fisiologi sistem syaraf pada geriatri.doc

19
FISIOLOGI SISTEM SYARAF PADA GERIATRI DAN PERMASALAHAN YANG MUNCUL A. Definisi Menua Menua (= manjadi tua = aging) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadapa jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Darmodjo, 2011). Dapat pula dikatakan bahwa menua adalah hilangnya daya tahan tubuh manusia secara progresif terhadap faktor-faktor dari luar tubuh yang kemudian akna menumouk dan menjadi banyak distorsi metabolik dan structural atau disebut sebagai penyakit degeneratif. Adapun sumber kain yang mengatakan bahwa menua didefinisikan sebagai proses yang mengubah seorang dewasa sehat menjadi seorang yang frail” (lemah, rentan) dengan berkurangnya sebagian besar cadangan system fisiologis dan meningkatnya kerentaan terhadap berbagai penyakit dan kematian secara eksponsial (Setiati dkk, 2009). B. Perbedaan Antara Sistem Syaraf Pada Dewasa dan Geriatri

Upload: ratna-prabawati-nopiutami

Post on 24-Apr-2015

174 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

beberapa perubahan pada geriatri yang memang menurun secara fisioologis

TRANSCRIPT

Page 1: FISIOLOGI SISTEM SYARAF PADA GERIATRI.doc

FISIOLOGI SISTEM SYARAF PADA GERIATRI DAN PERMASALAHAN

YANG MUNCUL

A. Definisi Menua

Menua (= manjadi tua = aging) adalah suatu proses menghilangnya secara

perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti diri

dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat

bertahan terhadapa jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang

diderita (Darmodjo, 2011).

Dapat pula dikatakan bahwa menua adalah hilangnya daya tahan tubuh

manusia secara progresif terhadap faktor-faktor dari luar tubuh yang kemudian

akna menumouk dan menjadi banyak distorsi metabolik dan structural atau

disebut sebagai penyakit degeneratif. Adapun sumber kain yang mengatakan

bahwa menua didefinisikan sebagai proses yang mengubah seorang dewasa

sehat menjadi seorang yang “frail” (lemah, rentan) dengan berkurangnya

sebagian besar cadangan system fisiologis dan meningkatnya kerentaan

terhadap berbagai penyakit dan kematian secara eksponsial (Setiati dkk,

2009).

B. Perbedaan Antara Sistem Syaraf Pada Dewasa dan Geriatri

Pada lansia, sistem saraf pusat pun telah mengalami beberapa perubahan,

antara lain sebagai berikut :

1. Otak

Perbandingan pada otak yang normal dan otak pada lansia yang telah

mengalami perubahan/penurunan fungsi adalah sebagai berikut :

a. Normal

Otak terletak di dalam rongga kepala, yang pada orang dewasa

sudah tidak dapat lagi membesar, sehingga bila terjadi penambahan

komponen rongga kepala akan meningkatkan tekanan intra cranial.

Berat otak ≤ 350 gram pada saat kelahiran, kemudian meningkat

menjadi 1,375 gram pada usia 20 tahun,berat otak mulai menurun pada

usia 45-50 tahun penurunan ini kurang lebih 11% dari berat

Page 2: FISIOLOGI SISTEM SYARAF PADA GERIATRI.doc

maksimal. Berat dan volume otak berkurang rata-rata 5-10%

selama umur 20-90 tahun. Otak mengandung 100 million sel termasuk

diantaranya sel neuron yang berfungsi menyalurkan impuls listrik dari

susunan saraf pusat.

b. Lansia

Pada Lansia, akibat penuaan, otak kehilangan 100.000

neuron/tahun. Neuron dapat mengirimkan signal kepada beribu-ribu

sel lain dengan kecepatan 200 mil/jam. Terjadi penebalan atropi

cerebral (berat otak menurun 10%) antar usia 30-70 tahun. Secara

berangsur angsur tonjolan dendrite dineuron hilang disusul

membengkaknya batang dendrit dan batang sel. Secara progresif

terjadi fragmentasi dan kematian sel. Pada semua sel terdapat deposit

lipofusin (pigment wear and tear) yang terbentuk di sitoplasma,

kemungkinan berasal dari lisosom atau mitokondria. RNA,

Mitokondria dan enzyme sitoplasma menghilang, inklusi dialin

eosinofil dan badan levy, neurofibriler menjadi kurus dan degenerasi

granulovakuole. Corpora amilasea terdapat dimana-mana dijaringan

otak.

