fakultas kedokteran hewan unud · denpasar, f t november 201 7 ketua tim pelaksana meryetujur, rai...

32
Laporan Akhir Hibah Udayana Mengabdi SOSIALISASI BAHAYA ZOONOSIS ESCHERICHIA COLI O157:H7 SERTA PELAYANAN KESEHATAN SAPI DI DUSUN MEKAR SARI DAN SAMUAN KAWAN, DESA CARANGSARI, KECAMATAN PETANG, BADUNG TIM PENGUSUL Dr.drh. I Wayan Suardana, MSi (NIDN: 0022017005) Drh. I Ketut Suada (NIDN: 0025126008) Drh. Mas Djoko Rudyanto, MS (NIDN: 0004015711) Dr.drh. I Nyoman Suartha, MSi (NIDN: 0001036810) Dr.drh. I Gusti Ngurah Sudisma, MSi (NIDN: 0030016904) Drh. Putu Ayu Sisyawati Putriningsih, MSc (NIDN: 0010058401) Drh. Tjokorda Sari Nindia, MP (NIDN: 0017067404) Drh. Aida Louise Tenden Rompis (NIDN: 0013025805) Prof.drh. I Nyoman Mantik Astawa, Ph.D (NIDN: 0001016048) Prof.Dr. drh. Iwan Harjono Utama, MS (NIDN: 0006046109) Dr.drh. I Gusti Agung Suartini, MSi (NIDN: 0017126904) Prof.drh. A.A.A. Mirah Adi, MSi., Ph.D (NIDN: 0026086305) FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNUD Dibiayai oleh DIPA PNBP Universitas Udayana TA.2017 Sesuai dengan Surat Perjanjian Penugasan Pelaksanaan Hibah Pengabdian kepada Masyarakat Udayana Mengabdi No. 674-10/ UN.14.4.A/PM/2017, tanggal 12 Juli 2017 LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS UDAYANA 2017

Upload: others

Post on 11-Jan-2020

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Laporan Akhir Hibah Udayana Mengabdi

SOSIALISASI BAHAYA ZOONOSIS ESCHERICHIA COLI O157:H7 SERTA

PELAYANAN KESEHATAN SAPI DI DUSUN MEKAR SARI DAN SAMUAN

KAWAN, DESA CARANGSARI, KECAMATAN PETANG, BADUNG

TIM PENGUSUL

Dr.drh. I Wayan Suardana, MSi (NIDN: 0022017005)

Drh. I Ketut Suada (NIDN: 0025126008)

Drh. Mas Djoko Rudyanto, MS (NIDN: 0004015711)

Dr.drh. I Nyoman Suartha, MSi (NIDN: 0001036810)

Dr.drh. I Gusti Ngurah Sudisma, MSi (NIDN: 0030016904)

Drh. Putu Ayu Sisyawati Putriningsih, MSc (NIDN: 0010058401)

Drh. Tjokorda Sari Nindia, MP (NIDN: 0017067404)

Drh. Aida Louise Tenden Rompis (NIDN: 0013025805)

Prof.drh. I Nyoman Mantik Astawa, Ph.D (NIDN: 0001016048)

Prof.Dr. drh. Iwan Harjono Utama, MS (NIDN: 0006046109)

Dr.drh. I Gusti Agung Suartini, MSi (NIDN: 0017126904)

Prof.drh. A.A.A. Mirah Adi, MSi., Ph.D (NIDN: 0026086305)

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNUD

Dibiayai oleh DIPA PNBP Universitas Udayana TA.2017 Sesuai dengan Surat

Perjanjian Penugasan Pelaksanaan Hibah Pengabdian kepada Masyarakat Udayana

Mengabdi No. 674-10/ UN.14.4.A/PM/2017, tanggal 12 Juli 2017

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA

MASYARAKAT UNIVERSITAS UDAYANA

2017

Judul

Peneliti I Pelatsana

Nama lengkap

NII',fI{II)N

Jabatan Fun gsiona lr'Stukhrral

Prograrn Str.rdi

NomorIIPAlarnat Sure] (e-mail)

Anggota 1

Nama Lengkap

NlDN

Perguruan Tirrggi

Anggota 2

Narna Lengl;ap

NIDN

Perguruan-l'inggr

. Anggota 3

Narna Le,ngkap

NlDN

Perguruan Tinggi

.Anggota 4

Nama Lengkap

NTDN

Perlluruan Tinggr

Anggota 5

Nama Lengkap

NIDN

Pergunun Trnggi

Anggota 6

Nama Lengkap

NtDN

Pergururln Trng_c1l

Anggota 7

Narna f.engkap

NIDN

Pelguruarr Tinggi

Anggota 8

Nama Lengkap

t.q-IDN

Pergulturr Tinggi

Institusi Ntitra (iika ada)

Narna Institusr Mitra

Alamat

Penanggung Jawab

l'alrun Pelaksanaarr

Biaya Diusulkan

Biava Disetrrirri

HALA}I.{N PENGESAHANI]DAYANA MENGABDI

SOSIAI,ISASI BAHAYA ZOONOSIS ESCHERICHIA COLI O157:H7 SERTAPET,AYANAN KESEH,ATAN SAPI DI DUSL]N MEKAR. SARI DAN SAMUANKAWAN. DESA CARANGSARI, KECAIVIATAN PETANG, BADLTNG

Dr. Drh I Wayan Suardana, N{ Si

I 9?001 221995 121 001 i 00220 t 7005

Lektor Kepala / Tidak ada

S1 Pendidikan Dokter f{ervan

08r 33862r 6i -5

iwayans uardana22(?-yahoo com

Drh I Ketut Suada. ivl Si

0025 I 26008

S I Pendidrhan Dokter Hevvan

Drh Putu Ayu Sisyawati Putriningsih, S KH , M Sc

0010058401

Sl Perididrkan Dokter Her\an

Prof. Dr. drh IWANHARIONO UIAMA. NfS

00060461 09

Profesi Dokter Hewan

Dr Drh. t Gusti Ayu Agung Suartini, NI.Si,

0{_\17126t)04

S I I'endidikan Dokter Hewan

Prof. Drh l NYON,IAN N/IANTIK ASTAWA, Ph D

0001 (-u 6048

S I Pendrdrkan Doktel Hewarr

Prof Drh. ANAK AGUNG AYLI I\IIRAH .ADI. M Si. Ph D

002608630.5

Sl Pendrdrkan Dokter Hewan

Drh Aida Louise Tenden Rompis

001 3025805

Sl Perrdidrkau Dokter Hewan

Drh Mas Djoko Rudyanto, M S.

000401,571 I

S I Pendidikan Dokter Hevr'an

'Iidak ada

Trdak ada

Tahun ke- I dari rencana 1 talun

Rp. 10 000.000

Rn l0 0Ct0 000

Denpasar, f t November 201 7

Ketua Tim Pelaksana

Meryetujur,

Rai Maya Te.maja, MP.)DGSiqE8031002

@r. Drh I Wayhn Suardana, M Si. )NIP: 197001 221995 121CIO1

\T-)L/-b

dan Pengabdian kepada Masyarakat

i

SOSIALISASI BAHAYA ZOONOSIS ESCHERICHIA COLI O157:H7 SERTA

PELAYANAN KESEHATAN SAPI DI DUSUN MEKAR SARI DAN SAMUAN

KAWAN, DESA CARANGSARI, KECAMATAN PETANG, BADUNG

ABSTRAK

Ternak sapi dikenal sebagai reservoir utama dari agen zoonosis Escherichia

coli O157:H7. Infeksi oleh agen ini dapat berakibat fatal pada manusia yang ditandai

dengan diare berdarah, colitis haemorrhagic dan haemolytic uremic syndrome

(HUS). Sebagai reservoir utama dari agen ini, populasi sapi di Desa Carangsari

khususnya di Dusun Mekar Sari dan Samuan Kawan cukup banyak. Melalui

kegiatan pengabdian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman masyarakat

tentang bahaya infeksi E. coli O157:H7 serta upaya pelayanan kesehatan sapi sebagai

langkah antisipasi untuk meminimalkan resiko penularannya kepada manusia.

