fakultas sastra dan seni rupa surakarta 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf ·...

99
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERANCANGAN TEKSTIL PELENGKAP INTERIOR “SOLO MAGIC CAFE” PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Seni Jurusan Kriya Seni/Tekstil Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Disusun oleh DECIDERIA NESA A C0906012 FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: leliem

Post on 03-Aug-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERANCANGAN TEKSTIL PELENGKAP INTERIOR

“SOLO MAGIC CAFE”

PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan

guna Melengkapi Gelar Sarjana Seni Jurusan Kriya Seni/Tekstil

Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret

Disusun oleh

DECIDERIA NESA A

C0906012

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERANCANGAN TEKSTIL PELENGKAP INTERIOR

“SOLO MAGIC CAFE”

Disusun Oleh

DECIDERIA NESA A

C0906012

Telah disetujui oleh dosen pembimbing

Pembimbing

Drs. F. Ari Dartono, M.Sn

NIP. 195811201987031002

Mengetahui

Ketua Jurusan Kriya Seni/Tekstil

Dra. Theresia Widyastuti, M.Sn

NIP. 195909231986012001

Page 3: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PENGESAHAN

PERANCANGAN TEKSTIL PELENGKAP INTERIOR

“SOLO MAGIC CAFE”

Disusun Oleh :

DECIDERIA NESA A

C0906012

Telah disetujui oleh Tim Penguji Tugas Akhir

Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret

Pada Tanggal .....................................

Jabatan Nama Tanda Tangan

Ketua : Dra.Tiwi Bina Affanti,M.Sn

NIP.195907091986012001 ............................................

Sekertaris : Ratna Endah Santoso,S.Sn

NIP.197610112003122001 ............................................

Penguji I : Drs. F. Ari Dartono, M.Sn

NIP. 195811201987031002 ............................................

Penguji II : Setyawan,S.Sn.,M.A

NIP.196906162002121001 ............................................

Dekan

Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret

Drs. Sudarno, MA

NIP. 195303141985061001

Page 4: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERNYATAAN

Nama : Decideria Nesa A

NIM : C0906012

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tugas Akhir berjudul Perancangan Tekstil

Pelengkap Interior Solo Magic Cafe betul-betul karya saya sendiri, bukan plagiat dan

tidak dibuatkan orang lain. Hal- hal yang bukan karya saya sendiri dalam Tugas Akhir ini

diberikan tanda citasi (kutipan) dan ditunjukan dalam daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia

menerima sanksi akademik berupa pencabutan Tugas Akhir dan Gelar yang diperoleh

dari Tugas Akhir tersebut.

Surakarta, Februari 2011

Yang membuat pernyataan

Decideria Nesa A

Page 5: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PERSEMBAHAN

Tugas akhir ini saya persembahkan kepada :

. Papa, Mama dan adikku tersayang

. Bakrie’s Family

. Sahabat- sahabat terbaikku

. Teman-teman seperjuanganku tekstil ‘06

Almamaterku

Page 6: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

MOTTO

HIDUP HARUS MANFAAT

Page 7: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan

hidayah-Nya maka penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan sebaik-baiknya.

Banyak hal dan pelajaran yang didapat penulis penulis dari penyusunan Tugas Akhir

yang berjudul Perancangan Tekstil Pelengkap Interior Solo Magic Cafe. Dalam

pembuatan karya ini, penulis menyadari bahwa penulis tidak dapat bekerja tanpa bantuan

dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Drs. Sudarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

2. Dra. Theresia Widyastuti, M.Sn, selaku Ketua Jurusan Kriya Seni/Tekstil,

Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret.

3. Drs. Ari Dartono, M.Sn, selaku dosen pembimbing yang senantiasa memberikan

arahan, petunjuk dan masukan positif kepada penulis hingga selesainya Tugas

Akhir ini.

4. Para Dosen penguji yang senantiasa meluangkan waktu untuk menjadi penguji

dalam sidang Tugas Akhir.

5. Bapak Abdul Asngadi yang selama ini telah memberikan semangat dan banyak

membantu penulis.

6. Tim work Sinar Surya Indah yang telah membantu penyelesaian Tugas Akhir.

7. Karyawan Atria Café yang telah membantu proses Tugas Akhir.

Page 8: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

8. Keluarga Besar Bakrie tercinta yang telah memberikan dukungan berupa moril

dan meteriil.

9. Benny terimakasih atas kerjasamanya.

10. Sahabat – sahabatku dan teman- teman serta semua pihak yang tidak bisa

disebutkan satu persatu, terima kasih atas bantuan.

Surakarta, Februari 2011

Penulis

Page 9: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iii

PERNYATAAN......................................................................................................iv

PERSEMBAHAN....................................................................................................v

MOTTO..................................... ............................................................................vi

KATA PENGANTAR...... ................................................................................... vii

DAFTAR ISI...........................................................................................................ix

DAFTAR GAMBAR............................................................................................ xii

DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xiv

ABSTRAK ............................................................................................................xv

BAB I PENDAHULUAN

A Latar Belakang Permasalahan.................................................................. 1

B. Studi Pustaka............................................................................................ 3

1. Tinjauan Tentang Sulap........................................................................ 3

2. Tinjauan Tentang Solo Magic Cafe..................................................... 6

3. Tinjauan Tentang Solo ……………………......................................... 7

C. Fokus Permasalahan................................................................................. 10

BAB II METODE PERANCANGAN

A. Analisis Permasalahan............................................................................ 11

B. Strategi (Langkah dan Pemecahannya) ......................................... ... .... 11

C. Pengumpulan Data ......................................................................... ....... 13

Page 10: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

1. Survey............................................................................................... 13

2. Kajian Teori...................................................................................... 18

3. Studi Proses Produksi...................................................................... 45

D. Gagasan awal dan Alternatifnya .................................................... ....... 57

BAB III PROSES PERANCANGAN

A. Bagan Pemecahan Masalah ............................................................. ........58

B. Konsep Desain ................................................................................ ....... 59

a. Aspek Estetis........................................................................................ 59

b. Aspek Bahan dan Teknik..................................................................... 60

c. Aspek Fungsi........................................................................................ 60

C. Kriteria Desain ................................................................................ ........ 61

D. Pemecahan Desain .......................................................................... ....... 62

BAB IV VISUALISASI

A. Desain ................................................................................................ 67

1. Desain I ....................................................................................... ........ 67

2. Desain II ..................................................................................... ........ 69

3. Desain III .................................................................................... ........ 70

4. Desain IV .................................................................................... ........ 71

5. Desain V ..................................................................................... ........ 72

6. Desain VI .................................................................................... .........73

B. Visualilasi Desain

1. Desain I ....................................................................................... ....... 74

2. Desain II ..................................................................................... ....... 75

Page 11: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

3. Desain III .................................................................................... ....... 76

4. Desain IV .................................................................................... ....... 77

5. Desain V ..................................................................................... ....... 78

6. Desain VI .................................................................................... ....... 79

C. Display

1. Denah Solo Magic Café ………………………………………….. 81

BAB V KESIMPULAN ................................................................................ ....... 84

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………… 85

LAMPIRAN

Page 12: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR GAMBAR

Gb.1 Peta kota Solo................................................................................................ 9

Gb. 2 Pintu Masuk Magic Café Jakarta……………............................................. 27

Gb.3 Bagian depan Magic Café.............................................................................. 28

Gb. 4 Area Bilyard Magic Café.............................................................................. 29

Gb. 5 Magic Café Jakarta…………….................................................................... 31

Gb. 6 Mesin Jigger…………………………….................................................... 32

Gb.7 Mesin Pencelupan.......................................................................................... 33

Gb. 8 Lay out………………….............................................................................. 34

Gb. 9 Proses afdruk................................................................................................. 36

Gb. 10 Plangkan yang sudah jadi............................................................................ 37

Gb. 11 Pemberian lak merah................................................................................. 38

Gb. 12 Proses penyablonan......................................................................................39

Gb. 13 Proses penyablonan..................................................................................... 41

Gb. 14 Mesin Steamer……………........................................................................... 42

Gb. 15 Proses Finishing.......................................................................................... 43

Gb. 17 Desain I....................................................................................................... 67

Gb. 23 Visualilasi desain I...................................................................................... 73

Gb. 18 Desain II......................................................................................................68

Gb. 24 Visualilasi desain II.....................................................................................74

Gb. 19 Desain III.................................................................................................... 69

Page 13: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

Gb. 25 Visualilasi desain III.................................................................................. 75

Gb. 20 Desain IV................................................................................................... 70

Gb. 26 Visualilasi desain IV.................................................................................. 76

Gb. 21 Desain V…………………………………………………………………. 71

Gb. 27 Visualilasi desain V……………………………………………………… 77

Gb. 22 Desain VI………………………………………………………………… 72

Gb. 28 Visualilasi desain VI……………………………………………………... 78

Gb. 29 Denah Magic Café ..……………………………………………………..81

Page 14: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran :

1. Foto Proses Produksi

2. Resep zat warna

Page 15: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

ABSTRAK

Decideria Nesa A. C0906012. 2010. Perancangan Tekstil Pelengkap Interior Solo Magic

Cafe. Tugas Akhir. Jurusan Kriya Seni/ Tekstil Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret Surakarta.Life is a magic. Kehidupan manusia selalu penuh

dengan misteri. Contohnya, dari mana sebenarnya manusia berasal. Karena itu, bisa

dimaklumi bila hampir semua orang menyukai sulap. Sebab, sama halnya dengan

kehidupan manusia, sulap pun berbau misteri. Berangkat dari pemikiran tersebut, di

samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan

cara memasyarakatkan sulap, sekaligus sebagai wadah berkumpulnya para pesulap di

Solo. Sulap merupakan seni yang indah, sehingga layak untuk dikembangkan. Sama

halnya, dengan seni-seni lain. Sulap menggunakan ketrampilan kecepatan tangan dan

keindahan. Unsur seninya akan terlihat sangat kental, ketika para magician sedang

mementaskannya. Permasalahan yang akan dibahas dalam pembuatan Tugas Akhir ini

adalah bagaimana merancang tekstil pelengkap interior Solo Magic Cafe dan bagaimana

visualisasi karya tersebut. Tujuan pembuatan Tugas Akhir ini adalah, (1) Mewujudkan

tekstil pelengkap interior “Solo Magic Cafe” yang mampu mengakomadasi berbagai

kegiatan dan kepentingan yang sesuai dengan fungsinya.(2) Menghadirkan suasana magic

dalam “Solo Magic Cafe”, tanpa meninggalkan faktor keamanan, kenyamanan serta nilai

estetika, sebagai ciri utamanya.Teknik yang akan digunakan dalam pembuatan karya

Tugas Akhir ini adalah menggunakan teknik digital print.

Page 16: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Life is a magic. Kehidupan manusia selalu penuh dengan misteri. Misteri

dari mana sebenarnya manusia berasal. Bisa dimaklumi bila hampir semua orang

menyukai sulap. Sama halnya dengan kehidupan manusia, sulap pun berbau

misteri. Berangkat dari pemikiran tersebut, di samping keinginan untuk

mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

memasyarakatkan sulap, sekaligus sebagai wadah berkumpulnya para pesulap di

Solo. Sulap merupakan seni yang indah, sehingga layak untuk dikembangkan.

Sama halnya, dengan seni-seni lain. Sulap menggunakan ketrampilan kecepatan

tangan dan keindahan. Unsur seninya akan terlihat sangat kental, ketika para

magician sedang mementaskannya.

Sulap bukan hanya sekedar pertunjukan penipuan mata dan kecepatan

tangan yang dulu dipertontonkan pada acara ulang tahun anak – anak saja.

Melainkan sudah berkembang menjadi pertunjukan yang menarik dan sangat

ditunggu kehadirannya. Dalam perkembangannya, sulap dibagi dalam beberapa

kategori yang masing – masing mempunyai kelebihan.

Semakin beragamnya kategori permainan sulap yang semuanya sangat

menakjubkan, masyarakat modern saat ini lebih meminati pertunjukan(hiburan)

Page 17: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

yang lebih menegangkan dan membuat mereka terkesan dengan apa yang mereka

lihat dan tidak dapat dilakukan semua orang.

Perkembangan sulap yang kian pesat tersebut membuat animo masyarakat

semakin tinggi, sehingga banyak bermunculan pesulap – pesulap amatir

bertalenta yang tidak mempunyai tempat untuk berunjuk gigi menampilkan

kemampuan mereka.

Perancang menawarkan sebuah tema visual yang menarik. Perancang akan

membuat suatu rancangan tekstil pelengkap interior pada sebuah cafe, dimana

perancang akan mengolah suatu gagasan dari hasil imajinasi perancang, yaitu

imajinasi tentang optic art, sehingga tercetuslah ide untuk membuat suatu

rancangan tekstil pelengkap interior di “Solo Magic Cafe” yang dapat menjadi

wadah para pesulap berkumpul, beraksi dan saling bertukar ilmu di Kota Solo.

