fobiafobia

18
KATA PENGANTAR Assalamualaikum wr.wb Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahnya, sholawat serta salam atas nabi besar Muhammad SAW. Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dr. Ni Wayan Ani P SpKJ atas kesediaan, waktu, dan kesempatan yang diberikan sebagai pembimbing referat ini, kepada teman sesama kepaniteraan Ilmu Kedokteran Jiwa dan perawat yang selalu mundukung, memberi saran, motivasi, bimbingan dan kerjasama yang baik sehingga dapat terselesaikannya referat ini. Referat ini disusun untuk memenuhi tugas kepaniteraan bagian kepaniteraan Ilmu Kedokteran Jiwa di RS Jiwa Islam Klender yang merupakan salah satu prasyarat kelulusan. Referat ini membahas dan menganalisa berbagai hal mengenai “Fobia”. Bahasan dalam referat ini diambil dari berbagai sumber. Penyusun sadar bahwa dalam penyusunan referat ini masih banyak sekali kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun diharapkan demi memperbaiki referat ini. Semoga referat ini berguna bagi semua pihak terkait. Wassalamu’alaikum wr.wb Jakarta, Mei 2015

Upload: frank-neal

Post on 15-Jan-2016

216 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

gila

TRANSCRIPT

Page 1: Fobiafobia

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat dan

hidayahnya, sholawat serta salam atas nabi besar Muhammad SAW. Terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada Dr. Ni Wayan Ani P SpKJ atas kesediaan, waktu, dan kesempatan yang

diberikan sebagai pembimbing referat ini, kepada teman sesama kepaniteraan Ilmu Kedokteran

Jiwa dan perawat yang selalu mundukung, memberi saran, motivasi, bimbingan dan kerjasama

yang baik sehingga dapat terselesaikannya referat ini.

Referat ini disusun untuk memenuhi tugas kepaniteraan bagian kepaniteraan Ilmu

Kedokteran Jiwa di RS Jiwa Islam Klender yang merupakan salah satu prasyarat kelulusan.

Referat ini membahas dan menganalisa berbagai hal mengenai “Fobia”. Bahasan dalam referat

ini diambil dari berbagai sumber.

Penyusun sadar bahwa dalam penyusunan referat ini masih banyak sekali kekurangan.

Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun diharapkan demi memperbaiki referat ini.

Semoga referat ini berguna bagi semua pihak terkait.

Wassalamu’alaikum wr.wb

Jakarta, Mei 2015

Penyusun

Page 2: Fobiafobia

BAB 1

PENDAHULUAN

Setiap orang pernah mengalami kecemasan. Sebagian besar dari kita menerimanya sebagai sesuatu yang normal dan dapat diatasi tanpa banyak kesulitan. Namun terdapat sejumlah besar manusia yang tidak dapat mengendalikan kecemasan mereka hingga timbul perasaan tertekan dan terganggu hidupnya. Kelainan ini disebut gangguan cemas dengan salah satu bentuknya adalah fobia. 1

Fobia merupakan rasa ketakutan yang bersifat menetap, berlebihan, serta tidak realistik terhadap suatu objek, seseorang, binatang atau situasi tertentu. . Fobia adalah rasa takut yang menetap terhadap objek atau situasi dan rasa takut ini tidak sebanding dengan ancamannya Fobia yaitu perasaan takut dan menghindar terhadap objek atau situasi yang realita atau kenyataannya tidak berbahaya. , Fobia Spesifik dan Fobia Sosial. Fobia termasuk dalam tipe gangguan anxietas dan dibedakan dalam tiga jenis berdasarkan jenis objek dan situasi ketakutan yaitu Agrofobia, Fobia Spesifik dan Fobia Sosial.. 2,3,4

Agrofobia adalah ketakutan terhadap ruang terbuka, orang banyak serta adanya kesulitan untuk segera menyingkir ketempat aman. Menurut DSM-IV-TR, agrofobia berhubungan erat dengan gangguan panic, namun ICD 10 tidak mengkaitkan gangguan panic dengan agrofobia dan kasus-kasus agrofobia didapati dengan atau tanpa serangan panik. 2

Fobia spesifik (specific phobia) adalah ketakutan irasional dan menetap pada objek yang khusus, aktivitas, atau situasi yang menyebabkan respons kecemasan yang tiba-tiba, menyebabkan gangguan yang signifikan dalam performa, dan menghasilkan perilaku menghindar. Fobia sosial adalah ketakutan irasional pada situasi sosial tertentu. 2,5

