fisiologi tumbuhan

32
FISIOLOGI TUMBUHAN Pedoman Praktikum Disusun Oleh : Ir . Ismed Inonu, M.Si Nyayu Siti Khodijah, SP. M. S.i Indra Feryanto, SP PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI

Upload: meyciliaputri

Post on 25-Jun-2015

1.477 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

FISIOLOGI TUMBUHANPedoman Praktikum Disusun Oleh : Ir . Ismed Inonu, M.Si Nyayu Siti Khodijah, SP. M. S.i Indra Feryanto, SPPROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGIUNIVERSITAS BANGKA BELITUNGFAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI20091. ANALISIS PERTUMBUHAN TANAMANA. Latar BelakangSecara umum pertumbuhan tanaman meliputi pertambahan jumlah (pembelahan sel), pertambah ukuran (pembentangan sel), dan diferensiasi. Walaupun demikian bagi peminat agronomi, pertumbuhan dapat berarti berat kering.

TRANSCRIPT

Page 1: FISIOLOGI TUMBUHAN

FISIOLOGI TUMBUHAN

Pedoman Praktikum

Disusun Oleh :

Ir . Ismed Inonu, M.Si

Nyayu Siti Khodijah, SP. M. S.i

Indra Feryanto, SP

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI

2009

Page 2: FISIOLOGI TUMBUHAN

1. ANALISIS PERTUMBUHAN TANAMAN

A. Latar Belakang

Secara umum pertumbuhan tanaman meliputi pertambahan jumlah (pembelahan sel), pertambah

ukuran (pembentangan sel), dan diferensiasi. Walaupun demikian bagi peminat agronomi,

pertumbuhan dapat berarti berat kering. Berat kering merupakan tolak ukur yang penting karena

mempunyai arti ekonomis. Berat segar biasanya tidak dijadikan tolak ukur kecuali untuk

tanaman holtikultura karena nilainya tidak tetap tergantung kepada status air tanaman. Selain

pertambahan berat kering, pertambahan tinggi, volume dan luas daun dapat juga dijadikan tolak

ukur pertumbuhan.

Seorang peneliti agronomis tidak hanya berkepentingan dengan hasil akhir saja, tetapi juga

berkepentingan dengan proses yang terjadi sebelumnya karena proses ini mempunyai peranan

yang besar dalam menentukan hasil akhir yang berupa hasil ekonomis. Suatu pendekatan untuk

dapat menganalisa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman sebagai suatu

proses penimbunan hasil fotosintesis adalah hasil analisis pertumbuhan tanaman.

Pada awalnya hanya dua macam pengamatan utama untuk melakukan analisis

pertumbuhan yaitu luas daun dan berat kering. Selanjutnya besaran atau tolak ukur tersebut

berkembang menjadi besaran lain untuk diturunkan dari hasil perhitungan kedua tolak ukur

tersebut. Perkembangan selanjutnya juga mengikutsertakan jumlah dan bagian tertentu tanaman

terutama hasil ekonomis dan juga faktor cahaya matahari.

B. Tujuan

Page 3: FISIOLOGI TUMBUHAN

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui cara pengukuran pertumbuhan tanaman

secara kuantitatif.

C. Bahan dan Alat

Bahan : Biji jagung dan kacang tanah

Pupuk kandang

Alat :

- Polybag hitam ukuran 3 kg

- Timbangan

- Alat tulis

D. Cara Kerja

1. Siapkan 5 polybag berisi campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1.

2. Tumbuhkan pada masing-masing polybag 5 butir biji jagung / kacang tanah. Setelah 1

minggu, pilihlah 1 tanaman terbaik tiap polybag.

3. Penyiraman diberikan sesuai kebutuhan.

4. Pengamatan dilakukan setiap 2 minggu sekali selama 10 minggu, dengan menghitung

jumlah daun dan mengukur tinggi tanaman pada polybag untuk pengamatan terakhir

(no.5).

Page 4: FISIOLOGI TUMBUHAN

5. Pembongkaran dilakukan setiap 2 minggu sekali. Variabel pengamatan meliputi :

- Luas daun (dengan cara gravimetric)

- Berat kering (daun, tajuk, akar, total).

