repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/1902/1/khaira faza.pdf · lembar persetujuan studi penentuan...
TRANSCRIPT
STUDI PENENTUAN BATAS LAYAK HUNI AKIBAT BANJIR DI
DAS HILIR SUNGAI CILIWUNG DKI JAKARTA
SKRIPSI
TEKNIK PENGAIRAN
KONSENTRASI PEMANFAATAN DAN PENDAYAGUNAAN SDA
Ditujukan untuk memenuhi persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Teknik
KHAIRA FAZA
NIM. 125060400111069
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
MALANG
2017
LEMBAR PERSETUJUAN
STUDI PENENTUAN BATAS LAYAK HUNI AKIBAT BANJIR DI
DAS HILIR SUNGAI CILIWUNG DKI JAKARTA
SKRIPSI
TEKNIK PENGAIRAN
KONSENTRASI PEMANFAATAN DAN PENDAYAGUNAAN SDA
Ditujukan untuk memenuhi persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Teknik
KHAIRA FAZA
NIM. 125060400111069
Skripsi ini telah direvisi dan disetujui oleh dosen pembimbing
pada tanggal 7 Juni 2017
Dosen Pembimbing I
Dr. Ir. Ussy Andawayanti, MS.
NIP. 19610131 198609 2 001
Dosen Pembimbing II
Sebrian Mirdeklis B. P., ST., MT., M.Eng
NIP. 201405 890924 1 001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Pengairan
Ir. Moh. Sholichin, MT., Ph.D.
NIP. 19670602 199802 1 001
LEMBAR PERSETUJUAN
STUDI HIDROLOGI DALAM PENENTUAN
BATAS LAYAK HUNI AKIBAT BANJIR DI DAS HILIR SUNGAI
CILIWUNG DKI JAKARTA
SKRIPSI
TEKNIK PENGAIRAN
KONSENTRASI PEMANFAATAN DAN PENDAYAGUNAAN SDA
Ditujukan untuk memenuhi persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Teknik
KHAIRA FAZA
NIM. 125060400111069
Skripsi ini telah direvisi dan disetujui oleh dosen pembimbing
pada tanggal 7 Juni 2017
Dosen Pembimbing I
Dr. Ir. Ussy Andawayanti, MS.
NIP. 19610131 198609 2 001
Dosen Pembimbing II
Sebrian Mirdeklis B. P., ST., MT., M.Eng
NIP. 201405 890924 1 001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Pengairan
Ir. Moh. Sholichin, MT., Ph.D.
NIP. 19670602 199802 1 001
Teriring ucapan terima kasih kepada:
Ayah, mama dan adik tercinta
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI
Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang sepengetahuan saya dan
berdasarkan hasil penelusuran berbagai karya ilmiah, gagasan dan masalah ilmiah yang
diteliti dan diulas di dalam Naskah Skripsi ini adalah asli dari pemikiran saya. Tidak terdapat
karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di
suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan
disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.
Apabila ternyata di dalam naskah Skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur
jiplakan, saya bersedia Skripsi ini dibatalkan, serta diproses sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70).
Malang, 7 Juni 2017
Mahasiswa,
MateraiRp. 6.000,-
Khaira Faza
NIM. 125060400111069
viii
RINGKASAN
Khaira Faza, Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, Maret
2017, Studi Penentuan Batas Layak Huni Akibat Banjir di DAS Hilir Sungai Ciliwung DKI
Jakarta, Dosen Pembimbing: Ussy Andawayanti dan Sebrian Mirdeklis Beselly Putra.
Majunya perindustrian dan perekonomian di ibukota, memaksa penduduk untuk
membangun hunian yang tidak layak di daerah sempadan sungai. Hal tersebut berdampak
pada menurunnya fungsi sungai yang ditandai dengan berkurangnya kapasitas tampungan
sehingga kerap menimbulkan banjir. Dari masalah tersebut, maka perlu diketahui daerah
mana yang berpotensi banjir sehingga dapat diketahui batas layak huni berdasarkan analisa
yang dilakukan.
Lokasi studi berada di Sungai Ciliwung bagian hilir yang terletak di daerah
Pengadegan, Pancoran, Jakarta Selatan dengan panjang sungai kajian 2,178 km dan jumlah
patok sebanyak 41 patok. Dalam penentuan batas layak huni, digunakan analisa debit
rancangan dengan kala ulang 2, 5, 10, 25 dan 50 tahun menggunakan analisa frekuensi
metode Log Pearson Type III yang sebelumnya diuji dengan beberapa metode pengujian
data. Data yang digunakan merupakan data hasil catatan AWLR (Automatic Water Level
Recorder) pos MT. Haryono selama 11 tahun. Analisa tinggi muka air banjir didapatkan
dengan bantuan Program HEC-RAS v.5.0.
Dari hasil analisa debit rancangan, didapat Q2th = 196,567 m3/det, Q5th = 266,235
m3/det, Q10th = 321,128 m
3/det, Q25th = 401,257 m
3/det dan Q50th = 469,478 m
3/det. Rata-
rata tinggi muka air dari dasar sungai berkisar 5,14 m ‒12,30 m dengan rata-rata ketinggian
genangan banjir masing-masing setinggi 1,73 m, 2,33 m, 2,62 m, 3,13 m dan 3,59 m.
Daerah batas layak huni berada pada elevasi diatas elevasi tanggul maksimum yaitu el.
+26,12 untuk sisi kiri sungai dan el. +24,59 untuk sisi kanan sungai. Jarak maksimum
terjadi pada patok 138 dengan jarak 35,3 m, 43,3 m, 60 m, 68,6 m dan 74,5 m di sisi kanan
sungai. Adapun daerah terdampak meliputi lahan perkebunan, alang-alang dan pemukiman
dengan luas total pada tiap kala ulang adalah 0,27 km2, 0,3 km
2, 0,399 km
2, 0,413 km
2 dan
0,431 km2.
Kata kunci: Sungai Ciliwung, banjir, batas layak huni
SUMMARY
Khaira Faza, Water Resources Engineering, Faculty of Engineering, Brawijaya
University, March 2017, Study of Determining Livable Boundary due to Inundation in The
Ciliwung Watershed’s Downstream DKI Jakarta. Advisors: Ussy Andawayanti and Sebrian
Mirdeklis Beselly Putra.
The advance of industry and economy in the capital of Indonesia has sent a less
favorable impact on population growth. Some marginal citizens must build their shelter
in the bank of river. It may disturb the function of river because it can reduce river’s
capacity to retain water stream. One immediate consequence is flood. Therefore, the area
with greater vulnerability to flood must be understood. Feasible occupancy rate can then
be determined with analysis for the benefit of this area.
The location of study is the downstream of Ciliwung River. This spot remains in
Pengadegan, Pancoran, South Jakarta. The observed river has a length 2,178 km and the
observation point is set into 41 stations. The determination of livable boundary is using
the analysis of flood discharge plan at return periods of 2, 5, 10, 25 and 50 years. Log
Pearson Type III is a method used to analyze the frequency of return periods. Data are
subjected to several tests. The operated data are the reading result of Automatic Water
Level Recorder (AWLR) that is installed at MT. Haryono Observation Station for 11
years. The analysis of water level is obtained by a computer program HEC-RAS v.5.0.
The analysis on flood discharge plan has given some results: Q2th = 196,567
m3/sec, Q5th = 266,235 m3/sec, Q10th = 321,128 m3/sec, Q25th = 401,257 m3/sec and Q50th
= 469,478 m3/sec. The average of water level from riverbed is ranged from 5,14 m to
12,30 m, whereas the inundation water level includes 1,73 m, 2,33 m, 2,62 m, 3,13 m and
3,59 m. The livable boundary has been known as remaining at the elevation above
maximum dike elevation, precisely elevation +26,12 for the left bank of the river and
elevation +24,59 for the right bank of the river. Maximum distance has been found in
stakes 138 with various distances such as 35,3 m, 43,3 m, 60 m, 68,6 m and 74,5 m. All
of them remain in the right bank of the river. The affected area includes plantation, shrubs,
and settlement. Total width at each return periods are 0,27 km2, 0,3 km2, 0,399 km2, 0,413
km2 and 0,431 km2.
Keywords: Ciliwung River, inundation, livable boundary
i
PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, berkah dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan studi yang
berjudul “Studi Penentuan Batas Layak Huni Akibat Banjir di DAS Hilir Sungai
Ciliwung DKI Jakarta” ini dengan baik.
Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh oleh
mahasiswa jurusan Teknik Pengairan Universitas Brawijaya untuk memperoleh gelar
sarjana teknik.
Dalam penyusunan laporan usulan skripsi ini tentu banyak pihak yang telah
membantu, untuk itu penyusun tidak lupa menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Kedua orangtua, Mulyanto, SE. dan Dr. Ir. Dwi Hindarti, M.Sc. serta adik Varian Atras
Xavier. Serta seluruh keluarga besar yang telah mendukung, memberikan perhatian, doa
restu, dorongan semangat serta motivasi dalam penyusunan laporan skripsi ini.
2. Bapak Ir. Moch. Solichin, MT., Ph.D. dan Ibu Emma Yuliani, ST., MT., Ph.D. selaku
Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas
Brawijaya.
3. Ibu Dr. Ir. Ussy Andawayanti, MS. dan Bapak Sebrian Mirdeklis B. P., ST., MT., M.Eng.
selaku dosen pembimbing yang dengan sabar memberikan arahan, masukan serta
motivasi kepada penyusun.
4. Ibu Dian Candrasasi, ST., MT. dan Ibu Dr. Ir. Lily Montarcih Limantara, M.Sc. selaku
dosen penguji.
5. Pihak Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane yang telah turut membantu dalam
memberikan data-data yang menunjang dalam penyelesaian laporan ini.
6. Sahabat penyusun, Tiwi, Najla, Ridha, Sheilla, Zhafa, Ersty, Rinta, Talitha dan Cynthia
yang selalu ada serta memberikan dukungan, doa dan semangat dalam penyusunan
skripsi ini.
7. Teman-teman Teknik Pengairan angkatan 2012 atas segala dukungan, semangat,
motivasi, kebersamaan dan bantuannya.
8. Serta seluruh pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan usulan skripsi
ini.
ii
Apabila dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan, baik
redaksional, kualitas maupun kuantitas dari materi yang disajikan, hal ini murni didasarkan
pada keterbatasan yang dimiliki penyusun semata.
Akhir kata penyusun sadar bahwa dalam laporan usulan skripsi ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran
yang membangun. Semoga laporan skripsi ini berguna bagi penyusun khususnya serta
mendorong mahasiswa untuk lebih memahami dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan di
lapangan.
Malang, Maret 2017
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
Halaman
PENGANTAR .................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .............................................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... vii
DAFTAR ISTILAH ........................................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 2
1.3. Batasan Masalah ......................................................................................... 3
1.4. Rumusan Masalah ....................................................................................... 3
1.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Analisa Hidrologi ......................................................................................... 5
2.1.1. Uji Kualitas Data .............................................................................. 5
2.1.1.1. Uji Konsistensi ................................................................... 5
2.1.1.2. Uji Abnormalitas ................................................................ 6
2.1.1.3. Uji Homogenitas ................................................................ 7
2.1.1.3.1. Uji F ................................................................... 7
2.1.1.3.2. Uji T ................................................................... 9
2.1.1.4. Uji Persistensi .................................................................... 11
2.1.2. Analisa Frekuensi ............................................................................. 12
2.1.3. Uji Kesesuaian Distribusi ................................................................. 16
2.1.3.1. Uji Chi-Kuadrat ................................................................. 16
2.1.3.2. Uji Smirnov-Kolmogorof ................................................... 18
2.2. Analisa Hidrolika ......................................................................................... 19
2.2.1. Data Aliran Tetap ............................................................................. 19
2.2.2. Data Aliran Tidak Tetap................................................................... 19
2.2.3. Analisa Profil Muka Air ................................................................... 20
2.2.3.1. Persamaan Energi ............................................................... 20
2.2.3.2. Persamaan Momentum ....................................................... 29
2.2.3.3. Koefisien Kekasaran Manning ........................................... 32
2.3. Aplikasi HEC-RAS v.5.0 ............................................................................. 39
2.3.1. Perkenalan HEC-RAS v.5.0 ............................................................. 39
2.3.2. Tahapan dalam Penggunaan Aplikasi HEC-RAS ............................ 40
2.4. Sempadan Sungai ......................................................................................... 51
2.4.1. Penentuan Batas Layak Huni ........................................................... 51
2.4.2. Pemanfaatan Daerah Sempada ......................................................... 52
iv
BAB III METODOLOGI
3.1. Kondisi Daerah Studi ................................................................................... 53
3.1.1. Deskripsi Lokasi Studi ..................................................................... 53
3.1.2. Survei Lokasi ................................................................................... 54
3.2. Data yang Diperlukan .................................................................................. 55
3.3. Langkah Pengerjaan .................................................................................... 55
3.4. Diagram Alir Penelitian ............................................................................... 56
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Analisa Hidrologi ......................................................................................... 57
4.1.1. Data Debit .......................................................................................... 57
4.1.2. Uji Kualitas Data ............................................................................... 58
4.1.2.1. Uji Konsistensi Data Metode RAPS ..................................... 58
4.1.2.2. Inlier-Outlier ......................................................................... 60
4.1.2.3. Uji F ...................................................................................... 61
4.1.2.4. Uji T ...................................................................................... 62
4.1.2.5. Uji Persistensi ........................................................................ 63
4.1.3. Perhitungan Debit Rancangan ........................................................... 64
4.1.4. Uji Kesesuaian Distribusi .................................................................. 67
4.1.4.1. Uji Chi-Kuadrat ..................................................................... 67
4.1.4.2. Uji Smirnov-Kolmogorof ...................................................... 69
4.2. Analisa Hidrolika ......................................................................................... 72
4.2.1. Data Geometri .................................................................................... 72
4.2.1.1. Skema Sistem Sungai .......................................................... 72
4.2.1.2. Geometri Potongan Melintang ............................................ 72
4.2.1.3. Koefisien Kekasaran Manning ............................................ 73
4.2.2. Data Aliran Tetap .............................................................................. 73
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan .................................................................................................. 96
5.2. Saran ............................................................................................................ 96
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
No. Judul Halaman
Tabel 2.1 Nilai Kritis Q/(n0,5) dan R/(n0,5) ........................................................................ 6
Tabel 2.2 Nilai Kn untuk Uji Inlier-Outlier....................................................................... 7
Tabel 2.3 Nilai Kritis F untuk Uji F (F=0,05) .................................................................. 8
Tabel 2.4 Nilai Kritis tc untuk Uji T (Uji Dua Sisi) ......................................................... 10
Tabel 2.5 Pedoman Pemilihan Metode Frekuensi ............................................................ 12
Tabel 2.6 Faktor Frekuensi Distribusi Log Pearson Type III, Koefisien Asimetri, Cs
Negatif...............................................................................................................14
Tabel 2.7 Faktor Frekuensi Distribusi Log Pearson Type III, Koefisien Asimetri, Cs
Positif.................................................................................................................15
Tabel 2.8 Nilai Kritis untuk Uji Kecocokan Chi-Kuadrat ................................................ 17
Tabel 2.9 Tabel Nilai Kritis (Δcr) untuk Uji Smirnov-Kolmogorof .................................. 18
Tabel 2.10 Nilai Koefisien Kekasaran Manning (n)........................................................... 34
Tabel 2.11 Nilai Koefisien Kekasaran Manning untuk Rumus Cowan ............................. 38
Tabel 2.12 Koefisien Kontraksi dan Ekspansi (Aliran Subkritis) ...................................... 46
Tabel 3.1 Data-data Sekunder ........................................................................................... 55
Tabel 3.2 Tahapan Pengerjaan Studi ................................................................................ 55
Tabel 4.1 Debit Maksimum Tahunan ............................................................................... 57
Tabel 4.2 Perhitungan Uji Konsistensi Metode Rescaled Adjusted Partial Sums
(RAPS) ..............................................................................................................58
Tabel 4.3 Perhitungan Uji Inlier-Outlier...........................................................................60
Tabel 4.4 Perhitungan Uji F dan Uji T ............................................................................. 61
Tabel 4.5 Perhitungan Koefisien Korelasi Serial Metode Spearman................................63
Tabel 4.6 Data Perhitungan Log Pearson Type III ........................................................... 65
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Hujan Rancangan ................................................................ 66
Tabel 4.8 Data Debit ......................................................................................................... 68
Tabel 4.9 Uji Simpangan Vertikal-1 ................................................................................. 68
Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Chi-Kuadrat ........................................................................ 69
Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Δmaks .................................................................................... 70
Tabel 4.12 Perbandingan Nilai Δmaks dengan Δcr ................................................................ 71
Tabel 4.13 Hasil Pengolahan Data (HEC-RAS v.5.0.) Q 2 Tahun .................................... 74
Tabel 4.14 Hasil Pengolahan Data (HEC-RAS v.5.0.) Q 5 Tahun .................................... 75
Tabel 4.15 Hasil Pengolahan Data (HEC-RAS v.5.0.) Q 10 Tahun .................................. 76
Tabel 4.16 Hasil Pengolahan Data (HEC-RAS v.5.0.) Q 25 Tahun .................................. 77
Tabel 4.17 Hasil Pengolahan Data (HEC-RAS v.5.0.) Q 50 Tahun .................................. 78
Tabel 4.18 Rekapitulasi Tinggi Muka Air Q 2 Tahun ........................................................ 79
Tabel 4.19 Rekapitulasi Tinggi Muka Air Q 5 Tahun ........................................................ 80
Tabel 4.20 Rekapitulasi Tinggi Muka Air Q 10 Tahun ...................................................... 81
Tabel 4.21 Rekapitulasi Tinggi Muka Air Q 25 Tahun ...................................................... 82
Tabel 4.22 Rekapitulasi Tinggi Muka Air Q 50 Tahun ...................................................... 83
vi
Halaman ini sengaja dikosongkan
vii
DAFTAR GAMBAR
No. Judul Halaman
Gambar 2.1 Profil Aliran Metode Tahapan Standar ......................................................... 21
Gambar 2.2 Perhitungan Debit Dengan Cara Subdivision Method .................................. 22
Gambar 2.3 Alternatif Perhitungan Debit dengan Cara Subdivision Method................... 23
Gambar 2.4 Definisi Kemiringan Tanggul untuk Menghitung Nilai nc ........................... 23
Gambar 2.5 Pembagian Penampang Untuk Rata-Rata Energi ......................................... 24
Gambar 2.6 Diagram Total Energy vs. Elevasi Muka Air ............................................... 28
Gambar 2.7 Aplikasi dari Prinsip Momentum. ................................................................ 30
Gambar 2.8 Menu Utama HEC-RAS ............................................................................... 40
Gambar 2.9 Jendela Pembuatan Lembar Kerja ................................................................ 43
Gambar 2.10 Jendela Geometric Data ............................................................................... 44
Gambar 2.11 Tampilan Window Pengisian Data Penampang Melintang Sungai ............... 45
Gambar 2.12 Jendela Pengisian Data Aliran Steady. ......................................................... 47
Gambar 2.13 Tampilan Proses Analisa Aliran Steady ....................................................... 47
Gambar 2.14 Tampilan Hasil Simulasi Penampang Melintang Sungai ............................. 48
Gambar 2.15 Tampilan Hasil Simulasi Penampang Memanjang Sungai ........................... 48
Gambar 2.16 Tampilan Hasil Simulasi Gambar 3D Penampang Memanjang Sungai ....... 49
Gambar 2.17 Tabel Output Pada Tiap Penampang Melintang Sungai. .............................. 50
Gambar 2.18 Tabel Output Pada Seluruh Penampang Melintang Sungai .......................... 50
Gambar 3.1 Peta DAS Ciliwung....................................................................................... 53
Gambar 3.2 Peta Lokasi Studi .......................................................................................... 54
Gambar 3.3 Gambaran Umum di Sekitar Lokasi Daerah Studi ....................................... 54
Gambar 4.1 Rating Curve ................................................................................................. 58
Gambar 4.2 Rating Curve dengan Debit Rancangan ........................................................ 67
Gambar 4.3 Skema Sistem Sungai Ciliwung (tanpa skala) .............................................. 72
Gambar 4.4 Sebaran Tata Guna Lahan pada Genangan Q 2 Tahun ................................. 88
Gambar 4.5 Sebaran Tata Guna Lahan pada Genangan Q 5 Tahun ................................. 89
Gambar 4.6 Sebaran Tata Guna Lahan pada Genangan Q 10 Tahun ............................... 90
Gambar 4.7 Sebaran Tata Guna Lahan pada Genangan Q 25 Tahun ............................... 91
Gambar 4.8 Sebaran Tata Guna Lahan pada Genangan Q 50 Tahun ............................... 92
Gambar 4.9 Peta DAS Ciliwung....................................................................................... 93
Gambar 4.10 Peta Tata Guna Lahan ................................................................................... 94
Gambar 4.11 Peta Tata Guna Lahan ................................................................................... 95
viii
Halaman ini sengaja dikosongkan
ix
DAFTAR ISTILAH
EG………………………………………………….. Garis energi
WS…………………………………………………..Permukaan air
TR….………………………………………………..Kala ulang
Crit…………………………………………………..Kedalaman kritis
Leeve……………………………………………….. Tanggul
Bank Sta….…………………………………………Batas tebing kanan dan kiri
x
Halaman ini sengaja dikosongkan
xi
DAFTAR LAMPIRAN
No. Judul
1 Perhitungan Debit Banjir Rancangan Dengan Menggunakan Data Hujan
2 Data Tinggi Muka Air dan Debit
3 Foto Pos AWLR Stasiun MT. Haryono
4 Gambar Penampang Melintang Sungai
5 Langkah Pengerjaan Program HEC-RAS
6 Koordinat Reah Sungai Ciliwung
7 Gambar Hasil Simulasi HEC-RAS
xii
Halaman ini sengaja dikosongkan
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sungai merupakan aliran air yang besar dan memanjang yang mengalir secara
terus-menerus dari sumber (hulu) menuju muara (hilir). Sungai menjadi salah satu
sumber air yang mana pada kanan dan kiri sepanjang pengalirannya dibatasi oleh
sempadan. Keberadaan sungai berperan dalam mendukung kesejahteraan penduduk di
sekitanya.
Kondisi sungai di kawasan kota-kota besar memiliki permasalahan yang
kompleks seiring dengan semakin majunya perekonomian dan perindustrian kota
tersebut. Berbagai usaha pengendalian dan perlindungan sungai sudah dilakukan
pemerintah kota dengan membangun infrasturuktur pendukung untuk menunjang fungsi
sungai. Namun, keberadaan pemukiman di bantaran sungai ini menjadi salah satu
masalah yang masih sulit untuk ditangani. Hal ini berdampak pada menurunnya
kapasitas dan fungsi sungai itu sendiri.
Bantaran sungai adalah ruang antara tepi sungai dan kaki tanggul sebelah dalam
yang terletak di kiri dan atau kanan palung sungai. Garis sempadan sungai adalah garis
maya di kanan dan kiri palung yang ditetapkan sebagai bata perlindungan sungai.
Sempadan sungai merupakan zona penyangga antara ekosistem perairan (sungai) dan
daratan. Umumnya didominasi oleh tumbuhan dan atau lahan basah sepanjang tepi
kanan dan atau kiri sungai.
Menurut Rencana Tata Ruang Wilayah 2030 Kota Jakarta, daerah sempadan
sungai ditetapkan menjadi kawasan perlindungan setempat. Untuk mewujudkan
pemanfaatan kawasan budidaya ditetapkan kebijakan salah satunya mengarahkan
perkembangan dan menata kawasan pemukiman sesuai karakteristik kawasan dengan
mengelola sempadan sungai untuk menjamin tidak terjadinya kerusakan pada pinggiran
sungai dan tidak terganggunya pengaliran air sungai dan beban kawasan sekitar.
