tugas 1 penjaskes

Upload: mohddede

Post on 07-Jul-2018

243 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 Tugas 1 Penjaskes

    1/20

    PERMAINAN TRADIONAL

    BALAP KARUNG

    MAKALAH

     Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah

     Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi

    Yang Diampu oleh:

    Tri Martini, M.Pd.

    Disusun Oleh:

    Ainun Habibah (140xxxx)

    Firda Nurwahyuni (140xxxx)

    Moh. Dede (1406259)

    DEPARTEMEN PENDIDIKAN GEOGRAFI

    FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

    UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

    BANDUNG

    2016

  • 8/18/2019 Tugas 1 Penjaskes

    2/20

    i

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. karena atas rahmat dannikmat yang telah dilimpahkan. Tak lupa pula shalawat dan salam semoga tetap

    tercurah limpahkan kepada junjungan kita Muhammad SAW yang telah

    membawa kita semua dari era kegelapan menuju era yang terang benderang minna

    dzulumati illa nur .

    Terselesainya makalah Permainan Tradisonal Balap Karung ini tidak lepas

    dari dukungan beberapa pihak yang telah memberikan kepada penulis berupa

    motivasi, baik materi maupun moril. Oleh karena itu, penulis bermaksud

    mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang tak dapat saya

    sebutkan satu persatu, semua yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.

    Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini belum mencapai

    kesempurnaan, sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis

    harapkan dari berbagai pihak demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya penulis

     berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

    Bandung, Maret 2016

    Penyusun

  • 8/18/2019 Tugas 1 Penjaskes

    3/20

    ii

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

    DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

    DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iii

    BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

    A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

    B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2

    C. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 2

    D. Manfaat Penulisan ........................................................................................ 2

    BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 4

    A. Konsep Permainan ....................................................................................... 4

    B. Konsep Permainan Tradisional .................................................................... 5

    C. Karakteristik dan Manfaat Permainan Tradisonal........................................ 6

    D. Balap Karung ............................................................................................... 8

    E. Cara Bermain Balap Karung ...................................................................... 11

    BAB III PENUTUP .............................................................................................. 15

    A. Simpulan .................................................................................................... 15

    B. Saran ........................................................................................................... 15

    DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ iv

  • 8/18/2019 Tugas 1 Penjaskes

    4/20

  • 8/18/2019 Tugas 1 Penjaskes

    5/20

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. 

    Latar Belakang

    Perkembangan permainan pada manusia terus berkembang yang pada

    mulanya dapat disaksikan pada masa anak-anak. Dulunya anak-anak ataupun

    remaja masih memainkan permainan-permainanyang bersifat tradisional.

    Permainan-permainan tradisional yang dimaksud sepertimisalnya bermain

    kelereng, layang-layang, sepakbola jalanan, dan lain-lain.

    Permainan-permainan sejenisnya disebut sebagai permainan tradisional

    karena dapatdimainkan dengan begitu mudah dan sederhana tanpa membutuhkan

     banyak peralatan atau pun biaya yang mahal. Permainan tradisional juga

    dapat membuat anak-anak memiliki ikatan emosional yang melekat kuat pada

    teman-teman bermainnya karena melalui permainan tradisional inilah terjadi

    keakraban di antara mereka dan menuntut adanya kerjasama serta kekompakan

    antara pemainnya.

    Seiring dengan berkembangnya permainan pada anak-anak dan remaja, makakemudian pola-pola permainan tradisional juga mengalami perkembangan.

    Kalau dulu anak-anak dan remaja sering memainkan permainan-permainan

    tradisional di sekitar lingkungan tempat tinggal mereka namun kini kita

    sudah sangat jarang menyaksikan anak-anak dan remaja yang bermain di jalan-

     jalan depan rumah mereka. Kita sudah jarang melihat anak-anak dan remaja yang

     bermain kelereng, petak umpet, balap karung dan lain-lain. Hal ini disebabkan

    karena terjadi perkembangan pola permainan pada anak di samping juga terjadi

    akibat faktor-faktor lain seperti keterbatasan lahan bermain akibat dari

    semakin pesatnya pembangunan-pembangunan fisik sehingga membuat lahan

    yang sering dijadikan tempat bermain seperti lapangan sudah semakin sempit.

