fakultas kedokteran hewan unud · denpasar, f t november 201 7 ketua tim pelaksana meryetujur, rai...
TRANSCRIPT
Laporan Akhir Hibah Udayana Mengabdi
SOSIALISASI BAHAYA ZOONOSIS ESCHERICHIA COLI O157:H7 SERTA
PELAYANAN KESEHATAN SAPI DI DUSUN MEKAR SARI DAN SAMUAN
KAWAN, DESA CARANGSARI, KECAMATAN PETANG, BADUNG
TIM PENGUSUL
Dr.drh. I Wayan Suardana, MSi (NIDN: 0022017005)
Drh. I Ketut Suada (NIDN: 0025126008)
Drh. Mas Djoko Rudyanto, MS (NIDN: 0004015711)
Dr.drh. I Nyoman Suartha, MSi (NIDN: 0001036810)
Dr.drh. I Gusti Ngurah Sudisma, MSi (NIDN: 0030016904)
Drh. Putu Ayu Sisyawati Putriningsih, MSc (NIDN: 0010058401)
Drh. Tjokorda Sari Nindia, MP (NIDN: 0017067404)
Drh. Aida Louise Tenden Rompis (NIDN: 0013025805)
Prof.drh. I Nyoman Mantik Astawa, Ph.D (NIDN: 0001016048)
Prof.Dr. drh. Iwan Harjono Utama, MS (NIDN: 0006046109)
Dr.drh. I Gusti Agung Suartini, MSi (NIDN: 0017126904)
Prof.drh. A.A.A. Mirah Adi, MSi., Ph.D (NIDN: 0026086305)
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNUD
Dibiayai oleh DIPA PNBP Universitas Udayana TA.2017 Sesuai dengan Surat
Perjanjian Penugasan Pelaksanaan Hibah Pengabdian kepada Masyarakat Udayana
Mengabdi No. 674-10/ UN.14.4.A/PM/2017, tanggal 12 Juli 2017
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA
MASYARAKAT UNIVERSITAS UDAYANA
2017
Judul
Peneliti I Pelatsana
Nama lengkap
NII',fI{II)N
Jabatan Fun gsiona lr'Stukhrral
Prograrn Str.rdi
NomorIIPAlarnat Sure] (e-mail)
Anggota 1
Nama Lengkap
NlDN
Perguruan Tirrggi
Anggota 2
Narna Lengl;ap
NIDN
Perguruan-l'inggr
. Anggota 3
Narna Le,ngkap
NlDN
Perguruan Tinggi
.Anggota 4
Nama Lengkap
NTDN
Perlluruan Tinggr
Anggota 5
Nama Lengkap
NIDN
Pergunun Trnggi
Anggota 6
Nama Lengkap
NtDN
Pergururln Trng_c1l
Anggota 7
Narna f.engkap
NIDN
Pelguruarr Tinggi
Anggota 8
Nama Lengkap
t.q-IDN
Pergulturr Tinggi
Institusi Ntitra (iika ada)
Narna Institusr Mitra
Alamat
Penanggung Jawab
l'alrun Pelaksanaarr
Biaya Diusulkan
Biava Disetrrirri
HALA}I.{N PENGESAHANI]DAYANA MENGABDI
SOSIAI,ISASI BAHAYA ZOONOSIS ESCHERICHIA COLI O157:H7 SERTAPET,AYANAN KESEH,ATAN SAPI DI DUSL]N MEKAR. SARI DAN SAMUANKAWAN. DESA CARANGSARI, KECAIVIATAN PETANG, BADLTNG
Dr. Drh I Wayan Suardana, N{ Si
I 9?001 221995 121 001 i 00220 t 7005
Lektor Kepala / Tidak ada
S1 Pendidikan Dokter f{ervan
08r 33862r 6i -5
iwayans uardana22(?-yahoo com
Drh I Ketut Suada. ivl Si
0025 I 26008
S I Pendidrhan Dokter Hevvan
Drh Putu Ayu Sisyawati Putriningsih, S KH , M Sc
0010058401
Sl Perididrkan Dokter Her\an
Prof. Dr. drh IWANHARIONO UIAMA. NfS
00060461 09
Profesi Dokter Hewan
Dr Drh. t Gusti Ayu Agung Suartini, NI.Si,
0{_\17126t)04
S I I'endidikan Dokter Hewan
Prof. Drh l NYON,IAN N/IANTIK ASTAWA, Ph D
0001 (-u 6048
S I Pendrdrkan Doktel Hewarr
Prof Drh. ANAK AGUNG AYLI I\IIRAH .ADI. M Si. Ph D
002608630.5
Sl Pendrdrkan Dokter Hewan
Drh Aida Louise Tenden Rompis
001 3025805
Sl Perrdidrkau Dokter Hewan
Drh Mas Djoko Rudyanto, M S.
000401,571 I
S I Pendidikan Dokter Hevr'an
'Iidak ada
Trdak ada
Tahun ke- I dari rencana 1 talun
Rp. 10 000.000
Rn l0 0Ct0 000
Denpasar, f t November 201 7
Ketua Tim Pelaksana
Meryetujur,
Rai Maya Te.maja, MP.)DGSiqE8031002
@r. Drh I Wayhn Suardana, M Si. )NIP: 197001 221995 121CIO1
\T-)L/-b
dan Pengabdian kepada Masyarakat
i
SOSIALISASI BAHAYA ZOONOSIS ESCHERICHIA COLI O157:H7 SERTA
PELAYANAN KESEHATAN SAPI DI DUSUN MEKAR SARI DAN SAMUAN
KAWAN, DESA CARANGSARI, KECAMATAN PETANG, BADUNG
ABSTRAK
Ternak sapi dikenal sebagai reservoir utama dari agen zoonosis Escherichia
coli O157:H7. Infeksi oleh agen ini dapat berakibat fatal pada manusia yang ditandai
dengan diare berdarah, colitis haemorrhagic dan haemolytic uremic syndrome
(HUS). Sebagai reservoir utama dari agen ini, populasi sapi di Desa Carangsari
khususnya di Dusun Mekar Sari dan Samuan Kawan cukup banyak. Melalui
kegiatan pengabdian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman masyarakat
tentang bahaya infeksi E. coli O157:H7 serta upaya pelayanan kesehatan sapi sebagai
langkah antisipasi untuk meminimalkan resiko penularannya kepada manusia.
Kegiatan pengabdian diawali dengan pemberian penyuluhan kepada kelompok tani
ternak yang dilanjutkan dengan pelayanan kesehatan ternak sapi berupa kunjungan
langsung ke kandang-kandang sapi dengan jenis pelayanan sesuai dengan jenis kasus
yang dijumpai. Data hasil pelayanan selanjutnya disajikan secara deskriptif.
Kegiatan pengabdian berhasil dilakukan terhadap 26 petani ternak dengan 46 ekor
sapi. Jenis pelayanan yang dilakukan meliputi: tindakan pemberian pemberian
vitamin pada 46 ekor (100%), tindakan spraying pada 29 ekor sapi (56,5%),
pemberian obat cacing sebanyak 3 ekor (6,5%), pemberian antihistamin / delladryl
pada 2 ekor sapi (4,3%), serta pemberian antibiotika pada 1 ekor sapi (2,2%). Hasil
ini mengindikasikan bahwa program pengabdian yang dilakukan cukup efektif dapat
menyentuh kebutuhan petani ternak dan dirasakan manfaatnya secara langsung.
.
Kata Kunci : E. coli O157:H7, pengabdian,, kesehatan, sapi, zoonosis
ii
PRAKATA
Kegiatan pengabdian dengan tema “Sosialisasi Bahaya Zoonosis Escherichia
coli O157:H7 serta Pelayanan Kesehatan Sapi di Dusun Mekar Sari dan Samuan
Kawan, Desa Carangsari, Kecamatan Petang, Badung” ini menekankan pada upaya
penyebar luasan informasi tentang bahaya, patogenesis, dan langkah langkah antisipasi
penularan penyakit bakterial zoonosis ini dari hewan (sapi) ke manusia. Disamping itu,
dalam kegiatan pengabdian ini juga disertai tambahan bantuan pelayanan kesehatan
ternak khususnya sapi secara umum sebagai upaya meningkatkan kesehatan ternak di
kedua dusun tersebut.
