ergonomi lingkungan laporan praktikum ergonomika (fix)

34
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah sebuah negara berkembang yang memiliki potensi untuk menjadi negara maju dan kuat pada tahun 2030 (BIN, 2012). Untuk mencapai target proyeksi tersebut tentu saja dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satunya adalah faktor kemahiran menguasi ekonomi dan industri. Industrialisasi merukapakan salah satu sektor penting yang mampu menopang keberlanjutan pertumbuhan negara Indonesia. Oleh karena itu , Indonesia membutuhkan sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi tinggi dalam membangun bangsa ini. Di lain pihak, untuk menunjang permintaan pemerintah dalam hal peningkatan industrialisasi dan ekonomi, Program Studi Teknik Industri UGM menerapkan beberapa kompetensi dasar antara lain adalah mampu merancang sistem yang terdiri dari manusia, material, peralatan, informasi, dan energi 1

Upload: hamdan-putra-utama

Post on 26-Oct-2015

265 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ergonomi Lingkungan Laporan Praktikum Ergonomika (Fix)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah sebuah negara berkembang yang memiliki potensi untuk

menjadi negara maju dan kuat pada tahun 2030 (BIN, 2012). Untuk mencapai

target proyeksi tersebut tentu saja dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah

satunya adalah faktor kemahiran menguasi ekonomi dan industri.

Industrialisasi merukapakan salah satu sektor penting yang mampu

menopang keberlanjutan pertumbuhan negara Indonesia. Oleh karena itu ,

Indonesia membutuhkan sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi

tinggi dalam membangun bangsa ini.

Di lain pihak, untuk menunjang permintaan pemerintah dalam hal

peningkatan industrialisasi dan ekonomi, Program Studi Teknik Industri

UGM menerapkan beberapa kompetensi dasar antara lain adalah mampu

merancang sistem yang terdiri dari manusia, material, peralatan, informasi,

dan energi serta mampu merancang, merencanakan, dan mengontrol sistem

produksi terintegrasi. (ugm.ac.id, 201-). Untuk merancang sistem integrasi

tentu saja memerlukan pengetahuan yang baik dalam bidang hubungan antara

manusia dengan sistem disekitarnya. Salah satu ilmu yang diperlukan adalah

ilmu ergonomi lingkungan.

Ergonomi lingkungan meliputi banyak beberapa faktor, salah satunya

adalah faktor termal (Rini Dharmastiti,2012). Suhu sekitar kita akan sangat

mempengaruhi kinerja kita. Suhu yang efektif untuk melakukan kerja adalah

suhu yang disebut thermal comfort.

1

Page 2: Ergonomi Lingkungan Laporan Praktikum Ergonomika (Fix)

Dengan demikian , praktikan melaksanakan praktikum Ergonomi

Lingkungan untuk menunjuang dan memahami tentang pengaruh suhu

terhadap kinerja manusia.

B. Tujuan Praktikum

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diformulasikan

tujuan praktikum sbagai berikut :

1. Praktikan dapat mengetahui pengaruh suhu sebagai salah satu faktor

perubahan kinerja manusia.

2. Praktikan dapat mengetahui hubungan antara energy expenditure dengan

suhu

3. Praktikan mampu memberikan rekomendasi suhu untuk aktivitas kerja

tertentu.

C. Manfaat Praktikum

Manfaat dari praktikum ini adalah :

1. Bagi praktikan mampu menambah wawasan mengenai ergonomika

lingkungan khususnya tentang pengaruh suhu lingkungan terhadap kinerja

manusia.

2. Bagi penyelenggara praktikum adalah sebagai media monitoring terhadap

keberhasilan mahasiswa dalam menjalankan praktikum , khususnya

tentang ergonomika lingkungan.

