fisiologi tumbuhan
DESCRIPTION
FISIOLOGI TUMBUHANPedoman Praktikum Disusun Oleh : Ir . Ismed Inonu, M.Si Nyayu Siti Khodijah, SP. M. S.i Indra Feryanto, SPPROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGIUNIVERSITAS BANGKA BELITUNGFAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI20091. ANALISIS PERTUMBUHAN TANAMANA. Latar BelakangSecara umum pertumbuhan tanaman meliputi pertambahan jumlah (pembelahan sel), pertambah ukuran (pembentangan sel), dan diferensiasi. Walaupun demikian bagi peminat agronomi, pertumbuhan dapat berarti berat kering.TRANSCRIPT
FISIOLOGI TUMBUHAN
Pedoman Praktikum
Disusun Oleh :
Ir . Ismed Inonu, M.Si
Nyayu Siti Khodijah, SP. M. S.i
Indra Feryanto, SP
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
2009
1. ANALISIS PERTUMBUHAN TANAMAN
A. Latar Belakang
Secara umum pertumbuhan tanaman meliputi pertambahan jumlah (pembelahan sel), pertambah
ukuran (pembentangan sel), dan diferensiasi. Walaupun demikian bagi peminat agronomi,
pertumbuhan dapat berarti berat kering. Berat kering merupakan tolak ukur yang penting karena
mempunyai arti ekonomis. Berat segar biasanya tidak dijadikan tolak ukur kecuali untuk
tanaman holtikultura karena nilainya tidak tetap tergantung kepada status air tanaman. Selain
pertambahan berat kering, pertambahan tinggi, volume dan luas daun dapat juga dijadikan tolak
ukur pertumbuhan.
Seorang peneliti agronomis tidak hanya berkepentingan dengan hasil akhir saja, tetapi juga
berkepentingan dengan proses yang terjadi sebelumnya karena proses ini mempunyai peranan
yang besar dalam menentukan hasil akhir yang berupa hasil ekonomis. Suatu pendekatan untuk
dapat menganalisa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman sebagai suatu
proses penimbunan hasil fotosintesis adalah hasil analisis pertumbuhan tanaman.
Pada awalnya hanya dua macam pengamatan utama untuk melakukan analisis
pertumbuhan yaitu luas daun dan berat kering. Selanjutnya besaran atau tolak ukur tersebut
berkembang menjadi besaran lain untuk diturunkan dari hasil perhitungan kedua tolak ukur
tersebut. Perkembangan selanjutnya juga mengikutsertakan jumlah dan bagian tertentu tanaman
terutama hasil ekonomis dan juga faktor cahaya matahari.
B. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui cara pengukuran pertumbuhan tanaman
secara kuantitatif.
C. Bahan dan Alat
Bahan : Biji jagung dan kacang tanah
Pupuk kandang
Alat :
- Polybag hitam ukuran 3 kg
- Timbangan
- Alat tulis
D. Cara Kerja
1. Siapkan 5 polybag berisi campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1.
2. Tumbuhkan pada masing-masing polybag 5 butir biji jagung / kacang tanah. Setelah 1
minggu, pilihlah 1 tanaman terbaik tiap polybag.
3. Penyiraman diberikan sesuai kebutuhan.
4. Pengamatan dilakukan setiap 2 minggu sekali selama 10 minggu, dengan menghitung
jumlah daun dan mengukur tinggi tanaman pada polybag untuk pengamatan terakhir
(no.5).
5. Pembongkaran dilakukan setiap 2 minggu sekali. Variabel pengamatan meliputi :
- Luas daun (dengan cara gravimetric)
- Berat kering (daun, tajuk, akar, total).
