fiskal - tiga sektor.ppt
DESCRIPTION
perekonomian 3 sektorTRANSCRIPT
Kebijakan Fiskal
Kebijakan Moneter
Kebijakan Pendapatan
Kebijakan EkonomiLuar Negeri
Cuaca/Iklim
Perang
Harga Minyak Dunia
Output Luar Negeri
Ekonomi Dunia
Makroekonomi
Output
Kesempatan KerjaPengangguran
Harga
Ekspor Netto
Kebijakan Fiskal
Kebijakan Moneter
Kebijakan Pendapatan
Kebijakan EkonomiLuar Negeri
Cuaca/Iklim
Perang
Harga Minyak Dunia
Output Luar Negeri
Ekonomi Dunia
Output
Kesempatan KerjaPengangguran
Harga
Ekspor Netto
ASAD
RUMAH TANGGAPEMERINTAHPERUSAHAAN
PENANAMAN MODAL LEMBAGA KEUANGAN
Pengeluaran
Konsumsi
Gaji, Upah, Sewa dan Keuntungan Perusahaan
PajakPajak
Pengeluaran pemerintahY = C + I + G
Y
G
0
G0
G1
autonomPEMERINTAH
Penerimaan Pemerintah: Pengeluaran
Pemerintah:
1.Proyeksi penerimaan pajak2.Tujuan dari pembangunan ekonomi3.Pertimbangan politik & keamanan
1.Proyeksi penerimaan pajak2.Tujuan dari pembangunan ekonomi3.Pertimbangan politik & keamanan
PAJAK
Penggolongan 1LangsungTak Langsung
RAPBN 2014
BELANJA=1.816,7 TPENDAPATAN=1.662,5 T PAJAK=1.310 T
Rasio hutang dengan PDB sekitar sebesar 26%
Penggolongan ke 2TETAPPROPORSIONALPROGRESIF
Proyeksi Kebijakan Fiskal dalam jangka panjang, mereka menyaksikan masa depan yg merisaukan:
Demografi
Tahun Usia 65 tahun keatas Anggaran
1950 14% dari populasi (20-64 tahun)
1/3 anggaran Pemerintah AS untuk pensiun dan kesehatan
2006 21% dari populasi (20-64 tahun)
50 tahun kedepan
40% dari populasi (20-64 tahun)
Sumber: Mankiw 2006
Proyeksi Kebijakan Fiskal dalam jangka panjang, mereka menyaksikan masa depan yg merisaukan:
Peningkatan Biaya Perawatan Kesehatan
Tahun Biaya Perawatan Kesehatan
1950 1% dari GDP
2006 8% dari GDP
50 tahun kedepan
20% dari GDP
Sumber: Mankiw 2006
No Negara atau Badan
Besar
1 IDB 4,7 T
2 Jerman 21,49 T
3 Prancis 23,49 T
4 ADB 103,18 T
5 WB 137,70 T
6 Jepang 247,34 T
Negara atau Badan Pemberi Hutang Indonesia Posisi Agustus 2013
Sumber: Detik.com, 23 September 2013
No Negara Besar (Ton/Bln)
1 China 360
2 Australia 270
3 AS 237
4 Rusia 200
5 Afsel 190
6 Peru 150
7 Canada 110
8 Ghana 100
9 Indonesia 100
10 Uzbekistan 90
10 Negara Penghasil Emas Terbesar di Dunia 2013Sumber: Detik.com, 10 Oktober 2013
Y = C + I + G
Y
Pengeluaran yang direncanakan, E
0
MPC
Pengeluaran yang direncanakan, E=C(Y-T)+I+G
T,I,GBersifat
autonoms
Y = C + I + G
Y
Pengeluaran yang direncanakan, E
0
Pengeluaran yang direncanakan, E=C(Y-T)+I+G
450
Pengeluaran yang aktual Y=E
Pendapatan Equilibrium
MULTIPLIER Nilai multiplier menggambarkan
perbandingan antara jumlah pertambahan atau Pengurangan dalam pendapatan
nasional dengan jumlah pertambahan atau pengurangan dalam pengeluaran agregat yang telah menimulkan perubahan dalam
pendapatan nasional.
