fao rflp e-newsletter_august 2011

2
- Regional Fisheries Livelihoods Programme for South and Southeast Asia (RFLP) [ KOMPONEN INDONESIA ] Newsletter • 1 | Agustus 2011 Salam Hangat.. Edisi perdana berita berkala dua bulanan ini merupakan suatu upaya untuk menyebarluaskan informasi kepada publik tentang proyek Regional Fisheries Livelihoods Programme for South and Southeast Asia (RFLP) atau Proyek Mata Pencaharian Perikanan Kawasan Asia Selatan dan Tenggara (PMPK) di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Proyek RFLP ini didanai oleh Pemerintah Negara Spanyol dan dilaksanakan oleh FAO (Food and Agriculture Organization of the United Nations) di enam negara yaitu Indonesia, Kamboja, Vietnam, Philipina, Srilanka dan Timor Leste. Diharapkan melalui media ini, pemerintah, perguruan tinggi, lembaga donor dan PBB, LSM internasional dan lokal serta masyarakat luas dapat mengetahui kegiatan- kegiatan yang akan, sedang, maupun yang telah dilakukan dalam proyek FAO RFLP secara ringkas namun komprehensif dan mudah dibaca. Saya juga berharap berita berkala dua bulanan ini akan memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai proyek FAO RFLP Indonesia kepada semua pemangku kepentingan. Saran dan kritik membangun sangat kami butuhkan untuk perbaikan ke depan. Semoga informasi dalam berita berkala dua bulanan ini berguna bagi kita semua dalam upaya bersama membangun Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Indonesia yang kita cintai. Aminudin Salka National Project Manager Kampanye GEMARIKAN, FAO RFLP dan DKP NTT Dorong Perbaikan Gizi Keluarga Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap manfaat mengkonsumsi ikan sebagai sumber protein penting, FAO RFLP mendukung Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) NTT dalam pameran dan kampanye "Gerakan Gemar Makan Ikan (GEMARIKAN)" di desa Naukae, Kuatnana, TTS (26/4). Menurut data DKP, meskipun suplai ikan di NTT melimpah namun tingkat konsumsi ikan warga NTT masih rendah yaitu 5 kg/orang/tahun. Sementara di provinsi lain di Indonesia mencapai 30 kg/orang/tahun. Sekitar 300 peserta, mayoritas ibu rumah tangga, kelompok perempuan dan anak sekolah tampak antusias mengikuti kegiatan ini. Tim FAO RFLP dan DKP NTT memberikan pelatihan pengolahan ikan agar para ibu dan kelompok perempuan dapat menyajikan menu harian berbahan ikan yang bergizi untuk keluarga. Materi bagaimana memilih ikan yang baik, mengolah ikan dalam berbagai menu bergizi dan manfaat mengkonsumsi ikan juga disosialisasikan FAO RFLP melalui stiker, booklet dan buku menu olahan ikan yang dibagikan kepada setiap peserta. Kepala dinas DKP NTT, Ferdy J. Kapitan mengatakan, “Partisipasi ibu rumah tangga dan kelompok perempuan dalam kegiatan ini sangat penting karena merekalah yang sehari-hari mengatur menu keluarga. Jika kita berinvestasi pengetahuan tentang gizi, mereka dapat mengaplikasikannya langsung untuk perbaikan gizi di keluarga masing-masing”. Pembuatan Rumpon Bantu 300 Keluarga Nelayan Rote Ndao FAO RFLP mendanai pembuatan dua unit rumpon di desa Londalusi, Rote Ndao, NTT yang dikerjakan secara gotong-royong oleh nelayan setempat. Dua unit rumpon ini akan dapat memberi manfaat bagi 300 keluarga nelayan karena dipasang di area