file : 073711006.pdf

167
PENGARUH RESPON SISWA PADA PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN MODEL PQ4R TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X MATERI POKOK STOIKIOMETRI DI SMA NU 01 AL HIDAYAH KENDAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Pendidikan Kimia Disusun oleh: Lulu Atinisa NIM. 073711006 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011

Upload: lamnhan

Post on 09-Dec-2016

282 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: File : 073711006.pdf

PENGARUH RESPON SISWA PADA PENERAPAN METODE

PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN MODEL PQ4R

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X MATERI POKOK

STOIKIOMETRI DI SMA NU 01 AL HIDAYAH KENDAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana

Ilmu Pendidikan Kimia

Disusun oleh:

Lulu Atinisa

NIM. 073711006

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2011

Page 2: File : 073711006.pdf

ABSTRAK

Judul : Pengaruh Respon Siswa pada Penerapan Metode Pembelajaran

Berbasis Masalah dengan Model PQ4R terhadap Hasil Belajar

Siswa Kelas X Materi Pokok Stoikiometri di SMA NU 01 AL

Hidayah Kendal

Nama : Lulu Atinisa

NIM : 073711006

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh respon siswa pada

penerapan metode pembelajaran berbasis masalah dengan model PQ4R terhadap

hasil belajar. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan metode

korelasi dengan tehnik analisis regresi. Sampel yang digunakan dalam penelitian

ini adalah seluruh siswa kelas X mengingat jumlah siswa kelas X dalam sekolah

ini kurang dari 100 siswa. Oleh karena itu, penelitian ini adalah penelitian

populasi. Pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi, angket, dan

tes. Dari nilai angket yang diperoleh dapat diketahui bahwa respon siswa pada

penerapan metode pembelajaran berbasis masalah dengan model PQ4R dalam

kategori baik. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata nilai angket sebesar 71,805.

Demikian juga dengan hasil belajar siswa berada pada kategori baik dengan rata-

rata nilai yang diperoleh sebesar 73,556.

Analisis ada atau tidak ada hubungan antara variabel respon siswa (X)

dengan variabel hasil belajar (Y) diuji dengan rumus korelasi momen tangkar dari

Pearson . Harga rxy yang diperoleh adalah 0,606. Selanjutnya harga rxy ini diuji

signifikansinya dengan uji t. Harga t yang diperoleh adalah 4,442. Pada taraf

signifikansi 5% harga thitung = 4,036 lebih besar dari ttabel = 2,704 sehingga korelasi

antara variabel X dan Y adalah signifikan.

Dari hasil perhitungan didapatkan persamaan garis regresi Y = 1,117X –

6,638. Nilai sebesar 1,117 bertanda positif, ini berarti setiap kali variabel X

(respon siswa) bertambah satu, maka rata-rata variabel Y (hasil belajar siswa)

bertambah sebesar 1,117. Nilai K sebesar ) bertanda negatif, nilai ini

menggambarkan hasil belajar yang diperoleh siswa. Akan tetapi tidak setiap nilai

K ini memiliki arti bila X = 0, karena akan menghasilkan hasil belajar yang

bernilai negatif dan pada kenyataannya hal ini tidak mungkin. Sehingga nilai K ini

akan memiliki arti jika harga X lebih dari atau sama dengan 6.

Pengujian hipotesis penelitian dianalisis menggunakan rumus regresi

diperoleh Freg hitung sebesar = 19,732. Harga ini lebih besar dari F tabel pada

taraf signifikansi 5% dan 1 % yaitu 4,11 dan 7,39. Artinya, baik pada taraf 1%

maupun 5%, Freg signifikan, sehingga H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa

ada pengaruh yang signifikan antara respon siswa pada penerapan metode

pembelajaran berbasis masalah dengan model PQ4R terhadap hasil belajar siswa

kelas X materi pokok stoikiometri.

Page 3: File : 073711006.pdf
Page 4: File : 073711006.pdf
Page 5: File : 073711006.pdf
Page 6: File : 073711006.pdf
Page 7: File : 073711006.pdf

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, puji syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Rabb

al-Izzati, Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat kepada semua

hamba-Nya.

Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw,

Nabi akhir zaman dan pembawa rahmat bagi makhluk seluruh alam.

Tidak ada kata yang pantas penulis ungkapkan kepada pihak-pihak yang

membantu proses pembuatan skripsi ini, kecuali terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada:

1. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, Drs. Sujai’i, M.Ag.

2. Dosen pembimbing, Ratih Rizqi Nirwana, S. Si., M. Pd., dan Syamsul Ma’rif,

M. Pd, yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama proses penulisan

skripsi.

3. Kepala Sekolah SMA NU Al- Hidayah Kendal, Dra. Hj. Muzayanah, M.Pd,

yang berkenan memberikan izin pada penulis untuk melakukan penelitian di

SMA NU Al- Hidayah Kendal.

4. Guru pengampu bidang studi Kimia SMA NU Al- Hidayah Kendal, Fitri

Rahmawati, S.PdI, yang memberikan banyak arahan dan informasi selama

proses penelitian.

5. Segenap dosen Fakultas Tarbiyah yang telah membekali banyak pengetahuan

kepada penulis dalam menempuh studi di Fakultas Tarbiyah.

6. Segenap pegawai Fakultas Tarbiyah, pegawai perpustakaan IAIN, pegawai

perpustakaan Fakultas Tarbiyah yang telah memberikan layanan yang baik

bagi penulis.

7. Bapak, Ibu serta saudara-saudara penulis yang tidak henti-hentinya

memberikan dorongan baik moril maupun materiil dan tidak pernah bosan

mendoakan penulis dalam menempuh studi dan mewujudkan cita-cita,

8. Teman-teman penulis yang ikut memberikan motivasi selama menempuh

studi, khususnya dalam proses penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis

sebutkan satu-persatu.

Page 8: File : 073711006.pdf

Semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dengan

balasan yang lebih dari yang mereka berikan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari

sempurna, baik dari segi materi, metodologi dan analisisnya. Oleh karena itu

kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan

skripsi ini.

Akhirnya hanya kepada Allah penulis berharap, semoga apa yang tertulis

dalam skripsi ini bisa bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi para pembaca

pada umumnya. Amin.

Semarang, Desember 2011

Penulis

Page 9: File : 073711006.pdf

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................ i

ABSTRAK .............................................................................................. ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................ iii

PENGESAHAN ....................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN .................................................................. vi

KATA PENGANTAR ............................................................................. vii

DAFTAR ISI ........................................................................................... ix

DAFTAR TABEL .................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................ 3

C. Pembatasan Masalah ........................................................... 3

D. Penegasan Istilah ................................................................. 4

E. Rumusan Masalah ............................................................... 5

F. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................ 6

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Pengertian Belajar .............................................................. 7

B. Hasil Belajar ...................................................................... 8

1. Klasifikasi Hasil Belajar ............................................... 9

a. Aspek Kognitif ...................................................... 10

b. Aspek Psikomotor .................................................. 12

c. Aspek Afektif ........................................................ 13

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ........... 13

a. Faktor Internal ....................................................... 13

b. Faktor Internal ....................................................... 17

C. Metode Pembelajaran Berbasis Masalah ............................. 18

1. Ciri- ciri Metode Pembelajaran Berbasis Masalah .......... 19

Page 10: File : 073711006.pdf

2. Keunggulan dan kelemahan metode pembelajaran

berbasis masalah ........................................................ 20

D. Model Pembelajaran Preview, Question, Read, Reflect,

Recite, and Review (PQ4R) ................................................ 16

1. Langkah- langkah dalam model PQ4R .......................... 23

2. Keunggulan dan kelemahan model pembelajaran PQ4R 26

E. Materi Kimia Stoikiometri ................................................. 27

1. Hukum- hukum dasar kimia .......................................... 27

2. Perhitungan kimia ......................................................... 28

3. Stoikiometri reaksi ........................................................ 33

F. Kajian Pustaka ................................................................... 35

G. Rumusan Hipotesis ............................................................ 36

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ................................................................... 37

B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................. 37

C. Populasi dan Sampel Penelitian ........................................... 37

D. Variabel dan Indikator Penelitian ........................................ 38

E. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 39

F. Teknis Analisis Data ........................................................... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ........................................... 51

1. Kondisi Sebelum Penelitian .......................................... 51

2. Tahap Penelitian ........................................................... 52

a. Tahap Persiapan ...................................................... 52

b. Tahap Pelaksanaan .................................................. 53

c. Tahap Evaluasi ....................................................... 54

B. Pengujian Hipotesis ............................................................. 60

1. Mencari Hubungan antara Prediktor dengan Kriterium ... 60

2. Uji signifikasi korelasi melalui uji t ................................ 61

3. Mencari persamaan garis regresi ................................... 62

4. Mencari varian regresi .................................................. 63

C. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................... 65

Page 11: File : 073711006.pdf

D. Keterbatasan Penelitian ....................................................... 68

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ............................................................................. 70

B. Saran ................................................................................... 70

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 12: File : 073711006.pdf

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Langkah- langkah pembelajaran dengan model PQ4R .......................... 24

2.2 Hubungan antara rumus molekul dan rumus empiris ............................ 29

4.1 Daftar pokok materi yang disampaikan pada tiap- tiap pertemuan ........ 52

4.2 Kriteria nilai angket untuk respon siswa ............................................... 54

4.3 Distribusi frekuensi nilai angket .......................................................... 56

4.4 Kriteria nilai ulangan materi pokok stoikiometri .................................. 57

4.5 Distribusi frekuensi nilai ulangan ......................................................... 57

4.6 Ringkasan hasil analisis regresi ........................................................... 64

Page 13: File : 073711006.pdf

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

4.1 Histogram nilai angket ......................................................................... 56

4.2 Histogram nilai ulangan ...................................................................... 59

Page 14: File : 073711006.pdf

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kisi- kisi soal uji coba

Lampiran 2 : Soal uji coba

Lampiran 3 : Kunci jawaban soal uji coba

Lampiran 4 : Daftar nama responden uji coba

Lampiran 5 : Hasil analisis uji coba soal

Lampiran 6 : Perhitungan validitas soal

Lampiran 7 : Perhitungan daya pembeda soal

Lampiran 8 : Perhitungan tingkat kesukaran soal

Lampiran 9 : Perhitungan reliabilitas soal

Lampiran 10 : Silabus

Lampiran 11 : RPP

Lampiran 12 : Kisi- kisi angket

Lampiran 13 : Angket respon

Lampiran 14 : Kisi- kisi soal tes (ulangan)

Lampiran 15 : Soal tes

Lampiran 16 : Kunci jawaban soal tes

Lampiran 17 : Hasil belajar siswa kelas X

Lampiran 18 : Perhitungan nilai angket respon siswa

Lampiran 19 : Rekapitulasi nilai angket

Lampiran 20 : Tabel kerja untuk menghitung Mean dan Standar Deviasi

Lampiran 21 : Tabel kerja untuk pengujian hipotesis dengan rumus regresi

sederhana

Lampiran 22 : Hasil analisis data dengan SPSS

Lampiran 23 : Tabel Nilai F

Lampiran 24 : Tabel Nilai t

Page 15: File : 073711006.pdf

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan sebuah program yang terdiri dari beberapa

komponen yang saling bekerja sama dalam suatu sistem untuk mencapai

tujuan tertentu. Komponen-komponen tersebut diantaranya adalah siswa,

guru, materi/kurikulum, dan lain-lain. Siswa sebagai input pendidikan

memasuki proses pembelajaran yang menimbulkan kegiatan belajar.

Berdasarkan UU Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 butir 20 tentang sisdiknas

dirumuskan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan

pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.1 Siswa yang

berperan sebagai peserta didik berinteraksi dengan pendidik, yaitu guru, yang

mengarahkannya mempelajari suatu materi dari sumber belajar.

Interaksi tersebut tidak lepas dari adanya proses pembelajaran.

Pembelajaran merupakan proses yang sengaja dirancang untuk menciptakan

terjadinya aktivitas belajar dalam diri individu. Dengan kata lain,

pembelajaran merupakan sesuatu hal yang bersifat eksternal dan sengaja

dirancang untuk mendukung terjadinya proses belajar internal dalam diri

individu.2

Pada prinsipnya, tujuan pembelajaran adalah agar peserta didik

berhasil menguasai bahan pelajaran sesuai dengan indikator yang telah

ditetapkan. Karena dalam setiap kelas terdapat peserta didik dengan

kemampuan yang berbeda-beda, maka perlu diadakan pengorganisasian

materi, sehingga semua peserta didik dapat mencapai dan menguasai materi

pelajaran sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam waktu yang telah

disediakan.

1 Udin S.Winataputra, et.al., Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: penerbit Universitas

Terbuka, 2007), hal.1.18.

2 Pribani Benny A, Model Desain Sistem Pembelajaran (Jakarta: Dian Rakyat, 2009),

hlm.10-11.

Page 16: File : 073711006.pdf

2

Fakta dilapangan menunjukan bahwa sering kali guru dan siswa

dihadapkan dengan materi yang banyak dalam waktu yang terbatas. Guru

sebagai pembimbing harus senantiasa mengarahkan siswa sehingga tujuan

pembelajaran dapat tercapai. Hal yang harus diperhatikan guru dalam

keadaan ini adalah pemilihan strategi pembelajaran yang dianggap tepat

sesuai materi yang berkaitan. Penggarapan strategi pengorganisasian

pengajaran tidak bisa dipisahkan dari karakteristik struktur bidang studi.3

Strategi pembelajaran akan memberikan hasil yang lebih baik jika didukung

dengan penerapan model dan metode pembelajaran yang lebih spesifik sesuai

materi yang diajarkan.

Salah satu materi kimia yang diajarkan pada kelas X semester ganjil

di SMA NU 01 Al Hidayah Kendal adalah materi pokok stoikiometri. Dalam

materi pokok ini siswa dituntut untuk memahami konsep-konsep kimia dan

mampu menyelesaikan perhitungan-perhitungan kimia. Pada pembelajaran ini

guru biasanya lebih aktif menjelaskan materi dan siswa hanya duduk pasif

menerima penjelasan guru. Banyaknya konsep kimia yang bersifat abstrak

yang harus diserap siswa dalam waktu relatif terbatas menjadikan ilmu kimia

merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit bagi siswa.

akibatnya siswa akan merasa bosan jika pembelajarannya bersifat monoton,

sehingga siswa tidak termotivasi untuk aktif mencari informasi sendiri. Oleh

karena itu untuk mencapai tujuan pembelajaran, tidak cukup dengan

menggunakan metode ceramah, tetapi perlu diterapkan metode ataupun

model pembelajaran yang membantu siswa untuk lebih menemukan dan

memahami konsep-konsep sulit jika mereka saling mendiskusikan dengan

temannya.

Mengingat besarnya pengaruh metode ataupun model pembelajaran

terhadap perolehan konsep dan ketrampilan siswa dalam memahami suatu

materi kimia, maka diperlukan suatu metode penyampaian materi yang

memudahkan siswa dalam memahami konsep-konsep kimia. Pada penelitian

3 Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hal. 46.

Page 17: File : 073711006.pdf

3

ini, peneliti menerapkan metode pembelajaran berbasis masalah yang

dipadukan dengan model pembelajaran Preview, Question, Read, Reflect,

Recite, and Review (PQ4R) pada materi stoikiometri.

Pada simulasinya, pembelajaran ini diawali dengan penyajian masalah

oleh guru kemudian siswa mencari solusi dari masalah tersebut berdasarkan

langkah-langkah pada model pembelajaran PQ4R. Dengan penerapan metode

pembelajaran berbasis masalah siswa diharapkan mampu menyelesaikan

masalah-masalah yang dihadapinya baik secara individu maupun bersama-

sama dengan teman sejawatnya atau dengan guru. Sedangkan dengan

penerapan model PQ4R diharapkan dapat mengaktifkan pengetahuan awal

siswa sebelum memulai memahami materi sehingga apa yang diterima oleh

siswa akan lebih mudah tersimpan dalam ingatan siswa. Oleh karena itu,

penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Respon

Siswa Pada Penerapan Metode pembelajaran berbasis masalah dengan Model

PQ4R terhadap hasil belajar Siswa kelas X materi pokok Stoikiometri di

SMA NU 01 Al Hidayah Kendal”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan

dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut.

1. Kimia merupakan mata pelajaran yang sulit bagi siswa karena banyaknya

konsep-konsep dan perhitungan-perhitungan yang rumit, khususnya pada

pokok materi stoikiometri.

2. Pada umumnya guru menyampaikan pelajaran dengan metode

konvensional (ceramah), sehingga saat pembelajaran siswa kurang aktif

karena hanya duduk, dengar, dan mencatat semua penjelasan guru.

C. Pembatasan Masalah

Penelitian ini berada dalam ruang lingkup penerapan metode

pembelajaran berbasis masalah dengan model PQ4R. Pada prakteknya,

penelitian ini dibatasi dalam beberapa lingkup sebagai berikut.

Page 18: File : 073711006.pdf

4

1. Sasaran penelitian terbatas pada peserta didik SMA NU 01 Al Hidayah

Kendal kelas X tahun ajaran 2011/2012, sebanyak 36 peserta didik.

2. Pembelajaran kimia yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Materi

Pokok stoikiometri.

3. Hasil belajar ranah kongnitif diukur dari nilai uji kompetensi.

4. Respon siswa diukur dari nilai angket yang diisi oleh siswa.

D. Penegasan Istilah

1. Respon

Respon dapat diartikan jawaban, balasan, tanggapan, atau timbal

balik. Dalam penelitian ini respon yang dimaksud adalah tanggapan siswa

setelah penerapan metode pembelajaran berbasis masalah dengan model

PQ4R pada materi stoikiometri.

2. Metode pembelaaran berbasis masalah

Aktivitas pembelajaran dengan metode pembelajaran berbasis

masalah menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi

secara ilmiah.4 Dalam hal ini masalah yang timbul dapat berasal dari

informasi guru atau berdasarkan masalah yang dihadapi siswa.

3. Preview, Question, Read, Reflect, Recite, and Review (PQ4R)

Model PQ4R merupakan model pembelajaran yang membantu

siswa mengingat apa yang mereka baca. P merupakan singkatan dari

Preview (membaca selintas dengan cepat), Q adalah Question (bertanya),

dan 4R singkatan dari Read (membaca), Reflect (refleksi), Recite (tanya

jawab sendiri), dan Review (mengulang secara menyeluruh). Melakukan

preview dan mengajukan pertanyaan sebelum membaca mengaktifkan

pengetahuan awal dan mengawali proses pembuatan hubungan antara

informasi dengan apa yang telah diketahui.5 Mempelajari judul- judul atau

4Retno dwi Suyanti, Strategi Pembelajaran Kimia, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), ed. 1.

Hal.111.

5 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: kencana Prenada

Media Group, 2009), cet.1, hal. 147.

Page 19: File : 073711006.pdf

5

topik-topik utama membantu pembaca sadar akan bahan-bahan baru,

sehingga memudahkan perpindahannya dari memori jangka pendek ke

memori jangka panjang.

4. Hasil belajar

Hasil belajar digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa

jauh seseorang menguasai bahan yang sudah dipelajari. Pada umumnya

hasil belajar dikelompokkan menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitf, ranah

psikomotor, dan ranah afektif.6 Dalam penelitian ini, hasil belajar yang

digunakan oleh peneliti adalah hasil belajar ranah kognitif, dengan tidak

mengesampingkan ranah afektif dan psikomotorik.

5. Materi stoikiometri

Stoikiometri merupakan salah satu materi pokok yang harus

dipelajari oleh siswa SMA/ MA kelas X semester ganjil. Materi ini terdiri

atas:

a. Hukum-hukum dasar kimia

b. Hukum Gay Lussac dan hipotesis Avogadro

c. Konsep mol

d. Rumus molekul, rumus empiris, dan kadar unsur dalam senyawa

e. Stoikiometri reaksi.

E. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang dan masalah yang timbul, maka penelitian

ini dapat dirumuskan: apakah ada pengaruh respon siswa pada penerapan

metode pembelajaran berbasis masalah dengan model PQ4R terhadap hasil

belajar Siswa Kelas X materi pokok Stoikiometri di SMA NU 01 Al Hidayah

Kendal?

6 Nana Sudjana, Dasar- dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: sinar Baru Algensindo,

2009), cet. 10, hal. 53..

Page 20: File : 073711006.pdf

6

F. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

respon siswa pada penerapan metode pembelajaran berbasis masalah

dengan model PQ4R terhadap hasil belajar.

2. Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak

yang bersangkutan sebagai bahan pertimbangan dan informasi tentang

alternatif pembelajaran kimia menggunakan metode pembelajaran berbasis

masalah dengan model PQ4R untuk meningkatkan hasil belajar siswa

kelas X pada materi pokok stoikiometri.

Page 21: File : 073711006.pdf

7

BAB II

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Pengertian Belajar

Belajar merupakan sebuah pengembangan pengetahuan, keterampilan

dan sikap manakala seseorang melakukan interaksi intensif dengan sumber-

sumber belajar.1 Belajar juga merupakan suatu proses aktif dan fungsi dari

situasi yang mengelilingi siswa. Individu yang melakukan proses belajar akan

menempuh suatu pengalaman belajar dan berusaha untuk mencari makna dari

pengalaman tersebut.

Menurut Hilgrad dan Bower belajar (to learn) memiliki arti: 1) to gain

knowledge, comprehension, or mastery of trough experience or study; 2) to

fix in the mind or memory, memorize; 3) to acquire trugh experience; 4) to

become in forme of to find out. Menurut definisi tersebut, belajar memiliki

pengertian memperoleh pengetahuan atau menguasai pengetahuan melalui

pengalaman, mengingat, menguasai pengalaman, dan mendapatkan informasi

atau menemukan. Dengan demikian, belajar memiliki arti dasar adanya

aktivitas atau kegiatan dan penguasaan tentang sesuatu.2

Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lungkungannya.3

Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali baik sifat maupun

jenisnya karena itu sudah tentu tidak semua perubahan dalam diri seseorang

merupakan perubahan dalam arti belajar.

1 Benny A. Priyadi, Model Desain Sistem pembelajaran, (Jakarta: PT. Dian Rakyat, 2009),

cet. 1, hal. 6.

2 Baharudin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jogjakarta: Ar- Ruzz Media, 2010), cet. 4, hal. 13

3 Slameto, Belajar dan Faktor- faktor yang Mempengaruhi., (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Ed. Rev., cet. 5, hal. 2.

Page 22: File : 073711006.pdf

8

Woolfolk (1995) juga mengatakan bahwa “learning occurs when

experience cause a reality permanent change in an individual’s knowledge or

behaviour”.4 Disengaja atau tidak. Perubahan yang terjadi melalui proses

belajar ini bisa saja ke arah yang lebih baik atau sebaliknya, ke arah yang

salah. Yang jelas, kualitas belajar seseorang ditentukan oleh pengalaman-

pengalaman yang diperilehnya saat berinteraksi dengan lingkungan

sekitarnya. Karena itu, kadang belajar menghasilkan perubahan yang

sederhana, tetapi juga kadang menghasilkan perubahan yang kompleks.

Dari sudut pandang pendidikan, belajar terjadi apabila terdapat

perubahan dalam hal kesiapan pada diri seseorang dalam hubungannya

dengan lingkungannya. Snelbecker (1974) mengatakan bahwa mmelalui

belajar seseorang akan menjadi lebih responsif dalam melakukan tindakan.5

Setelah melakukan proses belajar, biasanya seseorang akan menjadi lebih

respek dan memiliki pemahaman yang lebih baik terhadap objek, makna, dan

peristiwa yang dialami.

Dengan demikian, belajar adalah kegiatan yang dilakukan seseorang

agar memiliki kompetensi berupa keterampilan dan pengetahuan yang

diperlukan. Belajar juga dapat diartikan sebagai sebuah proses elaborasi

dalam upaya pencarian makna yang dilakukan oleh individu. Proses belajar

pada dasarnya dilakukan untuk meninngkatkan kemampuan atau kompetensi

personal.

B. Hasil Belajar

Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui

seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah dipelajari. Untuk

mengaktualisasikan hasil belajar tersebut diperlukan serangkaian pengukuran

berupa alat evaluasi.

4 Baharudin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, hal. 14

5 Benny A. Priyadi, Model Desain Sistem pembelajaran, hal. 7.

Page 23: File : 073711006.pdf

9

H. Abin Syamsuddin, dalam buku psikologi kependidikan

mendefinisikan prestasi atau hasil belajar siswa adalah:

1. daya atau kemampuan seseorang untuk berfikir dan berlatih ketika

mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu dan kegiatan pembelajaran di

sekolah;

2. prestasi belajar tersebut terutama dinilai aspek kognitifnya (transferable)

karena yang bersangkutan dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan

atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesa, dan evaluasi;

3. prestasi belajar siswa dibuktikan dan ditunjukkan melalui nilai atau angka

nilai dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap tugas siswa dan

ulangan–ulangan atau ujian yang ditempuhnya.6

Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang

membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil (product)

menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau

suatu proses yang mengakibatkan input secara fungsional.7 Sedangkan belajar

pada dasarnya adalah aktivitas yang dilakukan untuk meningkatkan

kemampuan atau kompetensi personal. Dengan demikian hasil belajar adalah

suatu perolehan dari aktivitas belajar.

1. Klasifikasi hasil belajar

Pada umumnya hasil belajar dikelompokkan menjadi tiga ranah,

yaitu ranah kognitf, ranah psikomotor, dan ranah afektif. Ketiga ranah ini

tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Setiap mata ajar selalu mengandung

ranah tersebut, namun penekanannya selalu berbeda. Mata ajar praktek

lebih menekankan ranah psikomotor, sedangkan mata ajar pemahaman

konsep lebih menekankan pada ranah kognitif. Namun kedua ranah

tersebut mengandung ranah afektif.

6Abin. Syamsuddin, Psikologi Kependidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000),

Cet, 3, hal. 160.

7 Purwanto, Evaluasi hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), cet. 2, hal. 44.

Page 24: File : 073711006.pdf

10

a. Aspek kognitif

Aspek kognitif berhubungan dengan kemampuan berpikir

termasuk di dalamnya kemampuan memahami, mengaplikasi,

menganalisis, mensintesis, dan kemampuan mengevaluasi.8 Menurut

taksonomi Bloom, kemampuan kognitif adalah kemampuan berpikir

secara hirarkis yang terdiri dari pengetahuan, pemahaman, aplikasi,

analisis, sintesis, dan evaluasi.

1) Tipe hasil belajar pengetahuan

Istilah pengetahuan dimaksudkan sebagai terjemahan dari

kata knowledge dalam taksonomi Bloom. Akan tetapi tidak

sepenuhnya tepat sebab dalam istilah tersebut termasuk pula

pengetahuan faktual disamping pengetahuan hafalan untuk diingat

seperti rumus, batasan ,definisi, istilah, pasal, dalam undang-

undang, nama-nama tokoh, nama- nama kota. Dilihat dari segi

proses belajar, istilah-istilah tersebut perlu dihafal dan diingat

sebagai dasar bagi pengetahuan atau pemahaman konsep-konsep

lainnya.9

2) Tipe hasil belajar pemahaman

Pemahaman dapat dibedakan ke dalam tiga kategori.10

a) Tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan, mulai dari

terjemahan alam arti yang sebenarnya.

b) Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran, yakni

menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan yang diketahui

berikutnya.

c) Tingkat ketiga adalah pemahaman ekstrapolasi. Dengan

ekstrapolasi diharapkan siswa mampu melihat dibalik yang

8 Mimin Haryati, Model dan Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta:

Gaung Persada Press, 2007), cet. 1, hal. 22.

9 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Rosdakarya, 2009), cet. 14, hal. 23.

10 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, hal. 24.

Page 25: File : 073711006.pdf

11

tertulis, dapat membuat ramalan tentang konsekuensi atau dapat

memperluas presepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus, ataupun

masalahnya.

3) Tipe hasil belajar aplikasi

Aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi kongkret

atau situasi khusus. Abstraksi tersebut dapat berupa ide, toeri, atau

petunjuk teknis.11

4) Tipe hasil belajar analisis

Analisis adalah usaha memilih suatu integritas menjadi

unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas hierarkinya dan atau

susunannya. Analisis merupakan kecakapan yang kompleks, yang

memanfaatkan dari ketiga tipe sebelumnya. Dengan analisis

diharapkan siswa mempunyai pemahaman yang komprehensif dan

dapat memilahkan integritas menjadi bagian-bagian yang tetap

terpadu, untuk beberapa hal memahami prosesnya, untuk hal lain

memahami cara bekerjanya, untuk hal lain lagi memahami

sistematikanya.12

5) Tipe hasil belajar sintesis

Penyatuan unsur- unsur atau bagian-bagian ke dalam bentuk

menyeluruh disebut sintesis.13 Kecakapan sintesis dapat

diklasifikasikan ke dalam beberapa tipe.14

a) Kemampuan menemukan hubungan yang unik. Artinya,

menemukan hubungan antara unit-unit tak berarti dengan

menambahkan suatu unsur tertentu, unit- unit tak berharga

menjadi sangant berharga.

11 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, hal. 25.

12 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, hal. 27.

13 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, hal. 27.

14 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, hal. 28.

Page 26: File : 073711006.pdf

12

b) Kemampuan menyusun rencana atau langkah-langkah operasi

dari suatu tugas atau problem yang diketengahkan.

c) Kemampuan mengabstraksikan sejumlah besar gejala, data, dan

hasil observasi menjadi terarah, proporsional, hipotesis, skema,

model, atau bentuk-bentuk lain.

