format pengerjaan a4

8
Teori Permukiman & Perkotaan | Arsitektur | Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan | UPN “Veteran” Jawa Timur 3.2 BENTUK DAN MASSA BANGUNAN (BUILDING FORM AND MASSING) Building form and massing membahas mengenai bagaimana bentuk dan massa-massa bangunan yang ada dapat membentuk suatu kota serta bagaimana hubungan antar-massa (banyak bangunan) yang ada. Pada penataan suatu kota, bentuk dan hubungan antar-massa seperti ketinggian bangunan, jarak antar-bangunan, bentuk bangunan, fasad bangunan, dan sebagainya harus diperhatikan sehingga ruang yang terbentuk menjadi teratur, mempunyai garis langit - horizon (skyline) yang dinamis serta menghindari adanya lost space (ruang tidak terpakai). Building form and massing dapat meliputi kualitas yang berkaitan dengan penampilan bangunan, yaitu : A. Ketinggian Bangunan Ketinggian bangunan berkaitan dengan jarak pandang manusia, baik yang berada dalam bangunan maupun yang berada pada jalur pejalan kaki (luar bangunan). Ketinggian bangunan pada suatu kawasan membentuk sebuah garis horizon (skyline). Ketinggian bangunan di tiap fungsi ruang perkotaan akan berbeda, tergantung dari tata guna lahan. Sebagai contoh, bangunan di sekitar bandara akan memiliki ketinggian lebih rendah dibanding bangunan di kawasan perekonomian. Skyline dalam skala kota mempunyai makna : - Sebagai simbol kota 1

Upload: sastika-chandra-aginanti

Post on 04-Dec-2015

220 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

ddd

TRANSCRIPT

Page 1: Format Pengerjaan a4

Teori Permukiman & Perkotaan | Arsitektur | Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan | UPN “Veteran” Jawa Timur

3.2 BENTUK DAN MASSA BANGUNAN (BUILDING FORM AND

MASSING)

Building form and massing membahas mengenai bagaimana bentuk dan massa-massa

bangunan yang ada dapat membentuk suatu kota serta bagaimana hubungan antar-massa

(banyak bangunan) yang ada. Pada penataan suatu kota, bentuk dan hubungan antar-massa

seperti ketinggian bangunan, jarak antar-bangunan, bentuk bangunan, fasad bangunan, dan

sebagainya harus diperhatikan sehingga ruang yang terbentuk menjadi teratur, mempunyai

garis langit - horizon (skyline) yang dinamis serta menghindari adanya lost space (ruang tidak

terpakai).

Building form and massing dapat meliputi kualitas yang berkaitan dengan penampilan

bangunan, yaitu : 

A. Ketinggian Bangunan 

Ketinggian bangunan berkaitan dengan jarak pandang manusia, baik yang berada

dalam bangunan maupun yang berada pada jalur pejalan kaki (luar bangunan).

Ketinggian bangunan pada suatu kawasan membentuk sebuah garis horizon (skyline).

Ketinggian bangunan di tiap fungsi ruang perkotaan akan berbeda, tergantung dari tata

guna lahan. Sebagai contoh, bangunan di sekitar bandara akan memiliki ketinggian

lebih rendah dibanding bangunan di kawasan perekonomian.

Skyline dalam skala kota mempunyai makna :

- Sebagai simbol kota

- Sebagai indeks sosial

- Sebagai alat orientasi

- Sebagai perangkat estetis

- Sebagai perangka ritual

1

Page 2: Format Pengerjaan a4

Teori Permukiman & Perkotaan | Arsitektur | Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan | UPN “Veteran” Jawa Timur

B. Kepejalan Bangunan 

Pengertian dari kepejalan adalah penampilan gedung dalam konteks kota.

Kepejalan suatu gedung ditentukan oleh perbandingan tinggi : luas : lebar : panjang,

olahan massa (desain bentuk), dan variasi penggunaan material. 

C. Koefisien Lantai Bangunan (KLB) 

Koefisien Lantai Bangunan adalah jumlah luas lantai bangunan berbanding luas

tapak (jika KLB=200%, maka di tapak seluas 100m2, dapat dibangun bangunan

dengan luas lantai 200m2 - lantai banyak). Koefisien Lantai Bangunan dipengaruhi

oleh daya dukung tanah, daya dukung lingkungan, nilai harga tanah, dan faktor-faktor

khusus tertentu sesuai dengan peraturan atau kepercayaan daerah setempat. 

2

Contoh Ketinggian Bangunan Skala Urban di Kota Besar Dunia

Sumber : Google Images

Page 3: Format Pengerjaan a4

Teori Permukiman & Perkotaan | Arsitektur | Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan | UPN “Veteran” Jawa Timur

D. Koefisien Dasar Bangunan (Building Coverage) 

Adalah luas tapak yang tertutup dibandingkan dengan luas tapak keseluruhan.

Koefisien Dasar Bangunan dimaksudkan untuk menyediakan area terbuka yang cukup

di kawasan perkotaan agar tidak keseluruhan tapak diisi dengan bangunan. Hal ini

dimaksudkan agar daur lingkungan tidak terhambat terhambat, terutama penyerapan

air ke dalam tanah. 

