formulasi kebijakan pemerintah terhadap...

32
1 FORMULASI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP PEMBERIAN IZIN KEGIATAN PERTAMBANGAN DALAM KAWASAN HUTAN DI KABUPATEN BINTAN TAHUN 2013 JURNAL Oleh : HENDRA SAPUTRA NIM. 080565201026 PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPININANG 2016

Upload: dinhtruc

Post on 11-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: FORMULASI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · adanya larangan mengekspor bahan mentah, ... Lingkungan hidup adalah

1  

FORMULASI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP PEMBERIAN IZIN

KEGIATAN PERTAMBANGAN DALAM KAWASAN HUTAN DI

KABUPATEN BINTAN TAHUN 2013

JURNAL

Oleh :

HENDRA SAPUTRA

NIM. 080565201026

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPININANG

2016

Page 2: FORMULASI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · adanya larangan mengekspor bahan mentah, ... Lingkungan hidup adalah

2  

Abstrak

Salah satu pemanfataan sumber daya mineral tersebut adalah kegiatan usaha pertambangan. Kegiatan usaha pertambangan meliputi ekplorasi dan eksploitasi bahan tambang. Hampir di setiap wilayah Indonesia terdapat kegiatan tersebut, baik yang dilakukan secara tradisional maupun dengan menggunakan peralatan secara modern. Di dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami pelaksanaan pengawasan terhadap kegiatan usaha pertambangan dalam kawasan hutan lindung sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku; peranan pemerintah dalam rangka mengawasi setiap usaha eksplorasi dan eksploitasi perusahaan pertambangan dalam kawasan hutan lindung. Penelitian ini bersifat empiris. Penelitian dilakukan di Kabupaten Bintan. Populasi dan sampel meliputi Dinas Pertanian dan Kehutanan, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral, LSM Jaringan Advokasi Tambang, Balai Pemantapan Kawasan Hutan, Perusahan tambang. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan dokumentasi. Data dianalisis secara kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa perusahaan di Kabupaten Bintan akan tetapi untuk sementara beberapa perusahaan tersebut berhenti beroperasi terutama mereka yang menambang bauksit, hal ini dikrenakan karena adanya larangan mengekspor bahan mentah, tambang bauksit memerlukan smelter/tempat pengolahan. Hanya tambang batu granit yang masih beroperasi saat ini. Tambang bauksit ini bernaung dibawah PT. Bina Riau Jaya dan PT. Sindo Mandiri. Kedua perusahaan tersebut tetap eksis beroparasi sampai dengan saat ini.

Kata kunci : Formulasi, izin pertambangan

Page 3: FORMULASI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · adanya larangan mengekspor bahan mentah, ... Lingkungan hidup adalah

3  

ABSTRACT

One of the utilization of mineral resources are mining activities. Mining business activities include exploration and exploitation of minerals. Almost in every region of Indonesia there are such activities, whether conducted by traditional or by using modern equipment. In Article 1, paragraph (1) of Law No. 4 of 2009 on Mineral and Coal Mining.

This study aims to identify and understand the implementation of oversight of mining activities in protected areas, in accordance with the provisions of the applicable laws and regulations; the role of government in order to monitor any exploration and exploitation of mining in protected forest areas. This research is empirical. The study was conducted in the District of Bintan regency. Population and sample includes Department of Agriculture and Forestry, Department of Energy and Mineral Resources, Mining Advocacy Network LSM, Forest Area Stabilization Hall, Mining company. Data collected through interviews and documentation. Data were analyzed qualitatively.

The results showed that there are several companies in Bintan regency but to temporarily cease operating some of these companies, especially those that mine bauxite, this is due because of the prohibition to export raw materials, bauxite mining requires smelter / processing site. Just a granite quarry which is still operating today.

Keywords : formulation, mining license

Page 4: FORMULASI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · adanya larangan mengekspor bahan mentah, ... Lingkungan hidup adalah

4  

A. Latar Belakang

Negara Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah, baik sumber

daya alam hayati maupun nonhayati. Sumber daya alam Indonesia tersebut, tersebar

di berbagai kepulauan Indonesia baik itu di darat, di laut dan di dalam bumi. Sebagai

negara kepulauan Negara Indonesia kaya sumber daya alam yang tidak diperbaharui.

Salah satu sumber daya alam tersebut adalah sumber daya mineral atau aneka

tambang yang terkandung dalam bumi Republik Indonesia. Sumber daya mineral

merupakan endapan mineral yang diharapkan dapat dimanfaatkan secara nyata.

Pemanfatatan akan sumberdaya mineral di Indonesia berdasarkan atas asas manfaat.

Pemanfaatan sumber daya alam tersebut, tercermin dalam Pasal 33 ayat (3) Undang-

undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 (UUDN-RI 1945), yang menegaskan

bahwa bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh

negara dan dipergunakan sebesar-besar bagi kemakmuran rakyat.

Salah satu pemanfataan sumber daya mineral tersebut adalah kegiatan usaha

pertambangan. Kegiatan usaha pertambangan meliputi ekplorasi dan eksploitasi

bahan tambang. Hampir di setiap wilayah Indonesia terdapat kegiatan tersebut, baik

yang dilakukan secara tradisional maupun dengan menggunakan peralatan secara

modern. Di dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang

Pertambangan Mineral dan Batubara (LNRI-2009-4, TLNRI-4959), yang dimaksud

dengan pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka

penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi

penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan,

Page 5: FORMULASI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · adanya larangan mengekspor bahan mentah, ... Lingkungan hidup adalah

5  

pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pasca

tambang. Pertambangan tersebut merupakan salah satu jenis kegiatan yang

melakukan ektraksi mineral dan bahan tambang lainnya dari dalam bumi. Sedangkan

tambang adalah tempat terjadinya kegiatan penambangan.

Di Indonesia, wilayah pertambangan menurut UU Nomor 4 Tahun 2009 tentang

Pertambangan Mineral dan Batubara (selanjutnya ditulis UU MINERBA) adalah

wilayah yang memiliki potensi mineral dan/atau batubara dan tidak terikat dengan

batasan administrasi pemerintahan yang merupakan bagian dari tata ruang nasional.

Dalam Peraturan Pemerintah No.22 Tahun 2010 (LNRI-2010-28, TLNRI-5110) lebih

memberikan kejelasan wilayah pertambangan, yaitu kawasan yang memiliki potensial

mineral dan/atau batubara, baik di permukaan tanah maupun di bawah tanah yang

berada dalam wilayah daratan atau wilayah laut untuk kegiatan pertambangan.

