form jurnal lap prakt ko 2014

30
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK Judul : IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSIONAL SENYAWA ORGANIK TujuanPercobaan : 1. Mempelajari teknik pengukuran fisik untuk mengidentifikasi suatu senyawa organik 2. Uji kimia untuk mengidentifikasi gugus fungsional senyawa organic Pendahuluan Semua senyawa organik merupakan turunan dari golongan senyawa yang dikenal sebagai hidrokarbon (hydrocarbon) sebab senyawa tersebut terbuat hanya dari hidrogen dan karbon (Chang, 2004). Sifat dari senyawa organik diantaranya adalah sifat fisik : non polar, tarik-menarik antar molekul lemah, tidak larut dalam air, larut dalam senyawa organik (non polar) dan sedikit polar. Pada suhu kamar dan tekanan 1 atm : C1 – C4 = gas (tidak berbau) ,C5 – C17 = cair (berbau bensin),C18 – dst = padat (tidak berbau), Titik didih senyawa rantai lurus > titik didih senyawa rantai bercabang. Sifat kimia : kurang reaktif dibanding senyawa organik yang memiliki gugus fungsi. Tidak bereaksi dengan asam (stabil), dapat bereaksi dengan halogen Contoh : CH 4 : metana CH 3 : metil dan C 2 H 6 : etana C 2 H 5 : etil (Anonim, 2013). ParafAsisten

Upload: ria-sherly

Post on 13-Jul-2016

302 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

mmmmmm.....

TRANSCRIPT

Page 1: Form Jurnal Lap Prakt KO 2014

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

Judul : IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSIONAL SENYAWA

ORGANIK

TujuanPercobaan : 1. Mempelajari teknik pengukuran fisik untuk mengidentifikasi suatu

senyawa organik

2. Uji kimia untuk mengidentifikasi gugus fungsional senyawa

organic

Pendahuluan

Semua senyawa organik merupakan turunan dari golongan senyawa yang dikenal

sebagai hidrokarbon (hydrocarbon) sebab senyawa tersebut terbuat hanya dari hidrogen dan

karbon (Chang, 2004).

Sifat dari senyawa organik diantaranya adalah sifat fisik : non polar, tarik-menarik

antar molekul lemah, tidak larut dalam air, larut dalam senyawa organik (non polar) dan

sedikit polar. Pada suhu kamar dan tekanan 1 atm : C1 – C4 = gas (tidak berbau) ,C5 – C17 =

cair (berbau bensin),C18 – dst = padat (tidak berbau), Titik didih senyawa rantai lurus > titik

didih senyawa rantai bercabang. Sifat kimia : kurang reaktif dibanding senyawa organik yang

memiliki gugus fungsi. Tidak bereaksi dengan asam (stabil), dapat bereaksi dengan halogen

Contoh : CH4 : metana CH3 : metil dan C2H6 : etana C2H5 : etil (Anonim, 2013).

Salah satu cara untuk analisis kualitatif dari senyawa organik adalah melalui

identitas gugus fungsi, dengan mengetahui gugus fungsi maka dapat diketahui golongan dari

senyawa organik tersebut, karena setiap golongan senyawa organik mempunyai sifat tertentu

bergantung pada gugus fungsionil yang dimilikinya. Secara umum senyawa organik yang

mempunyai gugus fungsi yang sama akan mempunyai sifat yang sama (Anonim, 2013).

Gugus Fungsi adalah kedudukan kereaktifan kimia dalam molekul satu kelompok

senyawa dengan gugus fungsi tertentu menunjukan gejala reaksi yang sama. Sesuai kesamaan

gejala reaksi tersebut, maka dapat dikelompokan pada pengelompokan senyawa. Beberapa

Contoh gugus fungsi adalah alcohol (hidroksil), Eter (alkoksi alkana), Aldehid (alkanal),

keton (karbonil), asam karboksilat (karboksil), ester (alkil alkanoat), amina (amin)

ParafAsisten

Page 2: Form Jurnal Lap Prakt KO 2014

(Fessenden, 1986).

Penggolongan alkohol menurut letak gugus hidroksil (-OH) adalah alkohol primer

gugus –OH terletak pada atom C primer (atom C yang mengikat hanya 1 atom C lainnya),

alkohol sekunder gugus –OH terletak pada atom C sekunder dan alkohol tersier gugus –OH

terletak pada atom C tersier. Pengidentifikasian pada senyawa alkohol primer adalah

menghasilkan aldehida yang dapat dioksidasi lebih lanjut menjadi asam karboksilat.

Pengidentifikasian pada senyawa alkohol lain atau polialkohol dapat diidentifikasi dengan

pembentukan senyawa kompleks atau dengan pembentukan lain (Hart, 2003).

Aldehid adalah persenyawaan dimana gugus fungsi karboksil diikat oleh gugus alkil.

