file : 073711006.pdf
TRANSCRIPT
PENGARUH RESPON SISWA PADA PENERAPAN METODE
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN MODEL PQ4R
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X MATERI POKOK
STOIKIOMETRI DI SMA NU 01 AL HIDAYAH KENDAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana
Ilmu Pendidikan Kimia
Disusun oleh:
Lulu Atinisa
NIM. 073711006
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
ABSTRAK
Judul : Pengaruh Respon Siswa pada Penerapan Metode Pembelajaran
Berbasis Masalah dengan Model PQ4R terhadap Hasil Belajar
Siswa Kelas X Materi Pokok Stoikiometri di SMA NU 01 AL
Hidayah Kendal
Nama : Lulu Atinisa
NIM : 073711006
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh respon siswa pada
penerapan metode pembelajaran berbasis masalah dengan model PQ4R terhadap
hasil belajar. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan metode
korelasi dengan tehnik analisis regresi. Sampel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah seluruh siswa kelas X mengingat jumlah siswa kelas X dalam sekolah
ini kurang dari 100 siswa. Oleh karena itu, penelitian ini adalah penelitian
populasi. Pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi, angket, dan
tes. Dari nilai angket yang diperoleh dapat diketahui bahwa respon siswa pada
penerapan metode pembelajaran berbasis masalah dengan model PQ4R dalam
kategori baik. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata nilai angket sebesar 71,805.
Demikian juga dengan hasil belajar siswa berada pada kategori baik dengan rata-
rata nilai yang diperoleh sebesar 73,556.
Analisis ada atau tidak ada hubungan antara variabel respon siswa (X)
dengan variabel hasil belajar (Y) diuji dengan rumus korelasi momen tangkar dari
Pearson . Harga rxy yang diperoleh adalah 0,606. Selanjutnya harga rxy ini diuji
signifikansinya dengan uji t. Harga t yang diperoleh adalah 4,442. Pada taraf
signifikansi 5% harga thitung = 4,036 lebih besar dari ttabel = 2,704 sehingga korelasi
antara variabel X dan Y adalah signifikan.
Dari hasil perhitungan didapatkan persamaan garis regresi Y = 1,117X –
6,638. Nilai sebesar 1,117 bertanda positif, ini berarti setiap kali variabel X
(respon siswa) bertambah satu, maka rata-rata variabel Y (hasil belajar siswa)
bertambah sebesar 1,117. Nilai K sebesar ) bertanda negatif, nilai ini
menggambarkan hasil belajar yang diperoleh siswa. Akan tetapi tidak setiap nilai
K ini memiliki arti bila X = 0, karena akan menghasilkan hasil belajar yang
bernilai negatif dan pada kenyataannya hal ini tidak mungkin. Sehingga nilai K ini
akan memiliki arti jika harga X lebih dari atau sama dengan 6.
Pengujian hipotesis penelitian dianalisis menggunakan rumus regresi
diperoleh Freg hitung sebesar = 19,732. Harga ini lebih besar dari F tabel pada
taraf signifikansi 5% dan 1 % yaitu 4,11 dan 7,39. Artinya, baik pada taraf 1%
maupun 5%, Freg signifikan, sehingga H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa
ada pengaruh yang signifikan antara respon siswa pada penerapan metode
pembelajaran berbasis masalah dengan model PQ4R terhadap hasil belajar siswa
kelas X materi pokok stoikiometri.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah, puji syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Rabb
al-Izzati, Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat kepada semua
hamba-Nya.
Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw,
Nabi akhir zaman dan pembawa rahmat bagi makhluk seluruh alam.
Tidak ada kata yang pantas penulis ungkapkan kepada pihak-pihak yang
membantu proses pembuatan skripsi ini, kecuali terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, Drs. Sujai’i, M.Ag.
2. Dosen pembimbing, Ratih Rizqi Nirwana, S. Si., M. Pd., dan Syamsul Ma’rif,
M. Pd, yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama proses penulisan
skripsi.
3. Kepala Sekolah SMA NU Al- Hidayah Kendal, Dra. Hj. Muzayanah, M.Pd,
yang berkenan memberikan izin pada penulis untuk melakukan penelitian di
SMA NU Al- Hidayah Kendal.
4. Guru pengampu bidang studi Kimia SMA NU Al- Hidayah Kendal, Fitri
Rahmawati, S.PdI, yang memberikan banyak arahan dan informasi selama
proses penelitian.
5. Segenap dosen Fakultas Tarbiyah yang telah membekali banyak pengetahuan
kepada penulis dalam menempuh studi di Fakultas Tarbiyah.
6. Segenap pegawai Fakultas Tarbiyah, pegawai perpustakaan IAIN, pegawai
perpustakaan Fakultas Tarbiyah yang telah memberikan layanan yang baik
bagi penulis.
7. Bapak, Ibu serta saudara-saudara penulis yang tidak henti-hentinya
memberikan dorongan baik moril maupun materiil dan tidak pernah bosan
mendoakan penulis dalam menempuh studi dan mewujudkan cita-cita,
8. Teman-teman penulis yang ikut memberikan motivasi selama menempuh
studi, khususnya dalam proses penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis
sebutkan satu-persatu.
Semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dengan
balasan yang lebih dari yang mereka berikan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
sempurna, baik dari segi materi, metodologi dan analisisnya. Oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan
skripsi ini.
Akhirnya hanya kepada Allah penulis berharap, semoga apa yang tertulis
dalam skripsi ini bisa bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi para pembaca
pada umumnya. Amin.
Semarang, Desember 2011
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................ i
ABSTRAK .............................................................................................. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................ iii
PENGESAHAN ....................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN .................................................................. vi
KATA PENGANTAR ............................................................................. vii
DAFTAR ISI ........................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................ 3
C. Pembatasan Masalah ........................................................... 3
D. Penegasan Istilah ................................................................. 4
E. Rumusan Masalah ............................................................... 5
F. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................ 6
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Pengertian Belajar .............................................................. 7
B. Hasil Belajar ...................................................................... 8
1. Klasifikasi Hasil Belajar ............................................... 9
a. Aspek Kognitif ...................................................... 10
b. Aspek Psikomotor .................................................. 12
c. Aspek Afektif ........................................................ 13
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ........... 13
a. Faktor Internal ....................................................... 13
b. Faktor Internal ....................................................... 17
C. Metode Pembelajaran Berbasis Masalah ............................. 18
1. Ciri- ciri Metode Pembelajaran Berbasis Masalah .......... 19
2. Keunggulan dan kelemahan metode pembelajaran
berbasis masalah ........................................................ 20
D. Model Pembelajaran Preview, Question, Read, Reflect,
Recite, and Review (PQ4R) ................................................ 16
1. Langkah- langkah dalam model PQ4R .......................... 23
2. Keunggulan dan kelemahan model pembelajaran PQ4R 26
E. Materi Kimia Stoikiometri ................................................. 27
1. Hukum- hukum dasar kimia .......................................... 27
2. Perhitungan kimia ......................................................... 28
3. Stoikiometri reaksi ........................................................ 33
F. Kajian Pustaka ................................................................... 35
G. Rumusan Hipotesis ............................................................ 36
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ................................................................... 37
B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................. 37
C. Populasi dan Sampel Penelitian ........................................... 37
D. Variabel dan Indikator Penelitian ........................................ 38
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 39
F. Teknis Analisis Data ........................................................... 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ........................................... 51
1. Kondisi Sebelum Penelitian .......................................... 51
2. Tahap Penelitian ........................................................... 52
a. Tahap Persiapan ...................................................... 52
b. Tahap Pelaksanaan .................................................. 53
c. Tahap Evaluasi ....................................................... 54
B. Pengujian Hipotesis ............................................................. 60
1. Mencari Hubungan antara Prediktor dengan Kriterium ... 60
2. Uji signifikasi korelasi melalui uji t ................................ 61
3. Mencari persamaan garis regresi ................................... 62
4. Mencari varian regresi .................................................. 63
C. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................... 65
D. Keterbatasan Penelitian ....................................................... 68
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ............................................................................. 70
B. Saran ................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Langkah- langkah pembelajaran dengan model PQ4R .......................... 24
2.2 Hubungan antara rumus molekul dan rumus empiris ............................ 29
4.1 Daftar pokok materi yang disampaikan pada tiap- tiap pertemuan ........ 52
4.2 Kriteria nilai angket untuk respon siswa ............................................... 54
4.3 Distribusi frekuensi nilai angket .......................................................... 56
4.4 Kriteria nilai ulangan materi pokok stoikiometri .................................. 57
4.5 Distribusi frekuensi nilai ulangan ......................................................... 57
4.6 Ringkasan hasil analisis regresi ........................................................... 64
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
4.1 Histogram nilai angket ......................................................................... 56
4.2 Histogram nilai ulangan ...................................................................... 59
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Kisi- kisi soal uji coba
Lampiran 2 : Soal uji coba
Lampiran 3 : Kunci jawaban soal uji coba
Lampiran 4 : Daftar nama responden uji coba
Lampiran 5 : Hasil analisis uji coba soal
Lampiran 6 : Perhitungan validitas soal
Lampiran 7 : Perhitungan daya pembeda soal
Lampiran 8 : Perhitungan tingkat kesukaran soal
Lampiran 9 : Perhitungan reliabilitas soal
Lampiran 10 : Silabus
Lampiran 11 : RPP
Lampiran 12 : Kisi- kisi angket
Lampiran 13 : Angket respon
Lampiran 14 : Kisi- kisi soal tes (ulangan)
Lampiran 15 : Soal tes
Lampiran 16 : Kunci jawaban soal tes
Lampiran 17 : Hasil belajar siswa kelas X
Lampiran 18 : Perhitungan nilai angket respon siswa
Lampiran 19 : Rekapitulasi nilai angket
Lampiran 20 : Tabel kerja untuk menghitung Mean dan Standar Deviasi
Lampiran 21 : Tabel kerja untuk pengujian hipotesis dengan rumus regresi
sederhana
Lampiran 22 : Hasil analisis data dengan SPSS
Lampiran 23 : Tabel Nilai F
Lampiran 24 : Tabel Nilai t
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan sebuah program yang terdiri dari beberapa
komponen yang saling bekerja sama dalam suatu sistem untuk mencapai
tujuan tertentu. Komponen-komponen tersebut diantaranya adalah siswa,
guru, materi/kurikulum, dan lain-lain. Siswa sebagai input pendidikan
memasuki proses pembelajaran yang menimbulkan kegiatan belajar.
Berdasarkan UU Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 butir 20 tentang sisdiknas
dirumuskan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.1 Siswa yang
berperan sebagai peserta didik berinteraksi dengan pendidik, yaitu guru, yang
mengarahkannya mempelajari suatu materi dari sumber belajar.
Interaksi tersebut tidak lepas dari adanya proses pembelajaran.
Pembelajaran merupakan proses yang sengaja dirancang untuk menciptakan
terjadinya aktivitas belajar dalam diri individu. Dengan kata lain,
pembelajaran merupakan sesuatu hal yang bersifat eksternal dan sengaja
dirancang untuk mendukung terjadinya proses belajar internal dalam diri
individu.2
Pada prinsipnya, tujuan pembelajaran adalah agar peserta didik
berhasil menguasai bahan pelajaran sesuai dengan indikator yang telah
ditetapkan. Karena dalam setiap kelas terdapat peserta didik dengan
kemampuan yang berbeda-beda, maka perlu diadakan pengorganisasian
materi, sehingga semua peserta didik dapat mencapai dan menguasai materi
pelajaran sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam waktu yang telah
disediakan.
1 Udin S.Winataputra, et.al., Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: penerbit Universitas
Terbuka, 2007), hal.1.18.
2 Pribani Benny A, Model Desain Sistem Pembelajaran (Jakarta: Dian Rakyat, 2009),
hlm.10-11.
2
Fakta dilapangan menunjukan bahwa sering kali guru dan siswa
dihadapkan dengan materi yang banyak dalam waktu yang terbatas. Guru
sebagai pembimbing harus senantiasa mengarahkan siswa sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai. Hal yang harus diperhatikan guru dalam
keadaan ini adalah pemilihan strategi pembelajaran yang dianggap tepat
sesuai materi yang berkaitan. Penggarapan strategi pengorganisasian
pengajaran tidak bisa dipisahkan dari karakteristik struktur bidang studi.3
Strategi pembelajaran akan memberikan hasil yang lebih baik jika didukung
dengan penerapan model dan metode pembelajaran yang lebih spesifik sesuai
materi yang diajarkan.
Salah satu materi kimia yang diajarkan pada kelas X semester ganjil
di SMA NU 01 Al Hidayah Kendal adalah materi pokok stoikiometri. Dalam
materi pokok ini siswa dituntut untuk memahami konsep-konsep kimia dan
mampu menyelesaikan perhitungan-perhitungan kimia. Pada pembelajaran ini
guru biasanya lebih aktif menjelaskan materi dan siswa hanya duduk pasif
menerima penjelasan guru. Banyaknya konsep kimia yang bersifat abstrak
yang harus diserap siswa dalam waktu relatif terbatas menjadikan ilmu kimia
merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit bagi siswa.
akibatnya siswa akan merasa bosan jika pembelajarannya bersifat monoton,
sehingga siswa tidak termotivasi untuk aktif mencari informasi sendiri. Oleh
karena itu untuk mencapai tujuan pembelajaran, tidak cukup dengan
menggunakan metode ceramah, tetapi perlu diterapkan metode ataupun
model pembelajaran yang membantu siswa untuk lebih menemukan dan
memahami konsep-konsep sulit jika mereka saling mendiskusikan dengan
temannya.
Mengingat besarnya pengaruh metode ataupun model pembelajaran
terhadap perolehan konsep dan ketrampilan siswa dalam memahami suatu
materi kimia, maka diperlukan suatu metode penyampaian materi yang
memudahkan siswa dalam memahami konsep-konsep kimia. Pada penelitian
3 Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hal. 46.
3
ini, peneliti menerapkan metode pembelajaran berbasis masalah yang
dipadukan dengan model pembelajaran Preview, Question, Read, Reflect,
Recite, and Review (PQ4R) pada materi stoikiometri.
Pada simulasinya, pembelajaran ini diawali dengan penyajian masalah
oleh guru kemudian siswa mencari solusi dari masalah tersebut berdasarkan
langkah-langkah pada model pembelajaran PQ4R. Dengan penerapan metode
pembelajaran berbasis masalah siswa diharapkan mampu menyelesaikan
masalah-masalah yang dihadapinya baik secara individu maupun bersama-
sama dengan teman sejawatnya atau dengan guru. Sedangkan dengan
penerapan model PQ4R diharapkan dapat mengaktifkan pengetahuan awal
siswa sebelum memulai memahami materi sehingga apa yang diterima oleh
siswa akan lebih mudah tersimpan dalam ingatan siswa. Oleh karena itu,
penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Respon
Siswa Pada Penerapan Metode pembelajaran berbasis masalah dengan Model
PQ4R terhadap hasil belajar Siswa kelas X materi pokok Stoikiometri di
SMA NU 01 Al Hidayah Kendal”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan
dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut.
1. Kimia merupakan mata pelajaran yang sulit bagi siswa karena banyaknya
konsep-konsep dan perhitungan-perhitungan yang rumit, khususnya pada
pokok materi stoikiometri.
2. Pada umumnya guru menyampaikan pelajaran dengan metode
konvensional (ceramah), sehingga saat pembelajaran siswa kurang aktif
karena hanya duduk, dengar, dan mencatat semua penjelasan guru.
C. Pembatasan Masalah
Penelitian ini berada dalam ruang lingkup penerapan metode
pembelajaran berbasis masalah dengan model PQ4R. Pada prakteknya,
penelitian ini dibatasi dalam beberapa lingkup sebagai berikut.
4
1. Sasaran penelitian terbatas pada peserta didik SMA NU 01 Al Hidayah
Kendal kelas X tahun ajaran 2011/2012, sebanyak 36 peserta didik.
2. Pembelajaran kimia yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Materi
Pokok stoikiometri.
3. Hasil belajar ranah kongnitif diukur dari nilai uji kompetensi.
4. Respon siswa diukur dari nilai angket yang diisi oleh siswa.
D. Penegasan Istilah
1. Respon
Respon dapat diartikan jawaban, balasan, tanggapan, atau timbal
balik. Dalam penelitian ini respon yang dimaksud adalah tanggapan siswa
setelah penerapan metode pembelajaran berbasis masalah dengan model
PQ4R pada materi stoikiometri.
2. Metode pembelaaran berbasis masalah
Aktivitas pembelajaran dengan metode pembelajaran berbasis
masalah menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi
secara ilmiah.4 Dalam hal ini masalah yang timbul dapat berasal dari
informasi guru atau berdasarkan masalah yang dihadapi siswa.
3. Preview, Question, Read, Reflect, Recite, and Review (PQ4R)
Model PQ4R merupakan model pembelajaran yang membantu
siswa mengingat apa yang mereka baca. P merupakan singkatan dari
Preview (membaca selintas dengan cepat), Q adalah Question (bertanya),
dan 4R singkatan dari Read (membaca), Reflect (refleksi), Recite (tanya
jawab sendiri), dan Review (mengulang secara menyeluruh). Melakukan
preview dan mengajukan pertanyaan sebelum membaca mengaktifkan
pengetahuan awal dan mengawali proses pembuatan hubungan antara
informasi dengan apa yang telah diketahui.5 Mempelajari judul- judul atau
4Retno dwi Suyanti, Strategi Pembelajaran Kimia, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), ed. 1.
Hal.111.
5 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: kencana Prenada
Media Group, 2009), cet.1, hal. 147.
5
topik-topik utama membantu pembaca sadar akan bahan-bahan baru,
sehingga memudahkan perpindahannya dari memori jangka pendek ke
memori jangka panjang.
4. Hasil belajar
Hasil belajar digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa
jauh seseorang menguasai bahan yang sudah dipelajari. Pada umumnya
hasil belajar dikelompokkan menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitf, ranah
psikomotor, dan ranah afektif.6 Dalam penelitian ini, hasil belajar yang
digunakan oleh peneliti adalah hasil belajar ranah kognitif, dengan tidak
mengesampingkan ranah afektif dan psikomotorik.
5. Materi stoikiometri
Stoikiometri merupakan salah satu materi pokok yang harus
dipelajari oleh siswa SMA/ MA kelas X semester ganjil. Materi ini terdiri
atas:
a. Hukum-hukum dasar kimia
b. Hukum Gay Lussac dan hipotesis Avogadro
c. Konsep mol
d. Rumus molekul, rumus empiris, dan kadar unsur dalam senyawa
e. Stoikiometri reaksi.
E. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang dan masalah yang timbul, maka penelitian
ini dapat dirumuskan: apakah ada pengaruh respon siswa pada penerapan
metode pembelajaran berbasis masalah dengan model PQ4R terhadap hasil
belajar Siswa Kelas X materi pokok Stoikiometri di SMA NU 01 Al Hidayah
Kendal?
6 Nana Sudjana, Dasar- dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: sinar Baru Algensindo,
2009), cet. 10, hal. 53..
6
F. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
respon siswa pada penerapan metode pembelajaran berbasis masalah
dengan model PQ4R terhadap hasil belajar.
2. Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak
yang bersangkutan sebagai bahan pertimbangan dan informasi tentang
alternatif pembelajaran kimia menggunakan metode pembelajaran berbasis
masalah dengan model PQ4R untuk meningkatkan hasil belajar siswa
kelas X pada materi pokok stoikiometri.
7
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Pengertian Belajar
Belajar merupakan sebuah pengembangan pengetahuan, keterampilan
dan sikap manakala seseorang melakukan interaksi intensif dengan sumber-
sumber belajar.1 Belajar juga merupakan suatu proses aktif dan fungsi dari
situasi yang mengelilingi siswa. Individu yang melakukan proses belajar akan
menempuh suatu pengalaman belajar dan berusaha untuk mencari makna dari
pengalaman tersebut.
Menurut Hilgrad dan Bower belajar (to learn) memiliki arti: 1) to gain
knowledge, comprehension, or mastery of trough experience or study; 2) to
fix in the mind or memory, memorize; 3) to acquire trugh experience; 4) to
become in forme of to find out. Menurut definisi tersebut, belajar memiliki
pengertian memperoleh pengetahuan atau menguasai pengetahuan melalui
pengalaman, mengingat, menguasai pengalaman, dan mendapatkan informasi
atau menemukan. Dengan demikian, belajar memiliki arti dasar adanya
aktivitas atau kegiatan dan penguasaan tentang sesuatu.2
Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lungkungannya.3
Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali baik sifat maupun
jenisnya karena itu sudah tentu tidak semua perubahan dalam diri seseorang
merupakan perubahan dalam arti belajar.
1 Benny A. Priyadi, Model Desain Sistem pembelajaran, (Jakarta: PT. Dian Rakyat, 2009),
cet. 1, hal. 6.
2 Baharudin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jogjakarta: Ar- Ruzz Media, 2010), cet. 4, hal. 13
3 Slameto, Belajar dan Faktor- faktor yang Mempengaruhi., (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Ed. Rev., cet. 5, hal. 2.
8
Woolfolk (1995) juga mengatakan bahwa “learning occurs when
experience cause a reality permanent change in an individual’s knowledge or
behaviour”.4 Disengaja atau tidak. Perubahan yang terjadi melalui proses
belajar ini bisa saja ke arah yang lebih baik atau sebaliknya, ke arah yang
salah. Yang jelas, kualitas belajar seseorang ditentukan oleh pengalaman-
pengalaman yang diperilehnya saat berinteraksi dengan lingkungan
sekitarnya. Karena itu, kadang belajar menghasilkan perubahan yang
sederhana, tetapi juga kadang menghasilkan perubahan yang kompleks.
Dari sudut pandang pendidikan, belajar terjadi apabila terdapat
perubahan dalam hal kesiapan pada diri seseorang dalam hubungannya
dengan lingkungannya. Snelbecker (1974) mengatakan bahwa mmelalui
belajar seseorang akan menjadi lebih responsif dalam melakukan tindakan.5
Setelah melakukan proses belajar, biasanya seseorang akan menjadi lebih
respek dan memiliki pemahaman yang lebih baik terhadap objek, makna, dan
peristiwa yang dialami.
Dengan demikian, belajar adalah kegiatan yang dilakukan seseorang
agar memiliki kompetensi berupa keterampilan dan pengetahuan yang
diperlukan. Belajar juga dapat diartikan sebagai sebuah proses elaborasi
dalam upaya pencarian makna yang dilakukan oleh individu. Proses belajar
pada dasarnya dilakukan untuk meninngkatkan kemampuan atau kompetensi
personal.
B. Hasil Belajar
Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui
seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah dipelajari. Untuk
mengaktualisasikan hasil belajar tersebut diperlukan serangkaian pengukuran
berupa alat evaluasi.
4 Baharudin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, hal. 14
5 Benny A. Priyadi, Model Desain Sistem pembelajaran, hal. 7.
9
H. Abin Syamsuddin, dalam buku psikologi kependidikan
mendefinisikan prestasi atau hasil belajar siswa adalah:
1. daya atau kemampuan seseorang untuk berfikir dan berlatih ketika
mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu dan kegiatan pembelajaran di
sekolah;
2. prestasi belajar tersebut terutama dinilai aspek kognitifnya (transferable)
karena yang bersangkutan dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan
atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesa, dan evaluasi;
3. prestasi belajar siswa dibuktikan dan ditunjukkan melalui nilai atau angka
nilai dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap tugas siswa dan
ulangan–ulangan atau ujian yang ditempuhnya.6
Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang
membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil (product)
menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau
suatu proses yang mengakibatkan input secara fungsional.7 Sedangkan belajar
pada dasarnya adalah aktivitas yang dilakukan untuk meningkatkan
kemampuan atau kompetensi personal. Dengan demikian hasil belajar adalah
suatu perolehan dari aktivitas belajar.
1. Klasifikasi hasil belajar
Pada umumnya hasil belajar dikelompokkan menjadi tiga ranah,
yaitu ranah kognitf, ranah psikomotor, dan ranah afektif. Ketiga ranah ini
tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Setiap mata ajar selalu mengandung
ranah tersebut, namun penekanannya selalu berbeda. Mata ajar praktek
lebih menekankan ranah psikomotor, sedangkan mata ajar pemahaman
konsep lebih menekankan pada ranah kognitif. Namun kedua ranah
tersebut mengandung ranah afektif.
6Abin. Syamsuddin, Psikologi Kependidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000),
Cet, 3, hal. 160.
7 Purwanto, Evaluasi hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), cet. 2, hal. 44.
10
a. Aspek kognitif
Aspek kognitif berhubungan dengan kemampuan berpikir
termasuk di dalamnya kemampuan memahami, mengaplikasi,
menganalisis, mensintesis, dan kemampuan mengevaluasi.8 Menurut
taksonomi Bloom, kemampuan kognitif adalah kemampuan berpikir
secara hirarkis yang terdiri dari pengetahuan, pemahaman, aplikasi,
analisis, sintesis, dan evaluasi.
1) Tipe hasil belajar pengetahuan
Istilah pengetahuan dimaksudkan sebagai terjemahan dari
kata knowledge dalam taksonomi Bloom. Akan tetapi tidak
sepenuhnya tepat sebab dalam istilah tersebut termasuk pula
pengetahuan faktual disamping pengetahuan hafalan untuk diingat
seperti rumus, batasan ,definisi, istilah, pasal, dalam undang-
undang, nama-nama tokoh, nama- nama kota. Dilihat dari segi
proses belajar, istilah-istilah tersebut perlu dihafal dan diingat
sebagai dasar bagi pengetahuan atau pemahaman konsep-konsep
lainnya.9
2) Tipe hasil belajar pemahaman
Pemahaman dapat dibedakan ke dalam tiga kategori.10
a) Tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan, mulai dari
terjemahan alam arti yang sebenarnya.
b) Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran, yakni
menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan yang diketahui
berikutnya.
c) Tingkat ketiga adalah pemahaman ekstrapolasi. Dengan
ekstrapolasi diharapkan siswa mampu melihat dibalik yang
8 Mimin Haryati, Model dan Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta:
Gaung Persada Press, 2007), cet. 1, hal. 22.
9 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Rosdakarya, 2009), cet. 14, hal. 23.
10 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, hal. 24.
11
tertulis, dapat membuat ramalan tentang konsekuensi atau dapat
memperluas presepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus, ataupun
masalahnya.
3) Tipe hasil belajar aplikasi
Aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi kongkret
atau situasi khusus. Abstraksi tersebut dapat berupa ide, toeri, atau
petunjuk teknis.11
4) Tipe hasil belajar analisis
Analisis adalah usaha memilih suatu integritas menjadi
unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas hierarkinya dan atau
susunannya. Analisis merupakan kecakapan yang kompleks, yang
memanfaatkan dari ketiga tipe sebelumnya. Dengan analisis
diharapkan siswa mempunyai pemahaman yang komprehensif dan
dapat memilahkan integritas menjadi bagian-bagian yang tetap
terpadu, untuk beberapa hal memahami prosesnya, untuk hal lain
memahami cara bekerjanya, untuk hal lain lagi memahami
sistematikanya.12
5) Tipe hasil belajar sintesis
Penyatuan unsur- unsur atau bagian-bagian ke dalam bentuk
menyeluruh disebut sintesis.13 Kecakapan sintesis dapat
diklasifikasikan ke dalam beberapa tipe.14
a) Kemampuan menemukan hubungan yang unik. Artinya,
menemukan hubungan antara unit-unit tak berarti dengan
menambahkan suatu unsur tertentu, unit- unit tak berharga
menjadi sangant berharga.
11 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, hal. 25.
12 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, hal. 27.
13 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, hal. 27.
14 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, hal. 28.
12
b) Kemampuan menyusun rencana atau langkah-langkah operasi
dari suatu tugas atau problem yang diketengahkan.
c) Kemampuan mengabstraksikan sejumlah besar gejala, data, dan
hasil observasi menjadi terarah, proporsional, hipotesis, skema,
model, atau bentuk-bentuk lain.