2

Page 3: Ergonomi Lingkungan Laporan Praktikum Ergonomika (Fix)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Ergonomika Lingkungan

Ergonomika lingkungan adalah bagian dari ilmu ergonomika yang

mempelajari pengaruh faktor lingkungan terhadap manusia. Salah satunya

adalah berkaitan dengan thermal comfort ; kondisi yang menunjukan

kepuasan dengan suhu sekitar (ISO 7730). Untuk mencapai thermal comfort

ada banyak parameter yang perlu diperhitungkan, antara lain : parameter suhu

tubuh, parameter lingkungan, parameter psikologi manusia, dan paramaeter

clothing (Rini Dharmastiti, 2012)

B. WBGT (Wet Bulb Globe Temperature)

WBGT adalah salah satu tools yang dapat digunakan untuk mengukur heat

stress yang dapat menunjukan indeks kenyamanan relatif terhadap termal

lingkungan.

Pengukuran WBGT terdiri dari tiga macam kombinasi yaitu : natural wet-

bulb temperature (tnw) , globe temperature (tg) , dan air temperature (ta).

Adapun kalkulasi WBGT terdiri dari dua macam berdasarkan lingkungannya.

Pertama, adalah pengukuran pada ruangan dalam menggunakan persamaan

WBGTin = 0.7tnw + 0.3tg

Kedua, adalah pengukuran pada ruangan terbuka menggunakan persamaan

WBGTout = 0.7tnw + 0.2tg +0.1ta

C. Heart Rate

Heart rate atau rasio detak jantung merupakan banyaknya detak jantung

yang dapat dihitung dalam waktu tertentu. Detak jantung ini biasanya

3

Page 4: Ergonomi Lingkungan Laporan Praktikum Ergonomika (Fix)

dinaytakan dalam satuan beat per minutes ( BPM ) yang setara dengan

banyaknya detak jantung per menit.

Detak jantung manusia bergantung terhadap banyak hal seperti faktor usia,

faktor lingkungan, dan faktor kesehatan. Detak jantung pada orang dewasa

normal berkisar andara 60 – 100 bpm. (Vera, 2010)

D. Energy Expenditure

Energy Expenditure adalah banyaknya energi yang digunakan untuk

melakukan aktifivas fisik manusia. Berikut ini adalah rumus konversi heart

rate menjadi energy expenditure :

Male = ((-55.0969 + (0.6309 x HR)+(0.1988 x W)+(0.2017 x A))/4.184) x T

Female = ((-20.4022 + (0.4472 x HR)+(0.1263 x W)+(0.074 x A))/4.184) x T

Keterangan:

HR = Heart Rate

W = Weight (in kilograms) to convert pounds to kilograms divide by 2.2

A = Age (in years)

T = Exercise duration time (in minutes)

4

Page 5: Ergonomi Lingkungan Laporan Praktikum Ergonomika (Fix)

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Subyek Praktikum

Subyek dalam praktikum ini adalah ergonomika lingkungan khususnya

adalah pengaruh thermal terhadap kinerja manusia, digunakan untuk bahan

pembelajaran.

B. Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum ini di selenggarakan di Laboratoirum Ergonomika JTMI FT-

UGM pada hari Rabu, 9 Oktober 2013.

C. Alat dan Bahan

1. Laptop

2. Worksheet

3. Metronome

4. Ruang terkondisi

5. Sling Termometer

6. Alat tulis

7. Stepper

8. Heart rate monitor

9. Heart rate motitor data logger

D. Desain Praktikum

Desain praktikum dilaksanakan berdasarkan modul praktikum

ergonomika sesi I. Praktikan pria dan wanita mengerjakan task dalam 2

5

Page 6: Ergonomi Lingkungan Laporan Praktikum Ergonomika (Fix)

kondisi lingkungan kerja dengan suhu yang berbeda. Kemudian setiap

praktikan mencatat hasil yang didapatkan pada work sheet yang tersedia.

Berikut ini adalah prosedur praktikum yang dilaksanakan :

1. Praktikan secara bergantian memasuki ruang penelitian dengan suhu

hangat, lalu seorang praktikan lain mengukur WBGT indoor ruangan

tersebut dengan menggunakan sling thermometer dengan cara diputar-

putar kurang lebih tiga puluh kali kemudian hasilnya dicatat pada work

sheet yang telah disediakan.