penangkapan ikan bersama dan hasilnya akan dibagi secara adil. “Kami sangat senang, dengan adanya rumpon ini berarti suami kami tidak perlu lagi melaut terlalu jauh untuk menangkap ikan. Selama ini kami sering khawatir kalo-kalo mereka ditangkap karena tidak sengaja memasuki wilayah perairan Australia“, kata salah satu istri nelayan. Beberapa waktu lalu, warga nelayan Londalusi juga diberi pelatihan lanjutan budidaya rumput laut oleh FAO RFLP bekerjasama dengan DKP Rote Ndao agar mereka semakin memahami metode baru tanam apung yang telah diajarkan sehingga hasil panen rumput laut mereka pun meningkat. FAO RFLP juga memberikan 300 kg tali nilon dan 25 gulung tali plastik kepada 10 perwakilan kelompok petani rumput laut di desa Londalusi akhir April lalu. FAO RFLP - ILO EAST Bekali 58 Remaja Putus Sekolah dengan Keterampilan Wirausaha Sebanyak 58 remaja putus sekolah di Kabupaten Kupang dan Kota Kupang dilatih dengan berbagai keterampilan usaha di bidang teknik komputer, pengolahan makanan, pembuatan kotak pendingin ikan (cool box), jasa perdagangan, perbengkelan nelayan dan alat tangkap ikan. Pelatihan Kewirausahaan yang digelar oleh FAO RFLP dan ILO – EAST (Education and Skills Training for Youth Employment) bekerjasama dengan Lapenkop (Lembaga Pembinaan Perkoperasian) NTT ini dibagi dalam dua tahap. Selama pelatihan tahap I atau Entrepreneurship Training (9 – 14 Mei 2011) para peserta didorong untuk mengeksplorasi ide-ide bisnis mereka untuk dianalisis dan dikembangkan oleh para fasilitator. Mereka lalu dikenalkan dengan metode penyusunan rencana usaha, bagaimana mengkalkulasi biaya produksi serta jasa untuk manajemen usaha kecil, analisis konsumen hingga strategi pemasaran. Agar lebih siap mental merespon kebutuhan dunia kerja, para peserta program ini juga mengikuti pelatihan tahap II atau Vocational Training sekitar 3 minggu (17 Juni - 21 Juli 2011) melalui praktek kerja langsung di dunia usaha sesuai minat masing-masing. National Project Manager FAO RFLP Indonesia, Aminudin Salka mengatakan, “Melalui pelatihan kewirausahaan ini para remaja putus sekolah kami motivasi untuk mengeksplorasi minat dan ide usaha mereka. Kami harap, setelah dibekali dengan pelatihan mereka akan lebih percaya diri untuk ber- kompetisi di dunia kerja ataupun membuka usaha sendiri sehingga angka pengangguran pun berkurang”. HUBUNGI KAMI FAO RFLP Indonesia Jl. Sam Ratulangi No.3, Kelapa Lima, Kupang - NTT 85100 Telp. (0380) 828295 atau Amin.Salka @fao.org Informasi RFLP selengkapnya kunjungi www.rflp.org SEKILAS RFLP Program FAO RFLP Indonesia (2009 - 2013) bertujuan mendukung peningkatan mata pencaharian masyarakat nelayan skala kecil dan mengurangi kerentanan masyarakat pesisir dengan melakukan kegiatan di lima bidang penting meliputi: pengelolaan bersama (co-management), keselamatan melaut (safety- at-sea), pascapanen dan pemasaran (postharvest and marketing), mata pencaharian (livelihoods) dan layanan akses keuangan mikro (micro finance service). Program ini dilaksanakan di empat target daerah pesisir Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yaitu Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Kabupaten Rote Ndao dan Kabupaten Alor. FAO RFLP INDONESIA | Newsletter - Agustus 2011 | 1