6) Tipe hasil belajar evaluasi

Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu

yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja,

pemecahan, metode, materiil, dan lain-lain. Kecakapan evaluasi

seseorang dapat dikategorikan ke dalam enam tipe.15

a) Dapat memberikan evaluasi tentang ketepatan suatu karya atau

dokumen.

b) Dapat memberikan evaluasi satu sama lain antara asumsi,

evidensi, dan kesimpulan.

c) Dapat memahami nilai serta sudut pandang yang dipakai orang

dalam mengambil keputusan.

d) Dapat mengevaluasi suatu karya dengan memperbandingkannya

dengan karya lain yang relevan.

e) Dapat mengevaluasi suatu karya dengan menggunakan kriteria

yang telah ditetapkan.

f) Dapat memberikan evaluasi tentang suatu karya dengan sejumlah

kriteria yang eksplisisit.

b. Aspek psikomotor

Hasil belajar aspek psikomotor tampak dalam bentuk

keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu.16 Ada enam

keterampilan yaitu:17

15 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, hal. 29.

16 Nana Sudjana, Dasar- dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: sinar Baru Algensindo, 2009), cet. 10, hal.54.

17 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, hal. 30.

Page 27: File : 073711006.pdf

13

1) gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar;

2) keterampilan pada gerakan-gerakan dasar;

3) kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual,

membedakan auditif, motoris, dan lain- lain;

4) kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan

ketepatan;

5) gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai

pada keterampila yang kompleks; dan

6) kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive

seperti gerakan eksprsif dan interpretatif.

c. Aspek afektif

Hasil belajar aspek afektif berkenaan dengan sikap dan nilai.18

Tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah

laku, seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar,

menghargai guru dan teman kelas, kebiasaan belajar, dan hubungan

sosial.19

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan

beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar yaitu berasal

dari diri orang belajar dan ada pula dari luar dirinya.

a. Faktor internal (faktor dari dalam diri peserta didik) meliputi dua aspek

yaitu aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah) dan aspek psikologis

(yang bersifat rohaniah).

1) Aspek Fisiologis

Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan serta bagian-

bagiannya atau bebas dari penyakit.20 Kondisi umum jasmani dan

tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ

18 Nana Sudjana, Dasar- dasar Proses Belajar Mengajar, hal. 53..

19 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, hal. 30

20 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, hal. 54.

Page 28: File : 073711006.pdf

14

tubuh dan sendi-sendinya dapat mempengaruhi semangat dan

intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran.21 Kesehatan jasmani dan

rohani sangat besar pengaruhnya terhadap kemampuan belajar, bila

seseorang selalu tidak sehat, sakit kepala, demam, pilek dan

sebagainya dapat mengakibatkan tidak bergairah untuk belajar.22

2) Aspek Psikologis

Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat

mempengaruhi kualitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa.

a) Intelegensi

Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar.

Dalam situasi yang sama, siswa yang mempunyai tingkat

intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada yang

mempunyai tingkat intelegensi yang rendah. Walaupun begitu

siswa yang mempunyai tingkat intelegensi tinggi belum pasti

berhasil belajarnya. Hal ini disebabkan karena belajar adalah

suatu proses yang kompleks dengan banyak faktor diantara faktor

yang lain.23

b) Motivasi

Motivasi diartikan sebagai pengaruh kebutuhan-kebutuhan

dan keinginan terhadap intensitas dan arah perilaku seseorang.24

Motivasi adalah daya penggerak untuk melakukan suatu

pekerjaan yang dapat berasal dari dalam diri dan juga dari luar

diri siswa. Motivasi yang berasal dari dalam diri (intrinsik) yaitu

dorongan yang berasal dari hati sanubari, umumnya karena

kesadaran akan pentingnya sesuatu atau dapat juga karena

21 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2005), hal. 138.

22 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hal. 55.

23 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, hal. 56.

24. Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, hal. 23.

Page 29: File : 073711006.pdf

15

dorongan bakat apabila ada kesesuaian dengan bidang yang

dipelajari. Motivasi yang berasal dari luar (ekstrinsik) yaitu

dorongan yang datang dari luar diri (lingkungan), misalnya

dorongan dari orang tua, guru, teman-teman dan anggota

masyarakat. Seseorang yang belajar dengan motivasi kuat, akan

melaksanakan semua kegiatan belajarnya dengan sungguh-

sungguh, penuh gairah atau semangat. Sebaliknya, belajar dengan

motivasi yang lemah akan malas, bahkan tidak mau mengerjakan

tugas-tugas yang berhubungan dengan pelajaran.25

Dalam perspektif kognitif, motivasi yang lebih signifikan

bagi peserta didik adalah motivasi intrinsik karena lebih murni

dan langgeng serta tidak bergantung pada dorongan atau pengaruh

orang lain.26

c) Minat

Minat berarti kecenderungan atau kegairahan yang tinggi

atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.27 Kuat besarnya

pengaruh terhadap belajar karena bila bahan pelajaran yang

dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan

belajar dengan sebaik-baiknya karena tidak ada daya tarik

baginya.28

Minat yang besar terhadap sesuatu merupakan modal yang

besar artinya untuk mencapai atau memperoleh benda atau tujuan

yang diminati itu. Timbulnya minat belajar disebabkan berbagai

hal, antara lain karena keinginan yang kuat untuk menaikkan

martabat atau memperoleh pekerjaan yang baik serta ingin hidup

senang dan bahagia. Minat belajar yang besar cenderung

25 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, hal. 57.

26 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, hal. 137.

27 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, hal. 136.

28 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, hal. 57.

Page 30: File : 073711006.pdf

16

menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar

kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah.29

d) Sikap

Dalam proses belajar, sikap individu dapat mepengaruhi

keberhasilan proses belajarnya. Sikap adalah gejala internal yang

berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau

merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek, orang,

peristiwa dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif.

Sikap siswa dalam belajar dapat dipengaruhi oleh perasaan

senang atau tidak senang pada performan guru, pelajaran, atau

lingkungan sekitarnya.30

e) Bakat

Sebetulnya setiap orang pasti memiliki bakat dalam arti

berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ke tingkat tertentu

sesuai dengan kapasitas masing-masing. Jadi, secara global bakat

itu mirip dengan intelegensi. Itulah sebabnya seorang anak

berintelegensi sangat cerdas atau cerdas luar biasa disebut juga

sebagai anak berbakat.31

Anak berbakat adalah mereka yang mampu mencapai

prestasi yang tinggi karena mempunyai kemampuan intelektual

umum, kemampuan akademik khusus, kemampuan berpikir

kreatif produktif, kemampuan memimpin, kemampuan dalam

salah satu bidang seni, kemampuan psikomotor (seperti dalam

olahraga). 32

29 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, hal. 135.

30 Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori belajar dan Pembelajaran, hal. 24-25.

31 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, hal. 56-57.

32 Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hal. 23.

Page 31: File : 073711006.pdf

17

b. Faktor Eksternal

1) Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama dalam

pendidikan, memberikan landasan bagi proses belajar pada

lingkungan sekolah dan masyarakat. Faktor-faktor fisik dan sosio

psikologi yang ada dalam keluarga sangat berpengaruh terhadap

perkembangan belajar anak. Termasuk faktor fisik dalam lingkungan

keluarga adalah keadaan rumah dan ruangan tempat belajar sarana

dan prasarana belajar yang ada, suasana dalam rumah apakah tenang

atau banyak kegaduhan, juga suasana lingkungan di sekitar rumah.33

2) Sekolah

Keadaan sekolah tempat belajar turut mempengaruhi tingkat

keberhasilan belajar. Kualitas guru, metode mengajarnya, kesesuaian

kurikulum dengan kemampuan anak, keadaan fasilitas/perlengkapan

di sekolah, keadaan ruangan, jumlah murid per kelas, pelaksanaan

tata tertib sekolah dan sebagainya. Semua itu turut mempengaruhi

keberhasilan belajar siswa.34

3) Masyarakat

Lingkungan masyarakat di mana peserta didik atau individu

berada, juga berpengaruh terhadap semangat dan aktivitas

belajarnya. Lingkungan masyarakat di mana warga memiliki latar

belakang pendidikan yang cukup terdapat lembaga-lembaga

pendidikan dan sumber-sumber belajar di dalamnya akan

memberikan pengaruh yang positif terhadap semangat dan

perkembangan belajar generasi mudanya.35

33 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2004), hal. 164.

34 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, hal. 59.

35 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, hal. 165.

Page 32: File : 073711006.pdf

18

4) Lingkungan sekitar

Keadaan lingkungan tempat tinggal juga sangat penting dalam

mempengaruhi prestasi belajar. Keadaan lingkungan, suasana

sekitar, keadaan lalu lintas, iklim dan sebagainya. Misalnya bila

bangunan rumah penduduk sangat rapat, akan mengganggu belajar.

Keadaan lalu lintas yang membisingkan, suara yang hiruk pikuk

orang di sekitar, suara pabrik, polusi udara, iklim yang terlalu panas.

Semuanya ini akan mempengaruhi kegairahan belajar. Sebaliknya

tempat yang sepi dengan iklim yang sejuk ini akan menunjang

belajar.36

Jadi faktor-faktor tersebut merupakan hal yang sangat penting bagi

guru sebagai pembelajar yang memiliki kewajiban mencari, menemukan

dan diharapkan memecahkan masalah-masalah belajar peserta didik.

Dalam pencarian dan penemuan masalah-masalah tersebut guru dapat

melakukan langkah-langkah berupa pengamatan perilaku belajar, analisis

hasil belajar, dan melakukan tes hasil belajar. Sebagai guru profesional,

diharapkan guru memiliki kemampuan melakukan penelitian secara

sederhana agar dapat menemukan masalah-masalah belajar dan

memecahkan masalah belajar.

C. Metode Pembelajaran Berbasis Masalah

Metode pembelajaran merupakan proses atau prosedur yang

digunakan oleh guru atau instruktur untuk mencapai tujuan atau

kompetensi.37 Menurut Wina Sanjaya (2008), metode adalah “a way to

acheiving something”. Jadi, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai

cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah

36 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, hal. 60.

37 Benny A. Priyadi, Model Desain Sistem pembelajaran, hal. 42.

Page 33: File : 073711006.pdf

19

disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan

pembelajaran.38

1. Ciri- ciri pembelajaran berbasis masalah

Aktivitas pembelajaran dengan metode pembelajaran berbasis masalah

menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara

ilmiah. Terdapat tiga ciri utama pada pembelajaran berbasis masalah

yiatu:39

a. Pembelajaran berbasis masalah merupakan rangkaian aktivitas

pembelajaran, artinya dalam implementasinya ada sejumlah kegiatan

yang dilakukan oleh siswa. Metode ini tidak mengharapkan siswa

hanya sekedar mendengarkan, mencatat, kemudian menghafal

pelajaran, akan tetapi siswa aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan

mengolah data, dan akhirnya menyimpulkan.

b. Aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah.

Metode ini menempatkan masalah sebagai kata kunci dari proses

pembelajaran. Artinya tanpa ada masalah tidak mungkin ada proses

pembelajaran.

c. Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan

berpikir ilmiah. Berpikir dengan menggunakan metode ilmiah adalah

proses berpikir deduktif dan induktif. Proses berpikir ini dilakukan

secara sistematis dan empiris. Sistematis artinya berpikir ilmiah

dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu, sedangkan empiris artinya

proses penyelesaian masalah didasarkan pada data dan fakta.

38 Sofan Amri dan Iif khoiru Ahmadi, Konstruksi Pengembanngan Pembelajaran, (Jakarta:

PT. Prestasi Pustakaraya, 2010), cet. 1, hal.188.

39Retno dwi Suyanti, Strategi Pembelajaran Kimia, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), ed. 1. Hal.111.

Page 34: File : 073711006.pdf

20

2. Keunggulan dan kelemahan pembelajaran berbasis masalah

a. Keunggulan

Sebagai suatu metode pembelajaran berbasis masalah memiliki

beberapa keunggulan diantaranya adalah:40

1) Pemecahan massalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk

memahami isi pelajaran.

2) Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan siswa serta

memberikan kepuasan untuk menentukan pengetahuan baru bagi

siswa.

3) Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.

4) Pemecahan masalah dapat membantu siswa bagaimana mentransfer

pengetahuan meraka untuk memahami masalah dalam kehidupan

nyata.

5) Pemecahan masalah dapat membantu siswa mengembantu siswa

mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab

dalam pembelajaran yang mereka lakukan. Di samping itu,

pemecahan masalah itu juga dapat mendorong untuk melakukan

evaluasi sendiri baik terhadap hasil maupun proses belajarnya.

6) Melalui pemecahan masalah bias memperlihatkan kepada siswa

bahwa setiap mata pelajaran pada dasrnya merupakan cara berpikir,

dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa, bukan hanya sekedar

belajar dari guru atau dari buku-buku saja.

7) Pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai

siswa.

8) Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan siswa

untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka

untuk menyelesaikan dengan pengetahuan baru.

40Retno dwi Suyanti, Strategi Pembelajaran Kimia, hal. 118-119

Page 35: File : 073711006.pdf

21

9) Pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan pad siswa

untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam

dunia nyata.

10) Pemecahan masalah dapat mengembangkan minat siswa untuk

secara terus menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan

formal telah berakhir.

b. Kelemahan

Di samping keunggulan, pembelajaran berbasis masalah juga

memiliki kelemahan diantaranya adalah:41

1) Manakala siswa tidak memiliki minat atau kepercayaan bahwa

masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, ,maka mereka akan

merasa enggan untuk mencoba.

2) Keberhasilan pembelajaran berbasis masalah membutuhkan waktu

cukup lama untuk persiapan.

3) Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan

masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar

apa yang yang ingin mereka pelajari.

D. Model Pembelajaran Preview, Question, Read, Reflect, Recite, and Review

(PQ4R)

Model dapat diartikan sebagai suatu objek atau konsep yang

digunakan untuk mempresentasikan sesuatu hal. Dalam kaitannya dengan

proses belajar mengajar, model adalah suatu perencanaan atau suatu pola

yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di

kelas. Menurut Soekamto (dalam Trianto, 2009: 22) mengemukakan maksud

dari model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan

prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar

untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi

para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan

41 Retno dwi Suyanti, Strategi Pembelajaran Kimia, hal. 119-120.

Page 36: File : 073711006.pdf

22

aktivitas belajar mengajar.42 Dengan demikian, aktivitas pembelajaran

merupakan kegiatan bertujuan yang tertata secara sistematis.

Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas

daripada strategi, metode atau prosedur. Model pengajaran mempunyai ciri

khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode atau prosedur. Ciri-ciri

tersebut adalah:

1. Rasional teoritis logis yang disusun oleh para pengembangnya, istilah

model pembelajaran meliputi pendekatan suatu model pembelajaran yang

luas dan menyeluruh.

2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar. Model-

model pembelajaran dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan

pembelajarannya, sintaks (pola urutannya), dan sifat lingkungan

belajarnya.

3. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat

dilaksanakan dengan berhasil. Pola urutan dari model pembelajaran adalah

pola yang menggambarkan urutan tahap-tahap keseluruhan yang pada

umumnya disertai dengan serangkaian kegiatan pembelajaran.

4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat

tercapai. Tiap- tiap model pembelajaran membutuhkan sistem pengelolaan

yang sedikit berbeda.43

Model PQ4R merupakan model pembelajaran yang membantu siswa

mengingat apa yang mereka baca. P merupakan singkatan dari Preview

(membaca selintas dengan cepat), Q adalah Question (bertanya), dan 4R

singkatan dari Read (membaca), Reflect (refleksi), Recite (tanya jawab

sendiri), dan Review (mengulang secara menyeluruh). Melakukan preview

dan mengajukan pertanyaan sebelum membaca mengaktifkan pengetahuan

awal dan mengawali proses pembuatan hubungan antara informasi dengan

42 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: kencana Prenada

Media Group, 2009), cet.1, hal. 22.

43 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, hal. 23-24.

Page 37: File : 073711006.pdf

23

apa yang telah diketahui. Mempelajari judul-judul atau topik-topik utama

membantu pembaca sadar akan bahan-bahan baru, sehingga memudahkan

perpindahannya dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang.

Model PQ4R dikemukakan oleh Thomas dan Robinson (1972) dalam

Arends (1997: 257). Model ini merupakan elaborasi yang didasarkan pada

strategi PQRST dan strategi SQ3R. 44

1. Langkah- langkah dalam model PQ4R

a. Preview

Langkah pertama ini dimaksudkan agar siswa membaca

selintas dengan cepat sebelum mulai membaca bahan bacaan siswa

yang memuat materi yang akan dipelajari. Siswa dapat memulai

dengan membaca topik-topik, sub topik utama, judul dan sub judul,

atau ringkasan pada akhir suatu sub bab. Denngan mengetahui topik

utama ini akan memudahkan siswa memahami keseluruhan ide yang

ada.

b. Question

Langkah kedua adalah mengajukan pertanyaan kepada diri

sendiri untuk setiap pasal yang ada pada bahan bacaan siswa. Dengan

berbekal pertanyaan ini siswa akan berusaha menjawabnya, sehingga

siswa akan membaca lebih hati-hati dan seksama yang akan membantu

mengingat apa yang dibaca dengan baik.

c. Read

Membaca materi secara aktif, yakni dengan cara pikiran siswa

harus memberikan reaksi terhadap apa yang dibacanya. Hal ini

bertujuan untuk mencari jawaban terhadap semua pertanyaan-

pertanyaan yang diajukan sebelumnya.

d. Reflect

Kegiatan ini bukanlah suatu langkah yang terpisah dengan

langkah ketiga (read), tetapi merupakan suatu komponen esensial dari

44 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, hal. 151.

Page 38: File : 073711006.pdf

24

langkah ketiga tersebut. Selama membaca, siswa tidak hanya cukup

mengingat atau menghafal, tetapi juga memahami informasi yang

dipresentasikan dengan cara:

1) menghubungkan informasi baru dengan hal-hal yang telah

diketahui;

2) mengaitkan subtopik-suptopik di dalam teks dengan konsep-

konsep atau prinsip utama;

3) berusaha untuk memecahkan kontradiksi di dalam informasi yang

disajikan; dan

4) mencoba untuk menggunakan materi itu untuk memecahkan

masalah- masalah yang disimulasikan dan dianjurkan dari materi

tersebut.

e. Recite

Pada langkah ini, siswa merenungkan kembali informasi yang

telah dipelajari dengan menyatakan butir-butir penting dan dengan

menanyakan dan menjawab pertanyaan. Siswa membuat intisari materi

dari bacaan.

f. Review

Pada langkah terakhir ini siswa membaca catatan singkat

(intisari) yang telah dibuatnya, mengulang kembali seluruh isi bacaan

dan sekali lagi menjawab pertanyaan yang diajukan.

Rincian langkah- langkah pada pemodelan pembelajaran dengan

model PQ4R dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Langkah-langkah pembelajaran dengan model PQ4R.45

Langkah-

langkah

Aktivitas guru Aktivitas siswa

Langkah 1

Preview

a. Memberikan bahan bacaan

kepada siswa untuk dibaca.

b. Menginformasikan kepada

Membaca selintas dengan

cepat untuk menemukan

ide pokok/tujuan

45 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, hal. 154-155.

Page 39: File : 073711006.pdf

25

siswa bagaimana

menemukan ide

pokok/tujuan pembelajaran

yang hendak dicapai.

pembelajaran yang hendak

dicapai.

Langkah 2

Question

a. Menginformasikan kepada

siswa agar memerhatikan

makna dari bacaan.

b. Memberikan tugas kepada

siswa untuk membuat

pertanyaan dari ide pokok

yang ditemukan dengan

menggunakan kata- kata

apa, mengapa, siapa, dan

bagaimana.

a. Meperhatikan

penjelasan guru.

b. Menjawab pertanyaan

yang telah dibuatnya.

Langkah 3

Read

Memberikan tugas kepada

siswa untuk membaca dan

menanggapi/ menjawab

pertanyaan yang telah disusun

sebelumnya.

Membaca secara aktif

sambil memberikan

tanggapan terhadap apa

yang telah dibaca dan apa

yang telah dibaca dan

menjawab pertanyaan

yang dibuatnya.

Langkah 4

Reflect

Mensimulasikan/menginforma

sikan materi yang ada pada

bahan bacaan.

Bukan hanya sekedar

menghafal dan mengingat

materi pelajaran tetapi

mencoba memecahkan

masalah dari informasi

yang diberikan oleh guru

dengan pengetahuan yang

telah diketahui melalui

bahan bacaan.

Page 40: File : 073711006.pdf

26

Langkah 5

Recite

Meminta siswa membuat inti

sari dari seluruh seluruh

pembahasan pelajaran yang

dipelajari.

a. Menanyakan dan

menjawab pertanyaan-

pertanyaan.

b. Melihat catatan-

catatan/ inti sari yang

telah dibuat

sebelumnya.

c. Membuat inti sari dari

seluruh bacaan.

Langkah 6

Review

a. Menugaskan siswa

membaca inti sari yang

dibuatnya dari rincian ide

pokok yang ada dalam

benaknya.

b. Meminta siswa membaca

kembali bahan bacaan, jika

masih belum yakin dengan

jawabannya.

a. Membaca inti sari

yang telah dibuatnya.

b. Membaca kembali

bahan bacaan siswa

jika masih belum

yakin akan jawaban

yang dibuatnya.

2. Keunggulan dan kelemahan model pembelajaran PQ4R

a. Keunggulan

Sebagai suatu model pembelajaran, PQ4R memiliki beberapa

keunggulan diantaranya sebagai berikut.

1) Sangat tepat digunakan untuk pengajaran pengetahuan yang

bersifat deklaratif berupa konsep-konsep, definisi, kaidah-kaidah,

dan pengetahuan penerapan dalam kehidupan sehari-hari.

2) Dapat membantu siswa yang daya ingatannya lemah untuk

menghapal konsep-konsep pelajaran.

3) Mudah diterapkan pada semua jenjang pendidikan.

4) Mampu membantu siswa dalam meningkatkan keterampilan proses

bertanya dan mengomunikasikan pengetahuannya.

Page 41: File : 073711006.pdf

27

5) Dapat menjangkau materi pelajaran dalam cakupan yang luas.

b. Kelemahan

Adapun kelemahan dari pembelajaran dengan model PQ4R

antara lain sebagai berikut.

1) Tidak tepat diterapkan pada pengajaran pengetahuan yang bersifat

prosedural seperti pengetahuan keterampilan.

2) Sangat sulit dilaksanakan jika sarana seperti buku siswa (buku

paket) tidak tersedia di sekolah.

3) Tidak efektif dilaksanakan pada kelas dengan jumlah siswa yang

telalu besar karena bimbingan guru tidak maksimal terutama dalam

merumuskan pertanyaan.

4) Menuntut para guru untuk lebih menguasai materi lebih luas lagi

dari standar yang telah ditetapkan.46

E. Materi Stoikiometri

Stoikiometri merupakan salah satu materi pokok yang harus dipelajari

oleh siswa SMA/ MA kelas X semester ganjil. Materi ini terdiri dari: hukum-

hukum dasar kimia dan perhitungan kimia.

1. Hukum-hukum dasar kimia

Penerapan metode ilmiah ilmu kimia dimulai oleh Antonie Laurent

Lavoisier (1743- 1794) yang mengemukakan bahwa pada reaksi kimia

tidak terjadi perubahan massa (hukum kekeklan massa). Selanjutnya,

Joseph Louis Proust (1754-1826) menemukan bahwa unsur-unsur

membentuk senyawa dalam perbandingan tertentu (hukum perbandingan

tetap).

Kedua hukum ini merupakan dasar dari teori kimia yang pertama,

yaitu teori atom yang dikemukakan oleh John Dalton sekitar tahun 1803.

46Muhamad Ali, “Model Pembelajaran PQ4R”, dalam http://muhammadalitomacoa.blogspot.com/2009/04/model-pembelajaran-pq4r.html, diakses 30 November 2011.

Page 42: File : 073711006.pdf

28

Selanjutnya, dalam rangka menyusun teori atomnya, John Dalton

menemukan hukum dasar kimia yang ketiga yang disebut hukum kelipatan

perbandingan.

2. Perhitungan kimia

a. Konsep mol

Satu mol suatu zat adalah sejumlah partikel yang terkandung

dalam suatu zat yang jumlahnya sama dengan banyaknya atom yang

terdapat dalam 12,00 gram C- 12. Melalui beberapa percobaan oleh

Amedeo Avogadro, ditetapkan bahwa jumlah partikel yang terdapat

dalam 12,00 gram C- 12 adalah 6,02 x 1023 butir atom. Bilangan ini

selanjutnya disebut bilangan avogadro atau tetapan avogadro yang

diberi lambang L. Jadi, satu mol logam besi mengandung 6,02 x 1023

butir atom besi (Fe).

1 mol zat = L partikel = 6,02 x 1023 partikel.

b. Hubungan mol dengan jumlah partikel.

Satu mol zat adalah banyaknya zat tersebut yang mengandung

6 x 1023(L) butir partikel, partikel dari sini dapat berupa atom,

molekul, atom ion. Yang dinyatakan dalam rumus kimia zat itu.

Rumus:

Jumlah partikel = mol x L

��� � �������� ���

c. Hubungan atom dengan massa (gram)

Tetapan Avogadro (6 x 10²³ ) adalah jumlah atom dalam 12

gram karbon, ini disebabkan massa atom (Ar) karbon adalah 12, jadi 1

mol karbon memiliki massa 12 gram.

“ Massa molar adalah massa 1 mol zat yang dinyatakan dalam gram”.

d. Hubungan mol dengan volum molar.

Volume molar gas menyatakan volum 1 mol gas pada suhu dan

tekanan tertentu. Jika pengukuran dilakukan pada suhu 0º C dan

Page 43: File : 073711006.pdf

29

tekanan 1 atom. Volume molar gas disebut volum molar standar. Hal

itu disebabkan keadaan suhu 0º C dan tekanan 1 atm merupakan

keadaan standar gas dan disingkat STP (standar temperature and

pressure).

Rumus umumnya:

Volume gas (liter) = mol x 22,4

Mol = �

��,�

e. Rumus molekul, rumus empiris, dan kadar zat dalam senyawa

Rumus molekul suatu senyawa menyatakan jenis dan jumlah

atom-atom unsur dalam dalam satu molekul senyawa itu,sedangkan

rumus empris menyatakan perbandingan paling sederahana dari atom-

atom unsur penyusun sentawa. Sebagai contoh, marilah kita lihat

rumus molekul dan rumus empiris asam asetat. Setiap asam asetat

terdiri dari 2 atom karbon ( C ) 4 atom hidrogen ( H ), dan dua atom

oksigen ( O ). Oleh karena itu, rumus asam asetat adalah C2H4O2 atau

CH3COOH. Dengan demikian, perbandingan jumlah atom C:H:O

dalam asam asetat adalah 2:4:2 = 1:2:1. Untuk membedakan antara

rumus molekul dan rumus empiris dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Hubungan antara Rumus molekul dan Rumus

Empiris.

Nama Zat Rumus Molekul Rumus Empris

Etena

Benzena

Etana

Etena

Air

C2H2

C6H6

C2H6

C2H4

H2O

CH

CH

CH3

CH2

H2O

Rumus kimia suatu senyawa menyatakan komposisi senyawa

tersebut. Misalnya, rumus kimia air, yaitu H2O, menyatakan bahwa air

Page 44: File : 073711006.pdf

30

terdiri dari hidrogen dan oksigen dengan perbandingan atom H : O =

2:1.

1) Menentukan Rumus Empiris Zat

Rumus empiris digunakan untuk menyatakan jenis dan

perbandingan paling sederhana dari atom-atom unsur dalam zat

(unsur atau senyawa). Karena perbandingan atom-atom dalm zat

sama dengan perbandingan mol atom-atomnya, maka rumus

empiris juga menyatakan perbandingan paling sederhana dari mol

atom-atom unsur penyusunnya. Oleh karena itu, rumus empiris

dapat di tentukan dengan menghitung mol atom-atom unsur

penyusun zat menggunakan massa molar (mm). Perbandingan mol

unsur-unsur yang paling sederhana akan memberikan perbandingan

atom-atom unsur yang ditulis sebagai subskrip dalam rumus

emprisinya. Berikut ini penjelasan penentuan rumus empiris dari

C2H6 berdasarkan data eksprimen massa unsur-unsur penyusunnya,

C dan H berikut ini.

2) Menentukan rumus empiris zat menggunakan analisis tak langsung

Pada kenyataannya, penentuan massa unsur-unsur dalam

analisis kimia jarang melibatkan peruraian senyawa menjadi unsur-

C

(Ar = 12,0)

H

(Ar = 1,0)

Massa (w)

Mol,n= Mm

w

Perbandingan mol paling

sederhana

Perbandingan atom paling

sederhana

430 gram

molgram

gram

/0,12

0,42

3,5 mol :

1 mol :

1 mol :

10,5 gram

molgram

gram

/0,1

5,1

10,5 mol

3 mol

3 mol

Rumus empiris = CH3

Page 45: File : 073711006.pdf

31

unsurnya. Akan tetapi, umumnya senyawa tersebut di ubah

menjadi senyawa-senyawa lain yang rumus kimianya telah

diketahui.