Disamping kegiatan utamanya sebagai tempat makan dan minum, bagi para

penggemar sulap khususnya dapat menikmati sajian makanan dan minuman

sambil menyaksikan pertunjukan sulap yang digelar dengan atmosfer cafe yang

magical dengan suasana yang nyaman dan berbeda karena didukung oleh tekstil

pelengkap interior yang menarik.

B. STUDI PUSTAKA

Page 18: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

1. Tinjauan Tentang Sulap

a. Pengertian Sulap

Sulap merupakan seni pertunjukan yang mengandalkan kemampuan

khusus seseorang (pesulap) dengan menggunakan alat bantu dan trik – trik khusus

dalam pertunjukannya yang lebih bersifat misterius (rahasia), serta menampilkan

pertunjukan yang ajaib (menakjubkan) karena tidak dapat dilakukan semua orang.

(Peterson, Yan. 2005. Kamus Lengkap Inggris-Indonesia Indonesia-Inggris.Karya

Agung: Surabaya, hal 224)

b. Sejarah dan Perkembangan Sulap

Bukti-bukti dokumen tertua yang memberi kesan tentang suatu

pertunjukan sulap ditemukan pada lembaran papyrus, ditulis pada sekitar 1700

tahun sebelum Masehi, menceritakan suatu kisah yang terjadi pada sekitar 2600

tahun sebelum Masehi. Dedi, seorang pesulap Mesir di panggil untuk menghibur

Raja Cheops. Salah satu dari trick yang ditunjukannya adalah memotong kepala

seekor hewan dan mengembalikannya dalam keadaan hidup tanpa terluka sama

sekali. Oleh Sang Raja, Dedi diminta untuk mengulang tricknya dengan

menggunakan narapidana atau tahanan. Dedi menolaknya dan membuat Raja

kecewa, namun dia mengulang kembali trick tersebut dengan menggunakan seekor

sapi jantan sebagai gantinya. (http://www.tsesarmagic.co.cc/2010/09/sejarah-

sulap.html)

Sulit untuk mengetahui kapan sulap pertama kali ada tetapi, ada benda

peninggalan sejarah yang berasal dari zaman mesir kuno, yaitu lembaran papyrus

Page 19: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

yang berisi tentang hal-hal yang berkaitan dengan sulap. Lembaran tersebut

tertulis pada sekitar 2700 tahun SM, yang menceritakan suatu kisah yang terjadi

pada sekitar 2600 tahun SM. Seseorang bernama Dedy, seorang pesulap Mesir di

panggil untuk menghibur RajaCheops. Disitu dia menunjukkan sebuah trick yang

sangat mengagumkan, yaitu dengan memotong kepala seekor hewan dan

mengembalikannya dalam keadaan hidup.

Di abad ke 18 sulap menjadi suatu pertunjukan yang sangat popular. Isaac

Fawkes merupakan seorang yang berjasa dalam membangkitkan minat dan

mempopulerkan sulap di Inggris. Dia bermain pada suatu pekan raya yang besar

dan menarik kumpulan banyak orang untuk melihat trick -tricknya yang

menakjubkan, banyak yang percaya bahwa prinsip dari alat-alatnya yang

spektakuler tersebut telah melampaui jamannya pada saat itu. Salah satu dari

sulapnya yang ajaib adalah sebuah pohon apel yang tumbuh dan mekar bahkan

menghasilkan buah dalam waktu hanya kurang dari satu menit. Dia menjadi sangat

terkenal dan menjadi kaya raya hingga kematiannya.

Giuseppe Pinetti (1750 -1800), lahir di Italy, merupakan seseorang yang

berpengaruh dalam sejarah sulap. Diinspirasikan oleh kesuksesan Isaac Fawkes,

dia juga mempertunjukan sulap yang ajaib dan menakjubkan. Dimanapun ia tampil

selalu memperoleh kesuksesan yang luar biasa, Bahkan karena ketenarannya ia

sering diminta tampil untuk keluarga kerajaan.

John Henry Anderson (1814 -1874) adalah pesulap dari Skotlandia, sering disebut

sebagai The Wizard of the North. Dia sangat sukses menembus seluruh Eropa,

Page 20: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Amerika dan Australia, bahkan lebih dahulu dari Harry Houdini, pesulap yang

paling terkenal dalam publikasi. Anderson dikenal dengan alat-alatnya yang sangat

besar, yang banyak terbuat dari perak solid. Dia sempat menjadi kaya yang pada

akhirnya kehilangan kekayaannya setelah beberapa theatre tempat ia melakukan

pertunjukan habis terbakar dan menjadikan dia bangkrut.

Sejak saat itu masyarakat telah mengenal sulap sebagai suatu bentuk seni

pertunjukan. Kepopuleran dunia sulap berlanjut hingga keabad berikutnya bahkan

banyak bermunculan pesulap – pesulap hebat yang mempertunjukan keahliannya

di hadapan penonton yang yang lebih banyak jumlahnya. Pada masa tersebut

sebelum adanya pertunjukan film dan televisi, sulap merupakan salah satu bentuk

pertunjukan hidup yang sangat populer dan membangkitkan antusias masyarakat

dimanapun mereka mengadakan pertunjukan.

Sulap adalah merupakan suatu seni pertunjukkan yang diminati sebagian besar

masyarakat di dunia, karena pada penyajiannya sulap dapat membuat heran

penontonnya akan rahasia dibalik penyajiannya. Sulap merupakan suatu gabungan

dari berbagai seni yang ada, misalnya seni tari, seni musik, seni rupa, dll dan

merupakan penerapan dari gabungan berbagai disiplin ilmu yang ada. Misalnya

ilmu fisika, ilmu biologi, ilmu kimia, ilmu psikologi, dan lain-lain. Seni Sulap

bukanlah suatu keterampilan yang berbau klenik atau supranatural, karena setiap

trik sulap dapat dijelaskan. Sulap semata-mata hanyalah permainan "kelihaian"

tangan, manipulasi, hasil kerja dari suatu perlengkapan/ peralatan ataupun efek

yang timbul dari suatu reaksi kimia dan yang telah dilatih sebaik mungkin oleh

Page 21: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

seorang pesulap sebelum dipertunjukkan kepada orang lain. Oleh sebab itu sulap

dapat dipelajari oleh semua orang, asalkan orang tersebut mau berlatih pula

dengan baik. (Deddy Corbuzier,. 2010. Book of Magic. Jakarta:Gramedia)

2. Tinjauan Tentang Solo Magic Cafe

Cafe

Istilah “Café” secara etimologi berasal dari kata “Kahve” dalam bahasa

turki, yang sama halnya “coffee” dalam bahasa Inggris atau “kopi” dalam bahasa

Indonesia. Café dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai tempat

minum kopi yang pengunjungnya dihibur dengan sajian musik dan juga diartikan

sebagi tempat makan dan minum.

Café adalah tempat makan dan minum yang biasanya menyediakan menu

terbatas, termasuk jenis minumannya (Ensiklopedia Britanica, 1998:719).

Sedangkan menurut Marsum W.A dalam bukunya Cafe, Restoran dan

Permasalahnya, café yaitu suatu restoran kecil yang mengutamakan penjualan

cakes (kue-kue), sandwich (roti isi), kopi dan teh. Pilihan makanan yang terbatas

dan tidak menjual minuman beralkohol.

Pendapat lain yaitu café adalah usaha dibidang makanan yang dikelola

secara komersial yang menawarkan makanan kecil dan minuman kepada tamu

dengan pelayanan dalam suasana yang tidak formal, tanpa diikuti aturan service

yang ada.(Sugiarta, 1996:93)

Page 22: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Perancangan tekstil pelengkap interior Solo Magic Cafe adalah suatu

proses merancang desain tekstil pelengkap interior dalam suatu bangunan

komersial tempat berkumpulnya sebuah komunitas orang yang mempunyai

keinginan (tujuan) serta hobi dan kesenangan yang sama di dunia sulap di Solo.

3. Tinjauan Tentang Kota Solo

Sejarah Kota Solo

Kota Surakarta didirikan pada tahun 1745. Kota ini pernah menjadi pusat

pemerintahan pada masa akhir Kesultanan Mataram. Dalam perkembangannya, Solo

menjadi kota dagang penting (di Solo berdiri Syarikat Dagang Islam pada tahun 1905),

kota wisata (dijuluki "kota pelesir", dengan konotasi agak negatif), dan kota budaya.

Bangunan bersejarah, produk kesenian, makanan khas, serta hiburan mudah dijumpai di

tempat ini dan di titik-titik di sekitar kota Solo.

Identitas sebagai Kota Budaya sangat akrab dan melekat lama di Kota

Solo. Upaya pelestarian tentu saja menjadi kehendak seluruh warga Kota Solo.

Pelestarian warisan pusaka sebagai tanda proses perubahan serta perkembangan

kota yang terjadi secara alamiah. berurutan tanpa harus kehilangan masa lalu yang

dapat dijadikan cermin untuk pembangunan masa depan. Strategi pengelolaan

kota yang terarah dan bersinambung dimaksudkan sebagai piranti lunak untuk

menjalankan fungsi pengarahan dan fungsi kontrol bagi laju pembangunan cepat

tersebut.

Kawasan Ngarsapura di sepanjang Jl. Diponegoro yang menghubungkan

antara citywalk Jl. Slamet Riyadi dengan Kompleks Mangkunegaran diharapkan

Page 23: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

mampu menjadi salah satu kawasan wisata, ekonomi, dan seni bagi kota

Surakarta. Kawasan ini bisa menjadi pusat kegiatan baru bagi aktivitas sosial,

ekonomi, dan budaya untuk kebutuhan masyarakat Kota Solo.

Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) adalah panduan

rancang bangun suatu lingkungan/kawasan yang dimaksudkan untuk

mengendalikan pemanfaatan ruang, penataan bangunan dan lingkungan, serta

memuat materi pokok ketentuan program bangunan dan lingkungan rencana

umum dan panduan rancangan, rencana investasi, ketentuan pengendalain

rencana, dan pedoman pengendalian pelaksanaan pengembangan

lingkungan/kawasan. RTBL akan menjadi pedoman perancangan kawasan dan

arahan rancangan bangunan serta lingkungan untuk mewujudkan kawasan yang

tertata. (www.surakarta.go.id.)

Page 24: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Gambar 1

Peta Kota Solo

(Sumber : www.surakarta.go.id.)

Keadaan Demografi Kota Solo

Kota Solo mempunyai jumlah penduduk pada tahun 2003 adalah

552.542 jiwa terdiri dari 270.721 laki-laki dan 281.821 wanita, tersebar di lima

kecamatan yang meliputi 51 kelurahan. Sex ratio nya 96,06% yang berarti setiap

100 orang wanita terdapat 96 orang laki-laki. Angka ketergantungan penduduk

sebesar 66%. Jumlah penduduk tahun 2003 jika dibandingkan dengan jumlah

penduduk hasil sensus tahun 2000 yang sebesar 488.834 jiwa, berarti dalam 3

tahun mengalami kenaikan sebanyak 83.708 jiwa. Meningkatnya jumlah

penduduk ini disebabkan oleh urbanisasi dan pertumbuhan ekonomi.

Dalam bidang pendidikan, Kota Solo mempunyai 2 Perguruan Tinggi

negeri dan 24 perguruan tinggi swasta.. Keberadaan pendidikan tinggi tersebut

menunjukkan bahwa Kota Solo telah memiliki lembaga pendidikan tinggi yang

Page 25: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

relatif lengkap, sehingga cukup layak untuk disebut sebagai kota pendidikan juga.

Aset tersebut merupakan sarana dan prasarana yang penting bagi penyediaan

sumber daya manusia terdidik di Kota Solo. (www.surakarta.go.id)

C. FOKUS PERMASALAHAN

Dari permasalahan yang ada maka permasalahan lebih difokuskan pada

perancangan tekstil pelengkap interior “Solo Magic Cafe” yang merupakan

sebuah bangunan yang berfungsi sebagai wadah berkumpulnya penggemar sulap

dan masyarakat Kota Solo. Salah satu hal yang melatar belakangi perancangan ini

adalah untuk memberikan sebuah alternatif dalam perancangan desain permukaan

tekstil untuk motif tekstil sebagai pelengkap interior Solo Magic Cafe. Optic Art

merupakan tema yang tepat diterapkan dalam perancangan tekstil pelengkap

interior “Solo Magic Cafe” ini. Ide gagasan perencanaan dan perancangan interior

“Solo Magic Cafe” ini adalah merancang interior cafe yang beratmosferkan

magic.