PADA kasus PAJAK Tetap (T)
Proporsional (tY)
Y=C+I+GY=a+bYd+Io+Go
Y=a+b(Y-T)+Io+GoY=a+bY-bT+Io+GoY-bY=a-bT+Io+Go
(1-b)Y=a-bT+Io+Go
Y1=C1+I+G1Y1=a+bYd+Io+ΔG+Go
Y1=a+b(Y1-T)+Io+ΔG+GoY1=a+bY1-bT+Io+ΔG+GoY1-bY1=a-bT+Io+ΔG+Go(1-bY1=a-bT+Io+ΔG+Go
Y={a-bT+Io+Go}{1/(1-b)} Y1={a-bT+Io+ΔG+Go}{1/(1-b)}
G1=Go+ΔG
ΔY={1/(1-b)} ΔG
PENGELUARAN PEMERINTAH
Y=C+I+GY=a+bYd+Io+Go
Y=a+b(Y-T)+Io+GoY=a+bY-bT+Io+GoY-bY=a-bT+Io+Go
(1-b)Y=a-bT+Io+Go
Y1=C1+I+G1Y1=a+bYd+Io+ΔG+Go
Y1=a+b(Y1-T+ΔT)+Io+GoY1=a+bY1-bT+bΔT+Io+GoY1-bY1=a-bT+bΔT+Io+Go(1-bY1=a-bT+bΔT+Io+Go
Y={a-bT+Io+Go}{1/(1-b)} Y1={a-bT+bΔT+Io+Go}{1/(1-b)}
T1=T-ΔT
ΔY={b/(1-b)} ΔT
PENURUNAN PAJAK
Y=C+I+GY=a+bYd+Io+Go
Y=a+b(Y-T)+Io+GoY=a+bY-bT+Io+GoY-bY=a-bT+Io+Go
(1-b)Y=a-bT+Io+Go
Y1=C1+I1+GY1=a+bYd+Io+ΔI+Go
Y1=a+b(Y1-T)+Io+ΔI+GoY1=a+bY1-bT+Io+ΔI+GoY1-bY1=a-bT+Io+ΔI+Go(1-bY1=a-bT+Io+ΔI+Go
Y={a-bT+Io+Go}{1/(1-b)} Y1={a-bT+Io+ΔI+Go}{1/(1-b)}
I1=Io+ΔI
ΔY={1/(1-b)} ΔI
INVESTASI
Kenaikan pajak sebesarΔT=ΔG akan menurunkanPendapatan nasional sebesar
ΔG= ΔT
ΔYT={b/(1-b)} ΔG
MULTIPLIER ANGGARAN BELANJA BERIMBANG
Pertambahan pengeluaran sebesar ΔG akan menambahan pendapatan Nasional sebanyak
ΔYG={1/(1-b)} ΔG
Dengan demikian pertambahan pendapatan nasional yaitu:
ΔY={1/(1-b)} ΔG-{b/(1-b)} ΔGΔY={1-b/(1-b)} ΔG atau ΔG= ΔY
Dengan demikian nilai multipliernya pada sistem pajak tetap sama dengan 1
Y=C+I+GY=a+bYd+Io+Go
Y=a+b(Y-tY)+Io+GoY=a+bY-btY+Io+GoY-bY+btY=a+Io+Go(1-b+bt)Y=a+Io+Go
Y1=C1+I+G1Y1=a+bYd+Io+ΔI+Go
Y1=a+b(Y1-tY1)+Io+ΔI+GoY1=a+bY1-btY1+Io+ΔI+GoY1-bY1+btY1=a+Io+ΔI+Go(1-b+bt)Y1=a+Io+ΔI+Go
Y={a+Io+Go}{1/(1-b+bt)} Y1={a+Io+ΔI+Go}{1/(1-b+bt)}
I1=Io+ΔI
ΔY={1/(1-b+bt)} ΔI
Investasi
Y=C+I+GY=a+bYd+Io+Go
Y=a+b(Y-tY)+Io+GoY=a+bY-btY+Io+GoY-bY+btY=a+Io+Go(1-b+bt)Y=a+Io+Go
Y1=C1+I+G1Y1=a+bYd+Io+ΔG+Go
Y1=a+b(Y1-tY1)+Io+ΔG+GoY1=a+bY1-btY1+Io+ΔG+GoY1-bY1+btY1=a+Io+ΔG+Go(1-b+bt)Y1=a+Io+ΔG+Go
Y={a+Io+Go}{1/(1-b+bt)} Y1={a+Io+ΔG+Go}{1/(1-b+bt)}
G1=Go+ΔG
ΔY={1/(1-b+bt)} ΔG
PENGELUARAN PEMERINTAH
Y=C+I+GY=a+bYd+Io+Go
Y=a+b(Y-tY)+Io+GoY=a+bY-btY+Io+GoY-bY+btY=a+Io+Go(1-b+bt)Y=a+Io+Go
Y1=C1+I+G1Y1=a+bYd+Io+Go
Y1=a+b(Y1-Ty1+ΔT)+Io+GoY1=a+bY1-btY1+ bΔT+Io+ΔG+Go
Y1-bY1+btY1=a+Io+bΔT+Go(1-b+bt)Y1=a+Io+bΔT+Go
Y={a+Io+Go}{1/(1-b+bt)} Y1={a+Io+bΔT+Go}{1/(1-b+bt)}
T=TY1-ΔT
ΔY={b/(1-b+bt)} ΔG
PENURUNAN PAJAK
Utang Pemerintah
Alexander Hamilton: Utang jika tidak terlalu banyak akan menguntungkan kita semua.James Medison:Utang publik itu kutukanRicardo, utang adalah setan
Pandangan tradisional:Hutang•Menguras tabungan nasional•Meng crowds-out akumulasi modalPandangan ekuivalensi Ricardian Hutang•Tidak mempengaruhi tabungan nasional•Tidak mempengaruhi akumulasi modal
Pandangan Ricardian atas Utang Pemerintah
