farmakokinetika obat

10
Farmakokinetika Obat-Model 1 Kompartemen Terbuka Intravaskuler Apr 3 Posted by denikrisna Pada model satu kompartemen tubuh dianggap sebagai satu kesatuan. Jadi obat masuk dan secara cepat terdistribusi ke semua bagian lalu obat juga dapat keluar dari tubuh karena merupakan kompartemen terbuka. Selain itu model kompartemen satu terbuka tidak menghitung kadar obat yang sebenarnya dalam jaringan, tapi menganggap bahwa berbagai perubahan kadar obat dalam plasma mencerminkan perubahan yang sebanding dengan kadar obat dalam jaringan. Jadi saat kita analisis kadar obat dalam darah, maka nilai yg kita dapat dianggap sebanding dengan kadar obat dalam jaringan. Tapi konsentrasi obat dalam berbagai jaringan tidak sama pada berbagai waktu.

Upload: dona-so-sweet

Post on 06-Dec-2014

116 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Farmakokinetika Obat

Farmakokinetika Obat-Model 1 Kompartemen Terbuka IntravaskulerApr 3

Posted by denikrisna

Pada model satu kompartemen tubuh dianggap sebagai satu kesatuan. Jadi obat masuk dan secara cepat terdistribusi ke semua bagian lalu obat juga dapat keluar dari tubuh karena merupakan kompartemen terbuka.

Selain itu model kompartemen satu terbuka tidak menghitung kadar obat yang sebenarnya dalam jaringan, tapi menganggap bahwa berbagai perubahan kadar obat dalam plasma mencerminkan perubahan yang sebanding dengan kadar obat dalam jaringan.Jadi saat kita analisis kadar obat dalam darah, maka nilai yg kita dapat dianggap sebanding dengan kadar obat dalam jaringan.

Tapi konsentrasi obat dalam berbagai jaringan tidak sama pada berbagai waktu.

Model satu kompartemen terbuka intravena

Page 2: Farmakokinetika Obat

Pada pemberian intravena, semua obat langsung masuk ke pembuluh darah dan didistribusikan.

Dalam hal ini volume dimana obat terlarut disebut Volume distribusi (Vd)

rumus:

untuk orde 1

Vd = DB0 / Cp0

atau

Vd = Dosis / Cp0

dimana,

DB0 merupakan kadar obat dalam tubuh mula2 atau sama dengan dosis yg diberikan

Cp0 merupakan kadar obat dalam plasma mula2. didapat dari anti ln K pada persamaan regresi linier t vs Cp

(n.b. kalo soal uts dapet yg model kompartemen 1 terbuka i.v nyari Vdnya pake ini aja. baru kalo ditanya yg ekstravakular ini g bisa dipake)

untuk yg mana aja (tidak tergantung orde)

Vd = Dosis yang diberikan secara i.v / (K x AUC)

K = tetapan laju eliminasi, didapat dari regresi linier t vs Cp

AUC = area under curve, pada model kompartemen satu terbuka i.v  dapat              digunakan rumus: Cp0/K

Selain itu Vd dapat juga dinyatakan sebagai %

Page 3: Farmakokinetika Obat

(Vd/berat badan) x 100% = %BB

Ada juga Tetapan Laju Eliminasi (K) yang terdiri dari:

Tetapan Laju eliminasi (K) = Tetapan Laju metabolisme (Km) + Tetapan Laju Eksresi (Ke)

Pada model ini reaksi mengikuti REAKSI ORDE 1

Masih inget kan pada reaksi orde 1 persamaannnya pake log atau ln (mending pake ln sih soalnya pake kalkulator jg hhe)

lnDBt = lnDB0 – kt

dimana,

DBt = jumlah obat dalam tubuh pada waktu t

DB0= jumlah obat dalam tubuh mula2 = dosis

atau jika yang diketahui adalah kadar obat dalam plasma=

lnCpt=lnCp0 – kt

Cpt = kadar obat dalam plasma pada waktu t

Cp0= kadar obat dalam plasma mula2

ntar kalo mau ngrubah jadi DB pake rumus ini: DB = Vd x Cp

Perhitungan dari data eksresi urinSelain pake data darah, kita jg bisa pake data eksresi urin.

Sampel urin sering dipakai dalam studi farkin untuk mempelajari disposisi obat dan untuk menentukan:

Tetapan laju eliminasi (K), Waktu paruh (t1/2), Clearance total (Clt)

namun sayangnya kalo lewat urin kita g bisa ngitung Vd, Vd cm bisa diitung pake data darah

Syarat metode urin valid:

1. minimal 10% obat dieksresikan dalam bentuk utuh di urin2. digunakan / dilakukan water loading supaya kondisi tidak dehidrasi

Page 4: Farmakokinetika Obat

3. penetapan kadar obatnya harus spesifik (selektif)4. diperlukan pengosongan kandung kemih secara sempurna. Biasanya digunakan kateter

sehingga air secara difusi pasif akan mengalir keluar sendiri5. Bila urin tidak segera dianalisis: jika sampel 20-50ml distabilkan dengan toluen sebanyak

0.5 – 1 ml dibekukan (toluen mencegah oksidasi urin)6. Semua sampel urin harus dapat dikumpulkan. Dalam sampel urin yang penting jumlah

obatnya bukan kadar obatnya7. lamanya pengambilan cuplikan urin 7-10x t1/2 (kalo sampel darah cuma 3-5x t1/2)

Clearance (Cl)

Clearance merupakan suatu parameter yang menyatakan kemampuan tubuh untuk mengeliminasi obat tanpa mempersalahkan gimana mekanismenya.

dinyatakan dalam satuan volume / waktu (ml/jam atau ml/menit dll)

Clearance total (Clt) = Clearance renal (Clr) + Clearance hepatic (Clh)

Clearance total (Clt) = k x Vd

atau

Clearance total (Clt) = Dosis iv / AUC

Perhitungan K dari data urin

selain lewat darah, K juga dapat diitung dari data eksresi urin.