6. Hitunglah : RGR, NAR, LAR, SLW, SLA dan nisbah shoot-root
7. Amati perbedaan parameter pertumbuhan pada tanaman jagung dan kacang tanah.
8. Cara perhitungan
1. Relative Growth Rate (RGR) = Laju Pertumbuhan Nisbi (LPN)
RGR = in W2 – In W1(g/g/minggu)
T2 – T1
2. Leaf Area Ratio (LAR) = Nisbah Luas Daun (NLD)
LAR = W (g/cm2)
La
3. Net Assimilation Rate (NAR) = Lajur Asimilasi Bersih (LAB)
NAR = ( W2 – W1 ) x In La2 – In La1 (g/cm 2 /minggu)
T2 – T1 La2 – La1
4. Net Assimilation Rate (NAR) = Lajur Asimilasi Bersih (LAB)
NAR = ( W2 – W1 ) x In La2 – In La1 (g/cm 2 /minggu)
T2 – T1 La2 – La1
5. Specific Leaf Area (SLA) = Luas Daun Khas (LDK)
SLA = La (cm2/g)
W
6. Nisbah Shoot – Rate = Perbandingan tajuk akar
Nisbah Shoot Root = W sh
W rt
Keterangan :
- La = Luas daun
- Lw = Berat daun
- W = Berat kering total
- W sh = Berat kering tajuk
- W rt = Berat kering akar
- T = Waktu
TABEL PENGAMATAN
Table 1.1 Berat kering tanaman (daun, tajuk, akar dan total), (g) dan luas daun (cm2) pada
berbagai umur tanaman (minggu).
Umur BK Daun BK Tajuk BK Akar BK Total Luas Daun
JG KT JG KT JG KT JG KT JG KT
1
2
3
Table 1.2 Tinggi tanaman (cm) dan jumlah daun tanaman jagung dan kacang tanah pada
berbagai umur tanaman (minggu).
Umur Tinggi Tanaman Jumlah Daun
Jagung Kacang Tanah Jagung Kacang Tanah
1
2
3
Keterangan
BK = Berat kering
JG = Jagung
KT = Kacang Tanah
Luas Daun U1 – BK1
BK2
BAB II
CURVE SIGMOID
I. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman merupakan suatu proses yang penting dalam
kehidupan dan perkembangbiakan suatu spesies. Pertumbuhan dan perkembangbiakan
berlangsung secara terus-menerus sepanjang daur hidup tergantung pada tersedianya
meristem, hasil asimilasi, hormon dan substansi pertumbuhan lainnya, serta lingkungan yang
mendukung.
Pertumbuhan dapat diartikan sebagai penambahan volume yang tidak dapat dibalik.
Proses pertumbuhan ditandai dengan terjadinya proses peningkatan jumlah sel (pembelahan
sel) dan peningkatan ukuran sel (pembesaran sel), kedua proses ini memerlukan sintesis
protein. Pembelahan dan pembesaran sel terjadi di dalam jaringan khusus yang disebut
dengan meristem. Jaringan meristem dijumpai pada beberapa tempat dalam tubuh tanaman.
Pola pertumbuhan antar organ, antar spesies tidak sama tergantung dari keberadaan
jaringan meristem. Pola pertumbuhan sepanjang satu generasi secara khas dicirikan oleh
suatu fungsi pertumbuhan (tinggi, panjang, luas, isi atau berat dari seluruh atau sebagian
tanaman) dalam satuan waktu.
Percobaan ini akan melihat pola pertumbuhan dan berbagai spesies tanaman budidaya
yang dicerminkan oleh bentukan kurva pertumbuhan awal masing-masing tanaman dan
melukiskannya dalam kurva sigmois.
b. Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui kecepatan pertumbuhan tanaman persatuan
waktu.
II. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
a. Tempat dan Waktu
Pelaksanaan praktikum ini dilakukan di LaboratoriumFakultas Pertanian,
Perikanan dan Biologi Bangka.
b. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah meliputi 2 jenis tanaman
budidaya yaitu benih kacang hijau dan benih mentimun.