Upload: virgi-f-tan

Post on 31-Jul-2016

223 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: FAO RFLP e-newsletter_August 2011

-

Regional Fisheries Livelihoods Programme for South and Southeast Asia (RFLP)

[ KOMPONEN INDONESIA ]

N

ewsl

ette

r •

1 |

Ag

ust

us

2011

Salam Hangat..

Edisi perdana berita berkala dua bulanan ini merupakan suatu upaya untuk menyebarluaskan informasi kepada publik tentang proyek Regional Fisheries Livelihoods Programme for South and Southeast Asia (RFLP) atau Proyek Mata Pencaharian Perikanan Kawasan Asia Selatan dan Tenggara (PMPK) di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Proyek RFLP ini didanai oleh Pemerintah Negara Spanyol dan dilaksanakan oleh FAO (Food and Agriculture Organization of the United Nations) di enam negara yaitu Indonesia, Kamboja, Vietnam, Philipina, Srilanka dan Timor Leste.

Diharapkan melalui media ini, pemerintah, perguruan tinggi, lembaga donor dan PBB, LSM internasional dan lokal serta masyarakat luas dapat mengetahui kegiatan-kegiatan yang akan, sedang, maupun yang telah dilakukan dalam proyek FAO RFLP secara ringkas namun komprehensif dan mudah dibaca. Saya juga berharap berita berkala dua bulanan ini akan memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai proyek FAO RFLP Indonesia kepada semua pemangku kepentingan.

Saran dan kritik membangun sangat kami butuhkan untuk perbaikan ke depan. Semoga informasi dalam berita berkala dua bulanan ini berguna bagi kita semua dalam upaya bersama membangun Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Indonesia yang kita cintai.

Aminudin SalkaNational Project Manager

Kampanye GEMARIKAN, FAO RFLP dan DKP NTT Dorong Perbaikan Gizi Keluarga

Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap manfaat mengkonsumsi ikan sebagai sumber protein penting, FAO RFLP mendukung Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) NTT dalam pameran dan kampanye "Gerakan Gemar Makan Ikan (GEMARIKAN)" di desa Naukae, Kuatnana, TTS (26/4). Menurut data DKP, meskipun suplai ikan di NTT melimpah namun tingkat konsumsi ikan warga NTT masih rendah yaitu 5 kg/orang/tahun. Sementara di provinsi lain di Indonesia mencapai 30 kg/orang/tahun.

Sekitar 300 peserta, mayoritas ibu rumah tangga, kelompok perempuan dan anak sekolah tampak antusias mengikuti kegiatan ini.

Tim FAO RFLP dan DKP NTT memberikan pelatihan pengolahan ikan agar para ibu dan kelompok perempuan dapat menyajikan menu harian berbahan ikan yang bergizi untuk keluarga. Materi bagaimana memilih ikan yang baik, mengolah ikan dalam berbagai menu bergizi dan manfaat mengkonsumsi ikan juga disosialisasikan FAO RFLP melalui stiker, booklet dan buku menu olahan ikan yang dibagikan kepada setiap peserta. Kepala dinas DKP NTT, Ferdy J. Kapitan mengatakan, “Partisipasi ibu rumah

tangga dan kelompok perempuan dalam kegiatan ini sangat penting karena merekalah yang sehari-hari mengatur menu keluarga. Jika kita berinvestasi pengetahuan tentang gizi, mereka dapat mengaplikasikannya langsung untuk perbaikan gizi di keluarga masing-masing”.

Pembuatan Rumpon Bantu 300 Keluarga Nelayan Rote Ndao

FAO RFLP mendanai pembuatan dua unit rumpon di desa Londalusi, Rote Ndao, NTT yang dikerjakan secara gotong-royong oleh nelayan setempat. Dua unit rumpon ini akan dapat memberi manfaat bagi 300 keluarga nelayan karena dipasang di area penangkapan ikan bersama dan hasilnya akan dibagi secara adil. “Kami sangat senang, dengan adanya rumpon ini berarti suami kami tidak perlu lagi melaut terlalu jauh untuk menangkap ikan. Selama ini kami sering khawatir kalo-kalo mereka ditangkap karena tidak sengaja memasuki wilayah perairan Australia“, kata salah satu istri nelayan.

Beberapa waktu lalu, warga nelayan Londalusi juga diberi pelatihan lanjutan budidaya rumput laut oleh FAO RFLP bekerjasama dengan DKP Rote Ndao agar mereka semakin memahami metode baru tanam apung yang telah diajarkan sehingga hasil panen rumput laut mereka pun meningkat. FAO RFLP juga memberikan 300 kg tali nilon dan 25 gulung tali plastik kepada 10 perwakilan kelompok petani rumput laut di desa Londalusi akhir April lalu.

