filsafat 6

4
TEORI KEBENARAN TEORI KEBENARAN 1. Teori Corespondence 2. Teori Consistency Idea yang ada dalam Idea yang ada dalam pikiran seseorang kemudian pikiran seseorang kemudian dilahirkan dalam bentuk dilahirkan dalam bentuk pernyataan pernyataan (proposisi), (proposisi), yang mana pernyataan itu yang mana pernyataan itu sesuai dengan realitas sesuai dengan realitas atau fakta. atau fakta. Teori ini dapat juga Teori ini dapat juga dinamakan teori dinamakan teori justifikasi tentang justifikasi tentang kebenaran, karena menurut kebenaran, karena menurut teori ini suatu putusan teori ini suatu putusan dianggap benar apabila dianggap benar apabila mendapat justifikasi mendapat justifikasi putusan-putusan lainnya putusan-putusan lainnya yang terdahulu yang sudah yang terdahulu yang sudah dikatahui kebenarannya. dikatahui kebenarannya.

Upload: zaedun-lombok

Post on 30-Jul-2015

105 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Filsafat 6

TEORI KEBENARANTEORI KEBENARAN

1. Teori Corespondence

2. Teori Consistency

Idea yang ada dalam Idea yang ada dalam pikiran seseorang kemudian pikiran seseorang kemudian dilahirkan dalam bentuk dilahirkan dalam bentuk ““pernyataanpernyataan” (proposisi), ” (proposisi), yang mana pernyataan itu yang mana pernyataan itu sesuai dengan realitas atau sesuai dengan realitas atau fakta.fakta.

Teori ini dapat juga Teori ini dapat juga dinamakan teori justifikasi dinamakan teori justifikasi tentang kebenaran, karena tentang kebenaran, karena menurut teori ini suatu menurut teori ini suatu putusan dianggap benar putusan dianggap benar apabila mendapat justifikasi apabila mendapat justifikasi putusan-putusan lainnya putusan-putusan lainnya yang terdahulu yang sudah yang terdahulu yang sudah dikatahui kebenarannya. dikatahui kebenarannya.

Page 2: Filsafat 6

TEORI KEBENARANTEORI KEBENARAN3. Teori Pragmatisme

4. Kebenaran Religius

Suatu kebenaran atau Suatu kebenaran atau suatu pernyataan diukur suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah dengan kriteria apakah apakah pernyataan apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan manusia.dalam kehidupan manusia.

Bahasa agama-agama Bahasa agama-agama mesti dipahami sebagai mesti dipahami sebagai kebenaran mitologis. kebenaran mitologis. Artinya bahasa agama-Artinya bahasa agama-agama itu tidak benar agama itu tidak benar secara harafiah; tetapi secara harafiah; tetapi secara instrumental / secara instrumental / fungsional, yakni fungsional, yakni mengekspresikan dan mengekspresikan dan menimbulkan sikap yang menimbulkan sikap yang benar terhadap Yang benar terhadap Yang Mahatinggi, sebagai subyek Mahatinggi, sebagai subyek dari mitos itu. dari mitos itu.

Page 3: Filsafat 6

Dengan kata lain bahwa kebenaran itu adalah Dengan kata lain bahwa kebenaran itu adalah realitasrealitas yang yang ada, dari situlah diambil apa yang di katakan sebagai ada, dari situlah diambil apa yang di katakan sebagai fakta-fakta-faktafakta. Makanya sangat keliru bila fakta hanya sebagai . Makanya sangat keliru bila fakta hanya sebagai pembuktian dari sebuah proposisi (kebenaran). Atau pembuktian dari sebuah proposisi (kebenaran). Atau dengan kata lain  dari realitas itulah manusia bisa dengan kata lain  dari realitas itulah manusia bisa mendapatkan gambaran-gambaran sebagai bahan mentah mendapatkan gambaran-gambaran sebagai bahan mentah dari proposisi. Adanya realitas itu diwujudkan oleh dari proposisi. Adanya realitas itu diwujudkan oleh zat, zat, bentuk dan sifatbentuk dan sifat. Juga pada sisi lain termasuk . Juga pada sisi lain termasuk ruang dan ruang dan waktuwaktu.  Pada bentuk terdapat model .  Pada bentuk terdapat model tampilan, ukuran  atau tampilan, ukuran  atau warnawarna. Maka kalau pada penyataan “salju berwarna putih” . Maka kalau pada penyataan “salju berwarna putih” itu berarti salah satu fakta sebagai  indikator dari bentuk itu berarti salah satu fakta sebagai  indikator dari bentuk salju yakni warna salju, sementara pada bagian lain salju salju yakni warna salju, sementara pada bagian lain salju itu ada zatnya dan ada pula sifatnya. Perlu juga di itu ada zatnya dan ada pula sifatnya. Perlu juga di tambahkan “ada”-nya sesuatu boleh jadi telah berlalu tambahkan “ada”-nya sesuatu boleh jadi telah berlalu waktunya atau akan datang.waktunya atau akan datang.

Oleh sebab itu yang dikatakan kebenaran itu bukan   Oleh sebab itu yang dikatakan kebenaran itu bukan   pendapat-pendapat atau pernyataan-pernyataan pendapat-pendapat atau pernyataan-pernyataan seseorang. Makanya terhadap kebenaran yang datangnya seseorang. Makanya terhadap kebenaran yang datangnya dari Tuhanmu, yakni apa yang ada di alam raya ini sebagai dari Tuhanmu, yakni apa yang ada di alam raya ini sebagai ciptaanNya, oleh sebab itu janganlah kamu ragu atau tidak ciptaanNya, oleh sebab itu janganlah kamu ragu atau tidak percaya.percaya.

Page 4: Filsafat 6