2. Praktikan mengolesi heart rate monitor dengan Ultra Sonic Gel secara

merata kemudian dipasang di bagian ulu hatinya, dipastikan alat

tersebut terpasang kencang. Praktikan lain menyiapkan data logger

yang harus dinyalakan saat praktikan hendak melakukan aktivitas yang

telah ditentukan.

3. Praktikan melaksanakan aktivitas berupa naik turun tangga pada

stepper, dengan mengikuti irama metronome 75bpm selama satu menit.

Di saat bersamaan, praktikan lain menyalakan data logger dan

menempatkannya di dekat praktikan yang sedang diuji.

4. Setelah satu menit berlalu, praktikan beristirahat sembari dihitung detak

jantungnya setelah data logger dibiarkan menyala selama tiga puluh

detik usai praktikan beraktivitas, dengan cara melihat hasilnya yang

ditampilkan di layar laptop, lalu mencatat rata-rata heart rate pada work

sheet yang telah disediakan.

5. Usai seluruh praktikan melaksanakan task tersebut di ruangan yang

suhunya hangat, seluruh praktikan mengulangi langkah 1-4 untuk

ruangan yang bersuhu rendah.

6. Praktikan merekam semua data dan mengkonversi data output dari

heart rate monitor data logger menjadi data Energy expenditure

kemudian melihat perbedaan hasil di kedua ruangan tersebut.

7. Praktikan membuat rekomendasi dan laporan.

6

Page 7: Ergonomi Lingkungan Laporan Praktikum Ergonomika (Fix)

E. Metode Pengambilan Data

Dalam mengambil data , praktikan menggunakan metode berikut :

1. Observasi , yaitu mengambil data berdasarkan eksperiment atau desain

praktikum secara kuantitatif.

2. Dokumentasi , yaitu mengambil data berupa foto , video dan tulisan

penting.

3. Studi pustaka , yaitu mencari referensi terkait analisis postur yang

menunjang pelaporan

F. Metode Analisis Data

Dalam melakukan analisis data praktikan menggunakan metode

deskriptif kuantitatif yaitu menganalisis data yang diperoleh dari praktikum

dan mengintepretasikan secara langusung berdasarkan teori yang sudah ada.

7

Page 8: Ergonomi Lingkungan Laporan Praktikum Ergonomika (Fix)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hubungan Energy expenditure dengan Suhu

Berikut adalah data yang kami dapatkan dari praktikum ergonomika

lingkungan. Pada praktikum kami mengukur dry bulb temperature, wet bulb

temperatur dan heart rate. Kemudian ketiga data ini melalui serangkaian

perhitungan menghasilkan data effective temperature, WBGT dan energy

expenditure. Langkah-langkah perhitungan secara lengkap akan ditampilkan

dalam lampiran.

KONDISI 1

Pada kondisi ini, praktikan berada di dalam ruangan dengan suhu hangat.

Percobaan dilakukan lima kali dengan praktikan yang berbeda.

Tabel 1. Hasil Percobaan di Kondisi 1

Nama PraktikanEffective

TemperatureWBGT Heart rate

Energy expenditure

Hamdan 25,8 25,191 69 1.09708413

Zakaria 26 25,412 128 9.661711281

Rifa 26 25,412 124 10.816587

Atika 26 25,412 73 4.786699331

Ester 26,2 25,632 129 10.79631692

KONDISI 2

Pada kondisi ini, kelima praktikan mengulangi percobaan dengan

langkah-langkah yang sama. Tetapi berada di dalam ruangan dengan suhu

dingin.

