jambanisasi, LBK/BLK, Jadup, dll. melalui dinas yang terkait.
E. Mengupayakan membangun aksesibilitas (fisik dan non fisik) dan kesempatan meningkatkan perannya dalam pembangunan (Musrenbang, Pertemuan RT/RW/Desa, dll), agar suaranya didengar dan kepentingannya terakomodasi.
F. Membangun kesadaran (awareness raising) kepada masyarakat, baik masyarakat umum, pemerintah maupun swasta untuk mengurangi stigma atau pandangan negatif terhadap difabel dan yang pernah mengalami kusta.
STRUKTUR KINERJA PEMERINTAHAN INDONESIA
NASIONAL
PROVINSI
KAB./KOTA (Autonomy)
KECAMATAN
DESA
RW
RT 21
TAD / FPD
Pembentukan Kelompok Difabel Inklusif Tingkat Kabupaten di Provinsi Jawa Tengah (Solo, Boyolali, Klaten, Sukoharjo,
Wonogiri, Karanganyar, Sragen, Grobogan, Tegal, Blora)
Inklusi : Semua difabel diundang dan diorganisir (difabel daksa, netra, rungu wicara, intelektual, psikososial, dan yang pernah
mengalami kusta)
1. Pengorganisasian Difabel
Pelatihan Soft Skill : Konsep Diri, Motivasi Berprestasi, Kewirausahaan, Manajemen organisasi, Kepemimpinan, HAM, Advokasi Mandiri, Manajemen
Simpan Pinjam, dll. Pelatihan Ketrampilan (life skill) : Menjahit, Komputer, Servis HP, Automotif, Pijat,
Elektro, Membuat Prothese / Orthese.
2. Pelatihan Bagi Pemimpin dan anggota organisasi Difabel
Pengurus dan anggota kelompok difabel, mendapatkan Pelatihan Konsep Diri dan Motivasi Berprestasi.
3. Melakukan Study Banding ke organisasi Difabel yang lain
Peran Kelompok / Organisasi Difabel Lintas Difabilitas (Multi Difabilitas).
1) Mewakili kepentingan difabel dalam proses perencanaan pembangunan dan pembuatan kebijakan dan penentuan keputusan.
2) Melakukan advokasi dan lobby untuk hak-hak difabel 3) Melakukan monitoring apakah pemerintah dan
penyedia layanan publik sudah responsif (peka/peduli) terhadap hak-hak difabel.
4) Melakukan Kampanye Penyadaran Masyarakat tentang eksistensi dan potensi difabel
5) Membina mental, semangat, motivasi, dan etos kerja para anggotanya (difabel)
Ada validasi data difabel dengan format yang mengacu pada matrix RBM : Kesehatan, Pendidikan,
Pengidupan, Sosial, dan Pemberdayaan. Validasi data difabel dilakukan oleh tenaga
Pemerintah maupun DPO.
Selain ada validasi data difabel dengan format yang mengacu pada matrix RBM : Kesehatan, Pendidikan, Pengidupan, Sosial, dan Pemberdayaan; yang melibatkan tenaga Pemerintah maupun DPO; dikembangkan juga data pilah (segregatif data) yang mendukung program pengentasan kemiskinan (poverty reduction) bagi difabel. Data ini dikembangkan salah satunya karena adanya advokasi dari TAD / FPD dan DPO di daerah.
1. Difabel dilibatkan dalam pembuatan peraturan dan kebijakan bidang kesehatan sehingga sudah mulai berpihak lebih pada perlindungan dan jaminan kesehatan bagi difabel.
2. Difabel mendapatkan kartu jaminan kesehatan dari sistem jaminan kesehatan masyarakat (nasional dan daerah).
3. Difabel mendapatkan akses alat bantu gratis dan prothese gratis.
4. Pusat-pusat kesehatan dan rumah sakit lebih banyak yang sudah aksesibel bagi difabel.
Kelompok Perawatan Diri (KPD) Kusta Puskesmas
Difabel bisa mengakses kebutuhan prothese (tangan palsu) secara gratis melalui sistem jaminan kesehatan masyarakat
(nasional dan daerah).
Difabel juga dilatih membuat prothese (kaki atau tangan palsu), terutama dari daerah yang jauh dari pusat pelayanan
prothese.