Kondisi perkembangan pemukiman di sepanjang daerah pengaliran sungai di
Kota Jakarta bertentangan dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Republik Indonesia Nomor 28/PRT/M/2015 yang menjelaskan kriteria garis
sempadan sungai, sebagai berikut:
2
1. Sungai tidak bertanggul di dalam kawasan perkotaan
a. paling sedikit berjarak 10 (sepuluh) meter dari tepi kiri dan kanan palung
sungai sepanjang alur sungai, dalam hal kedalaman sungai kurang dari atau
sama dengan 3 (tiga) meter;
b. paling sedikit berjarak 15 (lima belas) meter dari tepi kiri dan kanan palung
sungai sepanjang alur sungai, dalam hal kedalaman sungai lebih dari 3 (tiga)
meter sampai dengan 20 (dua puluh) meter; dan
c. paling sedikit berjarak 30 (tiga puluh) meter dari tepi kiri dan kanan palung
sungai sepanjang alur sungai, dalam hal kedalaman sungai lebih dari atau 20
(dua puluh) meter.
2. Sungai tidak bertanggul di luar kawasan perkotaan
a. sungai besar dengan luas daerah aliran sungai lebih besar dari 500 (lima
ratus) km2, garis sempadan ditentukan paling sedikit berjarak 100 (seratus)
meter dari tepi kiri dan kanan palung sungai sepanjang alur sungai.
b. sungai kecil dengan luas daerah aliran sungai kurang dari atau sama dengan
500 (lima ratus) km2, garis sempadan ditentukan paling sedikit berjarak 50
(lima puluh) meter dari tepi kiri dan kanan palung sungai sepanjang alur
sungai.
3. Sungai bertanggul di luar kawasan perkotaan
Garis sempadan sungai ditentukan paling sedikit berjarak 5 (lima) meter dari
tepi kiri dan kanan palung sungai sepanjang alur sungai.
4. Sungai bertanggul di dalam kawasan perkotaan
Garis sempadan sungai ditentukan paling sedikit berjarak 3 (tiga) meter dari
tepi kiri dan kanan palung sungai sepanjang alur sungai.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Pekerjaan Umum tersebut, penentuan garis
sempadan sungai dapat ditentukan lebarnya dan batas layak huninya adalah di luar garis
sempadan sungai tersebut.
1.2. Identifikasi Masalah
DAS Ciliwung merupakan salah satu pemasok air yang penting bagi Kota Jakarta.
Namun, fluktuasi air yang terjadi saat musim kemarau dan hujan datang membuat
penduduk sekitar kurang dapat memanfaat sungai tersebut terutama mereka yang berada di
kawasan hilir sungai.
3
Data dari BNBP (Badan Nasional Penanggulangan Bencana), pada Senin, 9
Februari 2015 Jakarta mengalami 93 titik banjir. Penyebab banjir yang terjadi di Kota
Jakarta salah satunya dikarenakan sistem saluran air yang buruk, pendangkalan dan
penyempitan sungai. Hal ini bisa dilihat pada bagian hilir yang sudah tidak ada lagi lahan
terbuka hijau karena padatnya pemukiman di sempadan sungai.
Berdasarkan penjelasan tesebut, maka masalah yang menjadi objek kajian dalam
studi ini antara lain:
1. Ketidahtahuan penduduk Ibukota mengenai garis sempadan sungai, sehingga
dengan semaunya menggunakan kawasan tersebut sebagai kawasan hunian dan
atau melakukan kegiatan perekonomian mereka.
2. Penurunan fungsi sungai akibat perkembangan daerah di sekitar daerah
pengaliran sungai yang ditandai dengan berkurangnya volume tampungan,
penggerusan dan pengendapan sedimen.
3. Tinggi genangan air akibat banjir dihitung dengan kala ulang tertentu dengan
harapan mendapatkan garis sempadan untuk mengetahui batas layak huni.
1.3. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dikemukakan dalam studi ini adalah sebagai berikut:
1. Berapa besar debit banjir rancangan pada titik tinjau yang didasarkan pada
analisis hidrologi dengan kala ulang 2, 5, 10, 25, dan 50 tahun?
2. Berapa tinggi muka air maksimum di DAS Hilir Sungai Ciliwung akibat debit
banjir rancangan pada tiap penampang sungai daerah kajian?
3. Bagaimana peta daerah yang layak dan yang tidak layak dihuni?
1.4. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka batasan masalah dala
studi ini adalah sebagai berikut:
1. Daerah studi adalah di bagian hilir Daerah Aliran Sungai Ciliwung berlokasi di
Pengadegan, Pancoran, Jakarta Selatan
2. Data yang digunakan adalah data sekunder dari instansi yang terkait.
3. Pengambilan kesimpulan berdasarkan hasil analisa debit rancangan dengan
kala ulang 25 dan 50 tahun.
4. Jumlah titik amatan adalah 41 dengan variasi jarak antar penampang melintang
± 50‒100 m.
4
5. Batas layak huni sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 28/PRT/M/2015 tentang
Penetapan Garis Sempadan Sungai dan Garis Sempadan Danau.
6. Penentuan tinggi muka air didasarkan pada analisa hidrolika dengan program
HEC-RAS v. 5.0.
1.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan yang akan dicapai dalam studi ini adalah ingin mengetahui daerah mana
saja pada daerah kajian yang berpotensi banjir dan mengetahui daerah batas layak huni
berdasarkan analisa banjir rancangan tertentu (sesuai dengan kala ulang yang dikehendaki).
Sedangkan maanfaat studi ini adalah sebagai informasi instansi terkait tentang
kondisi lokasi kajian. Nantinya dapat dijadikan referensi dalam mengambil tindakan dalam
upaya perbaikan dan pengembangan daerah kajian, khususnya dalam mengatasi
pemukiman liar di bantaran sungai yang dapat mengurangi fungsi sungai itu sendiri.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Analisa Hidrologi
Analisa hidrologi sangat erat hubungannya dengan bidang keairan. Hal tersebut
merupakan satu bagian analisis awal dari penyusunan suatu rancangan pemanfaatan air dan
rancangan pengendalian banjir.
2.1.1. Uji Kualitas Data
Data debit yang didapat dari instansi pengelolanya perlu diuji kualitasnya. Hal ini
dikarenakan informasi yang diperoleh tentang masing-masing unsur tersebut mengandung
ketidaktelitian (inaccuracy) dan ketidapastian (uncertainty) (Harto, 1982:263). Dari pernyataan
tersebut, maka dilakukanlah beberapa uji untuk mengetahui kualitas data yang didapat.
2.1.1.1.Uji Konsistensi
Dalam menguji dan memeperbaiki data yang kurang sempurna, ilmu statistik dalam
hidrologi memiliki sebuah metode yang dikenal dengan metode lengkung massa ganda (double
mass curve). Metode ini membandingan data tahunan kumulatif di pos y terhadap pos referensi
x, sedangkan studi ini hanya memiliki satu pos sebagai sumber data sehingga dibutuhkan metode
lain. Metode alternatif ini, yaitu Rescaled Adjusted Partial Sums (RAPS) yang dapat menguji
data yang bersifat tunggal.
Uji konsitensi metode RAPS ini memiliki prinsip pengerjaan dengan menguji data suatu
pos dengan data pos itu sendiri dengan mendeteksi nilai rata-rata. Berikut persamaan-persamaan
yang digunakan.
Sk* =
k
i
i yy1
)( (2-1)
So* = 0 (2-2)
Sk** = Dy
Sk * (2-3)
Dy2 =
n
i
i
n
yy
1
2)( (2-4)
Dy = 22
2
2
1 ... nDyDyDy (2-5)
6
Q = │Sk** Maksimal│ (2-6)
R = │Sk** Maksimal│- │Sk** Minimal│ (2-7)
dengan:
Sk* = simpangan mutlak data
Sk** = nilai konsistensi data
Dy = simpangan rata-rata
yi = nilai data ke-i
y̅ = nilai rerata data
n = jumlah atau banyak data
Q = nilai statistik untuk 0 ≤ k ≤ n
R = nilai statistik range
Ketentuan hipotesa dari metode ini yaitu, bila nilai Q/(n0,5)kritis > Q/(n0,5)hitung dan nilai
R/(n0,5)kritis > R/(n0,5)hitung pada derajat kepercayaan 5% dan nilai n sebagai jumlah data
terobservasi, maka data teruji bersifat konsisten.
Tabel 2.1 Nilai Kritis Q/(n0,5) dan R/(n0,5)
n Q/(n0,5) R/(n0,5)
90% 95% 99% 90% 95% 99%
10 1,05 1,14 1,29 1,21 1,28 1,38
20 1,10 1,22 1,42 1,34 1,43 1,60
30 1,12 1,24 1,46 1,40 1,50 1,70
40 1,13 1,26 1,50 1,42 1,53 1,74
50 1,14 1,27 1,52 1,44 1,55 1,78
100 1,17 1,29 1,55 1,50 1,62 1,86
- 1,22 1,36 1,63 1,62 1,75 2,00
Sumber: Harto (1990:73)
2.1.1.2.Uji Abnormalitas
Uji abnormalitas ini untuk mengetahui apakah data maksimum dan minimum dari
rangkaian data layak digunakan atau tidak. Uji yang digunakan adalah uji Inlier-Outlier,
dimana, data yang menyimpang dari ambang atas (XH) dan ambang bawah (XL) akan
dihilangkan.
Persamaan untuk mencari kedua ambang tersebut adalah sebagai berikut.
XH = 10(Xrerata + Kn × S) (2-8)
XL = 10(Xrerata ‒ Kn × S) (2-9)
dengan:
7
XH = nilai ambang atas
XL = nilai ambang bawah
Xrerata = nilai rata-rata
S = simpangan baku dari logaritma terhadap data
Kn = besaran yang tergantung pada jumlah sampel data
n = jumlah sampel data
Berikut ini ditabelkan nilai-nilai Kn untuk masing-masing jumlah sampel data yang
tersedia.
Tabel 2.2 Nilai Kn untuk Uji Inlier-Outlier
Jumlah
Data Kn
Jumlah
Data Kn
Jumlah
Data Kn
Jumlah
Data Kn
10 2.036 24 2.467 38 2.661 60 2.837
11 2.880 25 2.468 39 2.671 65 2.866
12 2.134 26 2.502 40 2.682 70 2.893
13 2.175 27 2.519 41 2.692 75 2.917
14 2.213 28 2.534 42 2.700 80 2.940
15 2.247 29 2.549 43 2.710 85 2.961
16 2.279 30 2.563 44 2.719 90 2.981
17 2.309 31 2.577 45 2.727 95 3.000
18 2.335 32 2.591 46 2.736 100 3.017
19 2.361 33 2.604 47 2.744 110 3.049
20 2.385 34 2.616 48 2.753 120 3.078
21 2.408 35 2.628 49 2.760 130 3.104
22 2.429 36 2.639 50 2.768 140 3.129
23 2.448 37 2.650 55 2.804
Sumber : Departemen Pekerjaan Umum, 1999:8
2.1.1.3.Uji Homogenitas
2.1.1.3.1. Uji F
Uji F ini dikembangkan oleh Fisher, dimana jika S12 dan S2
2 adalah varian dari sampel
dengan jumlah N1 dan N2 maka dapat dilakukan dengan uji ini. Apabila setelah diuji varian
kedua sampel terebut tidak terdapat perbedaan nyata, maka dapat disebut varian sama jenis
(heomogeneous variances). Berikut persamaan yang digunakan dalam uji F.
F = )1(.
)1(.
1
2
22
2
2
11
NSN
NSN (2-10)
dk1 = N1 ‒ 1 (2-11)
dk2 = N2 ‒ 1 (2-12)
8
dengan:
F = perbandingan F
dk1 = derajat kebebasan kelompok sampel 1
dk2 = derajat kebebasan kelompok sampel 2
N1 = jumlah sampel kelompok sampel 1
N2 = jumlah sampel kelompok sampel 2
S1 = standar deviasi kelompok sampel 1
S2 = standar deviasi kelompok sampel 2
Hipotesa dari uji F ini adalah, apabila pada derajat kebebasan 5% nilai Fkritis > Fhitung
maka data teruji dapat diterima. Berikut tabel nilai Fkritis pada uji F.
Tabel 2.3 Nilai Kritis F untuk Uji F (F=0,05)
dk1 = dk2 dk1 = V1
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 161,40 199,50 215,70 224,60 230,20 234,00 236,80 238,90 240,50
2 18,51 19,00 19,16 19,25 19,30 19,33 19,35 19,37 19,38
3 10,13 9,55 9,28 9,12 9,01 8,94 8,89 8,85 8,81
4 7,71 6,94 6,59 6,39 6,26 6,16 6,09 6,04 6,00
5 6,61 5,79 5,41 5,19 5,05 4,95 4,88 4,82 4,77
6 5,99 5,14 4,76 4,53 4,39 4,28 4,21 4,15 4,1
7 5,59 4,74 4,35 4,12 3,97 3,87 3,79 3,73 3,68
8 5,32 4,46 4,07 3,84 3,69 3,58 3,5 3,44 3,39
9 5,12 4,26 3,86 3,63 3,48 3,37 3,29 3,23 3,18
10 4,96 4,10 3,71 3,48 3,33 3,22 3,14 3,07 3,02
11 4,84 3,98 3,59 3,36 3,20 3,09 3,01 2,95 2,90
12 4,75 3,89 3,49 3,26 3,11 3,00 2,91 2,85 2,80
13 4,67 3,81 3,41 3,18 3,03 2,92 2,83 2,77 2,71
14 4,60 3,74 3,34 3,11 2,96 2,85 2,76 2,7 2,65
15 4,54 3,68 3,29 3,06 2,9 2,79 2,71 2,64 2,59
16 4,49 3,63 3,24 3,01 2,85 2,74 2,66 2,59 2,54
17 4,45 3,59 3,20 2,96 2,81 2,7 2,61 2,55 2,49
18 4,41 3,55 3,16 2,93 2,77 2,66 2,58 2,51 2,46
19 4,38 3,52 3,13 2,9 2,74 2,63 2,54 2,48 2,42
9
dk1 = dk2 dk1 = V1
1 2 3 4 5 6 7 8 9
20 4,35 3,49 3,10 2,87 2,71 2,60 2,51 2,45 2,39
21 4,32 3,47 3,07 2,84 2,68 2,57 2,49 2,42 2,37
22 4,30 3,44 3,05 2,82 2,66 2,55 2,46 2,40 2,34
23 4,28 3,42 3,03 2,8 2,64 2,53 2,44 2,37 2,32
24 4,26 3,40 3,01 2,78 2,62 2,51 2,42 2,36 2,3
25 4,24 3,39 2,99 2,76 2,6 2,49 2,40 2,34 2,28
26 4,23 3,37 2,98 2,74 2,59 2,47 2,39 2,32 2,27
27 4,21 3,35 2,96 2,73 2,57 2,46 2,37 2,31 2,25
28 4,20 3,34 2,95 2,71 2,56 2,45 2,36 2,29 2,24
29 4,18 3,33 2,93 2,70 2,55 2,43 2,35 2,28 2,22
30 4,17 3,32 2,92 2,69 2,53 2,42 2,33 2,27 2,21
40 4,08 3,23 2,84 2,61 2,45 2,34 2,25 2,18 2,12
60 4,00 3,15 2,76 2,53 2,37 2,25 2,17 2,10 2,04
120 3,92 3,07 2,68 2,45 2,29 2,18 2,09 2,02 1,96
∞ 3,84 3,00 2,60 2,37 2,21 2,10 2,01 1,94 1,88
Sumber: Bonnie, Januari 1981 dalam Soewarno, 1995:81
2.1.1.3.2. Uji T
Uji ini merupakan uji parametik (parametic test) untuk menguji dua set sampel data
apakah berasal dari populasi yang sama atau tidak seperti distribusi normal. Berikut persamaan
yang digunakan dalam uji T.
t =
2
1
21
21
11
NN
XX
(2-13)
dengan:
t = variable-t terhitung
1X = rata-rata hitung sampel set ke-1
2X = rata-rata hitung sampel set ke-2
N1 = jumlah sampel set ke-1
N2 = jumlah sampel set ke-1
10
σ = 2
1
21
2
22
2
11
2
NN
SNSN (2-14)
S12, S2
2 = varian sampel set ke-1 dan ke-2
dk = N1 + N2 ‒ 2 = derajat kebebasan
Dalam uji T, apabila t terhitung lebih kecil dari tc pada derajat kebebasaan (α) tertentu,
maka kedua sampel berasal dari populasi yang sama.
Tabel 2.4 Nilai Kritis tc untuk Uji T (Uji Dua Sisi)
dk Derajat Kebebasan tα
0,10 0,05 0,025 0,01 0,005
1 3,078 6,314 12,706 31,281 63,657
2 1,886 2,92 4,303 6,965 9,925
3 1,638 2,353 3,182 4,541 5,841
4 1,533 2,132 2,776 4,747 4,604
5 1,476 2,015 2,571 3,365 4,032
6 1,440 1,943 2,447 3,143 4,707
7 1,415 1,895 2,365 2,998 3,499
8 1,397 1,86 2,306 2,896 3,355
9 1,383 1,833 2,262 2,821 3,250
10 1,372 1,812 2,228 2,764 3,169
11 1,363 1,796 2,201 2,718 3,106
12 1,356 1,782 2,179 2,681 3,055
13 1,350 1,771 2,160 2,65 3,012
14 1,345 1,761 2,145 2,624 2,977
15 1,341 1,753 2,131 2,602 2,947
16 1,337 1,746 2,120 2,583 2,921
17 1,333 1,740 2,110 2,567 2,898
18 1,330 1,734 2,101 2,552 2,878
19 1,328 1,729 2,093 2,539 2,861
20 1,325 1,725 2,086 2,528 2,845
21 1,323 1,721 2,08 2,518 2,831
22 1,321 1,717 2,074 2,508 2,819
23 1,319 1,714 2,069 2,50 2,807
24 1,318 1,711 2,064 2,492 2,797
11
dk Derajat Kebebasan tα
0,10 0,05 0,025 0,01 0,005
25 1,316 1,708 2,060 2,485 2,787
26 1,315 1,706 2,056 2,479 2,779
27 1,314 1,703 2,052 2,473 2,771
28 1,313 1,701 2,048 2,467 2,763
29 1,311 1,699 2,045 2,462 2,756
∞ 1,282 1,645 1,96 2,328 2,576
Sumber: Bonnie, Januari 1981 dalam Soewarno, 1995:77
2.1.1.4.Uji Persistensi
Persistensi (Presistence) adalah ketidaktergantungan dari setiap nilai dalam deret
berkala. Untuk melaksanakan pengujian persistensi harus dihitung besarnya koefisien serial.
Salah satu metode untuk menentukan koefisien korelasi serial adalah dengan metode Spearman
(Soewarno, 1995:99)
Koefisien korelasi metode Spearman dirumuskan sebagai berikut.
KS =
mm
dim
i
3
1
26
1 (2-15)
t = KS 2
1
21
2
KS
m (2-16)
dengan:
KS = koefisien korelasi serial
m = N ‒ 1
N = jumlah data
di = perbedaan nilai antara peringkat data ke Xi dan ke Xi+1
t = nilai dari uji T pada derajat kebebasan m ‒ 2 dan derajat kepercayaan tertentu
(umumnya 5% ditolak atau 95% diterima) (lihat Tabel 2.4)
Pada uji ini, apabila pada derajat kebebasan 5% tkritis > thitung, maka data teruji bersifat
acak (randomnes) dan dapat digunakan untuk analisis hidrologi lanjutan.
12
2.1.2. Analisa Frekuensi
Curah hujan rancangan adalah besarnya curah hujan terbesar yang mungkin terjadi pada
suatu daerah dengan periode ulang dan peluang tertentu. Berbeda dengan pengertian hujan
terbesar yang akan terjadi kapan saja.
Dalam menghitung curah hujan rancangan terdapat beberapa metode. Dari banyak
metode yang dapat digunakan antara lain distribusi Gumbel, Log Normal dan Log Pearson Type
III. Masing-masing distribusi memiliki sifat-sifat khas tersendiri. Menurut (Limantara,
2010:55), pemilihan distribusi yang tidak benar dapat mengakibatkan estimasi terlalu tinggi
(overestimated) dan estimasi terlalu rendah (underestimated).
Parameter-parameter statistik seperti koefisien Cs, Cv, Ck perlu dihitung untuk
menentukan macam analisa frekuensi.
Tabel 2.5 Pedoman Pemilihan Metode Frekuensi
Jenis Metode Syarat
Normal Cs ≈ 0
Ck = 3
Gumbel Cs ≤ 1,1396
Ck ≤ 5,4002
Log Pearson Type III Cs ≠ 0
Log Normal Cs ≈ 3
Cv+Cv2=3
Ck = 5,383
Sumber: Soemarto, 1999
Menurut (Harto, 1993:244), dalam pengujian data hujan dan debit di Pulau Jawa
ditemukan bahwa distirbusi Gumbel hanya sesuai dengan 7% kasus, demikian pula dengan
distribusi Normal. Sedangkan 90% lainnya mengikuti distirbusi Log Normal dan Log Pearson
Type III. Dengan dasar diatas, maka pada studi kali ini akan menggunakan distribusi Log
Pearson Type III.
Parameter statistik pada distribusi Log Pearson Type III, yaitu Cs dan Ck yang tidak
ditentukan/bebas memudahkan pengerjaan karena dapat menyesuaikan data yang ada. Dengan
demikian, cara ini dipandang lebih fleksibel dan dapat dipakai untuk semua sebaran data.