Sebagai pertanggungjawaban pengkajian yang telah dilakukan, maka melalui
laporan ini disajikan hasil-hasil kegiatan yang telah dilaksanakan berupa data-data
hasil pengabdian dan foto-foto.
Akhirnya atas dukungan dan partisipasi semua pihak uang secara aktif terlibat
dalam pengabdian ini, khususnya kepada pihak Universitas Udayana yang telah
mendanai kegiatan ini melalui program Hibah Udayana Mengabdi TA. 2017, kami
mengucapkan terimakasih yang sebesar besarnya, semoga hasil kegiatan ini ada
manfaatnya.
Denpasar, 18 Nopember 2017
Penanggung jawab pengabdian
(Dr.drh. I Wayan Suardana, Msi)
NIP. 197001221995121001
iii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ………………………………………………………………...... i
PRAKATA ..................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN ………………………………………………….. 1
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... v
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi …………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………… 3
BAB II. TUJUAN, MANFAAT DAN PEMECAHAN MASALAH …….. 4
2.1 Tujuan Kegiatan ………………………………………………… 4
2.2 Manfaat Kegiatan ………………………………………………. 4
2.3 Pemecahan Maslah ……………………………………………… 5
BAB III. KHALAYAK SASARAN STRATEGIS DAN LUARAN ……… 6
3.1 Khalayak Sasaran Strategis …………………………………….. 6
3.2 Luaran ………………………………………………………….. 6
BAB IV. METODE PELAKSANAAN …………………………………… 7
BAB V. HASIL KEGIATAN ……………………………............................ 8
BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 12
5.1 Simpulan …………………………………………………......... 12
5.2 Saran …………………………………………………................ 12
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….. 13
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Daftar Petani Ternak dengan Jumlah Ternak dan Jenis Pelayanan
Kesehatan ternak di Dusun Samuan Kawan dan Samuan Kanging, Desa
Carangsari, Petang, Badung .......................................................................
9
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kegiatan penyuluhan bahaya zoonosis E. coli O157:H7 dan
pelayanan kesehatan ternak di Dusun Samuan Kawan, Desa
Carangsari...................................................................................
8
2. Jenis Pelayanan Kesehatan Sapi di Dusun Samuan Kawan, Samuan
Kangin, Desa Carangsari, Petang, Badung ...................................
10
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Analisis Situasi
Desa Carangsari sebagai salah satu satu wilayah ujung Utara Kabupaten Badung,
tepatnya di wilayah Kecamatan Petang dengan jarak 20 km dari pusat pemerintahan
Mangupura. Wilayah ini berbatasan sebelah Utara dengan Desa Getasan, sebelah Selatan
dengan Desa Sangeh, sebelah Barat dengan sungai Penet dan sebelah Timur dengan
sungai Ayung. Sebagian besar wilayah Desa Carangsari terdiri dari tanah tegalan dan
persawahan. Dari data yang ada, luas wilayah Desa Carangsari 801,425 Ha dengan luas
tanah persawahan seluas 422,00 Ha atau 52,66% serta tegalan atau lahan kering 235,95
Ha (Anon, 2015).
Desa Carangsari terdiri dari 10 Banjar/Dusun yaitu: Dusun Samuan Kawan, Dusun
Samuan Kangin, Dusun Mekar Sari, Dusun Pemijian, Dusun Sangut, Dusun Beng, Dusun
Bedauh, Dusun Telugtug, Dusun Anggungan dan Dusun Senapan, yang terbagi kedalam 3
Desa Adat yakni Desa Adat Carangsari, Desa Adat Samuan dan Desa Adat Anggungan
dengan jumlah penduduk keseluruhannya sebesar 4.736 jiwa dengan rincian 2.363 laki
laki dan 2.373 perempuan (Anon, 2015)
Desa Carangsari yang terletak pada ketinggian wilayah 378 m dari permukaan
laut, dengan suhu rata-rata harian 25OC dan curah hujan 2000 s/d 3000 mm/tahun,
termasuk salah satu kawasan yang sangat potensial untuk pengembangan sektor pertanian
dalam arti luas antara lain sektor pertanian tanaman pangan, sektor perkebunan dan sektor
peternakan khususnya ternak sapi dan babi (Anon, 2015)
Berdasarkan informasi data dalam profil Desa Carangsari diketahui bahwa mata
pencaharian terbesar penduduk adalah sebagai petani yang berjumlah 830 KK dengan
jumlah ternak sapi 1669 ekor (Anon, 2015). Dari jumlah ternak sapi tersebut sekitar 30%
berada diwilayah Dusun Samuan Kawan dan Mekar Sari. Lebih lanjut berdasarkan atas
hasil komunikasi pribadi dengan I Gusti Agung Putu Yadnya (kepala Dusun Samuan
Kawan) dan I Made Wijana (kepala Dusun Mekarsari), dijelaskan bahwa selama 4 tahun
2
terakhir ini hampir tidak pernah dilakukan kegiatan pelayanan kesehatan ataupun
penyuluhan dibidang peternakan, terlebih lagi tentang penyakit zoonosis yang diakibatkan
oleh E. coli O157:H7. Ternak yang dipelihara banyak mengalami kekurusan, bulu kusam,
diare serta berlanjut pada kematian ternak.
Berdasarkan atas kajian peneliti ditemukan bahwa pada ternak sapi yang
menderita diare berpeluang besar untuk ditemukan adanya agen zoonosis E. coli O157:H7
mengingat sapi sebagai reservoir utama dari agen tersebut (Blanco et al., 2004 dalam Rey
et al., 2006). Transmisi penularan strain bakteri ini ke manusia umumnya terjadi melalui
konsumsi daging yang kurang dimasak, produk susu yang tidak dipasteurisasi, air yang
terkontaminasi feses, disamping juga transmisi dari orang ke orang juga pernah
dilaporkan (Karmali, 1989 dalam Rey et al., 2006). Infeksi telah didokumentasikan terjadi
pada orang setelah mengunjungi kebun binatang, peternakan sapi perah, atau tempat
penampungan yang sebelumnya merupakan tempat sapi untuk merumput (Johnson et al.,
1999: Heuvelink et al., 2002). Hasil penelitian Suardana et al., (2007) menemukan 5 dari
89 (5,62%) sampel daging sapi ditemukan positif E. coli O157:H7, sedangkan isolasi
terhadap 76 sampel feses manusia hanya menemukan 1 sampel atau 1,3% (Suardana et
al., 2008). Kajian terhadap toksin yang dihasilkan oleh strain E. coli ini menemukan 3
dari 7 isolat E. coli O157:H7 yang diuji ditemukan positif memproduksi toksin VT1
(Stx1) dan VT2 (Stx2), dan hanya 1 isolat yang diketahui memproduksi toksin VT2
(Stx2) (Suardana et al., 2009).
Sampai saat ini belum diketahui pengobatan terhadap infeksi oleh EHEC (E. coli
O157:H7) (Glodwater and Bettelhim, 2012). Perlakuan terhadap kasus infeksi oleh
bakteri ini umumnya hanya bersifat suportif dan disarankan untuk pemberian cairan infus
dan diet lunak.
Bertitik tolak dari permaslahan tersebut, tentunya upaya sosialisasi pada
masyarakat dalam bentuk penyuluhan mengenai bahaya dan langkah langkah preventif
terhadap penularan penyakit zoonosis E. coli O157:H7 serta kegiatan pelayanan
kesehatan pada ternak sapi sangat didambakan oleh masyarakat Dusun Samuan Kawan
dan Mekar Sari. Pada akhir kegiatan diharapkan dapat merubah persepsi dan
3
meningkatkan kewaspadaan masyarakat tentang penyakit zoonosis E. coli O157:H7
sekaligus dapat meringankan beban masyarakat berupa pembiayaan untuk pengobatan
ternak sakit.
