fisiologi lingkungan 2

22
FISIOLOGI LINGKUNGAN

Upload: putri-yekti

Post on 01-Jul-2015

508 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: FISIOLOGI LINGKUNGAN 2

FISIOLOGI LINGKUNGAN

Page 2: FISIOLOGI LINGKUNGAN 2

FISIOLOGI LINGKUNGAN Mempelajari mekanisme fungsional pada individu sehat

yang terpapar suatu stres lingkungan yaitu :

respons tubuh terhadap stimuli eksternal (stressor) dalam lingkungan

Tujuan : memelihara hidup & kesehatan sistem neuro endokrin yang terintegrasi stabilitas homeostatik

Environmental Stress, dapat mengarah pada :

a/ perubahan genetik (adaptasi) diturunkan pada generasi berikutnya

b/ perubahan fisiologik (aklimatisasi) tidak diturunkan pada generasi berikutnya.

Aklimatisasi : perubahan fisiologis yang merupakan respons terhadap lingkungan

fisik misal ketinggian, kedalaman laut, panas, dingin dll.

Page 3: FISIOLOGI LINGKUNGAN 2

Organ yang paling rentan terhadap stres lingk.adalah :

organ pertumbuhan, contoh :

1. Malnutrisi dini : hambatan permanen thd pertumbuhan

2. Daerah tinggi : bayi lahir dengan perubahan permanen pada

fungsi paru-paru dewasa : perub.fs.paru bisa kembali ke nilai

pre-aklimatik kembali ke “Sea level”

3. Pajanan polutan debu, bhn kimia adalah : iritasi jalan nafas hipersekresi mukus kronik

sumbatan jalan nafas batuk persisten

berkembang jadi bronchitis & emphysema

bisa terjadi kerusakan paru permanen.

Page 4: FISIOLOGI LINGKUNGAN 2

“ Fisiologi di tempat tinggi “

Ketinggian Permukaan laut 10000 kaki 30000 kaki

P barometer 760 mmHg 523 mmHg 226 mmHg

P O2 Udara 159 mmHg 110 mmHg 47 mmHg

P O2 alveoli

104 (104) 67 (77) 18 (30)

P CO2 alveoli

40 (40) 36 (23) 24 (7)

PO2 alveoli

(O2murni)

673 438 139

P CO2 alveoli

(O2 murni)

40 40 40

Kejenuhan Hb dg O2(%) 97 (97) 90 (92) 24 (38)

Page 5: FISIOLOGI LINGKUNGAN 2

Tekanan uap air dlm alveoli, pd suhu normal, tidak bergantung pd ketinggian yaitu : 47 mmHg

Menghirup O2 murni : ruangan alveoli yang sebelumnya terisi nitrogen, diganti oksigen penerbang dapat naik lebih tinggi, dibanding tidak menghirup O2

“Efek Akut Hipoksia” Tinggi 12.000 kaki : mengantuk, malas,

kelelahan mental & otot-otot, sakit kepala, mual & euforia progresif twitching 18.000 kaki : kejang 23.000 kaki : koma

Page 6: FISIOLOGI LINGKUNGAN 2

Efek utama : - me kecakapan mental

- me kemampuan ambil putusan

- mengingat - kemampuan melakukan gerakan

motorik

yang berbeda Aklimatisasi

makin lama, makin teraklimatisasi thd PO2 rendah

efek buruk bekerja tanpa efek hipoksia terjadi peningkatan :

1. Ventilasi paru

2. Jumlah sel darah merah

3. Kapasitas difusi paru

4. Vaskularisasi jaringan

5. Kemampuan sel menggunakan oksigen

Page 7: FISIOLOGI LINGKUNGAN 2

1. Ventilasi Paru

PO2 rendah perangsangan kemoreseptor

akibat hipoksia ventilasi alveolus ( ± 65 % diatas N) menghilangkan sejumlah

CO2 PCO2 & PH cairan tbh

awal menghambat pusat nafas

>< efek PO2 rendah

2-5 hr hilang o.k pe konsentrasi

ion bikarbonat

pH cairan neuron kemosensitif

aktifitas pusat nafas

Page 8: FISIOLOGI LINGKUNGAN 2

2. Jumlah Sel drh merah

Aklimatisasi terhadap PO2 rendah • HMT (s/d 60)(hipoxia sbg rangsangan utama) • Hb (s/d 20 gm/dl)

• Vol.drh (20-30%)3. Kapasitas difusi

a. Vol.darah kapiler paru pelebaran kapiler & luas permukaan difusi O2 ke

dlm darah >>b. Vol.paru luas permukaan membran alveolus >>c. pe Parteri paru mendorong drh mell.kapiler paru >>

