fathia jannah - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/30628/3/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
INTERAKSI ANTARA ASAM BENZOAT DAN TEMPERATUR TERHADAPBROWNING JUS BUAH BELIMBING MANIS
(Averrhoa carambola L.)
(Skripsi)
Oleh
Fathia jannah
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2018
INTERAKSI ANTARA ASAM BENZOAT DAN TEMPERATURTERHADAP BROWNING JUS BUAH BELIMBING MANIS
(Averrhoa carambola L.)
Oleh
FATHIA JANNAH
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penambahan asambenzoat 10% b/v dapat menghambat browning jus buah belimbing manis.Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Botani Jurusan Biologi FakultasMatematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung dari bulanSeptember – Oktober 2017. Penelitian dilaksanakan dalam percobaan faktorial 3 x2 dengan 4 kali ulangan. Parameter kuantitatif adalah indeks browning dankandungan karbohidrat terlarut total. Parameter kualitatif adalah level gulapereduksi dan aktivitas enzim dehidrogenase. Uji Levene dan analisis ragamdilakukan pada taraf nyata 5%. Jika interaksi faktor A dan B tidak nyata makaditentukan main effect dengan uji Tukey pada taraf nyata 5%. Jika interaksi nyatamaka ditentukan simple effect faktor B pada setiap faktor A dengan uji F padataraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa indeks browning jus buahbelimbing manis perlakuan temperatur 0 ºC dan 25 ºC mengalami penurunanmasing-masing 88% dan 89% setelah penambahan asam benzoat 10% b/v.Perlakuan temperatur 25 ºC dan 50 ºC menurunkan kandungan karbohidratterlarut total masing-masing 6% dan 9%. Aktivitas enzim dehidrogenase relatiflebih tinggi pada perlakuan temperatur 25 ºC dibanding perlakuan temperatur 0 ºCdan 50 ºC baik tanpa penambahan maupun dengan penambahan asam benzoat10% b/v. Gula pereduksi terdeteksi pada semua perlakuan. Dari hasil penelitiandisimpulkan bahwa penambahan asam benzoat 10% b/v dapat menghambatbrowning jus buah belimbing manis.
Kata kunci: Asam benzoat, Averrhoa carambola L., browning.
INTERAKSI ANTARA ASAM BENZOAT DAN TEMPERATURTERHADAP BROWNING JUS BUAH BELIMBING MANIS
(Averrhoa carambola L.)
Oleh
Fathia Jannah
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelarSARJANA SAINS
pada
Jurusan BiologiFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kalianda Kabupaten Lampung
Selatan, pada hari Jumat tanggal 17 Januari 1997. Penulis
merupakan anak pertama dari empat bersaudara dari Bapak
Rusmanto dan Ibu Aini Sholehah.
Penulis mulai menempuh pendidikan pertamanya di Taman
Kanak-Kanak Aisyiyah Bustanul Athfal pada tahun 2000. Kemudian penulis
melanjutkan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 1 Way Urang pada tahun 2002.
Setelah 6 tahun di Sekolah Dasar, penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah
Menengah Pertama Negeri 1 Kalianda pada tahun 2008. Pada tahun 2011, penulis
melanjutkan pendidikannya di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kalianda sampai
tahun 2014.
Pada tahun 2014, Penulis tercatat sebagai salah satu mahasiswa Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Selama
menjadi mahasiswa, penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah
Pengenalan Alat Laboratorium (PAL) di Jurusan Biologi FMIPA. Penulis juga
aktif di Organisasi Himpunan Mahasiswa Biologi (HIMBIO) sebagai Anggota
Bidang 3 Ekspedisi periode 2015-2016.
Pada tahun 2017 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa
Bandar Sari, Kecamatan Padang Ratu, Kabupaten Lampung Tengah pada bulan
Januari - Maret 2017 dan melaksanakan Kerja Praktik (KP) di UPTD Balai
Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) Lampung pada bulan Juli - Agustus
2017 dengan judul “Pematahan Dormansi Benih Padi (Oryza sativa L.)
Varietas Cilamaya Muncul Dengan Perlakuan Air Kelapa dan Msg”.
“sesungguhnya Allah tidak akan mengubahkeadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah
keadaan diri mereka sendiri”
(QS. Ar-Ra’d : 11)
“hidup itu perjuangan, maka perjuangkanlah.
dan... jika saja kemungkinan itu kecil,
maka pastikan perjuangan itu besar”
“sabar, syukur, ikhlas”
PERSEMBAHAN
BismillahirrohmanirrohimDengan mengharap rahmat dan keberkahan Allah SWT,
kupersembahkan Karya ini sebagai cinta kasih, tanda bakti,dan terima kasihku yang terdalam kepada:
Bapak Rusmanto dan Ibu Aini Sholehah,Yang telah mendidik dan membesarkanku dengan cinta, kasih sayang,
serta do’a dan dukungan terhadap semua langkahku menujukesuksesan.
Adik dan segenap keluarga besarkuAtas kebersamaan, keceriaan, kasih sayang, dan do’a serta segala
bentuk dukungan.
Rasa Hormatku kepada:
Bapak Ir. Zulkifli, M.Sc.Ibu Dra. Tundjung Tripeni Handayani, M.S.
Ibu Dra. Martha L Lande, M.P.atas ilmu, inspirasi, motivasi serta pengorbanan waktu dan kesabaran
dalam membimbing dan menjadikanku insan yang lebih baik.
Para sahabat seperjunganAtas kebersamaan, dukungan, dan nasihat kepadaku.
SertaAlmamaterku tercinta
SANWACANA
Assalamualaikum wr.wb.
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Interaksi Antara Asam Benzoat dan Temperatur Terhadap
Browning Jus Buah Belimbing Manis (Averrhoa carambola L.)” sebagai salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Bidang Biologi di Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Lampung.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak mendapat masukan, bantuan,
dorongan, saran, bimbingan, dan kritik dari berbagai pihak. Maka dengan ini
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan nikmat kesehatan jasmani dan rohani
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dalam keadaan sehat.
2. Bapak Rusmanto dan Ibu Aini Sholehah tercinta, selaku orang tuaku
tersayang, atas semua doa, cinta dan kasih sayang serta dukungan yang
telah diberikan, dan segala jerih payah untuk memenuhi segala kebutuhan.
3. Adik-adikku Riyan Ramadhan, Nadia Alfauzia dan Faqih Ilmi Mubarok,
atas doa serta kasih sayang, canda tawa, motivasi dan dukungan semangat
yang telah diberikan.
4. Bapak Ir. Zulkifli, M.Sc., selaku pembimbing pertama saya, atas
bimbingan, saran, ilmu dan dukungan, serta segala kebaikan dan kesabaran
yang telah diberikan sejak awal penelitian hingga terselesaikannya skripsi
ini.
