fix makalah energi dan lingkungan

25
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permintaan energi dunia terus meningkat sepanjang sejarah peradaban umat manusia. Proyeksi permintaan energi pada tahun 2050 hampir mencapai tiga kali lipat dari permintaan di tahun 2012 1 . Tampaknya masalah energi akan tetap menjadi topik yang harus dicarikan solusinya bersama. Usaha-usaha untuk mendapatkan energi alternatif telah lama dilakukan untuk mengurangi ketergantungan terhadap sumber daya minyak bumi. Pemanfaatan minyak bumi diperkirakan akan habis dalam waktu yang tidak lama jika pola pemakaian seperti sekarang ini yang justru semakin meningkat dengan meningkatnya industri maupun transportasi. Selain itu dari berbagai penelitian telah didapat gambaran bahwa kualitas udara telah semakin mengkawatirkan akibat pembakaran minyak bumi. Dalam menanggapi krisis energi yang terjadi, pemerintah mengupayakan berbagai cara untuk mengembangkan berbagai energi alternatif. Sebagaimana kita ketahui, Indonesia berada pada daerah khatulistiwa dan akan selalu disinari matahari selama 10 - 12 jam 1 http://www.esdm.go.id/news-archives/, diakses tanggal 18-03-2013 1

Upload: nyayu-aisyah

Post on 19-Dec-2015

60 views

Category:

Documents


19 download

DESCRIPTION

SOLAR ENERGY

TRANSCRIPT

Page 1: Fix Makalah Energi Dan Lingkungan

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Permintaan energi dunia terus meningkat sepanjang sejarah peradaban umat

manusia. Proyeksi permintaan energi pada tahun 2050 hampir mencapai tiga kali

lipat dari permintaan di tahun 20121. Tampaknya masalah energi akan tetap

menjadi topik yang harus dicarikan solusinya bersama. Usaha-usaha untuk

mendapatkan energi alternatif telah lama dilakukan untuk mengurangi

ketergantungan terhadap sumber daya minyak bumi. Pemanfaatan minyak bumi

diperkirakan akan habis dalam waktu yang tidak lama jika pola pemakaian seperti

sekarang ini yang justru semakin meningkat dengan meningkatnya industri

maupun transportasi. Selain itu dari berbagai penelitian telah didapat gambaran

bahwa kualitas udara telah semakin mengkawatirkan akibat pembakaran minyak

bumi.

Dalam menanggapi krisis energi yang terjadi, pemerintah mengupayakan

berbagai cara untuk mengembangkan berbagai energi alternatif. Sebagaimana kita

ketahui, Indonesia berada pada daerah khatulistiwa dan akan selalu disinari

matahari selama 10 - 12 jam dalam sehari. Maka potensi untuk mengembangkan

energi surya sangatlah besar. Total intensitas penyinaran rata-rata 4,5 kWh per

meter persegi perhari, matahari bersinar berkisar 2000 jam per tahun, sehingga

tergolong kaya sumber energi matahari. Data Ditjen Listrik dan Pengembangan

Energi pada tahun 1997, kapasitas terpasang listrik tenaga surya di Indonesia

mencapai 0,88 MW dari potensi yang tersedia 1,2 x 109 MW.2 Dengan potensi

yang cukup besar tersebut diharapkan energi surya ini dapat membantu dalam

memenuhi kebutuhan energi bangsa ini dan juga mengurangi ketergantungan kita

terhadap pemakaian energi fosil.