    Kondisi ini juga yang turut memperkecil kesempatan untuk mengembangkan pola

     permainan tradisional bagi anak-anak.

    Balap karung sebagai salah satu permainan tradisional Indonesia yang masih

    tetap eksis hingga sekarang, merupakan wujud dari kearifan masyarakat Indonesia

  • 8/18/2019 Tugas 1 Penjaskes

    6/20

    2

    dalam memanfaatkan aneka barang yang ada disekitar untuk menicptaka

     permainan yang menghibur, menyehatkan, sekaligus menghangatkan hubungan

    kemasyarakatan. Balap karung sebagai permainan, dewasa ini hanya menjadi

    salah kegiatan perlombaan dalam memeriahkan Hair Kemerdekaan, padahal

     permainan yang melatih fisik anak-anak dan remaja ini harus terus dikembangkan

    dan disosialikan kembali ke generasi muda, sehingga permainan balap karung

    akan terus eksis dan dimainkan di kemudian hari.

    B.  Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan di atas, penulis

    merumuskan beberapa permasalahan yang akan penulis bahas dalam makalah ini

    diantaranya :

    1.  Apa yang dimaksud dengan permainan?

    2.  Apa yang dimaksud dengan permainan tradisional?

    3.  Apa saja karakteristik dan manfaat dari permainan tradisonal?

    4.  Apa yang dimaksud dengan balap karung?

    5.  Bagaiamana cara bermain balap karung?

    C.  Tujuan Penulisan

    Adapun tujuan dari pembahasan materi mengenai Permainan Tradisional yang

    menyenangkan diantaranya adalah :

    1.  Mengatahui dan memahami konsep permainan.

    2. 

    Mengetahui dan memahami permainan tradisonal.

    3.  Mengetahui karakteristik dan manfaatkan dari permainan tradisional.

    4. 

    Memahami balap karung sebagai permainan tradisonal.5.

     

    Mampu menjelaskan dan bermain balap karung.

    D.  Manfaat Penulisan

    Adapun manfaat dari penulisan makalah permainan tradisonal balap karung,

    sebagai berikut:

    1.  Manfaat Praktis

  • 8/18/2019 Tugas 1 Penjaskes

    7/20

    3

    Sebagai upaya dalam memahami sekaligus panduan dalam

    memainkan balap karung.

    2. 

    Manfaat IlmiahDapat dijadikan referensi keilmuan bagi siapapun yang

    membutuhkan. 

  • 8/18/2019 Tugas 1 Penjaskes

    8/20

    4

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A. 

    Konsep Permainan

    Dunia anak-anak dan remaja adalah dunia bermain dan belajar. Menurut

    Turner dalam Pertiwi (2006 hlm. 215) bermain adalah sarana untuk memberikan

    kesempatan pada anak bergaul dengan anak lain dan belajar mengenal

     berbagai aturan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya.

    Bermain berarti memainkan permainan. Menurut Istilah, permainan berasal dari

    kata dasar main. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi kedua,

    terbitan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka arti kata main

    adalah melakukan permainan untuk menyenangkan hati atau melakukan

     perbuatan untuk bersenang-senang baik menggunakan alat-alat tertentu atau

    tidak menggunakan alat. jadi main adalah kata kerja, sedangkan permainan

    merupakan kata benda jadian untuk memberi sambutan pada sesuatu yang

     jika dilakukan dengan baik akan membuat senang hati si pelaku.

    Sedangkan, Spencer dalam Monk (2006, hlm. 69) mengemukakan bahwa

     permainan merupakan kemungkinan penyaluran bagi manusia untuk

    melepaskan sisa-sisa energinya karena manusia melalui evolusinya mencapai

    suatu tingkatan yang tidak terlalu membutuhkan banyak energy untuk

    mencukupi kebutuhan-kebutuhan hidupnya, maka energinya harus disalurkan

    melalui cara yang sesuai, dalam hal ini permainan merupakan cara yang sebaik-

     baiknya.