Wilayah daratan yang memiliki potensi mineral dan batubara adalah kawasan hutan.

Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan benda dan kesatuan mahluk hidup

termasuk manusia terlibat didalamnya. Manusia harus menyadari bahwa lingkungan

merupakan sarana pengembangan hidup yang harus dijaga kelestariannya. Dalam

lingkungan hidup terdapat ekosistem, yaitu tatanan unsur lingkungan hidup yang

merupakan kesatuan utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk

keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup.5 Oleh karena itu,

kegiatan usaha pertambangan dalam kawasan hutan diperlukan suatu perizinan agar

keberadaan hutan dan ekosistemnya tetap terjaga keseimbangan dan kelestarian

lingkungannya. Perizinan Pertambangan tertuang dalam Peraturan Daerah Tentang

Page 6: FORMULASI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · adanya larangan mengekspor bahan mentah, ... Lingkungan hidup adalah

6  

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bintan Tahun 2011-2031 dalam Bab I

ketentuan umum Pasal 1 pada poin 20 sampai 37. Dengan demikian diketahui secara

jelas dimana saja kawasan pertambangan dan kawasan hutan. Lebih rinci dalam

penjelasan Peraturan ini disebutkan bahwa Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten

Bintan atau disebut RTRW Kabupaten Bintan merupakan penjabaran strategi dan

arahan kebijakan penataan ruang wilayah nasional dan Provinsi Kepulauan Riau

dalam strategi, struktur dan pola ruang wilayah Kabupaten Bintan. Penyusunan

RTRW Kabupaten Bintan ini dimaksudkan sebagai acuan/pegangan dalam

percepatan pembangunan wilayah. Produk RTRW Kabupaten Bintan harus menjadi

pedoman dalam pelaksanaan pembangunan daerah dan telah menjadi hasil

kesepakatan semua stakeholders di daerah.

Sejak Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah

dibuat, maka kewenangan yang luas didapatkan oleh kepala daerah, termasuk

kewenangan dalam mengurus pengelolaan sumber daya alam. Dalam

pelaksanaannya, seharusnya Otonomi Daerah menjadi utama dalam rangka

memperbaiki kesejahteraan rakyat dan pembangunan daerah yang berbasis

kelestarian lingkungan. Namun selama ini, kewenangan daerah otonomi daerah

menyimpang dari apa yang diharapkan. Kewenangan-kewenangan dalam membuat

kebijakan tersebut, sesungguhnya banyak menyimpang dan tidak sesuai dengan

keinginan rakyat. Hal itulah membuat maraknya konflik-konflik berbasis sumber

daya alam khususnya di bidang pertambangan.

Page 7: FORMULASI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · adanya larangan mengekspor bahan mentah, ... Lingkungan hidup adalah

7  

Khusus mengenai pengawasan penyelenggaraan pengelolaan pertambangan

dilakukan oleh Menteri. Seperti yang ditegaskan dalam Pasal 13 Peraturan

Pemerintah Nomor 55 Tahun 2010 tentang Pembinaan dan Pengawasan

Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha Mineral dan Batubara bahwa Menteri

melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan pengelolaan usaha pertambangan

yang dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota sesuai

dengan kewenangannya. Adapun pengawasan kegiatan usaha pertambangan meliputi:

a. Penetapan Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR);

b. Penetapan dan pemberian Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) mineral

bukan logam dan batuan;

c. Pemberian WIUP mineral logam dan batubara;

d. Pemberian Izin Pertambangan Rakyat (IPR) ;

e. Penerbitan Izin Usaha Pertambangan (IUP) ; dan

f. Penyelenggaraan pembinaan dan pengawasan kegiatan yang dilakukan oleh

pemegang IPR dan IUP.

Pelaksanaan penguasaan negara atas sumberdaya alam khususnya bahan galian

baik yang menjadi kewenangan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah harus

jelas subtansi dan tujuannya. Pelaksanaan penguasaan negara selama ini telah

disalahgunakan, sehingga menjadi salah satu sumber ketikadilan dalam pengelolaan

dan pemanfaatan bahan galian. Substansi penguasaan negara ialah kewenangan yang

mencakup penentuan kebijakan mengenai pengaturan peruntukannya, penggunaan

Page 8: FORMULASI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · adanya larangan mengekspor bahan mentah, ... Lingkungan hidup adalah

8  

dan pengawasan serta menjamin pemanfaatan bahan galian untuk kemakmuran rakyat

dibalik kewenangan tersebut.

Pelaksanaan penguasaan negara atas sumberdaya alam khususnya bahan galian

baik yang menjadi kewenangan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah harus

jelas subtansi dan tujuannya. Pelaksanaan penguasaan negara selama ini telah

disalahgunakan, sehingga menjadi salah satu sumber ketikadilan dalam pengelolaan

dan pemanfaatan bahan galian. Substansi penguasaan negara ialah kewenangan yang

mencakup penentuan kebijakan mengenai pengaturan peruntukannya, penggunaan

dan pengawasan serta menjamin pemanfaatan bahan galian untuk kemakmuran rakyat

dibalik kewenangan tersebut.

Fenomena yang terjadi dan tidak bisa terelakan lagi adalah munculnya beberapa

perusahaan yang melakukan aktifitas pertambangan di dalam kawasan hutan lindung.

Data dari Dinas Pertambangan dan Energi kabupaten Bintan tahun 2012,

menyebutkan ada 15 perusahaan tambang dengan luas usaha pertambangan seluas

3.768,14 Ha. Kegiatan pertambangan tersebut umumnya tersebar di wilayah

Kecamatan Bintan Timur, Teluk Bintan, Mantang, Gunung Kijang dan Bintan Pesisir.

Ditetapkannya izin pertambahan kawasan hutan di Kabupaten Bintan seluas 3.768,14

Ha akan semakin menambah tekanan lagi bagi kawasan hutan di Kabupaten Bintan.

Berikut cakupan luas hutan lindung di Kabupaten Bintan berdasarkan SK Menhut No.