1 http://www.esdm.go.id/news-archives/, diakses tanggal 18-03-2013

2 http://www.greenradio.fm/technology/energy/solar-cell/, diakses 18-03-2013

1

Page 2: Fix Makalah Energi Dan Lingkungan

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas adalah :

1. Bagaimana cara memanfaatkan energi surya menjadi energi alternatif?

2. Apa saja dampak energi surya terhadap lingkungan?

3. Bagaimana penanggulangan dampak negatif dari energi surya terhadap

lingkungan?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :

1. Memahami proses pemanfaatan energi surya sebagai energi alternatif

2. Mengetahui dampak pengembangan energi surya terhadap lingkungan

3. Memahami konsep penanggulangan dampak negatif dari energi surya

terhadap lingkungan

1.4 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu :

1. Dapat mengimplementasikan teknologi terbaru dalam pengembangan

enerfi surya

2. Dapat memberikan solusi terhadap permasalahan lingkungan yang timbul

akibat dalam pengembangan energi surya

2

Page 3: Fix Makalah Energi Dan Lingkungan

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Energi Surya

Gambar 2.1 Matahari (sumber: www.esdm.go.id)

Energi surya merupakan energi yang dikeluarkan oleh sinar matahari yang

hanya diterima oleh permukaan bumi sebesar 69 persen dari total energi pancaran

matahari. Suplai energi surya dari sinar matahari yang diterima oleh permukaan

bumi mencapai 3 x 1024 Joule pertahun (setara dengan 2 x 1017 Watt). Jumlah

energi sebesar itu setara dengan 10.000 kali konsumsi energi di seluruh dunia saat

ini. Menutup 0,1 persen saja permukaan bumi dengan divais solar sel yang

memiliki efisiensi 10 persen sudah mampu untuk menutupi kebutuhan energi di

seluruh dunia saat ini.3

Indonesia berpotensi untuk menjadikan solar sel sebagai salah satu sumber

energi masa depan mengingat posisi Indonesia pada daerah khatulistiwa. Dalam

kondisi puncak atau posisi matahari tegak lurus, sinar matahari yang jatuh di

permukaan panel surya di Indonesia seluas 1 m2 mampu mencapai 900 hingga

1000 Watt. Total intensitas penyinaran perharinya di Indonesia mencapai 4500

watt hour/m2 yang membuat Indonesia tergolong kaya sumber energi matahari ini.

Dan matahari di Indonesia mampu bersinar hingga 2.000 jam pertahunnya.4

3 Sumber : http://www.esdm.go.id, diakses tanggal 12-03-2013

4 Sumber : http://www.esdm.go.id, diakses tanggal 12-03-2013.

3

Page 4: Fix Makalah Energi Dan Lingkungan

2.2 Potensi Energi Surya

Posisi matahari dan kedudukan wilayah dipermukaan bumi memberikan

pengaruh nyata terhadap potensi energi surya pada suatu wilayah. Potensi ini akan

berubah tiap waktu, tergantung dari kondisi atmosfer, dan tempat (garis lintang)

serta waktu (hari dalam tahun dan jam dalam hari). Indonesia yang berada dalam

wilayah khatulistiwa mempunyai potensi energi surya yang cukup besar

sepanjang tahunnya. Energi surya sangat berpotensi untuk dimanfaatkan secara

langsung sebagai sumber energi alternatif. Pemanfaatan energi surya ini dapat

dilakukan secara termal maupun melalui energi listrik. Pemanfaatan secara termal

dapat dilakukan secara langsung dengan membiarkan objek pada radiasi matahari,

atau menggunakan peralatan yang mencakup kolektor dan konsentrator surya.

Informasi mengenai ketersediaan energi matahari merupakan hal penting dalam

rangka mendukung usaha pemanfaatan energi matahari secara optimal.

Pengetahuan mengenai besarnya radiasi matahari pada suatu lokasi merupakan hal

yang penting dalam beberapa aplikasi energi matahari seperti desain arsitektur dan

dan kenyamanan termal bangunan, sistem pemenfaatan energi matahari

(photovoltaic/PV, solar concentrator, solar collector) dan lain-lain [Mubiru,

2008]. Perlu dilakukan diversifikasi pemanfaatan sumber energi selain fosil yang

memiliki keterbatasan dan rentan memicu kerusakan lingkungan. Diversifikasi ini

dapat dimulai dengan melakukan pendayagunaan energi matahari yang sangat

potensial dan tak terbatas terutama untuk wilayah Indonesia.