Page 26: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

BAB II

METODE PERANCANGAN

A. Analisis Permasalahan

Visualisasi perancangan tekstil pelengkap interior Solo Magic Café

melalui media tekstil yang diterapkan pada backdrop café, dibutuhkan strategi

tepat agar bentuk visual yang ditampilkan unik dan menganut trend magic yang

sedang berkembang di masyarakat. Menyertakan pesan kepada masyarakat dan

pengunjung cafe secara terkonsep baik, serta mempertimbangkan bentuk optic art

yang dikemas secara ekspresif , menjadi suatu wujud visual yang menarik. Maka

akan dihasilkan karya yang dapat menjadikan atmosfer cafe yang magical dengan

suasana yang nyaman dan berbeda karena didukung oleh tekstil pelengkap interior

yang menarik. Visualisasi gagasan tersebut dibutuhkan teknik pengerjaan dan

bahan yang dapat menjangkau bentuk visual sesuai dengan karakter dari

perancang sendiri.

B. Strategi (Langkah dan Pemecahan)

Langkah awal sebelum pembuatan desain adalah menentukan konsep.

Konsep yang diterapkan adalah optic art yaitu gaya yang diterapkan dalam tekstil

pelengkap interior Solo Magic Cafe. Karena saat ini sulap bukan hanya sekedar

pertunjukan penipuan mata dan kecepatan tangan yang dulu dipertontonkan pada

acara ulang tahun anak – anak saja. Melainkan sudah berkembang menjadi

pertunjukan yang menarik dan sangat ditunggu kehadirannya. Dalam

Page 27: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

perkembangannya, sulap dibagi dalam beberapa kategori yang masing – masing

mempunyai kelebihan.

Selain dikarenakan kemisteriusan sulap itu sendiri, juga karena semakin

beragamnya kategori permainan sulap yang semuanya sangat menakjubkan.

Disamping itu, masyarakat modern saat ini lebih meminati pertunjukan(hiburan)

yang lebih menegangkan dan membuat mereka terkesan dengan apa yang mereka

lihat dan tidak dapat dilakukan semua orang, maka perlu sebuah wadah bagi para

masyarakat Solo dan para pesulap berkumpul, beraksi dan saling bertukar ilmu di

Solo Magic Cafe.

Hal ini yang melatarbelakangi pembuatan karya, agar masyarakat kota

Solo dapat menikmati sajian makanan dan minuman sambil menyaksikan

pertunjukan sulap yang digelar dengan atmosfer cafe yang magical dengan

suasana yang nyaman dan berbeda karena didukung oleh tekstil pelengkap interior

yang menarik.

Langkah berikutnya adalah pengumpulan data baik berupa referensi –

referensi tentang visualisasi desain – desain ilusi dan tentang cafe di beberapa

buku dan mendownload dari situs web di internet. Kemudian dilakukan

pengamatan dari data – data yang telah terkumpul dijadikan sebuah referensi

untuk menggarap sebuah desain visual. Selain itu dibutuhkan pengumpulan data

mengenai sejarah café, tujuan café, kegiatan dalam café, pelaku, interior

café,menu, studi proses produksi dan studi pasar sebagai pembanding dalam

perancangan sebuah desain karya.

Page 28: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

C. Pengumpulan Data

Dalam proses perancangan tekstil , untuk mendapatkan produk yang baik

maka diperlukan data – data yang dapat mendukungnya. Pengumpulan data dapat

diperoleh melalui :

1. Survei

Untuk mendukung dan melengkapi data tentang desain tekstil pelengkap

interior Solo Magic Cafe, dan juga sebagai pembanding dengan desain café

lainnya, penulis melakukan survei dan observasi di beberapa café yang ada di

Solo dan Magic Café Jakarta diantaranya:

Rocketz Cafe

Persaingan bisnis kafe di Solo, mendorong para pengelola berlomba

memenjakan pengunjung. Ciri-ciri khas yang mereka tampilkan di kafenya

membuat pengunjung semakin terseleksi. Eksklusivitas itulah yang konon

memang dibutuhkan oleh pengunjung. Mereka memang tak sekedar cuma

mau meninkmati makanan. Sebuah penelitian yang dimuat Asian Business,

menyebutkan adanya beberapa kesamaan ciri kelas menengah, yang

ditemukan di beberapa negara. Ciri itu antara lain, bersikap kosmopolitan,

kebarat-baratan, serta senang bepergian. Ketika menyinggung kondisi Kota

Solo, hasil riset itu menyebutkan adanya fenomena baru dari kelompok

masyarakat tersebut, yaitu kebiasaan datang ke kafe-kafe. Disebutkan, Rocketz

Cafe telah menjadi tempat yang selalu ramai dukunjungi. Mengunjungi kafe-

kafe yang biasanya berada di dekat pusat kota tampaknya semakin menjadi

kebutuhan mereka. Macam-macam alasan mereka datang ke kafe misalnya

Page 29: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

mengaku butuh pergi ke kafe atau tempat hiburan lain untuk membantunya

keluar dari suasana rutinitas kerja. (Managing Director The Think salah satu

EO di Kota Solo) ini menikmati keuntungan dari kebiasaan itu, antara lain

bisa saling tukar informasi dan gosip bila bertemu kawan dari biro iklan lain.

Planet Espreso

Café yang terletak dikawasan Manahan ini, sangat banyak peminatnya.

Kebanyakan para anak muda kota Solo. Café yang bertema modern ini baru

satu tahun beroperasi tetapi berhasil menarik peminat. Sementara itu Cynthia

Madina, mengaku, "Setiap kali ada kafe baru, rasanya seperti ada kewajiban

untuk mencobanya. Meskipun nantinya akan kembali ke kafe favorit saya."

kata sekretaris di Today Advertising ini. Frekuensi kedatangan seminggu 2

kali, Cynthia bisa menghabiskan Rp. 80 ribu setiap kali datang. Pengakuan

mereka seolah menjelaskan hasil temuan tadi. Perilaku sebagian masyarakat

tersebut telah merangsang menjamurnya Cafe, khususnya di Kota Solo.

Permintaan terhadap kebutuhan kafe di Solo memang tinggi . Persaingan

memang tak terhindarkan, tapi persaingan ini malah membuktikan, cafe yang

sebenarnya diinginkan oleh pengunjung, kata Sita. Tapi di sisi lain persaingan

ini membuat tak semakin mudah mengelola cafe. "Banyak cafe baru yang

buka tapi tiga bulan kemudian hanya tinggal nama,". "Manajemen bagus tak

menjamin suatu kafe bisa terus bertahan," tambahnya.

Kondisi tersebut pada akhirnya menantang kreativitas para pengelola cafe

menyuguhkan suasana-suasana eksklusif. Mulai dari program-program acara,

interior, makanan dan musik, yang kesemuanya mengacu pada upaya

Page 30: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

memanajakan pengunjung. Menurut Adiputra, Executive Creative Director

Today Advertising yang kerap berkunjung ke kafe, saat ini sebuah cafe

memang dituntut mampu menciptakan karakter tersendiri untuk dapat

memikat pengunjung."Ciri khas atau suasana dari suatu cafe bisa menjadi nilai

tambah bagi cafe itu. Karena kalau tidak, apa bedanya dengan makan di

Kantin?" kata Adi. Bahkan Cynthia Madina mengatakan, "Suasana di satu

cafe kadang tidak bisa dibeli di cafe lain." Itulah yang membuatnya

keranjingan untuk datang ke cafe favoritnya di kawasan Manahan.

Atria Cafe

Café di daerah Mangkunegaran tepatnya Jl.Kartini no.33 Solo ini juga ramai

dikunjungi oleh masyarakat Kota Solo, mulai dari anak muda hingga keluarga.

Kondisi café yang berada di tengah kota tersebut mendorong pengelola

menampilkan keunggulan masing-masing. Terutama suasana yang diciptakan

dalam Atria Café adalah suasana modern. Konsep cafe ini mengacu pada

suasana kota Solo, selain bisa menikmati interior yang bernuansa modern,

Atria Cafe jg menyediakan outdoor area . Dengan konsep ini para masyarakat

Kota Solo dapat menikmati ramainya jalan raya mangkunegaran dari lantai 2.

Magic Café Jakarta

Magic Cafe di Artha Gading adalah Cafe terluas dan terlengkap di Indonesia

dengan menyediakan beberapa fasilitas: Restaurant, Bar, Karaoke, Billiard,

Magic Show, Seminar, Gathering, Party / event, DJ School, Clubbing dan

Alat-alat Sulap. Magic Cafe adalah salah satu Cafe unik di Indonesia dengan

"Magic" (Sulap) dan sudah berdiri pada tahun 2005. Bar Magic Cafe tersedia

Page 31: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

baik minuman ringan sampai dengan minuman beralkohol. Semua jenis

minuman lengkap di Bar kami. Magic Cafe mendapatkan "Piagam Muri"

dengan kategori Cafe terluas di Indonesia.Photo Paket Spesial bisa diprint.

Magic Show setiap hari Jumat s/d Minggu dari jam 18.00 s/d 20.00. Magic

Cafe juga menyediakan sarana meeting room.

Gambar 2

Pintu Masuk Magic Café Jakarta

(Dokumentasi Pribadi)

Gambar 3

Bagian depan Magic Café

(Dokumentasi Pribadi)

Page 32: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Gambar 4

Area Bilyard Magic Café

(Dokumentasi Pribadi)

Gambar 5

Magic Café Jakarta

(Dokumentasi Pribadi)

Page 33: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

2. Kajian Pustaka

a. Definisi Judul

Perancangan : Proses, pembuatan, cara, merencanakan atau merancangkan

(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1995, hal : 741)

Tekstil : Bahan yang berasal dari serat yang diolah menjadi benang atau

kain sebagai bahan untuk pembuatan busana dan berbagai produk kerajinan

lainnya. (Poespo,Goet: 2004. Pemilihan Bahan Tekstil. Yogyakarta. Kanisius)

Pelengkap : suatu usaha untuk melengkapi hingga menjadi paduan yang baik.

( Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1995 :734 )

Interior : Ruang dalam suatu bangunan (Ensiklopedia, 1989 :195)

Solo : Salah satu nama Kota/karesidenan di Profinsi Jawa Tengah, Indonesia

Magic(„mædjik) kb : sihir, main sulap, gaya tarik; ks: ghaib (Peterson, Yan.

2005. Kamus Lengkap Inggris-Indonesia Indonesia-Inggris.Karya Agung:

Surabaya: 224)

Istilah “Café” secara etimologi berasal dari kata “Kahve” dalam bahasa turki,

yang sama halnya “coffee” dalam bahasa Inggris atau “kopi” dalam bahasa

Indonesia. Café dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai

tempat minum kopi yang pengunjungnya dihibur dengan sajian musik dan

juga diartikan sebagi tempat makan dan minum.

Page 34: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Café adalah tempat makan dan minum yang biasanya menyediakan menu

terbatas, termasuk jenis minumannya (Ensiklopedia Britanica, 1998: 719).

Sedangkan menurut Marsum W.A dalam bukunya Restoran dan Permasalahnya,

café yaitu suatu restoran kecil yang mengutamakan penjualan cakes (kue-kue),

sandwich (roti isi), kopi dan teh. Pilihan makanan yang terbatas dan tidak menjual

minuman beralkohol.

Pendapat lain yaitu café adalah usaha dibidang makanan yang dikelola

secara komersial yang menawarkan makanan kecil dan minuman kepada tamu

dengan pelayanan dalam suasana yang tidak formal, tanpa diikuti aturan service

yang ada ((Soekresno, 2001 :10).

Jadi, “Perancangan Tekstil Pelengkap Interior “Solo Magic Cafe”

merupakan suatu proses merancang tekstil pelengkap ruang dalam suatu

bangunan komersial yang mempunyai kegiatan utama menjual makanan dan

minuman dengan suasana magic yang menempati site di kota Solo.

b. Pengertian Cafe

Café adalah tempat makan dan minum yang biasanya menyediakan menu

terbatas, termasuk jenis minumannya (Ensiklopedia Britanica, 1998 : 719).

Sedangkan menurut Marsum W.A dalam bukunya Restoran dan Permasalahnya,

café yaitu suatu restoran kecil yang mengutamakan penjualan cakes (kue-kue),

sandwich (roti isi), kopi dan teh. Pilihan makanan yang terbatas dan tidak menjual

minuman beralkohol.

Page 35: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Pendapat lain yaitu café adalah usaha dibidang makanan yang dikelola

secara komersial yang menawarkan makanan kecil dan minuman kepada tamu

dengan pelayanan dalam suasana yang tidak formal, tanpa diikuti aturan service

yang ada ((Soekresno, 2001 :10)

c. Sejarah Cafe

Sejarah cafe dimulai pada 1200 tahun SM ketika suatu suku bangsa Denmark

mengunakan dapur besar untuk memasak dan menyediakan hidangan bagi

sekelompok orang guna menikmati hidangan secara bersama- sama. Lalu pada

4000 tahun SM pertama kali didirikan kabaret dimana tempat ini dipakai untuk

menjual minuman keras, kemudian tumbuh dan berkembang. Sekitar tahun 1200

di London terdapat beberapa warung yang menyediakan makanan matang untuk

dibawa pulang dan 200 tahun kemudian waurng-warung berkembang menjadi

restoran dengan fasilitas pelayanan yang semakin meningkat.

