falsafah penjaskes

6
MERANGKUM BAB I FALSAFAH PENDIDIKAN JASMANI Diajukan untuk memenuhi Mata Kuliah Pendidikan Jasmani dan Olahraga Disusun Oleh: Ika Afni Manda Sari 13050634063 UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

Upload: ika-afni-manda-sari

Post on 24-Dec-2015

15 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Penjaskes

TRANSCRIPT

Page 1: falsafah Penjaskes

MERANGKUM

BAB I

FALSAFAH PENDIDIKAN JASMANI

Diajukan untuk memenuhi Mata Kuliah Pendidikan Jasmani dan Olahraga

Disusun Oleh:

Ika Afni Manda Sari 13050634063

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA RIAS

2014

Page 2: falsafah Penjaskes

BAB 1

FALSAFAH PENDIDIKAN JASMANI

A. Kedudukan Dan Makna Pendidikan JasmaniBangsa kita sedang dihadapkan pada kondisi centang perenang. Krisis

multimuka yang datang menyusul terjadinya krisis ekonomi dan krisis moneter yang memukul bangsa kita di titik akhir milenium kedua, hingga kini masih membekaskan luka dalam bagi sebagian besar masyarakat kita. Kemampuan ekonomi bangsa Indonesia telah terlempar pada keadaan tak terkendali, menghasilkan persoalan-persoalan seperti pemangkasan anggaran, harga barang yang membubung, kesulitan dan konflik penduduk kota, rangkaian pengangguran, hingga defisit pemerintah yang semakin menggunung. Ancaman perpecahan antar etnis dan konflik bangsa-bangsa mengarah pada diberdayakannya pendidikan dalam semua jenjang dan mata pelajaran sebagai alat untuk menumbuhkan saling pengertian dan cinta damai pada para siswa dan masyarakatnya. Ini semua berbeda tajam dengan apa yang tengah terjadi di negara kita.

Tidak cukup dengan itu, kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang sudah mencapai tahap yang sangat maju, telah pula menghadapkan bangsa kita, terutama para remaja dan anak-anak, pada gaya hidup yang semakin menjauh dari semangat perkembangan total, karena lebih mengutamakan keunggulan kecerdasan intelektual, sambil mengorbankan kepentingan keunggulan fisik dan moral individu. Budaya hidup sedenter (kurang gerak) karenanya semakin kuat menggejala di kalangan anak-anak dan remaja, berkombinasi dengan semakin hilangnya ruang-ruang publik dan tugas kehidupan yang memerlukan upaya fisik yang keras. Segalanya menjadi mudah, demikian pernyataan para ahli, sehingga lambat laun kemampuan fisik manusia sudah tidak diperlukan lagi. Dikhawatirkan, secara evolutif manusia akan berubah bentuk fisiknya, mengarah pada bentuk yang tidak bisa kita bayangkan, karena banyak anggota tubuh kita, dari mulai kaki dan lengan sudah dipandang tidak berfungsi lagi.

Dalam kondisi demikian, patutlah kita mempertanyakan kembali peranan dan fungsi pendidikan, khususnya pendidikan jasmani: apakah peranan yang bisa dimainkan oleh program pendidikan jasmani dalam kondisi dunia dan bangsa yang semakin dihadapkan pada kuatnya potensi konflik tersebut? Apa peranan pendidikan jasmani dalam mempersiapkan para pewaris bangsa ini untuk mampu bersaing secara sehat dalam persaingan global sekarang dan kelak? Apa pula peranan pendidikan jasmani dan olahraga dalam mengantisipasi kemungkinan terjadinya evolusi kehidupan manusia yang cenderung tidak lagi memerlukan perangkat fisik yang utuh untuk menjalankan tugasnya sehari-hari?

B. Hakikat Pendidikan JasmaniPendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang

memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas

Page 3: falsafah Penjaskes

individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Pendidikan jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, mahluk total, daripada hanya menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya.

Pada kenyataannya, pendidikan jasmani adalah suatu bidang kajian yang sungguh luas. Titik perhatiannya adalah peningkatan gerak manusia. Lebih khusus lagi, penjas berkaitan dengan hubungan antara gerak manusia dan wilayah pendidikan lainnya: hubungan dari perkembangan tubuh-fisik dengan pikiran dan jiwanya.

C. Tujuan dan fungsi Pendidikan Jasmania. Tujuan pendidikan jasmani

Secara sederhana, pendidikan jasmani memberikan kesempatan kepada siswa untuk:1. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan

aktivitas jasmani, perkembangan estetika, dan perkembangan sosial.2. Mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk menguasai

keterampilan gerak dasar yang akan mendorong partisipasinya dalam aneka aktivitas jasmani.

3. Memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran jasmani yang optimal untuk melaksanakan tugas sehari-hari secara efisien dan terkendali.

4. Mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui partisipasi dalam aktivitas jasmani baik secara kelompok maupun perorangan.

5. Berpartisipasi dalam aktivitas jasmani yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang memungkinkan siswa berfungsi secara efektif dalam hubungan antar orang.

6. Menikmati kesenangan dan keriangan melalui aktivitas jasmani, termasuk permainan olahraga.

Diringkaskan dalam terminologi yang populer, maka tujuan pembelajaran pendidikan jasmani itu harus mencakup tujuan dalam domain psikomotorik, domain kognitif, dan tak kalah pentingnya dalam domain afektif.

b. Fungsi pendidikan jasmani1. Aspek Organik: Menjadikan fungsi sistem tubuh, kekuatan otot, daya tahan

otot, daya tahan kardiofaskuler, fleksibelitas2. Aspek Neuromuskuler: Meningkatkan keharmonisan antara fungsi saraf dan

otot, keterampilan lokomotor, keterampilan non-lokomotor, keterampilan dasar manipulative

3. Aspek Perseptual: Mengembangkan kemampuan menerima dan membedakan isyarat, koordinasi gerak visual, keseimbangan tubuh, dominansi, lateralitas

4. Aspek Kognitif ;Mengembangkan kemampuan menemukan sesuatu, memahami, memperoleh pengetahuan dan mengambil keputusan

5. Aspek Sosial: Menyesuaikan diri dengan orang lain dan lingkungan dimana berada

6. Aspek Emosional: Mengembangkan respon positif terhadap aktivitas jasmani

Page 4: falsafah Penjaskes

Hubungan Pendidikan Jasmani, Bermain dan OlahragaOlahraga di pihak lain adalah suatu bentuk bermain yang terorganisir dan

bersifat kompetitif. olahraga sebagai aktivitas kompetitif yang terorganisir, kita mengartikannya bahwa aktivitas itu sudah disempurnakan dan diformalkan hingga kadar tertentu, sehingga memiliki beberapa bentuk dan proses tetap yang terlibat. olahraga adalah aktivitas kompetitif. pendidikan jasmani mengandung elemen baik dari bermain maupun dari olahraga, tetapi tidak berarti hanya salah satu saja, atau tidak juga harus selalu seimbang di antara keduanya

Olahraga Rekreasi dan dansaRekreasi adalah aktivitas untuk mengisi waktu senggang. dansa adalah

aktivitas gerak ritmis yang biasanya dilakukan dengan iringan musik, kadang dipandang sebagai sebuah alat ungkap atau ekspresi dari suatu lingkup budaya tertentu

D. Gerak sebagai Kebutuhan AnakDunia anak-anak adalah dunia yang segar, baru, dan senantiasa indah,

dipenuhi keajaiban dan keriangan. Demikian Rachel Carson dalam sebuah ungkapannya.. Bermain adalah dunia anak. Sambil bermain mereka belajar. Dalam hal belajar, anak-anak adalah ahlinya. Segala macam dipelajarinya, dari menggerakkan anggota tubuhnya hingga mengenali berbagai benda di lingkungan sekitarnya

E. Pentingnya Pendidikan JasmaniBeban belajar di sekolah begitu berat dan menekan kebebasan anak untuk

bergerak. Kebutuhan mereka akan gerak tidak bisa terpenuhi karena keterbatasan waktu dan kesempatan. Lingkungan sekolah tidak menyediakan wilayah yang menarik untuk dijelajahi. Kehidupan sekolah yang demikian berkombinasi pula dengan kehidupan di rumah dan lingkungan luar sekolah

Pendidikan Jasmani tampil untuk mengatasi masalah tersebut sehingga kedudukannya dianggap penting. Melalui program yang direncanakan secara baik, anak-anak dilibatkan dalam kegiatan fisik yang tinggi intensitasnya. Pendidikan Jasmani juga tetap menyediakan ruang untuk belajar menjelajahi lingkungan yang ada di sekitarnya dengan banyak mencoba, sehingga kegiatannya tetap sesuai dengan minat anak.

Secara umum, manfaat pendidikan jasmani di sekolah mencakup sebagai berikut:a. Memenuhi kebutuhan anak akan gerakb. Mengenalkan anak pada lingkungan dan potensi dirinyac. Menanamkan dasar-dasar keterampilan yang bergunad. Menyalurkan energi yang berlebihane. Merupakan proses pendidikan secara serempak baik fisik, mental maupun

emosional

Page 5: falsafah Penjaskes

Referensi : Hartono, Soeharto. 2013. Pendidikan Jasmani (Sebuah Pengantar). Unesa Press