fix laporan praktikum transportasi

12
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN TRANSPORTASI PADA TANAMAN Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Struktur Perkembangan Hewan II yang diampu oleh Drs.Dahlia, M.Pd Disusun oleh : Kelompok II/Offering A 1. Annas Jannatun Naim (130341603379) 2. Endah Wahyuningtyas (130341603381) 3. Nila Wahyuni (130341603392) 4. Rina Hidayatul Mufida (130341603385) 5. Rosita Buana Putri (130341614825) JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Upload: rosita-buana-putri

Post on 22-Dec-2015

279 views

Category:

Documents


22 download

DESCRIPTION

Transportasi pada Tumbuhan

TRANSCRIPT

Page 1: Fix Laporan Praktikum Transportasi

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN

TRANSPORTASI PADA TANAMAN

Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Struktur Perkembangan

Hewan II

yang diampu oleh Drs.Dahlia, M.Pd

Disusun oleh :

Kelompok II/Offering A

1. Annas Jannatun Naim (130341603379)

2. Endah Wahyuningtyas (130341603381)

3. Nila Wahyuni (130341603392)

4. Rina Hidayatul Mufida (130341603385)

5. Rosita Buana Putri (130341614825)

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

SEPTEMBER 2014

Page 2: Fix Laporan Praktikum Transportasi

A. Tanggal Praktikum : 17 September 2014

B. Topik : Transportasi pada Tanaman

C. Tujuan :

Mengetahui proses transportasi pada tanaman

D. Dasar Teori

Tumbuhan merupakan makhluk hidup yang setiap saat membutuhkan air berawal

dari proses perkecambahan hingga panen. Hal itu di karenakan seluruh proses

metabolisme tanaman tidak dapat berlangsung tanpa air. Besarnya kebutuhan air

setiap fase pertumbuhan selama siklus hidupnya tidak sama. Hal ini berhubungan

langsung dengan prose fisiologis, morfologis, dan kombinasi kedua faktor diatas

dengan faktor-faktor lingkungan. Kebutuhan air pada tanaman dapat dipenuhi melalui

penyerapan oleh akar, besarnya air yang dapat diserap oleh akar tanaman sangat

bergantung pada kadar air dalam tanah yang ditentukan oleh kemampuan partikel

tanah menahan air dan kemampuan untuk menyerapnya (Ai et al, 2010). 

Selain itu penyerapan air juga disebabkan oleh sifat selektif permeabel pada

membran sel tumbuhan, yakni kemampuan dinding atau selaput sel untuk

menyelesaikan cairan yang hendak masuk ke dalam sel. Pengambulan garam-garam-

garam mineral oleh akar disebabkan oleh proses transport aktif., karena proses

pengangkutan ini memerlukan energi. (Herlina, 2008).

Keadaan yang demikian dapat dijelaskan bahwa kondisi lingkungan dalam jangka

waktu yang relatif lama dapat mempengaruhi jumlah stomata terkait dengan proses

transpirasi. Intensitas cahaya tinggi pada waktu siang hari akan meningkatkan suhu

daun tanaman. Peningkatan suhu yang berlebihan dapat mengganggu proses

metabolisme tanaman dan dalam waktu lama dapat menyebabkan daun terbakar.

Dalam adaptasinya tanaman akan meningkatkan jumlah stomata agar proses

transpirasi menjadi optimal. Transpirasi berfungsi untuk menjaga stabilitas suhu daun,

menjaga turgiditas sel tumbuhan agar tetap pada kondisi optimal dan mempercepat

laju pengangkutan unsur hara melalui pembuluh xilem (Lakitan, 2004).

Berlangsungnya proses transpirasi menyebabkan aliran air dan mineral dari akar,

batang, dan pangkal daun terjadi secara terus-menerus. Aliran air tersebut ikut

membantu proses penyerapan absorbsi sera transport air dan mineral di dalam

tumbuhan. Oleh karena itu adanya transpirasi sangat berpengaruh terhadap

Page 3: Fix Laporan Praktikum Transportasi

pengangkutan air dan mineral, selain itu transpirasi bagi tumbuhan juga berfungsi

sebagai pengatur suhu tumbuhan. (Mikrajuddin, 2007).