Kegiatan pengabdian diawali dengan pemberian penyuluhan kepada kelompok tani

ternak yang dilanjutkan dengan pelayanan kesehatan ternak sapi berupa kunjungan

langsung ke kandang-kandang sapi dengan jenis pelayanan sesuai dengan jenis kasus

yang dijumpai. Data hasil pelayanan selanjutnya disajikan secara deskriptif.

Kegiatan pengabdian berhasil dilakukan terhadap 26 petani ternak dengan 46 ekor

sapi. Jenis pelayanan yang dilakukan meliputi: tindakan pemberian pemberian

vitamin pada 46 ekor (100%), tindakan spraying pada 29 ekor sapi (56,5%),

pemberian obat cacing sebanyak 3 ekor (6,5%), pemberian antihistamin / delladryl

pada 2 ekor sapi (4,3%), serta pemberian antibiotika pada 1 ekor sapi (2,2%). Hasil

ini mengindikasikan bahwa program pengabdian yang dilakukan cukup efektif dapat

menyentuh kebutuhan petani ternak dan dirasakan manfaatnya secara langsung.

.

Kata Kunci : E. coli O157:H7, pengabdian,, kesehatan, sapi, zoonosis

ii

PRAKATA

Kegiatan pengabdian dengan tema “Sosialisasi Bahaya Zoonosis Escherichia

coli O157:H7 serta Pelayanan Kesehatan Sapi di Dusun Mekar Sari dan Samuan

Kawan, Desa Carangsari, Kecamatan Petang, Badung” ini menekankan pada upaya

penyebar luasan informasi tentang bahaya, patogenesis, dan langkah langkah antisipasi

penularan penyakit bakterial zoonosis ini dari hewan (sapi) ke manusia. Disamping itu,

dalam kegiatan pengabdian ini juga disertai tambahan bantuan pelayanan kesehatan

ternak khususnya sapi secara umum sebagai upaya meningkatkan kesehatan ternak di

kedua dusun tersebut.

Sebagai pertanggungjawaban pengkajian yang telah dilakukan, maka melalui

laporan ini disajikan hasil-hasil kegiatan yang telah dilaksanakan berupa data-data

hasil pengabdian dan foto-foto.

Akhirnya atas dukungan dan partisipasi semua pihak uang secara aktif terlibat

dalam pengabdian ini, khususnya kepada pihak Universitas Udayana yang telah

mendanai kegiatan ini melalui program Hibah Udayana Mengabdi TA. 2017, kami

mengucapkan terimakasih yang sebesar besarnya, semoga hasil kegiatan ini ada

manfaatnya.

Denpasar, 18 Nopember 2017

Penanggung jawab pengabdian

(Dr.drh. I Wayan Suardana, Msi)

NIP. 197001221995121001

iii

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ………………………………………………………………...... i

PRAKATA ..................................................................................................... ii

BAB I. PENDAHULUAN ………………………………………………….. 1

DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL ........................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... v

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Analisis Situasi …………………………………………………. 1

1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………… 3

BAB II. TUJUAN, MANFAAT DAN PEMECAHAN MASALAH …….. 4

2.1 Tujuan Kegiatan ………………………………………………… 4

2.2 Manfaat Kegiatan ………………………………………………. 4

2.3 Pemecahan Maslah ……………………………………………… 5

BAB III. KHALAYAK SASARAN STRATEGIS DAN LUARAN ……… 6

3.1 Khalayak Sasaran Strategis …………………………………….. 6

3.2 Luaran ………………………………………………………….. 6

BAB IV. METODE PELAKSANAAN …………………………………… 7

BAB V. HASIL KEGIATAN ……………………………............................ 8

BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 12

5.1 Simpulan …………………………………………………......... 12

5.2 Saran …………………………………………………................ 12

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….. 13

iv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Daftar Petani Ternak dengan Jumlah Ternak dan Jenis Pelayanan

Kesehatan ternak di Dusun Samuan Kawan dan Samuan Kanging, Desa

Carangsari, Petang, Badung .......................................................................

9

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kegiatan penyuluhan bahaya zoonosis E. coli O157:H7 dan

pelayanan kesehatan ternak di Dusun Samuan Kawan, Desa

Carangsari...................................................................................

8

2. Jenis Pelayanan Kesehatan Sapi di Dusun Samuan Kawan, Samuan

Kangin, Desa Carangsari, Petang, Badung ...................................

10

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Analisis Situasi

Desa Carangsari sebagai salah satu satu wilayah ujung Utara Kabupaten Badung,

tepatnya di wilayah Kecamatan Petang dengan jarak 20 km dari pusat pemerintahan

Mangupura. Wilayah ini berbatasan sebelah Utara dengan Desa Getasan, sebelah Selatan

dengan Desa Sangeh, sebelah Barat dengan sungai Penet dan sebelah Timur dengan

sungai Ayung. Sebagian besar wilayah Desa Carangsari terdiri dari tanah tegalan dan

persawahan. Dari data yang ada, luas wilayah Desa Carangsari 801,425 Ha dengan luas

tanah persawahan seluas 422,00 Ha atau 52,66% serta tegalan atau lahan kering 235,95

Ha (Anon, 2015).

Desa Carangsari terdiri dari 10 Banjar/Dusun yaitu: Dusun Samuan Kawan, Dusun

Samuan Kangin, Dusun Mekar Sari, Dusun Pemijian, Dusun Sangut, Dusun Beng, Dusun

Bedauh, Dusun Telugtug, Dusun Anggungan dan Dusun Senapan, yang terbagi kedalam 3

Desa Adat yakni Desa Adat Carangsari, Desa Adat Samuan dan Desa Adat Anggungan

dengan jumlah penduduk keseluruhannya sebesar 4.736 jiwa dengan rincian 2.363 laki

laki dan 2.373 perempuan (Anon, 2015)

Desa Carangsari yang terletak pada ketinggian wilayah 378 m dari permukaan

laut, dengan suhu rata-rata harian 25OC dan curah hujan 2000 s/d 3000 mm/tahun,

termasuk salah satu kawasan yang sangat potensial untuk pengembangan sektor pertanian

dalam arti luas antara lain sektor pertanian tanaman pangan, sektor perkebunan dan sektor

peternakan khususnya ternak sapi dan babi (Anon, 2015)

Berdasarkan informasi data dalam profil Desa Carangsari diketahui bahwa mata

pencaharian terbesar penduduk adalah sebagai petani yang berjumlah 830 KK dengan

jumlah ternak sapi 1669 ekor (Anon, 2015). Dari jumlah ternak sapi tersebut sekitar 30%

berada diwilayah Dusun Samuan Kawan dan Mekar Sari. Lebih lanjut berdasarkan atas

hasil komunikasi pribadi dengan I Gusti Agung Putu Yadnya (kepala Dusun Samuan

Kawan) dan I Made Wijana (kepala Dusun Mekarsari), dijelaskan bahwa selama 4 tahun

2

terakhir ini hampir tidak pernah dilakukan kegiatan pelayanan kesehatan ataupun

penyuluhan dibidang peternakan, terlebih lagi tentang penyakit zoonosis yang diakibatkan

oleh E. coli O157:H7. Ternak yang dipelihara banyak mengalami kekurusan, bulu kusam,

diare serta berlanjut pada kematian ternak.

Berdasarkan atas kajian peneliti ditemukan bahwa pada ternak sapi yang

menderita diare berpeluang besar untuk ditemukan adanya agen zoonosis E. coli O157:H7

mengingat sapi sebagai reservoir utama dari agen tersebut (Blanco et al., 2004 dalam Rey

et al., 2006). Transmisi penularan strain bakteri ini ke manusia umumnya terjadi melalui

konsumsi daging yang kurang dimasak, produk susu yang tidak dipasteurisasi, air yang

terkontaminasi feses, disamping juga transmisi dari orang ke orang juga pernah

dilaporkan (Karmali, 1989 dalam Rey et al., 2006). Infeksi telah didokumentasikan terjadi

pada orang setelah mengunjungi kebun binatang, peternakan sapi perah, atau tempat

penampungan yang sebelumnya merupakan tempat sapi untuk merumput (Johnson et al.,

1999: Heuvelink et al., 2002). Hasil penelitian Suardana et al., (2007) menemukan 5 dari

89 (5,62%) sampel daging sapi ditemukan positif E. coli O157:H7, sedangkan isolasi

terhadap 76 sampel feses manusia hanya menemukan 1 sampel atau 1,3% (Suardana et

al., 2008). Kajian terhadap toksin yang dihasilkan oleh strain E. coli ini menemukan 3

dari 7 isolat E. coli O157:H7 yang diuji ditemukan positif memproduksi toksin VT1

(Stx1) dan VT2 (Stx2), dan hanya 1 isolat yang diketahui memproduksi toksin VT2

(Stx2) (Suardana et al., 2009).