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah pasir, pot atau media semai dan
kertas millimeter.
c. Cara Kerja
1. Ambil 10 benih dari masing-masing tanaman
2. Usahakan ukuran benih yang sama
3. Semai dalam pot bermedia pasir, lakukan penyiraman setiap 2 kali sehari
4. Amati pertumbuhan kecambah selama 1 sampai 7 hari
5. Lakukan pencatatan laju waktu perkecambahan, pertambahan tinggi, jumlah daun,
panjang daun.
6. Data dicatat dalam bentuk data tabulasi dan digambarkan dalam grafik kertas millimeter.
BAB III
JARINGAN TRANSPORT AIR
I. Pendahuluan
a. Latar Belakang
Air berperan sangat penting dalam keberlangsungan semua system kehidupan
secara umum. Air bagi tanaman mutlak diperlukan, tanpa air tidak akan ada pertumbuhan
tanaman status air dalam tubuh atau jaringan tanaman ditentukan oleh laju penyerapan air
dan proses kehilangan air melalui proses transpirasi.
Air pada system tanaman akan bergerak dais umber air di dalam tanah, ke
perakaran dan melewati jaringan xylem yang tersusun secara sinambung dan kontinu mulai
dari akar, batang dan daun.
Status air dari tumbuhan bergantung pada kecepatan relative penyerapan air oleh
akar dan kehilangan air oleh transpirasi. Penyerapan air yang tidak cukup oleh akar
menimbulkan deficit air dalam tumbuhan, termasuk sel-sel daun, suatu deficit yang
mengakibatkan penuruan evaporasi air dari daun sehingga laju transpirasi menjadi reda.
Disamping itu transpirasi yang berlebihan juga dapat menimbulkan deficit air. Resultan
deficit tekanan disfusi pada semua sel tumbuhan termasuk sel-sel akar, memperbesar
gradient dan larutan tanah ke akar dan dengan demikian meningkatkan penyerapan air.
System transport bekerja sebagai suatu unit yang cenderung menjaga agar sel tumbuhan
selalu dalam keadaan turgid.
b. Tujuan
Percobaan ini akan melihat proses transport air pada jaringan tanaman.
II. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
a. Tempat dan Waktu
Pelaksanaan praktikum ini dilakukan di Laboratorium Fakultas Pertanian,
Perikanan dan Biologi Bangka.
b. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah air detilata, vaselin dan Cabang
Alamanda. Sedangkan alar yang digunakan adalah botol, sumbat gabus, dan pisau silet.
c. Cara Kerja
1. Pilih 3 cabang berdaun dari tanaman Alamanda
2. Potong ketiga cabang tersebut sedemikian rupa sehingga apabila cabang tersebut
dimasukkan ke dalam botol maka jarak bekas potongan dengan dasar botol sekitar 1
cm.
3. Kualiti ketiga cabang tersebut sepanjang 3 cm dari bekas potongan.
4. Untuk menutup xylem olesi ujung cabang bekas potongan dengan vaselin, untuk
menutup floem, ujung dibiarkan terbuka, potongan kulit diolesi dengan vaselin
sampai ujung cabang.
5. Isi botol dengan air destilata, masukkan cabang ke dalam lubang pada sumbat gabus
dan tutup botol sumbat pada botol.
6. Beri tanda pada permukaan air.
7. Amati setelah 1,3,5, dan 7 hari.
BAB IV
TROPISME
1. Pendahuluan
a. Latar Belakang
Penemuan mengenai auksin ini dua respon fisiologi tumbuhan dapat dijelaskan,
yaitu pertumbuhan batang yang menuju ke arah datangnya sinar dan respon terhadap gaya
tarik bumi (gravitasi) di mana batang tumbuh ke atas berlawanan dengan gaya tarik bumi
dan akar tumbuh ke bawah sesuai dengan haya tarik bumi. Gerakan ini disebut tropisme,
sebagai hasil dari pertumbuhan yang tidak sama dari sel-sel pada kedua organ yang terkena
rangsangan. Akar dan batang memiliki kepekaan yang berbeda terhadap konsentrasi
auksin. Suatu konsentrasi auksin yang dapat mendorong pembesaran sel-sel pada akar.
