fakultas tarbiyah institut agama islam negeri...
TRANSCRIPT
1
UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN
FIQH MATERI POKOK SHALAT ID MELALUI PENGGUNAAN MEDI A
GAMBAR (STUDI TINDAKAN KELAS IV MI MUHAMMADIYAH
DANUREJO 1 KEDU TEMANGGUNG)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1 (S 1)
Ilmu Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam
Oleh: Hani Al Farikhah NIM. 073111478
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
2
ABSTRAK
Hani Al Farikhah (NIM 073111478) “Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Fiqh Materi Pokok Shalat Id Melalui Penggunaan Media Gambar (Studi Tindakan Kelas IV MI Muhammadiyah Danurejo 1 Kedu Temanggung). Skripsi, Program strata I Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang 2010.
Tujuan yang menjadi kajian peneliti, yaitu untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar mata pelajaran fiqih materi pokok shalat id siswa Kelas IV MI Muhammadiyah Danurejo 1 Kedu Temanggung setelah menggunakan media gambar.
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan melalui 3 siklus dengan setiap siklus tahapannya adalah perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Data penelitian diperoleh melalui observasi di kelas dan dokumentasi hasil tindakan yang dilakukan maupun data tentang gambaran, dengan penelitian tindakan ini akan diketahui peningkatan atau penurunan setelah tindakan kelas dilakukan per siklus
Hasil penelitian menunjukkan: Peningkatan prestasi belajar mata pelajaran fiqih materi pokok shalat id siswa Kelas IV MI Muhammadiyah Danurejo 1 Kedu Temanggung setelah menggunakan media gambar dapat dilihat dari proses pembelajaran yang dilakukan di setiap siklus dimana pada pra siklus yang belum menggunakan media gambar tingkat ketuntasan 10 % naik menjadi 24% pada siklus I, pada siklus II naik lagi menjadi 66,7% dan di akhir siklus III menajdi 81%. Kenaikan juga terjadi pada keaktifan siswa yang mendapat kategori baik dan baik sekali dimana pada pra siklus 14,3% naik menjadi 23,8% pada siklus I, naik lagi menjadi 66,7% pada siklus II dan di akhir siklus III menjadi 85,7, dengan demikian hasil yang di dapat sudah mencapai indikator yaitu di atas 80 %..
Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan masukan bagi para pengelola lembaga pendidikan, para tenaga pengajar, para peneliti dan semua pihak yang membutuhkan
4
DEKLARASI
Peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis
orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran
orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan
rujukan.
Semarang, Desember 2010 Deklarator, Hani Al-Farikhah NIM 073111478
5
MOTTO
�� ا�� ��� ا� ��� ���س ر�� ا� �� ��ل ���ت ا�� ا���� و�$ و�%$�ن ر�� ا� ��" ! ��'� ����* ��(� و)�" وا
�+� ,�-! ". /��- ١* )روا2 ا�-�ري(ا
Dari Abbas ra berkata: “Saya menyaksikan hari Iedul Fitri bersama Rasulullah SAW, Abu Bakar, Umar dan Ustman ra. Mereka menjalankan shalat sebelum khutbah, kemudian baru berkhutbah sesudahnya”. (HR. Bukhari)
* Abi Abdillah Muhammad ibnu Isma’il Al-Bukhari, Shahih Bukhari, Juz I, (Beirut: Dar
Al-Kutb Al-Ilmiyah, tth), hlm. 296
6
PERSEMBAHAN
Dengan penuh kerendahan hati, karya ini, dipersebahkan untuk: 1. Bapak dan Ibu yang selalu memberi do’a restu
2. Kakak-kakakku tercinta.
3. Sahabat-sahabat seperjuangan.
7
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Robbal alamin yang telah
melimpahkan nikmat, Taufik, hidayah dan inayah-Nya setelah penulis skripsi ini
dapat terselesaikan.
Dengan kerendahan hati dan kesadaran penuh, peneliti sampaikan skripsi
ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari semua pihak,
baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang telah
membantu. Adapun ucapan terima kasih secara khusus penulis sampaikan kepada:
1. Dr. Suja’i, M.Ag, selaku dekan fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo semarang,
beserta staf yang telah memberikan pengarahan dan pelayanan dengan baik
2. Ahmad Muthohar, M.Ag., selaku pembimbing yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini
3. Umi Rofi’ah, S.Pd.I, selaku kepala MI Muhammadiyah Danurejo 1 Kedu
Temanggung yang telah memberikan izin dan memberikan bantuan dalam
penelitian.
4. Segenap Civitas Akademik IAIN Walisongo Semarang yang telah
memberikan bimbingan kepada penulis untuk meningkatkan ilmu.
5. Semua karib kerabat yang telah memberikan motivasi dalam penyelesaian
skripsi ini.
Kepada mereka semua, peneliti mengucapkan terima kasih disertai doa
semoga budi baik mereka diterima oleh Allah SWT dan mendapatkan balasan
berlipat ganda dari Allah SWT.
Kemudian peneliti mengakui kekurangan dan keterbatasan kemampuan dalam
menyusun skripsi ini. Maka diharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif,
evaluative dari semua pihak guna kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya semoga
dapat bermanfaat bagi diri peneliti khususnya.
Semarang, Desember 2010
Penulis
8
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kegiatan belajar mengajar di kelas merupakan suatu dunia komunikasi
tersendiri dimana guru dan siswa bertukar pikiran untuk mengembangkan ide
dan pengertian. Pembelajaran merupakan proses komunikasi.
Dalam komunikasi sering terjadi penyimpangan-penyimpangan
sehingga komunikasi tersebut tidak efektif dan efisien, hal ini adanya
kecenderungan kurangnya minat dan kegairahan siswa pada proses
pembelajaran, apabila siswa mengabaikan pelajaran yang disampaikan guru
maka siswa akan kesulitan menerima materi pelajaran berikutnya, Syekh al-
Zarnuji berpendapat:
56 7� !+:�د ذ); ة او�� ��:>! "واذا;��ون �6 ا��" و )?) ٢ !��" ا'5م ا
Bila seorang sekali dua kali mengabaikan dan tidak berusaha memahami suatu pelajaran, maka hal itu akan menjadi suatu kebiasaan dan tidak akan dapat memahami kalimat sedikit yang sebenarnya mudah3
Model pembelajaran yang digunakan guru tidak hanya mengandalkan
model ceramah atau yang lebih dikenal dengan verbalism. Penyakit verbalism
terdapat dalam setiap situasi belajar, yakni pada saat anak diberi kata-kata
tanpa memahami artinya.4
Untuk mengarahkan pembelajaran siswa agar mengarah pada tujuan
pembelajaran maka dalam pembelajaran di sekolah proses pembelajaran harus
bisa mengoptimalkan bahan yang ada dan memberi variasi pelajaran agar
lingkungan belajar tidak bersifat membosankan bagi siswa, maka guru sebagai
2 Syekh al-Zarnuji, Ta,limul Muta’allim Thariiq al-Ta’allum, (Semarang: Pusaka Alawiyah,
t.t), hlm. 29. 3 Ma’ruf Ansori, Etika Belajar Bagi Penuntut Ilmu, Terjemah Ta’limul Muta’allim,
(Surabaya: Pelita Dunia, 1996), hlm. 69 4 Nasution. S, Didaktik Asas-Asas Mengajar, (Jakarta; Bumi Aksara, 1995), hlm.94
9
salah satu elemen penting dalam proses belajar mengajar harus pandai-pandai
mengolah bahan pembelajaran untuk dapat digunakan.
Salah satu usaha untuk mengatasi keadaan demikian ialah penggunaan
media secara terintegrasi dalam proses belajar mengajar. Karena fungsi media
dalam kegiatan tersebut disamping sebagai penyaji stimulus informasi, sikap
dan lain-lain, juga untuk meningkatkan keserasian dalam menerima informasi.
Media juga berfungsi untuk mengatur langkah-langkah kemajuan serta untuk
memberikan umpan balik pada proses belajar mengajar.5
Dua unsur sangat penting yang harus ada dalam proses belajar
mengajar yaitu media pengajaran dan hasil atau prestasi belajar. Kedua aspek
ini berkaitan erat, karena pemilihan media pembelajaran belajar tertentu akan
mempengaruhi prestasi belajar meskipun ada aspek lain yang harus
diperhatikan dalam memilih media pembelajaran. Fungsi utama media
pembelajaran yaitu sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi
iklim, kondisi lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan guru. Media
pembelajaran merupakan raw intrumental (masukan intrumental) yang
berpengaruh terhadap proses belajar mengajar.6
Guru fiqih MI Muhammadiyah Danurejo 1 Kedu Temanggung
menggunakan media pembelajaran untuk memperlancar proses pembelajaran
yang dilakukan, media yang biasa digunakan oleh guru fiqih adalah media
gambar, audio visual dan media bagan.
Media pembelajaran dalam proses belajar mengajar fiqih di MI
Muhammadiyah Danurejo 1 Kedu Temanggung tersedia dengan kreasi standar
pendidikan untuk Sekolah Dasar dan dapat membangkitkan keinginan dan
minat baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar
mengajar dan bahkan memberikan pengaruh psikologis terhadap siswa. Di
samping itu, media pembelajaran yang ada di MI Muhammadiyah Danurejo 1
Kedu Temanggung sangat membantu dalam meningkatkan pemahaman,
menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan menafsirkan
5 Usman M. Basyiruddin dan Asnawir, Media Pembelajaran,(Jakarta: Ciputat Pers, 2002), Cet I, hlm: 13.
6 Biro Kepegawaian, Basic Kompetensi Guru, (Jakarta : Depag RI, 2004), hlm. 27.
10
data dan mendapatkan informasi yang diperlukan. Salah satu media yang
dikembangkan dalam proses pembelajaran fiqih di MI Muhammadiyah
Danurejo 1 Kedu Temanggung adalah media gambar, media ini memberikan
pemahaman siswa secara visual dengan jelas praktek ibadah yang akan
mereka jalani.
Dari latar belakang diatas, penulis sangat tertarik untuk mengkaji lebih
lanjut tentang efektifitas penggunaan media gambar pada mata pelajaran fiqih
materi pokok shalat id bagi peningkatan prestasi siswa kelas di Kelas IV MI
Muhammadiyah Danurejo 1 Kedu Temanggung.
B. Penegasan Istilah
Sebelum peneliti membahas lebih lanjut dalam penulisan skripsi ini,
kiranya penting penulis menjelaskan judul penelitian ini, dengan harapan agar
mudah dipahami, terarah, jelas, dan tepat sasaran selain itu juga untuk
menghindari agar tidak terjadi kesalahfahaman serta salah tafsir. Untuk itu
perlu dikemukakan batasan-batasan judul yang masih perlu mendapat
penjelasan secara rinci.
1. Prestasi Belajar
Prestasi berarti hasil atau dikenal dengan istilah achievement dari
usaha yang dilakukan sebelumnya. Prestasi berarti juga “hasil yang telah
dicapai (yang telah dilakukan, dikerjakan).”7 Prestasi belajar adalah hasil
yang telah dicapai atau ditunjukan oleh siswa sebagai hasil belajarnya baik
berupa angka, huruf, atau tindakan yang mencerminkan hasil belajar yang
dicapai oleh masing-masing siswa dalam periode tertentu.8
Prestasi belajar ini biasanya berupa nilai yang diperoleh peserta
didik melalui tes yang kemudian dimasukkan ke dalam buku raport. Tolak
ukur keberhasilan peserta didik, hendaknya menyangkut tiga aspek yaitu
aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Sehingga hasilnya merupakan
perwujudan prestasi yang sebenarnya. Karena prestasi yang sebenarnya
7 Ibid.,hlm. 700 8 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Studi Kompetensi Guru,
(Bandung : PT. Rosda Karya, 2006 ).hlm, hlm 77
11
adalah mengandung kompleksitas yang menyangkut berbagai macam pola
tingkah laku sebagai hasil dari belajar.9
Dalam penelitian ini yang dimaksudkan adalah prestasi belajar mata
pelajaran fiqih siswa Kelas IV MI Muhammadiyah Danurejo 1 Kedu
Temanggung khususnya pada materi pokok shalat id, prestasi ini didapat
dari hasil tes soal yang diberikan guru kepada siswa untuk menguji
kemampuan kognitif siswa..
2. Media Gambar
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak
dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar.10
Sedangkan gambar adalah bentuk yang yang divisualkan.11
Jadi media gambar adalah suatu perantara atau pengantar visual yang
digunakan ketika kegiatan belajar mengajar terjadi demi tercapainya tujuan
pendidikan fiqih materi pokok shalat id di Kelas IV MI Muhammadiyah
Danurejo 1 Kedu Temanggung.
3. Mata pelajaran Fiqih
Mata pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu
mata pelajaran PAI yang mempelajari tentang fiqih ibadah, terutama
menyangkut pengenalan dan pemahaman tentang cara-cara pelaksanaan
rukun Islam dan pembiasaannya dalam kehidupan sehari-hari, serta fiqih
muamalah yang menyangkut pengenalan dan pemahaman sederhana
mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal dan haram,
khitan, kurban, serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam.
Secara substansial mata pelajaran Fiqih memiliki kontribusi dalam
memberikan motivasi kepada siswa untuk mempraktikkan dan
menerapkan hukum Islam dalam kehidupan sehari-hari sebagai
perwujudan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan hubungan manusia
9 Abdul Rachman Shaleh, Pendidikan Agama dan Keagamaan, Visi, Misi dan Aksi,
(Jakarta: Gemawindu Pancaparkasa, 2000 ), hlm. 75. 10 Arief S. Sadiman, Media Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996), Cet. IV,
hlm. 6. 11 Ibid, hlm 7.