Berbagai perubahan degenerative ini meningkat pada individu

lebih dari 60 tahun dan menyebabkan gangguan persepsi, analisis dan

integrita, input sensorik menurun menyebabkan gangguan kesadaran

sensorik (nyeri sentuh, panas, dingin, posisi sendi). Tampilan sesori

motorik untuk menghasilkan ketepatan melambat.

2. Saraf Otonom

Perbandingan pada saraf otonom yang normal dan saraf otonom

pada lansia yang telah mengalami perubahan/penurunan fungsi adalah

sebagai berikut:

a. Normal

1) Saraf simpati

Bekerja untuk meningkatkan denyut jantung dan pernafasan

serta menurunkan aktifitas saluran cerna.

Page 3: FISIOLOGI SISTEM SYARAF PADA GERIATRI.doc

2) Saraf parasimpatis

Bekerjanya berlawanan dari saraf simpatis.

b. Lansia

Pusat pengendalian saraf otonom adalah hipotalamus.

Beberapa hal yang dikatakan sebagai penyebab terjadinya

gangguan otonom pada usia lanjut adalah penurunan asetolikolin,

atekolamin, dopamine, noradrenalin. Perubahan pada

“neurotransmisi” pada ganglion otonom yang berupa penurunan

pembentukan asetil-kolin yang disebabkan terutama oleh

penurunan enzim utama kolin-asetilase.

Terdapat perubahan morfologis yang mengakibatkan

pengurangan jumlah reseptor kolin. Hal ini menyebabkan

predisposisi terjadinya hipotensi postural, regulasi suhu sebagai

tanggapan atas panas atau dingin terganggu, otoregulasi disirkulasi

serebral rusak sehingga mudah terjatuh.

3. Sistem Saraf Perifer

Perbandingan pada sistem saraf perifer pada orang dewan dan

sistem saraf perifer pada lansia yang telah mengalami

perubahan/penurunan fungsi adalah sebagai berikut:

a. Dewasa

1) Saraf aferen

Berfungsi membawa informasi sensorik baik disadari

maupun tidak, dari kepala, pembuluh darah dan ekstermitas.

Saraf eferen menyampaikan rangsangan dari luar ke pusat.

2) Saraf eferen

Berfungsi sebagai pembawa informasi sensorik dari otak

menuju ke luar dari susunan saraf pusat ke berbagai sasaran

(sel otot/kelenjar).

b. Lansia

1) Saraf aferen

Page 4: FISIOLOGI SISTEM SYARAF PADA GERIATRI.doc

Lansia terjadi penurunan fungsi dari saraf aferen, sehingga

terjadi penurunan penyampaian informasi sensorik dari organ

luar yang terkena ransangan.

2) Saraf eferen

Lansia sering mengalami gangguan persepsi sensorik, hal

tersebut dikarenakan terjadinya penurunan fungsi saraf eferen

pada sistem saraf perifer.

4. Medulla spinalis

Perbandingan pada sistem saraf perifer pada orang dewasa dan

sistem saraf perifer pada lansia yang telah mengalami

perubahan/penurunan fungsi adalah sebagai berikut:

a. Dewasa

Fungsi dari medulla spinalis pada orang dewasa antara lain :

1) Pusat gerakan otot tubuh terbesar yaitu, Cornu motorik/ cornu

ventralis.

2) Mengurus kegiatan refleks spinalis dan refleks lutut.

3) Menghantarkan rangsangan koordinasi otot dan sendi menuju

cerebellum.

4) Mengadakan komunikasi antara otak dan semua bagian tubuh.

b. Lansia

Medulla spinalis pada lansia terjadi penurunan fungsi,

sehingga mempengaruhi pergerakan otot dan sendi di mana lansia

menjadi sulit untuk menggerakkan otot dan sendinya secara

maksimal.

5. 12 syaraf kranial

a. Nervus Olfactorius

1) Fungsinya sebagai penciuman

2) Sifatnya sensorik membawa rangsangan aroma dari hidung ke

otak

b. Nervus Optikus

Page 5: FISIOLOGI SISTEM SYARAF PADA GERIATRI.doc

1) Fungsinya untuk menentukan ketajaman penglihatan dan

lapangan pandang mata

2) Sifatnya sensoris, membawa rangsangan penglihatan ke otak

c. Nervus Okulomotorius

1) Fungsinya kontraksi pupil, pergerakan bola mata

2) Sifatnya motorik,mensarafi otot-otot orbital

d. Nervus Troklearis

1) Fungsinya sebagai saraf pemutar bola mata ke bawah dan

dalam

2) Sifatnya motorik, mensarafi otot-otot orbital

e. Nervus Trigeminus

1) Fungsinya sebagai penggerak

2) Sifatnya majemuk (sensoris motoris)