6. Hitunglah : RGR, NAR, LAR, SLW, SLA dan nisbah shoot-root

7. Amati perbedaan parameter pertumbuhan pada tanaman jagung dan kacang tanah.

8. Cara perhitungan

1. Relative Growth Rate (RGR) = Laju Pertumbuhan Nisbi (LPN)

RGR = in W2 – In W1(g/g/minggu)

T2 – T1

2. Leaf Area Ratio (LAR) = Nisbah Luas Daun (NLD)

LAR = W (g/cm2)

La

3. Net Assimilation Rate (NAR) = Lajur Asimilasi Bersih (LAB)

NAR = ( W2 – W1 ) x In La2 – In La1 (g/cm 2 /minggu)

T2 – T1 La2 – La1

4. Net Assimilation Rate (NAR) = Lajur Asimilasi Bersih (LAB)

Page 5: FISIOLOGI TUMBUHAN

NAR = ( W2 – W1 ) x In La2 – In La1 (g/cm 2 /minggu)

T2 – T1 La2 – La1

5. Specific Leaf Area (SLA) = Luas Daun Khas (LDK)

SLA = La (cm2/g)

W

6. Nisbah Shoot – Rate = Perbandingan tajuk akar

Nisbah Shoot Root = W sh

W rt

Keterangan :

- La = Luas daun

- Lw = Berat daun

- W = Berat kering total

- W sh = Berat kering tajuk

- W rt = Berat kering akar

- T = Waktu

TABEL PENGAMATAN

Page 6: FISIOLOGI TUMBUHAN

Table 1.1 Berat kering tanaman (daun, tajuk, akar dan total), (g) dan luas daun (cm2) pada

berbagai umur tanaman (minggu).

Umur BK Daun BK Tajuk BK Akar BK Total Luas Daun

JG KT JG KT JG KT JG KT JG KT

1

2

3

Table 1.2 Tinggi tanaman (cm) dan jumlah daun tanaman jagung dan kacang tanah pada

berbagai umur tanaman (minggu).

Umur Tinggi Tanaman Jumlah Daun

Jagung Kacang Tanah Jagung Kacang Tanah

1

2

3

Keterangan

BK = Berat kering

JG = Jagung

KT = Kacang Tanah

Luas Daun U1 – BK1

Page 7: FISIOLOGI TUMBUHAN

BK2

BAB II

CURVE SIGMOID

I. PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Pertumbuhan dan perkembangan tanaman merupakan suatu proses yang penting dalam

kehidupan dan perkembangbiakan suatu spesies. Pertumbuhan dan perkembangbiakan

berlangsung secara terus-menerus sepanjang daur hidup tergantung pada tersedianya

meristem, hasil asimilasi, hormon dan substansi pertumbuhan lainnya, serta lingkungan yang

mendukung.

Pertumbuhan dapat diartikan sebagai penambahan volume yang tidak dapat dibalik.

Proses pertumbuhan ditandai dengan terjadinya proses peningkatan jumlah sel (pembelahan

sel) dan peningkatan ukuran sel (pembesaran sel), kedua proses ini memerlukan sintesis

protein. Pembelahan dan pembesaran sel terjadi di dalam jaringan khusus yang disebut

dengan meristem. Jaringan meristem dijumpai pada beberapa tempat dalam tubuh tanaman.

Pola pertumbuhan antar organ, antar spesies tidak sama tergantung dari keberadaan

jaringan meristem. Pola pertumbuhan sepanjang satu generasi secara khas dicirikan oleh

suatu fungsi pertumbuhan (tinggi, panjang, luas, isi atau berat dari seluruh atau sebagian

tanaman) dalam satuan waktu.

Page 8: FISIOLOGI TUMBUHAN

Percobaan ini akan melihat pola pertumbuhan dan berbagai spesies tanaman budidaya

yang dicerminkan oleh bentukan kurva pertumbuhan awal masing-masing tanaman dan

melukiskannya dalam kurva sigmois.

b. Tujuan Praktikum

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui kecepatan pertumbuhan tanaman persatuan

waktu.

II. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

a. Tempat dan Waktu

Pelaksanaan praktikum ini dilakukan di LaboratoriumFakultas Pertanian,

Perikanan dan Biologi Bangka.

b. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah meliputi 2 jenis tanaman

budidaya yaitu benih kacang hijau dan benih mentimun.

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah pasir, pot atau media semai dan

kertas millimeter.

c. Cara Kerja

1. Ambil 10 benih dari masing-masing tanaman

2. Usahakan ukuran benih yang sama

Page 9: FISIOLOGI TUMBUHAN

3. Semai dalam pot bermedia pasir, lakukan penyiraman setiap 2 kali sehari

4. Amati pertumbuhan kecambah selama 1 sampai 7 hari

5. Lakukan pencatatan laju waktu perkecambahan, pertambahan tinggi, jumlah daun,

panjang daun.

6. Data dicatat dalam bentuk data tabulasi dan digambarkan dalam grafik kertas millimeter.

BAB III

JARINGAN TRANSPORT AIR

I. Pendahuluan

a. Latar Belakang

Air berperan sangat penting dalam keberlangsungan semua system kehidupan

secara umum. Air bagi tanaman mutlak diperlukan, tanpa air tidak akan ada pertumbuhan

tanaman status air dalam tubuh atau jaringan tanaman ditentukan oleh laju penyerapan air

dan proses kehilangan air melalui proses transpirasi.

Air pada system tanaman akan bergerak dais umber air di dalam tanah, ke

perakaran dan melewati jaringan xylem yang tersusun secara sinambung dan kontinu mulai

dari akar, batang dan daun.

Status air dari tumbuhan bergantung pada kecepatan relative penyerapan air oleh

akar dan kehilangan air oleh transpirasi. Penyerapan air yang tidak cukup oleh akar

Page 10: FISIOLOGI TUMBUHAN

menimbulkan deficit air dalam tumbuhan, termasuk sel-sel daun, suatu deficit yang

mengakibatkan penuruan evaporasi air dari daun sehingga laju transpirasi menjadi reda.

Disamping itu transpirasi yang berlebihan juga dapat menimbulkan deficit air. Resultan

deficit tekanan disfusi pada semua sel tumbuhan termasuk sel-sel akar, memperbesar

gradient dan larutan tanah ke akar dan dengan demikian meningkatkan penyerapan air.

System transport bekerja sebagai suatu unit yang cenderung menjaga agar sel tumbuhan

selalu dalam keadaan turgid.

b. Tujuan

Percobaan ini akan melihat proses transport air pada jaringan tanaman.

II. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

a. Tempat dan Waktu

Pelaksanaan praktikum ini dilakukan di Laboratorium Fakultas Pertanian,

Perikanan dan Biologi Bangka.

b. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah air detilata, vaselin dan Cabang

Alamanda. Sedangkan alar yang digunakan adalah botol, sumbat gabus, dan pisau silet.

c. Cara Kerja

1. Pilih 3 cabang berdaun dari tanaman Alamanda

Page 11: FISIOLOGI TUMBUHAN

2. Potong ketiga cabang tersebut sedemikian rupa sehingga apabila cabang tersebut

dimasukkan ke dalam botol maka jarak bekas potongan dengan dasar botol sekitar 1

cm.

3. Kualiti ketiga cabang tersebut sepanjang 3 cm dari bekas potongan.

4. Untuk menutup xylem olesi ujung cabang bekas potongan dengan vaselin, untuk

menutup floem, ujung dibiarkan terbuka, potongan kulit diolesi dengan vaselin

sampai ujung cabang.

5. Isi botol dengan air destilata, masukkan cabang ke dalam lubang pada sumbat gabus

dan tutup botol sumbat pada botol.