5. Ibu Dra. Tundjung Tripeni Handayani, M.S., selaku pembimbing kedua
saya, atas bimbingan, saran, ilmu dan kasih sayang yang diberikan dalam
proses penyelesaian skripsi ini.
6. Ibu Dra. Martha Lulus Lande, M.P., selaku pembahas sekaligus
pembimbing akademik saya, atas saran dan kritik, serta masukan yang
telah diberikan dalam upaya perbaikan skripsi ini dan atas bimbingan,
dukungan, serta kasih sayang yang telah diberikan.
7. Ibu Dr. Nuning Nurcahyani, M.Sc., selaku ketua Jurusan Biologi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
8. Bapak Prof. Warsito, S.Si., DEA., Ph.D selaku Dekan Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
9. Bapak dan Ibu Dosen, serta seluruh staff Fakultas Matematika dan ilmu
Pengetahuan Alam, Unversitas Lampung, khususnya di Jurusan Biologi.
10. Sahabat kecilku yang sangat aku rindukan Mia Agustina yang jauh dimata
namun selalu ada dihati, atas semua kenangan masa kecil sebagai salah
satu sumber bahagiaku dan motivasiku.
11. My Besties, Dwi Nurul Atika, Indah Nurjannah dan Dewi Nur Lativa, atas
doa, dukungan, canda tawa dan selalu ada menjadi pendengar setia keluh
kesah hidup ini.
12. Sahabat seperjuangan sepernasiban Clara Alverina Rusman, atas canda
tawa dan penyebab candu korea dalam hidup ini, teruntuk Min Yoon Gi
oppa dan semua member BTS serta Oh Sehun oppa dan semua member
EXO, berkat kalian aku menjadi lebih semangat.
13. Sahabat geng semasa SMA yang kurindukan, M. Amar Abyan, Hentiany
Aulia Putri, Fitri Nur Asy-syifa, Efi Efriani, Chintia Leni Novaressa,
Gustian Zulkarnain dan Nur Bagaskoro atas semua kenangan yang indah
semasa SMA.
14. Sahabat seperjuangan di kampus, Syahnaz Yuliasaputri, Dewi Ayu
Puspaningrum, dan Victoria Agatha Angela Sirait, atas canda tawa,
dukungan, dan kebersamaan dalam menjalani hidup di dunia perkuliahan.
15. Sahabatku Fanisha Restu Dikjayanti, atas doa, dukungan, motivasi dan
kebersamaan untuk berubah menjadi lebih baik setiap harinya.
16. Sahabat pertama semasa kuliahku Shilda Martia Humaira, walaupun hanya
sebentar di awal perkuliahan dan pindah jauh, terimakasih atas kenangan,
canda tawa, kebersamaan dan menjadi pendengar curhat tentang
kehidupan perkuliahan.
17. Teman setiaku menjalani hiruk pikuk dunia perkuliahan, M. Rizky
Ramadhan, Salma Indah Kurniati, Mesy Hervista, Dibyo Mika Prasetyo,
Dicky Dwi Alfandy, Dwi Sindy Alfatika, Anindya Rahma, Genta Dwi
Destarini, Nadia Fakhriyati, Putri Wardanis, Agustin Mauliya Safitri,
Nurjannah Cortesa, Maulidina Agustin, dan Mentari Primaresti, atas
keberwarnaan menjalani kehidupan di perkuliahan.
18. Geng KKNku bang Yofi, kak Esa, Nadya, Ridho dan bang Didi, serta mas
Fai alias RT rasa temen di KKN, atas kebersamaan dan keseruan semasa
KKN.
19. Orang-orang yang tidak bisa disebutkan namanya, yang telah hadir dalam
hidup ini, yang memberikan pengalaman dan menjadi motivasi untuk lebih
baik di masa depan.
20. Teman-teman serta kakak-kakak dan adik-adik angkatan 2012, 2013,
2014, 2015, 2016, yang telah berjuang, belajar, banyak bertukar cerita dan
pengalaman. Semangat terus untuk kalian.
21. Almamaterku tercinta Universitas Lampung dan semua pihak yang telah
banyak membantu dalam penyelesaian penelitian dan penyusunan skripsi
ini.
Hanya Allah SWT yang dapat membalas kebaikan kalian semua. Penulis
menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun sangat diperlukan dalam penulisan dikemudian
hari.
Wassalamualaikum wr.wb.
Bandar Lampung, 23 Februari 2018
Fathia Jannah
DAFTAR ISI
Halaman Judul Halaman
ABSTRAK ................................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................ iii
DAFTAR TABEL .................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... vi
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang dan Masalah ........................................................ 1
B. Tujuan Penelitian .......................................................................... 2
C. Manfaat Penelitian ........................................................................ 3
D. Kerangka Pemikiran ..................................................................... 3
E. Hipotesis ....................................................................................... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Botani Tanaman Belimbing ........................................................... 6
1. Sejarah Singkat ........................................................................ 6
2. Klasifikasi ................................................................................ 7
3. Morfologi ................................................................................. 8
4. Kandungan Gizi dan Manfaat .................................................. 9
B. Browning ....................................................................................... 10
1. Enzimatik Browning ................................................................ 10
2. Non-enzimatik Browning ........................................................ 13
3. Asam Benzoat .......................................................................... 15
iv
III. METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu ......................................................................... 19
B. Alat dan Bahan ............................................................................... 19
C. Rancangan Percobaan .................................................................... 19
D. Variabel dan Parameter .................................................................. 20
E. Pelaksanaan .................................................................................... 21
1. Penyiapan Satuan Percobaan ................................................... 21
2. Pemberian Perlakuan ............................................................... 21
3. Pengamatan .............................................................................. 22
3.1. Indeks Browning .............................................................. 22
3.2. Kandungan Karbohidrat Terlarut Total ............................ 22
3.2.1. Pembuatan Kurva Standar Glukosa ....................... 22
3.2.2. Identifikasi Gula Pereduksi .................................... 23
3.3. Aktivitas Enzim dehidrogenase ........................................ 23
F. Analisis Data .................................................................................. 24
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil ............................................................................................... 25
1. Warna Jus Buah Belimbing Manis .......................................... 25
2. Indeks Browning ...................................................................... 26
3. Kandungan Karbohidrat Terlarut Total ................................... 27
4. Level Gula Pereduksi .............................................................. 29
5. Aktivitas Enzim Dehidrogenase .............................................. 30
B. Pembahasan ................................................................................... 31