Pada abad 16, ketika Catherine de Meidcis menikah dengan Henry II, ia

membawa juru masak dari italia untuk memperbaiki keahlian memasak didalam

istana. Begitu juga Oliver de Sarres, dia membawa perubahan dalam seni

pengolahan makanan pada para staff ahli masak Raja Louis XIV.

Tahun 1765 Monsier Baulanger membuka cafe soup dikota bertuliskan

“venite adme omnes qui stomaco laboratoratis at ego restaurabo vos” yang

artinya datanglah anda semua kepada saya, bagi anda yang perutnya keroncongan

karena lapar saya akan memulihkan kondisi anda. (Soekresno, 2001 :15)

Page 36: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

d. Tujuan Cafe

Dari penjelasan tentang pengertian cafe, terdapat 4 aspek dasar

keberadaan cafe, antara lain :

1. Perdagangan, keperluan yang utama dari bangunan ini adalah penjualan

dan pelayanannya kepada pelanggan dari jenis produknya.

2. Keuangan, kelancaran dari berlangsungnya kegiatan merupakan

perputaran dari biaya penanaman modal.

3. Kedudukan, pengoperasian yang utama adalah menyajikan berbagai jenis

makanan dan penampilan suasana ruang restoran.

4. Kepraktisan, penyusunan menarik perhatian, penyajian dan pelayanan dari

jenis usaha diharapkan dapat memberikan kepuasan.

(Fred Lawsen, 1973:113)

e. Kegiatan

Dalam penguraian tentang kegiatan cafe, terlebih dahulu perlu diketahui

apa arti kegiatan cafe dan siapa pelaku kegiatan tersebut. Mengenai pengertian

disini dapat disamakan dengan aktivitas. Sedangkan siapa yang melakukan

kegiatan di dalam cafe adalah pengunjung dan staff cafe. Yang dimaksud

pengunjung/ tamu adalah individu-individu yang memanfaatkan barang dan jasa

pelayanan cafe disebut pembeli atau pemesan makanan.

Tujuan pengunjung pada intinya adalah membeli makanan dari cafe

tersebut. Sesuai dengan sistem pelayanan pada restoran tersebut. Sedangkan yang

disebut staff adalah individu-individu yang menjalankan kegiatan sebuah cafe.

Kegiatan staff cafe yaitu melayani tamu sesuai dengan sistem pelayanan.

Page 37: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Berorientasi dari kegiatan pokok di dalam cafe yaitu makan dan minum dengan

menyaksikan hiburan baik secara langsung maupun tidak, serta menikmati

suasana yang diciptakan, maka secara garis besar kegiatan restoran ada 3, yaitu :

a) Dapur

Mempersiapkan & memproduksi hidangan

b) Tempat Makan (Dining Room)

Menawarkan dan menyajikan hidangan yang dimasak di bagian dapur

c) Bar

Menjual minuman dan melayani tamu

f. Pelaku kegitan

a) Pengunjung / Tamu

Ada beberapa macam pengunjung /tamu dalam cafe, yaitu:

On a Budget (Budgeting Guest), yaitu tamu dengan uang pas-pasan.

On a Diet (Dieting Guest), yaitu tamu yang terburu-buru dan hanya

mempunyai sedikit waktu untuk makan.

The Guest Who Is Alone, yaitu tamu yang datang sendirian.

The Undecided Guest, yaitu tamu yang segan-segan menentukan

pilihanya, karena tidak yakin apa yang di pesan.

Young Couples Guest, yaitu pasangan tamu yang masih muda.

Fixed Couples Guest, yaitu pasangan campuran dimana umurnya tidak

sama dan dari tingkatan yang berbeda.

Mature Complex, yaitu pasangan yang umurnya sudah tua.

Page 38: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Female Guest, yaitu tamu wanita dan biasanya macam-macam

kesukaanya. Pada dasarnya tamu wanita terbagi menjadi 3 golongan

meurut kesukaanya, Slim Girl, Tailored, Frill/ Fancy Girl.

Male Guest, yaitu tamu laki-laki.

Not Ungry Guest, yaitu tamu yang tidak begitu lapar.

The Timed or Unsure Guest, yaitu tamu yang terlalu kefamilian.

The Gruff Guest, yaitu tamu kasar.

The Noisy Trouble Maker, yaitu tamu yang suka membuat keributan.

The Blind Guest, yaitu tamu yang buta.

The Handicaped Guest, yaitu tamu yang cacat.

The Late Customer, yaitu tamu yang terlalu awal datangnya.

Guest With Children, yaitu tamu-tamu bersama anak-anak.

Animal Pets, yaitu binatang kesayangan.

(Marsum WA, 1999:307)

b) Pengelola

Café Manager, memimpin kegiatan dan bertanggung jawab atas

kelancaran operasional restoran secara keseluruhan.

Head Waiter, bekerjasama dan membantu pekerjaan Manager apabila

berhalangan hadir.

Captain, mengawasi dan membagi tugas pengoprasian kepada para

waiter serta memimpin para waiter melakukan tugas penyajian makanan

dan miuman secara baik, benar dan profesional.

Page 39: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Bartender, pengelola pengoperasian bar mulai dari persiapan, penyajian

minuman, penginventarisan stok dan peralatan sampai dengan

pembersihan.

Chasier, mengelola area kasir, menerima pembayaran, pengembalian

uang, mencatat transaksi, meneliti dan membuat laporan.

Greeter, menerima dan mencatat pemesanan tempat serta memasang

tanda pada meja yang telah dipesan. Menyambut kedatangan pelanggan

dan membantu memilihkan tempat duduk serta melayani pelanggan,

kemudian menginformasikan kepada Captain.

Waiter, mengatur layout dan setting meja makan, melayani pelanggan

serta melakukan tugas operasional yang lain.

Operator, mengelola kegiatan operasional sehubungan dengan sound

system.

Lighting man, mengatur kegiatan operasional pencahayaan, mengganti

dan memperbaiki lampu serta membuat laporan secara berkala.

House Man, menjaga kabersihan area restoran dan area service,

menyimpan meja dan kursi yang tidak dipakai di gudang serta

melakukan pengecekan serta apabila ada kerusakan dan mengirimnya

kebagian perbaikan, membuat laporan secara berkala.

Chef de Partie, bertanggung jawab pengoperasian dapur restoran kepada

exekutive chef dan bekerjasama dengan head waiter dalam pengawasan

dan pengendalian staf servis maupun staf produksi.

Page 40: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Assisten Chef de Partie, membantu tugas chef de partie dan

menggantikan fungsi chef de partie pada saat tidak ada di tempat.

Cook, mengontrol, mengatur, mengolah makanan sesuai dengan

pesanan.

Assisten Cook, membantu pekerjaan cook.

Steward Supervisior, memimpin dan bekerjasama dengan dishwasher

dalam melakukan tugas menyediakan, merawat, dan menyimpan

peralatan restoran.

Dishwasher, membersihkan dan menjaga area dapur serta menyediakan

peralatan yang diperlukan.

(Soekresno, 2001:132)

g. Klasifikasi Cafe

Dilihat dari pengelolaan dan sistem penyajian, cafe dapat diklasifikasikan

menjadi tiga, yaitu:

1. Formal Cafe.

Cafe formal adalah industri jasa pelayanan makanan dan minuman yang

dikelola secara komersial dan profesional dengan pelayanan yang eksklusif.

Ciri-ciri dari cafe formal:

a) Penerimaan pelanggan dengan sistem pemesanan tempat terlebih dahulu.

b) Para pelanggan terikat dengan menggunakan pakaian formal.

c) Menu pilihan yang disediakan adalah menu kalasik/menu eropa popular.

Page 41: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

d) Sistem penyajian yang dipakai adalah Russian service/French Service atau

modifikasi dari kedua table service tersebut.

e) Disediakan ruangan cocktail selain ruang jamuan makan.

f) Pelayanan untuk makan siang atau makan malam.

g) Menyediakan berbagai merk minuman bar secara lengkap.

h) Menyedikan hiburan musik hidup dan tempat untuk melantai dengan

suasana yang romantis dan eksklusif.

i) Harga makanan dan minuman relatif tinggi dibanding harga makanan dan

minuman di restoran infomal.

j) Penataan bangku dan kursi memiliki area servis yang lebih luas untuk

dilewati pelayan.

k) Tenaga relatif banyak dengan stadart kebutuhan satu pramusaji untuk

melayani 4-8 pelanggan.

2. Informal Cafe

Adalah industri jasa pelayanan makanan dan minuman yang dikelola

secara profesional dengan lebih mengutamakan kecepatan pelayanan,

kepraktisan, dan percepatan frekuensi yang silih berganti pelanggan.

Ciri-ciri cafe informal:

a) Harga makanan dan minuman relatif murah. Penerimaan pelanggan tanpa

sistem pemesanan tempat.

b) Pelanggan tidak terikat oleh pakaian formal.

c) Sistem penyajian makanan dan minuman yaitu american service/ready

plate bahkan self service.

Page 42: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

d) Tidak menyediakan musik hidup.

e) Penataan meja dan bangku cukup rapat.

f) Daftar menu oleh pramusaji tidak dipresentasikan kepada tamu atau

pelanggan namun dipampang di konter / langsung disetiap meja makan

untuk mempercepat proses pelayanan.

g) Menu yang disediakan terbatas dan membatasi pada menu yang relatif

cepat selasai dimasak.

h) Jumlah tenaga service relatif sedikit dengan standart kebutuhan, satu orang

pramu saji melayani 12-16 orang pelanggan.

3. Specialities Cafe

Adalah industri jasa pelayanan makanan dan minuman yang dikelola

secara komersial dan profesional dengan menyediakan makanan khas dan

diikuti dengan sistem penyajian yang khas dari suatu daerah tertentu.

Ciri-ciri specialities cafe:

a) Menyediakan sistem pemesanan tempat.

b) Menyediakan menu khas suatu daerah tertentu, populer, dan disenangi

pelanggan secara umum.

c) Sistem penyajian sesuai dengan budaya daerah asal dan dimodifikasi

dengan budaya international.

d) Hanya menyediakan makan siang dan makan malam.

e) Menu dipresentasikan pelayan kepada pelanggan.

f) Biasanya menghadirkan musik atau hiburan khas negara asal.

g) Harga diantara formal dan informal restaurant.

Page 43: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

h) Jumalah tenaga service sedang, dengan Standard kebutuhan satu pramu

saji untuk melayani 8-12 pelanggan.

i) Contoh : Italy food restauran, japenese food restaurant, indonesian food

restaurant, dll. (Soekresno, 2001 :17)

h. Tata Ruang

Tata ruang cafe sebaiknya memiliki fasilitas ruang yang memadai agar

dapat memberikan dukungan pegelola maupun pengunjung dalam melakukan

aktivitas atau siklus kegiatan operasional mulai dari penerimaan sampai

penyajian.

a. Komponen Utama Cafe

Cafe (dining) Area.

Kitchen Area.

Bar Area.

Steward Area.

Store Room.

Garbage Area.

Toilet

Area Ibadah

b. Persyaratan Ruang Cafe

1. Ruang Depan (Front Area )

Adalah ruang – ruang yang mempunyai fungsi dan kegunaan yang

diperuntukan bagi pelanggan restoran sebagai daerah pelayanan, seperti

Page 44: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

area makan (cafe), bar, cocktail, loungue, ruang parkir, tempat ibadah,

dll.

Persaratan ruang cafe meliputi:

Luas area memenui standar.

Penyekat ruang antara cafe dan dapur tahan api.

Tersedianya pintu dan tangga darurat.

Terpasang alat deteksi kebakaran.

Pintu masuk pelanggan terpisah dengan pintu masuk pegawai.

Cukup penerangan

Sirkulasi udara memadai

Bersih, rapi dan memenuhi syarat kesehatan

Lay out ruangan mudah dirubah

Mudah dalam perawatan

2. Ruang Belakang (Back Area )

Adalah ruang yang mempunyai fungsi dan kegunaan sebagai area

penyimpanan, pengolahan produk makanan dan minuman yang mana

sebagai aktivitas kerja bagi karyawan cafe dan sebagai daaerah terlarang

bagi para pelanggan masuk di dalamnya seperti dapur, gudang, tempat

penumpukan sampah,steward area, dll.

Persyaratan back area meliputi:

Cukup penerangan

Gudang penyimpanan bahan makanan terpisah sesuai dengan

jenisnya.

Page 45: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Lantai tidak licin dan dibuatkan selokan-selokan saluran

pembuangan air yang memadai dan lancar.