13
Parameter-parameter statistic yang diperlukan oleh distribusi Log Pearson Type III
adalah nilai tengah (mean), standar deviasi dan koefisien kepencengan. Secara garis besar
langkah-langkah perhitungan adalah sebagai berikut (Soewarno, 1995):
1. Ubah data debit n buah X1, X2, …, Xn menjadi Log X1, Log X2, …, Log Xn
2. Hitung harga rata-rata
n
i
Xin
X1
log1
log (2-17)
3. Hitung standar deviasi
)1(
)log(log1
2
n
XiXi
S
n
i (2-18)
4. Hitung koefisien kepencengan
3
1
3
)2)(1(
)log(log
Snn
XXn
Cs
n
i
(2-19)
5. Menghitung debit rancangan
SGXX .loglog (2-20)
6. Menghitung antilog dari logaritma XT untuk mendapatkan debit rancangan
XT : debit rancangan (mm)
Xlog : rata-rata logarithma dari hujan maksimum tahunan
n : jumah data
S : standar deviasi
Cs : koefisien kepencengan
G : koefiesien frekuensi (Diambil dari table untuk harga Cs positif dan Cs
negative)
14
Tabel 2.6 Faktor Frekuensi Distribusi Log Pearson Type III, Koefisien Asimetri, Cs Negatif
T (th) 1,0101 1,1765 1,1111 1,25 2 5 10 25 50 100 200
Cs:P(%) 99 95 90 80 50 20 10 4 2 1 0,5
0 -2,326 -1,645 -1,202 -0,842 0,000 0,842 1,282 1,751 2,054 2,326 2,576
-0,1 -2,400 -1,673 -1,292 -0,336 0,017 0,846 1,270 1,716 2,000 2,252 2,482
-0,2 -2,472 -1,700 -1,301 -0,830 0,033 0,850 1,258 1,680 1,945 2,178 2,308
-0,3 -2,544 -1,726 -1,309 -0,824 0,050 0,853 1,245 1,643 1,890 2,104 2,291
-0,4 -2,615 -1,750 -1,317 -0,816 0,066 0,855 1,231 1,606 1,834 2,029 2,201
-0,5 -2,606 -1,774 -1,323 -0,808 0,083 0,856 1,216 1,567 1,777 1,955 2,108
-0,6 -2,755 -1,797 -1,320 -0,880 0,099 0,857 1,200 1,528 1,720 1,880 2,016
-0,7 -2,824 -1,819 -1,333 -0,790 0,116 0,857 1,183 1,488 1,663 1,806 1,926
-0,8 -2,021 -1,839 -1,336 -0,780 0,132 0,856 1,166 1,448 1,606 1,733 1,837
-0,9 -2,057 -1,858 -1,339 -0,769 0,140 0,854 1,147 1,407 1,549 1,660 1,749
-1,0 -3,022 -1,877 -1,340 -0,758 0,164 0,852 1,128 1,366 1,492 1,588 1,664
-1,1 -3,087 -1,894 -1,341 -0,745 0,180 0,848 1,107 1,324 1,435 1,518 1,581
-1,2 -3,147 -1,910 -1,340 -0,732 0,195 0,838 1,066 1,262 1,379 1,449 1,501
-1,3 -3,211 -1,925 -1,339 -0,718 0,210 0,832 1,064 1,240 1,324 1,383 1,424
-1,4 -3,271 -1,938 -1,337 -0,705 0,224 0,825 1,041 1,198 1,270 1,318 1,351
-1,5 -3,330 -1,951 -1,333 -0,690 0,240 0,817 1,018 1,157 1,217 1,256 1,282
-1,6 -3,388 -1,962 -1,329 -0,675 0,254 0,808 0,994 1,116 1,166 1,197 1,216
-1,7 -3,444 -1,972 -1,324 -0,680 0,268 0,799 0,970 1,075 1,166 1,140 1,155
-1,8 3,499 -1,981 -1,318 -0,643 0,282 0,788 0,945 1,035 1,069 1,087 1,094
-1,9 -3,553 -1,989 -1,310 -0,627 0,294 0,777 0,920 0,960 1,023 1,037 1,044
-2,0 -3,605 -0,960 -1,302 -0,609 0,307 0,765 0,895 0,959 0,980 0,990 0,995
-2,1 -3,656 -2,001 -1,294 -0,592 0,319 0,752 0,869 0,923 0,939 0,946 0,959
-2,2 -3,705 -2,006 -1,284 -0,574 0,330 0,739 0,844 0,888 0,900 0,905 0,907
-2,3 -3,753 -2,009 -1,274 -0,555 0,341 0,765 0,819 0,855 0,864 0,867 0,869
-2,4 -3,800 -2,011 -1,262 -0,537 0,351 0,750 0,795 0,823 0,830 0,832 0,833
-2,5 -3,845 -2,012 -1,250 -0,518 0,360 0,711 0,771 0,793 0,800 0,799 0,800
-2,6 -3,889 -2,013 -1,238 -0,499 0,368 0,696 0,747 0,764 0,768 0,769 0,769
-2,7 -3,932 -2,012 -1,224 -0,479 0,388 0,681 0,724 0,738 0,740 0,740 0,741
-2,8 -3,973 -2,010 -1,210 -0,460 0,384 0,666 0,702 0,712 0,714 0,714 0,714
-2,9 -4,013 -2,007 -1,195 -0,440 0,330 0,651 0,681 0,683 0,689 0,690 0,690
-3,0 -4,051 -2,003 -1,118 -0,420 0,390 0,636 0,660 0,666 0,666 0,667 0,667
Sumber: CD. Somarto., Hidrologi Teknik
15
Tabel 2.7 Faktor Frekuensi Distribusi Log Pearson Type III, Koefisien Asimetri, Cs Positif
T (th) 1,0101 1,1765 1,1111 1,25 2 5 10 25 50 100 200
Cs:P(%) 99 95 90 80 50 20 10 4 2 1 0,5
0,0 -2,326 -1,645 -1,282 -0,842 0,000 0,842 1,282 1,751 2,045 2,376 2,576
0,1 -2,252 -1,616 -1,270 -0,085 -0,017 0,836 1,297 1,785 2,107 2,400 2,670
0,2 -2,170 -1,538 -1,258 -0,850 -0,033 0,830 1,301 1,818 2,159 2,472 2,763
0,3 -2,130 -1,555 -1,245 -0,853 -0,050 0,824 1,309 1,849 2,211 2,544 2,856
0,4 -2,029 -1,524 -1,231 -0,855 -0,066 0,816 1,317 1,880 2,261 2,615 2,947
0,5 -1,955 -1,491 -1,216 -0,856 -0,083 0,808 1,323 1,910 2,311 2,606 3,041
0,6 -1,880 -1,458 -1,200 -0,857 -0,079 0,800 1,328 1,939 2,359 2,755 3,132
0,7 -1,806 -1,423 -1,183 -0,857 -0,116 0,790 1,333 1,967 2,407 2,824 3,223
0,8 -1,733 -1,388 -1,166 -0,856 -0,132 0,780 1,336 1,993 2,453 2,891 3,312
0,9 -1,660 -1,353 -1,147 -0,854 -0,148 0,769 1,339 2,018 2,498 2,957 3,401
1,0 -1,588 -1,317 -1,128 -0,852 -0,164 0,758 1,340 2,043 2,542 3,022 3,489
1,1 -1,518 -1,280 -1,107 -0,018 -0,180 0,745 1,341 2,066 2,585 3,087 3,575
1,2 -1,449 -1,234 -1,086 -0,838 -0,195 0,733 1,340 2,087 2,626 3,149 3,661
1,3 -1,383 -1,206 -1,064 -0,832 -0,210 0,719 1,339 2,108 2,666 3,211 3,745
1,4 -1,318 -1,168 -1,041 -0,825 -0,225 0,705 1,337 2,128 2,706 3,271 3,828
1,5 -1,266 -1,131 -1,018 -0,818 -0,240 0,691 1,333 2,146 2,745 3,330 3,910
1,6 -1,197 -1,093 -0,994 -0,808 -0,254 0,075 1,329 2,163 2,780 3,388 3,990
1,7 -1,140 -1,056 -0,970 -0,799 -0,268 0,660 1,324 2,179 2,815 3,444 4,069
1,8 -1,087 -1,020 -0,954 -0,788 -0,282 0,643 1,318 2,193 2,848 3,499 4,147
1,9 -1,037 -0,964 -0,920 -0,777 -0,294 0,627 1,310 2,207 2,881 3,553 4,223
2,0 -0,990 -0,949 -0,895 -0,765 -0,307 0,609 1,302 2,219 2,912 3,605 4,298
2,1 -0,946 -0,915 -0,869 -0,765 -0,319 0,592 1,294 2,230 2,942 3,656 4,372
2,2 -0,905 -0,882 -0,844 -0,752 -0,330 0,574 1,284 2,240 2,970 3,705 4,454
2,3 -0,867 -0,850 -0,819 -0,739 -0,341 0,555 1,274 2,248 2,997 3,753 4,515
2,4 -0,832 -0,819 -0,795 -0,725 -0,351 0,537 1,262 2,256 3,029 3,800 4,584
2,5 -0,799 -0,790 -0,771 -0,671 -0,359 0,518 1,250 2,262 3,048 3,845 4,652
2,6 -0,769 -0,762 -0,747 -0,696 -0,360 0,499 1,238 2,267 3,071 3,889 4,718
2,7 -0,740 -0,736 -0,724 -0,681 -0,379 0,479 1,224 2,272 3,097 3,932 4,783
2,8 -0,714 -0,711 -0,702 -0,666 -0,384 0,460 1,210 2,275 3,114 3,973 4,847
2,9 -0,690 -0,688 -0,681 -0,651 -0,390 0,440 1,196 2,277 3,134 4,013 4,909
3,0 -0,667 -0,665 -0,660 -0,636 -0,396 0,420 1,180 2,278 3,152 4,061 4,970
Sumber: CD. Somarto., Hidrologi Teknik
16
2.1.3. Uji Kesesuaian Distribusi
Pengujian terhadap distribusi yang telah dilakukan dimaksudkan untuk mengetahui
kebenaran analisa curah hujan rancangan baik terhadap simpangan data vertical ataupun
simpangan data horizontal. Menurut (Harto, 191) ada dua cara yang dapat dilakukan untuk
menguji apakah jenis distribusi yang dipilih sesuai dengan data yang ada, yakni uji Chi-Kuadrat
dan Smirnov-Kolmogorof.
2.1.3.1.Uji Chi-Kuadrat
Uji Chi-Kuadrat didasarkan pada perbedaan nilai ordinat teoritis atau frekuensi harapan
dengan ordinat empiris. Uji Chi-Kuadrat menggunakan nilai X2 yang dapat dihitung dengan
persamaan berikut (Triatmodjo, 2008:238):
N
t Ef
EfOfX
1
22 )(
(2-21)
Banyaknya kelas distribusi dihitung dengan persamaan:
nk log22,31 (2-22)
dimana:
X2 : nilai Chi-Kuadrat terhitung
Ef : frekuensi (banyak pengamatan) yang diharapkan sesuai dengan pembagian
kelas
Of : frekuensi yang terbaca pada kelas yang sama
N : jumlah sub kelompok dalam satu grup
k : jumlah kelas distribusi
Nilai X2 yang diperoleh harus lebih kecil dari nilai X2cr, untuk suatu derajat tertentu,
yang sering diambil 5%. Derajat kebebasan dihitung dengan persamaan:
)1( KDK (2-23)
dimana:
DK : derajat kebebasan
K : banyaknya kelas
α : banyaknya keterikatan (banyaknya parameter), untuk Chi-Kuadrat adalah 2
Langkah-langkah perhitungan Uji Chi-Kuadrat sebagai berikut:
1. Urutkan data pengamatan (dari kecil ke besar atau sebaliknya)
2. Kelompokkan data menjadi K sub-grup, tiap sub-grup minimal 4 data pengamatan
17
3. Jumlahkan data pengamatan sebesar Oi tiap-tiap sub-grup
4. Jumlahkan data dari persamaan distribusi yang digunakan sebesar Ei
5. Tiap-tiap sub-grup hitung nilai:
2)( EiOi dan Ei
EiOi 2)(
6. Jumlahkan seluruh K sub-grup nilai Ei
EiOi 2)( untuk menentukan nilai Chi-Kuadrat
hitung
7. Tuntukan derajat kebebasan
Interpretasi yang dihasilkan, apabila peluang lebih dari 5%, maka persamaan distribusi
teoritis yang digunakan dapat diterima. Sedangkan, apabila lebih kecil dari 1%, maka persamaan
distribusi teoritis yang gunakan tidak diterima.
Tabel 2.8 Nilai Kritis untuk Uji Kecocokan Chi-Kuadrat
DK α Derajat Kebebasan
0,995 0,99 0,975 0,95 0,05 0,025 0,01 0,005
1 0,000 0,000 0,051 0,004 3,841 5,024 6,635 7,879
2 0,010 0,020 0,216 0,103 5,991 7,378 9,210 10,597
3 0,072 0,115 0,484 0,352 7,815 9,348 11,345 12,838
4 0,207 0,297 0,831 0,711 9,488 11,143 13,277 14,860
5 0,412 0,554 1,237 1,145 11,070 12,832 15,086 16,750
6 0,676 0,872 1,690 1,635 12,592 14,449 16,812 18,548
7 0,989 1,239 2,180 2,167 14,067 16,013 18,475 20,278
8 1,344 1,646 2,700 2,733 15,507 17,535 20,090 21,955
9 1,735 2,088 3,247 3,325 16,919 19,023 21,666 23,589
10 2,156 2,558 3,816 3,940 18,307 20,482 23,209 25,188
11 2,603 3,053 3,816 4,575 19,675 21,920 24,725 26,757
12 3,074 3,571 4,404 5,226 21,026 23,337 26,217 28,300
13 3,565 4,107 5,009 5,892 22,362 24,736 27,688 29,819
14 4,075 4,600 5,629 6,571 23,685 26,119 29,141 31,319
15 4,601 5,229 6,262 7,261 24,996 27,488 30,578 32,801
16 5,142 5,812 6,908 7,962 26,296 28,845 32,000 34,267
17 5,670 6,408 7,564 8,672 27,587 30,191 33,409 35,718
18 6,265 7,015 8,231 9,390 28,869 31,526 34,805 37,156
19 6,844 7,633 8,907 10,117 30,144 32,852 36,191 38,582
20 7,434 8,260 9,591 10,851 31,410 34,170 37,566 39,997
21 8,034 8,897 10,283 11,591 32,671 35,479 38,932 41,401
22 8,643 9,542 10,982 12,338 33,924 36,781 40,289 42,796
23 9,260 10,196 11,689 13,091 36,172 38,076 41,683 44,181
24 9,886 10,856 12,401 13,848 36,415 39,364 42,980 45,558
18
DK α Derajat Kebebasan
0,995 0,99 0,975 0,95 0,05 0,025 0,01 0,005
25 10,520 11,524 13,120 14,611 37,652 40,646 44,314 46,928
26 11,160 12,198 13,844 15,379 38,885 41,923 45,642 48,290
27 11,808 12,879 14,573 16,151 40,113 43,194 46,963 49,645
28 12,461 13,565 15,308 16,928 41,337 44,461 48,278 50,993
29 13,121 14,256 16,047 17,708 42,557 45,722 49,588 52,336
30 13,787 14,953 16,791 18,493 43,773 46,979 50,892 53,672
Sumber: Soewarno, 1995
2.1.3.2.Uji Smirnov-Kolmogorof
Uji Smirnov-Kolmogorof dilakukan dengan membandingan probabilitas tiap data,
antara sebaran empiris dan teoritis yang dinyatakan dalam ∆. Distribusi dianggap sesuai jika
∆maks < ∆kritis. Persamaan ∆maks dapat ditulis (Shahin, 1967:188):
PtPemaks (2-24)
dimana:
maks : selisih maksimum antara peluang empiris dan teoritis
Pe : peluang empiris
Pt : peluang teoritis
cr : simpangan kritis (dari tabel)
Kemudian dibandingkan antara maks dan cr , apabila maks < cr distribusi yang
dipilih dapat diterima dan apabila sebaliknya, distribusi ditolak.
Tabel 2.9 Tabel Nilai Kritis (Δcr) untuk Uji Smirnov-Kolmogorof
Ukuran
Sampel
(n)
Level of significance α (%)
20 15 10 5 1
1 0,900 0,950 0,975 0,990 0,995
2 0,684 0,776 0,842 0,900 0,929
3 0,565 0,636 0,708 0,785 0,829
4 0,493 0,565 0,624 0,689 0,734
5 0,447 0,509 0,563 0,627 0,669
6 0,410 0,468 0,519 0,577 0,617
7 0,381 0,436 0,483 0,538 0,576
8 0,359 0,410 0,454 0,507 0,542
9 0,339 0,387 0,430 0,480 0,513
10 0,323 0,369 0,409 0,457 0,486
19
Ukuran
Sampel
(n)
Level of significance α (%)
20 15 10 5 1
11 0,308 0,352 0,391 0,437 0,468
12 0,296 0,338 0,375 0,419 0,449
13 0,285 0,325 0,361 0,404 0,432
14 0,275 0,314 0,349 0,390 0,418
15 0,266 0,304 0,338 0,377 0,404
16 0,258 0,295 0,327 0,366 0,392
17 0,250 0,286 0,318 0,355 0,381
18 0,244 0,279 0,309 0,346 0,371
19 0,237 0,271 0,301 0,337 0,361
20 0,232 0,265 0,294 0,329 0,352
Rumus
Asimtotik n
07,1
n
14,1
n
22,1
n
36,1
n
63,1
Sumber: Limantara, 2010
2.2. Analisa Hidrolika
2.2.1. Data Aliran Tetap
Untuk menampilkan perhitungan profil muka air dibutuhkan data aliran tetap (steady
flow) yang terdiri dari:
a) Regim aliran
b) Kondisi batas (boundary conditions)
Kondisi batas diperlukan untuk menentukan permukaan air. Berikut macam kondisi
batas:
Elevasi muka air yang diketahui
Kedalaman kritis
Kedalaman normal
Rating Kurva
c) Informasi debit
2.2.2. Data Aliran Tidak Tetap
Data aliran tidak tetap yang dibutuhkan untuk menentukan perhitungan profil muka air
terdiri dari:
a) Kondisi batas (boundary conditions)
Macam kondisi batas yang digunakan dalam analisa ini terdiri dari:
Flow hydrograph
Stage hydrograph
20
Lateral inflow hydrograph
b) Kondisi awal (initial conditions)
2.2.3. Analisa Profil Muka Air
Analisa profil muka air biasanya dimulai dari suatu tampang dimana hubungan antara
elevasi muka air (kedalaman) dan debit diketahui. Tampang tersebut dikenal dengan tampang
(titik) kontrol (Triatmodjo, 1993:147).
Untuk aliran dalam saluran alam pada umumnya, pada taraf air normal maka profil aliran
pada bagian saluran yang pendek sangat menyerupai aliran seragam, tetapi sedikit berubah
akibat ketidakaturan setempat dari saluran. Oleh karena itu, untuk penyelesaiannya
menggunakan metode tahapan standar.
Adapun beberapa keuntungan dari metode tahapan standar menurut (Chow, VT,
1989:249) yaitu apabila tinggi kecepatan kecil, metode tahapan dapat dilakukan bahkan dalam
arah yang salah tanpa menghasilkan kekeliruan berarti, walaupun selalu disarankan agar
menghitung dalam arah ke hulu bila alirannya subkritis dan ke hlir bila alirannya superkritis.
Bila tahap perhitungan dimulai pada tinggi yang dimisalkan yang keliru untuk suatu debit
tertentu, hasil profil aliran akan mendekati kebenaran setiap kali tahapan dijalani, asal
perhitungan dilakukan dalam arah yang tepat.
2.2.3.1.Persamaan Energi
Profil Mukai air dihitung dari suatu penampang dengan persamaan energy melalui
prosedur iterative yang disebut dengan Standard Step Method. Persamaan energy yang
dimaksud adalah:
ehg
VZY
g
VZY
22
2
1111
2
2222
(2-25)
dimana:
Y1, Y2 : tinggi muka air pada penampang melintang 1 dan 2
Z1, Z2 : garis datum persamaan pada penapang melintang 1 dan 2
V1, V2 : kecepatan rata-rata pada penampang melintang 1 dan 2
α1, α2 : koefisien Coriolis
g : percepatan gravitasi
he : kehilangan tinggi energi
21
Gambar 2.1 Profil Aliran Metode Tahapan Standar
Sumber: User’s Manual HEC-RAS River Analysis System Version 5.0
g
V
g
VCSLh fe
22
2
11
2
22 (2-26)
dimana:
L : panjang penampang
fS : kemiringan garis energy (friction slope) antara dua penampang
C : koefisien kehilangan akibat pelebaran dan penyempitan
Panjang sungai rata-rata (L), dihitung dengan rumus berikut:
robchlob
robrobchchloblob
QQQ
QLQLQLL
(2-27)
dimana:
Llob, Lch, Lrob : panjang melintang penampang sungai kiri, utama, kanan
Qlob, Qch, Qrob : debit rata-rata penampang sungai kiri, utama, kanan
Perhitungan debit sungai dilakukan dengan membagi penampang menjadi beberapa
bagian dimana kecepatan terdistribusi dengan merata. HEC-RAS melakukan pendekatan
dengan membagi beberapa penampang yang bergantung pada input penampang nilai n
Manning seperti pada Gambar 2.5.
22
Perhitungan debit perbagian penampang sungai mengacu pada persamaan Manning
berikut:
2/1
. fSKQ (2-28)
3/2.1
RAn
K (2-29)
dimana:
K : conveyance for subdivision
n : koefisien kekasaran Manning
A : luas penampang
R : jari-jari hidrolis
Gambar 2.2 Perhitungan Debit Dengan Cara Subdivision Method
Sumber: User’s Manual HEC-RAS River Analysis System Version 5.0
Metode lain yang bisa menjadi alternative untuk menghitung debit adalah dilakukan
antara setiap koordinat titik pada penampang seperti pada Gambar 2.6. Debit yang didapat
merupakan penjumlahan dari panampang kiri dan kanan. Metode ini tetap digunakan dan
sebagai metode pilihan dalam perhitungan HEC-RAS.
23
Gambar 2.3 Alternatif Perhitungan Debit dengan Cara Subdivision Method
Sumber: User’s Manual HEC-RAS River Analysis System Version 5.0
Composite nilai n Manning untuk saluran utama. Aliran dalam saluran tidak dibagi
perbagian, kecuali jika nilai kekasaran berubah didaam saluran. HEC-RAS dapat digunakan
untuk berbagai nilai kekasaran, jika tidak maka program akan menghitung sebagai satu nilai
kekasaran.
Gambar 2.4 Definisi Kemiringan Tanggul untuk Menghitung Nilai nc
Sumber: User’s Manual HEC-RAS River Analysis System Version 5.0
24
Untuk menghitung nilai n composite pada saluran adalah sebagai berikut:
3/2
5,1
P
nP
n
ii
c
(2-30)
dimana:
nc : composite atau ekuivalen koefisien kekasaran
P : penampang basah saluran
Pi : bagian ke-i penampang basah
ni : nilai kekasaran ke-i
HEC-RAS merupakan program yang menghitung profil muka air satu dimensi, maka
hanya satu energi kinetik yang dihitung pada masing-masing penampang saluran. Oleh karena
itu perlu dilakukan evaluasi energi kinetik. Untuk memberikan gambaran elevasi profil muka
air, rata-rata energi dihitung dengan membagi penampang melintang menjadi tiga bagian (kiri,
utama dan kanan). Pada Gambar 2.7. adalah rata-rata energi yang didapatkan dari penampang
melintang yang terdiri dari saluran utama dan kanan namun tidak terdapat saluran kiri.
Gambar 2.5 Pembagian Penampang Untuk Rata-Rata Energi
Sumber: User’s Manual HEC-RAS River Analysis System Version 5.0
25
dimana:
V1 : kecepatan rata-rata sub area I
V2 : kecepatan rata-rata sub area II
Menghitung rata-rata energy kinetic adalah untuk mendapatkan koefisien kecepatan α
(coefficient Coriolis). Koefisien kecepatan α didapat dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
21
2
22
2
112
22
2 QQ
g
VQ
g
VQ
g
V
(2-31)
2
21
2
22
2
11
)(
222
VQQ
g
VQ
g
VQg
(2-32)
2
21
2
22
2
11
)( VQQ
VQVQ
(2-33)
Secara umum, persamaannya adalah:
2
22
22
2
11
.
]...[
VQ
VQVQVQ nn (2-34)
Persamaan di atas dapat ditulis dengan persamaan sebagai berikut:
3
2
3
2
3
2
32)(
i
rob
rob
ch
ch
lob
lobi
K
A
K
A
K
A
KA
(2-35)
dimana:
Ai : total luas penampang melintang
Alob, Ach, Arob : luas penampang kiri, utama dan kanan
Ki : total conveyance dari penampang melintang
Klob, Kch, Krob : conveyance kiri, utama dan kanan
Friction loss dievaluasi dalam program HEC-RAS sebagai hasil dari kemiringan garis
energy Sf dan panjang L (Persamaan 2-29), dimana Sf adalah representatif dari friction slope
untuk sungai dan panjang L yang didefinisikan pada persamaan 2-30. Friction slope (slope of
26
the energy gradeline) pada tiap-tiap penampang melintang dihitung dari persamaan Manning
berikut:
2
K
QS f (2-36)
Rumus lain yang dapat digunakan untuk menghitung friction slope (Sf) dalam HEC-
RAS adalah sebagai berikut:
Average Conveyance Equation
2
21
21
KK
QQS f (2-37)
Average Friction Slope Equation
2
21 fff
SSS
(2-38)
Geometric Mean Friction Slope Equation
21 fff SSS (2-39)
Harmonic Mean Friction Slope Equation
21
212
ff
fff
SS
SSS
(2-40)
Persamaan 2.40 adalah persamaan yang dipilih oleh program secara otomatis, kecuali
persamaan lain diminta untuk input program.
Kehilangan akibat kontraksi dan pelebaran dalam HEC-RAS dihitung dengan persamaan
berikut:
g
V
g
VChce
22
2211 (2-41)
dimana:
C : koefisien kontraksi/pelebaran
Program mengasumsi bahwa kontraksi terjadi jika kecepatan di hilir lebih besar dari
kecepatan di hulu. Sebaliknya pelebaran terjadi kecepatan terjadi jika kecepatan di hulu lebih
besar dari kecepatan di hilir.
Prosedur perhitungan profil muka air ditentukan dengan cara solusi interaktif dari
persamaan 2-28 dan 2-29. Prosedur perhitungan dilakukan dengan cara sebagai berikut:
27
1. Mengasumsi profil muka air di hulu atau di hilir jika profil muka air kritis telah
dihitung).
2. Berdasarkan pada asumsi muka air, maka berikutnya menentukan besarnya debit
dan kecepatan.
3. Dengan nilai dari langkah ke-2, hitung fS dan selesaikan persamaan 2-29 untuk
mendapatkan he.
4. Dengan nilai dari langkah ke-2 dan ke-3, selesaikan persamaan 2-28 untuk
mendapatkan WS2.
5. Bandingkan nilai perhitungan WS2 dengan nilai asumsi pada langkah pertama;
ulangi langkah 15 hingga nilai toleransi perbedaan mencapai 0,01 feet (0,003 m).