Fototropisme adalah suatu respon positif terhadap cahaya yang datang dengan
intensitas yang lebih besar dari suatu arah dibandingkan dengan yang datang dari arah lain.
Geotropisme merupakan gerak pertumbuhan kea rah atau menjauhi tarikan
gravitasi bumi.
Fototropisme dan geotropisme merupakan aktivitas yang jelas berperan dalam
perkembangan pertumbuhan. Respon fototropik menentukan letak atau kedudukan daun
dan batang untuk dapat menangkap (menerima) sinar matahari sebanyak-banyaknya bagi
keperluan fotosintesis. Tropisme menyebabkan pula tunas tumbuh ke atas dan akar tumbuh
ke dalam tanah.
b. Tujuan
Percobaan ini dilakukan untuk melihat respon tumbuhan ke arah rangsangan
lingkungan.
II. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
a. Tempat dan Waktu
Pelaksanaan praktikum ini dilakukan di Laboratorium Fakultas Pertanian dan,
Perikanan dan Biologi Bangka.
b. Alat dan Bahan
Untuk Geotropisme : bahan yang digunakan adalah benih jagung beretiolasi selama
5 hari dan pasir, alat yang digunakan adalah kertas timah, kotak persegi empat yang diberi
lubang pada salah satu sisinya ukuran 10 x 5 cm, diameter 1 cm dan bola lampu.
c. Cara Kerja
Geotropisme
1. Mengecambahkan benih jagung selama satu malam dalam cawan Petri yang dilapisi
kertas merang yang luasnya melebihi cawan.
2. Pilih enam kecambah jagung, isi masing-masing cawan dengan 3 kecambah
3. Susunlah kecambah tersebut dengan lembaga menghadap ke atas, ujung akar menghadap
ke satu arah.
4. Tutup cawan Petri perlahan dengan kertas merang / kertas tissue basah jangan sampai
menggeser letak kecambah yang telah disusun.
5. Kemudian tutup lagi dengan kertas saring atau kertas tissue yang lebih besar, tekan
perlahan sehingga letak kecambah menjadi mantap.
6. Simpan kedua cawan dalam ruangan yang gelap atau dikondisikan kepada tempat yang
tidak terkena cahaya selama 48 jam, usahakan meletakkannya sedemikian rupa
sehingga akar tersebut vertical.
7. Setelah 48 jam, potong ujung-ujung akar pada cawan pertama dan tanap dipotong pada
cawan kedua. Panjang potongan pada ujung akar 3 mm, kemudian susun kembali
seperti semula.
8. Putar cawan tersebut 90° sehingga kedudukan kecambah horizontal. Simpan kembali
kedua cawan pada tempat semula.
9. Amati lengkungan akar, panjang kecambah kedua perlakuan tersebut setelah 48 jam.
Catat hasilnya dalam bentuk diagram.
BAB V
PENGUKURAN STATUS AIR PADA TUMBUHAN
I. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Tersedianya air untuk pertumbuhan tanaman ditentukan oleh status air pada jaringan
tanaman, untuk mengetahui status air pada tanaman digunakan dua cara yang umum :
1. Berdasarkan energi air dalam jaringan tumbuhan yang disebut potensial air
2. Mengukur kuantitas air dari suatu jaringan dan menyatakannya dengan kondisi standar
tertentu.
Dari kedua cara diatas, yang paling tepat dan umum dilakukan adalah cara yang
pertama berdasarkan potensial air.