Aldehid merupakan senyawa yang tersusun dari unsur-unsur karbon, hidrogen dan oksigen

yang bisa didapatkan dari oksidasi alkohol primer, klorida, asam glikol/alkena,

hidroformilass (Hart, 2003).

Identifikasi pada aldehid alifatik dapat digunakan pereaksi Schiff, apabila pereaksi

Schiff yang tidak berwarna bereaksi dengan senyawa kompleks aldehid akan dihasilkan

warna antara merah dan ungu. Aldehid sangat mudah teroksidasi menjadi asam karboksilat.

Hampir setiap reagensia yang mengoksidasi suatu alkohol juga mengoksidasi suatu aldehid.

Gugus aldehid dapat mereduksi pereaksi tollens, benedict, dan fehling (Fessenden, 1986).

Turunan hidrokarbon dengan sebuah atom karbon ujung yang mempunyai ikatan

rangkap ke oksigen dan sebuah gugus hidroksil disebut asam karboksilat yang diturunkan

dari hidrokarbon alkana yang mempunyai rumus molekul umum RCO2H yang menyatakan

bahwa terdapat gugus karboksil (Braddy, 1994).

Amina adalah senyawa organik yang mengandung atom-atom nitrogen trivalent

yang terikat pada satu atom atau lebih. Misal: R-NH2, R2-NH, R3N. Amina juga merupakan

senyawa organik yang merupakan turunan dari ammonia dengan satu atau lebih gugus

organik yang mensubtitusi atom H, amina seperti ammonia bersifat basa karena adanya

pasangan elektron bebas pada amonia aromatik. Amina digolongkan menjadi 3 menurut

banyaknya alkil yang terikat pada nitrogen yaitu amina primer, amina sekunder, amina tersier

(Fessenden, 1986).

Identifikasi untuk senyawa tertentu seperti phthalysulfathiasol atau

sacchysulfathiasol, senyawa harus dihidrolisa terlebih dahulu sehingga didalam senyawanya

terdapat gugus amina aromatik bebas (Fessenden, 1986).

Page 3: Form Jurnal Lap Prakt KO 2014

Keton mempunyai gugus yang sama dengan aldehid yaitu gugus karbonil, tetapi

keton mempunyai 2 gugus alkil yang terikat pada gugus karbonilnya. Identifikasi

keton,khususnya aseton dapat menggunakan uji Rothera (Fessenden, 1986).

Prinsip Kerja

Percobaan pada praktikum ke 2 dilakukan dengan teknik pengukuran titik leleh, titik

didih, distilasi, indeks refraksi dan uji kimia untuk mengidentifikasi kelompok senyawa

alkohol, alkena, karbonil dan alkil halida. Teknik-teknik tersebut bertujuan untuk

mengidentifikasi hasil-hasil pemurnian dan pemisahan atau reaksi pada percobaan –

percobaan selanjutnya.

Alat

Labu ukur 10 mL, tabung reaksi, pemanas listrik, pipet tetes, batang pengaduk, gelas

ukur 50 ml, pipet volum 10 mL, neraca, termometer 0-110, penangas air, beaker glass 500

mL.

Bahan

Larutan 5% Br2 dalam n-oktanol atau CH2Cl2, toluena, etanol, aseton, heksena,

sikloheksena, bensaldehida, fenol, toluena, aseton, metanol, etanol, 1-propanol, 2-butanol,

butiraldehida, asetofenon, n-oktanol, klorobensena, asetil klorida, bensilklorida, t-butil

bromida, larutan 1% Br2, larutan FeCl3 5%, larutan 2% KmnO4, larutan 5% Br2 dalam

CH2Cl2, 5% Br2 dalam oktanol atau CH2Cl2 atau 1% dalam air, larutan 15% NaI dalam

aseton, 2% AgNO3 dalam etanol 95%, 5 gram CrO3 dalam 15 ml air dan 5 ml H2SO4 pekat,

2,4-dinitofenilhidrasin, dietilen glikol atau DMF, HCl pekat, larutan 5% AgNO3, larutan 5%

NaOH, larutan NH3 encer, Fehling A: 34,64 g CuSO4.5H2O dalam 500 mL larutan, Fehling B:

65 g NaOH dan 173 g KNa tartarat dalam 500 mL larutan.

Prosedur Kerja

1. Uji kimia ketidak jenuhan

a. Reaksi dengan brom

Reagen: 5% Br2 dalam oktanol atau CH2Cl2 atau 1% dalam air.