Untuk mendapatkan profil muka air didapat dengan cara coba banding. Cara ini secara
umum berdasarkan pada “Secant Method” yang memproyeksikan perhitnugan dari
pengasumsian dua nilai coba banding sebelumnya. Persamaan Secant Method adalah sebagai
berikut:
22 III ErrWSWS * DiffErrAssumErr _/_ (2-42)
dimana:
WSI : asumsi muka air baru
WSI-1 : asumsi iterasi muka air sebelumnya
WSI-2 : muka air diasumsi dari dua percobaan sebelumnya
ErrI-2 : kesalahan dari dua percobaan sebelumnya
Err Assum : perbedaan asumsi muka air dari dua percobaan sebelumnya. Err
Assum=WSI-2 WSI-1
Err Diff : asumsi muka air dikurangi hasil dari muka air iterasi sebelumnya (I-1),
ditambah kesalahan dari dua percobaan sebelumnya (Err1-2).
Err_Diff=WSI-1WS_CalcI-1+ Err1-2
Kedalaman kritis akan ditentukan dalam kondisi tertentu sebagai berikut:
1. Regime aliran superkritis telah terbentuk
2. Perhitungan kedalaman kritis dibutuhkan oleh pengguna program
3. Kedalaman kritis ditentukan oleh pengguna untuk mengetahui kondisi aliran
4. Froude number untuk mengetahui kondisi subkritis yang mengidentifikasikan
bahwa kedalaman kritis dibutuhkan untuk verifkasi regime aliran
28
5. Program tidak akan seimbang jika toleransi kesalaham dalam percobaan belum
mencapai nilai iterasi maksimum
Total tinggi energy untuk penampang melintang adalah sebagai berikut:
g
aVWSH
2
2
(2-43)
dimana:
H : total tinggi energy
WS : elevasi muka air
g
aV
2
2
: tinggi kecepatan
Kedalaman kritis adalah kedalaman (elevasi) dimana total tinggi energy minimum.
Kedalaman kritis didapat dengan prosedur iterative, dimana nilai muka air WS diasumsi dan
berhubungan dengan nilai total tinggi energy H yang ditentukan dengan persamaan 2-46 hingga
nilai minimum H tercapai.
Gambar 2.6 Diagram Total Energy vs. Elevasi Muka Air
Sumber: User’s Manual HEC-RAS River Analysis System Version 5.0
HEC-RAS memiliki dua metode untuk menghitung kedalaman kritis, yaitu: parabolic
method dan Secant method. Parabolic method merupakan perhitungan cepat, tetapi ini hanya
dapat digunakan untuk satu minimum energy. Untuk kondisi penampang yang banyak tidak
29
hanya mempunyai satu kurva energy minimum, oleh karena itu parabolic method merupakan
metode yang ditentukan/dipilih oleh program, jika penyelesaian metode ini tidak konvergen,
maka program akan secara otomatis mencoba dengan secant method.
2.2.3.2.Persamaan Momentum
Bila profil muka air melalui kedalaman kritis, persamaan energy tidak dapat digunakan.
Persamaan energy hanya digunakan dalam kondisi alira berubah lambat laun (gradually varied
flow), dan kondisi aliran transisi dari subkritis ke superkritis atau superkritis ke subkritis dimana
dalam hal ini kondisi aliran dalam kondisi perubahan sangat cep at (rapdly varying flow
situation). Ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya kondisi transisi dari subkritis ke
superkritis atau sebaliknya. Beberpa hal itu adalah perubahan kemiringan saluran, konstruksi
jembatan, drop structure, bending dan persimpangan sungai. Dalam kondisi berikut, persamaan
empiris dapat digunakan seperti drop structure dan bending), jika tidak lebih baik menggunakan
persamaan momentum sebagai penyelesaiannya.
Dalam HEC-RAS, persamaan momentum dapat digunakan dalam permasalahan tertentu
sebagai berikut: peristiwa loncatan hidraulik, low flow hydraulic pada jembatan dan
persimpangan sungai.
Persamaan momentum diturunkan dari Hukum Newton II sebagai berikut:
Gaya = Massa Percepatan (Perubahan momentum)
amFx . (2-44)
Aplikasi Hukum Newton II adalah seperti pada dua penampang melintang pada titik 1
dan 2 (Gambar 2.10). Berikut adalah rumus dari persamaan momentum:
xfx VQFWPP ..12 (2-45)
dimana:
P : tekanan hidrostatik pada titik 1 dan 2
Wx : gaya karena berat air pada arah X
Ff : gaya karena kehilangan tinggi tekan akibat gesekan dari titik 2 ke 1
Q : debit
: berat jenis air
∆Vx : perubahan kecepatan dari titik 2 ke 1 pada arah X
30
Gambar 2.7 Aplikasi dari Prinsip Momentum
Sumber: User’s Manual HEC-RAS River Analysis System Version 5.0
Hidrostatic Pressure Force
Gaya pada arah X karena tekanan hidrostatik:
cos...AP (2-46)
Asumsi untuk tekanan hidrostatik hanya berlaku untuk kemiringan saluran atau sungai
kurang dari 1:10. Cos θ untuk kemiringan 1:10 (sekitar 6) adalah sama dengan 0,995. Karena
kemiringan saluran yang umum adalah kurang dari 1:10, cos θ koreksi kedalaman bisa
ditetapkan sama dengan 1,0 (Chow, 1959). Maka persamaan tekanan hidrostatik pada titik 1 dan
2 adalah sebagai berikut:
111 . YAP (2-47)
222 . YAP (2-48)
dimana:
γ : berat jenis air
Ai : luas penampang pada titik 1 dan 2
Yi : kedalaman air dari permukaan ke titik berat penampang 1 dan 2
Weight of Water Force
Berat air = berat jenis volume
31
LAA
W
2
21 (2-49)
sinWWx (2-50)
012sin S
L
zz
(2-51)
021 .
2SL
AAWx
(2-52)
dimana:
L : jarak antara titik 1 dan 2 pada arah X
S0 : kemiringan dasar saluran
Zi : datum line pada titik 1 dan 2
Force of External Friction
LPF f .. (2-53)
dimana:
: shear stress
P : rata-rata keliling basah antara bagian 1 dan 2
fSR. (2-54)
dimana:
R : rata-rata jari-jari hidrolis
fS : kemiringan garis energy
LPSP
AF ff (2-55)
LPSAA
F ff
2
21 (2-56)
32
Mass time Acceleration
xVQam ... (2-57)
g
dan 2211 VVVx (2-58)
2211. VVg
Qam
(2-59)
dimana:
: koefisien momentum yang dihitung dari berbagai distribusi kecepatan pada
penampang saluran
Substitusi dan asumsi nilai Q dapat berubah dari 2 ke 1:
222
11121
021
11222
.2
Vg
QV
g
QSL
AASL
AAYAYA f
(2-60)
1111121
021
22222
2.
2YA
g
VQSL
AASL
AAYA
g
VQf
(2-61)
11
2
11
2
1210
2122
2
22
2
2
2.
2YA
gA
VQSL
AASL
AAYA
gA
VQf
(2-62)
Persamaan 2-65 adalah bentuk persamaan momentum yang digunakan dalam program
HEC-RAS. Semua aplikasi dari persamaan momentum di HEC-RAS diperoleh dari persamaan
2-65.
2.2.3.3.Koefisien Kekasaran Manning
Nilai kekasaran suatu sungai sangat bervariasi dan tergantung pada beberapa faktor
sehingga perlu ditinjau oleh beberapa faktor yang memiliki pengaruh besar terhadap nilai
koefisien kekasaran. Seorang insinyur Irlandia, Robert Manning mengemukakan teori
mengenaik koefisien kekasaran yang saat ini dikenal dengan rumus Manning sebagai berikut:
2/13/21SR
nv (2-63)
dimana:
v : kecepatan rata-rata (m/det)
R : jari-jari hidrolik (m)
S : kemiringan dasar rata-rata
33
n : koefisien kekasaran
Koefisien kekasaran Manning (n) memiliki nilai bervarias sesuasi dengan kondisi yang
dikaji. Dari perhitungan yang didapat cukup memuaskan membuat rumus Manning banyak
digunakan dalam perhitungan hidrolika saluran terbuka.
Berikut adalah faktor-faktor yang memiliki pengaruh besar terhadap koefisien kekasaran
baik untuk saluran buatan maupun alam:
a. Kekasaran Permukaan
Kekasaran permukaan ditandai dengan ukuran dan bentuk butiran bahan yang
membentuk luas basah dan menimbulkan efek hambatan terhadap aliran. Hal ini sering dianggap
sebagai satu-satunya faktor dalam memilih koefisien kekasaran, tetapi sebenarnya hanyalah satu
dari beberapa faktor utama lainnya. Secara umum dikatan bahwa butiran halus mengakibatkan
nilai n yang relative rendah dan butiran kasar memiliki nilai n yang tinggi.
b. Tetumbuhan
Tetumbuhan dapat digolongkan dalam jenis kekasarn permukaan, tetapi hal ini juga
memperkecil kapasitas saluran dan meghambat aliran. efeknya terutama tergantung pada tinggi,
kerapatan, distirbusi dan jenis tetumbuhan, dan hal ini sangat penting dalam perancangan
saluran pembuangan yang kecil.
c. Ketidakaturan Saluran
Hal ini mencangkup ketidakaturan keliling basah dan variasi penampang, ukuran dan
bentuk di sepanjang saluran. Pada saluran alam hal ini ditandai dengan adanya alur-alur pasir,
gelombang pasir, cekungan dan gundukan, lubang-lubang dan tonjolan di dasar saluran.
d. Trase Saluran
Kelengkungan yang landau dengan garis tengah yang besar akan mengakibatkan nilai n
yang relative rendah, sedangkan kelengkungan yang tajam dengan belokan-belokan yang patah
akan memperbesar nilai n.
e. Pengendapan dan Penggerusan
Pengendapan dapat mengubah saluran yang tidak beraturan menjadi lebih beraturan dan
mengubah nilai n menjadi lebih kecil, sedangkan penggerusan dapat membuat sebaliknya.
f. Hambatan
Adanya balok sekat, pilar jembatan dan sejenisnya cenderung memperbesar n. besarnya
ini tergantung pada sifat alamiah hambatan, ukuran, bentuk, banyaknya dan penyebarannya.
34
g. Ukuran dan Bentuk Saluran
Belum ada bentuk nyata bahwa ukuran dan bentuk saluran merupakan faktor penting
yang mempengaruhi nilai n. Perbesaran jari-jari hidrolik dapat memperbesar maupun
memperkecil n, tergantung pada keadaan saluran.
h. Taraf Air dan Debit
Nilai n pada saluran umumnya berkurang bila taraf air dan debitnya bertambah. Bila air
rendah, ketidakaturan dasar saluran akan menonjol dan efeknya kelihatan. Namun nilai n dapat
pula besar pada taraf air tinggi bila dinding saluran kasar dan berumput.
Tidak ada cara tertentu untuk menentukan besarnya nilai koefisien kekasaran (n). Hal
ini memberikan kesulitan terbesar dalam penggunaan rumus Manning tersebut. Yang dilakukan
dalam tingkat pengetahuan ini, memilih nilai n hanya memperkirakan hambatan aliran pada
saluran yang sebenarnya hanya pendekatan. Untuk itu terdapat batasan-batasan yang digunakan
dalam penentuan koefisien kekasaran Manning sebagai berikut:
a. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi nilai n dan hal ini memerlukan suatu
pengetahuan dasar mengenai persoalannya dan kadar perkiraan.
b. Mencocokan dengan nilai n dari table yang telah ada untuk berbagai kondisi saluran
c. Memeriksa dan memahami sifat beberapa saluran yang koefisien kekasarannya telah
diketahui
d. Menentukan nilai n dengan cara analitis berdasarkan distribusi kecepatan teoritis pada
penampang saluran dan data pengukuran kecepatan maupun pengukuran kekasaran
Angka koefisien kekasaran Manning (n) tergantung dari tipe saluran seperti tertera pada
Tabel 2. Berikut.
Tabel 2.10 Nilai Koefisien Kekasaran Manning (n)
Tipe saluran dan desripsinya Minimum Normal Maksimum
A. Gorong-gorong Tertutup Terisi Setengah
1. Logam
a. Kuningan, halus
b. Baja
Ambang penerus dan dilas
Dikeling dan dipilin
c. Besi tuang
Dilapis
Tidak dilapis
d. Besi tempa
Dilapis
Tidak dilapis
0,009
0,010
0,013
0,010
0,011
0,012
0,010
0,012
0,016
0,013
0,014
0,014
0,013
0,014
0,017
0,014
0,016
0,015
35
Tipe saluran dan desripsinya Minimum Normal Maksimum
e. Logam beralur
Cabang pembuang
Pembuang banjir
2. Bukan logam
a. Lusit
b. Kaca
c. Semen
Acian
Adukan
d. Beton
Gorong-gorong, lurus dan bekas kikisan
Gorong-gorong dengan lengkungan,
sambungan dan sedikit kikisan
Dipoles
Saluran pembuang dengan bak control, mulut
pemasukan dan lain-lain, lurus
Tidak dipoles, seperti baja
Tidak dipoles, seperti kayu halus
Tidak dipoles, seperti kayu kasar
e. Kayu
Dilengkungkan
Dilapis, diawetkan
f. Lempung
Saluran pembuang, dengan ubin biasa
Saluran pembuang, dipoles
Saluran pembuang, dipoles, dengan bak
control, mulut pembuangan, dan lain-lain
Cabang saluran pembuang dengan sambungan
terbuka
g. Bata
Diglasir
Dilapis adukan semen
h. Pembuangan air kotor dengan saluran lumpur
dengan lengkungan dan sambungan
i. Bagian dasar dilapis, saluran pembuang dengan
dasar licin
j. Pecahan batu disemen
B. Saluran dilapis atau dipoles
1. Logam
a. Baja dengan permukaan licin
Tidak dicat
Dicat
b. Baja dengan permukaan bergelombang
2. Bukan logam
a. Semen
Acian
Adukan
b. Kayu
Diserut, tidak diawetkan
Diserut, diawetkan dengan creoseed
0,013
0,017
0,021
0,008
0,009
0,010
0,011
0,010
0,011
0,011
0,013
0,012
0,012
0,015
0,010
0,015
0,011
0,011
0,013
0,014
0,011
0,012
0,012
0,016
0,018
0,011
0,012
0,021
0,010
0,011
0,010
0,016
0,019
0,024
0,009
0,010
0,011
0,013
0,011
0,013
0,012
0,015
0,013
0,014
0,017
0,012
0,017
0,013
0,014
0,015
0,016
0,013
0,015
0,013
0,019
0,025
0,012
0,013
0,025
0,011
0,013
0,012
0,017
0,021
0,030
0,010
0,013
0,013
0,015
0,013
0,014
0,014
0,017
0,014
0,016
0,020
0,014
0,020
0,017
0,017
0,017
0,018
0,015
0,017
0,016
0,020
0,030
0,014
0,017
0,030
0,013
0,015
0,014
36
Tipe saluran dan desripsinya Minimum Normal Maksimum
Tidak diserut
Papan
Dilapisi dengan kertas kedap air
c. Beton
Dipoles dengan sendok kayu
Dipoles sedikit
Dipoles
Tidak dipoles
Adukan semprot, penampatan rata
Adukan semprot, penampang begelombang
Pada galian batu yang teratur
Pada galian batu yang tak teratur
d. Dasar beton dipoles sedikit dengan tebing dari:
Batu teratur dalam adukan
Batu tak teratur dalam adukan
Adukan baru, semen, diplester
Adukan batu dan semen
Batu kosong atau rip-rap
e. Dasar kerikil dengan tebing dari:
Beton acuan
Batu tak teratur dalam adukan
Batu kosong atau rip - rap
f. Bata
Diglasir
Dalam aduka semen
g. Pasangan batu
Batu pecah disemen
Batu kosong
h. Batu potong, diatur
i. Aspal
Halus
kasar
j. Lapisan dari tanaman
C. Digali atau Dikeruk
a. Tanah lurus dan seragam
Bersih, baru dibuat
Bersih, telah melapuk
Kerikil, penampang seragam, bersih
Berumput pendek, sedikit tanaman
pengganggu
b. Tanah, berkelok-kelok dan tenang
Tanpa tetumbuhan
Rumput dengan beberapa tanaman pengganggu
Banyak tanaman pengganggu atau tanaman air
pada saluran yang dalam
Dasar tanah dengan tebing dari batu pecah
Dasar berbatu dengan tanaman pengganggu
pada tebing
Dasar berkerakal dengan tebing yang bersih
c. Hasil galian atau kerukan
0,011
0,011
0,012
0,010
0,011
0,013
0,015
0,014
0,016
0,018
0,017
0,022
0,015
0,017
0,016
0,020
0,020
0,017
0,020
0,023
0,011
0,012
0,017
0,023
0,013
0,013
0,016
0,030
0,016
0,018
0,022
0,022
0,023
0,025
0,030
0,028
0,025
0,030
0,012
0,013
0,015
0,014
0,013
0,015
0,017
0,017
0,019
0,022
0,020
0,027
0,017
0,020
0,020
0,025
0,030
0,020
0,023
0,033
0,013
0,015
0,025
0,032
0,015
0,013
0,016
…
0,018
0,022
0,025
0,027
0,025
0,030
0,035
0,030
0,035
0,040
0,015
0,015
0,018
0,017
0,015
0,016
0,020
0,020
0,023
0,025
0,020
0,024
0,024
0,030
0,035
0,025
0,026
0,036
0,015
0,018
0,030
0,035
0,017
0,500
0,020
0,025
0,030
0,033
0,030
0,033
0,040
0,035
0,040
0,050
37
Tipe saluran dan desripsinya Minimum Normal Maksimum
Tanpa tetumbuhan
Semak-semak kecil di tebing
d. Pecahan batu
Halus, seragam
Tajam, tidak beraturan
e. Saluran tidak dirawat, dengan tanaman
pengganggu dan belukan tiak dipotong
Banyak tanaman pengganggu setinggi air
Dasar bersih, belukar di tebing
Idem, setinggi muka air tertinggi
Banyak belukar setinggi air banjir
D. Saluran Alam
1. Saluran kecil (lebar attas pada taraf banjir 100 kaki
a. Saluran di daratan
Bersih lurus, terisi penuh, tanpa rekahan atau
ceruk dalam
Seperti di atas, banyak batu-batu, tanaman
pengganggu
Bersih, berkelok-kelok, berceruk, bertebing
Seperti di atas, dengan tanaman pengganggu,
batub-batu
Seperti di atas, tidak terisi penuh, banyak
kemiringan dan penampang kurang efektif
Seperti no. 4, berbatu lebih banyak
Tenang pada bagian lurus, tanaman
pengganggu, ceruk dalam
Banyak tanaman pengganggu, ceruk dalam
atau jalan air penuh kayu dan ranting
b. Saluran di pegunungan, tanpa tetumbuhan di
saluran tebing umumnya terjal, pohon dan semak-
semak sepanjang tebing
Dasar: kerikil, kerakal dan sedikit batu besar
Dasar: kerakal dengan batu besar
2. Dataran banjir
a. Padang rumput tanpa belukar
Rumput pendek
Rumput tinggi
b. Daerah pertanian
Tanpa tanaman
Tanaman dibariskan
Tanaman tidak dibariskan
c. Belukar
Belukar terpencar, banyak tanaman
pengganggu
Belukar jarang dan pohon, musim dingin
Belukar jarang dan pohon, musim semi
Belukar sedang sampai rapat, musim dingin
Belukar sedang sampai rapat, musim semi
d. Pohon-pohonan
0,025
0,035
0,025
0,035
0,050
0,040
0,045
0,080
0,025
0,030
0,033
0,035
0,040
0,045
0,045
0,050
0,075
0,030
0,040
0,025
0,030
0,020
0,025
0,030
0,035
0,035
0,040
0,045
0,070
0,028
0,050
0,035
0,040
0,080
0,050
0,070
0,100
0,030
0,035
0,040
0,045
0,048
0,050
0,050
0,070
0,100
0,040
0,050
0,030
0,035
0,030
0,035
0,040
0,050
0,050
0,060
0,070
0,100
0,033
0,060
0,040
0,050
0,120
0,080
0,110
0,140
0,033
0,040
0,045
0,050
0,055
0,060
0,060
0,080
0,150
0,050
0,070
0,035
0,050
0,040
0,045
0,050
0,070
0,060
0,080
0,110
0,160
38
Tipe saluran dan desripsinya Minimum Normal Maksimum
Willow rapat, musim semi, lurus
Tanah telah dibersihkan, tanggul kayu tanpa
tunas
Seperti diatas, dengan tunas-tunas lebat
Banyak batang kayu, beberapa tumbang,
ranting-ranting, taraf banjir dibawah cabang
pohon
Seperti di atas taraf banjir mencapai cabang
pohon
3. Saluran besar (lebar atas pada taraf banjir 100
kaki). Nilai n lebih kecil dari saluran kecil dengan
perincian yang sama, sebab tebing memberikan
hambatan efektif yang lebih kecil
a. penampang beraturan tanpa batu besar atau
belukar
b. penampang tidak beraturan dan kasar
0,110
0,030
0,050
0,080
0,100
0,025
0,035
0,150
0,040
0,060
0,100
0,120
…
…
0,200
0,050
0,080
0,120
0,160
0,060
0,100
Sumber: Chow, V.T., 1989:99-102
Nilai n dapat juga didekati dengan rumus Cowan sebagai berikut (Chow, V.T., 1989:96):
5432105 )( mnnnnnmn (2-64)
Tabel 2.11 Nilai Koefisien Kekasaran Manning untuk Rumus Cowan
Keadaan Saluran Nilai-nilai
Bahan
Pembentuk
Tanah
n0
0,020
Batu pecah 0,025
Kerikil halus 0,024
Kerikil kasar 0,028
Derajat
Ketidakaturan
Sangat kecil
n1
0,000
Sedikit 0,005
Sedang 0,010
Besar 0,020
Variasi
Penampang
Melintang
Saluran
Bertahap
n2
0,000
Kadang-kadang
berganti 0,005
Sering berganti 0,010-0,015
Efek relatif dari
hambatan
Dapat diabaikan
n3
0,000
Kecil 0,010-0,015
Cukup 0,020-0,030
Besar 0,040-0,060
39
Keadaan Saluran Nilai-nilai
Tetumbuhan
Rendah
n4
0,005-0,010
Sedang 0,010-0,025
Tinggi 0,025-0,050
Sangat tinggi 0,050-0,100
Derajat Kelokan
Kecil
m5
1,000
Cukup 1,150
Besar 1,300
Sumber: Chow, V.T., 1989:98
2.3. Aplikasi HEC-RAS v.5.0
2.3.1. Perkenalan HEC-RAS v.5.0
HEC-RAS dibuat oleh Hydrologic Engineering Center (HEC) yang merupakan satu
divisi di dalam Institute for Water Resources (IWR), di bawah US Army Corps of Engineer
(USACE) yang merupakan program aplikasi untuk memodelkan aliran di sungai, River Analysis
System (RAS). HEC-RAS merupakan model dua dimensi aliran tetap maupun tak tetap (steady
and unsteady one-dimensional flow model). HEC-RAS versi 5.0 ini beredar sejak Januari 2010.
Input yang diperlukan untuk menjalankan program ini adalah data penampang
mellintang dan memanjang sungai, data debit banjir rancangan hasil perhitungan. Dari input
tersebut didapatkan hasil (output) berupa sifat dan karakteristik saluran meliputi elevasi muka
air, muka air kritis, kecepatan, luas daerah aliran dan bilangan Fraude.
Secara umum, HEC-RAS dapat digunakan untuk menghitung aliran tunak berbah
perlahan dengan penampang saluran prismatic atau non-prismatik, baik untuk aliran subkritis
maupun superkritis. Selain itu, HEC-RAS dapat juga dipakai untuk menghitung saluran
gabungan (compound channels).
HEC-RAS dapat menghitung profil muka air dengan proses iterasi dari ata masukan
yang sudah kita olah sesuai dengan kriteria dan standar yang di minta oleh paket program. Untuk
analisis jaringan sungai, jaringan drainase, paket program ini sangat dianjurkan untuk
digunakan.