12
dengan Allah SWT, dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia,
makhluk lainnya ataupun lingkungannya.12 Dalam penelitian ini materi
pokok yang diteliti adalah shalat id
Jadi maksud dari penelitian ini adalah penggunaan media gambar pada
mata pelajaran fiqih Kelas IV MI Muhammadiyah Danurejo 1 Kedu
Temanggung sebagai upaya peningkatan hasil belajar siswa dengan tindakan
kelas sebagai bentuk penelitiannya.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka perumusan masalah
pada penelitian ini adalah:
Adakah peningkatan prestasi belajar mata pelajaran fiqih materi pokok
shalat id siswa Kelas IV MI Muhammadiyah Danurejo 1 Kedu Temanggung
setelah menggunakan media gambar?
D. Tujuan Penelitian
Berkaitan dengan permasalahan diatas, maka tujuan yang hendak
dicapai adalah untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar mata pelajaran
fiqih materi pokok shalat id siswa Kelas IV MI Muhammadiyah Danurejo 1
Kedu Temanggung setelah menggunakan media gambar.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun
secara praktis
1. Secara Teoritis
a. Diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan dan khazanah dan
ilmu pengetahuan, khususnya ilmu Pendidikan Agama Islam
b. Mampu menambah khazanah keilmuan Pendidikan Agama Islam dalam
memberikan pengetahuan tentang peningkatan keaktifan siswa dalam
proses belajar mengajar dalam kelas.
12 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008, Tentang Standar Kompetensi Lulusan Dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam Dan Bahasa Arab di Madrasah, hlm. 67
13
2. Secara Praktis
a. Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di
MI Muhammadiyah Danurejo 1 Kedu Temanggung.
b. Sebagai motivator dalam meningkatkan kualitas mengajar guru fiqih
14
BAB II
MEDIA GAMBAR PADA PEMBELAJARAN PAI
A. Media Gambar
1. Pengertian Media Gambar
Media adalah semua bentuk perantara yang dipakai orang menyebar
ide, sedangkan Ahmad Rohani mendefinisikan media adalah segala
sesuatu yang dapat diindra yang berfungsi sebagai perantara, sarana dan
alat untuk proses komunikasi (proses belajar mengajar).13
Menurut Zakiah Darajat media adalah suatu benda yang dapat
diindra, khususnya penglihatan dan pendengaran (alat peraga pengajaran)
yang terdapat di dalam maupun diluar kelas, yang digunakan sebagai alat
bantu penghubung (medium komunikasi) dalam proses interaksi14 belajar
mengajar untuk meningkatkan efektifitas hasil belajar.15
Sedangkan media gambar atau visual adalah media yang hanya
mengandalkan indra penglihatan. 16
Media gambar adalah media yang hanya mengandalkan indra
penglihatan, media ini ada yang menampilkan gambar diam, cetakan atau
lukisan. media ini berfungsi mengaitkan pemahaman siswa, seperti
diungkapkan Higley
Visual recognition is the ability to see and identify likeness in letter, phonetic element word, etc ..... assist the student in perceiving sameness in phonetic element visually, and supply valuable reinforcement.17
13 Ahmad Rohani, Media Instruksional Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), hlm. 2-3. 14 Istilah interaksi berpangkal pada konsep komunikasi yang berarti menjadikan milik
bersama atau memberitahukan tentang pengetahuan, pikiran-pikiran, ketrampilan dan nilai. Interaksi Edukatif adalah interaksi tang disengaja sadar tujuan yakni untuk mengantarkan anak didik ke tingkat kedewasaan, Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1986), hlm. 18
15 Zakiah Darajat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hlm. 226
16 Ibid. hlm 124 17 Joan Higley, Activities Desk Book For Teaching Reading Skill, (New York, West Nyack,
1980), hlm. 123
15
Pengenalan visual adalah kemampuan untuk melihat dan mengidentifikasi kesamaan dalam menulis, unsur fonetik, kata, dan lain-lain ..... juga membantu siswa dalam merasakan persamaan dalam unsur fonetik secara visual, dan menyediakan penguatan berharga
Berbeda dengan media audio, pesan yang disampaikan dalam media
visual dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual yang
berkaitan dengan indera penglihatan.18 Media visual adalah media yang
paling umum dipakai dalam pembelajaran. Yang termasuk media visual
diantaranya adalah gambar atau foto, sketsa, diagram, bagan, grafik,
kartun, poster, peta, globe, papan panel dan papan buletin.19
Jadi media gambar adalah suatu perantara atau pengantar yang
digunakan ketika kegiatan belajar mengajar yang berbentuk gambar dan
mengandalkan indra penglihatan demi tercapainya tujuan pendidikan pada
umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya.
2. Bentuk- bentuk Media gambar
Bentuk visual; bisa berupa: (a) gambar representasi seperti gambar,
lukisan atau foto yang menunjukkan bagaimana tampaknya sesuatu benda;
(b) diagram, yang melukiskan hubungan-hubungan konsep organisasi, dan
struktur isi materi; (c) peta yang menunjukkan hubungan-hubungan ruang
antara unsur-unsur dalam isi materi; (d) Grafik seperti tabel, grafik, dan
chart (bagan) yang menyajikan gambaran/kecenderungan data atau antar
hubungan seperangkat gambar atau angka-angka. 20
Media gambar ada beberapa macam diantaranya:
a. Bagan
Bagan adalah gambaran dari suatu yang dibuat dari garis dan
gambar. Bagan bertujuan untuk memperlihatkan hubungan
perkembangan, perbandingan, dan lain-lain. Jenis bagan antara lain
bagan keadaan, lukisan, diagramatik, perbandingan.
18 R. Angkowo dan A. Kosasih, Optimalisasi Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Grasindo, 2007), hlm. 13
19 Ibid, hlm. 13 20 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2005), hlm. 91-92
16
b. Grafik
Grafik adalah penggambaran data berangka, bertitik, bergaris,
bergambar memperlihatkan hubungan timbal balik informasi secara
statistik. Dibedakan, ada grafik garis, batang, lingkaran dan grafik
bergambar.
c. Poster
Poster merupakan penggambaran yang ditujukan sebagai
pemberitahuan, peringatan maupun penggugah selera yang biasanya
berisi gambar-gambar.
d. Gambar Mati
Sejumlah gambar, foto, lukisan baik dari majalah, buku, koran
atau dari sumber lain yang dapat digunakan sebagai alat bantu
pengajaran.
e. Peta Datar
Peta datar banyak digunakan dalam pelajaran ilmu bumi dan
kependudukan.
f. Peta Timbul
Peta timbul pada dasarnya yang dibentuk dengan tiga dimensi.
g. Papan tulis
Papan pengumuman, papan tempel. Alat ini merupakan alat
klasik yang tidak pernah dilupakan orang dalam proses belajar
mengajar.21
Basyirudin Usman bentuk-bentuk media gambar meliputi seperti
foto, slide, film strip, OHP dan media visual lainnya.22
3. Fungsi Media Gambar
Fungsi media gambar dalam kegiatan belajar mengajar yakni yang
memberikan pengalaman visual pada anak dalam rangka mendorong
21 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo,
1995), hlm. 101-102 22 Basyirudin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Press,
2002), hlm. 128
17
motivasi belajar, memperjelas dan mempermudah konsep yang komplek
dan abstrak menjadi lebih sederhana, kongkret, mudah dipahami.
Pengajaran akan lebih efektif apabila objek dan kejadian yang
menjadi bahan pengajaran divisualisasikan secara realistik menyerupai
keadaan yang sebenarnya. Tampilnya lambang-lambang visual dapat
memperjelas lambang verbal yang dapat memungkinkan siswa lebih
mudah memahami makna pesan yang disampaikan dalam proses
pembelajaran.
Dari hasil penelitian Seth Spaulding seperti dikutip Nana Sudjana
dan Ahmad Rivai tentang bagaimana siswa belajar melalui gambar-
gambar, dapat disimpulkan:
a. Ilustrasi gambar-gambar merupakan perangkat pengajaran yang dapat
menarik minat belajar siswa secara efektif
b. Ilustrasi gambar merupakan perangkat tingkat abstrak yang dapat
ditafsirkan berdasarkan pengalaman di masa lalu, melalui penafsiran
kata-kata.
c. Ilustrasi gambar membantu siswa membantu para siswa membaca
buku pelajaran terutama dalam menafsirkan dan mengingat-ingat isi
materi teks
d. Ilustrasi gambar harus dikaitkan dengan kehidupan nyata, agar minat
siswa menjadi efektif
e. Ilustrasi gambar hendaknya ditata sedemikian rupa sehingga tidak
bertentangan dengan gerakan mata siswa, dan bagian-bagian yang
paling penting dari ilustrasi itu harus dipusatkan dibagian sebelah kiri
atas medan gambar.23
Media gambar atau visual mempunyai fungsi:
a. Membantu memudahkan belajar bagi siswa atau mahasiswa dan
membantu memudahkan mengajar bagi guru/dosen.
23 Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran (Penggunaan dan Pembuatannya),
(Jakarta: C.V. Sinar Baru bekerjasama dengan Pusat Penelitian pengajaran dan Pembidangan Ilmu Lembaga Penelitian IKIP Bandung, 1991), hlm. 12
18
b. Memberikan pengalaman lebih nyata (yang abstrak dapat menjadi
konkrit).
c. Menarik perhatian siswa lebih besar (jalannya pelajaran tidak
membosankan).
d. Semua panca indera murid dapat di aktifkan. Kelemahan satu indera
dapat di imbangi oleh kekuatan indera lainnya.
e. Lebih menarik perhatian dan minat murid dalam belajar
f. Dapat membangkitkan dunia teori dengan realitanya
Levie dan Lanz dalam bukunya Azhar Arsyad juga mengemukakan
4 fungsi media gambar yaitu:
a. Fungsi Atensi
Media visual24 merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan
perhatian siswa untuk berkonsentrasi pada isi pelajaran yang berkaitan
dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi
pelajaran.
b. Fungsi Afektif
Media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa
ketika belajar atau membaca teks yang bergambar, misalnya informasi
yang menyangkut masalah sosial atau ras.
c. Fungsi Kognitif
Media visual terlihat dari temuan- temuan penelitian yang
mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar
pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau
pesan yang terkandung dalam gambar.
d. Fungsi Kompensatoris
Media pengajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media
visual yang memberikan kontek untuk memahami teks membantu
24 Sebagai media audio visual didalam penyajiannya lebih menekankan kepada bahasa
visual, tetapi meskipun demikian tidak berarti mengabaikan masalah yang bersifat auditif walaupun yang bersifat auditif ini hanya sebagai kelengkapan penjelasan bagi hal yang belum atau tidak nampak didalam gambar. Lihat Darwanto Sastro Subroto, Televisi Sebagai Media Pendidikan, (Yogyakarta: Duta Wacana University Press, 1995), Cet. III, hlm. 90.
19
siswa yang lemah untuk membaca juga mengorganisasikan informasi
dalam teks dan mengingatnya kembali dengan kata lain media
pengajaran berfungsi untuk mengakomodasi siswa yang lemah dan
lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan
teks atau disajikan secara verbal.25
Selain untuk menyajikan pesan sebenarnya ada beberapa fungsi
lain yang dapat dilakukan oleh media. Namun jarang sekali ditemukan
seluruh fungsi tersebut dipenuhi oleh media. Sebaliknya media tunggal
seringkali dapat mencakup beberapa fungsi sekaligus, antara lain:
a. Memotivasi siswa.
b. Menyajikan informasi.
c. Merangsang diskusi.26
Adapun menurut Yusuf Hadi Miarso, dkk bahwa media gambar
sebagai bagian dari sistem pengajaran secara integral telah mempunyai
nilai-nilai praktis berupa kemampuan atau ketrampilan untuk :
a. Membuat konkret konsep yang abstrak
b. Membawa objek yang berbahaya atau sukar didapat ke dalam
lingkungan belajar
c. Menampilkan objek yang terlalu besar
d. Mengamati gerakan yang terlalu cepat
e. Memungkinkan siswa untuk berinteraksi langsung dengan
lingkungannya
f. Memungkinkan keseragaman pengamatan dan persepsi bagi
pengalaman belajar siswa
g. Membangkitkan motivasi belajar
h. Memberi kesan perhatian individual untuk seluruh anggota kelompok
belajar
25 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), hlm.
16-17. 26 Dewi Salma Prawiradilaga, Eveline Siregar, Mozaik Teknologi Pendidikan, (Jakarta,
Kencana, 2004), hlm. 8-12.
20
i. Menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang
maupun disimpan menurut kebutuhan
j. Menyajikan pesan atan informasi belajar secara serempak, mengatasi
batasan waktu maupun ruang dan
k. Mengontrol arah maupun kecepatan belajar siswa. 27
4. Prinsip-prinsip Penggunaan Media Gambar
Ada beberapa prinsip umum yang perlu diketahui untuk
penggunaan efektif media berbasis visual sebagai berikut:
a. Usahakan visual itu sederhanakan mungkin dengan menggunakan
gambar garis, karton, bagan, dan diagram, gambar realitas harus
digunakan secara hati-hati karena gambar yang amat rinci dengan
realisme sulit diproses dan dipelajari bahkan sering kali mengganggu
perhatian siswa untuk mengamati apa yang seharusnya diperhatikan.
b. Visual digunakan untuk menekankan informasi sasaran (yang terdapat
teks) sehingga pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.
c. Gunakan grafik untuk menggambarkan ikhtisar keseluruhan materi
sebelum menyajikan unit demi unit pelajaran untuk digunakan oleh
siswa mengorganisasikan informasi.
d. Ulangi sajian visual dan libatkan siswa untuk meningkatkan daya
ingat. Meskipun sebagian visual dapat dengan mudah diperoleh
informasinya, sebagian lagi memerlukan pengamatan dengan hari-hati.