Asumsi:Konsumen melihat ke depan, oleh karena itu pengeluaran mereka didasarkan pada pendapatan sekarang dan masa datang yang mereka harapkan.Logika DasarRespon konsumen terhadap pemotongan pajak. Konsumen berpendapat pemerintah mendanai pemotongan pajak dengan menjalankan defisit anggaran. Maka dimasa datang pemerintah harus meningkatkan pajak untuk membayar utang dan bunga yang terakumulasi. Sehingga kebijakan tersebut benar-benar menunjukan pemotongan pajak saat ini digabungkan kenaikan pajak masa datang. Pemotongan pajak hanya akan memberikan pendapatan transitoris yang pada akhirnya akan diambil kembali. Konsumen tidak akan mengubah konsumsi.Prinsip Umumnya:Utang pemerintah ekuivalen dengan pajak masa depan. Jadi mendanai pemerintah dengan utang adalah ekuivalen dengan mendanainya dengan pajak. Pandangan ini dinamakan ekuivalensi Ricardian.Implikasinya: Pemotongan pajak yang didanai utang tidak mempengaruhi konsumsi
Utang Pemerintah bagi generasi masa depan
Pandangan tradisonalKonsumen mengharapkan implikasi pajak masa depan tidak menimpa mereka tetapi menimpa generasi berikutnya.Utang pemerintah menunjukkan transfer kekayaan dari generasi pembayar pajak tinggi kepada generasi pembayar pajak rendah (yang menikmati pemotongan pajak)
Esensinya pemotongan pajak yang didanai oleh utang mendorong konsumsi dengan memberikan peluang kepada generasi sekarang untuk mengkonsumsi atas beban generasi berikutnya.
Ekonom Robert Barro pendukung Ricardian mengkritik pandangan tradisional.Barro berependapat, generasi mendatang adalah anak-anak dan cucu-cucu dari generasi sekarang, maka seharusnya tidak memandang mereka sebagai aktor-aktor ekonomi independen.Asumsi yang tepat: generasi sekarang sangat peduli pada generasi mendatang. Sikap altruisme ini diwujudkan dengan memberikan hadiah atau warisan kepada generasi mendatang.
Analisis Barro, maka unit pengambilan keputusan adalah keluarga bukan individu
Defisit Anggaran
Pandangan tradisonal
Defisit anggaran•Memperbesar permintaan agregat, selanjutnya mendorong output dalam jangka pendek tetapi meng crowd out modal•Menekan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang (mengecilnya tabungan nasional krn ada pemotongan pajak)
Ricardian•Tidak memiliki dampak ini•Hanya mencerminkan penundaan beban pajak
Anggaran berimbang VS Kebijakan Fiskal Optimal (defisit atau surplus)
Ada tiga alasan mengapa kebijakan fiskal optimal dipilih:
•Stabilisasi Resesi, pajak turun tetapi pengeluaran meningkat. Maka Defisit akan menstabilisasi perekonomian•Tax smothing Agar pajak tetap rendah, diperlukan defisit disaat pendapatan rendah•Redistribusi antargenerasi Defisit menggeser beban pajak dari generasi sekarang ke mendatang
Dimensi Internasional dari utang pemerintah
• Utang yang besar dari negara meningkatkan resiko, pelarian modal.
Jika utang sudah besar bisa dengan mudah untuk menyatakan pailit:
Contoh:Th 1335, Raja Edward III dari
InggrisTh 1980-an, negara Amerika
LatinTh 1998, Rusia • Utang besar didanai oleh
utang luar negeri dapat menurunkan pengaruh politis negara dalam percaturan global.