Penyebab dari fobia diantara disebabkan oleh faktor biologis, faktor genetik, dan faktor psikososial. Penelitian epidemiologis baru-baru ini telah menemukan bahwa fobia adalah gangguan mental tunggal yang paling sering di Amerika Serikat. Diperkirakan 5 sampai 10 persen populasi menderita gangguan yang mengganggu dan kadang-kadang menimbulkan ketidakberdayaan tersebut Diperkirakan prevalensi agrofobia adalah 2-6%, sedangakn fobia spesifik sekitar 11% dan fobia social adalah 3-13%. Walaupun fobia sering dijumpai namun sebagian besar pasien tidak mencari bantuan untuk mengatasinya atau tidak terdiagnosis secara medis. Kecenderungan fobia adalah menjadi kronik dan dapat terjadi kormobiditas dengan gangguan lain seperti depresi, penyalahgunaan alcohol dan obat bila tidak mendapat terapi. 2

Page 3: Fobiafobia

BAB 2

2.1. Definisi

Fobia (dari bahasa Yunani, Phobos, rasa takut atau mengerikan takut), adalah

irasional, intens, terus-menerus takut situasi tertentu, kegiatan, benda, atau orang. Gejala

utama gangguan ini adalah yang berlebihan, tidak masuk akal keinginan untuk menghindari

subjek yang ditakuti. Ketika rasa takut berada di luar kendali seseorang, dan jika rasa takut

yang mengganggu kehidupan sehari-hari, maka diagnosis di bawah salah satu gangguan

kecemasan dapat dibuat. 2

Fobia adalah rasa takut yang menetap terhadap objek atau situasi dan rasa takut ini

tidak sebanding dengan ancamannya, perasaan takut dan menghindar terhadap objek atau

situasi yang realita atau kenyataannya tidak berbahaya 3,4

2.2. Etiologi

Patogenesis fobia berhubungan dengan faktor-faktor perilaku, Psikoanalitik,

Neurokimiawi, Neuroendokrin dan genetik.

Faktor Perilaku

Beberapa penelitian melaporkan adanya kemungkinan ciri tersendiri pada anak-anak

yang mempunyai pola perilaku menahan diri (behavioral inhibition). Anak-anak yang

mempunyai sifat demikian sering mempunyai orang tua menderita gangguan panik dan anak

tersebut akan berkembang menjadi sangat pemalu. Beberapa orang fobia sosial juga

menunjukkan perilaku menahan diri semasa kanak-kanaknya. Juga ada data yang

menunjukkan bahwa orang tua pasien fobia sosial kurang memperhatikan/menjaga anaknya

(less caring), lebih menolak (more rejecting) atau over protective terhadap anak-anaknya.6

Faktor Psikoanalitik

Sigmund Freud mengatakan bahwa gangguan ansietas (salah satunya gangguan

fobia) sebagai akibat konflik yang berasal dari kejadian-kejadian pada fase perkembangan

psikoseksual yang tidak terselesaikan dengan baik; pada pasien fobia mekanisme pertahanan

ego yang dipakai adalah displacement (memindahkan situasi yang tidak bisa diterima ke

Page 4: Fobiafobia

situasi yang lebih bisa diterima). Beberapa penelitian melaporkan hubungan dengan

kebiasaan menghalanghalangi anak pada masa kecilnya . Freud pertama kali membahas

rumusan teoritis terbentuknya fobia pada kasusnya yang terkenal, “Little Hans”, bercerita

tentang seorang anak laki-laki usia 5 tahun yang takut terhadap kuda. Hans pernah melihat

seekor kuda jatuh dan kemudian berkembang satu ketakutan bahwa kuda akan jatuh dan

menggigitnya. Freud dapat menunjukkan bahwa kuda tidak ada hubungannya dengan

ketakutan Hans yang sebenarnya, tetapi sebagai simbol menggantikan ayahnya yang

ditakutinya secara tidak sadar. Gigitan kuda menjadi simbol (secara tidak sadar) ancaman

kastrasi oleh ayahnya. Ketakutan terhadap si ayah telah direpresi dan diganti ke objek lain.

Freud percaya bahwa baik dorongan seksual atau agresif, atau gabungan keduanya

bersamaan, menjadikan adanya kekuatan bertahan dalam melawan dorongan tersebut.