    Menurut teori permainan seorang ahli psikologi dari Rusia, Ljublinskaja

    dalam Monk (2006, hlm. 70) memandang permainan sebagai cerminan

    relaitas sebagai bentuk awal memperoleh pengetahuan. Dengan begitu

     jelasnya bahwa pendapat mengenai permainan ditentukan oleh kebudayaan.

    Dari berbagai pengertian yang telah dikemukakan di atas mengenai

     pengertian permainan maka dapat penulis simpulkan bahwa permainan adalah

    suatu aktivitas yang merupakan salah satu bagian kehidupan manusia dengan

    melibatkan pikiran maupun fisik yang bertujuan untuk memberikan

  • 8/18/2019 Tugas 1 Penjaskes

    9/20

    5

    kesenangan, menghabiskan waktu luang, serta alat untuk memotivasi orang yang

     bermain tersebut.

    B. 

    Konsep Permainan TradisionalIstilah “permainan” berasal dari kata “main”, sebuah kata kerja , yakni

    melakukan sesuatu kegiatan dalam rangka memperoleh kesenangan baik

    manggunakan alat tertentu maupun tidak menggunakan alat. Menurut

    Hamzuri dan Siregar, dalam (Pabittei, 2009 hlm. 3) pengertian “permainan”,

    merupakan kata benda jadian untuk member sebutan pada sesuatu yang jika

    dilakukan dengan baik akan membuat senang hati pelakunya.

    Istilah tradisional berasal dari kata tradisi. Menurut Kamus Besar

    Bahasa Indonesia (tahun), arti kata tradisi adalah adat kebiasaan yang turun

    temurun dan masih dijalankan di masyarakat; atau penilaian/anggapan bahwa

    cara-cara yang telah ada merupakan cara yang paling baik. Adat adalah

    aturan berupa perbuatan dan sebagainya yang lazim diturut atau dilakukan

    sejak dahulu kala. Kebiasaan adalah sesuatu yang biasanya dilakukan.

     Namun adat berarti pula wujud gagasan kebudayaan yang terdiri atas nilai-nilai

     budaya, norma, hukuman, dan aturan-aturan yang satu dengan yang lainnya

     berkaitan menjadi satu sistem. Tradisional mempunyai arti sikap dan cara

     berpikir serta bertindak yang selalu berpegang teguh kepada norma-norma dan

    adat kebiasaan secara turun temurun. Namun tradisional mempunyai arti pula

    menurut tradisi. Maka permainan tradisional mempunyai makna sesuatu

    (permainan) yang dilakukan dengan berpegang teguh pada norma dan adat

    kebiasaan yang ada secara turun-temurun dalam masyarakat pendukungnya dan

    dapat memberikan rasa puas atau kesenangan bagi pelakunya.

    Menurut Danandjaja dalam Achroni (2012, hlm. 30), permainan tradisional

    adalah salah satu bentuk yang berupa permainan anak-anak, yang beredar

    secara lisan di antara anggota kolektif tertentu, berbentuk tradisional dan

    diwarisi turun temurun, serta banyak mempunyai variasi.

    Permainan tradisional adalah bentuk kegiatan permainan atau olahraga yang

     berkembang dari suatu kebiasaan masyarakat tertentu. Pada perkembangan

  • 8/18/2019 Tugas 1 Penjaskes

    10/20

    6

    selanjutnya permainan tradisional sering dijadikan sebagai jenis permainan

    yang memiliki ciri kedaerahan asli serta disesuaikan dengan tradisi budaya

    setempat. Kegiatannya dilakukan baik secara rutin maupun sekali-sekali dengan

    maksud untuk mencari hiburan dan mengisi waktu luang setelah terlepas dari

    aktivitas rutin seperti bekerja mencari nafkah, sekolah, dan lain-lain

    (Mahendra, 2012 hlm. 3)

    Dari berbagai definisi di atas mengenai apa yang dimaksud dengan permainan

    tradisional maka dapat disimpulkan bahwa permainan tradisional merupakan

    salah satu bentuk permainan yang berkaitan erat dengan unsure-unsur kebudayaan

    dan adat kebiasaan dari kalangan masyarakat tertentu dan biasanya dimainkan

    dengan bahan dan alat-alat sederhana.