426/Kpts-II/1987 tertanggal 28 Desember 1987:

Page 9: FORMULASI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · adanya larangan mengekspor bahan mentah, ... Lingkungan hidup adalah

9  

Tabel I.1 Pembagian luas wilayah hutan lindung di Kabupaten Bintan

No Lokasi Luas (Ha)

1 Sei Pulai 441,20

2 Gunung Lengkuas 1.071,80

3 Gunung Kijang 760

4 Bintan Besar 280

5 Bintan Kecil 308

6 Sungai Jago 1.629,60

Sumber : Data olahan

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dikaji oleh penulis tentang Bagaimana

Formulasi Kebijakan Pemerintah Daerah Terhadap Pemberian Izin Kegiatan

Pertambangan Dalam Kawasan Hutan Di Kabupaten Bintan Tahun 2013

menagacu pada Peraturan Daerah nomor 2 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Bintan Tahun 2011-2031”?.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari dilakukannya kajian ini adalah:

1. Menemukan materi hukum/peraturan yang mengatur kebijakan pemberian

rekomendasi izin penambangan di kawasan hutan Kabupaten Bintan

2. Menemukan masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan penambangan di

kawasan hutan Kabupaten Bintan

Page 10: FORMULASI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · adanya larangan mengekspor bahan mentah, ... Lingkungan hidup adalah

10  

3. Menganalisa dan mengevaluasi aspek hukum dalam pelaksanaan perizinan

kegiatan penambangan khususnya di kawasan hutan apakah telah berjalan

sesuai dengan prosedur yang ada.

D. Manfaat Penelitian

Adapun maksud dari kajian ini adalah diharapkan kajian ini dapat

memberikan rekomendasi sebagai bahan pertimbangan dan acuan bagi pemerintah

khususnya Pemerintah Daerah Kabupaten Bintan dalam rangka pembinaan hukum

yang tepat mengenai perizinan kegiatan pertambangan di kawasan hutan sehingga

pertambangan yang berada di Kabupaten Bintan tertata dan tidak ada pertambangan

liar.

E. Kerangka Teori

1. Formulasi Kebijakan

Dalam fase formulasi kebijakan publik, realitas politik yang melingkupi proses

pembuatan kebijakan publik tidak boleh dilepaskan dari fokus kajiannya. Sebab bila

kita melepaskan kenyataan politik dari proses pembuatan kebijakan publik, maka

jelas kebijakan publik yang dihasilkan itu akan miskin aspek lapangannya. Sebuah

produk kebijakan publik yang miskin aspek lapangannya itu jelas akan menemui

banyak persoalan pada tahap penerapan berikutnya. Dan yang tidak boleh dilupakan

adalah penerapannya dilapangan dimana kebijakan publik itu hidup tidaklah pernah

steril dari unsur politik. Formulasi kebijakan publik adalah langkah yang paling awal

dalam proses kebijakan publik secara keseluruhan, oleh karena apa yang terjadi pada

tahap ini akan sangat menentukan berhasil tidaknya kebijakan publik yang dibuat itu

Page 11: FORMULASI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · adanya larangan mengekspor bahan mentah, ... Lingkungan hidup adalah

11  

pada masa yang akan datang. Oleh sebab itu perlu adanya kehati-hatian lebih dari

para pembuat kebijakan ketika akan melakukan formulasi kebijakan publik ini. Yang

harus diingat pula adalah bahwa formulasi kebijakan publik yang baik adalah

formulasi kebijakan publik yang berorientasi pada implementasi dan evaluasi. Sebab

seringkali para pengambil kebijakan beranggapan bahwa formulasi kebijakan yang

baik itu adalah sebuah uraian konseptual yang sarat dengan pesan-pesan ideal dan

normatif, namun tidak membumi. Padahal sesungguhnya formulasi kebijakan publik

yang baik itu adalah sebuah uraian atas kematangan pembacaan realitas sekaligus

alternatif solusi yang fisibel terhadap realitas tersebut. Kendati pada akhirnya uraian

yang dihasilkan itu tidak sepenuhnya presisi dengan nilai ideal normatif, itu bukanlah

masalah asalkan uraian atas kebijakan itu presisi dengan realitas masalah kebijakan

yang ada dilapangan (Fadillah, 2001:49-50).

Analisis kebijakan dilakukan untuk menciptakan, secara kritis menilai, dan

mengkomunikasikan pengetahuan yang relevan dengan kebijakan dalam satu atau

lebih tahap proses pembuatan kebijakan. Tahap tahap tersebut mencerminkan

aktivitas yang terus berlangsung yang terjadi sepanjang waktu. Setiap tahap

berhubungan dengan tahap yang berikutnya, dan tahap terakhir (penilaian kebijakan)

dikaitkan dengan tahap pertama (penyusunan agenda), atau tahap ditengah, dalam

lingkaran aktivitas yang tidak linear. Aplikasi prosedur dapat membuahkan

pengetahuan yang relevan dengan kebijakan yang secara langsung mempengaruhi

asumsi, keputusan, dan aksi dalam satu tahap yang kemudian secara tidak langsung

mempengaruhi kinerja tahap-tahap berikutnya. Aktivitas yang termasuk dalam

Page 12: FORMULASI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · adanya larangan mengekspor bahan mentah, ... Lingkungan hidup adalah

12  

aplikasi prosedur analisis kebijakan adalah tepat untuk tahap-tahap tertentu dari

proses pembuatan kebijakan, seperti ditunjukan dalam segi empat (tahap-tahap

pembuatan kebijakan) dan oval yang digelapkan (prosedur analisis kebijakan).

terdapat sejumlah cara dimana penerapan analisis kebijakan dapat memperbaiki

proses pembuatan kebijakan dan kinerjanya (N. Dunn. 2000:23).

2. Kebijakan

Untuk menjawab pertanyaan yang diteliti oleh peneliti dan juga menjadi dasar

dalam melakukan penelitian, serta agar bisa mewujudkan tujuan dari diadakannya

penelitian ini. Maka peneliti memerlukan kerangka teori, yang mana memuat teori-

teori dari para ahli tentang masalah yang akan diteliti dan yang berhubungan dengan

penelitian ini. Menurut Usman, Husaini & Akbar (2006:8) bahwa : Teori berfungsi :

(1) mengarahkan perhatian atau untuk menerangkan (2) merangkum pengetahuan (3)

meramalkan fakta, dan (4) memeriksa gejala. Maka secara teoritis dapat digambarkan

kerangka pikirnya sebagai berikut :

a. Proses Kebijakan

Kebijakan adalah prinsip atau cara bertindak yang telah dipilih dan ditetapkan

untuk mengarahkan pengambilan keputusan. Menurut Suharto (2010:7),” kebijakan

adalah sebuah ketetapan yang berlaku yang dicirikan oleh perilaku yang konsisten

dan berulang, baik dari yang membuatnya maupun yang mentaatinya (yang terkena

kebijakan itu)....”