Perhitungan yang dilakukan sebagai berikut :
Perhitungan Status Air Status yang digunakan
Berat Segar
Berat Kering
Kandungan Relatif Air
b. Tujuan
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui kandungan air dalam suatu jaringan dan untuk
mlihat transport air pada jaringan tanaman.
II. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
a. Tempat dan Waktu
Pelaksanaan praktikum ini dilakukan di Laboratorium Fakultas Pertanian dan, Perikanan
dan Biologi Bangka.
b. Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah daun Kangkung (Ipomoe aquatica),
daun Singkong (Manihot esculenta), daun alang-alang (Imperata cylndricai) dan kertas
alumunium foil.
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah timbangan elektrik.
c. Cara Kerja
1. Timbang masing-masing dan daun dalam keadaan segar sebanyak 5 gram
2. Kemudian bungkus dengan kertas alumunium foil. Kemudian masing-masing daun yang
telah ditimbang di letakkan di rumah kaca (green house)
3. Timbang masing-masing daun tersebut hingga hari ke tujuh
4. Buatlah perhitungan status air.
BAB V
PENYIMPANAN GULA PATI DALAM DAUN
I. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Di dalam daun dapat ditemukan senyawa-senyawa gula seperti glukosa, fruktosa,
sukrosa dan lain-lain. Serta dapat pula ditemukan pati. Perubahan timbal balik di pati
terbentuk senyawa-senyawa gula dan sebaliknya disebut interkonvensi gula pati. Glukosa
dapat dianggap sebagai model karbonhidrat dari hasil fotosintesis dan dari senyawa ini
terbentuk fruktosa, sukrosa dan pati melalui reaksi-reaksi enzimatik.
Dalam daun pati terbentuk dalam kloroplas dan terjadi pada siang hari pada saat
laju fotosintesis melebihi laju respirasi. Perubahan pati menjadi dekstrin atau maltosa yang
kemudian menjadi glukosa.
Untuk metabolisme selular, gula yang dihasilkan dari fotosintesis bukanlah hal
yang penting, karena ada 3 jenis gula yang terdapat dalam jaringan-jaringan tumbuhan
yang saling berintrokonversi di dalam protoplasma. Gula dapat ditransformasi menjadi pati
dan juga sebaliknya. Dengan percobaan yang lebih teliti dapat diperlihatkan bahwa CO2
yang digunakan di dalam proses fotosintesis oleh daun bunga matahari, setelah beberapa
waktu lamanya dapat dikenali sebagai sukrosa, glukosa fruktosa dan pati yang terbentuk.
b. Tujuan
1. Untuk membuktikan bahwa pati adalah bentuk simpanan sementara hasil fotosintesis dan
tidak semua daun menggunakan pati sebagai cadangan dari karbonhidrat.
2. Membuktikan bahwa sel-sel tumbuhan mengandung enzim yang mengkatalisis
interkonversi glukosa, fruktosa, sukrosa dan pati.
3. Menggambarkan translokasi karbonhidrat
II. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
a. Tempat dan Waktu
Pelaksanaan praktikum ini dilakukan di Laboratorium Fakultas Pertanian dan,
Perikanan dan Biologi Bangka.
b. Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah daun Tapak Dara, Bunga
Pukul Empat, dan daun jagung, biji atau kacang-kacangan, etanol 95%, larutan l2K2,
sukrosa 0.5 M, Fruktosa 0,5 M dan uap panas. Sedangkan alat yang digunakan dalam
praktikum ini adalah gelas piala 50 ml, barang aplikator, tape perekat dan cawan Petri.
c. Cara Kerja
1. Siapkan daun tapak dara dan daun bunga pukul empat yang telah terkena sinar matahari
selama beberapa jam.
2. Rendam daun tersebut dalam etanol 95% diatas pemanas air selama 20 menit.
3. Cuci daun dengan air panas. Kemudian rendam dalam l2K2 dalam cawan Petri selama
beberapa menit.