1.2. Rumusan Masalah
Didasarkan atas analisis situasi seperti diatas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut.
1. Kondisi pemeliharaan ternak sapi di Dusun Samuan Kawan dan Mekar Sari,
Desa Carangsari belum optimal, khususnya ditinjau dari sisi kesehatan,
sanitasi dan hygiene.
2. Ternak sapi yang dipelihara sebagian besar kurang sehat.
3. Masyarakat Dusun Samuan Kawan dan Mekar Sari belum memahami bahkan
belum mengenal adanya bahaya penularan agen zoonosis baru E. coli
O157:H7 pada manusia.
4
BAB II
TUJUAN, MANFAAT DAN PEMECAHAN MASALAH
2.1 Tujuan Kegiatan
Tujuan yang diharapkan tercapai setelah kegiatan pengabdian ini terlaksana adalah :
1. Meningkatknya pemahaman masyarakat tentang pentingnya sanitasi dan
hygiene dalam pemeliharaan ternak sapi terutama keterkaitan antara asfek
manajemen dengan penyakit ternak;
2. Terbantunya penanganan masalah kesehatan ternak di Dusun Samuan Kawan
dan Mekar Sari sehingga dapat berujung pada peningkatan efisiensi dan
produktivitas dalam produksi, dan
3. Meningkatnya pemahaman dan kewaspadaan masyarakat di Dusun Samuan
Kawan dan Mekar Sari tentang bahaya penyakit zoonosis E. coli O157:H7
serta dapat dilakukan tindakan preventif untuk mengatasi penyebarannya.
2.2 Manfaat Kegiatan
Manfaat yang diharapkan dari kegiatan Udayana Mengabdi ini adalah :
1. Terjadinya peningkatan pengetahuan dari masyarakat peternak sapi terutama
dari sisi manjemen mengenai cara pemeliharaan ternak sapi yang sehat, baik
dan benar;
2. Tersosialisasinya bahaya penyakit zoonosis baru (new emerging zoonosis)
Escherichia coli O157:H7 di masyarakat;
3. Berkurangnya beban biaya masyarakat untuk pengobatan ternaknya yang sakit
atau mengalami gangguan kesehatan; dan
4. Terjalinya komunikasi serta hubungan yang harmonis antara pihak Perguruan
Tinggi (Unud) dengan masyarakat (Desa Carangsari, Kecamatan Petang-
Badung).
5
2.3 Pemecahan Masalah
Kerangka pemecahan masalah yang ditawarkan dalam kegiatan ini adalah:
1. Penyuluhan materi Zoonosis
Dalam penyuluhan ini ditekankan standar pemeliharaan ternak sapi yang baik,
tindakan pencegahan (preventif) dan tindakan medis yang mesti dilakukan
terhadap ternak yang sakit. Disamping materi tersebut juga ditambahkan materi
mengenai tindakan sanitasi dan hygiene dalam upaya pencegahan penularan
penyakit zoonosis E. coli O157:H7. Evaluasi terhadap keberhasilan program
penyuluhan di lakukan dengan menganalisis hasil pre test dan post test.
2. Pelayanan spraying dan pemberian obat cacing
Dalam pelayanan spraying dan obat cacing ini diupayakan agar cakupan spraying
mendekati 100% dari total populasi sapi yang ada.
3. Pelayanan pengobatan ternak sakit
Pelayanan pengobatan yang dimaksud adalah bersifat spesifik terhadap masing-
masing ternak sesuai dengan jenis kasusnya.
6
BAB III
KHALAYAK SASARAN STRATEGIS DAN LUARAN
3.1 Khalayak Sasaran Strategis
Sebagai khalayak sasaran strategis yang dilibatkan dalam program pengabdian
masyarakat ini adalah:
1 Seluruh anggota kelompok petani ternak sapi di Dusun Samuan Kawan dan
Mekar Sari.
2 Warga Banjar / Dusun Samuan Kawan dan Mekar Sari diluar anggota kelompok
ternak sapi.
3 Pemuka masyarakat
3.2 Luaran
Luaran yang dihasilkan dari pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah:
1. Publikasi ilmiah pada Jurnal Udayana Mengabdi
2. Leflet mengenai teknik pemeliharaan dan tindakan pencegahan penularan penyakit
zoonosis E. coli O157:H7.
7
BAB IV
METODE PELAKSANAAN
Metode yang diterapkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan adalah
1. Menghubungi Kepala Desa Carangsari, Kelihan Banjar / Kepala Dusun
Samuan Kawan dan Mekar Sari dan Ketua Kelompok untuk mengerahkan
warga petani ternak di wilayahnya untuk mengikuti program penyuluhan di
Balai Subak setempat sebelum peserta ke kandang-kandang petani ternak
masing-masing.
2. Memberikan penyuluhan kepada petani ternak sebelum tindakan pelayanan
dilakukan.
3. Menyebarkan kuisioner / tanya jawab tentang persepsi masyarakat (petani
ternak) terhadap materi penyuluhan yang disajikan. Kuisioner dilakukan 2
kali yang meliputi pre-test dan post-test.
8
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kegiatan pengabdian masyarakat “Sosialisasi Bahaya Zoonosis Escherichia coli
O157:H7 serta Pelayanan Kesehatan Sapi di Dusun Mekarsari dan Samuan Kawan, Desa
Carangsari, Kecamatan Petang, Badung” mendapatkan respon positif, yang ditunjukkan
oleh sikap antusias dari masyarakat petani ternak dengan dukungan kehadiran aparat Desa
dan Dusun (Gambar 1). Respon positif juga terlihat dari kesiapan masyarakat untuk
menunggu petugas datang di kandang-kandang ternaknya. Disamping terlihat dari
banyaknya pertanyaan seputar bahaya penyakit zoonosis E. coli O157:H7 serta masalah
kesehatan ternak yang ditanyai oleh petani ternak,
Gambar 1. Kegiatan penyuluhan bahaya zoonosis E. coli O157:H7 dan pelayanan
kesehatan ternak di Dusun Samuan Kawan, Desa Carangsari
Kegiatan pengabdian berupa penyuluhan dan pelayanan tersebut berhasil memberikan
pelayanan kesehatan ternak dengan jumlah yang cukup banyak. Kegiatan pelayanan
berupa pemberian vitamin, spraying, obat cacing, antibiotika dan antihistamin secara
ringkas tersaji pada Tabel 1.
9
Tabel 1. Daftar Petani Ternak dengan Jumlah Ternak dan Jenis Pelayanan Kesehatan
ternak di Dusun Samuan Kawan dan Samuan Kanging, Desa Carangsari, Petang,
Badung.
No Nama Pemilik Jenis
Ternak
Jml Jenis Pelayanan
1. Wayan Kartu Sapi betina 2 Vitamin, antihistamin
2. Wayan Loka Sapi jantan 2 Vitamin
3. Mangku Pulu Sari Sapi betina 3 Vitamin
4 Pan Lendri Sapi betina 2 Vitamin
5. Nyoman Diarta Sapi Betina 1 Vitamin
6. Pak Yoga Sapi jantan 1 Vitamin, obat cacing,
antihistamin
7. Nyoman Yasa Sapi betina 1 Vitamin, obat cacing, spraying
8. Ketut Gara Sapi Betina 1 Vitamin
9. Ketut Kaper Sapi Betina 1 Vitamin, sprayaing
10 I Made Janayasa Sapi Jantan 2 Vitamin, sprayaing
11 Made Jana Sapi Jantan 1 Vitamin, sprayaing
12 Nyoman Kardi Sapi Betina 2 Vitamin, sprayaing
13 I Made Sutiyasa Sapi Betina 1 Vitamin, sprayaing
14 I Made Suada Sapi Jantan 2 Vitamin, obat cacing
15 I Wayan Sudiarta Sapi Jantan 1 Sprayaing
16 I Made Narsa Sapi betina 2 Vitamin, sprayaing, antibiotika
17 I Wayan Sunantara Sapi betina 2 Vitamin
18 Made Gasir Sapi betina 3 Vitamin, sprayaing
19 Ketut Budi Sapi betina 2 Vitamin, sprayaing
20 Pak Wayan Ranta Sapi betina 2 Vitamin, sprayaing
21 Pak Wayan Turut Sapi betina 2 Vitamin, sprayaing
21 Pak Putu Pastra Sapi betina 2 Vitamin, sprayaing
22 Pak Kandri Sapi betina 2 Vitamin, sprayaing
23 Pak Nyoman Genep Sapi betina 2 Vitamin, sprayaing
24 Men Weca Sapi jantan 1 Vitamin, sprayaing
25 Pak Made Muliawan Sapi betina 2 Vitamin, sprayaing
26 Pak Ketut Murna Sapi betina 1 Vitamin, sprayaing
Jumlah 46 ekor Sapi
Gambaran ringkas jenis pelayanan yang diberikan terhadap 46 ekor ternak dari 26 pemilik
seperti tersaji pada Gambar 2.