Program HEC-RAS untuk analisa sungai ini terdiri dari tiga komponen analisa hidrolika
untuk:
Perhitungan profil muka air steady flow
40
Komponen dari permodelan sistem ini diharapkan untuk menghitung profil muka air untuk
steady flow. Sistem ini dapat mengatasi semua bagian saluran, sistem dendritik atau daerah
daerah sungai tunggal. Komponen steady flow mampu untuk permodelan subkritis,
superkritis, dan gabungan rezim aliran profil muka air.
Simulasi unsteady flow
Komponen dari permodelan ini mampu mensimulasi unsteady flow melalui semua bagian
saluran terbuka. Komponen unsteady flow dikembangkan terutama untuk perhitungan rezim
aliran subkritis.
Perhitungan sedimen transport
Komponen permodelan ini didesain untuk memsimulasi tren dalam jangka waktu yang
panjang dari gesekan dan endapan di sungai yang mungkin dihasilkan dari perubahan
frekuensi dan durasi keluarnya air, atau perubahan geometri saluran. Sistem ini dapat
digunakan untuk mengevaluasi endapan di waduk, desain saluran buatan yang ditetapkan
untuk memelihara kedalaman, memprediksi pengaruh pengerukan pada endapan,
memperkirakan gesekan maksimum yang mungkin terjadi selama kejadian banjir besar dan
mengevaluasi sedimentasi pada saluran tertentu.
Element yang dibutuhkan untuk ketiga perhitungan tersebut diatas adalah data geometri
dan data hidrolik.
2.3.2. Tahapan dalam Penggunaan Aplikasi HEC-RAS
Dalam pengenalan program HEC-RAS yang digunakan sebagai alat bantu untuk analisa
hidrolika sungai dibutuhkan suatu tahapan dalam penggunaannya, yaitu:
1. Membuka aplikasi HEC-RAS
Pada setiap awal pembukaan program HEC-RAS akan diperlihatkan menu utama seperti
pada Gambar 2.11 dibawah ini.
Gambar 2.8 Menu Utama HEC-RAS
Sumber: User’s Manual HEC-RAS River Analysis System Version 5.0
41
Pada bagian menu utama HEC-RAS adalah menu bar dengan beberapa bagian:
File
Menu ini digunakan untuk mengelola file. Pilihan yang terdapat pada menu file ini termasuk
New Project, Open Project, Save Project As, Rename Project, Delete Project, Project
summary, Import HEC-2 Data, Import HEC-RAS Data, Export GIS Data, Export to HEC-
DSS, Generate Report, Restore Backup Data dan Exit. Kemudian lagi empat pekerjaan yang
paling serinng dibuka akan didaftar pada bagian bawah dari menu file, dimana pengguna
dapat membuka pekerjaan yang paling sering dikerjakan dengan cepat.
Edit
Menu ini digunakan untuk memasukkan dan mengedit data. Data dikategorikan menjadi
enam tipe: Geometric Data, Steady Flow Data, Quasi-Unsteady Flow Data, Unsteady Flow
Data, Sediment Data dan Water Quality Data.
Run
Menu ini digunakan untuk menampilkan perhitungan hidrolika. Yang termasuk pilihan dari
menu ini: Steady Flow Analysis, Unsteady Flow Analysis, Sediment Analysis, dan Water
Quality Data, Hydraulic Design Functions dan Run Multiple Plan.
View
Menu ini menyediakan tampilan grafik dan tabel untuk hasil (output). Yang termasuk dalam
menu View: Cross Section, Water Surface Profiles, General Profile Plot, Rating Curves, X-
Y-Z Perspective Plots, Stage and Flow Hyrograph, Hydraulic Property Plots, Hydraulic
Properties Plots, Detailed Output Tables, Profile Summary Tables, Summary Err, Warn,
DSS Data, Unsteady Flow Spatial Plot, Unsteady Flow Time Series, WQ Spatial Plot, WQ
Time Series Plot, Sediment Spatial Plot, dan Sediment XS Changes Plot.
Option
Pada menu ini pengguna dapat mengubah Program Setup, Default Parameter, Unit System
(US Costumary SI), dan Convert Project Unit (US Costomary to SI atau SI to US
Customary)
Help
Menu ini dapt digunakan pengguna untuk mendapatkan bantuan secara online, seperti
informasi yang ditampilkan pada versi terbaru tentang HEC-RAS.
42
Terdapat juga menu utama HEC-RAS yaitu Button Bar yang menyediakan akses cepat
untuk menu yang sering digunakan. Adapun penjelasan menu tersebut:
Open Project, untuk membuka kembali lembar kerja yang ada.
Save Project, untuk menyimpan lembar kerja yang telah ada.
Geometric Data, digunakan untuk mengedit dan atau memasukkan data geometri.
Steady Flow Data, untuk mengedit dan atau memasukkan data aliran steady.
Unsteady Flow Data, digunakan untuk mengedit dan atau memasukkan data aliran unsteady.
Sediment Data, untuk mengedit dan atau memasukkan data sedimen.
Water Quality Data, untuk mengedit dan atau memasukkan data kualitas air.
Steady Flow Analysis, untuk menampilkan simulasi aliran steady.
Unsteady Flow Analysis, untuk menampilkan simulasi aliran unsteady.
Sediment Analysis, untuk menampilkan analisis angkutan sedimen.
Water Quality Analysis, untuk menampilkan analisis kualitas air.
Hydraulic Design Function, untuk menampilkan perhitungan desain hidrolika.
Cross Section, digunakan untuk menampilkan penampilkan melintang sungai.
Profile Plot, untuk menampilkan profil penampang sungai.
General Profile Plot, untuk menampilkan profil penampang sungai secara menyeluruh.
Rating Curve, untuk menampilkan hasil perhitungan lengkungan debit.
XYZ Perspective Plot, untuk menampilkan gambar 3D pada penampang melintang.
Stage and Flow Hydrograph, untuk menampilkan hidrograf aliran.
Hydraulic Properties, menampilkan table hidrolika.
Detailed Output Table, menampilkan detail table output.
Profile Summary Table, menampilkan ringkasan output di beberapa lokasi.
Sum Err, Warn, Notes, menampilkan ringkasan dari error, peringatan dan catatan.
View Dss, untuk melihat data DSS.
2. Membuat Lembar Kerja
Langkah awal pembuatan model hidrolika dengan HEC-RAS adalah membuat
directory yang dikehendaki dan memberi judul pada lembar kerja baru. Hal tersebut dapat
ilakukan dengan melalui menu File pada menu utama, kemudian pilih New Project.
43
Gambar 2.9 Jendela Pembuatan Lembar Kerja
Sumber: User’s Manual HEC-RAS River Analysis System Version 5.0
Seperti pada Gambar 2.12, pengguna harus memilih drive dan bagiannya yang
dikehendaki untuk bekerja, kemudian masukkan judul dan nama file dari lembar kerja. File
name lembar kerja harus dalam format “.prj”. Setelah data selesai dimasukkan, tekan “OK”,
maka message box akan memperlihatkan judul lembar kerja dan directory tampat dimana
lembar kerja tersebut disimpan. Jika data sudah dimasukkan dengan benar, klik “OK”. Jika data
tersebut salah, tekan “Cancel” dan pengguna kembali pada menu New Project.
3. Memasukkan Data Geometri
Data geometri terdiri dari informasi yang berhubungan dengan system sungai (skema
system sungai), data penampang melintang sungai dan data struktur hidrolika (jembatan,
gorong-gorong, bending, dan lainnya). Data geometri dimasukkan dengan memilih menu
Geometric Data dari menu Edit di menu utama HEC-RAS. Tampilan dari jendela Geometric
Data akan terlihat seperti Gambar 2.13.
44
Gambar 2.10 Jendela Geometric Data
Sumber: User’s Manual HEC-RAS River Analysis System Version 5.0
Pemodel mengembangkan data geometri dengan menggambar skema sungai.
menggambarkan skema sungai ini dapat dilakukan dengan aplikasi Autocad atau dengan
fasilitas software lainnya. Penggambaran skema alur sungai pada HEC-RAS dilakukan dengan
langkah berikut:
a. Pilih tools “river reach” kemudian tarik garis yang menunjukan skema alur sungai dan
program akan membaca pembacaan mulai dari hulu menuju ke hilir.
b. Tampilan untuk penamaan/identifikasi (16 karakter) akan muncul.
c. Pilih menu Edit/Reach Schematic River untuk memasukkan koordinat x dan y sebagai
penyesuaian bentuk denah plan agar sama dengan kondisi model yang diinginkan.
Setelah semua langkah sudah dilakukan, akan muncul bentuk isian hubungan antara x
dan y untuk masing-masing skema alur sungai.
45
Setelah menggambar skema alur sungai, pengguna dapat memulai dengan
memasukkan data penampang melintang sungai dan data struktur hidrolika. Data melintang
sungai dimasukkan dengan memilih icon . Data penampang melintang sungai akan
ditunjukan pada Gambar 2.14 berikut.
Gambar 2.11 Tampilan Window Pengisian Data Penampang Melintang Sungai
Sumber: User’s Manual HEC-RAS River Analysis System Version 5.0
Masing-masing penampang melintang memiliki nama sungai, daerah sungai, stasiun
sungai dan gambaran sungai. Nama sungai, aerah sungai dan stasiun sungai digunakan untuk
menggambarkan lokasi sungai. Penampang melintang sungai digambarkan dari stasiun sungai
tertinggi di hulu ke stasiun terendah di hilir. Penambahan penampang melintang dilakukan
dengan memilih menu Option pada menu utama.
Setelah data penampang melintang dimasukkan, pemodelan selanjutnya adalah dengan
menambahkan struktur hidrolika seperti jembatan, gorong-gorong, bendung dan lainnya.
Pengisian data ini hamper sama dengan data penampang melintang.
Koefisien Kontaksi dan Ekspansi
Kontraksi dan ekspansi terjadi akibat backwater yang disebabkan perubahan
penampang atau perubahan kemiringan dasar saluran yang sangat curam.
46
Tabel 2.12 Koefisien Kontraksi dan Ekspansi (Aliran Subkritis)
Kondisi Kontraksi Ekspansi
No transition loss computed 0,0 0,0
Gradual transitions 0,1 0,3
Typical bridge section 0,3 0,5
Abrupt transition 0,6 0,8
Sumber: US Army, 2010
Pengisian data cross section dimulai dari penampang melintang sungai bagian hilir dan
dilanjutkan pada bagian upstream-nya.
4. Analisa dan Running Data
a. Entering flow data dan kondisi batas (boundary condition)
Pada awal sudah dijelaskan bahwa HEC-RAS dapat menganalisa kajian hidrolik
dengan dua kondisi aliran, yaitu steady flow dan unsteady flow. Menu icon/tools bar
input bar untuk kondisi steady flow dan untuk kondisi unsteady flow .
Filosofi dasar pada pemodelan numeric ini akan selalu membutuhkan
identifikasi awal yang sering disebut dengan boundary condition. Dalam hal ini adalah
kondisi batas bagian hulu yaitu debit yang akan dilewatkan, sedangkan boundary
condition untuk bagian hilir dapat berupa:
Tinggi muka air bagian hilir
Slope/kemiringan dasar saluran bagian hilir
Stage hydrograph (hubungan tinggi muka air dengan debit)
Berikut pada Gambar 2.15 contoh pengisian data aliran, dimana data berupa aliran
steady flow dan unsteady flow
47
Gambar 2.12 Jendela Pengisian Data Aliran Steady
Sumber: User’s Manual HEC-RAS River Analysis System Version 5.0
b. Performa hydraulic calculation (Perhitungan hidrolika)
Perhitungan hidrolika meruakan menu pilihan metode perhitungan pemodelan
setiap kondisi hidrolik. Contoh tampilan seperti pada Gambar 2.16.
Gambar 2.13 Tampilan Proses Analisa Aliran Steady
Sumber: User’s Manual HEC-RAS River Analysis System Version 5.0
48
5. Hasil Simulasi
Setelah seluruh proses analisa selesai, pengguna dapat melihat hasil (output). Untuk
melihat hasil (output) dapat dilakukan dengan memilih menu View pada menu utama atau
melalui Button Bar.
Gambar 2.14 Tampilan Hasil Simulasi Penampang Melintang Sungai
Sumber: User’s Manual HEC-RAS River Analysis System Version 5.0
Gambar 2.15 Tampilan Hasil Simulasi Penampang Memanjang Sungai
Sumber: User’s Manual HEC-RAS River Analysis System Version 5.0
49
Gambar 2.16 Tampilan Hasil Simulasi Gambar 3D Penampang Memanjang Sungai
Sumber: User’s Manual HEC-RAS River Analysis System Version 5.0
Hasil akhir berupa tabel tersedia dalam dua format. Jenis pertama tabel output
memberikan gambaran detail hasil perhitungan hidrolika pada masing-masing penampang
melintang.
50
Gambar 2.17 Tabel Output Pada Tiap Penampang Melintang Sungai
Sumber: User’s Manual HEC-RAS River Analysis System Version 5.0
Jenis tabel output kedua menggambarkan variabel hidrolika yang terbata untuk
beberapa penampang melintang dan profil.
Gambar 2.18 Tabel Output Pada Seluruh Penampang Melintang Sungai
Sumber: User’s Manual HEC-RAS River Analysis System Version 5.0
51
Untuk output berupa perhitungan hidrolika dapat ditampilkan sesuai kebutuhan
pengguna. Dalam kajian ini, hasil analisa yang dibutuhkan antara lain, elevasi muka air.
2.4. Sempadan Sungai
Sempadan sungai meliputi ruang di kiri dan kanan palung sungai di antara garis
sempadan dan tepi palung sungai untuk sungai tidak bertanggul, atau di antara garis sempadan
dan tepi luar kaki tanggul untuk sungai bertanggul.
Sempadan sungai sebagaimana yang dimaksud, ditentukan pada:
1. sungai tidak bertanggul di dalam kawasan perkotaan;
2. sungai tidak bertanggul di luar kawasan perkotaan;
3. sungai bertanggul di dalam kawasan perkotaan;
4. sungai bertanggul di luar kawasan perkotaan;
5. sungai yang terpengaruh pasang air laut; dan
6. mata air.
2.4.1. Penentuan Batas Layak Huni
Kriteria penentuan batas layak huni menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Republik Indonesia No. 28/PRT/M/2015 yaitu sebagai berikut:
1. Sungai tidak bertanggul di dalam kawasan perkotaan
a. Sungai yang mempunyai kedalaman kurang dari atau sama dengan 3 (tiga) meter,
garis sempadan paling sedikit berjarak 10 (sepuluh) meter dari tepi kiri dan kanan
paling sungai sepanjang alur sungai.
b. Sungai yang mempunyai kedalaman lebih dari 3 (tiga) meter sampai dengan 20
(dua puluh) meter, garis sempadan paling sedikit berjarak 15 (lima belas) meter
dari tepi kiri dan kanan paling sungai sepanjang alur sungai.
c. Sungai yang mempunyai kedalaman lebih dari 20 (dua puluh) meter, garis
sempadan paling sedikit berjarak 30 (tiga puluh) meter dari tepi kiri dan kanan
paling sungai sepanjang alur sungai.
2. Sungai tidak bertanggul di luar kawasan perkotaan
a. Sungai besar yaitu sungai yang mempunyai daerah aliran sungai seluas 500 (lima
ratus) km2 atau lebih, garis sempadan ditetapkan sekurang-kurangnya 100
(seratus) meter dari tepi kiri dan kanan paling sungai sepanjang alur sungai.
52
b. Sungai kecil yaitu sungai yang mempunyai daerah aliran sungai seluas kurang
dari 500 (lima ratus) km2, garis sempadan ditetapkan sekurang-kurangnya 50
(lima puluh) meter dari tepi kiri dan kanan paling sungai sepanjang alur sungai.
3. Sungai bertanggul di dalam kawasan perkotaan
Garis sempadan sungai ditetapkan sekurang-kurangnya 3 (tiga) meter di sebelah luar
sepanjang kaki tanggul.
4. Sungai bertanggul di luar kawasan perkotaan
Garis sempadan sungai ditetapkan sekurang-kurangnya 5 (lima) meter di sebelah
luar sepanjang kaki tanggul.
Pada studi ini, penentuan batas layak huni dilihat berdasarkan tinggi muka air akibat
debit banjir dengan kala ulang 20 dan 50 tahun.
2.4.2. Pemanfaatan Daerah Sempadan
Pemanfaatan daerah sempadan hanya dapat dimanfaatkan secara terbatas untuk:
1. bangunan prasarana sumber daya air;
2. fasilitas jebatan dan dermaga;
3. jalur pipa gas dan air minum;
4. rentangan kabel listrik dan telekomunikasi;
5. kegiatan lain sepanjang tidak mengganggu fungsi sungai, antara lain, kegiatan menanam
tanaman sayur-mayur; dan
6. bangunan ketenagalistrikan.
Dalam hal ini pula, perlindungan badan tanggul sebagai kepentingan pengendali banjir
tidak diperkenankan untuk menanam tanaman selain rumput, mendirikan bangunan dan
mengurangi dimensi tanggul.
53
BAB III
METODOLOGI
3.1. Kondisi Daerah Studi
3.1.1. Deskrispsi Lokasi Studi
Secara geografis, letak Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane berada diantara
554406462,26 LS dan 10657401070021,91 BT. Berdasarkan wilayah
administrasi, DAS Ciliwung melingkupi Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kota Depok dan
DKI Jakarta. Total luas DAS Ciliwung adalah 337 km2 dengan panjang aliran utamanya
109 km dari hulu hingga hilir.
Pada studi ini, luas DAS adalah 314,4 km2 dengan panjang sungai utama hingga
letak lokasi studi adalah 86,6 km yang berlokasi di Sungai Ciliwung bagian hilir yang
menjadi batas alami antara Jakarta Selatan dan Jakarta Timur. Sebelah barat sungai
merupakan daerah Pengadegan, Pancoran, Jakarta Selatan dan di sebelah timur sungai
merupakan daerah Cawang, Kramatjati, Jakarta Timur. Panjang sungai kajian 2,178 km
dengan 41 titik patok.
Gambar 3.1 Peta DAS Ciliwung
Sumber: Hasil Pengolahan Data
54
Gambar 3.2 Peta Lokasi Studi
3.1.2. Survei Lokasi
Pada studi ini dilakukan survey lokasi untuk melihat langsung kondisi di daerah
tersebut. Pada daerah dekat lokasi kajian merupakan daerah kumuh yang banyak
ditemukan pemukiman warga di sepanjang aliran sungai bahkan terdapat apartemen dan
supermarket besar.
Dilihat dari banyaknya sampah yang tertinggal di pinggir sungai atau bahkan di atas
ranting pohon, memperlihatkan bahwa daerah ini sering terjadi banjir yang cukup tinggi
bahkan jika tidak terjadi hujan di daerah tersebut.
Gambar 3.3 Gambaran Umum di Sekitar Lokasi Daerah Studi
Sumber: Dokumentasi
3 m
1,5 m
55
3.2. Data yang Diperlukan
Data-data yang diperlukan dalam studi ini meliputi data-data sekunder yang
tersedia di Instansi-instansi Pemerintah. Data-data tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Data-data Sekunder
No. Data Sumber Data Fungsi Data
1. Data tinggi muka air Balai Besar Wilayah
Sungai Ciliwung-Cisadane
Sebagai input untuk
menganalisa debit banjir
rancangan
2. Peta topografi Badan Informasi
Geospasial Untuk membuat peta DAS
4. Data karakteristik
geologi sungai
Balai Besar Wilayah
Sungai Ciliwung-Cisadane
Untuk menganalisa profil aliran
serta kapasitas tampungan
3.3. Langkah Pengerjaan
Langkah-langkah penelitian disusun secara sistematis, sehingga mempermudah
proses penyelesaiannya. Langkah-langkah tersebut dapat dilihat dalam Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Tahapan Pengerjaan Studi
No. Tahapan Metode yang Digunakan Jenis Data
1. Pengumpulan Data Data-data sekunder pada
Tabel 3.1. yang didapat dari
instansi terkait
- Data tinggi muka air 2005-
2015 (11 tahun)
- Data karakteristik geologi
sungai
2. Uji kualitas data - Uji konsistensi data
dengan metode Rescaled
Adjusted Partial Sums
(RAPS)
- Uji abnormalitas data
metode inlier-outlier
- Uji homogenitas (Uji F
dan Uji T)
- Uji persistensi
Data debit
56
No. Tahapan Metode yang Digunakan Jenis Data
3. Analisa banjir
rancangan
Metode Log Pearson Type
III
Data debit
4. Analisis kesesuaian
distribusi
- Uji Chi-Kuadrat
- Uji Smirnov-Kolmogorof
Data debit
5. Analisis profil aliran Untuk melakukan analisa
hidrolika dilakukan dengan
menggunakan program
HEC-RAS 5.0
- Data debit banjir rancangan
- Peta topografi
- Data karakteristik geologi
sungai
3.4. Diagram Alir Penelitian
Diagram alir penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.4.
57
Gambar 3.4. Diagram Alir Pengerjaan Skripsi
57
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Analisa Hidrologi
4.1.1. Data Debit
Data debit pada studi ini didapat dari konversi tinggi muka air hasil catatan Pos
Automatic Water Level Recorder (AWLR) MT. Haryono yang berlokasi di 06°14.559' LS
dan 106°51.747' BT (Dokumentasi pos dan alat terlampir). Data tinggi muka air yang
digunakan adalah data 11 tahun (2005-2015). Berdasarkan pengamatan langsung oleh Unit
Hidrologi Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane, didapatkan persamaan rating
curve sebagai berikut. Sebagai contoh perhitungan, diambil contoh data tinggi muka air
pada tanggal 1 Januari 2015.
Q = 7,6113(h)2 ‒ 11,63(h) + 13,385
Untuk h = 3,44 m, maka
Q = 7,6113(h)2 ‒ 11,63(h) + 13,385
= 7,6113(3,44)2 ‒ 11,63(3,44) + 13,385
= 63,5 m3/det
Perhitungan konversi debit lainnya, ditabelkan (terlampir).
Dari perhitungan diatas, maka didapat debit maksimum tahunan sebagai berikut.
Tabel 4.1 Debit Maksimum Tahunan
No. Tahun Debit (m3/det)
1 2005 165.600
2 2006 144.281
3 2007 205.886
4 2008 152.093
5 2009 165.600
6 2010 182.613
7 2011 161.484
8 2012 213.705
*9 2013 290.929
10 2014 364.702
11 2015 344.192
Sumber: Perhitungan
58
Gambar 4.1 Rating Curve
Sumber: Perhitungan
4.1.2. Uji Kualitas Data
4.1.2.1. Uji Konsistensi Data Metode Rescaled Adjusted Partial Sums (RAPS)
Berhubung data debit yang dimiliki hanya berasal dari satu pos saja, maka
pengujian konsistensi data tersebut menggunakan metode RAPS. Berikut perhitungannya.
Tabel 4.2 Perhitungan Uji Konsistensi Metode Rescaled Adjusted Partial Sums (RAPS)
No. Tahun Q
(m3/det) Sk* [Sk*] Dy2 Dy Sk** [Sk**]
1 2005 165.600 -51.771 51.771 243.658
75.463
0.686 0.686
2 2006 144.281 -73.091 73.091 485.659 0.969 0.969
3 2007 205.886 -11.486 11.486 11.993 0.152 0.152
4 2008 152.093 -65.278 65.278 387.389 0.865 0.865
5 2009 165.600 -51.771 51.771 243.658 0.686 0.686
6 2010 182.613 -34.758 34.758 109.830 0.461 0.461
7 2011 161.484 -55.887 55.887 283.943 0.741 0.741
8 2012 213.705 -3.666 3.666 1.222 0.049 0.049
9 2013 290.929 73.558 73.558 491.887 0.975 0.975
10 2014 364.702 147.330 147.330 1973.292 1.952 1.952
11 2015 344.192 126.820 126.820 1462.128 1.681 1.681
n 11
Max 1.952
Σ Q 2391.085
Min 0.049
Qrerata 217.371
Sumber: Perhitungan
59
dengan:
n = jumlah data
Sk* = simpangan multak debit (m3/det)
Sk** = nilai konsistensi debit (m3/det)
Dy = simpangan rata-rata data debit (m3/det)
Q = │Sk**max│ (m3/det)
R = │Sk**max│ ‒ │Sk**min│ (m3/det)
Ketentuan hipotesa dari metode ini yaitu, bila nilai Q/(n0,5)kritis > Q/(n0,5)hitung dan
nilai R/(n0,5)kritis > R/(n0,5)hitung pada derajat kepercayaan 5% dan nilai n sebagai jumlah
data terobservasi, maka data teruji bersifat konsisten.