    C.  Karakteristik dan Manfaat Permainan Tradisonal

    Permainan tradisional juga dikenal sebagai permainan rakyat merupakan

    sebuah kegiatan rekreatif yang tidak hanya bertujuan untuk menghibur diri,

    tetapi juga sebagai alat untuk memelihara hubungan dan kenyamanan sosial.

    Pengalaman dan pengetahuan tradisional tersebut meliputi segala aspek hidup

    dan penghidupan manusia yang dimiliki oleh setiap etnis, persebarannyacukup luas dan beragam jenisnya (Bahtiar, 2013 hlm. 36). Permainan rakyat

    memiliki keunikan tersendiri, sebab antara satu daerah dengan daerah lainnya

    meskipun berbeda nama serta bahan-bahan yang dipergunakan, namun secara

    teknis, ruang dan waktu serta aturan memainkannya tetap memiliki

    kemiripan. Adanya penamaan atau sebutan yang berbeda, sangat dipengaruhi

    oleh bahasa daerah masing-masing masyarakat pendukungnya (Bahtiar, 2013 hlm.

    36).

    Menurut Sukirman dalam Achroni (2012, hlm. 35) bahwa permainan

    tradisional merupakan unsur-unsur kebudayaan yang tidak dapat dianggap

    remeh karena permainan tradisional memberikan pengaruh yang besar

    terhadap perkembangan kejiwaan, sifat, dan kehidupan sosial anak di kemudian

    hari. Sejalan dengan hal tersebut, Nurlan Kusmaedi dalam Achroni (2012,

    hlm. 37) berpendapat bahwa permainan tradisional adalah jenis kegiatan yang

  • 8/18/2019 Tugas 1 Penjaskes

    11/20

    7

    mengandung aturan-aturan khusus yang merupakan cerminan karakter dan

     berasal atau berakar dari budaya asli masyarakat Indonesia.

    Menurut Bahtiar (2013 hlm. 36), terdapat pula komponen pada suatu permainan yang telah ada sejak dulu sampai sekarang. Komponen tersebut

     bukan bagian dari suatu permainan, namun lebih bersifat pendahuluan yang

    harus dilakukan, agar permainan menjadi lancar, seperti; cara mengundi

    untuk menentukan pihak-pihak yang memulai permainan. Permainan

    tradisional dari berbagai cara mengundi yang sangat sederhana dan unik, namun

     pengaruhnya dalam pelaksanaan permainan sangat menentukan

     bagikelancarannya.

    Ditinjau dari sifatnya, maka permainan tradisional dapat dibedakan

    menjadi dua kelompok, yakni : permainan yang sifatnya untuk bermain ( play) dan

     permainan untuk bertanding ( games) (Dananjaya, 1991:30). Perbedaan antara

    keduanya, adalah jenis permainan yang sifatnya hanya untuk bermain, lebih

     bersifat mengisi waktu luang atau menghibur diri semata. Sedangkan jenis

     permainan bertanding, memiliki sifat khusus, antara lain : lebih terorganisir,

    kompetitif, dimainkan paling sedikit oleh dua orang, memiliki criteria untukmenentukan antara yang kalah dan menang serta mempunyai peraturan yang telah

    disepakati oleh semua pihak yang bermain termasuk pengundian tadi.

    Selain itu, ada juga sifat atau ciri dari permainan tradisional anak adalah

    sudah tua usianya, tidak diketahui asal-usulnya, siapa penciptanya, dan dari mana

    asalnya. Biasanya disebarkan dari mulut ke mulut dan kadang-kadang mengalami

     perubahan nama atau bentuk meskipun dasarnya sama. Jika dilihat dari akar

    katanya, permainan tradisional tidak lain adalah kegiatan yang diatur oleh

    suatu peraturan permainan yang merupakan pewarisan dari generasi terdahulu

    yang dilakukan oleh manusia (anak-anak) dengan tujuan mendapat kegembiraan

    (Achroni, 2012:45). Untuk semua jenis dan sifat permainan tradisional tersebut,

    maka bagi pihakpihak yang terlibat dalam suatu permainan tertentu, harus

    memahami atau mengetahui atauran bermain termasuk kriteria apa saja yang

    harus diperankan, strategi apa yang harus diperhitungkan, langkah apa saja yang

    harus dijalankan dan lain sebagainya.