8

Page 9: Ergonomi Lingkungan Laporan Praktikum Ergonomika (Fix)

Tabel 2. Hasil Percobaan di Ruang Dingin

Nama PraktikanEffective

TemperatureWBGT Heart rate

Energy expenditure

Hamdan 23,5 22,657 102 6.073111855

Zakaria 21,75 20,729 69 0.765176864

Rifa 20,5 19,351 118 9.911854685

Atika 21,25 20,177 73 4.786699331

Ester 20,5 19,351 66 4.062664914

Dari data energy expenditure yang didapatkan dari praktikum pada dua

kondisi yang berbeda kami menghitung statistikanya. Tools statistika yang

kami pakai dalam perhitungan ini adalah Paired T-Test. Berikut adalah

perhitungan statistikanya.

Tabel 3. Perhitungan Statistik menggunakan Paired T-Test

Praktikan NEnergy expenditure

D d^2Kondisi 1 Kondisi 2

Hamdan 1 1,09708413 6,073111855 4,976027725 24,76085192

Zakaria 2 9,661711281 0,765176864 8,896534417 79,14832463

Rifa 3 10,816587 9,911854685 0,904732314 0,818540559

Atika 4 4,786699331 4,786699331 0 0

Ester 5 10,79631692 4,062664914 6,733652008 45,34206936

  21,51094646 150,0697865

Standar Deviasi 150,0697865 92,54416354

57,52562292

14,38140573

3,792282391

Mean 4,302189293

t 2,53672768t-table=7.173

df=4

p=0.001

9

Page 10: Ergonomi Lingkungan Laporan Praktikum Ergonomika (Fix)

Dari statistika di atas diketahui bahwa nilai t lebih kecil dari t-table, maka

dapat disimpulkan bahwa data energy expenditure pada kondisi satu dan

kondisi dua tidak memiliki perbedaan. Tingkat keyakinan bahwa kedua data

tersebut tidak memiliki perbedaan adalah 99.9%

B. Pengaruh Suhu Terhadap kinerja manusia

Dalam melakukan aktivitas kerja, kita dapat mengitung besar energi yang

dikelurkan. Energi tersebut adalah energi expenditure, yang dipengaruhi oleh

heart rate/denyut jantung. Berdasar teori, salah satu parameter yang

mempengaruhi heart rate adalah aktivitas respirasi manusia. Aktivitas fisik

yang berhubungan dengan inspirasi dan ekspirasi mempunyai efek yang besar

pada aliran darah balik dan curah jantung (cardiac output). Sedangkan untuk

respirasi sendiri dipengaruhi oleh faktor fisik dan psikis seseorang. Salah satu

faktor fisiknya yaitu suhu tubuh manusia. Semakin tinggi suhu tubuh manusia

maka energi untuk respirasi yang dibutuhkan semakin banyak sehingga

kebutuhan oksigen semakin meningkat. Peningkatan kebutuhan oksigen ini

menandakan bahwa frekuensi pernapasan juga semakin besar.

Suhu tubuh manusia ini dipengaruhi oleh lingkungan. Suhu tubuh

mengalami pertukaran dengan suhu lingkungan sampai tubuh mencapai

thermal comfort. Artinya tubuh akan mengeluarkan panas jika suhu ruangan

terlalu tinggi. Dan sebaliknya tubuh akan menyerap panas jika suhu ruangan

terlalu rendah.

Dari teori di atas, kami menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara

suhu dengan kinerja manusia. Jika diilustrasikan, alur hubungan pengaruh

suhu dengan kinerja manusia seperti berikut:

Lingkungan (suhu ruangan) suhu tubuh aktivitas respirasi heart

rate kinerja manusia (energy expenditure).

Pada perhitungan statistika yang kami lakukan terhadap hasil praktikum

ini, kami mendapatkan hasil bahwa energy expenditure dari dua kondisi suhu

tidak menunjukkan perbedaan. Berarti perhitungan statistika tidak sesuai

10

Page 11: Ergonomi Lingkungan Laporan Praktikum Ergonomika (Fix)

dengan teori di atas. Kemungkinan hal ini disebabkan karena jumlah sampel

yang dihitung kurang banyak atau tidak memadai.