Berikut ulasan perhitungan dan kesimpulan.
n
i
Q1
= nQQQ ...21
= 2391,085 m3/det
Qrerata = n
QQQ n ...21
= 11
085,2391
= 217,371 m3/det
Sk* (tahun 2005) = rerataQ
Q2005
= 371,217
600,165
= -51,771 m3/det
[Sk*] (tahun 2005) = │-51,771│
= 51,771 m3/det
Dy2 (tahun 2005) = n
Sk2
2005*
= 11
771,51 2
= 243,658 m3/det
Dy (tahun 2005) = 22
2
2
1 ... nDyDyDy
= 75,463 m3/det
60
**Sk (tahun 2005) =2005
2005*
Dy
Sk
463,75
771,51
0,686 m3/det
[Sk**] (tahun 2005) = │0,686│
= 0,686 m3/det
Q = │Sk**max│
= 1,952 m3/det
R = │Sk**max│ ‒ │Sk**min│
= 1,904 m3/det
Dari data-data diatas, maka didapat.
Q/(n0,5)kritis = 1,148 (lihat Tabel 2.1)
Q/(n0,5)hitung = 0,589
R/(n0,5)kritis = 1,295 (lihat Tabel 2.1)
R/(n0,5)hitung = 0,574
Jadi, telah diketahui jika nilai Q/(n0,5)kritis > Q/(n0,5)hitung dan nilai R/(n0,5)kritis >
R/(n0,5)hitung pada derajat kepercayaan 5%, maka data debit terobservasi terbukti bersifat
konsisten.
4.1.2.2. Inlier-Outlier
Data yang sudah konsisten kemudian perlu diuji lagi dengan uji abnormalitas. Uji
ini untuk mengetahui apakah data maksimm dan minimum dari rangkaian data layak
digunakan atau tidak. Dimana, data yang menyimpang dari ambang atas (XH) dan ambang
bawah (XL) akan dihilangkan.
Tabel 4.3 Perhitungan Uji Inlier-Outlier
No. Tahun Debit
(m3/det) Log X Keterangan
1 2005 165.60 2.219 Nilai ambang atas, Xh
XH = 535.304
Nilai ambang bawah, Xi
XL = 79.359
2 2006 144.28 2.159
3 2007 205.89 2.314
4 2008 152.09 2.182
5 2009 165.60 2.219
6 2010 182.61 2.262
7 2011 161.48 2.208
8 2012 213.71 2.330
9 2013 290.93 2.464
61
No. Tahun Debit
(m3/det) Log X Keterangan
10 2014 364.70 2.562
11 2015 344.19 2.537
Sd 0.144
Rata-rata 2.314
Kn 2.880
Sumber: Perhitungan
Berikut ulasan perhitungan.
Kn = 2,880 (lihat Tabel 2.2)
XH = 10(Xrerata + Kn × S)
= 10(2,314 + 2,880 × 1,144)
= 535,304 m3/det
XL = 10(Xrerata ‒ Kn × S)
= 10(2,314 + 2,880 × 1,144)
= 79,359 m3/det
Dari perhitungan di atas, diketahui bahwa semua data debit berada dalam batasan
normal, di antara nilai ambang atas (XH) dan ambang bawah (XL) sehingga tidak ada data
yang harus dihilangkan.
4.1.2.3. Uji F
Uji F dilakukan untuk mengetahui apa data yang dimiliki bersifat homogen atau
tidak. Apabila pada derajat kebebasan 5% nilai Fkritis > Fhitung maka data teruji dapat
diterima dan hal tersebut menandakan bahwa data bersifat homogen. Begitupun
sebaliknya. Berikut perhitungan uji F dan ulasan pengerjaannya.
Tabel 4.4 Perhitungan Uji F dan Uji T
No.
Kelompok I
No.
Kelompok II
Tahun Debit
(m3/det) Tahun
Debit
(m3/det)
1 2005 165.60 1 2010 182.61
2 2006 144.28 2 2011 161.48
3 2007 205.89 3 2012 213.71
4 2008 152.09 4 2013 290.93
5 2009 165.60 5 2014 364.70
6 2015 344.19
Sumber: Perhitungan
N1 = 5
62
N2 = 6
1X = 166,692 m3/det
2X = 259,604 m3/det
S1 = 23,738
S2 = 85,841
Derajat kebebasan (dk) didapat dengan Persamaan (2-11) dan (2-12)
dk1 = N1 ‒ 1
= 5 ‒ 1
= 4
dk2 = N2 ‒ 1
= 6 ‒ 1
= 5
Maka,
F = )1(.
)1(.
1
2
22
2
2
11
NSN
NSN
= )15(841,856
)16(738,2352
2
= 0,080
Dari Tabel 2.3, pada derajat kepercayaan 5%, untuk dk1 = 4 dan dk2 = 5, diperoleh
Fkritis = 5,190 dan Fhitung = 0,080. Dengan demikian, maka nilai Fkritis > Fhitung dan dapat
dikatakan varian kelompok I dan kelompok II adalah bersifat homogen.
4.1.2.4. Uji T
Uji ini digunakan untuk mengetahun kestabilan rata-rata. Apabila t terhitung lebih
kecil dari tc pada derajat kebebasaan (α) tertentu, maka kedua sampel berasal dari populasi
yang sama. Berikut perhitungan uji T dan ulasan pengerjaannya berdasarkan data pada
Tabel 4.4.
N1 = 5
N2 = 6
1X = 166,692 m3/det
2X = 259,604 m3/det
S1 = 23,738
S2 = 85,841
dk = N1 + N2 ‒ 2
63
= 5 + 6 ‒ 2
= 9
σ = 2
1
21
2
22
2
11
2
NN
SNSN
= 2
1
22
265
841,856738,235
= 72,288
t =
2
1
21
21
11
NN
XX
=
2
1
6
1
5
1288,72
604,259692,166
= 2,123
Dari Tabel 2.3, pada derajat kepercayaan 5%, untuk dk = 9, diperoleh tkritis = 2,262
dan thitung = 2,123. Dengan demikian, maka nilai tkritis > thitung dan dapat dikatakan varian
kelompok I dan kelompok II adalah bersifat homogen.
4.1.2.5. Uji Persistensi
Dalam pelaksanaan uji persistensi ini harus dihitung besarnya koefisien serial.
Salah stau metode yang digunakan, yaitu metode Spearman. Berikut perhitungan dan
ulasannya.
Tabel 4.5 Perhitungan Koefisien Korelasi Serial Metode Spearman
No. Debit
(m3/det) Peringkat di di
2
1 165.600 7 -
2 144.281 11 -4 16
3 205.886 5 6 36
4 152.093 10 -5 25
5 165.600 8 2 4
6 182.613 6 2 4
7 161.484 9 -3 9
8 213.705 4 5 25
9 290.929 3 1 1
10 364.702 1 2 4
64
No. Debit
(m3/det) Peringkat di di
2
11 344.192 2 -1 1
Jumlah - - 125
Sumber: Perhitungan
N = 11
m = N ‒ 1
= 11 ‒ 1
= 10
dk = m ‒ 2
= 10 ‒ 2
= 8
KS =
mm
dim
i
3
1
26
1
= 1010
12561
3
= 0,242
t = KS 2
1
21
2
KS
m
= 0,242 2
1
2242,01
210
= 0,707
Berdasarkan uji satu sisi, pada derajat kepercayaan 5% untuk dk = 8 (lihat Tabel
2.3) diperoleh tkritis = 1,860 dan thitung = 0,707. Dengan demikian, maka nilai tkritis > thitung
dan dapat dikatakan data pada Tabel 4.1 adalah independen atau tidak menunjukkan
adanya persistensi atau dapat dikatakan bahwa data tersebut bersifat acak.
4.1.3. Perhitungan Debit Rancangan
Penggunaan metode Log Pearson Type III ini mempertimbangkan bahwa metode
ini lebih fleksibel dan dapat digunakan untuk semua sebaran data serta umum
dipakai.Secara garis besar, langkah perhitungan dengan metode ini adalah sebagai berikut:
1. Ubah data debit n buah X1, X2, …, Xn menjadi Log X1, Log X2, …, Log Xn
65
Misal dipakai data debit tahun 2005 sebesar 165,600 m3/det. kemudian ditentukan
nilai Log X data tersebut.
Log X = Log 165,600
= 2,219
2. Hitung harga rata-rata
Dari hasil perhitungan selama periode 2005-2015, didapatkan xLog = 2,314
3. Hitung standar deviasi
Standar deviasi dapat dihitung menggunakan Persamaan (2-18)
S =)111(
207,0
= 0,144
4. Hitung koefisien kepencengan (Cs)
Koefisien kepencengan (Cs) dapat dihitung menggunakan Persamaan (2-19)
Cs = 3144,0)211)(111(
021,0
= 0,843
Nilai Cs = 0,843 sesuai dengan persyaratan dalam pedoman pemilihan metode
frekuensi untuk metode Log Pearson Type III, yaitu Cs ≠ 0.
Perhitungan lainnya ditabelkan sebagai berikut.
Tabel 4.6 Data Perhitungan Log Pearson Type III
No. Tahun Debit
(m3/det) Log X
(Log X - Log
Xrerata)2
(Log X - Log
Xrerata)3
1 2005 165.600 2.219 0.009 -0.001
2 2006 144.281 2.159 0.024 -0.004
3 2007 205.886 2.314 0.000 0.000
4 2008 152.093 2.182 0.017 -0.002
5 2009 165.600 2.219 0.009 -0.001
6 2010 182.613 2.262 0.003 0.000
7 2011 161.484 2.208 0.011 -0.001
8 2012 213.705 2.330 0.000 0.000
9 2013 290.929 2.464 0.022 0.003
10 2014 364.702 2.562 0.061 0.015
11 2015 344.192 2.537 0.050 0.011
Jumlah 2391.085 25.455 0.207 0.021
Rerata 217.371 2.314
Sd 0.144
66
No. Tahun Debit
(m3/det) Log X
(Log X - Log
Xrerata)2
(Log X - Log
Xrerata)3
Cs 0.843
Sumber: Perhitungan
5. Menghitung curah hujan rancangan
Sebagai contoh perhitungan diambil data untuk hujan rancangan dengan kala ulang
25 tahun sebagai berikut:
Data yang diketahui:
xLog = 2,314
Sd Log X = 0,144
Cs = 0,843
Tr = 25, maka Pr =25
%100 = 4%
Untuk nilai Cs = 0,843dan nilai Pr = 4%, dari Tabel 2.7 didapat nilai K = 2,010
Log X = SdLogXKLogX
= 2,314 + (2,010) × 0,144
= 2,603
6. Menghitung antilog dari logaritma XT untuk mendapatkan curah hujan rancangan
Hujan Rancangan
Xrancangan = 10Log X
= 102,603
= 401,257 m3/det
Untuk perhitungan lainnya ditabelkan sebagai berikut.
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Debit Rancangan
Tr Pr (%) K K . Sd Q Rancangan
2 50 -0.143 -0.021 196.567
5 20 0.772 0.111 266.235
10 10 1.338 0.193 321.128
25 4 2.010 0.289 401.257
50 2 2.484 0.358 469.478
Sumber: Perhitungan
Setelah selesai menghitung hujan rancangan menggunakan metode Log Pearson
Type III, langkah berikutnya adalah melakukan uji kesesuaian distribusi dengan tujuan
mengetahui kebenaran dari hipotesis yang telah dilakukan.
67
Perhitungan debit kala ulang dengan menggunakan data hujan juga dilakukan
sebagai pembanding. Namun pada perhitungan itu pula masih banyak sekali keterbatasan
yang menjadikan perhitungan debit tersebut kurang tepat seperti pemilihan maksimum
hujan dan α Metode HSS Nakayasu yang seharusnya dilakukan pengamatan langsung.
Pemilihan hidrologi dengan data debit ini dengan alasan bahwa pencatatan tinggi muka air
pada hilir lokasi studi dianggap lebih aktual dengan kondisi di lapangan sehingga
penentuan batas layak huni bisa lebih baik karena debit yang dihasilkan lebih besar
dibandingkan dengan hidrologi menggunakan data debit.
Gambar 4.2 Rating Curve dengan Debit Rancangan
Sumber: Perhitungan
4.1.4. Uji Kesesuaian Distribusi
4.1.4.1. Uji Chi-Kuadrat
Uji Chi-Kuadrat didasarkan pada perbedaan nilai ordinat teoritis atau frekuensi
harapan dengan ordinat empiris. Untuk mengetahui hasil dari uji ini maka digunakan
persamaan (2-21) untuk menghitung X2 hitung beserta dengan banyaknya kelas distribusi
yang menggunakan persamaan (2-22).
Dalam perhitungan uji chi-kuadrat ini, data pengamatan diurutkan dari kecil ke
besar. Contoh perhitungannya adalah sebagai berikut.
68
Tabel 4.8 Data Debit
No. Tahun Debit (m3/det) Log X
1 2005 144.281 2.159
2 2006 152.093 2.182
3 2007 161.484 2.208
4 2008 165.600 2.219
5 2009 165.600 2.219
6 2010 182.613 2.262
7 2011 205.886 2.314
8 2012 213.705 2.330
9 2013 290.929 2.464
10 2014 344.192 2.537
11 2015 364.702 2.562
Sumber: Perhitungan
Pengelompokkan data:
k = 1 + 3,22 log n
= 1 + 3,22 log 11
= 4
Menghitung batas kelas dengan sebaran peluang:
%254
%100
Sebagai contoh perhitungan akan menggunakan nilai Pr = 25%
Untuk Pr = 25% dan Cs = 0,843 didapatkan nilai K = 0,620 (didapat dari Tabel 2.7)
Log X = SdLogXKLogX
= 2,314 + (0,620) × 0,144
= 2,403
X = 10Log X
= 102,403
= 253,108
Perhitungan lainnya ditabelkan sebagai berikut.
Tabel 4.9 Uji Simpangan Vertikal-1
Probabilitas K Log X X
75 -0.736 2.208 161.497
50 -0.143 2.294 196.567
25 0.620 2.403 253.108
Sumber: Perhitungan
69
Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Chi-Kuadrat
No. Batas Kelas
Jumlah Data
Ef - Of (Ef - Of)2 Expected
Frequency (Ef)
Observed
Frequency (Of)
1 0,00 - 161,497 2.75 3 0.25 0.0625
2 161,497 - 196,567 2.75 3 0.25 0.0625
3 196,567 - 253,108 2.75 2 0.75 0.5625
4 253,108 ~ 2.75 3 0.25 0.0625
Jumlah 11 11
0.75
Sumber: Perhitungan
Contoh Perhitungan:
Banyak data = 13
Banyak kelas (k) = 4
Derajat Bebas (n) = k – h – 1; h=2
= 1
Dari Tabel 2.8, untuk α = 5% diperoleh x2cr = 3,841 dan untuk α = 1% diperoleh
x2cr = 6,635.
Expected Frequency (Ef)
Ef = 75,24
13
k
n
Observed Frequency (Of)
Nilai Observed Frequency ini didapat dari perhitungan probabilitas distribusi
teoritis dengan memakai interval probabilitas.
Dari Tabel 2.8, untuk α = 5% diperoleh x2cr = 3,841 dan didapat x2
hitung = 0,273.
Sehingga x2hitung < x2
cr → 0,273 < 3,841 maka hipotesa dapat diterima. Sedangakan untuk
α=1% diperoleh x2cr = 6,635 dan didapat x2
hitung = 0,273. Sehingga x2hitung < x2
cr → 0,273 <
6,635 maka hipotesa dapat diterima.
4.1.4.2. Uji Smirnov-Kolmogorof
Uji Smirnov-Kolmogorov sering juga disebut uji kecocokan non-parametic, kerana
pengujiannya tidak menggunakan fungsi distribusi tertentu.
Contoh perhitungan menggunakan data tahun 2014 dengan besar debit 364,702
m3/det adalah sebagai berikut. Sebelumnya, data hujan disusun dari besar ke kecil,
kemudian menghitung peluang empiris berdasarkan rumus Weibull.
70
Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Δmaks
No. Debit (m3/det) Log x Pe (x) Pt (x)
Pe (x) - Pt (x) (%) (%)
1 364.702 2.562 8.333 18.637 10.304
2 344.192 2.537 16.667 22.473 5.806
3 290.929 2.464 25.000 33.613 8.613
4 213.705 2.330 33.333 54.055 20.722
5 205.886 2.314 41.667 56.525 14.859
6 182.613 2.262 50.000 64.474 14.474
7 165.600 2.219 58.333 70.954 12.621
8 165.600 2.219 66.667 70.954 4.288
9 161.484 2.208 75.000 72.622 2.378
10 152.093 2.182 83.333 76.592 6.741
11 144.281 2.159 91.667 80.087 11.580
Jumlah 25.455
Δmaks 20.722 Rerata 2.314
Simpangan Baku 0.144
Kepencengan (Cs) 0.843
Sumber: Perhitungan
P = 1n
m
= 111
1
= 0,083
= 8,333 %
Mencari nilai Log dari nilai debit
Log 364,702 = 2,562
Mencari nilai K dengan persamaan
K = Sd
LogXLogX
= 144,0
314,2562,2
= 1,722
Mencari harga Pr melalui Tabel 2.7, didapat nilai Pr = 18,637
Menghitung selisih Pe dan Pt dengan persamaan
Δmaks = [Pe ‒ Pt]
= [8,333 ‒ 18,637]
= 10,304
71
Didapat nilai Δmaks = 20,722 kemudian dicocokan dengan Δcr (Tabel 2.9) diketahui
untuk α = 5% diperoleh nilai Δcr = 43,7 dan untuk α = 1% diperoleh nilai Δcr = 46,8.
Dengan demikian dapat disimpulkan sebagai berikut.
Tabel 4.12 Perbandingan Nilai Δmaks dengan Δcr
No Δcr Δmaks Keterangan
1 43.7 20.722 Δmaks < Δcr Hipotesa Log Pearson Diterima
2 46.8 20.722 Δmaks < Δcr Hipotesa Log Pearson Diterima
Sumber: Perhitungan
Kesimpulan dari dua uji kesesuaian distribusi Chi-Square dan Smirnov-
Kolmogorov ini adalah menunjukan bahwa analisa frekuensi yang dipilih yaitu metode
Log Pearson Type III diterima dan dapat digunakan untuk tahap analisis berikutnya.
72
4.2. Analisa Hidrolika
4.2.1. Data Geometri
Data utama yang dibutuhkan pada suatu sistem sungai antara lain adalah data
potongan melintang, data potongan memanjang dan koefisien Manning.
4.2.1.1. Skema Sistem Sungai
Pada studi ini, skema sungai dikaji mulai dari patok 156 sampai tepat pada
jembatan Jalan MT. Haryono (patok 116) dengan panjang sungai 2,178 km dan jarak antar
patok yang bervariasi rata-rata 53 m. Skema sistem sungai dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Gambar 4.3 Skema Sistem Sungai Ciliwung (tanpa skala)
Sumber: Pengolaan Data HEC-RAS v.5.0.
4.2.1.2. Geometri Potongan Melintang
Data penampang melintang digambarkan dengan memasukkan data titik koordinat
yang merupakan stasiun dan elevasi dari kiri ke kanan secara berurutan dan dibuat
Hulu
73
sistematis dari hulu ke hilir. Dalam studi ini terdapat 41 patok dengan lebar yang bervariasi
dengan rata-rata lebar 53,5 m.
4.2.1.3. Koefisien Kekasaran Manning
Koefisien kekasaran Manning yang digunakan, diambil berdasarkan asumsi kondisi
sungai di lapangan. Angka koefisien tersebut ditentukan dengan Persamaan (2-64) dengan
melihat Tabel 2.11, maka didapat angka koefisien kekasaran Manning dengan
menggunakan Rumus Cowan sebagai berikut.
n0 = 0,020
n1 = 0,000
n2 = 0,005
n3 = 0,000
n4 = 0,005
m5 = 1,000
n = )( 432105 nnnnnm
= 1 (0,020+0,000+0,005+0,000+0,005)
= 0,030
4.2.2. Data Aliran Tetap (Steady Flow)
Debit yang didapat dan yang akan dimasukkan pada hulu diasumsi akan konstan
untuk penampang berikutnya. Hal ini juga ditinjau dari lokasi studi yang masih jauh dari
pantai sehingga tidak ada pengaruh pasang-surut.
Pada reach boundary condition (kondisi batas) digunakan dua kondisi batas yaitu,
kondisi batas hulu dan kondisi batas hilir. Untuk kondisi batas hulu digunakan critical
depth (kedalaman kritis) dari debit rancangan. Debit yang digunakan untuk proses running
pada aplikasi ini adalah debit rancangan dengan kala ulang 2, 5, 10, 25 dan 50 tahun (Tabel
4.7). Sedangkan untuk kondisi batas hilir digunakan normal depth (kedalaman normal).
Berikut tabel hasil pengolahan data.
74
Tabel 4.13 Hasil Pengolahan Data (HEC-RAS v.5.0.) Q 2 Tahun
Patok Debit
El.
Dasar
Sungai
El.
Muka
Air
El.
Kedalaman
Kritis
El.
Garis
Energi
Slope
Garis
Energi
V Daerah
Aliran
Lebar
Puncak Fr
(m3/det) (m) (m) (m) (m) (m/m) (m/det) (m2) (m)
156
196.57
10.2 17.93 13.68 18 0.00015 1.13 184.9 45.24 0.16
155 10.21 17.91 14.18 17.99 0.000207 1.26 169.21 46.55 0.18
154 11.04 17.89 14.56 17.98 0.000226 1.32 164.08 49.29 0.19
153 10.4 17.88 14.45 17.97 0.000261 1.35 159.05 50.34 0.21
152 10.13 17.89 13.7 17.95 0.000164 1.18 185.91 50.13 0.16
151 9.54 17.89 13.09 17.93 0.000098 0.98 225.16 55.57 0.13
150 9.95 17.88 13.2 17.93 0.000099 0.98 227.75 60.21 0.13
149 9.52 17.89 12.91 17.92 0.000085 0.85 246.81 74.63 0.12
148 9.42 17.88 12.9 17.92 0.000074 0.85 263.9 73.57 0.12
147 9.21 17.89 12.13 17.91 0.000045 0.7 295.02 55.11 0.09
146 9.42 17.89 13.2 17.91 0.000054 0.66 298.06 62.33 0.1
145 9.68 17.88 12.62 17.91 0.000048 0.7 309 68.47 0.09
144 12.2 17.78 15.69 17.89 0.000445 1.6 135.77 43.1 0.26
143 11.58 17.8 14.17 17.86 0.000176 1.14 192.35 65.74 0.17
142 9.85 17.81 13.78 17.84 0.000106 0.81 243.98 63.63 0.13
141 8.71 17.81 12.75 17.84 0.000087 0.82 263.34 72.68 0.12
140 7.62 17.77 12.4 17.83 0.000123 1.07 207.48 51.49 0.14
139 8.21 17.75 13.17 17.82 0.000198 1.19 186 75.21 0.17
138 8.98 17.74 12.72 17.8 0.000149 1.14 199.69 79.15 0.15
137 9.12 17.73 12.86 17.79 0.000149 1.15 192.82 72.25 0.15
136 9.42 17.72 13.3 17.78 0.000168 1.18 192.81 72.85 0.17
135 9.5 17.72 13.3 17.78 0.000146 1.11 204.44 70.36 0.16
134 9.58 17.72 13.17 17.77 0.000107 1.03 231.2 67.51 0.14
133 9.51 17.71 13.02 17.76 0.000107 0.98 224.95 61.27 0.14
132 9.44 17.72 12.71 17.76 0.000085 0.89 242.56 63.55 0.12
131 9.33 17.71 12.58 17.75 0.000082 0.94 230.62 52.87 0.12
130 9.22 17.7 12.88 17.75 0.0001 1.01 237.73 71.37 0.13
129 9.57 17.66 13.84 17.74 0.000232 1.35 175.39 72.02 0.19
128 9.97 17.64 13.78 17.72 0.00019 1.25 171.92 45.28 0.18
127 9.96 17.65 13.56 17.7 0.000135 0.94 208.9 51.56 0.15
126 10.19 17.65 14.07 17.69 0.000157 0.93 211.25 60.57 0.16
125 10.19 17.64 14.08 17.68 0.000131 0.87 225.71 61.83 0.15
124 10.51 17.61 14.3 17.67 0.000195 1.05 186.76 50.98 0.18
123 11.6 17.6 14.37 17.66 0.000186 1.09 190.55 58.31 0.18
122 11.2 17.58 14.53 17.64 0.000257 1.16 176.2 60.91 0.2
121 11.21 17.5 14.99 17.63 0.000502 1.69 134.1 52.38 0.28
120 11.2 17.53 14.4 17.59 0.000263 1.12 175.5 55.71 0.2
119 11.38 17.28 15.3 17.55 0.001004 2.3 87.44 33.5 0.39
118 11.55 17.36 15.4 17.47 0.000475 1.58 139.29 50.74 0.27
117 11.78 17.25 15.48 17.43 0.000919 1.87 105.31 38.91 0.36
116 12.01 17.15 15.14 17.37 0.000851 2.11 94.82 33.77 0.36
Sumber: Hasil analisa dengan HEC-RAS v.5.0.