Sampai saat ini belum diketahui pengobatan terhadap infeksi oleh EHEC (E. coli

O157:H7) (Glodwater and Bettelhim, 2012). Perlakuan terhadap kasus infeksi oleh

bakteri ini umumnya hanya bersifat suportif dan disarankan untuk pemberian cairan infus

dan diet lunak.

Bertitik tolak dari permaslahan tersebut, tentunya upaya sosialisasi pada

masyarakat dalam bentuk penyuluhan mengenai bahaya dan langkah langkah preventif

terhadap penularan penyakit zoonosis E. coli O157:H7 serta kegiatan pelayanan

kesehatan pada ternak sapi sangat didambakan oleh masyarakat Dusun Samuan Kawan

dan Mekar Sari. Pada akhir kegiatan diharapkan dapat merubah persepsi dan

3

meningkatkan kewaspadaan masyarakat tentang penyakit zoonosis E. coli O157:H7

sekaligus dapat meringankan beban masyarakat berupa pembiayaan untuk pengobatan

ternak sakit.

1.2. Rumusan Masalah

Didasarkan atas analisis situasi seperti diatas, maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut.

1. Kondisi pemeliharaan ternak sapi di Dusun Samuan Kawan dan Mekar Sari,

Desa Carangsari belum optimal, khususnya ditinjau dari sisi kesehatan,

sanitasi dan hygiene.

2. Ternak sapi yang dipelihara sebagian besar kurang sehat.

3. Masyarakat Dusun Samuan Kawan dan Mekar Sari belum memahami bahkan

belum mengenal adanya bahaya penularan agen zoonosis baru E. coli

O157:H7 pada manusia.

4

BAB II

TUJUAN, MANFAAT DAN PEMECAHAN MASALAH

2.1 Tujuan Kegiatan

Tujuan yang diharapkan tercapai setelah kegiatan pengabdian ini terlaksana adalah :

1. Meningkatknya pemahaman masyarakat tentang pentingnya sanitasi dan

hygiene dalam pemeliharaan ternak sapi terutama keterkaitan antara asfek

manajemen dengan penyakit ternak;

2. Terbantunya penanganan masalah kesehatan ternak di Dusun Samuan Kawan

dan Mekar Sari sehingga dapat berujung pada peningkatan efisiensi dan

produktivitas dalam produksi, dan

3. Meningkatnya pemahaman dan kewaspadaan masyarakat di Dusun Samuan

Kawan dan Mekar Sari tentang bahaya penyakit zoonosis E. coli O157:H7

serta dapat dilakukan tindakan preventif untuk mengatasi penyebarannya.

2.2 Manfaat Kegiatan

Manfaat yang diharapkan dari kegiatan Udayana Mengabdi ini adalah :

1. Terjadinya peningkatan pengetahuan dari masyarakat peternak sapi terutama

dari sisi manjemen mengenai cara pemeliharaan ternak sapi yang sehat, baik

dan benar;

2. Tersosialisasinya bahaya penyakit zoonosis baru (new emerging zoonosis)

Escherichia coli O157:H7 di masyarakat;

3. Berkurangnya beban biaya masyarakat untuk pengobatan ternaknya yang sakit

atau mengalami gangguan kesehatan; dan

4. Terjalinya komunikasi serta hubungan yang harmonis antara pihak Perguruan

Tinggi (Unud) dengan masyarakat (Desa Carangsari, Kecamatan Petang-

Badung).

5

2.3 Pemecahan Masalah

Kerangka pemecahan masalah yang ditawarkan dalam kegiatan ini adalah:

1. Penyuluhan materi Zoonosis

Dalam penyuluhan ini ditekankan standar pemeliharaan ternak sapi yang baik,

tindakan pencegahan (preventif) dan tindakan medis yang mesti dilakukan

terhadap ternak yang sakit. Disamping materi tersebut juga ditambahkan materi

mengenai tindakan sanitasi dan hygiene dalam upaya pencegahan penularan

penyakit zoonosis E. coli O157:H7. Evaluasi terhadap keberhasilan program

penyuluhan di lakukan dengan menganalisis hasil pre test dan post test.

2. Pelayanan spraying dan pemberian obat cacing

Dalam pelayanan spraying dan obat cacing ini diupayakan agar cakupan spraying

mendekati 100% dari total populasi sapi yang ada.

3. Pelayanan pengobatan ternak sakit

Pelayanan pengobatan yang dimaksud adalah bersifat spesifik terhadap masing-

masing ternak sesuai dengan jenis kasusnya.

6

BAB III

KHALAYAK SASARAN STRATEGIS DAN LUARAN

3.1 Khalayak Sasaran Strategis

Sebagai khalayak sasaran strategis yang dilibatkan dalam program pengabdian

masyarakat ini adalah:

1 Seluruh anggota kelompok petani ternak sapi di Dusun Samuan Kawan dan

Mekar Sari.

2 Warga Banjar / Dusun Samuan Kawan dan Mekar Sari diluar anggota kelompok

ternak sapi.

3 Pemuka masyarakat

3.2 Luaran

Luaran yang dihasilkan dari pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah:

1. Publikasi ilmiah pada Jurnal Udayana Mengabdi

2. Leflet mengenai teknik pemeliharaan dan tindakan pencegahan penularan penyakit

zoonosis E. coli O157:H7.

7

BAB IV

METODE PELAKSANAAN

Metode yang diterapkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan adalah

1. Menghubungi Kepala Desa Carangsari, Kelihan Banjar / Kepala Dusun

Samuan Kawan dan Mekar Sari dan Ketua Kelompok untuk mengerahkan

warga petani ternak di wilayahnya untuk mengikuti program penyuluhan di

Balai Subak setempat sebelum peserta ke kandang-kandang petani ternak

masing-masing.

2. Memberikan penyuluhan kepada petani ternak sebelum tindakan pelayanan

dilakukan.

3. Menyebarkan kuisioner / tanya jawab tentang persepsi masyarakat (petani

ternak) terhadap materi penyuluhan yang disajikan. Kuisioner dilakukan 2

kali yang meliputi pre-test dan post-test.

8

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan pengabdian masyarakat “Sosialisasi Bahaya Zoonosis Escherichia coli

O157:H7 serta Pelayanan Kesehatan Sapi di Dusun Mekarsari dan Samuan Kawan, Desa

Carangsari, Kecamatan Petang, Badung” mendapatkan respon positif, yang ditunjukkan

oleh sikap antusias dari masyarakat petani ternak dengan dukungan kehadiran aparat Desa

dan Dusun (Gambar 1). Respon positif juga terlihat dari kesiapan masyarakat untuk

menunggu petugas datang di kandang-kandang ternaknya. Disamping terlihat dari

banyaknya pertanyaan seputar bahaya penyakit zoonosis E. coli O157:H7 serta masalah

kesehatan ternak yang ditanyai oleh petani ternak,

Gambar 1. Kegiatan penyuluhan bahaya zoonosis E. coli O157:H7 dan pelayanan

kesehatan ternak di Dusun Samuan Kawan, Desa Carangsari

Kegiatan pengabdian berupa penyuluhan dan pelayanan tersebut berhasil memberikan

pelayanan kesehatan ternak dengan jumlah yang cukup banyak. Kegiatan pelayanan

berupa pemberian vitamin, spraying, obat cacing, antibiotika dan antihistamin secara

ringkas tersaji pada Tabel 1.

9

Tabel 1. Daftar Petani Ternak dengan Jumlah Ternak dan Jenis Pelayanan Kesehatan

ternak di Dusun Samuan Kawan dan Samuan Kanging, Desa Carangsari, Petang,

Badung.