Indonesia memiliki potensi energi surya yang cukup besar mengingat letak

geografisnya yang berada pada daerah tropis. Berdasarkan data penyinaran

matahari yang dihimpun dari 18 lokasi di Indonesia, radiasi surya di Indonesia

untuk kawasan Barat Indonesia  mencapai 4,5 kWh/m2/hari dengan variasi

bulanan sekitar 10%, sementara itu untuk Kawasan Timur Indonesia  sekitar 5,1

kWh/m2/hari dengan variasi bulanan sekitar 9%.

Menurut artikel yang dimuat di situs Departemen ESDM,  untuk

memanfaatkan potensi energi surya tersebut, telah dikenal teknologi energi surya

4

Page 5: Fix Makalah Energi Dan Lingkungan

termal dan energi surya fotovoltaik. Energi surya termal pada umumnya

digunakan untuk memasak, mengeringkan hasil pertanian dan memanaskan air.

Sedangkan energi surya fotovoltaik digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik,

pompa air, televisi, telekomunikasi, dan lemari pendingin dengan kapasitas total

sekitar 6 MW.

Pemanfaatan energi surya sebagai sumber energi listrik ditargetkan akan

mencapai 25 MW pada tahun 2020. Selain untuk memenuhi listrik  pedesaan,

energi surya diharapkan juga mampu berperan sebagai salah satu sumber energi

alternatif di wilayah perkotaan, yang dimanfaatkan untuk lampu penerangan jalan,

penyediaan listrik untuk rumah peribadatan, sarana umum, sarana pelayanan

kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, posyandu, dan rumah bersalin, kantor

pelayanan umum pemerintah, hingga untuk pompa air  yang digunakan untuk

pengairan irigasi atau sumber air bersih.

Tabel 2.1. Potensi Sumber Daya Energi Surya di Beberapa Kota di Indonesia.

No Kota ProvinsiTahun Pengukuran

Radiasi rata- rata (W/m2)

1 Banda Aceh Aceh 1980 4.1 2 Palembang Sumatera Selatan 1979 – 1981 4.95 3 Menggala Lampung 1972 – 1979 5.23 4 Rawasragi Lampung 1965 – 1979 4.13 5 Jakarta Jakarta 1965 – 1981 4.19 6 Bandung Jawa Barat 1980 4.15 7 Darmaga, Bogor Jawa Barat 1980 2.56

8Serpong, Tangerang

Jawa Barat 1991 – 1995 4.45

9 Semarang Jawa Tengah 1979 – 1981 5.49 10 Surabaya Jawa Timur 1980 4.30

11Kenteng, Yogyakarta

Yogyakarta 1980 4.50

12 Denpasar Bali 1977 – 1979 5.26 13 Pontianak Kalimantan Barat 1991 – 1993 4.55

Sumber : Rencana Induk Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan, 1997.Direktorat Jenderal Listrik dan Pengembangan Energi, DESDM

2.3 Pemanfaatan Energi Surya

5

Page 6: Fix Makalah Energi Dan Lingkungan

Energi surya merupakan energi yang dapat dimanfaatkan secara luas. Seperti

yang dapat dilihat pada skema di bawah ini radiasi matahari dapat dimanfaatkan

melalui tujuh jenis tahapan.