Salah satu stress yang paling sering dialami tanaman adalah kekeringan. Telah

diketahui bahwa kekurangan air untuk jangka waktu pendek atau panjang umumnya

menjadi penyebab utama menurunnya produksi pertanian. Air yang diserap akar

tanaman berasal dari dalam tanah. Air ini mutlak dibutuhkan tanaman untuk

mempertahankan hidupnya dan dibutuhkan dalam jumlah yang besar. Namun

demikian kurang dari satu persen air yang diabsorbsi tanaman dipergunakan dalam

reaksi-reaksi metabolisme. Sebagian besar dari air tanah yang diserap akar tanaman

ini ditranspirasikan melalui permukaan daun. Bila penyerapan air oleh akar tanaman

tidak seimbang dengan tingginya laju transpirasi, dapat menyebabkan rendahnya

kandungan air daun serta tekanan tugorsel penjaga yang berakibat pada rendahnya

laju fotosintesis (Evita, 2010).

Air dalam media tanam akan diserap oleh akar kemudian masuk ke dalam

tanaman. Selanjutnya, air akan diteruskan menuju ke daun untuk menjalankan

fotosintesis. Hasil fotosintesis kemudian digunakan oleh tanaman untuk proses

pertumbuhan. Peranan air bagi kehidupan tanaman antara lain, air sebagai pelarut

unsur hara didalam tanah sehingga tanaman dapat dengan mudah mengambil hara 

tersebut melalui akar sebagai makanan dan sekaligus mengangkut hara tersebut ke

bagian-bagian tanaman yang memerlukan melalui pembuluh xilem. Selain itu, air juga

berperan dalam proses fotosintesis. Air akan melarutkan glukosa sebagai hasil

fotosintesis dan mengangkutnya ke seluruh tubuh tumbuhan melalui pembuluh floem.

Hasil fotosintesis ini akan digunakan tumbuhan untuk proses pertumbuhannya

(Hendriyani, 2009).

Teori tekanan akar menyebutkan bahwa pada awalnya diperkirakan air naik ke

bagian atas tanaman karena adanya tekanan dari akar. Hal ini didasarkan atas fakta

bahwa jika batang tanaman dipotong dan kemudian dihubungkan dengan selang

manometer air raksa., maka air didalam selang akan terdorong ke atas oleh tekanan

yang berasal dari akar. Tetapi dari hasil pengukuran yang intensif  pada berbagai jenis

tanaman, maka besarnya tekanan tersebut umumnya tidak lebih dari 0,1 Mpa (mega

pascal). Selain itu tekanan akar hanya teramati pada kondisi tanah yang berkecukupan

air dan kelembaban udara relatif tinggi, atau dengan kata lain pada saat laju transpirasi

sangat rendah (Lakitan, 1993).

Page 4: Fix Laporan Praktikum Transportasi

Air sebagai sarana transport bagi unsur hara dari tanah ke tanaman, diperlukan

dalam proses metabolisme tanaman, seperti proses fotosintesis, transpirasi tanaman

dan pelarut sejumlah bahan organik bagi tanaman. Peran air bagi proses fotosintesis

jelas sebagai salah satu bahan dasar bagi terbentuknya senyawa kompleks berupa

karbohidrat, potein, lemak dalam tanaman. Didalam tubuh tanaman air dapat masuk

ke jaringan tanaman berlangsung melalui proses difusi. Proses ini dipengaruhi oleh

banyak faktor diantaranya karena: perbedaan konsentrasi air dan adanya faktor

lingkungan yang berperan dalam proses keseimbangan air yang ada pada sistem

tanah, tanama dan udara. (Suhartono et al, 2008)

E. Alat dan Bahan

Alat : Bahan :2 buah Gelas Aqua 2 buah tanaman Impatiens balsamina Mikroskop AirKaca benda Pewarna (sumbo)Kaca PenutupPipetSilet