FAO RFLP - ILO EAST Bekali 58 Remaja Putus Sekolah dengan Keterampilan Wirausaha

Sebanyak 58 remaja putus sekolah di Kabupaten Kupang dan Kota Kupang dilatih dengan berbagai keterampilan usaha di bidang teknik komputer, p e n g o l a h a n m a k a n a n , pembuatan kotak pendingin ikan (cool box), jasa perdagangan, perbengkelan nelayan dan alat tangkap ikan.

Pelatihan Kewirausahaan yang digelar oleh FAO RFLP dan ILO – EAST (Education and Skills Training for Youth Employment) bekerjasama dengan Lapenkop (Lembaga Pembinaan Perkoperasian) NTT ini dibagi dalam dua tahap. Selama pelatihan tahap I atau Entrepreneurship Training (9 – 14 Mei 2011) para peserta didorong untuk mengeksplorasi ide-ide bisnis mereka untuk dianalisis dan dikembangkan oleh para fasilitator. Mereka lalu dikenalkan dengan metode penyusunan rencana usaha, bagaimana mengkalkulasi biaya produksi serta jasa untuk manajemen usaha kecil, analisis konsumen hingga strategi pemasaran.

Agar lebih siap mental merespon kebutuhan dunia kerja, para peserta program ini juga mengikuti pelatihan tahap II atau Vocational Training sekitar 3 minggu (17 Juni - 21 Juli 2011) melalui praktek kerja langsung di dunia usaha sesuai minat masing-masing.

National Project Manager FAO RFLP Indonesia, Aminudin Salka mengatakan, “Melalui pelatihan kewirausahaan ini para remaja putus sekolah kami motivasi untuk mengeksplorasi minat dan ide usaha mereka. Kami harap, setelah dibekali dengan pelatihan mereka akan lebih percaya diri untuk ber- kompetisi di dunia kerja ataupun membuka usaha sendiri sehingga angka pengangguran pun berkurang”.

HUBUNGI KAMI FAO RFLP Indonesia Jl. Sam Ratulangi No.3, Kelapa Lima, Kupang - NTT 85100 Telp. (0380) 828295 atau Amin.Salka @fao.orgInformasi RFLP selengkapnya kunjungi www.rflp.org

SEKILAS RFLP Program FAO RFLP Indonesia (2009 - 2013) bertujuan mendukung peningkatan mata pencaharian masyarakat nelayan skala kecil dan mengurangi kerentanan masyarakat pesisir dengan melakukan kegiatan di lima bidang penting meliputi: pengelolaan bersama (co-management), keselamatan melaut (safety-at-sea), pascapanen dan pemasaran (postharvest and marketing), mata pencaharian (livelihoods) dan layanan akses keuangan mikro (micro finance service). Program ini dilaksanakan di empat target daerah pesisir Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yaitu Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Kabupaten Rote Ndao dan Kabupaten Alor.

FAO RFLP INDONESIA | Newsletter - Agustus 2011 | 1

Page 2: FAO RFLP e-newsletter_August 2011

FAO RFLP INDONESIA | Newsletter - Agustus 2011 | 2

S e b a g a i a n g g o t a T i m Pengkajian, Penetapan dan Perancangan Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan Laut Sawu (P4KKP), FAO - RFLP Indonesia dan TNC Savu Sea Project berupaya meningkatkan kapasitas 30 pemangku kepentingan meliputi staff DKP, perwakilan universitas, INGO Marine Conservation dan Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Kota Kupang, Kabupaten

Kupang, Alor dan Rote Ndao melalui pelatihan penyusunan protokol dan monitoring terumbu karang dengan metode Manta Tow pada Mei lalu.