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .................................................................................. 35
B. Saran ............................................................................................ 35
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Notasi Faktor, Taraf dan Kombinasi Perlakuan .................................... 20
2. Rata-Rata Indeks Browning Jus Buah Belimbing Manis ...................... 26
3. Rata-Rata Kandungan Karbohidrat Terlarut Total Jus Buah
Belimbing Manis ................................................................................... 28
4. Rata-Rata, Standar Deviasi, Ragam, Standar Eror dan Koefisien
Keragaman............................................................................................. 41
5. Uji Homogenitas Ragam (Uji Levene).................................................. 41
6. Analisis Ragam...................................................................................... 42
7. Rata-Rata, Standar Deviasi, Ragam, Standar Eror dan Koefisien
Keragaman............................................................................................. 44
8. Uji Homogenitas Ragam (Uji Levene).................................................. 44
9. Analisis Ragam...................................................................................... 45
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Averrhoa carambola L......................................................................... 8
2. Reaksi Enzimatis Oleh PPO................................................................. 12
3. Struktur Kimia Asam Benzoat ............................................................. 16
4. Warna Jus Buah Belimbing Manis Setelah Diberi Perlakuan
Temperatur Tanpa Penambahan Asam Benzoat 10% b/v.................... 25
5. Warna Jus Buah Belimbing Manis Setelah Diberi Perlakuan
Temperatur dan Penambahan Asam Benzoat 10% b/v ........................ 26
6. Kurva Interaksi Antara Temperatur dan Asam Benzoat
Terhadap Indeks Browning Jus Buah Belimbing Manis...................... 27
7. Kandungan Karbohidrat Terlarut Total Jus Buah Belimbing
Manis.................................................................................................... 29
8. Endapan Warna Merah Bata Yang Terbentuk Pada Jus Buah
Belimbing Manis Setelah Diberi Perlakuan Temperatur Tanpa
Penambahan Asam Benzoat 10% b/v .................................................. 29
9. Endapan Warna Merah Bata Yang Terbentuk Pada Jus Buah
Belimbing Manis Setelah Diberi Perlakuan Temperatur dan
Penambahan Asam Benzoat 10% b/v .................................................. 30
vii
10. Aktivitas Enzim Dehidrogenase Jus Buah Belimbing Manis
Setelah Diberi Perlakuan Temperatur Tanpa Penambahan
Asam Benzoat 10% b/v........................................................................ 30
11. Aktivitas Enzim Dehidrogenase Jus Buah Belimbing Manis
Setelah Diberi Perlakuan Temperatur dan Penambahan
Asam Benzoat 10% b/v........................................................................ 31
12. Jus Buah Belimbing Manis Selama Inkubasi 72 Jam .......................... 47
13. Hasil Uji Kandungan Karbohidrat Terlarut Total Jus Buah
Belimbing Manis ................................................................................. 47
14. Hasil Uji Identifikasi Level Gula Pereduksi Jus Buah
Belimbing Manis.................................................................................. 48
15. Hasil Uji Aktivitas Enzim Dehidrogenase Jus Buah Belimbing
Manis Pada Temperatur 0 oC ............................................................... 48
16. Hasil Uji Aktivitas Enzim Dehidrogenase Jus Buah Belimbing
Manis Pada Temperatur 25 oC ............................................................. 49
17. Hasil Uji Aktivitas Enzim Dehidrogenase Jus Buah Belimbing
Manis Pada Temperatur 50 oC ............................................................. 49
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang dan Masalah
Buah belimbing manis (Averrhoa carambola L.) merupakan salah satu buah
non-klimaterik berkulit tipis dengan kadar vitamin C yang tinggi
(Sukadana, 2009). Buah belimbing manis merupakan salah satu buah yang
banyak disukai masyarakat karena manfaatnya. Belimbing manis dikenal
kaya akan antioksidan juga senyawa flavonoid. Kedua zat tersebut mampu
menangkal radikal bebas. Selain antioksidan dan flavonoid, belimbing juga
kaya akan serat yang mampu mencegah usus menyerap kolesterol pada
makanan yang kita konsumsi. Ada pula vitamin B kompleks yang mampu
bekerja bersama-sama dalam meningkatkan fungsi-fungsi enzim dalam tubuh.
Dari sekian banyak manfaat mengonsumsi belimbing manis, ada satu yang
sudah terkenal sejak dahulu dan banyak dijadikan alasan masyarakat
mengonsumsi buah belimbing yaitu mampu mengatasi tekanan darah tinggi.
Menurut Winarto (2003), buah belimbing manis dapat menurunkan tekanan
darah.
Buah belimbing manis mudah mengalami pencoklatan (browning). Menurut
Rahmawati (2008), browning adalah proses pembentukan pigmen berwarna
coklat yang akan berubah warna menjadi coklat gelap. Reaksi ini terdiri dari
2
reaksi enzimatik browning dan non-enzimatik browning. Enzimatik browning
dapat terjadi karena adanya jaringan tanaman yang terluka, seperti
pemotongan, pengupasan dan perlakuan lain yang dapat mengakibatkan
kerusakan integritas jaringan tanaman (Cheng & Crisosto 1995). Enzimatik
browning ini terjadi ketika buah dan sayur mengalami proses fisiologis yang
disebabkan oleh adanya reaksi antara oksigen dan enzim fenolase atau
polifenol oksidase (PPO) (Cheng & Crisosto, 1995), sedangkan non-
enzimatik browning terjadi akibat proses kimia yang dapat menghasilkan
warna coklat pada makanan tanpa aktivitas enzim.
Buah belimbing manis biasa dikonsumsi langsung setelah buah masak atau
setelah diolah menjadi minuman atau jus. Salah satu masalah yang dihadapi
dalam pengolahan jus buah belimbing adalah browning. Jus buah belimbing
akan berubah warna menjadi coklat jika didiamkan terlalu lama. Asam
benzoat adalah salah satu senyawa kimia yang diketahui dapat menghambat
reaksi browning. Dalam penelitian ini efek penambahan asam benzoat dengan
konsentrasi 10% b/v pada jus buah belimbing manis yang diberi perlakuan
temperatur 0 oC, 25 oC dan 50 oC di evaluasi berdasarkan indeks browning,
karbohidrat terlarut total, aktivitas enzim dehidrogenase, dan gula pereduksi.
B. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah efek penambahan asam benzoat 10% b/v
terhadap browning jus buah belimbing manis bergantung pada temperatur.
3
2. Untuk mengetahui apakah pada pemanasan (50 oC) terhadap jus buah
belimbing manis akan terjadi reaksi non-enzimatik browning.
3. Untuk mengetahui apakah penambahan asam benzoat 10% b/v pada jus
buah belimbing manis dapat menghambat terjadinya reaksi browning.
C. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat:
1. Memberi kontribusi ilmiah bagi pemahaman proses browning pada jus
buah belimbing manis.
2. Menjadi landasan bagi pengembangan teknologi pascapanen buah
belimbing manis khususnya dalam pembuatan jus buah belimbing.