10
Gambar 2. Jenis Pelayanan Kesehatan Sapi di Dusun Samuan Kawan, Samuan Kangin,
Desa Carangsari, Petang, Badung
Dari Tabel 1 terlihat bahwa sejumlah 46 ekor sapi berhasil diberikan pelayanan
kesehatan dengan melibatkan 26 petani ternak. Gambaran mengenai jumlah dan jenis
pelayanan kesehatan yang dilaksanakan (Gambar 2) menunjukkan pelayanan tindakan
pemberian vitamin dilakukan terhadap semua ternak sapi yang didatangi yaitu 46 ekor
(100%), disusul dengan spraying berupa pemberian butox pada 29 ekor (56,5%),
pemberian obat cacing pada 3 ekor (6,5%), pemberian antihistamin 2 ekor (4,3%) dan
pemberian antibiotika hanya 1 ekor (2,2%).
Didasarkan atas jumlah dan jenis pelayanan yang ditampilkan pada Gambar 2,
mencerminkan bahwa tindakan pemberian vitamin dan spraying merupakan tindakan
yang paling banyak dimanfaatkan oleh petani ternak. Antusias sikap masyarakat untuk
memperoleh pelayanan spraying berupa pemerian butox seiring dengan banyaknya
banyaknya jumlah lalat dan nyamuk yang sering menggangu ternak di wilayah tersebut.
Antusias petani juga terlihat dari pertanyaan sepiutar gangguan yang muncul berupa
penyakit demam tiga hari atau bovine ephimeral fever (BEF). Batan (2006) menyebutkan
penyakit demam tiga hari atau bovine ephimeral fever (BEF) merupakan penyakit viral
infeksius noncontagius dengan perantaraan arthropoda sebagai hospes intermediet. Virus
ini tergolong arbovirus karena memerlukan perantaraan gigitan serangga untuk
11
penyebarannya. Penyakit ini dapat menyerang sapi dan kerbau dengan gejala demam
singkat, depresi, kekakuan, radang jaringan mesodermal, dan kepincangan. Virus
penyebab BEF ada 4 serotipe yaitu: DDP63, CSIRO368, DDP61 dan FUK11.
Pemberian vitamin, spraying, dan obat cacing yang dilakukan sejalan dengan
tindakan Dinas terkait (Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan) Kabupaten Badung
ketika terselengaranya kegiatan Pelayanan Kesehatan, sedangkan tindakan pemberian
obat-obatan antihistamin / delladryl serta pemberian antibiotika merupakan tindakan
insidental yang biasanya di layani oleh Petugas Dokter Hewan sesuai dengan jenis
kasusnya.
Pemberian vitamin dan obat cacing umumnya diberikan pada sapi-sapi dengan
gejala bulu kusam dan kering, perut buncit, nafsu makan kurang, yang umum diderita
oleh ternak sapi umur muda (kurang dari 6 bulan). Batan (2006) menyatakan pada sapi
Bali sering ditemukan adanya cacing terutama dari jenis Toxocara vitulorum atau
Neoascaris vitulorum. Diamping dari jenis cacing ini, jenis cacing hati (Fascioliasis)
juga sering ditemukan pada sapi Bali. Disisi lain, pemberian tidakan medis berupa
pengobatan dengan delladryl, dalam hal ini ditujukan untuk sapi sapi yang menderita
penyakit gatal gatal atau menderita demodekosis.
Kegiatan penyuluhan tentang bahaya zoonosis dari infeksi E. coli O157:H7 juga
mendapatkan respon positif dari petani ternak. Masyarakat petani ternak merasa sadar
akan pentingnya tindakan sanitasi dan higiene dalam pemeliharaan ternaknya dari
ancaman infeksi E. coli O157:H7. Kesadaran masyarakat diteguhkan dengan hasil hasil
yang disampaikan sebagai materi penyuluhan. Penelitian Suardana et al., tahun 2005
menemukan prevalensi E. coli O157:H7 pada feses sapi sebesar 7,61%. Hasil penelitian
juga menunjukkan adanya korelasi positif antara ditemukannya E. coli dengan kehadiran
E. coli patogen E. coli O157:H7 (Suardana et al., 2005).
Bertitik tolak dari sejumlah sapi yang mendapatkan pelayanan kesehatan serta
memperhatikan sikap antusias dari petani ternak, pada prinsipnya masyarakat Dusun
Samuan Kawan, dan Samuan Kangin, Desa Carangsari, Petang, Badung sangat berterima
12
kasih kepada pihak Lembaga Pengabdian Masyarakat Unud, serta mengharapkan sekali
program serupa untuk dilaksanakannya kembali dikemudian hari.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan atas hasil kegiatan maka dapat disimpulkan:
1. Program pelayanan kesehatan ternak sapi direspon positif oleh petani ternak
Dusun Samuan Kawan dan Samuan Kangin Desa Carangsari yang ditandai
dengan cukup banyaknya masyarakat yang mendapatkan pelayanan kesehatan
ternak yaitu 26 petani ternak dengan 46 ekor sapi.
2. Jenis pelayanan yang dilakukan meliputi: tindakan spraying atau pemberian
butox terhadap semua ternak sapi yaitu pemberian vitamin pada 46 ekor
(100%), tindakan spraying pada 29 ekor sapi (56,5%), pemberian obat cacing
sebanyak 3 ekor (6,5%), pemberian antihistamin / delladryl pada 2 ekor sapi
(4,3%), serta pemberian antibiotika pada 1 ekor sapi (2,2%).
B. SARAN
Memperhatikan responsif masyarakat dan mempertimbangkan atas masukan dari
masyarakat petani ternak, maka disarankan kepada pihak Lembaga Pengabdian
Masyarakat Universitas Udayana, untuk dapat mengalokasikan dana pengabdiannya untuk
pelaksanaan program yang sama dikemudian hari.
UCAPAN TERIMA KASIH
Dengan terlaksananya Pengabdian pada Masyarakat ini, kami mengucapkan
banyak-banyak tarima kasih lepada pihak LPPM Unud atas bantuan dananya melalui
13
Dana DIPA PNBP Universitas Udayana dengan Surat Perjanjian nomor 674-10/
UN.14.4.A/PM/2017, tanggal 12 Juli 2017, serta Bapak-bapak dan Ibu Dosen FKH
Unud atas partisipasinya dalam kegiatan ini.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous, 2015. Profil dan Kelurahan Desa Carangsari Tahun 2015. Departemen
Dalam Negeri. Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa.
Batan,.I W. 2006. Sapi Bali dan Penyakitnya. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas
Udayana.
Goldwater P. N., and Bettelheim K. A. 2012. Treatment of Enterohemorrhagic
Escherichia coli (EHEC) Infection and Hemolytic Syndrome (HUS). BMC
Medicine. 10 (12): 1-8.