6. Beri tanda pada permukaan air.

7. Amati setelah 1,3,5, dan 7 hari.

BAB IV

TROPISME

1. Pendahuluan

a. Latar Belakang

Penemuan mengenai auksin ini dua respon fisiologi tumbuhan dapat dijelaskan,

yaitu pertumbuhan batang yang menuju ke arah datangnya sinar dan respon terhadap gaya

tarik bumi (gravitasi) di mana batang tumbuh ke atas berlawanan dengan gaya tarik bumi

Page 12: FISIOLOGI TUMBUHAN

dan akar tumbuh ke bawah sesuai dengan haya tarik bumi. Gerakan ini disebut tropisme,

sebagai hasil dari pertumbuhan yang tidak sama dari sel-sel pada kedua organ yang terkena

rangsangan. Akar dan batang memiliki kepekaan yang berbeda terhadap konsentrasi

auksin. Suatu konsentrasi auksin yang dapat mendorong pembesaran sel-sel pada akar.

Fototropisme adalah suatu respon positif terhadap cahaya yang datang dengan

intensitas yang lebih besar dari suatu arah dibandingkan dengan yang datang dari arah lain.

Geotropisme merupakan gerak pertumbuhan kea rah atau menjauhi tarikan

gravitasi bumi.

Fototropisme dan geotropisme merupakan aktivitas yang jelas berperan dalam

perkembangan pertumbuhan. Respon fototropik menentukan letak atau kedudukan daun

dan batang untuk dapat menangkap (menerima) sinar matahari sebanyak-banyaknya bagi

keperluan fotosintesis. Tropisme menyebabkan pula tunas tumbuh ke atas dan akar tumbuh

ke dalam tanah.

b. Tujuan

Percobaan ini dilakukan untuk melihat respon tumbuhan ke arah rangsangan

lingkungan.

II. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

a. Tempat dan Waktu

Page 13: FISIOLOGI TUMBUHAN

Pelaksanaan praktikum ini dilakukan di Laboratorium Fakultas Pertanian dan,

Perikanan dan Biologi Bangka.

b. Alat dan Bahan

Untuk Geotropisme : bahan yang digunakan adalah benih jagung beretiolasi selama

5 hari dan pasir, alat yang digunakan adalah kertas timah, kotak persegi empat yang diberi

lubang pada salah satu sisinya ukuran 10 x 5 cm, diameter 1 cm dan bola lampu.

c. Cara Kerja

Geotropisme

1. Mengecambahkan benih jagung selama satu malam dalam cawan Petri yang dilapisi

kertas merang yang luasnya melebihi cawan.

2. Pilih enam kecambah jagung, isi masing-masing cawan dengan 3 kecambah

3. Susunlah kecambah tersebut dengan lembaga menghadap ke atas, ujung akar menghadap

ke satu arah.

4. Tutup cawan Petri perlahan dengan kertas merang / kertas tissue basah jangan sampai

menggeser letak kecambah yang telah disusun.

5. Kemudian tutup lagi dengan kertas saring atau kertas tissue yang lebih besar, tekan

perlahan sehingga letak kecambah menjadi mantap.

Page 14: FISIOLOGI TUMBUHAN

6. Simpan kedua cawan dalam ruangan yang gelap atau dikondisikan kepada tempat yang

tidak terkena cahaya selama 48 jam, usahakan meletakkannya sedemikian rupa

sehingga akar tersebut vertical.

7. Setelah 48 jam, potong ujung-ujung akar pada cawan pertama dan tanap dipotong pada

cawan kedua. Panjang potongan pada ujung akar 3 mm, kemudian susun kembali

seperti semula.

8. Putar cawan tersebut 90° sehingga kedudukan kecambah horizontal. Simpan kembali

kedua cawan pada tempat semula.

9. Amati lengkungan akar, panjang kecambah kedua perlakuan tersebut setelah 48 jam.

Catat hasilnya dalam bentuk diagram.

BAB V

PENGUKURAN STATUS AIR PADA TUMBUHAN

I. PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Tersedianya air untuk pertumbuhan tanaman ditentukan oleh status air pada jaringan

tanaman, untuk mengetahui status air pada tanaman digunakan dua cara yang umum :

1. Berdasarkan energi air dalam jaringan tumbuhan yang disebut potensial air

2. Mengukur kuantitas air dari suatu jaringan dan menyatakannya dengan kondisi standar

tertentu.

Page 15: FISIOLOGI TUMBUHAN

Dari kedua cara diatas, yang paling tepat dan umum dilakukan adalah cara yang

pertama berdasarkan potensial air.

