fiqih kelas 3
DESCRIPTION
pelajaran fikih kelas tigaTRANSCRIPT
1. Shalat Sunah Rawatib
Pengertian Shalat Sunnah Rawatib
Shalat Sunnah Rawatib adalah salat Sunnah yang mengiringi shalat fardu. Yaitu shalat
yang dikerjakan sebelum dan sesudah shalat wajib. Jika dikerjakan sebelum shalat fardhu
disebut shalat sunnah Qabliyah. Dan jika dikerjakan sesudah Shalat fardu disebut Shalat Sunnah
Ba’diyah.
Shalat Sunnah Rawatib ada dua yaitu :
1. Shalat Rawatib Mu’akkadah
2. Shalat Sunnah rawatib Ghairu Mu’akkadah
Shalat Sunnah Rawatib Mu’akkadah
Mu’akkadah artinya yang ditekankan atau dipentingkan. Para ulama banyak yang
menyebutkan shalat sunnah muakkadah merupakan shalat sunnah yang mendekati wajib. Oleh
karena itu kita dianjurkan untuk mengerjakannya secara rutin. Sebagaimana Sabda Rasulullah
saw.
Artinya : Dari Abdullah bin Umar Ia berkata : “Saya ingat (hafal) dari Rasulullah saw. dua
rakaat sebelum zuhur, dua rakaat sesudah zuhur, dua rakaat sesudah magrib, dua rakaat
sesudah isa, dan dua rakaat sebelum subuh.” ( HR.Bukhari dan Muslim )
Yang termasuk Shalat Sunnah Rawatib Muakkadah ialah:
1. Dua rakaat sebelum Shalat Subuh
2. Dua rakaat sebelum Shalat Dzuhur
3. Dua rakaat sesudah Shalat Dzuhur
4. Dua rakaat sesudah Shalat Maghrib
5. Dua rakaat sesudah Shalat Isya
Adapun Shalat Sunnah Ghairu Muakkad ialah shalat sunnah yang tidak ditekankan atau
tidak dipentingkan. Meskipun shalat sunnah ini dinamakan seebagai shalat yang tidak
dipentingkan, namun itu tidak berarti tidak ada kebaikannya, karena setiap shalat sunnah pasti
ada pahalanya. Yang termasuk dalam shalat sunnah ini yaitu :
1. Dua rakaat tambahan sebelum Shalat Dzuhur, yang kemudian menjadi empat rakaat
2. Dua rakaat tambahan sesudah Shalat Dzuhur, yang kemudian menjadi empat rakaat
3. Empat rakaat sebelum Shalat Ashar
4. Dua rakaat sebelum Shalat Maghrib
5. Dua rakaat sebelum Shalat Isya.
Tata cara Melakukan Shalat Sunnah Rawatib
Shalat sunnah adalah shalat yang sangat mudah, tidak banyak berbeda dengan shalat
fardhu, baik dalam syarat, rukun maupun sunnah-sunnahnya. Hanya saja, dalam shalat sunnah
diberikan kelonggaran tambahan sebagai berikut:
1. Boleh dilakukan seringkas mungkin, boleh dilakukan dengan bacaan surat al-Fatihah saja
tanpa surat-surat yang lain.
2. Boleh dilakukan dalam keadaan duduk walaupun mampu berdiri
Cara melaksanakan shalat sunat rawatib , baik sebelum atau sesudahnya ( qobliyah dan
ba’diah ) dikerjakan dua rakaat sama seperti shalat sunat lainnya, tetapi yang berbeda hanya
niatnya saja. Ada beberapa hal yang perlu diketahui dalam melaksanakan shalat sunat rawatib
yaitu :
1. Tidak didahului azan dan iqamat
2. Tidak dilaksanakan secara berjama’ah
3. Bacaannya tidak dinyaringkan
4. Setiap dua rakaat satu salam jika hendak melaksanakan shalat sunat lebih dari dua rakaat.
5. Diutamakan pada rakaat pertama membaca surat al kafirun, dan pada rakaat kedua
membaca surat al ikhlas.
Mempraktekkan Sholat Sunat Rawatib
Cara melaksanakan Sholat Rawatib baik sebelum mapun sesudahnya (qobliyah dan
ba’diyah dikerjakan dua rakaat sama dengan sholat fardu baik gerakannya maupun bacaannya,
tetapi yang berbeda hanyalah niatnya. Namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
melaksanakan sholat sunah rawatib sbb:
1. Tidak didahului azan dan iqomah.
2. Dilaksanakan secara munfarid (sendirian).
3. Bacaannya tidak dinyaringkan.
4. Jika lebih dari dua rakaat, maka setiap dua rakaan satu dalam.
5. Sebaiknya tempat mengerjakan sholat rawatib pindah sedikit dari tempat mengerjakan
sholat fardu.
6. Diutamakan pada rakaat pertama membaca Surat Al Kafirun, dan pada rakaat kedua
membaca Surat Al Ikhlas.
7. Diawali dengan niat menurut macam sholatnya.
Niat melaksanakan sholat rawatib cukup dalam hati sesuai dengan macam sholat rawatib
tersebut, tetapi boleh diucapkan atau dilafalkan. Adapun lafal niat sholat sunah rawatib sbb:
Niat Sholat sunah rawatib qobliyah Subuh (sebelum sholat subuh)
artinya: “Saya niat sholat sunah sebelum Subuh dua rakaat karena Allah”
Niat Sholat sunah rawatib qobliyah Zuhur (sebelum sholat Zuhur)
artinya: “Saya niat sholat sunah sebelum zuhur dua rakaat karena Allah”
Niat Sholat sunah rawatib ba’diyah Zuhur (sesudah sholat Zuhur)
artinya: “Saya niat sholat sunah sesudah Zuhur dua rakaat karena Allah”
Niat Sholat sunah rawatib qobliyah Asar (sebelum sholat Asar)
artinya: “Saya niat sholat sunah sebelum asar dua rakaat karena Allah”
Niat Sholat rawatib qobliyah Magrib (sebelum sholat Magrib)
artinya: “Saya niat sholat sunah sebelum Magrib dua rakaat karena Allah”
Niat Sholat sunah rawatib ba’diyah Magrib (sesudah sholat Magrib)
artinya: “Saya niat sholat sunah sesudah Magrib dua rakaat karena Allah”
Niat Sholat rawatib qobliyah Isya’ (sebelum sholat Isya’)
artinya: “Saya niat sholat sunah sebelum Isya’ dua rakaat karena Allah”
Niat Sholat rawatib ba’diyah Isya’ (sesudah sholat Isya’)
artinya: “Saya niat sholat sunah sesudah Isya’ dua rakaat karena Allah”
Keutamaan Shalat Sunnah Rawatib
Mengenai keutamaan shalat sunnah rawatib diterangkan dalam hadits berikut ini. Ummu
Habibah berkata bahwa ia mendengar Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الجنة فى بيت بهن له بنى وليلة يوم فى ركعة عشرة اثنتى صلى من
“Barangsiapa yang mengerjakan shalat 12 raka’at (sunnah rawatib) sehari semalam, akan
dibangunkan baginya rumah di surga.” (HR. Muslim no. 728)
Dalam riwayat At Tirmidzi sama dari Ummu Habibah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallambersabda,
بعدها من وركعتين الظهر قبل أربعا ة الجن فى بيت له بنى ركعة عشرة ثنتى وليلة يوم فى صلى
الفجر صالة قبل وركعتين العشاء بعد وركعتين المغرب بعد وركعتين
“Barangsiapa sehari semalam mengerjakan shalat 12 raka’at (sunnah rawatib), akan
dibangunkan baginya rumah di surga, yaitu: 4 raka’at sebelum Zhuhur, 2 raka’at setelah
Zhuhur, 2 raka’at setelah Maghrib, 2 raka’at setelah ‘Isya dan 2 raka’at sebelum Shubuh.” (HR.
Tirmidzi no. 415 dan An Nasai no. 1794,).
Yang lebih utama dari shalat rawatib adalah shalat sunnah fajar (shalat sunnah qobliyah
shubuh). ‘Aisyah berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
فيها وما الدنيا من خير الفجر ركعتا
“Dua rakaat sunnah fajar (subuh) lebih baik dari dunia dan seisinya.” (HR. Muslim no. 725)
Juga dalam hadits ‘Aisyah yang lainnya, beliau berkata,
الفجرأخرجه ركعتي على تعاهدا منه أشد وافل الن من شيء على وسلم عليه ه الل صلى بي الن يكن لم
الشيخان
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak melakukan satu pun shalat sunnah yang
kontinuitasnya (kesinambungannya) melebihi dua rakaat (shalat rawatib) Shubuh.” (HR.