D. Kerangka Pemikiran
Browning adalah salah satu masalah yang dihadapi dalam pengolahan buah
termasuk buah belimbing manis. Permukaan potongan buah belimbing akan
berwarna coklat jika buah dibelah, serta ekstrak yang dihasilkan juga akan
berwarna coklat. Salah satu senyawa kimia yang diketahui dapat menghambat
reaksi browning adalah asam benzoat. Asam benzoat merupakan salah satu
pengawet yang diizinkan oleh Departemen Kesehatan untuk digunakan pada
makanan. Menurut Permenkes RI No.722/Menkes/Per/IX/88 dan BPOM RI
No.36 tahun 2013 (BPOM RI, 2013), batas penggunaan asam benzoat pada
minuman ringan dan kecap adalah 600 mg/kg, sedangkan pada sari buah,
saus, jelly, manisan dan agar adalah 1000 mg/kg (Anonim, 1988).
4
Pada penelitian sebelumnya yaitu analisis asam benzoat pada saos tomat
ditemukan bahwa kadar asam benzoat pada saos tomat berkisar antara
600,12 mg/kg dan 1271,86 mg/kg. Saos tomat yang bermerek memiliki kadar
asam benzoat lebih rendah dari batas maksimum kadar yang diperbolehkan
sementara sekitar 33% saos tomat yang tidak bermerek mengandung asam
benzoat melebihi kadar yang diperbolehkan. Pada penelitian lainnya,
penambahan asam benzoat pada buah-buahan atau minuman adalah sebanyak
1% b/v, 5% b/v dan 10% b/v.
Dalam penelitian ini indeks browning, kandungan karbohidrat terlarut total,
aktivitas enzim dehidrogenase dan gula pereduksi jus buah belimbing manis
yang diberi perlakuan temperatur berbeda yaitu 0 oC, 25 oC dan 50 oC
dibandingkan. Konsentrasi asam benzoat yang digunakan adalah 10% b/v
dengan lama inkubasi 72 jam. Untuk mengetahui apakah penambahan asam
benzoat 10% b/v dapat menghambat reaksi browning maka indeks browning
jus buah belimbing manis tanpa penambahan asam benzoat dibandingkan
dengan indeks browning jus buah belimbing manis dengan penambahan asam
benzoat.
E. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. Ada interaksi yang nyata antara asam benzoat dan temperatur terhadap
browning jus buah belimbing manis.
5
2. Indeks browning jus buah belimbing manis yang diberi penambahan asam
benzoat 10% b/v < indeks browning jus buah belimbing manis yang tidak
diberi penambahan asam benzoat 10% b/v.
Ho : µo = µ1
H1 : µo < µ1
µo = nilai tengah indeks browning jus buah belimbing manis yang diberi
penambahan asam benzoat 10% b/v
µ1 = nilai tengah indeks browning jus buah belimbing manis yang tidak
diberi penambahan asam benzoat 10% b/v
Hipotesis diterima jika Ho ditolak atau H1 diterima.
3. Karbohidrat terlarut total jus buah belimbing manis yang tidak dipanaskan
> karbohidrat terlarut total jus buah belimbing manis yang dipanaskan.
Ho : µo = µ1
H1 : µo > µ1
µo = karbohidrat terlarut total jus buah belimbing manis yang tidak
dipanaskan (0 oC dan 25 oC).
µ1 = karbohidrat terlarut total jus buah belimbing manis yang dipanaskan
(50 oC).
Hipotesis diterima jika Ho ditolak atau H1 diterima.
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Botani Tanaman Belimbing
1. Sejarah Singkat
Belimbing manis (Averrhoa carambola L.) memiliki bentuk seperti
bintang, berlekuk-lekuk jika dilihat dari penampang melintangnya,
permukaannya licin seperti lilin dan memiliki rasa manis bervariasi sesuai
dengan jenis dan varietasnya (Rukmana, 1996). Belimbing manis memiliki
rasa manis, berair banyak, bobotnya 300-450 gram/buah, dengan warna
buah kuning kemerahan pada saat masak (Alwiyah, 2011). Belimbing
manis adalah salah satu produk hortikultura unggulan yang terkenal
sebagai sumber vitamin C dan serat, namun memiliki umur simpan yang
pendek. Pada suhu ruang berpendingin sekitar 20 oC dengan kelembaban
60%, umur simpan belimbing hanya 3 – 4 hari. Umur simpan dapat
menjadi 30 hari jika disimpan dalam suhu 5 oC dengan RH 90% - 95%
(Mardiana, 2008).
Menurut Sunarjono (2004) mengemukakan bahwa tanaman belimbing
sebenarnya berasal dari daerah Asia Tenggara terutama Malaya. Namun
Nikolai Ivanovich Vavilovanaman, seorang botani Soviet memastikan
7
sentrum utama tanaman Belimbing adalah India, kemudian menyebar luas
ke berbagai negara yang beriklim tropis lainnya (Rukmana, 1996).
2. Klasifikasi
Menurut Natural Resource and Conservation Service, United State of
Agriculture (USDA, 2017) klasifikasi tanaman belimbing adalah sebagai
berikut:
Kerajaan : Plantae
Sub Kerajaan : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Rosidae
Bangsa : Geraniales
Suku : Oxalidaceae
Marga : Averrhoa
Jenis : Averrhoa carambola L.
8
Gambar 1. Averrhoa carambola L. (USDA 2017).
3. Morfologi
Belimbing merupakan tanaman berbentuk pohon dengan tinggi mencapai
12 m. Tanaman belimbing memiliki percabangan yang banyak dengan
arah agak mendatar sehingga pohon ini tampak rindang. Tanaman
belimbing juga berbunga sepanjang tahun, sehingga buahnya tidak
mengenal musim (Wijayakusuma dan Dalimartha, 2000). Memiliki daun
majemuk menyirip ganjil dengan anak daun berbentuk bulat telur, ujung
runcing, tepi rata, permukaan atas mengkilap, permukaan bawah buram
dengan panjang 1,75 sampai 9 cm dan lebar 1,25 sampai 4,5 mm. Bunga
majemuk tersusun dengan baik memiliki warna merah keunguan, yang
keluar dari ketiak daun dan di ujung cabang. Buahnya memiliki panjang
9
4 sampai 12,5 cm, berdaging, banyak mengandung air dan saat masak
berwarna kuning. Buah Belimbing memiliki biji berwarna putih kotor
kecoklatan, pipih dan berbentuk elips dengan kedua ujung lancip
(Wijayakusuma dan Dalimartha, 2000).
4. Kandungan Gizi dan Manfaat
Menurut Rukmana (1996) kandungan gizi dari buah belimbing manis
terdiri dari beberapa zat-zat yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh.
Kandungan gizi ini diantaranya adalah energi 36 kal, protein 0,40 gr,
lemak 0,40 gr, karbohidrat 8,80 gr, kalsium 4,00 mg, fosfor 12,00 mg, zat
besi 1,6 mg, vitamin A 170,00 SI, vitamin B1 0,03 mg, vitamin C 35,00
mg, air 90,00 gr, dan serat 0,90 gr.