6) Tipe hasil belajar evaluasi
Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu
yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja,
pemecahan, metode, materiil, dan lain-lain. Kecakapan evaluasi
seseorang dapat dikategorikan ke dalam enam tipe.15
a) Dapat memberikan evaluasi tentang ketepatan suatu karya atau
dokumen.
b) Dapat memberikan evaluasi satu sama lain antara asumsi,
evidensi, dan kesimpulan.
c) Dapat memahami nilai serta sudut pandang yang dipakai orang
dalam mengambil keputusan.
d) Dapat mengevaluasi suatu karya dengan memperbandingkannya
dengan karya lain yang relevan.
e) Dapat mengevaluasi suatu karya dengan menggunakan kriteria
yang telah ditetapkan.
f) Dapat memberikan evaluasi tentang suatu karya dengan sejumlah
kriteria yang eksplisisit.
b. Aspek psikomotor
Hasil belajar aspek psikomotor tampak dalam bentuk
keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu.16 Ada enam
keterampilan yaitu:17
15 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, hal. 29.
16 Nana Sudjana, Dasar- dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: sinar Baru Algensindo, 2009), cet. 10, hal.54.
17 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, hal. 30.
13
1) gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar;
2) keterampilan pada gerakan-gerakan dasar;
3) kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual,
membedakan auditif, motoris, dan lain- lain;
4) kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan
ketepatan;
5) gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai
pada keterampila yang kompleks; dan
6) kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive
seperti gerakan eksprsif dan interpretatif.
c. Aspek afektif
Hasil belajar aspek afektif berkenaan dengan sikap dan nilai.18
Tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah
laku, seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar,
menghargai guru dan teman kelas, kebiasaan belajar, dan hubungan
sosial.19
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan
beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar yaitu berasal
dari diri orang belajar dan ada pula dari luar dirinya.
a. Faktor internal (faktor dari dalam diri peserta didik) meliputi dua aspek
yaitu aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah) dan aspek psikologis
(yang bersifat rohaniah).
1) Aspek Fisiologis
Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan serta bagian-
bagiannya atau bebas dari penyakit.20 Kondisi umum jasmani dan
tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ
18 Nana Sudjana, Dasar- dasar Proses Belajar Mengajar, hal. 53..
19 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, hal. 30
20 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, hal. 54.
14
tubuh dan sendi-sendinya dapat mempengaruhi semangat dan
intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran.21 Kesehatan jasmani dan
rohani sangat besar pengaruhnya terhadap kemampuan belajar, bila
seseorang selalu tidak sehat, sakit kepala, demam, pilek dan
sebagainya dapat mengakibatkan tidak bergairah untuk belajar.22
2) Aspek Psikologis
Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat
mempengaruhi kualitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa.
a) Intelegensi
Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar.
Dalam situasi yang sama, siswa yang mempunyai tingkat
intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada yang
mempunyai tingkat intelegensi yang rendah. Walaupun begitu
siswa yang mempunyai tingkat intelegensi tinggi belum pasti
berhasil belajarnya. Hal ini disebabkan karena belajar adalah
suatu proses yang kompleks dengan banyak faktor diantara faktor
yang lain.23
b) Motivasi
Motivasi diartikan sebagai pengaruh kebutuhan-kebutuhan
dan keinginan terhadap intensitas dan arah perilaku seseorang.24
Motivasi adalah daya penggerak untuk melakukan suatu
pekerjaan yang dapat berasal dari dalam diri dan juga dari luar
diri siswa. Motivasi yang berasal dari dalam diri (intrinsik) yaitu
dorongan yang berasal dari hati sanubari, umumnya karena
kesadaran akan pentingnya sesuatu atau dapat juga karena
21 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2005), hal. 138.
22 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hal. 55.
23 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, hal. 56.
24. Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, hal. 23.
15
dorongan bakat apabila ada kesesuaian dengan bidang yang
dipelajari. Motivasi yang berasal dari luar (ekstrinsik) yaitu
dorongan yang datang dari luar diri (lingkungan), misalnya
dorongan dari orang tua, guru, teman-teman dan anggota
masyarakat. Seseorang yang belajar dengan motivasi kuat, akan
melaksanakan semua kegiatan belajarnya dengan sungguh-
sungguh, penuh gairah atau semangat. Sebaliknya, belajar dengan
motivasi yang lemah akan malas, bahkan tidak mau mengerjakan
tugas-tugas yang berhubungan dengan pelajaran.25
Dalam perspektif kognitif, motivasi yang lebih signifikan
bagi peserta didik adalah motivasi intrinsik karena lebih murni
dan langgeng serta tidak bergantung pada dorongan atau pengaruh
orang lain.26
c) Minat
Minat berarti kecenderungan atau kegairahan yang tinggi
atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.27 Kuat besarnya
pengaruh terhadap belajar karena bila bahan pelajaran yang
dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan
belajar dengan sebaik-baiknya karena tidak ada daya tarik
baginya.28
Minat yang besar terhadap sesuatu merupakan modal yang
besar artinya untuk mencapai atau memperoleh benda atau tujuan
yang diminati itu. Timbulnya minat belajar disebabkan berbagai
hal, antara lain karena keinginan yang kuat untuk menaikkan
martabat atau memperoleh pekerjaan yang baik serta ingin hidup
senang dan bahagia. Minat belajar yang besar cenderung
25 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, hal. 57.
26 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, hal. 137.
27 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, hal. 136.
28 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, hal. 57.
16
menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar
kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah.29
d) Sikap
Dalam proses belajar, sikap individu dapat mepengaruhi
keberhasilan proses belajarnya. Sikap adalah gejala internal yang
berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau
merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek, orang,
peristiwa dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif.
Sikap siswa dalam belajar dapat dipengaruhi oleh perasaan
senang atau tidak senang pada performan guru, pelajaran, atau
lingkungan sekitarnya.30
e) Bakat
Sebetulnya setiap orang pasti memiliki bakat dalam arti
berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ke tingkat tertentu
sesuai dengan kapasitas masing-masing. Jadi, secara global bakat
itu mirip dengan intelegensi. Itulah sebabnya seorang anak
berintelegensi sangat cerdas atau cerdas luar biasa disebut juga
sebagai anak berbakat.31
Anak berbakat adalah mereka yang mampu mencapai
prestasi yang tinggi karena mempunyai kemampuan intelektual
umum, kemampuan akademik khusus, kemampuan berpikir
kreatif produktif, kemampuan memimpin, kemampuan dalam
salah satu bidang seni, kemampuan psikomotor (seperti dalam
olahraga). 32
29 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, hal. 135.
30 Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori belajar dan Pembelajaran, hal. 24-25.
31 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, hal. 56-57.
32 Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hal. 23.
17
b. Faktor Eksternal
1) Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama dalam
pendidikan, memberikan landasan bagi proses belajar pada
lingkungan sekolah dan masyarakat. Faktor-faktor fisik dan sosio
psikologi yang ada dalam keluarga sangat berpengaruh terhadap
perkembangan belajar anak. Termasuk faktor fisik dalam lingkungan
keluarga adalah keadaan rumah dan ruangan tempat belajar sarana
dan prasarana belajar yang ada, suasana dalam rumah apakah tenang
atau banyak kegaduhan, juga suasana lingkungan di sekitar rumah.33
2) Sekolah
Keadaan sekolah tempat belajar turut mempengaruhi tingkat
keberhasilan belajar. Kualitas guru, metode mengajarnya, kesesuaian
kurikulum dengan kemampuan anak, keadaan fasilitas/perlengkapan
di sekolah, keadaan ruangan, jumlah murid per kelas, pelaksanaan
tata tertib sekolah dan sebagainya. Semua itu turut mempengaruhi
keberhasilan belajar siswa.34
3) Masyarakat
Lingkungan masyarakat di mana peserta didik atau individu
berada, juga berpengaruh terhadap semangat dan aktivitas
belajarnya. Lingkungan masyarakat di mana warga memiliki latar
belakang pendidikan yang cukup terdapat lembaga-lembaga
pendidikan dan sumber-sumber belajar di dalamnya akan
memberikan pengaruh yang positif terhadap semangat dan
perkembangan belajar generasi mudanya.35
33 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2004), hal. 164.
34 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, hal. 59.
35 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, hal. 165.
18
4) Lingkungan sekitar
Keadaan lingkungan tempat tinggal juga sangat penting dalam
mempengaruhi prestasi belajar. Keadaan lingkungan, suasana
sekitar, keadaan lalu lintas, iklim dan sebagainya. Misalnya bila
bangunan rumah penduduk sangat rapat, akan mengganggu belajar.
Keadaan lalu lintas yang membisingkan, suara yang hiruk pikuk
orang di sekitar, suara pabrik, polusi udara, iklim yang terlalu panas.
Semuanya ini akan mempengaruhi kegairahan belajar. Sebaliknya
tempat yang sepi dengan iklim yang sejuk ini akan menunjang
belajar.36
Jadi faktor-faktor tersebut merupakan hal yang sangat penting bagi
guru sebagai pembelajar yang memiliki kewajiban mencari, menemukan
dan diharapkan memecahkan masalah-masalah belajar peserta didik.
Dalam pencarian dan penemuan masalah-masalah tersebut guru dapat
melakukan langkah-langkah berupa pengamatan perilaku belajar, analisis
hasil belajar, dan melakukan tes hasil belajar. Sebagai guru profesional,
diharapkan guru memiliki kemampuan melakukan penelitian secara
sederhana agar dapat menemukan masalah-masalah belajar dan
memecahkan masalah belajar.
C. Metode Pembelajaran Berbasis Masalah
Metode pembelajaran merupakan proses atau prosedur yang
digunakan oleh guru atau instruktur untuk mencapai tujuan atau
kompetensi.37 Menurut Wina Sanjaya (2008), metode adalah “a way to
acheiving something”. Jadi, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai
cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah
36 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, hal. 60.
37 Benny A. Priyadi, Model Desain Sistem pembelajaran, hal. 42.
19
disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan
pembelajaran.38
1. Ciri- ciri pembelajaran berbasis masalah
Aktivitas pembelajaran dengan metode pembelajaran berbasis masalah
menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara
ilmiah. Terdapat tiga ciri utama pada pembelajaran berbasis masalah
yiatu:39
a. Pembelajaran berbasis masalah merupakan rangkaian aktivitas
pembelajaran, artinya dalam implementasinya ada sejumlah kegiatan
yang dilakukan oleh siswa. Metode ini tidak mengharapkan siswa
hanya sekedar mendengarkan, mencatat, kemudian menghafal
pelajaran, akan tetapi siswa aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan
mengolah data, dan akhirnya menyimpulkan.
b. Aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah.
Metode ini menempatkan masalah sebagai kata kunci dari proses
pembelajaran. Artinya tanpa ada masalah tidak mungkin ada proses
pembelajaran.
c. Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan
berpikir ilmiah. Berpikir dengan menggunakan metode ilmiah adalah
proses berpikir deduktif dan induktif. Proses berpikir ini dilakukan
secara sistematis dan empiris. Sistematis artinya berpikir ilmiah
dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu, sedangkan empiris artinya
proses penyelesaian masalah didasarkan pada data dan fakta.
38 Sofan Amri dan Iif khoiru Ahmadi, Konstruksi Pengembanngan Pembelajaran, (Jakarta:
PT. Prestasi Pustakaraya, 2010), cet. 1, hal.188.
39Retno dwi Suyanti, Strategi Pembelajaran Kimia, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), ed. 1. Hal.111.
20
2. Keunggulan dan kelemahan pembelajaran berbasis masalah
a. Keunggulan
Sebagai suatu metode pembelajaran berbasis masalah memiliki
beberapa keunggulan diantaranya adalah:40
1) Pemecahan massalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk
memahami isi pelajaran.
2) Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan siswa serta
memberikan kepuasan untuk menentukan pengetahuan baru bagi
siswa.
3) Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.
4) Pemecahan masalah dapat membantu siswa bagaimana mentransfer
pengetahuan meraka untuk memahami masalah dalam kehidupan
nyata.
5) Pemecahan masalah dapat membantu siswa mengembantu siswa
mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab
dalam pembelajaran yang mereka lakukan. Di samping itu,
pemecahan masalah itu juga dapat mendorong untuk melakukan
evaluasi sendiri baik terhadap hasil maupun proses belajarnya.
6) Melalui pemecahan masalah bias memperlihatkan kepada siswa
bahwa setiap mata pelajaran pada dasrnya merupakan cara berpikir,
dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa, bukan hanya sekedar
belajar dari guru atau dari buku-buku saja.
7) Pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai
siswa.
8) Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan siswa
untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka
untuk menyelesaikan dengan pengetahuan baru.
40Retno dwi Suyanti, Strategi Pembelajaran Kimia, hal. 118-119
21
9) Pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan pad siswa
untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam
dunia nyata.
10) Pemecahan masalah dapat mengembangkan minat siswa untuk
secara terus menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan
formal telah berakhir.
b. Kelemahan
Di samping keunggulan, pembelajaran berbasis masalah juga
memiliki kelemahan diantaranya adalah:41
1) Manakala siswa tidak memiliki minat atau kepercayaan bahwa
masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, ,maka mereka akan
merasa enggan untuk mencoba.
2) Keberhasilan pembelajaran berbasis masalah membutuhkan waktu
cukup lama untuk persiapan.
3) Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan
masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar
apa yang yang ingin mereka pelajari.
D. Model Pembelajaran Preview, Question, Read, Reflect, Recite, and Review
(PQ4R)
Model dapat diartikan sebagai suatu objek atau konsep yang
digunakan untuk mempresentasikan sesuatu hal. Dalam kaitannya dengan
proses belajar mengajar, model adalah suatu perencanaan atau suatu pola
yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di
kelas. Menurut Soekamto (dalam Trianto, 2009: 22) mengemukakan maksud
dari model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar
untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi
para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan
41 Retno dwi Suyanti, Strategi Pembelajaran Kimia, hal. 119-120.
22
aktivitas belajar mengajar.42 Dengan demikian, aktivitas pembelajaran
merupakan kegiatan bertujuan yang tertata secara sistematis.
Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas
daripada strategi, metode atau prosedur. Model pengajaran mempunyai ciri
khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode atau prosedur. Ciri-ciri
tersebut adalah:
1. Rasional teoritis logis yang disusun oleh para pengembangnya, istilah
model pembelajaran meliputi pendekatan suatu model pembelajaran yang
luas dan menyeluruh.
2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar. Model-
model pembelajaran dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan
pembelajarannya, sintaks (pola urutannya), dan sifat lingkungan
belajarnya.
3. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat
dilaksanakan dengan berhasil. Pola urutan dari model pembelajaran adalah
pola yang menggambarkan urutan tahap-tahap keseluruhan yang pada
umumnya disertai dengan serangkaian kegiatan pembelajaran.
4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat
tercapai. Tiap- tiap model pembelajaran membutuhkan sistem pengelolaan
yang sedikit berbeda.43
Model PQ4R merupakan model pembelajaran yang membantu siswa
mengingat apa yang mereka baca. P merupakan singkatan dari Preview
(membaca selintas dengan cepat), Q adalah Question (bertanya), dan 4R
singkatan dari Read (membaca), Reflect (refleksi), Recite (tanya jawab
sendiri), dan Review (mengulang secara menyeluruh). Melakukan preview
dan mengajukan pertanyaan sebelum membaca mengaktifkan pengetahuan
awal dan mengawali proses pembuatan hubungan antara informasi dengan
42 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: kencana Prenada
Media Group, 2009), cet.1, hal. 22.
43 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, hal. 23-24.
23
apa yang telah diketahui. Mempelajari judul-judul atau topik-topik utama
membantu pembaca sadar akan bahan-bahan baru, sehingga memudahkan
perpindahannya dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang.
Model PQ4R dikemukakan oleh Thomas dan Robinson (1972) dalam
Arends (1997: 257). Model ini merupakan elaborasi yang didasarkan pada
strategi PQRST dan strategi SQ3R. 44
1. Langkah- langkah dalam model PQ4R
a. Preview
Langkah pertama ini dimaksudkan agar siswa membaca
selintas dengan cepat sebelum mulai membaca bahan bacaan siswa
yang memuat materi yang akan dipelajari. Siswa dapat memulai
dengan membaca topik-topik, sub topik utama, judul dan sub judul,
atau ringkasan pada akhir suatu sub bab. Denngan mengetahui topik
utama ini akan memudahkan siswa memahami keseluruhan ide yang
ada.
b. Question
Langkah kedua adalah mengajukan pertanyaan kepada diri
sendiri untuk setiap pasal yang ada pada bahan bacaan siswa. Dengan
berbekal pertanyaan ini siswa akan berusaha menjawabnya, sehingga
siswa akan membaca lebih hati-hati dan seksama yang akan membantu
mengingat apa yang dibaca dengan baik.
c. Read
Membaca materi secara aktif, yakni dengan cara pikiran siswa
harus memberikan reaksi terhadap apa yang dibacanya. Hal ini
bertujuan untuk mencari jawaban terhadap semua pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan sebelumnya.
d. Reflect
Kegiatan ini bukanlah suatu langkah yang terpisah dengan
langkah ketiga (read), tetapi merupakan suatu komponen esensial dari
44 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, hal. 151.
24
langkah ketiga tersebut. Selama membaca, siswa tidak hanya cukup
mengingat atau menghafal, tetapi juga memahami informasi yang
dipresentasikan dengan cara:
1) menghubungkan informasi baru dengan hal-hal yang telah
diketahui;
2) mengaitkan subtopik-suptopik di dalam teks dengan konsep-
konsep atau prinsip utama;
3) berusaha untuk memecahkan kontradiksi di dalam informasi yang
disajikan; dan
4) mencoba untuk menggunakan materi itu untuk memecahkan
masalah- masalah yang disimulasikan dan dianjurkan dari materi
tersebut.
e. Recite
Pada langkah ini, siswa merenungkan kembali informasi yang
telah dipelajari dengan menyatakan butir-butir penting dan dengan
menanyakan dan menjawab pertanyaan. Siswa membuat intisari materi
dari bacaan.
f. Review
Pada langkah terakhir ini siswa membaca catatan singkat
(intisari) yang telah dibuatnya, mengulang kembali seluruh isi bacaan
dan sekali lagi menjawab pertanyaan yang diajukan.
Rincian langkah- langkah pada pemodelan pembelajaran dengan
model PQ4R dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Langkah-langkah pembelajaran dengan model PQ4R.45
Langkah-
langkah
Aktivitas guru Aktivitas siswa
Langkah 1
Preview
a. Memberikan bahan bacaan
kepada siswa untuk dibaca.
b. Menginformasikan kepada
Membaca selintas dengan
cepat untuk menemukan
ide pokok/tujuan
45 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, hal. 154-155.
25
siswa bagaimana
menemukan ide
pokok/tujuan pembelajaran
yang hendak dicapai.
pembelajaran yang hendak
dicapai.
Langkah 2
Question
a. Menginformasikan kepada
siswa agar memerhatikan
makna dari bacaan.
b. Memberikan tugas kepada
siswa untuk membuat
pertanyaan dari ide pokok
yang ditemukan dengan
menggunakan kata- kata
apa, mengapa, siapa, dan
bagaimana.
a. Meperhatikan
penjelasan guru.
b. Menjawab pertanyaan
yang telah dibuatnya.
Langkah 3
Read
Memberikan tugas kepada
siswa untuk membaca dan
menanggapi/ menjawab
pertanyaan yang telah disusun
sebelumnya.
Membaca secara aktif
sambil memberikan
tanggapan terhadap apa
yang telah dibaca dan apa
yang telah dibaca dan
menjawab pertanyaan
yang dibuatnya.
Langkah 4
Reflect
Mensimulasikan/menginforma
sikan materi yang ada pada
bahan bacaan.
Bukan hanya sekedar
menghafal dan mengingat
materi pelajaran tetapi
mencoba memecahkan
masalah dari informasi
yang diberikan oleh guru
dengan pengetahuan yang
telah diketahui melalui
bahan bacaan.
26
Langkah 5
Recite
Meminta siswa membuat inti
sari dari seluruh seluruh
pembahasan pelajaran yang
dipelajari.
a. Menanyakan dan
menjawab pertanyaan-
pertanyaan.
b. Melihat catatan-
catatan/ inti sari yang
telah dibuat
sebelumnya.
c. Membuat inti sari dari
seluruh bacaan.
Langkah 6
Review
a. Menugaskan siswa
membaca inti sari yang
dibuatnya dari rincian ide
pokok yang ada dalam
benaknya.
b. Meminta siswa membaca
kembali bahan bacaan, jika
masih belum yakin dengan
jawabannya.
a. Membaca inti sari
yang telah dibuatnya.
b. Membaca kembali
bahan bacaan siswa
jika masih belum
yakin akan jawaban
yang dibuatnya.
2. Keunggulan dan kelemahan model pembelajaran PQ4R
a. Keunggulan
Sebagai suatu model pembelajaran, PQ4R memiliki beberapa
keunggulan diantaranya sebagai berikut.
1) Sangat tepat digunakan untuk pengajaran pengetahuan yang
bersifat deklaratif berupa konsep-konsep, definisi, kaidah-kaidah,
dan pengetahuan penerapan dalam kehidupan sehari-hari.
2) Dapat membantu siswa yang daya ingatannya lemah untuk
menghapal konsep-konsep pelajaran.
3) Mudah diterapkan pada semua jenjang pendidikan.
4) Mampu membantu siswa dalam meningkatkan keterampilan proses
bertanya dan mengomunikasikan pengetahuannya.
27
5) Dapat menjangkau materi pelajaran dalam cakupan yang luas.
b. Kelemahan
Adapun kelemahan dari pembelajaran dengan model PQ4R
antara lain sebagai berikut.
1) Tidak tepat diterapkan pada pengajaran pengetahuan yang bersifat
prosedural seperti pengetahuan keterampilan.
2) Sangat sulit dilaksanakan jika sarana seperti buku siswa (buku
paket) tidak tersedia di sekolah.
3) Tidak efektif dilaksanakan pada kelas dengan jumlah siswa yang
telalu besar karena bimbingan guru tidak maksimal terutama dalam
merumuskan pertanyaan.
4) Menuntut para guru untuk lebih menguasai materi lebih luas lagi
dari standar yang telah ditetapkan.46
E. Materi Stoikiometri
Stoikiometri merupakan salah satu materi pokok yang harus dipelajari
oleh siswa SMA/ MA kelas X semester ganjil. Materi ini terdiri dari: hukum-
hukum dasar kimia dan perhitungan kimia.
1. Hukum-hukum dasar kimia
Penerapan metode ilmiah ilmu kimia dimulai oleh Antonie Laurent
Lavoisier (1743- 1794) yang mengemukakan bahwa pada reaksi kimia
tidak terjadi perubahan massa (hukum kekeklan massa). Selanjutnya,
Joseph Louis Proust (1754-1826) menemukan bahwa unsur-unsur
membentuk senyawa dalam perbandingan tertentu (hukum perbandingan
tetap).
Kedua hukum ini merupakan dasar dari teori kimia yang pertama,
yaitu teori atom yang dikemukakan oleh John Dalton sekitar tahun 1803.
46Muhamad Ali, “Model Pembelajaran PQ4R”, dalam http://muhammadalitomacoa.blogspot.com/2009/04/model-pembelajaran-pq4r.html, diakses 30 November 2011.
28
Selanjutnya, dalam rangka menyusun teori atomnya, John Dalton
menemukan hukum dasar kimia yang ketiga yang disebut hukum kelipatan
perbandingan.
2. Perhitungan kimia
a. Konsep mol
Satu mol suatu zat adalah sejumlah partikel yang terkandung
dalam suatu zat yang jumlahnya sama dengan banyaknya atom yang
terdapat dalam 12,00 gram C- 12. Melalui beberapa percobaan oleh
Amedeo Avogadro, ditetapkan bahwa jumlah partikel yang terdapat
dalam 12,00 gram C- 12 adalah 6,02 x 1023 butir atom. Bilangan ini
selanjutnya disebut bilangan avogadro atau tetapan avogadro yang
diberi lambang L. Jadi, satu mol logam besi mengandung 6,02 x 1023
butir atom besi (Fe).
1 mol zat = L partikel = 6,02 x 1023 partikel.
b. Hubungan mol dengan jumlah partikel.
Satu mol zat adalah banyaknya zat tersebut yang mengandung
6 x 1023(L) butir partikel, partikel dari sini dapat berupa atom,
molekul, atom ion. Yang dinyatakan dalam rumus kimia zat itu.
Rumus:
Jumlah partikel = mol x L
��� � �������� ���
�
c. Hubungan atom dengan massa (gram)
Tetapan Avogadro (6 x 10²³ ) adalah jumlah atom dalam 12
gram karbon, ini disebabkan massa atom (Ar) karbon adalah 12, jadi 1
mol karbon memiliki massa 12 gram.
“ Massa molar adalah massa 1 mol zat yang dinyatakan dalam gram”.
d. Hubungan mol dengan volum molar.
Volume molar gas menyatakan volum 1 mol gas pada suhu dan
tekanan tertentu. Jika pengukuran dilakukan pada suhu 0º C dan
29
tekanan 1 atom. Volume molar gas disebut volum molar standar. Hal
itu disebabkan keadaan suhu 0º C dan tekanan 1 atm merupakan
keadaan standar gas dan disingkat STP (standar temperature and
pressure).
Rumus umumnya:
Volume gas (liter) = mol x 22,4
Mol = �
��,�
e. Rumus molekul, rumus empiris, dan kadar zat dalam senyawa
Rumus molekul suatu senyawa menyatakan jenis dan jumlah
atom-atom unsur dalam dalam satu molekul senyawa itu,sedangkan
rumus empris menyatakan perbandingan paling sederahana dari atom-
atom unsur penyusun sentawa. Sebagai contoh, marilah kita lihat
rumus molekul dan rumus empiris asam asetat. Setiap asam asetat
terdiri dari 2 atom karbon ( C ) 4 atom hidrogen ( H ), dan dua atom
oksigen ( O ). Oleh karena itu, rumus asam asetat adalah C2H4O2 atau
CH3COOH. Dengan demikian, perbandingan jumlah atom C:H:O
dalam asam asetat adalah 2:4:2 = 1:2:1. Untuk membedakan antara
rumus molekul dan rumus empiris dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2. Hubungan antara Rumus molekul dan Rumus
Empiris.
Nama Zat Rumus Molekul Rumus Empris
Etena
Benzena
Etana
Etena
Air
C2H2
C6H6
C2H6
C2H4
H2O
CH
CH
CH3
CH2
H2O
Rumus kimia suatu senyawa menyatakan komposisi senyawa
tersebut. Misalnya, rumus kimia air, yaitu H2O, menyatakan bahwa air
30
terdiri dari hidrogen dan oksigen dengan perbandingan atom H : O =
2:1.
1) Menentukan Rumus Empiris Zat
Rumus empiris digunakan untuk menyatakan jenis dan
perbandingan paling sederhana dari atom-atom unsur dalam zat
(unsur atau senyawa). Karena perbandingan atom-atom dalm zat
sama dengan perbandingan mol atom-atomnya, maka rumus
empiris juga menyatakan perbandingan paling sederhana dari mol
atom-atom unsur penyusunnya. Oleh karena itu, rumus empiris
dapat di tentukan dengan menghitung mol atom-atom unsur
penyusun zat menggunakan massa molar (mm). Perbandingan mol
unsur-unsur yang paling sederhana akan memberikan perbandingan
atom-atom unsur yang ditulis sebagai subskrip dalam rumus
emprisinya. Berikut ini penjelasan penentuan rumus empiris dari
C2H6 berdasarkan data eksprimen massa unsur-unsur penyusunnya,
C dan H berikut ini.
2) Menentukan rumus empiris zat menggunakan analisis tak langsung
Pada kenyataannya, penentuan massa unsur-unsur dalam
analisis kimia jarang melibatkan peruraian senyawa menjadi unsur-
C
(Ar = 12,0)
H
(Ar = 1,0)
Massa (w)
Mol,n= Mm
w
Perbandingan mol paling
sederhana
Perbandingan atom paling
sederhana
430 gram
molgram
gram
/0,12
0,42
3,5 mol :
1 mol :
1 mol :
10,5 gram
molgram
gram
/0,1
5,1
10,5 mol
3 mol
3 mol
Rumus empiris = CH3
31
unsurnya. Akan tetapi, umumnya senyawa tersebut di ubah
menjadi senyawa-senyawa lain yang rumus kimianya telah
diketahui.
Sebagai contoh, untuk menentukan rumus kimia senyawa
organik yang mengandung atom C,H, dan O. Senyawa organik
dengan massa, m awal di reaksikan dengan oksigen murni. Unsur
C dalam senyawa akan bereaksi membentuk senyawa CO2,
sedangkan unsur H akan membentuk senyawa H2O.