Nervus Trigeminus mempunyai 3 cabang yaitu :

1) Nervus Optalmikus : Sifatnya sensorik, mensarafi kulit kepala

bagian depan, kelopak mata

2) Nervus Maksilaris : Sifatnya sensoris, mensarafi gigi atas, bibir

atas, palatum, hidung dan sinus maksilaris

3) Nervus Mandibularis : Sifatnya majemuk, mensarafi otot

pengunyah, gigi bawah, dagu dan serabut rongga mulut dan

lidah, membawa rangsangan citra rasa ke otak

f. Nervus Abdusen

1) Fungsinya pergerakan bola mata ke lateral

2) Sifatnya motoris, mensarafi otot orbital

g. Nervus Facialis

1) Fungsinya sebagai mimik wajah dan menghantarkan rasa

pengecap

2) Sifatnya majemuk, mensarafi wajah, otot-otot lidah dan selapu

lender rongga mulut

h. Nervus Vestibulotroklearis

1) Fungsinya sebagai pendengaran dan keseimbangan (vestibulo)

Page 6: FISIOLOGI SISTEM SYARAF PADA GERIATRI.doc

2) Sifatnya sensoris, membawa rangsangan dari telinga ke otak

i. Nervus Glasofaringeus

1) Fungsinya menelan dan membawa rangsangan cita rasa ke

otak

2) Sifatnya majemuk, mensarafi faring, tonsil, dan lidah

j. Nervus Vagus

1) Fungsinya sebagai perasa

2) Sifatnya majemuk, mensarafi faring, laring, esofagus, gaster,

dan kelenjar pencernaan

k. Nervus Assesorius

Fungsinya untuk mengkaji otot sternokleidomastoideus dan

muskulus trapezius

l. Nervus Hipoglosus

1) Fungsinya pergerakan lidah dalam berbicara dan menelan

2) Sifatnya motoris, mensarafi otot-otot lidah

C. Penuaan Sistem Neurologis

Perubahan dalam sistem neurologis dapat termasuk kehilangan dan

penyusutan neuron, dengan potensial 10% kehilangan yang diketahui pada

usia 80 tahun. Distribusi neuron kolinergik, norepinefrin, dan dopamin yang

tidak seimbang, dikompensasi oleh hilangnya sel-sel, menghasilkan sedikit

penurunan intelektual. Peningkatan serotonin dan penurunan kadar

norepinefrin dapat dihubungkan dengan depresi pada lansia. Kehilangan

jumlah dopamin mengakibatkan terjadinya kekakuan dan parkinson.

D. Manifestasi Defisit Neurologi

Manifestasi klinis yang berhubungan dengan defisit neurologis pada lansia

dipandang dari berbagai perspektif, yaitu :

1. Perubahan fisik

Dampak dari perubahan SSP sukar untuk ditentukan karena

hubungan fungsi ini berkaitan dengan sistem tubuh yang lain seperti :

gangguan perfusi, terganggunya aliran darah serebral,  penurunan

Page 7: FISIOLOGI SISTEM SYARAF PADA GERIATRI.doc

kecepatan konduksi saraf, reflek yang melambat, dan perubahan pada pol

tidur lansia.

2. Perubahan fungsi

Defisit fungsional pada gangguan neurologis berhubungan dengan

penurunan mobilitas pada lansia yang disebabkan oleh penurunan

kekuatan, rentang gerak, dan kelenturan. Penurunan pergerakan

merupakan akibat dari kifosis, pembesaran sendi, kekejangan, dan

penurunan tonus otot.

3. Perubahan kognisi-komunikasi

Perubahan kognisi dan komunikasi dan bervariasi dan berat.

Memori mungkin berubah dalam proses penuaan. Pada umumnya, memori

untuk kejadian masa lalu lebih banyak diretensi dan lebih banyak diingat

daripada informasi yang masih baru.

4. Perubahan psikososial

Defisit neurologis yang menyebabkan penarikan diri, isolasi, dan

rasa asing dapat menyebabkan lansia lebih bingung dan mengalami

disorientasi. Hilangnya fungsi tubuh dan gangguan gambaran diri mungkin

turut berperan terhadap hilangnya harga diri klien. Perubahan fisik dan

sosial yang terjadi bersamaan tidak dapat dipisahkan dari perubahan

psikologis selama proses penuaan.