75
Tabel 4.14 Hasil Pengolahan Data (HEC-RAS v.5.0.) Q 5 Tahun
Patok Debit
El.
Dasar
Sungai
El.
Muka
Air
El.
Kedalaman
Kritis
El.
Garis
Energi
Slope
Garis
Energi
V Daerah
Aliran
Lebar
Puncak Fr
(m3/det) (m) (m) (m) (m) (m/m) (m/det) (m2) (m)
156
266.24
10.2 18.66 14.17 18.74 0.000173 1.3 217.9 45.71 0.17
155 10.21 18.64 14.68 18.73 0.000228 1.43 203.31 47.5 0.2
154 11.04 18.62 15.03 18.72 0.000241 1.47 200.08 49.84 0.2
153 10.4 18.61 15 18.71 0.00027 1.49 195.89 51.05 0.21
152 10.13 18.61 14.2 18.69 0.000185 1.33 222.68 51.15 0.18
151 9.54 18.62 13.6 18.67 0.000114 1.12 265.76 56.11 0.14
150 9.95 18.61 13.7 18.67 0.000113 1.11 271.78 60.87 0.14
149 9.52 18.61 13.39 18.66 0.000093 0.96 301.48 75.44 0.13
148 9.42 18.61 13.39 18.65 0.000082 0.95 317.93 74.67 0.12
147 9.21 18.61 12.56 18.65 0.000057 0.83 335.53 56.38 0.1
146 9.42 18.61 13.59 18.64 0.000066 0.77 344.45 65.23 0.11
145 9.68 18.61 13.08 18.64 0.000057 0.81 359.38 70.11 0.1
144 12.2 18.49 16.14 18.62 0.000454 1.72 167.46 51.89 0.27
143 11.58 18.52 14.62 18.59 0.000178 1.27 239.57 65.74 0.18
142 9.85 18.53 14.26 18.57 0.000113 0.92 289.75 63.63 0.14
141 8.71 18.53 13.37 18.56 0.000092 0.93 315.66 72.68 0.13
140 7.62 18.49 13.05 18.55 0.000145 1.22 244.42 52.32 0.15
139 8.21 18.47 13.84 18.54 0.000196 1.3 239.94 75.21 0.18
138 8.98 18.46 13.26 18.53 0.000157 1.26 256.41 79.15 0.15
137 9.12 18.44 13.44 18.52 0.000159 1.29 245.38 73.69 0.16
136 9.42 18.44 13.86 18.51 0.00017 1.3 245.01 72.85 0.17
135 9.5 18.44 13.85 18.5 0.000151 1.23 254.81 70.36 0.16
134 9.58 18.44 13.72 18.49 0.000115 1.16 279.51 67.51 0.14
133 9.51 18.43 13.54 18.48 0.000118 1.12 268.61 61.27 0.15
132 9.44 18.43 13.17 18.48 0.000096 1.03 287.87 63.55 0.13
131 9.33 18.42 13.06 18.48 0.000098 1.1 268.08 52.87 0.14
130 9.22 18.41 13.42 18.47 0.000109 1.13 288.56 71.37 0.14
129 9.57 18.37 14.45 18.46 0.000225 1.45 226.84 72.02 0.19
128 9.97 18.35 14.32 18.44 0.000216 1.42 203.97 46.13 0.19
127 9.96 18.36 14.08 18.42 0.000153 1.08 245.76 53.13 0.16
126 10.19 18.35 14.53 18.41 0.000164 1.05 254.75 62.74 0.17
125 10.19 18.35 14.51 18.4 0.00014 0.99 270.12 64.04 0.15
124 10.51 18.31 14.75 18.38 0.000217 1.19 223.66 54.61 0.19
123 11.6 18.3 14.78 18.37 0.000197 1.21 232.31 60.9 0.19
122 11.2 18.28 14.97 18.36 0.000255 1.26 220.28 64.62 0.21
121 11.21 18.21 15.59 18.34 0.00046 1.76 173.9 72.06 0.27
120 11.2 18.23 14.92 18.31 0.000256 1.24 215.03 56.84 0.2
119 11.38 17.95 15.83 18.26 0.001006 2.51 116.84 49.35 0.39
118 11.55 18.05 16.05 18.17 0.000444 1.68 174.91 52 0.27
117 11.78 17.94 15.97 18.14 0.000883 2 133.25 43 0.36
116 12.01 17.81 15.65 18.08 0.00085 2.35 120.23 44.15 0.37
Sumber: Hasil analisa dengan HEC-RAS v.5.0.
76
Tabel 4.15 Hasil Pengolahan Data (HEC-RAS v.5.0.) Q 10 Tahun
Patok Debit
El.
Dasar
Sungai
El.
Muka
Air
El.
Kedalaman
Kritis
El.
Garis
Energi
Slope
Garis
Energi
V Daerah
Aliran
Lebar
Puncak Fr
(m3/det) (m) (m) (m) (m) (m/m) (m/det) (m2) (m)
156
321.13
10.2 19.13 14.52 19.23 0.000192 1.43 239.46 46.02 0.18
155 10.21 19.11 15.04 19.22 0.000247 1.55 225.76 48.11 0.21
154 11.04 19.09 15.36 19.21 0.000256 1.59 223.59 50.2 0.21
153 10.4 19.08 15.37 19.2 0.000283 1.6 219.99 51.51 0.22
152 10.13 19.08 14.56 19.18 0.000202 1.44 246.87 51.81 0.19
151 9.54 19.09 13.96 19.16 0.000127 1.23 292.26 56.46 0.15
150 9.95 19.08 14.05 19.15 0.000124 1.21 300.55 61.3 0.15
149 9.52 19.09 13.73 19.14 0.0001 1.04 337.23 75.96 0.14
148 9.42 19.09 13.73 19.13 0.000089 1.03 353.37 75.38 0.13
147 9.21 19.08 12.87 19.13 0.000067 0.93 362.25 57.2 0.11
146 9.42 19.08 13.86 19.12 0.000075 0.85 375.62 67.11 0.12
145 9.68 19.08 13.39 19.12 0.000065 0.89 392.7 71.28 0.11
144 12.2 18.95 16.42 19.1 0.000443 1.82 196.04 62.86 0.27
143 11.58 18.98 14.95 19.07 0.000184 1.36 270.08 65.74 0.18
142 9.85 18.99 14.61 19.05 0.000121 1.01 319.3 63.63 0.14
141 8.71 18.99 13.79 19.04 0.000098 1.01 349.45 72.68 0.13
140 7.62 18.94 13.5 19.02 0.000162 1.34 268.51 52.86 0.16
139 8.21 18.93 14.3 19.01 0.000198 1.38 274.76 75.21 0.18
138 8.98 18.92 13.66 19 0.000163 1.34 293.06 79.15 0.16
137 9.12 18.9 13.83 18.99 0.000167 1.38 279.32 73.69 0.17
136 9.42 18.9 14.26 18.98 0.000175 1.38 278.6 72.85 0.18
135 9.5 18.9 14.24 18.97 0.000157 1.32 287.2 70.36 0.17
134 9.58 18.9 14.1 18.96 0.000124 1.26 310.57 67.51 0.15
133 9.51 18.88 13.9 18.95 0.000129 1.23 296.62 61.27 0.16
132 9.44 18.89 13.51 18.95 0.000105 1.13 316.96 63.55 0.14
131 9.33 18.87 13.39 18.94 0.000111 1.23 292.08 52.87 0.15
130 9.22 18.87 13.8 18.93 0.000117 1.22 321.13 71.37 0.15
129 9.57 18.83 14.88 18.92 0.000226 1.53 259.74 72.02 0.19
128 9.97 18.79 14.7 18.9 0.00024 1.56 224.59 46.68 0.21
127 9.96 18.8 14.45 18.88 0.000169 1.19 269.73 54.13 0.17
126 10.19 18.8 14.84 18.87 0.000174 1.13 283.17 64.13 0.17
125 10.19 18.8 14.81 18.86 0.000151 1.07 299.13 65.45 0.16
124 10.51 18.75 15.06 18.84 0.000237 1.29 248.35 56.91 0.2
123 11.6 18.74 15.07 18.82 0.000209 1.3 259.65 62.53 0.19
122 11.2 18.72 15.27 18.81 0.000263 1.34 249.48 66.96 0.21
121 11.21 18.65 16 18.8 0.000432 1.83 208.72 78.41 0.27
120 11.2 18.67 15.25 18.76 0.000259 1.33 244.87 70.14 0.21
119 11.38 18.4 16.21 18.72 0.000959 2.6 142.07 64.58 0.39
118 11.55 18.49 16.28 18.63 0.000436 1.77 201.95 73.46 0.27
117 11.78 18.38 16.28 18.6 0.000949 2.08 154.07 49.26 0.38
116 12.01 18.23 16 18.54 0.000851 2.51 140.44 51.53 0.38
Sumber: Hasil analisa dengan HEC-RAS v.5.0.
77
Tabel 4.16 Hasil Pengolahan Data (HEC-RAS v.5.0.) Q 25 Tahun
Patok Debit
El.
Dasar
Sungai
El.
Muka
Air
El.
Kedalaman
Kritis
El.
Garis
Energi
Slope
Garis
Energi
V Daerah
Aliran
Lebar
Puncak Fr
(m3/det) (m) (m) (m) (m) (m/m) (m/det) (m2) (m)
156
401.26
10.2 19.7 14.98 19.83 0.000222 1.61 266.04 46.39 0.2
155 10.21 19.68 15.51 19.82 0.000277 1.72 253.62 48.86 0.22
154 11.04 19.66 15.79 19.8 0.000282 1.75 252.56 50.63 0.22
153 10.4 19.65 15.85 19.8 0.000307 1.76 249.75 52.08 0.23
152 10.13 19.66 15.04 19.77 0.000228 1.6 276.87 52.62 0.2
151 9.54 19.66 14.43 19.75 0.000146 1.37 324.91 56.89 0.16
150 9.95 19.66 14.51 19.74 0.00014 1.34 336.02 61.82 0.16
149 9.52 19.67 14.16 19.73 0.000111 1.16 381.36 76.61 0.15
148 9.42 19.66 14.18 19.72 0.0001 1.14 397.23 76.25 0.14
147 9.21 19.66 13.27 19.72 0.000081 1.07 395.46 58.2 0.13
146 9.42 19.66 14.19 19.71 0.000088 0.97 414.97 68.92 0.13
145 9.68 19.66 13.81 19.7 0.000076 1 434.22 72.72 0.12
144 12.2 19.52 16.76 19.68 0.000442 1.96 231.46 62.86 0.28
143 11.58 19.55 15.64 19.65 0.000197 1.5 307.29 65.74 0.19
142 9.85 19.56 15.06 19.63 0.000135 1.13 355.39 63.63 0.15
141 8.71 19.56 14.58 19.62 0.000108 1.13 390.7 72.68 0.14
140 7.62 19.5 14.07 19.6 0.000189 1.5 298.14 53.51 0.18
139 8.21 19.49 15.04 19.59 0.000207 1.5 317.01 75.21 0.19
138 8.98 19.48 14.18 19.57 0.000174 1.46 337.51 79.15 0.17
137 9.12 19.46 14.36 19.56 0.000181 1.51 320.44 73.69 0.18
136 9.42 19.45 14.78 19.55 0.000186 1.51 319.22 72.85 0.18
135 9.5 19.46 14.75 19.55 0.00017 1.46 326.39 70.36 0.18
134 9.58 19.45 14.61 19.53 0.000138 1.4 348.12 67.51 0.16
133 9.51 19.44 14.38 19.52 0.000145 1.38 330.44 61.27 0.17
132 9.44 19.44 13.95 19.52 0.00012 1.28 352.09 63.55 0.15
131 9.33 19.42 13.84 19.51 0.000131 1.4 320.98 52.87 0.16
130 9.22 19.42 14.31 19.5 0.000131 1.36 360.42 71.37 0.16
129 9.57 19.38 15.43 19.49 0.000237 1.65 299.29 72.02 0.2
128 9.97 19.32 15.19 19.46 0.000277 1.74 249.58 47.33 0.22
127 9.96 19.34 14.91 19.43 0.000195 1.34 299.04 55.32 0.18
126 10.19 19.34 15.23 19.42 0.000193 1.26 318.07 65.79 0.18
125 10.19 19.33 15.18 19.41 0.000169 1.2 334.74 67.13 0.17
124 10.51 19.28 15.48 19.39 0.000269 1.44 279.17 59.65 0.21
123 11.6 19.27 15.45 19.37 0.000232 1.44 293.24 64.48 0.21
122 11.2 19.25 15.68 19.36 0.000281 1.46 285.69 69.76 0.22
121 11.21 19.19 16.85 19.34 0.000416 1.92 250.6 78.41 0.27
120 11.2 19.2 15.67 19.31 0.00027 1.46 282.04 70.14 0.21
119 11.38 18.94 16.7 19.26 0.000892 2.7 176.87 64.58 0.38
118 11.55 19.03 16.56 19.19 0.00043 1.9 241.15 73.46 0.27
117 11.78 18.9 16.66 19.15 0.000912 2.23 179.7 49.54 0.37
116 12.01 18.74 16.47 19.09 0.000852 2.7 168.52 56.28 0.38
Sumber: Hasil analisa dengan HEC-RAS v.5.0.
78
Tabel 4.17 Hasil Pengolahan Data (HEC-RAS v.5.0.) Q 50 Tahun
Patok Debit
El.
Dasar
Sungai
El.
Muka
Air
El.
Kedalaman
Kritis
El.
Garis
Energi
Slope
Garis
Energi
V Daerah
Aliran
Lebar
Puncak Fr
(m3/det) (m) (m) (m) (m) (m/m) (m/det) (m2) (m)
156
469.48
10.2 20.14 15.33 20.29 0.000246 1.75 286.29 46.67 0.21
155 10.21 20.11 15.88 20.27 0.0003 1.85 275 49.43 0.23
154 11.04 20.1 16.18 20.26 0.000303 1.88 274.66 50.96 0.23
153 10.4 20.09 16.22 20.25 0.000326 1.88 272.49 52.5 0.24
152 10.13 20.09 15.41 20.22 0.000249 1.72 299.89 53.23 0.21
151 9.54 20.1 14.79 20.2 0.000162 1.49 349.8 57.21 0.17
150 9.95 20.1 14.87 20.19 0.000154 1.45 363.09 62.22 0.17
149 9.52 20.1 14.5 20.18 0.00012 1.24 415.07 77.1 0.15
148 9.42 20.1 14.52 20.17 0.000109 1.22 430.82 76.91 0.15
147 9.21 20.1 13.59 20.16 0.000092 1.17 420.99 58.96 0.14
146 9.42 20.1 14.43 20.16 0.000097 1.05 445.08 68.92 0.13
145 9.68 20.1 14.12 20.15 0.000085 1.09 466.25 73.8 0.13
144 12.2 19.94 17.02 20.13 0.000443 2.07 258.27 62.86 0.28
143 11.58 19.98 15.97 20.09 0.000208 1.61 335.45 65.74 0.2
142 9.85 19.99 15.37 20.07 0.000147 1.23 382.69 63.63 0.16
141 8.71 19.99 15.08 20.06 0.000117 1.23 421.92 72.68 0.15
140 7.62 19.92 14.51 20.04 0.00021 1.62 320.76 54 0.19
139 8.21 19.92 15.51 20.02 0.000216 1.59 348.9 75.21 0.19
138 8.98 19.91 14.6 20 0.000183 1.55 371.09 79.15 0.17
137 9.12 19.88 14.76 19.99 0.000192 1.62 351.48 73.69 0.19
136 9.42 19.88 15.18 19.98 0.000196 1.61 349.88 72.85 0.19
135 9.5 19.88 15.15 19.98 0.000181 1.57 355.96 70.36 0.19
134 9.58 19.87 15 19.97 0.00015 1.51 376.45 67.51 0.17
133 9.51 19.85 14.74 19.95 0.000159 1.5 355.92 61.27 0.18
132 9.44 19.86 14.29 19.95 0.000132 1.39 378.57 63.55 0.16
131 9.33 19.83 14.19 19.94 0.000148 1.54 342.72 52.87 0.17
130 9.22 19.84 14.71 19.92 0.000142 1.47 390.02 71.37 0.16
129 9.57 19.79 16.42 19.91 0.000247 1.75 329.06 72.02 0.21
128 9.97 19.72 15.61 19.89 0.000307 1.89 268.53 47.81 0.24
127 9.96 19.74 15.24 19.85 0.000216 1.46 321.47 56.22 0.2
126 10.19 19.74 15.52 19.83 0.000208 1.36 344.87 67.03 0.19
125 10.19 19.74 15.54 19.82 0.000184 1.3 362.09 68.4 0.18
124 10.51 19.68 15.72 19.8 0.000293 1.55 303.27 61.71 0.22
123 11.6 19.67 15.75 19.78 0.00025 1.54 319.13 65.95 0.22
122 11.2 19.65 15.99 19.77 0.000296 1.55 313.87 71.85 0.23
121 11.21 19.59 17.1 19.75 0.00041 2.01 282.02 78.41 0.27
120 11.2 19.6 16.08 19.72 0.00028 1.57 309.93 70.14 0.22
119 11.38 19.34 17.18 19.68 0.000856 2.78 202.85 64.58 0.38
118 11.55 19.43 16.78 19.6 0.00043 2 270.52 73.46 0.28
117 11.78 19.28 16.96 19.56 0.000911 2.36 198.69 49.74 0.38
116 12.01 19.13 16.85 19.5 0.000851 2.84 190.75 58.65 0.39
Sumber: Hasil analisa dengan HEC-RAS v.5.0.
79
Tabel 4.18 Rekapitulasi Tinggi Muka Air Q 2 Tahun
Patok
Elevasi
Tanggul (m) El.
Dasar
Sungai
El.
Muka
Air
Muka Air
dari El.
Dasar
Sungai (m)
Muka Air dari
El. Tanggul (m) Keterangan
Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan
156 23.45 16.47 10.20 17.93 7.73 - 1.46 Aman Melimpas
155 22.18 16.03 10.21 17.91 7.70 - 1.88 Aman Melimpas
154 21.54 15.58 11.04 17.89 6.85 - 2.31 Aman Melimpas
153 23.54 16.54 10.40 17.88 7.48 - 1.34 Aman Melimpas
152 26.12 15.79 10.13 17.89 7.76 - 2.10 Aman Melimpas
151 24.74 15.42 9.54 17.89 8.35 - 2.47 Aman Melimpas
150 25.17 15.06 9.95 17.88 7.93 - 2.82 Aman Melimpas
149 25.21 17.05 9.52 17.89 8.37 - 0.84 Aman Melimpas
148 22.21 15.08 9.42 17.88 8.46 - 2.80 Aman Melimpas
147 24.9 15.01 9.21 17.89 8.68 - 2.88 Aman Melimpas
146 19.54 14.42 9.42 17.89 8.47 - 3.47 Aman Melimpas
145 23.81 14.66 9.68 17.88 8.20 - 3.22 Aman Melimpas
144 18.45 15.3 12.20 17.78 5.58 - 2.48 Aman Melimpas
143 17.41 15.01 11.58 17.8 6.22 0.39 2.79 Melimpas Melimpas
142 17.02 16.21 9.85 17.81 7.96 0.79 1.60 Melimpas Melimpas
141 16.38 15.38 8.71 17.81 9.10 1.43 2.43 Melimpas Melimpas
140 15.19 23.62 7.62 17.77 10.15 2.58 - Melimpas Aman
139 15.18 17.54 8.21 17.75 9.54 2.57 0.21 Melimpas Melimpas
138 15.11 17.71 8.98 17.74 8.76 2.63 0.03 Melimpas Melimpas
137 15.725 17.354 9.12 17.73 8.61 2.01 0.38 Melimpas Melimpas
136 16.05 17.17 9.42 17.72 8.30 1.67 0.55 Melimpas Melimpas
135 15.52 17.05 9.50 17.72 8.22 2.20 0.67 Melimpas Melimpas
134 15.491 15.802 9.58 17.72 8.14 2.23 1.92 Melimpas Melimpas
133 15.18 16.42 9.51 17.71 8.20 2.53 1.29 Melimpas Melimpas
132 15.42 16.51 9.44 17.72 8.28 2.30 1.21 Melimpas Melimpas
131 15.72 15.95 9.33 17.71 8.38 1.99 1.76 Melimpas Melimpas
130 16.68 14.67 9.22 17.7 8.48 1.02 3.03 Melimpas Melimpas
129 15.781 17.251 9.57 17.66 8.09 1.88 0.41 Melimpas Melimpas
128 15.11 24.59 9.97 17.64 7.67 2.53 - Melimpas Aman
127 16.26 22.34 9.96 17.65 7.69 1.39 - Melimpas Aman
126 16.54 22.22 10.19 17.65 7.46 1.11 - Melimpas Aman
125 15.83 22.22 10.19 17.64 7.45 1.81 - Melimpas Aman
124 15.41 20.53 10.51 17.61 7.10 2.20 - Melimpas Aman
123 15.95 21.05 11.60 17.6 6.00 1.65 - Melimpas Aman
122 16.48 19.71 11.20 17.58 6.38 1.10 - Melimpas Aman
121 16.04 17.96 11.21 17.5 6.29 1.46 - Melimpas Aman
120 18.33 16.53 11.20 17.53 6.33 - 1.00 Aman Melimpas
119 18.225 16.825 11.38 17.28 5.90 - 0.46 Aman Melimpas
118 18.218 15.748 11.55 17.36 5.81 - 1.61 Aman Melimpas
117 21.92 18.14 11.78 17.25 5.47 - - Aman Aman
116 17.38 16.51 12.01 17.15 5.14 - 0.64 Aman Melimpas
Sumber: Hasil analisa dengan HEC-RAS v.5.0.
80
Tabel 4.19 Rekapitulasi Tinggi Muka Air Q 5 Tahun
Patok
Elevasi
Tanggul El.
Dasar
Sungai
El.
Muka
Air
Muka Air
dari El.
Dasar
Sungai (m)
Muka Air dari El.
