fisiologi mata

8
KETAJAMAN PENGELIHATAN Ketajaman penglihatan adalah fenomena yang kompleks dan dipengaruhi pleh berbagai macam-macam faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain faktor optik (keadaan mekanisme pembentukan bayangan), faktor retina (keadaan sel kerucut), dan faktor rangsang (penerangan, kontras antara rangsang dan latar belakang, dan lama waktu rangsang).Uji ketajaman penglihatan biasanya didefinisikan sebagai jarak pisah minimal, yaitu jarak terpendek yang masih memungkinkan 2 garis terlihat terpisah dan tetap terlihat sebagai 2 garis. 1 Untuk menghasilkan detail penglihatan, sistem optik mata harus memproyeksikan gambaran yang fokus pada fovea, sebuah daerah di dalam makula yang memiliki densitas tertinggi akan fotoreseptor konus/kerucut sehingga memiliki resolusi tertinggi dan penglihatan warna terbaik. 2 Fovea merupakan bagian tengah retina yang menjadi tempat terbentuknya penglihatan yang paling tajam. Fovea ini sendiri memiliki diameter sekitar 1,5 mikrometer, atau sepertujuh diameter titik cahaya. Kita dapat membedakan dua titik yang

Upload: icaee

Post on 25-Nov-2015

24 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

jkn

TRANSCRIPT

KETAJAMAN PENGELIHATAN

Ketajaman penglihatan adalah fenomena yang kompleks dan dipengaruhi pleh berbagai macam-macam faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain faktor optik (keadaan mekanisme pembentukan bayangan), faktor retina (keadaan sel kerucut), dan faktor rangsang (penerangan, kontras antara rangsang dan latar belakang, dan lama waktu rangsang).Uji ketajaman penglihatan biasanya didefinisikan sebagai jarak pisah minimal, yaitu jarak terpendek yang masih memungkinkan 2 garis terlihat terpisah dan tetap terlihat sebagai 2 garis.1

Untuk menghasilkan detail penglihatan, sistem optik mata harus memproyeksikan gambaran yang fokus pada fovea, sebuah daerah di dalam makula yang memiliki densitas tertinggi akan fotoreseptor konus/kerucut sehingga memiliki resolusi tertinggi dan penglihatan warna terbaik. 2

Fovea merupakan bagian tengah retina yang menjadi tempat terbentuknya penglihatan yang paling tajam. Fovea ini sendiri memiliki diameter sekitar 1,5 mikrometer, atau sepertujuh diameter titik cahaya. Kita dapat membedakan dua titik yang terpisah bila bagian tengah dari kedua titik itu mempunyai jarak pada retina sebesar kira-kira 2 mikrometer. Hal ini dikarenakan titik cahaya yang ukurannya lebih besar daripada fovea itu sendiri memiliki bagian yang terang di bagian tengah, dan lebih gelap di bagian tepi. 2

Pada mata manusia dengan tajam penglihatan normal, sudut yang digunakan untuk membedakan dua titik cahaya adalah 25 detik busur derajat. Jadi jika berkas cahaya terpisah pada sudut sedikitnya di antara 25 detik, maka biasanya kedua titik tersebut dapat dibedakan sebagai titik yang berbeda. 2

Tajam penglihatan yang dapat dihasilkan fovea adalah maksimal 2 derajat lapangan pandangan. Di luar area fovea, ketajaman penglihatan akan menurun secara progresif hingga sepuluh kali lipat, dan terus berkurang sampai ke perifer. 2

1. Guyton AC, Hall CE. Sifat Optik Mata. Dalam : Hall CE, editor. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 11th edition Philadelphia: Elsevier Saunders, 2006.p.642-50.