Dimasukkan 4 tetes heksena atau sample lainnya yang disediakan, misalnya toluena,

aseton, etanol, bensaldehida ke dalam tabung reaksi bersih dan kering, ditambahkan 2

ml n-oktanol, dikocok campuran perlahan-lahan dan ditambahkan tetes demi tetes

Page 4: Form Jurnal Lap Prakt KO 2014

larutan brom sampai tidak terjadi perubahan warna dan dicatat jumlah tetesnya untuk

setiap sampel.

b. Oksidasi dengan KMnO4

Reagen: larutan 2% KMnO4

Dilarutkan 4 tetes heksena atau sample lainnya yang disediakan, misalnya toluena,

aseton, etanol, bensaldehida ke dalam sesedikit mungkin aseton atau air di dalam

tabung reaksi kering dan bersih, kemudian ditambahkan tetes demi tetes larutan KMnO4

sampai terjadi endapan hitam (atau larutan menjadi keruh) dan dicatat jumlah tetesnya.

2. Uji adanya halogen

a. Reagen: 2% AgNO3 dalam etanol 95%

Dimasukkan 3 tetes klorobensena atau sample lainnya yang disediakan, misalnya n-

butil klorida, kloroform, bensil klorida, bensoil klorida, t-butil bromida di dalam tabung

reaksi kering dan bersih dan ditambahkan 2 mL reagen AgNO3. Didiamkan beberapa

menit, bila belum terjadi endapan dimasukkan tabung reaksi ke dalam penangas air (50-

60oC). Dicatat waktu yang diperlukan untuk terjadinya endapan untuk setiap sampel.

b. Reagen: larutan 15% NaI dalam aseton kering

(harus dibuat dan digunakan pada hari yang sama, disimpan dalam botol coklat, bila

berwarna coklat harap dibuang)

Ditambahkan 3 tetes klorobensena atau sample lainnya yang disediakan, misalnya n-

butil klorida, kloroform, bensil klorida, bensoil klorida, t-butil bromida ke dalam 2 mL

reagen NaI di dalam tabung reaksi kering dan bersih, dikocok campuran dalam tabung

reaksi dan dibiarkan sekitar 3 menit. Bila tidak terjadi perubahan, dimasukkan tabung

reaksi dalam penangas air pada suhu 50oC dan dicatat waktu yang diperlukan untuk

terbentukknya endapan.

3. Uji adanya OH alkohol

a. Ke dalam tabung reaksi yang bersih dan kering, dimasukkan 4 tetes sampel yang

disediakan, yaitu metanol, etanol, 2-butanol, metil klorida, 1 tetes aseton, dan 1 tetes

larutan asam kromat yang dibuat dengan melarutkan 5 gram CrO3 dalam 15 ml air dan

5 ml H2SO4 pekat. Dikocok campuran dan diamati perubahan yang terjadi. Test positif

jika terjadi perubahan warna dari kuning ke biru kehijauan atau terbentuk endapan.

Page 5: Form Jurnal Lap Prakt KO 2014

4. Uji aldehida dan keton

a. Reagen: 2,4-dinitofenilhidrazin, dietilen glikol atau DMF, HCl pekat.

Kedalam tabung reaksi dimasukkan 2 tetes sample (aseton, bensaldehida, butiraldehida,

asetofenon, atau yang lain), 2 ml etanol 95 %, dan 1 ml larutan fenilhidrazin. Dilakukan

penggojokan kuat-kuat. Jika tidak terbentuk endapan , dipanaskan campuran dengan

pembakar spiritus. Test positif jika terbentuk endapan kunig-merah, dicatat perubahan

warna terhadap sample aldehida dan keton.

b. Tes Fehling

Reagen: Fehling A: 34,64 g CuSO4.5H2O dalam 500 mL larutan

Fehling B: 65 g NaOH dan 173 g KNa tartarat dalam 500 mL larutan

Kedalam tabung reaksi dimasukkan 1 mL sample (aseton, bensaldehida, butiraldehida,

asetofenon, atau yang lain), 1 mL reagen Fehling A dan 1 mL reagen Fehling B.

Dipanaskan tabung reaksi di dalam penangas air mendidih selama sekitar 5 menit,

diamati dan dicatat perubahan yang terjadi pada sample aldehida dan keton.

c. Tes Tollen

Reagen: larutan 5% AgNO3, larutan 5% NaOH, larutan NH3 encer (pengenceran 10 kali

ammonia pekat).

Ke dalam tabung reaksi yang bersih, dimasukkan 1 mL sample, misalnya aseton,

bensaldehida, butiraldehida, asetofenon, atau yang lain, 1 mL larutan 5% AgNO3 dan 1

mL larutan 5% NaOH dan 5 tetes ammonia. Dipanaskan tabung reaksi di dalam

penangas air mendidih selama sekitar 5 menit, diamati dan dicatat perubahan yang

terjadi pada sample aldehida dan keton.

5. Uji Fenol

Ke dalam tabung reaksi yang bersih dan kering dimasukkan 2 tetes sampel, misalnya 2-

butanol, fenol, 1-propanol, 1 ml etanol 95 %, dan 1 tetes larutan FeCl3 5 % . Dilakukan

penggojokan kuat-kuat, diamati dan dicatat terjadinya perubahan berwarna yang terjadi

pada setiap sampel. Perubahan warna dari oranye ke kehjauan akan pudar terhadap

perubahan waktu.