No Nama Pemilik Jenis

Ternak

Jml Jenis Pelayanan

1. Wayan Kartu Sapi betina 2 Vitamin, antihistamin

2. Wayan Loka Sapi jantan 2 Vitamin

3. Mangku Pulu Sari Sapi betina 3 Vitamin

4 Pan Lendri Sapi betina 2 Vitamin

5. Nyoman Diarta Sapi Betina 1 Vitamin

6. Pak Yoga Sapi jantan 1 Vitamin, obat cacing,

antihistamin

7. Nyoman Yasa Sapi betina 1 Vitamin, obat cacing, spraying

8. Ketut Gara Sapi Betina 1 Vitamin

9. Ketut Kaper Sapi Betina 1 Vitamin, sprayaing

10 I Made Janayasa Sapi Jantan 2 Vitamin, sprayaing

11 Made Jana Sapi Jantan 1 Vitamin, sprayaing

12 Nyoman Kardi Sapi Betina 2 Vitamin, sprayaing

13 I Made Sutiyasa Sapi Betina 1 Vitamin, sprayaing

14 I Made Suada Sapi Jantan 2 Vitamin, obat cacing

15 I Wayan Sudiarta Sapi Jantan 1 Sprayaing

16 I Made Narsa Sapi betina 2 Vitamin, sprayaing, antibiotika

17 I Wayan Sunantara Sapi betina 2 Vitamin

18 Made Gasir Sapi betina 3 Vitamin, sprayaing

19 Ketut Budi Sapi betina 2 Vitamin, sprayaing

20 Pak Wayan Ranta Sapi betina 2 Vitamin, sprayaing

21 Pak Wayan Turut Sapi betina 2 Vitamin, sprayaing

21 Pak Putu Pastra Sapi betina 2 Vitamin, sprayaing

22 Pak Kandri Sapi betina 2 Vitamin, sprayaing

23 Pak Nyoman Genep Sapi betina 2 Vitamin, sprayaing

24 Men Weca Sapi jantan 1 Vitamin, sprayaing

25 Pak Made Muliawan Sapi betina 2 Vitamin, sprayaing

26 Pak Ketut Murna Sapi betina 1 Vitamin, sprayaing

Jumlah 46 ekor Sapi

Gambaran ringkas jenis pelayanan yang diberikan terhadap 46 ekor ternak dari 26 pemilik

seperti tersaji pada Gambar 2.

10

Gambar 2. Jenis Pelayanan Kesehatan Sapi di Dusun Samuan Kawan, Samuan Kangin,

Desa Carangsari, Petang, Badung

Dari Tabel 1 terlihat bahwa sejumlah 46 ekor sapi berhasil diberikan pelayanan

kesehatan dengan melibatkan 26 petani ternak. Gambaran mengenai jumlah dan jenis

pelayanan kesehatan yang dilaksanakan (Gambar 2) menunjukkan pelayanan tindakan

pemberian vitamin dilakukan terhadap semua ternak sapi yang didatangi yaitu 46 ekor

(100%), disusul dengan spraying berupa pemberian butox pada 29 ekor (56,5%),

pemberian obat cacing pada 3 ekor (6,5%), pemberian antihistamin 2 ekor (4,3%) dan

pemberian antibiotika hanya 1 ekor (2,2%).

Didasarkan atas jumlah dan jenis pelayanan yang ditampilkan pada Gambar 2,

mencerminkan bahwa tindakan pemberian vitamin dan spraying merupakan tindakan

yang paling banyak dimanfaatkan oleh petani ternak. Antusias sikap masyarakat untuk

memperoleh pelayanan spraying berupa pemerian butox seiring dengan banyaknya

banyaknya jumlah lalat dan nyamuk yang sering menggangu ternak di wilayah tersebut.

Antusias petani juga terlihat dari pertanyaan sepiutar gangguan yang muncul berupa

penyakit demam tiga hari atau bovine ephimeral fever (BEF). Batan (2006) menyebutkan

penyakit demam tiga hari atau bovine ephimeral fever (BEF) merupakan penyakit viral

infeksius noncontagius dengan perantaraan arthropoda sebagai hospes intermediet. Virus

ini tergolong arbovirus karena memerlukan perantaraan gigitan serangga untuk

11

penyebarannya. Penyakit ini dapat menyerang sapi dan kerbau dengan gejala demam

singkat, depresi, kekakuan, radang jaringan mesodermal, dan kepincangan. Virus

penyebab BEF ada 4 serotipe yaitu: DDP63, CSIRO368, DDP61 dan FUK11.

Pemberian vitamin, spraying, dan obat cacing yang dilakukan sejalan dengan

tindakan Dinas terkait (Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan) Kabupaten Badung

ketika terselengaranya kegiatan Pelayanan Kesehatan, sedangkan tindakan pemberian

obat-obatan antihistamin / delladryl serta pemberian antibiotika merupakan tindakan

insidental yang biasanya di layani oleh Petugas Dokter Hewan sesuai dengan jenis

kasusnya.

Pemberian vitamin dan obat cacing umumnya diberikan pada sapi-sapi dengan

gejala bulu kusam dan kering, perut buncit, nafsu makan kurang, yang umum diderita

oleh ternak sapi umur muda (kurang dari 6 bulan). Batan (2006) menyatakan pada sapi

Bali sering ditemukan adanya cacing terutama dari jenis Toxocara vitulorum atau

Neoascaris vitulorum. Diamping dari jenis cacing ini, jenis cacing hati (Fascioliasis)

juga sering ditemukan pada sapi Bali. Disisi lain, pemberian tidakan medis berupa

pengobatan dengan delladryl, dalam hal ini ditujukan untuk sapi sapi yang menderita

penyakit gatal gatal atau menderita demodekosis.

Kegiatan penyuluhan tentang bahaya zoonosis dari infeksi E. coli O157:H7 juga

mendapatkan respon positif dari petani ternak. Masyarakat petani ternak merasa sadar

akan pentingnya tindakan sanitasi dan higiene dalam pemeliharaan ternaknya dari

ancaman infeksi E. coli O157:H7. Kesadaran masyarakat diteguhkan dengan hasil hasil

yang disampaikan sebagai materi penyuluhan. Penelitian Suardana et al., tahun 2005

menemukan prevalensi E. coli O157:H7 pada feses sapi sebesar 7,61%. Hasil penelitian

juga menunjukkan adanya korelasi positif antara ditemukannya E. coli dengan kehadiran

E. coli patogen E. coli O157:H7 (Suardana et al., 2005).

Bertitik tolak dari sejumlah sapi yang mendapatkan pelayanan kesehatan serta

memperhatikan sikap antusias dari petani ternak, pada prinsipnya masyarakat Dusun

Samuan Kawan, dan Samuan Kangin, Desa Carangsari, Petang, Badung sangat berterima

12

kasih kepada pihak Lembaga Pengabdian Masyarakat Unud, serta mengharapkan sekali

program serupa untuk dilaksanakannya kembali dikemudian hari.

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan atas hasil kegiatan maka dapat disimpulkan:

1. Program pelayanan kesehatan ternak sapi direspon positif oleh petani ternak

Dusun Samuan Kawan dan Samuan Kangin Desa Carangsari yang ditandai

dengan cukup banyaknya masyarakat yang mendapatkan pelayanan kesehatan

ternak yaitu 26 petani ternak dengan 46 ekor sapi.

2. Jenis pelayanan yang dilakukan meliputi: tindakan spraying atau pemberian

butox terhadap semua ternak sapi yaitu pemberian vitamin pada 46 ekor

(100%), tindakan spraying pada 29 ekor sapi (56,5%), pemberian obat cacing

sebanyak 3 ekor (6,5%), pemberian antihistamin / delladryl pada 2 ekor sapi

(4,3%), serta pemberian antibiotika pada 1 ekor sapi (2,2%).

B. SARAN

Memperhatikan responsif masyarakat dan mempertimbangkan atas masukan dari

masyarakat petani ternak, maka disarankan kepada pihak Lembaga Pengabdian

Masyarakat Universitas Udayana, untuk dapat mengalokasikan dana pengabdiannya untuk

pelaksanaan program yang sama dikemudian hari.

UCAPAN TERIMA KASIH

Dengan terlaksananya Pengabdian pada Masyarakat ini, kami mengucapkan

banyak-banyak tarima kasih lepada pihak LPPM Unud atas bantuan dananya melalui

13

Dana DIPA PNBP Universitas Udayana dengan Surat Perjanjian nomor 674-10/

UN.14.4.A/PM/2017, tanggal 12 Juli 2017, serta Bapak-bapak dan Ibu Dosen FKH

Unud atas partisipasinya dalam kegiatan ini.