Bukhari no. 1169 dan Muslim no. 724)
Hikmat solat sunat Rawatib
Membentuk sifat ihsan dalam diri
Mendidik diri sentiasa berdisiplin dan beradab
Menyempurnakan kekurangan pahala solat fardu
3. Shalat Jum’at
A. Pengertian
Hari Jum’at adalah hari istimewa bagi umat Islam. Ia menjadi symbol hari berkumpul
dalam sosialisasi umat Islam. Hal ini sesuai dengan makna “Jum’at’ itu sendiri yang secara
etimologis berasal dari kata جماعة –يجمع –جمع (jama’a – yajma’u – jama’atan) yang berarti
“berkumpul”. Keistimewaan yang dikandung pada hari jum’at yaitu shalat jum’at yang dilakukan
secara berjamaah. Hal ini tentu saja memberikan kesempatan yang sangat besar bagi umat islam
untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah an memperbanyak ibadah pada hari yang dimuliakan
umat islam tersebut.
Shalat Jum’at yaitu shalat dua rakaat yang dikerjakan secara berjamaah pada waktu
dzuhur di hari jum’at dan diawali dengan dua khutbah. Hukumnya fardu ‘ain bagi tiap-tiap
muslim dewasa, merdeka, sehat dan bermukim (tidak sedang bepergian)
B. Hukum Shalat Jum’at
Shalat Jum’at wajib hukumnya bagi setiap muslim laki-laki. Kewajiban shalat jum’at
ditetapkan dalam al-qur’an dan sunnah. Ayat yang menjelaskan tentang perintah melaksanakan
shalat jum’at yaitu:
﴿ ن� م�و ن� ع� ن ع� م� م�ن إ��� ع� م� �� ن ر� ع� ن� ع� م� إ� ن� ن� ع� ن� ع� � م�و� ن� نو �إ �� ن �� إ� ع� إ� ن�ى إ�� عو� ن� ع ن"ا إ# ن� م� م$ ع� � إ% عو ن& إ)ن إ( ن+ا ن�, إ�� إ.ي م/و ن�� إ�� منو� ن) آ� نن إ1& �� ن � ن2ا م�& ن�3 ﴾٩ن&ا
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan sembahyang pada hari
Jum`at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang
demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.
كل : على قال أنه وسلم عليه الله صلى الله رسول عن وسلم عليه الله صلى النبي زوج حفصة عن
( الطحاوي ( رواه الجمعة إلى الرواح محتلم
Artinya: Dari Hafsah, istri Nabi, Rasulullah SAW bersabda: “Setiap laki-laki yang telah baligh
diwajibkan melaksanakan shalat jum’at (HR. at-Tahtawi)
تهاونا : : ات مر ثالث الجمعة ترك من وسلم عليه الله صلى الله رسول قال الضمري الجعد أبي عن
( الترمذي ( رواه قلبه على الله طبع بها
Artinya: Dari Abu al-Ja’d ad-Damiri, Rasulullah SAW bersabda : “Orang yang meninggalkan
shalat Jum’at tiga kali karena menganggap remeh maka Allah akan menutup hatinya.” (HR. At-
Tirmidzi)
Waktu Shalat Jum’at
Shalat Jum’at dilaksanakan di waktu dzuhur, yaitu ketika matahari mulai tergelincir dan
telah condong kea rah barat. Maka tidak sah melaksanakan shalat jum’at sebelum masuknya
waktu dzhuhur atau setelah habisnya waktu dzuhur. Hal ini sebagaimana diterangkan dalam
hadits riwayat Bukhari berikut ini:
مش الش تميل حين الجمعة يصلى م وسل عليه الله صلى بي الن كان
Hikmah Solat Jum'at
1. Simbol persatuan sesama Umat Islam dengan berkumpul bersama, beribadah bersama
dengan barisan shaf yang rapat dan rapi.
2. Untuk menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antar sesama manusia. Semua sama
antara yang miskin, kaya, tua, muda, pintar, bodoh, dan lain sebagainya.
3. Menurut hadis, doa yang kita panjatkan kepada Allah SWT akan dikabulkan.
4. Sebagai syiar Islam.
F. Syarat Wajib Jum’at
1. Islam
2. Baligh (dewasa), anak-anak dianjurkan shalat jum’at agar mereka terbiasa
menjalankannya.
3. Berakal; orang gila tidak wajib shalat jum’at
4. Laki-laki; perempuan tidak wajib shalat jum’at
5. Sehat; orang sakit tidak wajib shalat Jum’at
6. Menetap; orang yang bepergian tidak wajib shalat jum’at
Syarat Sah Shalat Jum’at
1. Didirikan di tempat yang penduduknya menetap, baik di kota maupun di desa. Maka
tidak sah shalat jum’at jika dilaksanakan di lading atau sawah yang orang-orangnya
hanya sementara berada di sana untuk menggarap sawah atau lading.
2. Berjamaah. Tidak sah shalat jum’at yang dilakukan sendirian. Dan minimal terdapat 40
orang jamaah.
3. Dilakukan pada waktu Dzuhur
4. Sebelum shalat jum’at dilaksanakan didahului dengan dua khutbah.
Rukun atau Isi Pokok Khutbah
1. Menyampaikan puji-pujian kepada Allah seperti mengucap hamdalah
2. Membaca shalawat atas nabi Muhammad SAW
3. Membaca dua kalimat syahadat
4. Menasehati untuk bertaqwa kepada Allah
5. Membaca ayat al-Qur’an
6. Memohonkan do’a dan ampunan bagi jamaah yang mengikuti shalat jum’at pada khutbah
yang kedua.
Tata Cara Pelaksaaan Dua Khutbah
1. Khutbah dimualai sesudah masuk shalat dzuhur, yakni setelah tergelincirnya matahari
2. Khutbah disampaikan dengan cara berdiri serta menghadapkan wajah kea rah jama’ah
3. Khatib (pemberi khutbah) hendaknya mengucap salam ketika telah berada di atas mimbar
4. Khatib berkhutbah dengan penuh semangat, suara lantang dan jelas, kalimatnya
disampaikan dengan baik, fasih, jelas, dan mudah difahami.
5. Kedua khutbah dimulai setelah adzan setelah adzan selesai dikumandangkan dan iqamah
pun segera diserukan seketika khutbah kedua selesai.
6. Hendaknya khutbah dipersingkat namun padat dan tidak perlu panjang lebar
Sunnah-Sunnah Sebelum Jum’at
Sebelum menunaikan shalat jum’at, ada beberapa amalan sunnah yang diajarkan oleh
Rasulullah SAW dan dianjurkan untuk dilaksanakan, yaitu sebagai berikut:
1. Mandi dan membersihkan tubuh
2. Memakai pakaian putih
3. Memotong kuku, kumis, dan sejenisnya
4. Memakai wangi-wangian
5. Memperbanyak membaca al-Qur’an, do’a dan dzikir
6. Memperbanyak do’a dan sholawat ata Nabi Muhammad SAW
7. Melaksanakan shalat sunnah sebelum khatib naik mimbar sesuai dengan kemampuan.
Keutamaan Hari Jum’at
Hari Jum’at adalah hari istimewa bagi umat Islam. Dibanding dengan harihari
selainnya, hari Jum'at termasuk hari yang paling istimewa. Mengingat keistimewaan hari
tersebut, maka Rasulpun menyebutnya dengan khairul yaum, sebaik-baik hari, afdhalul ayyam,
hari yang paling utama, atau sayyidul ayyam, hari yang paling mulia, bahkan kistimewaan hari
Jum'at melebihi istimewanya hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha Pernyataan tentang keistimewan
hari Jum'at sebagaimana yang telah disebutkan di atas, antara lain adalah berdasarkan hadits
Rasulullah shalallahu alaihi wasalam berikut ini, beliau telah bersabda:
فبه ان الفطر ويوم اآلضحي يوم من الله عند أعظم وهو الله عند وأعظمها اآليام سيد الجمعة يوم
: ال ساعة وفيه أدم الله توفى وفيه األرض الى أدم فيه الله وأهبط أدم فيه الله خلق حالل خمس
وال مقروب ملك من ما الساعة تقوم وفيه حراما يسأل مالم أعطاه اال شيئا عبد فيها الله يسأل
الجمعة يوم من يشفقن وهن اال بحر وال جبالل وال رياح وال أرض وال سماء
"Sesungguhnya hari Jum'at adalah sayyidul ayyam (hari yang paling mulia) dan hari yang
paling besar di sisi Allah bahkan lebih besar dari hari raya Idul Adha dan Idul Fithri. Pada hari
itu terdapat lima peristiwa: Pada hari Jum'at Nabi Adam diciptakan, diturunkan ke bumi serta
diwafatkan. Pada hari itu terdapat waktu yang hanya sesaat, dan barangsiapa pada saat itu
berdoa kepada Allah niscaya doanya akan dikabulkan selama tidak meminta sesuatu yang
diharamkan dan tidak akan terjadi kiamat melainkan pada hari Jum'at. Pada hari itu tidaklah
malaikat yang dekat kepada Allah, langit, bumi, angina, gunung dan lautan, melainkan
semuanya merindukan datangnya hari Jum'at" (HR. Ibnu Majah: 1084)
Berikut adalah hadits-hadits Nabi yang menerangkan contoh amal dan keutamaannya.
Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda :
الذي كمثل المهجر ومثل فاألول األول يكتبون المسجد باب على المالئكة وقفت الجمعة يوم كان إذا
ويستمعون صحفهم طورا االمام خرج فإذا بيضة ثم دجاجة ثم كبشا ثم بقرة يهدي كالذي بدنة يهدى
الذكرز“Apabila datang Hari Jum’at, para malaikat berdiri di depan pintu masjid untuk mencatat siapa
yang datang satu demi satu yang paling awal. Perumpamaan orang yang menghadiri Jum’at
sesuai dengan urutan awal kedatangannya, bagaikan berqurban seekor unta, bagaikan
berqurban seekor sapi, bagaikan berqurban seekor kambing kibas, bagaikan berqurban seekor
ayam, dan bagaikan berqurban sebutir telur. Apabila khatib sudah mulai khutbah, malaikat
menutup buku catatannya dan mendengarkan khutbah” (HR. Bukhari: 929)
Dalam hadits yang lain, Rasulullah shalallahu alaihi wasalam juga menegakan
kemuliaan menghadiri shalat jum'at, beliau bersabda:
بكل له كان يبلغ ولم فاستمع االمام من ودنا ومشي وابتكر بكر ثم والغتسل الجمعة يوم غسل من
قيامها صياها أجر سنة عمل خطواة“Barangsiapa mandi pada hari Jum’at, bersegera menuju masjid, berjalan kaki dan tidak
berkendaraan, mendekat dengan imam (barisan terdepan mendengarkan khutbah dan tidak
berkata yang sia-sia, maka baginya pada setiap langkahnya dari rumah menuju masjid sepadan
dengan amalan setahun pahala puasa dan qiyamul lail” (HR.Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi,
Nasa'i, Ibnu Majah, Ibnu khuzaimah, Ibnu Hibban, dan Hakim, syaikh Al Bani
menyebutkannnya dalam "Shahihi Abu Daud": 891)
Tata Cara Shalat bagi Orang Yang Sakit
Selama jiwa masih bersatu dengan raga, kita diwajibkan untuk mendirikan shalat, tak
terkecuali pada saat sakit. Tata cara shalat saat sakit dijelaskan dalam hadist riwayat Daruquthni
dari Imam Ali
“Orang sakit hendaklah shalat berdiri jika mampu. Jika tidak mampu hendaklah shalat sambil
duduk, jika tidak bisa sujud, berisyarat dengan menundukkan kepala dan sujudnya lebih rendah
daripada rukuknya. Bila tidak mampu, hendaklah ia shalat sambil berbaring ke sebelah kanan
dan menghadap kiblat. Bila tidak mampu, hendaklah shalat telentang dan kedua kakinya
diluruskan kea rah kiblat”
Untuk melaksanakan shalat tentunya seseorang harus bersuci dari hadas besar maupun
hadas kecil. Bila seseorang sedang sakit dan bila terkena air penyakitnya dapat bertambah parah
atau memperlambat proses penyembuhan, mandi junub atau wudlu dapat diganti dengan
tayammum.
Tayammum merupakan rukhshah (keringanan) yang diberikan Allah. Tayammum dapat
menggunakan tanah atau debu. Tata cara bertayammum adalah sebagai berikut.
1. Menepukkan tangan ke bumi, dinding, atau apa saja yang mengandung debu.
2. Menyapukan telapak tangan kanan ke telapak tangan kiri dan ke atas telapak tang kiri.
Kemudian telapak tangan kiri disapukan ke tangan kanan masing-masing satu kali
sapuan.
3. Menyapukannya ke muka satu kali.
Hukum-Hukum yang berhubungan dengan sholat orang sakit
Di antara hukum-hukum yang berhubungan dengan orang sakit dalam ibadah sholatnya adalah:
1. Orang yang sakit tetap wajib sholat diwaktunya dan melaksanakannya menurut
kemampuannya, sebagaimana diperintahkan Allah Ta’ala dalam firman-Nya:
استطعتم ما ه الل قوا فات
Maka bertaqwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu. (Qs. At-Taghâbûn/ 64:16) dan
perintah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits ‘Imrân bin Hushain:
تستطع لم فإن قائما صل فقال الصالة عن م وسل عليه ه الل صلى بي الن فسألت بواسير بي كانت
جنب فعلى تستطع لم فإن فقاعدا
Pernah Penyakit wasir menimpaku, lalu akau bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
tentang cara sholatnya. Maka beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Sholatlah dengan
berdiri, apabila tidak mampu maka duduklah dan bila tidak mampu juga maka berbaringlah.”
(HR al-Bukhari)
2. Apabila berat melakukan setiap sholat pada waktunya maka diperbolehkan baginya untuk
men-jama’ (menggabung) antara shalat Zhuhur dan Ashar, Maghrib dan ‘Isya baik dengan jama’
taqdim atau ta’khir. Hal ini melihat kepada yang termudah baginya. Sedangkan shalat Shubuh
maka tidak boleh dijama’ karena waktunya terpisah dari shalat sebelum dan sesudahnya.
Diantara dasar kebolehan ini adalah hadits Ibnu Abas radhiallahu ‘anhuma yang menyatakan:
خوف غير في بالمدينة والعشاء والمغرب والعصر الظهر بين م وسل عليه ه الل صلى ه الل رسول جمع
( أمته ( يحرج ال كي قال ذلك فعل لم اس عب البن قلت كريب أبو قال مطر وال
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjama’ antara Zhuhur dan Ashar, Maghrib dan
Isya’ di kota Madinah tanpa sebab takut dan hujan. Abu Kuraib berkata: Aku bertanya kepada
Ibnu Abas radhiallahu ‘anhuma: Mengapa beliau berbuat demikian? Beliau radhiallahu ‘anhuma
menjawab: Agar tidak menyusahkan umatnya. (HR Muslim)
Dalam hadits diatas jelaslah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membolehkan kita
menjama’ sholat karena adanya rasa berat yang menyusahkan (masyaqqoh) dan jelas sakit
merupakan masyaqqah. Hal ini juga dikuatkan dengan menganalogikan orang sakit kepada orang
yang terkena istihaadhoh yang diperintahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk
mengakhirkan sholat Zhuhur dan mempercepat Ashar dan mengakhirkan Maghrib dan
mempercepat Isya’.
3. Orang yang sakit tidak boleh meninggalkan sholat wajib dalam segala kondisinya selama
akalnya masih baik.
4. Orang sakit yang berat untuk mendatangi masjid berjama’ah atau akan menambah dan atau
memperlambat kesembuhannya bila sholat berjamaah di masjid maka dibolehkan tidak sholat
berjama’ah. Imam Ibnu al-Mundzir rahimahullah menyatakan: Tidak diketahui adanya
perbedaan pendapat diantara ulama bahwa orang sakit dibolehkan tidak sholat berjama’ah karena
sakitnya. Hal itu karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika sakit tidak hadir di Masjid dan
berkata:
اس بالن فليصل بكر أبا مروا
Perintahkan Abu Bakar agar mengimami sholat. (Muttafaqun ‘Alaihi)
Tata Cara Sholat untuk Orang Sakit
Ketahuilah bahwa perumpamaan shalat dalam agama adalah ibarat suatu tiang penyangga
di tengah-tengah tenda. Kalau seseorang mencabutnya, maka akan rubuhlah tenda tersebut. Oleh
karena itu, Allah SWT. memerintahkan kita untuk selalu melaksanakan shalat setiap waktunya
dalam kondisi dan situasi apapun.
a) Diwajibkan atas orang yang sakit untuk sholat berdiri apabila mampu dan tidak khawatir
sakitnya bertambah parah, karena berdiri dalam sholat wajib adalah salah satu rukunnya.
Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala:
قانتين لله وقومواBerdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu’. (Qs. Al-Baqarah/2:238) dan
keumuman hadits ‘Imrân di atas.
b) Orang yang sakit wajib melaksanakan shalat fardu dengan berdiri, sekalipun bersandar ke
dinding atau ke tiang dengan tongkat.
Hal ini sesuai dengan firman Allah surat Al-Baqarah ayat 238
﴿ نن إ�� إ/ ن5ا �إ �� إ� ع� م)و م5و نو ن6ى ع مو ع� � إ( نا ن�,+ و�� إ7 نو� ن� ن�, �� ن�ى ن8 ع� م9و إ" ﴾٢٣٨ن:اArtinya: Peliharalah segala shalat (mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa. Berdirilah
karena Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu`.