Gambar 2.2 Skema Pemanfaatan Energi Surya (Sumber : Erlinawati, Modul Energi Konvensional

dan Non Konvensional.2012)

Pada tahap I, radiasi matahari diterima oleh tumbuh-tumbuhan yang

digunakan untuk proses fotosintesis. Dengan begitu tumbuhan seperti jenis kayu-

kayuan dan tumbuhan lainnya akan dapat berlangsung hidup. Seperti yang kita

ketahui, kayu dapat digunakan sebagai bahan bakar. Pada tahap II radiasi matahari

yang memanasi atmosfer sehingga terjadi perpindahan udara yang berupa angin

dan arus pancar.Proses III.an dipanaskan. Di sini terjadi 2 hal. Pertama air naik

sebagai uap menjadi awan dan turun lagi ke bumi dalam bentuk hujan.Hujan yang

turun di gunung dan air mengalir di sungai merupakan potensi tenaga air. Selain

itu lautan dipanaskan. Lapisan laut sebelah atas lebih panas dari lapisan bawah.

Panas ini merupakan potensi energi yang dapat dimanfaatkan dengan cara

Konversi Energi Panas Lautan (KEPL), atau yang biasa disebut dalam bahasa

inggris Ocean Thermal Energi Converter (OTEC). Proses IV.Panas matahari

dimanfaatkan secara langsung, misalnya pada saat kita menjemur pakaian,

menjemur ikan kering atau membuat garam di pantai. Pada Proses V,VI dan VII

6

Page 7: Fix Makalah Energi Dan Lingkungan

Pemanfaatan panas matahari dengan kolektor buatan manusia. Dengan kolektor

dimaksud suatu alat untuk “penangkap” dan “pengumpul” sinar matahari.

2.3.1 Teknologi Energi Surya Termal

Selama ini, pemanfaatan energi surya termal di Indonesia masih dilakukan

secara tradisional. Para petani dan nelayan di Indonesia memanfaatkan energi

surya untuk mengeringkan hasil pertanian dan perikanan secara langsung. 

Berbagai teknologi pemanfaatan energi surya termal untuk aplikasi skala

rendah (temperatur kerja lebih kecil atau hingga 60oC) dan skala menengah

(temperatur kerja antara 60 hingga 120oC) telah dikuasai dari rancang-bangun,

konstruksi hingga manufakturnya secara nasional. Secara umum, teknologi surya

termal yang kini dapat dimanfaatkan termasuk dalam teknologi sederhana hingga

madya. Beberapa teknologi untuk aplikasi skala rendah dapat dibuat oleh bengkel

pertukangan kayu/besi biasa. Untuk aplikasi skala menengah dapat dilakukan oleh

industri manufaktur nasional. 

Beberapa peralatan yang telah dikuasai perancangan dan produksinya

seperti sistem atau unit berikut: 

Pemanas air domestic; 

Dalam sistem pemanas air, panas matahari merupakan sumber utama yang

dibutuhkan, serta sebuah kolektor pengumpul panas yang berfungsi

mengumpulkan panas matahari serta memperbesar suhu dari panas matahari

dalam suatu ruangan tertutup yang didalamnya terdapat pipa tembaga yang

dirancang sedemikian rupa sebagai tempat air melakukan sirkulasi. Pemanas air

dengan tenaga surya dapat digunakan dalam kebutuhan sehari-hari seperti

mencuci, mandi, dan lain sebagainya.

Karena menggunakan panas matahari sebagai sumber energinya, maka

hasilnya bergantung pada keadaan cuaca dalam mempengaruhi radiasi panas

matahari yang sampai ke bumi.

7

Page 8: Fix Makalah Energi Dan Lingkungan

Panas dari matahari masuk kedalam kolektor melalui kaca kristal yang

akan menyebarkan panas tersebut secara merata di dalam kolektor, lalu air yang

mengalir melalui pipa tembaga di dalam kolektor akan menyerap panas tersebut,

sehingga dihasilkan panas yang sebanding dengan panas yang berada di dalam

kolektor.

Gambar 2.3. Mekanisme Kerja Pemanas Air Tenaga Surya (Sumber : ejournal.undip.ac.id)

Menunjukan arah aliran air, warna biru adalah air dingin setalah melewati

kolektor bagian bawah akan mengalami pemasanan di gambarkan berwarna

merah. Gambar diatas menunjukan mekanisme kerja pemanas air tenaga surya,

dimana terdapat sebuah pompa yang mengalirkan air dingin masuk melalui bagian

bawah kolektor sehingga berubah menjadi air panas yang keluar melalui bagian

atas kolektor menuju tangki penampungan air panas yang sudah di rancang untuk

mencegah radiasi panas keluar.