4. Bersihkan daun dari kotoran yodium dan bentangkan
5. Warna ungu tua menunjukkan adanya pati dalam daun.
BAB VI
PENETEPAN POTENSIAL AIR JARINGAN TUMBUHAN
I. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Keadaan fisiologi aktif dalam satu individu sel-sel dalam tumbuhan bergantung pada
beberapa keadaan yang relatif konstan, salah satunya adalah keseimbangan air. Suatu
ketika apabila pada waktu perkembangannya, tumbuhan kekurangan suplai, maka
kandungan air dalam tumbuhan menurun dan laju perkembangannya yang ditentukan oleh
laju semua fungsi-fungsi yang vital juga menjadi menurun. Keadaan kekeringan yang
berlangsung lama dapat mematikan tumbuhan.
Sekalipun di dalam tumbuhan yang sedang tumbuh aktif, kekurangan air dapat
menjadi faktor pembatas bagi perkembangannya, tetapi keadaan kekeringan masih
memiliki dampak positif bagi hidup dan ketahanan hidup suatu organisme. Bersama
dengan menurunnya aktivitas sel, kepekaannya terhadap factor-faktor fisik dan kimia dan
lingkungannya juga berkurang. Oleh karena itu, walaupun biji kering tidak akan
berkecambah, mereka juga tidak akan mati oleh suhu tinggi atau suhu rendah yang dapat
menjadikan letal bagu tumbuhan vegetatif. Pada kenyataannya adaptasi tumbuhan pada
keadaan kering maupun suhu rendah sering menimbulkan deficit air.
Potensial kimia air atau biasa dinyatakan sebagai potensial air (ψ ; Psi) penting untuk
diketahui agar dapat mengerti pergerakan air di dalam system tumbuhan, tanah dan udara.
Potensial air kadang-kadang dinyatakan dalam satuan energi sebagai kalori / mo atau
dinyatakan sebagai tekanan (bar). Air akan bergerak dari potensial tinggi ke potensial yang
lebih rendah. Jadi difusi termasuk, terjadi sebagai akibat suatu gradient dalam energi bebas
dari partikel yang berdifusi.
Nilai absolute dari potensial air tidak mudah diukur, tetapi perbedaannya dapat
diukur. Sebagai pegangan atau dasar diambil potensial air murni. Jadi potensial air adalah
perbedaan dalam energi bebas atau potensial kimia per satuan molal volume antara air
murni pada tekanan atmosfer adalah mol dan potensial air di dalam sel dan larutan kurang
dari nol atau negative.
Potensial air adalah suatu pernyataan dari status energi bebas air, suatu ukuran daya
yang menyebabkan air bergerak ke dalam suatu system, seperti jaringan tumbuhan, tanah
atau atmosfer, atau dari satu bagian ke bagian lain dalam suatu system. Potensial air
mungkin merupakan parameter yang paling bermanfaat untuk diukur dalam hubungannya
dengan system tanah, tanaman dan atmosfer.
Komponen-komponen potensial air sel atau jaringan adalah sebagai berikut :
Dimana : ψ w = potensial air suatu sel tumbuhan
ψ w = potensial air suatu sel tumbuhan
ψ s = potensial air suatu sel tumbuhan
ψ p = potensial air suatu sel tumbuhan
ψ m = potensial air suatu sel tumbuhan
Potensial osmotic adalah potensial yang disebabkan oleh zar-zat terlarut. Tandanya selalu
negative. Potenisal tekanan adalah potensial yang disebabkan oleh hidrostatik isi sel pada
dinding sel. Nilainya selalu ditandai dengan bilangan postitif, nol atau juga dapat negative.