Juga sesuai dengan hadits Wabishah, dari Ummu Qais r.a: “ketika Raulullah berusia lanjut dan
semakin gemuk, beliau menggunakan tongkat di tempat shalatnya dan bersandar padanya. selain
itu karena beliau mampu berdiri tanpa adanya sesuatu yang membahayakan dirinya”, yang
demikian itu didasarkan pada hadits Imran bin Hushain ra bahwa pernah berkata padanya:
“Shalatlah sambil berdiri..”
عليه يعتمد ه مصال في عمودا خذ ات حم الل وحمل أسن لما م وسل عليه ه الل صلى ه الل رسول أنSesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berusia lanjut dan lemah maka
beliau memasang tiang di tempat sholatnya untuk menjadi sandaran. (HR Abu Daud dan
dishahihkan al-Albani dalam Silsilah Ash-Shohihah 319).
c) Jika tidak sanggup shalat berdiri, maka hendaklah ia shalat dengan duduk, dan lebih baik
kalau duduk bersila pada waktu dimana semestinya berdiri dan ruku’, dan duduk isytirasy
pada waktu dimana dia sujud.
d) Jika tidak sanggup shalat sambil duduk, boleh shalat sambil berbaring bertumpu pada sisi
badan menghadap qiblat. Dan bertumpu pada sisi kanan lebih utama dari sisi kiri. Jika
tidak memungkinkan untuk menghadap qiblat boleh menghadap kemana saja dan tidak
perlu mengulangi shalatnya.
sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits ‘Imrân bin al-Hushain:
جنب فعلى تستطع لم فإن فقاعدا تستطع لم فإن قائما صل
Shalatlah dengan berdiri, apabila tidak mampu maka duduklah dan bila tidak mampu juga maka
berbaringlah. (HR al-Bukhari)
e) Jika tidak sanggup shalat berbaring, boleh shalat sambil terlentang dengan
menghadapkan kedua kaki ke kiblat. Dan yang lebih utama yaitu dengan mengangkat
kepala untuk menghadap kiblat. Dan jika tidak bisa menghadapkan kedua kakinya ke
kiblat, dibolehkan shalat menghadap kemana saja.
f) Orang sakit wajib melaksanakan ruku’ dan sujud, jika tidak sanggup cukup dengan
membungkukkan badan pada ruku’ dan sujud, dan ketika sujud hendaknya lebih rendah
dari ruku’. Dan jika sanggup ruku’ saja dan tidak sanggup sujud, dia boleh ruku’ saja dan
menundukkan kepala saat sujud. Demikian pula sebaliknya jika dia sanggup sujud saja
dan tidak sanggup ruku’ , dia boleh sujud saja dan ketika ruku’ dia menundukkan kepala.
g) Jika tidak sanggup dengan menundukkan kepala ketika ruku’ dan sujud, cukup dengan
isyarat mata, dengan memejamkan sedikit ketika ruku’ dengan dan dengan memejamkan
lebih kuat ketika sujud.
h) Jika tidak sanggup juga shalat dengan menggerakkan kepala dan isyarat mata, hendaklah
ia shalat dengan hatinya, dia berniat ruku’,sujud, dan berdiri serta duduk. Masing-masing
orang akan diganjar sesuai dengan niatnya.
i) Orang yang sakit wajib melaksanakan semua kewajiban shalat tepat pada waktunya
sesuai menurut kemampuannya sebagaimana kita jelaskan di atas. Tidak boleh sengaja
mengakhirkannya dari waktu yang semestinya. Dan jika termasuk orang yang kesulitan
berwudhu dia boleh menjamak shalatnya seperti layaknya seorang musafir.
j) Jika dia sulit untuk shalat pada waktunya, boleh menjamak antara dzuhur dengan ashar
dan antara maghrib dengan isya, baik jama’ taqdim maupun jama’ ta’khir, sesuai dengan
kemampuannya. Kalau dia mau, dia boleh memajukan shalat asharnya digabung dengan
dzuhur, atau mengakhirkan dzuhurnya digabung dengan shalat ashar di waktu ashar. Jika
mau, boleh juga dia memajukan shalat isya untuk digabung dengan shalat maghrib di
waktu maghrib atau sebaliknya. Adapun shalat subuh, maka tidaklah boleh di jama’
dengan shalat yang sebelumnya atau sesudahnya, karena waktunya terpisah dari shalat
sebelumnya dan shalat sesudahnya. Allah berfirman
﴿ ا� م2و. ع> ن) ن� ن�ا إ� ع$ ن= ع� � ن� آ� ع� م5 ن�� إ�� إ� ع$ ن= ع� � ن� آ� ع� م5 نو إ< ع� �� ن �� إ? ن@ Aن ن�ى إ�� Bإ ع� ن�> �� Cإ م�و Dم إ� ن( نا ن�,+ �� إ� إ5 ﴾٧٨ن�3Artinya: Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah
pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat). Al-Israa’ ayat 78
Hikmah yang dapat diperoleh jika melakukan shalat saat sakit diantaranya ialah jika
orang yang sakit sudah mendekati ajalnya kemudian ia shalat sampai embusan nafas terakhirnya
sedangkan ia bergelimang dosa, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa yang telah ia perbuat
agar ia menemui Allah dalam keadaan suci dan bersih darinya. Sehingga ia bahagia dengan
mendapatkan surge-Nya dan menikmati segala keindahan dan kebaikannya. Dan jika ajal belum
menemuinya, niscaya Allah akan menyegerakan kesembuhan baginya sehingga ia tidak tersiksa
dengan penyakitnya dalam waktu yang sangat lama.
Semester II
Puasa Ramadhan
Ramadan (bahasa Arab:رمضان; transliterasi: Ramadhan) adalah bulan kesembilan
dalam penanggalan Hijriyah (sistem penanggalan agama Islam). Sepanjang bulan ini pemeluk
agama Islam melakukan serangkaian aktivitas keagamaan termasuk di dalamnya berpuasa, salat
tarawih, peringatan turunnya Alquran, mencari malam Laylatul Qadar, memperbanyak membaca
Alquran dan kemudian mengakhirinya dengan membayar zakat fitrah dan rangkaian perayaan
Idul Fitri. Kekhususan bulan Ramadan ini bagi pemeluk agama Islam tergambar pada Alquran
pada surat Al Baqarah ayat 185 yang artinya:
"bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan Alquran sebagai petunjuk bagi
manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda. Karena itu,
barangsiapa di antara kamu hadir di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan
itu..."
Selama bulan Ramadan, penganut agama Islam akan berpuasa setiap hari sampai Idul Fitri tiba.
Ied artinya Hari Raya. Fithri berasal dari kata fathara artinya 'memecah, mengakhiri". Ied al-
Fithri artinya Hari Raya Mengakhiri Puasa (Ramadan).
1. Pengertian Puasa
Puasa menurut bahasa adalah “menahan”. Sedangkan secara istilah /syar’I puasa adalah
Ibadah kepada Allah dengan menahan diri dari segala hal yang membatalkan puasa dimulai sejak
terbit fajar sampai tenggelamnya matahari. Terbit fajar (fajar shodiq) adalah mulai masuknya
waktu shubuh - Terbenam matahari adalah pertanda masuknya waktu shalat maghrib.
Puasa merupakan salah satu ibadah wajib bagi umat islam. Bulan puasa disebut juga
bulan ramadhan. Ibadah puasa dalam bulan ini dilakukan setiap tahun selama satu bulan penuh.
Puasa ramadhan hukumnya fardhu ‘ain bagi setiap muslim.
Seperti firman Allah dalam surat al-Baqarah 183:
﴿ ن� مEو �� ن ن ع� م� �� ن ن� ن� ع� م� إ� ع� ن5 إ)ن نن إ1& �� ن � ن�ى ن8 Fن إ� م� ن�ا ن� م% ن�ا ص, �� م� م� ع� ن� ن8 Fن إ� م� ع� منو ن) آ� نن إ1& �� ن � ن2ا م�& ن�3 ﴾١٨٣ن&اArtinya: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,
2. Hukum Melakukan Puasa Ramadhan
Kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan sangat jelas di dalam Al-Qur'an maupun As-
Sunnah. Hukumnya wajib bagi muslim yang telah baligh, berakal, muqim, dan mampu berpuasa
(tidak ada penghalang syar'i seperti sakit dsb). Shiyam Ramadhan Diwajibkan pada tahun kedua
Hijriyah. Allah Ta'ala Berfirman (artinya): "Wahai orang-orang beriman, kuwajibkan atas kalian
berpuasa sebagaimana telah kuwajibkan atas orang-orang sebelum kalian, agar kalian bertaqwa"
(Qs.Al-Baqarah:183)
Dari Abu Abdirrahman Abdullah bin Umar bin Khathab _ berkata, Aku mendengar
Rasulullah _ bersabda: “Islam dibangun diatas lima dasar, bersaksi bahwa tidak ada ilah yang
berhak disembah kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah,
menegakkan shalat, menunaikan zakat, berhaji ke baitullah dan shaum ramadhan.”