Kompor Surya;

Kompor tenaga surya adalah perangkat masak yang menggunakan sinar

matahari sebagai sumber energi. Kompor jenis ini tidak menggunakan bahan

bakar konvensional dan biaya operasinya rendah sehingga sangat disayangkan jika

tidak dimanfaatkan. Terdapat tiga prinsip dasar kompor surya yaitu, pemusatan

cahaya matahari, mengubah cahaya menjadi panas dan memerangkap panas.

Kompor dengan prinsip kerja mengubah cahaya menjadi panas menggunakan

bahan panci yang berwarna hitam hal ini dapat meningkatkan efektivitas

pengubahan cahaya menjadi panas. Panci berwarna hitam dapat menyerap hampir

8

Page 9: Fix Makalah Energi Dan Lingkungan

semua cahaya matahari dan mengubahnya menjadi panas, secara mendasar

meningkatkan efektivitas kerja kompor surya. Semakin baik kemampuan panci

menghantarkan panas, semakin cepat kompor bekerja. Prinsip kerja kompor

memerangkap panas merupakan upaya mengisolasi udara di dalam kompor dari

udara diluarnya akan menjadi penting. Penggunaan bahan yang keras dan bening

seperti kantong plastik atau tutup panci berbahan kaca memungkinkan cahaya

untuk masuk ke dalam panci. Setelah cahaya terserap dan berubah jadi panas,

kantong plastik atau tutup berbahan gelas akan memerangkap panas didalamnya

seperti efek rumah kaca. Hal ini memungkinkan kompor untuk mencapai

temperatur yang sama ketika hari dingin dan berangin seperti halnya ketika hari

cerah dan panas. Sedangkan prinsip kerja yang digunakan pada praktikum ini

adalah pemusatan cahaya matahari. Pada kompor ini terdapat bahan metal/logam

yang memantulkan cahaya, digunakan untuk memusatkan cahaya dan panas

matahari ke arah area memasak yang kecil, membuat energi lebih terkonsentrasi

dan lebih berpotensi menghasilkan panas yang cukup untuk memasak. Kompor

berbentuk parabola, sehingga pemusatan cahaya matahari dapat menghasilkan

panas yang cukup untuk memanaskan air.

Gambar 2.4 Kompor Matahari

9

Page 10: Fix Makalah Energi Dan Lingkungan

Untuk diameter cermin sebesar1,3 meter kompor ini memberikan daya

thermal sebesar 800 watt pada panci. Dengan menggunakan kompor ini maka

kebutuhan akan energi fosil dan energi listrik untuk memasak dapat dikurangi.

Selain teknologi pemanfaatan diatas, energi surya juga dapat dimanfaatkan

dalam peralatan seperti Pompa air (dengan Siklus Rankine dan fluida kerja

Isopentane), Penyuling air ( Solar Distilation/Still ), Pendingin (radiatif, absorpsi,

evaporasi, termoelektrik, kompressip, tipe jet), Sterilisator surya dan Pembangkit

listrik dengan menggunakan konsentrator dan fluida kerja dengan titik didih

rendah. 