Data dan Perhitungan

Page 6: Form Jurnal Lap Prakt KO 2014

1. Uji Kimia Ketidakjenuhan

a. Reaksi dengan brom

Sampel Perlakuan Jumlah Tetesan Hasil

Toluena 20 tetes Negatif

Aseton 15 tetes Negatif

Benzaldehida + 2 ml n-oktanol dikocok + Br2 16 tetes Negatif

Etanol 15 tetes Negatif

b. Oksidasi dengan KMnO4

Sampel Perlakuan Hasil Jumlah Tetesan Hasil Uji

Toluena 2 fase (atas: merah,

bawah: kuning keruh)

17 tetes Negatif

Aseton dilarutkan dalam

aseton + KMnO4

warna kuning cerah 17 tetes Negatif

Benzaldehida 2 fase (atas: merah,

bawah: kuning bening)

17 tetes Negatif

Etanol Warna kuning cerah 17 tetes Negatif

2. Uji adanya halogen

a. Reagen: 2% AgNO3 dalam etanol 95%

Sampel Perlakuan Waktu mengendap Hasil Pengamatan

Klorobenzen

a

+ 2 ml AgNO3

didiamkan

dipanaskan

9 menit 45 detik Warna larutan pink bening, ↓

putih

Kloroform 7 menit 31 detik Warna larutan pink keruh

b. Reagen: larutan 15% NaI dalam aseton kering

Sampel Perlakuan Waktu Hasil Pengamatan Hasil Uji

Page 7: Form Jurnal Lap Prakt KO 2014

mengendap

Klorobenzen

a

+ 2 ml NaI dikocok

dibiarkan 3 menit

dipanaskan

- Tidak ada endapan,

larutan berwarna putih

keruh

Negatif

Kloroform - Tidak ada endapan,

larutan berwarna putih

keruh

Negatif

3. Uji adanya OH alkohol

Sampel Perlakuan Hasil Pengamatan

Metanol Warna larutan: hijau lumut, ↓ hitam

2-butanol + 1 tetes CrO3 dikocok Warna larutan: hijau kehitaman, ↓ coklat

kehitaman

Etanol Warna larutan: hijau lumut muda, ↓ hitam

Aseton Warna larutan: kuning kehijauan, tidak ada

endapan

4. Uji aldehida dan keton

a. Reagen: 2,4-dinitofenilhidrazin, dietilen glikol atau DMF, HCl pekat

Sampel Perlakuan Perubahan warna Hasil Uji

Benzaldehida Bening kuning muda Negatif

Aseton + 2 ml etanol 95% + 1 ml fenilhidrazin

dikocok dipanaskan

Bening kening muda Negatif

Asetofenon Bening kening muda Negatif

b. Tes fehling

Page 8: Form Jurnal Lap Prakt KO 2014

Sampel Perlakuan Perubahan warna

Benzaldehida 2 fase (atas:biru muda, bawah: biru tua)

Aseton + 1 ml Fehling A + 1 ml Fehling B +

pemanasan 5 menit

1 fase berwarna biru tua

Asetofenon 2 fase (atas: biru kehijauan, bawah: biru tua

c. Tes tollen

Sampel Perlakuan Hasil Pengamatan

Aseton Larut, keruh

Benzaldehida + 1 mL AgNO3 + 1 mL NaOH+ 5 tetes

ammonia dipanaskan

2 fase (atas: bening, bawah: hitam

terdapat bercak putih)

Asetofenon Larut, keruh

5. Uji fenol

Sampel Perlakuan Perubahan warna Hasil Uji

2-butanol Kuning, Negatif

Fenol dikocok Hijau Positif

1-propanol Kuning Negatif

Page 9: Form Jurnal Lap Prakt KO 2014

Hasil

Page 10: Form Jurnal Lap Prakt KO 2014

Pembahasan Hasil

1. Uji kimia ketidak jenuhan

Uji ketidakjenuhan dilakukan dengan menggunakan brom yang di reaksikan dengan

beberapa senyawa untuk menentukan ketidakjenuhan pada senyawa tersebut. Brom

memiliki warna jingga kecoklatan, perubahan warna dan perubahan lain yang terjadi saat

brom direaksikan dengan senyawa tertentu menunjukkan bahwa hasil percobaan adalah

positif.