  • 8/18/2019 Tugas 1 Penjaskes

    12/20

    8

    Umumnya permainan tradisional kebanyakan dilakukan oleh golongan

    anakanak sampai usia remaja meskipun ada pula beberapa jenis permainan

    tradisional yang dapat dilakukan oleh orang dewasa (Bahtiar, 2013 hlm. 38).

    Berbagai nilai yang terkandung dalam permainan tradisional tersebut dapat

    digunakan sebagai media yang tepat untuk menanamkan kepribadian anak yang

    melakukannya, karena didalamnya mengandung nilai-nilai tertentu, seperti antara

    lain : nilai senang, nilai kejujuran, nilai sportivitas, adanya rasa “kebebasan”,

    tenggang rasa, demokrasi, tanggungjawab, patuh, sikap memegang teguh

    aturan atau kebiasaan yang berlaku dan lain sebagainya yang kesemuanya

    merupakan nilai-nilai positif dan berguna dalam kehidupan sosial (Bahtiar, 2013

    hlm. 38).

    Permainan tradisional dilakukan setiap saat namun bersifat tetap

    misalnya pagi, siang, sore, atau malam hari sesuai kebiasaan. Sifat permainan

    itu antara lain permainan yang memerlukan kekuatan fisik dan penerangan

    cukup adalah cocok dilakukan di pagi hari atau sore hari; permainan yang

    tidak memerlukan kekuatan fisik dapat dilakukan setiap saat, bahkan di malam

    hari. Bahkan, ada permainan yang bersifat musiman karena berhubungan

    dengan sesuatu hal yang berkaitan dengan kepercayaan dan lain-lain (Bahtiar,

    2013 hlm. 38).

    Di Indonesia masing-masing etnis atau suku bangsa tersebut memiliki

     permainan tradisional yang meskipun berbeda nama dan istilah berdasarkan

     bahasa setiap etnis, namun hakikatnya adalah sama, baik waktu, tempat, bentuk,

     bahan, cara yang digunakan dalam melakukannya maupun nilai sosial budaya

    yang melatar belakangi (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, 1983).

    D.  Balap Karung

    Lomba balap karung atau  sack racing  adalah permainan kompetitif di-mana

     peserta menempatkan kedua kaki mereka di dalam karung atau sarung bantal itu

    Capai pinggang atau leher mereka dan melompat ke depan dari titik awal menuju

    garis finish. Orang pertama yang melintasi garis finish adalah pemenang lomba.

  • 8/18/2019 Tugas 1 Penjaskes

    13/20

    9

    Dalam beberapa kasus pemenang balapan ini dihargai dengan hadiah dari

     beberapa macam (Wise dan Forest, 2003 hlm. 172).

    Gambar 3.1 Balap Karung (sumber: www.kompas.com)

    Di kampung-kampung, di sekolah sekolah dasar, pada zaman dahulu tatkala

    diadakan perayaan-perayaan, anak atau pun murid-murid beramai-ramai

    memainkan “ balap karung”. Mereka umumnya laki-laki sekitar umur 6-12 tahun.

    Kadang-kadang orang dewasa ikut serta tapi bersifat sebagai penggembira saja,tidak sebagai peserta penuh. Mereka berasal dari berbagai lapisan dan kelompok

    masyarakat. Sebagai suatu hiburan, unsur yang menonjol adalah kompetisi,

    kelucuan dan kemeriahan. Biasanya yang menang, karena ada panitia, akan diberi

    hadiah tertentu betapapun sederhana. Dalam proses berbalap terjadi kelucuan-

    kelucuan karena tingkah laku pengikut yang mengalami kesulitan dalam lari

    terburu-buru dalam karung, memuncak bila ada yang jatuh tunggang langgang

    dan bangun lagi, maka para penonton bersorak sorai dan tertawa terbahak-bahak

    (Pemprov DKI Jakarta, 2010).