2.3.2 Teknologi Energi Surya Fotovoltaik

Salah satu cara penyediaan energi listrik alternatif yang siap untuk

diterapkan secara masal pada saat ini adalah menggunakan suatu sistem

teknologi yang diperkenalkan sebagai Sistem Energi Surya Fotovoltaik

(SESF) atau secara umum dikenal sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Surya

Fotovoltaik (PLTS Fotovoltaik). Sebutan SESF merupakan istilah yang telah

dibakukan oleh pemerintah yang digunakan untuk mengidentifikasikan suatu

sistem pembangkit energi yang memanfaatkan energi matahari dan

menggunakan teknologi fotovoltaik. Dibandingkan energi listrik konvensional

pada umumnya, SESF terkesan rumit, mahal dan sulit dioperasikan. Namun dari

pengalaman lebih dari 15 tahun operasional di beberapa kawasan di Indonesia,

SESF merupakan suatu sistem yang mudah didalam pengoperasiannya, handal,

serta memerlukan biaya pemeliharaan dan operasi yang rendah menjadikan

SESF mampu bersaing dengan teknologi konvensional pada sebagian besar

kondisi wilayah Indonesia yang terdiri atas pulau - pulau kecil yang tidak

terjangkau oleh jaringan PLN dan tergolong sebagai kawasan terpencil.

Sel surya konvensional bekerja menggunakan prinsip p-n junction, yaitu

junction antara semikonduktor tipe-p dan tipe-n. Semikonduktor ini terdiri dari

ikatan-ikatan atom yang dimana terdapat elektron sebagai penyusun dasar.

10

Page 11: Fix Makalah Energi Dan Lingkungan

Semikonduktor tipe-n mempunyai kelebihan elektron (muatan negatif)  sedangkan

semikonduktor tipe-p mempunyai kelebihan hole (muatan positif) dalam struktur

atomnya.  Kondisi kelebihan elektron dan hole tersebut bisa terjadi dengan

mendoping material dengan atom dopant. Sebagai contoh untuk mendapatkan

material silikon tipe-p, silikon didoping oleh atom boron, sedangkan untuk

mendapatkan material silikon tipe-n, silikon didoping oleh atom fosfor. Ilustrasi

dibawah menggambarkan junction semikonduktor tipe-p dan tipe-n.

Gambar 2.4 Junction antara semikonduktor tipe-p (kelebihan hole) dan tipe-n (kelebihan elektron).

(Sumber : eere.energy.gov)

Gambar 2.5 Ilustrasi cara kerja sel surya dengan prinsip p-n junction. (Gambar : sun-nrg.org)

BAB III

11

Page 12: Fix Makalah Energi Dan Lingkungan

DAMPAK ENERGI SURYA TERHADAP LINGKUNGAN DAN CARA

PENANGGULANGANNYA

Radiasi Matahari adalah pancaran energi yang berasal dari proses

thermonuklir yang terjadi di matahari. Kehidupan manusia memang tidak terlepas

dari sumber-sumber radiasi. Radiasi yang berarti pemancaran atau penyinaran

merupakan penyebaran partikel-patikel elementer dan energi radiasi dari suatu

sumber radiasi.

Menggunakan energi surya memang tidak mengakibatkan polusi udara

atau polusi air, dan tidak juga menghasilkan gas rumah kaca, tetapi tetap memiliki

beberapa dampak tidak langsung terhadap lingkungan. Dampak tersebut antara

lain dijelaskan pada penjelasan dibawah ini.

3.1 Pada Proses Produksi Modul Surya

Efek lingkungan yang berhubungan dengan manufaktur pembangkit sel

surya khususnya terjadi selama proses produksi sel surya. Dalam beberapa tahun

terakhir, telah dibahas terutama terhadap penggunaan sumber mineral yang langka

dan beracun. Solar sel dengan bahan mono-crystalline dan multi-crystalline begitu

juga dengan silikon tak berbentuk secara umum dikenali sebagai sumber mineral

yang langka dan sedikit digunakan, sedangkan teknologi sel cadmium telluride

(CdTe) dan sel CIS merupakan mineral dengan konsumsi menengah. Aplikasi dari

germanium (Ge) tampaknya secara khusus bermasalah untuk produksi sel silikon

tak berbentuk; hal yang sama terjadi terhadap Indium (In) pada sel CIS dan

tellurium pada sel CdTe.  Berdasarkan pengetahuan yang ada sekarang ini,

kuantitas dari material-material tersebut adalah terbatas di bumi ini.