37
Contoh puskesmas aksesebel
CONTOH HASIL AKSESIBILITAS PADA FASILITAS KESEHATAN MASYARAKAT : PUSKESMAS
38
CONTOH HASIL AKSESIBILITAS PADA FASILITAS KESEHATAN MASYARAKAT : RUMAH SAKIT
1. Sudah ada 2 Kabupaten yang menyatakan sebagai kabupaten inklusi karena sudah ada lebih dari 80 sekolah inklusi (sekolah umum / reguler yang siap menerima dan mendidik anak-anak difabel dan anak berkebutuhan khusus lainnya.
2. Masalah di lapangan antara lain : Guru-guru umum perlu penyadaran dan pelatihan tentang pendidikan inklusi.
3. Apapun masalah di lapangan, tetapi anak-anak difabel harus tetap bersekolah sebagai pemenuhan hak pendidikan.
4. Difabel dan DPO dilibatkan dalam penyadaran dan pelatihan bagi guru-guru sekolah reguler.
5. Gedung kantor Dinas Pendidikan sudah lebih banyak yang aksesibel.
Ada upaya meningkatkan angka partisipasi anak-anak difabel ke sekolah formal reguler. Masalah di lapangan tentu ada, tetapi anak-
anak difabel harus tetap bersekolah sebagai pemenuhan hak pendidikan.
42
AKSESIBILITAS PADA GEDUNG DINAS PENDIDIKAN KOTA SURAKARTA
1. Program pelatihan ketrampilan (life skill) sudah mulai bersifat partisipatif dengan analisa dan assessment yang melibatkan difabel dan DPO.
2. Difabel boleh mendapatkan pelatihan ketrampilan di mana saja, baik milik pemerintah dan swasta, sesuai minat dan bakatnya (bersifat inklusi).
3. Difabel dan DPO dilibatkan dalam advokasi kuota 1% hak difabel bekerja di perusahaan, BUMN maupun swasta.
4. Lebih banyak perusahaan yang memperkerjakan tenaga kerja difabel.
5. Lebih banyak pasar dan pertokoan yang aksesibel bagi difabel.
6. Difabel dan DPO diberikan kesempatan mengikuti pameran dan bazaar produk-produk kretaif mereka.
7. Gedung kantor Dinas Sosial dan Tenaga Kerja sudah lebih banyak yang aksesibel bagi difabel.
Pemberdayaan Ekonomi: Mengidentifikasi dan Mengembangkan
Potensi Diri dan Lingkungan dari Difabel (Mas Lasini)
Produk Difabel sebelum
Pemberdayaan
Produk Difabel setelah
Pemberdayaan
46
AKSESIBILITAS PADA PASAR TRADISIONAL
Kelompok Difabel dilibatkan dalam berbagai even pameran produk kreatif.
“Nusa Computer”
Selain memberikan motivasi sukses berusaha, seorang pengusaha memberikan kesempatan kepada 100 orang difabel anggota DPO untuk belajar komputer secara gratis di lembaga pendidikan komputer miliknya. Selain itu juga 10 orang boleh belajar grafis desain secara gratis juga. Ke depan difabel yang berminat juga boleh mendapatkan pelatihan tata rias manten dan salon.