Untuk visual yang kompleks siswa perlu diminta untuk
mengamatinya, kemudian mengungkapkan sesuatu mengenai visual
tersebut setelah menganalisis dan memikirkan informasi yang
terkandung dalam visual itu. Jika perlu, siswa diarahkan kepada
informasi penting secara rinci.
e. Gunakan gambar untuk melukiskan perbedaan konsep-konsep,
misalnya dengan menampilkan konsep-konsep yang divisualkan itu
secara berdampingan.
27 Yusuf Hadi Miarso, dkk., Teknologi Komunikasi Pendidikan, PT. Pustekkam, CV.
Rajawali, Jakarta, 1995, hlm. 52.
21
f. Hindari visual yang talk berimbang
g. Tekankan kejelasan dan ketetapan dalam semua visual
h. Visual yang diproyeksikan harus dapat terbaca dan mudah dibaca.
i. Visual, khususnya diagram, amat membantu untuk mempelajari materi
yang agak kompleks
j. Visual yang dimaksudkan untuk mengkomunikasikan gagasan khusus
akan efektif apabila (1) jumlah objek dalam visual yang akan
ditafsirkan dengan benar dijaga agar terbatas, (2) jumlah aksi terpisah
yang penting yang pesan-pesannya harus ditafsirkan dengan benar
sebaiknya terbatas, dan (3) menghubungkan kejadian atau aksi dalam
lukisan dengan visual sebelum atau aksi dalam lukisan dengan visual
sebelum atau sesudahnya, dan (4) menyatakan apa yang orang dalam
gambar itu sedang kerjakan, pikiran, atau katakan.
k. Warna harus digunakan secara realistik
l. Warna dam pemberian bayangan digunakan untuk mengarahkan
perhatian dan membedakan komponen-komponen.28
5. Perencanaan Penggunaan Media Gambar
Perencanaan adalah persiapan yang cerdas bagi perbuatan. Ia juga
memberi arti kepada perbuatan, karena jika maksud-maksud dan tujuan-
tujuan dipahami dengan jelas maka alasan-alasan bagi program dan
kegiatan menjadi terang. Dengan pertanyaan yang sangat pokok yang
harus dijawab oleh perencanaan ialah, apa yang akan dicapai dan
bagaimana pencapaiannya.29
Dalam penggunaan media pembelajaran perencanaan juga sangat
penting, hal ini dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan media
dalam proses pembelajaran agar tidak terjadi kesalahan sehingga
menyebabkan proses belajar mengajar dengan menggunakan media kurang
optimal dan kurang efektif.
28 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2005), hlm. 92-3 29 Oteng Sutesna, Adsministrasi Pendidikan (dasar teoritis untuk praktek profesional),
(Bandung; Angkasa, 1986), hlm. 7.
22
Perencanaan sekarang ini tidak lagi memakai pendekatan tradisional
yang kebutuhan pendidiknya ditentukan dari luar seperti konsultan atau
administrasi tinggi, tetapi memakai pendekatan biasa, yaitu para penentu
kebutuhan itulah yang melakukan perencanaan sendiri.30
Proses belajar mengajar memerlukan perencanaan baik metode yang
digunakan dan media yang digunakan. Perencanaan yang perlu
dipersiapkan dalam penggunaan media gambar dalam proses belajar
mengajar yang diungkapkan Sidwell Friend dalam Saleh Muntasir
adalah:31
a. Peran utama
Peran utama terletak pada guru, justru guru yang diharapkan
mengeluarkan kualitas dalam merencanakan dan menggunakan metode
yang cocok di kelas.
b. Peran pembantu
Peran pembantu diperlukan guru tetap dan guru sambilan.
c. Alat utama
Gambar dinding, pengelompokan kegiatan, perpustakaan kelas.
d. Alat Bantu
Peralatan untuk kreativitas.
B. Pembelajaran Fiqih
1. Pengertian Pembelajaran fiqih
Menurut bahasa fiqih dari kata faqiha-yafqahu-fiqhan, yang berarti
faham atau mengerti.32
Sedangkan Ustman Said berpendapat bahwa menurut istilah ilmu
fiqih adalah ilmu hukum yang sangat luas pembahasannya. Meliptui
seluruh aspek kehidupan manusia baik pribadi maupun masyarakat baik
30 Made Pidarta, Perencanaan Pendidikan Partisi Patoris Dengan Pendekatan Sistem
,(Jakarta, Rineka Cipta,1985), hlm. 38. 31 Saleh Muntasir, Pengajaran Terpogram (Teknologi Pendidikan Dengan Mengandalkan
Tutor), (Jakarta, CV. Rajawali, 1985), hlm. 169. 32 Syafi’i Karim, Fiqih / Ushul Fiqh, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), hlm. 11.
23
dalam hubungan manusia dengan Allah, manusia dengan dirinya dengan
manusia lain dan dengan makhluk lainnya.33
Fiqih juga berarti ilmu yang membahas tentang hukum atau
perundang-undangan Islam berdasarkan atas Al-Qur'an hadits, ijma’ dan
qias. Fiqih berhubungan dengan hukum perbuatan setiap mukallaf, yaitu
hukum wajib, haram, mubah, makruh, sah, batal, berdosa, berpahala, dan
sebagainya. Keputusan yang dihasilkan dari pemikiran dan pemahaman
hukum agama harus selalu berkembang sesuai dengan perkembangan
zaman, tempat, dan tidak boleh berhenti atau membeku.34
Dalam istilah syara’ fiqih adalah pengetahuan tentang hukum-
hukum syara; yang praktis, yang diambil dari dalil-dalil secara terperinci.35
Sedang Nazar Bakti mendefinisikan fiqih dalam arti khusus dan
umum. Secara umum fiqih adalah suatu ilmu yang mempelajari
bermacam-macam syari’at atau hukum Islam dan berbagai macam aturan
hidup bagi manusia, baik yang bersifat individu maupun yang berbentuk
masyarakat sosial. Untuk fiqih dalam arti khusus adalah ilmu yang
membahas masalah-masalah hukum Islam dan peraturan-peraturan yang
berhubungan dengan kehidupan manusia.36
Ilmu fiqih juga dapat berarti ilmu yang mengatur kehidupan
individu insan muslim, masyarakat muslim, umat Islam, dan negara Islam
dengan hukum-hukum syari’at.37
Sehingga dapat penulis simpulkan bahwa fiqih adalah pengetahuan
tentang hukum syara yang berisi peraturan-peraturan yang menyangkut
kehidupan manusia sehari-hari. Maka dari itu pembahasannya sangat luas
dan bersifat problematis.
33 Ustaman Said, Pengantar Ilmu Fiqih / Pengantar Ilmu Hukum Islam, (Jakarta:
ProyekPembinaan Perguruan Tinggi Agama / IAIN, 1981), hlm. 7. 34 Abdul Mujieb, dkk., Kamus Istilah Fiqih, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1994), hlm. 77. 35 Abdul Wahab Khallaf, Ilmu Ushul Fiqih, (Semarang: Dina Utama, 1994), hlm. 1. 36 Nazar Bakri, Fiqh dan Ushul Fiqih, (Jakarta: Rajawali, 1993), hlm. 7. 37 Yusuf Al Qardhawi, Fiqih Praktis Bagi Kehidupan Modern, (Jakarta: Gema Insani,
2002), hlm. 7.
24
Sedangkan Mata pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah
merupakan salah satu mata pelajaran PAI yang mempelajari tentang fiqih
ibadah, terutama menyangkut pengenalan dan pemahaman tentang cara-
cara pelaksanaan rukun Islam dan pembiasaannya dalam kehidupan sehari-
hari, serta fiqih muamalah yang menyangkut pengenalan dan pemahaman
sederhana mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal
dan haram, khitan, kurban, serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjam
meminjam. Secara substansial mata pelajaran Fiqih memiliki kontribusi
dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktikkan
dan menerapkan hukum Islam dalam kehidupan sehari-hari sebagai
perwujudan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan hubungan manusia
dengan Allah SWT, dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia,
makhluk lainnya ataupun lingkungannya.38
2. Tujuan Pembelajaran Fiqih
Tujuan mempelajari fiqih antara lain:
a. Untuk mencari kebiasaan faham dan pengertian dari agama Islam
b. Untuk mempelajari hukum-hukum Islam yang berhubungan dengan
kehidupan manusia.
c. Kaum muslimin harus bertafaqquh artinya memperdalam pengetahuan
dan hukum-hukum agama, baik dalam bidang aqaid, akhlak maupun
dalam bidang-ibadah dan muamalat.39
d. Menerapkan hukum-hukum syari’at terhadap perbuatan dan ucapan
manusia, tempat kembalinya seorang mufti dalam fatwanya dan
seorang mukallaf untuk mengetahui hukum syara’ yang berkenaan
dengan ucapan dan perbuatan yang muncul dari dirnya.40
e. Dapat diketahui mana yang diperintahkan atau mana yang dianjurkan,
dibolehkan, dicegah, dan dilarang oleh syara’.41
38 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008, Tentang Standar
Kompetensi Lulusan Dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam Dan Bahasa Arab di Madrasah, hlm. 67
39 Syafi’i Karim, op.cit., hlm. 53. 40 Hasbi Ash Shiddieqy, op.cit., hlm. 45 41 Zarqawi Soejoti, Pengantar Ilmu Fiqih I, (Semarang: Walisongo Press, 1987), hlm. 1.
25
f. Dapat diketahui masalah nikah, talak, ruju’, masalah memelihara jiwa,
harta benda, anak keturunan (kekeluargaan), masalah kehormatan,
masalah hak dan kewajiban dalam masyarakat dan lain-lain di samping
masalah yang berkaitan langsung antara hubungan manusia dengan
Allah SWT.42
Sedang Mata pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan
untuk membekali peserta didik agar dapat:
a. Mengetahui dan memahami cara-cara pelaksanaan hukum Islam baik
yang menyangkut aspek ibadah maupun muamalah untuk dijadikan
pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial.
b. Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan
benar dan baik, sebagai perwujudan dari ketaatan dalam menjalankan
ajaran agama Islam baik dalam hubungan manusia dengan Allah SWT,
dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia, dan makhluk lainnya
maupun hubungan dengan lingkungannya.43
3. Materi Fiqih
Kehadiran agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW
diyakini dapat menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera
lahir dan batin. Di dalamnya terdapat berbagai petunjuk tentang
bagaimana seharusnya manusia itu menyikapi hidup dan kehidupan ini
secara lebih bermakna dalam arti yang seluas-luasnya. Petunjuk-petunjuk
mengenai berbagai aspek kehidupan manusia baik kehidupan pribadi,
bermasyarakat, maupun hubungan manusia dengan pencipta-Nya. Islam
mengajarkan kehidupan yang dinamis dan progresif serta menghargai akal
pikiran melalui pengembangan ilmu pengetahuan yang di dalam filsafat
pengetahuan dapat diartikan sebagai faham sesuatu subyek mengenai
obyek yang dihadapinya. Sedangkan dalam pengertian sehari-hari
42 Usman Said, Pengantar Ilmu Fiqih / Pengantar Ilmu Hukum Islam, (Jakarta: Direktorat
Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam, 1991), hlm. 11. 43 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008, Tentang Standar
Kompetensi Lulusan Dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam Dan Bahasa Arab di Madrasah, hlm. 59
26
pengetahuan dianggap sebagai lukisan atau gambaran melalui satu benda
atau hal yang diketahui.44
Dalam berbagai literatur fiqih banyak ditemukan ulama fiqih
membagi fiqih menjadi empat bagian yaitu fiqih ibadah, fiqih muamalah,
fiqih munakahat dan fiqih jinayah.
Ruang lingkup mata pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah
meliputi:
a. Fiqih ibadah, yang menyangkut: pengenalan dan pemahaman tentang
cara pelaksanaan rukun Islam yang benar dan baik, seperti: tata cara
taharah, salat, puasa, zakat, dan ibadah haji.
b. Fiqih muamalah, yang menyangkut: pengenalan dan pemahaman
mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal dan
haram, khitan, kurban, serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjam
meminjam.45
Sedangkan dalam penelitian ini akan mengkhususkan pada materi
shalat id, berikut akan peneliti uraikan singkat tentang materi shalat id.
Shalat berarti suatu sistem ibadah yang tersusun dari beberapa
perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan
salam berdasarkan atas syarat-syarat dan rukun tertentu”.46 Sedangkan ‘id
adalah Kata “ �)� ” menurut bahasa berasal dari kata “ د�� ” yang berarti
kembali, karena ia kembali setiap tahun.47 Atau kegembiraan yang selalu
kembali dengan kembalinya ‘Id atau hari raya, atau karena banyaknya
anugerah pada hari raya tersebut.
Kata idul fitri sering terdengar pada saat umat Islam
menyerahkannya. Id berarti kembali. Sedangkan fitri yang berarti suci atau
bersih, jadi arti kata idul fitri adalah kembali menjadi suci.