Sebagai contoh, untuk menentukan rumus kimia senyawa

organik yang mengandung atom C,H, dan O. Senyawa organik

dengan massa, m awal di reaksikan dengan oksigen murni. Unsur

C dalam senyawa akan bereaksi membentuk senyawa CO2,

sedangkan unsur H akan membentuk senyawa H2O.

Senyawa Organik (C, H, O) + O2 → CO2 + H2O

Massa C dalam CO2 dan massa H dalam H2O dapat di tentukan

dari m awal di kurangi massa C dan H.

Dimana:

x = angka indeks/ jumlah atom

m = massa (g)

Ar = massa atom relatif (g/mol)

Mr = massa molekul relatif (g/mol)

Senyawa dengan unsur C,H,O

Massa sampel awal :

M awal = mC + mH + mO

Unsur C membentuk CO2 Unsur H membentuk H2O

mC = 22

)(OCm

COMr

CArxC×

× mH = OHm

OHMr

HArHx2

2

)(×

×

Massa O :

m O = m awal-m C-m H

Direaksikan dengan

O2 murni

Page 46: File : 073711006.pdf

32

3) Menentukan Rumus Molekul

Rumus molekul dapat ditentukan dari rumus empiris dan

massa molekul relatif (Mr) zat. Seperti diketahui, rumus molekul

merupakan kelipatan dari rumus emprisinya.

(Rumus Molekul) = (Rumus Empiris)n

Dengan n = bilangan bulat dan di hitung dari persamaan berikut:

Mr rumus molekul = n x (Mr rumus empiris).

Dikenal beberapa senyawa dengan rumus empris CH2O,

antara lain:

a) Formaldehida, HCHO atau (CH2O); Mr = 30,

b) Asam asetat, CH3COOH atau (CH2O)2; Mr = 60, dan

c) Glukosa, atau CH2O)6; Mr = 80.

Ketiga senyawa tersebut dapat di nyatakan sebagai

(CH2O)n, dengan n = 1 untuk formaldehida, 2 untuk asam asetat

dan 6 untuk glukosa. Secara umum, jika rumus empiris senyawa

adalah RE, maka rumus molekulnya dapat dinyatakan sebagai

(RE)n; adapun harga n bergantung pada massa molekul relatif (Mr)

dari senyawa yang bersangkutan.

4) Menentukan Kadar Unsur dalam Senyawa

Rumus empiris senyawa dapat di tentukan jika kadar unsur-

unsurnya di ketahui. Hal itu baru saja di bahas di atas. Hal

sebaliknya tentu dapat berlaku, yaitu bahwa kadar unsur-unsur

dapat di tentukan berdasarkan rumus empris atau rumus kimia

senyawa. Seperti diketahui, rumus kimia senyawa menyatakan

perbandingan mol atom unsur penyusunnya. Dari perbandingan

atom dapat di tentukan perbandingan massa dan kadar (% massa )

unsur-unsur senyawa:

Kadar (%) = %100××

Mr

Arx

Page 47: File : 073711006.pdf

33

x adalah jumlah atom unsur dalam 1 molekul senyawa = indeks

dari unsur yang bersangkutan dalam rumus kimia senyawa.

5) Menentukan komposisi Zat.

Komposisi zat berupa unsur dapat di tentukan dari rumus

kimianya dengan menggunakan persamaan berikut:

Massa unsur dalam senyawa = %100xsenyawaMr

unsurArunsurx ×

Dimana:

x = angka indeks

Ar = massa atom relatif

Mr = massa molekul relatif / massa rumus relatif

3. Stoikiometri reaksi

a. Arti Koefisien Reaksi

Koefisien reaksi merupakan perbandingan jumlah partikel dari zat

yang terlibat dalam reaksi. Oleh karena 1 mol setiap zat mengandung

jumlah parttikel yang sama, maka perbandingan jumlah partikel sama

dengan perbandingan jumlah mol. Jadi, koefisien reaksi merupakan

perbandingan jumlah mol zat yang terlibat dalam reaksi

Contoh:

N2 (g) + 3H2 (g) 3NH3 (g)

Koefisien reaksinya menyatakan bahwa 1 molekul N2 bereaksi

dengan 3 molekul H2 membentuk molekul NH3. Dengan pengertian

tersebut ,maka banyaknya zat yang diperlukan dalan reaksi kimia dapat

dihitung dengan menggunakan persamaan reaksi setara. Apabila jumlah

mol zat yang lain dalam reaksi itu dapat ditentukan dari perbanndingan

koefisien reaksinya.

b. Hitungan Kimia Sederhana

Dua zat, A an B dereaksikan sehingga menghasilkan zat C dan D.

Jika jumlah zat yang ditambahkan lebih banyak dari pada jumlah zat yang

bereaksi, reaktan tersisa. Jika salah satu reaktan habis bereaksi dan zat

yang lainnya tersisa setelah bereaksi, jumlah zat yang habis bereaksi

Page 48: File : 073711006.pdf

34

menjadi acuan untuk menghitung jumlah zat yang bereaksi. Reaktan yang

habis bereaksi disebut sebagai Pereaksi Pembatas.

Menghitung jumlah suatu zat yang diperlukan atau dihasilkan

dalam suatu reaksi dimana jumlah salah satu zat lain dalam reaksi itu

diketahui, digolongkan sebagai hitungan kimia sederhana . Penentuan

jumlah pereaksi dan hasil reaksi yang terlibat dalam reaksi harus

diperhitungkan dalam satuan mol. Artinya, satuan-satuan yang diketahui

harus diubah kedalam bentuk mol. Metode ini disebut metode pendekatan

mol.

Adapun langkah-langkah metode pendekatan mol adalah sebagai

berikut.

1) Menuliskan dan menyetarakan persamaan reaksi

2) Semua satuan yang diketahui dari tiap-tiap zat diubah ke dalam mol

3) Koefisien reaksi digunakan untuk menyeimbangkan banyaknya mol zat

reaktan dan produk.

4) Satuan mol diubah berdsarkan pertanyaan (L, gram atau partikel).

c. Pereaksi Pembatas

Jika zat A dan B direaksikan sehingga menghasilkan zat C dan D,

ada kemungkinan reaksi tersebut menyisakan zat tertentu. Jika jumlah zat

yang ditambahkan lebih banyak dari pada jumlah zat yang bereaksi,

reaktan tersisa. Jika salah satu reaktan habis bereaksi dan zat yang lainnya

tersisa setelah bereaksi, jumlah zat yang habis bereaksi menjadi acuan

untuk menghitung jumlah zat yang bereaksi. Reaktan yang habis bereaksi

disebut sebagai pereaksi pembatas. Artinya apabila dalam suatu reaksi

salah satu zat diketahui jumlah molnya maka zat-zat yang lain bisa dicari

jumlah molnya dengan menggunaka rumus perbandingan koefisien zat- zat

dalam reaksi.

Menentukan pereaksi pembatas kita dapat menentukan pereaksi

pembatas dengan memeriksa pengali yang digunakan untuk masing-

masing pereaksi. Prosedurnya dapat dilakukan sebagai beriku.

1) Zat yang diketahui dinyatakan dalam bentuk mol

Page 49: File : 073711006.pdf

35

2) Jumlah mol masing-masing dibagi dengan koefisien

3) Pereaksi yang hasil pembagiannya paling kecil merupakan pereksi

pembatas

F. Kajian Pustaka

Dalam skripsi yang disusun oleh Afidatul Hasanah (053811294),

mahasiswi jurusan Tadris Biologi fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

Semarang dengan judul: “Upaya meningkatkan hasil belajar biologi melalui

metode pembelajaran PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, and

Review) materi pokok pertumbuhan dan perkembangan pada manusia di MTs

NU Salatiga”. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas.

Berdasarkan hasil penelitian, penerapan metode pembelajaran PQ4R dapat

meningkatkan hasil belajar biologi dengan ketuntasan belajar mencapai

86,66%.

Dalam skripsi yang disusun oleh Saiful Anwar (053811214),

mahasiswa jurusan Tadris Biologi fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

Semarang dengan judul: “Pengaruh pembelajaran berdasarkan masalah

(Problem Based Introduction) terhadap hasil belajar siswa materi pokok

lingkungan kelas X MA Nurul Ulum Mranggen Demak tahun pelajaran

2009/2010”. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Hasil penelitian

menunjukkan hasil belajar antara kelas eksperimen (menggunakan

pembelajaran berdasarkan masalah) lebih baik daripada kelas kontrol (yang

tidak menggunakan pembelajaran berfasarkan masalah).

Dari kedua penelitian tersebut terlihat bahwa penerapan pembelajaran

berbasis masalah dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Demikian juga

dengan penerapan model pembelajaran PQ4R ketuntasan belajar siswa dapat

dicapai dengan baik. Pada penelitian ini penulis menerapkan pembelajaran

berbasis masalah yang dipadukan dengan model PQ4R dan pengaruhnya

terhadap hasil belajar kimia siswa materi pokok stoikiometri.

Page 50: File : 073711006.pdf

36

G. Rumusan Hipotesis

Hipotesis diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara

terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang

terkumpul. Hipotesis pada penelitian ini adalah : “ Ada pengaruh respon siswa

pada penerapan metode pembelajaran berbasis masalah dengan model PQ4R

terhadap hasil belajar Siswa Kelas X materi pokok Stoikiometri di SMA NU

01 Al Hidayah Kendal.”

Page 51: File : 073711006.pdf

37

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasi dengan tehnik analisis

regresi. Analisis regresi digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua

variabel atau lebih, terutama untuk menelusuri pola hubungan yang modelnya

belum diketahui dengan sempurna, atau untuk mengetahui bagaimana variasi

dari beberapa variabel independen mempengaruhi variabel dependen dalam

suatu fenomena yang kompleks.1. Teknik analisis regresi yang digunakan

adalah regresi linier sederhana.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan:

Tempat Penelitian : SMA NU 01 Al Hidayah Kendal

Waktu Penelitian : 8 - 28 November 2011

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum) dari objek

penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara,

gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup dan sebagainya, sehingga objek-objek

ini dapat menjadi sumber data penelitian.2 Populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh siswa kelas X SMA NU 01 Al Hidayah yang berjumlah 36

siswa.

Kelas ini dipandang sebagai satu kesatuan populasi, karena adanya

kesamaan-kesamaan sebagai berikut.

1 Ating Sumantri dan Sambas Ali Muhidin, Aplikasi Statistika dalam Penelitian, (Bandung:

Pustaka Setia, 2006), hal. 243.

2 M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana, 2006), Ed. 1. Cet. 2, hal.99.

Page 52: File : 073711006.pdf

38

a. siswa yang terdapat dalam populasi tersebut adalah siswa yang berada

pada kelas dan semester yang sama yaitu kelas X semester satu;

b. seluruh siswa tersebut memperoleh materi pelajaran kimia dengan

silabus yang sama;

c. seluruh siswa tersebut memperoleh materi pelajaran kimia dengan

pengajar yang sama.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil yang populasi yang diteliti.3

Menurut Suharsimi, apabila jumlah populasi kurang dari 100 orang lebih

baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.

Selanjutnya jika jumlah populasinya lebih dari 100 orang, maka sampel

dapat diambil antara 10 -15% atau 20 - 25% dari jumlah populasi yang

ada. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah seluruh siswa

kelas X, sehingga penelitian ini adalah penelitian populasi.

D. Variabel dan Indikator Penelitian

Variabel adalah objek penelitian.4

1. Variabel bebas

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).5

Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah respon siswa pada

penerapan metode pembelajaran berbasis masalah dengan model PQ4R.

Adapun indikatornya yaitu respon siswa terhadap mata pelajaran kimia

materi pokok stoikiometri dan sikap siswa setelah diterapkannya metode

pembelajaran berbasis masalah dengan model PQ4R. Respon ini dilihat

dari aspek ketertarikan terhadap proses pembelajaran, kemudahan dalam

3 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2002), hal. 109.

4 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik , (Jakarta: PT. Rineka Cipta ,2006), Cet . 5, hal.96.

5 Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2007), cet. 12, hal. 4.

Page 53: File : 073711006.pdf

39

memahami materi stoikiometri, keefektifan dalam menjelaskan materi

stoikiometri, dan minat siswa terhadap pembelajaran kimia.

2. Variabel terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi

akibat karena adanya variabel bebas.6 Variabel terikat dalam penelitian ini

adalah hasil belajar kognitif. Indikatornya yaitu hasil belajar kimia materi

pokok stoikiometri siswa kelas X.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Metode pengumpulan data

a. Metode dokumentasi

Metode dokumentasi bertujuan untuk mencari data mengenai

hal-hal atau variabel yang berupa catatan, notulen, rapat, agenda dan

sebagainya.7 Metode dokumentasi ini digunakan untuk mengetahui hal-

hal yang berhubungan dengan peserta didik dan hal lain yang

diperlukan dalam penelitian.

b. Metode tes

Tes adalah seperangkat pertanyaan atau latihan serta alat lain

yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan

intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau

kelompok.8 Dalam penelitian ini tes digunakan untuk memperoleh data

hasil belajar siswa pada materi pokok stoikiometri. Tes dilakukan

setelah semua kegiatan pembelajaran selesai.

c. Metode angket

Metode angket merupakan salah satu cara pengumpulan data

yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau

6 Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2007), cet. 12, hal. 4.

7 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Andi, 2004), hal. 231.

8 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hal. 127.

Page 54: File : 073711006.pdf

40

pernyataan tertulis pada siswa untuk dijawab.9 Angket ini digunakan

untuk mengetahui respon siswa tentang proses pembelajaran

menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah dengan model

PQ4R. Jenis angket yang digunakan pada penelitian ini yaitu angket

tertutup. Angket tertutup terdiri atas pertanyaan atau pernyataan dengan

sejumlah jawaban tertentu sebagai pilihan.10

2. Instrumen Penelitian

a. Tahap persiapan, yaitu tahap pembuatan tes.

Bentuk tes pada penelitian ini adalah tes obyektif pilihan ganda

dengan lima pilihan jawaban dan satu jawaban yang benar. Langkah-

langkah penyusunan tes objektif menurut Suharsimi Arikunto adalah

sebagai berikut.

1) Menentukan tujuan mengadakan tes

2) Mengadakan pembatasan terhadap materi yang akan diteskan11.

Materi yang diajarkan dalam penelitian ini yaitu stoikiometri

3) Menentukan jumlah waktu yang untuk mengerjakan tes. Dalam

penelitian ini waktu yang disediakan untuk mengerjakan soal adalah

90 menit.

4) Menentukan jumlah butir soal. Butir soal disusun sesuai dengan kisi-

kisi. Soal yang dibuat sebanyak 50 butir.

5) Menentukan tipe tes

Dalam penelitian ini tipe soal yang digunakan adalah

obyektif dengan 5 pilihan jawaban Pemilihan soal obyektif ini

dengan pertimbangan sebagai berikut.

a) Dapat mewakili isi dan keluasan materi.

b) Dapat dinilai secara obyektif oleh siapapun.

9 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,

(Bandung: Alfabeta, 2008), hal. 199.

10 S. Nasution, Metode Research, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), cet. 11, hal. 129.

11 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), ed. 6, hal. 153-154.

Page 55: File : 073711006.pdf

41

c) Kunci jawaban telah tersedia secara pasti sehingga mudah

dikoreksi.

6) Menentukan tabel spesifikasi atau kisi-kisi soal.

Kisi-kisi soal disusun berdasarkan kurikulum tingkat satuan

pendidikan sesuai dengan standar kompetensi, yang meliputi jenjang

ingatan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), aplikasi (C4),

sintesis (C5), dan evaluasi (C6).

b. Tahap uji coba Soal

Setelah perangkat disusun, langkah selanjutnya adalah menguji

cobakan pada siswa di luar sampel. Pada penelitian ini uji coba

dilakukan pada siswa kelas XI IPA, sebanyak 28 siswa dengan alasan

bahwa kelas ini telah mendapatkan materi stoikiometri. perangkat tes

yang diuji cobakan sebanyak 50 soal. Hasil uji coba dianalisis untuk

mengetahui apakah instrumen layak digunakan sebagai alat

pengambilan data atau tidak.

c. Analisis perangkat tes

Langkah penting dalam kegiatan pengumpulan data adalah

melakukan pengujian terhadap instrumen yang akan digunakan.

Instrumen dalam penelitian ini adalah perangkat tes dari mata pelajaran

yang disajikan. Perangkat tes ini digunakan untuk mengungkapkan hasil

belajar yang dicapai siswa.

Setelah perangkat tes diuji cobakan di kelas lain, langkah

selanjutnya adalah menganalisis perangkat tes tersebut. Analisis

perangkat tes ini meliputi validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran soal,

dan daya pembeda soal.

1) Validitas soal

Validitas adalah suatu ukuran yamg menunjukkan tingkat-

tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen

yang valid mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen

yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.

Page 56: File : 073711006.pdf

42

Untuk mengetahui validitas butir soal digunakan rumus

korelasi point biserial, sebagai berikut:12

q

p

St

MtMprpbis

−=

Keterangan:

rpbis : Koefisien korelasi biserial

Mp : Rata-rata skor total yang menjawab benar pada butir soal

M t : Rata-rata skor total

St : Standart deviasi skor total

p : Proporsi siswa yang menjawab benar pada setiap butir

soal

q : Proporsi siswa yang menjawab salah pada setiap butir soal

Pengujian lanjutan yaitu uji signifikansi yang berfungsi

untuk mencari hubungan koefisien, dengan menggunakan uji

t:13

21

2

r

Nrt

−=

Keterangan :

t : Harga signifikansi

rpbis : Koefisien korelasi biserial

Dengan taraf signifikan 5%, apabila dari hasil

perhitungan didapat thitung ≥ ttabel maka dikatakan butir soal

nomor itu telah signifikan atau telah valid. Apabila thitung < ttabel,

maka dikatakan butir soal tersebut tidak signifikan atau tidak

valid.. Hasil perhitungan validitas butir soal, dapat dilihat pada

Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Hasil Perhitungan Validitas Butir Soal Kriteria Nomor Soal Jumlah Persentase

12 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Grafindo Persada, 2004), cet.

14, hlm. 257.

13 Ridwan dan Sunarto, Pengantar Statistika untuk Penelitian: Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi, dan Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2009), cet. 2, hlm. 81.

Page 57: File : 073711006.pdf

43

Valid 1, 3, 6, 10, 11, 15, 16, 17, 20,

22, 23, 26, 27, 28, 29, 30, 31,

32, 33, 34, 35, 39, 41, 42, 46,

47, 48, 49, 50.

30 60 %

Tidak

Valid

2, 4, 5, 7, 8, 9, 12, 13, 14, 18,

19, 21, 24, 25, 36, 38, 40, 43,

44, 45.

20 40 %

Perhitungan validitas butir soal selengkapnya dapat dilihat di

Lampiran 6.

2) Reliabilitas

Reliabilitas instrumen adalah ketepatan alat evaluasi dalam

mengukur. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan

tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap.14 Untuk

menghitung reliabilitas tes menggunakan rumus K-R. 20 yaitu

sebagai berikut:15

−=

∑s

srPq

n

n2

2

11 1

Keterangan:

r11 = Reliabilitas instrument

p = Proposi subyek yang menjawab benar

q = Proposi subyek yang menjawab salah

n = Banyaknya item soal

S = Standar deviasi dari tes.

Klasifikasi reliabilitas soal adalah:

r11 ≤ 0, 20 : sangat rendah

0, 20< r11 ≤ 0, 40 : rendah

0, 40< r11 ≤ 0,60 : sedang

0, 60< r11 ≤ 0,70 : tinggi

14 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006),

ed. 6, hal. 86.

15 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, hal. 100.

Page 58: File : 073711006.pdf

44

0, 70< r11 ≤ 1 : sangat tinggi

Kriteria pengujian reliabilitas yaitu setelah didapatkan harga r11.

instrumen dikatakan reliable apabila r11 > 0, 50.

Berdasarkan hasil perhitungan koefisien reliabilitas butir

soal diperoleh r11 = 0.799 adalah kriteria pengujian tinggi maka

dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut dapat dipercaya untuk

digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut

sudah baik. Untuk perhitungan reliabilitas selengkapnya dapat

dilihat pada Lampiran 7.

3) Tingkat kesukaran soal

Bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu

soal disebut indeks kesukaran. Rumus yang digunakan untuk

mengetahui indeks kesukaran adalah:16

JS

BP =

Keterangan:

P = indeks kesukaran

B = banyaknya peserta didik yang menjawab soal dengan

benar

JS = jumlah seluruh peserta didik peserta tes

Klasifikasi indeks kesukaran adalah sebagai berikut:17

P = 0, 00 : butir soal terlalu sukar

0, 00< P≤ 0,30 : butir soal sukar

0, 30< P≤ 0,70 : butir soal sedang

0, 70< P≤ 1,00 : butir soal mudah

P = 1 : butir soal terlalu mudah

16 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006),

ed. 6, hal. 208.

17 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Rosda Karya, 2008), cet. 13, hal. 137.

Page 59: File : 073711006.pdf

45

Hasil perhitungan koefisien indeks kesukaran butir soal, dapat

dilihat pada Tabel 3.2. sedangkan untuk perhitungan tingkat

kesukaran soal selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 8.

Tabel 3.2 Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Butir Soal Kriteria Nomor Soal Jumlah Persentase

Sukar 8, 9, 12, 13, 14, 15, 16,

18, 19, 23, 26, 28, 30, 33,

34, 35, 36, 37, 40, 41, 47,

50.

22 44 %

Sedang 1, 2, 4, 5, 7, 10, 11, 17, 25,

32, 38, 39, 42, 44, 45, 46,

48, 49.

18 36%

Mudah 3, 6, 20, 21, 22, 24, 27, 29,

31, 43

10 20%

4) Daya pembeda soal

Daya pembeda soal adalah kemampuan untuk membedakan

peserta didik yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan peserta

didik yang kurang pandai (berkemampuan rendah). Angka yang

menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks

diskriminasi. Dalam penelitian ini untuk mencari daya pembeda

dengan menggunakan metode split half, yaitu dengan membagi

kelompok yang di tes menjadi dua bagian, kelompok pandai atau

kelompok atas dan kelompok kurang pandai atau kelompok

bawah. Rumus yang digunakan adalah:18

D = BA

- BB

JA JB Keterangan:

D = daya pembeda soal

BA = jumlah peserta kelompok atas yang menjawab benar

18 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006),

ed. 6,hal. 213.

Page 60: File : 073711006.pdf

46

BB = jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab benar

JA = jumlah peserta kelompok atas

JB = jumlah peserta kelompok bawah

Klasifikasi indeks daya pembeda soal adalah sebagai berikut:19

D = 0, 00 – 0,20 : daya beda jelek

D = 0, 20 – 0,40 : daya beda cukup

D = 0, 40 – 0,70 : daya beda baik

D = 0, 70 – 1,00 : daya beda baik sekali

D = negatif, semuanya tidak baik, jadi semua butir soal yang

mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang saja. Hasil

perhitungan daya beda butir soal, dapat dilihat pada Tabel 3.3

sebagai berikut.

Tabel 3.3 Hasil Perhitungan Daya Pembeda Butir Soal Kriteria Nomor Soal Jumlah Persentase

Sangat jelek - 0 0%

Jelek 5,7, 9, 12, 13, 14, 16, 18,

21, 23, 24, 25, 26, 30, 36,

40, 41, 43, 44.

19 39%

Cukup 2, 3, 4, 8, 11, 15, 19, 20,

22, 28, 29, 31, 32, 33, 34,

35, 38, 39, 42, 45, 46, 47,

48, 49, 50.

25 50%

Baik 1, 6, 10, 17, 27, 37. 6 12%

Sangat Baik - - 0%

Untuk perhitungan daya pembeda soal selengkapnya dapat dilihat

pada Lampiran 9.

Dari hasil analisis butir soal dapat diketahui bahwa dari 29 soal

yang valid, hanya 25 soal yang layak dipakai untuk digunakan sebagai

instrumen evaluasi hasil belajar. Soal-soal tersebut yaitu nomor soal 1, 3,

4, 6, 10, 11, 16, 17, 23, 26, 27, 28, 30, 33, 34, 35, 37, 39, 40, 41, 45, 46,

19 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006),

ed. 6, hal. 211.

Page 61: File : 073711006.pdf

47

47, 48, dan 50. Untuk hasil analisis selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran 5.

F. Teknik Analisis Data

1. Analisis pendahuluan

Analisis pendahuluan dilakukan untuk mengetahui respon siswa

pada penerapan metode pembelajaran berbasis masalah dengan model

PQ4R. Data yang diperoleh peneliti melalui angket dianalisis dalam

bentuk angka, yakni dalam bentuk kuantitatif. Langkah yang diambil

untuk merubah data kualitatif menjadi kuantitatif adalah dengan memberi

nilai pada setiap item jawaban pada pertanyaan angket untuk responden.

Pada analisis pendahuluan ini diperoleh 2 macam data yaitu:

a. Data yang diperoleh dari hasil penyebaran angket pada responden.

Data tersebut dimasukkan dalam tabel persiapan yang diberi skor atau

bobot nilai pada tiap alternatif jawaban yang menjadi acuan dalam

penelitian.

Untuk mempermudah penggolongan data statistiknya, angka

setiap item soal diberi skor sebagai berikut.

1) Favourable

Untuk alternatif jawaban SS diberi skor 5

Untuk alternatif jawaban S diberi skor 4

Untuk alternatif jawaban N diberi skor 3

Untuk alternatif jawaban TS diberi skor 2

Untuk alternatif jawaban STS diberi skor 1

2) Unfavourable

Untuk alternatif jawaban SS diberi skor 1

Untuk alternatif jawaban S diberi skor 2

Untuk alternatif jawaban N diberi skor 3

Untuk alternatif jawaban TS diberi skor 4

Untuk alternatif jawaban STS diberi skor 5

b. Data yang diperoleh dari tes atau ulangan yang dilakukan oleh peneliti

atau responden.

Page 62: File : 073711006.pdf

48

Pada tahap ini data yang telah diskor kemudian dicari skor

minimal, maksimal, mean, dan standar deviasi sehingga dapat

diketahui hasil belajar kimia materi pokok stoikiometri. adapun rumus

mean dan standar deviasinya adalah:

N

XM

∑=

N

XMSD ∑ −

=2)(

Keterangan:

M : Mean (rata-rata)

∑X : jumlah nilai

SD : standar deviasi

N : Jumlah responden

1. Analisis Uji Hipotesis

Analisis ini digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis yang

diajukan. Adapun jalan analisisnya adalah melalui pengolahan data yang

akan mencari pengaruh antara variabel independent (X) dengan variabel

dependent (Y) dengan dicari melalui tehnik regresi. Dalam penelitian ini,

analisis regresi dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh respon siswa

pada penerapan metode pembelajaran berbasis masalah dengan model

PQ4R (X) terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok stoikiometri (Y).

Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.

a. Mencari korelasi antara prediktor (X) dengan kriterium (Y) dengan

menggunakan korelasi momen tangkar dari Pearson, dengan

menggunakan rumus.20

∑ ∑∑

=))(( 22 yx

xyrxy

20Sutrisno Hadi. Analisis Regresi, (Yogyakarta: Andi Offset, 2002), hal. 4.

Page 63: File : 073711006.pdf

49

Namun sebelum mencari xyr nilai 22 , yx dan xy dengan rumus sebagai

berikut:

∑ ∑∑ ∑

−=N

YXXYxy

))((

∑∑

∑ −=N

YYy

222

)(

keterangan:

xyr

: koefisien korelasi antara respon siswa dengan hasil

belajar kimia

∑ XY

: Jumlah perkalian nilai antara respon siswa dengan hasil

belajar kimia

∑X : jumlah nilai respon siswa

∑Y

: Jumlah nilai hasil belajar kimia materi stoikiometri

N : Jumlah responden

b. Uji Signifikansi korelasi melalui uji t, dengan rumus:

21

2

r

nrth

−=

c. Mencari persamaan garis regresi dengan menggunakan rumus regresi

sederhana, sebagai berikut:

KaXY +=

Keterangan:

Y = kriterium

X = prediktor

� = bilangan koefisien prediktor

K = bilangan konstan

∑ ∑ ∑−=N

XXx

222 )(

Page 64: File : 073711006.pdf

50

Untuk mencari persamaan garis tersebut terlebih dahulu

ditentukan nilai � dan menggunakan metode skor deviasi. Harga� dan

K dapat dicari dengan persamaan:

� � �� Di mana:

� � � � �� � � �

� � ∑��

∑��

d. Mencari varian regresi

Mencari varian regresi dengan menggunakan rumus-rumus regresi

bilangan F (uji F) dengan skor deviasi sebagai berikut:

RKres

RKregFreg =

Keterangan:

Freg = harga F regresi

RKreg = rerata kuadrat garis regresi

Rkres = rerata kuadrat garis residu

e. Analisis Lanjut

Harga F yang diperoleh (Freg) kemudian dikonsultasikan

dengan harga Ftabel pada taraf signifikansi 1% dan 5% db = N-2,

hipotesis diterima jika Freg hitung > Ftabel. Setelah diperoleh

persamaan garis regresi antara variabel X = respon siswa pada

penerapan metode pembelajaran berbasis masalah dengan model

PQ4R terhadap Y = hasil belajar siswa, maka langkah selanjutnya

adalah menghubungkan antara nilai Fhitung dengan nilai Ftabel baik taraf

signifikansi 5% maupun 1%. Apabila nilai yang dihasilkan dari Fhitung

≥ Ftabel, maka hasil yang diperoleh adalah signifikan, yang berarti

hipotesis yang peneliti ajukan diterima. Namun apabila nilai yang

dihasilkan dari Freg < Ftabell, maka hasil diperoleh adalah non

signifikan, yang berarti hipotesis yang peneliti ajukan ditolak.