C. Rekomendasi Suhu untuk Aktivitas Kerja

Kroemer (2010) dalam bukunya Engineering Physiology menyatakan

bahwa dalam pergerakan udara lambat, ketika melakukan aktivitas fisik

ringan thermal comfort untuk orang dewasa adalah 21o – 27o C pada musim

panas dan 18o – 24o C pada musim dingin.

Pernyataan di atas menjelaskan bahwa pada musim panas thermal

comfort lebih tinggi dibandingkan dengan musim dingin. Hal ini

disebabkankan karena tubuh beradaptasi dengan iklim lingkungan.

Rekomendasi yang kami berikan untuk aktivitas fisik yang dilakukan

praktikan, yaitu naik-turun stepper, adalah mengatur suhu ruangan hingga

mencapai 21o – 27o C karena Indonesia merupakan negara tropis. Suhu rata-

rata pada negara tropis relatif tinggi sehingga kami mengambil standar suhu

yang tinggi.

11

Page 12: Ergonomi Lingkungan Laporan Praktikum Ergonomika (Fix)

BAB V

PENUTUP

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan dari praktikum di atas, dapat ditarik

kesimpulan bahwa suhu ruangan berpengaruh terhadap kecepatan denyut

jantung (heart rate) manusia. Heart rate ini kemudian akan mempengaruhi

besar energy expenditure. Suhu ruangan yang tinggi akan mengakibatkan

kenaikan suhu tubuh, kenaikan suhu tubuh akan meningkatkan aktivitas

respirasi. Aktivitas respirasi ini merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi kecepatan denyut jantung. Peningkatan aktivitas respirasi

akan mengakibatkan peningkatan heart rate. Sehingga energy expenditure

juga akan meningkat.

Rekomendasi yang kami berikan untuk aktivitas fisik yang dilakukan

praktikan, yaitu naik-turun stepper, adalah mengatur suhu ruangan hingga

mencapai 21o – 27o C karena Indonesia merupakan negara tropis. Suhu rata-

rata pada negara tropis relatif tinggi sehingga kami mengambil standar suhu

yang tinggi.

B. SARAN

- Sebaiknya semua perusahaan di Indonesia memperhatikan permasalahan

ergonomi lingkungan, karena dengan mengkondisikan lingkungan kerja

terutama dalam hal thermal comfort akan membuat kondisi pekerja

sesuai dengan suhu lingkungannya. Jika suhu lingkungan sesuai, maka

energi yang dikeluarkan pekerja akan lebih efektif dan efisien.

- Sebaiknya perusahaan-perusahaan di Indonesia menyetel suhu ruangan

pada suhu 21-27oC agar para pekerja atau karyawannya lebih nyaman.

12

Page 13: Ergonomi Lingkungan Laporan Praktikum Ergonomika (Fix)

LAMPIRAN 1

PERHITUNGAN WBGT

KONDISI 1

1. Hamdan Abdullah Putra Utama

Tdb = 30

Twb = 25,5

Effective Temperature = 23,5

WBGT = 1,102 x ET – 3,24

= 1,102 x 23,5 – 3,24

= 22,675

Gambar 1. Perhitungan WBGT Hamdan Kondisi 1

2. Zakaria abdul rahman

Tdb = 30

Twb = 25,5

Effective Temperature = 26

WBGT = 1,102 x ET – 3,24

= 1,102 x 26 – 3,24

13

Page 14: Ergonomi Lingkungan Laporan Praktikum Ergonomika (Fix)

= 25,412

Gambar 2. Perhitungan WBGT Zakaria Kondisi 1

3. Rifa Gandhi Lesmana

Tdb = 30

Twb = 24

Effective Temperature = 25,8

WBGT = 1,102 x ET – 3,24

= 1,102 x 25,8 – 3,24

= 25,191

Gambar 3. Perhitungan WBGT Rifa Kondisi 1

14

Page 15: Ergonomi Lingkungan Laporan Praktikum Ergonomika (Fix)