Dalam hal material beracun, hanya efek lingkungan yang sedikit yang

dapat terjadi untuk teknologi silikon crystalline. Namun begitu, teknologi sel

CdTe dan CIS dapat dianggap lebih bermasalah karena kandungan kadmium (Cd),

selenium (Se), tellurium (Te) dan tembaga (Cu) yang tinggi. Selain itu, selama

12

Page 13: Fix Makalah Energi Dan Lingkungan

masa manufaktur dari modul CIS, substansi gas racun (seperti hidrogen selenida

(H2Se)) dapat dihasilkan yang secara umum berhubungan dengan potensi bahaya

lingkungan tertentu.

Secara umum, efek lingkungan yang berhubungan dengan manufaktur sel

surya adalah sebanding dengan industri manufaktur semikonduktor. Akan tetapi,

efek lingkungan yang telah dijelaskan relatif rendah karena peraturan legal akan

perlindungan lingkungan yang berkembang. Hal ini juga benar akibat

dibutuhkannya kemurnian material selama proses manufaktur sel surya. Di lain

pihak, dapat saja terjadi potensi bahaya yang berhubungan dengan proses

manufaktur dalam kasus kegagalan operasinya.

3.2 Pada Pemasangan Modul Surya

Selama operasi dari modul sel surya yang ditempatkan pada atap, tidak ada

gangguan yang dihasilkan dan tidak ada substansi yang dikeluarkan. Inverter yang

tersedia baru-baru ini di pasaran memiliki sifat low-noise yang sedang

dikembangkan dengan menggunakan desain khusus. Hal ini memungkinkan

pembangkitan listrik yang sangat ramah lingkungan. Selain itu, modul sel surya

sangat mirip dengan atap dalam hal penyerapan dan pemantulan terhadap radiasi

matahari. Oleh karena itu, tidak ada pengaruh yang besar terhadap iklim lokal.

Baru-baru ini modul yang ditempatkan pada atap yang miring dan datar dalam

beberapa kasus dapat terlihat dari jarak jauh. Hal ini dapat berpengaruh terhadap

pandangan dari penduduk perkotaan maupun pedesaan. Namun di lain pihak,

pemasangan tersebut tidak membutuhkan ruang tambahan.

Pembangkit listrik dengan sel surya yang ditempatkan pada tanah (seperti

pembangkit listrik yang dipasang pada tanah bekas pertanian atau pertambangan)

sebagian atau seluruhnya akan membatasi penggunaan lahan untuk keperluan lain.

Namun begitu, hanya sebagian kecil dari lahan akan hilang untuk tujuan

penggunaan lahan lainnya, yaitu hanya sekitar fondasi yang mendukung

13

Page 14: Fix Makalah Energi Dan Lingkungan

pemasangan modul sel surya. Lahan utama yang masih tersisa dapat digunakan

untuk pertanian atau penanaman rerumputan untuk gembala domba. Oleh karena

permukaan yang ditutupi relatif besar dan juga karena divergensi penyerapan dan

pemantulan yang beragam jika dibandingkan dengan lahan pertanian,

pengaruhnya terhadap iklim mikro dapat saja terjadi. Namun, efek lingkungan ini

hanya relevan dalam kasus penggunaan sel surya secara besar-besaran, yang

sangat jarang terjadi karena alasan ekonomi.

Operasi dari pembangkitan dengan sel surya juga berhubungan dengan

transmisi radiasi elektromagnetik (aspek dari kompatibilitas elektromanget).

Tidak seperti pembangkit listrik umumnya, pembangkit dengan sel surya

umumnya dilengkapi dengan kabel arus searah secara besar-besaran dan dalam

hal generator sel surya dibutuhkan permukaan radiasi yang luas, selain itu

ditempatkan pada daerah perumahan penduduk sekitar. Namun begitu, selama

proses pemasangan, umumnya terjamin bahwa lintasan tertutup dari pengkabelan,

yang dapat bersifat sebagai antena dijaga sekecil mungkin. Hal ini merupakan

tindakan protektif untuk menjaga iradiasi dan penerimaan radiasi elektromagnetik.

