fase penyembuhan luka

7
Fase Penyembuhan Luka Fase Penyembuhan Luka. Luka adalah hilang atau pun rusaknya sebagian dari jaringan tubuh. Keadaan luka ini banyak faktor penyebabnya. Diantara penyebab dari luka adalah dapat trauma benda tajam atau tumpul, ledakan, zat kimia, perubahan suhu, sengatan listrik, atau pun gigitan hewan. Demikian kurang lebih dari pengertian luka .. Diantara mekanisme tersebut adalah dengan adanya peningkatan aliran darah ke daerah yang rusak, membersihkan sel dan benda asing dan perkembangan awal seluler bagian dari proses penyembuhan.Proses penyembuhan luka terjadi secara normal tanpa bantuan, walaupun beberapa bahan perawatan dapat membantu untuk mendukung proses penyembuhan. Sebagai contoh dalam proses perawatan yaitu dengan melindungi area yang luka bebas dari kotoran dengan menjaga kebersihan dan hal ini tentunya akan sangat membantu untuk meningkatkan penyembuhan jaringan yang telah rusak atau mengalami luka. Fase penyembuhan luka dalam sebuah proses luka adalah melalui 3 fase atau 3 tahap penyembuhan luka yaitu : 1. Fase Inflamasi Fase inflamasi ini akan berlangsung sejak terjadinya luka sampai kira-kira hari kelima. Pembuluh darah yang terputus pada luka yang diderita tersebut akan menyebabkan perdarahan dan tubuh dalam hal ini akan berusaha menghentikannya dengan cara vasokonstriksi, pengerutan ujung pembuluh yang putus (retraksi), dan reaksi hemostasis. Hemostasis terjadi karena trombosit yang keluar dari pembuluh

Upload: lovablemom

Post on 27-Nov-2015

11 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

luka

TRANSCRIPT

Page 1: Fase Penyembuhan Luka

 

Fase Penyembuhan LukaFase Penyembuhan Luka. Luka adalah hilang atau pun rusaknya sebagian dari jaringan tubuh. Keadaan luka ini banyak faktor penyebabnya. Diantara penyebab dari luka adalah dapat trauma benda tajam atau tumpul, ledakan, zat kimia, perubahan suhu, sengatan listrik, atau pun gigitan hewan. Demikian kurang lebih dari pengertian luka..

Diantara mekanisme tersebut adalah dengan adanya peningkatan aliran darah ke daerah yang rusak, membersihkan sel dan benda asing dan perkembangan awal seluler bagian dari proses penyembuhan.Proses penyembuhan luka terjadi secara normal tanpa bantuan, walaupun beberapa bahan perawatan dapat membantu untuk mendukung proses penyembuhan. Sebagai contoh dalam proses perawatan yaitu dengan melindungi area yang luka bebas dari kotoran dengan menjaga kebersihan dan hal ini tentunya akan sangat membantu untuk meningkatkan penyembuhan jaringan yang telah rusak atau mengalami luka.

Fase penyembuhan luka dalam sebuah proses luka adalah melalui 3 fase atau 3 tahap penyembuhan luka yaitu :

1. Fase Inflamasi

            Fase inflamasi ini akan berlangsung sejak terjadinya luka sampai kira-kira hari kelima. Pembuluh darah yang terputus pada luka yang diderita tersebut akan menyebabkan perdarahan dan tubuh dalam hal ini akan berusaha menghentikannya dengan cara vasokonstriksi, pengerutan ujung pembuluh yang putus (retraksi), dan reaksi hemostasis. Hemostasis terjadi karena trombosit yang keluar dari pembuluh darah saling melengket, dan bersama dengan jala fibrin yang terbentuk membekukan darah yang keluar dari pembuluh darah. Sementara itu terjadi reaksi inflamasi. Sel mast dalam jaringan ikat menghasilkan serotonin dan histamine yang meningkatkan permeabilitas kapiler sehingga terjadi eksudasi cairan, penyebukan sel radang, disertai vasodilatasi setempat yang menyebabkan udem dan pembengkakan. Tanda dan gejala klinik reaksi radang menjadi jelas berupa warna kemerahan karena kapiler melebar (rubor), suhu hangat (kalor), rasa nyeri (dolor), dan pembengkakan (tumor).

Aktifitas seluler yang terjadi adalah pergerakan leukosit menembus dinding pembuluh darah (diapedesis) menuju luka karena daya kemotaksis. Leukosit mengeluarkan enzim hidrolitik yang membantu mencerna bakteri dan kotoran luka. Limfosit dan monosit yang kemudian muncul ikut menghancurkan dan memakan kotoran luka dan bakteri (fagositosis). Fase ini disebut juga fase lamban karena reaksi pembentukan kolagen baru sedikit dan luka hanya

Page 2: Fase Penyembuhan Luka

dipertautkan oleh fibrin yang amat lemah.