Heuvelink , A.E, van Heerwaarden, C,. Zwartkruis-Nahuis, J.T., van Oosterom, R.,
Edink, K., van Duynhoven, Y.T., and de Boer E. 2002. Escherichia coli
O157 Infection Associated with a Petting Zoo. Epidemiol infect. 129:295-302
Johnson, R.P., Wilson, J.B., Michel, P., Rahn, K., Renwick, S.A., Gyles, C.L., and
Spika, J.S. 1999. Human Infectoion with Verotoxigenic Escherichia coli
Associated with exposure to Farms and Rural Enviroments. In: Stewart CS,
Flints HJ, editors. Escherichia coli O157 in farm AQnimals. CABI Publishing;
Wallingford, U.K; 1999. Pp. 147-217.
Rey, J., Sanchez, S., Blanco, J.E., Hermoso de Mendoza, J., Hermoso de Medoza, M.,
Garcia, A., Gil, C., Tejero, N., Rubio, R., and Alonso, J.M., 2006.
Prevalence, serotypes and virulence genes of Shiga toxin-producing E. coli
isolated from ovine and caprine milk and other dairy products in spain. Inter. J.
Food Microbiol. 107:212-217.
Suardana, I.W., N.L.K.Ayu Ratnawati, B.Sumiarto dan D.W.Lukman. 2005. Identifikasi
Escherichia coli, Escherichia coli O157 :H7 dan Shiga Toxin Escherichia coli
(STEC) pada Daging, Feces Hewan dan Feces Manusia di Kabupaten Badung
Propinsi Bali. Laporan Penelitian Hibah Pekerti (Tahap I). Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Sesuai dengan Surat
Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan Penelitian Nomor : 046/SPPP /PP /DP3M /IV
/2005 Tanggal 11 April 2005.
Suardana, I.W., Sumiarto, B., dan Lukman , D.W., 2007. Isolasi dan identifikasi E. coli
O157:H7 pada daging sapi di Kabupaten Badung Provinsi Bali.J. Vet. 8(1):16-
23.
14
Suardana, I.W., Ayu Ratnawati, N.L.K., Sumiarto, B., dan Lukman, D.W., 2008.
Deteksi keterkaitan keberadaan coliform, E. coli dengan keberadaan agen
zoonosis E. coli O157 dan E. coli O157:H7 pada feses manusia di Kabupaten
Badung Provinsi Bali. Medicina. 39(3):215-219.
Suardana, I.W., Krisna Erawan, I.G., Sumiarto, B., dan Lukman, D.W., 2009.
Deteksi produksi toksin Stx-1 dan Stx-2 dari E. coli O157:H7 isolat feses dan
daging sapi. J. Vet. 10(4): 189-193.
1
VOLUME xx NO. xx, BULANxx TAHUNxxxx
SOSIALISASI BAHAYA ZOONOSIS ESCHERICHIA COLI O157:H7 SERTA PELAYANAN
KESEHATAN SAPI DI DUSUN MEKAR SARI DAN SAMUAN KAWAN, DESA
CARANGSARI, KECAMATAN PETANG, BADUNG
I.W.Suardana1, I.K.Suada
2, M.D.Rudyanto
3, I.N.Suartha
4, I.G.N.Sudisma
5, P.A.S.
Putriningsih6, T.S.Nindia
7, A.L.T.Rompis
8, I.N.M.Astawa
9, I.H.Utama
10,
I.G.A.Suartini11
, dan A.A.A.Mirah Adi12
ABSTRAK
Ternak sapi dikenal sebagai reservoir utama dari agen zoonosis Escherichia coli O157:H7. Infeksi
oleh agen ini dapat berakibat fatal pada manusia yang ditandai dengan diare berdarah, colitis
haemorrhagic dan haemolytic uremic syndrome (HUS). Sebagai reservoir utama dari agen ini,
populasi sapi di Desa Carangsari khususnya di Dusun Mekar Sari dan Samuan Kawan cukup
banyak. Melalui kegiatan pengabdian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman masyarakat
tentang bahaya infeksi E. coli O157:H7 serta upaya pelayanan kesehatan sapi sebagai langkah
antisipasi untuk meminimalkan resiko penularannya kepada manusia. Kegiatan pengabdian diawali
dengan pemberian penyuluhan kepada kelompok tani ternak yang dilanjutkan dengan pelayanan
kesehatan ternak sapi berupa kunjungan langsung ke kandang-kandang sapi dengan jenis pelayanan
sesuai dengan jenis kasus yang dijumpai. Data hasil pelayanan selanjutnya disajikan secara
deskriptif. Kegiatan pengabdian berhasil dilakukan terhadap 26 petani ternak dengan 46 ekor sapi.
Jenis pelayanan yang dilakukan meliputi: tindakan pemberian pemberian vitamin pada 46 ekor
(100%), tindakan spraying pada 29 ekor sapi (56,5%), pemberian obat cacing sebanyak 3 ekor
(6,5%), pemberian antihistamin / delladryl pada 2 ekor sapi (4,3%), serta pemberian antibiotika
pada 1 ekor sapi (2,2%). Hasil ini mengindikasikan bahwa program pengabdian yang dilakukan
cukup efektif dapat menyentuh kebutuhan petani ternak dan dirasakan manfaatnya secara langsung.
Kata kunci : E. coli O157:H7, pengabdian,, kesehatan, sapi, zoonosis
ABSTRACT
Cattle are known as the main reservoir of the zoonotic agent Escherichia coli O157: H7. Infection
by this agent can be fatal in humans characterized by bloody diarrhea, haemorrhagic colitis and
haemolytic uremic syndrome (HUS). As the main reservoir of this agent, the population of cattle in
1 Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana, e-mail:[email protected] 2 Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana, e-mail: [email protected] 3 Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana, e-mail: [email protected]
Sosialisasi Bahaya Zoonosis Escherichia coli O157:H7 serta Pelayanan Kesehatan Sapi di Dusun Mekar Sari dan
Samuan Kawan, Desa Carangsari, Kecamatan Petang, Badung
2 | JURNAL UDAYANA MENGABDI
the village of Carangsari, especially in Mekar Sari and Samuan Kawan subvilages are quite a lot.
Through by this program it is expected to increase the understanding of the community about the
health affect of E. coli O157: H7 infection and the efforts for cattle’health services as a precaution
to minimize the risk of agent transmission to humans. The activity was began with giving
counseling to livestock farming group followed by health service of cattle in the form of direct visit
to cattle shed with type of service depand on the type of case. The result was analyzed
descriptively. The activity was successfully conducted on 26 farmers with 46 cattle. Types of
services performed include: vitamin administration for all cattle (46 heads) or 100%, spraying
action on 29 out of 46 cattles (56,5%), worm treatment as much as 3 out of 46 cattles (6,5% ),
antihistamine / delladryl administration on 2 out of 46 cattles (4.3%), and antibiotic treatment was
treated on 1 cattle (2.2%). These results indicate that the community service program is effective
enough to touch the needs of livestock farmers and it is felt benefits directly.
Keywords: E. coli O157:H7, pengabdian,, kesehatan, sapi, zoonosis
1. PENDAHULUAN
Desa Carangsari sebagai salah satu satu wilayah ujung Utara Kabupaten Badung, tepatnya di
wilayah Kecamatan Petang dengan jarak 20 km dari pusat pemerintahan Mangupura. Wilayah ini
berbatasan sebelah Utara dengan Desa Getasan, sebelah Selatan dengan Desa Sangeh, sebelah
Barat dengan sungai Penet dan sebelah Timur dengan sungai Ayung. Sebagian besar wilayah Desa
Carangsari terdiri dari tanah tegalan dan persawahan. Dari data yang ada, luas wilayah Desa
Carangsari 801,425 Ha dengan luas tanah persawahan seluas 422,00 Ha atau 52,66% serta tegalan
atau lahan kering 235,95 Ha (Anon, 2015).