Salah satu fasilitator pelatihan, DR. Munasik, pakar kelautan dan Manta Tow dari Universitas Diponegoro menjelaskan, metode Manta Tow efektif untuk diterapkan dalam pemantauan kondisi terumbu karang berbasis masyarakat di kawasan pesisir. Materi pelatihan selama seminggu ini cukup komprehensif karena mencakup teknik monitoring terumbu karang dengan Manta Tow, GPS dan GIS, teknik pengumpulan data dan pembuatan peta hasil monitoring. Sebelum sesi penyusunan protokol, peserta juga melakukan praktek langsung menggunakan Manta Tow di laut sekitar pelabuhan Tenau, Kupang, NTT.

FAO RFLP juga membagikan 30 jaket pelampung kepada peserta sebagai bentuk integrasi pelatihan ini dengan komponen RFLP keselamatan di laut (safety-at-sea). Pelatihan ini akan menjadi dasar pelaksanaan kegiatan monitoring terumbu karang berbasis masyarakat oleh anggota Pokmaswas di daerah-daerah sasaran intervensi program RFLP .

Pelatihan Manta Tow Tingkatkan Kapasitas Stakeholders dalam Monitoring Terumbu Karang

Perluas Pilihan Mata Pencaharian, 60 Warga Pesisir Alor Dilatih Budidaya Rumput Laut

Enam puluh warga desa Lamma dan Marica, Pantar Barat Laut, Alor pada Maret lalu mengikuti Pelatihan Budidaya Rumput Laut untuk menciptakan alternatif sumber pendapatan bagi masyarakat nelayan pesisir. Dalam pelatihan yang digelar FAO RFLP dan DKP NTT ini, warga dibekali dengan teknik budidaya rumput laut, penanganan pasca panen hingga keterampilan mengolah rumput laut menjadi produk makanan olahan seperti dodol dan pilus rumput laut.

Para peserta juga dikenalkan dengan metode lepas dasar (off-bottom method) agar mereka mampu mengidentifikasi cara budidaya rumput laut yang paling tepat sesuai karakter geografis lingkungan pesisir di sekitar tempat tinggal mereka. Daerah Pantar Bantar Laut sangat ideal untuk lokasi budidaya rumput laut karena dikelilingi pulau-pulau kecil sebagai 'batas alami' sehingga kedalaman air laut hanya sekitar 50 cm pada saat surut dan 3 meter saat air laut pasang.

Di akhir pelatihan, paket peralatan budidaya rumput laut seperti tali polyethylene, nilon dan botol pelampung dibagikan kepada warga. Dahlan Gawalik, salah satu peserta pelatihan dengan antusias mengatakan, “Ini pelatihan pertama yang kami dapat dan kini saya yakin bahwa budidaya rumput laut akan bisa memberikan penghasilan tambahan bagi kami. Apalagi kaum perempuan dan ibu rumah tangga juga akan dilatih mengolah rumput laut, ini peluang bagus untuk sumber mata pencaharian baru kami”.

RFLP Gelar Pelatihan Dasar Safety at Sea Bagi Nelayan

Untuk mengawali implementasi komponen keselamatan di laut (safety at sea), akhir Desember 2010 silam RFLP memberikan pelatihan dasar safety at sea kepada 30 nelayan di Kabupaten Kupang, NTT. Selain bertujuan meningkatkan kewaspadaan para nelayan dan anggota keluarganya terkait isu-isu keselamatan melaut, pelatihan ini juga diharapkan dapat mengurangi kerentanan masyarakat pesisir terhadap kecelakaan di laut akibat human error.

Materi yang diajarkan meliputi pengenalan alat penyelamatan, ancaman bahaya kebakaran, penggunaan alat pemadam kebakaran, membuat panggilan darurat, menjaga keselamatan di atas perahu dan kapal, bertahan selamat saat melaut, mengantisipasi kondisi darurat, metode pertolongan pertama, evakuasi dan penyelamatan. Praktik dasar pelayaran seperti penggunaan kompas dan GPS juga diajarkan dalam pelatihan ini.

Kunjungi untuk berita versi bahasa Inggris www.rflp.org/indonesia