4. Sistem sirkulasi Aklimatisasi tempat tinggi curah jantung s/d 30 %

kmd N seiring dg pe HMT O2 ke jar.tetap, kecuali kalau tempat tinggi extreen (hipoxia)

pe juml & ukuran kapiler jar.(pe kapilaritas) nyata pd jar-2 aktif yg terpapar hipoxia kronikmisal otot ventrikel kanan o.k hipertensi pulmonal akibat vasokonstriksi pbl.paru / O2 alveolus rendah

Page 9: FISIOLOGI LINGKUNGAN 2

5. Aklimatisasi Selular jumlah mitokhondria & sistem enzim oksidatif selular >

banyak dapat menggunakan oksigen lebih efektif

Aklimatisasi Alami pd org yg tinggal ditempat tinggi sejak bayi :• ukuran dada besar ratio kapasitas

ukuran tubuh kecil ventilasi thdmasa tbh jadi besar

• jantung t.u kanan jauh > besar

P art.pulmonalis >>

mendorong drh mell.kapiler paru

• pengangkutan O2 ol.drh ke jar. > mudah• PO2 arteri rendah, juml-HB > banyak O2 drh arteri > banyak

PO2 vena > rendah.

Page 10: FISIOLOGI LINGKUNGAN 2

Kapasitas kerja ditempat tinggi kap. Kerja semua otot me curah jantung maksimal me

Mountain Sickness Kronik1. Sel drh.merah & HMT me tinggi2. P arteri pulmonalis 3. Jantung kanan sangat membesar4. Tekanan arteri perifer 5. Gagal jantung kongestif6. Kematian kecuali kalau segera dipindahkan ketempat rendah

Penyebab :1. Massa s.d.m terlalu besar viskositas drh al.drh ke jar pengangkutan O2 <<

Page 11: FISIOLOGI LINGKUNGAN 2

2. - Arteriol paru spasme akibat hipoxia paru - semua alveoli rendah oksigen

konstriksi

tekanan arteri pulmonalis

payah jantung kanan

3. Spasme arteriol pulmonalis al.drh ke pbl paru non alveolar shg tanpa mengalami oksigenasi

Mountain Sickness Akut / AMSBila naik dengan cepat bbrp jam sp 2 hr kmd. Terjadi :1. Edema otak akut (HACE) akibat vasodilatasi lokal p.drh otak krn hipoksia me tekanan kapiler perembesan cairan kedlm jaringan otak edema otak disorientasi berat & kelainan fs otak

Page 12: FISIOLOGI LINGKUNGAN 2

2. Edema paru akut (HAPE)

Konstriksi arteriol paru akibat hipoksia berat drh mengalir melalui pembuluh yg tdk konstriksi tekanan kapilernya edema lokal

Bisa sakit mendadak & meninggal bila tidak segera diberi oksigen atau dipindah ke tempat rendah

Gejala-2 yg timbul : hilang selera makan, nausea, muntah sakit kepala, lemah, lelah kebingungan, perubahan perilaku, lethorgi ataxia batuk, dada sesak sianosis

Page 13: FISIOLOGI LINGKUNGAN 2

Keadaan tanpa bobot diruang angkasa Org dlm kondisi “melayang” o.k gravitasi dr benda angkasa yang

berdekatan msh aktif Gravitasi diimbangi gaya sentrifugal lintasan orbital pesawat &

terhadap org tsb. Masalah fisiologis :

motion sickness translokasi cairan dalam tubuh o.k kegagalan gravitasi P

hidrostatik tidak ada aktifitas fisik o.k kekuatan otot tdk diperlukan utk

melawan gravitasi Akibat setelah tinggal lama di angkasa :

1. Pengurangan volume darah2. Pengurangan massa s.d.m3. Pe kekuatan otot & kapasitas kerja4. Pe curah jantung maksimum5. Lepasnya kalsium & fosfat dr tulang hilangnya massa tulang

Perlu program olah raga yang memadai

Page 14: FISIOLOGI LINGKUNGAN 2

Fisiologi Penyelaman di Laut Dalam

Turun kedlm laut P sekeliling hrs diberi udara bertekanan tinggi kolaps paru-2

drh dlm paru-2 terpapar dg P gas alveolus yg tinggi keadaan hiperbarik

Volume gas berbanding terbalik dg tekanannya tekanan me rongga udara tubuh

paru-2 rusak serius

Kedalaman Tekanan Udr Volume udr

Permukaan laut 1 atm 1 ltr 33 kaki bwh p.l 2 atm 1/2 ltr 66 kaki bwh p.l 3 atm 1/3 ltr 100 kaki bwh p.l 4 atm 1/4 ltr