REFRAKSICahaya adalah suatu bentuk radiasi elektromagnetik yang terdiri dari paket-paket individual energi yang disebut foton dan berjalan menurut cara gelombang. Fotoreseptor dimata hanya peka terhadap panjang gelombang antara 400 dan 700 nm. Gelombang cahaya mengalami divergensi kesemua arah dari setiap titik sumber cahaya. Pada proses penglihatan berkas cahaya yang bersifat divergen harus dibelokkan untuk difokuskan ke sebuah titik di retina untuk menghasilkan suatu bayangan akurat mengenai sumber cahaya.1

Pembelokan berkas cahaya (refraksi) terjadi ketika berkas berpindah dari satu medium ke medium lainnya dengan kepadatan yang berbeda.1 Berkas cahaya akan mengalami pembelokan jika mengenai permukan medium lainnya kecuali dalam keadaan tegak lurus.2 Dua faktor penting dalam refraksi : densitas komparatif antara 2 media (semakin besar perbedaan densitas, semakin besar derajat pembelokan) dan sudut jatuhnya berkas cahaya di medium kedua (semakin besar sudut, semakin besarpembiasan). Dua struktur yang paling penting dalam kemampuan refraktif mata adalah kornea dan lensa. Permukaan kornea, struktur pertama yang dilalui cahaya sewaktu masuk mata, yang melengkung berperan besar dalam reftraktif total karena perbedaan densitas pertemuan udara/kornea jauh lebih besar dari pada perbedaan densitas antara lensa dan cairan yang mengelilinginya. Kemampuan refraksi kornea seseorang tetap konstan karena kelengkungan kornea tidak pernah berubah. Sebaliknya kemampuan refraksi lensa dapat disesuaikan dengan mengubah kelengkungannya sesuai keperluan untuk melihat dekat/jauh.3

Suatu lensa dengan permukaan konveks (cembung) menyebabkan konvergensi berkas cahaya, sehingga permukaan refraktif mata bersifat konveks. Lensa dengan permukaan konkaf (cekung) menyebabkan divergensi, sehingga lensa konkaf berguna untuk memperbaiki kesalahan refraktif mata tertentu, misalnya penglihatan dekat.1 Dua struktur utama dalam refraktif mata adalah kornea dan lensa.2 Permukaan kornea yang melengkung berperan paling besar dalam kemampuan refraktif total mata.1 Kemampuan refraksi kornea seseorang tetap konstan karena kelengkungan kornea tidak pernah berubah, sebaliknya kemampuan refraksi lensa dapat disesuaikan dengan mengubah kelengkungannya sesuai untuk melihat dekat atau jauh.1,4

Mekanisme dan pengaturan akodomasiDaya akomodasi mata merupakan suatu proses pengubahan bentuk lensa mata, dari yang awalnya konveks-sedang menjadi lebih konveks lagi, ataupun sebaliknya. Daya akomodasi ini bertujuan untuk memfokuskan pembayangan suatu benda di retina, sehingga seseorang bisa melihat dengan jelas. Pada usia muda, elastisitas mata memungkinkan lensa dianggap berbentuk hampir sferis, akibat retraksi elastis dari kapsul lensa. 1

Di sekeliling lensa terdapat kurang lebih 70 ligamentum suspensorium, yang menarik tepi lensa ke arah lingkar luar bola mata. Peregangan konstan ligament ini karena perlekatannya di tepi anterior koroid dan retina, memungkinkan lensa berada pada kondisi yang relatif datar dalam keadaan mata istirahat. 1

Selain itu, di sekitar mata juga terdapat musculus siliaris yang berhubungan dengan ligamen suspensorium. Otot ini terdiri dari dua set otot polos, yaitu otot meridional dan otot sirkuler. Berikut ini adalah mekanisme akomodasi, yang diperankan oleh kedua set otot tersebut: 1

Refleks akomodasi mata melibatkan suatu mekanisme parasimpatis, yang dapat digambarkan melalui skema di bawah ini: 1

1. Sherwood, L. Fisiologi Manusia: dari Sel ke Sistem. Ed 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2002; 160-76.2. Guyton AC, Hall CE. Sifat Optik Mata. Dalam : Hall CE, editor. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 11th edition Philadelphia: Elsevier Saunders, 2006.p.642-50.3. Olver J and Cassidy L, Basic Optics and Refraction. In Olver J and Cassidy L, Ophtalmology at a Glance. New York: Blackwell Science, 2005; 22-23.4. Ganong, William F. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed 21. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2005; 142-64.

SISTEM OPTIK