Perhitungan yang dilakukan sebagai berikut :

Perhitungan Status Air Status yang digunakan

Berat Segar

Berat Kering

Kandungan Relatif Air

b. Tujuan

Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui kandungan air dalam suatu jaringan dan untuk

mlihat transport air pada jaringan tanaman.

II. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

a. Tempat dan Waktu

Pelaksanaan praktikum ini dilakukan di Laboratorium Fakultas Pertanian dan, Perikanan

dan Biologi Bangka.

b. Alat dan Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah daun Kangkung (Ipomoe aquatica),

daun Singkong (Manihot esculenta), daun alang-alang (Imperata cylndricai) dan kertas

alumunium foil.

Page 16: FISIOLOGI TUMBUHAN

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah timbangan elektrik.

c. Cara Kerja

1. Timbang masing-masing dan daun dalam keadaan segar sebanyak 5 gram

2. Kemudian bungkus dengan kertas alumunium foil. Kemudian masing-masing daun yang

telah ditimbang di letakkan di rumah kaca (green house)

3. Timbang masing-masing daun tersebut hingga hari ke tujuh

4. Buatlah perhitungan status air.

BAB V

PENYIMPANAN GULA PATI DALAM DAUN

I. PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Di dalam daun dapat ditemukan senyawa-senyawa gula seperti glukosa, fruktosa,

sukrosa dan lain-lain. Serta dapat pula ditemukan pati. Perubahan timbal balik di pati

terbentuk senyawa-senyawa gula dan sebaliknya disebut interkonvensi gula pati. Glukosa

dapat dianggap sebagai model karbonhidrat dari hasil fotosintesis dan dari senyawa ini

terbentuk fruktosa, sukrosa dan pati melalui reaksi-reaksi enzimatik.

Dalam daun pati terbentuk dalam kloroplas dan terjadi pada siang hari pada saat

laju fotosintesis melebihi laju respirasi. Perubahan pati menjadi dekstrin atau maltosa yang

kemudian menjadi glukosa.

Page 17: FISIOLOGI TUMBUHAN

Untuk metabolisme selular, gula yang dihasilkan dari fotosintesis bukanlah hal

yang penting, karena ada 3 jenis gula yang terdapat dalam jaringan-jaringan tumbuhan

yang saling berintrokonversi di dalam protoplasma. Gula dapat ditransformasi menjadi pati

dan juga sebaliknya. Dengan percobaan yang lebih teliti dapat diperlihatkan bahwa CO2

yang digunakan di dalam proses fotosintesis oleh daun bunga matahari, setelah beberapa

waktu lamanya dapat dikenali sebagai sukrosa, glukosa fruktosa dan pati yang terbentuk.

b. Tujuan

1. Untuk membuktikan bahwa pati adalah bentuk simpanan sementara hasil fotosintesis dan

tidak semua daun menggunakan pati sebagai cadangan dari karbonhidrat.

2. Membuktikan bahwa sel-sel tumbuhan mengandung enzim yang mengkatalisis

interkonversi glukosa, fruktosa, sukrosa dan pati.

3. Menggambarkan translokasi karbonhidrat

II. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

a. Tempat dan Waktu

Pelaksanaan praktikum ini dilakukan di Laboratorium Fakultas Pertanian dan,

Perikanan dan Biologi Bangka.

b. Alat dan Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah daun Tapak Dara, Bunga

Pukul Empat, dan daun jagung, biji atau kacang-kacangan, etanol 95%, larutan l2K2,

Page 18: FISIOLOGI TUMBUHAN

sukrosa 0.5 M, Fruktosa 0,5 M dan uap panas. Sedangkan alat yang digunakan dalam

praktikum ini adalah gelas piala 50 ml, barang aplikator, tape perekat dan cawan Petri.

c. Cara Kerja

1. Siapkan daun tapak dara dan daun bunga pukul empat yang telah terkena sinar matahari

selama beberapa jam.

2. Rendam daun tersebut dalam etanol 95% diatas pemanas air selama 20 menit.

3. Cuci daun dengan air panas. Kemudian rendam dalam l2K2 dalam cawan Petri selama

beberapa menit.