DUKUNGAN DARI PENGUSAHA
49
CONTOH AKSESIBILITAS PADA GEDUNG DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA KAB. KLATEN
50
No. Name &Address PwD in 2011 Pwd in 2012
1 PT. Delta DuniaTextil (Geneng, Kaling, Tasikmadu) 5 13
2 PT. Indo Acidatama (Kemiri, kebakkramat) 3 11
3 PT. Lombok Gandaria (Jalan Raya JatenKaranganyar) 5 5
4 PT. Indatex (Jl. Raya Palur KM 6.7 Palur) 0 11
5 PT. AS Sidoharjo (Jl. Raya Solo-Sragen KM 9.2 Sroyo) 0 3
6 PT. Gunungsubur ( Jl. Raya Solo-tawangmangu KM 9 Jaten) 0 0
7 PT. KusumaHadiSantoso (Jl. Raya Solo-Tawangmangu KM 9.4
Jaten)
0 0
8 PT. BusanaMuliaTextil (Jl. Raya Solo-tawangmangu, Dagen,
Jaten)
0 0
9 PT. Ifars (Jl. Raya Solo-Sragen KM 19.9 PulosariKebakkramat) 0 2
10 PO. Tri Mulyo (Jl. Raya Solo-Sragen KM 14 PulosariKebakkramat) 0 0
11 PT. Sekarbengawan (Jl. Raya Solo-Sragen KM 8.6 Jetisjaten) 0 2
12 PO. Langsung Jaya (Jl. Raya Solo
tawangmanguJatenKaranganyar)
0 0
13 PT. Bengawantex/Kr Plastik ( Jl. Raya Solo-Sragen KM 8.2 Jetis,
Jaten)
0 0
Sources: Laporan TAD Karanganyar
51
No. Nama&Alamat PwD in 2011 Pwd in 2012
1 PT. TupaiAdyamas Indonesia 0 0
2 PT. Nova Furniture 0 0
3 PT. Delta Merlin 0 9
4 PT. SafariJunitextindo 0 2
5 PT. Bengawan Solo Garmen 0 3
6 PT. Hanil Indonesia 0 15
7 PT. Sari WarnaAsli II 0 0
8 PT. Adetex 0 1
Sources: Laporan TAD Boyolali
1. Difabel lebih percaya diri untuk menikah / berkeluarga. 2. Difabel mulai banyak dilibatkan dalam kegiatan seni dan
budaya, baik sebagai pelaku maupun penikmat. 3. Lebih banyak gedung-gedung fasilitas olah raga dan
pengembangan bakat yang aksesibel bagi difabel. 4. Ada pendampingan kepada difabel, baik secara individu
maupun kelompok. 5. Akses keadilan hukum bagi difabel lebih terbuka. Banyak
pelaku kekerasan dan pelecehan kepada Difabel bisa diproses secara hukum dan pelakunya dihukum / dipenjara.
6. Ada fasilitas sekretariat bagi DPO untuk pertemuan setiap bulan.
7. Lebih banyak tempat ibadah yang aksesibel bagi difabel.
Seorang oknum guru di hukum 8 tahun 6 bulan penjara karena melakukan kekerasan dan pelecehan seksual kepada
seorang siswi difabel.
Setiap bulan, kelompok difabel mengadakan meeting di sekretariatan . Pengurus kelompok memimpin sharing masalah dan diskusi solusinya. Mereka juga melakukan
tugas pembukuan simpan-pinjam. Dalam pertemuan tersebut ada pendampingan dari NGO atau kadang ada
pegawai pemerintah (Dinas Sosial).
Sekretariatan kelompok difabel.
Pendampingan individu : Acara Home Visit oleh fasilitator dari NGO untuk assesment dan memberi motivasi.
AKSESIBILITAS DI RUMAH IBADAH : GEREJA
1. Organisasi Difabel diakui dan dilibatkan dalam berbagai kegiatan strategis oleh pemerintah kabupaten / kota.
2. Organisasi Difabel dilibatkan dalam pembuatan peraturan dan kebijakan daerah.
3. Organisasi difabel dilibatkan dalam musyawarah perencanaan pembangunan di tingkat kabupaten / kota.
4. Sarana transportasi umum sudah lebih banyak yang aksesibel bagi difabel.
5. Fasilitas berjalan kaki (pedestrian) sudah lebih banyak yang aksesibel bagi difabel.
6. Difabel mendapatkan lebih banyak kemudahan dalam mendapatkan sarana mobilitas mandiri (motor modifikasi).
7. Bahasa isyarat dikenal lebih banyak pegawai pemerintah dan masyarakat melalui kursus bahasa isyarat gratis bagi pegawai pemerintah maupun masyarakat umum.
8. Difabel sudah memiliki payung hukum (UU) untuk memiliki Surat Ijin Mengemudi (SIM) dan mendapatkan asuransi jika mengalami kecelakaan di jalan.
9. Difabel dilibatkan dalam kebijakan sistem pemilihan kepala daerah (Gubernur, Bupati/Walikota), baik sebagai komisioner, pemilih dan kandidat.
62
AKSESIBILITAS PADA GELANGGANG PEMUDA BUNG KARNO
63
AKSESIBILITAS DI LINGKUNGAN BALAI KOTA SURAKARTA
Organisasi difabel, dengan didukung oleh berbagai komponen masyarakat, merayakan HDI (Hari Difabilitas
Internasional) setiap bulan Desember.