44 Mochtar Efendi, Ensiklopedi Agama & Filsafat, (Jakarta, Universitas Sriwijaya, 2001,
Jilid 2), hlm. 402 45 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008, op.cit, hlm. 63 46Nazaruddin Razak, Dienul Islam, (Bandung: Al Ma’arif, 1977), hlm. 178. 47 Taqiyuddin Abu Bakar Al Husaini, Kifayatul Akhyar, (Bairut : Al Kitab al Ilmiyyah,
1995), hlm. 220.
27
Sebelum mengerjakan shalat idul fitri, perlu memperhatikan
beberapa hal; yang disunnahkan untuk dikerjakan, yaitu:
a. Mandi lebih dahulu
b. Memakai pakaian yang paling bagus yang dimiliki
c. Makan dan minum lebih dahulu
d. Memakai wangi-wangian
e. Melalui jalan yang berlainan ketika pergi dan pulang dari shalat idul
fitri.
f. Mendengarkan khutbah idul fitri dengan khusuk dan tenang
g. Mengumnadangkan takbir. 48
Setelah mengerjakan shalat idul adha, umat islam yang mampu
dianjurkan menyembelih hewan kurban. Daging hewan kurban dibagi-
bagikan kepada fakir miskin. Karena selalu menyembelih hewan kurban
itulah, idul adha disebut juga idul kurban, sedangkan di sebut idul haji
karena pada tanggal 10 dzulhijah para jamaah haji telah menyelesaikan
rukun haji.
Sebelum mengerjakan shalat idul adha, perlu memerhatikan
beberapa hal yang disunnahkan, yaitu:
a. Mandi terlebih dahulu
b. Memakai pakaian yang bagus,
c. Memakai wangi-wangian
d. Tidak makan pagi terlebih dahulu.
e. Mengumandangkan takbir mulai tanggal 10 sampai dengan tanggal 13
dzulhijjah.49
a. Waktu shalat idul fitri dan idul adha
Shalat idul fitri dilaksanakan pada tanggal 1 Syawal. Waktunya
adalah mulai terbitnya matahari dua penggalah dan berakhir apabila
telah terperincinya matahari. Atau kira-kira pukul 6.30 samapi 11.30
siang.
48Anis Tanwir Hadi, Pengantar Fiqih, Jilid IV Untuk Kelas IV Madrasah Ibtidaiyyah, (Solo, PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2008), hlm. 66
49 Ibid, hlm.67
28
Shalat idul adha dilaksanakan pada tanggal 10 dzulhijjah.
Pelaksanaan shalat idul adha dimulai pada pagi hari pukul 06.00 sampai
pukul 11.30 siang.
b. Tata cara shalat idul fitri dan idul adha
Syarat dan rukun shalat idul fitri sama dengan shalat fardhu lima
waktu. Hanya yang berbeda adalah bacaan niat dan takbir pada shalat
idul fitri, terdapat dua belas kali takbir. Tujuh kali takbir pada rakaat
pertama dan lima kali takbir pada rakaat kedua.
Adapun kaifiat (cara) shalat idul fitri adalah:
1) Tidak memaki azan dan ikamah
2) Menghadap ke kiblat
3) Berniat mengerjakan shalat idul fitri di dalam hati
4) Mengerjakan shalat idul fitri di dalam hati
5) Pada rakaat pertama disunahkan takbir tujuh kali, sedangkan pada
rakaat kedua disunnahkan takbir lima kali.
6) Mengangkat kedua tangan setinggi bahu pada tiap-tiap takbir.
7) Imam menyaring bacaan salatnya
8) Sesudah shalat idul fitri dibacakan khutbah
9) Khutbah shalat idul fitri diawali dengan takbir.
Cara shalat idul adha sama dengan cara shalat idul fitri. Dalam
shalat idul adha, terdapat dua belas kalitakbir, yaitu tujuh kali takbir
pada rakaat pertama dan lima kali takbir pada rakaat kedua. Adapun
cara shalat idul adha adalah:
1) Tidak memakai azan dan iqamat
2) Menhadap ke kiblat
3) Berniat mengerjakan shalat adha di dalam hati
4) Niat shalat idul adha di dalam hati
5) Pada rakaat pertama disunnahkan takbir tujuh kali, sedangkan pada
rakaat kedua disunnahkan takbir lima kali.
6) Mengangkat kedua tangan setinggi bahu pada tiap-tiap takbir.
7) Imam menyaring bacaan salatnya
29
8) Sesudah shalat idul adha dibacakan khutbah
9) Khutbah shalat idul adha diawali dengan takbir.50
4. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar Fiqih Kelas IV
Standar kompetensi dan kompetensi dasar kelas IV Madrasah
Ibtidaiyah adalah : 51
Kelas IV, Semester 2 STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR 3. Mengenal ketentuan salat
Id 3.1 Mendemonstrasikan tata cara salat
Id
C. Efektivitas Penggunaan Media Gambar Bagi Peningkatan Hasil Belajar
Siswa Pada Pembelajaran Fiqih
Pekerjaan mendidik atau mengajar adalah pekerjaan yang
membutuhkan kecakapan dan kemampuan tertentu. Kemampuan itu dapat
dilihat pada kesanggupannya dalam melakukan peranannya sebagai pendidik
atau pengajar, pembimbing atau sebagai pembina ilmu, lebih-lebih sebagai
guru Agama. Disamping itu guru juga sebagai penuntun untuk pembentuk
anak didiknya menjadi insan kamil yang bertaqwa.
Salah satu segi kemampuan untuk mencapai hal itu adalah harus
menguasai metode dan penggunaan media pada pembelajaran fiqih untuk
kepentingan anak didiknya sehingga memungkinkan perkembangan anak
didik secara optimal situasi dengan tujuan fiqih dan pengajarannya.
Pada dasarnya media dirancang untuk membantu dalam proses belajar
mengajar dan dalam penggunaannya mempunyai dua tujuan, tujuan umum
dan tujuan khusus. Adapun tujuan umum dari penggunaan media adalah untuk
meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam kegiatan belajar mengajar.
Sedangkan tujuan khusus dalam penggunaan media diantaranya:
1. Untuk menunjang kegiatan kelas
2. Untuk mendorong dalam menggunakan penerapan cara-cara yang sesuai
dengan untuk mencapai tujuan program akademis.
50 Ibid, hlm.69 51 Ibid, hlm. 65
30
3. Untuk membantu, memberikan perencanaan, produksi operasional dan
tindak lanjut untuk mengembangkan sistem instruksional.52
Perlu disadari bahwa secara spesifik tujuan tersebut dimaksud untuk
meletakkan konsep dasar berfikir yang kongkrit dari suatu yang bersifat
abstrak sehingga pelajaran dapat dicerna dengan mudah karena anak
dihadapkan pada pengalaman yang secara langsung. Firman Allah Surat As
Syuura ayat 51:
*( ان !'�$� ا� إK وH(� او�� ورائ H<�ب او !M�و�� آ�ن ")'H O��� �P���ذ�� �� !�Mء ا P�H�)6 K�اء(ر) M ) ٥١:ا
Dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau dibelakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang dia kehendaki. Sesungguhnya dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana.(Q.S. As Syuura ayat 51)53
Ayat diatas menerangkan bahwa dalam proses pembelajaran
memerlukan sebuah perantara, sebagaimana Allah SWT memberikan wahyu
kepada umatnya juga melalui perantara. Begitu juga dalam proses
pembelajaran di kelas seorang guru juga memerlukan perantara untuk
menyampaikan pelajaran.
Sebagai media, gambar mempunyai fungsi melicinkan jalan menuju
tercapainya tujuan pengajaran. Hal ini dilandasi dengan keyakinan bahwa
proses belajar mengajar dengan bantuan media mempertinggi kegiatan belajar
anak didik dalam tenggang waktu yang cukup lama. Itu berarti kegiatan
belajar anak didik dengan bantuan media akan menghasilkan proses dan hasil
belajar yang lebih baik.
Memeragakan materi fiqih sangatlah sukar dan kadang semakin
berbahaya. Pada pembelajaran seperti shalat id anak-anak perlu tahu
bagaimana gerak dan bacaan yang sebenarnya,54 oleh karena itu diperlukan
alat dalam memeragakan materi tersebut.
52 Mudlofir, Prinsip-Prinsip Pengelolaan Pusat Sumber Belajar, (Bandung: Remaja Rosda
Karya, 1986), hlm. 12 53 Ibid., hlm. 791 54 Abdul Rahman Shaleh, op. cit., hlm. 63.
31
Alat peraga visual disini berupa gambar, Penggunaan gambar dalam
pelajaran fiqih untuk melukiskan beragam gagasan. Misalnya, gambar (potret)
serangkaian perjalanan ibadah haji yang memperlihatkan tahap-tahap
perjalanan dan tahap-tahap pelaksanaan ibadah itu dilaksanakan, gambar
gerakan shalat dan cara berwudlu yang tertib dan benar, serta gambar benda-
benda peninggalan Islam yang menuangkan unsur sejarah Islam di Indonesia
maupun di dunia.
Penggunaan gambar dalam pengajaran fiqih akan lebih efektif bila
guru mempertimbangkan dan memperhatikan kontras, komparasi dan
kontiunitas dari gambar-gambar yang diperagakan. Gambar dapat merangsang
ekspresi kreatif, artinya dengan menggunakan gambar peserta didik akan
tergugah untuk mencurahkan perasaan dan pikirannya melalui bentuk ciptaan
baru.
Adapun yang harus dilakukan oleh guru (pengajar) agar dapat
mempergunakan media gambar secara bijaksana, yaitu sebagai berikut:55
1. Memahami dengan baik fungsi dari media gambar
2. Dapat menggunakan media gambar secara tepat dan efisien
3. Dapat memilih dan mengembangkan media gambar sesuai dengan tujuan
pengajaran dan hasil belajar tertentu.
4. Dapat memelihara dan mengelola media gambar dengan baik.
5. Dapat menimbang sendiri baik dan buruk media gambar untuk suatu
kegiatan mengajar.
6. Dapat membuat sendiri berbagai media gambar secara sederhana.
Dalam pengajaran fiqih guru harus menggunakan media gambar yang
tepat dan sesuai dengan materi yang disampaikan, misalnya: materi shalat id,
guru tidak mungkin menerangkan tanpa media. Guru harus memilih media
yang berupa gambar orang shalat id, agar siswa mudah memahaminya, salah
satunya media Flash card yaitu kartu kecil yang berisi gambar atau tanda yang
mengingatkan atau menuntun siswa kepada sesuatu yang berhubungan dengan
55 Usman Said, Metodik Khusus PAI, (Jakarta: Proyek Pembinaan Sarana dan Prasarana
Perguruan Tinggi Agama, 1984), hlm. 178
32
materi tersebut. ukuran flash card : 8 x 12 cm. sedangkan langkah
pembelajaran yang bisa dilakukan sebagai berikut
1. Guru menerangkan materi Shalat id dengan menayangkan proses
pelaksanaan shalat id dan menunjukkan gambar dan menerangkan kembali
2. Guru memberikan kesempatan peserta didik untuk bertanya tentang mater
3. Guru memberikan gambar gerakan shalat id seukuran flas yang terdiri dari
satu gerakan
4. Guru menyuruh setiap siswa untuk mencari pasangan dan mengurutkan
gambar tadi
5. Guru menyuruh beberapa siswa dalam kelompok untuk
mendemonstrasikan shalat id
6. Guru menyuruh siswa untuk mengomentari praktek kelompok
7. Guru mengklarifikasi hasil kerja siswa
Pengajaran tak mungkin terlaksana dengan baik tanpa kehendak
guru untuk mencari dan memakai alat-alat pelajaran. Adapun alat-alat
pengajaran pendidikan agama di dalam mengajarkan peribadatan selain
alat-alat yang biasa, seperti gambar peta, papan tulis, dan lain-lain, dapat
dikemukakan disini adanya alat-alat yang khusus untuk yaitu: sarung,
mukena (rukuh), tikar sembahyang (sajadah), air, debu (untuk
tayamum), dan Al Qur’an. Guru agama di dalam mengajarkan mata
pelajaran agama alat yang digunakan atau yang diperbantukan yang
penting adalah papan tulis.
Dari uraian diatas sangat di sadari bahwa penggunaan media
dalam proses belajar mengajar sangat penting. Dalam menggunakan
media dalam pengajaran bukan sekedar menggunakan tetapi dalam
menggunakan harus memperhatikan kriteria pemilihan, efektifitas,
fungsi dan manfaatnya, selain itu dalam menggunakan media gambar
dalam pengajaran membutuhkan perencanaan penggunaan media
gambar juga sangat penting. Perencanaan perlu dilaksanakan karena
agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dalam proses belajar
mengajar, karena apabila terjadi suatu hal yang tidak diinginkan dalam
33
proses belajar mengajar pembelajaran menjadi kurang efisien dan
optimal.
D. Rumusan Hipotesis Tindakan
Berdasarkan latar belakang masalah dan landasan teori di atas, maka
dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis tindakan yaitu peningkatan prestasi
belajar mata pelajaran fiqih materi pokok shalat id siswa Kelas IV MI
Muhammadiyah Danurejo 1 Kedu Temanggung setelah menggunakan media
gambar.
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang digunakan penulis yaitu penelitian tindakan kelas
(Classroom Action Research). Penelitian tindakan merupakan suatu proses
yang memberikan kepercayaan kepada pengembang kekuatan berpikir
reflektif, diskusi, penentuan keputusan dan tindakan orang-orang biasa yang
berpartisipasi dalam penelitian untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang
mereka hadapi dalam kegiatannya.56
Senada dengan Ebbut sebagaimana dikutip oleh Wiriatmaja dinyatakan
bahwa penelitian tindakan kelas (PTK), yaitu kajian sistematik dari upaya
perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan
melakukan tindakan-tindakan pembelajaran berdasarkan refleksi mereka
mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.57.