Desa Carangsari terdiri dari 10 Banjar/Dusun yaitu: Dusun Samuan Kawan, Dusun Samuan
Kangin, Dusun Mekar Sari, Dusun Pemijian, Dusun Sangut, Dusun Beng, Dusun Bedauh, Dusun
Telugtug, Dusun Anggungan dan Dusun Senapan, yang terbagi kedalam 3 Desa Adat yakni Desa
Adat Carangsari, Desa Adat Samuan dan Desa Adat Anggungan dengan jumlah penduduk
keseluruhannya sebesar 4.736 jiwa dengan rincian 2.363 laki laki dan 2.373 perempuan (Anon,
2015)
Desa Carangsari yang terletak pada ketinggian wilayah 378 m dari permukaan laut, dengan
suhu rata-rata harian 25OC dan curah hujan 2000 s/d 3000 mm/tahun, termasuk salah satu kawasan
yang sangat potensial untuk pengembangan sektor pertanian dalam arti luas antara lain sektor
pertanian tanaman pangan, sektor perkebunan dan sektor peternakan khususnya ternak sapi dan
babi (Anon, 2015)
Berdasarkan informasi data dalam profil Desa Carangsari diketahui bahwa mata
pencaharian terbesar penduduk adalah sebagai petani yang berjumlah 830 KK dengan jumlah
ternak sapi 1669 ekor (Anon, 2015). Dari jumlah ternak sapi tersebut sekitar 30% berada
diwilayah Dusun Samuan Kawan dan Mekar Sari. Lebih lanjut berdasarkan atas hasil komunikasi
pribadi dengan I Gusti Agung Putu Yadnya (kepala Dusun Samuan Kawan) dan I Made Wijana
(kepala Dusun Mekarsari), dijelaskan bahwa selama 4 tahun terakhir ini hampir tidak pernah
dilakukan kegiatan pelayanan kesehatan ataupun penyuluhan dibidang peternakan, terlebih lagi
tentang penyakit zoonosis yang diakibatkan oleh E. coli O157:H7. Ternak yang dipelihara banyak
mengalami kekurusan, bulu kusam, diare serta berlanjut pada kematian ternak.
Berdasarkan atas kajian peneliti ditemukan bahwa pada ternak sapi yang menderita diare
berpeluang besar untuk ditemukan adanya agen zoonosis E. coli O157:H7 mengingat sapi sebagai
reservoir utama dari agen tersebut (Blanco et al., 2004 dalam Rey et al., 2006). Transmisi
penularan strain bakteri ini ke manusia umumnya terjadi melalui konsumsi daging yang kurang
dimasak, produk susu yang tidak dipasteurisasi, air yang terkontaminasi feses, disamping juga
transmisi dari orang ke orang juga pernah dilaporkan (Karmali, 1989 dalam Rey et al., 2006).
Infeksi telah didokumentasikan terjadi pada orang setelah mengunjungi kebun binatang,
I W. Suardana et al.,
VOLUME xx NO. xx, BULANxx TAHUNxxxx | 3
peternakan sapi perah, atau tempat penampungan yang sebelumnya merupakan tempat sapi untuk
merumput (Johnson et al., 1999: Heuvelink et al., 2002). Hasil penelitian Suardana et al., (2007)
menemukan 5 dari 89 (5,62%) sampel daging sapi ditemukan positif E. coli O157:H7, sedangkan
isolasi terhadap 76 sampel feses manusia hanya menemukan 1 sampel atau 1,3% (Suardana et al.,
2008). Kajian terhadap toksin yang dihasilkan oleh strain E. coli ini menemukan 3 dari 7 isolat E.
coli O157:H7 yang diuji ditemukan positif memproduksi toksin VT1 (Stx1) dan VT2 (Stx2), dan
hanya 1 isolat yang diketahui memproduksi toksin VT2 (Stx2) (Suardana et al., 2009).
Sampai saat ini belum diketahui pengobatan terhadap infeksi oleh EHEC (E. coli
O157:H7) (Glodwater and Bettelhim, 2012). Perlakuan terhadap kasus infeksi oleh bakteri ini
umumnya hanya bersifat suportif dan disarankan untuk pemberian cairan infus dan diet lunak.
Bertitik tolak dari permaslahan tersebut, tentunya upaya sosialisasi pada masyarakat dalam
bentuk penyuluhan mengenai bahaya dan langkah langkah preventif terhadap penularan penyakit
zoonosis E. coli O157:H7 serta kegiatan pelayanan kesehatan pada ternak sapi sangat didambakan
oleh masyarakat Dusun Samuan Kawan dan Mekar Sari. Pada akhir kegiatan diharapkan dapat
merubah persepsi dan meningkatkan kewaspadaan masyarakat tentang penyakit zoonosis E. coli
O157:H7 sekaligus dapat meringankan beban masyarakat berupa pembiayaan untuk pengobatan
ternak sakit.
2. METODE PEMECAHAN MASALAH
Metode pemecahan masalah yang ditawarkan dalam kegiatan ini adalah: Penyuluhan: Dalam
penyuluhan ini ditekankan standar pemeliharaan ternak sapi yang baik, tindakan pencegahan
(preventif) dan tindakan medis yang mesti dilakukan terhadap ternak yang sakit. Dalam materi ini
ditekankan mengenai tindakan sanitasi dan hygiene dalam upaya pencegahan penularan penyakit
zoonosis E. coli O157:H7; Pelayanan kesehatan: Spraying, pemberian vitamin dan pengobatan:
Dalam pelayanan spraying dan pemberian vitamin diupayakan agar cakupannya mendekati 100%
dari total populasi sapi yang ada. Pengobatan yang dimaksud adalah bersifat spesifik terhadap
masing-masing ternak sesuai dengan jenis kasusnya
3.HASIL DAN PEMBAHASAN
Kegiatan pengabdian masyarakat “Sosialisasi Bahaya Zoonosis Escherichia coli O157:H7 serta
Pelayanan Kesehatan Sapi di Dusun Mekarsari dan Samuan Kawan, Desa Carangsari, Kecamatan
Petang, Badung” mendapatkan respon positif, yang ditunjukkan oleh sikap antusias dari
masyarakat petani ternak dengan dukungan kehadiran aparat Desa dan Dusun (Gambar 1). Respon
positif juga terlihat dari kesiapan masyarakat untuk menunggu petugas datang di kandang-kandang
ternaknya. Disamping terlihat dari banyaknya pertanyaan seputar bahaya penyakit zoonosis E. coli
O157:H7 serta masalah kesehatan ternak yang ditanyai oleh petani ternak,
Sosialisasi Bahaya Zoonosis Escherichia coli O157:H7 serta Pelayanan Kesehatan Sapi di Dusun Mekar Sari dan
Samuan Kawan, Desa Carangsari, Kecamatan Petang, Badung
4 | JURNAL UDAYANA MENGABDI
Gambar 1. Kegiatan penyuluhan bahaya zoonosis E. coli O157:H7 dan pelayanan kesehatan ternak
di Dusun Samuan Kawan, Desa Carangsari
Kegiatan pengabdian berupa penyuluhan dan pelayanan tersebut berhasil memberikan pelayanan
kesehatan ternak dengan jumlah yang cukup banyak. Kegiatan pelayanan berupa pemberian
vitamin, spraying, obat cacing, antibiotika dan antihistamin secara ringkas tersaji pada Tabel 1.
Tabel 1. Daftar Petani Ternak dengan Jumlah Ternak dan Jenis Pelayanan Kesehatan ternak di
Dusun Samuan Kawan dan Samuan Kanging, Desa Carangsari, Petang, Badung.