Prinsip teori psikoanalitik adalah ide/pikiran yang merupakan sumber asli ketakutan telah

digantikan (replaced) menjadi fobia objek lain yang memunculkan (represent) sumber

aslinya secara simbolik; melalui represi dan displacement, sumber asli ketakutan tersebut

tidak diketahui oleh individu. 6,7

Faktor Neurokimiawi

Hipersensitif terhadap penolakan oleh orang lain diperkirakan dipengaruhi oleh

sistem dopaminergik. Kekurangan dopamin telah ditemukan pada tikus yang punya sifat

pemalu dan inilah yang membedakannya dari mereka yang bersifat lebih agresif; bila sistem

dopamin pada tikus yang agresif diputus secara farmakologik maka binatang tersebut akan

menjadi lebih patuh/tunduk. Penelitian lain menunjukkan bahwa kadar metabolit dopamin

dalam cairan spinal meninggi pada orang-orang ekstrovert dengan gangguan depresif

dibandingkan dengan orang-orang introvert. Dopamin bertanggung jawab terhadap beberapa

fungsi motivasi dan dorongan/ rangsangan (incentive) susunan saraf pusat, minat sosial yang

tinggi; keinginan berteman/ berkumpul dengan kelompok dan kepercayaan diri bisa

mencerminkan pengaruh tersebut. Pasien fobia penampilan/perbuatan (performance anxiety)

melepaskan lebih banyak norepinefrin dan epinefrin sentral ataupun perifer dibandingkan

orang nonfobik; pasien ini bisa sangat sensitif terhadap rangsang adrenergik normal.

Keadaan ini berhubungan dengan tanda karakteristik, seperti denyut jantung yang cepat,

banyak keringat, dan tremor jika penderita tampil.6,7

Page 5: Fobiafobia

Faktor Neuroendokrin

Anak-anak dengan defisiensi hormon pertumbuhan (growth hormone deficiency,

GHD) mempunyai kecenderungan mengidap gangguan penyesuaian psikologik. Anak-anak

tersebut mempunyai sifat imatur, tergantung (dependent), pemalu (shy), menarik diri

(withdrawal), dan terisolasi sosial (socially isolated). Anak-anak ini menunjukkan

ketidakmampuan kognitif dan perilaku. Orang dewasa pengidap growth hormone deficiency

yang diobati dengan pemberian growth hormone melaporkan adanya perbaikan status

kesehatan dan perasaan senang (wellbeing) secara psikologik. Berdasarkan hal ini, diduga

growth hormone punya pengaruh terhadap neuroendokrin sentral. Di kelompok dewasa yang

pernah mengalami defisiensi growth hormone, ditemukan insidens fobia sosial yang cukup

tinggi. 6

Faktor Genetik

Keluarga tingkat pertama (first degree relatives) penderita fobia sosial kira-kira tiga kali

lebih sering menderita fobia sosial dibandingkan keluarga tingkat pertama orang tanpa

gangguan mental/kontrol. Penelitian pada 1.427 orang anak kembar (898 monozigot dan 529

dizigot) menemukan kasus gangguan kepribadian menghindar sebanyak 2,7% dan fobia

sosial 5%.4 Meta-analisis ikatan gen pada pasien gangguan fobia menemukan kelainan pada

kromosom 16q.8

2.3. Klasifikasi

Para ahli psikologi dan ahli psikiatri membagi fobia menjadi tiga kategori 2, yakni :

1. Fobia spesifik, ketakutan irasional terhadap objek tertentu, seperti hewan, pesawat

terbang, ketinggian, melihat darah dan lain-lain.

2. Fobia sosial, ketakutan irasional pada situasi irasional tertentu seperti tampil di depan

orang banyak, gagap, halnya anxietas dalam penampilan, anoreksia nervosa, bulimia

nervosa dan lain-lain.

3. Agorafobia, ketakutan terhadap ruang terbuka, orang banyak serta adanya kesulitan

untuk segera menyingkir ke tempat aman, yang bersifat umum seperti keluar rumah

atau bau badan, dan serangan rasa panik yang tak terelakkan yang terus mengikuti.

Page 6: Fobiafobia

Agorafobia merupakan fobia yang hanya dengan pengobatan secara teratur yang

dapat mengembalikan kondisi medisnya.