(Diriwayatkan oleh Bukhari (no. 8) dan muslim (no. 16))
Adapun orang yang meninggalkan shiyam Ramadhan tanpa udzur syar'I maka dia telah
melakukan sebuah dosa yang sangat besar. Para ulama berbeda pendapat dalam masalah ini,
sebagian mengatakan kafirnya orang yang meninggalkan shiyam Ramadhan tanpa udzur dan
sebagian berpendapat tidak sampai mengeluarkan pelakunya dari Islam. Pendapat kedua ini
merupakan pendapat jumhur (mayoritas) ulama.
Syarat wajib berpuasa
1. Beragama Islam
2. Berakal sehat
3. Akil baligh atau dewasa
4. Suci dari haid dan nifas bagi wanita
5. Mampu berpuasa
6. Bertempat tingga tetap (bukan musafir)
Hal-Hal yang membatalkan Puasa
1. Makan dan minum dengan sengaja atau memasukkan sesuatu ke dalam rongga yang
terbuka
2. Tiba-tiba keluar darah haid atau datang bulan, Aisyah berkata:
: بقضاء فنؤمر الله رسول عهد على تحيض احدانا كانت عنها الله رضى عائشة قالت
الصالة بقضاء نؤمر وال الصومArtinya: Aisyah r.a berkata: "Dahulu salah seorang wanita kami haid di masa Rasulullah ,
maka kami disuruh untuk mengqodho puasa dan tidak disuruh mengqodho sholat"
Pembatal yang diperselisihkan
3. Mabuk, pingsan sepanjang hari
4. Berbuka puasa sebelum terbenamnya matahari
5. Muntah dengan sengaja
) . أحمد وأعله الخمسة رواه القضاء فعليه اشتقاء ومن ، علي قضاء فال القيئ ذرعه من
. الدارقطني وقواهArtinya: "Barangsiapa yang muntah (tanpa sengaja) maka tidak ada qadha baginya.
Tetapi barangsiapa yang muntah dengan sengaja maka ia wajib mengqadha
puasanya."(Hadits diriwayatkan oleh imam yang lima. Imam Ahmad mengklaimnya
sebagai hadits yang cacat sementara Ad-Daruquthni menshahihkan hadits ini).
Sebagian ulama menganggap bahwa muntah tidak membatalkan puasa secara mutlak,
berdasarkan beberapa riwayat, diantaranya:
( البخاري ( رواه خرج مما وليس دخل مما الصوم ، يفطر فال قاء إذا"Jika muntah maka tidak batal, karena puasa itu dari yang masuk bukan dari yang keluar"
(Hadits shahih riwayat Bukhari)
6. Bersetubuh di siang hari (bagi yang sudah menikah)
7. Murtad (keluar dari Islam)
Waktu Dimulainya Bulan ramadhan
: : رأيتموه إذا يقول وسلم عليه الله صلى الله رسول سمعت قال عنهما الله رضي عمر ابن عن
: ( عليكم ( أغني فإن ولمسلم ز عليه متفق له فاقدروا عليكم غم فإن ، فافطروا رأيتموه وإذا فصوموا
ثالثين . : . : شعبان عدة فأكملوا هريرة أبى حديث وله ثالثين العدة فأكملوا وللبخاري ثالثين فاقدروا
Artinya: “Diriwayatkan dari Ibnu Umar x ia berkata: "Aku mendengar Rasulullah n bersabda:
"Jika kalian telah melihatnya (hilal Ramadhan) maka berpuasalah dan jika kalian telah
melihatnya (hilal syawal) maka berlebaranlah. Namun apabila cuaca mendung maka
genapkanlah harinya (30 hari)."(Hadits diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim). Dalam
riwayat Muslim tercantum: "Jika cuaca mendung maka Sempurnakanlah hingga hari ke tiga
puluh.".Dalam riwayat Al-Bukhari tertera: "Genapkan menjadi tiga puluh hari." Dan masih
riwayat Al-Bukhari dari Abu Hurairah z: "Genapkan bulan Sya'ban menjadi tiga puluh hari."
Dari hadist di atas, maka permulaan Ramadhan dimulai dengan:
a. Terlihatnya Hilal
b. Jika hilal tidak terlihat maka dengan menggenapkan Sya'ban 30 hari.
Rukun Puasa
1. Niat (pada malam hari/ sebelum masuk waktu shubuh)
: الصيام ت يبي لم من قال وسلم عليه الله صلى النبي أن عنها الله رضي المؤمنين أم حفصة عن
مرفوعا ( وصححه ، وقفه ترجيح إلى والنسائي الترمذي ومال الخمسة رواه له صيام فال الفجر قبل
الليل . : . من يفرضه لم لمن صيام ال وللدرقطني ان حب وابن خزيمة ابنDiriwayatkan dari Hafshah Ummul Mukminin bahwa Nabi n bersabda: "Barangsiapa tidak
memasang niat pada malam hari sebelum terbit fajar maka puasanya tidak sah.".(Hadits
diriwayatkan oleh imam yang lima. Namun At-Tirmidzi dan An-Nasa'i lebih merajihkan bahwa
hadits ini mauquf. Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibbaan merajihkan sebagai hadits marfu'). Dalam
riwayat Ad-Daaruquthni tercantum: "Tidak sah puasa orang yang tidak meniatkannya sejak
malam hari."
( دادود ( أبى رواه له صيام فال الفجر قبل الصيام يجمع لم من"Barangsiapa yang tidak mengutkan (niat) sebelum fajar maka tidak ada puasa baginya" (Shahih
abu Dawud: 2454)
Niat berpuasa yaitu:
تـعالى ه للـ ـنـة الس هـذه رمـضان فـرضشـهر ا داء عـن غـد صوم نـويت
Artinya:
"Sengaja aku berpuasa esok hari untuk menunaikan fardhu puasa pada bulan Ramadhan bagi
tahun ini karena Allah Taala"
Dan do’a berbuka puasa
الراحمين أرحم يا برحمتك أفطرت رزقك وعلى آمنت وبك صمت لك اللهمArtinya : “Ya Allah karenaMu aku berpuasa, dengan Mu aku beriman, kepadaMu aku berserah
dan dengan rezekiMu aku berbuka (puasa), dengan rahmat MU, Ya Allah Tuhan Maha Pengasih
“
2. Menahan diri dari segala hal yang membatalkan puasa, sejak terbit fajar hingga terbenam
matahari. (lihat Qs Albaqarah: 187).
تختانون كنتم كم أن الله علم هن ل لباس وأنتم لكم لباس هن نسآئكم إلى فث الر الصيام ليلة لكم أحل
ن يتبي ى حت واشربوا وكلوا لكم الله كتب ما وابتغوا باشروهن فاآلن عنكم وعفا عليكم فتاب أنفسكم
ن يبي كذلك تقربوها فال الله حدود تلك المساجد في عاكفون وأنتم تباشروهن وال ليل ال إلى الصيام أتموا ثم الفجر من األسود الخيط من األبيض الخيط لكم
﴿ ن� مEو �� ن ن& ع� م2 �� ن ن� ن� Hإ �نا ن إ�� �إ إ ن&ا آ� �م �� ��١٨٧﴾Artinya: “Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan Puasa bercampur dengan isteri-
isteri kamu; mereka itu adalah pakaian bagimu, dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka. Allah
mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni
kamu dan memberi ma`af kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang
telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari
benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi)
janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri`tikaf dalam mesjid. Itulah larangan Allah,
maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada
manusia, supaya mereka bertakwa.”
Yang dibolehkan saat berpuasa:
Diantara hal-hal yang boleh dilakukan saat berpuasa, adalah:
1. Mengguyur kepala atau mandi di siang hari puasa untuk mengurangi rasa panas.
2. Suntikan obat tidak membatalkan puasa, adapun suntikan zat makanan semacam infuse
membatalkan karena kedudukannya sama dengan makanan.
3. Menggunakan obat tetes mata, Penderita asma yang mengunakan obat semprot, bersiwak,
menggunakan sikat gigi dan odol, memasukkan alat pemeriksa kedalam tubuh, dsb
menurut sebagian ulama tidak membatalkan karena bukan bermakna makan atau minum.
4. Memakai salep, make up /lipstick & eye shadow (bagi wanita), memakai celak mata,
pelembab bibir & parfum.
5. Berkumur-kumur, ber-istinsyaqq dan istintsar pada saat berwudhu.
6. Memasuki waktu shubuh masih dalam keadaan junub bagi mereka yang malam harinya
berhubungan suami istri, mimpi, ataupun wanita yang berhenti dari haid atau nifas.