A. Reaksi dengan brom

a. Reaksi toluena dengan brom

Toluena yang tidak berwarna ketika direaksikan dengan brom menghasilkan dua fasa,

hal tersebut menunjukkan bahwa reaksi adalah negatif, karena toluena merupakan

senyawa aromatik stabil yang tidak dapat mengalami reaksi adisi, sehingga brom dan

toluena tidak dapat bereaksi. Toluena hanya dapat mengalami reaksi substitusi dengan

adanya katalis FeBr3.

b. Aseton direaksikan dengan brom dan menghasilkan larutan tidak berwarna, hal ini

menunjukkan bahwa reaksi tersebut adalah negatif. Brom merupakan nukleofil yang

baik untuk reaksi substitusi dan bukan merupakan nukleofil yang baik untuk reaksi

adisi, sehingga aseton yang direaksikan dengan brom (nukleofil Br-) akan

menghasilkan O- yang sebenarnya merupakan product yang sulit terbentuk, sehingga

Page 11: Form Jurnal Lap Prakt KO 2014

kesetimbangan akan cenderung membentuk ke kiri atau ke arah Br- .

c. Etanol direaksikan dengan brom dan menghasilkan reaksi negatif. Hal tersebut

disebabkan etanol merupakan senyawa yang jenuh dan tidak dapat diadisi oleh brom.

d. Benzaldehid menghasilkan reaksi negatif ketika direaksikan dengan brom, hal ini

disebabkan benzaldehid merupakan senyawa aromatik stabil yang tidak dapat

mengalami reaksi adisi dengan brom. Senyawa aromatik hanya akan mengalami

reaksi substitusi dengan menggunakan katalis.

B. oksidasi dengan KMnO4

a. Toluena direaksikan dengan KMnO4 dan menghasilkan reaksi negatif, hal ini terjadi

karena KMnO4 hanya dapat mengoksidasi senyawa tak jenuh dan bukan senyawa

aromatik. Toluena tidak dapat dioksidasi oleh KMnO4 meskipun toluena adalah

senyawa tak jenuh karena toluena tidak mudah mengalami reaksi oksidasi, melainkan

mudah mengalami reaksi subsitusi. Reaksi negatif ditandai dengan terjadinya dua fase

yaitu atas merah bawah kuning keruh. Sedangkan reaksi positif yaitu ditandai dengan

hilangnya warna ungu dan endapan coklat pada hasil reaksi.

Page 12: Form Jurnal Lap Prakt KO 2014

b. Uji ketidakjenuhan selanjutnya dilakukan pada etanol dengan KMnO4, hasil yang

diperoleh adalah warna larutan kuning cerah atau bening. Reaksi tersebut

menunjukkan reaksi negatif karena ion MnO4 tidak dapat mengoksidasi larutan etanol

yang bukan merupakan larutan dalam suasana basa, etanol juga bukan merupakan

ikatan rangkap sehingga tidak terjadi reaksi adisi.

c. Benzaldehid direaksikan dengan KMnO4 sebenarnya akan menghasilkan reaksi

positif, hasil ini disebabkan benzaldehid dapat dioksidasi oleh KMnO4 dengan adanya

perubahan warna pada hasil reaksi yaitu endapan coklat kehitaman, akan tetapi hasil

percobaan yang telah dilakukna tidak menghasilkan endapan tersebut yang berarti

KMnO4 tidak dapat mengoksidasi benzaldehid sehingga yang dihasilkan adalah

larutan yang memiliki dua fase yaitu atas warna merah bawah kuning cerah, hal ini

merupakan kesalahan praktikan.

d. Aseton direaksiakn dengan KMnO4 dan menghasilkan reaksi negatif, hal ini

dikarenakan aseton bukan merupakan hidrokarbon tak jenuh yang dapat teroksidasi

dengan baik oleh KMnO4, sehingga hasil dari percobaan yaitu warna kuning dan tidak

membentuk endapan hitam yang menandakan bahwa reaksi adalah positif.

Page 13: Form Jurnal Lap Prakt KO 2014

2. Uji adanya halogen

Uji adanya halogen dilakukan pada senyawa kloroform dan klorobenzena dengan

menggunakan reagen reagen: 2% AgNO3 dalam etanol 95% dan reagen larutan 15% NaI

dalam aseton kering untuk menentukan adanya halogen.

A. Reagen: 2% AgNO3 dalam etanol 95%

a. Klorobenzena mengalami reaksi positif ketika direaksikan dengan AgNO3. Hal ini

karena Ag pada AgNO3 bereaksi dengan Cl pada klorobenzena yang dapat

ditunjukkan dengan adanya endapan putih yang merupakan AgCl hasil dari reaksi

klorobenzena dengan AgNO3.

b. Kloroform direaksikan dengan AgNO3 akan menghasilkan reaksi positif dengan

memperoleh hasil reaksi AgCl, hal ini karena kloroform merupakan senyawa karbon

yang mengikat tiga unsur Cl, sehingga sulit untuk unsur Ag pada AgNO3 berikatan

dengan Cl untuk menghasilkan senyawa AgCl dan endapan putih, akan tetapi

percobaan yang dilakukan menghasilkan warna larutan merah muda keruh yang

menunjukkan bahwa reaksi negatif dan tidak sesuai dengan teori. Hal tersebut adalah

kesalahan dari praktikan dalam melakukan percobaan sehingga menghasilkan reaksi

yang tidak benar atau negatif.