F. Cara Kerja

Diamati perbedaan yang tejadi dan hasil pengamatan yang diperoleh dicantumkan pada tabel pengamatan

Keduanya diletakkan pada kaca benda dan diamati di bawah mikroskop

Perubahan yang terjadi diamati dengan memotong melintang bagian batang kedua tumbuhan yang dipelakukan berbeda

Didiamkan semalam dalam gelas aqua berisi air dan pewarna

Impatiens balsamina 2 diletakkan dalam gelas aqua 2

Masing-masing gelas aqua diberi label, Impatiens balsamina yang dihilangkan akarnya diletakkan dalam gelas aqua 1

Impatiens balsamina 1 dihilangkan akarnya

Kedua gelas aqua diisi dengan air yang telah dicampur dengan pewarna.

Page 5: Fix Laporan Praktikum Transportasi

G. Data Pengamatan

1. Nama tanaman : Impatiens balsamina (Pacar air) sampel 2

Perbesaran : 40x

Keterangan :

1. Epidermis 5. Kambium

2. Kolenkim 6. Xilem

3. Parenkim

4. Floem

Diamati perbedaan yang tejadi dan hasil pengamatan yang diperoleh dicantumkan pada tabel pengamatan

1

2

3

4 5

6

Page 6: Fix Laporan Praktikum Transportasi

2. Nama Tanaman : Tanaman pacar air (Impatiens balsamina) sampel 1

Perbesaran : 40x

Keterangan :

1. Epidermis

2. Kolenkim

3. Parenkim

4. Floem

H. Analisis Data

Pada praktikum ini digunakan satu tanaman dengan perlakuan yang berbeda.

Sampel pertama yakni tanaman pacar air (Impatiens balsamina) yang dipotong

akarnya sedangkan sampel kedua tidak dipotong akarnya, kemudian kedua tanaman

direndam dalam air yang telah diberi pewarna merah selama 24 jam. Selanjutnya

1

2

3

45

Page 7: Fix Laporan Praktikum Transportasi

kedua tanaman tersebut diiris secara melintang bagian batangnya dan kemudan

diamati dibawah mikroskop.

Hasil pengamatan yang diperoleh menunjukkan bahwa pada sampel pertama

(yang dipotong akarnya, ditemukan warna merah pada bagian sel-sel parenkimnya

sedangkan untuk sampel kedua (yang tidak dipotong akarnya) ditemukan warna

merah pada jaringan xilemnya (dalam berkas pembuluh). Berdasarkan data yang

diperoleh dapat ditarik hipotesis sementara bahwa tanaman yang akarnya telah

dipotong, penyerapan zatnya tidak merata sedangkan pada tanaman yang akarnya

tidak dipotong penyerapan zatnya lebih merata dan melewati xilem.

I. Pembahasan

Pada praktikum ini digunakan tanaman pacar air (Impatiens balsamia) yang

dijadikan sebagai tanaman sampel. Tanaman sampel satu dipotong bagian akarnya,

sedangkan tanaman dua tidak dipotong akarnya. Pemotongan ini bertujuan agar

mengetahui peran akar dan proses transportasi air ke tanaman.

Dari data yang telah diperoleh ditunjukkan bahwa persebaran air (ditunjukkan

dengan warna merah) tidak sama pada kedua sampel tanaman yang diuji. Pada

potongan melintang batang sampel satu ditemukan persebaran warna merah yang

tidak rata (berseling) dan jarang, sedangkan potongan melintang sampel dua

ditemukan persebaran warna merah yang lebih banyak dan teratur. Warna merah

digunakan sebagai indikator masuknya air ke dalam tanaman.

Bagian yang berwarna merah pada sampel satu dijumpai pada sel-sel parenkim

batang dan sebagian di sebelah berkas pengangkut (xilem dan floem), hal ini

menunjukkan bahwa air masuk tidak melalui berkas pengangkut melainkan melalui

proses difusi langsung pada sel-sel parenkim batang. Proses ini tergolong dalam

pengangkutan ekstravasikuler karena masuknya air tidak melewati berkas pembuluh

tetapi berlangsung melalui ruang ruang antar sel atau melalui sitoplasma.