    Pada mulanya “ balap karung”  agak terbatas kalangannya, di perayaan-

     perayaan dan di lingkungan tertentu, misalnya di sekolah, kampung ataupun

    lapangan umum (Pemprov DKI Jakarta, 2010). Tapi selanjutnya, di kantor-kantor

     pun dapat dilihat pula dengan peserta meliputi orang· orang dewasa, wanita

    maupun laki-laki, pegawai, mahasiswa dan sebagainya. Arena yang dibutuhkan

    memanjang sekitar 20 meter dan lebar 3-4 meter yang dibagi menjadi 4 atau 5

    http://www.kompas/http://www.kompas/

  • 8/18/2019 Tugas 1 Penjaskes

    14/20

    10

     jalur, menyediakan karung-karung beras dan dimasuki anak ataupun orang

    dewasa. Kadang-kadang ada yang kekecilan ada juga yang terlalu besar, ada yang

    setinggi perut atau dada. Jadi tergantung tingginya peserta maupun panjangnya

    karung (Pemprov DKI Jakarta, 2010). Balapan karung tersebut tidak perlu diiringi

    musik atau bunyi-bunyian lain, kecuali sorak sorai penonton saja.

    Cara berbalapnya, bebas asal tetap dalam karung. Ada yang meloncat-loncat

    dengan dua kaki, melangkah pelan-pelan, atau lari biasa. Yang paling sering

    digunakan adalah cara meloncat-loncat (Pemprov DKI Jakarta, 2010). Jatuh

    adalah soal biasa, cepat bangun lagi melanjutkan sampai di garis akhir. Antara

     peserta tidak boleh saling menubruk atau menghalangl lawan. Karena sifatnyalebih menonjolkan kelucuannya, meskipun bertanding antara peserta terjadi saling

    mentertawakan sambil berusaha sekuat tenaga untuk menang. Untuk mulai

     pertandingan, ada yang menjadi wasit di garis akhir, hasilnya panitialah yang

    memperhitungkan (Pemprov DKI Jakarta, 2010).

    Di dalam permainan tradisional balap karung ini ada banyak nilai yang

    terkandung, yang krusial bagi kita. Ini bukan sekedar permainan buat bersenang-

    senang, tapi lebih dari itu ada banyak kegunaan yang dapat kita peroleh

    (Binasyifa, tanpa tahun), antara lain:

    1.  Nilai Kerja Keras

    Kerja keras diperlukan setiap peserta untuk berjuang berlari di dalam karung

    mulai dari garis start hingga garis finish .

    2. 

    Nilai Sportivitas

     Nilai sportivitas ini terbentuk ketika setiap orang dan setiap tim harus dengan

    lapang dada menerima apapun hasil pertandingan. Karena pada dasarnya ini ialah

     permainan buat menambah keakraban, bukan benar-benar kompetisi yang serius,

    sehingga meski kalah permainan mengajarkan setiap orang buat berlapang dada.

    3.  Nilai Kerja Sama

  • 8/18/2019 Tugas 1 Penjaskes

    15/20

    11

     Nilai kolaborasi ini sangat kental terasa pada permainan balap karung yang

    dilakukan secara estafet. Setiap anggota tim harus kompak dan berusaha sekuat

    tenaga agar menang buat timnya.

    4.  Nilai Kekeluargaan

    Kekeluargaan juga akan terjalin lebih kuat di antara peserta sebab permainan

    ini meskipun penuh perjuangan dan keringat namun juga sangat menghibur dan

    membuat interaksi sosial antar peserta dan bahkan penonton menjadi semakin

    kuat.

    5.  Nilai Kebersamaan

     Nilai kebersamaan tercipta sebab permainan ini ialah permainan lintas batas

    gender, usia, ras, dan latar belakang. Semua orang dapat ikut bergembira dalam

     permainan ini tanpa memandang bulu. Tidak ada sekat, tak ada pembatas, tak ada

    hirarki dalam permainan tradisional balap karung ini. Semuanya bersama-sama

    merayakan kegembiraan.

    E.  Cara Bermain Balap Karung

    1. 