Senyawa Organik (C, H, O) + O2 → CO2 + H2O
Massa C dalam CO2 dan massa H dalam H2O dapat di tentukan
dari m awal di kurangi massa C dan H.
Dimana:
x = angka indeks/ jumlah atom
m = massa (g)
Ar = massa atom relatif (g/mol)
Mr = massa molekul relatif (g/mol)
Senyawa dengan unsur C,H,O
Massa sampel awal :
M awal = mC + mH + mO
Unsur C membentuk CO2 Unsur H membentuk H2O
mC = 22
)(OCm
COMr
CArxC×
× mH = OHm
OHMr
HArHx2
2
)(×
×
Massa O :
m O = m awal-m C-m H
Direaksikan dengan
O2 murni
32
3) Menentukan Rumus Molekul
Rumus molekul dapat ditentukan dari rumus empiris dan
massa molekul relatif (Mr) zat. Seperti diketahui, rumus molekul
merupakan kelipatan dari rumus emprisinya.
(Rumus Molekul) = (Rumus Empiris)n
Dengan n = bilangan bulat dan di hitung dari persamaan berikut:
Mr rumus molekul = n x (Mr rumus empiris).
Dikenal beberapa senyawa dengan rumus empris CH2O,
antara lain:
a) Formaldehida, HCHO atau (CH2O); Mr = 30,
b) Asam asetat, CH3COOH atau (CH2O)2; Mr = 60, dan
c) Glukosa, atau CH2O)6; Mr = 80.
Ketiga senyawa tersebut dapat di nyatakan sebagai
(CH2O)n, dengan n = 1 untuk formaldehida, 2 untuk asam asetat
dan 6 untuk glukosa. Secara umum, jika rumus empiris senyawa
adalah RE, maka rumus molekulnya dapat dinyatakan sebagai
(RE)n; adapun harga n bergantung pada massa molekul relatif (Mr)
dari senyawa yang bersangkutan.
4) Menentukan Kadar Unsur dalam Senyawa
Rumus empiris senyawa dapat di tentukan jika kadar unsur-
unsurnya di ketahui. Hal itu baru saja di bahas di atas. Hal
sebaliknya tentu dapat berlaku, yaitu bahwa kadar unsur-unsur
dapat di tentukan berdasarkan rumus empris atau rumus kimia
senyawa. Seperti diketahui, rumus kimia senyawa menyatakan
perbandingan mol atom unsur penyusunnya. Dari perbandingan
atom dapat di tentukan perbandingan massa dan kadar (% massa )
unsur-unsur senyawa:
Kadar (%) = %100××
Mr
Arx
33
x adalah jumlah atom unsur dalam 1 molekul senyawa = indeks
dari unsur yang bersangkutan dalam rumus kimia senyawa.
5) Menentukan komposisi Zat.
Komposisi zat berupa unsur dapat di tentukan dari rumus
kimianya dengan menggunakan persamaan berikut:
Massa unsur dalam senyawa = %100xsenyawaMr
unsurArunsurx ×
Dimana:
x = angka indeks
Ar = massa atom relatif
Mr = massa molekul relatif / massa rumus relatif
3. Stoikiometri reaksi
a. Arti Koefisien Reaksi
Koefisien reaksi merupakan perbandingan jumlah partikel dari zat
yang terlibat dalam reaksi. Oleh karena 1 mol setiap zat mengandung
jumlah parttikel yang sama, maka perbandingan jumlah partikel sama
dengan perbandingan jumlah mol. Jadi, koefisien reaksi merupakan
perbandingan jumlah mol zat yang terlibat dalam reaksi
Contoh:
N2 (g) + 3H2 (g) 3NH3 (g)
Koefisien reaksinya menyatakan bahwa 1 molekul N2 bereaksi
dengan 3 molekul H2 membentuk molekul NH3. Dengan pengertian
tersebut ,maka banyaknya zat yang diperlukan dalan reaksi kimia dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan reaksi setara. Apabila jumlah
mol zat yang lain dalam reaksi itu dapat ditentukan dari perbanndingan
koefisien reaksinya.
b. Hitungan Kimia Sederhana
Dua zat, A an B dereaksikan sehingga menghasilkan zat C dan D.
Jika jumlah zat yang ditambahkan lebih banyak dari pada jumlah zat yang
bereaksi, reaktan tersisa. Jika salah satu reaktan habis bereaksi dan zat
yang lainnya tersisa setelah bereaksi, jumlah zat yang habis bereaksi
34
menjadi acuan untuk menghitung jumlah zat yang bereaksi. Reaktan yang
habis bereaksi disebut sebagai Pereaksi Pembatas.
Menghitung jumlah suatu zat yang diperlukan atau dihasilkan
dalam suatu reaksi dimana jumlah salah satu zat lain dalam reaksi itu
diketahui, digolongkan sebagai hitungan kimia sederhana . Penentuan
jumlah pereaksi dan hasil reaksi yang terlibat dalam reaksi harus
diperhitungkan dalam satuan mol. Artinya, satuan-satuan yang diketahui
harus diubah kedalam bentuk mol. Metode ini disebut metode pendekatan
mol.
Adapun langkah-langkah metode pendekatan mol adalah sebagai
berikut.
1) Menuliskan dan menyetarakan persamaan reaksi
2) Semua satuan yang diketahui dari tiap-tiap zat diubah ke dalam mol
3) Koefisien reaksi digunakan untuk menyeimbangkan banyaknya mol zat
reaktan dan produk.
4) Satuan mol diubah berdsarkan pertanyaan (L, gram atau partikel).
c. Pereaksi Pembatas
Jika zat A dan B direaksikan sehingga menghasilkan zat C dan D,
ada kemungkinan reaksi tersebut menyisakan zat tertentu. Jika jumlah zat
yang ditambahkan lebih banyak dari pada jumlah zat yang bereaksi,
reaktan tersisa. Jika salah satu reaktan habis bereaksi dan zat yang lainnya
tersisa setelah bereaksi, jumlah zat yang habis bereaksi menjadi acuan
untuk menghitung jumlah zat yang bereaksi. Reaktan yang habis bereaksi
disebut sebagai pereaksi pembatas. Artinya apabila dalam suatu reaksi
salah satu zat diketahui jumlah molnya maka zat-zat yang lain bisa dicari
jumlah molnya dengan menggunaka rumus perbandingan koefisien zat- zat
dalam reaksi.
Menentukan pereaksi pembatas kita dapat menentukan pereaksi
pembatas dengan memeriksa pengali yang digunakan untuk masing-
masing pereaksi. Prosedurnya dapat dilakukan sebagai beriku.
1) Zat yang diketahui dinyatakan dalam bentuk mol
35
2) Jumlah mol masing-masing dibagi dengan koefisien
3) Pereaksi yang hasil pembagiannya paling kecil merupakan pereksi
pembatas
F. Kajian Pustaka
Dalam skripsi yang disusun oleh Afidatul Hasanah (053811294),
mahasiswi jurusan Tadris Biologi fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang dengan judul: “Upaya meningkatkan hasil belajar biologi melalui
metode pembelajaran PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, and
Review) materi pokok pertumbuhan dan perkembangan pada manusia di MTs
NU Salatiga”. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas.
Berdasarkan hasil penelitian, penerapan metode pembelajaran PQ4R dapat
meningkatkan hasil belajar biologi dengan ketuntasan belajar mencapai
86,66%.
Dalam skripsi yang disusun oleh Saiful Anwar (053811214),
mahasiswa jurusan Tadris Biologi fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang dengan judul: “Pengaruh pembelajaran berdasarkan masalah
(Problem Based Introduction) terhadap hasil belajar siswa materi pokok
lingkungan kelas X MA Nurul Ulum Mranggen Demak tahun pelajaran
2009/2010”. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Hasil penelitian
menunjukkan hasil belajar antara kelas eksperimen (menggunakan
pembelajaran berdasarkan masalah) lebih baik daripada kelas kontrol (yang
tidak menggunakan pembelajaran berfasarkan masalah).
Dari kedua penelitian tersebut terlihat bahwa penerapan pembelajaran
berbasis masalah dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Demikian juga
dengan penerapan model pembelajaran PQ4R ketuntasan belajar siswa dapat
dicapai dengan baik. Pada penelitian ini penulis menerapkan pembelajaran
berbasis masalah yang dipadukan dengan model PQ4R dan pengaruhnya
terhadap hasil belajar kimia siswa materi pokok stoikiometri.
36
G. Rumusan Hipotesis
Hipotesis diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara
terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang
terkumpul. Hipotesis pada penelitian ini adalah : “ Ada pengaruh respon siswa
pada penerapan metode pembelajaran berbasis masalah dengan model PQ4R
terhadap hasil belajar Siswa Kelas X materi pokok Stoikiometri di SMA NU
01 Al Hidayah Kendal.”
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasi dengan tehnik analisis
regresi. Analisis regresi digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua
variabel atau lebih, terutama untuk menelusuri pola hubungan yang modelnya
belum diketahui dengan sempurna, atau untuk mengetahui bagaimana variasi
dari beberapa variabel independen mempengaruhi variabel dependen dalam
suatu fenomena yang kompleks.1. Teknik analisis regresi yang digunakan
adalah regresi linier sederhana.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan:
Tempat Penelitian : SMA NU 01 Al Hidayah Kendal
Waktu Penelitian : 8 - 28 November 2011
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum) dari objek
penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara,
gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup dan sebagainya, sehingga objek-objek
ini dapat menjadi sumber data penelitian.2 Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas X SMA NU 01 Al Hidayah yang berjumlah 36
siswa.
Kelas ini dipandang sebagai satu kesatuan populasi, karena adanya
kesamaan-kesamaan sebagai berikut.
1 Ating Sumantri dan Sambas Ali Muhidin, Aplikasi Statistika dalam Penelitian, (Bandung:
Pustaka Setia, 2006), hal. 243.
2 M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana, 2006), Ed. 1. Cet. 2, hal.99.
38
a. siswa yang terdapat dalam populasi tersebut adalah siswa yang berada
pada kelas dan semester yang sama yaitu kelas X semester satu;
b. seluruh siswa tersebut memperoleh materi pelajaran kimia dengan
silabus yang sama;
c. seluruh siswa tersebut memperoleh materi pelajaran kimia dengan
pengajar yang sama.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil yang populasi yang diteliti.3
Menurut Suharsimi, apabila jumlah populasi kurang dari 100 orang lebih
baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.
Selanjutnya jika jumlah populasinya lebih dari 100 orang, maka sampel
dapat diambil antara 10 -15% atau 20 - 25% dari jumlah populasi yang
ada. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah seluruh siswa
kelas X, sehingga penelitian ini adalah penelitian populasi.
D. Variabel dan Indikator Penelitian
Variabel adalah objek penelitian.4
1. Variabel bebas
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).5
Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah respon siswa pada
penerapan metode pembelajaran berbasis masalah dengan model PQ4R.
Adapun indikatornya yaitu respon siswa terhadap mata pelajaran kimia
materi pokok stoikiometri dan sikap siswa setelah diterapkannya metode
pembelajaran berbasis masalah dengan model PQ4R. Respon ini dilihat
dari aspek ketertarikan terhadap proses pembelajaran, kemudahan dalam
3 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2002), hal. 109.
4 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik , (Jakarta: PT. Rineka Cipta ,2006), Cet . 5, hal.96.
5 Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2007), cet. 12, hal. 4.
39
memahami materi stoikiometri, keefektifan dalam menjelaskan materi
stoikiometri, dan minat siswa terhadap pembelajaran kimia.
2. Variabel terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi
akibat karena adanya variabel bebas.6 Variabel terikat dalam penelitian ini
adalah hasil belajar kognitif. Indikatornya yaitu hasil belajar kimia materi
pokok stoikiometri siswa kelas X.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Metode pengumpulan data
a. Metode dokumentasi
Metode dokumentasi bertujuan untuk mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan, notulen, rapat, agenda dan
sebagainya.7 Metode dokumentasi ini digunakan untuk mengetahui hal-
hal yang berhubungan dengan peserta didik dan hal lain yang
diperlukan dalam penelitian.
b. Metode tes
Tes adalah seperangkat pertanyaan atau latihan serta alat lain
yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan
intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau
kelompok.8 Dalam penelitian ini tes digunakan untuk memperoleh data
hasil belajar siswa pada materi pokok stoikiometri. Tes dilakukan
setelah semua kegiatan pembelajaran selesai.
c. Metode angket
Metode angket merupakan salah satu cara pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
6 Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2007), cet. 12, hal. 4.
7 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Andi, 2004), hal. 231.
8 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hal. 127.
40
pernyataan tertulis pada siswa untuk dijawab.9 Angket ini digunakan
untuk mengetahui respon siswa tentang proses pembelajaran
menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah dengan model
PQ4R. Jenis angket yang digunakan pada penelitian ini yaitu angket
tertutup. Angket tertutup terdiri atas pertanyaan atau pernyataan dengan
sejumlah jawaban tertentu sebagai pilihan.10
2. Instrumen Penelitian
a. Tahap persiapan, yaitu tahap pembuatan tes.
Bentuk tes pada penelitian ini adalah tes obyektif pilihan ganda
dengan lima pilihan jawaban dan satu jawaban yang benar. Langkah-
langkah penyusunan tes objektif menurut Suharsimi Arikunto adalah
sebagai berikut.
1) Menentukan tujuan mengadakan tes
2) Mengadakan pembatasan terhadap materi yang akan diteskan11.
Materi yang diajarkan dalam penelitian ini yaitu stoikiometri
3) Menentukan jumlah waktu yang untuk mengerjakan tes. Dalam
penelitian ini waktu yang disediakan untuk mengerjakan soal adalah
90 menit.
4) Menentukan jumlah butir soal. Butir soal disusun sesuai dengan kisi-
kisi. Soal yang dibuat sebanyak 50 butir.
5) Menentukan tipe tes
Dalam penelitian ini tipe soal yang digunakan adalah
obyektif dengan 5 pilihan jawaban Pemilihan soal obyektif ini
dengan pertimbangan sebagai berikut.
a) Dapat mewakili isi dan keluasan materi.
b) Dapat dinilai secara obyektif oleh siapapun.
9 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2008), hal. 199.
10 S. Nasution, Metode Research, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), cet. 11, hal. 129.
11 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), ed. 6, hal. 153-154.
41
c) Kunci jawaban telah tersedia secara pasti sehingga mudah
dikoreksi.
6) Menentukan tabel spesifikasi atau kisi-kisi soal.
Kisi-kisi soal disusun berdasarkan kurikulum tingkat satuan
pendidikan sesuai dengan standar kompetensi, yang meliputi jenjang
ingatan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), aplikasi (C4),
sintesis (C5), dan evaluasi (C6).
b. Tahap uji coba Soal
Setelah perangkat disusun, langkah selanjutnya adalah menguji
cobakan pada siswa di luar sampel. Pada penelitian ini uji coba
dilakukan pada siswa kelas XI IPA, sebanyak 28 siswa dengan alasan
bahwa kelas ini telah mendapatkan materi stoikiometri. perangkat tes
yang diuji cobakan sebanyak 50 soal. Hasil uji coba dianalisis untuk
mengetahui apakah instrumen layak digunakan sebagai alat
pengambilan data atau tidak.
c. Analisis perangkat tes
Langkah penting dalam kegiatan pengumpulan data adalah
melakukan pengujian terhadap instrumen yang akan digunakan.
Instrumen dalam penelitian ini adalah perangkat tes dari mata pelajaran
yang disajikan. Perangkat tes ini digunakan untuk mengungkapkan hasil
belajar yang dicapai siswa.
Setelah perangkat tes diuji cobakan di kelas lain, langkah
selanjutnya adalah menganalisis perangkat tes tersebut. Analisis
perangkat tes ini meliputi validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran soal,
dan daya pembeda soal.
1) Validitas soal
Validitas adalah suatu ukuran yamg menunjukkan tingkat-
tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen
yang valid mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen
yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.
42
Untuk mengetahui validitas butir soal digunakan rumus
korelasi point biserial, sebagai berikut:12
q
p
St
MtMprpbis
−=
Keterangan:
rpbis : Koefisien korelasi biserial
Mp : Rata-rata skor total yang menjawab benar pada butir soal
M t : Rata-rata skor total
St : Standart deviasi skor total
p : Proporsi siswa yang menjawab benar pada setiap butir
soal
q : Proporsi siswa yang menjawab salah pada setiap butir soal
Pengujian lanjutan yaitu uji signifikansi yang berfungsi
untuk mencari hubungan koefisien, dengan menggunakan uji
t:13
21
2
r
Nrt
−
−=
Keterangan :
t : Harga signifikansi
rpbis : Koefisien korelasi biserial
Dengan taraf signifikan 5%, apabila dari hasil
perhitungan didapat thitung ≥ ttabel maka dikatakan butir soal
nomor itu telah signifikan atau telah valid. Apabila thitung < ttabel,
maka dikatakan butir soal tersebut tidak signifikan atau tidak
valid.. Hasil perhitungan validitas butir soal, dapat dilihat pada
Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Hasil Perhitungan Validitas Butir Soal Kriteria Nomor Soal Jumlah Persentase
12 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Grafindo Persada, 2004), cet.
14, hlm. 257.
13 Ridwan dan Sunarto, Pengantar Statistika untuk Penelitian: Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi, dan Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2009), cet. 2, hlm. 81.
43
Valid 1, 3, 6, 10, 11, 15, 16, 17, 20,
22, 23, 26, 27, 28, 29, 30, 31,
32, 33, 34, 35, 39, 41, 42, 46,
47, 48, 49, 50.
30 60 %
Tidak
Valid
2, 4, 5, 7, 8, 9, 12, 13, 14, 18,
19, 21, 24, 25, 36, 38, 40, 43,
44, 45.
20 40 %
Perhitungan validitas butir soal selengkapnya dapat dilihat di
Lampiran 6.
2) Reliabilitas
Reliabilitas instrumen adalah ketepatan alat evaluasi dalam
mengukur. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan
tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap.14 Untuk
menghitung reliabilitas tes menggunakan rumus K-R. 20 yaitu
sebagai berikut:15
−
−=
∑s
srPq
n
n2
2
11 1
Keterangan:
r11 = Reliabilitas instrument
p = Proposi subyek yang menjawab benar
q = Proposi subyek yang menjawab salah
n = Banyaknya item soal
S = Standar deviasi dari tes.
Klasifikasi reliabilitas soal adalah:
r11 ≤ 0, 20 : sangat rendah
0, 20< r11 ≤ 0, 40 : rendah
0, 40< r11 ≤ 0,60 : sedang
0, 60< r11 ≤ 0,70 : tinggi
14 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006),
ed. 6, hal. 86.
15 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, hal. 100.
44
0, 70< r11 ≤ 1 : sangat tinggi
Kriteria pengujian reliabilitas yaitu setelah didapatkan harga r11.
instrumen dikatakan reliable apabila r11 > 0, 50.
Berdasarkan hasil perhitungan koefisien reliabilitas butir
soal diperoleh r11 = 0.799 adalah kriteria pengujian tinggi maka
dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut dapat dipercaya untuk
digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut
sudah baik. Untuk perhitungan reliabilitas selengkapnya dapat
dilihat pada Lampiran 7.
3) Tingkat kesukaran soal
Bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu
soal disebut indeks kesukaran. Rumus yang digunakan untuk
mengetahui indeks kesukaran adalah:16
JS
BP =
Keterangan:
P = indeks kesukaran
B = banyaknya peserta didik yang menjawab soal dengan
benar
JS = jumlah seluruh peserta didik peserta tes
Klasifikasi indeks kesukaran adalah sebagai berikut:17
P = 0, 00 : butir soal terlalu sukar
0, 00< P≤ 0,30 : butir soal sukar
0, 30< P≤ 0,70 : butir soal sedang
0, 70< P≤ 1,00 : butir soal mudah
P = 1 : butir soal terlalu mudah
16 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006),
ed. 6, hal. 208.
17 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Rosda Karya, 2008), cet. 13, hal. 137.
45
Hasil perhitungan koefisien indeks kesukaran butir soal, dapat
dilihat pada Tabel 3.2. sedangkan untuk perhitungan tingkat
kesukaran soal selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 8.
Tabel 3.2 Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Butir Soal Kriteria Nomor Soal Jumlah Persentase
Sukar 8, 9, 12, 13, 14, 15, 16,
18, 19, 23, 26, 28, 30, 33,
34, 35, 36, 37, 40, 41, 47,
50.
22 44 %
Sedang 1, 2, 4, 5, 7, 10, 11, 17, 25,
32, 38, 39, 42, 44, 45, 46,
48, 49.
18 36%
Mudah 3, 6, 20, 21, 22, 24, 27, 29,
31, 43
10 20%
4) Daya pembeda soal
Daya pembeda soal adalah kemampuan untuk membedakan
peserta didik yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan peserta
didik yang kurang pandai (berkemampuan rendah). Angka yang
menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks
diskriminasi. Dalam penelitian ini untuk mencari daya pembeda
dengan menggunakan metode split half, yaitu dengan membagi
kelompok yang di tes menjadi dua bagian, kelompok pandai atau
kelompok atas dan kelompok kurang pandai atau kelompok
bawah. Rumus yang digunakan adalah:18
D = BA
- BB
JA JB Keterangan:
D = daya pembeda soal
BA = jumlah peserta kelompok atas yang menjawab benar
18 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006),
ed. 6,hal. 213.
46
BB = jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab benar
JA = jumlah peserta kelompok atas
JB = jumlah peserta kelompok bawah
Klasifikasi indeks daya pembeda soal adalah sebagai berikut:19
D = 0, 00 – 0,20 : daya beda jelek
D = 0, 20 – 0,40 : daya beda cukup
D = 0, 40 – 0,70 : daya beda baik
D = 0, 70 – 1,00 : daya beda baik sekali
D = negatif, semuanya tidak baik, jadi semua butir soal yang
mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang saja. Hasil
perhitungan daya beda butir soal, dapat dilihat pada Tabel 3.3
sebagai berikut.
Tabel 3.3 Hasil Perhitungan Daya Pembeda Butir Soal Kriteria Nomor Soal Jumlah Persentase
Sangat jelek - 0 0%
Jelek 5,7, 9, 12, 13, 14, 16, 18,
21, 23, 24, 25, 26, 30, 36,
40, 41, 43, 44.
19 39%
Cukup 2, 3, 4, 8, 11, 15, 19, 20,
22, 28, 29, 31, 32, 33, 34,
35, 38, 39, 42, 45, 46, 47,
48, 49, 50.
25 50%
Baik 1, 6, 10, 17, 27, 37. 6 12%
Sangat Baik - - 0%
Untuk perhitungan daya pembeda soal selengkapnya dapat dilihat
pada Lampiran 9.
Dari hasil analisis butir soal dapat diketahui bahwa dari 29 soal
yang valid, hanya 25 soal yang layak dipakai untuk digunakan sebagai
instrumen evaluasi hasil belajar. Soal-soal tersebut yaitu nomor soal 1, 3,
4, 6, 10, 11, 16, 17, 23, 26, 27, 28, 30, 33, 34, 35, 37, 39, 40, 41, 45, 46,
19 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006),
ed. 6, hal. 211.
47
47, 48, dan 50. Untuk hasil analisis selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 5.
F. Teknik Analisis Data
1. Analisis pendahuluan
Analisis pendahuluan dilakukan untuk mengetahui respon siswa
pada penerapan metode pembelajaran berbasis masalah dengan model
PQ4R. Data yang diperoleh peneliti melalui angket dianalisis dalam
bentuk angka, yakni dalam bentuk kuantitatif. Langkah yang diambil
untuk merubah data kualitatif menjadi kuantitatif adalah dengan memberi
nilai pada setiap item jawaban pada pertanyaan angket untuk responden.
Pada analisis pendahuluan ini diperoleh 2 macam data yaitu:
a. Data yang diperoleh dari hasil penyebaran angket pada responden.
Data tersebut dimasukkan dalam tabel persiapan yang diberi skor atau
bobot nilai pada tiap alternatif jawaban yang menjadi acuan dalam
penelitian.
Untuk mempermudah penggolongan data statistiknya, angka
setiap item soal diberi skor sebagai berikut.
1) Favourable
Untuk alternatif jawaban SS diberi skor 5
Untuk alternatif jawaban S diberi skor 4
Untuk alternatif jawaban N diberi skor 3
Untuk alternatif jawaban TS diberi skor 2
Untuk alternatif jawaban STS diberi skor 1
2) Unfavourable
Untuk alternatif jawaban SS diberi skor 1
Untuk alternatif jawaban S diberi skor 2
Untuk alternatif jawaban N diberi skor 3
Untuk alternatif jawaban TS diberi skor 4
Untuk alternatif jawaban STS diberi skor 5
b. Data yang diperoleh dari tes atau ulangan yang dilakukan oleh peneliti
atau responden.
48
Pada tahap ini data yang telah diskor kemudian dicari skor
minimal, maksimal, mean, dan standar deviasi sehingga dapat
diketahui hasil belajar kimia materi pokok stoikiometri. adapun rumus
mean dan standar deviasinya adalah:
N
XM
∑=
N
XMSD ∑ −
=2)(
Keterangan:
M : Mean (rata-rata)
∑X : jumlah nilai
SD : standar deviasi
N : Jumlah responden
1. Analisis Uji Hipotesis
Analisis ini digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis yang
diajukan. Adapun jalan analisisnya adalah melalui pengolahan data yang
akan mencari pengaruh antara variabel independent (X) dengan variabel
dependent (Y) dengan dicari melalui tehnik regresi. Dalam penelitian ini,
analisis regresi dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh respon siswa
pada penerapan metode pembelajaran berbasis masalah dengan model
PQ4R (X) terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok stoikiometri (Y).
Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.
a. Mencari korelasi antara prediktor (X) dengan kriterium (Y) dengan
menggunakan korelasi momen tangkar dari Pearson, dengan
menggunakan rumus.20
∑ ∑∑
=))(( 22 yx
xyrxy
20Sutrisno Hadi. Analisis Regresi, (Yogyakarta: Andi Offset, 2002), hal. 4.
49
Namun sebelum mencari xyr nilai 22 , yx dan xy dengan rumus sebagai
berikut:
∑ ∑∑ ∑
−=N
YXXYxy
))((
∑∑
∑ −=N
YYy
222
)(
keterangan:
xyr
: koefisien korelasi antara respon siswa dengan hasil
belajar kimia
∑ XY
: Jumlah perkalian nilai antara respon siswa dengan hasil
belajar kimia
∑X : jumlah nilai respon siswa
∑Y
: Jumlah nilai hasil belajar kimia materi stoikiometri
N : Jumlah responden
b. Uji Signifikansi korelasi melalui uji t, dengan rumus:
21
2
r
nrth
−
−=
c. Mencari persamaan garis regresi dengan menggunakan rumus regresi
sederhana, sebagai berikut:
KaXY +=
Keterangan:
Y = kriterium
X = prediktor
� = bilangan koefisien prediktor
K = bilangan konstan
∑ ∑ ∑−=N
XXx
222 )(
50
Untuk mencari persamaan garis tersebut terlebih dahulu
ditentukan nilai � dan menggunakan metode skor deviasi. Harga� dan
K dapat dicari dengan persamaan:
� � �� Di mana:
� � � � �� � � �
� � ∑��
∑��
d. Mencari varian regresi
Mencari varian regresi dengan menggunakan rumus-rumus regresi
bilangan F (uji F) dengan skor deviasi sebagai berikut:
RKres
RKregFreg =
Keterangan:
Freg = harga F regresi
RKreg = rerata kuadrat garis regresi
Rkres = rerata kuadrat garis residu
e. Analisis Lanjut
Harga F yang diperoleh (Freg) kemudian dikonsultasikan
dengan harga Ftabel pada taraf signifikansi 1% dan 5% db = N-2,
hipotesis diterima jika Freg hitung > Ftabel. Setelah diperoleh
persamaan garis regresi antara variabel X = respon siswa pada
penerapan metode pembelajaran berbasis masalah dengan model
PQ4R terhadap Y = hasil belajar siswa, maka langkah selanjutnya
adalah menghubungkan antara nilai Fhitung dengan nilai Ftabel baik taraf
signifikansi 5% maupun 1%. Apabila nilai yang dihasilkan dari Fhitung
≥ Ftabel, maka hasil yang diperoleh adalah signifikan, yang berarti
hipotesis yang peneliti ajukan diterima. Namun apabila nilai yang
dihasilkan dari Freg < Ftabell, maka hasil diperoleh adalah non
signifikan, yang berarti hipotesis yang peneliti ajukan ditolak.