B. Reagen: larutan 15% NaI dalam aseton kering

a. Klorobenzena menghasilkan reaksi negatif dengan NaI. Ditunjukkan dengan tidak

adanya endapan. Hal ini dikarenakan kesalahan praktikan dalam melakukan

percobaan. Reaksi positif terjadi karena Cl lebih elektronegatif daripada I, yang

Page 14: Form Jurnal Lap Prakt KO 2014

berarti Cl lebih reaktif sehingga Cl tidak dapat diganti oleh I.

b. Kloroform menghasilkan reaksi negatif dengan NaI ditunjukkan dengan tidak

terbentuknya endapan. Hal ini dikarenakan kesalahan praktikan dalam melakukan

percobaan. Reaksi positif terjadi disebabkan Cl lebih reaktif daripada I, sehingga Cl

tidak dapat diganti oleh I. Halogen yang kereaktifannya lebih kuat dapat mengusir

atau mendesak halida yang lebih lemah dari senyawanya. Kereaktifan F2 > Cl2 > Br2 >

I2.

3. Uji adanya OH alkohol

Uji adanya alkohol dilakukan dengan beberapa senyawa yaitu metanol, 2-butanol, etanol,

aseton. Uji alkohol bertujuan untuk membedakan Alkohol primer, sekunder, dan tersier.

a. Metanol dapat bereaksi dengan asam kromat dan hasil yang diperoleh adalah positif.

Hasil reaksi menghasilkan perubahan warna menjadi hijau lumut dan terdapat

endapan hitam hal tersebut sesuai dengan teori bahwa larutan mengandung gugus OH

alkohol.

b. 2-butanol menghasilkan reaksi positif dengan asam kromat, hal ini ditunjukkan

dengan warna menjadi hijau kehitaman dan adanya endapan coklat kehitaman setelah

direaksikan. Hal tersebut sesuai dengan teori sehingga dapat disimpulkan bahwa

larutan 2-butanol dan asam kromat mengandung gugus OH.

Page 15: Form Jurnal Lap Prakt KO 2014

c. Etanol menghasilkan reaksi positif dengan asam kromat, ditunjukkan dengan adanya

warna hijau muda dan endapan hitam pada hasil reaksi hal tesebut mengindikasikan

adanya gugus OH. Hal ini telah sesuai dengan teori.

d. Aseton menghasilkan reaksi negatif dengan asam kromat, hal tersebut ditunjukkan

dengan hasil reaksi berwarna kuning kehijauan dan tidak terbentuk endapan. Hal ini

menunjukkan bahwa aseton tidak memiliki gugus OH alkohol.

4. Uji aldehida dan keton

Aldehid dan keton keduanya mempunyai gugus fungsi yang sama yakni karbonil (C=O).

Oleh karena itu, keduanya menjalalani reaksi-reaksi yang sama. Biasanya aldehid bereaksi

lebih cepat dari keton terhadap suatu pereaksi yang sama. Hal ini disebabkan adanya

karbon karbonil dari aldehid yang lebih kurang terlindungi dibangdingkan dengan karbon

karbonil pada keton. Begitu pula aldehid lebih mudah mengalami oksidasi daripada keton.

A. Reagen: 2,4-dinitofenilhidrazin, dietilen glikol atau DMF, HCl pekat

a. Reaksi positif benzaldehid dengan 2,4-dinitofenilhidrazin ditunjukkan dengan adanya

endapan kuning-merah, akan tetapi percobaan yang telah dilakukan menghasilakn

reaksi negatif yang diindikasikan dengan hasil yang berwarna kuning muda dan tidak

terdapat endapan. Hal ini disebabkan kesalahan dari praktikan dalam melakukan

penambahan larutan atau menggunakan alat yang terkontaminasi dengan zat lain

sehingga hasil percobaan tidak dapat menunjukkan adanya gugus fungsi aldehid.

Page 16: Form Jurnal Lap Prakt KO 2014

b. Aseton akan memperoleh reaksi positif dengan penambahan 2,4-dinitofenilhidrazin

yang ditunjukkan dengan adanya endapan kuning-merah, tetapi hasil percobaan

menunjukkan reaksi negatif dengan memperoleh hasil reaksi berwarna kuning muda

dan tidak terdapat endapan kuning-merah. Reaksi negatif yang diperoleh dikarenakan

kesalahan praktikan dalam melakukan percobaan baik penambahan zat ataupun

penggunaan alat yang telah terkontaminasi oleh zat lain. Kesalahan tersebut

mengakibatkan gugus fungsi keton tidak terindikasi.

d. Asetofenon direaksikan dengan 2,4-dinitofenilhidrazin akan memperoleh reaksi positif

dengan adanya endapan yang terlihat, akan tetapi endapan tersebut tidak didapat dalam

percobaan, karena hasil percobaan hanya menunjukkan warna kuning muda. Hal

tersebut tidak menunjukkan adanya keton, yang berarti hasil percobaan adalah negatif.