2.4. Gejala Klinis

Fobia ditandai dengan timbulnya ansietas berat jika pasien terpapar situasi atau objek

spesifik atau jika mengantisipasi akan terpapar dengan situasi atau objek. Pemaparan atau

mengantisipasi dengan stimulus fobik sering menimbulkan serangan panik pada orang yang

rentan terhadap serangan panik. Orang dengan fobia berusaha untuk menghindari stimulus

fobik. 2

Pasien dengan agrofobia menghindari situasi pada saat sulit untuk mendapatkan

bantuan 2:

Lebih suka ditemani kawan atau anggota keluarga di tempat tertentu, seperti jalan

yang ramai, took yang padat, ruang tertutup, kendaraan tertutup

Menghendaki ditemani setiap kali harus keluar rumah

Perilaku tersebut sering menyebabkan konflik perkawinan dan keliru diagnosis

sebagai masalah primer

Pada keadaan parah mereka menolak keluar rumah dan mungkin ketakutan akan

menjadi gila

Pasien dengan fobia spesifik, ketakutan yang jelas dan menetap dan tak beralasan

terbatas pada objek atau situasi yang spesifik dan terbagi dalam tipe 2:

Hewan

Lingkungan alam

Darah

Injeksi

Luka dan

Situasional

Pasien dengan fobia sosial2:

Adanya ketakutan terhadap situasi sosial atau tampil di depan orang-orang yang

belum dikenal atau situasi yang memungkinkan ia dinilai oleh orang lain atau

menjadi pusat perhatian

Page 7: Fobiafobia

Merasa takut bahwa ia akan berperilaku memalukan atau menampakkan gejala

ansietas atau bersikap yang dapat merendahkan dirinya

Diperkirakan sepertiga dari semua orang dengan fobia social menderita gangguan

depresi berat. Pada pemeriksaan mental didapati adanya ketakutan yang irasional dan

kondisi ego distonik terhadap situasi, aktivitas atau objek. Depresi seringkali ditemukan

pada sepertiga dari pasien dengan fobia. 2

2.5. DiagnosisAgrofobia

a. Kecemasan berada di dalam suatu tempat atau situasi darinya keungkianna meloloskan

diri adalah sulit atau saat mungkin tidak mendapat pertolongan jika mendapat serangan

panik atau gejala mirip panik yang tidak diharapkan atau secara situasional. Ketakutan

agrofobia biasanya mengenai kelompok karakteristik situasi seperti di luar rumah

sendirian, berada di tempat ramai atau berdiri di sebuah barisan, berada di atas jembatan

atau bepergian dengan bis, kereta atau mobil.

b. Situasi dihindari atau jika dilakukan dengan penderitaan yang jelas atau dengan

kecemasan mendapat serangan panik atau gejala mirip panik atau perlu didampingi

teman.

c. Kecemasan atau penghindaran fobik tidak lebih baik diterangkan oleh gangguan mental

lain seperti fobia sosial, fobia spesifik, gangguan obsesif kompulsif, ganggua stress paska

trauma atau gangguan cemas perpisahan

Fobia Spesifik

a. Rasa takut yang jelas dan menetap yang berlebihan atau tidak beralasan, ditunjukkan oleh

adanya atau antisipasi suatu objek atau situasi tertentu (misalnya, naik pesawat terbang,

ketinggian, binatang, mendapatkan suntikan, melihat darah).

b. Pemaparan dengan stimulus fobik hampir selalu mencetuskan respons kecemasan yang

segera, yang dapat berupa serangan panik yang berhubungan dengan situasi. Catatan :

pada anak-anak, kecemasan dapat diekspresikan oleh menangis, tantrum, membeku, atau

mengendong.

Page 8: Fobiafobia

c. Orang menyadari bahwa rasa takut adalah berlebihan atau tidak beralasan. Catatan : pada

anak-anak, ciri ini mungkin tidak ada.

d. Situasi fobik dihindari, atau jika tidak dapat dihindari, dihadapi dengan kecemasan atau

penderitaan yang kuat.

e. Penghindaran, antisipasi kecemasan, atau penderitaan dalam situasi yang ditakuti secara

bermakna mengganggu rutinitas normal orang, fungsi pekerjaan (atau akademik), atau

aktivitas sosial atau hubungan dengan orang lain, atau terdapat penderitaan yang jelas

karena menderita fobia.

f. Pada individu yang berusia di bawah 18 tahun, durasi sekurangnya adalah 6 bulan.