Kemudian menginterpretasikannya ke dalam taraf signifikansi 5%
maupun taraf signifikansi 1% sehingga diketahui besarnya pengaruh
antara variabel-variabel tersebut.
51
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian
1. Kondisi Sebelum Penelitian
SMA NU Al Hidayah Kendal merupakan salah satu sekolah
menengah atas yang berada di kota Kendal. Berdasarkan hasil wawancara
dengan salah satu guru kimia dapat diketahui bagaimana kondisi siswa SMA
NU, tepatnya siswa kelas X dalam menerima pelajaran, khususnya pelajaran
Kimia. Di dalam proses belajar, siswa lebih cenderung pasif yang hanya
duduk, dengar, dan catat semua penjelasan dari guru. Komunikasi yang
terbentuk masih dalam satu arah. Dalam proses belajar tersebut, siswa
berperan kurang aktif dalam menerima pelajaran. Kekurangaktifan siswa
dalam proses belajar ini, tentu berdampak kurang baik pada siswa terkait
dengan prestasi belajarnya. Hal ini nampak pada hasil ulangan siswa yang
kurang memenuhi standar nilai yang ada, dengan KKM pada mata pelajaran
kimia sebesar 65. Akan tetapi dengan standar nilai ini, hanya beberapa siswa
saja yang mampu mencapai nilai tersebut.
Ketika berlangsung proses belajar mengajar, sebagian besar siswa
belum belajar sewaktu guru mengajar. Ketidaksiapan ini menjadi salah satu
penghambat bagi siswa untuk mengikuti pelajaran sehingga memerlukan
waktu lebih lama untuk mencapai kompetensi yang ditentukan. Kegiatan
pembelajaran yang monoton juga membuat siswa merasa jenuh dan menjadi
kurang tanggap dengan penjelasan yang disampaikan oleh guru. Akibatnya,
kemampuan siswa untuk menyerap materi tidak digunakan secara maksimal.
Oleh karena itu, diterapkan metode pembelajaran berbasis masalah dengan
model Preview, Question, Read, Reflect, Recite, and Review (PQ4R) di
sekolah tersebut yaitu pada mata pelajaran kimia.
52
2. Tahap Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh respon siswa pada
penerapan metode pembelajaran berbasis masalah dengan model PQ4R
terhadap hasil belajar Siswa kelas X materi pokok Stoikiometri di SMA NU
01 Al Hidayah Kendal.
a. Tahap persiapan
Pelaksanaan pembelajaran pada penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 8 November
sampai tanggal 28 November 2011 pada kelas X. Sebelum kegiatan
penelitian dilaksanakan, peneliti menentukan materi pelajaran dan
menyusun rencana pembelajaran. Materi yang dipilih adalah stoikiometri.
Pembelajaran diadakan sebanyak 6 pertemuan, masing-masing pertemuan
sebanyak 2 x 45 menit. Berikut ini diuraikan pokok materi yang
disampaikan pada tiap-tiap pertemuan pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Daftar Pokok Materi yang Disampaikan pada Tiap-tiap
Pertemuan
Pertemuan Waktu Materi
1 2 x 45 Hukum-hukum dasar kimia
2 2 x 45 Hukum Gay Lussac dan hipotesis Avogadro
3 2 x 45 Konsep mol
4 2 x 45 Rumus empiris, rumus molekul, dan kadar zat
dalam senyawa.
5 2 x 45 Stoikiometri reaksi
6 2 x 45 Test (ulangan)
Proses pembelajaran yang terjadi di kelas selengkapnya dapat
dilihat pada RPP yang terlampir pada Lampiran 11. Instrumen yang
dijadikan evaluasi dalam penelitian ini adalah instrumen tes objektif dalam
53
bentuk pilihan ganda dengan 5 pilihan jawaban, tetapi hanya satu pilihan
yang tepat dan benar.
b. Tahap pelaksanaan
Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan
pembelajaran kimia dengan menggunakan metode pembelajaran berbasis
masalah dengan model PQ4R. Waktu yang digunakan dalam penelitian
adalah 6 kali pertemuan (12 jam pelajaran). Pelaksanaan pembelajaran
diawali dengan pemberian bahan ajar kepada siswa dan guru menjelaskan
prosedur pembelajaran dengn metode pembelajaran berbasis masalah
dengan model PQ4R. Selanjutnya guru membagi siswa dalam kelompok,
masing- masing kelompok terdiri dari 4 sampai 5 siswa. Adapun proses
pembelajaran yang berlangsung adalah sebagai berikut.
1) Preview, siswa membaca selintas dengan cepat materi pembelajaran
untuk menemukan ide pokok/ tujuan pembelajaran yang hendak
dicapai.
2) Question, guru memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai
permasalahan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Pada tahap ini
siswa tidak membuat pertanyaan sendiri melainkan disajikan oleh guru
berupa permasalahan yang terjadi dalam kehidupan sehari- hari.
3) Read, siswa membaca materi pelajaran secara aktif, yaitu memberikan
tanggapan terhadap apa yang telah dibaca dan berusaha menjawab
permasalahan yang diberikan oleh guru. Tahap ini merupakan kegiatan
yang melatih siswa untuk menyusun jawaban sementara dari suatu
permasalahan.
4) Reflect, siswa bersama kelompoknya mencoba mendiskusikan
pemecahan masalah dari informasi yang diberikan oleh guru dengan
pengetahuan yang telah diketahui melalui bahan bacaan.
5) Recite, tiap-tiap kelompok membuat intisari berupa jawaban dari
permasalahan yang telah disajikan.
54
6) Review, siswa dalam kelompok membaca kembali intisari yang telah
dibuatnya dan membaca kembali materi pada bahan bacaan jika masih
belum yakin dengan jawaban yang telah dibuatnya.
Setelah semua tahap selesai, semua kelompok mengumpulkan
intisari dan guru menunjuk salah satu kelompok untuk menyampaikan
hasil diskusinya di depan kelas. Kemudian guru mengevaluasi intisari
yang dibuat oleh setiap kelompok dan memberikan jawaban/ solusi yang
belum ditemukan oleh siswa.
c. Tahap evaluasi
Tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui respon siswa terhadap
proses pembelajaran yang telah dilakukan dan untuk mengetahui
penguasaan materi yang dicapai oleh siswa.
1) Deskripsi data angket
Dalam penelitian ini angket respon siswa digunakan untuk
mengukur pendapat siswa terhadap ketertarikan, perasaan senang dan
kemudahan dalam memahami materi yang diajarkan. Hasil nilai yang
diperoleh dianalisis dengan metode statistik untuk selanjutnya diberikan
interpretasi secara kualitatif. Anas Sudiyono (2009) dalam bukunya
Pengantar Evaluasi Pendidikan memberiakan patokan yang dapat dilihat
pada Tabel 4.2.1
Tabel 4.2. Pedoman untuk Menginterpretasi Nilai Angket Respon.
Nilai Predikat
80 ke atas Baik sekali
66 -79 Baik
56 – 65 Cukup
46 – 55 Kurang
45 ke bawah Gagal
1 Anas Sudyono, Pengantar Evaluasi pendidikan,( Jakarta: PT. Raja Garfindo Persada, 2009), hal. 35.
55
Data hasil penelitian untuk respon siswa terhadap penerapan
metode pembelajaram berbasis masalah dengan model PQ4R pada
materi pokok Stoikiometri dibuat distribusi frekuensi dengan langkah-
langkah sebagai berikut.
a) Menentukan rentang, yaitu nilai tertinggi dikurangi nilai terendah.
Nilai tertinggi = 78, nilai terendah = 61. Maka rentang (R) = 78 - 61
= 17.
b) Menentukan banyak kelas interval (k)
Dengan n = jumlah peserta siswa. Maka,
k = 1 + 3,3 log n
k = 1 + 3,3 log 36
= 1 + 3,3 (1,556)
= 1 + 5,135
= 6,135 dibulatkan menjadi 6.
Jadi banyak kelas adalah 6.
c) Menentukan panjang kelas interval (p)
� � 176 � 2,833
Dibulatkan ke atas jadi panjang kelas interval adalah 3.
d) Ujung bawah kelas pertama diambil data terkecil. Ujung kelas
interval = 61
e) Dengan p = 3, dan memulai dengan data terkecil diambil 50, maka
kelas pertama 61 – 63, kelas kedua 64 – 66, dan seterusnya.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.3. dan Gambar
4.1. berikut.
k
Rp
kelasbanyak
grenp =⇒=
tan
Tabel 4.
No
1
2
3
4
5
6
Untuk memberikan gambaran yang lebih luas, maka daftar perhitungan
distribusi frekuensi tersebut dapat dibuat histogramnya.
Gambar 4.1. Histogram Nilai Angket
Dari data yang diperoleh kemudian dihitung nilai
dan Standar Deviasinya.
dibuat tabel kerja yang dapat dilihat pada Lampiran 18.
�� ���
0
2
4
6
8
10
12
14
16
61
Tabel 4.3. Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Angket
Interval Nilai Frekuensi
61 – 63 3
64 – 66 1
67 – 69 4
70 – 72 9
73 – 75 14
76 – 78 5
Jumlah 36
Untuk memberikan gambaran yang lebih luas, maka daftar perhitungan
distribusi frekuensi tersebut dapat dibuat histogramnya.
Gambar 4.1. Histogram Nilai Angket
Dari data yang diperoleh kemudian dihitung nilai
dan Standar Deviasinya. Untuk mempermudah perhitungan, maka
dibuat tabel kerja yang dapat dilihat pada Lampiran 18.
�� �∑�� �258536 � 71,806
61 – 63 64 – 66 67 – 69 70 – 72 73 – 75 76 - 78
56
Untuk memberikan gambaran yang lebih luas, maka daftar perhitungan
Dari data yang diperoleh kemudian dihitung nilai Mean (M)
mempermudah perhitungan, maka
57
�� �� ����� ������ � �∑�� � �� � � �635,63936 � 4,202
Berdasarkan nilai mean yang diperoleh maka dapat diketahui
rata-rata respon yaitu 71,806. Nilai tersebut diinterpretasikan dengan
Tabel 4.4, sehingga dapat diketahui bahwa rata-rata respon siswa
berada pada predikat baik.
2) Deskripsi Data hasil belajar
Evaluasi hasil belajar dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh
penguasaan materi yang dicapai oleh siswa setelah dilakukan poses
pembelajaran. Hasil belajar ini diukur dengan nilai tes berupa ulangan
harian. nilai ulangan ini merupakan tolak ukur keberhasilan
pembelajaran kimia. Hasil nilai yang diperoleh juga dianalisis dengan
metode statistik untuk selanjutnya diberikan interpretasi secara
kualitatif sebagaiman pada data angket respon siswa.
Tabel 4.4. Pedoman untuk Menginterpretasi Nilai Hasil Belajar
Siswa.
Nilai Predikat
80 ke atas Baik sekali
66 -79 Baik
56 - 65 Cukup
46 - 55 Kurang
45 ke bawah Gagal
Data hasil penelitian untuk respon siswa terhadap penerapan
metode pembelajaram berbasis masalah dengan model PQ4R pada
materi pokok Stoikiometri dibuat distribusi frekuensi dengan langkah-
langkah sebagai berikut.
a) Menentukan rentang, yaitu nilai tertinggi dikurangi nilai terendah.
58
Nilai tertinggi = 84, nilai terendah = 56. Maka rentang (R) = 84 - 56
= 28.
b) Menentukan banyak kelas interval (k)
Dengan n = jumlah peserta siswa. Maka,
k = 1 + 3,3 log n
k = 1 + 3,3 log 36
= 1 + 3,3 (1,556)
= 1 + 5,135
= 6,135 dibulatkan menjadi 6.
Jadi banyak kelas adalah 6.
c) Menentukan panjang kelas interval (p)
� � 286 � 4,667
Dibulatkan ke atas jadi panjang kelas interval adalah 5.
d) Ujung bawah kelas pertama diambil data terkecil. Ujung kelas
interval = 56
e) Dengan p = 5, dan memulai dengan data terkecil diambil 56, maka
kelas pertama 56- 60, kelas kedua 61- 65, dan seterusnya.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.5. dan Gambar
4.2. berikut.
Tabel 4.5. Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Ulangan
No Interval Kelas Frekuensi
1 56 - 60 3
2 61- 65 5
3 66 - 70 2
4 71 - 75 8
5 76 - 80 14
k
Rp
kelasbanyak
grenp =⇒=
tan
6
Untuk memberikan gambaran yang lebih luas, maka daftar perhitungan
distribusi frekuensi tersebut dapat dibuat histogramnya.
Gambar 4.2 Histogram Nilai
Dari data yang diperoleh kemudian dihitung nilai Mean (M)
dan Standar Deviasinya. Untuk mempermudah p
dibuat tabel kerja yang dapat dilihat pada Lampiran 18.
�� ����� �� �
Berdasarkan nilai mean yang diperoleh maka dapat diketahui
rata-rata
diinterpretasikan dengan Tabel 4.
rata-rata nilai angket siswa berada pada predikat baik
0
2
4
6
8
10
12
14
16
56
81 - 85 4
Jumlah 36
memberikan gambaran yang lebih luas, maka daftar perhitungan
distribusi frekuensi tersebut dapat dibuat histogramnya.
Gambar 4.2 Histogram Nilai Ulangan
Dari data yang diperoleh kemudian dihitung nilai Mean (M)
dan Standar Deviasinya. Untuk mempermudah perhitungan, maka
dibuat tabel kerja yang dapat dilihat pada Lampiran 18.
�� �∑�� �264836 � 73,556
�� �� ����� ������ � �∑�� � �� � � �2158,8936 Berdasarkan nilai mean yang diperoleh maka dapat diketahui
rata nilai hasil belajar yaitu 73,556. Nilai tersebut
diinterpretasikan dengan Tabel 4.4, sehingga dapat diketahui bahwa
rata nilai angket siswa berada pada predikat baik.
56 - 60 61- 65 66 - 70 71 - 75 76 - 80 81 - 85
59
memberikan gambaran yang lebih luas, maka daftar perhitungan
Dari data yang diperoleh kemudian dihitung nilai Mean (M)
erhitungan, maka
� 7,744
Berdasarkan nilai mean yang diperoleh maka dapat diketahui
. Nilai tersebut
, sehingga dapat diketahui bahwa
60
B. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis merupakan analisis yang dilakukan untuk
membuktikan diterima atau ditolaknya hipotesis yang diajukan. Analisis ini
digunakan untuk mengetahui hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel
independen, respon siswa pada pembelajaran berbasis masalah dengan model
PQ4R (X), dengan satu variabel dependen, hasil belajar (Y). Pengujian hipotesis
dianalisis menggunakan rumus regresi linier sederhana. Untuk mempermudah
perhitungan, maka dibuat tabel kerja yang dapat dilihat pada Lampiran 19.
Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.
1. Mencari Hubungan antara Prediktor dengan Kriterium
Korelasi antara prediktor X dengan kriterium Y dapat dicari melalui
teknik korelasi moment tangkar dari Pearson.
( )( )22 yx
xyrxy
∑∑∑
=
Sebelum mencari harga rxy, skor deviasi dari xy, x2, dan y2 terlebih dahulu
dihitung dengan rumus:
( )( )N
YXXYxy
∑∑∑∑ −=
#$% � 190851 �2585 & 264836 � 709,889
( )N
XXx
2
22 ∑∑∑ −=
#$ � 186253 �2585 3 � 635,639
( )N
YYy
2
22 ∑∑∑ −=
61
#% � 196934 �2648 36 � 2158,89
Sehingga diperoleh xyr sebagai berikut.
�'( � 709,889)635,639 & 2158,89
�'( � 0,606
Berdasarkan uji hubungan antara variabel respon siswa dengan hasil
belajar diperoleh indeks korelasi rxy = 0,606. Artinya terdapat hubungan yang
sedang antara respon siswa pada penerapan metode pembelajaran berbasis
masalah dengan model PQ4R dengan hasil belajar siswa, karena harga rxy
lebih besar dari 0,4 dan kurang dari 0,7. sedangkan indeks korelasi
determinasinya adalah r2 = 0.367. Artinya penerapan metode pembelajarn
berbasis masalah dengan model PQ4R mempengaruhi hasil belajar siswa
sebesar 36,7%. Sisanya 63,7 hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor lain
yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Untuk selanjutnya nilai rxy = 0,606
akan diuji signifikansinya melalui uji t.
2. Uji signifikasi korelasi melalui uji t
Uji t digunakan untuk menguji apakah nilai korelasi antara variabel X
dan variabel Y signifikan atau tidak. Dengan rumus sebagai berikut:
21
2
r
nrthitung
−
−=
�*+,-./ � 0,606√36 � 2)1 ��0,606�
�*+,-./ � 4,442
Pada taraf signifikansi 5%, thitung = 4,442 > ttabel = 2.021 dan pada taraf
signifikansi 1%, thitung = 4,442 > ttabel = 2.704 maka korelasi antara variabel
X dengan Y adalah signifikan.
62
3. Mencari persamaan garis regresi
Mencari persamaan garis regresi dengan menggunakan rumus regresi
sederhana satu prediktor, sebagai berikut.
KaXY += Untuk mencari persamaan garis tersebut terlebih dahulu ditentukan nilai
dan menggunakan metode skor deviasi. Harga dan K dapat dicari dengan
persamaan:
% � $
Di mana:
% � 1 � 12
$ � � ��3
� ∑$%∑$ � 709,306635,639 � 1,117
�2 � ∑�� � 258536 � 71,805
12 � ∑1� � 264836 � 73,556
Dari data tersebut maka persamaan garis regresinya dapat dicari, yaitu:
% � $
1 �12 � �� ��2� 1 � 73,556 � 1,117�� � 71,805� 1 � 1,117� � 6,638
Jadi persamaan garisnya adalah:
1 � 1,117� � 6,638
Persamaan garis regresi tersebut dapat diartikan sebagai berikut.
a. Nilai sebesar 1,117 bertanda positif, ini berarti setiap kali variabel X
(respon siswa) bertambah satu, maka rata-rata variabel Y (hasil belajar
siswa) bertambah sebesar 1,117.
b. Nilai K sebesar ��6,638) bertanda negatif, nilai ini menggambarkan hasil
63
belajar yang diperoleh siswa. Akan tetapi tidak setiap nilai K ini
memiliki arti bila X = 0, karena akan menghasilkan hasil belajar yang
bernilai negatif dan pada kenyataannya hal ini tidak mungkin. Sehingga
nilai K ini akan memiliki arti jika harga X lebih dari atau sama dengan 6.
4. Mencari varian regresi
Tata cara yang ditempuh untuk menghitung signifikansi persamaan
regresi adalah dengan menggunakan rumus analisis varian atau sering disebut
Anava yang menghasilkan harga F. Adapun langkah-langkah untuk
menghitung uji signifikansi pada persamaan regresi menggunakan skor
deviasi yang sudah diketahui adalah sebagai berikut.
a. Menentukan hipotesis statistik (H0 dan H1) sesuai dengan hipotesis
penelitian.
H0 = tidak ada pengaruh respon siswa pada penerapan metode
pembelajaran berbasis masalah dengan model PQ4R terhadap
hasil belajar Siswa Kelas X materi pokok Stoikiometri di SMA
NU 01 Al Hidayah Kendal.
H1 = ada pengaruh respon siswa pada penerapan metode pembelajaran
berbasis masalah dengan model PQ4R terhadap hasil belajar
Siswa Kelas X materi pokok Stoikiometri di SMA NU 01 Al
Hidayah Kendal.
b. Menentukan taraf kemaknaan α, yaitu α = 5%.
c. Menghitung jumlah kuadrat regresi (Jkreg) dan residu (Jkres)
4567/ � ( )∑∑
2
2
x
xy � �709,889� 635,639 � 792,812
45678 � #% –�∑ $%� ∑$ � 2158,89 ��709,889� 635,639 � 1366,08
d. Menghitung derajat kebebasan regresi (dbreg) dan residu (dbres)
dbreg = 1
64
dbres = N – 2
= 36 – 2 = 34
e. Menghitung rata- rata kuadrat regresi (Rkreg) dan residu (Rkres)
:567/ � 4567/�;67/ �792,8121 � 792,812
:5678 � 45678:5678 �1366,0834 � 40,179
f. Menghitung harga F regresi
<67/ �:567/:5678 �792,81240,179 � 19,732
Setelah F atau Freg diperoleh, kemudian dikonsultasikan dengan F tabel
pada taraf signifikan 1% maupun 5%. Hipotesis diterima jika Freg hitung > F
tabel, baik pada taraf 1% maupun 5%. Untuk mengetahui lebih lanjut dapat
dilihat dalam tabel 4.6 berikut.
Tabel 4.6. Ringkasan Hasil Analisis Regresi
Sumber
variansi
dk/db
Jk
Rk
Freg
Ftabel
Kriteria 5% 1%
Regresi 1 792,812 792,812 19,732 4,13 7,39 Signifikan
Residu 34 1366,08 40,179
Berdasarkan tabel di atas, harga Freg = 19,732 lebih besar dari Ftabel
pada taraf signifikansi 5% = 4,11 maupun pada taraf signifikansi 1% = 7,39.
Sehingga hipotesis yang diajukan yaitu ada pengaruh respon siswa pada
penerapan metode pembelajaran berbasis masalah dengan model PQ4R
terhadap hasil belajar Siswa Kelas X materi pokok Stoikiometri di SMA NU
01 Al Hidayah Kendal adalah diterima secara signifikan.
65
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan identifikasi sebelum dilakukan penelitian diketahui bahwa
siswa kelas X SMA NU Al hidayah Kenada dalam proses pembelajaran
cenderung pasif. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung siswa
menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mendengarkan penjelasan guru.
Jika ini berlangsung secara terus menerus maka siswa akan lebih cepat bosan dan
beranggapan bahwa belajar merupakan sesuatu yang tidak menyenangkan.
Ketika anggapan ini telah tertanam dalam benak siswa maka kemauan untuk
mengikuti pelajaran menjadi rendah yang berakibat menurunnya prestasi belajar.
Penerapan metode maupun model pembelajaran yang bervariasi akan
menumbuhkan semangat baru bagi siswa dalam mengikuti pelajaran. Pada
penelitian ini, diterapkan metode pembelajaran berbasis masalah yang dipadukan
dengan model PQ4R. Dengan pembelajaran berbasis masalah siswa akan lebih
tertarik mengikuti proses pembelajaran karena apa yang dipelajari merupakan
fenomena yang terjadi dalam kehidupan siswa. Selain itu, siswa akan lebih
mudah memahami suatu konsep materi pelajaran yang berhubungan dengan
kehidupan mereka. Pembelajaran berbasis masalah mengajarkan kepada siswa
untuk menyelesaiakan permasalahan-permasalahan baik yang mereka hadapi
sendiri atau permasalahan berupa fenomena yang terjadi di lingkungan sekitar
mereka.
Masalah- masalah pada pembelajaran berbasis masalah ini diselesaikan
dengan model pembelajaran Preview, Question, Read, Reflect, Recite, and
Review (PQ4R). Berdasarkan langkah-langkah pada model PQ4R ini siswa
mencoba mencari solusi untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Pada tahap
preview, siswa membaca sekilas sub bab bacaan sehingga mereka mengetahui
apa yang akan mereka pelajari. Pada awalnya tahap question pada model PQ4R
merupakan kegiatan menyususn pertanyaan oleh siswa. Karena penelitian ini
merupakan perpaduan antara metode pembelajaran berbasis masalah dengan
model PQ4R sehingga tahap question diisi dengan penyusunan jawaban
66
sementara dari permasalahan yang disajikan oleh guru. Pada tahap read dan
reflect, siswa merefleksikan materi yang mereka baca dengan masalah- masalah.
Siswa secara berkelompok mendiskusikan jawaban/solusi yang dianggap paling
tepat dari permasalahan yang ada. Recite, pada tahap ini siswa menuliskan
intisari dari apa yang telah mereka pelajari. Tujuannya adalah sebagai bahan
pengingat bagi siswa yang dapat dibaca sewaktu-waktu ketika mereka lupa.
Selanjutnya yaitu review merupakan kegiatan mengulang kembali materi yang
telah dipelajari.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon siswa pada
penerapan metode pembelajaran berbasis masalah dengan model PQ4R, untuk
mengetahui hasil belajar siswa kelas X pada materi pokok Stoikiometri, dan
untuk mengetahui pengaruh respon siswa dengan hasil belajar siswa.
1. Respon siswa pada penerapan metode pembelajaran berbasis masalah dengan
model PQ4R
Untuk mengetahui respon siswa terhadap metode pembelajaran
berbasis masalah dengan model PQ4R, pengambilan data dilakukan dengan
penyebaran angket/kuisioner kepada kelas penelitian sebanyak 36 responden.
Dari data angket dapat diketahui bahwa siswa lebih termotivasi dan tertarik
mengikuti kegiatan pembelajaran karena materi yang dipelajari dihubungkan
dengan kehidupan di lingkungan sekitar siswa. Selain itu siswa menjadi lebih
mudah dalam memahami materi pelajaran. Dari data nilai angket yang
diperoleh dapat diketahui sejauh mana respon siswa terhadap pembelajarn
yang telah dilakukan. Hasil analisis menunjukkan nilai tertinggi untuk respon
siswa adalah 78 dan terendah 61. Sedangkan kualitasnya dalam kategori baik
dengan rata-rata nilai 71,806.
Nlai tersebut berbeda jika dilihat pada masing- masing indikator.
Ketertarikan siswa terhadap penerapan metode pembelajaran berbasis masalah
dengan model PQ4R berada dalam kategori baik dengan rata- rata nilai 71,11.
Siswa menjadi lebih mudah memahami materi Stoikiometri yang ditunjukkan
67
dari rata- rata nilai angket yang diperoleh yaitu 72,8. Selain itu, penerapan
metode pembelajaran berbasis masalah dianggap cukup efektif pada materi
stoikiometri dengan rata-rata nilai 69. Sehingga siswa lebih berminat terhadap
pembelajaran kimia dengan rata- rata perolehan nilai angket sebesar 75.
2. Hasil belajar siswa Siswa Kelas X materi pokok Stoikiometri
Untuk memperoleh data tentang hasil belajar kimia materi pokok
Stoikiometri digunakan tes. Tes diujikan setelah pembelajaran kimia dengan
metode pembelajaran berbasis masalah dengan model PQ4R selesai diajarkan.
Dari hasil analisis data diperoleh nilai tertinggi adalah 84 dan terendah 56.
Sedangkan kualitasnya dalam kategori baik dengan rata- rata nilai 73,556.
3. Pengaruh respon siswa pada penerapan metode pembelajaran berbasis
masalah dengan model PQ4R terhadap hasil belajar Siswa Kelas X materi
pokok Stoikiometri
Untuk mengetahui pengaruh antara respon siswa, sebagai prediktor
(X), dengan hasil belajar, sebagai kriterium (Y), dilakukan analisis regresi.
Berdasarkan data yang telah diperoleh pada pengujian hipotesis, untuk
mengetahui adanya hubunungan antara respon siswa dengan hasil belajar
siswa digunakan rumus Momen Tangkar Pearson dengan uji t untuk
menentukan signifikansi. Hasil uji t yang diperoleh, thitung sebesar 4,442. Pada
taraf signifikansi 5%, ttabel sebesar 2.021 dan pada taraf signifikansi 1%, ttabel
sebesar 2.704. Harga thitung lebih besar dari ttabel sehingga dikatakan ada
hubungan yang signifikan antara respon siswa dengan hasil belajar siswa.
Artinya, antara respon siswa pada penerapan metode pembelajaran berbasis
masalah dengan model PQ4R, dengan hasil belajar siswa materi pokok
Stoikiometri memberikan kontribusi yang signifikan dalam pembelajaran.
Pelaksanaan metode pembelajaran berbasis masalah dengan model PQ4R
yang tepat dapat memberikan dampak yang baik terhadap proses belajar
peserta didik. Peserta didik menjadi lebih aktif dan siap untuk mempelajari
68
materi yang akan disampaikan. Hal tersebut juga ditunjukan dengan
persamaan garis linier regresinya yaitu 1 � 1,117� � 6,638.