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous, 2015. Profil dan Kelurahan Desa Carangsari Tahun 2015. Departemen

Dalam Negeri. Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa.

Batan,.I W. 2006. Sapi Bali dan Penyakitnya. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas

Udayana.

Goldwater P. N., and Bettelheim K. A. 2012. Treatment of Enterohemorrhagic

Escherichia coli (EHEC) Infection and Hemolytic Syndrome (HUS). BMC

Medicine. 10 (12): 1-8.

Heuvelink , A.E, van Heerwaarden, C,. Zwartkruis-Nahuis, J.T., van Oosterom, R.,

Edink, K., van Duynhoven, Y.T., and de Boer E. 2002. Escherichia coli

O157 Infection Associated with a Petting Zoo. Epidemiol infect. 129:295-302

Johnson, R.P., Wilson, J.B., Michel, P., Rahn, K., Renwick, S.A., Gyles, C.L., and

Spika, J.S. 1999. Human Infectoion with Verotoxigenic Escherichia coli

Associated with exposure to Farms and Rural Enviroments. In: Stewart CS,

Flints HJ, editors. Escherichia coli O157 in farm AQnimals. CABI Publishing;

Wallingford, U.K; 1999. Pp. 147-217.

Rey, J., Sanchez, S., Blanco, J.E., Hermoso de Mendoza, J., Hermoso de Medoza, M.,

Garcia, A., Gil, C., Tejero, N., Rubio, R., and Alonso, J.M., 2006.

Prevalence, serotypes and virulence genes of Shiga toxin-producing E. coli

isolated from ovine and caprine milk and other dairy products in spain. Inter. J.

Food Microbiol. 107:212-217.

Suardana, I.W., N.L.K.Ayu Ratnawati, B.Sumiarto dan D.W.Lukman. 2005. Identifikasi

Escherichia coli, Escherichia coli O157 :H7 dan Shiga Toxin Escherichia coli

(STEC) pada Daging, Feces Hewan dan Feces Manusia di Kabupaten Badung

Propinsi Bali. Laporan Penelitian Hibah Pekerti (Tahap I). Direktorat Jenderal

Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Sesuai dengan Surat

Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan Penelitian Nomor : 046/SPPP /PP /DP3M /IV

/2005 Tanggal 11 April 2005.

Suardana, I.W., Sumiarto, B., dan Lukman , D.W., 2007. Isolasi dan identifikasi E. coli

O157:H7 pada daging sapi di Kabupaten Badung Provinsi Bali.J. Vet. 8(1):16-

23.

14

Suardana, I.W., Ayu Ratnawati, N.L.K., Sumiarto, B., dan Lukman, D.W., 2008.

Deteksi keterkaitan keberadaan coliform, E. coli dengan keberadaan agen

zoonosis E. coli O157 dan E. coli O157:H7 pada feses manusia di Kabupaten

Badung Provinsi Bali. Medicina. 39(3):215-219.

Suardana, I.W., Krisna Erawan, I.G., Sumiarto, B., dan Lukman, D.W., 2009.

Deteksi produksi toksin Stx-1 dan Stx-2 dari E. coli O157:H7 isolat feses dan

daging sapi. J. Vet. 10(4): 189-193.

1

VOLUME xx NO. xx, BULANxx TAHUNxxxx

SOSIALISASI BAHAYA ZOONOSIS ESCHERICHIA COLI O157:H7 SERTA PELAYANAN

KESEHATAN SAPI DI DUSUN MEKAR SARI DAN SAMUAN KAWAN, DESA

CARANGSARI, KECAMATAN PETANG, BADUNG

I.W.Suardana1, I.K.Suada

2, M.D.Rudyanto

3, I.N.Suartha

4, I.G.N.Sudisma

5, P.A.S.

Putriningsih6, T.S.Nindia

7, A.L.T.Rompis

8, I.N.M.Astawa

9, I.H.Utama

10,

I.G.A.Suartini11

, dan A.A.A.Mirah Adi12

ABSTRAK

Ternak sapi dikenal sebagai reservoir utama dari agen zoonosis Escherichia coli O157:H7. Infeksi

oleh agen ini dapat berakibat fatal pada manusia yang ditandai dengan diare berdarah, colitis

haemorrhagic dan haemolytic uremic syndrome (HUS). Sebagai reservoir utama dari agen ini,

populasi sapi di Desa Carangsari khususnya di Dusun Mekar Sari dan Samuan Kawan cukup

banyak. Melalui kegiatan pengabdian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman masyarakat

tentang bahaya infeksi E. coli O157:H7 serta upaya pelayanan kesehatan sapi sebagai langkah

antisipasi untuk meminimalkan resiko penularannya kepada manusia. Kegiatan pengabdian diawali

dengan pemberian penyuluhan kepada kelompok tani ternak yang dilanjutkan dengan pelayanan

kesehatan ternak sapi berupa kunjungan langsung ke kandang-kandang sapi dengan jenis pelayanan

sesuai dengan jenis kasus yang dijumpai. Data hasil pelayanan selanjutnya disajikan secara

deskriptif. Kegiatan pengabdian berhasil dilakukan terhadap 26 petani ternak dengan 46 ekor sapi.

Jenis pelayanan yang dilakukan meliputi: tindakan pemberian pemberian vitamin pada 46 ekor

(100%), tindakan spraying pada 29 ekor sapi (56,5%), pemberian obat cacing sebanyak 3 ekor

(6,5%), pemberian antihistamin / delladryl pada 2 ekor sapi (4,3%), serta pemberian antibiotika

pada 1 ekor sapi (2,2%). Hasil ini mengindikasikan bahwa program pengabdian yang dilakukan

cukup efektif dapat menyentuh kebutuhan petani ternak dan dirasakan manfaatnya secara langsung.

Kata kunci : E. coli O157:H7, pengabdian,, kesehatan, sapi, zoonosis

ABSTRACT

Cattle are known as the main reservoir of the zoonotic agent Escherichia coli O157: H7. Infection

by this agent can be fatal in humans characterized by bloody diarrhea, haemorrhagic colitis and

haemolytic uremic syndrome (HUS). As the main reservoir of this agent, the population of cattle in

1 Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana, e-mail:[email protected] 2 Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana, e-mail: [email protected] 3 Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana, e-mail: [email protected]

Sosialisasi Bahaya Zoonosis Escherichia coli O157:H7 serta Pelayanan Kesehatan Sapi di Dusun Mekar Sari dan

Samuan Kawan, Desa Carangsari, Kecamatan Petang, Badung

2 | JURNAL UDAYANA MENGABDI

the village of Carangsari, especially in Mekar Sari and Samuan Kawan subvilages are quite a lot.

Through by this program it is expected to increase the understanding of the community about the

health affect of E. coli O157: H7 infection and the efforts for cattle’health services as a precaution

to minimize the risk of agent transmission to humans. The activity was began with giving

counseling to livestock farming group followed by health service of cattle in the form of direct visit

to cattle shed with type of service depand on the type of case. The result was analyzed

descriptively. The activity was successfully conducted on 26 farmers with 46 cattle. Types of

services performed include: vitamin administration for all cattle (46 heads) or 100%, spraying

action on 29 out of 46 cattles (56,5%), worm treatment as much as 3 out of 46 cattles (6,5% ),

antihistamine / delladryl administration on 2 out of 46 cattles (4.3%), and antibiotic treatment was

treated on 1 cattle (2.2%). These results indicate that the community service program is effective

enough to touch the needs of livestock farmers and it is felt benefits directly.

Keywords: E. coli O157:H7, pengabdian,, kesehatan, sapi, zoonosis

1. PENDAHULUAN

Desa Carangsari sebagai salah satu satu wilayah ujung Utara Kabupaten Badung, tepatnya di

wilayah Kecamatan Petang dengan jarak 20 km dari pusat pemerintahan Mangupura. Wilayah ini

berbatasan sebelah Utara dengan Desa Getasan, sebelah Selatan dengan Desa Sangeh, sebelah

Barat dengan sungai Penet dan sebelah Timur dengan sungai Ayung. Sebagian besar wilayah Desa

Carangsari terdiri dari tanah tegalan dan persawahan. Dari data yang ada, luas wilayah Desa

Carangsari 801,425 Ha dengan luas tanah persawahan seluas 422,00 Ha atau 52,66% serta tegalan

atau lahan kering 235,95 Ha (Anon, 2015).