Terpasangnya alat penghisap dan saluran pembuangan asap dapur.

Saluran air bersih cukup lancar dan mecukupi.

Dan lain-lain seperti yang terdapat pada persyaratan cafe.

i. Bar

Ruang bar yang terdiri dari bar counter, bar stool dan kursi serta meja

(dining area bar). Perlengkapan yang diperlukan pada bar counter, yaitu :

a) Rak display untuk memajang minuman

b) Drawer atau kabinet untuk menyimpan minuman, barang-barang groceries

dan lain-lain setelah bar ditutup

c) Rak tempat menyimpan gelas-gelas

d) Refigator untuk mendinginkan minuman

e) Station atau meja kerja bartender

f) Alat-alat bar yang diperlukan

g) Stool bar

h) Meja dan kursi untuk tamu yang dilayani oleh waiter/ waitress

j. Menu

Pada umumnya mempunyai tiga macam pengertian, yaitu:

Menu sebagai daftar makanan.

Sebagai makanan yang disajikan.

Page 46: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Menu dapat berarti sebagai hidangan yang disajikan pada waktu tertentu,

misalnya makan pagi, makan siang, makan malam.

a. Unsur Pembentuk Ruang

Dalam setiap pembahasan desain interior tidak lepas dari pengertian

tentang ruang. Adapun yang dimaksud ruang adalah:

”Suatu wadah dari objek-objek yang adanya dirasakan secara subjektf dapat

dibatasi oleh elemen-elemen buatan sepeti garis, bidang, dan lain-lain maupun

elemen alam” ( Pamudji Suptandar, 1982: 34 )

Yang termasuk unsur pembentuk ruang antara lain adalah:

1. Lantai

Lantai merupakan bagian bangunan yang penting, yang berhubungan

langsung dengan beban, baik beban mati maupun beban hidup atau bergerak..

Lantai harus kuat mendukung beban-beban yang datang dari benda perabot,

manusia yang ada didalam ruang dan sebagainya. Sehingga lantai dituntut selalu

kuat memikul beban, kaku, dan tidak bergetar. Contoh bahan lantai seperti: kayu,

batu alam atau buatan, logam, beton dan sebagainya. Dalam merencanakan lantai

ruang pada Solo Magic Cafe perlu diperhatikan beberapa hal antara lain yaitu :

a. Fungsi Lantai

Lantai berfungsi sebagai bidang dasar yang digunakan untuk aktifitas

manusia dalam melakukan kegiatan diatasnya dan sebagai alas dari suatu ruang.

b. Sifat Lantai

Lantai dapat membentuk sifat tertentu sesuai dengan fungsinya. Dimana

lantai dapat membentuk sifat/ daerah dalam ruang, yaitu dengan membuat

Page 47: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

penaikan atau penurunan dari sebagian lantai. Lantai dapat bersifat permanen

maupun semi permanen.

c. Karakter Lantai

Lantai dapat menentukan karakter ruang, yaitu dengan menggunakan

bentuk-bentuk pemilihan bahan, pola maupun warna yang tepat atau sesuai

dengan suasana ruang yang ingin dicapai, sehingga karakter lantai dapat dicapai,

karakter berat, ringan, luas, sempit, dan sebagainya.

d. Konstruksi Lantai

Konstruksi lantai perlu diperhatikan bagaimana bahan lantai dipasang.

Bagaimana menempel pada dasaran lantai sehingga tidak menimbulkan

kelembaban atau menimbulkan panas yang berlebihan,dan sebagainya.

e. Macam Letak Lantai

• Basement

Untuk menghindari pecahan akibat lantai melengkung, maka digunakan

tulangan tegak lurus arah pecah. Sisi bawah tulangan lebih sedikit dari

pada atas.

• Ground Floor

Jika lantai langsung di atas tanah, maka timbul kemungkinan lantai akan

bergelombang. Untuk menghindari hal tersebut, maka di bawah lantai

diberikan pengerasan. Biasanya digunakan pasir untuk meratakan gaya

yang tidak sama.

Page 48: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

• Upper Floor

Untuk lantai ini yang bagian tanah diberi tulangan. Beban lantai di atasnya

disalurkan melalui beban pokok. Semua beban lantai disalurkan melalui

kolom-kolom dan diteruskan pada struktur bahannya.

2. Dinding

Dinding adalah bidang datar yang vertikal yang membentuk ruang-ruang

di dalam bangunan, sebagai suatu unsur desain bidang dinding dapat bersatu

dengan lantai dan langit-langit. Jadi dinding sebagai penghubung yang

mempersatukan langit-langit dan lantai sehingga membentuk sebuah ruang.

Sebagai pembatas ruang, dinding dilihat dari segi fisika bangunan

memiliki beberapa fungsi atau kombinasi sebagai berikut:

a) Sebagai pemikul beban di atasnya.

b) Sebagai penutup atau pembatas ruangan baik visual maupun akustik.

c) Menghadapi alam luar dan ruangan dalam :

• Radiasi cahaya dan sinar kalor dari matahari.

• Radiasi sumber-sumber kalor dari dalam.

• Isolasi atau penghalang kalor yang datang dari luar

• Pemeliharaan suhu yang diminta dalam ruangan

• Perlindungan terhadap hempasan hujan dan kelembapan dari luar.

• Pengatur ventilasi di dalam ruangan.

Page 49: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

3. Langit-langit (ceiling)

Langit-langit merupakan penutup bagian atas, disamping sebagai

pembentuk ruang, juga mempunyai karakter tersendiri yang membeikan kesan

ruang, dan mempengaruhi psikis pengguna ruang.

Ditinjau dari fungsinya, langit-langit atau ceiling memiliki berbagai fungsi

yang tidak kalah pentingnya dengan unsur pembentuk ruang lainnya seperti lantai

dan dinding.

Menurut pengertian Pamudji Suptandar, fungsi dari ceiling disebutkan

sebagai berikut.

Ceilng berfungsi sebagai peredam suara/akustik, dengan ditunjang oleh

lantai dan dinding. Misalnya pada teather, dengan pemasangan bidang-

bidang gema dapat meningkatkan pemantulan yang secara langsung.

Ceiling merupakan ruang atau rongga untuk pelindung berbagi instalasi,

ducting AC, kabel listrik, gantungan armature, loundspeaker, dan lain-lain.

(Pamudji Suptandar, 1982: 59)

b. Organisasi Ruang

1) Terpusat

Organisasi yang bersifat stabil. Merupakan komposisi

terpusat yang terdiri dari sejumlah ruang-ruang sekunder

yang dikelompokkan mengelilingi sebuah ruang pusat yang

besar dan dominan.

Page 50: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

2) Linier

Organisasi linier biasanya terdiri dari ruang-ruang yang

berulang mirip dalam hal ukuran, bentuk dan fungsi. Dapat

juga terdiri dari ruang-ruang linier yang diorganisisr menurut

panjangnya sederetan ruang-ruang yang berbeda ukuran,

bentuk dan fungsi.

3) Radial

Organisasi radial memadukan unsur-unsur organisasi

terpusat maupun linier. Organisasi ini terdiri dari ruang pusat

yang dominan di mana sejumlah organisasi-organisasi linier

berkembang seperti bentuk jari-jarinya. Sedangkan suatu

organisasi terpusat adalah sebuah bentuk yang introvet yang

memusatkan pandangannya ke dalam ruang pusatnya. Jadi,

organisasi radial adalah sebuah bentuk yang ekstrovet yang

mengembang keluar lingkupnya. Dengan lengan-lengan

liniernya, bentuk ini dapat meluas dan menggabungkan

dirinya pada unsur-unsur tertentu atau benda-benda lapangan

lainnya.

4) Cluster/Mengelompok

Organisasi cluster menggunakan pertimbangan

penempatan peletakan sebagai dasar untuk menghubungkan

Page 51: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

suatu ruang terhadap ruang lainnya. Seringkali

penghubungnya berupa sel-sel ruang yang berulang dan

memiliki fungsi-fungsi serupa dan memiliki persamaan

sifat visual seperti halnya bentuk dan orientasi.

5) Grid

Organisasi grid dalam arsitektur paling sering

terbentuk oleh sistem struktur rangka yang terdiri dari

tiang-tiang dan balok-balok di dalam kawasan grid ini,

ruang-ruang dapat terbentuk sebagai kejadian-kejadian

terpisah atau sebagai pengulangan modul grid. Tanpa

melihat disposisinya dalam kawasan, jika ruang-ruang ini

dipandang sebagai bentuk-bentuk positif akan menciptakan

sel kedua berupa ruang-ruang negatif.

(Pamudji Suptandar, 1999: 112)

c. Hubungan Antar Ruang

1) Ruang di dalam ruang

Sebuah bangunan yang luas dapat melingkupi dan

memuat sebuah ruangan lain yang lebih kecil di dalamnya.

Kontitunitas visual dan ruang di antara kedua ruang

tersebut dengan mudah mampu dipenuhi tetapi hubungan

dengan ruang luar dari ruang yang dimuat tergantung

kepada ruang penutupnya yang lebih besar.

Page 52: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

2) Ruang-ruang yang saling berkaitan

Suatu hubungan ruang yang saling berkaitan terdiri

dari 2 buah ruang yang kawasannya membentuk volume

berkaitan seperti, masaing-masing ruang mempertahankan

identitasnya dan batasan sebagai ruang. Tetapi, hasil

konfigurasi kedua ruang yang saling berkaitan akan

tergantung pada beberapa penafsiran.

3) Ruang-ruang yang bersebelahan

Bersebelahan adalah jenis hubungan ruang yang

paling umum. Hal tersebut memungkinkan definisi dan

respon masing-masing ruang menjadi jelas terhadap fungsi

dan persyaratan simbolis menurut cara masing-masing

simbolisnya.

4) Ruang-ruang yang dihubungkan oleh ruang bersama

Dua buah ruang yang terbagi oleh jarak dapat

dihubungkan atau dikaitkan satu sama lain oleh ruang

ketiga yaitu ruang pertama. Hubungan akan kedua ruang

tersebut menempati satu ruang bersama-sama.

d. Lay-out Furniture

Perencanaan cafe ditentukan oleh lay out atau tata letak furniture, dalam

hal ini penataan meja kursi makan. Dalam pengaturannya berhubungan dengan

sirkulasi kegiaan dalam ruang, dan tergantung pada sifat pelayanannya. Hal ini

ditegaskan oleh Pamudji Suptandar bahwa:

Page 53: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Desain yang baik tergantung pada perancanaan sistim pengaturan

perlengkapan yang secara seksama, proses dapat dijalankan tanpa sedikit

gangguan, mengurangi sirkulasi silang, layanan terpendek dan perpaduan kegiatan

se-erat mungkin, dan penyusunan furniture dalam suatu ruang akan menimbulkan

berbagai aspek yang berhubungan dengan aktifitas, fungsi maupun segi-segi

visual. Semua ini harus diperhatikan dalam kaitannya antara aspek yang satu

dengan aspek yang lain yang semuanya ditujukan untuk kebutuhan dan

kenyamanan ruang gerak manusia. (J. Pamuji Suptandar, 1982: 53, 88)

e. Sistem Interior

Untuk menciptakan ruang yang diinginkan, maka diperlukan unsur-unsur

sistem. Sebuah teori mengatakan bahwa interior sistem adalah “tata cahaya, tata

hawa, dan tata suara yang masing-masing bertujauan untuk mencapai kenikmatan

bagi para pemakai ruang.

a) Pencahayaan

Cahaya memiliki fungsi yang sangat vital karena menjadi syarat

dalam penglihatan manusia. Meski demikian, cahaya berlebihan akan

memberi dampak kesilauan, sehingga untuk mencapai kesesuaian harus

berdasarkan kebutuhan yang dituntut untuk mendapatkan efektivitas dan

efisien tinggi.

Sebagai tujuan adanya sumber cahaya didalam ruang, dijelaskan

sebagai berikut.

Page 54: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Cahaya memungkinkan penghuni bergerak dan berjalan secara mudah

dan aman.

Cahaya menciptakan lingkungan yang memungkinkan penghuni

melihat detail-detail dari tugas dan kegiatan visual secara mudah dan

tepat

Cahaya menciptakan lingkungan visual yang nyaman dan berpengaruh

baik terhadap prestasi.

(Kusudiajo Hadinoto , 1978: 37)

Ada 2 jenis pencahayaan, yaitu pencahayaan alami dan buatan.