E. Penyakit yang berhubungan dengan gangguan system neurologis pada lansia

1. Stroke atau cedera cerebrovaskuler

Penyakit ini menunjukkan adanya beberapa kelainan otak baik secara

fungsional maupun structural yang disebabkan oleh keadaan patologis dari

pembuluh darah serebral atau dari selulruh system pembuluh darah otak.

Patologis ini menyebabkan perdarahan dari sebuah robekan yang terjadi

pada dinding pembuluh atau kerusakan sirkulasi serebral oleh oklusi

parsial atau seluruh lumen pembuluh darah dengan pengaruh yang bersifat

sementara atau permanen.

2. Perubahan perfusi jaringan serebral

Page 8: FISIOLOGI SISTEM SYARAF PADA GERIATRI.doc

Perubahan Perfusi jaringan serebral adalah suatu keadaan dimana

individu mengalami penurunan dalam nutrisi dan oksigenasi pada tingkat

seluler sehubungan dengan kurangnya suplay darah kapiler.

Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan interupsi

aliran darah: gangguan oklusi, hoemoragic, vasospasme serebral dan

oedema serebral.

Ditandai dengan :

a. Perubahan suhu kulit (dingin pada ekstremitas), warna biru atau ungu.

b. Perubahan tingkat kesadaran, kehilangan memori.

c. Perubahan pada respon motorik atau sensorik, gelisah.

d. Deficit sensori, bahasa, intelektual dan emosi.

e. Perubahan tanda-tanda vital

Criteria hasil :

a. Mempertahankan tingkat kesadaran membaik, fungsi kognitif, dan

motorik.

b. Memdemonstrasikan tanda-tanda vital stabil dan tidak adanya tanda-

tanda peningkatan TIK.

c. Menunjukkan tidak ada kelanjutan kekambuhan.

d. Memperlihatkan penurunan tanda dan gejala kerusakan jaringan.

3. Sakit Kepala

Merupakan suatu gejala dari penyakit dan dapat terjadi dengan atau

tanpa adanya gangguan organic.

Beberapa jenis sakit kepala adalah sebagai berikut :

a. Migraine

Penyebab tidak diketahui. Diperkirakan akibat dari spasme

pembuluh darah intra cranial. Sering terjadi pada wanita remaja dan

dewasa muda berhubungan dengan riwayat asma atau alergi.

b. Cluster

Diperkirakan gangguan vaskuler. Histamine memegang peranan

yang sangat penting. Umumnya terjadi pada pria usia muda dan

dewasa.

Page 9: FISIOLOGI SISTEM SYARAF PADA GERIATRI.doc

c. Ketegangan otot

Kontraksi otot yang sangat berlebihan di sekitar kulit kepala,

wajah, leher, dan tubuh bagian atas. Kemungkinan akibat vasodilatasi

dari arteri cranial. Kebanyakan pada usia dewasa terutama pada wania.

d. Arthritis temporalis

Diperkirakan akibat dari mekanisme autoimun pada klien berusia

diatas 50 tahun.

4. Nyeri akut

Nyeri akut adalah suatu keadaan dimana individu mengalami dan

melaporkan adanya rasa tidak nyaman yang berat atau perasaan yang tidak

menyenangkan.

Nyeri akut berhubungan dengan stress dan ketegangan, iritasi atau

tekanan saraf, vasospasme, dan peningkatan TIK.

Ditandai dengan :

a. Mengatakan nyeri, dipengaruhi oleh factor lain, misal, perubahan

posisi.

b. Nyeri, pucat disekitar wajah.

c. Prilaku tidak terarah.

d. Perubahan pola tidur.

e. Preokupasi dengan nyeri.

f. Respon autoimun.

g. Mengfokukaskan pada diri, penyempitan focus.

Kriteria hasil :

a. Melaporkan nyeri berkurang atau terkontrol

b. Menunjukkan atau menggunakan prilaku untuk mengurangi

kekambuhan.

5. Alzheimer atau Demensia

Alzheimer adalah proses degenerative yang terjadi pertama-tama pada

sel yang terletak pada dasar otak depan yang mengirim informasi ke

korteks serebral.

Page 10: FISIOLOGI SISTEM SYARAF PADA GERIATRI.doc

Perubahan proses pikir adalah suatu keadaan dimana individu

mengalami gangguan dalam pengoperasian dan aktifitas kognitif.

Perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan fisiologis,

kehilangan memori, gangguan tidur.