Page 15: FISIOLOGI LINGKUNGAN 2

Gas-2 yg berkaitan dg pernafasan penyelam

N2 , O2 & CO2

Nitrogen : - 4/5 bag.dr udara

- pd permukaan laut : tdk mempengaruhi

fungsi tubuh

- pd tekanan narkosis

kedalaman 120 kaki gejala I narkosis : rasa riang &

kurang ber-hati-2

kedalaman 150-200 kaki : rasa ngantuk

kedalaman 200-250 kaki : sangat lemah

kedalaman >250 kaki (P 8,5 atm) narkosis hebat, tdk

bisa melakukan apa-apa

Page 16: FISIOLOGI LINGKUNGAN 2

Mekanisme NarkosisN2 larut bebas dalam lemak tbh N2 larut dalam membran

saraf aliran listrik yg mell.membran terganggu menurunkan kepekaan saraf

Keracunan O2 pd P tinggi (Akut)

P : > 100 mmHg juml. O2 yg larut dlm cairan drh PO2 alveolus N O2 berikatan dg Hb bukan berupa

larutan PO2 alv.tinggi : sebagian besar O2 berupa larutan, shg

mekanisme dapar oksi-hb tdk dapat mempertahankan PO2 jaringan dlm batas normal PO2 jar berbahaya t.u jaringan otak kejang-2 †.

Gejala lain dari keracunan O2 akut

mual, twitching pd otot-2, pusing, irritable & disorientasi Gerakan-2 tubuh me kecenderungan keracunan O2

Page 17: FISIOLOGI LINGKUNGAN 2

“ Oksidasi Intrasel” PO2 jar.N (40 mmHg) sejuml.kecil radikal bebas

terbentuk dr molk.O2 yg terlarut jar.N mengandung Enzim-2 yang dpt cepat

menghilangkan RB tsb yi peroksidase, katalase & superoksid dismutase selama dapar oksi-Hb berfungsi

PO2 alv > titik kritis ( >2 atm ) dapar oksi-hb tdk mampu mengatasi PO2 jar. R.B pengoksidasi melampaui kemampuan sistem enzim konstriksi hebat mematikan sel.

RB meng-oksidasi as.lemak tdk jenuh & enzim sel shg terjadi kerusakan sistem metab.sel ( kena jar.saraf gangg.fs.otak)

Page 18: FISIOLOGI LINGKUNGAN 2

Keracunan O2 kronik Gangg.Paru (ruang udr paru langsung terpapar oleh PO2 tinggi)

PO2 1 atm , tp lama (mis. > 12 jam) pembengkakan di saluran paru , edema paru & atelektasis akibat kerusakan lap.pembatas bronchi & alveoli

Selama PO2 udr < 2 atm penghantaran O2 ke jar.lain tetap akibat sistem oksihemoglobin

CO2 pd kedalaman kedalaman tidak me kecep.prod. CO2 dlm tubuh selama

penyelam menghirup udr TV (CO2 yg terbentuk dikeluarkan)

PCO2 alv. 2 x N ( + 80 mmHg) msh mampu ditoleransi PCO2 alv > 80 mmHg efek negatif metabolik dr PCO2

menekan pusat nafas terj.asidosis respiratorik hebat, letargi, narkosis s/d

anestesi

Page 19: FISIOLOGI LINGKUNGAN 2

Decompression Sickness

Penyelam lama di laut Nitrogen larut dlm tubuh >> naik mendadak kepermukaan laut, keluar gelembung nitrogen dlm cairan tbh intra / extrasel kerusakan disetiap tempat yg tergantung pd jumlah & ukuran gelembung menyumbat pembuluh darah kecil (Decompression Sickness)

Gerak badan gelembung yg terbentuk Gejala :

Sebag.besar o.k gelembung-2 gas yg menyumbat pembuluh drh diberbagai jar.

Pbl kecil pbl besar iskhemia jar kematian jar.

Nyeri sendi, otot-2 lengan & tungkai (90%) (Bends) Gejala sistem saraf, pusing (5%) Paralisis / kolaps & hilang kesadaran ( 3 %) Nafas pendek o.k “chokes” akibat gelembung kecil masif yg

menyumbat kapiler paru, diikuti edema paru berat & kematian

Page 20: FISIOLOGI LINGKUNGAN 2

Jika penyelam dibawa kepermukaan perlahan-lahan Nitrogen terlarut akan dibuang mell.paru cukup cepat, terhindar dr decompr.sickness

Tx/ Masukkan pdrt DS dlm tangki bertekanan (tangki dekompresi) menurunkan tekanan bertahap s/d P atm N

Terapi Oksigen Hiperbarik / O2 bertekanan tinggi, berguna

pada : gangren gas dr bakteri anaerob lepra D S emboli gas dlm arteri keracunan CO osteomielitis infark miokard.

Page 21: FISIOLOGI LINGKUNGAN 2
Page 22: FISIOLOGI LINGKUNGAN 2