4. Rahma Atika Hapsari

Tdb = 30

Twb = 26

Effective Temperature = 26,2

WBGT = 1,102 x ET – 3,24

= 1,102 x 26,2 – 3,24

= 25,632

Gambar 4. Perhitungan WBGT Rahma Kondisi 1

5. Ester Hutauruk

Tdb = 30

Twb = 25,5

Effective Temperature = 26

WBGT = 1,102 x ET – 3,24

= 1,102 x 26 – 3,24

= 25,412

15

Page 16: Ergonomi Lingkungan Laporan Praktikum Ergonomika (Fix)

Gambar 5. Perhitungan WBGT Ester Kondisi 1

KONDISI 2

1. Hamdan Abdullah Putra Utama

Tdb = 25

Twb = 18

Effective Temperature = 20,5

WBGT = 1,102 x ET – 3,24

= 1,102 x 20,5 – 3,24

= 19,351

16

Page 17: Ergonomi Lingkungan Laporan Praktikum Ergonomika (Fix)

Gambar 6. Perhitungan WBGT Hamdan Kondisi 2

2. Zakaria abdul rahman

Tdb = 27

Twb = 19

Effective Temperature = 21,75

WBGT = 1,102 x ET – 3,24

= 1,102 x 21,75 – 3,24

= 20,729

17

Page 18: Ergonomi Lingkungan Laporan Praktikum Ergonomika (Fix)

Gambar 7. Perhitungan WBGT Zakaria Kondisi 2

3. Rifa Gandhi Lesmana

Tdb = 28

Twb = 22

Effective Temperature = 23,5

WBGT = 1,102 x ET – 3,24

= 1,102 x 23,5 – 3,24

= 22,657

18

Page 19: Ergonomi Lingkungan Laporan Praktikum Ergonomika (Fix)

Gambar 8. Perhitungan WBGT Rifa Kondisi 2

4. Rahma Atika Hapsari

Tdb = 25

Twb = 18,5

Effective Temperature = 20,5

WBGT = 1,102 x ET – 3,24

= 1,102 x 20,5 – 3,24

= 19,351

19

Page 20: Ergonomi Lingkungan Laporan Praktikum Ergonomika (Fix)

Gambar 9. Perhitungan WBGT Rahma Kondisi 2

5. Ester Hutauruk

Tdb = 25,5

Twb = 20

Effective Temperature = 21,25

WBGT = 1,102 x ET – 3,24

= 1,102 x 21,25 – 3,24

= 20,1775

20

Page 21: Ergonomi Lingkungan Laporan Praktikum Ergonomika (Fix)

Gambar 10. Perhitungan WBGT Ester Kondisi 2

21

Page 22: Ergonomi Lingkungan Laporan Praktikum Ergonomika (Fix)

LAMPIRAN 2

PERHITUNGAN ENERGY EXPENDITURE

KONDISI 1

1. Hamdan Abdullah Putra Utama

Male = ((-55.0969 + (0.6309 x 69) + (0.1988 x 67) + (0.2017 x 18)/4.184) x 1

= 1.09708413

2. Zakaria abdul rahman

Male = ((-55.0969 + (0.6309 x 128)+(0.1988 x 55)+(0.2017 x 19))/4.184) x 1

= 9.661711281

3. Rifa Gandhi Lesmana

Male = ((-55.0969 + (0.6309 x 124)+(0.1988 x 92)+(0.2017 x 19))/4.184) x 1

= 10.816587

4. Rahma Atika Hapsari

Female = ((-20.4022+(0.4472x73)+(0.1263x50,5)+(0.074 x 19))/4.184) x 1

= 4.786699331

5. Ester Hutauruk

Female = ((-20.4022+(0.4472x129)+(0.1263x51,3)+(0.074 x 19))/4.184) x 1

= 10.79631692

KONDISI 2

1. Hamdan Abdullah Putra Utama

Male = ((-55.0969 + (0.6309 x 102)+(0.1988 x 67)+(0.2017 x 18))/4.184) x 1

= 6.073111855

2. Zakaria abdul rahman

Male = ((-55.0969 + (0.6309 x 69)+(0.1988 x 55)+(0.2017 x 19))/4.184) x 1

= 0.765176864

3. Rifa Gandhi Lesmana

Male = ((-55.0969 + (0.6309 x 118)+(0.1988 x 92)+(0.2017 x 19))/4.184) x 1

= 9.911854685

22

Page 23: Ergonomi Lingkungan Laporan Praktikum Ergonomika (Fix)