Kemudian menginterpretasikannya ke dalam taraf signifikansi 5%

maupun taraf signifikansi 1% sehingga diketahui besarnya pengaruh

antara variabel-variabel tersebut.

Page 65: File : 073711006.pdf

51

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian

1. Kondisi Sebelum Penelitian

SMA NU Al Hidayah Kendal merupakan salah satu sekolah

menengah atas yang berada di kota Kendal. Berdasarkan hasil wawancara

dengan salah satu guru kimia dapat diketahui bagaimana kondisi siswa SMA

NU, tepatnya siswa kelas X dalam menerima pelajaran, khususnya pelajaran

Kimia. Di dalam proses belajar, siswa lebih cenderung pasif yang hanya

duduk, dengar, dan catat semua penjelasan dari guru. Komunikasi yang

terbentuk masih dalam satu arah. Dalam proses belajar tersebut, siswa

berperan kurang aktif dalam menerima pelajaran. Kekurangaktifan siswa

dalam proses belajar ini, tentu berdampak kurang baik pada siswa terkait

dengan prestasi belajarnya. Hal ini nampak pada hasil ulangan siswa yang

kurang memenuhi standar nilai yang ada, dengan KKM pada mata pelajaran

kimia sebesar 65. Akan tetapi dengan standar nilai ini, hanya beberapa siswa

saja yang mampu mencapai nilai tersebut.

Ketika berlangsung proses belajar mengajar, sebagian besar siswa

belum belajar sewaktu guru mengajar. Ketidaksiapan ini menjadi salah satu

penghambat bagi siswa untuk mengikuti pelajaran sehingga memerlukan

waktu lebih lama untuk mencapai kompetensi yang ditentukan. Kegiatan

pembelajaran yang monoton juga membuat siswa merasa jenuh dan menjadi

kurang tanggap dengan penjelasan yang disampaikan oleh guru. Akibatnya,

kemampuan siswa untuk menyerap materi tidak digunakan secara maksimal.

Oleh karena itu, diterapkan metode pembelajaran berbasis masalah dengan

model Preview, Question, Read, Reflect, Recite, and Review (PQ4R) di

sekolah tersebut yaitu pada mata pelajaran kimia.

Page 66: File : 073711006.pdf

52

2. Tahap Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh respon siswa pada

penerapan metode pembelajaran berbasis masalah dengan model PQ4R

terhadap hasil belajar Siswa kelas X materi pokok Stoikiometri di SMA NU

01 Al Hidayah Kendal.

a. Tahap persiapan

Pelaksanaan pembelajaran pada penelitian ini merupakan penelitian

kuantitatif. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 8 November

sampai tanggal 28 November 2011 pada kelas X. Sebelum kegiatan

penelitian dilaksanakan, peneliti menentukan materi pelajaran dan

menyusun rencana pembelajaran. Materi yang dipilih adalah stoikiometri.

Pembelajaran diadakan sebanyak 6 pertemuan, masing-masing pertemuan

sebanyak 2 x 45 menit. Berikut ini diuraikan pokok materi yang

disampaikan pada tiap-tiap pertemuan pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Daftar Pokok Materi yang Disampaikan pada Tiap-tiap

Pertemuan

Pertemuan Waktu Materi

1 2 x 45 Hukum-hukum dasar kimia

2 2 x 45 Hukum Gay Lussac dan hipotesis Avogadro

3 2 x 45 Konsep mol

4 2 x 45 Rumus empiris, rumus molekul, dan kadar zat

dalam senyawa.

5 2 x 45 Stoikiometri reaksi

6 2 x 45 Test (ulangan)

Proses pembelajaran yang terjadi di kelas selengkapnya dapat

dilihat pada RPP yang terlampir pada Lampiran 11. Instrumen yang

dijadikan evaluasi dalam penelitian ini adalah instrumen tes objektif dalam

Page 67: File : 073711006.pdf

53

bentuk pilihan ganda dengan 5 pilihan jawaban, tetapi hanya satu pilihan

yang tepat dan benar.

b. Tahap pelaksanaan

Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan

pembelajaran kimia dengan menggunakan metode pembelajaran berbasis

masalah dengan model PQ4R. Waktu yang digunakan dalam penelitian

adalah 6 kali pertemuan (12 jam pelajaran). Pelaksanaan pembelajaran

diawali dengan pemberian bahan ajar kepada siswa dan guru menjelaskan

prosedur pembelajaran dengn metode pembelajaran berbasis masalah

dengan model PQ4R. Selanjutnya guru membagi siswa dalam kelompok,

masing- masing kelompok terdiri dari 4 sampai 5 siswa. Adapun proses

pembelajaran yang berlangsung adalah sebagai berikut.

1) Preview, siswa membaca selintas dengan cepat materi pembelajaran

untuk menemukan ide pokok/ tujuan pembelajaran yang hendak

dicapai.

2) Question, guru memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai

permasalahan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Pada tahap ini

siswa tidak membuat pertanyaan sendiri melainkan disajikan oleh guru

berupa permasalahan yang terjadi dalam kehidupan sehari- hari.

3) Read, siswa membaca materi pelajaran secara aktif, yaitu memberikan

tanggapan terhadap apa yang telah dibaca dan berusaha menjawab

permasalahan yang diberikan oleh guru. Tahap ini merupakan kegiatan

yang melatih siswa untuk menyusun jawaban sementara dari suatu

permasalahan.

4) Reflect, siswa bersama kelompoknya mencoba mendiskusikan

pemecahan masalah dari informasi yang diberikan oleh guru dengan

pengetahuan yang telah diketahui melalui bahan bacaan.

5) Recite, tiap-tiap kelompok membuat intisari berupa jawaban dari

permasalahan yang telah disajikan.

Page 68: File : 073711006.pdf

54

6) Review, siswa dalam kelompok membaca kembali intisari yang telah

dibuatnya dan membaca kembali materi pada bahan bacaan jika masih

belum yakin dengan jawaban yang telah dibuatnya.

Setelah semua tahap selesai, semua kelompok mengumpulkan

intisari dan guru menunjuk salah satu kelompok untuk menyampaikan

hasil diskusinya di depan kelas. Kemudian guru mengevaluasi intisari

yang dibuat oleh setiap kelompok dan memberikan jawaban/ solusi yang

belum ditemukan oleh siswa.

c. Tahap evaluasi

Tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui respon siswa terhadap

proses pembelajaran yang telah dilakukan dan untuk mengetahui

penguasaan materi yang dicapai oleh siswa.

1) Deskripsi data angket

Dalam penelitian ini angket respon siswa digunakan untuk

mengukur pendapat siswa terhadap ketertarikan, perasaan senang dan

kemudahan dalam memahami materi yang diajarkan. Hasil nilai yang

diperoleh dianalisis dengan metode statistik untuk selanjutnya diberikan

interpretasi secara kualitatif. Anas Sudiyono (2009) dalam bukunya

Pengantar Evaluasi Pendidikan memberiakan patokan yang dapat dilihat

pada Tabel 4.2.1

Tabel 4.2. Pedoman untuk Menginterpretasi Nilai Angket Respon.

Nilai Predikat

80 ke atas Baik sekali

66 -79 Baik

56 – 65 Cukup

46 – 55 Kurang

45 ke bawah Gagal

1 Anas Sudyono, Pengantar Evaluasi pendidikan,( Jakarta: PT. Raja Garfindo Persada, 2009), hal. 35.

Page 69: File : 073711006.pdf

55

Data hasil penelitian untuk respon siswa terhadap penerapan

metode pembelajaram berbasis masalah dengan model PQ4R pada

materi pokok Stoikiometri dibuat distribusi frekuensi dengan langkah-

langkah sebagai berikut.

a) Menentukan rentang, yaitu nilai tertinggi dikurangi nilai terendah.

Nilai tertinggi = 78, nilai terendah = 61. Maka rentang (R) = 78 - 61

= 17.

b) Menentukan banyak kelas interval (k)

Dengan n = jumlah peserta siswa. Maka,

k = 1 + 3,3 log n

k = 1 + 3,3 log 36

= 1 + 3,3 (1,556)

= 1 + 5,135

= 6,135 dibulatkan menjadi 6.

Jadi banyak kelas adalah 6.

c) Menentukan panjang kelas interval (p)

� � 176 � 2,833

Dibulatkan ke atas jadi panjang kelas interval adalah 3.

d) Ujung bawah kelas pertama diambil data terkecil. Ujung kelas

interval = 61

e) Dengan p = 3, dan memulai dengan data terkecil diambil 50, maka

kelas pertama 61 – 63, kelas kedua 64 – 66, dan seterusnya.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.3. dan Gambar

4.1. berikut.

k

Rp

kelasbanyak

grenp =⇒=

tan

Page 70: File : 073711006.pdf

Tabel 4.

No

1

2

3

4

5

6

Untuk memberikan gambaran yang lebih luas, maka daftar perhitungan

distribusi frekuensi tersebut dapat dibuat histogramnya.

Gambar 4.1. Histogram Nilai Angket

Dari data yang diperoleh kemudian dihitung nilai

dan Standar Deviasinya.

dibuat tabel kerja yang dapat dilihat pada Lampiran 18.

�� ���

0

2

4

6

8

10

12

14

16

61

Tabel 4.3. Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Angket

Interval Nilai Frekuensi

61 – 63 3

64 – 66 1

67 – 69 4

70 – 72 9

73 – 75 14

76 – 78 5

Jumlah 36

Untuk memberikan gambaran yang lebih luas, maka daftar perhitungan

distribusi frekuensi tersebut dapat dibuat histogramnya.

Gambar 4.1. Histogram Nilai Angket

Dari data yang diperoleh kemudian dihitung nilai

dan Standar Deviasinya. Untuk mempermudah perhitungan, maka

dibuat tabel kerja yang dapat dilihat pada Lampiran 18.

�� �∑�� �258536 � 71,806

61 – 63 64 – 66 67 – 69 70 – 72 73 – 75 76 - 78

56

Untuk memberikan gambaran yang lebih luas, maka daftar perhitungan

Dari data yang diperoleh kemudian dihitung nilai Mean (M)

mempermudah perhitungan, maka

Page 71: File : 073711006.pdf

57

�� �� ����� ������ � �∑�� � �� � � �635,63936 � 4,202

Berdasarkan nilai mean yang diperoleh maka dapat diketahui

rata-rata respon yaitu 71,806. Nilai tersebut diinterpretasikan dengan

Tabel 4.4, sehingga dapat diketahui bahwa rata-rata respon siswa

berada pada predikat baik.

2) Deskripsi Data hasil belajar

Evaluasi hasil belajar dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh

penguasaan materi yang dicapai oleh siswa setelah dilakukan poses

pembelajaran. Hasil belajar ini diukur dengan nilai tes berupa ulangan

harian. nilai ulangan ini merupakan tolak ukur keberhasilan

pembelajaran kimia. Hasil nilai yang diperoleh juga dianalisis dengan

metode statistik untuk selanjutnya diberikan interpretasi secara

kualitatif sebagaiman pada data angket respon siswa.

Tabel 4.4. Pedoman untuk Menginterpretasi Nilai Hasil Belajar

Siswa.

Nilai Predikat

80 ke atas Baik sekali

66 -79 Baik

56 - 65 Cukup

46 - 55 Kurang

45 ke bawah Gagal

Data hasil penelitian untuk respon siswa terhadap penerapan

metode pembelajaram berbasis masalah dengan model PQ4R pada

materi pokok Stoikiometri dibuat distribusi frekuensi dengan langkah-

langkah sebagai berikut.

a) Menentukan rentang, yaitu nilai tertinggi dikurangi nilai terendah.

Page 72: File : 073711006.pdf

58

Nilai tertinggi = 84, nilai terendah = 56. Maka rentang (R) = 84 - 56

= 28.

b) Menentukan banyak kelas interval (k)

Dengan n = jumlah peserta siswa. Maka,

k = 1 + 3,3 log n

k = 1 + 3,3 log 36

= 1 + 3,3 (1,556)

= 1 + 5,135

= 6,135 dibulatkan menjadi 6.

Jadi banyak kelas adalah 6.

c) Menentukan panjang kelas interval (p)

� � 286 � 4,667

Dibulatkan ke atas jadi panjang kelas interval adalah 5.

d) Ujung bawah kelas pertama diambil data terkecil. Ujung kelas

interval = 56

e) Dengan p = 5, dan memulai dengan data terkecil diambil 56, maka

kelas pertama 56- 60, kelas kedua 61- 65, dan seterusnya.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.5. dan Gambar

4.2. berikut.

Tabel 4.5. Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Ulangan

No Interval Kelas Frekuensi

1 56 - 60 3

2 61- 65 5

3 66 - 70 2

4 71 - 75 8

5 76 - 80 14

k

Rp

kelasbanyak

grenp =⇒=

tan

Page 73: File : 073711006.pdf

6

Untuk memberikan gambaran yang lebih luas, maka daftar perhitungan

distribusi frekuensi tersebut dapat dibuat histogramnya.

Gambar 4.2 Histogram Nilai

Dari data yang diperoleh kemudian dihitung nilai Mean (M)

dan Standar Deviasinya. Untuk mempermudah p

dibuat tabel kerja yang dapat dilihat pada Lampiran 18.

�� ����� �� �

Berdasarkan nilai mean yang diperoleh maka dapat diketahui

rata-rata

diinterpretasikan dengan Tabel 4.

rata-rata nilai angket siswa berada pada predikat baik

0

2

4

6

8

10

12

14

16

56

81 - 85 4

Jumlah 36

memberikan gambaran yang lebih luas, maka daftar perhitungan

distribusi frekuensi tersebut dapat dibuat histogramnya.

Gambar 4.2 Histogram Nilai Ulangan

Dari data yang diperoleh kemudian dihitung nilai Mean (M)

dan Standar Deviasinya. Untuk mempermudah perhitungan, maka

dibuat tabel kerja yang dapat dilihat pada Lampiran 18.

�� �∑�� �264836 � 73,556

�� �� ����� ������ � �∑�� � �� � � �2158,8936 Berdasarkan nilai mean yang diperoleh maka dapat diketahui

rata nilai hasil belajar yaitu 73,556. Nilai tersebut

diinterpretasikan dengan Tabel 4.4, sehingga dapat diketahui bahwa

rata nilai angket siswa berada pada predikat baik.

56 - 60 61- 65 66 - 70 71 - 75 76 - 80 81 - 85

59

memberikan gambaran yang lebih luas, maka daftar perhitungan

Dari data yang diperoleh kemudian dihitung nilai Mean (M)

erhitungan, maka

� 7,744

Berdasarkan nilai mean yang diperoleh maka dapat diketahui

. Nilai tersebut

, sehingga dapat diketahui bahwa

Page 74: File : 073711006.pdf

60

B. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis merupakan analisis yang dilakukan untuk

membuktikan diterima atau ditolaknya hipotesis yang diajukan. Analisis ini

digunakan untuk mengetahui hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel

independen, respon siswa pada pembelajaran berbasis masalah dengan model

PQ4R (X), dengan satu variabel dependen, hasil belajar (Y). Pengujian hipotesis

dianalisis menggunakan rumus regresi linier sederhana. Untuk mempermudah

perhitungan, maka dibuat tabel kerja yang dapat dilihat pada Lampiran 19.

Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.

1. Mencari Hubungan antara Prediktor dengan Kriterium

Korelasi antara prediktor X dengan kriterium Y dapat dicari melalui

teknik korelasi moment tangkar dari Pearson.

( )( )22 yx

xyrxy

∑∑∑

=

Sebelum mencari harga rxy, skor deviasi dari xy, x2, dan y2 terlebih dahulu

dihitung dengan rumus:

( )( )N

YXXYxy

∑∑∑∑ −=

#$% � 190851 �2585 & 264836 � 709,889

( )N

XXx

2

22 ∑∑∑ −=

#$ � 186253 �2585 3 � 635,639

( )N

YYy

2

22 ∑∑∑ −=

Page 75: File : 073711006.pdf

61

#% � 196934 �2648 36 � 2158,89

Sehingga diperoleh xyr sebagai berikut.

�'( � 709,889)635,639 & 2158,89

�'( � 0,606

Berdasarkan uji hubungan antara variabel respon siswa dengan hasil

belajar diperoleh indeks korelasi rxy = 0,606. Artinya terdapat hubungan yang

sedang antara respon siswa pada penerapan metode pembelajaran berbasis

masalah dengan model PQ4R dengan hasil belajar siswa, karena harga rxy

lebih besar dari 0,4 dan kurang dari 0,7. sedangkan indeks korelasi

determinasinya adalah r2 = 0.367. Artinya penerapan metode pembelajarn

berbasis masalah dengan model PQ4R mempengaruhi hasil belajar siswa

sebesar 36,7%. Sisanya 63,7 hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor lain

yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Untuk selanjutnya nilai rxy = 0,606

akan diuji signifikansinya melalui uji t.

2. Uji signifikasi korelasi melalui uji t

Uji t digunakan untuk menguji apakah nilai korelasi antara variabel X

dan variabel Y signifikan atau tidak. Dengan rumus sebagai berikut:

21

2

r

nrthitung

−=

�*+,-./ � 0,606√36 � 2)1 ��0,606�

�*+,-./ � 4,442

Pada taraf signifikansi 5%, thitung = 4,442 > ttabel = 2.021 dan pada taraf

signifikansi 1%, thitung = 4,442 > ttabel = 2.704 maka korelasi antara variabel

X dengan Y adalah signifikan.

Page 76: File : 073711006.pdf

62

3. Mencari persamaan garis regresi

Mencari persamaan garis regresi dengan menggunakan rumus regresi

sederhana satu prediktor, sebagai berikut.

KaXY += Untuk mencari persamaan garis tersebut terlebih dahulu ditentukan nilai

dan menggunakan metode skor deviasi. Harga dan K dapat dicari dengan

persamaan:

% � $

Di mana:

% � 1 � 12

$ � � ��3

� ∑$%∑$ � 709,306635,639 � 1,117

�2 � ∑�� � 258536 � 71,805

12 � ∑1� � 264836 � 73,556

Dari data tersebut maka persamaan garis regresinya dapat dicari, yaitu:

% � $

1 �12 � �� ��2� 1 � 73,556 � 1,117�� � 71,805� 1 � 1,117� � 6,638

Jadi persamaan garisnya adalah:

1 � 1,117� � 6,638

Persamaan garis regresi tersebut dapat diartikan sebagai berikut.

a. Nilai sebesar 1,117 bertanda positif, ini berarti setiap kali variabel X

(respon siswa) bertambah satu, maka rata-rata variabel Y (hasil belajar

siswa) bertambah sebesar 1,117.

b. Nilai K sebesar ��6,638) bertanda negatif, nilai ini menggambarkan hasil

Page 77: File : 073711006.pdf

63

belajar yang diperoleh siswa. Akan tetapi tidak setiap nilai K ini

memiliki arti bila X = 0, karena akan menghasilkan hasil belajar yang

bernilai negatif dan pada kenyataannya hal ini tidak mungkin. Sehingga

nilai K ini akan memiliki arti jika harga X lebih dari atau sama dengan 6.

4. Mencari varian regresi

Tata cara yang ditempuh untuk menghitung signifikansi persamaan

regresi adalah dengan menggunakan rumus analisis varian atau sering disebut

Anava yang menghasilkan harga F. Adapun langkah-langkah untuk

menghitung uji signifikansi pada persamaan regresi menggunakan skor

deviasi yang sudah diketahui adalah sebagai berikut.

a. Menentukan hipotesis statistik (H0 dan H1) sesuai dengan hipotesis

penelitian.

H0 = tidak ada pengaruh respon siswa pada penerapan metode

pembelajaran berbasis masalah dengan model PQ4R terhadap

hasil belajar Siswa Kelas X materi pokok Stoikiometri di SMA

NU 01 Al Hidayah Kendal.

H1 = ada pengaruh respon siswa pada penerapan metode pembelajaran

berbasis masalah dengan model PQ4R terhadap hasil belajar

Siswa Kelas X materi pokok Stoikiometri di SMA NU 01 Al

Hidayah Kendal.

b. Menentukan taraf kemaknaan α, yaitu α = 5%.

c. Menghitung jumlah kuadrat regresi (Jkreg) dan residu (Jkres)

4567/ � ( )∑∑

2

2

x

xy � �709,889� 635,639 � 792,812

45678 � #% –�∑ $%� ∑$ � 2158,89 ��709,889� 635,639 � 1366,08

d. Menghitung derajat kebebasan regresi (dbreg) dan residu (dbres)

dbreg = 1

Page 78: File : 073711006.pdf

64

dbres = N – 2

= 36 – 2 = 34

e. Menghitung rata- rata kuadrat regresi (Rkreg) dan residu (Rkres)

:567/ � 4567/�;67/ �792,8121 � 792,812

:5678 � 45678:5678 �1366,0834 � 40,179

f. Menghitung harga F regresi

<67/ �:567/:5678 �792,81240,179 � 19,732

Setelah F atau Freg diperoleh, kemudian dikonsultasikan dengan F tabel

pada taraf signifikan 1% maupun 5%. Hipotesis diterima jika Freg hitung > F

tabel, baik pada taraf 1% maupun 5%. Untuk mengetahui lebih lanjut dapat

dilihat dalam tabel 4.6 berikut.

Tabel 4.6. Ringkasan Hasil Analisis Regresi

Sumber

variansi

dk/db

Jk

Rk

Freg

Ftabel

Kriteria 5% 1%

Regresi 1 792,812 792,812 19,732 4,13 7,39 Signifikan

Residu 34 1366,08 40,179

Berdasarkan tabel di atas, harga Freg = 19,732 lebih besar dari Ftabel

pada taraf signifikansi 5% = 4,11 maupun pada taraf signifikansi 1% = 7,39.

Sehingga hipotesis yang diajukan yaitu ada pengaruh respon siswa pada

penerapan metode pembelajaran berbasis masalah dengan model PQ4R

terhadap hasil belajar Siswa Kelas X materi pokok Stoikiometri di SMA NU

01 Al Hidayah Kendal adalah diterima secara signifikan.

Page 79: File : 073711006.pdf

65

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan identifikasi sebelum dilakukan penelitian diketahui bahwa

siswa kelas X SMA NU Al hidayah Kenada dalam proses pembelajaran

cenderung pasif. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung siswa

menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mendengarkan penjelasan guru.

Jika ini berlangsung secara terus menerus maka siswa akan lebih cepat bosan dan

beranggapan bahwa belajar merupakan sesuatu yang tidak menyenangkan.

Ketika anggapan ini telah tertanam dalam benak siswa maka kemauan untuk

mengikuti pelajaran menjadi rendah yang berakibat menurunnya prestasi belajar.

Penerapan metode maupun model pembelajaran yang bervariasi akan

menumbuhkan semangat baru bagi siswa dalam mengikuti pelajaran. Pada

penelitian ini, diterapkan metode pembelajaran berbasis masalah yang dipadukan

dengan model PQ4R. Dengan pembelajaran berbasis masalah siswa akan lebih

tertarik mengikuti proses pembelajaran karena apa yang dipelajari merupakan

fenomena yang terjadi dalam kehidupan siswa. Selain itu, siswa akan lebih

mudah memahami suatu konsep materi pelajaran yang berhubungan dengan

kehidupan mereka. Pembelajaran berbasis masalah mengajarkan kepada siswa

untuk menyelesaiakan permasalahan-permasalahan baik yang mereka hadapi

sendiri atau permasalahan berupa fenomena yang terjadi di lingkungan sekitar

mereka.

Masalah- masalah pada pembelajaran berbasis masalah ini diselesaikan

dengan model pembelajaran Preview, Question, Read, Reflect, Recite, and

Review (PQ4R). Berdasarkan langkah-langkah pada model PQ4R ini siswa

mencoba mencari solusi untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Pada tahap

preview, siswa membaca sekilas sub bab bacaan sehingga mereka mengetahui

apa yang akan mereka pelajari. Pada awalnya tahap question pada model PQ4R

merupakan kegiatan menyususn pertanyaan oleh siswa. Karena penelitian ini

merupakan perpaduan antara metode pembelajaran berbasis masalah dengan

model PQ4R sehingga tahap question diisi dengan penyusunan jawaban

Page 80: File : 073711006.pdf

66

sementara dari permasalahan yang disajikan oleh guru. Pada tahap read dan

reflect, siswa merefleksikan materi yang mereka baca dengan masalah- masalah.

Siswa secara berkelompok mendiskusikan jawaban/solusi yang dianggap paling

tepat dari permasalahan yang ada. Recite, pada tahap ini siswa menuliskan

intisari dari apa yang telah mereka pelajari. Tujuannya adalah sebagai bahan

pengingat bagi siswa yang dapat dibaca sewaktu-waktu ketika mereka lupa.

Selanjutnya yaitu review merupakan kegiatan mengulang kembali materi yang

telah dipelajari.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon siswa pada

penerapan metode pembelajaran berbasis masalah dengan model PQ4R, untuk

mengetahui hasil belajar siswa kelas X pada materi pokok Stoikiometri, dan

untuk mengetahui pengaruh respon siswa dengan hasil belajar siswa.

1. Respon siswa pada penerapan metode pembelajaran berbasis masalah dengan

model PQ4R

Untuk mengetahui respon siswa terhadap metode pembelajaran

berbasis masalah dengan model PQ4R, pengambilan data dilakukan dengan

penyebaran angket/kuisioner kepada kelas penelitian sebanyak 36 responden.

Dari data angket dapat diketahui bahwa siswa lebih termotivasi dan tertarik

mengikuti kegiatan pembelajaran karena materi yang dipelajari dihubungkan

dengan kehidupan di lingkungan sekitar siswa. Selain itu siswa menjadi lebih

mudah dalam memahami materi pelajaran. Dari data nilai angket yang

diperoleh dapat diketahui sejauh mana respon siswa terhadap pembelajarn

yang telah dilakukan. Hasil analisis menunjukkan nilai tertinggi untuk respon

siswa adalah 78 dan terendah 61. Sedangkan kualitasnya dalam kategori baik

dengan rata-rata nilai 71,806.

Nlai tersebut berbeda jika dilihat pada masing- masing indikator.

Ketertarikan siswa terhadap penerapan metode pembelajaran berbasis masalah

dengan model PQ4R berada dalam kategori baik dengan rata- rata nilai 71,11.

Siswa menjadi lebih mudah memahami materi Stoikiometri yang ditunjukkan

Page 81: File : 073711006.pdf

67

dari rata- rata nilai angket yang diperoleh yaitu 72,8. Selain itu, penerapan

metode pembelajaran berbasis masalah dianggap cukup efektif pada materi

stoikiometri dengan rata-rata nilai 69. Sehingga siswa lebih berminat terhadap

pembelajaran kimia dengan rata- rata perolehan nilai angket sebesar 75.

2. Hasil belajar siswa Siswa Kelas X materi pokok Stoikiometri

Untuk memperoleh data tentang hasil belajar kimia materi pokok

Stoikiometri digunakan tes. Tes diujikan setelah pembelajaran kimia dengan

metode pembelajaran berbasis masalah dengan model PQ4R selesai diajarkan.

Dari hasil analisis data diperoleh nilai tertinggi adalah 84 dan terendah 56.

Sedangkan kualitasnya dalam kategori baik dengan rata- rata nilai 73,556.

3. Pengaruh respon siswa pada penerapan metode pembelajaran berbasis

masalah dengan model PQ4R terhadap hasil belajar Siswa Kelas X materi

pokok Stoikiometri

Untuk mengetahui pengaruh antara respon siswa, sebagai prediktor

(X), dengan hasil belajar, sebagai kriterium (Y), dilakukan analisis regresi.

Berdasarkan data yang telah diperoleh pada pengujian hipotesis, untuk

mengetahui adanya hubunungan antara respon siswa dengan hasil belajar

siswa digunakan rumus Momen Tangkar Pearson dengan uji t untuk

menentukan signifikansi. Hasil uji t yang diperoleh, thitung sebesar 4,442. Pada

taraf signifikansi 5%, ttabel sebesar 2.021 dan pada taraf signifikansi 1%, ttabel

sebesar 2.704. Harga thitung lebih besar dari ttabel sehingga dikatakan ada

hubungan yang signifikan antara respon siswa dengan hasil belajar siswa.

Artinya, antara respon siswa pada penerapan metode pembelajaran berbasis

masalah dengan model PQ4R, dengan hasil belajar siswa materi pokok

Stoikiometri memberikan kontribusi yang signifikan dalam pembelajaran.

Pelaksanaan metode pembelajaran berbasis masalah dengan model PQ4R

yang tepat dapat memberikan dampak yang baik terhadap proses belajar

peserta didik. Peserta didik menjadi lebih aktif dan siap untuk mempelajari

Page 82: File : 073711006.pdf

68

materi yang akan disampaikan. Hal tersebut juga ditunjukan dengan

persamaan garis linier regresinya yaitu 1 � 1,117� � 6,638.