2. Fase Proliferasi.Fase proliferasi disebut juga fase fibroplasia karena yang menonjol adalah proses proliferasi fibroblast. Fase ini berlangsung dari akhir fase inflamasi sampai kira – kira akhir minggu ketiga. Fibroblast berasal dari sel mesenkim yang belum berdiferensiasi, menghasilkan mukopolisakarida, asama aminoglisin, dan prolin yang merupakan bahan dasar kolagen serat yang akan mempertautkan tepi luka.

Pada fase ini serat dibentuk dan dihancurkan kembali untuk penyesuaian diri dengan tegangan pada luka yang cenderung mengerut. Sifat ini, bersama dengan sifat kontraktil miofibroblast, menyebabkan tarikan pada tepi luka. Pada akhir fase ini kekuatan regangan luka mencapai 25% jaringan normal. Nantinya, dalam proses penyudahan kekuatan serat kolagen bertambah karena ikatan intramolekul dan antar molekul. Pada fase fibroplasia ini, luka dipenuhi sel radang, fibroblast, dan kolagen, membentuk jaringan berwarna kemerahan dengan permukaan yang berbenjol halus yang disebut jaringan granulasi. Epitel tepi luka yang terdiri dari sel basal terlepas dari dasarnya dan berpindah mengisi permukaan luka. Tempatnya kemudian diisi oleh sel baru yang terbentuk dari proses mitosis. 

Proses migrasi hanya bisa terjadi ke arah yang lebih rendah atau datar, sebab epitel tak dapat bermigrasi ke arah yang lebih tinggi. Proses ini baru berhenti setelah epitel saling menyentuh dan menutup seluruh permukaan luka. Dengan tertutupnya permukaan luka, proses fibroplasia dengan pembentukan jaringan granulasi juga akan berhenti dan mulailah proses pematangan dalam fase penyudahan.

3. Fase Penyudahan (Remodelling).Pada fase ini terjadi proses pematangan yang terdiri dari penyerapan kembali jaringan

yang berlebih, pengerutan sesuai dengan gaya gravitasi, dan akhirnya perupaan kembali jaringan yang baru terbentuk. Fase ini dapat berlangsung berbulan – bulan dan dinyatakan berkahir kalau semua tanda radang sudah lenyap. Tubuh berusaha menormalkan kembali semua yang menjadi abnormal karena proses penyembuhan. Odema dan sel radang diserap, sel muda menjadi matang, kapiler baru menutup dan diserap kembali, kolagen yang berlebih diserap dan sisanya mengerut sesuai dengan regangan yang ada. Selama proses ini dihasilkan jaringan parut yang pucat, tipis, dan lemas serta mudah digerakkan dari dasar. Terlihat pengerutan maksimal pada luka. Pada akhir fase ini, perupaan luka kulit mampu menahan regangan kira – kira 80% kemampuan kulit normal. Hal ini tercapai kira – kira 3-6 bulan setelah penyembuhan. 

KLASIFIKASI     LUKA

Luka dapat terjadi pada trauma, pembedahan, neuropatik, vaskuler, penekanan dan keganasanLuka diklasifikasikan dalam 2 bagian :1.       Luka akut         : merupakan luka trauma yang biasanya segera mendapat penanganan dan biasanya dapat sembuh dengan baik bila tidak terjadi komplikasi. Kriteria luka akut adalah luka baru, mendadak dan penyembuhannya sesuai dengan waktu yang diperkirakan Contoh : Luka sayat, luka bakar.2.       Luka kronik      : luka yang berlangsung lama atau sering timbul kembali (rekuren) dimana terjadi gangguan pada proses penyembuhan yang biasanya disebabkan oleh masalah multifaktor dari penderita. Pada luka kronik luka gagal sembuh pada waktu yang diperkirakan, tidak berespon baik terhadap terapi dan punya tendensi tusuk, crush injury. Luka operasi dapat dianggap sebagai luka akut yang dibuat oleh ahli bedah. Contoh : luka jahit, skin grafting.

Page 3: Fase Penyembuhan Luka

 

Faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka :Faktor lokal

1. Suplai pembuluh darah yang kurang2. Denervasi3. Hematoma4. Infeksi                5. Iradiasi6. Mechanical stress7. Dressing material8. Tehnik bedah9. Irigasi10. Elektrokoagulasi11. Suture materials12. Antibiotik13. Tipe jaringan14. Facilitious wounds

  Faktor umum

1. Usia2. Anemia3. Anti inflammatory drugs4. Cytotoxic and metabolic drugs5. Diabetes mellitus6. Hormon7. Infeksi sistemik8. Jaundice9. Penyakit menular10.  Malnutrisi11.  Obesitas12.  Temperatur13.  Trauma, hipovolemia dan hipoksia14.  Uremia15.  Vitamin C dan A

 

 Pertolongan Pertama Pada Luka Memar

 Jangan panik bila Anda terbentur, jatuh, atau kena pukulan yang berakibat memar.