Belimbing memiliki nilai gizi yang baik terutama sebagai sumber vitamin
C. Belimbing manis dikenal kaya akan antioksidan juga senyawa
flavonoid. Kedua zat tersebut mampu menangkal radikal bebas. Selain
antioksidan dan flavonoid, belimbing juga kaya akan serat yang mampu
mencegah usus menyerap kolesterol pada makanan yang kita konsumsi.
Ada pula vitamin B kompleks yang mampu bekerja bersama-sama dalam
meningkatkan fungsi-fungsi enzim dalam tubuh. Dari sekian banyak
manfaat mengonsumsi buah belimbing manis, ada satu yang sudah
terkenal sejak dahulu dan banyak dijadikan alasan masyarakat
mengonsumsi buah belimbing manis yaitu mampu mengatasi tekanan
10
darah tinggi. Menurut Winarto (2003), buah belimbing manis dapat
menurunkan tekanan darah.
B. Browning
Reaksi pencoklatan (browning) merupakan proses pembentukan pigmen
berwarna coklat yang kemudian akan berubah warna menjadi coklat gelap
(Rahmawati, 2008). Menurut Buckle (1987), browning banyak menginfeksi
buah yang telah dikupas dari kulitnya. Jenis buah yang cepat mengalami
pencoklatan adalah buah yang banyak mengandung air, salah satunya buah
belimbing manis. Browning dapat dihambat dengan perlakuan-perlakuan
tertentu. Penghambatan browning dapat dilakukan baik dengan perlakuan
fisik (pemanasan, pendinginan, pembekuan, aplikasi tekanana tinggi, dan
radiasi), maupun penambahan zat penghambat (pereduksi, pengkelat,
asidulan, penghambat enzim, dan agen pengkompleks)
(Marshall et al., 2000). Reaksi browning ini terdiri dari reaksi enzimatik
browning dan non-enzimatik browning.
1. Enzimatik Browning
Enzim adalah satu atau beberapa gugus polipeptida (protein) yang
berfungsi sebagai katalis dalam suatu reaksi kimia. Enzimatik browning
terjadi ketika buah dan sayur mengalami proses fisiologis yang disebabkan
oleh adanya reaksi antara oksigen dan enzim fenolase atau polifenol
oksidase (PPO) (Cheng & Crisosto, 1995). Enzim tersebut dapat
11
mengkatalis oksidasi senyawa fenol menjadi quinon kemudian
dipolimerasi menjadi pigmen melanoidin yang berwarna coklat
(Mardiah 1996). Enzimatik browning ini dapat terjadi karena adanya
jaringan tanaman yang terluka, misalnya pemotongan, pengupasan, dan
perlakuan lain yang dapat mengakibatkan kerusakan integritas jaringan
tanaman (Cheng & Crisosto 1995). Hal ini menyebabkan enzim dapat
melakukan kontak dengan substrat yang biasanya merupakan asam amino
tirosin dan komponen fenolik seperti katekin, asam kafeat, dan asam
klorogena (Simpson, 2012). Enzim umumnya bereaksi optimum pada suhu
30 - 40 ºC. Pada suhu 45 ºC enzim mulai terdenaturasi dan pada suhu
60 ºC mengalami dekomposisi.
Dalam reaksi enzimatik browning, enzim yang berperan adalah oksidase
yang disebut juga fenolase, fenol oksidase, tirosinase, polifenolase, atau
katekolase. Dalam tanaman, enzim ini lebih sering dikenal dengan
polifenol oksidase (PPO). Polifenol oksidase (PPO) EC 1.14.18.1 adalah
suatu enzim yang termasuk pada golongan oksidoreduktase yang
mengkatalisis proses hidrosilasi senyawa monofenol menjadi senyawa
difenol, kemudian dilanjutkan dengan mengkatalisis proses oksidasi
difenol menjadi kuinon. Senyawa kuinon yang terbentuk sangat reaktif
sehingga akan mengalami reaksi polimerisasi menghasilkan pigmen
merah, coklat dan hitam yang disebut pigmen melanin. Hal ini
menampakkan warna kecoklatan pada jaringan buah-buahan dan sayur-
sayuran yang memar.
12
Reaksi PPO tidak hanya tergantung pada keberadaan udara, tetapi juga
terhadap pH (keasaman). Reaksi tidak terjadi jika kondisi pH asam (pH<5)
atau basa (pH>8) (Chayati, 2007). Enzim polifenol oksidase mempunyai
pH optimum pada pH 5 - 7, dibawah kisaran pH tersebut aktivitas enzim
terhambat (Santoso, 2006). Menurut Kaviya (2012) enzim polifenol
oksidase adalah enzim yang memiliki gugus Cu sebagai kofaktor sehingga
dapat mengkatalisis pengikatan molekul O2 dalam posisi orto dan
membentuk gugus hidroksil pada cincin aromatik yang diikuti oleh proses
oksidasi difenol menjadi quinon. Hal ini sesuai Queiroz et al., (2008) yang
menggambarkan reaksi enzimatis oleh PPO yang dapat dilihat pada
(gambar 2).
Gambar 2. Reaksi enzimatis oleh PPO (Queiroz et al., 2008).
13
2. Non-Enzimatik Browning
Eskin et al., (1971) menyatakan bahwa reaksi non-enzimatik browning
merupakan reaksi yang tidak melibatkan peran enzim. Reaksi pencoklatan
non-enzimatik ini terdiri dari tiga jenis yaitu karamelisasi, reaksi Maillard,
dan oksidasi vitamin C. Menurut Kurtanto (2008), karamelisasi merupakan
proses non-enzimatik browning yang disebabkan oleh pemanasan gula
yang melampaui titik leburnya. Suhu yang dapat menghasilkan lelehan
gula berwarna coklat yaitu misal pada suhu diatas 170 ˚C. Warna coklat
karamel didapat dari pemanasan larutan sukrosa dengan amonium bisulfat
seperti yang digunakan pada minuman cola, produk-produk hasil
pemanggangan, sirup, permen, pelet, dan bumbu kering (Fennema, 1985).
Proses non-enzimatik browning berikutnya dapat disebabkan oleh reaksi
Maillard. Reaksi Maillard terjadi karena karbohidrat khususnya gula
pereduksi bereaksi dengan asam amino dan menghasilkan warna coklat
(Winarno, 2004). Reaksi Maillard berlangsung melalui tahap berikut:
Aldosa (gula pereduksi) bereaksi dengan asam amino atau dengan
gugus amino dari protein sehingga dihasilkan basa Schiff.
Perubahan terjadi menurut reaksi amadori sehingga menjadi amino
ketosa.
Hasil reaksi amadori mengalami dehidrasi membentuk furfural dehida
dari pentosa atau hidroksil metil furfural dari heksosa.
14
Proses dehidrasi selanjutnya menghasilkan produk antara berupa metil-
dikarbonil yang diikuti penguraian menghasilkan reduktor dan
dikarboksil seperti metilglioksal, asetot dan diasetil.