Moody’s Investor Services (sebuah lembaga pemringkat) menyatakan :
Batas utang yang relatif aman maksimum 60% dari PDB
IMBALANCE EKSTRIM DI NEGARA2 SUBMERGINGPERTUM-BUHAN
PDB 2011
NEGARA
PERCENTASE THD PDBNERACA DAGANG2011($M)
PENG-ANGGU
RAN 011
UTANG EKSTER’L
UTANG PUBLIK
SALDO APBN 011
AS 95% 92.7% -9.1% -691.5 9.2% +2.5%
INGGRIS 400% 76.7% -9.1% -155.8 7.7% +1.5%
PERANCIS 182% 84.2% -5.8% -86.8 9.5% +2.1%
ITALIA 108% 118.4% -4.0% -50.7 8.1% +0.9%
SPANYOL 154% 64.5% -6.5% -68.3 20.9% +0.7%
YUNANI 174% 130.2% -9.6% -36.5 15.8% -4.5%
KANADA 64% 81.7% -3.8% -8.2 7.4% +2.9%
AUSTRIA 200% 70.0% -3.3% -6.6 4.3% +2.7%
BELGIA 266% 98.6% -3.8% +17.2 7.3% +2.3%
DENMARK 180% 44.2% -3.8% +14.0 4.0% +1.7%
SWEDIA 187% 41.7% +0.5% +12.1 7.9% +4.4%
BELANDA 471% 66.0% -3.8% +56.6 5.0% +2.2%
JEPANG 45% 225.8% -8.4% +47.0 4.5% -0.6%
NORWEGIA 538% 54.3% +12.5% +60.8 3.4 +1.3%
JERMAN 142% 74.3% -1.7% +197.9 7.0% +3.4%04/17/23 29SUMBER: WIKIPEDIA 2011, The Economist July 23rd, 2011
PERBANDINGAN UTANG NEGARA DI DUNIA 2005 VS 2011
NEGARAPERCENTASE THD PDB
UTANG EKSTERNAL 2011 *) UTANG EKTERNAL 2005**)
AS 95% 63,8%
INGGRIS 400% 46,8%
PERANCIS 182% 76,7%
ITALIA 108% 125,4%
SPANYOL 154% 49,1%
YUNANI 174% 108,1%
KANADA 64% 69,3%
AUSTRIA 200% 69,2%
BELGIA 266% 98,5%
DENMARK 180% 44.2%
SWEDIA 187% 61,5%
BELANDA 471% 63,7%
JEPANG 45% 158,9%
NORWEGIA 538% 51,7%
JERMAN 142% 69,9%
04/17/23 30SUMBER: WIKIPEDIA 2011, The Economist July 23rd, 2011*)
OECD 2005**)
IMBALANCE RINGAN DI NEGARA2 EMERGINGPERTUM-BUHAN
PDB 2011
NEGARA
PERCENTASE THD PDBNERACA DAGANG2011($M
)
PENGANG-GURAN 2011
UTANG EKSTER’L
UTANG PUBLIK
SALDO APBN 011
ARAB SAUDI 19% 12.9% +12.7% +149.5 NA +6.3%
RRC 7% 19.1% -2.1% +174.8 6.1% +8.7%
KORSEL 37% 32.1% +1.6% +41.0 3.3% +4.2%
INDONESIA 28% 26.7% -1.2% +24.9 6.8% +6.1%
RUSIA 33% 11.1% -1.5% +163.4 6.1% 4.3%
TAIWAN 21% 39.0% -1.5% +7.2 4.4% +4.4%
THAILAND 26% 45.5% -3.1% +11.8 0.7 +4.3%
SINGAPORA 10% 102.4% +0.3% +45.9 1.9% +4.8
BRAZIL 15% 66.8% -2.2% 25.3 6.2% +4.0%
MALAYSIA 31% 55.1% -6.9% +34.0 3.0 +5.1%
MEKSIKO 20% 45.2% -2.5% -0.4 5.2% +4.2%
AFSEL 23% 33.2% -5.3% +2.0 25.0% +3.7%
TURKI 36% 43.4% -2% -92.4 9.9% +6.0%
MESIR 14% 80.5% -10.4% -25.0 11.9% +4.6%
INDIA 15% 71.8% -4.7% -112.5 10.8% +7.8%04/17/23 31SUMBER: WIKIPEDIA 2011, The Economist July 23rd, 2011