Tanda berupa benjolan pada bagian yang terantuk, yang kadang disertai wama biru tua, tak perlu membuat Anda cemas.                 Benjol dan kebiruan tersebut sebenarnya disebabkan pembuluh darah pada bagian yang terkena benturan pecah. Lalu darah masuk ke jaringan sekitarnya. Memar adalah luka yang sering dijumpai dan dialami oleh seseorang. Hal ini terjadi karena beberapa hal seperti terjatuh atau terkena pukulan ke badan yang menyebabkan beberapa pembuluh darah pecah

Page 4: Fase Penyembuhan Luka

di bawah permukaan kulit. Perubahan warna dan pembengkakan pada kulit timbul karena adanya rembesan darah ke dalam jaringan.

Menurut Stanley M. Zildo seperti dikutip dari bukunya yang berjudul 'First Aid, Cara Benar Pertolongan Pertama dan Penanganan Darurat', gejala memar adalah daerah yang terkena terasa sakit, kulit memerah lalu berubah warna menjadi biru atau hijau, terkadang timbul bengkak atau benjolan.

Memar biasanya dapat sembuh dengan sendirinya. Meskipun demikian, perlu dilakukan beberapa hal agar memar dapat sembuh lebih cepat, yaitu:

1. Sesegera mungkin kompreslah dengan menggunakan air dingin atau es pada daerah yang memar    untuk mengurangi perdarahan dan pembengkakan.

2. Bila memar terjadi pada lengan atau kaki, angkat bagian tersebut dengan posisi lebih tinggi dari jantung untuk mengurangi aliran darah lokal.

3. Setelah 24 jam, gunakan kompres hangat untuk membantu penyembuhan luka. Kompresan hangat akan membuka pembulu darah sehingga memperlancar sirkulasi darah pada area tersebut.

4. Bila memar bertambah parah atau bengkak dengan rasa sakit tak tertahankan, segera bawa ke rumah sakit karena ada kemungkinan patah tulang atau luka lainnya.

 

Akibat Benturan   Kepala

Anda pernah mengalami benturan kepala? Jika pernah, jangan anggap remeh. Ada beberapa hal yang perlu Anda ketahui perihal benturan kepala. Apalagi kepala merupakan bagian tubuh yang sangat rawan karena di dalam tulang tengkorak kepala tersimpan aset kehidupan yang sangat penting, yaitu otak dan sistem saraf pusat lain.Benturan pada kepala dari cukup ringan hingga lebih berat potensial menimbulkan berbagai gangguan kesehatan .Benturan kepala rentan menyebabkan terjadinya gegar otak. Gejala gegar otak sendiri jika tidak ditangani baik, bisa menimbulkan komplikasi yang lebih parah. Salah satunya penyakit epilepsi.Namun tidak semua benturan yang mengenai kepala bisa menyebabkan gegar otak. Itu karena otak dilindungi tengkorak yang kokoh ditambah selaput otak sendiri. Karena itu tidak semua benturan langsung bisa menyebabkan terjadi gegar otak itu sendiri. Dalam istilah medis, benturan kepala disebut trauma capitis. Benturan yang keras bisa menyebabkan gegar otak. Dalam bahasa awam, gegar otak adalah bergeraknya jaringan otak dalam tengkorak. “Hanya bergerak saja,” ujarnya.Meski hanya bergerak, gegar otak bisa membuat cedera dalam otak seperti pendarahan dan pembengkakan dalam jaringan otak. “Tergantung berat-ringan cedera,” ujarnya.Untuk memastikan, bisa dilihat dari gejalanya. Jika terjadi gegar otak, biasanya gejala yang muncul adalah pusing, kesadaran menurun, muntah berkali-kali, hingga pingsan. “Makanya jika terjadi gejala ini sebaiknya segera dibawa ke dokter untuk memastikan gegar otak atau tidak. Pastikan juga derajat gegar otak yang dialami,” jelasnya.Bila Anda mengalami benturan keras di kepala, sebaiknya cepat periksa ke dokter. Dari tekanan darah dan denyut nadi, bisa dilihat apakah ada kelainan di dalam otak. Jika ada kelainan. Lalu apa saja dampak gegar otak itu? Jika gegar otak ringan biasanya dalam

Page 5: Fase Penyembuhan Luka

beberapa hari bisa kembali normal. Gegar otak ringan tidak sampai menyebabkan terjadinya pendarahan di dalam jaringan otak. “Memang ada gangguan memori, tapi sementara. Beberapa hari biasanya akan kembali normal.Namun pada gegar otak berat yang menimbulkan pendarahan, harus segera dioperasi untuk menghilangkannya. Jika pendarahan menutupi semua otak, orang tersebut bisa meninggal dunia. Kalaupun hidup, menimbulkan kecacatan. Selain itu, meski sembuh, luka parut dalam jaringan otak tetap menimbulkan kecacatan pada otak. “Komplikasi paling sering akibat luka di jaringan otak ini adalah epilepsi.”