B. Setting Atau Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yaitu MI Muhammadiyah Danurejo 1 Kedu
Temanggung.
C. Subyek Penelitian
Yang menjadi subyek dalam penelitian semua siswa Kelas IV MI
Muhammadiyah Danurejo 1 Kedu Temanggung
D. Data dan Cara Pengumpulan Data
Data diperoleh dari proses pembelajaran fiqih materi pokok shalat id
yang dilakukan pada siswa Kelas IV MI Muhammadiyah Danurejo 1 Kedu
Temanggung dan data dari sekolah
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa metode
pengumpulan data, antara lain:
56 Nana Saodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda
Karya, 2005), hlm. 142 57 Wiriatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Remaja Rosda Karya,
2005), hlm.12
35
a. Metode Observasi
Metode observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu
proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Teknik
pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan
dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila
responden yang diamati tidak terlalu besar.58 Metode observasi diartikan
sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang
tampak pada obyek penelitian.59
Dalam kegiatan ini yang di observasi secara langsung adalah
kegiatan penggunaan media gambar dalam pembelajaran fiqih pokok
materi shalat id di Kelas IV MI Muhammadiyah Danurejo 1 Kedu
Temanggung. Metode observasi ini memuat tiga fase esensial yaitu
pertemuan perencanaan, observasi di dalam kelas, dan diskusi balikan.
Penelitian ini dilakukan selama 4 minggu,
b. Metode Tes
Adalah seperangkat rangsangan (stimuli) yang mendapat jawaban
yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka.60
Metode tes ini digunakan untuk mengetahui skor nilai melalui
angka yang diberikan kepada siswa dengan kriteria-kriteria penskoran
sebagaimana telah tertulis. Dan untuk mengetahui prestasi belajar fiqih
materi pokok shalat id siswa setelah menggunakan media gambar.
c. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, buku, transkip, surat kabar majalah, prasasti,
notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya.61
58 Sugiono, Metodelogi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D
(Bandung : Alfabeta, 2007), hlm. 203 59 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), Cet. 4,
hlm. 158 60 S. Margono, op. cit., hlm. 170 61 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : Rineka
Cipta, 2006), Cet. 13, hlm : 206
36
Metode ini digunakan untuk memperoleh data mengenai seluk
beluk penggunaan media gambar seperti gambar tata cara shalat, RPP,
silabus, data peserta didik dan data tentang gambaran umum sekolah.
E. Prosedur Penelitian
Langkah-langkah penelitian tindakan kelas ini dipilih model spiral dari
Kemmis dan Taggart yang terdiri dari beberapa siklus tindakan pembelajaran
berdasarkan refleksi mengenai hasil dari tindakan-tindakan pada siklus
sebelumnya. Setiap siklus tersebut terdiri dari empat tahapan yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan (observasi), dan refleksi
Penelitian ini juga menggunakan bantuan kolabolator sebagai mitra
penelitian. Kolaborator adalah suatu kerja sama dengan pihak-pihak terkait
seperti atasan, sejawat, atau kolega. Kolaborator ini di harapkan dapat di
jadikan sumber data, karena pada hakikatnya kedudukan peneliti pada
penelitian tindakan kelas ini merupakan bagian dari situasi dan kondisi dari
suatu latar yang ditelitinya. Peneliti tidak hanya sebagai pengamat, tetapi juga
terlibat langsung dalam proses situasi dan kondisi.62 Kerjasama ini diharapkan
dapat memberikan informasi dan kontribusi yang baik sehingga dapat tercapai
tujuan dari penelitian ini. Yang menjadi kolaborator di sini adalah guru fiqih
di MI Muhammadiyah Danurejo 1 Kedu Temanggung yaitu Elyati Khalimah,
S.Ag.
Prosedur PTK sebenarnya terdiri dari 2 siklus atau lebih. Setiap siklus
dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Tetapi dalam
penelitian tindakan ini hanya terdiri dari satu siklus dengan prosedur: 1)
perencanaan, 2) pelaksanaan tindakan, 3) observasi, 4) refleksi.
Secara rinci digambarkan sebagai berikut:
a. Pra Siklus
1) Perencanaan:
62 Departemen Pendidikan Direktirat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, Penelitian
Tindakan Kelas, (Direktorat Tenaga Kependidikan, 2003), hlm. 13
37
a) Merencanakan model pembelajaran yang akan diterapkan dalam
kegiatan pembelajaran fiqih materi pokok shalat id di Kelas IV MI
Muhammadiyah Danurejo 1 Kedu Temanggung.
b) Menentukan model pembelajaran.
c) Mengembangkan skenario model pembelajaran.
d) Menyusun LOS (Lembar Observasi siswa)
2) Pelaksanaan dengan menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario
dan LOS.
3) Observasi dengan melakukan format observasi
4) Refleksi
a) Menilai hasil tindakan dengan menggunakan format LOS.
b) Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan.
c) Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evaluasi tentang
skenario model pembelajaran, LOS, dan lain-lain.
d) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk
digunakan pada siklus berikutnya.
b. Siklus I
1) Perencanaan:
a) Merencanakan model pembelajaran yang akan diterapkan dalam
kegiatan penggunaan media gambar dalam pembelajaran fiqih materi
pokok shalat id di Kelas IV MI Muhammadiyah Danurejo 1 Kedu
Temanggung.
b) Menentukan model pembelajaran.
c) Mengembangkan skenario model pembelajaran.
d) Menyusun LOS (Lembar Observasi siswa)
2) Pelaksanaan dengan menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario
dan LOS.
3) Observasi dengan melakukan format observasi
4) Refleksi
a) Menilai hasil tindakan dengan menggunakan format LOS.
b) Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan.
38
c) Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evaluasi tentang
skenario model pembelajaran, LOS, dan lain-lain.
d) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk
digunakan pada siklus berikutnya.
c. Siklus II
Setelah melakukan evaluasi tindakan I, maka dilakukan tindakan II.
Peneliti mengamati proses penggunaan media gambar dalam pembelajaran
fiqih materi pokok shalat id di Kelas IV MI Muhammadiyah Danurejo 1
Kedu Temanggung yang berlangsung di dalam kelas. Langkah-langkah
siklus II adalah sebagai berikut :
1) Perencanaan
a) Mengidentifikasi masalah tindakan siklus sebelumnya
b) Mencarikan Alternati pemecahan
c) Membuat satuan tindakan yang tertuang dalam RPP
2) Pelaksanaan tindakan
Kegiatan yang dilaksanakan tahap ini yaitu Pengembangan
rencana tindakan II dengan melaksanakan tindakan upaya lebih
meningkatkan semangat belajar siswa dalam penggunaan media gambar
dalam pembelajaran fiqih materi pokok shalat id di Kelas IV MI
Muhammadiyah Danurejo 1 Kedu Temanggung yang telah
direncanakan.
3) Observasi
Peneliti mencatat semua proses yang terjadi dalam tindakan
model pembelajaran, mendiskusikan tentang tindakan II yang telah
dilakukan mencatat kelemahan baik ketidaksesuaian antara skenario
dengan respon dari siswa yang mungkin tidak diharapkan.
4) Refleksi
a) Tes evaluasi kegiatan penggunaan media gambar dalam pembelajaran
fiqih materi pokok shalat id di Kelas IV MI Muhammadiyah
Danurejo 1 Kedu Temanggung pada siswa
39
b) Menganalisis Hasil pengamatan untuk memperoleh gambaran
bagaimana dampak dari tindakan yang dilakukan hal apa saja yang
perlu diperbaiki sehingga diperoleh hasil refleksi kegiatan yang telah
dilakukan.
d. Siklus III
Setelah melakukan evaluasi tindakan II, maka dilakukan tindakan
III. Peneliti mengamati proses penggunaan media gambar dalam
pembelajaran fiqih materi pokok shalat id di Kelas IV MI Muhammadiyah
Danurejo 1 Kedu Temanggung yang berlangsung di dalam kelas. Langkah-
langkah siklus III adalah sebagai berikut :
1) Perencanaan
a) Mengidentifikasi masalah tindakan siklus sebelumnya
b) Mencarikan Alternati pemecahan
c) Membuat satuan tindakan yang tertuang dalam RPP
2) Pelaksanaan tindakan
Kegiatan yang dilaksanakan tahap ini yaitu Pengembangan
rencana tindakan III dengan melaksanakan tindakan upaya lebih
meningkatkan semangat belajar siswa dalam kegiatan proses
penggunaan media gambar dalam pembelajaran fiqih materi pokok
shalat id di Kelas IV MI Muhammadiyah Danurejo 1 Kedu
Temanggung yang telah direncanakan.
3) Observasi
Peneliti mencatat semua proses yang terjadi dalam tindakan
model pembelajaran, mendiskusikan tentang tindakan II yang telah
dilakukan mencatat kelemahan baik ketidaksesuaian antara skenario
dengan respon dari siswa yang mungkin tidak diharapkan.
4) Refleksi
a) Tes evaluasi kegiatan proses penggunaan media gambar dalam
pembelajaran fiqih materi pokok shalat id di Kelas IV MI
Muhammadiyah Danurejo 1 Kedu Temanggung siswa.
40
b) Menganalisis Hasil pengamatan untuk memperoleh gambaran
bagaimana dampak dari tindakan yang dilakukan hal apa saja yang
perlu diperbaiki sehingga diperoleh hasil refleksi kegiatan yang telah
dilakukan.
Lebih jelasnya akan peneliti buat bagan
Model Spiral dari Kemmis dan Taggart63
Dts.
F. Instrumen Penelitian
Sedangkan instrumen yang peneliti gunakan untuk menilai tingkat
keberhasilan peserta didik adalah:
1. Lembar observasi
Lembar observasi adalah lembar pengamatan yang harus diisi oleh
observer. Lembar observasi berisi tentang kegiatan aktifitas peserta didik
dalam pembelajaran.
63 Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008),
hlm. 16
Perencanaan
Pelaksanaan Refleksi
Perencanaan
Pengamatan
SIKLUS I
SIKLUS II Refleksi
Pengamatan
Pelaksanaan
?
Perencanaan
SIKLUS III
Pengamatan
Pengamatan Refleksi
41
Dalam penelitian ini ada beberapa aspek yang menjadi bahan
pengamatan peneliti diantaranya:
A. Peserta didik mendengarkan penjelasan dari guru B. Peserta didik aktif melihat media gambar yang di gunakan C. Peserta didik aktif bertanya D. Peserta didik aktif melaksanakan tugas yang diberikan guru
Berikut bentuk tabel lembar observasi
Tabel 1 Contoh Tabel Lembar Observasi
No Nama Aspek Pengamatan
Jumlah
Aktifitas
A B C D
JUMLAH
2. Instrumen Hasil evaluasi
Instrumen evaluasi adalah alat untuk memperoleh hasil yang telah
sesuai dengan kenyataan yang dievaluasi. Sedang bentuk evaluasi yang
dilakukan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik adalah soal pilihan
ganda sebanyak 10 soal, dimana setiap item yang benar nilai 1, dan salah 0.
Contoh Tabel 2 Model Penilaian Ulangan
No Nama Hasil Ulangan Tertulis
G. Metode Analisis Data
Analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan mengurutkan
data ke dalam pola kategori dan satuan uraian dasar, sehingga dapat
ditemukan tema dan dapat dirumuskan ide yang disarankan oleh data.
Data-data yang diperoleh dari penelitian baik melalui pengamatan, tes
atau dengan menggunakan metode yang lain kemudian diolah dengan analisis
deskriptif untuk menggambarkan keadaan peningkatan pencapaian indikator
keberhasilan tiap siklus dan untuk menggambarkan keberhasilan proses
42
penggunaan media gambar dalam pembelajaran fiqih materi pokok shalat id di
Kelas IV MI Muhammadiyah Danurejo 1 Kedu Temanggung, tehnik
pengumpulan data yang berbentuk kuantitatif berupa data-data yang disajikan
berdasarkan angka-angka maka analisis yang digunakan yaitu prosentase
dengan rumus sebagai berikut:
Skor yang dicapai Nilai = X 100 %
Skor maksimal
H. Indikator Keberhasilan
a. Meningkatnya prestasi belajar fiqih materi pokok shalat id di Kelas IV
Muhammadiyah MI Danurejo 1 Kedu Temanggung setelah tindakan yang
ditandai rata-rata nilai hasil soal setiap siswa sesui KKM yaitu nilai 70
dengan prosesntase nilai ketuntasan belajar seluruh siswa kelas IV
sebanyak 80 %.
b. Adanya peningkatan keaktifan belajar seluruh peserta didik pada kategori
baik dan baik sekali dengan prosesntase 80 %.
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
1. Pra siklus
Sebelum melakukan siklus, peneliti mengumpulkan data awal
berupa daftar nama peserta didik dan nilai awal peserta didik dengan
melakukan pembelajaran dengan tanpa menggunakan media gambar yang
dilakukan pada pra siklus tanggal 5 Januari 2011, siklus ini dilakukan
beberapa tahapan diantaranya:
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini peneliti membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (terlampir), menyusun LKS/Kuis (terlampir),
menyiapkan lembar observasi (terlampir), dan pendokumentasian
b. Tindakan
Proses pembelajaran ini dilakukan dimulai dengan guru
mengucapkan salam dan mengajak peserta didik untuk berdo’a
bersama-sama, dan dilanjutkan dengan mengabsen peserta didik,
selanjutnya guru menerangkan materi tentang shalat id, guru hanya
menjelaskan secara ringkas, selanjutnya guru membuka tanya jawab
tentang apa yang sudah diterangkan kemudian guru mengadakan tes
tindakan untuk mengetahui kemampuan siswa setelah mendapatkan
materi.