    Syarat Permainan

    Untuk bisa memainkan permainan ini ada beberapa syarat nan harus dipenuhi,

    antara lain:

    Gambar 3.2 Karung Plastik dan Karung Goni (Wikipedia.org)

  • 8/18/2019 Tugas 1 Penjaskes

    16/20

    12

    a.  Karung yang digunakan buat lomba wajib tersedia. Dapat menggunakan

    karung beras, atau karung terigu yang memiliki kapasitas 50 kg (jumlah

    disesuiakan dengan peserta atau tim).

     b. 

    Ada pekarangan dengan penutup lahan berupa tanah dengan panjang

    sekitar 20-50 meter dan memiliki lebar 3-4 meter.

    c. 

    Sebidang tanah yang digunakan sebagai arena pacuan ini kemudian diberi

    garis-garis sebanyak 4 hingga 5 jalur dengan tali.

    d.  Peserta sebanyak 4-6 orang dalam satu kali perlombaan. Apabila peserta

    terdapat 20 orang atau lebih, maka perlombaan dapat dibagi menjadi 4

    hingga 5 kali buat babak penyisihan, dan kemudian dapat dibuat diagram

     pertandingan hingga ke final

    Gambar 3.3 Lintasan Balap Karung (sumber: Olahan Pribadi)

    2.  Aturan Main

    Permainan tradisional balap karung dapat dilakukan secara estafet atau secara

    individu. Permainan dilakukan secara estafet jika peserta berupa tim. Permainan

    yang dilakukan secara individu cukup menarik, namun melakukannya secara

    estafet akan lebih menarik lagi.

    Tantangannya semakin besar sebab persaingan sengit antar tim dapat terjadi,

    hiburannya pun juga semakin besar sebab akan banyak ulah lucu yang dilakukan

  • 8/18/2019 Tugas 1 Penjaskes

    17/20

    13

     peserta yang meloncat-loncat sekuat tenaga di dalam karung. Anggaran mainnya

    sebagai berikut:

    1. 

    Apabila permainan dilakukan secara individu, maka setiap peserta akan

     berlomba berlari atau lebih tepatnya meloncat di dalam karung mulai dari

    garis start hingga garis finish. Peserta yang mencapai garis finish paling

    cepat ialah pemenangnya.

    2.  Jika dilakukan oleh banyak orang, bagi kedalam kelompok-kelompok

    yang teridiri atas 4 s.d 6 orang dengan cara berhitung atau yang lainnya.

    3.  Apabila permainan dilakukan oleh tim, maka permaianan balap karung

    dilakukan secara estafet. Artinya ketika satu pemain telah mencapai garisfinish, ia harus berbalik kembali ke garis start (bisa dengan memutari

    sebuah tongkat), dan setelah ia mencapai garis start akan dilanjutkan oleh

     pemain kedua menuju garis finish berbalik lagi ke garis start, dan

    dilanjutkan pemain berikutnya, demikian seterusnya hingga pemain

    terakhir sukses mencapai garis start nan pertama kalinya.

    4.  Jika memungkinkan dan area pacuan cukup panjang, maka pergantian

     permain dalam tim bisa dilakukan seperti pada lari estafet.

    Gambar 3.4 Start Balap Karung (sumber: Karang Taruna Jalan Jaksa)

    Melakukan balap karung secara estafet sangat menyenangkan, dan niscaya

    mengundang tawa dari penoton. pasti ada saja anggota tim yang terburu-buru

  • 8/18/2019 Tugas 1 Penjaskes

    18/20

    14

    hingga terjatuh atau melakukan gerakan-gerakan lucu. Permaian secara estafet ini

     juga bermanfaat buat menjalin kolaborasi dan kekompakan antar anggota tim,

    oleh karenanya permainan balap karung estafet kadang juga digunakan buat

    melatih team work di permainan outbound.

    Sementara itu, apabila permainan ini dilakukan di perkantoran atau pabrik,

     biasanya anggota tim ialah teman-teman dalam satu divisi atau departemen,

    melawan tim dari departemen yang lainnya.