Untuk pencahayaan alami, diperoleh langsung dari sinar matahari dengan

memberi lubang cahaya atau dengan cara dipantulkan pada bidang

sekitarnya. Untuk pencahayaan buatan, yaitu pencahayaan dengan

memanfaatkan energi listrik melalui media lampu sebagai sumber

penerangan

(Kusudiajo Hadinoto , 1978: 39)

Berdasarkan sumbernya, adapun jenis pencahayaan yaitu:

a) Pencahayaan Alam (Natural lighting)

Yang dimaksud penerangan alami disini adalah pencahayaan

yang berasal dari alam seperti, sinar matahari, sinar bulan, sinar api

dan sumber lain dari alam (fosfor, dan sebagainya). Namun pada

Page 55: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

umumnya sumber cahaya alami yang biasa digunakan dalam

pencahayaan ruang adalah sinar matahari.

b) Pencahayaan buatan (Artificial lighting) Yang dimaksud dengan

pencahayaan buatan ialah penerangan yang berasal dari cahaya

buatan manusia, seperti cahaya lampu

(Kusudiajo Hadinoto , 1978:40)

b) Penghawaan

Penghawaan mempunyai peran penting dalam kebutuhan udara yang

optimal dalam ruangan kelembapan ruang. Seperti dijelaskan bahwa ”penanganan

sistem ventilasi harus memperhatikan faktor-faktor kelembapan agar memenui

unsur kenamanan dalam ruang”.( Kusudiajo Hadinoto , 1978:48)

1. Penghawaan alami

Yaitu penghawaan yang bersumber dari alam. Dalam buku pasal –pasal

pengantar fisika bangunan, dikatakan bahwa bila harus menggunakan sistem

penghawaan alami didalam suatu ruangan maka harus diperhatikan ventilasi

silang yang merupaka ventilasi horisotal yang terbuka dari dua arah yang

berhadapan. Utuk itu perlu direcanakan secara cermat dan baik agar penghawaan

alami yang dipergunakan itu sesuai dengan kebutuhan.( Kusudiajo Hadinoto ,

1978:49)

2. Penghawaan alami dengan ventilasi

Yang dimaksud dengan ventilasi adalah suatu usaha pembaharuan udara

daam suatu bangunan atau ruang dengan jalan memasukan sejumlah udara segar

Page 56: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

/bersih dari luar untuk menggantikan udara yang kotor didalam ruang dengan

menggatikan faktor-faktor kelembapan agar dapat memenui unsur kenyamanan

bagi si pemakai. (Kusudiajo Hadinoto , 1978:52).

3. Penghawaan buatan dengan ventilasi buatan

Pengertian dari ventilasi buatan yaitu”peghawaan yang diperoleh secara

buatan atau mengalami proses mekaisme.(Pamuji suptandar, 1982:83)

Vetilasi buatan ini terdiri dari dua macam, seperti dijelaskan oleh Pramuji

Suptandar dibawah ini

Mekanisme yaitu Exhoust, dari kipas angin. Dengan sistem penggerak

udara dengan tidak mengurangi kelembapan udara alam.

A.C. yaitu sistem mekanisme memasukkan udara segar dengan temperatur

maupun kelembapan tertentu. A.C dipakai apabila ventilasi alam tidak

memenui persyaratan.

c) Akustik

Pengertian akustik disebutkan dalam ensiklopedi indonesia adalah sebagai

berikut ”cabang ilmu fisika yang mempelajari atau berhubungan dengan produksi,

perambatan, penerimaan dan penggunaan bunyi. Kata akustik berasal dari bahasa

yunani akuostikos yang berarti yang berhubungan dengan pendengaran ”.

(Zainoel Ihksan, 1980: 138)

Dijelaskan oleh freed lauwsen didalam cafe seperti ruang masak dan ruang cuci

haruslah tertutup atau terpisah dari padangan. Diformulasikan dengan suara dan

cahaya yang baik ”( Freed lauwsen, 1979:171)

Page 57: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

f. Warna

Intensitas cahaya yang terpantul akan melengkapi dasar penglihatan serta

mempengarui kesan tentang gelap terang, sehingga kita dapat membedakan obyek

penglihatan dan merasakan pengaruh warna.

Penggunaan warna dalam interior dapat membedakan bagian obyek,

memperkuat perhatian atau mengurangi kelelahan mata. Sehingga dapat

dikatakan bahwa paduan dan pemilihan warna tergantung dengan tujuan

ruang, misalnya untuk rumah sakit, restoran, hotel, dll. ”warna

sesungguhnya merupakan seberkas cahaya yang dipantulkan sebuah benda

kemata kita, warna apabila digabungkan dengan penerangan akan

merupakan persekutuan yang kuat dalam pendekorasian” (Fajar Sidik,

1992:170)

1. Pengertian warna

Warna bisanya dikaitkan dengan kenikmatan mata, pada kenyataanya

kebutuhan manusia akan manfaat warna sangatlah besar. Ini dikarenakan

masing –masing warna mempunyai karakter tersendiri yang sanggup

mempengaruhi rasa atau selera, kesan, ingatan, dan keinginan-keinginan.

Dalam ”Desain Elementer” disebutkan bahwa warna menurut ilmu fisika

adala kesan yang ditimbukan oleh cahaya pada meta menusia. ( Fajar Sidik,

1992:181)

Page 58: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

2. Fungsi warna

Fungsi warna mengandung sesuatu yang sifatnya megarahkan, memberikan

perintah, peringatan dengan tanda-tanda warna terntu.

Fungsi warna disebutkan dalam ” Desain Warna Susunan Dan Fungsi

”adalah, ”warna dengan fungsi praktis yaitu instruksi terarah dan pelayanan

pada umumnya. Warna sebagai fugsi artistik yaitu ungkapan pribadi

seniman. Warna sebagai fungsi simbolik yaitu alam magis, adat, agama,

dam meta fisis”( Fajar Sidik, 1992:154)

3. Sifat khusus warna

Dari masimg –masing warna, mempunyai sifat yang dijelaskan oleh Coader

Willcox daam Pinting And Decoration adalah sebagai berikut.

Warna panas : yaitu kuning, orange, kuning orange, merah, merah violet.

Wara dingin :yaitu violet, vilet biru, biru, hijau, hijau kuning.

Wara ringan :yaitu hitam, merah violet, vilet, violet biru, hijau.

Warna jauh :yaitu violet, violet biru, hijau, putih.

(Fajar Sidik, 1992:194)

4. Pengaruh Psikoogis Warna

Secara psikologis warna memiiki pengaruh terhadap perasaan manusia.

Seperti dijelaskan dalam The Use Colour In Iterior adalah.

Warna biru

Pada umuya dinamakan warna menjauh sebab mereka seakan mejauh dari

pengamat, dapat mengurangi sifat, ddapat dirangsang. Dan oleh sebab itu

membantu seserang berkosentrasi. Warna biru bersifat baik, dingin dan

Page 59: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

terang, akan tetapi tidak dapat dipandang secara pandang lalu, karena

terlalu banyak warna biru akan mengakibatkan sifat melankolis.

Warna Hijau

Memberikan pengaruh menyejukkan serta dapat mengurangi ketegangan

hidup. Apabila diokmbinasikan dengan warna dingin menimbukan

kesegaran, dan apabila dikombinasikan dengan warna panas akan lebih

menarik.

Warna kuing

Adalah warana yang merangsang dan menarik perhatian, kuning adah

warna yang paling bercahaya. Hari-hari akan membosankan apabila tanpa

kehadiran warna kuning dari sinar mata hari.

Warna merah

Menyenangkan dan merangsang otak. Warna merah ini sering dinamakan

warna mendekat, karena meraka sering mendekati sang pengamat. Selain

itu warna merah menimbulkan sifat agresif dan memberi kesan

kemewahan dan kebahagiaan.

Warna abu-abu.

Apat memberika efek dingin seperti warna coklat. Apabila diguakan

sendiri akan menimbulkan depresi. Dalam penggunaan sebaiknya

dikombinasikan dengan warna hidup.

Warna orange

Memiliki efek merangsang dan biasanya digunakan dalam jumlah yang

sedikit. Dapat menimbulkan rasa sakit dan kejenuhan.

Page 60: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Warna coklat

Warna ini akan memberikan pengaruh segar, tenang dan hangat. Tetapi

dalam pemakainya harus dikombinasikan dengan warna orange, kuning

atau warna emas.

Warna putih

Warna ini dapat mematikan semangat jika tidak dikominasikan dengan

warna emas.

Warna hitam

Cenderung memberi pengaruh seperti menekan apabila digunakan dengan

warna lain akan berfungsi menunjang intensitas warna tersebut.

(Fajar Sidik, 1992:180)

3. Studi Proses Produksi

Terkait dengan desain untuk pelengkap interior Solo Magic Cafe, secara

teknik menggunakan teknik hand print(printing). Proses hand print menurut

perancang adalah media yang tepat untuk memvisualisasikan karya karena teknik

hand print yang nampaknya hanya merupakan penimbulan gambar atau tulisan

dapat memberi efek gambar menjadi lebih hidup dan lebih detail. Selain itu teknik

hand print terkesan modern juga teknik hand print digunakan karena dapat

menjangkau desain yang rumit.

Page 61: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Proses hand print atau printing :

Proses ini bertujuan untuk memperindah kain dan meningkatkan nilai jual

terhadap kain. Kain yang digunakan bisa berupa kain putih atau kain berwarna.

Kain yang berwarna diperoleh dari hasil pencelupan warna kain putih.

1. Proses pencelupan ada 2 yaitu :

a. Pencelupan dengan mesin jigger

Yaitu pencelupan dengan diputar bergantian terus menerus dari rol yang

satu ke rol yang lain dengan dilewatkan pada larutan zat warna dengan

suhu ± 60º C

Bahan yang digunakan :

Resep Dyestaff x gr/lt, zat reaktif dengan warna yang diinginkan.

Soda ash 10 gr/lt, untuk menghambat penyerapan zat warna

sehingga warna lebih merata

Garam 30 gr/lt

Air y gr/lt

Cara kerja pencelupan warna dengan mesin jigger :

a. Kain putih digulung dan dibasahi dalam roll

b. Bak diberi dyestaff dengan jumlah sesuia yang diinginkan dan

dilarutkan dalam air suhu ± 110º C

c. Mesin dijalankan 2x putaran sehingga seluruh permukaan kain

tercelup zat warna

d. Bak diberi garam dan dilarutkan, kain diputar lagi 2x putaran

Page 62: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

e. Kemudian bak diberi soda ash dan kain diputar 4x putaran

f. Setelah selesai air dibuang dan diganti air untuk mencuci.

g. Pencucian dimulai dari air dingin, air panas, air panas + sabun

(echawet), air panas dan air dingin.

h. Kain dikeringkan dengan curing

i. Kain distenser

j. Kain warna siap diprinting

Gambar 6

Mesin Jigger

(Dokumentasi Pribadi)

b. Pencelupan dengan proses pedding (CPB)

Yaitu pencelupan dengan metode pada roll untuk warna reaktif pada suhu

kamar.

Resep yang digunakan adalah sebagai berikut :

Resep Dyestaff (zat warna reaktif)

Page 63: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Soda kue

Solopol

Air

Water glass

Coustik

Cara kerja proses pedding :

a. Soda kue, solopol dan air dengan perbandingan tertentu dilarutkan,

kemudian water glass, coustik dan air dengan perbandingan tertentu juga

dilarutkan.

b. Kedua bahan tersebut dicampur pada bak pencelupan mesin pedder.

c. Kain putih dimasukkan dalam bak celup melewati pedder.

d. Kain digulung pada batching roll, kemudian diputar secara terus menerus

selama 8 jam

e. Kemudian kain dicuci mulai dari air dingin, panas, panas + sabun echowet,

panas dan terakhir dengan air dingin.

f. Dikeringkan dengan curing kemudian distenter

Page 64: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Gambar 7

Mesin Pencelupan

(Dokumentasi Pribadi)

2. Proses Printing

Alat yang digunakan antara lain :

Meja digunakan untuk menempatkan kain

Plangkan yaitu kertas screen yang sudah dibuat motif tertentu

Rakel yaitu alat yang digunakan sebagai kuas dalam handprint

Bahan pembantu antara lain :

a. Lem berfungsi untuk merekatkan kain dalam meja

b. Pati atau bedak ditaburkan pada pinggiran kain agar plangkan tidak

rekat

Page 65: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

c. Proses Printing

a. Pembuatan desain menggunakan Software An-Series

b. Selanjutnya proses pecah warna secara otomatis dengan Software An-

Series, lalu desain di print hitam putih (negatif) menggunakan plastik

transparan dengan ukuran A3.

c. Setelah itu membuat layout yang bertujuan untuk mengontrol gambar

negatif yang tidak tepat dan cek sanggit. Cek sanggit bertujuan untuk

menggabungkan gambar menjadi satu lembar sesuai dengan ukuran

plangkan.

Gambar 8

Lay out

(Dokumentasi Pribadi)

d. Proses Afdruk

Plangkan diletakkan diatas gambar negatif, kemudian plangkan

ditekan dan dilakukan penyinaran ± 5 menit.

Page 66: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Warna hitam pada gambar akan menjadi putih di plangkan.