Penerimaan radiasi gelombang elektromagnetik secara khusus merupakan

permasalahan yang kritis dalam hal terjadinya petir di sekitar modul sel surya dan

dapat menghasilkan tegangan dan arus berlebih jika daerah penerimaannya yang

terlalu besar. Rusaknya komponen listrik dapat terjadi akibat hal tersebut. Namun

begitu, medan magnetik dengan frekuensi rendah yang dihasilkan dari komponen

sel surya tidaklah lebih besar dibandingkan dengan peralatan rumah tangga,

dimana emisinya dapat dianggap lebih rendah seperti jika dibandingkan dengan

televisi. Usaha manufaktur dalam hal desain modul akan lebih jauh mengurangi

emisi, sehingga tidak ada pengaruh yang besar yang dapat terjadi.

Untuk menghindari resiko bahaya terhadap manusia dan lingkungan

karena kegagalan operasi dari pembangkit dengan sel surya, maka kegagalan

pembangkit dan beberapa bagiannya harus  dapat diidentifikasi dan diperhatikan.

Desain inveter dan pembangkit sel surya harus dapat melakukan deteksi

14

Page 15: Fix Makalah Energi Dan Lingkungan

terputusnya daya listrik dan juga pemadaman secara otomatis. Sistem sel surya

hanya boleh dihubungkan dengan grid yang kuat. Inverter modern biasanya telah

memiliki peralatan pengamanan yang sesuai, sehingga syarat diatas biasanya telah

dipenuhi.

BAB IV

15

Page 16: Fix Makalah Energi Dan Lingkungan

PENUTUP

Energi surya merupakan energi alternatif yang memiliki potensi cukup

besar di Indonesia. Energi terbarukan ini telah dikembangkan dengan dua metode

yaitu energi surya fotovoltaik yang secara umum dikenal sebagai Pembangkit

Listrik Tenaga Surya Fotovoltaik (PLTS Fotovoltaik) dan energi surya termal

yang mana pemanfaatannya di Indonesia masih dilakukan secara tradisional,

seperti untuk mengeringkan hasil pertanian dan perikanan secara langsung.

Menggunakan energi surya memang tidak mengakibatkan polusi udara atau polusi

air, dan tidak juga menghasilkan gas rumah kaca, tetapi tetap memiliki beberapa

dampak tidak langsung terhadap lingkungan. Meskipun begitu pembangkit listrik

dengan sel surya memiliki kecenderungan terhadap dampak negatif lingkungan

yang rendah, dan dampak negatif ini dapat diminimalisir, dengan syarat bahwa

modul terpasang dan dioperasikan secara baik, pengaruh lingkungan yang

signifikan akan jarang ditemukan.

DAFTAR PUSTAKA

16

Page 17: Fix Makalah Energi Dan Lingkungan

Erlinawati, Modul Energi Konvensional dan Non Konvensional.2012

http://www.greenradio.fm/technology/energy/solar-cell/, diakses 18-09-2014

http://www.esdm.go.id/news-archives/, diakses tanggal 18-09-2014

http://www.litbang.esdm.go.id , diakses tanggal 18-09-2014

http://tenagasuryaku.com/2011/12/03/solar-sell/ diakses tanggal 20-09-2014

http://sentradaya.com/solar-cell/ diakses tanggal 20-09-2014

http://teknologisurya.wordpress.com/dasar-teknologi-sel-surya/prinsip-kerja-sel-

surya/ diakses tanggal 20-09-2014

http://konversi.wordpress.com/2009/06/12/dampak-lingkungan-penggunaan-

photovoltaic/ diaksess tanggal 20-09-2014

17