Aldehida-aldehida aktif dari produk tahap ke-3 dan 4 terpolimerisasi
tanpa mengikutsertakan gugus amino (disebut kondensasi aldol) atau
dengan gugusan amino membentuk senyawa berwarna cokelat yang
disebut melanoidin.
Pada akhir reaksi Maillard ini akan terbentuk pigmen coklat melanoidin
yang memiliki bobot molekul besar. Reaksi antara gugus aldehid atau
keton pada gula dengan asam amino dalam protein ini akan membentuk
glukosilamin. Selain gugus aldehid atau keton dan asam amino, faktor
lain yang mempengaruhi reaksi Maillard adalah suhu, konsentrasi gula,
konsentrasi amino, pH, dan tipe gula (Blackwell, 2012).
Proses non-enzimatik browning akibat vitamin C sangat berhubungan
dengan reaksi Maillard. Menurut Winarno (1986), Vitamin C (asam
askorbat) merupakan suatu senyawa reduktor dan juga dapat bertindak
sebagai prekursor untuk pembentukan warna cokelat non-enzimatik.
Asam-asam askorbat berada dalam keseimbangan dengan asam
dehidrokaskorbat. Cincin lakton asam dehidroaskorbat terurai secara
irreversible dengan membentuk suatu senyawa diketogulonat kemudian
berlangsung proses pencoklatan.
15
C. Asam Benzoat
Seiring dengan perkembangan industri makanan dan minuman di Indonesia,
telah terjadi peningkatan produksi minuman ringan yang beredar di
masyarakat. Pada minuman ringan sering ditambahkan bahan tambahan
makanan, salah satunya adalah pengawet sintetik. Penggunaan bahan
pengawet sintetik tersebut harus diperhatikan kadarnya karena apabila
konsumsinya berlebih dapat membahayakan kesehatan (Jacobson, 2000).
Salah satu bahan pengawet yang banyak digunakan adalah asam benzoat.
Asam benzoat merupakan salah satu pengawet yang diizinkan oleh
Departemen Kesehatan untuk digunakan pada makanan. Menurut Permenkes
RI No.722/Menkes/Per/IX/88 dan BPOM RI No.36 tahun 2013
(BPOM RI, 2013), batas penggunaan asam benzoat pada minuman ringan dan
kecap adalah 600 mg/kg, sedangkan pada sari buah, saus, jelly, manisan dan
agar adalah 1000 mg/kg (Anonim, 1988).
Asam benzoat (C6H5COOH) adalah padatan kristal berwarna putih dan
merupakan asam karboksilat aromatik yang paling sederhana. Nama asam ini
berasal dari gum benzoin (getah kemenyan), yang dahulu merupakan satu-
satunya sumber asam benzoat. Secara alami asam benzoat terdapat pada
buah-buahan dan sayuran misalnya seperti pada apel, cengkeh, cranberry
(sejenis buah berry yang digunakan untuk membuat agar-agar dan saus), kayu
manis, dan lain-lain. Asam benzoat biasanya digunakan dalam bentuk
garamnya karena kelarutannya lebih baik daripada bentuk asamnya. Asam
benzoat bekerja efektif pada pH 2,5 - 4 sehingga banyak digunakan pada
16
makanan atau minuman yang bersifat asam (Winarno, 1980). Asam benzoat
disebut juga senyawa anti mikroba karena tujuan penggunaan zat pengawet
ini adalah untuk mencegah pertumbuhan khamir dan bakteri terutama untuk
makanan yang telah dibuka dari kemasannya.
Gambar 4. Struktur kimia asam benzoat (Chipley, 2005).
Reaksi browning dapat dihambat dengan menambahkan senyawa-senyawa
anti browning antara lain senyawa-senyawa sulfit, asam-asam organik dan
dengan blanching atau blansir. Asam benzoat merupakan salah satu asam
organik yang dapat menghambat terjadinya reaksi browning. Penambahan
asam benzoat dapat menurunkan pH enzim fenolase atau polifenol oksidase
(PPO) sehingga aktivitas enzim menjadi terhambat. Disamping dapat
menurunkan pH penambahan asam benzoat juga dapat mengikat ion tembaga
yang merupakan sisi aktif enzim sehingga aktivitas enzim dapat dihambat
(Santoso, 2006). Asam benzoat merupakan pereduksi kuat sehingga berfungsi
sebagai antioksidan. Suatu antioksidan dapat melindungi zat lain dari oksidasi
dimana dirinya sendiri yang teroksidasi (William & Caliendo, 1984).
17
1. Sifat Fisika
1. Massa Molar : 122,12 gr/mol
2. Temperatur leleh normal : 122,4 oC
3. Temperatur didih pada 1 atm : 249 oC
4. Densitas
Padat : 1,316 gr/cm3
Cair : 1,029 gr/cm3
5. Tekanan kritis : 4,47 MPa
6. Temperatur kritis : 751 oK
7. Volume kritis : 339,1 cm3/mol
8. Faktor kompresibilitas kritis : 0,248
9. Viskositas (130 oC) : 1,26 mPa.s (cPa)
10. Panas penguapan pada 140 oC : 534 J/g
11. Panas pembakaran : 3227 KJ/mol
12. Panas pencampuran : 147 J/g
13. pH pada larutan jenuh 25 oC : 2,8
(Kirk & Othmer, 1989).
2. Sifat Kimia
1. Reduksi cincin asam benzoat membentuk asam karboksilat siklis, dan
kaprolaktam sebagai intermediate, yang digunakan pada pembuatan
nilon. Dengan pemilihan katalis dan kondisi operasi, reduksi asam
benzoat pada gugus karboksil dapat membentuk benzil alkohol.
18
2. Hidrogenasi asam benzoat menjadi kaprolaktam dengan katalis nikel
dan direaksikan dengan NOHSO4.
3. Asam benzoat mempunyai cincin dengan letak meta, sehingga dapat
untuk reaksi substitusi lebih lanjut. Reaksi cincin yang terjadi adalah
sulfonasi, nitrasi dan klorinasi, tetapi agak sulit pada deaktifasi cincin
karena adanya gugus karboksil. Deaktifasi dapat dilakukan dengan
katalis atau dengan menaikkan suhu.
4. Oksidasi asam benzoat menjadi fenol dengan katalis tembaga.
5. Garam potasium dari asam benzoat direaksikan dengan CO2 pada
kenaikan suhu dan tekanan dapat membentuk asam terepthalat.
19
III. METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Botani, Jurusan Biologi,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung,
pada bulan September - Oktober 2017.
B. Alat dan Bahan Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah beaker glass, Erlenmeyer,
corong, gelas ukur, tabung reaksi dan raknya, pipet volume, hotplate,
pengaduk, pipet tetes, cawan petri, juicer, neraca analitik, spektrofotometer
UV, tissue, kertas label, plastik, karet gelang, gunting dan pisau.