Kesalahan dikarenakan praktikan mungkin melakukan penambahan yang tidak sesuai

atau menggunakan alat yang tidak bersih dan telah terkontaminasi dengan zat lain.

Page 17: Form Jurnal Lap Prakt KO 2014

B. Tes fehling

Percobaan yang dilakukan bertujuan untuk membedakan aldehid dan keton

berdasarkan tingkat oksidasinya. Reaksi positif pada reagen fehling menghaslikan

endapan berwarna merah bata. Beberapa senyawa yang diuji yaitu benzaldehid, aseton

dan asetofenon.

a. Reaksi positif saat benzaldehid direaksikan dengan fehling A dan fehling B

menghasilkan larutan berwarna biru dan setelah dipanaskan terdapat endapan merah

bata hal ini disebabkan aldehid akan mereduksi tembaga, larutan yang berwarna biru

berubah menjadi hijau dan lambat laun terjadi endapan tembaga (I) oksida (Cu2O)

yang berwarna merah bata. Hasil percobaan yang dilakukan tidak sesuai dengan teori

yang berarti reaksi negatif dihasilkan dari pemanasan dengan menghasilkan warna

biru saja tanpa adanya endapan merah bata. Hal ini disebabkan kesalahan praktikan

dalam melakukan percobaan.

b. Aseton yang direaksikan dengan fehling A dan fehling B, menghasilkan reaksi negatif

yang ditunjukkan dengan dihasilkannya dua fase atas biru tua bawah biru tua sehingga

dapat disimpulkan bahwa kedua larutan tidak dapat bereaksi. Hal ini sesuai dengan

teori karena aseton merupakan keton yang memiliki karbon karbonil pada keton yang

sangat terlindungi dan pada gugus karbonil tidak mengikat atom H untuk dioksidasi

sehingga tidak dapat bereaksi dengan fehling.

c. Asetofenon direaksikan dengan fehling A dan fehling B setelah dipanaskan tidak

mengalami perubahan warna dan endapan merah bata Hal ini menandakan asetofenon

tidak bereaksi karena merupakan keton yang tidak memiliki atom hidrogen yang

Page 18: Form Jurnal Lap Prakt KO 2014

menempel pada atom karbon karbonilnya sehingga sukar untuk dapat bereaksi.

C. Tes tollen

Uji cermin tollens ini bertujuan untuk membedakan antara aldehid dan keton dari segi

tingkat oksidasi kedua senyawa. Pereaksi tollens sering disebut sebagai perak

amoniakal yang merupakan campuran dari AgNO3 dan amonia berlebih. Gugus aktif

pada pereaksi tollens adalah Ag2O yang bila tereduksi akan menghasilkan endapan

perak. Endapan perak akan menempel pada tabung reaksi yang akan menjadi cermin

perak. Beberapa senyawa untuk diuji adalah aseton, bensaldehida, asetofenon.

a. Reagen tollens yang ditambahkan benzaldehid. Setelah dipanaskan larutan menjadi

keruh, hasil ini menunjukkan uji negatif karena uji positif akan memperoleh cermin

perak sehingga dapat diketahui bahwa benzaldehid adalah senyawa aldehid. Hal itu

karena aldehid disini dioksidasi menjadi anion karboksilat, ion Ag+ direduksi menjadi

logam Ag. Reaksi pada pereaksi tollens mampu mengubah ikatan C-H pada aldehid

menjadi ikatan C-O. Kesalahan percobaan disebabkan kelalaian praktikan atau bahan

sudah tidak bagus lagi.

b. Aseton bereaksi dengan reagen tollen menghasilkan larutan keruh setelah dipanaskan.

Hasil ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa aseton yang merupakan

golongan keton tidak dapat bereaksi dengan reagen tollen. Hal tersebut tidak dapat

dioksidasi karena aseton merupakan senyawa keton yang tidak memiliki atom

hidrogen yang menempel pada atom karbon untuk dilepaskan.

Page 19: Form Jurnal Lap Prakt KO 2014

c. Asetofenon menghasilkan larutan keruh setelah direaksikan dengan tollen, hasil

tersebut adalah negatif karena sesuai yang telah dinyatakan dalam teori bahwa keton

tidak memiliki atom hidrogen yang menempel pada atom karbon untuk dilepaskan

sehingga akan sulit mengalami reaksi dengan tollen. Keton dapat dioksidasi dengan

keadaan reaksi yang lebih keras dibanding dengan aldehid dengan pengoksidasi yang

lebih kuat yang mampu memutus ikatan rangkap karbon-karbonnya.