Orang-orang yang boleh meninggalkan puasa
1. Orang yang sedang sakit, musafir (orang yang sedang bepergian), wanita yang sedang
haid (datang bulan). Tapi mereka diwajibkan mengganti puasanya di lain hari setelah
tidak berhalangan lagi. Allah berfirman:
تصوموا وأن ه ل خير فهو خيرا تطوع فمن مسكين طعام فدية يطيقونه ذين ال وعلى أخر ام أي من فعدة سفر على أو مريضا منكم كان فمن معدودات اما أي
﴿ ن� م�و ن� ع� ن ع� م� م�ن إ��� ع� م� �� ن ر� ع� ﴾١٨٤ن�
Artinya: “(yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barang siapa di antara kamu
ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa)
sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang
berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan
seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah
yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui." (Qs. Al-
Baqarah:184)
Dalam Hadits tentang orang yang sakit, Nabi Muhammada berkata:
على : : قوة بي أحد ، لله يارسول الله رسول يا قال أنه عنه الله رضي األسلمي عمو بن حمرة عن
: الله من رخصة هي وسلم عليه الله صلى الله رسول فقال ؟ جناح علي فهل السفر فى الصيام
) . من عليه المتفق فى وأصله مسلم رواه عليه جناح فال يصوم أن أحب ومن ، فحسن بها أخد فمن
. سأل عمرو بن حمزة ان عائشة حديثArtinya; Diriwayatkan dari Hamzah bin Amr Al-Aslami z ia berkata: "Ya Rasulullah aku merasa
kuat berpuasa dalam menempuh perjalanan, apakah boleh aku berpuasa?" Rasulullah n
menjawab: "Bolehnya berbuka puasa merupakan keringanan yang diberikan Allah Subhaanahu
Wa Ta'ala. Barangsiapa melaksanakan dispensasi tersebut maka itu adalah baik dan bagi yang
ingin berpuasa maka tidaklah mengapa."(Hadits diriwayatkan oleh Muslim dan asalnya
diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari hadits 'Aisyah bahwa Hamzah dan Amr bertanya
kepada beliau).
2. Wanita yang mengalami Haid dan Nifas, Kelompok kedua ini jika memaksa tetap
berpuasa maka tidak sah. Mereka harus mengqodho sebanyak puasa yang ditinggalkan
selama haid atau nifas.
نؤمر : وال الصوم بقضاء فنؤمر الله رسول عهد على تحيض احدانا كانت عنها الله رضى عائشة قالت
الصالة بقضاءArtinya: Aisyah r.a berkata: "Dahulu salah seorang wanita kami haid di masa Rasulullah ,
maka kami disuruh untuk mengqodho puasa dan tidak disuruh mengqodho sholat"
3. Wanita Hamil dan menyusui yang mengkhawatirkan keselamatan diri atau janin dan
susuannya maka boleh tidak berpuasa. Jika khawatir akan keselamatan janin dan bayi
susuannya maka dia mengqodho dan memberi makan seorang miskin sebanyak puasa
yang ditinggalkannya.
4. Orang yang tidak mampu berpuasa karena usia yang sudah sangat tua (jompo) atau orang
sakit menahun yang tidak diharapkan lagi kesembuhannya. Kelompok ini ber-fidyah,
yaitu memberi makan seorang miskin untuk setiap hari puasa yang ditinggalkannya.
Caranya boleh memberi makanan matang atau bahan makanan yang belum dimasak
(beras,dsb), boleh juga satu orang-satu orang dan boleh juga sekaligus banyak orang
miskin.
قضاء " وال يوم كل عن ويطعم يفطر أن الكبير للشيخ رخص قال عنهما الله رضي عباس ابن عن
( وصححاه ( والحاكم الدارقطني رواه عليهDari Ibnu Abbas ia berkata: "Diberi Keringanan (untuk tidak berpuasa) bagi orang tua renta,
tetapi harus memberi makan satu orang miskin untuk setiap satu hari yang ditinggalkan dan tidak
perlu diqadha."( Hadits diriwayatkan oleh Ad-Daaruquthni, Al-Haakim dan mereka
menshahihkannya).
Adab- Adab Puasa:
a. Sahur , disunnahkan mengakhirkannya
b. Menyegerakan berbuka puasa
c. Berdo’a ketika berbuka Puasa
Diantara doa yang diajarkan Rasulullah:
( داود ( أبو رواه تعالى الله شاء إن األجر العروق وابتلت ، الظمأ ذهبتArtinya: Telah hilang rasa haus, telah basah urat-urat saraf dan telah tetap pahala Insya Allah.
(HR. Abu Dawud)
d. Bersikap dermawan dan banyak berinfak
e. Sungguh-sungguh dalam membaca al-Qur’an
f. Bersungguh-sungguh untuk beribadah di sepuluh malam terakhir.
Hikmah Puasa
Puasa memiliki sejumlah hikmah atau manfaat. Al-Qur’an dan Hadits menjelaskan secara
menyeluruh hikmah dan manfaat puasa tersebut, diantaranya :
Puasa mempunyai kedudukan khusus di sisi Allah:
Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ا عمل يقو سبعمائة إلى بعشرأمثالها لحسنة ا له، دم آ بن كل عز لله ا ل ضعف،
فإنه :وجل الصيام ، إال أجلى من وشرابه وطعامه شهوته ترك ، به أجزى وأنا لى
أطيب ائم الص فم ولخلوف ، ربه لقاء عند وفرحة فطره عند فرحة فرحتان ائم للص
المسك ريح من الله عند
"Setiap amal yang dilakukan anak adam adalah untuknya, dan satu kebaikan dibalas sepuluh
kali lipatnya bahkan sampai tujuh ratus kali lipat, - Allah Ta'ala berfirman: “ kecuali puasa,
sesungguhnya puasa adalah untuk-Ku dan Aku yang langsung membalasnya. (Dalam puasa,
anak Adam) meninggalkan syahwat, makan dan minumnya karena-Ku.” Orang yang berpuasa
mendapatkan dua kesenangan, yaitu kesenangan ketika berbuka puasa dan kesenangan ketika
berjumpa dengan Tuhannya. Sungguh, bau mulut orang berpuasa lebih harum di sisi Allah
daripada aroma kesturi." (HR Bukhari dan Muslim)
Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:
( : فى إن قال وسلم عليه الله صلى النبي عن عنه الله رضي سعد بن سهل عن و
، غيرهم أحد منه يدخل ال القيامة يمو الصائمون منه يدخل الريان له يقال بابا الجنة
يدخل : فلم أغلق دخلوا فإذا غيرهم أحد منه يدخل ال فيقومون ؟ الصائمون إين يقال
عليه ) متفق أحد
Artinya: “Dari Sahl bin Sa’d RA bahwa Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Sesungguhnya di surge ada satu pintu yang disebut Ar-Royyan. Itulah pintu yang pada hari
kiamat dikhususkan bagi orang-orang yang puasa. Tak ada satupun orang lain masuk dari pintu
itu. Ketika itu berkumandang seruan: “Mana orang-orang yang puasa?” Maka mereka pun
bangkit (untuk masuk dari pintu itu). Tak ada satupun orang lain yang menyertai mereka.
Apabila mereka sudah masuk, pintu itu ditutup. Jadi tak ada satupun orang lain yang masuk dari
pintu itu. (HR Bukhori dan Muslim).
Orang yang puasa mendapat ampunan:
Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ذنبه من تقدم ما له غفر واحتسبا إيمانا رمضان صام من
Barang siapa melakukan puasa Ramadhan semata-mata karena keimanan dan mencari
ganjaran, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (HR Bukhori dan Muslim)
الكبائر – اجتنبت إذا بينهن ما مكفرات رمضان إلى ورمضان الجمعة إلى والجمعة الخمس الصلوات
مسلم رواه
Artinya: “Sholat lima waktu, ibadah jum’at hingga jum’at berikutnya, ibadah Ramadhan hingga
Ramadhan berikutnya adalah penghapus dosa-dosa yang terjadi diantara waktu-waktu itu
asalkan dosa-dosa besar dihindari.” (HR Muslim).
Puasa adalah perisai. Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:
جنة وم الترمذي -الص رواه
Puasa adalah perisai (yang melindungi pelakunya dari keburukan)
Hikmah Puasa Ramadhan
Islam tidak mensyari’atkan sesuatu kecuali ada hikmah di baliknya, baik yang jelas
maupun tersembunyi. Demikian juga, segala ciptaan Allah SWT, tidak terlepas dari hikmah di
dalamnya, begitu juga hukum-hukum yang ditetapkan-Nya. Hikmah puasa yaitu:
1. Pembersihan jiwa (tazkiyat al-nafs). Hal ini tercitpa dengan menaati apa yang
diperintahkan Allah SWT, dan menjauhi larangan-Nya serta berupaya menyempurnakan
penghambaan pada-Nya.