Tanggul (m) Keterangan
Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan
156 23.45 16.47 10.20 18.66 8.46 - 2.19 Aman Melimpas
155 22.18 16.03 10.21 18.64 8.43 - 2.61 Aman Melimpas
154 21.54 15.58 11.04 18.62 7.58 - 3.04 Aman Melimpas
153 23.54 16.54 10.40 18.61 8.21 - 2.07 Aman Melimpas
152 26.12 15.79 10.13 18.61 8.48 - 2.82 Aman Melimpas
151 24.74 15.42 9.54 18.62 9.08 - 3.20 Aman Melimpas
150 25.17 15.06 9.95 18.61 8.66 - 3.55 Aman Melimpas
149 25.21 17.05 9.52 18.61 9.09 - 1.56 Aman Melimpas
148 22.21 15.08 9.42 18.61 9.19 - 3.53 Aman Melimpas
147 24.9 15.01 9.21 18.61 9.40 - 3.60 Aman Melimpas
146 19.54 14.42 9.42 18.61 9.19 - 4.19 Aman Melimpas
145 23.81 14.66 9.68 18.61 8.93 - 3.95 Aman Melimpas
144 18.45 15.3 12.20 18.49 6.29 0.04 3.19 Melimpas Melimpas
143 17.41 15.01 11.58 18.52 6.94 1.11 3.51 Melimpas Melimpas
142 17.02 16.21 9.85 18.53 8.68 1.51 2.32 Melimpas Melimpas
141 16.38 15.38 8.71 18.53 9.82 2.15 3.15 Melimpas Melimpas
140 15.19 23.62 7.62 18.49 10.87 3.30 - Melimpas Aman
139 15.18 17.54 8.21 18.47 10.26 3.29 0.93 Melimpas Melimpas
138 15.11 17.71 8.98 18.46 9.48 3.35 0.75 Melimpas Melimpas
137 15.725 17.354 9.12 18.44 9.32 2.72 1.09 Melimpas Melimpas
136 16.05 17.17 9.42 18.44 9.02 2.39 1.27 Melimpas Melimpas
135 15.52 17.05 9.50 18.44 8.94 2.92 1.39 Melimpas Melimpas
134 15.491 15.802 9.58 18.44 8.86 2.95 2.64 Melimpas Melimpas
133 15.18 16.42 9.51 18.43 8.92 3.25 2.01 Melimpas Melimpas
132 15.42 16.51 9.44 18.43 8.99 3.01 1.92 Melimpas Melimpas
131 15.72 15.95 9.33 18.42 9.09 2.70 2.47 Melimpas Melimpas
130 16.68 14.67 9.22 18.41 9.19 1.73 3.74 Melimpas Melimpas
129 15.781 17.251 9.57 18.37 8.80 2.59 1.12 Melimpas Melimpas
128 15.11 24.59 9.97 18.35 8.38 3.24 - Melimpas Aman
127 16.26 22.34 9.96 18.36 8.40 2.10 - Melimpas Aman
126 16.54 22.22 10.19 18.35 8.16 1.81 - Melimpas Aman
125 15.83 22.22 10.19 18.35 8.16 2.52 - Melimpas Aman
124 15.41 20.53 10.51 18.31 7.80 2.90 - Melimpas Aman
123 15.95 21.05 11.60 18.3 6.70 2.35 - Melimpas Aman
122 16.48 19.71 11.20 18.28 7.08 1.80 - Melimpas Aman
121 16.04 17.96 11.21 18.21 7.00 2.17 0.25 Melimpas Melimpas
120 18.33 16.53 11.20 18.23 7.03 - 1.70 Aman Melimpas
119 18.225 16.825 11.38 17.95 6.57 - 1.13 Aman Melimpas
118 18.218 15.748 11.55 18.05 6.50 - 2.30 Aman Melimpas
117 21.92 18.14 11.78 17.94 6.16 - - Aman Aman
116 17.38 16.51 12.01 17.81 5.80 0.43 1.30 Melimpas Melimpas
Sumber: Hasil analisa dengan HEC-RAS v.5.0.
81
Tabel 4.20 Rekapitulasi Tinggi Muka Air Q 10 Tahun
Patok
Elevasi
Tanggul (m) El.
Dasar
Sungai
El.
Muka
Air
Muka Air
dari El.
Dasar
Sungai (m)
Muka Air dari
El. Tanggul (m) Keterangan
Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan
156 23.45 16.47 10.20 19.13 8.93 - 2.66 Aman Melimpas
155 22.18 16.03 10.21 19.11 8.90 - 3.08 Aman Melimpas
154 21.54 15.58 11.04 19.09 8.05 - 3.51 Aman Melimpas
153 23.54 16.54 10.40 19.08 8.68 - 2.54 Aman Melimpas
152 26.12 15.79 10.13 19.08 8.95 - 3.29 Aman Melimpas
151 24.74 15.42 9.54 19.09 9.55 - 3.67 Aman Melimpas
150 25.17 15.06 9.95 19.08 9.13 - 4.02 Aman Melimpas
149 25.21 17.05 9.52 19.09 9.57 - 2.04 Aman Melimpas
148 22.21 15.08 9.42 19.09 9.67 - 4.01 Aman Melimpas
147 24.9 15.01 9.21 19.08 9.87 - 4.07 Aman Melimpas
146 19.54 14.42 9.42 19.08 9.66 - 4.66 Aman Melimpas
145 23.81 14.66 9.68 19.08 9.40 - 4.42 Aman Melimpas
144 18.45 15.3 12.20 18.95 6.75 0.50 3.65 Melimpas Melimpas
143 17.41 15.01 11.58 18.98 7.40 1.57 3.97 Melimpas Melimpas
142 17.02 16.21 9.85 18.99 9.14 1.97 2.78 Melimpas Melimpas
141 16.38 15.38 8.71 18.99 10.28 2.61 3.61 Melimpas Melimpas
140 15.19 23.62 7.62 18.94 11.32 3.75 - Melimpas Aman
139 15.18 17.54 8.21 18.93 10.72 3.75 1.39 Melimpas Melimpas
138 15.11 17.71 8.98 18.92 9.94 3.81 1.21 Melimpas Melimpas
137 15.725 17.354 9.12 18.9 9.78 3.18 1.55 Melimpas Melimpas
136 16.05 17.17 9.42 18.9 9.48 2.85 1.73 Melimpas Melimpas
135 15.52 17.05 9.50 18.9 9.40 3.38 1.85 Melimpas Melimpas
134 15.491 15.802 9.58 18.9 9.32 3.41 3.10 Melimpas Melimpas
133 15.18 16.42 9.51 18.88 9.37 3.70 2.46 Melimpas Melimpas
132 15.42 16.51 9.44 18.89 9.45 3.47 2.38 Melimpas Melimpas
131 15.72 15.95 9.33 18.87 9.54 3.15 2.92 Melimpas Melimpas
130 16.68 14.67 9.22 18.87 9.65 2.19 4.20 Melimpas Melimpas
129 15.781 17.251 9.57 18.83 9.26 3.05 1.58 Melimpas Melimpas
128 15.11 24.59 9.97 18.79 8.82 3.68 - Melimpas Aman
127 16.26 22.34 9.96 18.8 8.84 2.54 - Melimpas Aman
126 16.54 22.22 10.19 18.8 8.61 2.26 - Melimpas Aman
125 15.83 22.22 10.19 18.8 8.61 2.97 - Melimpas Aman
124 15.41 20.53 10.51 18.75 8.24 3.34 - Melimpas Aman
123 15.95 21.05 11.60 18.74 7.14 2.79 - Melimpas Aman
122 16.48 19.71 11.20 18.72 7.52 2.24 - Melimpas Aman
121 16.04 17.96 11.21 18.65 7.44 2.61 0.69 Melimpas Melimpas
120 18.33 16.53 11.20 18.67 7.47 0.34 2.14 Melimpas Melimpas
119 18.225 16.825 11.38 18.4 7.02 0.17 1.58 Melimpas Melimpas
118 18.218 15.748 11.55 18.49 6.94 0.27 2.74 Melimpas Melimpas
117 21.92 18.14 11.78 18.38 6.60 - 0.24 Aman Melimpas
116 17.38 16.51 12.01 18.23 6.22 0.85 1.72 Melimpas Melimpas
Sumber: Hasil analisa dengan HEC-RAS v.5.0.
82
Tabel 4.21 Rekapitulasi Tinggi Muka Air Q 25 Tahun
Patok
Elevasi
Tanggul (m) El.
Dasar
Sungai
El.
Muka
Air
Muka Air
dari El.
Dasar
Sungai (m)
Muka Air dari
El. Tanggul (m) Keterangan
Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan
156 23.45 16.47 10.20 19.7 9.50 - 3.23 Aman Melimpas
155 22.18 16.03 10.21 19.68 9.47 - 3.65 Aman Melimpas
154 21.54 15.58 11.04 19.66 8.62 - 4.08 Aman Melimpas
153 23.54 16.54 10.40 19.65 9.25 - 3.11 Aman Melimpas
152 26.12 15.79 10.13 19.66 9.53 - 3.87 Aman Melimpas
151 24.74 15.42 9.54 19.66 10.12 - 4.24 Aman Melimpas
150 25.17 15.06 9.95 19.66 9.71 - 4.60 Aman Melimpas
149 25.21 17.05 9.52 19.67 10.15 - 2.62 Aman Melimpas
148 22.21 15.08 9.42 19.66 10.24 - 4.58 Aman Melimpas
147 24.9 15.01 9.21 19.66 10.45 - 4.65 Aman Melimpas
146 19.54 14.42 9.42 19.66 10.24 0.12 5.24 Melimpas Melimpas
145 23.81 14.66 9.68 19.66 9.98 - 5.00 Aman Melimpas
144 18.45 15.3 12.20 19.52 7.32 1.07 4.22 Melimpas Melimpas
143 17.41 15.01 11.58 19.55 7.97 2.14 4.54 Melimpas Melimpas
142 17.02 16.21 9.85 19.56 9.71 2.54 3.35 Melimpas Melimpas
141 16.38 15.38 8.71 19.56 10.85 3.18 4.18 Melimpas Melimpas
140 15.19 23.62 7.62 19.5 11.88 4.31 - Melimpas Aman
139 15.18 17.54 8.21 19.49 11.28 4.31 1.95 Melimpas Melimpas
138 15.11 17.71 8.98 19.48 10.50 4.37 1.77 Melimpas Melimpas
137 15.725 17.354 9.12 19.46 10.34 3.74 2.11 Melimpas Melimpas
136 16.05 17.17 9.42 19.45 10.03 3.40 2.28 Melimpas Melimpas
135 15.52 17.05 9.50 19.46 9.96 3.94 2.41 Melimpas Melimpas
134 15.491 15.802 9.58 19.45 9.87 3.96 3.65 Melimpas Melimpas
133 15.18 16.42 9.51 19.44 9.93 4.26 3.02 Melimpas Melimpas
132 15.42 16.51 9.44 19.44 10.00 4.02 2.93 Melimpas Melimpas
131 15.72 15.95 9.33 19.42 10.09 3.70 3.47 Melimpas Melimpas
130 16.68 14.67 9.22 19.42 10.20 2.74 4.75 Melimpas Melimpas
129 15.781 17.251 9.57 19.38 9.81 3.60 2.13 Melimpas Melimpas
128 15.11 24.59 9.97 19.32 9.35 4.21 - Melimpas Aman
127 16.26 22.34 9.96 19.34 9.38 3.08 - Melimpas Aman
126 16.54 22.22 10.19 19.34 9.15 2.80 - Melimpas Aman
125 15.83 22.22 10.19 19.33 9.14 3.50 - Melimpas Aman
124 15.41 20.53 10.51 19.28 8.77 3.87 - Melimpas Aman
123 15.95 21.05 11.60 19.27 7.67 3.32 - Melimpas Aman
122 16.48 19.71 11.20 19.25 8.05 2.77 - Melimpas Aman
121 16.04 17.96 11.21 19.19 7.98 3.15 1.23 Melimpas Melimpas
120 18.33 16.53 11.20 19.2 8.00 0.87 2.67 Melimpas Melimpas
119 18.225 16.825 11.38 18.94 7.56 0.72 2.12 Melimpas Melimpas
118 18.218 15.748 11.55 19.03 7.48 0.81 3.28 Melimpas Melimpas
117 21.92 18.14 11.78 18.9 7.12 - 0.76 Aman Melimpas
116 17.38 16.51 12.01 18.74 6.73 1.36 2.23 Melimpas Melimpas
Sumber: Hasil analisa dengan HEC-RAS v.5.0.
83
Tabel 4.22 Rekapitulasi Tinggi Muka Air Q 50 Tahun
Patok
Elevasi
Tanggul El.
Dasar
Sungai
El.
Muka
Air
Muka Air
dari El.
Dasar
Sungai (m)
Muka Air dari El.
Tanggul (m) Keterangan
Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan
156 23.45 16.47 10.20 20.14 9.94 - 3.67 Aman Melimpas
155 22.18 16.03 10.21 20.11 9.90 - 4.08 Aman Melimpas
154 21.54 15.58 11.04 20.1 9.06 - 4.52 Aman Melimpas
153 23.54 16.54 10.40 20.09 9.69 - 3.55 Aman Melimpas
152 26.12 15.79 10.13 20.09 9.96 - 4.30 Aman Melimpas
151 24.74 15.42 9.54 20.1 10.56 - 4.68 Aman Melimpas
150 25.17 15.06 9.95 20.1 10.15 - 5.04 Aman Melimpas
149 25.21 17.05 9.52 20.1 10.58 - 3.05 Aman Melimpas
148 22.21 15.08 9.42 20.1 10.68 - 5.02 Aman Melimpas
147 24.9 15.01 9.21 20.1 10.89 - 5.09 Aman Melimpas
146 19.54 14.42 9.42 20.1 10.68 0.56 5.68 Melimpas Melimpas
145 23.81 14.66 9.68 20.1 10.42 - 5.44 Aman Melimpas
144 18.45 15.3 12.20 19.94 7.74 1.49 4.64 Melimpas Melimpas
143 17.41 15.01 11.58 19.98 8.40 2.57 4.97 Melimpas Melimpas
142 17.02 16.21 9.85 19.99 10.14 2.97 3.78 Melimpas Melimpas
141 16.38 15.38 8.71 19.99 11.28 3.61 4.61 Melimpas Melimpas
140 15.19 23.62 7.62 19.92 12.30 4.73 - Melimpas Aman
139 15.18 17.54 8.21 19.92 11.71 4.74 2.38 Melimpas Melimpas
138 15.11 17.71 8.98 19.91 10.93 4.80 2.20 Melimpas Melimpas
137 15.725 17.354 9.12 19.88 10.76 4.16 2.53 Melimpas Melimpas
136 16.05 17.17 9.42 19.88 10.46 3.83 2.71 Melimpas Melimpas
135 15.52 17.05 9.50 19.88 10.38 4.36 2.83 Melimpas Melimpas
134 15.491 15.802 9.58 19.87 10.29 4.38 4.07 Melimpas Melimpas
133 15.18 16.42 9.51 19.85 10.34 4.67 3.43 Melimpas Melimpas
132 15.42 16.51 9.44 19.86 10.42 4.44 3.35 Melimpas Melimpas
131 15.72 15.95 9.33 19.83 10.50 4.11 3.88 Melimpas Melimpas
130 16.68 14.67 9.22 19.84 10.62 3.16 5.17 Melimpas Melimpas
129 15.781 17.251 9.57 19.79 10.22 4.01 2.54 Melimpas Melimpas
128 15.11 24.59 9.97 19.72 9.75 4.61 - Melimpas Aman
127 16.26 22.34 9.96 19.74 9.78 3.48 - Melimpas Aman
126 16.54 22.22 10.19 19.74 9.55 3.20 - Melimpas Aman
125 15.83 22.22 10.19 19.74 9.55 3.91 - Melimpas Aman
124 15.41 20.53 10.51 19.68 9.17 4.27 - Melimpas Aman
123 15.95 21.05 11.60 19.67 8.07 3.72 - Melimpas Aman
122 16.48 19.71 11.20 19.65 8.45 3.17 - Melimpas Aman
121 16.04 17.96 11.21 19.59 8.38 3.55 1.63 Melimpas Melimpas
120 18.33 16.53 11.20 19.6 8.40 1.27 3.07 Melimpas Melimpas
119 18.225 16.825 11.38 19.34 7.96 1.12 2.52 Melimpas Melimpas
118 18.218 15.748 11.55 19.43 7.88 1.21 3.68 Melimpas Melimpas
117 21.92 18.14 11.78 19.28 7.50 - 1.14 Aman Melimpas
116 17.38 16.51 12.01 19.13 7.12 1.75 2.62 Melimpas Melimpas
Sumber: Hasil analisa dengan HEC-RAS v.5.0.
84
85
86
Dari hasil tabulasi HEC-RAS diatas, diketahui tinggi muka air Q2th memiliki
ketinggian rata-rata 1,73 m dari tanggul, Q5th setinggi 2,33 m, Q10th setinggi 2,62 m, Q25th
setinggi 3,13 m dan untuk Q50th ketinggian air rata-rata adalah 3,59 m, maka didapatkan
gambaran sebaran genangan dengan debit kala ulang 2, 5, 10, 25 dan 50 tahun.
Sehingga dapat dilihat pada peta sebaran tersebut bahwa daerah layak huni yaitu
daerah yang terdapat diluar arsiran genangan yang berartidaerah tersebut berada di bawah
elevasi tanggul sungai. Daerah batas layak huni yang dimaksud harus berada diatas elevasi
tanggul maksimum pada sungai, yaitu el. +26,12 untuk sisi kiri sungai dan el. +24,59 untuk
sisi kanan sungai. Pada patok 119, terlihat jika pernah terjadi genangan setinggi ± 1,0 m,
dengan ketinggian tersebut terjadi genangan dengan kala ulang 5 tahun.
Pada sisi kiri sungai, untuk debit kala ulang 10, 25 dan 50 tahun di patok 120, air
menggenang sejauh masing-masing 374,2 m, 387,9 m dan 408,5 m. Sedangkan pada patok
119 air menggenang ke sisi kanan sejauh 359,3 m, 368,1 m, 377,9 m, 389,1 m dan 399,9 m
untuk kelima debit kala ulang. Pada patok 134, air menggenang sejauh 222,8 m, 227 m,
230,5 m, 234,1 m dan 233,2 m. Adapula pada patok 142, air menggenang sejauh 72,2 m,
178,2 m, 185,6 m, 189,4 m dan 195 m. Keempat patok ini menjadi titik yang memiliki
genangan terjauh menurut pengamatan melalui peta genangan yang telah dibuat.
Sedangkan jarak minimum genangan terjadi pada patok 135 dengan jarak 57,8 m, 63,4 m,
84, 8 m, 87,4 m dan 91, 8 m untuk sisi kiri sungai dan pada patok 138 jarak minimum
dengan jarak 35,3 m, 43,3 m, 60 m, 68,6 m dan 74,5 m, sehingga keadaan di lapangan ini
jauh dari kriteria batas layak huni menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik
Indonesia Nomor 28/PRT/M/2015 dengan syarat minimum untuk sungai tidak bertanggul
di dalam kawasan perkotaan paling sedikit 15 m.
Pada daerah yang tergenang, terdapat tiga jenis daerah yang terdampak, yaitu
perkebunan, alang-alang dan pemukiman. Luas masing-masing daerah yang tergenang
dapat dilihat pada Tabel 4.23.
Tabel 4.23 Luas Daerah Tergenang
Jenis Lahan Luas (km2)
2 5 10 25 50
Perkebunan 0.055 0.059 0.063 0.065 0.067
Alang-alang 0.017 0.017 0.042 0.043 0.045
Pemukiman 0.198 0.224 0.294 0.305 0.320
Total 0.270 0.300 0.399 0.413 0.431
Sumber: Hasil pengolahan data
Diketahui pula pada setiap zona, ketinggian genangan maksimum sebagai berikut.
87
Tabel 4.24 Elveasi Genangan Maksimum
Zona Elevasi
2 5 10 25 50
A 17.81 18.53 18.99 19.66 19.99
B 17.53 18.23 18.67 19.2 19.6
C 17.75 18.47 18.93 19.49 19.92
D 17.93 18.66 19.13 19.7 20.14
Sumber: Hasil Analisa HEC-RAS
Untuk itu, pembangunan tanggul diperlukan agar apabila terdapat pemukiman legal
yang berada tidak jauh dari bibir sungai tetap aman dan apabila daerah di sekitar sungai
merupakan perkebunan atau ruang terbuka lainnya, jika tergenang tidak terjadi masalah
mengingat daerah tersebut tidak mengganggu fungsi sungai. Pengecualian terhadap
pemukiman yang tidak memiliki izin berdiri, menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Republik Indonesia Nomor 28/PRT/M/2015 bangunan tersebut memiliki status quo dan
secara bertahap harus ditertibkan.
96
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan dan analisa yang telah dilakukan pada BAB IV,
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.
1. Berdasarkan hasil perhitungan hidrologi didapatkan Q2th = 196,567 m3/det, Q5th
= 266,235 m3/det, Q10th = 321,128 m3/det, Q25th = 401,257 m3/det dan Q50th =
469,478 m3/det.
2. Pada kondisi eksisting penampang daerah kajian dengan menggunakan kelima
debit kala ulang diketahui tinggi muka air dari dasar sungai berkisar antara 5,14
m ‒12,30 m. Dari hasil tersebut, rata-rata ketinggian genangan banjir masing-
masing setinggi 1,73 m, 2,33 m, 2,62 m, 3,13 m dan 3,59 m.
3. Daerah batas layak huni yang dimaksud harus berada diatas elevasi tanggul
maksimum pada sungai, yaitu el. +26,12 untuk sisi kiri sungai dan el. +24,59
untuk sisi kanan sungai. Berdasarkan tinggi muka air yang didapat, maka
diperoleh gambaran sebaran genangan banjir atau jarak batas layak huni akibat
banjir. Jarak minimum genangan terjadi pada patok 135 dengan jarak 57,8 m,
63,4 m, 84, 8 m, 87,4 m dan 91, 8 m untuk sisi kiri sungai dan pada patok 138
jarak minimum dengan jarak 35,3 m, 43,3 m, 60 m, 68,6 m dan 74,5 m di sisi
kanan sungai. Pada daerah tergenang, terdapat tiga jenis daerah yang terdampak,
yaitu perkebunan, alang-alang dan pemukiman dengan luas daerah total pada
tiap-tiap kala ulang adalah 0,27 km2, 0,3 km2, 0,399 km2, 0,413 km2 dan 0,431
km2.Sehingga keadaan di lapangan ini jauh dari kriteria batas layak huni
menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor
28/PRT/M/2015 dengan syarat minimum untuk sungai tidak bertanggul di dalam
kawasan perkotaan paling sedikit 15 m.
5.2. Saran
Adapun berikut beberapa saran yang dapat diberikan.
1. Analisa hidrologi yang lebih mendalam lebih baik dilakukan untuk dapat
mengetahui hasil yang lebih akurat.
97
2. Pada patok yang masih berdampak banjir, diperlukan perbaikan alur sungai
(normalisasi) dan pambangunan tanggul dengan melihat ketinggian genangan
maksimum pada daerah kajian. Hal ini dilakukan agar penerapan peraturan dapat
dilakukan sesuai yang ditentukan.
3. Mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia Nomor 28/PRT/M/2015 Pasal 15 ayat 1, apabila terdapat
bangunan dalam sepadan sungai, maka bangunan tersebut dinyatakan dalam status
quo dan secara bertahap harus ditertibkan
4. Perlu adanya koordinasi dalam penataan pemukiman, terutama dalam hal
pemberian izin mendirikan bangunan dan pengawasan terhadap lingkungan sekitar
sempadan sungai yang hanya dapat dimanfaatkan secara terbatas sesuai dengan
peraturan yang ada.
98
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2015. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor:
28/PRT/M/2015 tentang Penetapan Garis Sepadan Sungai dan Garis Sempadan
Danau
Brunner, Gary W., Ackerman, Cameron T., Goodell, Chris R. & Lowney Cindy. 2016.
HEC-RAS, River Analysis System, User’s Manual. Davis, CA: US Army Corps of
Engineers Institute for Water Resources Hydrologic Engineering Center.
Brunner, Gary W., Goodell, Chris R. & Gibson, Stanford. 2016. HEC-RAS, River Analysis
System, Hydraulic Reference Manual. Davis, CA: US Army Corps of Engineers
Institute for Water Resources Hydrologic Engineering Center.
Chow, Ven Te. 1989. Hidrolika Saluran Terbuka. Jakarta: Penerbit Erlangga
Harto, Sri. 1993. Analisis Hidrologi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Limantara, Lily Montarcih. 2010. Hidrologi Praktis. Bandung: CV. Lubuk Agung.
Soemarto, C.D. 1986. Hidrologi Teknik. Surabaya: Usaha Nasional.
Soewarno. 1995. Hidrologi Jilid 2. Bandung: Penerbit NOVA
Sosrodarsono, Suyono & Takeda, Kensaku. 2002. Hidrologi Untuk Pengairan. Jakarta:
Erlangga.
Sosrodarsono, Suyono & Tominaga, Masateru. 1984. Perbaikan dan Pengaturan Sungai.
Jakarta: Pradnya Paramita
Triatmodjo, Bambang. 1993. Hidraulika II. Yogyakarta: Beta Offset