Ditandai dengan :

a. Hilang kosentrasi

b. Hilang ingatan

c. Tidak mampu membuat keputusan

d. Tidak mampu menginterprestasikan stimulasi

e. Disorientasi waktu, tempat, orang, lingkunga dan peristiwa

f. Tingkah laku social yang tidak tepat

Kriteria hasil :

a. Mampu memperlihatkan kemampuan kognitif untuk menjalani

konsekuensi kejadian yang menegangkan terhadap emosi.

b. Mampu mengembangkan strategi untuk mengatasi anggapan diri yang

negative.

c. Mampu mengenali perubahan dalam berfikir.

d. Mampu memperlihatkan penurunan tingkah laku yang tidak

diinginkan, ancaman dan kebingungan.

F. Masalah-masalah Akibat Perubahan Sistem Persarafan Pada Lansia

Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-

lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki dari atau mengganti dan

mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap

infeksi dan memperbaiki kerusakan yang di derita.

Proses menua merupakan proses yang terus menerus (berlanjut) secara

ilmiah. Dimulai sejak lahir dan umumnya dialami pada semua makhluk hidup.

Proses menua setiap individu pada organ tubuh juga tidak sama cepatnya.

Adakalanya orang belum tergolong lanjut usia (masih muda) tetapi

kekurangan – kekurangannya yang menyolok (deskripansi). Adapun masalah-

masalah perubahan sistem persarafan pada lansia adalah sebagai berikut,

yaitu:

Page 11: FISIOLOGI SISTEM SYARAF PADA GERIATRI.doc

1. Gangguan pola istirahat tidur

Seringkali lansia mengalami perubahan pola tidur atau perbandiangan

bangun dan pengaturan suhu pada lansia. Keluhan utama pada lansia

sebenarnya adalah lebih banyak terbangun pada dini hari dibandingkan

dengan gangguan dalam tidur. Gangguan pola tidur dan pengaturan suhu

terjadi akibat adanya penurunan pada hypothalamus pada lansia.

2. Gangguan gerak langkah (GAIT)

Pada usia lanjut secara fisiologik terdapat perubahan gerak langkah

menjadi lebih pendek dengan jarak kedua kaki lebih lebar, rotasi pinggul

menurun dan gerak lebih lambat (Hadi Martono, 1992).

Keadaan ini sering diperberat oleh gangguan mekanik akibat penyakit

yang menyertai, antara lain adanya arthritis, deformasi sendi, kelemahan

fokal atau menyeluruh, neuropati, gangguan visual atau vestibuler atau

gangguan integrasi di SSP (Friedman, 1995).

3. Gangguan persepsi sensori

Perubahan sensorik terjadi pada jalur sistem sensori dimulai dari

reseptor hingga ke korteks sensori, merubah transmisi atau informasi

sensori. Pada korteks lobus parietal sangat penting dalam interpretasi

sensori dengan pengendaian penglihatan, pendengaran, rasa dan regulasi

suhu. Hilang atau menurunnya sensori rasa nyeri, temperature dan rabaan

dapat menimbulkan masalah pada lansia.

4. Gangguan eliminasi BAB dan BAK

Perubahan sistem saraf pada lansia juga sering terjadi pada sistem

pencernaan maupun pada sistem urinari. Hal ini disebabkan karena pada

lansia terjadi penurunan sistem saraf perifer, dimana lansia menjadi tidak

mampu untuk mengontrol pengeluaran BAB maupun BAK, sehingga bisa

menimbulkan beberapa masalah, seperti konstipasi, obstipasi,

inkontinensia urin, dll.

5. Kerusakan komunikasi verbal

Pada lansia sering terjadi kerusakan komunikasi verbal, hal ini

disebabkan karena terjadi penurunan atau ketidakmampuan untuk

Page 12: FISIOLOGI SISTEM SYARAF PADA GERIATRI.doc

menerima, memproses, mentransmisikan dan menggunakan sistem simbol.

Adapun yang menjadi penyebab lain masalah tersebut dikarenakan

terjadinya perubahan pada persarafan di sekitar wajah.

Page 13: FISIOLOGI SISTEM SYARAF PADA GERIATRI.doc

DAFTAR PUSTAKA

Nugroho, Wahjudi. 2000. Keperawatan Gerontik. Jakarta : EGC

Stanley, Mickey. And Beare, Patricia. 2006. Buku Ajar Keperawatan Gerontik.

Edisi 2. Jakarta : EGC.

Kushariyadi. 2010. Asuhan Keperawatan pada Klien Lanjut Usia. Jakarta:

Salemba Medika

Nugroho, Wahjudi. 2000. Keperawatan Gerontik. Jakarta : EGC

Stanley, Mickey. And Beare, Patricia. 2006. Buku Ajar Keperawatan  Gerontik

Edisi 2. Jakarta : EGC.