2. Sesungguhnya puasa untuk menjaga kesehatan badan sebagaimana dijelaskan para dokter
3. Puasa adalah proses mendidik kehendak diri dan jihad jiwa, membiasakan sabar, dan
revolusi atas kebiasaan diri.
4. Bulan penuh Rahmat dan ampunan dimana Allah Ta'ala mengampuni dosa-dosa yang
telah lewat.
5. Dibuka pintu surga-ditutup pintu neraka dan syetan-syetan dibelenggu.
6. Terdapat malam lailatul qodar yang lebih baik dari seribu bulan.
7. Disediakan "Bab Ar-Royyan" yaitu pintu surga bagi ahlus Shiyam.dsb
Amalan Utama di Bulan Ramadhan
Pada Bulan Ramadhan, Allah SWT melipatgandakan setiap amal ibadah dan amal baik
yang kita lakukan. Oleh karena itu, kita harus berlomba-lomba untuk mengerjakan amal ibadah.
Selain berpuasa, amalan yang bisa kita kerjakana di bulan Ramadhan diantaranya:
1. Tadarus al-Qur’an
Tadarus (membaca) al-Qur’an pada bulan Ramadhan adalah amalan yang sering
dikerjakan Rasulullah SAW. saat tadarus, kita tidak hanya membaca al-Qur’an, tapi juga
mempelajari dan mengamalkan isi al-Qur’an. Memperbanyak membaca al-Qur’an pada bulan
Ramadhan akan menjadi Syafa;at (penolong) pada hari kiamat nanti.
Rasulullah SAW bersabda:
ألصحابه شفيعا القيامة يوم ياتي ه فأن القرآن اقرؤوArtinya: bacalah al-Qur’an sesungguhnya ia datang pada hari kiamat sebagai pemberi
syafaat bagi ahlinya (yaitu orang yang membaca, dan mempelajari, juga mengamalkannya) (HR.
Muslim)
Dan membaca al-Qur`an lebih dianjurkan lagi pada bulan Ramadhan, karena pada bulan
itulah diturunkan al-Qur`an. Firman Allah: Surat al-Baqarah ayat 185
هر الش منكم شهد فمن والفرقان الهدى من نات وبي اس لن ل هدى القرآن فيه أنزل ذي ال رمضان شهر
تشكرون كم ولعل هداكم ما على الله روا ولتكب العدة ولتكملوا العسر بكم يريد وال اليسر بكم الله يريد أخر ام أي من فعدة سفر على أو مريضا كان ومن فليصمه
﴿١٨٥﴾Artinya: (Beberapahari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di
dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-
penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu,
barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia
berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka
(wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain.
Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan
hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas
petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. (Al-Baqarah 185)
2. Shalat Tarawih
Amalan di bulan ramadhan yaitu amalan-amalan yang dilakukan pada saat bulan
ramadhan. Selain berpuasa, amalan yang juga dilakukan pada bulan ramadhan adalah shalat
tarawih dan witir.
Pada malam hari di bulan ramadhan dusunnahkan shalat tarawih, yakni shalat malam
pada bulan ramadhan, untuk mengikuti jejak nabi Muhammad SAW, para sahabat dn khulafaur
Rasydin. Sabda Nabi
ذنيه من تقدم ما له غفر واحتسابا ايمانا رمضان قام من
Artinya: barang siapa yang mendirikan (shalat malam) ramadhan karena iman dan mengharap
pahala (dari Allah) niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu (Muttafaq ‘alaihi)
Tarawih dalam bahasa Arab adalah bentuk jamak dari yang diartikan sebagai “waktu
sesaat untuk itirahat”. Waktu pelaksanaan shalat sunnah ini adalah selepas isya’, biasanya
dilakukan secara berjamaah di masjid.
Shalat tarawih yaitu shalat yang dikerjakan pada malam bulan ramadhan. Bisa dikerjakan
sendiri-sendiri atau berjamaah. Shalat ini dilaksanakan setelah shalat Isya sampai waktu fajar.
Bilangan rakaatnya bisa 8 rakaat (cara mengerjakannya, tiap 4 rakaat salam, tanpa tahiyyatul
awal) atau 20 rakaat (cara mengerjakannya tiap 2 rakaat diakhiri dengan salam)
Lafadz niatnya yaitu:
تعالى لله أداء القبلة مستقبل ركعتين التراويح سنة أصلى
Artinya: “aku niat shalat sunnah tarawih sebanyak 2 rakaat dengan menghadap qiblat (pada
waktunya) karena Allah ta’ala”
Cara mengerjakan Shalat Tarawih:
Biasanya setelah shalat Isya bilal (pemberi aba-aba) memberikan isyarat kepada jamaah dengan
mengucapkan kalimat:
الله رحمكم جامعة راويح الت سنة صلوا
Artinya: “Shalatlah kamu sekalian, shalat sunnah tarawih dengan berjamaah. Mudah-mudahan
Allah memberi rahmat kepada kamu sekalian.
Dijawab oleh jama’ah
الله رحمكم صلوا
Artinya : “shalatlah kamu sekalian, mudah-mudahan Allah memberi rahmat”.
Setelah melaksanakan 2 rakaat pertama, bilal mengucapkan
ونعمة الله من فضال
Artinya: “ Kemurahan dari Allah dan nikmat dari Allah
Setelah melaksanakan 2 rakaat kedua, bilal mengucapkan shalawat;
عليه صلوا محمد سيدنا المنير البدر
Artinya: “Bulan purnama yang bersinar, junjungan kita Nabi Muhammad SAW, bershalawatlah
kepadanya.
Dijawab jamaah
عليه صلوا
Artinya: “Bersholawatlah kepadanya.
Setelah melaksanakan 2 rakaat ketiga, bilal mengucapkan:
ونعمة الله من فضال
Artinya: “ Kemurahan dari Allah dan nikmat dari Allah
Setelah melaksanakan 2 rakaat keempat, bilal mengucapkan
الصديق بكر أبو سيدنا المؤمنين أمير األولى الخليفة
Artinya: “ Khalifah yang pertama adalah Abu bakar sidik”
Setelah shalat, membaca do’a
أنت عليك ثناء أحصى ال منك بك وأعوذ عقوبتك من وبمعافاتك سختك من برضاك أعوذبك ى إن اللهم
نفسك على أثنيت كما
Artinya: “Ya Allah, di bawah keridhaan-Mu, Aku memohon perlindungan dari kemurkaanmu
dan dengan ampunanmu aku berlindung dari siksaan-Mu; Aku memohon kepada-Mu, tiada yang
dapat hamba hitung atas segala pujian dan sanjungan atas-Mu sebagaimana telah Engkau
sanjungkan akan diri-Mu”
Shalat Witir
Shalat Witir adalah shalat sunat yang dikerjakan di malam hari dan jumlah raka'atnya
ganjil. Jadi bisa saja shalat witir itu dikerjakan sebanyak satu raka'at, atau tiga, lima, dan
seterusnya. Shalat witir merupakan bagian dari qiyamul lail (shalat malam), karena qiyamul lail
itu terdiri dari 2 macam shalat, yaitu tahajjud (yang kita kenal berjumlah 8 raka'at) dan witir
(biasanya 3 raka'at). Istilah qiyamul lail itu bila di bulan Ramadhan berganti menjadi shalat
Tarawih. Maka itu shalat Tarawih juga terdiri dari 2 macam shalat sebagaimana sudah
disebutkan di atas.
Pada Shalat sunnah Witir tidak terdapat tasyahud awal, tapi langsung tashahud akhir
seperti lazimnya shalat witir dengan satu atau tiga rakaat. Shalat witir ditunaikan sebagai penutup
shalat. Biasanya ditunaikan setelah shalat tahajjud atau shalat tarawih.
Shalat witir merupakan salah satu sunnah muakkad yang sangat dianjurkan untuk
dilaksanakan. Sebagaimana hadits Abu Hurairah:
أنام أن قبل أوتر وأن الضحى وركعتي شهر كل من ام أي بثالثة م وسل عليه الله صلى خليلي أوصاني
( الجماعة( رواه
Artinya: Nabi Muhammad SAW mewasiatkan aku tiga hal: yaitu puasa tiga hari setiap bulan,
dua rakaat shalat dhuha, dan shalat witir sebelum tidur.