Setelah itu plangkan dibersihkan dan dikeringkan

Setelah plangkan kering, dilakukan pengecekan dengan memberi lak

merah pada plangkan yang berlubang. Hal ini bertujuan agar tidak

ada lubang di plangkan pada saat proses produksi.

Gambar 9

Proses afdruk

(Dokumentasi Pribadi)

Page 67: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Gambar 10

Plangkan yang sudah jadi

(Dokumentasi Pribadi)

Gambar 11

Pemberian lak merah

(Dokumentasi Pribadi)

Page 68: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

e. Proses penyablonan

Kain dibentangkan diatas meja dan diratakan agar tidak melipat.

Setelah itu, plangkan yang sudah jadi diletakkan diatas kain pada

posisi paling ujung.

Lalu warna (reaktif) diletakkan pada pinggitan plangkan bagian

dalan kemudian ditekan agar plangkan betul-betul rata pada kain.

Warna dari pinggiran plangkan bagian kiri digeser ke plangkan

bagian kanan, kemudian plangkan dipindah kesamping melompati

satu plangkan agar warna yang masih basah tidak tertindih oleh

pinggiran plangkan.

Proses dilakukan hingga warna tercetak

Setelah itu, kain diangkat dari atas meja menggunakan bambu dan di

keringkan

Page 69: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Gambar 12 dan 13

Proses penyablonan

(Dokumentasi Pribadi)

f. Kontroler

Yaitu meneliti kain yang selesai disablon. Hal yang diteliti antara lain :

a. Warna printing sablon

b. Keadaan kain (robek)

c. Sambungan kain

g. Steamer

Yaitu proses pemberian uap panas pada kain, tujuan dari steamer antara

lain:

a. Mematikan warna

b. Agar kain tidak mudah luntur

Page 70: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Cara kerja proses steamer :

a. Kain dipasang memutar pada alat/ tempat kain, kemudian bagian atas

ditutup kain.

b. Kain kemudian dimasukkan ke dalam mesin steamer dan ditutup.

c. Lalu uap panas dibuka ± 10 bar selama 7-10 menit.

d. Terakhir, mesin steamer dibuka, kain dikeluarkan dan dilepas dari

penjepit.

Gambar 14

Mesin Steamer

(Dokumentasi Pribadi)

h. Washing

Yaitu pencucian kain setelah proses steamer yang bertujuan untuk

membersihkan sisa obat dari proses printing dan kotoran lainnya. Alat yang

digunakan adalah mesin washing.

Page 71: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Proses pencucian kain :

Kain dimasukkan pada bak I (air dingin)

Kain dimasukkan pada bak II (air panas)

Kain dimasukkan pada bak III (air panas dengan sabun)

Kain dimasukkan pada bak IV (air panas)

Kain dimasukkan pada bak V (aip dengin)

i. Pengeringan dan finishing

Kain yang telah dicuci dikeringkan menggunakan curing hingga lembab,

kemudian baru difinishing. Alat yang digunakan adalah curing. Obat yang

digunakan untuk proses finishing antara lain :

a. Silikon

Untuk memperhalus jenis kain katun.

b. Dekasof

Untuk memperhalus jenis kain rayon.

c. Bersalon

Untuk mempertebal kain.

Page 72: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Gambar 15

Proses Finishing

(Dokumentasi Pribadi)

D. Gagasan Awal Perancangan

Dalam perancangan ini penulis akan menerapkan desain dengan konsep

optic art, dalam hal ini berdaya guna sebagai tekstil pelengkap interior Solo

Magic Café. Dengan visual bentuk ilusi magic tetapi terkonsep, menyertakan

pesan yang ingin di sampaikan ke masyarakat. Didukung dengan teknik

penggarapan teknik printing melalui media berbahan katun dan santung.

Page 73: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

BAB III

PROSES PERANCANGAN

A. Bagan Pemecahan Masalah

Magic

Ilusi Mata

Solo Magic Cafe

Bentuk, warna

Aspek Fungsi

Pelengkap

Interior

Aspek Teknik

Printing

Aspek Estetis

Visualisasi karakter

ilusi magic

Konsep Desain

Aspek Bahan

Kain katun

Kain Santung

Visualisasi

Page 74: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

B. Konsep Desain

Perancangan sebuah karya ada beberapa hal yang harus diperhatikan, salah

satunya konsep desain. Konsep desain harus benar-benar matang agar karya yang

dihasilkan dapat maksimal dan tujuan dari perancangan dapat tercapai. Konsep

yang diangkat adalah “perancangan tekstil pelengkap interior Solo Magic Café”

yang dikemas dengan memakai konsep optic art dengan bentuk desain ilusi mata

dengan gaya eklektik. Gaya eklektik terbentuk karena kejenuhan terhadap pola

klasik, juga disebabkan semakin banyak pilihan untuk digabungkan atau diulang

tetapi dalam pola, konsep dan bentuk baru. Desain yang akan dibuat yaitu

perpaduan unsur atau gaya kedalam bentuk sendiri. Artinya pemilihan unsur atau

bentuk yang terbaik dari yang sudah ada sebelumnya kemudian digabung atau

ditambah dengan unsur dan bentuk-bentuk baru. Desain yang akan dibuat dalam

perancangan ini, mengarah pada bentuk dinamik yaitu bentuk desain dimana mata

terus menerus menjelajahi satu bagian ke bagian lain. Dipilih bentuk dinamis

karena secara visual tidak terlihat monoton dan bentuk terlihat bergerak. Teknik

yang digunakan untuk memvisualisasikan desain dalam perancangan tekstil ini

adalah teknik hand print atau printing. Konsep desain meliputi beberapa aspek

antara lain:

a. Aspek Estetis

Elemen dalam desain salah satunya nilai estetis yang meliputi warna,

bentuk, komposisi. Dalam karya ini penulis mengangkat tentang perancangan

Page 75: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

tekstil pelengkap interior Solo Magic Café dengan visual perpaduan dan

pengulangan bentuk sehingga tercipta desain ilusi mata yang imajinatif serta

paduan hitam dan putih yang merupakan penggambaran karakter magic, hanya

saja diperlukan pemikiran yang matang agar hasilnya tidak sama dengan desain

yang sudah ada agar pesan tersebut dapat tersampaikan.

b. Aspek Bahan dan Teknik

Bahan merupakan komponen yang sangat berpengaruh sesuai dalam

fungsi produk. Agar tercapai bentuk visual yang diinginkan dan dapat mendukung

aspek estetis, dibutuhkan bahan dan teknik yang tepat dan sesuai dengan

perancangan tekstil. Bahan utama yang digunakan adalah kain katun primisima

dan kain santung, dengan pertimbangan kain katun primisima merupakan jenis

kain katun yang baik dan lembut, sedangkan kain santung lebih ringan dan

memberi kesan jatuh.

Teknik yang digunakan untuk mewujudkan bentuk visual adalah teknik

hand print atau printing karena dengan teknik printing dapat menjangkau detail –

detail yang rumit. Teknik tersebut dipilih dengan pertimbangan untuk menghemat

waktu dan biaya produksi karena adanya perubahan waktu dalam pemasangan

pelengkap interior pada Solo Magic Café.

c. Aspek Fungsi

Arahan fungsi perancangan produk sebagai tekstil pelengkap interior Solo

Magic Café juga sebagai sarana komunikasi kepada orang lain dalam bentuk

unsur dekoratif melalui tekstil yang diwujudkan dalam bentuk dekorasi atau

Page 76: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

pelengkap interior Solo Magic Cafe. Karena dalam perkembangannya sekarang,

Café bukan sekedar tempat untuk makan dan minum melainkan sudah menjadi

bagian dari gaya hidup masyarakat yang ingin menghabiskan waktu untuk sekedar

bersantai di Cafe. Dan yang tidak kalah penting, kini banyak Cafe yang memiliki

kekuatan untuk merepresentasikan berbagai macam identitas dan idiologi tertentu,

fakta itulah yang membuat Café banyak diminati orang. Solo Magic Café

menginginkan tampil berbeda dengan yang lain sebagai Café Magic yang akan

memulai pencarian jati diri agar eksistensi diakui oleh lingkungan sekitar.

C. Kriteria Desain

Perancangan ini difokuskan pada desain motif tekstil dari karakter magic.

Perancangan produk ini lebih mengarah ke desain yang kreatif dan inovatif

sehingga akan menghasilkan motif yang unik. Penerapan produk Dalam

perancangan ini lebih mengarah kepada tekstil pelengkap interior , karena untuk

melengkapi interior sebuah café yaitu Solo Magic Café. Produk yang diciptakan

yaitu backdrop café dan tirai. Dengan pertimbangan proses perancangan yang

matang, diharapkan produk ini bisa diterima di masyarakat dan menjadi alternatif

pilihan dalam membuat suatu tekstil pelengkap interior sebuah cafe, tidak hanya

untuk saat ini tapi untuk saat-saat yang akan datang.

Page 77: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

D. Pemecahan Desain

1. Bentuk Visual

Visualisasi desain difokuskan pada motif dinamis. Desain yang akan

dibuat dalam perancangan ini, mengarah pada bentuk dinamis yaitu bentuk desain

dimana mata terus menerus menjelajahi satu bagian ke bagian lain. Dipilih bentuk

dinamis karena secara visual tidak terlihat monoton , bentuk terlihat bergerak dan

dapat mempengaruhi selera visual sebaai unsur dekoratif bagian dari elemen

pemikat perhatian. Sehingga perancangan ini diarahkan pada sarana komunikasi

kepada orang lain, dapat memberi pengaruh visual dari bentuk motif dinamis.

Penggambaran motif secara visual bentuk perancangan tekstil yang akan dibuat

adalah perpaduan dan pengulangan desain geometris dan non geometris yang

imajinatif, maksudnya paduan dan pengulangan desain geometris dan non

geometris yang diciptakan cenderung kepada desain ilusi mata dengan pemikiran

– pemikirannya, agar berbeda dengan desain yang sudah ada dengan berdasarkan

tema.

2. Penjelasan Teknik

Teknik yang digunakan dalam perancangan ini adalah teknik printing.

Proses hand print atau printing :

Proses ini bertujuan untuk memperindah kain dan meningkatkan nilai jual

terhadap kain. Kain yang digunakan bisa berupa kain putih atau kain berwarna.

1. Proses Printing

Page 78: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Alat yang digunakan antara lain :

Meja digunakan untuk menempatkan kain

Plangkan yaitu kertas screen yang sudah dibuat motif tertentu

Rakel yaitu alat yang digunakan sebagai kuas dalam handprint

Bahan pembantu antara lain :

a. Lem berfungsi untuk merekatkan kain dalam meja

b. Pati atau bedak ditaburkan pada pinggiran kain agar plangkan tidak

rekat

Proses Printing

a. Pembuatan desain menggunakan Software An-Series

b. Selanjutnya proses pecah warna secara otomatis dengan Software An-

Series, lalu desain di print hitam putih (negatif) menggunakan plastik

transparan dengan ukuran A3.

c. Setelah itu membuat layout yang bertujuan untuk mengontrol gambar

negatif yang tidak tepat dan cek sanggit. Cek sanggit bertujuan untuk

menggabungkan gambar menjadi satu lembar sesuai dengan ukuran

plangkan.

d. Proses Afdruk

Plangkan diletakkan diatas gambar negatif, kemudian plangkan

ditekan dan dilakukan penyinaran ± 5 menit.

Warna hitam pada gambar akan menjadi putih di plangkan.

Setelah itu plangkan dibersihkan dan dikeringkan

Page 79: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Setelah plangkan kering, dilakukan pengecekan dengan memberi lak

merah pada plangkan yang berlubang. Hal ini bertujuan agar tidak

ada lubang di plangkan pada saat proses produksi.

e. Proses penyablonan

Kain dibentangkan diatas meja dan diratakan agar tidak melipat.

Setelah itu, plangkan yang sudah jadi diletakkan diatas kain pada

posisi paling ujung.

Lalu warna (reaktif) diletakkan pada pinggitan plangkan bagian

dalan kemudian ditekan agar plangkan betul-betul rata pada kain.

Warna dari pinggiran plangkan bagian kiri digeser ke plangkan

bagian kanan, kemudian plangkan dipindah kesamping melompati

satu plangkan agar warna yang masih basah tidak tertindih oleh

pinggiran plangkan.