Bahan yang digunakan yaitu buah belimbing manis yang telah masak yang
didapat dari supermarket di Bandar Lampung, aquadest, H2SO4 pekat, fenol,
reagen Benedict, methylene blue dan asam benzoat.
C. Rancangan Percobaan
Penelitian ini dilaksanakan dalam percobaan faktorial 3 x 2. Faktor A adalah
temperatur dengan 3 taraf : 0 oC, 25 oC, 50 oC. Faktor B adalah asam benzoat
20
dengan 2 taraf : 0% b/v dan 10% b/v. Setiap kombinasi perlakuan diulang 4
kali sehingga jumlah satuan percobaan adalah 24 kali. Notasi faktor, taraf,
dan kombinasi perlakuan ditunjukkan pada tabel 1.
Tabel 1. Notasi faktor, taraf dan kombinasi perlakuan.
Faktor A (Temperatur )
B
(Asam benzoat)
Taraf a1 a2 a3
b1 a1b1 a2b1 a3b1
b2 a1b2 a2b2 a3b2
Keterangan :a1b1 : 0 oC / 0% b/v a1b2 : 0 oC / 10% b/va2b1 : 25 oC / 0% b/v a2b2 : 25 oC / 10% b/va3b1 : 50 oC / 0% b/v a3b2 : 50 oC / 10% b/v
D. Variabel dan Parameter
Variabel dalam penelitian ini adalah indeks browning, kandungan karbohidrat
terlarut total, aktivitas enzim dehidrogenase, dan level gula pereduksi.
Parameter kuantitatif dalam penelitian ini adalah nilai tengah (µ) dari indeks
browning dan kandungan karbohidrat terlarut total, sedangkan parameter
kualitatif adalah level gula pereduksi dan aktivitas enzim dehidrogenase.
21
E. Pelaksanaan
Penelitian ini dilaksanakan dalam 4 tahap yaitu penyiapan satuan percobaan,
pemberian perlakuan, pengamatan dan analisis data.
1. Penyiapan Satuan Percobaan
Untuk mendapatkan jus buah belimbing manis, 100 gram daging buah
belimbing manis diproses menggunakan juicer. Jus yang diperoleh
dimasukkan ke dalam beaker glass. Selanjutnya 10 ml jus dipipet
menggunakan pipet volume ke dalam tabung reaksi yang telah dilabel
dengan kombinasi perlakuan dan ulangan. Semua tabung reaksi ditutup
rapat dengan plastik dan diikat dengan karet gelang.
2. Pemberian Perlakuan
8 tabung reaksi berisi jus buah belimbing manis disimpan didalam kulkas
sampai temperatur jus mencapai 0 oC, 8 tabung reaksi lagi diinkubasi pada
suhu kamar (25 oC), dan 8 tabung sisanya dipanaskan menggunakan
hotplate sampai temperatur 50 oC. Masing-masing 4 tabung reaksi dari
ketiga temperatur diberi penambahan asam benzoat 10% b/v sebanyak 2
ml sebagai perlakuan dan 2 ml aquadest sebagai kontrol (0% b/v).
Kemudian seluruh tabung diinkubasi pada suhu kamar selama 72 jam.
22
3. Pengamatan
3.1. Indeks Browning
Pengamatan indeks browning menurut Jeong et.al., (2008).
Absorbansi jus buah belimbing manis diukur dengan spektrofotometer
pada panjang gelombang 420 nm. Semakin besar nilai absorbansi
maka semakin tinggi indeks browning.
3.2. Kandungan Karbohidrat Terlarut Total
Kandungan karbohidrat terlarut total ditentukan berdasarkan metoda
fenol sulfur. 2 ml jus dimasukkan kedalam tabung reaksi dan
ditambahkan 2 ml larutan H2SO4 pekat dan 1 ml larutan fenol. Jus
dibiarkan beberapa saat sampai berwarna coklat kemerahan
menunjukan karbohidrat terlarut. Absorbansi diukur dengan
spektrofotometer UV dengan panjang gelombang 490 nm. Nilai
absorbansi setiap jus buah belimbing manis dicatat. Kandungan
karbohidrat ditentukan berdasarkan kurva standar glukosa dan
dinyatakan dalam satuan mg/jaringan.
3.2.1. Pembuatan Kurva Standar Glukosa
Sebanyak 10 mg glukosa dilarutkan kedalam 100 ml aquadest.
Selanjutnya 0,2 ; 0,4 ; 0,6 ; 0,8; dan 1 ml larutan glukosa
dipipet kedalam 5 tabung reaksi yang sudah dilabel konsentrasi
23
glukosa. Volume disesuaikan menjadi 3 ml dengan
menambahkan aquadest. 2 ml asam sulfat pekat dan 1 ml fenol
ditambahkan kesetiap tabung reaksi, diaduk rata dan diinkubasi
sampai warnanya coklat kemerahan. Absorbansi diukur dengan
spektrofotometer pada panjang gelombang 490 nm. Kurva
standar diplot dengan sumbu X sebagai konsentrasi dan sumbu
Y sebagai absorbansi.
3.2.2. Identifikasi Gula Pereduksi
Gula pereduksi dideteksi dengan uji Benedict. 1 ml jus buah
belimbing manis ditambahkan 3 ml Benedict dan dipanaskan
selama 10 menit. Endapan warna merah bata yang terbentuk
menunjukan adanya gula pereduksi.
3.3. Aktivitas Enzim Dehidrogenase
Aktivitas enzim dehidrogenase diukur berdasarkan methylene blue
(Witham et.,al, 1986). 2 ml jus buah belimbing manis dipipet kedalam
tabung reaksi dan ditambahkan methylene blue 0,025% (b/v) lalu
ditutup rapat dengan plastik dan diikat menggunakan karet gelang,
kemudian diinkubasi selama 24 jam. Aktivitas enzim dehidrogenase
diduga berdasarkan perubahan warna larutan methylene blue. Semakin
bening warna methylene blue semakin tinggi aktivitas enzim
dehidrogenase.
24
F. Analisis Data
Homogenitas ragam diuji menggunakan uji Levene pada taraf nyata 5%.
Analisis ragam dilakukan pada taraf nyata 5%. Jika interaksi faktor A dan
faktor B tidak nyata maka ditentukan main effect dengan uji Tukey pada taraf
nyata 5%. Jika interaksi nyata maka ditentukan simple effect faktor B (asam
benzoat) pada setiap faktor A (temperatur) dengan uji F pada taraf nyata 5%.
35
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Interaksi antara asam benzoat dan temperatur menurunkan indeks
browning jus buah belimbing manis.
2. Penambahan asam benzoat 10% b/v kedalam jus buah belimbing manis
efektif menurunkan indeks browning pada temperatur 0o C dan 25o C.
3. Perlakuan temperatur 25 ºC dan 50 ºC menurunkan kandungan
karbohidrat terlarut total jus buah belimbing manis.