g. Kecemasan, serangan panik, atau penghindaran fobik berhubungan dengan objek atau

situasi spesifik adalah tidak lebih baik diterangkan oleh gangguan mental lain, seperti

gangguan obsesif-kompulsif ( misalnya, takut kepada kotoran pada seseorang dengan

obsesi tentangkontaminasi), gangguan stres pascatraumatik (misalnya, menghindari

stimuli yang berhubungan dengan stresor yang berat), gangguan cemas perpisahan

(misalnya, menghindari sekolah), fobia sosial (misalnya, menghindari situasi sosial

karena takut merasa malu), gangguan panik dengan agorafobia, atau agorafobia tanpa

riwayat gangguan panik.

Fobia Sosial

a. Ketakutan irasional yang jelas dan menetap terhadap satu atau lebih situasi sosial atau

kinerja dimana orang bertemu dengan orang yang tidak dikenal atau dengan

kemungkinan diperiksa oleh orang lain. Individu merasa takut bahwa ia akan bertindak

dalam cara (atau menunjukkan gejala kecemasan) yang akan memalukan atau

merendahkan. Catatan : pada anak-anak untuk melakukan hubungan sosial yang sesuai

dengan usia dengan orang yang telah dikenalnya dan kecemasan harus terjadi dalam

lingkungan teman sebaya, dan tidak dalam interaksi dengan orang dewasa.

b. Pemaparan dengan situasi sosial yang ditakuti hampir selalu mencetuskan kecemasan,

yang dapat berupa serangan panik yang berikatan dengan situasi atau dipredisposisikan

oleh situasi. Catatan : pada anak-anak, kecemasan dapat diekspresikan dengan menangis,

tantrum, membeku, atau menarik diri dari situasi sosial dengan orang yang tidak dikenal.

Page 9: Fobiafobia

c. Orang menyadari bahwa rasa takut adalah berlebihan atau tidak beralasan. Catatan : pada

anak-anak, ciri ini mungkin tidak ditemukan.

d. Situasi sosial atau kinerja yang ditakuti adalah dihindari, atau jika tidak dapat dihindari

dihadapi dengan kecemasan atau penderitaan yang kuat.

e. Penghindaran, antisipasi fobik, atau penderitaan dalam situasi sosial atau kinerja secara

bermakna mengganggu rutinitas normal orang, fungsi pekerjaan (akademik), atau

aktivitas sosial dan hubungan dengan orang lain, atau terdapat penderitaan dalam situasi

sosial atau kinerja secara bermakan menganggu rutinitas normal orang, fungsi pekerjaan

(akademik), atau aktivitas sosial dan berhubungan dengan orang lain, atau terdapat

penderitaan yang jelas tentang menderita fobia.

f. Pada individu di bawah 18 tahun, durasi sekurangnya adalah 6 bulan.

g. Rasa takut atau penghindaran adalah bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat

(misalnya, obat yang disalahgunakan, medikasi) atau kondisi medis umum, dan tidak

dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan mental lain (misalnya, gangguan panik

dengan atau tanpa agorafobia, gangguan cemas perpisahan, gangguan dismorfik tubuh,

gangguan perkembangan pervasif, atau gangguan kepribadian skizoid).

h. Jika terdapat suatu kondisi medis umum atau gangguan mental lain, rasa takut dalam

kriteria A adalah bukan gagap, gemetar pada penyakit Parkinson, atau menunjukkan

perilaku makan abnormal pada anoreksia nervosa atau bulimia nervosa.

2.6. Penatalaksanaan

Fobia termasuk dalam tipe gangguan anxietas, dan merupakan gangguan mental

yang paling umum. Banyak orang yang salah mengerti mengenai gangguan ini dan orang

berfikir bisa mendapatkan gejala-gejala tersebut jika mereka memiliki nyali yang tipis.

Tetapi, gejala-gejala ini tidak dapat diinginkan atau diharapkan.Gangguan anxietas diobati

melalui dua cara, dengan obat-obatan dan dengan psikoterapi tipe-tipe tertentu (kadang-

kadang disebut "talk therapy"). Kadang hanya satu cara pengobatan yang digunakan atau

kedua pengobatan dikombinasikan. Secara umum terapi Fobia meliputi 2:

A. Terapi Psikologik

Page 10: Fobiafobia

a. Terapi perilaku merupakan terapi yang paling efektif dan sering diteliti. Seperti

desensitisasi sistematik yang sering dilakukan: terapi pemaparan, imaginal

exposure, participant modelling, guided msstery, imaginal flooding

b. Psikoterapi berorientasi tilikan

c. Terapi lain: hypnotherapy, psikoterapi suportif, terapi keluarga bila diperlukan.