Sementara itu dari hasil analisis varians regresi diperoleh nilai Freg

sebesar 19,732. Kemudian nilai tersebut dikonsultasikan dengan Ftabel, pada

taraf signifikan 5% diperoleh nilai sebesar 4,11 dan taraf signifikan 1%

sebesar 7,39. Karena harga Freg lebih besar dari Ftabel , maka persamaan garis

regresi tersebut menunjukkan signifikan. Hal ini berarti hipotesis nihil (H0)

yang menyatakan “tidak ada pengaruh respon siswa pada penerapan metode

pembelajaran berbasis masalah dengan model PQ4R terhadap hasil belajar

Siswa Kelas X materi pokok Stoikiometri di SMA NU 01 Al Hidayah

Kendal” ditolak. Sedangkan hipotesis kerja (H1) yang menyatakan “ada

pengaruh respon siswa pada penerapan metode pembelajaran berbasis masalah

dengan model PQ4R terhadap hasil belajar Siswa Kelas X materi pokok

Stoikiometri di SMA NU 01 Al Hidayah Kendal” diterima secara signifikan.

D. Keterbatasan Penelitian

Meskipun penelitian ini sudah dilakukan seoptimal mungkin, akan tetapi

penulis menyadari bahwa penelitian ini tidak terlepas adanya kesalahan dan

kekurangan, yang mana hal itu karena keterbatasan-keterbatasan tersebut antara

lain:

1. Keterbatasan Waktu

Penelitian yang dilakukan oleh penulis terpancang oleh waktu, karena

waktu yang digunakan sangat terbatas. Maka penulis hanya memiliki sesuai

keperluan yang berhubungan dengan penelitian saja. Walaupun waktu yang

peneliti gunakan cukup singkat akan tetapi bisa memenuhi syarat-syarat

dalam penelitian ilmiah.

Page 83: File : 073711006.pdf

69

2. Keterbatasan Materi dan Tempat Penelitian

Penelitian ini terbatas pada materi Stoikiometri kelas X semester

Ganjil di SMA NU Al Hidayah Kendal. Apabila dilakukan pada materi dan

tempat berbeda kemungkinan hasilnya tidak sama.

3. Keterbatasan Instrumen

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini bukan satu-satunya

yang mampu mengungkapkan keseluruhan aspek yang diteliti. Oleh karena

itu, instrument angket (kuorsioner) yang digunakan untuk mengungkapkan

data tentang respon siswa terhadap metode pembelajaran berbasis masalah

dengan model PQ4R tidaklah cukup, namun perlu juga dicari taraf kesukaran

butir dan juga efektifitas distraktor. Dalam penelitian ini validasi instrumen

evaluai hasil belajar hanya dilakukan validasi tahap I.

4. Keterbatasan Kemampuan

Penelitian tidak lepas dari pengetahuan, oleh karena itu peneliti

menyadari keterbatasan kemampuan khususnya pengetahuan ilmiah. Tetapi

peneliti sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menjalankan penelitian

sesuai dengan kemampuan keilmuan serta bimbingan dari dosen

pembimbing.

Page 84: File : 073711006.pdf

70

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai

“Pengaruh Respon Siswa Pada Penerapan Metode pembelajaran berbasis

masalah dengan Model PQ4R terhadap hasil belajar Siswa kelas X materi

pokok Stoikiometri di SMA NU 01 Al Hidayah Kendal, dapat ketahui bahwa

rata-rata nilai respon siswa yang diperoleh sebesar 71,805 dengan predikat

baik. Sedangkan rata-rata nilai hasil belajar kimia siswa kelas X materi pokok

Stoikiometri sebesar 73,556. Nilai ini berada pada predikat baik. Analisis ada

atau tidak ada hubungan antara variabel respon siswa (X) dengan variabel

hasil belajar (Y) diuji dengan rumus korelasi momen tangkar dari Pearson.

Harga rxy yang diperoleh adalah 0,606. Harga rxy ini diuji signifikansinya

dengan uji t. Harga t yang diperoleh adalah 4,442. Pada taraf signifikansi 5%

harga thitung = 4,036 lebih besar dari ttabel = 2,704 sehingga korelasi antara

variabel X dan Y adalah signifikan. Selanjutnya, dari hasil analisis uji

hipotesis menggunakan rumus regresi diperoleh Freg hitung sebesar = 19,732

lebih besar dari F tabel pada taraf signifikansi 5% dan 1 % yaitu 4,11 dan 7,39.

Artinya, baik pada taraf 1% maupun 5%, Freg signifikan. Sehingga hipotesis

yang diajukan yaitu “ada pengaruh respon siswa pada penerapan metode

pembelajaran berbasis masalah dengan model PQ4R terhadap hasil belajar

Siswa kelas X materi pokok Stoikiometri di SMA NU 01 Al Hidayah Kendal”

adalah diterima secara signifikan.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh respon siswa pada

penerapan metode pembelajaran berbasis masalah dengan model PQ4R

terhadap hasil belajar Siswa kelas X materi pokok Stoikiometri di SMA NU

Page 85: File : 073711006.pdf

71

01 Al- Hidayah Kendal, penulis menyampaikan saran- saran yang kiranya

dapat memberikan manfaat kepada pihak- pihak terkait sebagai berikut.

1. Bagi para pendidik, khususnya bidang studi ilmu kimia hendaknya selalu

melakukan perbaikan-perbaikan dan dapat mengembangkan berbagai

strategi dalam belajar mengajar sehingga materi pelajaran yang

disampaikan dapat diterima peserta didik secara maksimal.

2. Bagi peserta didik hendaknya selalu mengikuti pelajaran yang disampaikan

oleh guru dengan seksama dan meningkatkan motivasi belajarnya, agar

hasil belajar yang telah dirumuskan akan tercapai. Selain itu harus

mengaplikasikan hasil belajarnya dalam kehidupan sehari-hari

3. Bagi semua elemen masyarakat hendaknya ikut andil dalam mensukseskan

tujuan pendidikan yang telah dirumuskan agar terciptanya masyarakat yang

berpendidikan dan berakhlak mulia.

Page 86: File : 073711006.pdf

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhamad “Model Pembelajaran PQ4R”, dalam

http://muhammadalitomacoa.blogspot.com/2009/04/model-

pembelajaran-pq4r.html, diakses 30 November 2011.

Amri, Sofan dan Iif khoiru Ahmadi, Konstruksi Pengembanngan Pembelajaran,

Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya, 2010.

Arikunto, Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara,

2006, ed. 6.

_______, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, hlm. 168-170.

Baharudin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, Jogjakarta:

Ar- Ruzz Media, 2010.

Benny, Pribani A, Model Desain Sistem Pembelajaran Jakarta: Dian Rakyat,

2009.

Bungin, M. Burhan, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Kencana, 2006,

Ed. 1. Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 2002.

Chang, Raymond, Kimia Untuk Universitas, Jakarta: Penerbit Erlangga, 2004,

Ed. 1.

Dwi Suyanti, Retno, Strategi Pembelajaran Kimia, Yogyakarta: Graha Ilmu,

2010.

Hadi, Sutrisno , Metodologi Research, Yogyakarta: Andi, 2004.

_______, Analisis Regresi, Yogyakarta: Andi Offset, 2002.

Hartono, Statistik untuk Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.

Haryati, Mimin, Model dan Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan Pendidikan,

Jakarta: Gaung Persada Press, 2007.

Mangkuatmodjo, Soegiyarto, Statistik Lanjutan, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004.

Nasution, S., Metode Research, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009.

Nazir. Moh, Metode Penelitian, Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2005.

Purba, Michael, Kimia untuk SMA Kelas X, Jakarta: Penerbit Erlangga, 2006.

Purwanto, Evaluasi hasil Belajar, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.

Page 87: File : 073711006.pdf

Purwanto, Ngalim, Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2007.

Slameto, Belajar dan Faktor- faktor yang Mempengaruhi., Jakarta: Rineka Cipta,

2010.

Sudyono, Anas , Pengantar Evaluasi pendidikan, Jakarta: PT. Raja Garfindo

Persada, 2009.

Sudjana, Nana, Dasar- dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: sinar Baru

Algensindo, 2009.

_______, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Rosdakarya, 2009.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D, Bandung: Alfabeta, 2008.

_______, Statistika untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2007.

Sumantri, Ating dan Sambas Ali Muhidin, Aplikasi Statistika dalam Penelitian,

Bandung: Pustaka Setia, 2006.

Supranto, Statistik Teori dan Aplikasi, Jakarta: Erlangga, 2001, Ed. 6.

Syamsuddin, Abin., Psikologi Kependidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2000.

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Jakarta: Kencana

Prenada Media Group, 2009.

Uno, Hamzah B., Perencanaan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2008.

Winarsunu, Tulus, Statistik dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan, Malang:

UMM Press, 2007.

Winataputra, Udin S, dkk., Teori Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: penerbit

Universitas Terbuka, 2007.

Zaini, Hisyam, dkk, Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta: Pustaka Insan

madani, 2008.

Page 88: File : 073711006.pdf

Lampiran 1

KISI- KISI SOAL UJI COBA

Satuan Pendidikan : SMA NU Al- Hidayah Kendal

Mata Pelajaran : KIMIA

Kelas/Semester : X/1

Standar Kompetensi : 2. Memahami hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya dalam perhitungan kimia (stoikiometri)

Kompetensi

Dasar

Indikator Jenjang Soal dan Penyebarannya Jumlah

C1 C2 C3 C4

Membuktikan dan

mengkomunikasi

kan berlakunya

hukum-hukum

dasar kimia

melalui percobaan

serta menerapkan

konsep mol dalam

menyelesaikan

perhitungan

kimia.

1 Menjelaskan hukum Lavoisier, hukum

Proust, dan menganalisis senyawa untuk

membuktikan berlakunya hukum

kelipatan perbandingan (hukum Dalton)

45 43 2

2 Menjelaskan hukum perbandingan volum

(hukum Gay Lussac) dan hipotesis

Avogadro.

19, 22 7, 9, 11,

17, 20, 24,

27, 28

30, 34, 42 13

3 Mengkonversikan jumlah mol dengan

jumlah partikel, massa zat, dan massa

molar.

5, 10, 18,

40

4, 8, 16,

21, 23, 47

10

4 Menentukan rumus empiris, rumus

molekul, dan kadar unsur dalam senyawa. 1, 3 2, 26, 46 31, 37 29, 35, 36 10

5 Menentukan banyak zat pereaksi atau

hasil reaksi 44 6, 13, 12,

14, 15

32, 25, 39, 33, 48, 38,

41, 49, 50

15

Page 89: File : 073711006.pdf

Lampiran 2

LEMBAR SOAL

Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA NU Al- Hidayah Kendal Pokok Bahasan : Stoikiometri

PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada kolom yang disediakan 2. Periksa dan bacalah soal dengan teliti sebelum Anda bekerja 3. Pilihlah jawaban yang anda anggap paling benar dengan cara memberi tanda

silang (X) 4. Gunakan waktu dengan efektif dan efisien 5. Periksalah pekerjaan anda sebelum diserahkan kepada guru

SOAL 1. Dari rumus kimia dibawah ini:

(i). NH3

(ii). Br2 (iii).SO2 (iv).O2

Yang menyatakan rumus molekul senyawa adalah.... a. I,ii, dan iii b. I dan iii c. Ii dan iv d. Iv saja e. I,ii, iii, dan iv

2. Senyawa berikut yang mempunyai rumus molekul dan rumus empiris yang sama adalah.... a. CH4 b. C2H2 c. C6 H12 O6 d. C3H8 e. C4H8

3. Dari senyawa berikut ini yang mengandung jumlah atom oksigen terbanyak adalah… a. AL2(SO4)3

b. Na2 SO4

c. C6H12O6 d. Ca (CH3COO)2 e. Mg SO4 7H2O

Page 90: File : 073711006.pdf

4. Jika masa atom relatif unsur X adalah a dan masa rata-rata satu atom C-12 adalah B gram,maka massa rata-rata satu atom unsur X adalah… a. a.b b. a/b

c. .

12

a b

d. 12 ab

e. 12a

b

5. Jika Ar Ca = 40; C = 12 ; H = 7 dan O = 16. Maka Mr dari Ca (CH3COO)2

adalah… a. 85 b. 99 c. 118 d. 130 e. 158

6. Persamaan reaksi yang menunjukkan reaksi antara besi (padat) dengan larutan HCl yang menghasilkan larutan besi (II) Klorida dan gas Hidrogen adalah ....

a. Pb(s) + 2HF(aq) → PB F2(aq) +H2(g)

b. Pb(s) + 2HCl(aq) → PB Cl2(aq) +H2(g)

c. Fe(s) + 2HCl(aq) → Fe Cl(aq) +H2(g)

d. Fe(s) + 2HF(aq) → FeF2(aq) +H2(g)

e. Fe(s) + 2HCl(aq) → FeCl2(aq) +H2(g 7. Gas propana (C3H8) terbakar menurut persamaan reaksi

C3H8 (g) + O2 (g) → CO2(g) + H2O(l) (belum setara) Volume oksigen (T,P) yang diperlukan untuk membakar sempurna 2 liter propana (T,P) adalah.... a. 5 liter b. 10liter c. 15 liter d. 30 liter e. 35 liter

8. Di ketahui massa atom relatif (Ar) C = 12; O = 16 ; K = 39) , maka massa 2 mol K2CO3 adalah.... a. 138 gram b. 200 gram c. 250 gram d. 276 gram e. 300 gram

Page 91: File : 073711006.pdf

9. Volume 7,5 gram gas NO pada suhu 0°C dan tekanan 1 atmosfer adalah….(Ar N=14;O=16) a. 5,6 liter b. 11,2 liter c. 22,0 liter d. 22,4 liter e. 44,0 liter

10. Jika diketahui massa atom relatif H=1; O=16; Na=23; S=32, maka massa molekul relatif Na2S2O3.5H2O adalah... a. 248 b. 158 c. 142 d. 162 e. 72

11. Volume 8,5 gram gas NH3 pada suhu 0°C dan tekanan 1 atmosfer adalah…. a. 2,8 liter b. 5,6 liter c. 11,2liter d. 17,8 lite e. 22,4 liter

12. Pada reaksi pembuatan gas amonia, persamaan reaksinya adalah: N2 (g) + 3H2 (g) → 2NH3 (g) Pernyataan yang benar tentang persamaan reaksi di atas adalah....

a. Gas amonia disebut zat pereaksi b. Angka 3 dalam gas hidrogen dinamakan indeks reaksi c. Gas nitrogen dan gas hidrogen disebut zat hasil reaksi d. 2 molekul gas amonia adalah zat hasil reaksi e. Ketiga fase dalam hasil raksi di atas sama , yaitu fase cair

13. Pada reaksi pembakaran :

a C3H8 + bO2 → cCO2 + dH2O Nilai a,b,c, dan d berturut-turut adalah.... a. 1,5,3,4 b. 1,3,4,5 c. 1,4,3,5 d. 5,4,3,1 e. 4,3,5,1

14. Diantara persamaan reaksi berikut yang sudah setara adalah ....

a. Cr2O3 + 2Al → Al2O3 + Cr b. Al + H2SO4 → Al2SO4 + 3H2 c. C2H5OH + O2 → 2CO2 + 3H2O d. Mg(OH)2 + 2HCl → MgCl2 + 2H2O

Page 92: File : 073711006.pdf

e. Cu + H2SO4 → CuSO4 + 3H2O + SO2 15. Jika sepotong besi dibiarkan di udara terbuka akan terjadi karat besi, massa karat besi adalah....

a. sama dengan massa besi mula-mula b. lebih kecil dari massa besi mula-mula c. lebih besar dari massa besi mula-mula d. setengah dari massa besi mula-mula e. dua kali massa besi mula-mula

16. jika diketahui massa kalsium hidroksida (CaOH) sebanyak 3,7 gram (Ar Ca = 40; O = 16; H = 1), maka banyaknya mol zat tersebut adalah.... a. 0,05 b. 0,10 c. 0,20 d. 0,25 e. 0,50

17. Jika diketahui massa 1 atom unsur A mempunyai massa 1,08 x 10-22 gram dan massa 1 atom C-12 adalah 1,99 x 10-23 gram, maka massa atom relatif dari unsur A adalah.... a. 5,4 b. 10,8 c. 65 d. 130 e. 150

18. Berapakah massa molekul relatif (Mr) dari senyawa Fe(NO3)3 . 9H2O, jika diketahui Ar Fe = 56; N = 14; O = 16; H = 1? a. 404 b. 368 c. 342 d. 260 e. 242

19. Massa dari 6, 02 x 1023 partikel atom oksigen adalah.... (Ar O = 16) a. 4 gram b. 8 gram c. 16 gram d. 32 gram e. 64 gram

20. Jika pada STP, volum dari 4,25 gram gas sebesar 2,8 liter, maka massa molekul relatif gas tersebut adalah... a. 26 b. 28 c. 30 d. 32

Page 93: File : 073711006.pdf

e. 34 21. Massa 0,05 mol NaOH adalah.... (Ar Na = 23; O = 16; H = 1)

a. 0,02 gram b. 0,20 gram c. 0,002 gram d. 2,00 gram e. 20,00 gram

22. Harga perbandingan antara massa 1 atom suatu unsur dengan �

�� x massa 1

atom 12C disebut.... a. Bilangan Avogadro b. Massa rumus relatif c. Satuan massa atom d. Massa molekul relatif e. Massa atom relatif

23. Diketahui massa atom relatif (Ar N = 14; C = 12; H =1), maka massa dari 0,5 mol urea, CO(NH2)2, adalah.... a. 22 gram b. 29 gram c. 30 gram d. 44 gram e. 60 gram

24. Massa atom relatif (Ar) H = 1 dan O = 16 , tetapan Avogadro = 6,02 x 1023 , jumlah molekul air yang terdapat dalam 180 gram H2O adalah.... a. 6,02 x 1022 molekul b. 6,02 x 1023 molekul c. 6,02 x 1024 molekul d. 12,04 x 1023 molekul e. 12,04 x 1024 molekul

25. Untuk menghasilkan 16 molekul NH3 banyaknya molekul N2 dan H2 yang diperlukan adalah.... a. 1 dan 3 molekul b. 4 dan 12 molekul c. 12 dan 4 molekul d. 8 dan 24 molekul e. 24 dan 8 molekul

26. Senyawa yang mengandung jumlah partikel terkecil dalam 1 gram adalah.... a. C6H12O6 ( Mr = 180 ) b. CO(NH2)2 ( Mr = 60 ) c. H2SO4 ( Mr = 98 ) d. NH3 ( Mr = 17 )

Page 94: File : 073711006.pdf

e. H2O ( Mr = 18 ) 27. Pada suhu dan tekanan tertentu , volume dari 14 gram gas nitrogen (N2)

adalah 14 liter . Pada suhu dan tekanan yang sama ,volume dari 16 gram oksigen (O2)adalah.... (Ar N = 14 ; O = 16 ) a. 7 liter b. 14 liter c. 16 liter d. 20 liter e. 32 liter

28. Jika 3 gram x terdapat partikel sebanyak 3,01 x 1022 atom , massa atom relatif unsur X adalah.... a. 9,03 b. 15 c. 30 d. 60 e. 120

29. Suatu senyawa mempunyai rumus empiris CH2O dan massa molekul relatif 60. Jika diketahui massa atom relatif H = 1, C = 12 dan O = 16 , maka rumus molekul senyawa tersebut adalah.... a. HCHO b. CH3COOH c. CH3CH2O d. C2H6O2 e. CH3CH2OH

30. Pada suhu dan tekanan tertentu, 2 gram gas X2 mempunyai volum 1 liter. Jika pada suhu dan tekanan yang sama 7,5 gram C2H6 (Mr = 30) mempunyai volum 10 liter, maka massa atom relatif X adalah.... a. 20 b. 25 c. 40 d. 60 e. 80

31. Dalam senyawa propana (C3H8) (Ar C = 12 dan H = 1), perbandingan massa atom C dan H adalah.... a. 1 : 1 b. 3 : 8 c. 2 : 9 d. 8 : 3 e. 9 : 2

32. Jika 64 g gas SO2 direaksikan dengan gas O2 menghasilkan 160 g gas SO3 , massa O2 yang direaksikan adalah....

Page 95: File : 073711006.pdf

a. 48 g b. 84 g c. 90 g d. 96 g e. 144 g

33. Aluminium larut dalam asam klorida membentuk aluminium klorida dan gas hidrogen.

2����� 6� ����� → 2�� ������ 3�����

Jika massa aluminium yang dilarutkan 5,4 gram, maka volum gas H2 yang dapat terbentuk pada keadaan standar adalah.... a. 1,12 liter b. 2,24 liter c. 3,36 liter d. 4,48 liter e. 6,72 liter

34. Pada tekanan dan temperature tertentu 2,5 liter gas metana (CH4) dibakar menurut reaksi :

CH4 (g) + 2 O2 (g) → CO2 (g) + 2 H2O (g) Volume gas karbon dioksida yang dihasilkan adalah…. a. 1,25 liter b. 2,50 liter c. 5,00 liter d. 7,50 liter e. 10,00 liter

35. Suatu senyawa terdiri dari 75% C, dan sisanya hidrogen. Jika diketahui massa atom relatif H = 1 dan C = 12, maka rumus empiris senyawa itu adalah.... a. CH b. CH2 c. CH3 d. CH4 e. C2H3

36. Kadar Fe2O3 dalam suatu bijih besi adalah 80%. Banyaknya besi yang terdapat dalam 1 ton bijih tersebut adalah.... (Ar O = 16; Fe = 56) a. 800 kg b. 560 kg c. 280 kg d. 112 kg e. 56 kg

37. Diantara senyawa berikut yang kadar nitrogennya terbesar adalah.... (Ar H = 1; N = 14; O = 16; P = 31; S = 32) a. NH3

Page 96: File : 073711006.pdf

b. CO(NH2)2 c. (NH4)2SO4 d. (NH4)3PO4 e. N2H4

38. Sebanyak 24 gram magnesium (Mg) dibakar dalam oksigen berlebihan. Terbentuk 40 gram magnesium oksida (MgO). Persamaan reaksinya sebagai berikut.

2����� ����� → ������

Massa oklsigen yang terpakai dalam reaksi itu adalah.... a. 8 gram b. 16 gram c. 24 gram d. 40 gram e. 64 gram

39. Berdasarkan soal nomor 38, perbandingan massa magnesium : oksigen dalam magnesium oksida adalah.... a. 2 : 1 b. 1 : 2 c. 3 : 2 d. 2 : 3 e. 3 : 5

40. Dalam 1 liter masing- masing gas berikut yang mengandung jumlah molekul terbanyak adalah.... a. Hidrogen (H2) b. Helium (He) c. Metana (CH4) d. Amonia (NH3) e. Sama semua

41. Gas hidrogen dapat dibuat dari reaksi antara logam magnesium dengan larutan asam sulfat encer. Untuk membuat 44,8 liter gas hidrogen (0°C, 1 atm), berapa gram magnesium yang dibutuhkan ? (Ar Mg = 24) a. 96 gram b. 48 gram c. 24 gram d. 16 gram e. 56 gram

42. Suatu unsur logam yang bervalensi tiga sebanyak 3,37 gram direaksikan dengan asam klorida sehingga reaksinya berjalan sempurna. Volume gas

Page 97: File : 073711006.pdf

hidrogen yang terjadi ternyata 4,03 liter (pada STP). Tentukan massa atom relatif logam tersebut. a. 29 b. 26 c. 27 d. 56 e. 63

43. Pada wadah tertutup, 4 gram logam kalsium dibakar dengan oksigen, menghasilkan kalsium oksida. Jika massa kalsium oksida yang dihasilkan adalah 5,6 gram, maka berapa massa oksigen yang diperlukan? a. 0,8 gram b. 1,2 gram c. 0,4 gram d. 1,6 gram e. 2,4 gram

44. Penulisan persamaan reaksi yang paling tepat bila padatan kalsium bereaksi dengan gas oksigen menghasilkan padatan kalsium oksida adalah....

a. 4K (s) + O2 (g) → 2K2O (s)

b. 2K (s) + O2 (g) → 2K2O (s)

c. 2Ca (s) + O2 (g) → 2CaO (s)

d. Ca (s) + O2 (g) → CaO (s)

e. Ca (s) + O2 (g) → CaO2 (s) 45. Pada percobaan reaksi antara tembaga dan belerang sehingga

membentuk.Tembaga (II) sulfida dan data yang diperoleh sebagai berikut.

percobaan

Massa tembaga

(g)

Massa belerang

(g)

Massa tembaga sulfida

(g) 1 2 3 4

18 28 8 8

2 3 4 5

6 9 12 12

Berdasarkan data tersebut , perbandingan massa tembaga dan belerang

sehingga membentuk senyawa tembaga (II) sulfida adalah.... a. 1 : 1 b. 1 : 2 c. 2 : 1 d. 3 : 1 e. 2 : 3

Page 98: File : 073711006.pdf

46. Dalam senyawa metana (CH4) ( ArC= 12 dan H = 1) ,perbandingan massa atom C dan H adalah....

a. 1 : 1 b. 3 : 8 c. 2 : 9 d. 8 : 3 e. 9 : 2

47. Jika 4 gram X terdapat partikel sebanyak 3,01 x 1022 atom , massa atom relatif unsur X adalah.... a. 9,03 b. 15 c. 30 d. 80 e. 120

48. Jika 100 g gas SO2 direaksikan dengan gas O2 menghasilkan 160 g gas SO3 , massa O2 yang direaksikan adalah.... a. 48 g b. 84 g c. 90 g d. 96 g e. 60 g

49. Jika diketahui perbandingan massa besi (Fe) dan belerang (S) dalam pembentukan senyawa besi (II) sulfida (FeS) adalah 7 : 4. Tentukan massa besi yang dibutuhkan untuk bereaksi dengan 8 gram belerang! a. 8 gram b. 10 gram c. 12 gram d. 14 gram e. 16 gram

50. Berdasarkan soal nomor 49, berapa massa belerang yang tersisa, jika sebanyak 21 gram Fe direaksikan dengan 15 gram S? a. 2 gram b. 3 gram c. 4 gram d. 5 gram e. 6 gram

_Selamat Mengerjakan_

Page 99: File : 073711006.pdf
Page 100: File : 073711006.pdf

Lampiran 3

KUNCI JAWABAN SOAL UJI COBA

1. B

2. A

3. A

4. E

5. E

6. E

7. B

8. D

9. A

10. A

11. C

12. D

13. A

14. D

15. B

16. A

17. C

18. A

19. C

20. E

21. D

22. E

23. E

24. D

25. D

26. A

27. B

28. D

29. B

30. C

31. E

32. D

33. E

34. B

35. D

36. B

37. E

38. B

39. C

40. E

41. A

42. C

43. D

44. E

45. A

46. C

47. C

48. E

49. D

50. B

Page 101: File : 073711006.pdf

Lampiran 4

NAMA PESERTA UJI COBA

No Kode Nama

1 UC-1 Abdul Rohman

2 UC-2 Barokah

3 UC-3 Bias Rifki Hasyim Musyawal

4 UC-4 Da'i Muhamad Abdul Wakhid

5 UC-5 Dhurotun Nafisah

6 UC-6 Dwi Mustika Sari

7 UC-7 Fatkhiyatul Ulfah

8 UC-8 Ikawati

9 UC-9 Ismawati

10 UC-10 Isnawati Defi

11 UC-11 Jihan Rofiana

12 UC-12 Kaspari

13 UC-13 Kusnul Hidayati

14 UC-14 Millathul Lathifah

15 UC-15 Mohamad Muslih

16 UC-16 Muftiatul Nafiah

17 UC-17 Mukhsin

18 UC-18 Rifqi Ma'aruf

19 UC-19 Rina Setiyaningsih

20 UC-20 Saidatul Rohmah

21 UC-21 Sintya Wulandari

22 UC-22 Sisma Swa Purnamasari

23 UC-23 Siti Astuti

24 UC-24 Siti Nur Amalia

25 UC-25 Siti Zulaekhah

26 UC-26 Tri Mulyani

27 UC-27 Ulya Nur Afidah

28 UC-28 Uswatun Khasanah

Page 102: File : 073711006.pdf

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1 UC-26 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0

2 UC-09 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0

3 UC-21 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1

4 UC-28 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1

5 UC-01 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0

6 UC-12 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0

7 UC-13 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0

8 UC-16 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1

9 UC-18 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0

10 UC-22 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0

11 UC-23 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1

12 UC-27 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0

13 UC-08 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1

14 UC-04 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0

15 UC-03 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0

16 UC-07 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0

17 UC-11 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0

18 UC-19 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0

19 UC-20 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0

20 UC-24 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1

21 UC-15 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0

22 UC-25 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0

23 UC-14 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1

24 UC-05 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0

25 UC-02 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1

26 UC-06 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0

27 UC-10 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

28 UC-17 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0

Jumlah X 17 17 23 12 10 22 10 7 4 19 17 3 8

Mp 22,941 14,059 22,652 22,583 21,7 22,364 22 24,143 17,25 23,158 23,706 23,667 22,375

Mt 21,107 21,107 21,107 21,107 21,107 21,107 21,107 21,107 21,107 21,107 21,107 21,107 21,107

p 0,6071 0,6071 0,8214 0,4286 0,3571 0,7857 0,3571 0,25 0,1429 0,6786 0,6071 0,1071 0,2857

q 0,3929 0,3929 0,1786 0,5714 0,6429 0,2143 0,6429 0,75 0,8571 0,3214 0,3929 0,8929 0,7143