4. Rahma Atika Hapsari

Female = ((-20.4022+(0.4472x73)+(0.1263x50,5)+(0.074 x 19))/4.184) x 1

= 4.786699331

5. Ester Hutauruk

Female = ((-20.4022+(0.4472x66)+ 0.1263x51,3)+(0.074 x 19))/4.184) x 1

= 4.062664914

23

Page 24: Ergonomi Lingkungan Laporan Praktikum Ergonomika (Fix)

LAMPIRAN 3

PERHITUNGAN STATISTIKA PAIRED T-TEST

RUMUS

df = np - 1

Keterangan : t = ........

t-table = konstanta dari tingkat kepercayaan pada kevalidan data

d = delta (EE1 – EE2) ; EE : Energy Expenditure

EE1 : Energy Expenditure sebelum

EE2 : Energy Expenditure sesudah

sd = standar deviasi

n = np = jumlah sample

df = degree of freedom

24

Page 25: Ergonomi Lingkungan Laporan Praktikum Ergonomika (Fix)

DIKETAHUI

Tabel 4. Perhitungan Statistik menggunakan Paired T-Test 2

Nama

Energy Expenditure1

(sebelum)

Energy Expenditure2

(sesudah)

D d2

Hamdan 1,09708413 6,073111855 4,976027725 24,76085

Zakaria 9,661711281 0,765176864 8,896534417 79,14832

Rifa 10,816587 9,911854685 0,904732314 0,818541

Atika 4,786699331 4,786699331 0 0

Ester 10,79631692 4,062664914 6,733652008 45,34207

JUMLAH 21,51094646 150,0698

Gambar 11.Menentukan Nilai t pada tabel

25

df = np – 1 = 5 – 1 = 4

Page 26: Ergonomi Lingkungan Laporan Praktikum Ergonomika (Fix)

DAFTAR PUSTAKA

BIN.2012. Proyeksi Indonesia Menjadi Negara Maju dan Kuat 2030. [on-line],

tersedia : < http://www.bin.go.id/wawasan/detil/169/3/02/12/2012/proyeksi-

indonesia-menjadi-negara-maju-dan-kuat-2030 > [diakses : 9 Oktober 2013]

Dharmastiti, Rini. 2013 . Slide Presentasi Mata Kuliah Ergonomika Industri :

Ergoling Thermal .Yoyakarta. Universitas Gadjah Mada.

Anonymous,.201-. Kompetensi [on-line] tersedia pada : <

http://psti.ft.ugm.ac.id/Sarjana/kompetensi.html > [diakses pada : 9

Oktober 2013]

Vera, Farah. 2010. Berapa Jumlah Denyut Jantung Normal ?[on – line]. tersedia :

< http://health.detik.com/read/2010/03/29/135029/1327738/766/berapa-

jumlah-denyut-jantung-normal > [diakses pada : 9 Oktober 2013 ]

HSE, 201-. Wet bulb globe temperature index. [on-line], tersedia : <

http://www.hse.gov.uk/temperature/heatstress/measuring/wetbulb.htm >

[diakses : 9 Oktober 2013]

Rahardiyan, Andi, dkk. 2013. Modul Praktikum Ergonomika Sesi 1.

Yogyakarta. :Universitas Gadjah Mada

Kroemer, Karl, 2010, Engineering Physiology: Bases of Human Factors

Engineering/ Ergonomics, 4th Ed, Springer, Berlin.

26