No Nama Pemilik Jenis Ternak Jml Jenis Pelayanan
1. Wayan Kartu Sapi betina 2 Vitamin, antihistamin
2. Wayan Loka Sapi jantan 2 Vitamin
3. Mangku Pulu Sari Sapi betina 3 Vitamin
4 Pan Lendri Sapi betina 2 Vitamin
5. Nyoman Diarta Sapi Betina 1 Vitamin
6. Pak Yoga Sapi jantan 1 Vitamin, obat cacing,
antihistamin
7. Nyoman Yasa Sapi betina 1 Vitamin, obat cacing, spraying
8. Ketut Gara Sapi Betina 1 Vitamin
9. Ketut Kaper Sapi Betina 1 Vitamin, sprayaing
10 I Made Janayasa Sapi Jantan 2 Vitamin, sprayaing
11 Made Jana Sapi Jantan 1 Vitamin, sprayaing
12 Nyoman Kardi Sapi Betina 2 Vitamin, sprayaing
13 I Made Sutiyasa Sapi Betina 1 Vitamin, sprayaing
14 I Made Suada Sapi Jantan 2 Vitamin, obat cacing
15 I Wayan Sudiarta Sapi Jantan 1 Sprayaing
16 I Made Narsa Sapi betina 2 Vitamin, sprayaing, antibiotika
17 I Wayan Sunantara Sapi betina 2 Vitamin
18 Made Gasir Sapi betina 3 Vitamin, sprayaing
19 Ketut Budi Sapi betina 2 Vitamin, sprayaing
20 Pak Wayan Ranta Sapi betina 2 Vitamin, sprayaing
21 Pak Wayan Turut Sapi betina 2 Vitamin, sprayaing
21 Pak Putu Pastra Sapi betina 2 Vitamin, sprayaing
22 Pak Kandri Sapi betina 2 Vitamin, sprayaing
23 Pak Nyoman Genep Sapi betina 2 Vitamin, sprayaing
24 Men Weca Sapi jantan 1 Vitamin, sprayaing
25 Pak Made Muliawan Sapi betina 2 Vitamin, sprayaing
I W. Suardana et al.,
VOLUME xx NO. xx, BULANxx TAHUNxxxx | 5
26 Pak Ketut Murna Sapi betina 1 Vitamin, sprayaing
Jumlah 46 ekor Sapi
Gambaran ringkas jenis pelayanan yang diberikan terhadap 46 ekor ternak dari 26 pemilik seperti
tersaji pada Gambar 2.
Gambar 2. Jenis Pelayanan Kesehatan Sapi di Dusun Samuan Kawan, Samuan Kangin, Desa
Carangsari, Petang, Badung
Dari Tabel 1 terlihat bahwa sejumlah 46 ekor sapi berhasil diberikan pelayanan kesehatan dengan
melibatkan 26 petani ternak. Gambaran mengenai jumlah dan jenis pelayanan kesehatan yang
dilaksanakan (Gambar 2) menunjukkan pelayanan tindakan pemberian vitamin dilakukan terhadap
semua ternak sapi yang didatangi yaitu 46 ekor (100%), disusul dengan spraying berupa
pemberian butox pada 29 ekor (56,5%), pemberian obat cacing pada 3 ekor (6,5%), pemberian
antihistamin 2 ekor (4,3%) dan pemberian antibiotika hanya 1 ekor (2,2%).
Didasarkan atas jumlah dan jenis pelayanan yang ditampilkan pada Gambar 2,
mencerminkan bahwa tindakan pemberian vitamin dan spraying merupakan tindakan yang paling
banyak dimanfaatkan oleh petani ternak. Antusias sikap masyarakat untuk memperoleh pelayanan
spraying berupa pemerian butox seiring dengan banyaknya banyaknya jumlah lalat dan nyamuk
yang sering menggangu ternak di wilayah tersebut. Antusias petani juga terlihat dari pertanyaan
sepiutar gangguan yang muncul berupa penyakit demam tiga hari atau bovine ephimeral fever
(BEF). Batan (2006) menyebutkan penyakit demam tiga hari atau bovine ephimeral fever (BEF)
merupakan penyakit viral infeksius noncontagius dengan perantaraan arthropoda sebagai hospes
intermediet. Virus ini tergolong arbovirus karena memerlukan perantaraan gigitan serangga untuk
penyebarannya. Penyakit ini dapat menyerang sapi dan kerbau dengan gejala demam singkat,
depresi, kekakuan, radang jaringan mesodermal, dan kepincangan. Virus penyebab BEF ada 4
serotipe yaitu: DDP63, CSIRO368, DDP61 dan FUK11.
Pemberian vitamin, spraying, dan obat cacing yang dilakukan sejalan dengan tindakan
Dinas terkait (Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan) Kabupaten Badung ketika
terselengaranya kegiatan Pelayanan Kesehatan, sedangkan tindakan pemberian obat-obatan
antihistamin / delladryl serta pemberian antibiotika merupakan tindakan insidental yang biasanya
di layani oleh Petugas Dokter Hewan sesuai dengan jenis kasusnya.
Pemberian vitamin dan obat cacing umumnya diberikan pada sapi-sapi dengan gejala bulu
kusam dan kering, perut buncit, nafsu makan kurang, yang umum diderita oleh ternak sapi umur
muda (kurang dari 6 bulan). Batan (2006) menyatakan pada sapi Bali sering ditemukan adanya
Sosialisasi Bahaya Zoonosis Escherichia coli O157:H7 serta Pelayanan Kesehatan Sapi di Dusun Mekar Sari dan
Samuan Kawan, Desa Carangsari, Kecamatan Petang, Badung
6 | JURNAL UDAYANA MENGABDI
cacing terutama dari jenis Toxocara vitulorum atau Neoascaris vitulorum. Diamping dari jenis
cacing ini, jenis cacing hati (Fascioliasis) juga sering ditemukan pada sapi Bali. Disisi lain,
pemberian tidakan medis berupa pengobatan dengan delladryl, dalam hal ini ditujukan untuk sapi
sapi yang menderita penyakit gatal gatal atau menderita demodekosis.
Kegiatan penyuluhan tentang bahaya zoonosis dari infeksi E. coli O157:H7 juga
mendapatkan respon positif dari petani ternak. Masyarakat petani ternak merasa sadar akan
pentingnya tindakan sanitasi dan higiene dalam pemeliharaan ternaknya dari ancaman infeksi E.
coli O157:H7. Kesadaran masyarakat diteguhkan dengan hasil hasil yang disampaikan sebagai
materi penyuluhan. Penelitian Suardana et al., tahun 2005 menemukan prevalensi E. coli
O157:H7 pada feses sapi sebesar 7,61%. Hasil penelitian juga menunjukkan adanya korelasi
positif antara ditemukannya E. coli dengan kehadiran E. coli patogen E. coli O157:H7 (Suardana et
al., 2005).
Bertitik tolak dari sejumlah sapi yang mendapatkan pelayanan kesehatan serta
memperhatikan sikap antusias dari petani ternak, pada prinsipnya masyarakat Dusun Samuan
Kawan, dan Samuan Kangin, Desa Carangsari, Petang, Badung sangat berterima kasih kepada
pihak Lembaga Pengabdian Masyarakat Unud, serta mengharapkan sekali program serupa untuk
dilaksanakannya kembali dikemudian hari.
4. SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan
Berdasarkan atas hasil kegiatan maka dapat disimpulkan bahwa program pelayanan kesehatan
ternak sapi direspon positif oleh petani ternak Dusun Samuan Kawan dan Samuan Kangin Desa
Carangsari yang ditandai dengan cukup banyaknya masyarakat yang mendapatkan pelayanan
kesehatan ternak yaitu 26 petani ternak dengan 46 ekor sapi. Jenis pelayanan yang dilakukan
meliputi: tindakan spraying atau pemberian butox terhadap semua ternak sapi yaitu pemberian
vitamin pada 46 ekor (100%), tindakan spraying pada 29 ekor sapi (56,5%), pemberian obat cacing
sebanyak 3 ekor (6,5%), pemberian antihistamin / delladryl pada 2 ekor sapi (4,3%), serta
pemberian antibiotika pada 1 ekor sapi (2,2%).
.
4.2.Saran
Memperhatikan responsif masyarakat dan mempertimbangkan atas masukan dari masyarakat petani
ternak, maka disarankan kepada pihak Lembaga Pengabdian Masyarakat Universitas Udayana,
untuk dapat mengalokasikan dana pengabdiannya untuk pelaksanaan program yang sama
dikemudian hari.
UCAPAN TERIMAKASIH
Dengan terlaksananya Pengabdian pada Masyarakat ini, kami mengucapkan banyak-banyak tarima
kasih lepada pihak LPPM Unud atas bantuan dananya melalui Dana DIPA PNBP Universitas
Udayana dengan Surat Perjanjian nomor 674-10/ UN.14.4.A/PM/2017, tanggal 12 Juli 2017, serta
Bapak-bapak dan Ibu Dosen FKH Unud atas partisipasinya dalam kegiatan ini.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous (2015). Profil dan Kelurahan Desa Carangsari Tahun 2015. Departemen Dalam
Negeri. Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa.
