fistum acara 1
DESCRIPTION
laporanTRANSCRIPT
Pendahuluan
Tanaman merupakan mahluk hidup yang sangat penting keberadaannya di bumi.
Peranan tumbuhan besar sekali bagi keberadaan mahluk hidup lain baik yang secara
langsung sepertii untuk kebutuhan makan, tempat tinggal, bahan untuk sandang dan secara
tidak langsung seperti hasil dari metabolism yang berupa oksigen. Oksigen digunakan oleh
sebagian besar mahluk hidup untuk bernafas.
Fotosintesis adalah proses dimana tanaman mengkonversi energi surya dari sinar
matahari menjadi energi kimia yang berguna untuk makanan . Pigmen yang menyerap
cahaya terutama klorofil dan karotenoid . Klorofil menyerap cahaya biru dan merah
sementara karotenoid menyerap cahaya biru - hijau, tetapi cahaya hijau dan kuning tidak
efektif diserap oleh pigmen fotosintesis pada tanaman , sehingga warna cahaya ini hanya
tercermin dari daun atau melewati daun . Hal ini menjelaskan mengapa tanaman hijau (
Campbell, 2006).
Proses fotosintesis dipengaruhi beberapa faktor. Faktor yang memengaruhi langsung
adalah kondisi lingkungan, seperti: intensitas cahaya, suhu, konsentrasi karbon dioksida,
kadar air, dan kadar fotosintat. Proses fotosintesis sebenarnya peka terhadap beberapa
kondisi lingkungan yang memengaruhi secara langsung (direct), sehingga faktor-faktor itu
dikenal juga sebagai faktor pembatas dalam laju fotosintesis (Syamsuri, 2011).
Pada ambient terlarut, Hydrilla verticillata menunjukkan karakteristik C3 khas . Namun,
ketika CO2 rendah sistem C4 diinduksi. Kejadian yang menyebabkan ini adalah molekuler
dan biokimia , dan terjadi tanpa perubahan anatomi . Hasilnya adalah sistem C4 yang
beroperasi tanpa Kranz anatomi ( Rao et al., 2006).
Metodologi
Praktikum Dasa-Dasar Fisiologi Tumbuhan Acara 1 Pengaruh Faktor Lingkungan
Terhadap Laju Fotosintesis dilaksanakan pada Jum’at , 14 Maret 2014 di Laboratorium Ilmu
Tanaman, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta. Adapun alat-alat yang digunakan antara lain erlenmeyer, alat ukur waktu, pipet
volume 5 ml, sungkup dengan penerusan cahaya yang berbeda, sungkup warna bening,
merah, kuning, hijau dan ungu, 3 tripot, 5 buah termometer, 3 plat asbes, 3 lampu spiritus
serta 5 gelas piala volume 1 liter. Sedangkan, bahan-bahan yang digunakan antara lain
ganggang Hydrilla verticillata, alumunium foil, air, air es dan es batu.
Praktikum ini dibagi menjadi tiga sub acara. Tiap sub acara dibutuhkan 5 pipet dan 5
erlenmeyer. Pertama, pipet diisi dengan air sampai agak penuh. Bagian pangkalnnya ditutup
dengan tangan, sedangkan bagian ujungnya ditutup dengan selang plastik yang sudah
dibakar salah satu ujungnya. Bagian pangkal pipet dilepas dan air tidak boleh keluar lagi.
Potongan tanaman Hydrilla dengan berat tertentu kemudian diambil dan dimasukkan ke
bagian pangkal pipet. Untuk sub acara A, erlenmeyer yang sudah diberi ganggang ditutup
pangkalnya dengan alumunium foil. Lalu masing-masing erlenmeyer diberi sungkup sesuai
perlakuan dengan intensitas cahaya 100%, 75%, 50%, 25% dan 0%. Kemudian dilanjutkan
sesuai dengan petunjuk umum acara fotosintesis. Untuk sub acara B, cara kerjanya hampir
sama dengan perlakuan sub acara pertama, bedanya masing-masing erlenmeyer diberi
sungkup berwarna masing-masing bening, merah, kuning, hijau dan ungu. Cara kerja sub
acara C, ganggang dimasukkan kedalam erlenmeyer dan ujung erlenemeyer ditutup dengan
alumunium foil, erlenmeyer kemudian dimasukkan kedalam gelas piala. Perlakuan suhu
meliputi 50 C, 150 C, 250 C, 350 C, 450 C. Untuk perlakuan 50 C dan 150 C, gelas piala diisi
dengan es, sedangkan perlakuan 350 C dan 450 C diisi dengan air lalu semua perlakuan
diletakkan diatas tripot dan plat asbes kemudian dipanaskan dengan lampu spiritus,
sedangkan untuk 250 C perlakuan tergantung dari suhu air. Pengukuran suhu diletakkan
pada air didalam erlenmeyer, dengan selalu diaduk-aduk airnya. Untuk perlakuan sub acara
A dan B dilakukan dibawah matahari langsung, sedangkan perlakuan ketiga dilakukan
didalam laboratorium. Kemudian perubahan volume air dalam pipet dicatat setiap 15 menit.