St 6,6015 6,6015 6,6015 6,6015 6,6015 6,6015 6,6015 6,6015 6,6015 6,6015 6,6015 6,6015 6,6015

rpbis 0,3454 -1,327 0,502 0,1937 0,0669 0,3645 0,1008 0,2655 -0,239 0,4514 0,4894 0,1343 0,1215

thitung 2,5498 0 4,021 1,3676 0,4648 2,7116 0,702 1,9079 -1,702 3,5045 3,888 0,939 0,8478

ttabel 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056

kriteria valid tidak valid tidak tidak valid tidak tidak tidak valid valid tidak tidak

BA 12 10 14 8 6 14 5 5 1 13 11 2 5

BB 5 7 9 4 4 8 5 2 3 6 6 1 3

JA 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14

JB 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14

D 0,5 0,2143 0,3571 0,2857 0,1429 0,4286 0 0,2143 -0,143 0,5 0,3571 0,0714 0,1429

Kriteria baik cukup cukup cukup jelek baik jelek cukup jelek baik cukup jelek jelek

B 17 17 23 12 10 22 10 7 4 19 17 3 8

JS 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28

P 0,6071 0,6071 0,8214 0,4286 0,3571 0,7857 0,3571 0,25 0,1429 0,6786 0,6071 0,1071 0,2857

Kriteria sedang sedang mudah sedang sedang mudah sedang sukar sukar sedang sedang sukar sukar

pq 0,2385 0,2385 0,1467 0,2449 0,2296 0,1684 0,2296 0,1875 0,1224 0,2181 0,2385 0,0957 0,2041

∑pq 9,4732

S2 43,579

k 50

r11 0,7986

dipakai dibuang dipakai dibuang dibuang dipakai dibuang dibuang dibuang dipakai dipakai dibuang dibuang

1 2 3 4 5

ANALISIS BUTIR SOAL STOIKIOMETRI

No KodeNo Soal No Soal

Rel

iabil

itas

Nomor Soal

Val

idit

asD

aya

Pem

bed

aT

ingkat

Kes

ukar

an

Kriteria Soal

Page 103: File : 073711006.pdf

14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28

0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1

0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0

0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0

0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1

0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0

1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1

0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0

1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0

0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1

0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0

0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0

0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1

0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0

0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0

1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0

0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0

0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0

0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0

0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0

0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0

0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0

1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1

0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0

0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1

0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0

0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0

0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0

0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0

4 8 4 17 6 7 21 20 24 4 21 9 5 20 7

23,75 24,625 28,25 23,529 21,667 22,429 22,238 20,65 22,083 27 20,905 23,556 26,4 22,9 25,286

21,107 21,107 21,107 21,107 21,107 21,107 21,107 21,107 21,107 21,107 21,107 21,107 21,107 21,107 21,107

0,1429 0,2857 0,1429 0,6071 0,2143 0,25 0,75 0,7143 0,8571 0,1429 0,75 0,3214 0,1786 0,7143 0,25

0,8571 0,7143 0,8571 0,3929 0,7857 0,75 0,25 0,2857 0,1429 0,8571 0,25 0,6786 0,8214 0,2857 0,75

6,6015 6,6015 6,6015 6,6015 6,6015 6,6015 6,6015 6,6015 6,6015 6,6015 6,6015 6,6015 6,6015 6,6015 6,6015

0,1634 0,337 0,4417 0,4562 0,0443 0,1156 0,2967 -0,109 0,3622 0,3644 -0,053 0,2553 0,3738 0,4294 0,3654

1,1478 2,4801 3,4112 3,5513 0,307 0,8061 2,1528 -0,763 2,6924 2,7113 -0,368 1,8291 2,7924 3,2943 2,7201

2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056

tidak valid valid valid tidak tidak valid tidak valid valid tidak tidak valid valid valid

2 6 3 12 4 5 12 9 14 3 11 5 3 13 5

2 2 1 5 2 2 9 11 10 1 10 4 2 7 2

14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14

14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14

0 0,2857 0,1429 0,5 0,1429 0,2143 0,2143 -0,143 0,2857 0,1429 0,0714 0,0714 0,0714 0,4286 0,2143

jelek cukup jelek baik jelek cukup cukup jelek cukup jelek jelek jelek jelek baik cukup

4 8 4 17 6 7 21 20 24 4 21 9 5 20 7

28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28

0,1429 0,2857 0,1429 0,6071 0,2143 0,25 0,75 0,7143 0,8571 0,1429 0,75 0,3214 0,1786 0,7143 0,25

sukar sukar sukar sedang sukar sukar mudah mudah mudah sukar mudah sedang sukar mudah sukar

0,1224 0,2041 0,1224 0,2385 0,1684 0,1875 0,1875 0,2041 0,1224 0,1224 0,1875 0,2181 0,1467 0,2041 0,1875

dibuang dipakai dibuang dipakai dibuang dibuang dipakai dibuang dipakai dibuang dibuang dibuang dibuang dipakai dipakai

6 7 8 9 10 11

No Soal No Soal

Page 104: File : 073711006.pdf

29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43

1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1

1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1

1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0

1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1

1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1

1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0

1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1

1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1

1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0

1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1

1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1

0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0

1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1

1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1

0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1

1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1

1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1

1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1

1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1

1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1

1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1

1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1

1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1

1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1

0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1

23 5 25 14 5 7 7 6 8 13 9 8 4 9 23

22,261 26,6 21,88 23,643 27,4 25,714 25 21,333 26,25 22,692 23,889 23 26,25 24 20,13

21,107 21,107 21,107 21,107 21,107 21,107 21,107 21,107 21,107 21,107 21,107 21,107 21,107 21,107 21,107

0,8214 0,1786 0,8929 0,5 0,1786 0,25 0,25 0,2143 0,2857 0,4643 0,3214 0,2857 0,1429 0,3214 0,8214

0,1786 0,8214 0,1071 0,5 0,8214 0,75 0,75 0,7857 0,7143 0,5357 0,6786 0,7143 0,8571 0,6786 0,1786

6,6015 6,6015 6,6015 6,6015 6,6015 6,6015 6,6015 6,6015 6,6015 6,6015 6,6015 6,6015 6,6015 6,6015 6,6015

0,3748 0,388 0,338 0,3841 0,4445 0,4029 0,3405 0,0179 0,4927 0,2235 0,29 0,1813 0,318 0,3016 -0,317

2,8012 2,9162 2,4879 2,8823 3,4375 3,0502 2,5087 0,124 3,9228 1,589 2,0995 1,2776 2,3242 2,1916 -2,318

2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056

valid valid valid valid valid valid valid tidak valid tidak valid tidak valid valid tidak

13 3 14 9 4 5 5 2 7 8 6 4 3 7 10

10 2 11 5 1 2 2 4 1 5 3 4 1 2 13

14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14

14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14

0,2143 0,0714 0,2143 0,2857 0,2143 0,2143 0,2143 -0,143 0,4286 0,2143 0,2143 0 0,1429 0,3571 -0,214

cukup jelek cukup cukup cukup cukup cukup jelek baik cukup cukup jelek jelek cukup jelek

23 5 25 14 5 7 7 6 8 13 9 8 4 9 23

28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28

0,8214 0,1786 0,8929 0,5 0,1786 0,25 0,25 0,2143 0,2857 0,4643 0,3214 0,2857 0,1429 0,3214 0,8214

mudah sukar mudah sedang sukar sukar sukar sukar sukar sedang sedang sukar sukar sedang mudah

0,1467 0,1467 0,0957 0,25 0,1467 0,1875 0,1875 0,1684 0,2041 0,2487 0,2181 0,2041 0,1224 0,2181 0,1467

dipakai dibuang dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai dibuang dipakai dibuang dipakai dibuang dibuang dipakai dibuang

12 13 14 15 16 17 18 19 20

No SoalNo Soal No Soal

Page 105: File : 073711006.pdf

44 45 46 47 48 49 50 Y Y2

0 1 1 1 1 1 1 37 1369

0 0 1 0 1 1 0 27 729

1 0 1 0 1 1 1 28 784

0 0 0 0 0 0 0 27 729

1 1 0 0 1 1 0 26 676

0 1 1 0 1 1 1 29 841

0 0 1 1 1 1 0 25 625

0 1 1 0 1 1 0 25 625

0 0 1 1 0 0 0 26 676

1 1 0 1 1 1 0 22 484

0 0 1 0 1 1 1 25 625

0 1 0 1 0 1 1 22 484

0 1 1 1 0 0 0 24 576

0 0 0 0 0 0 0 19 361

1 0 1 0 0 1 0 18 324

1 0 1 0 1 1 0 20 400

0 1 0 0 1 0 1 18 324

1 0 0 0 0 1 0 16 256

1 0 0 0 1 1 0 13 169

0 1 0 0 1 0 0 20 400

1 0 1 1 0 0 0 19 361

1 0 0 0 0 1 1 23 529

0 0 0 0 0 0 0 13 169

0 0 0 0 1 0 0 13 169

1 1 1 0 0 0 0 17 289

0 0 0 0 0 0 0 13 169

1 0 0 0 0 1 0 9 81

0 1 0 0 0 0 0 17 289

11 11 13 7 14 16 7 591 13513

19,182 23,364 24,615 25 23,429 22,813 26

21,107 21,107 21,107 21,107 21,107 21,107 21,107

0,3929 0,3929 0,4643 0,25 0,5 0,5714 0,25

0,6071 0,6071 0,5357 0,75 0,5 0,4286 0,75

6,6015 6,6015 6,6015 6,6015 6,6015 6,6015 6,6015

-0,235 0,275 0,4947 0,3405 0,3517 0,2983 0,4279

-1,672 1,9813 3,9442 2,5087 2,6026 2,1652 3,2802

2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056

tidak tidak valid valid valid valid valid

3 7 9 6 9 10 5

8 4 4 1 5 6 2

14 14 14 14 14 14 14

14 14 14 14 14 14 14

-0,357 0,2143 0,3571 0,3571 0,2857 0,2857 0,2143

jelek cukup cukup cukup cukup cukup cukup

11 11 13 7 14 16 7

28 28 28 28 28 28 28

0,3929 0,3929 0,4643 0,25 0,5 0,5714 0,25

sedang sedang sedang sukar sedang sedang sukar

0,2385 0,2385 0,2487 0,1875 0,25 0,2449 0,1875

dibuang dibuang dipakai dipakai dipakai dipakai dipakai

21 22 23 24 25

No Soal

Page 106: File : 073711006.pdf

Rumus

Keterangan:

= Rata-rata skor total yang menjawab benar pada butir soal

= Rata-rata skor total

= Standart deviasi skor total

= Proporsi siswa yang menjawab benar pada setiap butir soal

= Proporsi siswa yang menjawab salah pada setiap butir soal

Kriteria

Apabila thitung > ttabel, maka butir soal valid.

dengan:

1-r2

pbis

Perhitungan

1

0

0

0

0

Jumlah

13

9

17

591

0

9

17

39017

19

23

13

13

17

169

81

289

13513

20

0

0

0

0

0

UC-06

UC-10

28 UC-17

25

26

27

0

0

1

1

400

361

529

169

169

289

20UC-24

UC-15

UC-25

UC-14

UC-05

UC-02

19

20

21

22

23

24

016913

18 UC-19 1 1625616

0UC-20

17 UC-11 1 1832418

16 UC-07 0 040020

15 UC-03 0 032418

14 UC-04 1 1936119

13 UC-08 1 2457624

12 UC-27 1 2248422

11 UC-23 1 2562525

10 UC-22 1 2248422

9 UC-18 1 2667626

8 UC-16 0 062525

7 UC-13 1 2562525

6 UC-12 1 2984129

5 UC-01 1 26676

4 UC-28 0 072927

26

3 UC-21 1 28784

2 UC-09 1 2772927

28

1 UC-26 1 371369

No KodeButir soal

no 1 (X)

Skor Total

(Y)Y

2 XY

37

q

t hitung =rpbis n-2

Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya

untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama, dan

diperoleh seperti pada tabel analisis butir soal.

Perhitungan Validitas Butir Soal

Stoikiometri

Mp

Mt

St

p

q

p

S

MM r

t

tp

pbis

-=

Page 107: File : 073711006.pdf

Berdasarkan tabel tersebut diperoleh:

= 1 p = =

2

Pada taraf signifikansi 5%, dengan dk =26, diperoleh ttabel = 2.056

Karena thitung > ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa butir item tersebut valid.

= 2,5500,303

= 0,345

=591

28,00

= 21,11

= 0,61

=28,00

17

0,61

0,39

1 0,61

th =

28,00

rpbis =22,94 21,11

480,835

6,60

0,39

St =

13513 591

= 6,60

q

28,00

p =Jumlah skor yang menjawab benar pada no 1

Banyaknya siswa

390

17

= 22,94

Mt =Jumlah skor total

Banyaknya siswa

=

Mp =Jumlah skor total yang menjawab benar pada no 1

Banyaknya siswa yang menjawab benar pada no 1

Page 108: File : 073711006.pdf

Rumus

Keterangan:

= Indeks kesukaran

= Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas

= Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah

= Banyaknya siswa pada kelompok atas

= Banyaknya siswa pada kelompok bawah

Kriteria

<

< <

< <

< <

< <

Perhitungan

Berdasarkan kriteria, maka soal no 1 mempunyai daya pembeda baik.

5

D =5

14

0,5=

12

14-

Jumlah 12 Jumlah

14 UC-04 1 28 UC-17 1

13 UC-08 1 27 UC-10 1

12 UC-27 1 26 UC-06 0

11 UC-23 1 25 UC-02 0

10 UC-22 1 24 UC-05 0

9 UC-18 1 23 UC-14 0

8 UC-16 0 22 UC-25 0

7 UC-13 1 21 UC-15 0

6 UC-12 1 20 UC-24 1

5 UC-01 1 19 UC-20 0

4 UC-28 0 18 UC-19 1

3 UC-21 1 17 UC-11 1

2 UC-09 1 16 UC-07 0

1 UC-26 1 15 UC-03 0

No. Kode Skor No. Kode Skor

0,70 DP 1,00 Sangat Baik

Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya

untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama, dan

diperoleh seperti pada tabel analisis butir soal.

Kelompok Atas Kelompok Bawah

0,20 DP 0,40 Cukup

0,40 DP 0,70 Baik

Kriteria

DP 0,00 Sangat jelek

0,00 DP 0,20 Jelek

IK

BA

BB

JA

JB

Interval DP

Perhitungan Daya Pembeda Soal

Stoikiometri

D =BA

-BB

JA JB

Page 109: File : 073711006.pdf

Rumus

Keterangan:

= Indeks kesukaran

= Jumlah siswa yang menjawab benar

= Banyaknya siswa

Kriteria

=

< <

< <

< <

=

+

= 0,61

Berdasarkan kriteria, maka soal no 1 mempunyai tingkat

kesukaran soal yang sedang

Kelompok Bawah

12 5Jumlah Jumlah

P =12 5

28

1

UC-26

UC-09

UC-21

UC-28

UC-01

1

0

0

0

0

0

1UC-10

UC-17

Skor

0

0

1

1

0

1

0UC-15

UC-25

UC-14

UC-05

UC-02

UC-0626

27

28

Kode

UC-03

UC-07

UC-11

UC-19

UC-20

UC-2420

21

22

23

24

25

1

1

1

1

1

8

Kelompok Atas

No.

15

16

17

18

19

UC-12

UC-13

0

1

1

1

3

4

5

6

7

10

11

12

13

14

UC-27

UC-08

UC-04

UC-16

UC-18

UC-22

UC-23

Sukar

Terlalu sukar

0,70 IK 1,00

0

19

No. Kode Skor

1

2

1

1

Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya

untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama, dan

diperoleh seperti pada tabel analisis butir soal.

Terlalu mudah

Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal

Stoikiometri

P =B

JS

IK 1,00

0,00 IK 0,30

0,30 IK 0,70

P

B

JS

Interval IK

IK 0,00

Kriteria

Mudah

Sedang

Page 110: File : 073711006.pdf

Rumus:

Keterangan:

= Banyaknya butir soal

= Jumlah dari pq

= Varians total

Kriteria

Berdasarkan tabel pada analisis ujicoba diperoleh:

= + +

= + +

=

2

Berdasarkan kriteria, maka koefisien reliabilitas 0,799

termasuk kriteria pengujian tinggi.

0,1467 + . . .+

Perhitungan Reliabilitas Soal

k

∑pq

S2

∑pq pq1 pq2

0,4 < r11 < 0,6 Sedang

Sangat rendah

0,2 < r11 < 0,4 Rendah

= 0,799

Stoikiometri

50 - 1

Interval

r11 =50 43,579 9,473

43,579

0,1875

9,4732

pq3

Kriteria

r11 < 0,2

=S2

0,6 < r11 < 0,8 Tinggi

0,8 < r11 < 1,0 Sangat tinggi

28

2843,579=

59113513

+ . . .+ pq45

0,2385 0,2385

÷÷

ø

ö

çç

è

æ å-÷ø

öçè

æ=

2

2

11S

pqS

1-k

k r

Page 111: File : 073711006.pdf

Lampiran 10

SILABUS

Nama Sekolah : SMA NU Al- Hidayah Kendal

Mata Pelajaran : KIMIA

Kelas/Semester : X/1

Standar Kompetensi : 2. Memahami hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya dalam perhitungan kimia (stoikiometri)

Alokasi Waktu : 12 jam (untuk UH 2 jam)

Kompetensi dasar Materi

Pembelajaran

Kegiatan

Pembelajaran Indikator Penilaian

Alokasi Waktu Sumber/

bahan/alat

2.2. Membuktikan

dan

mengkomunikasi

kan berlakunya

hukum-hukum

dasar kimia

melalui

percobaan serta

menerapkan

konsep mol

dalam

Hukum dasar

kimia

Hukum

Lavoisier

Hukum Proust

Hukum Dalton

Hukum Gay

Lussac

Hukum

Avogadro

Mendiskusikan

masalah-

masalah di

lingkungan

sekitar yang

berhubungan

dengan materi

pembelajaran.

Menarik

kesimpulkan

dari hasil

diskusi.

Menjelaskan

Hukum Lavoisier

Menjelaskan

Hukum Proust

Jenis tagihan

Tugas

individu

Tugas

kelompok

Ulangan

Bentuk

instrumen

Tes tertulis,

Laporan

tertulis

(intisari).

2 jam Sumber

Buku kimia

Bahan

Lembar kerja,

alat dan bahan

untuk percobaan.

Page 112: File : 073711006.pdf

menyelesaikan

perhitungan

kimia.

Mendiskusikan

data percobaan

untuk

membuktikan

hukum Dalton,

hukum Gay

Lussac dan

hukum

Avogadro dalam

diskusi

kelompok di

kelas.

Menghitung

volume gas

pereaksi atau

hasil reaksi

berdasarkan

hukum Gay

Menganalisis

senyawa untuk

membuktikan

berlakunya

hukum kelipatan

perbandingan

(hukum Dalton)

Menggunakan

data percobaan

untuk

membuktikan

hukum

perbandingan

volum (hukum

Gay Lussac).

Menggunakan

data percobaan

untuk

Jenis tagihan

Tugas

individu

Tugas

kelompok

Ulangan

Bentuk

instrumen

Tes tertulis

2 jam

Page 113: File : 073711006.pdf

Lussac.

Menemukan

hubungan antara

volum gas

dengan jumlah

molekulnya

yang diukur

pada suhu dan

tekanan yang

sama (hukum

Avogadro).

membuktikan

hukum hukum

Avogadro.

Perhitungan

kimia

Diskusi

informasi

konsep mol.

Menghitung

jumlah mol,

jumlah partikel,

massa dan

volum gas,

menentukan

rumus empiris,

Mengkonversikan

jumlah mol

dengan jumlah

partikel, massa,

dan volum zat.

Menentukan

rumus empiris

dan rumus

molekul

Menentukan

6 jam

Page 114: File : 073711006.pdf

rumus molekul,

air kristal, kadar

zat dalam

senyawa, dan

pereaksi

pembatas.

rumus air kristal

Menentukan

kadar zat dalam

suatu senyawa.

Menentukan

pereaksi

pembatas dalam

suatu reaksi

Menentukan

banyak zat

pereaksi atau

hasil reaksi

Semarang, November 2011

peneliti

Lulu Atinisa

NIM.073711006

Page 115: File : 073711006.pdf

Lampiran 11

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah : SMA NU 01 Al- Hidayah Kendal

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/Semester : X/ganjil

Pertemuan ke- : 1

Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran

Standar Kompetensi :2.Memahami hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya

dalam perhitungan kimia (stoikiometri)

A. Kompetensi Dasar

2.2 Membuktikan dan mengkomunikasikan berlakunya hukum-hukum dasar

kimia melalui percobaan serta menerapkan konsep mol dalam menyelesaikan

perhitungan kimia.

B. Indikator

1. Menjelaskan Hukum Lavoisier

2. Menjelaskan hukum Proust

3. Menganalisis senyawa untuk membuktikan berlakunya hukum kelipatan

perbandingan (hukum Dalton).

C. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat:

1. Menjelaskan Hukum Lavoisier

2. Menjelaskan hukum Proust

3. Menganalisis senyawa untuk membuktikan berlakunya hukum kelipatan

perbandingan (hukum Dalton).

D. Uraian Materi Pembelajaran

Hukum- hukum dasar kimia:

1. Hukum Lavoisier, mengemukakan bahwa pada reaksi kimia tidak terjadi

perubahan massa (hukum kekeklan massa).

2. Hukum Proust, mengemukakan bahwa unsur- unsur membentuk senyawa

dalam perbandingan tertentu (hukum perbandingan tetap).

3. Hukum Dalton menemukan hukum dasar kimia yang ketiga yang disebut

hukum kelipatan perbandingan.

Page 116: File : 073711006.pdf

E. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran berbasis masalah dengan model Preview,

Question, Read, Reflect, Recite, and Review (PQ4R).

F. Langkah-Langkah Pembelajaran

1. Kegiatan awal (Apersepsi), (10 menit)

a. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan melakukan

presensi

b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

c. Guru mengaitkan pelajaran yang akan dipeajari dengan pengetahuan

awal siswa

d. Guru memberikan motivasi terkait dengan hukum dasar kimia, yaitu

menginformasikan kepada siswa bahwa membakar sampah

merupakan kegiatan yang berpotensi menambah pemanasan global.

2. Kegiatan inti (75 menit)

a. Guru memberikan bahan ajar kepada siswa dan mempresentasikan

sedikit gambaran umum mengenai hukum- hukum dasar kimia. (10

menit)

b. Guru membagi siswa menjadi berkelompok, masing- masing

kelompok terdiri dari 4 atau 5 orang. (5 menit)

c. Guru menerapkan metode pembelajaran berbasis masalah dengan

model PQ4R dengan tahapan sebagai berikut. (60 menit)

1) Preview, siswa membaca selintas dengan cepat materi hukum dasar

kimia untuk menemukan ide pokok/ tujuan pembelajaran yang

hendak dicapai, meliputi hukum kekekalan massa, hukum

perbandingan tetap, dan hukum kelipatan berganda. . (5 menit)

2) Question, guru memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai

permasalahan yang terjadi dalam kehidupan sehari- hari, yaitu:

a) Apakah pembakaran kertas disertai pengurangan massa?

b) Apakah perbandingan unsur- unsur dalam suatu senyawa selalu

tetap?

c) Jika terdapat pasangan unsur yang dapat membentujk dua

macam senyawa, apakah perbandingan massa unsur senyawa

Page 117: File : 073711006.pdf

kedua merupakan kelipatan massa unsur senyawa pertama?. (10

menit)

3) Read, siswa membaca materi pelajaran secara aktif, yaitu

memberikan tanggapan terhadap apa yang telah dibaca berusaha

menjawab permasalahan yang diberikan oleh guru. (15 menit)

4) Reflect, siswa bersama kelompoknya mencoba memecahkan

masalah dari informasi yang diberikan oleh guru dengan

pengetahuan yang telah diketahui melalui bahan bacaan. (15 menit)

5) Recite, tiap- tiap kelompok membuat intisari dari pertanyaan-

pertanyaan dan jawaban yang telah dibuatnya. (10 menit)

6) Review, siswa dalam kelompok membaca kembali intisari yang

telah dibuatnya dan membaca kembali materi pada bahan bacaan

jika masih belum yakin dengan jawaban yang telah dibuatnya.(5

menit)

d. Kegiatan penutup (5 menit)

1) Guru mengevaluasi intisari yang dibuat oleh kelompok dan

memberikan jawaban/solusi yang belum ditemukan oleh siswa.

2) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari

3) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan soal-

soal pada lembar kerja siswa.

e. Alat dan Sumber Belajar

1. Buku kimia SMA kelas X

2. Lembar kerja siswa (LKS)

3. Spidol, dan white board.

f. Penilaian

1. Laporan berupa intisari yang dibuat oleh siswa secara kelompok

2. Siswa mengerjakan latihan.

g. Soal dan Jawaban

1. Massa abu hasil pembakaran kertas lebih kecil dari massa kertas yang

dibakar. Apakah hokum Lavoisier berlaku pada reaksi pembakaran?

Jelaskan jawabanmu.

Page 118: File : 073711006.pdf

2. Sampel zink sulfide dibuat menurut tiga cara yang berbeda. Dalam 3,18

gram sampel pertama terdapat 2,12 gram zink, sedangkan dalam 4,31

gram sampel kedua terdapat 1,77 gram belerang. Dalam sampel yang

ketiga 0,92 gram zink bereaksi dengan 0,46 gram belerang. Apakah data

ini memenuhi hukum perbandingan tetap?

3. Unsur A dan B membentuk dua senyawa, yaitu X dan . massa unsur A

dalam senyawa X dan Y berturut- turut adalah 46,7% dan 30,4%.

Tunjukkan bahwa hukum Dalton berlaku dalam kedua senyawa tersebut.

Jawaban:

1. Ya, sebagian besar hasil reaksi pembakaran kertas berupa gas, sehingga

massa zat yang tertinggal (abu) menjadi lebih sedikit dari massa kertas

semula.

2. Data untuk pembuatan zink sulfida

Sampel Massa zink

(Zn)

Massa belerang

(S)

Massa ZnS Zn : S

I 2,12 g 1,06 g 3,18 g 2 : 1

II 2,54 g 1,77 g 4,31 g 2 : 1

III 0,92 g 0,46 g 1,38 g 2 : 1

Perbandingan Zn dan S ternyata tetap, yaitu 2 : 1. Jadi, senyawa tersebut

memenuhi hokum perbandingan tetap.

3. Senyawa X terdiri dari 46,7 % unsur A, berarti massa B adalah 53,3 %

Senyawa Y terdiri dari 30,4 % unsure A, berarti massa B adalah 69,6 %

Massa A : B dalam senyawa X = 46,7 : 53,3 = 1 : 1,14

Massa A : B dalam senyawa Y = 30,4 : 69,6 = 1 : 2,28

Dari perbandingan massa yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa

kedua senyawa ini memenuhi hukum Dalton.

Page 119: File : 073711006.pdf

Semarang, November 2011

Guru Mata Pelajaran

Kimia

Fitri Rahmawati

NIP. -

Peneliti

Lulu Atinisa

NIM. 073711006

Mengetahui,

Kepala SMA NU 01 Al-

Hidayah Kendal

Dra. Hj. Muzayanah, M. Pd

NIP : -

Page 120: File : 073711006.pdf

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah : SMA NU 01 Al- Hidayah Kendal

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/Semester : X/ganjil

Pertemuan ke- : 2

Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran

Standar Kompetensi :2.Memahami hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya

dalam perhitungan kimia (stoikiometri)

A. Kompetensi Dasar

2.2 Membuktikan dan mengkomunikasikan berlakunya hukum-hukum dasar

kimia melalui percobaan serta menerapkan konsep mol dalam menyelesaikan

perhitungan kimia.

B. Indikator

1. Menjelaskan hukum perbandingan volum (hukum Gay Lussac)

2. Menjelaskan hipotesis Avogadro

C. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat:

1. Menjelaskan hukum perbandingan volum (hukum Gay Lussac)

2. Menjelaskan hipotesis Avogadro

D. Uraian Materi Pembelajaran

Pada tahun 1811, Amedeo Avogadro berhasil menjelaskan perolehan

Gay-Lussac. Menurut Avogadro, partikel unsur tidakk harus selalu berupa

atom tunggal (monoatomik), tetapi dapat berupa 2 atom (diatomik) atau lebih

(poliatomik). Avogadro menyebut partikel tersebut sebagai molekul. Terkait

dengan percobaan Gay-Lussac tentang reaksi antara gas hidrogen dan gas

oksigen memebentuk uap air, partikel gas hidrogen dan oksigen tidak berada

sebagai atom tunggal melainkan sebagai molekul. Molekul hidrogen

mengandung 2 atom H dan molekul oksigen mengandung 2 atom O. oleh

karena perbandingan volum gas sama dengan perbandingan jumlah

Page 121: File : 073711006.pdf

partikelnya, maka pada reaksi tersebut 2 molekul hidrogen akan bergabung

dengan 1 molekul oksigen membentuk 2 molekul uap air.

Gay-Lussac : 2 volum gas hidrogen + 1 volum gas oksigen →2 volum

uap air

Avogadro : 2 molekul gas hidrogen + 1 moleku gas oksigen → 2

molekul uap air

E. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran berbasis masalah dengan model Preview,

Question, Read, Reflect, Recite, and Review (PQ4R).