B. Saran
Adapun saran untuk penelitian ini adalah perlu dilakukan penelitian lanjutan
untuk mengukur aktivitas enzim dehidrogenase dan gula pereduksi secara
kuantitatif.
36
DAFTAR PUSTAKA
Alwiyah, 2011. Analisis Kelayakan Usaha Budidaya Belimbing Dewa padaKondisi Risiko di Kota Depok (Skripsi). IPB. Bogor. 139 Hlm.
Anonim, 1988, Peraturan Menteri Kesehatan RI. Nomor: 722/MenKes/Per/IX/88Tentang Bahan Tambahan Makanan, Departemen Kesehatan RI,Jakarta.
Blackweel, Wiley, 2012. Food Biochemistry and Food Processing, 2nd (ed). NewYork.
BPOM RI. 2013. Laporan Tahunan 2013 Badan Pengawas Obat dan MakananRI. Jakarta: Badan POM RI.
Buckle, K.A. 1987. Ilmu Pangan. Universitas Indonesia Press. Jakarta.
Chayati. 2007. Bahan Ajar Ilmu Pangan. Fakultas Teknik UNY. Yogyakarta.
Cheng, G.W. dan Crisosto, C.H., 1995. Browning Potential, PhenolicComposition, and Polyphenoloxidase Activity of Buffer Extracts ofPeach and Nectarine Skin Tissue. Journal of the American Society forHorticultural Science 120: 835-838.
Chipley, J. R. 2005. Sodium Benzoate and Benzoic Acid. Di dalam P. M.Davidson, J. N. Sofos, dan A. L. Branen (eds.). Antimicrobials in Food3rd ed. CRC Press Taylor&Francis Group, Boca Raton.
Eskin, N.A.M., H.M. Henderson, and R.J. Townsend. 1971. Biochemistry ofFoods.Academic Press, New York, San Francisco. London.
Fennema, O.W., 1985. Principle of Food Science, Food Chemistry, 2nd (ed).Marcel Dekker Inc, New York.
37
Ioannou, I., and Ghoul, M. 2013. Prevention of enzymatic browning in fruit andvegetables. Europ. Sci. J. Vol 9(30): 310-341.
Iyengar,R.J.A and Evily.1992. Anti Browning Agent : Alternatives to the use ofsulfite in foods ;Trends in food Technology. Elsevier trends Journal. 3:60-63
Jacobson, Michael. 2000. How soft drinks are harming Americans’health.http://www.cspinet.org, diakses pada tanggal 9 September 2017.
Jeong, H.L., Jin, W. J., Kwang, D.M., and Kee, J.P. 2008. Effect of anti-BrowningAgents on Polyphenolozidase Activity and Total Phenolics as Relatedto Browning of Fresh-Cut ‘fuji’ Apple. ASEAN Food Journal. 15(1):79-87.
Kaviya, R. 2012. Comparative Studies on the Inhibitors of Banana PeelPolyphenol oksidase (PPO). Departement of Biotechlogopy,Kumaraguru College of Technology. Coimbatore
Kirk, R.E. Othmer,D.F., 1989. Encyclopedia of Chemical EngineeringTechnology.John Wiley and Sons Inc. New York.
Kurtanto, Tomy. 2008. Reaksi Miallard pada Produk Pangan. IPB. Bogor.
Latifah. 2009. Pengaruh coating pati ubi jalar putih (Ipomoea batatas L.)terhadap perubahan warna apel potong segar (fresh-cut apple).Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Manolopoulou, E., and Theodoros Varzakas. 2011. Effect of Storage Conditionson the Sensory Quality, Colour and Texture of Fresh-Cut MinimallyProcessed Cabbage with the Addition of Ascorbic Acid, Citric Acid andCalcium Chloride. Food and Nutrition Sciences. 2 : 956-963.
Mardiah E. 1996. Penentuan aktivitas dan inhibisi enzim polifenol oksidase dariapel (Pyrus malus Linn.). Jurnal Kimia Andalas 2:2.
Mardiana, K.2008. Pemanfaatan Gel Lidah Buaya Sebagai Edible Coating BuahBelimbing Manis (Averrhoa carambola L) (Skripsi). IPB. Bogor. 78Hlm.
Marshall, M.R., Kim, J., and Wei, C.I., 2000. Enzymatic Browning in Fruits,Vegetable and Seafoods. FAO. P. 45
38
Natural Resource and Concervation Service, USDA. 2017. Taksonomi KlasifikasiBuah Belimbing (Averrhoa carambola L.).https://plants.usda.gov/core/profile?symbol=AVCA, diakses pada tanggal 6September 2017.
Queiroz, C., Lopes, M.L., Fialho, E and Valente-Mesquita, V.L. 2008. Polyphenoloxidase : characteristics and mechanisms of browning control. FoodReview International 24: 361-375.
Rahmawati F. 2008. Pengaruh vitamin C terhadap aktivitas polifenoloksidasebuah Apel merah (Pyrus malus) secara in vitro[skripsi]. Surakarta:Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Rukmana, R. 1996. Belimbing. Penerbit Kanisius. Jakarta.
Santoso, F., 2006. Teknologi Pengawetan Bahan Segar. Laboratorium KimiaPangan Fakultas Pertanian. Universitas Widyagama Malang.
Simpson, K.B. 2012. Food Biochemistry and Food Processing. Second ed.
Sukadana, I.M., 2009. Senyawa Antibakteri Golongan Flavonoid dari BuahBelimbing Manis (Averrhoa carambola Linn.L). Jurnal Kimia. 3 (2) :109-116.
Sunarjono, HH., 2004. Berkebun Belimbing Manis. Penerbit Swadaya. KotaDepok.
Variyar, P.S., M.B. Penddharkar, A. Banerje, and C. Bandyopadhyay.1988.Blackening in green pepper berries.Phytochemistry. 27(3) : 715-717.
Whistler, R. L., Daniel, J. R. 1985. Carbohydrates. In O.R. Fennema (eds). FoodChemistry, 2nd edition. Marcel Dekker, New York.
Wijayakusuma, H., Dalimartha, S. 2000. Ramuan Tradisional Untuk PengobatanDarah Tinggi. Cetakan VI. Jakarta: Penerbit Penebar Swadaya.
William and Caliendo, 1984. Biology of ascorbic acid biosynthesis, in AscorbicAcid: Biochemistry and Biomedical Cell Biology, pp 17- 39.
Winarno, F.G. 1980. Pengantar Teknologi Pangan. Jakarta: Gramedia PustakaUtama.
39
Winarno, F. G. 1986. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Winarno F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Winarto W.P. 2003. Sambiloto: Budi Daya dan Pemanfaatan untuk Obat. 1st ed.Jakarta: Penebar Swadaya. P. 1-12
Witham H.F., D.F. Blaydes and R.M. Delvin. 1986. Exercieses in PlantPhysiology. Second Edition ed. Published as: Experiments in PlantPhysiology. America.