Selanjutnya guru mengajak peserta didik untuk mengucap
syukur atas segala kegiatan yang telah dilaksanakan dengan do’a
bersama
Nilai awal peserta didik diambil dari nilai pra siklus. Nilai pra
siklus dapat dilihat dalam tabel berikut:
Ada 0 peserta didik atau 0% hasil ulangannya pada kategori baik
sekali, 2 peserta didik atau 9,5%, hasil ulangannya pada kategori baik, 8
peserta didik atau 38,1% peserta didik hasil ulangannya cukup, dan pada
44
kategori kurang masih mencapai 11 peserta didik atau 52,4%. Jika
dilihat dari standar ketuntasan masih ada 19 peserta didik yang belum
tuntas atau 90,5 %, ini menunjukkan tingkat ketuntasan di bawah 70%
berarti pada proses penggunaan media gambar pembelajaran fiqih
materi pokok shalat id di Kelas IV MI Muhammadiyah Danurejo 1
Kedu Temanggung belum baik dan belum dapat dipahami oleh
semuanya peserta didik.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut
Tabel 3 Kategori Nilai Prestasi (tes)
Penggunaan media gambar pembelajaran fiqih materi pokok shalat id di Kelas IV MI Muhammadiyah Danurejo 1 Kedu Temanggung Pra Siklus
Prosentase Hasil Jumlah siswa Kategori Prosentase
90-100 0 Baik Sekali 0 % 70-80 2 Baik 10 % 50-60 8 Cukup 38 % 30-40 11 Kurang 52 %
Jumlah 21 100 %
(Nilai Selengkapnya dalam Lampiran)
c. Observasi
Setelah mengobservasi peserta didik selama proses pembelajaran
di kelas dengan menggunakan instrumen observasi yang dipegang
peneliti, ada beberapa catatan hasil dari bentuk keaktifan oleh peserta
45
didik. Beberapa aspek yang menjadi bahan pengamatan peneliti
diantaranya:
E. Peserta didik mendengarkan penjelasan dari guru
F. Peserta didik aktif melihat media gambar yang di gunakan
G. Peserta didik aktif bertanya
H. Peserta didik aktif melaksanakan tugas yang diberikan guru
Hasil prosentase pengamatan keaktifan peserta didik yang
dilakukan peneliti dimana peserta didik rata-rata sekitar 0 peserta didik
atau 0% yang berada pada kategori baik sekali, kategori baik 3 peserta
didik atau 14,3% sedang kategori cukup 7 peserta didik atau 33,3 %
dan pada kategori kurang ada 11 peserta didik atau 52,4 %. Ini
menunjukkan kecenderungan peserta didik masih biasa saja dan kurang
berminat dalam proses pembelajaran yang mereka lakukan atau kurang
aktif.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 4 Kategori Nilai Keaktifan Siswa dalam penggunaan media gambar
Pembelajaran fiqih materi pokok shalat id di Kelas IV MI Muhammadiyah Danurejo 1 Kedu Temanggung pra siklus Prosentase Hasil Jumlah siswa Kategori Prosentase
4 0 Baik Sekali 0%
3 2 Baik 9,5%
2 8 Cukup 38,1%
1 11 Kurang 52,4%
Jumlah 21 100%
46
d. Refleksi
Berdasarkan keterangan diatas maka yang perlu dilakukan oleh
guru fiqih dan peneliti pada penggunaan media gambar pembelajaran
fiqih materi pokok shalat id di Kelas IV MI Muhammadiyah Danurejo 1
Kedu Temanggung lebih ditingkatkan lagi yaitu di akhir kegiatan
peneliti mengisi Lembar Observasi Peserta didik pada siklus I ini dan
selanjutnya peneliti melakukan refleksi dengan mengevaluasi kegiatan
yang ada di pra siklus, mencari solusi terhadap permasalahan yang
ditemukan di kelas dengan melakukan tindakan :
1) Peserta didik ditekankan untuk lebih fokus dalam proses
pembelajaran yang dilakukan.
2) Penggunaan media untuk menunjang pembelajaran untuk materi
shalat id.
3) Menggunakan belajar kelompok secara klasikal.
4) Guru Mencatat dengan seksama kegiatan yang terjadi di dalam kelas
selama pada proses p penggunaan media gambar pembelajaran fiqih
materi pokok shalat id di Kelas IV MI Muhammadiyah Danurejo 1
Kedu Temanggung.
5) Mengisi Lembar Observasi Peserta Didik .
Dari refleksi diatas didapatkan beberapa solusi terhadap
permasalahan proses penggunaan media gambar pembelajaran fiqih materi
pokok shalat id di Kelas IV MI Muhammadiyah Danurejo 1 Kedu
47
Temanggung. Hasil refleksi kemudian dijadikan sebagai rumusan untuk
diterapkan pada siklus I sebagai upaya tindak perbaikan terhadap upaya
perbaikan peserta didik pada pra siklus.
2. Siklus I
Sesuai dengan proses penggunaan media gambar pembelajaran
fiqih materi pokok shalat id di Kelas IV MI Muhammadiyah Danurejo 1
Kedu Temanggung yang dilakukan pada siklus I tanggal 12 Januari 2011
siklus ini dilakukan beberapa tahapan diantaranya:
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini peneliti membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (terlampir), media gambar (gambar shalat
dan alat pengeras), membentuk kelompok menyusun LKS/Kuis
(terlampir), menyiapkan lembar observasi (terlampir) dan
pendokumentasian.
b. Tindakan
Proses pembelajaran ini dilakukan dimulai dengan guru
mengucapkan salam dan mengajak peserta didik untuk berdo’a
bersama-sama, dan dilanjutkan dengan mengabsen peserta didik,
selanjutnya guru menerangkan materi tentang mendemonstrasikan tata
cara salat Id, guru hanya menjelaskan secara ringkas, selanjutnya guru
mengajak siswa melihat gambar shalat dan beberapa ketentuan shalat id,
Selanjutnya guru membentuk kelompok untuk mencari contoh
riel seperti keterangan yang ada di media gambar. Setiap kelompok
harus dapat menjelaskan gambar yang ada di depan untuk di
presentasikan di depan kelas.
Langkah berikutnya guru memimpin Tanya jawab dalam diskusi
kelas.
Setelah diskusi kelas selesai maka guru mengadakan tes
tindakan untuk mengetahui kemampuan siswa setelah mendapatkan
materi.
48
Selanjutnya guru mengajak peserta didik untuk mengucap
syukur atas segala kegiatan yang telah dilaksanakan dengan do’a
bersama.
Sedangkan pada nilai hasil ulangan pada siklus I diperoleh dari
tes harian dengan jumlah soal sebanyak 10 soal, hasil itu dapat
diketahui dalam gambaran sebagai berikut :
Ada 0 peserta didik atau 0% hasil ulangannya pada kategori
baik sekali, sama seperti pra siklus, 5 peserta didik atau 23,8% hasil
ulangannya baik, naik dari pra siklus yaitu 2 peserta didik atau 9,5%, 7
peserta didik atau 33,3% hasil ulangannya cukup, turun dari pra siklus
yaitu 8 peserta didik atau 38,1%, dan pada kategori kurang masih
mencapai 9 peserta didik atau 42,9% turun dari pra siklus yaitu 11
peserta didik atau 52,4 %. Jika dilihat dari standar ketuntasan masih ada
16 peserta didik yang belum tuntas atau 76,2%, meskipun sudah ada
peningkatan dari pra siklus dimana yang belum tuntas mencapai 16
peserta didik atau 76,2%, tetapi dengan tingkat ketuntasan di bawah
70% berarti pada proses penggunaan media gambar pembelajaran fiqih
materi pokok shalat id di Kelas IV MI Muhammadiyah Danurejo 1
Kedu Temanggung masih belum baik dan belum dapat dipahami oleh
semuanya peserta didik.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 5 Kategori Nilai Prestasi (tes)
Penggunaan media gambar pembelajaran fiqih materi pokok shalat id di Kelas IV MI Muhammadiyah Danurejo 1 Kedu Temanggung Siklus I
Prosentase Hasil
Jumlah siswa
Kategori Prosentase
90-100 0 Baik Sekali 0 % 70-80 5 Baik 23,8 % 50-60 7 Cukup 33,3 % 30-40 9 Kurang 42,9 %
Jumlah 21 100 %
(Nilai Selengkapnya dalam Lampiran)
49
c. Observasi
Setelah mengobservasi peserta didik selama proses pembelajaran
di kelas dengan menggunakan instrumen observasi yang dipegang
peneliti, ada beberapa catatan hasil dari bentuk keaktifan oleh peserta
didik. Beberapa aspek yang menjadi bahan pengamatan peneliti
diantaranya:
1) Peserta didik mendengarkan penjelasan dari guru
2) Peserta didik aktif melihat media gambar yang di gunakan
3) Peserta didik aktif bertanya
4) Peserta didik aktif melaksanakan tugas yang diberikan guru
Hasil prosentase pengamatan keaktifan peserta didik yang
dilakukan peneliti dimana peserta didik rata-rata sekitar 1 peserta didik
atau 4,8 % yang berada pada taraf baik sekali naik dari pra siklus yaitu 0
peserta didik atau 0 %, kategori baik 4 peserta didik atau 19 %, naik
dari pra siklus yaitu 3 peserta didik atau 14,3 % sedang kategori cukup
7 peserta didik atau 33,3 % sama seperti pra siklus, dan pada kategori
kurang ada 9 peserta didik atau 42,9 % turun dari pra siklus yaitu 11
peserta didik atau 52,4%. Ini menunjukkan kecenderungan peserta didik
masih biasa saja dan kurang berminat dalam proses pembelajaran yang
mereka lakukan atau kurang aktif.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut:
50
Tabel 6 Kategori Nilai Keaktifan Siswa dalam penggunaan media gambar
pembelajaran fiqih materi pokok shalat id di Kelas IV MI Muhammadiyah Danurejo 1 Kedu Temanggung Siklus I
Prosentase
Hasil Jumlah siswa Kategori Prosentase
4 1 Baik Sekali 4,8%
3 4 Baik 19 %
2 7 Cukup 33,3%
1 9 Kurang 42,9%
Jumlah 21 100%
d. Refleksi
Dari observasi yang telah dilakukan menunjukkan bahwa tingkat
keaktifan peserta didik masih rendah terbukti peserta didik banyak yang
tidak mendengarkan penjelasan dari guru dan banyak bicara sendiri,
peserta didik belum mampu berpikir, berkata-kata, dan mengungkap
sendiri, peserta didik masih pasif bertanya kepada guru tentang
pelajaran tersebut, peserta didik masih pasif dalam setiap proses
pembelajaran yang berjalan, peserta didik masih pasif dalam kerja
kelompok, peserta didik masih pasif dalam kerja mandiri.
51
Berdasarkan keterangan diatas maka yang perlu dilakukan oleh
guru PAI dan peneliti dengan penggunaan media gambar pembelajaran
fiqih materi pokok shalat id di Kelas IV MI Muhammadiyah Danurejo 1
Kedu Temanggung lebih ditingkatkan lagi yaitu di akhir kegiatan
peneliti mengisi Lembar Observasi Peserta didik pada siklus I ini dan
selanjutnya peneliti melakukan refleksi dengan mengevaluasi kegiatan
yang ada di siklus I, mencari solusi terhadap permasalahan yang
ditemukan di kelas dengan melakukan tindakan :
1) Peserta didik ditekankan untuk lebih fokus dalam proses
pembelajaran yang dilakukan.
2) Lebih menekankan pengamatan dengan media gambar yang
digunakan dengan lebih serius.
3) Guru lebih jelas lagi dalam menerangkan materi
4) Guru memotivasi peserta didik untuk belajar aktif dalam
pembelajaran.
5) Guru menyarankan kepada peserta didik untuk bertanya kepada
orang tua atau tokoh masyarakat sekitar seperti guru ngaji.
6) Guru harus dapat mengelola kelas dengan baik dengan menyeting
dengan huruf U.
7) Guru memberikan tambahan jam khusus kepada peserta didik yang
masih belum memahami pembelajaran fiqih dan bisa dilakukan
setelah pulang sekolah.
8) Guru menggunakan metode demonstrasi dalam mempraktekkan
shalat id,.
9) Guru Mencatat dengan seksama kegiatan yang terjadi di dalam kelas
selama pada proses pembelajaran.
10) Mengisi Lembar Observasi Peserta Didik .
Dari refleksi diatas didapatkan beberapa solusi terhadap
permasalahan proses penggunaan media gambar pembelajaran fiqih materi
pokok shalat id di Kelas IV MI Muhammadiyah Danurejo 1 Kedu
Temanggung. Hasil refleksi kemudian dijadikan sebagai rumusan untuk
52
diterapkan pada siklus II sebagai upaya tindak perbaikan terhadap upaya
perbaikan peserta didik pada siklus I.