Masih dalam Suharto (2010:7) “mendefinisikan kebijakan sebagai prinsip-

prinsip yang mengatur tindakan yang diarahkan kepada tujuan-tujuan tertentu....”

Page 13: FORMULASI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · adanya larangan mengekspor bahan mentah, ... Lingkungan hidup adalah

13  

Orientasi kebijakan yang dikemukakan oleh Suharto adalah kepada masalah

(problem-oriented) dan berorientasi kepada tindakan (action-oriented). Menurut

Suharto (2008:7) menyatakan bahwa “kebijakan adalah suatu ketetapan yang memuat

prinsip-prinsip untuk mengarahkan cara-cara bertindak yang dibuat secara terencana

dan konsisten dalam mencapai tujuan tertentu.” Sehingga bisa dikatakan bahwa setiap

kebijakan yang diambil adalah untuk membuat kinerja pegawai menjadi efektif dan

efisien.

Sedangkan Mustopadidjaja (2012) mendefinisikan “kebijakan sebagai suatu

keputusan yang dimaksudkan untuk tujuan mengatasi permasalahan yang muncul

dalam suatu kegiatan tertentu yang dilakukan oleh instansi pemerintah dalam rangka

penyelenggaraan pemerintahan.” Banyak sekali definisi dari kebijakan, menurut

Winarno (2012:20) mengatakan bahwa “secara luas kebijakan publik dapat

didefinisikan sebagai hubungan suatu unit pemerintah dengan lingkungannya”.

Sedangkan menurut Subarsono (2010:2) mengatakan bahwa “kebijakan publik

adalah apapun yang dipilih oleh pemerintah untuk dilakukan dan tidak dilakukan.”

Menurut Hogwood dan Gunn dalam Dwiyanto (2009:17-18) menyatakan bahwa :

terdapat 10 istilah kebijakan dalam pengertian modern, yaitu (1) sebagai label untuk

sebuah bidang aktivitas, (2) sebagai ekspresi tujuan umum atau aktivitas negara yang

diharapkan, (3) sebagai proposal spesifik, (4) sebagai keputusan pemerintah, (5)

sebagai otorisasi formal, (6) sebagai sebuah program, (7) sebagai output, (8) sebagai

“hasil” (outcome), (9) sebagai teori dan model, (10) sebagai sebuah proses.

Page 14: FORMULASI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · adanya larangan mengekspor bahan mentah, ... Lingkungan hidup adalah

14  

b. Pemerintah Daerah

Definisi Pemerintahan Daerah berdasarkan UU No 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah pasal 1 ayat 2, adalah sebagai berikut : “Pemerintahan Daerah

adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintahan daerah dan DPRD

menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi yang seluas-

luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana

dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.”

Melihat definisi pemerintahan daerah seperti yang telah dikemukakan diatas,

maka yang dimaksud pemerintahan daerah disini adalah penyelenggaraan daerah

otonom oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas desentralisasi dan unsur

penyelenggara pemerintah daerah adalah Gubernur, Bupati atau Walikota dan

perangkat daerah.

Menurut S. Pamudji dalam bukunya Kerja Sama Antar Daerah dalam Rangka

Membina Wilayah menyebutkan, bahwa yang dimaksud dengan Pemerintahan Daerah

adalah: “Pemerintahan Daerah adalah daerah otonom diselenggarakan secara

bersama-sama oleh seorang kepala wilayah yang sekaligus merupakan kepala daerah

otonom.” (Pamudji, 2005:15). Secara harafiah otonomi daerah berasal dari kata

otonomi dan daerah. Dalam bahasa Yunani, otonomi berasal dari kata autos dan

namos. Autos berarti sendiri dan namos berarti aturan atau undang-undang, sehingga

dapat dikatakan sebagai kewenangan untuk mengatur sendiri atau kewenangan untuk

membuat aturan guna mengurus rumah tangga sendiri. Sedangkan daerah adalah

kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah.

Page 15: FORMULASI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · adanya larangan mengekspor bahan mentah, ... Lingkungan hidup adalah

15  

Berdasarkan pengertian otonomi daerah yang disebutkan diatas sesungguhnya

kita telah memiliki gambaran yang cukup mengenai otonomi daerah. Namun perlu

diketahui bahwa selain pengertian otonomi daerah yang disebutkan diatas, terdapat

juga beberapa pengertian otonomi daerah yang diberikan oleh beberapa ahli atau

pakar. Sedangkan menurut para ahli Otonomi Daerah dapat diartikan sebagai berikut :

Pengertian Otonomi Daerah menurut Syarif Saleh, adalah “Hak mengatur dan

memerintah daerah sendiri dimana hak tersebut merupakan hak yang diperoleh dari

pemerintah pusat”. Selain pendapat pakar diatas, ada juga beberapa pendapat lain

yang memberikan pengertian yang berbeda mengenai otonomi daerah, antara lain :

Pengertian otonomi daerah menurut Benyamin Hoesein, adalah Pemerintahan oleh

dan untuk rakyat di bagian wilayah nasional suatu Negara secara informal berada di

luar pemerintah pusat”.

c. Konsep Hutan Lindung

Pengertian Hutan Lindung (protection forest) adalah kawasan hutan yang

telah ditetapkan oleh pemerintah atau kelompok masyarakat tertentu untuk

dilindungi, agar fungsi-fungsi ekologisnya, terutama menyangkut tata air dan

kesuburan tanah, tetap dapat berjalan dan dinikmati manfaatnya oleh masyarakat di

sekitarnya. Hutan lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok

sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah

banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan

tanah.

Page 16: FORMULASI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · adanya larangan mengekspor bahan mentah, ... Lingkungan hidup adalah

16  

Hutan lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai

perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir,

mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah.

Hutan Lindung adalah Kawasan hutan karena sifat alamiahnya diperuntukan guna

mengatur tata air, pencegahan bencana banjir dan erosi, serta pemeliharaan kesuburan

tanah. Pengertian dan definisi Hutan Lindung menurut Undang-Undang No 41 tahun

1999 Pasal 1 ayat 8 mendefinisikan Hutan lindung sebagai kawasan hutan yang

mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk

mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut,

dan memelihara kesuburan tanah.