F. Langkah-Langkah Pembelajaran

1. Kegiatan awal (Apersepsi), (10 menit)

a. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan melakukan

presensi

b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

c. Guru mengaitkan pelajaran yang akan dipeajari dengan pengetahuan

awal siswa

d. Guru memberikan motivasi terkait dengan materi yang akan

dipelajari, yaitu menginformasikan bahwa bukan hanya zat cair yang

mempunyai volume, gas juga mempunyai volume .

2. Kegiatan inti (75 menit)

a. Guru memberikan bahan ajar kepada siswa dan dan menjelaskan

prosedur pembelajaran dengan metode pembelajaran berbasis masalah

dengan model PQ4R pada pokok sub materi hokum Gay Lussac dan

Hipotesis Avogadro. (10 menit)

b. Guru membagi siswa menjadi berkelompok, masing- masing

kelompok terdiri dari 4 atau 5 orang (berdasarkan kelompok pada

pertemuan sebelumnya). (5 menit)

c. Guru menerapkan metode pembelajaran berbasis masalah dengan

model PQ4R dengan tahapan sebagai berikut. (55 menit)

1) Preview, siswa membaca selintas dengan cepat materi

pembelajaran untuk menemukan ide pokok/ tujuan pembelajaran

Page 122: File : 073711006.pdf

yang hendak dicapai, meliputi hukum perbandingan volum dan

menghubungkan hipotesis Avogadro dengan perhitungan volum

gas berdasarkan volum molar gas (Vm). (5 menit)

2) Question, guru memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai

permasalahan yang terjadi dalam kehidupan sehari- hari, yaitu:

manakah yang mempunyai volum lebih besar, 1 mol gas oksigen

(O2) atau 1 mol gas karbon dioksida (CO2)? (10 menit)

3) Read, siswa membaca materi pelajaran secara aktif, yaitu

memberikan tanggapan terhadap apa yang telah dibaca berusaha

menjawab permasalahan yang diberikan oleh guru. (10 menit)

4) Reflect, siswa bersama kelompoknya mencoba memecahkan

masalah dari informasi yang diberikan oleh guru dengan

pengetahuan yang telah diketahui melalui bahan bacaan. (15 menit)

5) Recite, tiap- tiap kelompok membuat intisari dari pertanyaan-

pertanyaan dan jawaban yang telah dibuatnya. (10 menit)

6) Review, siswa dalam kelompok membaca kembali intisari yang

telah dibuatnya dan membaca kembali materi pada bahan bacaan

jika masih belum yakin dengan jawaban yang telah dibuatnya.(5

menit)

d. Kegiatan penutup (10 menit)

1) Guru mengevaluasi intisari yang dibuat oleh kelompok dan

memberikan jawaban/solusi yang belum ditemukan oleh siswa.

2) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari

3) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan soal-

soal pada lembar kerja siswa.

G. Alat dan Sumber Belajar

1. Buku kimia SMA kelas X

2. Lembar kerja siswa (LKS)

3. Spidol, dan white board.

H. Penilaian

1. Laporan berupa intisari yang dibuat oleh siswa secara kelompok

Page 123: File : 073711006.pdf

2. Siswa mengerjakan latihan

I. Soal

1. Satu liter (T,P) nitrogen tepat bereaksi dengan 2 liter (T,P) oksigen

membentuk 1 liter (T,P) gas X. Tentukan rumus molekul gas X tersebut.

2. Pada pembakaran sempurna 5 liter (T,P) gas CxHy dihabiskan 15 liter

(T,P) oksigen dan dihasilkan 10 liter (T,P) karbon dioksida.

CxHy(g) + O2(g) → CO2(g) + H2O(g) (belum setara)

Tentukan rumus molekul CxHy.

J. Jawaban

1. N2 + O2 → X

N2 + O2 → NxOy

Perbandingan volum N2 dan O2 adalah 1 liter : 2 liter = 1 : 2

Perbandingan volum gas merupakan koefisien reaki, sehingga reaksinya

menjadi:

N2 + 2O2 → NxOy

N2 + 2O2 → N2O4 atau N2 + 2O2 → 2NO2

Jadi, rumus molekul dari gas X adalah NO2.

2. CxHy(g) + O2(g) → CO2(g) + H2O(g)

Perbandingan volum volum CxHy, O2, dan CO2 adalah 5 liter : 15 liter : 10

liter = 5 : 15 :10 = 1 : 3 : 2.

CxHy(g) + 3O2(g) → 2CO2(g) + H2O(g)

C2H4(g) + 3O2(g) → 2CO2(g) + 2H2O(g)

Jadi, rumus molekul CxHy adalah C2H4.

Page 124: File : 073711006.pdf

Semarang, November 2011

Guru Mata Pelajaran Kimia Fitri Rahmawati NIP. -

Peneliti Lulu Atinisa NIM. 073711006

Mengetahui, Kepala SMA NU 01 Al-Hidayah Kendal Dra. Hj. Muzayanah, M. Pd NIP : -

Page 125: File : 073711006.pdf

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah : SMA NU 01 Al- Hidayah Kendal

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/Semester : X/ganjil

Pertemuan ke- : 3

Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran

Standar Kompetensi :2.Memahami hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya

dalam perhitungan kimia (stoikiometri)

A. Kompetensi Dasar

2.2 Membuktikan dan mengkomunikasikan berlakunya hukum-hukum dasar

kimia melalui percobaan serta menerapkan konsep mol dalam menyelesaikan

perhitungan kimia.

B. Indikator

Mengkonversikan jumlah mol dengan jumlah partikel, massa, dan volum zat.

C. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat

Mengkonversikan jumlah mol dengan jumlah partikel, massa zat, dan massa

molar.

D. Uraian Materi Pembelajaran

Konsep mol:

1. Pengertian mol

Satu mol suatu zat adalah sejumlah partikel yang terkandung dalam

suatu zat yang jumlahnya sama dengan banyaknya atom yang terdapat

dalam 12,00 gram C- 12. Melalui beberapa percobaab oleh amedeo

avogadro, ditetapkan bahwa jumlah partikel yang terdapat dalam 12,00

gram C- 12 adalah 6,02 x 1023 butir atom. Bilangan ini selanjutnya

disebut bilangan avogadro atau tetapan avogadro X diberi lambang L.

Page 126: File : 073711006.pdf

2. Hubungan mol dengan jumlah partikel

Satu mol zat adalah banyaknya zat tersebut yang mengandung 6 x

1023(L) butir partikel, partikel dari sini dapat berupa atom, molekul, atom

ion. Yang dinyatakan dalam rumus kimia zat itu.

Rumus: Jumlah partikel = mol x L

��� � �������� ���

3. Massa molar.

Tetapan Avogadro (6 x 10²³ ) adalah jumlah atom dalam 12 gram

karbon, ini disebabkan massa atom (Ar) karbon adalah 12, jadi 1 mol

karbon memiliki massa 12 gram. Massa molar adalah massa 1 mol zat

yang dinyatakan dalam gram.

E. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran berbasis masalah dengan model Preview,

Question, Read, Reflect, Recite, and Review (PQ4R).

F. Langkah-Langkah Pembelajaran

1. Kegiatan awal (Apersepsi), (10 menit)

a. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan melakukan

presensi

b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

c. Guru mengaitkan pelajaran yang akan dipeajari dengan pengetahuan

awal siswa

d. Guru memberikan motivasi terkait dengan materi yang akan diajarkan.

2. Kegiatan inti (75 menit)

a. Guru memberikan bahan ajar kepada siswa dan memberikan

pengantar mengenai konsep mol. (10 menit)

b. Guru menerapkan metode pembelajaran berbasis masalah dengan

model PQ4R dengan tahapan sebagai berikut. (40 menit)

1) Preview, siswa membaca selintas dengan cepat materi

pembelajaran untuk menemukan ide pokok/ tujuan pembelajaran

Page 127: File : 073711006.pdf

yang hendak dicapai, meliputi pengertian mol, standar mol,

hubungan mol dengan jumlah partikel, dan massa molar (5 menit)

2) Question, siswa membuat pertanyaan dari ide pokok materi yang

ditemukan menggunakan kata apa, mengapa, siapa, dan bagaimana.

Contohnya, bagaimana hubungan mol dengan jumlah partikel? (5

menit)

3) Read, siswa membaca materi pelajaran secara aktif, yaitu

memberikan tanggapan terhadap apa yang telah dibaca berusaha

menjawab permasalahan yang dibuatnya. (10 menit)

4) Reflect, siswa bersama kelompoknya mencoba menjawab

pertanyaan yang telah dibuat dan berlatih menyelesaikan

perhitungan tentang konsep mol. (10 menit)

5) Recite, tiap- tiap kelompok membuat intisari dari pertanyaan-

pertanyaan dan jawaban yang telah dibuatnya. (5 menit)

6) Review, siswa dalam kelompok membaca kembali intisari yang

telah dibuatnya dan membaca kembali materi pada bahan bacaan

jika masih belum yakin dengan jawaban yang telah dibuatnya.(5

menit)

c. Guru menjelaskan materi yang belum dipahami siswa. (10 menit)

d. Siswa berlatih menyelesaikan perhitungan konsep mol. (10 menit)

e. Guru dan siswa bersama- sama menyelesaikan masalah (kesulitan)

yang dihadapi siswa. (5 menit)

3. Kegiatan penutup (5 menit)

1) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari

2) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan soal-

soal pada lembar kerja siswa.

G. Alat dan Sumber Belajar

1. Buku kimia SMA kelas X

2. Lembar kerja siswa (LKS)

3. Spidol, dan white board.

Page 128: File : 073711006.pdf

H. Penilaian

Tes tertulis

I. Soal

1. Hitunglah jumlah atom dalam 3 mol metana (CH4).

2. Hitunglah jumlah mol dari 4,5 x 1023 atom Mg.

3. Berapa gram massa dari 0,5 mol Na (Ar = 23).

4. Hitunglah mol dari 180 gram urea (Mr = 60).

5. Hitunglah volum 4 gram gas CO3, jika diketahui (Ar S = 32 O = 16).

J. Jawaban

1. Jumlah molekul CH4 adalah 3 x 6 x 1023 molekul.

Karena 1 molekul CH4 tersusun dari lima butir atom, maka jumlah atom

dalam 3 mol metana adalah:

Atom = 5 x 3 x 6 x 10 atom

= 9 x 10 atom.

2. Mol Mg = 4,5 x 1023

6 x 1023

= 0,75 mol.

3. Massa Na = 0,1 x 33 gram = 2,23 gram.

4. Mol urea = 180 mol = 3 mol. 60

5. Mr SO4 = 80

Massa molar SO4 = 80 gram/mol

Jadi, 4 gram SO4 = 4 gram 80 gram / mol

Volume pada STP = 0.05 mol x 22,4 liter / mol

= 1,12 liter.

Page 129: File : 073711006.pdf

Semarang, November 2011

Guru Mata Pelajaran Kimia Fitri Rahmawati NIP. -

Peneliti Lulu Atinisa NIM. 073711006

Mengetahui, Kepala SMA NU 01 Al- Hidayah Kendal Dra. Hj. Muzayanah, M. Pd NIP : -

Page 130: File : 073711006.pdf

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah : SMA NU 01 Al- Hidayah Kendal

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/Semester : X/ganjil

Pertemuan ke- : 4

Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran

Standar Kompetensi :2.Memahami hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya

dalam perhitungan kimia (stoikiometri)

A. Kompetensi Dasar

2.2 Membuktikan dan mengkomunikasikan berlakunya hukum-hukum dasar

kimia melalui percobaan serta menerapkan konsep mol dalam menyelesaikan

perhitungan kimia.

B. Indikator

1. Menentukan rumus empiris dan rumus molekul

2. Menentukan kadar zat dalam suatu senyawa.

C. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat:

3. Menentukan rumus empiris dan rumus molekul

4. Menentukan kadar zat dalam suatu senyawa.

D. Uraian Materi Pembelajaran

1. Rumus empiris

Rumus empiris digunakan untuk menyatakan jenis dan perbandingan

paling sederhana dari atom-atom unsur dalam zat (unsur atau senyawa).

Rumus empiris dapat di tentukan dengan menghitung mol atom-atom unsur

penyusun zat menggunakan massa molar (mm). Perbandingan mol unsur-

unsur yang paling sederhana akan memberikan perbandingan atom-atom

unsur yang ditulis sebagai subskrip dalam rumus emprisinya.

2. Rumus molekul

Page 131: File : 073711006.pdf

Rumus molekul dapat ditentukan dari rumus empiris dan massa

molekul relatif (Mr) zat. Seperti diketahui, rumus molekul merupakan

kelipatan dari rumus emprisinya.

(Rumus Molekul) = (Rumus Empiris)n

Dengan n = bilangan bulat dan di hitung dari persamaan berikut:

Mr rumus molekul = n x (mr rumus empiris).

3. Kadar zat dalam senyawa

Komposisi zat berupa unsur dapat di tentukan dari rumus kimianya

dengan menggunakan persamaan berikut:

Kadar = %100xMr

Arx×

E. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran berbasis masalah dengan model Preview, Question,

Read, Reflect, Recite, and Review (PQ4R).

F. Langkah-Langkah Pembelajaran

1. Kegiatan awal (Apersepsi), (10 menit)

a. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan melakukan

presensi

b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

c. Guru mengaitkan pelajaran yang akan dipeajari dengan pengetahuan awal

siswa

d. Guru memberikan motivasi terkait dengan materi yang akan diajarkan.

2. Kegiatan inti (75 menit)

a. Guru memberikan bahan ajar kepada siswa dan memberikan pengantar

mengenai rumus empiris, rumus empiris, dan kadar zat dalam senyawa.

(10 menit)

b. Guru menerapkan metode pembelajaran berbasis masalah dengan model

PQ4R dengan tahapan sebagai berikut. (40 menit)

Page 132: File : 073711006.pdf

1) Preview, siswa membaca selintas dengan cepat materi pembelajaran

untuk menemukan ide pokok/ tujuan pembelajaran yang hendak

dicapai, meliputi rumus empiris, rumus molekul, dan kadar zat dalam

senyawa. (5 menit)

2) Question, siswa membuat pertanyaan dari ide pokok materi yang

ditemukan menggunakan kata apa, mengapa, siapa, dan bagaimana.

Contohnya, apa perbedaan rumus empiris dengan rumus molekul. (5

menit)

3) Read, siswa membaca materi pelajaran secara aktif, yaitu memberikan

tanggapan terhadap apa yang telah dibaca berusaha menjawab

permasalahan yang dibuatnya. (10 menit)

4) Reflect, siswa bersama kelompoknya mencoba menjawab pertanyaan

yang telah dibuat dan berlatih menyelesaikan perhitungan tentang

rumus empiris, rumus molekul, dan kadar zat dalam senyawa. (10

menit)

5) Recite, tiap- tiap kelompok membuat intisari dari pertanyaan-

pertanyaan dan jawaban yang telah dibuatnya. (5 menit)

6) Review, siswa dalam kelompok membaca kembali intisari yang telah

dibuatnya dan membaca kembali materi pada bahan bacaan jika masih

belum yakin dengan jawaban yang telah dibuatnya.(5 menit)

c. Guru menjelaskan materi yang belum dipahami siswa. (10 menit)

d. Siswa berlatih menyelesaikan soal- soal tentang rumus empiris, rumus

molekul, dan kadar zat dalam senyawa. (10 menit)

e. Guru dan siswa bersama- sama menyelesaikan masalah (kesulitan) yang

dihadapi siswa. (5 menit)

3. Kegiatan penutup (5 menit)

1) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari

2) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan soal- soal

pada lembar kerja siswa.

Page 133: File : 073711006.pdf

G. Alat dan Sumber Belajar

1. Buku kimia SMA kelas X

2. Lembar kerja siswa (LKS)

3. Spidol, dan white board.

H. Penilaian

Tes tertulis

I. Soal

1. Diketahui dalam 3 gram suatu senyawa terdapat 1,2 gram karbon, 0,2 gram

hydrogen, dan sisanya adalah oksigen. Tentukanlah rumus empiris senyawa

tersebut. (Ar H = 1; C = 12; dan O = 16)

2. Senyawa X mempunyai rumus empiris CH2O dan massa molekul relative

(Mr) = 60. Tentukanlah rumus molekul senyawa tersebut.

3. Berapakah kadar C dan N dalam urea, CO(NH2)2?

J. Jawaban

1. Jumlah mol C = �,��

���/�� 0,1 ��

Jumlah mol H = �,��

��/�� = 0,2 mol

Massa O = 3 – (1,2 + 0,2) gram = 1,6 gram

Jumlah mol O = �,��

���/�� = 0,1 mol.

Perbandingan mol C : H : O = 0,1 : 0,2 : 0,1 = 1 : 2 : 1

Rumus empiris senyawa tersebut adalah CH2O.

2. Rumus molekul senyawa dapat ditulis sebagai (RE)x. nilai x ditentukan

berdasarkan nilai massa molekul relatifnya.

Diketahui rumus empiris senyawa adalah CH2O.

Misalkan rumus molekul senyawa tersebut adalah (CH2O)x,

Mr (CH2O)x = 60

(12 + 2 + 16)x = 60

X = 2

Page 134: File : 073711006.pdf

Jadi, rumus molekul senyawa itu adalah (CH2O)2 atau C2H4O2.

3. Rumus:

Kadar = %100xMr

Arx×

Kadar unsure X = ����������

���������� 100%

Mr urea = 12 + 16 + 28 + 4 = 60

Kadar C = ����!

��� 100% = 20%

Kadar N = ���"

��� 100% = 46,67 %

Semarang, November 2011

Guru Mata Pelajaran Kimia Fitri Rahmawati NIP. -

Peneliti Lulu Atinisa NIM. 073711006

Mengetahui, Kepala SMA NU 01 Al- Hidayah Kendal Dra. Hj. Muzayanah, M. Pd NIP : -

Page 135: File : 073711006.pdf

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah : SMA NU 01 Al- Hidayah Kendal

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/Semester : X/ganjil

Pertemuan ke- : 5

Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran

Standar Kompetensi :2.Memahami hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya

dalam perhitungan kimia (stoikiometri)

A. Kompetensi Dasar

2.2 Membuktikan dan mengkomunikasikan berlakunya hukum-hukum dasar

kimia melalui percobaan serta menerapkan konsep mol dalam menyelesaikan

perhitungan kimia.

B. Indikator

Menentukan banyak zat pereaksi atau hasil reaksi

C. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat Menentukan

banyak zat pereaksi atau hasil reaksi

D. Uraian Materi Pembelajaran

1. Koefisien reaksi

1 mol setiap zat mengandung jumlah parttikel yang sama ,maka

perbandingan jumlah partikel sama dengan perbandingan jumlah mol.

Jadi,koefisien reaksi merupakan perbandingan jumlah mol zat yang terlibat

dalam reaksi

Contoh:

1N2 (g) + 3H2 (g) → 3NH3 (g)

Koefisien reaksinya menyatakan bahwa 1 molekul N2 bereaksi dengan 3

molekul H2 membentuk molekul NH3

Page 136: File : 073711006.pdf

2. Hitungan kimia sederhana

Menghitung jumlah suatu zat yang diperlukan atau dihasilkan dalam

suatu reaksi bimana jumlah salah satu zat lain dalam reaksi itu

diketahui,digolongkan sebagai hitungan kimia sederhana . Penentuan jumlah

pereaksi dan hasil reaksi yang terlibat dalam reaksi harus diperhitungkan

dalam satuan mol. Artinya, satuan-satuan yang diketahui harus diubah

kedalam bentuk mol. Metode ini disebut metode pendekatan mol.

3. Pereaksi pembatas

Dua zat, A an B dereaksikan sehingga menghasilkan zat C dan D. Jika

jumlah zat yang ditambahkan lebih banyak dari pada jumlah zat yang

bereaksi, reaktan tersisa. Jika salah satu reaktan habis bereaksi dan zat yang

lainnya tersisa setelah bereaksi, jumlah zat yang habis bereaksi menjadi acuan

untuk menghitung jumlah zat yang bereaksi. Reaktan yang habis bereaksi

disebut sebagai Pereaksi Pembatas.

E. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran berbasis masalah dengan model Preview, Question,

Read, Reflect, Recite, and Review (PQ4R).

F. Langkah-Langkah Pembelajaran

1. Kegiatan awal (Apersepsi), (10 menit)

a. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan melakukan

presensi

b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

c. Guru mengaitkan pelajaran yang akan dipeajari dengan pengetahuan awal

siswa

d. Guru memberikan motivasi terkait dengan materi yang akan diajarkan.

2. Kegiatan inti (75 menit)

a. Guru memberikan bahan ajar kepada siswa dan memberikan pengantar

mengenai stoikiometri reaksi. (10 menit)

Page 137: File : 073711006.pdf

b. Guru menerapkan metode pembelajaran berbasis masalah dengan model

PQ4R dengan tahapan sebagai berikut. (40 menit)

1) Preview, siswa membaca selintas dengan cepat materi pembelajaran

untuk menemukan ide pokok/ tujuan pembelajaran yang hendak dicapai,

meliputi koefisien reaksi, hitungan kimia sederhana, dan pereaksi

pembatas. (5 menit)

2) Question, siswa membuat pertanyaan dari ide pokok materi yang

ditemukan menggunakan kata apa, mengapa, siapa, dan bagaimana.

Contohnya, bagaimana menentukan pereaksi pembatas pada reaksi

kimia?. (5 menit)

3) Read, siswa membaca materi pelajaran secara aktif, yaitu memberikan

tanggapan terhadap apa yang telah dibaca berusaha menjawab

permasalahan yang dibuatnya. (10 menit)

4) Reflect, siswa bersama kelompoknya mencoba menjawab pertanyaan

yang telah dibuat dan berlatih menyelesaikan perhitungan tentang

stoikiometri reaksi. (10 menit)

5) Recite, tiap- tiap kelompok membuat intisari dari pertanyaan-

pertanyaan dan jawaban yang telah dibuatnya. (5 menit)

6) Review, siswa dalam kelompok membaca kembali intisari yang telah

dibuatnya dan membaca kembali materi pada bahan bacaan jika masih

belum yakin dengan jawaban yang telah dibuatnya.(5 menit)

c. Guru menjelaskan materi yang belum dipahami siswa. (10 menit)

d. Siswa berlatih menyelesaikan soal- soal tentang stoikiometri reaksi. (10

menit)

e. Guru dan siswa bersama- sama menyelesaikan masalah (kesulitan) yang

dihadapi siswa. (5 menit)

3. Kegiatan penutup (5 menit)

a. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari

Page 138: File : 073711006.pdf

b. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan soal- soal pada

lembar kerja siswa.

G. Alat dan Sumber Belajar

1. Buku kimia SMA kelas X

2. Lembar kerja siswa (LKS)

3. Spidol, dan white board.

H. Penilaian

Tes tertulis

I. Soal

1. Aluminium larut dalam asam sul;fat menghasilkan aluminium sulfat dan gas

hydrogen.

2����� ������ �� → �������� �� �3����

Berapa mol gas hydrogen dapat dihasilkan jika digunakan 0,5 mol

aluminium?

2. Berapa gram air (H2O) yang dihasilkan dari reaksi pembakaran 4 gram H2

dengan O2? (Ar H = 1; O = 16).

3. Metana terbakar (bereaksidengan oksigen ) menurut persamaan :

CH4(g) + 2O2(g) → CO2(g) + 2H2O(g)

Dalam suatu percobaan ,sebanyak 8 gram gas metanadibakar dengan 40 gram

oksigen. tentukan pereaksi pembatas. (Ar: H=1 C=12 O =16 )

J. Jawaban

1. Jumlah mol zat ditanya = ���������� ���� ��

���������� ������ ��� x jumlah mol zat diketahui

Jumlah mol H2 = ��������� !

"��������#$ x jumlah mol Al =

x 0,5 mol = 0,75 mol.

2. Penyelesaian:

Setarakan reaksinya: 2 H2 + O2 2H2O

Agar penyelesain lebih mudah gunakan alur berikut:

g H2.... ....mol H2.... ....mol H2O.... ....g H2O

Page 139: File : 073711006.pdf

H2 = mol = 2 mol

H2O = x mol H2 = x 2 mol = 2 mol

g H2O = 2 x Mr H2O = 2 x 18 = 36 g

Jadi, air yang dihasilkan sebanyak 36 gram.

3. Jumlah mol metana (CH4) = %�

&'�/)�$ = 0,5 mol

Jumlah mol oksigen (O2) = �*�

��/)�$ = 1,25 mol

Jika dibandingkan dengan koefisien reaksinya, metana dikalikan dengan

bilangan *,,

& atau 0,5, sedangkan oksigen dengan bilangan

&,,

atau 0,625.

Jadi pereaksi pembatasnya adalah metana karena pengalinya lebih kecil.

Semarang, November 2011 Guru Mata Pelajaran Kimia Fitri Rahmawati NIP. -

Peneliti Lulu Atinisa NIM. 073711006

Mengetahui, Kepala SMA NU 01 Al- Hidayah Kendal Dra. Hj. Muzayanah, M. Pd NIP : -

Page 140: File : 073711006.pdf

Lampiran 12

KISI- KISI ANGKET RESPON SISWA

Indikator Penyebaran pada Nomor Soal Jumlah Prosentase

Favourable Unfavourable

1. Ketertarikan 1, 4, 11, 17 2, 3, 12, 18 8 40%

2. Kemudahan dalam

memahami materi

Stoikiometri

5, 19

6, 20

4

20%

3. Keefektifan 7, 9 8, 10 4 20%

4. Minat siswa terhadap

pembelajaran kimia

13, 15

14, 16

4

20%

Jumlah 10 10 20 100%

Page 141: File : 073711006.pdf

Lampiran 13

ANGKET RESPON SISWA PADA PENERAPAN

METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN

MODEL PREVIEW, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, AND

REVIEW (PQ4R)

NAMA :

KELAS / NO. ABSEN :

Petunjuk pengisian

1. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sebenar-benarnya

2. Angket ini tidak berpengaruh terhadap hasil belajar saudara

3. Baca dengan seksama petunjuk dan pertanyaan-pertanyaan dibawah ini

sebelum anda mengisi

4. pilih satu kreteria yang sesuai dengan kenyataan yang anda lihat dengan cara

memberi (√) “cek” pada salah satu kreteria sekor

5. tanyakanlah jika ada kesulitan

Keterangan:

STS : sangat tidak setuju

TS : tidak setuju

N : netral

S : setuju

SS : sangat setuju

No. Pertanyaan STS TS N S SS

1. Saya sangat menyukai pembelajaran dengan

metode pembelajaran berbasis masalah

dengan model PQ4R.

2. Penerapan metode pembelajaran berbasis

masalah dengan model PQ4R pada materi

stoikiometri membosankan.

3. Penerapan metode pembelajaran berbasis

masalah dengan model PQ4R pada materi

stoikiometri tidak menarik.

4. Penerapan metode pembelajaran berbasis

Page 142: File : 073711006.pdf

masalah dengan model PQ4R pada materi

stoikiometri menarik.

5. Penerapan metode pembelajaran berbasis

masalah dengan model PQ4R membantu

saya memehami materi stoikiometri dengan

mudah.

6. Dengan penerapan metode pembelajaran

berbasis masalah dengan model PQ4R

materi stoikiometri sulit dipahami.

7. Penerapan metode pembelajaran berbasis

masalah dengan model PQ4R efektif dalam

menjelaskan materi stoikiometri.

8. Penerapan metode pembelajaran berbasis

masalah dengan model PQ4R tidak efektif

dalam menjelaskan materi stoikiometri.

9. Penerapan metode pembelajaran berbasis

masalah dengan model PQ4R berpengaruh

besar pada hasil belajar saya.

10. Penerapan metode pembelajaran berbasis

masalah dengan model PQ4R tidak

berpengaruh pada hasil belajar saya.

11. Saya tidak suka belajar kimia dengan

metode pembelajaran berbasis masalah

dengan model PQ4R.

12. Saya menjadi lebih bersemangat mengikuti

kegiatan pembelajaran kimia dengan

metode pembelajaran berbasis masalah

dengan model PQ4R

13. Saya menjadi tidak bersemangat dan

mengantuk mengikuti kegiatan

pembelajaran kimia dengan metode

pembelajaran berbasis masalah dengan

Page 143: File : 073711006.pdf

model PQ4R

14. Saya semakin malas belajar kimia dengan

penerapan metode pembelajaran berbasis

masalah dengan model PQ4R

15. Penerapan metode pembelajaran berbasis

masalah dengan model PQ4R meningkatkan

motivasi belajar saya.

16. Penerapan metode pembelajaran berbasis

masalah dengan model PQ4R menurunkan

motivasi belajar saya.