3. Siklus II
Tindakan pada pelaksanaan siklus II ini dilakukan pada tanggal 19
Januari 2011. Siklus II ini terdiri dari beberapa tahapan diantaranya :
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini peneliti membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (terlampir), media gambar (Gambar shalat)ss
menyusun LKS/kuis (terlampir), merancang pembentukan kelompok,
menyiapkan lembar observasi (terlampir), dan pendokumentasian,
b. Tindakan
Pembelajaran dimulai guru mengucapkan salam dan mengajak
peserta didik untuk berdo’a bersama-sama, dan dilanjutkan dengan
mengabsen peserta didik, selanjutnya guru menerangkan materi tentang
materi mendemonstrasikan tata cara salat Id yang benar. guru hanya
menjelaskan secara ringkas karena nanti proses. Untuk mempermudah
proses pembelajaran dalam guru dan peneliti membentuk model setting
kelas dengan huruf U, ini dimaksudkan agar siswa dapat melihat dan
terlibat langsung dalam proses pembelajaran yang dilakukan dan guru
lebih mudah mengamati setiap kegiatan yang dilakukan oleh siswa.
Selanjutnya guru mengajak siswa untuk melihat gambar shalat
dengan detail, dilanjutkan dengan guru mendemonstrasikan setiap
gambar di depan siswa.
Selanjutnya guru mempersilahkan perwakilan dari siswa untuk
mempraktekkan shalat id seperti yang ada dalam gambar dan
demonstrasi guru, setelah salah satu siswa mempraktekkan shalat id
siswa lain di suruh mengomentari apa yang telah dilakukan temannya
yang mempraktekkan, selanjutnya guru mengklarifikasi kegiatan siswa.
Selanjutnya guru memberikan kuis untuk di isi oleh siswa dan
dikumpulkan untuk mengetahui kemampuan siswa terhadap materi yang
di dapat.
53
Selanjutnya guru mengajak peserta didik untuk mengucap
syukur atas segala kegiatan yang telah dilaksanakan dengan do’a
bersama, guru juga memberikan tugas menyalin kembali kegiatan
praktek salat id di rumah untuk dikumpulkan pada pertemuan
berikutnya, setelah itu guru mengucapkan salam dan peserta didik
bersalaman kepada guru.
Sedangkan pada nilai hasil ulangan pada siklus I diperoleh dari
tes harian dengan jumlah soal sebanyak 10 soal, hasil itu dapat
diketahui dalam gambaran sebagai berikut :
Ada 5 peserta didik atau 23,8% hasil ulangannya pada kategori
baik sekali, naik dari siklus I yaitu 0 peserta didik atau 0%, 9 peserta
didik atau 42,9% peserta didik hasil ulangannya baik naik dari siklus I
yaitu 5 peserta didik atau 23,8%, 4 peserta didik atau 19% peserta didik
hasil ulangannya cukup turun dari siklus I yaitu 7 peserta didik atau
33,3%, dan pada kategori kurang masih mencapai 3 peserta didik atau
14,3% menurun dari siklus I yaitu 9 peserta didik atau 42,9%. Jika
dilihat dari standar ketuntasan masih ada 7 peserta didik atau 33,3 %
yang belum tuntas dan yang tuntas 14 peserta didik atau 66,7%, ini
meningkat dari siklus I dimana nilai ketuntansannya masih 5 peserta
didik atau 23,8%, akan tetapi pada siklus ini ketuntasan belum mencapai
70 % ke atas. Ini berarti proses penggunaan media gambar
pembelajaran fiqih materi pokok shalat id di Kelas IV MI
Muhammadiyah Danurejo 1 Kedu Temanggung yang diajarkan masih
belum dapat dipahami oleh semuanya peserta didik meskipun sudah ada
peningkatan.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut:
54
Tabel 7 Kategori Nilai Prestasi (tes)
penggunaan media gambar pembelajaran fiqih materi pokok shalat id di Kelas IV MI Muhammadiyah Danurejo 1 Kedu Temanggung Siklus II
Prosentase
Hasil Jumlah siswa Kategori Prosentase
90-100 5 Baik Sekali 23.8 % 70-80 9 Baik 42.9 % 50-60 4 Cukup 19 % 30-40 3 Kurang 14.3 %
Jumlah 21 100 %
(Nilai Selengkapnya dalam Lampiran)
c. Observasi
Setelah mengobservasi peserta didik selama proses pembelajaran
di kelas dengan menggunakan instrumen observasi yang dipegang
peneliti, ada beberapa catatan hasil dari bentuk keaktifan oleh peserta
didik. Beberapa aspek yang menjadi bahan pengamatan peneliti
diantaranya:
1) Peserta didik mendengarkan penjelasan dari guru
2) Peserta didik aktif melihat media gambar yang di gunakan
3) Peserta didik aktif bertanya
4) Peserta didik aktif melaksanakan tugas yang diberikan guru
Hasil prosentase pengamatan keaktifan peserta didik yang
dilakukan peneliti dimana peserta didik rata-rata sekitar 5 peserta didik
55
atau 23,8% yang berada pada taraf baik sekali, naik dari pada siklus I
yaitu 1 peserta didik atau 4,8%, kategori baik 9 peserta didik atau 42,9%
naik dari pada siklus I yaitu 4 peserta didik atau 19%, kategori cukup 3
peserta didik atau 8,8%, menurun dari pada siklus I yaitu 7 peserta didik
33,3%, sedang pada kategori kurang 5 peserta didik atau 23,8%
menurun dari siklus I yaitu 9 peserta didik atau 42,9%, jika dilihat dari
ketuntasannya pada siklus II ini yaitu 14 peserta didik 66,7% yang
tuntas meningkat dari siklus I yang masih ada 5 peserta didik atau
23,8%. Ini menunjukkan kecenderungan peserta didik sudah mulai
respon terhadap proses pembelajaran yang dilakukan, meskipun masih
belum aktif.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 8 Kategori Nilai Keaktifan Siswa dalam penggunaan media gambar
pembelajaran fiqih materi pokok shalat id di Kelas IV MI Muhammadiyah Danurejo 1 Kedu Temanggung Siklus II
Prosentase
Hasil Jumlah siswa Kategori Prosentase
4 5 Baik Sekali 23,8 %
3 9 Baik 42,9 %
2 2 Cukup 9,5 %
1 5 Kurang 23,8 %
Jumlah 21 100%
(Nilai Selengkapnya dalam Lampiran)
56
d. Refleksi
Dari observasi yang telah dilakukan menunjukkan bahwa tingkat
keaktifan peserta didik masih rendah terbukti peserta didik banyak yang
tidak mendengarkan penjelasan dari guru dan banyak bicara sendiri,
peserta didik belum mampu berpikir, berkata-kata, dan mengungkap
sendiri, peserta didik masih pasif bertanya kepada guru tentang
pelajaran tersebut, peserta didik masih pasif dalam setiap proses
pembelajaran yang berjalan, peserta didik masih pasif dalam kerja
kelompok, peserta didik masih pasif dalam kerja mandiri
Berdasarkan keterangan diatas maka yang perlu dilakukan oleh
guru fiqih dan kolabolator dengan penggunaan media gambar
pembelajaran fiqih materi pokok shalat id sub bahasan
mendemonstrasikan tata cara salat Id di Kelas IV MI Muhammadiyah
Danurejo 1 Kedu Temanggung lebih ditingkatkan lagi yaitu di akhir
kegiatan peneliti mengisi Lembar Observasi Peserta didik pada siklus I
ini dan selanjutnya peneliti melakukan refleksi dengan mengevaluasi
kegiatan yang ada di siklus I, mencari solusi terhadap permasalahan
yang ditemukan di kelas dengan melakukan tindakan
1) Peserta didik lebih diarahkan pada bacaan dan praktek shalat id
dengan benar.
2) Guru memotivasi peserta didik untuk belajar aktif dalam
pembelajaran.
57
3) Guru menyarankan siswa untuk mempraktekkan shalat id di rumah
di bawah bimbingan orang tua.
4) Guru lebih banyak pendekatan kepada peserta didik dan praktek
dilakukan secara kelompok dengan penuh ketelitian.
5) Guru memberikan tambahan jam khusus kepada peserta didik yang
masih belum memahami pembelajaran fiqih dan bisa dilakukan
setelah pulang sekolah
6) Guru Mencatat dengan seksama kegiatan yang terjadi di dalam
kelas selama kegiatan pembelajaran fiqih materi shalat id dengan
menggunakan media gambar.
7) Mengisi Lembar Observasi Peserta didik
Dari refleksi diatas didapatkan beberapa solusi terhadap
permasalahan proses penggunaan media gambar pembelajaran fiqih materi
pokok shalat id di Kelas IV MI Muhammadiyah Danurejo 1 Kedu
Temanggung. Hasil refleksi kemudian dijadikan sebagai rumusan untuk
diterapkan pada siklus III sebagai upaya tindak perbaikan terhadap upaya
perbaikan peserta didik pada siklus II.
4. Siklus III
Tindakan pada pelaksanaan siklus III ini dilakukan pada tanggal
tanggal 26 Januari 2011, siklus II ini terdiri dari beberapa tahapan
diantaranya:
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini peneliti membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (terlampir), media gambar, (Gambar shalat
id) menyusun LKS/kuis (terlampir), merancang pembentukan
kelompok, dan menyiapkan lembar observasi (terlampir) dan
pendokumentasian.
b. Tindakan
Proses pembelajaran pada siklus III ini tidak jauh berbeda
dengan yang dilakukan pada siklus II, hanya saja lebih intensifkan
pembelanjaannya. Dan menambahi media gambar yang digunakan
58
Pembelajaran dimulai guru mengucapkan salam dan mengajak peserta
didik untuk berdo’a bersama-sama, dan dilanjutkan dengan mengabsen
peserta didik, selanjutnya guru menerangkan materi tentang materi
shalat id terutama praktek shalat id dan ketentuan shalat id terutama
ketepatan bacaan dan geraknnya. guru hanya menjelaskan secara
ringkas karena nanti proses. Untuk mempermudah proses pembelajaran
dalam guru dan peneliti membentuk model setting kelas dengan huruf
U, ini dimaksudkan agar siswa dapat melihat dan terlibat langsung
dalam proses pembelajaran yang dilakukan dan guru lebih mudah
mengamati setiap kegiatan yang dilakukan oleh siswa.
Selanjutnya guru mengajak siswa untuk siswa melihat gambar
shalat id secara detail dan mempraktikannya secra pasangan.setipa
pasangan harus saling meneliti gerkan temannya dengan terpaku pada
gambar. Selanjutnya guru menyuruh setiap pasangan untuk
mempraktekkannya dalam kelas, dan pasangan lain mengomentari hasil
pasangan yang mempraktekkan.
Selanjutnya guru mengklarifikasi dan memberikan kuis kepada
setiap siswa untuk mengetahui kemampuan siswa lah melakukan prose
pembelajaran.
Selanjutnya guru mengajak peserta didik untuk mengucap
syukur atas segala kegiatan yang telah dilaksanakan dengan do’a
bersama.
Sedangkan pada nilai hasil ulangan pada siklus III diperoleh dari
tes harian dengan jumlah soal sebanyak 10 soal, hasil itu dapat
diketahui dalam gambaran sebagai berikut :
Ada 9 peserta didik atau 42,9 % yang mencapai kategori baik
sekali, meningkat dari siklus II yaitu 5 peserta didik atau 23,8%. Pada
kategori baik ada 8 peserta didik atau 38,1 % naik dari 9 peserta didik
atau 42,9 %, pada kategori cukup masih ada 4 peserta didik atau 19%,
sama seperti siklus II. Sedang untuk kategori kurang sudah tidak ada
atau 0 %. Jika dilihat dari standar ketuntasan masih ada 4 peserta didik
59
yang belum tuntas atau 19 % dan yang tuntas sudah mencapai 17
peserta didik atau 82%. Ini berarti proses penggunaan media gambar
pembelajaran fiqih materi pokok shalat id di Kelas IV MI
Muhammadiyah Danurejo 1 Kedu Temanggung sudah melebihi target
yang ingin dicapai yaitu ketuntasan mencapai 70%. Dengan demikian
peserta didik sudah memahami materi yang diajarkan.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 9 Kategori Nilai Prestasi (tes)
penggunaan media gambar pembelajaran fiqih materi pokok shalat id di Kelas IV MI Muhammadiyah Danurejo 1 Kedu Temanggung Siklus III
Prosentase
Hasil Jumlah siswa Kategori Prosentase
90-100 9 Baik Sekali 42.9 % 70-80 8 Baik 38.1 % 50-60 4 Cukup 19 % 30-40 0 Kurang 0 %
Jumlah 21 100 %
(Nilai Selengkapnya dalam Lampiran)
c. Observasi
Setelah mengobservasi peserta didik selama proses pembelajaran
di kelas dengan menggunakan instrumen observasi yang dipegang
peneliti, ada beberapa catatan hasil dari bentuk keaktifan oleh peserta
didik. Beberapa aspek yang menjadi bahan pengamatan peneliti
diantaranya:
1) Peserta didik mendengarkan penjelasan dari guru
60
2) Peserta didik aktif melihat media gambar yang di gunakan
3) Peserta didik aktif bertanya
4) Peserta didik aktif melaksanakan tugas yang diberikan guru.
Hasil prosentase pengamatan terhadap keaktifan peserta didik
yang dilakukan peneliti dimana peserta didik rata-rata yang berada pada
kategori baik sekali sebanyak 11 peserta didik atau 52,4% naik dari
pada siklus II yaitu 5 peserta didik 23,8 %, pada kategori baik ada 7
peserta didik atau 33,3 % menurun dari 9 peserta didik atau 42,9 %.