Page 17: FORMULASI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · adanya larangan mengekspor bahan mentah, ... Lingkungan hidup adalah

17  

F. Pembahasan

1) Agenda Kebijakan

Dalam penentuan sebuah kebijakan yang menyangkut hajat hidup dan

kepentingan masyarakat luas tentunya tidak dapat diputuskan secara sepihak, perlu

adanya masukan dari berbagai kelompok dan seluruh lapisan masyarakat. Pemerintah

memang memiliki kekuasan dan berhak memerintah rakyatnya, akan tetapi dalam

pengambilan sebuah kebijakan penting tentunya harus memperhatikan berbagai hal.

Berbicara persoalan tambang, maka menyangkut berbagai unsur lapisan masyarakat

dan berbagai kepentingan bukan hanya kepentingan pengusaha atau kontraktor.

Pertambangan tidak hanya bahan tambang dan hasil tambang saja, kita harus

memperhatikan dampak yang ditimbulkan.

a. Penyamaan Persepsi antara pemangku kepentingan

Dalam pemberian izin penambangan pemerintah hendaknya bertindak lebih

bijaksana. Sebelum memberikan izin semestinya berkoordinasi dengan dinas terkait

dalam hal ini Dinas Pertambangan dan Dinas lain yang terkait, di Daerah Kabupaten

Bintan kita semua tahu wilayah daratannya sebagian besar adalah hutan. Dan dari

sebagian hutan tersebut merupakan hutan lindung. Kita semua tahu pentingnya

peranan hutan lindung, hutan merupakan tempat tumbuh dan berkembangnya

tanaman/tumbuhan tertentu disana juga ada mahluk lain yang menjadi endemik hutan.

Selain itu hutan memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia, hutan

merupakan paru-paru dunia karena dari tumbuhan/tanaman yang tumbuh dihutan kita

mendapatkan cadangan air dan oksigen yang kita hirup setiap tarikan nafas kita.

Page 18: FORMULASI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · adanya larangan mengekspor bahan mentah, ... Lingkungan hidup adalah

18  

Maka dari itu kita tidak boleh sembarangan merusak hutan demi kepentingan

sekelompok orang. Apabila hutan telah rusak dan gundul maka bahaya membayangi

kita, wilayah dengan hutan yang gudul rawan akan polusi udara serta bahaya lain

berupa bencana alam tanah longsor dan banjir ketika musim penghujan tiba. Dalam

proses perizinan pertambangan ada tahapan yang dilalui dimulai dengan proses

penyamaan persepsi antara pihak penambang dan pihak Pemerintah, dari pihak

pemerintah melibatkan Dinas Pertanian dan Kehutanan, Dinas Pertambangan dan

Energi, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Perwakilan dari Pemerintah Kabupaten

serta Badan Lingkungan Hidup (BLH). Setelah memperhatikan usulan dari

penambang maka pihak pemerintah akan mengkaji menurut bidang masing-masing,

selanjutnya temuan dari masing-masing bidang akan dibahas bersama apakah usulan

penambang bisa diterima dan diusulkan ke Pusat untuk dikeluarkan izinnya.

Pemerintah harus jeli dan cermat dalam mengeluarkan izin pertambangan,

sebuah perusahan/kelompok orang akan berusaha dengan berbagai cara ketika hendak

melakukan penambangan, apalagi kalau wilayah yang akan dijadikan daerah

pertambangan tersebut memiliki kandungan bahan tambang tertentu dengan jumlah

yang banyak. Bayangan keuntungan yang besar dan dari proyek pertambangan akan

medorong orang untuk bertindak. Berbagai cara akan dilakukan, bisa saja

memalsukan status wilayah daerah yang akan dijadikan pertambangan, berbagai

pihak dipengaruhi untuk memuluskan niatnya. Disinilah peran Dinas Kehutanan

memalui pemetaan wilayah menjadi filter sebelum pemerintah mengeluarkan izin

pertambangan. Pada dinas kehutananlah data pemetaan wilayah berada, dimana

Page 19: FORMULASI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · adanya larangan mengekspor bahan mentah, ... Lingkungan hidup adalah

19  

daerah yang merupakan hutan lindung yang tidak bisa diganggu dan dinama saja

daerah-daerah yang bisa dimanfaatkan untuk daerah tambang.

b. Pengumpulan data dan Penetapan acuan dalam pemberian izin

Pertambangan dalam Kawasan Hutan

Kabupaten Bintan memiliki hutan yang luas dengan potensi kekayaan alam

yang ada didalamnya, namun kita harus arif dan bijaksana dalam memanfaatkan

kekayaan alam yang tesimpan didalamnya. Dalam proses pengelolaan kekayaan alam

tersebut diperlukan aturan dan regulasi atau perizinan yang benar, agar tidak terjadi

penyimpangan dan penyalahgunaan. Sebelum memberikan izin penambangan kepada

penambang tentunya pemerintah meminta masukan dari pihak pemerintah

mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan lokasi pertambangan, Dinas

Pertanian dan Kehutanan diminta melakukan pemetaan bahwa lokasi dimaksud bukan

merupakan hutan lindung sementara Dinas Pertaambangan dan Energi melakukan

kajian bahan tambang dan nilai ekonomis serta kelangsungan tambang dan Badan

Lingkungan Hidup mengkaji dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan.

Kabupaten Bintan kaya akan sumber daya alam termasuk bahan galian yang

ada didalamnya. Akan tetapi kekayaan tersebut harus kita manfaatkan dengan sebaik-

baiknya dan kita jaga kelestariannya untuk generasi dimasa mendatang dan

memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan sekitar. Untuk saat ini hanya ada

satu perusahaan yang mengurus izin pakai yaitu PT. Bintan Kharisma Pratama yang

berlokasi di Pulau Telang Besar, dengan luas lokasi 28 Ha termasuk dalam kawasan

Page 20: FORMULASI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · adanya larangan mengekspor bahan mentah, ... Lingkungan hidup adalah

20  

hutan yaitu HPT, dari luas keseluruhan 160 Ha yang tidak perlu lagi diajukan pinjam

pakai seluas 132 Ha karena sudah merupakan areal peruntukan lainnya (APL)

2) Alternatif Pemecahan Masalah Pertambangan di Kabupaten Bintan

Dalam rangka pembangunan di Kabupaten Bintan dengan pemanfaatan ruang

wilayah secara berdaya guna, dan berkelanjutan khususnya pengelolaan wilayah

pertambangan dan pengelolaan kawasan hutan atas kegiatan usaha pertambangan di

Kabupaten Bintan maka pemerintah Bintan telah menerbitkan Peraturan Daerah

tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bintan. adapun maksud

dan tujuan dari kebijakan tersebut yaitu mewujudkan keterpaduan, keterkaitan dan

keseimbangan perkembangan antar wilayah kabupaten serta keserasian antar sektor,

penetapan lokasi, dan ruang fungsi ruang untuk investasi, penataan ruang kawasan

strategis kabupaten dan penataan ruang kawasan.