3

Ilustrasi Penerapan KLBSumber : Google Images

Ilustrasi Penerapan KLBSumber : Google Images

Page 4: Format Pengerjaan a4

Teori Permukiman & Perkotaan | Arsitektur | Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan | UPN “Veteran” Jawa Timur

E. Garis Sempadan Bangunan (GSB) 

Garis Sempadan Bangunan merupakan jarak bangunan terhadap as jalan. Garis

ini sangat penting dalam mengatur keteraturan bangunan di tepi jalan kota. Selain itu

juga berfungsi sebagai jarak keselamatan pengguna jalan, terutama jika terjadi

kecelakaan.

Ketentuan garis sepadan bangunan, koefisien dasar bangunan dan koefisien lantai

dasar

1. Garis Sepadan Bangunan (GSB) adalah :

(a) Jarak antara muka bangunan dan batas kavling

Pada jalan utama minimum 12,0 m

Pada jalan sekunder minimum 10,0 m

(b) Jarak antara samping bangunan dan batas kavling

Minimum 6 m,

Khusus untuk kavling sudut

* untuk jalan utama minimum 10,0 m

* untuk jalan sekunder minimum 12,0 m

(c) Jarak antara belakang bangunan dan batas kavling

Minimum 8,0 m

4

Page 5: Format Pengerjaan a4

Teori Permukiman & Perkotaan | Arsitektur | Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan | UPN “Veteran” Jawa Timur

Khusus untuk kavling diantara 2 (dua) jalan minimum 12.0 m untuk jalan

utama dan 10,0 m untuk jalan sekunder

2. Koefisien Dasar Bangunan

(a) Luas bangunan, maksimum 60% dari luas lahan

(b) Luas ruang terbuka, minimum 40% dari luas lahan

3. Koefisien Luas Bangunan

(a) Total luas lantai maksimum 150% dari luas lahan

(b) Ketinggian bangunan maksimum 2 lantai

F. Langgam 

Langgam atau gaya dapat diartikan sebagai suatu kumpulan karakteristik

bangunan dimana struktur, kesatuan dan ekspresi digabungkan di dalam satu periode

atau wilayah tertentu. Peran dari langgam ini dalam skala urban jika direncanakan

dengan baik dapat menjadi guide line yang dapat menyatukan fragmen-fragmen dan

bentuk bangunan di kota. 

G. Skala 

Rasa akan skala dan perubahan-perubahan dalam ketinggian ruang atau bangunan

dapat memainkan peranan dalam menciptakan kontras visual yang dapat

membangkitkan daya hidup dan kedinamisan. 

Building Scale (Skala Bangunan)

Sebuah bangunan dikatakan mempunyai skala jika bangunan tersebut dapat

menunjukkan ukuran besarnya atau kecilnya dengan jelas sebagaimana tujuannya.

Skala sebuah bangunan ialah kesan yang ditimbulkan bangunan itu mengenai ukuran

besarnya. Skala biasanya diperoleh dengan besarnya bangunan dibandingkan dengan

unsur-unsur berukuran manusiawi yang ada di dekatnya.

Faktor-faktor yang menentukan skala bangunan

Adanya unsur-unsur atau pembagian:

Pertama bangunan itu harus mempunyai unsur-unsur yang berukuran

manusiawi, yang mudah dikenal atau sering dipakai manusia. Unsur-unsur

5

Page 6: Format Pengerjaan a4

Teori Permukiman & Perkotaan | Arsitektur | Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan | UPN “Veteran” Jawa Timur

tersebut merupakan bahan pembanding terhadap besarnya seluruh bangunan.

Unsur tersebut dapat berupa tangga, pintu, bangku,yang selalu berhubungan

atau bersentuhan dengan manusia dan ukurannya selalu tetap atau telah

dikenal manusia. Jika unsur ini kelihatan kecil terhadap seluruh bangunan,

maka bangunan tersebut akan kelihatan besar. Jika unsur ini kelihatan besar

terhadap bagian bangunan lainnya, maka bangunannya kelihatan kecil.Makin

banyak unsur kecil, maka makin besar kesan bangunan tersebut. Makin sedkit

unsur kecil,makin kecil kesan bangunan tersebut.

Jadi pada umumnya bangunan dengan banyak motif atau pembagian,

cenderung kelihatan lebih besar daripada bangunan dengan lebih sedikit motif

dan pembagian. Tetapi prinsip ini banyak kekecualian. Berlakunya prinsip ini

bergantung pada “ terdapatnya unsur yang mudah dikenal manusia di antara

banyak bagian atau unsur rumit.” Yang dimaksud kenal di sini ialah

pengenalan secara naluri yang setengah disadari atau disadari penuh karena

sering melihat sehingga terbiasa.

H. Material 

Peran material berkenaan dengan komposisi visual dalam perancangan.

Komposisi yang dimaksud diwujudkan oleh hubungan antar elemen visual. 

I. Tekstur 

Dalam sebuah komposisi yang lebih besar (skala urban) sesuatu yang dilihat dari

jarak tertentu maka elemen yang lebih besar dapat menimbulkan efek-efek tekstur. 

J. Warna 

Dengan adanya warna (kepadatan warna, kejernihan warna), dapat memperluas

kemungkinan ragam komposisi yang dihasilkan.

http://fariable.blogspot.co.id/2011/01/elemen-perancangan-kota-hamid-

shirvani.html

faril kamis20 januari 2011

6