Pengamatan dilakukan sebanyak tiga kali. Oksigen yang dihasilkan dihitung dengan rumus :
perubahan volume(mL)/berat Hydrilla (gram)/jam.
Hasil dan Pembahasan
Gambar 1.1 : Grafik pengaruh cahaya terhadap laju fotosintesis Hydrilla
Dari grafik dapat dilihat bahwa laju fotosintesis meningkat fluktuatif dengan
semakin banyaknya intensitas cahaya yang diterima oleh tanaman. Laju
fotosintesis tanaman Hydrilla mengalami fluktuasi pada saat intensitas
cahaya 75% sampai 100%. Dan pada intensitas 0% sampai 75% laju
fotosintesis tanaman mengalami peningkatan yang signifikan. Hal tersebut
terjadi karena setiap tumbuhan memiliki kebutuhan tersendiri dalam
memanfaatkan intensitas cahaya yang ada. Dari kurva regresi tersebut dapat
diketahui bahwa koefisien determinasi (R2) sebesar 0,018 yang menunjukkan
bahwa intensitas cahaya berpengaruh terhadap laju fotosintesis. Peningkatan
fotosintesis pada tumbuhan terjadi sangat signifikan pada saat intensitas
cahaya yang diterima tumbuhan melebihi 50%. Semakin tinggi intensitas
cahaya yang diterima, akan semakin meningkat laju fotosintesisnya .
Gambar 1.2 : Histogram pengaruh spektrum cahaya (panjang gelombang) terhadap laju
fotosintesis Hydrilla
Dari grafik dapat diketahui bahwa laju fotosintesis yang paling banyak terjadi
pada perlakuan Hydrilla yang diberi sungkup merah dan ungu. Hal tersebut berarti bahwa
tumbuhan Hydrilla paling banyak menyerap warna merah dan ungu yang memiliki
gelombang paling besar. Salah satu ciri tumbuhan adalah memiliki kemampuan untuk
menyerap dan memantulkan cahaya. Bagian tumbuhan yang dapat menyerap dan
memantulkan cahaya adalah klorofil dan karotenoid yang merupakan pigmen tumbuhan.
Klorofil menyerap cahaya merah dan biru secara efektif, sedangkan karoteniod menyerap
cahaya biru dan hijau. Pada saat reaksi terang, klorofil a lebih banyak berperan dalam
menyerap cahaya. Karakteristik dari klorofil a sendiri adalah menyerap warna merah dan
biru serta memantulkan cahaya yang berwarna hijau. Apabila cahaya matahari sampai pada
daun, maka cahaya yang efektif akan disekap, sedangkan sisanya (hijau dan kuning) yang
kurang efektif akan dipantulkan atau diteruskan ke bawah.
Gambar 1.3 : Grafik pengaruh suhu terhadap laju fotosintesis Hydrilla
Dari grafik dapat diketahui bahwa laju fotosintesis tanaman Hydrilla terjadi pada saat
berada pada suhu 250C. Dari kurva regresi tersebut dapat diketahui bahwa koefisien
determinasi (R2) sebesar 0,131 yang menunjukkan bahwa suhu berpengaruh terhadap laju
fotosintesis. Nilai gradien kurva 0,001 menunjukkan hubungan x dan y positif yang berarti
kenaikan suhu diikuti kenaikan laju fotosintesis. Nilai +0,080 berarti hasil laju fotosintesis
dipengaruhi oleh faktor selain suhu. Setelah mencapai suhu optimum, peningkatan suhu
tidak lagi meningkatkan laju fotosintesisi. Setiap tumbuhan memiliki suhu optimum yang
berbeda dalam melakukan fotosintesis.
Dari ketiga faktor di atas dapat dilihat bahwa perbandingan laju fotosintesis
ditentukan oleh pengaruh intensitas cahaya dan suhu. Serta warna merah dan biru paling
banyak menyarap cahaya matahari.
Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor lingkungan yang
meliputi intensitas cahaya, panjang gelombang atau warna cahaya dan suhu turut
mempengaruhi laju fotosintesis pada tanaman Hydrilla verticilata.
Saran
Sebaiknya dalam melakukan percobaan peran asisten dalam membagi waktu dapat
dioptimalkan dan lebih mengayomi denga cara yang lebih baik dalam melakukan percobaan.
Daftar Pustaka
Campbell, B. 2006. But what is photosynthesis?. Participant in Research Experience for
Teachers (RET) Workshop at Western Michigan University 2005-06 Academic
Year, USA.
Rao, S., J. Reiskind and G. Bowes. 2006. Light regulation of the photosynthetic
phosphoenolpyruvate carboxylase(PEPC) in Hydrilla verticillata. Journal Plant Cell
Phiysiol 47: 1206-1216.
Syamsuri. I. 2000. Biologi. Erlangga, Jakarta.