  • 8/18/2019 Tugas 1 Penjaskes

    19/20

    15

    BAB III

    PENUTUP

    A.  Simpulan

    Permainan tradisional bukan sekedar permainan yang hanya menonjolkan

    kesenangan semata. Tetapi permainan tradisional dapat melatih kemampuan

    motorik, sikap , dan juga ketrampilan . Serta dapat membentuk karakter anak yang

    luhur dan menjaga budaya bangsa. Permainan Balap Karung merupakan

     permainan tradisonal Indonesia yang dapat dimainkan oleh semua kalangan dan

    mampu menumbuhkan jiwa sosial yang tinggi bagi yang memainkannya. Balapkarung juga bisa digunakan sebagai pengganti olahraga fisik secara

    menyenangkan, murah, dan menyehatkan. Selain itu, balap karung juga

    diharapkan mampu menumbuhkan semangat pergaulan masyarakat dalam

    menjaga nilai-nilai yang ada ditengah-ditengah kehidupan masyarakat global..

    B.  Saran 

    Dari pembahasan atas permasalahan yang ada, didapatkan beberapa

    kesimpulan. Diantaranya:

    1.  Permainan tradisional termasuk balap karung harus tetap dijaga dan

    dikenalkan kepada generasi muda melalui internalisasi nilai dan

    sosialisasi yang intens. 

    2.  Balap karung dan permainan tradisional lainnya jangan hanya dijadikan

    sebagai kegiatan yang hadir dalam acara HUT RI saja, sehingga

    masyarakat tidak merasa asing akan permainan-permainan tradisonal. 

    3.  Orang tua, pendidik dan pengajar diharapkan mampu mengenalkan

     permainan-permainan tradisonal kepada generasi muda melalui keluarga

    maupun lembaga pendidikan. 

  • 8/18/2019 Tugas 1 Penjaskes

    20/20

    iv

    DAFTAR PUSTAKA

    Achroni, K. (2012). Mengoptimalkan Tumbuh Kembang Anak Melalui Permainan

    Tradisonal . Jogjakarta : Javalitera.

    Bahtiar, N. (2013).  Dampak Teknologi Permainan Modern terhadap Kehidupan

     Anak dan Remaja di Kompleks Bumi Tamalanrea Permai (BTP) Makassar .

    Skripsi Departemen Antropologi FISIP UNHAS. Makassar: Tidak

    Diterbitkan.

    Binasyifa. (tanpa tahun). Sejarah Permainan Tradisonal Balap Karung . Tersedia

    [online] http://www.binasyifa.com/949/84/26/sejarah-permainan-tradisional-

     balap-karung.htm.  Diakses [9 maret 2016].

    Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sulsel. (1983).  Permainan Anak-anak

     Daerah Sulewesi Selatan. Makassar: Departemen Pendidikan dan

    Kebudayaan Sulawesei Selatan.

    Mahendra, A. (2012).  Modul Permainan Anak Aktivitas Ritmik . Bandung:

    Departemen Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi FPOK UPI.

    Monks, F. J. (2006).  Psikologi Perkembangan : Pengantar Dalam Berbagai

     Bagiannya. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

    Pabittei, A. (2009 ). Permainan Rakyat Daerah Sulewesi Selatan. Dinas

    Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sulewesi Selatan.

    Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. (2010). Balap Karung.

    Tersedia [online] http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/69/Balap-

    Karung . Diakses pada [9 maret 2016].

    Pertiwi, A. (2006).  Bermain Dunia Anak . Jakarta : Penerbit Yayasan Aspirasi

    Muda.

    Wise, D. dan Sandra Forest (2003). Great Big Book of Children's Games.  New

    York: McGraw-Hill Professional.

    http://www.binasyifa.com/949/84/26/sejarah-permainan-tradisional-balap-karung.htmhttp://www.binasyifa.com/949/84/26/sejarah-permainan-tradisional-balap-karung.htmhttp://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/69/Balap-Karunghttp://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/69/Balap-Karunghttp://books.google.com/books?id=wTuZMWvmUisC&pg=PA172http://books.google.com/books?id=wTuZMWvmUisC&pg=PA172http://books.google.com/books?id=wTuZMWvmUisC&pg=PA172http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/69/Balap-Karunghttp://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/69/Balap-Karunghttp://www.binasyifa.com/949/84/26/sejarah-permainan-tradisional-balap-karung.htmhttp://www.binasyifa.com/949/84/26/sejarah-permainan-tradisional-balap-karung.htm