Hutan lindung merupakan bagian penting dari wilayah Kabupaten Bintan oleh

karena itu pemanfaatannya harus jelas dan sesuai aturan. Untuk sekarang ini sebagian

aktivitas pertambagan dihentikan disebabkan oleh beberapa hal diantaranya karena

larangan dari pemerintah pusat. Pemerintah melarang ekspor hasil tambang berupa

bahan mentah, sehingga bauksit terpaksa berhenti beroperasi namun pemerintah tidak

diam saja. Saat ini pemerintah sedang mengusahakan pembangunan smelter, kerena

hanya dengan smelter tambang bauksit kembali bisa beropersi. Sementara untuk

tambang batu granit Pemerintah Kabupaten Bintan mengizinkan tetap beroperasi hal

ini dilakukan untuk membantu penambang untuk tetap beroperasi dan terhindar dari

kerugian.

Page 21: FORMULASI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · adanya larangan mengekspor bahan mentah, ... Lingkungan hidup adalah

21  

a. Usulan dan pertimbangan pihak dalam proses pengolahan bahan tambang

Beberapa sektor pertambangan beroperasi di Kabupaten Bintan Diantaranya

Bauksit, Pasir, dan Batu Granit, akan tetapi yang aktif beroperasi sampai dengan saat

ini adalah Batu Granit, hal ini mengingat adanya aturan dari pemerintah pusat

larangan menambang dan mengekspor bahan tambang dalam bentuk bahan mentah.

Untuk saat ini tambang bauksit berhenti beroperasi dikarenakan di Kabupaten Bintan

belum mampu mengolah bijih bauksit menjadi bahan setengah jadi atau bahan jadi,

belum adanya smelter atau tempat mengolahan bauksit. Maka pemerintah melarang

dan menghentikan pertambangan bauksit. Akan tetapi untuk tambang yang lain

seperti batu granit masih diizinkan, hal ini dilakukan karena selain adanya usulan dari

perusahaan penambang alas an lain adalah pengolahan batu granit tidak menimbulkan

dampak yang membahayakan bagi lingkungan disekitarnya. Batu granit merupakan

komponen penting dalam pembangunan proyek perumahan dan bangunan.

Adapun Peraturan yang dimaksud yaitu Peraturan Daerah Kabupaten Bintan

Nomor 2 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bintan Tahun

2011-2031. Khusus pemanfaataan Ruang Wilayah untuk kegiatan pertambangan

disebutkan dalam bagian umum bab I disebutkan bahwa kawasan peruntukan

pertambangan meliputi kawasan peruntukan pertambangan mineral dan bauksit, dan

kawasan peruntukan pertambangan minyak dan gas bumi.

Mengenai ketentuan perizinan diatur dalam dalam pasal tersebut bahwa

ketentuan perizinan merupakan acuan bagi pejabat yang berwenang dalam pemberian

izin pemanfataan ruang berdasarkan rencana struktur dan pola ruang yang ditetapkan

Page 22: FORMULASI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · adanya larangan mengekspor bahan mentah, ... Lingkungan hidup adalah

22  

dalam peraturan daerah tersebut izin pemanfaatan ruang tersebut diberikan oleh

pejabat yang berwenang sesuai dengan kewenangannya. Pemberian izin pemanfataan

ruang dilakukan menurut prosedur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

b. Proses Pengurusan Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) kepada

Pemerintah

Hutan Indonesia kaya akan sumber daya alam termasuk bahan galian yang ada

didalamnya. Dalam pengelolaan bahan galian tersebut diperlukan perjanjian khusus

di bidang kehutanan agar kelestarian tetap terjaga dengan baik. Perjanjian atau

perizinan yang dimaksud tersebut adalah Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH).

Pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan dalam kawasan hutan dilakukan melalui 3

(tiga) tahap yaitu :

1. Persetujuan Prinsip Penggunaan Kawasan Hutan;

2. Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) Eksplorasi; dan

3. Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) Eksploitasi.

Sebagaimana ditentukan dalam Undang-undang Kehutanan bahwa objek

Pinjam Pakai penggunaan kawasan hutan hanya dapat dilakukan dalam Kawasan

Hutan Produksi dan kawasan hutan lindung. Izin pinjam pakai kawasan hutan ini

merupakan ketentuan bagi perusahan tambang yang akan melakukan kegiatan

penggalian bahan tambang yang ada di dalamnya. Adapun mengatur Ketentuan yang

mengatur tentang perizinan persetujuan prinsip penggunaan kawasan dan pinjam

pakai kawasan hutan untuk kegiatan pertambangan diatur dalam Peraturan

Page 23: FORMULASI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · adanya larangan mengekspor bahan mentah, ... Lingkungan hidup adalah

23  

Pemerintah Nomor 24 Tahun 2010 tentang Penggunaan Kawasan Hutan jo Peraturan

Menteri Kehutanan Nomor P.16/Menhut-II/2014 tentang Pedoman Pinjam Pakai

Kawasan Hutan.

Izin penambangan dikawasan hutan lazimnya hanya izin pakai atau

pemanfaatan lahan saja. Setelah selesai penambang memiliki kewajiban untuk

melakukan restoasi atau mengembalikan lahan seperti semula. Tujuan pinjam pakai

kawasan hutan adalah agar setiap pengguna kawasan hutan diluar sektor kehutanan

seperti pertambangan tidak menyebabkan pemindatanganan IPPKH kepada pihak lain

(enclave), agar pihak pemohon tidak menjaminkan atau mengagunkan kawasan hutan

yang dipinjam pakai kepada pihak lain, dan luas kawasan hutan tidak berkurang, serta

Pemerintah dalam hal ini Kementerian Kehutanan masih tetap mengelola kawasan

yang dipinjam pakai sehingga memudahkan monitoring dan evaluasi. Dalam proses

pemberian izin oleh Pemerintah, Dinas Pertanian dan Kehutanan selaku perpanjangan

tangan pemerintah hanya memberikan rekomendasi kawasan hutan sebagai daerah

tambang, untuk selanjutnya diteruskan kepada pemerintah pusat.