Proses dilakukan hingga warna tercetak

Setelah itu, kain diangkat dari atas meja menggunakan bambu dan di

keringkan

f. Kontroler

Yaitu meneliti kain yang selesai disablon. Hal yang diteliti antara lain :

a. Warna printing sablon

b. Keadaan kain (robek)

c. Sambungan kain

Page 80: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

g. Steamer

Yaitu proses pemberian uap panas pada kain, tujuan dari steamer antara

lain:

a. Mematikan warna

b. Agar kain tidak mudah luntur

Cara kerja proses steamer :

a. Kain dipasang memutar pada alat/ tempat kain, kemudian bagian atas

ditutup kain.

b. Kain kemudian dimasukkan ke dalam mesin steamer dan ditutup.

c. Lalu uap panas dibuka ± 10 bar selama 7-10 menit.

d. Terakhir, mesin steamer dibuka, kain dikeluarkan dan dilepas dari

penjepit.

h. Washing

Yaitu pencucian kain setelah proses steamer yang bertujuan untuk

membersihkan sisa obat dari proses printing dan kotoran lainnya. Alat yang

digunakan adalah mesin washing.

Proses pencucian kain :

Kain dimasukkan pada bak I (air dingin)

Kain dimasukkan pada bak II (air panas)

Kain dimasukkan pada bak III (air panas dengan sabun)

Kain dimasukkan pada bak IV (air panas)

Kain dimasukkan pada bak V (aip dengin)

Page 81: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

i. Pengeringan dan finishing

Kain yang telah dicuci dikeringkan menggunakan curing hingga lembab,

kemudian baru difinishing. Alat yang digunakan adalah curing. Obat yang

digunakan untuk proses finishing antara lain :

a. Silikon

Untuk memperhalus jenis kain katun.

b. Dekasof

Untuk memperhalus jenis kain rayon.

c. Bersalon

Untuk mempertebal kain.

Page 82: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

BAB IV

VISUALISASI

A. Desain

Visualisasi desain dengan konsep perancangan tekstil pelengkap interior Solo

Magic Café. yang dikemas dengan memakai konsep optic art dengan bentuk

desain ilusi mata dengan gaya eklektik. Gaya eklektik terbentuk karena kejenuhan

terhadap pola klasik, juga disebabkan semakin banyak pilihan untuk digabungkan

atau diulang tetapi dalam pola, konsep dan bentuk baru. Desain yang akan dibuat

yaitu perpaduan unsur atau gaya kedalam bentuk sendiri. Artinya pemilihan

unsur atau bentuk yang terbaik dari yang sudah ada sebelumnya kemudian

digabung atau ditambah dengan unsur dan bentuk-bentuk baru. Desain yang akan

dibuat dalam perancangan ini, mengarah pada bentuk dinamik yaitu bentuk desain

dimana mata terus menerus menjelajahi satu bagian ke bagian lain. Dipilih bentuk

dinamis karena secara visual tidak terlihat monoton dan bentuk terlihat bergerak.

Teknik yang digunakan untuk memvisualisasikan desain dalam perancangan

tekstil ini adalah teknik hand print atau printing. Proses ini bertujuan untuk

memperindah kain dan meningkatkan nilai jual terhadap kain. Kain yang

digunakan bisa berupa kain putih atau kain berwarna.Perancangan diarahkan

sebagai sarana komunikasi pada orang lain, dalam bentuk unsur dekoratif melalui media

tekstil yang diwujudkan dalam bentuk dekorasi utuk sebuah café yaitu “Solo Magic

Café” . Desain motif berupa bentuk karakteristik magic yaitu dengan pengolahan bidang

geometris dan garis geometris dengan paduan hitam putih.

Page 83: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

1. Desain I

Ilusif

Diberi nama ilusif karena desain ini menggambarkan perpaduan bidang geometris

yang disusun hingga terbentuk desain ilusi. Untuk desain I menggunakan bahan

santung dengan panjang kain 6 meter dan lebar kain 1,20 meter. Ukuran master

desain 30cm x 30cm dengan 6 kali repetisi, karena menggunakan screen

berukuran 60cm x 120cm. Menampilkan karya unik dari gagasan yang sederhana,

hanya menyusun transisi raster dan bidang geometris mampu menciptakan ilusi

optic pada karya ini. Paduan hitam dan putih sesuai karakter magic.

Gambar 17

Desain I

Page 84: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

2. Desain II

Fantastik Magic

Diberi nama fantastic magic karena desain ini sangat sederhana tetapi unik.

Desain ini membawa pikiran kita kepada dunia yang lain jika fantasi diarahkan

kepada hal-hal yang magic. Untuk desain II menggunakan bahan santung dengan

panjang kain 6 meter dan lebar kain 1,20 meter. Ukuran master desain 30cm x

30cm dengan 6 kali repetisi, karena menggunakan screen berukuran 60cm x

120cm. Tampilan karya menggambarkan karakter magic yang disusun dari garis-

garis geometris sehingga menciptakan kesan fantastic saat melihat karya ini,

bentuknya kelihatan begerak. Paduan hitam dan putih sesuai karakter magic.

Gambar 18

Desain II

Page 85: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

3. Desain III

Geomatrik

Diberi nama geometric karena desain merupakan paduan garis geometri yang

ekspresif dua dimensional. Untuk desain III menggunakan bahan katun dengan

panjang kain 6 meter dan lebar kain 1,20 meter. Ukuran master desain 30cm x

30cm dengan 6 kali repetisi, karena menggunakan screen berukuran 60cm x

120cm. Paduan hitam dan putih sesuai karakter magic.

Gambar 19

Desain III

Page 86: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

4. Desain IV

Dinamistik

Diberi nama dinamistik karena merupakan desain yang dinamis. Pengulangan

bidang geometri yang disusun rapi sehingga terlihat lingkaran yang menonjol dan

ilusif. Untuk desain IV menggunakan bahan katun dengan panjang kain 6 meter

dan lebar kain 1,20 meter. Ukuran master desain 30cm x 30cm dengan 6 kali

repetisi, karena menggunakan screen berukuran 60cm x 120cm. Paduan hitam dan

putih sesuai karakter magic.

Gambar 20

Desain IV

Page 87: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

5. Desain V

Imajinatif

Diberi nama imajinatif karena desain ini menarik daya pikir manusia dalam

berimajinasi atau membayangkan sesuatu dalam benak, mungkin sesuatu yang

tidak mungkin ada, atau yang pernah ada. Paduan garis geometri yang diulang-

ulang menciptakan kesan gerak. Untuk desain V menggunakan bahan katun

dengan panjang kain 6 meter dan lebar kain 1,20 meter. Ukuran master desain

30cm x 30cm dengan 6 kali repetisi, karena menggunakan screen berukuran 60cm

x 120cm. Paduan hitam dan putih sesuai karakter magic.

Gambar 21

Desain V

Page 88: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

6. Desain VI

Fantasi Mata

Diberi nama fantasi mata karena saat pertama kali melihat karya ini mata kita

langsung berfantasi atau berimajinasi tentang sesuatu yang berhubungan dengan

magic. Untuk desain VI menggunakan bahan santung dengan panjang kain 6

meter dan lebar kain 1,20 meter. Ukuran master desain 30cm x 30cm dengan 6

kali repetisi, karena menggunakan screen berukuran 60cm x 120cm. Tampilan

karya menggambarkan imajinasi karakter magic yang disusun dari bidang

geometris sehingga menciptakan fantasi mata saat melihat karya ini, bentuknya

terlihat begerak dan bergeser. Paduan hitam dan putih sesuai karakter magic.

Gambar 22

Desain VI

Page 89: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

B. Visualisasi karya

1. Desain I

Gambar 23

KETERANGAN

Jenis Desain : Desain Raster

Ukuran Karya : 6 x 1,2 meter

Jenis Screen : T-30 Ukuran screen 60 x 120

Obat Afdruk : Emulsi - Ulano

Jenis Bahan : Santung

Zat Warna : Reaktif dan Alginate dengan perbandingan 1 : 6

Analisa Hasil : Zat warna dapat meresap pada pada kain sehingga warna

lebih tajam dan permukaan kain tidak kaku

Page 90: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

2. Desain II

Gambar 24

KETERANGAN

Jenis Desain : Desain Repetisi

Ukuran Karya : 6 x 1,2 meter

Jenis Screen : T-30 Ukuran screen 60 x 120

Obat Afdruk : Ulano

Jenis Bahan : Santung

Zat Warna : Reaktif dan Alginate dengan perbandingan 1 : 6

Analisa Hasil : Zat warna dapat meresap pada pada kain sehingga warna

lebih tajam dan permukaan kain tidak kaku

Page 91: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

3. Desain III

Gambar 25

KETERANGAN

Jenis Desain : Desain Repetisi

Ukuran Karya : 6 x 1,2 meter

Jenis Screen : T-30 Ukuran screen 60 x 120

Obat Afdruk : Ulano

Jenis Bahan : Santung

Zat Warna : Reaktif dan Alginate dengan perbandingan 1 : 6

Analisa Hasil : Zat warna dapat meresap pada pada kain sehingga warna

lebih tajam dan permukaan kain tidak kaku

Page 92: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

4. Desain IV

Gambar 26

KETERANGAN

Jenis Desain : Desain Repetisi

Ukuran Karya : 6 x 1,2 meter

Jenis Screen : T-30 Ukuran screen 60 x 120

Obat Afdruk : Ulano

Jenis Bahan : Santung

Zat Warna : Reaktif dan Alginate dengan perbandingan 1 : 6

Analisa Hasil : Zat warna dapat meresap pada pada kain sehingga warna

lebih tajam dan permukaan kain tidak kaku

Page 93: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

5. Desain V

Gambar 27

KETERANGAN

Jenis Desain : Desain Repetisi

Ukuran Karya : 6 x 1,2 meter

Jenis Screen : T-30 Ukuran screen 60 x 120

Obat Afdruk : Ulano

Jenis Bahan : Santung

Zat Warna : Reaktif dan Alginate dengan perbandingan 1 : 6

Analisa Hasil : Zat warna dapat meresap pada pada kain sehingga warna

lebih tajam dan permukaan kain tidak kaku

Page 94: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

6. Desain VI

Gambar 28

KETERANGAN

Jenis Desain : Desain Repetisi

Ukuran Karya : 6 x 1,2 meter

Jenis Screen : T-30 Ukuran screen 60 x 120

Obat Afdruk : Ulano

Jenis Bahan : Santung

Zat Warna : Reaktif dan Alginate dengan perbandingan 1 : 6

Analisa Hasil : Zat warna dapat meresap pada pada kain sehingga warna

lebih tajam dan permukaan kain tidak kaku

Page 95: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Resep zat warna

Hitam :

M Black : 50 gram

Yellow FG : 1 gram

Red P 2 R : 2 gram

Air : 347 gram

Alginate : 600 gram

1000 gram / 1kg

Resep Alginate

Sodium alginate : 75 gram

Soda kue : 25 gram

Air : 500 gram

600 gram

Page 96: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

C. DISPLAY

1. Denah Solo Magic Café

Gambar 29

Denah Solo Magic Café

Keterangan

A : Display desain 1 untuk wallpaper

Page 97: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

B : Display desain 2 untuk wallpaper

C : Display desain 3 untuk backdrop resepsionis

D : Display desain 4 untuk dekorasi tiang

Page 98: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

E : Display desain 5 untuk karpet

F : Display desain 6 untuk wallpaper

Page 99: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA SURAKARTA 2011eprints.uns.ac.id/2730/1/187420911201109421.pdf · samping keinginan untuk mengangkat dunia sulap ke tempat yang lebih tinggi dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

BAB V

KESIMPULAN

Kesimpulan perancangan karya tekstil pelengkap interior Solo Magic Café

perancangan tekstil interior pelengkap Solo Magic Café yang mempertimbangkan

faktor keamanan, kenyamanan serta nilai estetis sebagai ciri khas Solo Magic

Cafe. Solo Magic Café menjadi sebuah sarana hiburan baru yang mampu

dijadikan sebagai wadah untuk berkumpul, menjalin hubungan sesama komunitas,

berbagi informasi dan pengalaman di kalangan penggemar sulap serta masyarakat

Kota Solo.

Konsep perancangan memakai konsep optic art dengan bentuk desain ilusi

mata dengan gaya eklektik. Desain yang dibuat dalam perancangan ini, mengarah

pada bentuk dinamis yaitu bentuk desain dimana mata terus menerus menjelajahi

satu bagian ke bagian lain. Dipilih bentuk dinamis karena secara visual tidak

terlihat monoton dan bentuk terlihat bergerak. Visualisasi desain difokuskan pada

motif dinamis. Desain yang akan dibuat dalam perancangan ini, mengarah pada

bentuk dinamis yaitu bentuk desain dimana mata terus menerus menjelajahi satu

bagian ke bagian lain.Dalam pembuatan karya ini terdapat hal-hal yang perlu

diperhatikan dan dapat dijadikan acuan untuk mengembangkan karya berikutnya

agar lebih baik, yaitu dari aspek teknik yang digunakan untuk mewujudkan

bentuk visual adalah teknik hand print atau printing karena dengan teknik

printing dapat menjangkau detail – detail yang rumit. Memperhatikan proses

karena pada saat proses layout gambar, harus teliti pada saat mengecek sanggit .