Sedangkan pada sampel dua dijumpai bagian berwarna merah pada berkas

pengangkut yang teratur dan hampir menyeluruh pada berkas pembuluh (xilem), hal

ini terjadi karena adanya akar mengakibatkan air masuk ke dalam tanaman melalui

akar terlebih dahulu baru diteruskan menuju organ tumbuhan yang lain.

Proses penyerapan air dan mineral dari dalam tanah dilakukan oleh bulu-bulu

akar dan berlangsung secara difusi dan osmosis. Proses penyerepan air oleh akar

Page 8: Fix Laporan Praktikum Transportasi

tumbuhan harus terjadi setiap saat, hal itu di lakukan agar tumbuhan dapat selalu

menjaga tekanan osmotik selnya agar lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan

osmotik air tanah. Sistem pengangkutan pada tumbuhan dibedakan menjadi dua

macam yaitu pengangkutan ekstravasikuler dan pengangkutan intravasikuler.

Pengangkutan ekstravasikuler merupakan pengankutan air dan mineral yang

berlangsung di luar berkas pengangkutan. Dan pengangkutan itu berlangsung dengan

dua cara: yaitu secara apoplas (berlangsung melalui ruang-ruang antar sel) dan

simplas (berlangsung melalui sitoplasma dengan bantuan plamodesmata). Pada

perpindahan dari korteks ke endodermis dan endodermis menuju ke perisikel yang

berlangsung secara transport aktif. Sedangkan pengangkutan intravasikuler

pengangkutan zat melalui berkas pengangkut yaitu oleh xilem disebut transportasi.

(Firmansyah, 2007).

J. Kesimpulan

Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik

kesimpulan yaitu proses transportasi tanaman dipengaruhi oleh

berbagai macam faktor baik dari interal maupun ekstenal. Selain itu,

peran akar dalam proses ini adalah sebagai penyalur air dan zat

hara pertama yang kemudian akan diteruskan ke seluruh bagian

tanaman melalui berkas pembuluh.

K. Daftar Rujukan

Ai, Nio et al. 2010. Evaluasi Indikator Toleransi Cekaman Kekeringan Pada Fase Perkecambahan Padi (Oryza Sativa L.). Biologi, XIV (1). 50-54.

Anggarwulan, Endang et al. 2008. Karakter Fisiologi Kimpul (Xanthosoma Sagittifolium (L.) Schott) Pada Variasi Naungan Dan Ketersediaan Air. Biodiversitas, 9 (4). 264-258.

Evita. 2010. Respons Tanaman Kacang Tanah (Arachis Hypogaea L.)  Terhadap Cekaman Air. Percikan, 11 (1). 1-3.  

Firmansyah, R. , Mawardi, A. dan , Riandi, M. U. 2007. Mudah dan Aktif Belajar Biologi. Bandung: PT Setia Purna Inves.

Hendriyani, I. S, dan Setiari, N. 2009. Kandungan Klorofil dan Pertumbuhan Kacang Panjang (Vigna Sinensis) Pada Tingkat Penyediaan Yang Berbeda. Sains dan Mat, 17 (3). 145-150.

Herlina, Rose. 2008. Intisari IPA (Biologi) SMP. Jakarta: PT Kawan Pustaka.

Page 9: Fix Laporan Praktikum Transportasi

Lakitan, B. 1993. Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta:  PT Raja Grafindo Persada.

Mikrajuddin, E. A, Saktiono, dan Lutfi. 2007. IPA Terpadu SMP dan MTs Jilid 2 A. Jakarta: Erlangga.

Suhartono, R. A et al. 2008. Pengaruh Interval Pemberian Air Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai (Glicine Max (L) Merril) Pada Berbagai Jenis Tanah. Embryo, 5 (1). 98-112.