4. Bersihkan daun dari kotoran yodium dan bentangkan

5. Warna ungu tua menunjukkan adanya pati dalam daun.

BAB VI

PENETEPAN POTENSIAL AIR JARINGAN TUMBUHAN

I. PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Keadaan fisiologi aktif dalam satu individu sel-sel dalam tumbuhan bergantung pada

beberapa keadaan yang relatif konstan, salah satunya adalah keseimbangan air. Suatu

ketika apabila pada waktu perkembangannya, tumbuhan kekurangan suplai, maka

kandungan air dalam tumbuhan menurun dan laju perkembangannya yang ditentukan oleh

laju semua fungsi-fungsi yang vital juga menjadi menurun. Keadaan kekeringan yang

berlangsung lama dapat mematikan tumbuhan.

Page 19: FISIOLOGI TUMBUHAN

Sekalipun di dalam tumbuhan yang sedang tumbuh aktif, kekurangan air dapat

menjadi faktor pembatas bagi perkembangannya, tetapi keadaan kekeringan masih

memiliki dampak positif bagi hidup dan ketahanan hidup suatu organisme. Bersama

dengan menurunnya aktivitas sel, kepekaannya terhadap factor-faktor fisik dan kimia dan

lingkungannya juga berkurang. Oleh karena itu, walaupun biji kering tidak akan

berkecambah, mereka juga tidak akan mati oleh suhu tinggi atau suhu rendah yang dapat

menjadikan letal bagu tumbuhan vegetatif. Pada kenyataannya adaptasi tumbuhan pada

keadaan kering maupun suhu rendah sering menimbulkan deficit air.

Potensial kimia air atau biasa dinyatakan sebagai potensial air (ψ ; Psi) penting untuk

diketahui agar dapat mengerti pergerakan air di dalam system tumbuhan, tanah dan udara.

Potensial air kadang-kadang dinyatakan dalam satuan energi sebagai kalori / mo atau

dinyatakan sebagai tekanan (bar). Air akan bergerak dari potensial tinggi ke potensial yang

lebih rendah. Jadi difusi termasuk, terjadi sebagai akibat suatu gradient dalam energi bebas

dari partikel yang berdifusi.

Nilai absolute dari potensial air tidak mudah diukur, tetapi perbedaannya dapat

diukur. Sebagai pegangan atau dasar diambil potensial air murni. Jadi potensial air adalah

perbedaan dalam energi bebas atau potensial kimia per satuan molal volume antara air

murni pada tekanan atmosfer adalah mol dan potensial air di dalam sel dan larutan kurang

dari nol atau negative.

Potensial air adalah suatu pernyataan dari status energi bebas air, suatu ukuran daya

yang menyebabkan air bergerak ke dalam suatu system, seperti jaringan tumbuhan, tanah

atau atmosfer, atau dari satu bagian ke bagian lain dalam suatu system. Potensial air

Page 20: FISIOLOGI TUMBUHAN

mungkin merupakan parameter yang paling bermanfaat untuk diukur dalam hubungannya

dengan system tanah, tanaman dan atmosfer.

Komponen-komponen potensial air sel atau jaringan adalah sebagai berikut :

Dimana : ψ w = potensial air suatu sel tumbuhan

ψ w = potensial air suatu sel tumbuhan

ψ s = potensial air suatu sel tumbuhan

ψ p = potensial air suatu sel tumbuhan

ψ m = potensial air suatu sel tumbuhan

Potensial osmotic adalah potensial yang disebabkan oleh zar-zat terlarut. Tandanya selalu

negative. Potenisal tekanan adalah potensial yang disebabkan oleh hidrostatik isi sel pada

dinding sel. Nilainya selalu ditandai dengan bilangan postitif, nol atau juga dapat negative.