Pemerintah Daerah, Dinas Pertambangan maupun Dinas Pertanian dan

Kehutanan tidak pernah mengeluarkan/memberikan izin Pertambanagan. Izin

pertambangan setelah dibahas oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah selanjutnya disampaikan ke Pemerintah Pusat di Jakarta untuk

selanjutnya dipustuskan izinnya. Selama proses pembahasan dari pusat, penambang

tidak bisa melakukan segala aktifitas penambangan sampai izin tersebut keluar.

Page 24: FORMULASI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · adanya larangan mengekspor bahan mentah, ... Lingkungan hidup adalah

24  

Penambang yang mengajukan izin wajib mematuhi dan melengkapi berkas

persyaratan sesuai ketentuan yang berlaku.

c. Kajian akan dampak yang timbul akibat penambangan

Aktifitas Penambangan bagi pengusaha dan pemilik tambang akan

mendatangkan keuntungan yang besar, disamping itu aktifitas pertambangan dapat

menopang ekonomi masyarakat karena dengan dibukanya kawasan pertambangan

akan menciptakan lapangan pekerjaan bangi masyarakat sekitar lokasi serta

pemasukan bagi pemerintah daerah. Namun disisi lain aktifitas pertambangan juga

dapat menimbulkan dampak negatif yaitu berupa pencemaran lingkungan yang

meliputi tanah, air dan udara.

Dengan adanya aktifitas pertambangan udara disekitarnya akan kotor oleh

pencemaran akibat asap dan emisi dari alat-alat berat yang bekerja hal ini akan

menimblkan udara yang tidak sehat sehingga mengakibatkan penyakit seperti; paru-

paru, asma dan sebagainya. Limbah yang ditimbulkan oleh tambang yang tidak

dikelola dengan baik akan mencemari lingkungan tanah dan air, tanah yang tercemar

tidak lagi subur untuk pertanian. Air sungai yang tercemar akan mengakibatkan ikan-

ikan mati sehingga dapat merugikan masayarakat yang menggantungkan hidup pada

sector pertanian dan perikanan.

Sangat penting melakukan kajian akan dampak lingkungan (amdal) akibat dari

dampak yang ditimbulkan oleh kawasan pertambangan. Pemerintah melalui dinas

terkait sudah sepatutnya melakukan kajian yang mendalam sebelum meberikan

rekomendasi izin tambang untuk menghindari dampak dari tambang. Pemerintah

Page 25: FORMULASI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · adanya larangan mengekspor bahan mentah, ... Lingkungan hidup adalah

25  

daerah dalam hal ini Badan Lingkungan Hidup sudah sepatutnya melakukan kajian

dan pengawasan terhadap dampak yang ditimbulkan oleh aktifitas pertambangan.

d. Persetujuan masyarakat dan penduduk sekitar

Selain izin dari pihak institusi pemerintah aktifitas pertambangan tidak bisa

mengabaikan masyarakat disekitar kawasan lokasi tambang. Masyarakat sekitar

daerah tambang akan merasakan langsung dampak dari aktifitas pertambangan.

Polusi udara, pencemaran tanah dan air tentunya akan dirasakan langsung oleh

masyarakat sekitar. Maka tidak jarang apabila keberadaan kawasan pertambangan

ditolak oleh masyarakat luas, mereka tidak ingin disekitar tempat tinggalnya ada

aktifitas pertambangan karena akan berdapak buruk bagi kehidupan mereka.

Namun pengusaha/penambang tidak kekurangan cara untuk merungkul

masyarakat agar mendukung penambang memuluskan aktifitas pertambangan dengan

iming-iming atau imbalan. Selain itu pendekatan kepada tokoh masyarakat memiliki

peran besar. Berikut kutipan wawancara dengan penambang; “terkadang sangat susah

untuk mendapatkan persetujuan dari masyarakat, namun dengan pendekatan yang

baik dengan cara-cara persuasif, misalnya dengan membantu pembangunan kawasan

pemukiman, memberikan kompensasi dan melibatkan masyarakat dengan cara

merekrut masyarakat sekitar sebagai pekerja/karyawan masyarakat sekitar akan setuju

dan menerima keberadaan pertambangan disekitarnya, dengan setiap bulan meberikan

kompensasi berupa uang dan sembako masyarakat sekitar menerima keberadaan

kami”.

Page 26: FORMULASI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · adanya larangan mengekspor bahan mentah, ... Lingkungan hidup adalah

26  

Masyarakat merupakan aspek penting dalam proses berlangsungnya aktifitas

pertambangan, tanpa persetujuan dari masyarakat penambang akan menemui kendala.

Satu contoh bila masyarakat menolak keberadaan aktivitas tambang mereka akan

berdeemo dengan melakukan aksi dengan menutup jalan menuju pertambangan

ataupun menyekel alat-alat pertambangan. Maka aktifitas pertambangan akan lumpuh

dan pengusaha merugi.

3) Penetapan Kebijakan

Setelah terjadi pembahasan yang cukup panjang oleh pemerintah dengan

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bintan mengenai masalah Perizinan

Pertambangan, selanjutnya hasil pembahasan tersebut dibawa Ke Pusat (Jakarta)

untuk dibahas lebih lanjut dan diberikan izin. Apabila segala prasyarat daat diterima

dan dikabulkan oleh pemerintah pusat maka terbitlah izin pertambangan tersebut.

a. Pemberian Izin Pemerintah Daerah Melalui Dinas Pertanian Dan

Kehutanan Melibatkan Masyarakat

Dalam era keterbukaan dan demokrasi seperti sekarang peran masyarakat dalam

setiap kebijakan yang akan diambil oleh pemerintah sangat diharapkan. Masayarakat

memiliki peran penting dalam proses pemberian izin pemerintah melalui Dinas

Pertanian dan Kehutanan baik secara langsung maupun tidak langsung. Aspirasi dari

masyarakat berperan dalam penentuan kebijakan. Tidak jarang sebuah kebijakan

pemerintah ditentang oleh masyarakat hal ini karena dalam proses penentuannya

tidak melibatkan aspirasi masyarakat.