Fungsi DPO adalah Aktif melakukan Advokasi Mandiri
Difabel / organisasi difabel dilibatkan dalam Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) di tingkat Kabupaten / Kota.
Kelompok difabel dilibatkan dalam kegiatan Pos Pemberdayaan oleh Perguruan Tinggi.
Kelompok difabel dilibatkan Dalam Lelang Motor Eks Dinas melalui DPPKAD (Dinas Pendapatan dan Pengelola Kekayaan dan Asset Daerah) tingkat Kabupaten, karena Difabel membutuhkan sarana transportasi mandiri untuk lebih aktif dalam kegiatan ekonomi, sosial, budaya, politik, dll. Pada akhir Mei 2013, Pemerintah Kabuaten Tegal Memutuskan Memberikan Hibah 16 motor eks Dinas kepada kelompok difabel DTM (Difabel Tegal Mandiri).
69 Photo by PPRBM
Wujudkan Hak Difabel Memiliki SIM (Surat Ijin Mengemudi)
Seorang Difabel Anggota SHG Boyolali Ujian SIM D di Polres Boyolali Sosialisasi SIM D Tingkat Jateng di Solo
Sarana Transportasi Mandiri bagi Difabel
2000 2003 2010
2000
2000
2003
2003 2010
2010
SIM D (SIM Khusus Difabel) Polres yang sudah Melayani : Karanganyar (93 SIM D), Boyolali (29 SIM D), Solo (33 SIM D), Wonogiri ( 26 SIM D),
Klaten (17 SIM D), Sukoharjo (32 SIM D).
CONTOH SIM D
72
AKSESIBILITAS PADA JALUR PEDESTRIAN / TROTOAR
73
AKSESIBILITAS PADA JALUR PEDESTRIAN / TROTOAR
CONTOH HASIL AKSESIBILITAS PADA SARANA ANGKUTAN UMUM BUS DAN SHELTER
75
CONTOH HASIL AKSESIBILITAS PADA SARANA ANGKUTAN UMUM BUS DAN SHELTER
76
CONTOH HASIL AKSESIBILITAS PADA SARANA ANGKUTAN UMUM BUS DAN SHELTER
CONTOH HASIL AKSESIBILITAS PADA SARANA ANGKUTAN UMUM BUS DAN SHELTER
MEMPERJUANGKAN AKSES INFORMASI BAGI KOMUNITAS DIFABEL RUNGU WICARA SALAH SATUNYA DENGAN KURSUS BAHASA ISYARAT GRATIS
Kualitas Hidup Difabel Meningkat
Kesetaraan Hak Difabel di Segala Bidang
Program dan Anggaran Responsif Hak-Hak Difabel
Kebijakan Pro Hak-Hak Difabel
Penyadaran dan Pemberdayaan Masyarakat : Dari Negatif ke Positif, Dari Tidak Tahu Menjadi Tahu, Dari Tidak Peduli Menjadi Peduli, Dari Tidak Mau Menjadi
Mau, Dari Tidak Mampu Menjadi Mampu; dll Yang Berangkat dari Budaya Lokal, Kebijaksanaan Lokal, Nilai-Nilai Lokal, Kebiasaan Setempat, Kepercayaan
Setempat, dll
TAD & FPD & DPOs
GER
AK
AN
SIST
EM
Kebijakan, Program, dan Anggaran
MU
SREN
TAD
/ FPD
(D
INA
S/SKP
D)
TOKO
H
Difabel / Kelompok Difabel + Keluarga
BAPPEDA
DPRD
TAPD
Pada Tanggal 4-5 Juni 2013 Kemenkokesra RI
mengadakan Forum Konsultasi dan Diskusi
Nasional untuk Membentuk Multi Sectoral Forum (MSF)
dengan anggota semua kementrian, DPOs, NGOs,
Perguruan Tinggi, dan Swasta, Dalam Rangka
Mempercepat Implementasi CRPD di Indonesia, di
Bawah Koordinasi Wakil Presiden RI .
Courtesy of The 1st Asia Pacific Conference on Barriers Free Tourism for PWDs, Bali, INDONESIA, 2000
BE CREATIVE - BE INCLUSIVE