Penambahan tekanan (terbentuk tekanan turgor) mengakibatkan potensial tekanan lebih

positif. Potensial matriks disebabkan oleh ikatan air pada koloid protoplasma dan permukaan

(dinding sel). Potensial matriks bertanda negative, tetapi pada umumnya pada sel-sel yang

bervakuola, nilainya dapat diabaikan. Oleh karena itu, persamaan diatas dapat disederhanakan

menjadi :

Ψw = Ψs + Ψp

Potensial air jaringan ditentukan dengan cara merendam potongan jaringan dalam suatu

seri larutan sukrosa atau mannitol (non elektrolit) yang diketahui konsentrasinya. Dalam

Page 21: FISIOLOGI TUMBUHAN

percobaan ini dicari larutan sukrosa yang tidak mengakibatkan perubahan berat atau volume

jaringan, artinya potensial air larutan sama dengan potensial air jaringan. Potensial air larutan

sama dengan potensial osmotiknya. Maka persamaan menjadi

Ψw = Ψs

b. Tujuan

Mengukur nilai potensial air jaringan umbi kentang

II. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

a. Tempat dan Waktu

Pelaksanaan praktikum ini dilakukan di Laboratorium Fakultas Pertanian dan,

Perikanan dan Biologi Bangka.

b. Alat dan Bahan

Bahan yang digunakan adalah umbi kentang dan larutan sukrosa. Sedangkan alat

yang digunakan adalah silet, mistar millimeter, tissue, timbangan analitik, dan tabung reaksi.

c. Cara Kerja

1. Siapkan 12 buah tabung reaksi / gelas piala (150/250 ml), masing-masing diisi 100 ml

dari larutan berikut ini : air destilata, 0.05, 0.10, 0.15, 0.20, 0.25, 0.30, 0.35, 0.40,

0.45, 0.50 dan 0.60 molar larutan sukrosa.

Page 22: FISIOLOGI TUMBUHAN

2. Tahap-tahap berikut ini harus dilakukan dengan cepat. Buatlah 12 silinder umbi

kentang dengan bor yang bergaris tengah 1 cm, masing-masing dengan panjang 4 cm.

Hilangkan bagian kulitnya. Sebaiknya semua silinder umbi kentang dibuat dari 1

umbi saja. Letakkan di dalam sebuah wadah tertutup.

3. Dengan pisau silet, potonglah satu silinder kentang menjadi irisan-irisan tipis dengan

tebal 1-2 mm.

4. Bilas irisan kentang dengan air destilata dengan cepat, keringkan dengan kertas handuk

dan timbang. Selanjutnya masukkan ke dalam salah satu larutan sukrosa yang telah

disiapkan. Lakukan ini pada tiap-tiap silinder kentang untuk masing-masing laurtan

sukrosa berikutnya.

5. Setelah tepat 2 jam direndam, keluarkan irisan-irisan tersebut dari masing-masing

tabungan, lalu keringkan dengan kertas tissue dan timbang. Lakukan ini untuk semua

percobaan.

6. Untuk menghitung perubahan berat, gunakan rumus berikut :

% perubahan berat = Berat akhir – Berat mula – mula x 100%

Berat mula-mula

7. Kemudian buat grafik dan plotkan % perubahan berat pada ordinat dan konsentrasi

larutan sukrosa (dalam molar pada absis).

Page 23: FISIOLOGI TUMBUHAN

8. Potensial air jaringan dapat diperoleh setelah terlebih dahulu menghitung potensial

osmotik (Ψs) untuk masing-masin konsentrasi larutan sukrosa. Gunakan rumus

berikut :

Ψs – M i R T

Dimana M = Molaritas dari larutan sukrosa

I = Konstanta Ionisasi : Untuk sukosa = 1

R = Konstansta gas (0.0831 bar / derajad mol)

T = Suhu absolut

Rumus diatas cukup digunakan untuk menghitung potensial osmotik satu larutan

sukrosa (Ψs1). Selanjutnya potensial dari larutan-larutan lainnya dapat ditentukan

dengan menggunakan rumus berikut :

=

Ψs Ψs1

9. Kemudian tentukan dengan menginterpolasikan dari grafik, konstanta sukrosa yang

tidak menghasilkan perubahan berat. Dan hitunglah Ψs dari larutan ini. Nilai Ψs

tersebut sebanding dengan potensial air (Ψs) jaringan.