Sedang pada kategori cukup 1 peserta didik atau 4,8% menurun dari
siklus II yaitu 2 peserta didik atau 9,5% dan pada kategori kurang ada 2
peserta didik atau 9,5% menurun dari siklus II yaitu 5 peserta didik atau
23,8%. Ini menunjukkan peserta didik sudah aktif dalam proses
penggunaan media gambar pembelajaran fiqih materi pokok shalat id di
Kelas IV MI Muhammadiyah Danurejo 1 Kedu Temanggung, dan target
keaktifan diatas 70 % sudah dipenuhi.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 10 Kategori Nilai Keaktifan Siswa dalam penggunaan media gambar
pembelajaran fiqih materi pokok shalat id di Kelas IV MI Muhammadiyah Danurejo 1 Kedu Temanggung Siklus III
Prosentase
Hasil Jumlah siswa Kategori Prosentase
4 11
Baik Sekali 52,4 %
3 7
Baik 33,3 %
2 1 Cukup 4,8 %
1 2 Kurang 9,5 %
Jumlah 21 100%
(Nilai Selengkapnya dalam Lampiran)
61
d. Refleksi
Dari observasi yang telah dilakukan menunjukkan bahwa tingkat
keaktifan peserta didik mendengarkan penjelasan dari guru dan
berkurangnya peserta didik yang berbicara sendiri, peserta didik mampu
berpikir, berkata-kata, dan mengungkap sendiri dengan sering bertanya
pada temannya, peserta didik aktif bertanya kepada guru tentang
pelajaran tersebut, peserta didik aktif dalam setiap proses pembelajaran
dengan kelas mulai kondusif, peserta didik termotifasi dalam kerja
kelompok, peserta didik aktif dalam kerja mandiri dan banyak berperan
dalam kerja kelompok dan diskusi kelas.
Proses penggunaan media gambar pembelajaran fiqih materi
pokok shalat id di Kelas IV MI Muhammadiyah Danurejo 1 Kedu
Temanggung sudah dapat meningkatkan prestasi dan keaktifan peserta
didik. Selanjutnya peneliti mengangap peningkatan sudah baik dan
indikator keberhasilan sudah dipenuhi, hanya menyisakan sedikit
peserta didik yang kurang aktif dan nilainya tidak tuntas maka
penelitian ini peneliti hentikan.
B. Pembahasan.
Dari hasil analisis dapat diketahui data proses penggunaan media
gambar pembelajaran fiqih materi pokok shalat id di Kelas IV MI
Muhammadiyah Danurejo 1 Kedu Temanggung selengkapnya dapat dilihat
pada tabel dan grafik sebagai berikut di bawah ini:
62
Tabel 8 Perbandingan Nilai Prestasi (tes)
Penggunaan media gambar pembelajaran fiqih materi pokok shalat id di Kelas IV MI Muhammadiyah Danurejo 1 Kedu Temanggung Pra Siklus
Siklus I, II dan III
Kategori Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III
Jumlah Siswa
Prosentase Jumlah Siswa
Prosentase Jumlah Siswa
Prosentase Jumlah Siswa
Prosentase
Baik Sekali 0 0% 0 0% 5 23.8 % 9 42.9 %
Baik 2 10% 5 24% 9 42.9 % 8 38.1 %
Cukup 8 38% 7 33% 4 19 % 4 19 %
Kurang 11 52% 9 43% 3 14,3 % 0 0% Jumlah 21 100% 21 100% 21 100% 21 100%
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan hasil
belajar siswa tiap siklusnya dimana pada pra siklus yang belum menggunakan
media gambar tingkat ketuntasan 10 % naik menjadi 24% pada siklus I, pada
siklus II naik lagi menjadi 66,7% dan di akhir siklus III menajdi 81%.
63
Tabel 9 Perbandingan Nilai Keaktifan Siswa dalam penggunaan media gambar
Pembelajaran fiqih materi pokok shalat id di Kelas IV MI Muhammadiyah Danurejo 1 Kedu Temanggung
Siklus I, II dan III
Kategori
Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III
Jumlah Siswa
Prosentase Jumlah Siswa
Prosentase Jumlah Siswa
Prosentase Jumlah Siswa
Prosentase
Baik Sekali 0 0% 1 4,8% 5 23,8 % 11 52.4 %
Baik 3 14,3% 4 19,0% 9 42,9 % 7 33.3 %
Cukup 7 33,3% 7 33,3% 2 9,5 % 1 4,8 %
Kurang 11 52,4% 9 42,9% 5 23,8 % 2 9,5 %
Jumlah 21 100% 21 100% 21 100% 21
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan
keaktifan belajar siswa tiap siklusnya dimana siswa yang mendapat kategori
baik dan baik sekali dimana pada pra siklus 14,3% naik menajdi 23,8% pada
siklus I, naik lagi menajdi 66,7% pada siklus II dan di akhir siklus III menjadi
85,7, dengan demikian hasil yang di dapat sudah mencapai indikator yaitu di
atas 80 %.
Melihat kedua tabel di atas dapat) dapat disimpulkan bahwa proses
penggunaan media gambar pembelajaran fiqih materi pokok shalat id di Kelas
64
IV MI Muhammadiyah Danurejo 1 Kedu Temanggung, dikatakan berhasil, ini
berarti tindakan yang dilakukan guru dan peneliti untuk meningkatkan prestasi
belajar dan keaktifan peserta didik dengan proses penggunaan media gambar
pembelajaran fiqih materi pokok shalat id di Kelas IV MI Muhammadiyah
Danurejo 1 Kedu Temanggung sudah baik dan indikator yang telah ditentukan
yaitu 80% ke atas tercapai.
65
BAB V PENUTUP
A. Simpulan
Dari hasil penelitian dan analisis penelitian tentang “UPAYA
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQH
MATERI POKOK SHALAT ID MELALUI PENGGUNAAN MEDIA
GAMBAR (STUDI TINDAKAN KELAS IV MI MUHAMMADIYAH
DANUREJO 1 KEDU TEMANGGUNG)”, maka ini dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
Peningkatan prestasi belajar mata pelajaran fiqih materi pokok shalat
id siswa Kelas IV MI Muhammadiyah Danurejo 1 Kedu Temanggung setelah
menggunakan media gambar dapat dilihat dari proses pembelajaran yang
dilakukan di setiap siklus dimana pada pra siklus yang belum menggunakan
media gambar tingkat ketuntasan 10 % naik menjadi 24% pada siklus I setelah
menggunakan media gambar, pada siklus II naik lagi menjadi 66,7% dan di
akhir siklus III menajdi 81%. Kenaikan juga terjadi pada keaktifan siswa yang
mendapat kategori baik dan baik sekali di mana pada pra siklus 14,3% naik
menajdi 23,8% pada siklus I, naik lagi menajdi 66,7% pada siklus II dan di
akhir siklus III menjadi 85,7, dengan demikian hasil yang di dapat sudah
mencapai indikator yaitu di atas 80 %.
B. Saran-saran
Setelah melihat kondisi yang ada, serta berdasarkan hasil penelitian
yang penulis lakukan, tidak ada salahnya bila penulis memberikan beberapa
saran sebagai masukan dalam meningkatkan kualitas pendidikan khususnya
pada pembelajaran fiqih sebagai berikut:
1. Bagi Guru fiqih
a. Hendaknya dalam proses belajar mengajar, guru harus benar-benar
paham dan menyiapkan pembelajaran dengan sebaik-baik mungkin
agar materi dapat tersampaikan secara maksimal.
66
b. Hendaknya proses pembelajaran dirancang oleh guru sedemikian rupa
sehingga siswa dapat berpartisipasi aktif baik secara fisik ataupun
psikis dan mengalami kegiatan belajar mengajar secara langsung,
sehingga pengetahuan yang dicapai tidak hanya secara teori saja
dengan mendengarkan informasi.
c. Menambah wawasan dengan mengikuti beberapa pelatihan dan
seminar tentang penggunaan alat peraga sebagai media pembelajaran
yang dapat dikembangkan di kelasnya sehingga mampu mencapai hasil
optimal.
2. Pihak Sekolah
a. Hendaknya seluruh pihak sekolah mendukung dalam tiap kegiatan
pembelajaran yang berlangsung.
b. Memfasilitasi proses pembelajaran dengan melengkapi sarana dan
prasarana yang dibutuhkan.
c. Perlunya kerja sama dengan pihak sekolah dengan orang tua siswa dan
masyarakat yang diharapkan dengan itu akan lebih memudahkan
proses pembelajaran dan akan membantu memaksimalkan guna
mencapai tujuan pembelajaran pendidikan yang diharapkan.
3. Peserta Didik
a. Lebih rajin dalam belajar dan respon terhadap pembelajaran yang
dilakukan.
b. Meningkatkan lagi kemampuan belajar dengan belajar dengan teman
lain sekolah yang lebih maju teknik pembelajarnnya.
C. Penutup
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan harapan semoga bermanfaat
bagi siapapun yang membacanya.
Dalam pembahasan-pembahasan skripsi ini tentunya tak luput dari
kesalahan dan ketidaksempurnaan, hal ini dikarenakan keterbatasan
kemampuan dan pengetahuan yang penulis dapatkan.
67
Semoga Allah selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada penulis
maupun kepada pembaca yang budiman. Amin.
68
DAFTAR PUSTAKA
Al Husaini, Taqiyuddin Abu Bakar, Kifayatul Akhyar, Bairut : Al Kitab al Ilmiyyah, 1995
Al Qardhawi, Yusuf, Fiqih Praktis Bagi Kehidupan Modern, Jakarta: Gema Insani, 2002
Al-Zarnuji, Syekh, Ta,limul Muta’allim Thariiq al-Ta’allum, Semarang: Pusaka Alawiyah, t.t
Angkowo, R. dan A. Kosasih, Optimalisasi Media Pembelajaran, Jakarta: PT. Grasindo, 2007
Ansori, Ma’ruf, Etika Belajar Bagi Penuntut Ilmu, Terjemah Ta’limul Muta’allim, Surabaya: Pelita Dunia, 1996
Arikunto, Suharsimi, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008
------------, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rineka Cipta, 2006
Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005
Bakri, Nazar, Fiqh dan Ushul Fiqih, Jakarta: Rajawali, 1993
Basyiruddin, Usman M. dan Asnawir, Media Pembelajaran,Jakarta: Ciputat Pers, 2002
Darajat, Zakiah, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1995
Departemen Pendidikan Direktirat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, Penelitian Tindakan Kelas, Direktorat Tenaga Kependidikan, 2003
Efendi, Mochtar, Ensiklopedi Agama & Filsafat, Jakarta, Universitas Sriwijaya, 2001
Hadi, Anis Tanwir, Pengantar Fiqih, Jilid IV Untuk Kelas IV Madrasah Ibtidaiyyah, Solo, PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2008
Higley, Joan, Activities Desk Book For Teaching Reading Skill, New York, West Nyack, 1980
Karim, Syafi’i, Fiqih / Ushul Fiqh, Bandung: Pustaka Setia, 1997
69
Kepegawaian, Biro, Basic Kompetensi Guru, Jakarta : Depag RI, 2004
Khallaf, Abdul Wahab, Ilmu Ushul Fiqih, Semarang: Dina Utama, 1994
Majid, Abdul, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Studi Kompetensi Guru, Bandung : PT. Rosda Karya, 2006
Margono S, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2004
Miarso, Yusuf Hadi, dkk., Teknologi Komunikasi Pendidikan, PT. Pustekkam, CV. Rajawali, Jakarta, 1995
Mudlofir, Prinsip-Prinsip Pengelolaan Pusat Sumber Belajar, Bandung: Remaja Rosda Karya, 1986
Mujieb, Abdul, dkk., Kamus Istilah Fiqih, Jakarta: Pustaka Firdaus, 1994
Muntasir, Saleh, Pengajaran Terpogram Teknologi Pendidikan Dengan Mengandalkan Tutor, Jakarta, CV. Rajawali, 1985
Nasution. S, Didaktik Asas-Asas Mengajar, Jakarta; Bumi Aksara, 1995
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008, Tentang Standar Kompetensi Lulusan Dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam Dan Bahasa Arab di Madrasah
Pidarta, Made, Perencanaan Pendidikan Partisi Patoris Dengan Pendekatan Sistem ,Jakarta, Rineka Cipta,1985
Prawiradilaga, Dewi Salma, Siregar, Eveline, Mozaik Teknologi Pendidikan, Jakarta, Kencana, 2004
Razak, Nazaruddin, Dienul Islam, Bandung: Al Ma’arif, 1977
Rohani, Ahmad, Media Instruksional Edukatif, Jakarta: Rineka Cipta, 1997
Sadiman, Arief S., Media Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996
Said, Usman, Metodik Khusus PAI, Jakarta: Proyek Pembinaan Sarana dan Prasarana Perguruan Tinggi Agama, 1984
------------, Pengantar Ilmu Fiqih / Pengantar Ilmu Hukum Islam, Jakarta: Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam, 1991
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1986
70
Shaleh, Abdul Rachman, Pendidikan Agama dan Keagamaan, Visi, Misi dan Aksi, Jakarta: Gemawindu Pancaparkasa, 2000
Soejoti, Zarqawi, Pengantar Ilmu Fiqih I, Semarang: Walisongo Press, 1987
Subroto, Darwanto Sastro, Televisi Sebagai Media Pendidikan, Yogyakarta: Duta Wacana University Press, 1995
Sudjana, Nana dan Rivai, Ahmad, Media Pengajaran Penggunaan dan Pembuatannya, Jakarta: C.V. Sinar Baru 1991
------------, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algesindo, 1995
Sugiono, Metodelogi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D Bandung : Alfabeta, 2007
Sukmadinata, Nana Saodih, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005
Sutesna, Oteng, Adsministrasi Pendidikan dasar teoritis untuk praktek profesional, Bandung; Angkasa, 1986
Usman, Basyirudin, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta: Ciputat Press, 2002
Wiriatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005