Sementara itu dari hasil analisis varians regresi diperoleh nilai Freg
sebesar 19,732. Kemudian nilai tersebut dikonsultasikan dengan Ftabel, pada
taraf signifikan 5% diperoleh nilai sebesar 4,11 dan taraf signifikan 1%
sebesar 7,39. Karena harga Freg lebih besar dari Ftabel , maka persamaan garis
regresi tersebut menunjukkan signifikan. Hal ini berarti hipotesis nihil (H0)
yang menyatakan “tidak ada pengaruh respon siswa pada penerapan metode
pembelajaran berbasis masalah dengan model PQ4R terhadap hasil belajar
Siswa Kelas X materi pokok Stoikiometri di SMA NU 01 Al Hidayah
Kendal” ditolak. Sedangkan hipotesis kerja (H1) yang menyatakan “ada
pengaruh respon siswa pada penerapan metode pembelajaran berbasis masalah
dengan model PQ4R terhadap hasil belajar Siswa Kelas X materi pokok
Stoikiometri di SMA NU 01 Al Hidayah Kendal” diterima secara signifikan.
D. Keterbatasan Penelitian
Meskipun penelitian ini sudah dilakukan seoptimal mungkin, akan tetapi
penulis menyadari bahwa penelitian ini tidak terlepas adanya kesalahan dan
kekurangan, yang mana hal itu karena keterbatasan-keterbatasan tersebut antara
lain:
1. Keterbatasan Waktu
Penelitian yang dilakukan oleh penulis terpancang oleh waktu, karena
waktu yang digunakan sangat terbatas. Maka penulis hanya memiliki sesuai
keperluan yang berhubungan dengan penelitian saja. Walaupun waktu yang
peneliti gunakan cukup singkat akan tetapi bisa memenuhi syarat-syarat
dalam penelitian ilmiah.
69
2. Keterbatasan Materi dan Tempat Penelitian
Penelitian ini terbatas pada materi Stoikiometri kelas X semester
Ganjil di SMA NU Al Hidayah Kendal. Apabila dilakukan pada materi dan
tempat berbeda kemungkinan hasilnya tidak sama.
3. Keterbatasan Instrumen
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini bukan satu-satunya
yang mampu mengungkapkan keseluruhan aspek yang diteliti. Oleh karena
itu, instrument angket (kuorsioner) yang digunakan untuk mengungkapkan
data tentang respon siswa terhadap metode pembelajaran berbasis masalah
dengan model PQ4R tidaklah cukup, namun perlu juga dicari taraf kesukaran
butir dan juga efektifitas distraktor. Dalam penelitian ini validasi instrumen
evaluai hasil belajar hanya dilakukan validasi tahap I.
4. Keterbatasan Kemampuan
Penelitian tidak lepas dari pengetahuan, oleh karena itu peneliti
menyadari keterbatasan kemampuan khususnya pengetahuan ilmiah. Tetapi
peneliti sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menjalankan penelitian
sesuai dengan kemampuan keilmuan serta bimbingan dari dosen
pembimbing.
70
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai
“Pengaruh Respon Siswa Pada Penerapan Metode pembelajaran berbasis
masalah dengan Model PQ4R terhadap hasil belajar Siswa kelas X materi
pokok Stoikiometri di SMA NU 01 Al Hidayah Kendal, dapat ketahui bahwa
rata-rata nilai respon siswa yang diperoleh sebesar 71,805 dengan predikat
baik. Sedangkan rata-rata nilai hasil belajar kimia siswa kelas X materi pokok
Stoikiometri sebesar 73,556. Nilai ini berada pada predikat baik. Analisis ada
atau tidak ada hubungan antara variabel respon siswa (X) dengan variabel
hasil belajar (Y) diuji dengan rumus korelasi momen tangkar dari Pearson.
Harga rxy yang diperoleh adalah 0,606. Harga rxy ini diuji signifikansinya
dengan uji t. Harga t yang diperoleh adalah 4,442. Pada taraf signifikansi 5%
harga thitung = 4,036 lebih besar dari ttabel = 2,704 sehingga korelasi antara
variabel X dan Y adalah signifikan. Selanjutnya, dari hasil analisis uji
hipotesis menggunakan rumus regresi diperoleh Freg hitung sebesar = 19,732
lebih besar dari F tabel pada taraf signifikansi 5% dan 1 % yaitu 4,11 dan 7,39.
Artinya, baik pada taraf 1% maupun 5%, Freg signifikan. Sehingga hipotesis
yang diajukan yaitu “ada pengaruh respon siswa pada penerapan metode
pembelajaran berbasis masalah dengan model PQ4R terhadap hasil belajar
Siswa kelas X materi pokok Stoikiometri di SMA NU 01 Al Hidayah Kendal”
adalah diterima secara signifikan.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh respon siswa pada
penerapan metode pembelajaran berbasis masalah dengan model PQ4R
terhadap hasil belajar Siswa kelas X materi pokok Stoikiometri di SMA NU
71
01 Al- Hidayah Kendal, penulis menyampaikan saran- saran yang kiranya
dapat memberikan manfaat kepada pihak- pihak terkait sebagai berikut.
1. Bagi para pendidik, khususnya bidang studi ilmu kimia hendaknya selalu
melakukan perbaikan-perbaikan dan dapat mengembangkan berbagai
strategi dalam belajar mengajar sehingga materi pelajaran yang
disampaikan dapat diterima peserta didik secara maksimal.
2. Bagi peserta didik hendaknya selalu mengikuti pelajaran yang disampaikan
oleh guru dengan seksama dan meningkatkan motivasi belajarnya, agar
hasil belajar yang telah dirumuskan akan tercapai. Selain itu harus
mengaplikasikan hasil belajarnya dalam kehidupan sehari-hari
3. Bagi semua elemen masyarakat hendaknya ikut andil dalam mensukseskan
tujuan pendidikan yang telah dirumuskan agar terciptanya masyarakat yang
berpendidikan dan berakhlak mulia.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhamad “Model Pembelajaran PQ4R”, dalam
http://muhammadalitomacoa.blogspot.com/2009/04/model-
pembelajaran-pq4r.html, diakses 30 November 2011.
Amri, Sofan dan Iif khoiru Ahmadi, Konstruksi Pengembanngan Pembelajaran,
Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya, 2010.
Arikunto, Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara,
2006, ed. 6.
_______, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, hlm. 168-170.
Baharudin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, Jogjakarta:
Ar- Ruzz Media, 2010.
Benny, Pribani A, Model Desain Sistem Pembelajaran Jakarta: Dian Rakyat,
2009.
Bungin, M. Burhan, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Kencana, 2006,
Ed. 1. Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 2002.
Chang, Raymond, Kimia Untuk Universitas, Jakarta: Penerbit Erlangga, 2004,
Ed. 1.
Dwi Suyanti, Retno, Strategi Pembelajaran Kimia, Yogyakarta: Graha Ilmu,
2010.
Hadi, Sutrisno , Metodologi Research, Yogyakarta: Andi, 2004.
_______, Analisis Regresi, Yogyakarta: Andi Offset, 2002.
Hartono, Statistik untuk Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.
Haryati, Mimin, Model dan Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan Pendidikan,
Jakarta: Gaung Persada Press, 2007.
Mangkuatmodjo, Soegiyarto, Statistik Lanjutan, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004.
Nasution, S., Metode Research, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009.
Nazir. Moh, Metode Penelitian, Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2005.
Purba, Michael, Kimia untuk SMA Kelas X, Jakarta: Penerbit Erlangga, 2006.
Purwanto, Evaluasi hasil Belajar, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.
Purwanto, Ngalim, Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2007.
Slameto, Belajar dan Faktor- faktor yang Mempengaruhi., Jakarta: Rineka Cipta,
2010.
Sudyono, Anas , Pengantar Evaluasi pendidikan, Jakarta: PT. Raja Garfindo
Persada, 2009.
Sudjana, Nana, Dasar- dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: sinar Baru
Algensindo, 2009.
_______, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Rosdakarya, 2009.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D, Bandung: Alfabeta, 2008.
_______, Statistika untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2007.
Sumantri, Ating dan Sambas Ali Muhidin, Aplikasi Statistika dalam Penelitian,
Bandung: Pustaka Setia, 2006.
Supranto, Statistik Teori dan Aplikasi, Jakarta: Erlangga, 2001, Ed. 6.
Syamsuddin, Abin., Psikologi Kependidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2000.
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2009.
Uno, Hamzah B., Perencanaan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
Winarsunu, Tulus, Statistik dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan, Malang:
UMM Press, 2007.
Winataputra, Udin S, dkk., Teori Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: penerbit
Universitas Terbuka, 2007.
Zaini, Hisyam, dkk, Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta: Pustaka Insan
madani, 2008.
Lampiran 1
KISI- KISI SOAL UJI COBA
Satuan Pendidikan : SMA NU Al- Hidayah Kendal
Mata Pelajaran : KIMIA
Kelas/Semester : X/1
Standar Kompetensi : 2. Memahami hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya dalam perhitungan kimia (stoikiometri)
Kompetensi
Dasar
Indikator Jenjang Soal dan Penyebarannya Jumlah
C1 C2 C3 C4
Membuktikan dan
mengkomunikasi
kan berlakunya
hukum-hukum
dasar kimia
melalui percobaan
serta menerapkan
konsep mol dalam
menyelesaikan
perhitungan
kimia.
1 Menjelaskan hukum Lavoisier, hukum
Proust, dan menganalisis senyawa untuk
membuktikan berlakunya hukum
kelipatan perbandingan (hukum Dalton)
45 43 2
2 Menjelaskan hukum perbandingan volum
(hukum Gay Lussac) dan hipotesis
Avogadro.
19, 22 7, 9, 11,
17, 20, 24,
27, 28
30, 34, 42 13
3 Mengkonversikan jumlah mol dengan
jumlah partikel, massa zat, dan massa
molar.
5, 10, 18,
40
4, 8, 16,
21, 23, 47
10
4 Menentukan rumus empiris, rumus
molekul, dan kadar unsur dalam senyawa. 1, 3 2, 26, 46 31, 37 29, 35, 36 10
5 Menentukan banyak zat pereaksi atau
hasil reaksi 44 6, 13, 12,
14, 15
32, 25, 39, 33, 48, 38,
41, 49, 50
15
Lampiran 2
LEMBAR SOAL
Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA NU Al- Hidayah Kendal Pokok Bahasan : Stoikiometri
PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada kolom yang disediakan 2. Periksa dan bacalah soal dengan teliti sebelum Anda bekerja 3. Pilihlah jawaban yang anda anggap paling benar dengan cara memberi tanda
silang (X) 4. Gunakan waktu dengan efektif dan efisien 5. Periksalah pekerjaan anda sebelum diserahkan kepada guru
SOAL 1. Dari rumus kimia dibawah ini:
(i). NH3
(ii). Br2 (iii).SO2 (iv).O2
Yang menyatakan rumus molekul senyawa adalah.... a. I,ii, dan iii b. I dan iii c. Ii dan iv d. Iv saja e. I,ii, iii, dan iv
2. Senyawa berikut yang mempunyai rumus molekul dan rumus empiris yang sama adalah.... a. CH4 b. C2H2 c. C6 H12 O6 d. C3H8 e. C4H8
3. Dari senyawa berikut ini yang mengandung jumlah atom oksigen terbanyak adalah… a. AL2(SO4)3
b. Na2 SO4
c. C6H12O6 d. Ca (CH3COO)2 e. Mg SO4 7H2O
4. Jika masa atom relatif unsur X adalah a dan masa rata-rata satu atom C-12 adalah B gram,maka massa rata-rata satu atom unsur X adalah… a. a.b b. a/b
c. .
12
a b
d. 12 ab
e. 12a
b
5. Jika Ar Ca = 40; C = 12 ; H = 7 dan O = 16. Maka Mr dari Ca (CH3COO)2
adalah… a. 85 b. 99 c. 118 d. 130 e. 158
6. Persamaan reaksi yang menunjukkan reaksi antara besi (padat) dengan larutan HCl yang menghasilkan larutan besi (II) Klorida dan gas Hidrogen adalah ....
a. Pb(s) + 2HF(aq) → PB F2(aq) +H2(g)
b. Pb(s) + 2HCl(aq) → PB Cl2(aq) +H2(g)
c. Fe(s) + 2HCl(aq) → Fe Cl(aq) +H2(g)
d. Fe(s) + 2HF(aq) → FeF2(aq) +H2(g)
e. Fe(s) + 2HCl(aq) → FeCl2(aq) +H2(g 7. Gas propana (C3H8) terbakar menurut persamaan reaksi
C3H8 (g) + O2 (g) → CO2(g) + H2O(l) (belum setara) Volume oksigen (T,P) yang diperlukan untuk membakar sempurna 2 liter propana (T,P) adalah.... a. 5 liter b. 10liter c. 15 liter d. 30 liter e. 35 liter
8. Di ketahui massa atom relatif (Ar) C = 12; O = 16 ; K = 39) , maka massa 2 mol K2CO3 adalah.... a. 138 gram b. 200 gram c. 250 gram d. 276 gram e. 300 gram
9. Volume 7,5 gram gas NO pada suhu 0°C dan tekanan 1 atmosfer adalah….(Ar N=14;O=16) a. 5,6 liter b. 11,2 liter c. 22,0 liter d. 22,4 liter e. 44,0 liter
10. Jika diketahui massa atom relatif H=1; O=16; Na=23; S=32, maka massa molekul relatif Na2S2O3.5H2O adalah... a. 248 b. 158 c. 142 d. 162 e. 72
11. Volume 8,5 gram gas NH3 pada suhu 0°C dan tekanan 1 atmosfer adalah…. a. 2,8 liter b. 5,6 liter c. 11,2liter d. 17,8 lite e. 22,4 liter
12. Pada reaksi pembuatan gas amonia, persamaan reaksinya adalah: N2 (g) + 3H2 (g) → 2NH3 (g) Pernyataan yang benar tentang persamaan reaksi di atas adalah....
a. Gas amonia disebut zat pereaksi b. Angka 3 dalam gas hidrogen dinamakan indeks reaksi c. Gas nitrogen dan gas hidrogen disebut zat hasil reaksi d. 2 molekul gas amonia adalah zat hasil reaksi e. Ketiga fase dalam hasil raksi di atas sama , yaitu fase cair
13. Pada reaksi pembakaran :
a C3H8 + bO2 → cCO2 + dH2O Nilai a,b,c, dan d berturut-turut adalah.... a. 1,5,3,4 b. 1,3,4,5 c. 1,4,3,5 d. 5,4,3,1 e. 4,3,5,1
14. Diantara persamaan reaksi berikut yang sudah setara adalah ....
a. Cr2O3 + 2Al → Al2O3 + Cr b. Al + H2SO4 → Al2SO4 + 3H2 c. C2H5OH + O2 → 2CO2 + 3H2O d. Mg(OH)2 + 2HCl → MgCl2 + 2H2O
e. Cu + H2SO4 → CuSO4 + 3H2O + SO2 15. Jika sepotong besi dibiarkan di udara terbuka akan terjadi karat besi, massa karat besi adalah....
a. sama dengan massa besi mula-mula b. lebih kecil dari massa besi mula-mula c. lebih besar dari massa besi mula-mula d. setengah dari massa besi mula-mula e. dua kali massa besi mula-mula
16. jika diketahui massa kalsium hidroksida (CaOH) sebanyak 3,7 gram (Ar Ca = 40; O = 16; H = 1), maka banyaknya mol zat tersebut adalah.... a. 0,05 b. 0,10 c. 0,20 d. 0,25 e. 0,50
17. Jika diketahui massa 1 atom unsur A mempunyai massa 1,08 x 10-22 gram dan massa 1 atom C-12 adalah 1,99 x 10-23 gram, maka massa atom relatif dari unsur A adalah.... a. 5,4 b. 10,8 c. 65 d. 130 e. 150
18. Berapakah massa molekul relatif (Mr) dari senyawa Fe(NO3)3 . 9H2O, jika diketahui Ar Fe = 56; N = 14; O = 16; H = 1? a. 404 b. 368 c. 342 d. 260 e. 242
19. Massa dari 6, 02 x 1023 partikel atom oksigen adalah.... (Ar O = 16) a. 4 gram b. 8 gram c. 16 gram d. 32 gram e. 64 gram
20. Jika pada STP, volum dari 4,25 gram gas sebesar 2,8 liter, maka massa molekul relatif gas tersebut adalah... a. 26 b. 28 c. 30 d. 32
e. 34 21. Massa 0,05 mol NaOH adalah.... (Ar Na = 23; O = 16; H = 1)
a. 0,02 gram b. 0,20 gram c. 0,002 gram d. 2,00 gram e. 20,00 gram
22. Harga perbandingan antara massa 1 atom suatu unsur dengan �
�� x massa 1
atom 12C disebut.... a. Bilangan Avogadro b. Massa rumus relatif c. Satuan massa atom d. Massa molekul relatif e. Massa atom relatif
23. Diketahui massa atom relatif (Ar N = 14; C = 12; H =1), maka massa dari 0,5 mol urea, CO(NH2)2, adalah.... a. 22 gram b. 29 gram c. 30 gram d. 44 gram e. 60 gram
24. Massa atom relatif (Ar) H = 1 dan O = 16 , tetapan Avogadro = 6,02 x 1023 , jumlah molekul air yang terdapat dalam 180 gram H2O adalah.... a. 6,02 x 1022 molekul b. 6,02 x 1023 molekul c. 6,02 x 1024 molekul d. 12,04 x 1023 molekul e. 12,04 x 1024 molekul
25. Untuk menghasilkan 16 molekul NH3 banyaknya molekul N2 dan H2 yang diperlukan adalah.... a. 1 dan 3 molekul b. 4 dan 12 molekul c. 12 dan 4 molekul d. 8 dan 24 molekul e. 24 dan 8 molekul
26. Senyawa yang mengandung jumlah partikel terkecil dalam 1 gram adalah.... a. C6H12O6 ( Mr = 180 ) b. CO(NH2)2 ( Mr = 60 ) c. H2SO4 ( Mr = 98 ) d. NH3 ( Mr = 17 )
e. H2O ( Mr = 18 ) 27. Pada suhu dan tekanan tertentu , volume dari 14 gram gas nitrogen (N2)
adalah 14 liter . Pada suhu dan tekanan yang sama ,volume dari 16 gram oksigen (O2)adalah.... (Ar N = 14 ; O = 16 ) a. 7 liter b. 14 liter c. 16 liter d. 20 liter e. 32 liter
28. Jika 3 gram x terdapat partikel sebanyak 3,01 x 1022 atom , massa atom relatif unsur X adalah.... a. 9,03 b. 15 c. 30 d. 60 e. 120
29. Suatu senyawa mempunyai rumus empiris CH2O dan massa molekul relatif 60. Jika diketahui massa atom relatif H = 1, C = 12 dan O = 16 , maka rumus molekul senyawa tersebut adalah.... a. HCHO b. CH3COOH c. CH3CH2O d. C2H6O2 e. CH3CH2OH
30. Pada suhu dan tekanan tertentu, 2 gram gas X2 mempunyai volum 1 liter. Jika pada suhu dan tekanan yang sama 7,5 gram C2H6 (Mr = 30) mempunyai volum 10 liter, maka massa atom relatif X adalah.... a. 20 b. 25 c. 40 d. 60 e. 80
31. Dalam senyawa propana (C3H8) (Ar C = 12 dan H = 1), perbandingan massa atom C dan H adalah.... a. 1 : 1 b. 3 : 8 c. 2 : 9 d. 8 : 3 e. 9 : 2
32. Jika 64 g gas SO2 direaksikan dengan gas O2 menghasilkan 160 g gas SO3 , massa O2 yang direaksikan adalah....
a. 48 g b. 84 g c. 90 g d. 96 g e. 144 g
33. Aluminium larut dalam asam klorida membentuk aluminium klorida dan gas hidrogen.
2����� 6� ����� → 2�� ������ 3�����
Jika massa aluminium yang dilarutkan 5,4 gram, maka volum gas H2 yang dapat terbentuk pada keadaan standar adalah.... a. 1,12 liter b. 2,24 liter c. 3,36 liter d. 4,48 liter e. 6,72 liter
34. Pada tekanan dan temperature tertentu 2,5 liter gas metana (CH4) dibakar menurut reaksi :
CH4 (g) + 2 O2 (g) → CO2 (g) + 2 H2O (g) Volume gas karbon dioksida yang dihasilkan adalah…. a. 1,25 liter b. 2,50 liter c. 5,00 liter d. 7,50 liter e. 10,00 liter
35. Suatu senyawa terdiri dari 75% C, dan sisanya hidrogen. Jika diketahui massa atom relatif H = 1 dan C = 12, maka rumus empiris senyawa itu adalah.... a. CH b. CH2 c. CH3 d. CH4 e. C2H3
36. Kadar Fe2O3 dalam suatu bijih besi adalah 80%. Banyaknya besi yang terdapat dalam 1 ton bijih tersebut adalah.... (Ar O = 16; Fe = 56) a. 800 kg b. 560 kg c. 280 kg d. 112 kg e. 56 kg
37. Diantara senyawa berikut yang kadar nitrogennya terbesar adalah.... (Ar H = 1; N = 14; O = 16; P = 31; S = 32) a. NH3
b. CO(NH2)2 c. (NH4)2SO4 d. (NH4)3PO4 e. N2H4
38. Sebanyak 24 gram magnesium (Mg) dibakar dalam oksigen berlebihan. Terbentuk 40 gram magnesium oksida (MgO). Persamaan reaksinya sebagai berikut.
2����� ����� → ������
Massa oklsigen yang terpakai dalam reaksi itu adalah.... a. 8 gram b. 16 gram c. 24 gram d. 40 gram e. 64 gram
39. Berdasarkan soal nomor 38, perbandingan massa magnesium : oksigen dalam magnesium oksida adalah.... a. 2 : 1 b. 1 : 2 c. 3 : 2 d. 2 : 3 e. 3 : 5
40. Dalam 1 liter masing- masing gas berikut yang mengandung jumlah molekul terbanyak adalah.... a. Hidrogen (H2) b. Helium (He) c. Metana (CH4) d. Amonia (NH3) e. Sama semua
41. Gas hidrogen dapat dibuat dari reaksi antara logam magnesium dengan larutan asam sulfat encer. Untuk membuat 44,8 liter gas hidrogen (0°C, 1 atm), berapa gram magnesium yang dibutuhkan ? (Ar Mg = 24) a. 96 gram b. 48 gram c. 24 gram d. 16 gram e. 56 gram
42. Suatu unsur logam yang bervalensi tiga sebanyak 3,37 gram direaksikan dengan asam klorida sehingga reaksinya berjalan sempurna. Volume gas
hidrogen yang terjadi ternyata 4,03 liter (pada STP). Tentukan massa atom relatif logam tersebut. a. 29 b. 26 c. 27 d. 56 e. 63
43. Pada wadah tertutup, 4 gram logam kalsium dibakar dengan oksigen, menghasilkan kalsium oksida. Jika massa kalsium oksida yang dihasilkan adalah 5,6 gram, maka berapa massa oksigen yang diperlukan? a. 0,8 gram b. 1,2 gram c. 0,4 gram d. 1,6 gram e. 2,4 gram
44. Penulisan persamaan reaksi yang paling tepat bila padatan kalsium bereaksi dengan gas oksigen menghasilkan padatan kalsium oksida adalah....
a. 4K (s) + O2 (g) → 2K2O (s)
b. 2K (s) + O2 (g) → 2K2O (s)
c. 2Ca (s) + O2 (g) → 2CaO (s)
d. Ca (s) + O2 (g) → CaO (s)
e. Ca (s) + O2 (g) → CaO2 (s) 45. Pada percobaan reaksi antara tembaga dan belerang sehingga
membentuk.Tembaga (II) sulfida dan data yang diperoleh sebagai berikut.
percobaan
Massa tembaga
(g)
Massa belerang
(g)
Massa tembaga sulfida
(g) 1 2 3 4
18 28 8 8
2 3 4 5
6 9 12 12
Berdasarkan data tersebut , perbandingan massa tembaga dan belerang
sehingga membentuk senyawa tembaga (II) sulfida adalah.... a. 1 : 1 b. 1 : 2 c. 2 : 1 d. 3 : 1 e. 2 : 3