17. Saya tidak suka belajar kimia dengan

metode pembelajaran berbasis masalah

dengan model PQ4R

18. Saya suka belajar kimia dengan metode

pembelajaran berbasis masalah dengan

model PQ4R

19. Pelajaran kimia menjadi lebih mudah

setelah penerapan metode pembelajaran

berbasis masalah dengan model PQ4R

20. Pelajaran kimia menjadi lebih sulit setelah

penerapan metode pembelajaran berbasis

masalah dengan model PQ4R

Page 144: File : 073711006.pdf

Lampiran 14

KISI- KISI SOAL ULANGAN

Satuan Pendidikan : SMA NU Al- Hidayah Kendal

Mata Pelajaran : KIMIA

Kelas/Semester : X/1

Standar Kompetensi : 2. Memahami hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya dalam perhitungan kimia (stoikiometri)

Kompetensi

Dasar

Indikator Jenjang Soal dan Penyebarannya Jumlah

C1 C2 C3 C4

Membuktikan dan

mengkomunikasi

kan berlakunya

hukum-hukum

dasar kimia

melalui percobaan

serta menerapkan

konsep mol dalam

menyelesaikan

perhitungan

kimia.

1 Menjelaskan hukum Lavoisier, hukum

Proust, dan menganalisis senyawa untuk

membuktikan berlakunya hukum

kelipatan perbandingan (hukum Dalton)

45 1

2 Menjelaskan hukum perbandingan volum

(hukum Gay Lussac) dan hipotesis

Avogadro.

11, 17, 27,

28

30, 34 6

3 Mengkonversikan jumlah mol dengan

jumlah partikel, massa zat, dan massa

molar.

10, 40 4, 16, 23,

47

6

4 Menentukan rumus empiris, rumus

molekul, dan kadar zat dalam suatu

senyawa.

1, 3 26, 46 37 36 6

5 Menentukan banyak zat pereaksi atau

hasil reaksi 6 39 33, 48, 41,

50

6

Page 145: File : 073711006.pdf

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah : SMA NU 01 Al- Hidayah Kendal

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/Semester : X/ganjil

Pertemuan ke- : 5

Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran

Standar Kompetensi :2.Memahami hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya

dalam perhitungan kimia (stoikiometri)

A. Kompetensi Dasar

2.2 Membuktikan dan mengkomunikasikan berlakunya hukum-hukum dasar

kimia melalui percobaan serta menerapkan konsep mol dalam menyelesaikan

perhitungan kimia.

B. Indikator

Menentukan banyak zat pereaksi atau hasil reaksi

C. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat Menentukan

banyak zat pereaksi atau hasil reaksi

D. Uraian Materi Pembelajaran

1. Koefisien reaksi

1 mol setiap zat mengandung jumlah parttikel yang sama ,maka

perbandingan jumlah partikel sama dengan perbandingan jumlah mol.

Jadi,koefisien reaksi merupakan perbandingan jumlah mol zat yang terlibat

dalam reaksi

Contoh:

1N2 (g) + 3H2 (g) → 3NH3 (g)

Koefisien reaksinya menyatakan bahwa 1 molekul N2 bereaksi dengan 3

molekul H2 membentuk molekul NH3

Page 146: File : 073711006.pdf

2. Hitungan kimia sederhana

Menghitung jumlah suatu zat yang diperlukan atau dihasilkan dalam

suatu reaksi bimana jumlah salah satu zat lain dalam reaksi itu

diketahui,digolongkan sebagai hitungan kimia sederhana . Penentuan jumlah

pereaksi dan hasil reaksi yang terlibat dalam reaksi harus diperhitungkan

dalam satuan mol. Artinya, satuan-satuan yang diketahui harus diubah

kedalam bentuk mol. Metode ini disebut metode pendekatan mol.

3. Pereaksi pembatas

Dua zat, A an B dereaksikan sehingga menghasilkan zat C dan D. Jika

jumlah zat yang ditambahkan lebih banyak dari pada jumlah zat yang

bereaksi, reaktan tersisa. Jika salah satu reaktan habis bereaksi dan zat yang

lainnya tersisa setelah bereaksi, jumlah zat yang habis bereaksi menjadi acuan

untuk menghitung jumlah zat yang bereaksi. Reaktan yang habis bereaksi

disebut sebagai Pereaksi Pembatas.

E. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran berbasis masalah dengan model Preview, Question,

Read, Reflect, Recite, and Review (PQ4R).

F. Langkah-Langkah Pembelajaran

1. Kegiatan awal (Apersepsi), (10 menit)

a. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan melakukan

presensi

b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

c. Guru mengaitkan pelajaran yang akan dipeajari dengan pengetahuan awal

siswa

d. Guru memberikan motivasi terkait dengan materi yang akan diajarkan.

2. Kegiatan inti (75 menit)

a. Guru memberikan bahan ajar kepada siswa dan memberikan pengantar

mengenai stoikiometri reaksi. (10 menit)

Page 147: File : 073711006.pdf

b. Guru menerapkan metode pembelajaran berbasis masalah dengan model

PQ4R dengan tahapan sebagai berikut. (40 menit)

1) Preview, siswa membaca selintas dengan cepat materi pembelajaran

untuk menemukan ide pokok/ tujuan pembelajaran yang hendak dicapai,

meliputi koefisien reaksi, hitungan kimia sederhana, dan pereaksi

pembatas. (5 menit)

2) Question, siswa membuat pertanyaan dari ide pokok materi yang

ditemukan menggunakan kata apa, mengapa, siapa, dan bagaimana.

Contohnya, bagaimana menentukan pereaksi pembatas pada reaksi

kimia?. (5 menit)

3) Read, siswa membaca materi pelajaran secara aktif, yaitu memberikan

tanggapan terhadap apa yang telah dibaca berusaha menjawab

permasalahan yang dibuatnya. (10 menit)

4) Reflect, siswa bersama kelompoknya mencoba menjawab pertanyaan

yang telah dibuat dan berlatih menyelesaikan perhitungan tentang

stoikiometri reaksi. (10 menit)

5) Recite, tiap- tiap kelompok membuat intisari dari pertanyaan-

pertanyaan dan jawaban yang telah dibuatnya. (5 menit)

6) Review, siswa dalam kelompok membaca kembali intisari yang telah

dibuatnya dan membaca kembali materi pada bahan bacaan jika masih

belum yakin dengan jawaban yang telah dibuatnya.(5 menit)

c. Guru menjelaskan materi yang belum dipahami siswa. (10 menit)

d. Siswa berlatih menyelesaikan soal- soal tentang stoikiometri reaksi. (10

menit)

e. Guru dan siswa bersama- sama menyelesaikan masalah (kesulitan) yang

dihadapi siswa. (5 menit)

3. Kegiatan penutup (5 menit)

a. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari

Page 148: File : 073711006.pdf

b. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan soal- soal pada

lembar kerja siswa.

G. Alat dan Sumber Belajar

1. Buku kimia SMA kelas X

2. Lembar kerja siswa (LKS)

3. Spidol, dan white board.

H. Penilaian

Tes tertulis

I. Soal

1. Aluminium larut dalam asam sul;fat menghasilkan aluminium sulfat dan gas

hydrogen.

2����� ������ �� → �������� �� �3����

Berapa mol gas hydrogen dapat dihasilkan jika digunakan 0,5 mol

aluminium?

2. Berapa gram air (H2O) yang dihasilkan dari reaksi pembakaran 4 gram H2

dengan O2? (Ar H = 1; O = 16).

3. Metana terbakar (bereaksidengan oksigen ) menurut persamaan :

CH4(g) + 2O2(g) → CO2(g) + 2H2O(g)

Dalam suatu percobaan ,sebanyak 8 gram gas metanadibakar dengan 40 gram

oksigen. tentukan pereaksi pembatas. (Ar: H=1 C=12 O =16 )

J. Jawaban

1. Jumlah mol zat ditanya = ���������� ���� ��

���������� ������ ��� x jumlah mol zat diketahui

Jumlah mol H2 = ��������� !

"��������#$ x jumlah mol Al =

x 0,5 mol = 0,75 mol.

2. Penyelesaian:

Setarakan reaksinya: 2 H2 + O2 2H2O

Agar penyelesain lebih mudah gunakan alur berikut:

g H2.... ....mol H2.... ....mol H2O.... ....g H2O

Page 149: File : 073711006.pdf

H2 = mol = 2 mol

H2O = x mol H2 = x 2 mol = 2 mol

g H2O = 2 x Mr H2O = 2 x 18 = 36 g

Jadi, air yang dihasilkan sebanyak 36 gram.

3. Jumlah mol metana (CH4) = %�

&'�/)�$ = 0,5 mol

Jumlah mol oksigen (O2) = �*�

��/)�$ = 1,25 mol

Jika dibandingkan dengan koefisien reaksinya, metana dikalikan dengan

bilangan *,,

& atau 0,5, sedangkan oksigen dengan bilangan

&,,

atau 0,625.

Jadi pereaksi pembatasnya adalah metana karena pengalinya lebih kecil.

Semarang, November 2011 Guru Mata Pelajaran Kimia Fitri Rahmawati NIP. -

Peneliti Lulu Atinisa NIM. 073711006

Mengetahui, Kepala SMA NU 01 Al- Hidayah Kendal Dra. Hj. Muzayanah, M. Pd NIP : -

Page 150: File : 073711006.pdf

Lampiran 15

LEMBAR SOAL

Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA NU Al- Hidayah Kendal Pokok Bahasan : Stoikiometri

PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada kolom yang disediakan 2. Periksa dan bacalah soal dengan teliti sebelum Anda bekerja 3. Pilihlah jawaban yang anda anggap paling benar dengan cara memberi tanda

silang (X) 4. Gunakan waktu dengan efektif dan efisien 5. Periksalah pekerjaan anda sebelum diserahkan kepada guru

SOAL

1. Dari rumus kimia dibawah ini: (i). NH3

(ii). Br2 (iii).SO2 (iv).O2

Yang menyatakan rumus molekul senyawa adalah.... a. I,ii, dan iii b. I dan iii c. Ii dan iv d. Iv saja e. I,ii, iii, dan iv

2. Dari senyawa berikut ini yang mengandung jumlah atom oksigen terbanyak adalah… a. AL2(SO4)3

b. Na2 SO4

c. C6H12O6 d. Ca (CH3COO)2 e. Mg SO4 7H2O

3. Jika masa atom relatif unsur X adalah a dan masa rata-rata satu atom C-12 adalah B gram,maka massa rata-rata satu atom unsur X adalah… a. a.b b. a/b

c. .

12

a b

d. 12 ab

Page 151: File : 073711006.pdf

e. 12a

b

4. Persamaan reaksi yang menunjukkan reaksi antara besi (padat) dengan larutan HCl yang menghasilkan larutan besi (II) Klorida dan gas Hidrogen adalah ....

a. Pb(s) + 2HF(aq) → PB F2(aq) +H2(g)

b. Pb(s) + 2HCl(aq) → PB Cl2(aq) +H2(g)

c. Fe(s) + 2HCl(aq) → Fe Cl(aq) +H2(g)

d. Fe(s) + 2HF(aq) → FeF2(aq) +H2(g)

e. Fe(s) + 2HCl(aq) → FeCl2(aq) +H2(g 5. Jika diketahui massa atom relatif H=1; O=16; Na=23; S=32, maka massa

molekul relatif Na2S2O3.5H2O adalah... a. 248 b. 158 c. 142 d. 162 e. 72

6. Volume 8,5 gram gas NH3 pada suhu 0°C dan tekanan 1 atmosfer adalah…. a. 2,8 liter b. 5,6 liter c. 11,2liter d. 17,8 liter e. 22,4 liter

7. jika diketahui massa kalsium hidroksida (CaOH) sebanyak 3,7 gram (Ar Ca = 40; O = 16; H = 1), maka banyaknya mol zat tersebut adalah.... a. 0,05 b. 0,10 c. 0,20 d. 0,25 e. 0,50

8. Jika diketahui massa 1 atom unsur A mempunyai massa 1,08 x 10-22 gram dan massa 1 atom C-12 adalah 1,99 x 10-23 gram, maka massa atom relatif dari unsur A adalah.... a. 5,4 b. 10,8 c. 65 d. 130 e. 150

9. Diketahui massa atom relatif (Ar N = 14; C = 12; H =1), maka massa dari 0,5 mol urea, CO(NH2)2, adalah.... a. 22 gram

Page 152: File : 073711006.pdf

b. 29 gram c. 30 gram d. 44 gram e. 60 gram

10. Senyawa yang mengandung jumlah partikel terkecil dalam 1 gram adalah.... a. C6H12O6 ( Mr = 180 ) b. CO(NH2)2 ( Mr = 60 ) c. H2SO4 ( Mr = 98 ) d. NH3 ( Mr = 17 ) e. H2O ( Mr = 18 )

11. Pada suhu dan tekanan tertentu , volume dari 14 gram gas nitrogen (N2) adalah 14 liter . Pada suhu dan tekanan yang sama ,volume dari 16 gram oksigen (O2)adalah.... (Ar N = 14 ; O = 16 ) a. 7 liter b. 14 liter c. 16 liter d. 20 liter e. 32 liter

12. Jika 3 gram x terdapat partikel sebanyak 3,01 x 1022 atom , massa atom relatif unsur X adalah.... a. 9,03 b. 15 c. 30 d. 60 e. 120

13. Pada suhu dan tekanan tertentu, 2 gram gas X2 mempunyai volum 1 liter. Jika pada suhu dan tekanan yang sama 7,5 gram C2H6 (Mr = 30) mempunyai volum 10 liter, maka massa atom relatif X adalah.... a. 20 b. 25 c. 40 d. 60 e. 80

14. Aluminium larut dalam asam klorida membentuk aluminium klorida dan gas hidrogen.

2����� �6���� � → 2������� � �3����

Jika massa aluminium yang dilarutkan 5,4 gram, maka volum gas H2 yang dapat terbentuk pada keadaan standar adalah.... a. 1,12 liter b. 2,24 liter c. 3,36 liter

Page 153: File : 073711006.pdf

d. 4,48 liter e. 6,72 liter

15. Pada tekanan dan temperature tertentu 2,5 liter gas metana (CH4) dibakar

menurut reaksi: CH4 (g) + 2 O2 (g) → CO2 (g) + 2 H2O (g)

Volume gas karbon dioksida yang dihasilkan adalah…. a. 1,25 liter b. 2,50 liter c. 5,00 liter d. 7,50 liter e. 10,00 liter

16. Suatu senyawa terdiri dari 75% C, dan sisanya hidrogen. Jika diketahui massa atom relatif H = 1 dan C = 12, maka rumus empiris senyawa itu adalah.... a. CH b. CH2 c. CH3 d. CH4 e. C2H3

17. Diantara senyawa berikut yang kadar nitrogennya terbesar adalah.... (Ar H = 1; N = 14; O = 16; P = 31; S = 32) a. NH3 b. CO(NH2)2 c. (NH4)2SO4 d. (NH4)3PO4 e. N2H4

18. Sebanyak 24 gram magnesium (Mg) dibakar dalam oksigen berlebihan. Terbentuk 40 gram magnesium oksida (MgO). Persamaan reaksinya sebagai berikut.

2����� ������ → ������

perbandingan massa magnesium : oksigen dalam magnesium oksida adalah.... a. 2 : 1 b. 1 : 2 c. 3 : 2 d. 2 : 3 e. 3 : 5

19. Dalam 1 liter masing- masing gas berikut yang mengandung jumlah molekul terbanyak adalah.... a. Hidrogen (H2) b. Helium (He) c. Metana (CH4)

Page 154: File : 073711006.pdf

d. Amonia (NH3) e. Sama semua

20. Gas hidrogen dapat dibuat dari reaksi antara logam magnesium dengan larutan asam sulfat encer. Untuk membuat 44,8 liter gas hidrogen (0°C, 1 atm), berapa gram magnesium yang dibutuhkan ? (Ar Mg = 24) a. 96 gram b. 48 gram c. 24 gram d. 16 gram e. 56 gram

21. Pada percobaan reaksi antara tembaga dan belerang sehingga membentuk.Tembaga (II) sulfida dan data yang diperoleh sebagai berikut.

percobaan

Massa tembaga

(g)

Massa belerang

(g)

Massa tembaga sulfida

(g) 1 2 3 4

18 28 8 8

2 3 4 5

6 9 12 12

Berdasarkan data tersebut , perbandingan massa tembaga dan belerang

sehingga membentuk senyawa tembaga (II) sulfida adalah.... a. 1 : 1 b. 1 : 2 c. 2 : 1 d. 3 : 1 e. 2 : 3

22. Dalam senyawa metana (CH4) ( ArC= 12 dan H = 1) ,perbandingan massa atom C dan H adalah....

a. 1 : 1 b. 3 : 8 c. 2 : 9 d. 8 : 3 e. 9 : 2

23. Jika 4 gram X terdapat partikel sebanyak 3,01 x 1022 atom , massa atom relatif unsur X adalah....

a. 9,03 b. 15 c. 30 d. 80

Page 155: File : 073711006.pdf

e. 120 24. Jika 100 g gas SO2 direaksikan dengan gas O2 menghasilkan 160 g gas

SO3 , massa O2 yang direaksikan adalah.... a. 48 g b. 84 g c. 90 g d. 96 g e. 60 g

25. Jika diketahui perbandingan massa besi (Fe) dan belerang (S) dalam pembentukan senyawa besi (II) sulfida (FeS) adalah 7 : 4. Berapa massa belerang yang tersisa, jika sebanyak 21 gram Fe direaksikan dengan 15 gram S? a. 2 gram b. 3 gram c. 4 gram d. 5 gram e. 6 gram

_Selamat Mengerjakan_

Page 156: File : 073711006.pdf

Lampiran 16

KUNCI JAWABAN SOAL ULANGAN

1. B

2. A

3. E

4. E

5. A

6. C

7. A

8. C

9. E

10. A

11. B

12. D

13. C

14. E

15. B

16. D

17. E

18. C

19. E

20. A

21. C

22. B

23. D

24. E

25. B

Page 157: File : 073711006.pdf

Lampiran 16

Page 158: File : 073711006.pdf

Lampiran 17

No. Kode Nama Nilai Tes

1 K-1 Aditya Nidzaul Khasanah 80

2 K-2 Ahmad Sholihin 64

3 K-3 Akhmad Utomo 72

4 K-4 Anita Maya Sofa 64

5 K-5 Awalina Ana Rizky 72

6 K-6 Didik Supriyanto 72

7 K-7 Eka Yuniarti 76

8 K-8 Endah Nina S. 84

9 K-9 Farid Hidayat 80

10 K-10 Fatekur Rachman 64

11 K-11 Husaini 80

12 K-12 Leonardo David Gunawan 72

13 K-13 Lik Kusniati 80

14 K-14 Lisa Widi Silvianingrum 68

15 K-15 Masroniyah 64

16 K-16 Moh. David R. 56

17 K-17 Muhamad Khaerozi 64

18 K-18 Muhammad Alfuad 72

19 K-19 Muhammad Ali Rojab 76

20 K-20 Muhmmad Al Imron 84

21 K-21 Mukhamad Tafrihkan 80

22 K-22 Diah Ayu Astuti 80

23 K-23 Nur Akhadiati 72

24 K-24 Rina Rohmawati 60

25 K-25 Rika Septi Nugraha Heni 80

26 K-26 Robit Saputra 84

HASIL BELAJAR SISWA KELAS X

MATERI POKOK STOIKIOMETRI

Page 159: File : 073711006.pdf

27 K-27 Satrio Hermanto 70

28 K-28 Siti Alfiyah 75

29 K-29 Siti Juripah 80

30 K-30 Sri Maliyasari 75

31 K-31 Suparjo Rustam 80

32 K-32 Tri Wicaksono 84

33 K-33 Ulfatul Faizah 56

34 K-34 Unul Nur Huida 76

35 K-35 Wulan Sari 76

36 K-36 Indah Sofiana 76

Jumlah 2648

Nilai Rata- rata 73.556

Page 160: File : 073711006.pdf

Lampiran 18

PERHITUNGAN NILAI ANGKET RESPON SISWA

No. Kode Nomor Soal

Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 K-1 3 4 5 3 4 3 4 3 4 2 4 3 4 3 4 5 3 3 4 4 72

2 K-2 3 4 4 3 2 3 2 4 2 5 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 67

3 K-3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 70

4 K-4 4 4 5 4 5 3 3 3 1 2 3 3 2 3 3 5 4 3 4 4 68

5 K-5 3 4 4 3 3 4 3 2 3 4 5 4 3 4 4 4 5 4 4 3 73

6 K-6 4 4 4 2 4 3 5 4 3 2 3 5 2 5 4 3 3 3 4 3 70

7 K-7 3 4 4 3 4 5 4 4 3 4 3 2 3 4 4 4 4 4 3 4 73

8 K-8 3 2 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 5 4 4 4 3 4 4 72

9 K-9 4 3 4 4 2 1 4 3 3 3 2 4 3 4 3 5 4 4 3 4 67

10 K-10 4 4 4 3 2 3 4 3 2 4 5 2 3 3 5 4 3 4 4 2 68

11 K-11 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 5 3 3 4 4 74

12 K-12 4 3 4 4 3 5 4 5 4 4 3 4 5 4 4 4 4 3 3 4 78

13 K-13 3 4 3 3 4 4 3 5 3 4 3 5 4 3 4 4 5 4 4 3 75

14 K-14 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 5 3 5 4 4 4 3 3 4 75

15 K-15 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 5 4 3 3 5 73

16 K-16 4 4 3 1 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 63

17 K-17 3 2 3 3 4 3 3 3 3 2 3 4 4 2 1 3 4 3 4 4 61

18 K-18 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 3 3 3 5 74

19 K-19 4 5 4 4 4 4 3 4 5 3 5 3 4 3 4 3 4 3 4 4 77

20 K-20 3 2 3 4 3 3 4 4 4 4 4 2 3 5 4 4 3 4 3 4 70

Page 161: File : 073711006.pdf

21 K-21 4 3 4 4 4 1 3 4 3 4 4 3 3 4 5 3 4 3 4 4 71

22 K-22 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 2 3 5 4 4 4 4 3 4 72

23 K-23 4 4 3 4 5 3 4 4 3 2 3 4 4 5 3 5 3 3 4 4 74

24 K-24 3 4 4 3 4 4 1 3 4 1 3 2 3 3 4 2 4 3 4 3 62

25 K-25 3 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 5 4 78

26 K-26 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 5 4 5 4 3 4 3 4 4 76

27 K-27 4 4 5 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 5 3 5 5 4 3 3 75

28 K-28 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 76

29 K-29 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 72

30 K-30 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 5 4 4 4 3 4 4 75

31 K-31 3 4 2 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 3 3 4 5 74

32 K-32 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 5 4 3 3 4 75

33 K-33 3 4 4 3 4 4 3 3 2 4 3 3 3 3 4 4 4 2 3 3 66

34 K-34 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 73

35 K-35 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 5 4 4 4 3 4 4 75

36 K-36 3 2 4 3 4 4 4 4 2 4 3 3 3 5 4 3 4 4 5 3 71

Jumlah 120 134 137 126 131 124 122 135 115 125 124 126 120 145 134 141 136 121 133 136 2585

Page 162: File : 073711006.pdf

Lampiran 19

REKAPITULASI NILAI ANGKET RESPON SISWA

Indikator Jumlah Nilai Rata- rata Kriteria

1. Ketertarikan 1024 71,11 Baik

2. Kemudahan dalam

memahami materi

Stoikiometri

524

72,8

Baik

3. Keefektifan 497 69 Cukup

4. Minat siswa

terhadap

pembelajaran

kimia

540

75

Baik

Page 163: File : 073711006.pdf

Lampiran 20

TABEL KERJA UNTUK MENGHITUNG

MEAN (M) DAN ATANDAR DEVIASI (SD)

No. Kode X Y M - X (M - X)2 M - Y (M - Y)

2

1 K-1 72 80 -0,1944 0,03781 -6,4444 41,5309

2 K-2 67 64 4,80556 23,0934 9,55556 91,3086

3 K-3 70 72 1,80556 3,26003 1,55556 2,41975

4 K-4 68 64 3,80556 14,4823 9,55556 91,3086

5 K-5 73 72 -1,1944 1,4267 1,55556 2,41975

6 K-6 70 72 1,80556 3,26003 1,55556 2,41975

7 K-7 73 76 -1,1944 1,4267 -2,4444 5,97531

8 K-8 72 84 -0,1944 0,03781 -10,444 109,086

9 K-9 67 80 4,80556 23,0934 -6,4444 41,5309

10 K-10 68 64 3,80556 14,4823 9,55556 91,3086

11 K-11 74 80 -2,1944 4,81559 -6,4444 41,5309

12 K-12 78 72 -6,1944 38,3711 1,55556 2,41975

13 K-13 75 80 -3,1944 10,2045 -6,4444 41,5309

14 K-14 75 68 -3,1944 10,2045 5,55556 30,8642

15 K-15 73 64 -1,1944 1,4267 9,55556 91,3086

16 K-16 63 56 8,80556 77,5378 17,5556 308,198

17 K-17 61 64 10,8056 116,76 9,55556 91,3086

18 K-18 74 72 -2,1944 4,81559 1,55556 2,41975

19 K-19 77 76 -5,1944 26,9823 -2,4444 5,97531

20 K-20 70 84 1,80556 3,26003 -10,444 109,086

21 K-21 71 80 0,80556 0,64892 -6,4444 41,5309

22 K-22 72 80 -0,1944 0,03781 -6,4444 41,5309

23 K-23 74 72 -2,1944 4,81559 1,55556 2,41975

24 K-24 62 60 9,80556 96,1489 13,5556 183,753

25 K-25 78 80 -6,1944 38,3711 -6,4444 41,5309

26 K-26 76 84 -4,1944 17,5934 -10,444 109,086

27 K-27 75 70 -3,1944 10,2045 3,55556 12,642

28 K-28 76 75 -4,1944 17,5934 -1,4444 2,08642

29 K-29 72 80 -0,1944 0,03781 -6,4444 41,5309

30 K-30 75 75 -3,1944 10,2045 -1,4444 2,08642

31 K-31 74 80 -2,1944 4,81559 -6,4444 41,5309

Page 164: File : 073711006.pdf

32 K-32 75 84 -3,1944 10,2045 -10,444 109,086

33 K-33 66 56 5,80556 33,7045 17,5556 308,198

34 K-34 73 76 -1,1944 1,4267 -2,4444 5,97531

35 K-35 75 76 -3,1944 10,2045 -2,4444 5,97531

36 K-36 71 76 0,80556 0,64892 -2,4444 5,97531

∑ 36 2585 2648 635,639 2158,89

Mean 71,8056 73,5556

SD 4,20198 7,74397

Page 165: File : 073711006.pdf

Lampiran 21

TABEL KERJA UNTUK PENGUJIAN HIPOTESIS

DENGAN RUMUS REGRESI SEDERHANA

No. Kode X Y X2 Y

2 XY

1 K-1 72 80 5184 6400 5760

2 K-2 67 64 4489 4096 4288

3 K-3 70 72 4900 5184 5040

4 K-4 68 64 4624 4096 4352

5 K-5 73 72 5329 5184 5256

6 K-6 70 72 4900 5184 5040

7 K-7 73 76 5329 5776 5548

8 K-8 72 84 5184 7056 6048

9 K-9 67 80 4489 6400 5360

10 K-10 68 64 4624 4096 4352

11 K-11 74 80 5476 6400 5920

12 K-12 78 72 6084 5184 5616

13 K-13 75 80 5625 6400 6000

14 K-14 75 68 5625 4624 5100

15 K-15 73 64 5329 4096 4672

16 K-16 63 56 3969 3136 3528

17 K-17 61 64 3721 4096 3904

18 K-18 74 72 5476 5184 5328

19 K-19 77 76 5929 5776 5852

20 K-20 70 84 4900 7056 5880

21 K-21 71 80 5041 6400 5680

22 K-22 72 80 5184 6400 5760

23 K-23 74 72 5476 5184 5328

24 K-24 62 60 3844 3600 3720

25 K-25 78 80 6084 6400 6240

26 K-26 76 84 5776 7056 6384

27 K-27 75 70 5625 4900 5250

28 K-28 76 75 5776 5625 5700

29 K-29 72 80 5184 6400 5760

30 K-30 75 75 5625 5625 5625

31 K-31 74 80 5476 6400 5920

Page 166: File : 073711006.pdf

32 K-32 75 84 5625 7056 6300

33 K-33 66 56 4356 3136 3696

34 K-34 73 76 5329 5776 5548

35 K-35 75 76 5625 5776 5700

36 K-36 71 76 5041 5776 5396

N = 36 2585 2648 186253 196934 190851

xy 709,889

y2 2158,89

x2 635,639

Analisis

Korelasi

rxy 0,606

thitung 4,44209

ttabel 2,021

Persamaan

Garis

Regresi

1,11681

71,8056

73,5556

Y = 1,117X – 6,638

Varian

Regresi

Jkreg 792,812

Jkres 1366,08

dbreg 1

dbres 34

Rkreg 792,812

Rkres 40,1787

Freg 19,7321

Ftabel 5% 4,11

1% 7,39

Page 167: File : 073711006.pdf

RIWAYAT PENDIDIKAN

Nama : Lulu Atinisa

Tempat/Tanggal Lahir : Pemalang, 22 Januari 1990

Alamat : Ds. Clekatakan Rt 09 Rw 03 Kec. Pulosari Kab.

Pemalang 52355

Pendidikan : - SD N Clekatakan 01, lulus tahun 2001

- MTs Ihsaniyah Moga Kab. Pemalang , lulus

tahun 2004

- MAN Buntet Pesantren Cirebon , lulus tahun

2007

Demikian riwayat singkat pendidikan penulis dan dibuat dengan sebenar-

benarnya.

Semarang, 9 Desember 2009

Penulis

Lulu Atinisa

NIM. 073711006