B. Farmakoterapi

Obat-obatan yang efektif adalah: SSRI (Serotonin Selective Re-uptake Inhibitor)

Khususnya untuk fobia sosial umum merupakan pilihan utama.2

Benzodiazepine, Venlafaxine, Buspirone, MAOI, Antagonis b-adrenergik reseptor

dapat diberikan satu jam sebelum terpapar dengan stimulus fobia, misalnya berbicara di

depan publik. 2

Terapi Agrofobia

Anti ansietas

Antidepresan

Psikoterapi khususnya terapi kognitif perilaku

Terapi Fobia spesifik

Terapi pemaparan, diajarkan teknik relaksasi, mengontrol pernafasan

Anti Ansietas untuk jangka pendek

Terapi Fobia Sosial

Beta Blocker = Propanolol sebelum tampil di muka umum

Anti ansietas

Anti depressan

2.7. Komplikasi

Beberapa jenis fobia sangat berpengaruh terhadap kemampuan kerja atau fungsi

sosial. Beberapa obat-obatan medikamentosa dapat menyebabkan ketergantungan.

Berikut beberapa komplikasi yang bisa terjadi pada penderita fobia :

1. Penggunaan minuman beralkohol guna menghilangkan rasa cemas

2. Ketergantungan terhadap minuman beralkohol dan obat-obatan

Page 11: Fobiafobia

3. Menarik diri dari pergaulan dan isolasi sosial

2.8. PrognosisBelum banyak diketahui tentang prognosis fobia, namun kecenderungannya adalah

menjadi kronik dan dapat terjadi komorbiditas dengan gangguan lain seperti depresi,

penyalahgunaan alkohol dan obat bila tidak mendapat terapi. Menurut National Institute of

Mental Health, 75% orang dengan fobia spesifik dapat mengatasi ketakutannya dengan

terapi kognitif perilaku dan 80% dengan fobia membaik dengan farmakoterapi, terapi

kognitif perilaku atau kombinasi. Agrafobia dengan gangguan panik yang mendapat terapi

30% hingga 4% akan bebas dari gejala untuk waktu lama, dan 50% masih ada gejala ringan

yang secara bermakna tidak mengganggu kehidupan sehari-hari. Hanya 10% hinggs 20%

yang tidak membaik. Gangguan fobia mungkin disertai dengan lebih banyak morbiditas dan

tergantung pada perilaku fobik apakah dapat mengganggu kemampuan seseorang berfungsi,

menyebabkan ketergantungan finansial pada orang lain dan timbulnya berbagai gangguan

dalam kehidupan sosial, bidang pekerjaan dan akademik. 2

DAFTAR PUSTAKA

Page 12: Fobiafobia

1. American Psychiatric Association (1994), Diagnostic and Statistical Manual of Mental

Disorders, 4th ed, American Psychiatric Association, Washington, DC.

2. Elvira, S. D dan Hadisukanto, G. (2014). Buku Ajar Psikiatri. Jakarta: FKUI.

3. Nevid., Spencer, AR., dan Greene, B. (2003). Psikologi Abnormal Ed 5 Jilid I. Jakarta:

Erlangga.

4. Davison, G.C & Neale J.M. (2006). Psikologi Abnormal. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada.

5. Halgin, Richard P., & Whitbourne, Susan Krauss. (2010). Psikologi Abnormal. Jakarta:

Salemba Humanika.

6. Kaplan & Sadock’s. (2007) Anxiety disorder. In: Synopsis of psychiatry. 10th ed.

Philadelphia-USA: Lippincott Williams & Wilkins.

7. Shelton RC. Anxiety disorder. In: Ebert MH, Nurcombe B, Loosen PT, Leckman JF,

editors. (2008). Current diagnosis & treatment psychiatry. 2nd ed. The Mc Graw Hill Co.

Inc.

8. Smoller JW, Sheidley BK, Tsuang MI. (2008). Anxiety disorder. In: Psychiatry genetics

application in practical practice. USA: American Psychiatric Publishing Inc.