Desa Carangsari terdiri dari 10 Banjar/Dusun yaitu: Dusun Samuan Kawan, Dusun Samuan

Kangin, Dusun Mekar Sari, Dusun Pemijian, Dusun Sangut, Dusun Beng, Dusun Bedauh, Dusun

Telugtug, Dusun Anggungan dan Dusun Senapan, yang terbagi kedalam 3 Desa Adat yakni Desa

Adat Carangsari, Desa Adat Samuan dan Desa Adat Anggungan dengan jumlah penduduk

keseluruhannya sebesar 4.736 jiwa dengan rincian 2.363 laki laki dan 2.373 perempuan (Anon,

2015)

Desa Carangsari yang terletak pada ketinggian wilayah 378 m dari permukaan laut, dengan

suhu rata-rata harian 25OC dan curah hujan 2000 s/d 3000 mm/tahun, termasuk salah satu kawasan

yang sangat potensial untuk pengembangan sektor pertanian dalam arti luas antara lain sektor

pertanian tanaman pangan, sektor perkebunan dan sektor peternakan khususnya ternak sapi dan

babi (Anon, 2015)

Berdasarkan informasi data dalam profil Desa Carangsari diketahui bahwa mata

pencaharian terbesar penduduk adalah sebagai petani yang berjumlah 830 KK dengan jumlah

ternak sapi 1669 ekor (Anon, 2015). Dari jumlah ternak sapi tersebut sekitar 30% berada

diwilayah Dusun Samuan Kawan dan Mekar Sari. Lebih lanjut berdasarkan atas hasil komunikasi

pribadi dengan I Gusti Agung Putu Yadnya (kepala Dusun Samuan Kawan) dan I Made Wijana

(kepala Dusun Mekarsari), dijelaskan bahwa selama 4 tahun terakhir ini hampir tidak pernah

dilakukan kegiatan pelayanan kesehatan ataupun penyuluhan dibidang peternakan, terlebih lagi

tentang penyakit zoonosis yang diakibatkan oleh E. coli O157:H7. Ternak yang dipelihara banyak

mengalami kekurusan, bulu kusam, diare serta berlanjut pada kematian ternak.

Berdasarkan atas kajian peneliti ditemukan bahwa pada ternak sapi yang menderita diare

berpeluang besar untuk ditemukan adanya agen zoonosis E. coli O157:H7 mengingat sapi sebagai

reservoir utama dari agen tersebut (Blanco et al., 2004 dalam Rey et al., 2006). Transmisi

penularan strain bakteri ini ke manusia umumnya terjadi melalui konsumsi daging yang kurang

dimasak, produk susu yang tidak dipasteurisasi, air yang terkontaminasi feses, disamping juga

transmisi dari orang ke orang juga pernah dilaporkan (Karmali, 1989 dalam Rey et al., 2006).

Infeksi telah didokumentasikan terjadi pada orang setelah mengunjungi kebun binatang,

I W. Suardana et al.,

VOLUME xx NO. xx, BULANxx TAHUNxxxx | 3

peternakan sapi perah, atau tempat penampungan yang sebelumnya merupakan tempat sapi untuk

merumput (Johnson et al., 1999: Heuvelink et al., 2002). Hasil penelitian Suardana et al., (2007)

menemukan 5 dari 89 (5,62%) sampel daging sapi ditemukan positif E. coli O157:H7, sedangkan

isolasi terhadap 76 sampel feses manusia hanya menemukan 1 sampel atau 1,3% (Suardana et al.,

2008). Kajian terhadap toksin yang dihasilkan oleh strain E. coli ini menemukan 3 dari 7 isolat E.

coli O157:H7 yang diuji ditemukan positif memproduksi toksin VT1 (Stx1) dan VT2 (Stx2), dan

hanya 1 isolat yang diketahui memproduksi toksin VT2 (Stx2) (Suardana et al., 2009).

Sampai saat ini belum diketahui pengobatan terhadap infeksi oleh EHEC (E. coli

O157:H7) (Glodwater and Bettelhim, 2012). Perlakuan terhadap kasus infeksi oleh bakteri ini

umumnya hanya bersifat suportif dan disarankan untuk pemberian cairan infus dan diet lunak.

Bertitik tolak dari permaslahan tersebut, tentunya upaya sosialisasi pada masyarakat dalam

bentuk penyuluhan mengenai bahaya dan langkah langkah preventif terhadap penularan penyakit

zoonosis E. coli O157:H7 serta kegiatan pelayanan kesehatan pada ternak sapi sangat didambakan

oleh masyarakat Dusun Samuan Kawan dan Mekar Sari. Pada akhir kegiatan diharapkan dapat

merubah persepsi dan meningkatkan kewaspadaan masyarakat tentang penyakit zoonosis E. coli

O157:H7 sekaligus dapat meringankan beban masyarakat berupa pembiayaan untuk pengobatan

ternak sakit.

2. METODE PEMECAHAN MASALAH

Metode pemecahan masalah yang ditawarkan dalam kegiatan ini adalah: Penyuluhan: Dalam

penyuluhan ini ditekankan standar pemeliharaan ternak sapi yang baik, tindakan pencegahan

(preventif) dan tindakan medis yang mesti dilakukan terhadap ternak yang sakit. Dalam materi ini

ditekankan mengenai tindakan sanitasi dan hygiene dalam upaya pencegahan penularan penyakit

zoonosis E. coli O157:H7; Pelayanan kesehatan: Spraying, pemberian vitamin dan pengobatan:

Dalam pelayanan spraying dan pemberian vitamin diupayakan agar cakupannya mendekati 100%

dari total populasi sapi yang ada. Pengobatan yang dimaksud adalah bersifat spesifik terhadap

masing-masing ternak sesuai dengan jenis kasusnya

3.HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan pengabdian masyarakat “Sosialisasi Bahaya Zoonosis Escherichia coli O157:H7 serta

Pelayanan Kesehatan Sapi di Dusun Mekarsari dan Samuan Kawan, Desa Carangsari, Kecamatan

Petang, Badung” mendapatkan respon positif, yang ditunjukkan oleh sikap antusias dari

masyarakat petani ternak dengan dukungan kehadiran aparat Desa dan Dusun (Gambar 1). Respon

positif juga terlihat dari kesiapan masyarakat untuk menunggu petugas datang di kandang-kandang

ternaknya. Disamping terlihat dari banyaknya pertanyaan seputar bahaya penyakit zoonosis E. coli

O157:H7 serta masalah kesehatan ternak yang ditanyai oleh petani ternak,

Sosialisasi Bahaya Zoonosis Escherichia coli O157:H7 serta Pelayanan Kesehatan Sapi di Dusun Mekar Sari dan

Samuan Kawan, Desa Carangsari, Kecamatan Petang, Badung

4 | JURNAL UDAYANA MENGABDI

Gambar 1. Kegiatan penyuluhan bahaya zoonosis E. coli O157:H7 dan pelayanan kesehatan ternak

di Dusun Samuan Kawan, Desa Carangsari

Kegiatan pengabdian berupa penyuluhan dan pelayanan tersebut berhasil memberikan pelayanan

kesehatan ternak dengan jumlah yang cukup banyak. Kegiatan pelayanan berupa pemberian

vitamin, spraying, obat cacing, antibiotika dan antihistamin secara ringkas tersaji pada Tabel 1.

Tabel 1. Daftar Petani Ternak dengan Jumlah Ternak dan Jenis Pelayanan Kesehatan ternak di

Dusun Samuan Kawan dan Samuan Kanging, Desa Carangsari, Petang, Badung.