46. Dalam senyawa metana (CH4) ( ArC= 12 dan H = 1) ,perbandingan massa atom C dan H adalah....
a. 1 : 1 b. 3 : 8 c. 2 : 9 d. 8 : 3 e. 9 : 2
47. Jika 4 gram X terdapat partikel sebanyak 3,01 x 1022 atom , massa atom relatif unsur X adalah.... a. 9,03 b. 15 c. 30 d. 80 e. 120
48. Jika 100 g gas SO2 direaksikan dengan gas O2 menghasilkan 160 g gas SO3 , massa O2 yang direaksikan adalah.... a. 48 g b. 84 g c. 90 g d. 96 g e. 60 g
49. Jika diketahui perbandingan massa besi (Fe) dan belerang (S) dalam pembentukan senyawa besi (II) sulfida (FeS) adalah 7 : 4. Tentukan massa besi yang dibutuhkan untuk bereaksi dengan 8 gram belerang! a. 8 gram b. 10 gram c. 12 gram d. 14 gram e. 16 gram
50. Berdasarkan soal nomor 49, berapa massa belerang yang tersisa, jika sebanyak 21 gram Fe direaksikan dengan 15 gram S? a. 2 gram b. 3 gram c. 4 gram d. 5 gram e. 6 gram
_Selamat Mengerjakan_
Lampiran 3
KUNCI JAWABAN SOAL UJI COBA
1. B
2. A
3. A
4. E
5. E
6. E
7. B
8. D
9. A
10. A
11. C
12. D
13. A
14. D
15. B
16. A
17. C
18. A
19. C
20. E
21. D
22. E
23. E
24. D
25. D
26. A
27. B
28. D
29. B
30. C
31. E
32. D
33. E
34. B
35. D
36. B
37. E
38. B
39. C
40. E
41. A
42. C
43. D
44. E
45. A
46. C
47. C
48. E
49. D
50. B
Lampiran 4
NAMA PESERTA UJI COBA
No Kode Nama
1 UC-1 Abdul Rohman
2 UC-2 Barokah
3 UC-3 Bias Rifki Hasyim Musyawal
4 UC-4 Da'i Muhamad Abdul Wakhid
5 UC-5 Dhurotun Nafisah
6 UC-6 Dwi Mustika Sari
7 UC-7 Fatkhiyatul Ulfah
8 UC-8 Ikawati
9 UC-9 Ismawati
10 UC-10 Isnawati Defi
11 UC-11 Jihan Rofiana
12 UC-12 Kaspari
13 UC-13 Kusnul Hidayati
14 UC-14 Millathul Lathifah
15 UC-15 Mohamad Muslih
16 UC-16 Muftiatul Nafiah
17 UC-17 Mukhsin
18 UC-18 Rifqi Ma'aruf
19 UC-19 Rina Setiyaningsih
20 UC-20 Saidatul Rohmah
21 UC-21 Sintya Wulandari
22 UC-22 Sisma Swa Purnamasari
23 UC-23 Siti Astuti
24 UC-24 Siti Nur Amalia
25 UC-25 Siti Zulaekhah
26 UC-26 Tri Mulyani
27 UC-27 Ulya Nur Afidah
28 UC-28 Uswatun Khasanah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 UC-26 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0
2 UC-09 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0
3 UC-21 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1
4 UC-28 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1
5 UC-01 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0
6 UC-12 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0
7 UC-13 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0
8 UC-16 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1
9 UC-18 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0
10 UC-22 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0
11 UC-23 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1
12 UC-27 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0
13 UC-08 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1
14 UC-04 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0
15 UC-03 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0
16 UC-07 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0
17 UC-11 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0
18 UC-19 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0
19 UC-20 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
20 UC-24 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1
21 UC-15 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0
22 UC-25 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0
23 UC-14 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1
24 UC-05 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0
25 UC-02 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1
26 UC-06 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0
27 UC-10 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
28 UC-17 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0
Jumlah X 17 17 23 12 10 22 10 7 4 19 17 3 8
Mp 22,941 14,059 22,652 22,583 21,7 22,364 22 24,143 17,25 23,158 23,706 23,667 22,375
Mt 21,107 21,107 21,107 21,107 21,107 21,107 21,107 21,107 21,107 21,107 21,107 21,107 21,107
p 0,6071 0,6071 0,8214 0,4286 0,3571 0,7857 0,3571 0,25 0,1429 0,6786 0,6071 0,1071 0,2857
q 0,3929 0,3929 0,1786 0,5714 0,6429 0,2143 0,6429 0,75 0,8571 0,3214 0,3929 0,8929 0,7143
St 6,6015 6,6015 6,6015 6,6015 6,6015 6,6015 6,6015 6,6015 6,6015 6,6015 6,6015 6,6015 6,6015
rpbis 0,3454 -1,327 0,502 0,1937 0,0669 0,3645 0,1008 0,2655 -0,239 0,4514 0,4894 0,1343 0,1215
thitung 2,5498 0 4,021 1,3676 0,4648 2,7116 0,702 1,9079 -1,702 3,5045 3,888 0,939 0,8478
ttabel 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056
kriteria valid tidak valid tidak tidak valid tidak tidak tidak valid valid tidak tidak
BA 12 10 14 8 6 14 5 5 1 13 11 2 5
BB 5 7 9 4 4 8 5 2 3 6 6 1 3
JA 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
JB 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
D 0,5 0,2143 0,3571 0,2857 0,1429 0,4286 0 0,2143 -0,143 0,5 0,3571 0,0714 0,1429
Kriteria baik cukup cukup cukup jelek baik jelek cukup jelek baik cukup jelek jelek
B 17 17 23 12 10 22 10 7 4 19 17 3 8
JS 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
P 0,6071 0,6071 0,8214 0,4286 0,3571 0,7857 0,3571 0,25 0,1429 0,6786 0,6071 0,1071 0,2857
Kriteria sedang sedang mudah sedang sedang mudah sedang sukar sukar sedang sedang sukar sukar
pq 0,2385 0,2385 0,1467 0,2449 0,2296 0,1684 0,2296 0,1875 0,1224 0,2181 0,2385 0,0957 0,2041
∑pq 9,4732
S2 43,579
k 50
r11 0,7986
dipakai dibuang dipakai dibuang dibuang dipakai dibuang dibuang dibuang dipakai dipakai dibuang dibuang
1 2 3 4 5
ANALISIS BUTIR SOAL STOIKIOMETRI
No KodeNo Soal No Soal
Rel
iabil
itas
Nomor Soal
Val
idit
asD
aya
Pem
bed
aT
ingkat
Kes
ukar
an
Kriteria Soal
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1
0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0
0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0
0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1
0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0
1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1
0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0
1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0
0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1
0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0
0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0
0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1
0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0
0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0
1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0
0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0
0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0
0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0
0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0
0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0
0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0
1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1
0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0
0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0
0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0
0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0
0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0
4 8 4 17 6 7 21 20 24 4 21 9 5 20 7
23,75 24,625 28,25 23,529 21,667 22,429 22,238 20,65 22,083 27 20,905 23,556 26,4 22,9 25,286
21,107 21,107 21,107 21,107 21,107 21,107 21,107 21,107 21,107 21,107 21,107 21,107 21,107 21,107 21,107
0,1429 0,2857 0,1429 0,6071 0,2143 0,25 0,75 0,7143 0,8571 0,1429 0,75 0,3214 0,1786 0,7143 0,25
0,8571 0,7143 0,8571 0,3929 0,7857 0,75 0,25 0,2857 0,1429 0,8571 0,25 0,6786 0,8214 0,2857 0,75
6,6015 6,6015 6,6015 6,6015 6,6015 6,6015 6,6015 6,6015 6,6015 6,6015 6,6015 6,6015 6,6015 6,6015 6,6015
0,1634 0,337 0,4417 0,4562 0,0443 0,1156 0,2967 -0,109 0,3622 0,3644 -0,053 0,2553 0,3738 0,4294 0,3654
1,1478 2,4801 3,4112 3,5513 0,307 0,8061 2,1528 -0,763 2,6924 2,7113 -0,368 1,8291 2,7924 3,2943 2,7201
2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056
tidak valid valid valid tidak tidak valid tidak valid valid tidak tidak valid valid valid
2 6 3 12 4 5 12 9 14 3 11 5 3 13 5
2 2 1 5 2 2 9 11 10 1 10 4 2 7 2
14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
0 0,2857 0,1429 0,5 0,1429 0,2143 0,2143 -0,143 0,2857 0,1429 0,0714 0,0714 0,0714 0,4286 0,2143
jelek cukup jelek baik jelek cukup cukup jelek cukup jelek jelek jelek jelek baik cukup
4 8 4 17 6 7 21 20 24 4 21 9 5 20 7
28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
0,1429 0,2857 0,1429 0,6071 0,2143 0,25 0,75 0,7143 0,8571 0,1429 0,75 0,3214 0,1786 0,7143 0,25
sukar sukar sukar sedang sukar sukar mudah mudah mudah sukar mudah sedang sukar mudah sukar
0,1224 0,2041 0,1224 0,2385 0,1684 0,1875 0,1875 0,2041 0,1224 0,1224 0,1875 0,2181 0,1467 0,2041 0,1875
dibuang dipakai dibuang dipakai dibuang dibuang dipakai dibuang dipakai dibuang dibuang dibuang dibuang dipakai dipakai
6 7 8 9 10 11
No Soal No Soal
29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1
1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1
1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0
1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1
1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1
1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0
1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1
1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1
1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0
1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1
1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1
0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0
1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1
1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1
0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1
1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1
1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1
1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1
1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1
1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1
1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1
1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1
1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1
1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1
0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1
23 5 25 14 5 7 7 6 8 13 9 8 4 9 23
22,261 26,6 21,88 23,643 27,4 25,714 25 21,333 26,25 22,692 23,889 23 26,25 24 20,13
21,107 21,107 21,107 21,107 21,107 21,107 21,107 21,107 21,107 21,107 21,107 21,107 21,107 21,107 21,107
0,8214 0,1786 0,8929 0,5 0,1786 0,25 0,25 0,2143 0,2857 0,4643 0,3214 0,2857 0,1429 0,3214 0,8214
0,1786 0,8214 0,1071 0,5 0,8214 0,75 0,75 0,7857 0,7143 0,5357 0,6786 0,7143 0,8571 0,6786 0,1786
6,6015 6,6015 6,6015 6,6015 6,6015 6,6015 6,6015 6,6015 6,6015 6,6015 6,6015 6,6015 6,6015 6,6015 6,6015
0,3748 0,388 0,338 0,3841 0,4445 0,4029 0,3405 0,0179 0,4927 0,2235 0,29 0,1813 0,318 0,3016 -0,317
2,8012 2,9162 2,4879 2,8823 3,4375 3,0502 2,5087 0,124 3,9228 1,589 2,0995 1,2776 2,3242 2,1916 -2,318
2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056
valid valid valid valid valid valid valid tidak valid tidak valid tidak valid valid tidak
13 3 14 9 4 5 5 2 7 8 6 4 3 7 10
10 2 11 5 1 2 2 4 1 5 3 4 1 2 13
14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
0,2143 0,0714 0,2143 0,2857 0,2143 0,2143 0,2143 -0,143 0,4286 0,2143 0,2143 0 0,1429 0,3571 -0,214
cukup jelek cukup cukup cukup cukup cukup jelek baik cukup cukup jelek jelek cukup jelek
23 5 25 14 5 7 7 6 8 13 9 8 4 9 23
28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
0,8214 0,1786 0,8929 0,5 0,1786 0,25 0,25 0,2143 0,2857 0,4643 0,3214 0,2857 0,1429 0,3214 0,8214
mudah sukar mudah sedang sukar sukar sukar sukar sukar sedang sedang sukar sukar sedang mudah
0,1467 0,1467 0,0957 0,25 0,1467 0,1875 0,1875 0,1684 0,2041 0,2487 0,2181 0,2041 0,1224 0,2181 0,1467
dipakai dibuang dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai dibuang dipakai dibuang dipakai dibuang dibuang dipakai dibuang
12 13 14 15 16 17 18 19 20
No SoalNo Soal No Soal
44 45 46 47 48 49 50 Y Y2
0 1 1 1 1 1 1 37 1369
0 0 1 0 1 1 0 27 729
1 0 1 0 1 1 1 28 784
0 0 0 0 0 0 0 27 729
1 1 0 0 1 1 0 26 676
0 1 1 0 1 1 1 29 841
0 0 1 1 1 1 0 25 625
0 1 1 0 1 1 0 25 625
0 0 1 1 0 0 0 26 676
1 1 0 1 1 1 0 22 484
0 0 1 0 1 1 1 25 625
0 1 0 1 0 1 1 22 484
0 1 1 1 0 0 0 24 576
0 0 0 0 0 0 0 19 361
1 0 1 0 0 1 0 18 324
1 0 1 0 1 1 0 20 400
0 1 0 0 1 0 1 18 324
1 0 0 0 0 1 0 16 256
1 0 0 0 1 1 0 13 169
0 1 0 0 1 0 0 20 400
1 0 1 1 0 0 0 19 361
1 0 0 0 0 1 1 23 529
0 0 0 0 0 0 0 13 169
0 0 0 0 1 0 0 13 169
1 1 1 0 0 0 0 17 289
0 0 0 0 0 0 0 13 169
1 0 0 0 0 1 0 9 81
0 1 0 0 0 0 0 17 289
11 11 13 7 14 16 7 591 13513
19,182 23,364 24,615 25 23,429 22,813 26
21,107 21,107 21,107 21,107 21,107 21,107 21,107
0,3929 0,3929 0,4643 0,25 0,5 0,5714 0,25
0,6071 0,6071 0,5357 0,75 0,5 0,4286 0,75
6,6015 6,6015 6,6015 6,6015 6,6015 6,6015 6,6015
-0,235 0,275 0,4947 0,3405 0,3517 0,2983 0,4279
-1,672 1,9813 3,9442 2,5087 2,6026 2,1652 3,2802
2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056
tidak tidak valid valid valid valid valid
3 7 9 6 9 10 5
8 4 4 1 5 6 2
14 14 14 14 14 14 14
14 14 14 14 14 14 14
-0,357 0,2143 0,3571 0,3571 0,2857 0,2857 0,2143
jelek cukup cukup cukup cukup cukup cukup
11 11 13 7 14 16 7
28 28 28 28 28 28 28
0,3929 0,3929 0,4643 0,25 0,5 0,5714 0,25
sedang sedang sedang sukar sedang sedang sukar
0,2385 0,2385 0,2487 0,1875 0,25 0,2449 0,1875
dibuang dibuang dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai
21 22 23 24 25
No Soal
Rumus
Keterangan:
= Rata-rata skor total yang menjawab benar pada butir soal
= Rata-rata skor total
= Standart deviasi skor total
= Proporsi siswa yang menjawab benar pada setiap butir soal
= Proporsi siswa yang menjawab salah pada setiap butir soal
Kriteria
Apabila thitung > ttabel, maka butir soal valid.
dengan:
1-r2
pbis
Perhitungan
1
0
0
0
0
Jumlah
13
9
17
591
0
9
17
39017
19
23
13
13
17
169
81
289
13513
20
0
0
0
0
0
UC-06
UC-10
28 UC-17
25
26
27
0
0
1
1
400
361
529
169
169
289
20UC-24
UC-15
UC-25
UC-14
UC-05
UC-02
19
20
21
22
23
24
016913
18 UC-19 1 1625616
0UC-20
17 UC-11 1 1832418
16 UC-07 0 040020
15 UC-03 0 032418
14 UC-04 1 1936119
13 UC-08 1 2457624
12 UC-27 1 2248422
11 UC-23 1 2562525
10 UC-22 1 2248422
9 UC-18 1 2667626
8 UC-16 0 062525
7 UC-13 1 2562525
6 UC-12 1 2984129
5 UC-01 1 26676
4 UC-28 0 072927
26
3 UC-21 1 28784
2 UC-09 1 2772927
28
1 UC-26 1 371369
No KodeButir soal
no 1 (X)
Skor Total
(Y)Y
2 XY
37
q
t hitung =rpbis n-2
Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya
untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama, dan
diperoleh seperti pada tabel analisis butir soal.
Perhitungan Validitas Butir Soal
Stoikiometri
Mp
Mt
St
p
q
p
S
MM r
t
tp
pbis
-=
Berdasarkan tabel tersebut diperoleh:
= 1 p = =
2
Pada taraf signifikansi 5%, dengan dk =26, diperoleh ttabel = 2.056
Karena thitung > ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa butir item tersebut valid.
= 2,5500,303
= 0,345
=591
28,00
= 21,11
= 0,61
=28,00
17
0,61
0,39
1 0,61
th =
28,00
rpbis =22,94 21,11
480,835
6,60
0,39
St =
13513 591
= 6,60
q
28,00
p =Jumlah skor yang menjawab benar pada no 1
Banyaknya siswa
390
17
= 22,94
Mt =Jumlah skor total
Banyaknya siswa
=
Mp =Jumlah skor total yang menjawab benar pada no 1
Banyaknya siswa yang menjawab benar pada no 1
Rumus
Keterangan:
= Indeks kesukaran
= Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas
= Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah
= Banyaknya siswa pada kelompok atas
= Banyaknya siswa pada kelompok bawah
Kriteria
<
< <
< <
< <
< <
Perhitungan
Berdasarkan kriteria, maka soal no 1 mempunyai daya pembeda baik.
5
D =5
14
0,5=
12
14-
Jumlah 12 Jumlah
14 UC-04 1 28 UC-17 1
13 UC-08 1 27 UC-10 1
12 UC-27 1 26 UC-06 0
11 UC-23 1 25 UC-02 0
10 UC-22 1 24 UC-05 0
9 UC-18 1 23 UC-14 0
8 UC-16 0 22 UC-25 0
7 UC-13 1 21 UC-15 0
6 UC-12 1 20 UC-24 1
5 UC-01 1 19 UC-20 0
4 UC-28 0 18 UC-19 1
3 UC-21 1 17 UC-11 1
2 UC-09 1 16 UC-07 0
1 UC-26 1 15 UC-03 0
No. Kode Skor No. Kode Skor
0,70 DP 1,00 Sangat Baik
Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya
untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama, dan
diperoleh seperti pada tabel analisis butir soal.
Kelompok Atas Kelompok Bawah
0,20 DP 0,40 Cukup
0,40 DP 0,70 Baik
Kriteria
DP 0,00 Sangat jelek
0,00 DP 0,20 Jelek
IK
BA
BB
JA
JB
Interval DP
Perhitungan Daya Pembeda Soal
Stoikiometri
D =BA
-BB
JA JB
Rumus
Keterangan:
= Indeks kesukaran
= Jumlah siswa yang menjawab benar
= Banyaknya siswa
Kriteria
=
< <
< <
< <
=
+
= 0,61
Berdasarkan kriteria, maka soal no 1 mempunyai tingkat
kesukaran soal yang sedang
Kelompok Bawah
12 5Jumlah Jumlah
P =12 5
28
1
UC-26
UC-09
UC-21
UC-28
UC-01
1
0
0
0
0
0
1UC-10
UC-17
Skor
0
0
1
1
0
1
0UC-15
UC-25
UC-14
UC-05
UC-02
UC-0626
27
28
Kode
UC-03
UC-07
UC-11
UC-19
UC-20
UC-2420
21
22
23
24
25
1
1
1
1
1
8
Kelompok Atas
No.
15
16
17
18
19
UC-12
UC-13
0
1
1
1
3
4
5
6
7
10
11
12
13
14
UC-27
UC-08
UC-04
UC-16
UC-18
UC-22
UC-23
Sukar
Terlalu sukar
0,70 IK 1,00
0
19
No. Kode Skor
1
2
1
1
Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya
untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama, dan
diperoleh seperti pada tabel analisis butir soal.
Terlalu mudah
Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal
Stoikiometri
P =B
JS
IK 1,00
0,00 IK 0,30
0,30 IK 0,70
P
B
JS
Interval IK
IK 0,00
Kriteria
Mudah
Sedang
Rumus:
Keterangan:
= Banyaknya butir soal
= Jumlah dari pq
= Varians total
Kriteria
Berdasarkan tabel pada analisis ujicoba diperoleh:
= + +
= + +
=
2
Berdasarkan kriteria, maka koefisien reliabilitas 0,799
termasuk kriteria pengujian tinggi.
0,1467 + . . .+
Perhitungan Reliabilitas Soal
k
∑pq
S2
∑pq pq1 pq2
0,4 < r11 < 0,6 Sedang
Sangat rendah
0,2 < r11 < 0,4 Rendah
= 0,799
Stoikiometri
50 - 1
Interval
r11 =50 43,579 9,473
43,579
0,1875
9,4732
pq3
Kriteria
r11 < 0,2
=S2
0,6 < r11 < 0,8 Tinggi
0,8 < r11 < 1,0 Sangat tinggi
28
2843,579=
59113513
+ . . .+ pq45
0,2385 0,2385
÷÷
ø
ö
çç
è
æ å-÷ø
öçè
æ=
2
2
11S
pqS
1-k
k r
Lampiran 10
SILABUS
Nama Sekolah : SMA NU Al- Hidayah Kendal
Mata Pelajaran : KIMIA
Kelas/Semester : X/1
Standar Kompetensi : 2. Memahami hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya dalam perhitungan kimia (stoikiometri)
Alokasi Waktu : 12 jam (untuk UH 2 jam)
Kompetensi dasar Materi
Pembelajaran
Kegiatan
Pembelajaran Indikator Penilaian
Alokasi Waktu Sumber/
bahan/alat
2.2. Membuktikan
dan
mengkomunikasi
kan berlakunya
hukum-hukum
dasar kimia
melalui
percobaan serta
menerapkan
konsep mol
dalam
Hukum dasar
kimia
Hukum
Lavoisier
Hukum Proust
Hukum Dalton
Hukum Gay
Lussac
Hukum
Avogadro
Mendiskusikan
masalah-
masalah di
lingkungan
sekitar yang
berhubungan
dengan materi
pembelajaran.
Menarik
kesimpulkan
dari hasil
diskusi.
Menjelaskan
Hukum Lavoisier
Menjelaskan
Hukum Proust
Jenis tagihan
Tugas
individu
Tugas
kelompok
Ulangan
Bentuk
instrumen
Tes tertulis,
Laporan
tertulis
(intisari).
2 jam Sumber
Buku kimia
Bahan
Lembar kerja,
alat dan bahan
untuk percobaan.
menyelesaikan
perhitungan
kimia.
Mendiskusikan
data percobaan
untuk
membuktikan
hukum Dalton,
hukum Gay
Lussac dan
hukum
Avogadro dalam
diskusi
kelompok di
kelas.
Menghitung
volume gas
pereaksi atau
hasil reaksi
berdasarkan
hukum Gay
Menganalisis
senyawa untuk
membuktikan
berlakunya
hukum kelipatan
perbandingan
(hukum Dalton)
Menggunakan
data percobaan
untuk
membuktikan
hukum
perbandingan
volum (hukum
Gay Lussac).
Menggunakan
data percobaan
untuk
Jenis tagihan
Tugas
individu
Tugas
kelompok
Ulangan
Bentuk
instrumen
Tes tertulis
2 jam
Lussac.
Menemukan
hubungan antara
volum gas
dengan jumlah
molekulnya
yang diukur
pada suhu dan
tekanan yang
sama (hukum
Avogadro).
membuktikan
hukum hukum
Avogadro.
Perhitungan
kimia
Diskusi
informasi
konsep mol.
Menghitung
jumlah mol,
jumlah partikel,
massa dan
volum gas,
menentukan
rumus empiris,
Mengkonversikan
jumlah mol
dengan jumlah
partikel, massa,
dan volum zat.
Menentukan
rumus empiris
dan rumus
molekul
Menentukan
6 jam
rumus molekul,
air kristal, kadar
zat dalam
senyawa, dan
pereaksi
pembatas.
rumus air kristal
Menentukan
kadar zat dalam
suatu senyawa.
Menentukan
pereaksi
pembatas dalam
suatu reaksi
Menentukan
banyak zat
pereaksi atau
hasil reaksi
Semarang, November 2011
peneliti
Lulu Atinisa
NIM.073711006
Lampiran 11
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah : SMA NU 01 Al- Hidayah Kendal
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : X/ganjil
Pertemuan ke- : 1
Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran
Standar Kompetensi :2.Memahami hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya
dalam perhitungan kimia (stoikiometri)
A. Kompetensi Dasar
2.2 Membuktikan dan mengkomunikasikan berlakunya hukum-hukum dasar
kimia melalui percobaan serta menerapkan konsep mol dalam menyelesaikan
perhitungan kimia.
B. Indikator
1. Menjelaskan Hukum Lavoisier
2. Menjelaskan hukum Proust
3. Menganalisis senyawa untuk membuktikan berlakunya hukum kelipatan
perbandingan (hukum Dalton).
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat:
1. Menjelaskan Hukum Lavoisier
2. Menjelaskan hukum Proust
3. Menganalisis senyawa untuk membuktikan berlakunya hukum kelipatan
perbandingan (hukum Dalton).
D. Uraian Materi Pembelajaran
Hukum- hukum dasar kimia:
1. Hukum Lavoisier, mengemukakan bahwa pada reaksi kimia tidak terjadi
perubahan massa (hukum kekeklan massa).
2. Hukum Proust, mengemukakan bahwa unsur- unsur membentuk senyawa
dalam perbandingan tertentu (hukum perbandingan tetap).
3. Hukum Dalton menemukan hukum dasar kimia yang ketiga yang disebut
hukum kelipatan perbandingan.
E. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran berbasis masalah dengan model Preview,
Question, Read, Reflect, Recite, and Review (PQ4R).
F. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Kegiatan awal (Apersepsi), (10 menit)
a. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan melakukan
presensi
b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
c. Guru mengaitkan pelajaran yang akan dipeajari dengan pengetahuan
awal siswa
d. Guru memberikan motivasi terkait dengan hukum dasar kimia, yaitu
menginformasikan kepada siswa bahwa membakar sampah
merupakan kegiatan yang berpotensi menambah pemanasan global.
2. Kegiatan inti (75 menit)
a. Guru memberikan bahan ajar kepada siswa dan mempresentasikan
sedikit gambaran umum mengenai hukum- hukum dasar kimia. (10
menit)
b. Guru membagi siswa menjadi berkelompok, masing- masing
kelompok terdiri dari 4 atau 5 orang. (5 menit)
c. Guru menerapkan metode pembelajaran berbasis masalah dengan
model PQ4R dengan tahapan sebagai berikut. (60 menit)
1) Preview, siswa membaca selintas dengan cepat materi hukum dasar
kimia untuk menemukan ide pokok/ tujuan pembelajaran yang
hendak dicapai, meliputi hukum kekekalan massa, hukum
perbandingan tetap, dan hukum kelipatan berganda. . (5 menit)
2) Question, guru memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai
permasalahan yang terjadi dalam kehidupan sehari- hari, yaitu:
a) Apakah pembakaran kertas disertai pengurangan massa?
b) Apakah perbandingan unsur- unsur dalam suatu senyawa selalu
tetap?
c) Jika terdapat pasangan unsur yang dapat membentujk dua
macam senyawa, apakah perbandingan massa unsur senyawa
kedua merupakan kelipatan massa unsur senyawa pertama?. (10
menit)
3) Read, siswa membaca materi pelajaran secara aktif, yaitu
memberikan tanggapan terhadap apa yang telah dibaca berusaha
menjawab permasalahan yang diberikan oleh guru. (15 menit)
4) Reflect, siswa bersama kelompoknya mencoba memecahkan
masalah dari informasi yang diberikan oleh guru dengan
pengetahuan yang telah diketahui melalui bahan bacaan. (15 menit)
5) Recite, tiap- tiap kelompok membuat intisari dari pertanyaan-
pertanyaan dan jawaban yang telah dibuatnya. (10 menit)
6) Review, siswa dalam kelompok membaca kembali intisari yang
telah dibuatnya dan membaca kembali materi pada bahan bacaan
jika masih belum yakin dengan jawaban yang telah dibuatnya.(5
menit)
d. Kegiatan penutup (5 menit)
1) Guru mengevaluasi intisari yang dibuat oleh kelompok dan
memberikan jawaban/solusi yang belum ditemukan oleh siswa.
2) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari
3) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan soal-
soal pada lembar kerja siswa.
e. Alat dan Sumber Belajar
1. Buku kimia SMA kelas X
2. Lembar kerja siswa (LKS)
3. Spidol, dan white board.
f. Penilaian
1. Laporan berupa intisari yang dibuat oleh siswa secara kelompok
2. Siswa mengerjakan latihan.
g. Soal dan Jawaban
1. Massa abu hasil pembakaran kertas lebih kecil dari massa kertas yang
dibakar. Apakah hokum Lavoisier berlaku pada reaksi pembakaran?
Jelaskan jawabanmu.
2. Sampel zink sulfide dibuat menurut tiga cara yang berbeda. Dalam 3,18
gram sampel pertama terdapat 2,12 gram zink, sedangkan dalam 4,31
gram sampel kedua terdapat 1,77 gram belerang. Dalam sampel yang
ketiga 0,92 gram zink bereaksi dengan 0,46 gram belerang. Apakah data
ini memenuhi hukum perbandingan tetap?
3. Unsur A dan B membentuk dua senyawa, yaitu X dan . massa unsur A
dalam senyawa X dan Y berturut- turut adalah 46,7% dan 30,4%.
Tunjukkan bahwa hukum Dalton berlaku dalam kedua senyawa tersebut.
Jawaban:
1. Ya, sebagian besar hasil reaksi pembakaran kertas berupa gas, sehingga
massa zat yang tertinggal (abu) menjadi lebih sedikit dari massa kertas
semula.
2. Data untuk pembuatan zink sulfida
Sampel Massa zink
(Zn)
Massa belerang
(S)
Massa ZnS Zn : S
I 2,12 g 1,06 g 3,18 g 2 : 1
II 2,54 g 1,77 g 4,31 g 2 : 1
III 0,92 g 0,46 g 1,38 g 2 : 1
Perbandingan Zn dan S ternyata tetap, yaitu 2 : 1. Jadi, senyawa tersebut
memenuhi hokum perbandingan tetap.
3. Senyawa X terdiri dari 46,7 % unsur A, berarti massa B adalah 53,3 %
Senyawa Y terdiri dari 30,4 % unsure A, berarti massa B adalah 69,6 %
Massa A : B dalam senyawa X = 46,7 : 53,3 = 1 : 1,14
Massa A : B dalam senyawa Y = 30,4 : 69,6 = 1 : 2,28
Dari perbandingan massa yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa
kedua senyawa ini memenuhi hukum Dalton.
Semarang, November 2011
Guru Mata Pelajaran
Kimia
Fitri Rahmawati
NIP. -
Peneliti
Lulu Atinisa
NIM. 073711006
Mengetahui,
Kepala SMA NU 01 Al-
Hidayah Kendal
Dra. Hj. Muzayanah, M. Pd
NIP : -
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah : SMA NU 01 Al- Hidayah Kendal
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : X/ganjil
Pertemuan ke- : 2
Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran
Standar Kompetensi :2.Memahami hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya
dalam perhitungan kimia (stoikiometri)
A. Kompetensi Dasar
2.2 Membuktikan dan mengkomunikasikan berlakunya hukum-hukum dasar
kimia melalui percobaan serta menerapkan konsep mol dalam menyelesaikan
perhitungan kimia.
B. Indikator
1. Menjelaskan hukum perbandingan volum (hukum Gay Lussac)
2. Menjelaskan hipotesis Avogadro
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat:
1. Menjelaskan hukum perbandingan volum (hukum Gay Lussac)
2. Menjelaskan hipotesis Avogadro
D. Uraian Materi Pembelajaran
Pada tahun 1811, Amedeo Avogadro berhasil menjelaskan perolehan
Gay-Lussac. Menurut Avogadro, partikel unsur tidakk harus selalu berupa
atom tunggal (monoatomik), tetapi dapat berupa 2 atom (diatomik) atau lebih
(poliatomik). Avogadro menyebut partikel tersebut sebagai molekul. Terkait
dengan percobaan Gay-Lussac tentang reaksi antara gas hidrogen dan gas
oksigen memebentuk uap air, partikel gas hidrogen dan oksigen tidak berada
sebagai atom tunggal melainkan sebagai molekul. Molekul hidrogen
mengandung 2 atom H dan molekul oksigen mengandung 2 atom O. oleh
karena perbandingan volum gas sama dengan perbandingan jumlah
partikelnya, maka pada reaksi tersebut 2 molekul hidrogen akan bergabung
dengan 1 molekul oksigen membentuk 2 molekul uap air.