Diriwayatkan dari Abu Ayyub al-Anshari bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:
فليفعل بثالث يوتتر أن أحب ومن ، فليفعل بخمس يوتر أن أحب فمن ، مسلم كل على حق الوتر
( األنصاري ( أيوب أبي عن والنسائي ماجه وابن داود أبو رواه فليفعل بواحدة يوتر أن أحب ومن
Arinya: Shalat witir adalah hak bagi setiap orang Islam, maka siapa yang ingin mengerjakan lima
raka’at maka kerjakanlah, siapa yang ingin mengerjakan tiga rakaat maka kerjakanlah, dan siapa
yang ingin mengerjakannya satu rakaat, maka kerjakanlah (HR. Abu Daud, Ibnu Majah, dan
Nasa’i)
Waktu Pelaksanaan Shalat Witir
Shalat witir dapat dilaksanakan sepanjang malam, yakni sesudah shalat Isya hingga
malam sebelum Shalat Shubuh. Rasulullah bersabda:
أبي ( عن أحمد رواه الفجر صالة إلى العشاء صالة بين فيما واها فصل الوتر وهي صالة زادكم الله إن
بصرة)
Artinya: “Sesungguhnya Allah telah menambahkan untuk kalian shalat yaitu shalat witir, maka
kerjakanlah shalat witir antara shalat Isya hingga shalat Shubuh. (HR. Ahmad dari Abu Bashrah)
Do’a Sesudah halat Witir
Do’a yang dibaca setelah melaksanakan shalat witir yaitu:
، صادقا يقينا ونسألك ، نافعا علما ونسألك ، خاشعا قلبا ونسألك ، دائما إيمانا نسألك ا إن اللهم
تمام ونسألك ، والعافية العفو ونسألك ، كثيرا خيرا ونسألك ، ما قي دينا ونسألك ، صالحا عمال ونسألك
وصيامنا . صالتنا ا من ل تقب نا رب اللهم اس الن عن الغناء ونسألك ، العافية على كر الش ونسألك ، العافية
الله . وصلى حميمن الر ارحم يا الله يا الله يا الله يا تقصيرنا وتمم دنا وتعب عنا وتضر عنا وتخش وقيامنا
العالمين . رب لله والحمد ، اجمعين وصحبه آله وعلى محمد خلقه خير على
Artinya: “Wahai Tuhanku, sesungguhnya kami mamohon kepada-Mu iman yang langgeng, kami
memohon kepada-Mu hati yang khusyuk, kami memohon pada-Mu keyakinan yang benar, kami
memohon kepada-Mu amal yang saleh, kami mamohon kepada-Mu agama yang lurus, kami
mamohon kepada-Mu kebaikan yang banyak, kami mamohon kepada-Mu ampunan dan
kesehatan. kami mamohon kepada-Mu kesehatan yang sempurna. kami mamohon kepada-Mu
bersyukur atas kesehatan, dan kami mamohon kepada-Mu kecukupan dari semua manusia.
Wahai Tuhanku, Tuhan kami, terimalah shalat kami, puasa kami, rukuk kami, khusyuk kami,
kerendahan kami, dan pengabdian kami, serta sempurnakanlah kekurangan kami. Wahai Allah !
Wahai Allah ! Wahai Allah ! Wahai Dzat Yang Maha Penyayang ! Berilah keejahteraan kepada
sebaik-baik makhluqnya yakni Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya dan kepada semua
sahabatnya, dan segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam”.
Keutamaan Bulan Ramadhan
Bulan Ramadhan adalah bulan yang sangat agung dan mulia untuk umat Nabi
Muhammad SAW, banyak sekali keutamaan dan keistimewaan yang ada pada bulan Ramadhan,
ladang pahala dan semua amal akan dilipatgandakan buat mereka yang ingin mencarinya. Bulan
Romadhon juga dikatakan lebih baik dari seribu bulan. Sehingga beruntunglah buat orang-orang
yang bisa berjumpa dengan bulan suci Ramadhan dan bisa berbuat kebajikan pada bulan yang
penuh berkah ini.
“Wahai segenap manusia, telah datang kepada kalian bulan yang agung penuh berkah, bulan
yang di dalamnya terdapat satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan. Allah
menjadikan puasa di siang harinya sebagai kewajiban, dan qiyam di malam harinya sebagai
sunah. Barangsiapa menunaikan ibadah yang difardukan, maka pekerjaan itu setara dengan orang
mengerjakan 70 kewajiban. Bulan Ramadhan adalah bulan kesabaran dan tidak ada balasan
kesabaran selain surga. Disamping itu bulan suci Ramadhan juga merupakan bulan santunan, di
mana pada bulan puasa tersebut Allah akan melapangkan rezeki untuk hamba-Nya. Barangsiapa
yang memberikan hidangan berbuka puasa bagi orang yang berpuasa, maka akan diampuni
dosanya, dan dibebaskan dari belenggu neraka, serta mendapatkan pahala setimpal dengan orang
yang berpuasa tanpa mengurangi pahala orang berpuasa tersebut.” (HR Khuzaimah).
Melihat hadis di atas, terdapat beberapa keutamaan dari bulan Ramadhan. Diantaranya:
1. Syahrul azhim (bulan yang agung). Azhim merupakan nama dan sifat Allah. Tapi, juga
digunakan untuk menunjukkan kekaguman terhadap kebesaran dan kemuliaan sesuatu.
Bulan Ramadhan sangat mulia dan agung, karena Allah sendiri yang telah mengagungkan
dan memuliakannya.
2. Syahrul mubarak. Bulan yang banyak keberkahan, memiliki daya guna dan banyak
bermanfaat. Setiap waktu yang berjalan pada bulan suci Ramadhan ini, laksana rangkaian
berlian yang sangat berharga sekali buat orang beriman. Karena semua ibadah yang
dilakukan pada bulan kemulyaan ini akan diberkahi dan amal ibadahnya akan dilipat
gandakan.
3. Syahru shiyam. Pada saat bulan Ramadhan mulai dari awal hingga akhir kita
menegakkan satu dari lima rukun (tiang) Islam yang sangat penting, yaitu shaum (puasa).
4. Syahru nuzulil qur'an. “Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan
Alquran sebagai petunjuk bagi manusia, penjelasan bagi petunjuk, dan furqan
(pembeda).” (Al-Baqarah [2]: 185).
5. Syahrul musawwah (merupakan bulan santunan). Pada bulan Ramadhan yang mulia ini
umat muslim sangat dianjurkan untuk saling bederma, berkasih sayang kepada sesama
muslim lainnya yang keadaannya jauh memprihatinkan daripada kita.
6. Syahrus shabr (merupakan bulan sabar). Pada bulan Ramadhan muslim di uji dengan
kesabaran, tidak mengelum pada saat haus dan lapar. Sabar merupakan kekuatan jiwa
dari segala bentuk kelemahan mental, spiritual, dan operasional. Orang yang bersabar
akan senantiasa bersama Allah sedangkan balasan untuk orang-orang yang bersabar
karena mngharap ridho Allah adalah surga.
Daftar Pustaka
M.Khalilurrahman Al Mahfani. Buku Pintar Shalat. Wahyu Media. Ciganjur, Jakarta Selatan. 2008
Mahmud Ahmad Mustafa.Panduan Amalan Hari Jum’at. Mutiara Media
Shalat-shalat sunnah. PT Mizan Publika.
Ustadz Ahmad Baei Jaafar. Terapi Shalat Sempurna. Lingkar Pena Kreativa. Depok. 2008
Panen Pahala dengan Puasa. Akhmad Iqbal. Jogja Great Publisher. 2009. Jogjakarta.
Abdul Kadir Nuhuyanan et al. Pedoman dan Tuntunan Shalat Lengkap. Depok: Gema Insani. 2002
Penuntun Shalat-Shalat Sunnah. Siti Barokah. Dar Mizan: Bandung. 2008
Hanny Rono Sulistyo. Sakitku ibadahku. Qultum Media. Jakarta. 2007.Ihsan, Nurul. Panduang Lengkap Belajar Shalat untuk Anak. Qultum Media. 2007. Jakarta.
Shalat saat sulit. Abu Zahwa. Qultum Media. Jakarta Selatan. 2011
Abdullah bin Za’I al-Anazi. Rahasia Istana Surga. Keutamaan-Keutamaan Shalat Rawatib yang selama ini Diremehkan. Meda Zikir.
Muhammad Bagir. Fiqih Praktis I; Menurut Al-Qur’an, As-Sunnah, dan Pendapat Para Ulama. 2008. Karisma : Bandung.
Syafii, Nasrul Umam. Dkk. Shalat Sunnah Hikmah dan Tuntunan Praktis. Qultum Media. 2007. Jakarta.Panduan praktis Shalat Sunnah. Syarif Hade Masyah, Kholil Eren Masyah. Mizan. 2007. Bandung
Superberkah Shalat Jum’at. Firdaus Wajdi & Lutfi Arif. Hikmah. Jakarta, 2008
Buku Pintar Shalat Wajib dan Sunnah; Terlengkap, Praktis, Terpercaya. Firdaus Wajdi & Saira Rahmani. 2009. Zaman: Jakarta.