Penambahan tekanan (terbentuk tekanan turgor) mengakibatkan potensial tekanan lebih
positif. Potensial matriks disebabkan oleh ikatan air pada koloid protoplasma dan permukaan
(dinding sel). Potensial matriks bertanda negative, tetapi pada umumnya pada sel-sel yang
bervakuola, nilainya dapat diabaikan. Oleh karena itu, persamaan diatas dapat disederhanakan
menjadi :
Ψw = Ψs + Ψp
Potensial air jaringan ditentukan dengan cara merendam potongan jaringan dalam suatu
seri larutan sukrosa atau mannitol (non elektrolit) yang diketahui konsentrasinya. Dalam
percobaan ini dicari larutan sukrosa yang tidak mengakibatkan perubahan berat atau volume
jaringan, artinya potensial air larutan sama dengan potensial air jaringan. Potensial air larutan
sama dengan potensial osmotiknya. Maka persamaan menjadi
Ψw = Ψs
b. Tujuan
Mengukur nilai potensial air jaringan umbi kentang
II. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
a. Tempat dan Waktu
Pelaksanaan praktikum ini dilakukan di Laboratorium Fakultas Pertanian dan,
Perikanan dan Biologi Bangka.
b. Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan adalah umbi kentang dan larutan sukrosa. Sedangkan alat
yang digunakan adalah silet, mistar millimeter, tissue, timbangan analitik, dan tabung reaksi.
c. Cara Kerja
1. Siapkan 12 buah tabung reaksi / gelas piala (150/250 ml), masing-masing diisi 100 ml
dari larutan berikut ini : air destilata, 0.05, 0.10, 0.15, 0.20, 0.25, 0.30, 0.35, 0.40,
0.45, 0.50 dan 0.60 molar larutan sukrosa.
2. Tahap-tahap berikut ini harus dilakukan dengan cepat. Buatlah 12 silinder umbi
kentang dengan bor yang bergaris tengah 1 cm, masing-masing dengan panjang 4 cm.
Hilangkan bagian kulitnya. Sebaiknya semua silinder umbi kentang dibuat dari 1
umbi saja. Letakkan di dalam sebuah wadah tertutup.
3. Dengan pisau silet, potonglah satu silinder kentang menjadi irisan-irisan tipis dengan
tebal 1-2 mm.
4. Bilas irisan kentang dengan air destilata dengan cepat, keringkan dengan kertas handuk
dan timbang. Selanjutnya masukkan ke dalam salah satu larutan sukrosa yang telah
disiapkan. Lakukan ini pada tiap-tiap silinder kentang untuk masing-masing laurtan
sukrosa berikutnya.
5. Setelah tepat 2 jam direndam, keluarkan irisan-irisan tersebut dari masing-masing
tabungan, lalu keringkan dengan kertas tissue dan timbang. Lakukan ini untuk semua
percobaan.
6. Untuk menghitung perubahan berat, gunakan rumus berikut :
% perubahan berat = Berat akhir – Berat mula – mula x 100%
Berat mula-mula
7. Kemudian buat grafik dan plotkan % perubahan berat pada ordinat dan konsentrasi
larutan sukrosa (dalam molar pada absis).
8. Potensial air jaringan dapat diperoleh setelah terlebih dahulu menghitung potensial
osmotik (Ψs) untuk masing-masin konsentrasi larutan sukrosa. Gunakan rumus
berikut :
Ψs – M i R T
Dimana M = Molaritas dari larutan sukrosa
I = Konstanta Ionisasi : Untuk sukosa = 1
R = Konstansta gas (0.0831 bar / derajad mol)
T = Suhu absolut
Rumus diatas cukup digunakan untuk menghitung potensial osmotik satu larutan
sukrosa (Ψs1). Selanjutnya potensial dari larutan-larutan lainnya dapat ditentukan
dengan menggunakan rumus berikut :
=
Ψs Ψs1
9. Kemudian tentukan dengan menginterpolasikan dari grafik, konstanta sukrosa yang
tidak menghasilkan perubahan berat. Dan hitunglah Ψs dari larutan ini. Nilai Ψs
tersebut sebanding dengan potensial air (Ψs) jaringan.