Gay-Lussac : 2 volum gas hidrogen + 1 volum gas oksigen →2 volum
uap air
Avogadro : 2 molekul gas hidrogen + 1 moleku gas oksigen → 2
molekul uap air
E. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran berbasis masalah dengan model Preview,
Question, Read, Reflect, Recite, and Review (PQ4R).
F. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Kegiatan awal (Apersepsi), (10 menit)
a. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan melakukan
presensi
b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
c. Guru mengaitkan pelajaran yang akan dipeajari dengan pengetahuan
awal siswa
d. Guru memberikan motivasi terkait dengan materi yang akan
dipelajari, yaitu menginformasikan bahwa bukan hanya zat cair yang
mempunyai volume, gas juga mempunyai volume .
2. Kegiatan inti (75 menit)
a. Guru memberikan bahan ajar kepada siswa dan dan menjelaskan
prosedur pembelajaran dengan metode pembelajaran berbasis masalah
dengan model PQ4R pada pokok sub materi hokum Gay Lussac dan
Hipotesis Avogadro. (10 menit)
b. Guru membagi siswa menjadi berkelompok, masing- masing
kelompok terdiri dari 4 atau 5 orang (berdasarkan kelompok pada
pertemuan sebelumnya). (5 menit)
c. Guru menerapkan metode pembelajaran berbasis masalah dengan
model PQ4R dengan tahapan sebagai berikut. (55 menit)
1) Preview, siswa membaca selintas dengan cepat materi
pembelajaran untuk menemukan ide pokok/ tujuan pembelajaran
yang hendak dicapai, meliputi hukum perbandingan volum dan
menghubungkan hipotesis Avogadro dengan perhitungan volum
gas berdasarkan volum molar gas (Vm). (5 menit)
2) Question, guru memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai
permasalahan yang terjadi dalam kehidupan sehari- hari, yaitu:
manakah yang mempunyai volum lebih besar, 1 mol gas oksigen
(O2) atau 1 mol gas karbon dioksida (CO2)? (10 menit)
3) Read, siswa membaca materi pelajaran secara aktif, yaitu
memberikan tanggapan terhadap apa yang telah dibaca berusaha
menjawab permasalahan yang diberikan oleh guru. (10 menit)
4) Reflect, siswa bersama kelompoknya mencoba memecahkan
masalah dari informasi yang diberikan oleh guru dengan
pengetahuan yang telah diketahui melalui bahan bacaan. (15 menit)
5) Recite, tiap- tiap kelompok membuat intisari dari pertanyaan-
pertanyaan dan jawaban yang telah dibuatnya. (10 menit)
6) Review, siswa dalam kelompok membaca kembali intisari yang
telah dibuatnya dan membaca kembali materi pada bahan bacaan
jika masih belum yakin dengan jawaban yang telah dibuatnya.(5
menit)
d. Kegiatan penutup (10 menit)
1) Guru mengevaluasi intisari yang dibuat oleh kelompok dan
memberikan jawaban/solusi yang belum ditemukan oleh siswa.
2) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari
3) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan soal-
soal pada lembar kerja siswa.
G. Alat dan Sumber Belajar
1. Buku kimia SMA kelas X
2. Lembar kerja siswa (LKS)
3. Spidol, dan white board.
H. Penilaian
1. Laporan berupa intisari yang dibuat oleh siswa secara kelompok
2. Siswa mengerjakan latihan
I. Soal
1. Satu liter (T,P) nitrogen tepat bereaksi dengan 2 liter (T,P) oksigen
membentuk 1 liter (T,P) gas X. Tentukan rumus molekul gas X tersebut.
2. Pada pembakaran sempurna 5 liter (T,P) gas CxHy dihabiskan 15 liter
(T,P) oksigen dan dihasilkan 10 liter (T,P) karbon dioksida.
CxHy(g) + O2(g) → CO2(g) + H2O(g) (belum setara)
Tentukan rumus molekul CxHy.
J. Jawaban
1. N2 + O2 → X
N2 + O2 → NxOy
Perbandingan volum N2 dan O2 adalah 1 liter : 2 liter = 1 : 2
Perbandingan volum gas merupakan koefisien reaki, sehingga reaksinya
menjadi:
N2 + 2O2 → NxOy
N2 + 2O2 → N2O4 atau N2 + 2O2 → 2NO2
Jadi, rumus molekul dari gas X adalah NO2.
2. CxHy(g) + O2(g) → CO2(g) + H2O(g)
Perbandingan volum volum CxHy, O2, dan CO2 adalah 5 liter : 15 liter : 10
liter = 5 : 15 :10 = 1 : 3 : 2.
CxHy(g) + 3O2(g) → 2CO2(g) + H2O(g)
C2H4(g) + 3O2(g) → 2CO2(g) + 2H2O(g)
Jadi, rumus molekul CxHy adalah C2H4.
Semarang, November 2011
Guru Mata Pelajaran Kimia Fitri Rahmawati NIP. -
Peneliti Lulu Atinisa NIM. 073711006
Mengetahui, Kepala SMA NU 01 Al-Hidayah Kendal Dra. Hj. Muzayanah, M. Pd NIP : -
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah : SMA NU 01 Al- Hidayah Kendal
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : X/ganjil
Pertemuan ke- : 3
Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran
Standar Kompetensi :2.Memahami hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya
dalam perhitungan kimia (stoikiometri)
A. Kompetensi Dasar
2.2 Membuktikan dan mengkomunikasikan berlakunya hukum-hukum dasar
kimia melalui percobaan serta menerapkan konsep mol dalam menyelesaikan
perhitungan kimia.
B. Indikator
Mengkonversikan jumlah mol dengan jumlah partikel, massa, dan volum zat.
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat
Mengkonversikan jumlah mol dengan jumlah partikel, massa zat, dan massa
molar.
D. Uraian Materi Pembelajaran
Konsep mol:
1. Pengertian mol
Satu mol suatu zat adalah sejumlah partikel yang terkandung dalam
suatu zat yang jumlahnya sama dengan banyaknya atom yang terdapat
dalam 12,00 gram C- 12. Melalui beberapa percobaab oleh amedeo
avogadro, ditetapkan bahwa jumlah partikel yang terdapat dalam 12,00
gram C- 12 adalah 6,02 x 1023 butir atom. Bilangan ini selanjutnya
disebut bilangan avogadro atau tetapan avogadro X diberi lambang L.
2. Hubungan mol dengan jumlah partikel
Satu mol zat adalah banyaknya zat tersebut yang mengandung 6 x
1023(L) butir partikel, partikel dari sini dapat berupa atom, molekul, atom
ion. Yang dinyatakan dalam rumus kimia zat itu.
Rumus: Jumlah partikel = mol x L
��� � �������� ���
�
3. Massa molar.
Tetapan Avogadro (6 x 10²³ ) adalah jumlah atom dalam 12 gram
karbon, ini disebabkan massa atom (Ar) karbon adalah 12, jadi 1 mol
karbon memiliki massa 12 gram. Massa molar adalah massa 1 mol zat
yang dinyatakan dalam gram.
E. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran berbasis masalah dengan model Preview,
Question, Read, Reflect, Recite, and Review (PQ4R).
F. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Kegiatan awal (Apersepsi), (10 menit)
a. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan melakukan
presensi
b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
c. Guru mengaitkan pelajaran yang akan dipeajari dengan pengetahuan
awal siswa
d. Guru memberikan motivasi terkait dengan materi yang akan diajarkan.
2. Kegiatan inti (75 menit)
a. Guru memberikan bahan ajar kepada siswa dan memberikan
pengantar mengenai konsep mol. (10 menit)
b. Guru menerapkan metode pembelajaran berbasis masalah dengan
model PQ4R dengan tahapan sebagai berikut. (40 menit)
1) Preview, siswa membaca selintas dengan cepat materi
pembelajaran untuk menemukan ide pokok/ tujuan pembelajaran
yang hendak dicapai, meliputi pengertian mol, standar mol,
hubungan mol dengan jumlah partikel, dan massa molar (5 menit)
2) Question, siswa membuat pertanyaan dari ide pokok materi yang
ditemukan menggunakan kata apa, mengapa, siapa, dan bagaimana.
Contohnya, bagaimana hubungan mol dengan jumlah partikel? (5
menit)
3) Read, siswa membaca materi pelajaran secara aktif, yaitu
memberikan tanggapan terhadap apa yang telah dibaca berusaha
menjawab permasalahan yang dibuatnya. (10 menit)
4) Reflect, siswa bersama kelompoknya mencoba menjawab
pertanyaan yang telah dibuat dan berlatih menyelesaikan
perhitungan tentang konsep mol. (10 menit)
5) Recite, tiap- tiap kelompok membuat intisari dari pertanyaan-
pertanyaan dan jawaban yang telah dibuatnya. (5 menit)
6) Review, siswa dalam kelompok membaca kembali intisari yang
telah dibuatnya dan membaca kembali materi pada bahan bacaan
jika masih belum yakin dengan jawaban yang telah dibuatnya.(5
menit)
c. Guru menjelaskan materi yang belum dipahami siswa. (10 menit)
d. Siswa berlatih menyelesaikan perhitungan konsep mol. (10 menit)
e. Guru dan siswa bersama- sama menyelesaikan masalah (kesulitan)
yang dihadapi siswa. (5 menit)
3. Kegiatan penutup (5 menit)
1) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari
2) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan soal-
soal pada lembar kerja siswa.
G. Alat dan Sumber Belajar
1. Buku kimia SMA kelas X
2. Lembar kerja siswa (LKS)
3. Spidol, dan white board.
H. Penilaian
Tes tertulis
I. Soal
1. Hitunglah jumlah atom dalam 3 mol metana (CH4).
2. Hitunglah jumlah mol dari 4,5 x 1023 atom Mg.
3. Berapa gram massa dari 0,5 mol Na (Ar = 23).
4. Hitunglah mol dari 180 gram urea (Mr = 60).
5. Hitunglah volum 4 gram gas CO3, jika diketahui (Ar S = 32 O = 16).
J. Jawaban
1. Jumlah molekul CH4 adalah 3 x 6 x 1023 molekul.
Karena 1 molekul CH4 tersusun dari lima butir atom, maka jumlah atom
dalam 3 mol metana adalah:
Atom = 5 x 3 x 6 x 10 atom
= 9 x 10 atom.
2. Mol Mg = 4,5 x 1023
6 x 1023
= 0,75 mol.
3. Massa Na = 0,1 x 33 gram = 2,23 gram.
4. Mol urea = 180 mol = 3 mol. 60
5. Mr SO4 = 80
Massa molar SO4 = 80 gram/mol
Jadi, 4 gram SO4 = 4 gram 80 gram / mol
Volume pada STP = 0.05 mol x 22,4 liter / mol
= 1,12 liter.
Semarang, November 2011
Guru Mata Pelajaran Kimia Fitri Rahmawati NIP. -
Peneliti Lulu Atinisa NIM. 073711006
Mengetahui, Kepala SMA NU 01 Al- Hidayah Kendal Dra. Hj. Muzayanah, M. Pd NIP : -
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah : SMA NU 01 Al- Hidayah Kendal
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : X/ganjil
Pertemuan ke- : 4
Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran
Standar Kompetensi :2.Memahami hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya
dalam perhitungan kimia (stoikiometri)
A. Kompetensi Dasar
2.2 Membuktikan dan mengkomunikasikan berlakunya hukum-hukum dasar
kimia melalui percobaan serta menerapkan konsep mol dalam menyelesaikan
perhitungan kimia.
B. Indikator
1. Menentukan rumus empiris dan rumus molekul
2. Menentukan kadar zat dalam suatu senyawa.
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat:
3. Menentukan rumus empiris dan rumus molekul
4. Menentukan kadar zat dalam suatu senyawa.
D. Uraian Materi Pembelajaran
1. Rumus empiris
Rumus empiris digunakan untuk menyatakan jenis dan perbandingan
paling sederhana dari atom-atom unsur dalam zat (unsur atau senyawa).
Rumus empiris dapat di tentukan dengan menghitung mol atom-atom unsur
penyusun zat menggunakan massa molar (mm). Perbandingan mol unsur-
unsur yang paling sederhana akan memberikan perbandingan atom-atom
unsur yang ditulis sebagai subskrip dalam rumus emprisinya.
2. Rumus molekul
Rumus molekul dapat ditentukan dari rumus empiris dan massa
molekul relatif (Mr) zat. Seperti diketahui, rumus molekul merupakan
kelipatan dari rumus emprisinya.
(Rumus Molekul) = (Rumus Empiris)n
Dengan n = bilangan bulat dan di hitung dari persamaan berikut:
Mr rumus molekul = n x (mr rumus empiris).
3. Kadar zat dalam senyawa
Komposisi zat berupa unsur dapat di tentukan dari rumus kimianya
dengan menggunakan persamaan berikut:
Kadar = %100xMr
Arx×
E. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran berbasis masalah dengan model Preview, Question,
Read, Reflect, Recite, and Review (PQ4R).
F. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Kegiatan awal (Apersepsi), (10 menit)
a. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan melakukan
presensi
b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
c. Guru mengaitkan pelajaran yang akan dipeajari dengan pengetahuan awal
siswa
d. Guru memberikan motivasi terkait dengan materi yang akan diajarkan.
2. Kegiatan inti (75 menit)
a. Guru memberikan bahan ajar kepada siswa dan memberikan pengantar
mengenai rumus empiris, rumus empiris, dan kadar zat dalam senyawa.
(10 menit)
b. Guru menerapkan metode pembelajaran berbasis masalah dengan model
PQ4R dengan tahapan sebagai berikut. (40 menit)
1) Preview, siswa membaca selintas dengan cepat materi pembelajaran
untuk menemukan ide pokok/ tujuan pembelajaran yang hendak
dicapai, meliputi rumus empiris, rumus molekul, dan kadar zat dalam
senyawa. (5 menit)
2) Question, siswa membuat pertanyaan dari ide pokok materi yang
ditemukan menggunakan kata apa, mengapa, siapa, dan bagaimana.
Contohnya, apa perbedaan rumus empiris dengan rumus molekul. (5
menit)
3) Read, siswa membaca materi pelajaran secara aktif, yaitu memberikan
tanggapan terhadap apa yang telah dibaca berusaha menjawab
permasalahan yang dibuatnya. (10 menit)
4) Reflect, siswa bersama kelompoknya mencoba menjawab pertanyaan
yang telah dibuat dan berlatih menyelesaikan perhitungan tentang
rumus empiris, rumus molekul, dan kadar zat dalam senyawa. (10
menit)
5) Recite, tiap- tiap kelompok membuat intisari dari pertanyaan-
pertanyaan dan jawaban yang telah dibuatnya. (5 menit)
6) Review, siswa dalam kelompok membaca kembali intisari yang telah
dibuatnya dan membaca kembali materi pada bahan bacaan jika masih
belum yakin dengan jawaban yang telah dibuatnya.(5 menit)
c. Guru menjelaskan materi yang belum dipahami siswa. (10 menit)
d. Siswa berlatih menyelesaikan soal- soal tentang rumus empiris, rumus
molekul, dan kadar zat dalam senyawa. (10 menit)
e. Guru dan siswa bersama- sama menyelesaikan masalah (kesulitan) yang
dihadapi siswa. (5 menit)
3. Kegiatan penutup (5 menit)
1) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari
2) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan soal- soal
pada lembar kerja siswa.
G. Alat dan Sumber Belajar
1. Buku kimia SMA kelas X
2. Lembar kerja siswa (LKS)
3. Spidol, dan white board.
H. Penilaian
Tes tertulis
I. Soal
1. Diketahui dalam 3 gram suatu senyawa terdapat 1,2 gram karbon, 0,2 gram
hydrogen, dan sisanya adalah oksigen. Tentukanlah rumus empiris senyawa
tersebut. (Ar H = 1; C = 12; dan O = 16)
2. Senyawa X mempunyai rumus empiris CH2O dan massa molekul relative
(Mr) = 60. Tentukanlah rumus molekul senyawa tersebut.
3. Berapakah kadar C dan N dalam urea, CO(NH2)2?
J. Jawaban
1. Jumlah mol C = �,��
���/�� 0,1 ��
Jumlah mol H = �,��
��/�� = 0,2 mol
Massa O = 3 – (1,2 + 0,2) gram = 1,6 gram
Jumlah mol O = �,��
���/�� = 0,1 mol.
Perbandingan mol C : H : O = 0,1 : 0,2 : 0,1 = 1 : 2 : 1
Rumus empiris senyawa tersebut adalah CH2O.
2. Rumus molekul senyawa dapat ditulis sebagai (RE)x. nilai x ditentukan
berdasarkan nilai massa molekul relatifnya.
Diketahui rumus empiris senyawa adalah CH2O.
Misalkan rumus molekul senyawa tersebut adalah (CH2O)x,
Mr (CH2O)x = 60
(12 + 2 + 16)x = 60
X = 2
Jadi, rumus molekul senyawa itu adalah (CH2O)2 atau C2H4O2.
3. Rumus:
Kadar = %100xMr
Arx×
Kadar unsure X = ����������
���������� 100%
Mr urea = 12 + 16 + 28 + 4 = 60
Kadar C = ����!
��� 100% = 20%
Kadar N = ���"
��� 100% = 46,67 %
Semarang, November 2011
Guru Mata Pelajaran Kimia Fitri Rahmawati NIP. -
Peneliti Lulu Atinisa NIM. 073711006
Mengetahui, Kepala SMA NU 01 Al- Hidayah Kendal Dra. Hj. Muzayanah, M. Pd NIP : -
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah : SMA NU 01 Al- Hidayah Kendal
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : X/ganjil
Pertemuan ke- : 5
Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran
Standar Kompetensi :2.Memahami hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya
dalam perhitungan kimia (stoikiometri)
A. Kompetensi Dasar
2.2 Membuktikan dan mengkomunikasikan berlakunya hukum-hukum dasar
kimia melalui percobaan serta menerapkan konsep mol dalam menyelesaikan
perhitungan kimia.
B. Indikator
Menentukan banyak zat pereaksi atau hasil reaksi
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat Menentukan
banyak zat pereaksi atau hasil reaksi
D. Uraian Materi Pembelajaran
1. Koefisien reaksi
1 mol setiap zat mengandung jumlah parttikel yang sama ,maka
perbandingan jumlah partikel sama dengan perbandingan jumlah mol.
Jadi,koefisien reaksi merupakan perbandingan jumlah mol zat yang terlibat
dalam reaksi
Contoh:
1N2 (g) + 3H2 (g) → 3NH3 (g)
Koefisien reaksinya menyatakan bahwa 1 molekul N2 bereaksi dengan 3
molekul H2 membentuk molekul NH3
2. Hitungan kimia sederhana
Menghitung jumlah suatu zat yang diperlukan atau dihasilkan dalam
suatu reaksi bimana jumlah salah satu zat lain dalam reaksi itu
diketahui,digolongkan sebagai hitungan kimia sederhana . Penentuan jumlah
pereaksi dan hasil reaksi yang terlibat dalam reaksi harus diperhitungkan
dalam satuan mol. Artinya, satuan-satuan yang diketahui harus diubah
kedalam bentuk mol. Metode ini disebut metode pendekatan mol.
3. Pereaksi pembatas
Dua zat, A an B dereaksikan sehingga menghasilkan zat C dan D. Jika
jumlah zat yang ditambahkan lebih banyak dari pada jumlah zat yang
bereaksi, reaktan tersisa. Jika salah satu reaktan habis bereaksi dan zat yang
lainnya tersisa setelah bereaksi, jumlah zat yang habis bereaksi menjadi acuan
untuk menghitung jumlah zat yang bereaksi. Reaktan yang habis bereaksi
disebut sebagai Pereaksi Pembatas.
E. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran berbasis masalah dengan model Preview, Question,
Read, Reflect, Recite, and Review (PQ4R).
F. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Kegiatan awal (Apersepsi), (10 menit)
a. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan melakukan
presensi
b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
c. Guru mengaitkan pelajaran yang akan dipeajari dengan pengetahuan awal
siswa
d. Guru memberikan motivasi terkait dengan materi yang akan diajarkan.
2. Kegiatan inti (75 menit)
a. Guru memberikan bahan ajar kepada siswa dan memberikan pengantar
mengenai stoikiometri reaksi. (10 menit)
b. Guru menerapkan metode pembelajaran berbasis masalah dengan model
PQ4R dengan tahapan sebagai berikut. (40 menit)
1) Preview, siswa membaca selintas dengan cepat materi pembelajaran
untuk menemukan ide pokok/ tujuan pembelajaran yang hendak dicapai,
meliputi koefisien reaksi, hitungan kimia sederhana, dan pereaksi
pembatas. (5 menit)
2) Question, siswa membuat pertanyaan dari ide pokok materi yang
ditemukan menggunakan kata apa, mengapa, siapa, dan bagaimana.
Contohnya, bagaimana menentukan pereaksi pembatas pada reaksi
kimia?. (5 menit)
3) Read, siswa membaca materi pelajaran secara aktif, yaitu memberikan
tanggapan terhadap apa yang telah dibaca berusaha menjawab
permasalahan yang dibuatnya. (10 menit)
4) Reflect, siswa bersama kelompoknya mencoba menjawab pertanyaan
yang telah dibuat dan berlatih menyelesaikan perhitungan tentang
stoikiometri reaksi. (10 menit)
5) Recite, tiap- tiap kelompok membuat intisari dari pertanyaan-
pertanyaan dan jawaban yang telah dibuatnya. (5 menit)
6) Review, siswa dalam kelompok membaca kembali intisari yang telah
dibuatnya dan membaca kembali materi pada bahan bacaan jika masih
belum yakin dengan jawaban yang telah dibuatnya.(5 menit)
c. Guru menjelaskan materi yang belum dipahami siswa. (10 menit)
d. Siswa berlatih menyelesaikan soal- soal tentang stoikiometri reaksi. (10
menit)
e. Guru dan siswa bersama- sama menyelesaikan masalah (kesulitan) yang
dihadapi siswa. (5 menit)
3. Kegiatan penutup (5 menit)
a. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari
b. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan soal- soal pada
lembar kerja siswa.
G. Alat dan Sumber Belajar
1. Buku kimia SMA kelas X
2. Lembar kerja siswa (LKS)
3. Spidol, dan white board.
H. Penilaian
Tes tertulis
I. Soal
1. Aluminium larut dalam asam sul;fat menghasilkan aluminium sulfat dan gas
hydrogen.
2����� ������ �� → �������� �� �3����
Berapa mol gas hydrogen dapat dihasilkan jika digunakan 0,5 mol
aluminium?
2. Berapa gram air (H2O) yang dihasilkan dari reaksi pembakaran 4 gram H2
dengan O2? (Ar H = 1; O = 16).
3. Metana terbakar (bereaksidengan oksigen ) menurut persamaan :
CH4(g) + 2O2(g) → CO2(g) + 2H2O(g)
Dalam suatu percobaan ,sebanyak 8 gram gas metanadibakar dengan 40 gram
oksigen. tentukan pereaksi pembatas. (Ar: H=1 C=12 O =16 )
J. Jawaban
1. Jumlah mol zat ditanya = ���������� ���� ��
���������� ������ ��� x jumlah mol zat diketahui
Jumlah mol H2 = ��������� !
"��������#$ x jumlah mol Al =
�
x 0,5 mol = 0,75 mol.
2. Penyelesaian:
Setarakan reaksinya: 2 H2 + O2 2H2O
Agar penyelesain lebih mudah gunakan alur berikut:
g H2.... ....mol H2.... ....mol H2O.... ....g H2O
H2 = mol = 2 mol
H2O = x mol H2 = x 2 mol = 2 mol
g H2O = 2 x Mr H2O = 2 x 18 = 36 g
Jadi, air yang dihasilkan sebanyak 36 gram.
3. Jumlah mol metana (CH4) = %�
&'�/)�$ = 0,5 mol
Jumlah mol oksigen (O2) = �*�
��/)�$ = 1,25 mol
Jika dibandingkan dengan koefisien reaksinya, metana dikalikan dengan
bilangan *,,
& atau 0,5, sedangkan oksigen dengan bilangan
&,,
atau 0,625.
Jadi pereaksi pembatasnya adalah metana karena pengalinya lebih kecil.
Semarang, November 2011 Guru Mata Pelajaran Kimia Fitri Rahmawati NIP. -
Peneliti Lulu Atinisa NIM. 073711006
Mengetahui, Kepala SMA NU 01 Al- Hidayah Kendal Dra. Hj. Muzayanah, M. Pd NIP : -
Lampiran 12
KISI- KISI ANGKET RESPON SISWA
Indikator Penyebaran pada Nomor Soal Jumlah Prosentase
Favourable Unfavourable
1. Ketertarikan 1, 4, 11, 17 2, 3, 12, 18 8 40%
2. Kemudahan dalam
memahami materi
Stoikiometri
5, 19
6, 20
4
20%
3. Keefektifan 7, 9 8, 10 4 20%
4. Minat siswa terhadap
pembelajaran kimia
13, 15
14, 16
4
20%
Jumlah 10 10 20 100%
Lampiran 13
ANGKET RESPON SISWA PADA PENERAPAN
METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN
MODEL PREVIEW, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, AND
REVIEW (PQ4R)
NAMA :
KELAS / NO. ABSEN :
Petunjuk pengisian
1. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sebenar-benarnya
2. Angket ini tidak berpengaruh terhadap hasil belajar saudara
3. Baca dengan seksama petunjuk dan pertanyaan-pertanyaan dibawah ini
sebelum anda mengisi
4. pilih satu kreteria yang sesuai dengan kenyataan yang anda lihat dengan cara
memberi (√) “cek” pada salah satu kreteria sekor
5. tanyakanlah jika ada kesulitan
Keterangan:
STS : sangat tidak setuju
TS : tidak setuju
N : netral
S : setuju
SS : sangat setuju
No. Pertanyaan STS TS N S SS
1. Saya sangat menyukai pembelajaran dengan
metode pembelajaran berbasis masalah
dengan model PQ4R.
2. Penerapan metode pembelajaran berbasis
masalah dengan model PQ4R pada materi
stoikiometri membosankan.
3. Penerapan metode pembelajaran berbasis
masalah dengan model PQ4R pada materi
stoikiometri tidak menarik.
4. Penerapan metode pembelajaran berbasis
masalah dengan model PQ4R pada materi
stoikiometri menarik.
5. Penerapan metode pembelajaran berbasis
masalah dengan model PQ4R membantu
saya memehami materi stoikiometri dengan
mudah.
6. Dengan penerapan metode pembelajaran
berbasis masalah dengan model PQ4R
materi stoikiometri sulit dipahami.
7. Penerapan metode pembelajaran berbasis
masalah dengan model PQ4R efektif dalam
menjelaskan materi stoikiometri.
8. Penerapan metode pembelajaran berbasis
masalah dengan model PQ4R tidak efektif
dalam menjelaskan materi stoikiometri.
9. Penerapan metode pembelajaran berbasis
masalah dengan model PQ4R berpengaruh
besar pada hasil belajar saya.
10. Penerapan metode pembelajaran berbasis
masalah dengan model PQ4R tidak
berpengaruh pada hasil belajar saya.
11. Saya tidak suka belajar kimia dengan
metode pembelajaran berbasis masalah
dengan model PQ4R.
12. Saya menjadi lebih bersemangat mengikuti
kegiatan pembelajaran kimia dengan
metode pembelajaran berbasis masalah
dengan model PQ4R
13. Saya menjadi tidak bersemangat dan
mengantuk mengikuti kegiatan
pembelajaran kimia dengan metode
pembelajaran berbasis masalah dengan
model PQ4R
14. Saya semakin malas belajar kimia dengan
penerapan metode pembelajaran berbasis
masalah dengan model PQ4R
15. Penerapan metode pembelajaran berbasis
masalah dengan model PQ4R meningkatkan
motivasi belajar saya.
16. Penerapan metode pembelajaran berbasis
masalah dengan model PQ4R menurunkan
motivasi belajar saya.