I W. Suardana et al.,
VOLUME xx NO. xx, BULANxx TAHUNxxxx | 7
Batan.I W. (2006). Sapi Bali dan Penyakitnya. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana.
Goldwater P.N., and Bettelheim K.A.(2012).Treatment of Enterohemorrhagic Escherichia coli
(EHEC) Infection and Hemolytic Syndrome (HUS). BMC Medicine. 10 (12): 1-8.
Heuvelink , A.E, van Heerwaarden, C,. Zwartkruis-Nahuis, J.T., van Oosterom, R., Edink,
K., van Duynhoven, Y.T., and de Boer E. (2002). Escherichia coli O157 Infection
Associated with a Petting Zoo. Epidemiol infect. 129:295-302.
Johnson, R.P., Wilson, J.B., Michel, P., Rahn, K., Renwick, S.A., Gyles, C.L., and
Spika, J.S. (1999). Human Infectoion with Verotoxigenic Escherichia coli
Associated with exposure to Farms and Rural Enviroments. In: Stewart CS, Flints
HJ, editors. Escherichia coli O157 in farm AQnimals. CABI Publishing;
Wallingford, U.K; Pp. 147-217.
Rey, J., Sanchez, S., Blanco, J.E., Hermoso de Mendoza, J., Hermoso de Medoza, M.,
Garcia,A.,Gil,C., Tejero, N., Rubio, R., and Alonso, J.M., (2006). Prevalence,
serotypes and virulence genes of Shiga toxin-producing E. coli isolated from ovine
and caprine milk and other dairy products in spain. Inter.J.Food Microbiol.
107:212-217.
Suardana, I.W., N.L.K.Ayu Ratnawati, B.Sumiarto dan D.W.Lukman. (2005). Identifikasi
Escherichia coli O157:H7 dan Shiga Toxin Escherichia coli (STEC) pada Daging, Feces
Hewan dan Feces Manusia di Kabupaten Badung Propinsi Bali. Laporan Penelitian Hibah
Pekerti (Tahap I). Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan
Nasional Sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan Penelitian Nomor :
046/SPPP/PP/DP3M/IV/2005 Tanggal 11 April 2005.
Suardana, I.W., Sumiarto, B., dan Lukman, D.W., (2007). Isolasi dan identifikasi E. coli
O157:H7 pada daging sapi di Kabupaten Badung Provinsi Bali. J.Vet. 8(1):16-23.
Suardana, I.W., Ayu Ratnawati, N.L.K., Sumiarto, B., dan Lukman, D.W., (2008).
Deteksi keterkaitan keberadaan coliform, E. coli dengan keberadaan agen zoonosis
E.coli O157 dan E.coli O157:H7 pada feses manusia di Kabupaten Badung Provinsi
Bali. Medicina. 39(3):215-219.
Suardana, I.W., Krisna Erawan,I.G., Sumiarto, B., dan Lukman, D.W., (2009). Deteksi Produksi
Toksin Stx-1 Dan Stx-2 Dari E. Coli O157:H7 Isolat Feses Dan Daging Sapi. J. Vet.
10(4): 189-193.
Data Logbook
Judul : SOSIALISASI BAHAYA ZOONOSIS ESCHERICHIA COLI O157:H7 SERTA PELAYANAN KESEHATAN SAPI DI DUSUN MEKAR SARI DAN SAMUAN KAWAN, DESA CARANGSARI, KECAMATAN PETANG, BADUNG
Skim : Udayana Mengabdi
Dana Disetujui : Rp 10.000.000
Dana Terpakai : Rp 10.000.000
Tanggal Pelaksanaan
Persentase Uraian Kegiatan Daftar Pengeluaran Dana Terpakai
07 Oktober 2017
5% Koordinasi dengan Kepala Desa, Kepala Dusun dan Bendesa Adat untuk persiapan pelaksanaan pengabdian masyarakat
Tidak Tersedia 0
Hal : 1 / 3
Tanggal Pelaksanaan
Persentase Uraian Kegiatan Daftar Pengeluaran Dana Terpakai
10 Oktober 2017
10% Pembelian obat obatan dan alat untuk pelaksanaan pengabdian masyarakat
- BELANJA BARANG OPERASIONAL(Neuroboran: 25 x 20.000 = 500.000)
- BELANJA BARANG OPERASIONAL(Vit B komplek: 10 x 50.000 = 500.000)
- BELANJA BARANG OPERASIONAL(Kaloxy 100 ml: 5 x 75.000 = 375.000)
- BELANJA BARANG OPERASIONAL(Xylomidon 15 ml: 10 x 25.000 = 250.000)
- BELANJA BARANG OPERASIONAL(Duradryl 15 ml: 10 x 25.000 = 250.000)
- BELANJA BARANG OPERASIONAL(Amphoprim tab: 30 x 20.000 = 600.000)
- BELANJA BARANG OPERASIONAL(Sulfastrong 100 ml: 5 x 75.000 = 375.000)
- BELANJA BARANG OPERASIONAL(Dovenik 50 ml: 5 x 75.000 = 375.000)
- BELANJA BARANG OPERASIONAL(Butox 100 ml: 3 x 150.000 = 450.000)
- BELANJA BARANG OPERASIONAL(Gusanex spray: 3 x 150.000 = 450.000)
- BELANJA BARANG OPERASIONAL(Ivomex 50 ml: 1 x 350.000 = 350.000)
- BELANJA BARANG OPERASIONAL(Nemasol 100 Kap: 1 x 125.000 = 125.000)
- BELANJA BARANG OPERASIONAL(Oxcytocin: 1 x 150.000 = 150.000)
- BELANJA BARANG OPERASIONAL(Akuades: 15 x 20.000 = 300.000)
- BELANJA BARANG OPERASIONAL(Alkohol: 15 x 20.000 = 300.000)
- BELANJA BARANG OPERASIONAL(Kapas: 2 x 50.000 = 100.000)
5.450.000
14 Oktober 2017
80% Pembelian Snack dan konsumsi untuk pelaksanaan pengabdian
- BELANJA BARANG NON OPERASIONAL(Snack: 40 x 20.000 = 800.000)
- BELANJA BARANG NON OPERASIONAL(Nasi: 40 x 30.000 = 1.200.000)
2.000.000
Hal : 2 / 3
Tanggal Pelaksanaan
Persentase Uraian Kegiatan Daftar Pengeluaran Dana Terpakai
14 Oktober 2017
87% Transportasi untuk kelancaran kegiatan
- BELANJA PERJALANAN LAINNYA (Sewa mobil 1: 300000 x 1 = 300.000)
- BELANJA PERJALANAN LAINNYA (Sewa mobil 2: 1 x 300.000 = 300.000)
600.000
20 November 2017
99% Pembuatan laporan akhir
- BELANJA BARANG NON OPERASIONAL(Foto copy, jilid: 4 x 10.000 = 40.000)
- BELANJA BARANG NON OPERASIONAL(Kertas A4: 1 x 30.000 = 30.000)
- BELANJA BARANG NON OPERASIONAL(Tinta refill 4 warna: 4 x 25.000 = 100.000)
170.000
21 November 2017
98% Pembayaran honor dan pajak pajak
- BELANJA BARANG NON OPERASIONAL(Honor untuk Ketua : 2 x 225.000 = 450.000)
- BELANJA BARANG NON OPERASIONAL(Honor anggota 1: 2 x 120.000 = 240.000)
- BELANJA BARANG NON OPERASIONAL(Honor Anggota 2: 2 x 120.000 = 240.000)
930.000
21 November 2017
100% Seminar Hasil Pengabdian
- BELANJA BARANG NON OPERASIONAL(Pembayaran Senastek: 1 x 850.000 = 850.000)
850.000
Total 10.000.000
Hal : 3 / 3