Page 27: FORMULASI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · adanya larangan mengekspor bahan mentah, ... Lingkungan hidup adalah

27  

b. Pemberian izin Pemerintah Daerah melalui Dinas Pertanian dan

Kehutanan meminta Pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Sebelum memutuskan sebuah kebijakan Pemerintah daerah dalam hal ini Dinas

Pertanian dan Kehutanan meminta persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah melalui rapat paripurna atau rapat-rapat yang telah diagendakan. Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah sebagai penjelmaan dari seluruh masyarakat memiliki

peran penting dalam pengambilan kebijakan yang bersifat strategis dan menyangkut

hajat hidup masyarakat. jadi dalam berkaitan dengan kebijakan pemberian izin

pertambangan Pemerintah Melalui Dinas Pertambangan meminta persetujuan dari

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bintan hal ini sesuai dengan

Kepala Bidang Kehutanan berikut; “setiap keputusan berkaitan dengan perizinan

pemerintah melibatkan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten

Bintan. Setelah menerima usulan perizinan, pemerintah dalam hal ini Dinas Pertanian

dan Kehutanan melakukan hearing/dengar pendapat selanjutnya membahasnya lebih

detail dengan DPRD guna mengabil langkah-lagkah lanjutan. Peerintah dalam hal ini

Dinas Kehutanan dan Pertanian tidak dapat memutuskannya sendiri. Perlu ada

masukan, pertimbangan dan persetujuan DPRD.

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah merupakan penjelmaan masyarakat luas,

merupakan wakil masyarakat yang telah diberikan amanat dan mandate oleh

masyarakat. Oleh karena itu Dianas Pertanian dan Kehutanan dalam hal kebijakan

pemberian izin tambang meminta persetujuan kepada Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah.

Page 28: FORMULASI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · adanya larangan mengekspor bahan mentah, ... Lingkungan hidup adalah

28  

G. PENUTUP

1) Kesimpulan

a. Pemberian izin pertambangan di dalam Kawasan hutan lindung mengacu pada

peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2012 tentang Rencan Tata Ruang Wilayah

(RTRW) Kota Bintan

b. Pemerintah Kabupaten Bintan melalui Dinas tidak pernah memberikan izin

pertambangan kepada perusahaan tambang manapun, yang dilakukan

Pemerintah hanyalah sebatas memebrikan rekomendasi melaui Dinas

Pertanian dan Kehutanan, untuk dibahas bersama Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah selanjutnya diteruskan ke pemerintah Pusat Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah (DPR RI)

c. Pemerintah Kabupaten Bintan menghentikan segala kegiatan pertambangan

untuk sementara waktu, hanya ada satu perusahaan pertambangan yang

beroperasi saat ini yaitu PT. Bintan Kharisma Pratama yang berlokasi di Pulau

Telang Besar.

d. Peran pemerintah Daerah Kabupaten Bintan terhadap setiap usaha eksplorasi

maupun operasi produksi dalam kawasan hutan lindung belum maksimal. Hal

ini disebabkan oleh adanya kendala-kendala yang dihadapi oleh pemerintah

Kabupaten Bintan. Untuk mengantisipasi hal tersebut pemerintah Daerah

Kabupaten Bintan melakukan pembinaan terhadap perusahaan tambang yang

melakukan aktivitas pertambangan dalam kawasan hutan lindung, selain itu

Page 29: FORMULASI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · adanya larangan mengekspor bahan mentah, ... Lingkungan hidup adalah

29  

kerjasama antara lintas sektoral guna pengelolaan kawasan hutan yang

terpadu.

2) Saran

a. Pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan dalam kawasan hutan lindung di

Kabupaten Bintan seharusnya dilakukan pemantauan yang berkala. terutama

semua pelanggaran perusahan tambang yang lalai melakukan reklamasi pasca

tambang agar diberi sanksi yang tegas. Adapun dampak lingkungan yang

diakibat oleh kegiatan usaha pertambangan agar pihak pemerintah daerah

lebih ketat dalam memberikan izin kepada perusahaan tambang terutama

memperhatikan Upaya Pengelolan Lingkungan dan Pemantauan Lingkungan

sebelum mengeluarkan perizinan kepada perusahahan tambang melakukan

kegiatan pertambangan.

b. Peran pemerintah dalam hal ini memberikan perlindungan terhadap

kelestarian hutan dan memperhatikan kesejaterahan masyakat yang ada di

sekitar Kawasan Hutan Bintan, hal ini dimaksudkan agar kelestarian hutan

tetap terjaga dan masyarakat di sekitar kawasan hutan tidak terganggu

aktivitasnya. Selain itu, sebaiknya dana kompensasi untuk monitoring di

tingkat Kabupaten/Kota lebih diutamakan. Hal ini dimaksudkan agar peran

pemerintah dalam hal ini Dinas Pertanian dan Kehutanan dalam

memonitoring dan pemantauan kawasan hutan lebih maksimal. Selain itu

koordinasi antar SKPD di Kabupaten Bintan lebih ditingkat agar pelaksanaan

Page 30: FORMULASI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · adanya larangan mengekspor bahan mentah, ... Lingkungan hidup adalah

30  

kegiatan usaha pertambangan dalam kawasan hutan berjalan sebagaimana

ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.

Page 31: FORMULASI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · adanya larangan mengekspor bahan mentah, ... Lingkungan hidup adalah

31  

Daftar Pustaka

Adrian Sutedi, 2010, Hukum Perizinan Dalam Sektor Pelayanan Publik, Penerbit

Sinar Grafika, Jakarta.

Gatot Supramono, 2012, Hukum Pertambangan Mineral dan Batubaara di Indonesia,

Rineka Cipta, Jakarta.

Nandang Sudrajat, 2010, Teori dan Praktik Pertambangan Indonesia Menurut

Hukum, Penerbit Pustaka Yustisia, Yogyakarta.

Salim HS, 2005, Hukum Pertambangan di Indonesia, Edisi Revisi 3, Penerbit

PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta.

Salim HS, 2012, Hukum Pertambangan Mineral dan Batubara, Cetakan Pertama,

Jakarta, Sinar Grafika.

Soeroso. R, (tanpa Tahun), Rangkaian Sari Hukum Agraria, Biro Perencanaan

Perum Perhutani Unit 1 Perhutani,Cepu.

Subadi, 2010, Peguaasaan dan Penggunaan Tanah Kawasan Hutan, Penerbit PT.

Prestasi Pustakaraya : cetakan pertama, Jakarta.

Perundang-undangan

- Undang-undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan

Batubara.

- Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan.

- Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemrintah Daerah

- Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup.

Page 32: FORMULASI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · adanya larangan mengekspor bahan mentah, ... Lingkungan hidup adalah

32  

- Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2010 Tentang Wilayah Usaha

Pertambangan.

- Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Kegiatan

Usaha Pertambangan

- Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2010 Tentang Pembinaan dan

Pengawasan Penyelenggaraan Usaha Pertambangan Mineral dan

Batubara.

- Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 122 tahun 2012 Tentang

Reklamasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.

- Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahu 2010 Tentang

Penggunaan Kawasan Hutan.