17. Saya tidak suka belajar kimia dengan
metode pembelajaran berbasis masalah
dengan model PQ4R
18. Saya suka belajar kimia dengan metode
pembelajaran berbasis masalah dengan
model PQ4R
19. Pelajaran kimia menjadi lebih mudah
setelah penerapan metode pembelajaran
berbasis masalah dengan model PQ4R
20. Pelajaran kimia menjadi lebih sulit setelah
penerapan metode pembelajaran berbasis
masalah dengan model PQ4R
Lampiran 14
KISI- KISI SOAL ULANGAN
Satuan Pendidikan : SMA NU Al- Hidayah Kendal
Mata Pelajaran : KIMIA
Kelas/Semester : X/1
Standar Kompetensi : 2. Memahami hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya dalam perhitungan kimia (stoikiometri)
Kompetensi
Dasar
Indikator Jenjang Soal dan Penyebarannya Jumlah
C1 C2 C3 C4
Membuktikan dan
mengkomunikasi
kan berlakunya
hukum-hukum
dasar kimia
melalui percobaan
serta menerapkan
konsep mol dalam
menyelesaikan
perhitungan
kimia.
1 Menjelaskan hukum Lavoisier, hukum
Proust, dan menganalisis senyawa untuk
membuktikan berlakunya hukum
kelipatan perbandingan (hukum Dalton)
45 1
2 Menjelaskan hukum perbandingan volum
(hukum Gay Lussac) dan hipotesis
Avogadro.
11, 17, 27,
28
30, 34 6
3 Mengkonversikan jumlah mol dengan
jumlah partikel, massa zat, dan massa
molar.
10, 40 4, 16, 23,
47
6
4 Menentukan rumus empiris, rumus
molekul, dan kadar zat dalam suatu
senyawa.
1, 3 26, 46 37 36 6
5 Menentukan banyak zat pereaksi atau
hasil reaksi 6 39 33, 48, 41,
50
6
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah : SMA NU 01 Al- Hidayah Kendal
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : X/ganjil
Pertemuan ke- : 5
Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran
Standar Kompetensi :2.Memahami hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya
dalam perhitungan kimia (stoikiometri)
A. Kompetensi Dasar
2.2 Membuktikan dan mengkomunikasikan berlakunya hukum-hukum dasar
kimia melalui percobaan serta menerapkan konsep mol dalam menyelesaikan
perhitungan kimia.
B. Indikator
Menentukan banyak zat pereaksi atau hasil reaksi
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat Menentukan
banyak zat pereaksi atau hasil reaksi
D. Uraian Materi Pembelajaran
1. Koefisien reaksi
1 mol setiap zat mengandung jumlah parttikel yang sama ,maka
perbandingan jumlah partikel sama dengan perbandingan jumlah mol.
Jadi,koefisien reaksi merupakan perbandingan jumlah mol zat yang terlibat
dalam reaksi
Contoh:
1N2 (g) + 3H2 (g) → 3NH3 (g)
Koefisien reaksinya menyatakan bahwa 1 molekul N2 bereaksi dengan 3
molekul H2 membentuk molekul NH3
2. Hitungan kimia sederhana
Menghitung jumlah suatu zat yang diperlukan atau dihasilkan dalam
suatu reaksi bimana jumlah salah satu zat lain dalam reaksi itu
diketahui,digolongkan sebagai hitungan kimia sederhana . Penentuan jumlah
pereaksi dan hasil reaksi yang terlibat dalam reaksi harus diperhitungkan
dalam satuan mol. Artinya, satuan-satuan yang diketahui harus diubah
kedalam bentuk mol. Metode ini disebut metode pendekatan mol.
3. Pereaksi pembatas
Dua zat, A an B dereaksikan sehingga menghasilkan zat C dan D. Jika
jumlah zat yang ditambahkan lebih banyak dari pada jumlah zat yang
bereaksi, reaktan tersisa. Jika salah satu reaktan habis bereaksi dan zat yang
lainnya tersisa setelah bereaksi, jumlah zat yang habis bereaksi menjadi acuan
untuk menghitung jumlah zat yang bereaksi. Reaktan yang habis bereaksi
disebut sebagai Pereaksi Pembatas.
E. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran berbasis masalah dengan model Preview, Question,
Read, Reflect, Recite, and Review (PQ4R).
F. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Kegiatan awal (Apersepsi), (10 menit)
a. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan melakukan
presensi
b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
c. Guru mengaitkan pelajaran yang akan dipeajari dengan pengetahuan awal
siswa
d. Guru memberikan motivasi terkait dengan materi yang akan diajarkan.
2. Kegiatan inti (75 menit)
a. Guru memberikan bahan ajar kepada siswa dan memberikan pengantar
mengenai stoikiometri reaksi. (10 menit)
b. Guru menerapkan metode pembelajaran berbasis masalah dengan model
PQ4R dengan tahapan sebagai berikut. (40 menit)
1) Preview, siswa membaca selintas dengan cepat materi pembelajaran
untuk menemukan ide pokok/ tujuan pembelajaran yang hendak dicapai,
meliputi koefisien reaksi, hitungan kimia sederhana, dan pereaksi
pembatas. (5 menit)
2) Question, siswa membuat pertanyaan dari ide pokok materi yang
ditemukan menggunakan kata apa, mengapa, siapa, dan bagaimana.
Contohnya, bagaimana menentukan pereaksi pembatas pada reaksi
kimia?. (5 menit)
3) Read, siswa membaca materi pelajaran secara aktif, yaitu memberikan
tanggapan terhadap apa yang telah dibaca berusaha menjawab
permasalahan yang dibuatnya. (10 menit)
4) Reflect, siswa bersama kelompoknya mencoba menjawab pertanyaan
yang telah dibuat dan berlatih menyelesaikan perhitungan tentang
stoikiometri reaksi. (10 menit)
5) Recite, tiap- tiap kelompok membuat intisari dari pertanyaan-
pertanyaan dan jawaban yang telah dibuatnya. (5 menit)
6) Review, siswa dalam kelompok membaca kembali intisari yang telah
dibuatnya dan membaca kembali materi pada bahan bacaan jika masih
belum yakin dengan jawaban yang telah dibuatnya.(5 menit)
c. Guru menjelaskan materi yang belum dipahami siswa. (10 menit)
d. Siswa berlatih menyelesaikan soal- soal tentang stoikiometri reaksi. (10
menit)
e. Guru dan siswa bersama- sama menyelesaikan masalah (kesulitan) yang
dihadapi siswa. (5 menit)
3. Kegiatan penutup (5 menit)
a. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari
b. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan soal- soal pada
lembar kerja siswa.
G. Alat dan Sumber Belajar
1. Buku kimia SMA kelas X
2. Lembar kerja siswa (LKS)
3. Spidol, dan white board.
H. Penilaian
Tes tertulis
I. Soal
1. Aluminium larut dalam asam sul;fat menghasilkan aluminium sulfat dan gas
hydrogen.
2����� ������ �� → �������� �� �3����
Berapa mol gas hydrogen dapat dihasilkan jika digunakan 0,5 mol
aluminium?
2. Berapa gram air (H2O) yang dihasilkan dari reaksi pembakaran 4 gram H2
dengan O2? (Ar H = 1; O = 16).
3. Metana terbakar (bereaksidengan oksigen ) menurut persamaan :
CH4(g) + 2O2(g) → CO2(g) + 2H2O(g)
Dalam suatu percobaan ,sebanyak 8 gram gas metanadibakar dengan 40 gram
oksigen. tentukan pereaksi pembatas. (Ar: H=1 C=12 O =16 )
J. Jawaban
1. Jumlah mol zat ditanya = ���������� ���� ��
���������� ������ ��� x jumlah mol zat diketahui
Jumlah mol H2 = ��������� !
"��������#$ x jumlah mol Al =
�
x 0,5 mol = 0,75 mol.
2. Penyelesaian:
Setarakan reaksinya: 2 H2 + O2 2H2O
Agar penyelesain lebih mudah gunakan alur berikut:
g H2.... ....mol H2.... ....mol H2O.... ....g H2O
H2 = mol = 2 mol
H2O = x mol H2 = x 2 mol = 2 mol
g H2O = 2 x Mr H2O = 2 x 18 = 36 g
Jadi, air yang dihasilkan sebanyak 36 gram.
3. Jumlah mol metana (CH4) = %�
&'�/)�$ = 0,5 mol
Jumlah mol oksigen (O2) = �*�
��/)�$ = 1,25 mol
Jika dibandingkan dengan koefisien reaksinya, metana dikalikan dengan
bilangan *,,
& atau 0,5, sedangkan oksigen dengan bilangan
&,,
atau 0,625.
Jadi pereaksi pembatasnya adalah metana karena pengalinya lebih kecil.
Semarang, November 2011 Guru Mata Pelajaran Kimia Fitri Rahmawati NIP. -
Peneliti Lulu Atinisa NIM. 073711006
Mengetahui, Kepala SMA NU 01 Al- Hidayah Kendal Dra. Hj. Muzayanah, M. Pd NIP : -
Lampiran 15
LEMBAR SOAL
Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA NU Al- Hidayah Kendal Pokok Bahasan : Stoikiometri
PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada kolom yang disediakan 2. Periksa dan bacalah soal dengan teliti sebelum Anda bekerja 3. Pilihlah jawaban yang anda anggap paling benar dengan cara memberi tanda
silang (X) 4. Gunakan waktu dengan efektif dan efisien 5. Periksalah pekerjaan anda sebelum diserahkan kepada guru
SOAL
1. Dari rumus kimia dibawah ini: (i). NH3
(ii). Br2 (iii).SO2 (iv).O2
Yang menyatakan rumus molekul senyawa adalah.... a. I,ii, dan iii b. I dan iii c. Ii dan iv d. Iv saja e. I,ii, iii, dan iv
2. Dari senyawa berikut ini yang mengandung jumlah atom oksigen terbanyak adalah… a. AL2(SO4)3
b. Na2 SO4
c. C6H12O6 d. Ca (CH3COO)2 e. Mg SO4 7H2O
3. Jika masa atom relatif unsur X adalah a dan masa rata-rata satu atom C-12 adalah B gram,maka massa rata-rata satu atom unsur X adalah… a. a.b b. a/b
c. .
12
a b
d. 12 ab
e. 12a
b
4. Persamaan reaksi yang menunjukkan reaksi antara besi (padat) dengan larutan HCl yang menghasilkan larutan besi (II) Klorida dan gas Hidrogen adalah ....
a. Pb(s) + 2HF(aq) → PB F2(aq) +H2(g)
b. Pb(s) + 2HCl(aq) → PB Cl2(aq) +H2(g)
c. Fe(s) + 2HCl(aq) → Fe Cl(aq) +H2(g)
d. Fe(s) + 2HF(aq) → FeF2(aq) +H2(g)
e. Fe(s) + 2HCl(aq) → FeCl2(aq) +H2(g 5. Jika diketahui massa atom relatif H=1; O=16; Na=23; S=32, maka massa
molekul relatif Na2S2O3.5H2O adalah... a. 248 b. 158 c. 142 d. 162 e. 72
6. Volume 8,5 gram gas NH3 pada suhu 0°C dan tekanan 1 atmosfer adalah…. a. 2,8 liter b. 5,6 liter c. 11,2liter d. 17,8 liter e. 22,4 liter
7. jika diketahui massa kalsium hidroksida (CaOH) sebanyak 3,7 gram (Ar Ca = 40; O = 16; H = 1), maka banyaknya mol zat tersebut adalah.... a. 0,05 b. 0,10 c. 0,20 d. 0,25 e. 0,50
8. Jika diketahui massa 1 atom unsur A mempunyai massa 1,08 x 10-22 gram dan massa 1 atom C-12 adalah 1,99 x 10-23 gram, maka massa atom relatif dari unsur A adalah.... a. 5,4 b. 10,8 c. 65 d. 130 e. 150
9. Diketahui massa atom relatif (Ar N = 14; C = 12; H =1), maka massa dari 0,5 mol urea, CO(NH2)2, adalah.... a. 22 gram
b. 29 gram c. 30 gram d. 44 gram e. 60 gram
10. Senyawa yang mengandung jumlah partikel terkecil dalam 1 gram adalah.... a. C6H12O6 ( Mr = 180 ) b. CO(NH2)2 ( Mr = 60 ) c. H2SO4 ( Mr = 98 ) d. NH3 ( Mr = 17 ) e. H2O ( Mr = 18 )
11. Pada suhu dan tekanan tertentu , volume dari 14 gram gas nitrogen (N2) adalah 14 liter . Pada suhu dan tekanan yang sama ,volume dari 16 gram oksigen (O2)adalah.... (Ar N = 14 ; O = 16 ) a. 7 liter b. 14 liter c. 16 liter d. 20 liter e. 32 liter
12. Jika 3 gram x terdapat partikel sebanyak 3,01 x 1022 atom , massa atom relatif unsur X adalah.... a. 9,03 b. 15 c. 30 d. 60 e. 120
13. Pada suhu dan tekanan tertentu, 2 gram gas X2 mempunyai volum 1 liter. Jika pada suhu dan tekanan yang sama 7,5 gram C2H6 (Mr = 30) mempunyai volum 10 liter, maka massa atom relatif X adalah.... a. 20 b. 25 c. 40 d. 60 e. 80
14. Aluminium larut dalam asam klorida membentuk aluminium klorida dan gas hidrogen.
2����� �6���� � → 2������� � �3����
Jika massa aluminium yang dilarutkan 5,4 gram, maka volum gas H2 yang dapat terbentuk pada keadaan standar adalah.... a. 1,12 liter b. 2,24 liter c. 3,36 liter
d. 4,48 liter e. 6,72 liter
15. Pada tekanan dan temperature tertentu 2,5 liter gas metana (CH4) dibakar
menurut reaksi: CH4 (g) + 2 O2 (g) → CO2 (g) + 2 H2O (g)
Volume gas karbon dioksida yang dihasilkan adalah…. a. 1,25 liter b. 2,50 liter c. 5,00 liter d. 7,50 liter e. 10,00 liter
16. Suatu senyawa terdiri dari 75% C, dan sisanya hidrogen. Jika diketahui massa atom relatif H = 1 dan C = 12, maka rumus empiris senyawa itu adalah.... a. CH b. CH2 c. CH3 d. CH4 e. C2H3
17. Diantara senyawa berikut yang kadar nitrogennya terbesar adalah.... (Ar H = 1; N = 14; O = 16; P = 31; S = 32) a. NH3 b. CO(NH2)2 c. (NH4)2SO4 d. (NH4)3PO4 e. N2H4
18. Sebanyak 24 gram magnesium (Mg) dibakar dalam oksigen berlebihan. Terbentuk 40 gram magnesium oksida (MgO). Persamaan reaksinya sebagai berikut.
2����� ������ → ������
perbandingan massa magnesium : oksigen dalam magnesium oksida adalah.... a. 2 : 1 b. 1 : 2 c. 3 : 2 d. 2 : 3 e. 3 : 5
19. Dalam 1 liter masing- masing gas berikut yang mengandung jumlah molekul terbanyak adalah.... a. Hidrogen (H2) b. Helium (He) c. Metana (CH4)
d. Amonia (NH3) e. Sama semua
20. Gas hidrogen dapat dibuat dari reaksi antara logam magnesium dengan larutan asam sulfat encer. Untuk membuat 44,8 liter gas hidrogen (0°C, 1 atm), berapa gram magnesium yang dibutuhkan ? (Ar Mg = 24) a. 96 gram b. 48 gram c. 24 gram d. 16 gram e. 56 gram
21. Pada percobaan reaksi antara tembaga dan belerang sehingga membentuk.Tembaga (II) sulfida dan data yang diperoleh sebagai berikut.
percobaan
Massa tembaga
(g)
Massa belerang
(g)
Massa tembaga sulfida
(g) 1 2 3 4
18 28 8 8
2 3 4 5
6 9 12 12
Berdasarkan data tersebut , perbandingan massa tembaga dan belerang
sehingga membentuk senyawa tembaga (II) sulfida adalah.... a. 1 : 1 b. 1 : 2 c. 2 : 1 d. 3 : 1 e. 2 : 3
22. Dalam senyawa metana (CH4) ( ArC= 12 dan H = 1) ,perbandingan massa atom C dan H adalah....
a. 1 : 1 b. 3 : 8 c. 2 : 9 d. 8 : 3 e. 9 : 2
23. Jika 4 gram X terdapat partikel sebanyak 3,01 x 1022 atom , massa atom relatif unsur X adalah....
a. 9,03 b. 15 c. 30 d. 80
e. 120 24. Jika 100 g gas SO2 direaksikan dengan gas O2 menghasilkan 160 g gas
SO3 , massa O2 yang direaksikan adalah.... a. 48 g b. 84 g c. 90 g d. 96 g e. 60 g
25. Jika diketahui perbandingan massa besi (Fe) dan belerang (S) dalam pembentukan senyawa besi (II) sulfida (FeS) adalah 7 : 4. Berapa massa belerang yang tersisa, jika sebanyak 21 gram Fe direaksikan dengan 15 gram S? a. 2 gram b. 3 gram c. 4 gram d. 5 gram e. 6 gram
_Selamat Mengerjakan_
Lampiran 16
KUNCI JAWABAN SOAL ULANGAN
1. B
2. A
3. E
4. E
5. A
6. C
7. A
8. C
9. E
10. A
11. B
12. D
13. C
14. E
15. B
16. D
17. E
18. C
19. E
20. A
21. C
22. B
23. D
24. E
25. B
Lampiran 16
Lampiran 17
No. Kode Nama Nilai Tes
1 K-1 Aditya Nidzaul Khasanah 80
2 K-2 Ahmad Sholihin 64
3 K-3 Akhmad Utomo 72
4 K-4 Anita Maya Sofa 64
5 K-5 Awalina Ana Rizky 72
6 K-6 Didik Supriyanto 72
7 K-7 Eka Yuniarti 76
8 K-8 Endah Nina S. 84
9 K-9 Farid Hidayat 80
10 K-10 Fatekur Rachman 64
11 K-11 Husaini 80
12 K-12 Leonardo David Gunawan 72
13 K-13 Lik Kusniati 80
14 K-14 Lisa Widi Silvianingrum 68
15 K-15 Masroniyah 64
16 K-16 Moh. David R. 56
17 K-17 Muhamad Khaerozi 64
18 K-18 Muhammad Alfuad 72
19 K-19 Muhammad Ali Rojab 76
20 K-20 Muhmmad Al Imron 84
21 K-21 Mukhamad Tafrihkan 80
22 K-22 Diah Ayu Astuti 80
23 K-23 Nur Akhadiati 72
24 K-24 Rina Rohmawati 60
25 K-25 Rika Septi Nugraha Heni 80
26 K-26 Robit Saputra 84
HASIL BELAJAR SISWA KELAS X
MATERI POKOK STOIKIOMETRI
27 K-27 Satrio Hermanto 70
28 K-28 Siti Alfiyah 75
29 K-29 Siti Juripah 80
30 K-30 Sri Maliyasari 75
31 K-31 Suparjo Rustam 80
32 K-32 Tri Wicaksono 84
33 K-33 Ulfatul Faizah 56
34 K-34 Unul Nur Huida 76
35 K-35 Wulan Sari 76
36 K-36 Indah Sofiana 76
Jumlah 2648
Nilai Rata- rata 73.556
Lampiran 18
PERHITUNGAN NILAI ANGKET RESPON SISWA
No. Kode Nomor Soal
Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 K-1 3 4 5 3 4 3 4 3 4 2 4 3 4 3 4 5 3 3 4 4 72
2 K-2 3 4 4 3 2 3 2 4 2 5 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 67
3 K-3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 70
4 K-4 4 4 5 4 5 3 3 3 1 2 3 3 2 3 3 5 4 3 4 4 68
5 K-5 3 4 4 3 3 4 3 2 3 4 5 4 3 4 4 4 5 4 4 3 73
6 K-6 4 4 4 2 4 3 5 4 3 2 3 5 2 5 4 3 3 3 4 3 70
7 K-7 3 4 4 3 4 5 4 4 3 4 3 2 3 4 4 4 4 4 3 4 73
8 K-8 3 2 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 5 4 4 4 3 4 4 72
9 K-9 4 3 4 4 2 1 4 3 3 3 2 4 3 4 3 5 4 4 3 4 67
10 K-10 4 4 4 3 2 3 4 3 2 4 5 2 3 3 5 4 3 4 4 2 68
11 K-11 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 5 3 3 4 4 74
12 K-12 4 3 4 4 3 5 4 5 4 4 3 4 5 4 4 4 4 3 3 4 78
13 K-13 3 4 3 3 4 4 3 5 3 4 3 5 4 3 4 4 5 4 4 3 75
14 K-14 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 5 3 5 4 4 4 3 3 4 75
15 K-15 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 5 4 3 3 5 73
16 K-16 4 4 3 1 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 63
17 K-17 3 2 3 3 4 3 3 3 3 2 3 4 4 2 1 3 4 3 4 4 61
18 K-18 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 3 3 3 5 74
19 K-19 4 5 4 4 4 4 3 4 5 3 5 3 4 3 4 3 4 3 4 4 77
20 K-20 3 2 3 4 3 3 4 4 4 4 4 2 3 5 4 4 3 4 3 4 70
21 K-21 4 3 4 4 4 1 3 4 3 4 4 3 3 4 5 3 4 3 4 4 71
22 K-22 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 2 3 5 4 4 4 4 3 4 72
23 K-23 4 4 3 4 5 3 4 4 3 2 3 4 4 5 3 5 3 3 4 4 74
24 K-24 3 4 4 3 4 4 1 3 4 1 3 2 3 3 4 2 4 3 4 3 62
25 K-25 3 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 5 4 78
26 K-26 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 5 4 5 4 3 4 3 4 4 76
27 K-27 4 4 5 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 5 3 5 5 4 3 3 75
28 K-28 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 76
29 K-29 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 72
30 K-30 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 5 4 4 4 3 4 4 75
31 K-31 3 4 2 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 3 3 4 5 74
32 K-32 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 5 4 3 3 4 75
33 K-33 3 4 4 3 4 4 3 3 2 4 3 3 3 3 4 4 4 2 3 3 66
34 K-34 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 73
35 K-35 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 5 4 4 4 3 4 4 75
36 K-36 3 2 4 3 4 4 4 4 2 4 3 3 3 5 4 3 4 4 5 3 71
Jumlah 120 134 137 126 131 124 122 135 115 125 124 126 120 145 134 141 136 121 133 136 2585
Lampiran 19
REKAPITULASI NILAI ANGKET RESPON SISWA
Indikator Jumlah Nilai Rata- rata Kriteria
1. Ketertarikan 1024 71,11 Baik
2. Kemudahan dalam
memahami materi
Stoikiometri
524
72,8
Baik
3. Keefektifan 497 69 Cukup
4. Minat siswa
terhadap
pembelajaran
kimia
540
75
Baik
Lampiran 20
TABEL KERJA UNTUK MENGHITUNG
MEAN (M) DAN ATANDAR DEVIASI (SD)
No. Kode X Y M - X (M - X)2 M - Y (M - Y)
2
1 K-1 72 80 -0,1944 0,03781 -6,4444 41,5309
2 K-2 67 64 4,80556 23,0934 9,55556 91,3086
3 K-3 70 72 1,80556 3,26003 1,55556 2,41975
4 K-4 68 64 3,80556 14,4823 9,55556 91,3086
5 K-5 73 72 -1,1944 1,4267 1,55556 2,41975
6 K-6 70 72 1,80556 3,26003 1,55556 2,41975
7 K-7 73 76 -1,1944 1,4267 -2,4444 5,97531
8 K-8 72 84 -0,1944 0,03781 -10,444 109,086
9 K-9 67 80 4,80556 23,0934 -6,4444 41,5309
10 K-10 68 64 3,80556 14,4823 9,55556 91,3086
11 K-11 74 80 -2,1944 4,81559 -6,4444 41,5309
12 K-12 78 72 -6,1944 38,3711 1,55556 2,41975
13 K-13 75 80 -3,1944 10,2045 -6,4444 41,5309
14 K-14 75 68 -3,1944 10,2045 5,55556 30,8642
15 K-15 73 64 -1,1944 1,4267 9,55556 91,3086
16 K-16 63 56 8,80556 77,5378 17,5556 308,198
17 K-17 61 64 10,8056 116,76 9,55556 91,3086
18 K-18 74 72 -2,1944 4,81559 1,55556 2,41975
19 K-19 77 76 -5,1944 26,9823 -2,4444 5,97531
20 K-20 70 84 1,80556 3,26003 -10,444 109,086
21 K-21 71 80 0,80556 0,64892 -6,4444 41,5309
22 K-22 72 80 -0,1944 0,03781 -6,4444 41,5309
23 K-23 74 72 -2,1944 4,81559 1,55556 2,41975
24 K-24 62 60 9,80556 96,1489 13,5556 183,753
25 K-25 78 80 -6,1944 38,3711 -6,4444 41,5309
26 K-26 76 84 -4,1944 17,5934 -10,444 109,086
27 K-27 75 70 -3,1944 10,2045 3,55556 12,642
28 K-28 76 75 -4,1944 17,5934 -1,4444 2,08642
29 K-29 72 80 -0,1944 0,03781 -6,4444 41,5309
30 K-30 75 75 -3,1944 10,2045 -1,4444 2,08642
31 K-31 74 80 -2,1944 4,81559 -6,4444 41,5309
32 K-32 75 84 -3,1944 10,2045 -10,444 109,086
33 K-33 66 56 5,80556 33,7045 17,5556 308,198
34 K-34 73 76 -1,1944 1,4267 -2,4444 5,97531
35 K-35 75 76 -3,1944 10,2045 -2,4444 5,97531
36 K-36 71 76 0,80556 0,64892 -2,4444 5,97531
∑ 36 2585 2648 635,639 2158,89
Mean 71,8056 73,5556
SD 4,20198 7,74397
Lampiran 21
TABEL KERJA UNTUK PENGUJIAN HIPOTESIS
DENGAN RUMUS REGRESI SEDERHANA
No. Kode X Y X2 Y
2 XY
1 K-1 72 80 5184 6400 5760
2 K-2 67 64 4489 4096 4288
3 K-3 70 72 4900 5184 5040
4 K-4 68 64 4624 4096 4352
5 K-5 73 72 5329 5184 5256
6 K-6 70 72 4900 5184 5040
7 K-7 73 76 5329 5776 5548
8 K-8 72 84 5184 7056 6048
9 K-9 67 80 4489 6400 5360
10 K-10 68 64 4624 4096 4352
11 K-11 74 80 5476 6400 5920
12 K-12 78 72 6084 5184 5616
13 K-13 75 80 5625 6400 6000
14 K-14 75 68 5625 4624 5100
15 K-15 73 64 5329 4096 4672
16 K-16 63 56 3969 3136 3528
17 K-17 61 64 3721 4096 3904
18 K-18 74 72 5476 5184 5328
19 K-19 77 76 5929 5776 5852
20 K-20 70 84 4900 7056 5880
21 K-21 71 80 5041 6400 5680
22 K-22 72 80 5184 6400 5760
23 K-23 74 72 5476 5184 5328
24 K-24 62 60 3844 3600 3720
25 K-25 78 80 6084 6400 6240
26 K-26 76 84 5776 7056 6384
27 K-27 75 70 5625 4900 5250
28 K-28 76 75 5776 5625 5700
29 K-29 72 80 5184 6400 5760
30 K-30 75 75 5625 5625 5625
31 K-31 74 80 5476 6400 5920
32 K-32 75 84 5625 7056 6300
33 K-33 66 56 4356 3136 3696
34 K-34 73 76 5329 5776 5548
35 K-35 75 76 5625 5776 5700
36 K-36 71 76 5041 5776 5396
∑
N = 36 2585 2648 186253 196934 190851
xy 709,889
y2 2158,89
x2 635,639
Analisis
Korelasi
rxy 0,606
thitung 4,44209
ttabel 2,021
Persamaan
Garis
Regresi
1,11681
71,8056
73,5556
Y = 1,117X – 6,638
Varian
Regresi
Jkreg 792,812
Jkres 1366,08
dbreg 1
dbres 34
Rkreg 792,812
Rkres 40,1787
Freg 19,7321
Ftabel 5% 4,11
1% 7,39
RIWAYAT PENDIDIKAN
Nama : Lulu Atinisa
Tempat/Tanggal Lahir : Pemalang, 22 Januari 1990
Alamat : Ds. Clekatakan Rt 09 Rw 03 Kec. Pulosari Kab.
Pemalang 52355
Pendidikan : - SD N Clekatakan 01, lulus tahun 2001
- MTs Ihsaniyah Moga Kab. Pemalang , lulus
tahun 2004
- MAN Buntet Pesantren Cirebon , lulus tahun
2007
Demikian riwayat singkat pendidikan penulis dan dibuat dengan sebenar-
benarnya.
Semarang, 9 Desember 2009
Penulis
Lulu Atinisa
NIM. 073711006