form refleksi kasus
DESCRIPTION
Medical refkasTRANSCRIPT
FORM REFLEKSI KASUSFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
__________________________________________________________________________________
___________
Nama Dokter Muda : Pita Pertiwi Kurnianingsih NIM: 09711009
Stase : Ilmu Obstetri dan Ginekologi
Identitas Pasien
Nama / Inisial :Ny. E No RM :374435
Umur :18 tahun Jenis kelamin :Perempuan
Diagnosis/ kasus : Abortus Incomplet
Pengambilan kasus pada minggu ke: 8 (delapan)
Jenis Refleksi: lingkari yang sesuai (minimal pilih 2 aspek, untuk aspek ke-Islaman sifatnya wajib)
a. Ke-Islaman*
b. Etika/ moral
c. Medikolegal
d. Sosial Ekonomi
e. Aspek lain (Hukum)
Form uraian
1. Resume kasus yang diambil (yang menceritakan kondisi lengkap pasien/ kasus yang diambil ).
Seorang G1P0A0 (Ny. E) usia 18 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan
perdarahan pervaginam. Darah yang dikeluarkan banyak berwarna merah dan bergumpal.
Selebihnya, setelah itu hanya berupa darah segar berwarna merah dan banyak. Pasien
sebelumnya mengeluhkan adanya nyeri perut seperti kram. Dari pemeriksaan Patologi
anatomi, secara makroskopis didapatkan jaringan pecah belah ± 2 cc warna coklat, kenyal.
Secara mikroskopis didapatkan sediaan menunjukkan fargmen jaringan endometrium
dengan disekitarnya tampak jaringan desidua, jaringan villi chorialis dan bekuan darah.
Tidak di dapat tanda ganas. Ny. E mengaku sedang hamil 14 minggu. Pasien mengaku
bahwa kehamilan sekarang ini, pasien belum menikah dan sebelumnya telah berhubungan
seksual dengan suaminya sekarang (Tn. B, 18 tahun) yang sekarang baru akan menjadi
suaminya. Setelah mengetahui hamil, keduanya melakukan pernikahan disaat hamil dan
melakukan pernikahan. Pada saat ini, keduanya belum bekerja dan baru saja lulus SMA.
2. Latar belakang /alasan ketertarikan pemilihan kasus
Akhir-akhir ini kasus perzinaan semakin sering terjadi. Tidak hanya pada usia
dewasa yang melakukan perzinaan, tetapi perzinaan juga sering terjadi pada kaum muda.
Salah satu contoh terjadi pada Ny. E dan Tn. B. Keduanya telah melakukan hubungan
suami istri tanpa adanya ikatan suami istri. Terjadinya kehamilan pada perzinaan juga akan
menimbulkan permasalahan lainnya, seperti pernikahan pada usia muda yang memberikan
timbulnya permasalahan baru.
3. Refleksi dari aspek etika moral /medikolegal/ sosial ekonomi beserta penjelasan evidence / referensi
yang sesuai *
*pilihan minimal satu (Aspek Ekonomi)
Di Indonesia, sebagai negara yang menganut budaya timur, melakukan hubungan
seksual diluar nikah merupakan suatu hal yang terlarang. Apalagi sampai terjadi kehamilan.
Kehamilan yang terjadi diluar pernikahan tersebut akan memberikan stigma negatif pada
masyarakat baik bagi diri sendiri maupun keluarga. Peristiwa ini akan menjadi perbincangan
hangat di lingkungan masyarakat. Baik secara langsung atau pun tidak, masyarakat akan
mengucilkan keluarga karena dianggap melanggar norma-norma kesopanan.
Secara ekonomi kedua belah pihak belum siap untuk hidup mandiri. Keduanya baru saja
lulus SMA, bahkan belum mendapatkan pekerjaan yang pasti. Padahal untuk membentuk
sebuah keluarga diperlukan pendapatan yang cukup, baik untuk menghidupi istri ataupun kelak
anak mereka. Fakta ini akan memberatkan keluarga kedua belah pihak, karena pasangan ini
masih tergantung kepada keluarganya masing-masing
4. Refleksi ke-Islaman beserta penjelasan evidence / referensi yang sesuai
Dalam islam, zina termasuk perbuatan dosa besar. Hal ini dapat dilihat dari urutan
penyebutannya setelah dosa musyrik dan membunuh tanpa alasan yang haq. Seperti yang
difirmankan oleh Allah dalam Al-furqon 68.
“Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak
membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan (alasan) yang benar dan tidak
berzina.” (QS. Al-Furqaan: 68).
Dari ayat ini dapat diambil kesimpulan bahwa zina merupakan dosa yang besar setelah
musyrik dan membunuh tanpa alasan yang dibenarkan. Islam melarang dengan tegas
perbuatan zina karena perbuatan tersebut adalah kotor dan keji. Seperti dalam firman Allah:
“Dan janganlah kamu mendekati perbuatan zina. Sesungguhnya zina itu suatu perbuatan
yang keji dan suatu jalan yang buruk”. (QS. Al-Isra’: 32). Karena perbuatan keji itu
diharamkan oleh Allah, seperti dijelaskan dalam Al-maidah 33.
“Katakanlah, Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan keji, baik yang tampak ataupun yang
tersembunyi” (QS.Al-Maidah: 33).
Orang-orang yang melakukan perzinaan tidak akan pernah masuk surga bahkan untuk
mencium surga pun diharamkan baginya, seperti hadist yang diriwayatkan oleh Muslim.“ Ada
dua golongan dari penghuni neraka yang Aku tidak sampai melihat mereka yaitu suatu kaum
yang menyandang pecut seperti ekor sapi (yang) dipakai untuk memukuli orang-orang dan
wanita-wanita berpakaian mini, telanjang. Mereka melenggang bergoyang. Rambutnya ibarat
punuk unta yang miring. Mereka tidak akan masuk surga atau mencium harumnya surga yang
sebenarnya dapat dirasakan dari jarak sekian sekian”. (HR. Muslim)
Islam telah menetapkan hukuman yang tegas bagi pelaku zina dengan hukuman cambuk
seratus kali bagi yang belum nikah dan hukuman rajam sampai mati bagi orang yang menikah.
Seperti dijelaskan dalam firman Allah Annur : 2.
Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari
keduanya seratus dali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu
untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan
hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang
beriman (Annur : 2)
Selain itu, Dari Ubadah bin Shamit ra bahwa Rasulullah saw bersabda, “Ambillah dariku,
ambillah dariku; sungguh Allah telah menjadikan jalan (keluar) untuk mereka; gadis (berzina)
dengan jejaka dicambuk seratus kali cambukan dan diasingkan setahun, dan duda berzina
dengan janda didera seratus kali didera dan dirajam.” (HR. Ubadah bin Shamit)
Hukuman zina tidak hanya menimpa pelakunya saja, tetapi juga berimbas kepada masyarakat
sekitarnya, karena murka Allah akan turun kepada kaum atau masyarakat yang membiarkan
perzinaan hingga mereka semua binasa, berdasarkan sabda Rasulullah saw: “Jika zina dan riba
telah merebak di suatu kaum, maka sungguh mereka telah membiarkan diri mereka ditimpa
azab Allah.” (HR. Al-Hakim). Di dalam riwayat lain Rasulullah saw bersabda: “Ummatku
senantiasa ada dalam kebaikan selama tidak terdapat anak zina, namun jika terdapat anak zina,
maka Allah Swt akan menimpakan azab kepada mereka.” (H.R Ahmad)
Menikah dalam dalam keadaaan hamil tidak diperbolehkan dalam islam dan ada hukumnya seperti yang
tercantum dalam Al-Qur’an::
ت� �وال� ح�م�ال� و�أ� �ه�ن� األ� ل ج�
� �ن� أ �ض�ع�ن� أ �ه�ن� ي ح�م�ل
Dan perempuan-perempuan yang hamil, waktu iddah mereka itu ialah sampai mereka melahirkan
kandungannya. (QS: Ath-Thalaaq Ayat: 4)
Adapun pada saat dia hamil, lalu kemudian dia menikah maka pernikahan itu tidak sah. Pernikahan
tersebut adalah pernikahan yang tidak sah. Dan tidak diperbolehkan bagi seorang yang telah mengetahui
hukum ini, lalu kemudian dia menikahi seorang wanita yang dalam keadaan hamil. Apabila dia mengetahui
hukumnya, lalu dia masa bodo, dan dia tetap menikahi wanita tersebut, maka pernikahannya itu bathil.
Sebab wanita itu belum hilang masa iddahnya. Dalam artian dia harus ditunggu sampai melahirkan.
Setelah itu dinikahkan.
Umpan balik dari pembimbing
…………………………….,
…………………...
TTD Dokter Pembimbing TTD Dokter Muda
----------------------------------- ------------------------------