No Nama Pemilik Jenis Ternak Jml Jenis Pelayanan

1. Wayan Kartu Sapi betina 2 Vitamin, antihistamin

2. Wayan Loka Sapi jantan 2 Vitamin

3. Mangku Pulu Sari Sapi betina 3 Vitamin

4 Pan Lendri Sapi betina 2 Vitamin

5. Nyoman Diarta Sapi Betina 1 Vitamin

6. Pak Yoga Sapi jantan 1 Vitamin, obat cacing,

antihistamin

7. Nyoman Yasa Sapi betina 1 Vitamin, obat cacing, spraying

8. Ketut Gara Sapi Betina 1 Vitamin

9. Ketut Kaper Sapi Betina 1 Vitamin, sprayaing

10 I Made Janayasa Sapi Jantan 2 Vitamin, sprayaing

11 Made Jana Sapi Jantan 1 Vitamin, sprayaing

12 Nyoman Kardi Sapi Betina 2 Vitamin, sprayaing

13 I Made Sutiyasa Sapi Betina 1 Vitamin, sprayaing

14 I Made Suada Sapi Jantan 2 Vitamin, obat cacing

15 I Wayan Sudiarta Sapi Jantan 1 Sprayaing

16 I Made Narsa Sapi betina 2 Vitamin, sprayaing, antibiotika

17 I Wayan Sunantara Sapi betina 2 Vitamin

18 Made Gasir Sapi betina 3 Vitamin, sprayaing

19 Ketut Budi Sapi betina 2 Vitamin, sprayaing

20 Pak Wayan Ranta Sapi betina 2 Vitamin, sprayaing

21 Pak Wayan Turut Sapi betina 2 Vitamin, sprayaing

21 Pak Putu Pastra Sapi betina 2 Vitamin, sprayaing

22 Pak Kandri Sapi betina 2 Vitamin, sprayaing

23 Pak Nyoman Genep Sapi betina 2 Vitamin, sprayaing

24 Men Weca Sapi jantan 1 Vitamin, sprayaing

25 Pak Made Muliawan Sapi betina 2 Vitamin, sprayaing

I W. Suardana et al.,

VOLUME xx NO. xx, BULANxx TAHUNxxxx | 5

26 Pak Ketut Murna Sapi betina 1 Vitamin, sprayaing

Jumlah 46 ekor Sapi

Gambaran ringkas jenis pelayanan yang diberikan terhadap 46 ekor ternak dari 26 pemilik seperti

tersaji pada Gambar 2.

Gambar 2. Jenis Pelayanan Kesehatan Sapi di Dusun Samuan Kawan, Samuan Kangin, Desa

Carangsari, Petang, Badung

Dari Tabel 1 terlihat bahwa sejumlah 46 ekor sapi berhasil diberikan pelayanan kesehatan dengan

melibatkan 26 petani ternak. Gambaran mengenai jumlah dan jenis pelayanan kesehatan yang

dilaksanakan (Gambar 2) menunjukkan pelayanan tindakan pemberian vitamin dilakukan terhadap

semua ternak sapi yang didatangi yaitu 46 ekor (100%), disusul dengan spraying berupa

pemberian butox pada 29 ekor (56,5%), pemberian obat cacing pada 3 ekor (6,5%), pemberian

antihistamin 2 ekor (4,3%) dan pemberian antibiotika hanya 1 ekor (2,2%).

Didasarkan atas jumlah dan jenis pelayanan yang ditampilkan pada Gambar 2,

mencerminkan bahwa tindakan pemberian vitamin dan spraying merupakan tindakan yang paling

banyak dimanfaatkan oleh petani ternak. Antusias sikap masyarakat untuk memperoleh pelayanan

spraying berupa pemerian butox seiring dengan banyaknya banyaknya jumlah lalat dan nyamuk

yang sering menggangu ternak di wilayah tersebut. Antusias petani juga terlihat dari pertanyaan

sepiutar gangguan yang muncul berupa penyakit demam tiga hari atau bovine ephimeral fever

(BEF). Batan (2006) menyebutkan penyakit demam tiga hari atau bovine ephimeral fever (BEF)

merupakan penyakit viral infeksius noncontagius dengan perantaraan arthropoda sebagai hospes

intermediet. Virus ini tergolong arbovirus karena memerlukan perantaraan gigitan serangga untuk

penyebarannya. Penyakit ini dapat menyerang sapi dan kerbau dengan gejala demam singkat,

depresi, kekakuan, radang jaringan mesodermal, dan kepincangan. Virus penyebab BEF ada 4

serotipe yaitu: DDP63, CSIRO368, DDP61 dan FUK11.

Pemberian vitamin, spraying, dan obat cacing yang dilakukan sejalan dengan tindakan

Dinas terkait (Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan) Kabupaten Badung ketika

terselengaranya kegiatan Pelayanan Kesehatan, sedangkan tindakan pemberian obat-obatan

antihistamin / delladryl serta pemberian antibiotika merupakan tindakan insidental yang biasanya

di layani oleh Petugas Dokter Hewan sesuai dengan jenis kasusnya.

Pemberian vitamin dan obat cacing umumnya diberikan pada sapi-sapi dengan gejala bulu

kusam dan kering, perut buncit, nafsu makan kurang, yang umum diderita oleh ternak sapi umur

muda (kurang dari 6 bulan). Batan (2006) menyatakan pada sapi Bali sering ditemukan adanya

Sosialisasi Bahaya Zoonosis Escherichia coli O157:H7 serta Pelayanan Kesehatan Sapi di Dusun Mekar Sari dan

Samuan Kawan, Desa Carangsari, Kecamatan Petang, Badung

6 | JURNAL UDAYANA MENGABDI

cacing terutama dari jenis Toxocara vitulorum atau Neoascaris vitulorum. Diamping dari jenis

cacing ini, jenis cacing hati (Fascioliasis) juga sering ditemukan pada sapi Bali. Disisi lain,

pemberian tidakan medis berupa pengobatan dengan delladryl, dalam hal ini ditujukan untuk sapi

sapi yang menderita penyakit gatal gatal atau menderita demodekosis.

Kegiatan penyuluhan tentang bahaya zoonosis dari infeksi E. coli O157:H7 juga

mendapatkan respon positif dari petani ternak. Masyarakat petani ternak merasa sadar akan

pentingnya tindakan sanitasi dan higiene dalam pemeliharaan ternaknya dari ancaman infeksi E.

coli O157:H7. Kesadaran masyarakat diteguhkan dengan hasil hasil yang disampaikan sebagai

materi penyuluhan. Penelitian Suardana et al., tahun 2005 menemukan prevalensi E. coli

O157:H7 pada feses sapi sebesar 7,61%. Hasil penelitian juga menunjukkan adanya korelasi

positif antara ditemukannya E. coli dengan kehadiran E. coli patogen E. coli O157:H7 (Suardana et

al., 2005).

Bertitik tolak dari sejumlah sapi yang mendapatkan pelayanan kesehatan serta

memperhatikan sikap antusias dari petani ternak, pada prinsipnya masyarakat Dusun Samuan

Kawan, dan Samuan Kangin, Desa Carangsari, Petang, Badung sangat berterima kasih kepada

pihak Lembaga Pengabdian Masyarakat Unud, serta mengharapkan sekali program serupa untuk

dilaksanakannya kembali dikemudian hari.

4. SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan

Berdasarkan atas hasil kegiatan maka dapat disimpulkan bahwa program pelayanan kesehatan

ternak sapi direspon positif oleh petani ternak Dusun Samuan Kawan dan Samuan Kangin Desa

Carangsari yang ditandai dengan cukup banyaknya masyarakat yang mendapatkan pelayanan

kesehatan ternak yaitu 26 petani ternak dengan 46 ekor sapi. Jenis pelayanan yang dilakukan

meliputi: tindakan spraying atau pemberian butox terhadap semua ternak sapi yaitu pemberian

vitamin pada 46 ekor (100%), tindakan spraying pada 29 ekor sapi (56,5%), pemberian obat cacing

sebanyak 3 ekor (6,5%), pemberian antihistamin / delladryl pada 2 ekor sapi (4,3%), serta

pemberian antibiotika pada 1 ekor sapi (2,2%).

.

4.2.Saran

Memperhatikan responsif masyarakat dan mempertimbangkan atas masukan dari masyarakat petani

ternak, maka disarankan kepada pihak Lembaga Pengabdian Masyarakat Universitas Udayana,

untuk dapat mengalokasikan dana pengabdiannya untuk pelaksanaan program yang sama

dikemudian hari.