Laju eksresi urin jg dianggap sebagai orde 1

Du/dt = ke.DB

masukin aja data yg didapat ke persamaan berikut:

lnDu/dt = lnKe.DB0 – k x t mid

dimana,

Du = jumlah obat utuh yang dieksresikan lewat urin

Ke = tetapan laju eksresi ginjal

DB0 = jumlah obat dalam tubuh mula2 = dosis yang diberikan

t* = tmid atau waktu di antara pengambilan. misalnya di antara 0 – 5 berarti tmidnya 2,5

Page 5: Farmakokinetika Obat

oia persamaan tersebut didapat dengan memplotkan data t vs logDu/dt

slope = -K/2,303

Metode untuk ngitung parameter2 pada pengambilan urin

1. Metode kecepatan eksresi obat

metode ini kayak (emang sama sih) ama perhitungan untuk nyari K

lnDu/dt = lnKe.DB0 – k x t mid

persamaan di atas dibuat dari regresi linier antara Du/t vs t mid

2. Metode sigma minus atau ARE (Amount of Drug Remaining to be Excreted)

metode ini agak lebih ribet daripada metode satunya. Kelemahannya pun lebih banyak. Namun kadang2 lebih disukai karena fluktuasi data laju eliminasi lebih kecil.

rumusnya:

ln(Du inf – Du kum) = lnDuinf – kt

Du inf = jumlah total obat yang dieksresikan dalam urin

Du kum = jumlah kumulatif obat yang sudah dieksresikan

Du inf – Du kum = ARE = jumlah obat yang belum dieksresi

Comparison of those methods

1. Pengambilan data

metode kecepatan eksresi tidak memerlukan pengambilan data sampai Du inf (tak terhingga)

ARE harus sampai D inf dan g boleh ilang satu sampel pun

2. Pengosongan kandung kemih

metode kecepatan eksresi pengosongan kandung kencingnya harus sempurna biar valid ARE g masalah. yg diitung juga yg belum dikeluarin

3. Orde

metode kecepatan eksresi bisa untuk orde satu dan nol ARE cm bisa untuk orde 1

Page 6: Farmakokinetika Obat

4. Penentuan tetapan laju eksresi (Ke)

metode kecepatan eksresi bisa ARE g bisa

Contoh Perhitunganjeng jeng jeng jeng backsound detective conan (niru bio twit seseorang )

kalo g ada perhitungan bukan farkin namanya. yuk mari kita belajar perhitungan biar g cenat-cenut besok,ahay!

Soal (diambil dari Shargel edisi 5 tp di kuliah jg ada hhe)

dari data tersebut diketahui:

berat badan = 50 kg

dosis obat = 20mg/kg

jadi dosis pemberiannya = 50 kg x 20 mg/kg = 1000 mg

kita coba ukur pake dua metode di atas yuk ^^

Metode kecepatan eksresi obat

nah untuk pake metode ini kan nantinya yg dibuat persamannya itu Du/t vs t mid

makanya kita perlu cari dua angka2 itu.

caranya?

Du/t =  Du(mg) dibagi ama waktu (jam) jadinya Du/t dalam satuan (mg/jam)

Page 7: Farmakokinetika Obat

t mid = waktu tengah2 antara kedua waktu. contoh data ke 1 kan 0,25 dan data kedua 0,5 tmidnya jd 0,375. Lah yg untuk data pertama 0,25 gimana? tetep tmidnya dia setengah dari 0,25 saja yaitu 0,125

hasilnya

trus buat regresi linier t mid vs lnDu/t

kenapa? karena orde 1

jadinya persamaan kurva bakunya

y = bx + a

y = -0.6797x + 6.5479 atau y = 6.5479 - 0.6797x

mirip ama persamaan ini kan?

lnDu/dt = lnKe.DB0 – kt*

sehingga parameter lainnya

k = b = 0,6797/jam

t1/2 = 0,693/k = 0.693/0.6797 = 1,01 jam

ke = ln2/(t1/2) = ln 2 / 1,01 = 0.6798/jam

dari data di atas didapat bahwa harga k dan ke hampir sama, ini berarti hampir semua obat tidak dimetabolisme dan didapat utuh di urin

Page 8: Farmakokinetika Obat

Metode ARE

kan nanti dipake ARE vs tmid

ARE sendiri = D inf – D kum

D inf adalah harga D kumulatif terbesar / jumlah semua D

D kum adalah penjumlahan D

jadi nanti tabelnya seperti berikut:

trus buat regresi linier t mid vs lnARE

sisanya sama ama yg kaya di metode kecepatan eksresi

sekian dulu tentang model 1 kompartemen intravaskular.

yg ekstravaskular entah nututi atau g hhe

kalau ada kesalahan mohon koreksinya ^^b