5. Uji fenol

Fenol dan senyawa yang mengandung gugus hidroksil terikat pada suatu karbon tak jenuh

(enol) memberikan warna merah jambu, ungu, atau hijau bergantung pada struktur fenol

atau enol dengan besi (III) klorida. Percobaan ini kita digunakan FeCl3 sebagai larutan

penguji bertujuan untuk menguji keberadaan gugus hidroksil yang terikat pada suatu

karbon tak jenuh. Uji positif pada reaksi ini ditandai dengan perubahan warna larutan.

a. FeCl3 berwarna kuning muda menghasilkan warna yang tetap yaitu kuning setelah

direaksikan dengan 2-butanol yang berarti hasil reaksi adalah negatif. Hal ini telah

sesuai dengan teori yang ada karena 2-butanol merupakan alkohol dan diketahui

bahwa gugus alkohol terikat pada karbon jenuh, bukan pada karbon tak jenuh.

b. Fenol direaksikan dengan FeCl3 yang berwarna kuning dan mengalami perubahan

warna menjadi hijau, reaksi ini menunjukkan reaksi positif yang sesuai dengan teori

bahwa bahwa jika suatu fenol direaksikan dengan FeCl3 memberikan perubahan

warna yang bergantung pada struktur fenol. Reaksi ini terjadi pada larutan fenol

karena fenol mengandung gugus hidroksil yang terikat pada suatu karbon tak jenuh

Page 20: Form Jurnal Lap Prakt KO 2014

yaitu pada cincin benzenanya sehingga membentuk senyawa kompleks.

c. 1-propanol ditambahkan pada FeCl3 dan tidak mengalami perubahan warna yaitu

warna kuning dari FeCl3, maka reaksi adalah negatif. Hal ini sesuai dengan teori yang

ada karena 1-propanol juga merupakan alkohol yang gugus hidroksilnya terikat pada

karbon jenuh.

Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulakan bahwa :

1. Senyawa organik jenuh adalah senyawa yang tidak dapat dioksidasi oleh KMnO4 karena

tidak memiliki ikatan rangkap dan tidak mengalami reaksi adisi oleh brom, sedangkan

senyawa organik tak jenuh adalah senyawa organik yang dapat dioksidasi oleh KMnO4

karena memiliki ikatan rangkap dan mengalami reaksi adisi oleh brom.

2. Uji adanya halogen diidentifikasi dengan cara menambahkan reagen AgNO3 dan reagen

NaI, reaksi positif dari penambahan reagen AgNO3 adalah endapan putih yang ditunjukkan

dengan hasil reaksi AgX, sedangkan reaksi positif dari penambahan NaI yaitu tidak dapat

terjadi, karena I merupakan kereaktifan halogen terendah sehingga tidak dapat mengganti

halogen yang memilki kereaktifan tinggi.

3. Uji adanya OH alkohol dapat diketahui dengan penambahan asam kromat, reaksi positif

yang terjadi ditunjukkan dengan perubahan warna dari kuning ke biru kehijauan atau

terbentuk endapan.

4. Uji adanya aldehida dan keton dilakukan dengan menambahkan:

a. Reagen: 2,4-dinitofenilhidrazin, dietilen glikol atau DMF, HCl pekat dapat

menentukan adanya keton dan aldehid, reaksi positif jika terbentuk endapan kunig-

merah.

b. Tes fehling dapat mengidentifikasi adanya senyawa aldehid dan keton. Reaksi positif

akan menghasilkan endapan merah bata.

Page 21: Form Jurnal Lap Prakt KO 2014

c. Tes tollen menghasilkan reaksi positif dengan menunjukkan adanya cermin perak

sehingga dapat disimpulkan bahwa larutan mengandung aldehida dan keton.

5. Uji fenol dapat digunakan untuk mengidentifikasi adanya gugus fenol pada suatu senyawa,

reaksi positif yang dihasilkan adalah perubahan warna dari oranye ke kehijauan akan pudar

terhadap perubahan waktu.

Referensi

Anonim. 2013. http://hokage6.wordpress.com/2008/05/04/mengenal-aldehid-dan-keton/.

Diakses 8 April 2013

Anonim. 2013. http://joksansamuel.blogspot.com/2013/04/laporan-praktikum-kimia-

dasar_28.html?m=1. Diakses 29 April 2013

Brady, James. 1994. Kimia Universitas-Asas dan Struktur Edisi Kelima jilid 1. Jakarta:

Erlangga

Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta:

Erlangga

Fessenden, Ralph J. 1986. Organic Chemistry Edisi kedua. USA: Willard Grant Press

Publisher

Hart, Harold. 2003. Organik Chemistry – a short course. Jakarta: Erlangga

Saran

Alat dan bahan dari praktikum yang telah di lakukan sangat terbatas.

Nama Praktikan

Ria Sherly Farida