UCAPAN TERIMAKASIH

Dengan terlaksananya Pengabdian pada Masyarakat ini, kami mengucapkan banyak-banyak tarima

kasih lepada pihak LPPM Unud atas bantuan dananya melalui Dana DIPA PNBP Universitas

Udayana dengan Surat Perjanjian nomor 674-10/ UN.14.4.A/PM/2017, tanggal 12 Juli 2017, serta

Bapak-bapak dan Ibu Dosen FKH Unud atas partisipasinya dalam kegiatan ini.

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous (2015). Profil dan Kelurahan Desa Carangsari Tahun 2015. Departemen Dalam

Negeri. Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa.

I W. Suardana et al.,

VOLUME xx NO. xx, BULANxx TAHUNxxxx | 7

Batan.I W. (2006). Sapi Bali dan Penyakitnya. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana.

Goldwater P.N., and Bettelheim K.A.(2012).Treatment of Enterohemorrhagic Escherichia coli

(EHEC) Infection and Hemolytic Syndrome (HUS). BMC Medicine. 10 (12): 1-8.

Heuvelink , A.E, van Heerwaarden, C,. Zwartkruis-Nahuis, J.T., van Oosterom, R., Edink,

K., van Duynhoven, Y.T., and de Boer E. (2002). Escherichia coli O157 Infection

Associated with a Petting Zoo. Epidemiol infect. 129:295-302.

Johnson, R.P., Wilson, J.B., Michel, P., Rahn, K., Renwick, S.A., Gyles, C.L., and

Spika, J.S. (1999). Human Infectoion with Verotoxigenic Escherichia coli

Associated with exposure to Farms and Rural Enviroments. In: Stewart CS, Flints

HJ, editors. Escherichia coli O157 in farm AQnimals. CABI Publishing;

Wallingford, U.K; Pp. 147-217.

Rey, J., Sanchez, S., Blanco, J.E., Hermoso de Mendoza, J., Hermoso de Medoza, M.,

Garcia,A.,Gil,C., Tejero, N., Rubio, R., and Alonso, J.M., (2006). Prevalence,

serotypes and virulence genes of Shiga toxin-producing E. coli isolated from ovine

and caprine milk and other dairy products in spain. Inter.J.Food Microbiol.

107:212-217.

Suardana, I.W., N.L.K.Ayu Ratnawati, B.Sumiarto dan D.W.Lukman. (2005). Identifikasi

Escherichia coli O157:H7 dan Shiga Toxin Escherichia coli (STEC) pada Daging, Feces

Hewan dan Feces Manusia di Kabupaten Badung Propinsi Bali. Laporan Penelitian Hibah

Pekerti (Tahap I). Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan

Nasional Sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan Penelitian Nomor :

046/SPPP/PP/DP3M/IV/2005 Tanggal 11 April 2005.

Suardana, I.W., Sumiarto, B., dan Lukman, D.W., (2007). Isolasi dan identifikasi E. coli

O157:H7 pada daging sapi di Kabupaten Badung Provinsi Bali. J.Vet. 8(1):16-23.

Suardana, I.W., Ayu Ratnawati, N.L.K., Sumiarto, B., dan Lukman, D.W., (2008).

Deteksi keterkaitan keberadaan coliform, E. coli dengan keberadaan agen zoonosis

E.coli O157 dan E.coli O157:H7 pada feses manusia di Kabupaten Badung Provinsi

Bali. Medicina. 39(3):215-219.

Suardana, I.W., Krisna Erawan,I.G., Sumiarto, B., dan Lukman, D.W., (2009). Deteksi Produksi

Toksin Stx-1 Dan Stx-2 Dari E. Coli O157:H7 Isolat Feses Dan Daging Sapi. J. Vet.

10(4): 189-193.

Data Logbook

Judul : SOSIALISASI BAHAYA ZOONOSIS ESCHERICHIA COLI O157:H7 SERTA PELAYANAN KESEHATAN SAPI DI DUSUN MEKAR SARI DAN SAMUAN KAWAN, DESA CARANGSARI, KECAMATAN PETANG, BADUNG

Skim : Udayana Mengabdi

Dana Disetujui : Rp 10.000.000

Dana Terpakai : Rp 10.000.000

 

Tanggal Pelaksanaan

Persentase Uraian Kegiatan Daftar Pengeluaran Dana Terpakai

07 Oktober 2017

5% Koordinasi dengan Kepala Desa, Kepala Dusun dan Bendesa Adat untuk persiapan pelaksanaan pengabdian masyarakat

Tidak Tersedia 0

Hal : 1 / 3

Tanggal Pelaksanaan

Persentase Uraian Kegiatan Daftar Pengeluaran Dana Terpakai

10 Oktober 2017

10% Pembelian obat obatan dan alat untuk pelaksanaan pengabdian masyarakat

- BELANJA BARANG OPERASIONAL(Neuroboran: 25 x 20.000 = 500.000)

- BELANJA BARANG OPERASIONAL(Vit B komplek: 10 x 50.000 = 500.000)

- BELANJA BARANG OPERASIONAL(Kaloxy 100 ml: 5 x 75.000 = 375.000)

- BELANJA BARANG OPERASIONAL(Xylomidon 15 ml: 10 x 25.000 = 250.000)

- BELANJA BARANG OPERASIONAL(Duradryl 15 ml: 10 x 25.000 = 250.000)

- BELANJA BARANG OPERASIONAL(Amphoprim tab: 30 x 20.000 = 600.000)

- BELANJA BARANG OPERASIONAL(Sulfastrong 100 ml: 5 x 75.000 = 375.000)

- BELANJA BARANG OPERASIONAL(Dovenik 50 ml: 5 x 75.000 = 375.000)

- BELANJA BARANG OPERASIONAL(Butox 100 ml: 3 x 150.000 = 450.000)

- BELANJA BARANG OPERASIONAL(Gusanex spray: 3 x 150.000 = 450.000)

- BELANJA BARANG OPERASIONAL(Ivomex 50 ml: 1 x 350.000 = 350.000)

- BELANJA BARANG OPERASIONAL(Nemasol 100 Kap: 1 x 125.000 = 125.000)

- BELANJA BARANG OPERASIONAL(Oxcytocin: 1 x 150.000 = 150.000)

- BELANJA BARANG OPERASIONAL(Akuades: 15 x 20.000 = 300.000)

- BELANJA BARANG OPERASIONAL(Alkohol: 15 x 20.000 = 300.000)

- BELANJA BARANG OPERASIONAL(Kapas: 2 x 50.000 = 100.000)

5.450.000

14 Oktober 2017

80% Pembelian Snack dan konsumsi untuk pelaksanaan pengabdian

- BELANJA BARANG NON OPERASIONAL(Snack: 40 x 20.000 = 800.000)

- BELANJA BARANG NON OPERASIONAL(Nasi: 40 x 30.000 = 1.200.000)

2.000.000

Hal : 2 / 3

Tanggal Pelaksanaan

Persentase Uraian Kegiatan Daftar Pengeluaran Dana Terpakai

14 Oktober 2017

87% Transportasi untuk kelancaran kegiatan

- BELANJA PERJALANAN LAINNYA (Sewa mobil 1: 300000 x 1 = 300.000)

- BELANJA PERJALANAN LAINNYA (Sewa mobil 2: 1 x 300.000 = 300.000)

600.000

20 November 2017

99% Pembuatan laporan akhir

- BELANJA BARANG NON OPERASIONAL(Foto copy, jilid: 4 x 10.000 = 40.000)

- BELANJA BARANG NON OPERASIONAL(Kertas A4: 1 x 30.000 = 30.000)

- BELANJA BARANG NON OPERASIONAL(Tinta refill 4 warna: 4 x 25.000 = 100.000)

170.000

21 November 2017

98% Pembayaran honor dan pajak pajak

- BELANJA BARANG NON OPERASIONAL(Honor untuk Ketua : 2 x 225.000 = 450.000)

- BELANJA BARANG NON OPERASIONAL(Honor anggota 1: 2 x 120.000 = 240.000)

- BELANJA BARANG NON OPERASIONAL(Honor Anggota 2: 2 x 120.000 = 240.000)

930.000

21 November 2017

100% Seminar Hasil Pengabdian

- BELANJA BARANG NON OPERASIONAL(Pembayaran Senastek: 1 x 850.000 = 850.000)

850.000

Total 10.000.000

Hal : 3 / 3