fakultas farmasi yogyakarta 2007 - core.ac.uk · fumarat sebagai eksipien dalam pembuatan granul...

123
OPTIMASI NATRIUM BIKARBONAT DAN CAMPURAN ASAM TARTRAT-ASAM FUMARAT SEBAGAI EKSIPIEN DALAM PEMBUATAN GRANUL EFFERVESCENT EKSTRAK RIMPANG TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) SECARA GRANULASI BASAH DENGAN METODE DESAIN FAKTORIAL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm) Program Studi Ilmu Farmasi Diajukan oleh: Made Dwi Rantiasih NIM : 038114120 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007 i PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: danghuong

Post on 19-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

OPTIMASI NATRIUM BIKARBONAT DAN

CAMPURAN ASAM TARTRAT-ASAM FUMARAT

SEBAGAI EKSIPIEN DALAM PEMBUATAN GRANUL EFFERVESCENT

EKSTRAK RIMPANG TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.)

SECARA GRANULASI BASAH DENGAN

METODE DESAIN FAKTORIAL

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)

Program Studi Ilmu Farmasi

Diajukan oleh:

Made Dwi Rantiasih

NIM : 038114120

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2007

i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

ii  

  Tanggal 6 Februari 2007

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

iii  

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

Hidup adalah perjuangan....... berjuanglah

Hidup adalah roh/atma....... sadarilah

Hidup adalah teka-teki....... pecahkanlah

(Sabda Gita tentang Hidup)

KARYA INI KUPERSEMBAHKAN UNTUK:

Ida Sang Hyang Widhi Wasa

yang senantiasa melimpahkan rahmatnya untukku

Ayah- Ibuku, keluargaku tercinta

Sebagai ungkapan rasa hormat dan baktiku

Adex atas cinta dan kasih sayangnya selama ini

Sahabat-sahabatku selama berjuang.......

Serta almamaterku......

iiii

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

  

v  

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis persembahkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa,

Tuhan Yang Maha Esa karena atas bimbingan dan berkat-Nyalah skripsi yang

berjudul “Optimasi Natrium Bikarbonat dan Campuran Asam Tartrat-Asam

Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak

Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi Basah

dengan Metode Desain Faktorial” ini dapat diselesaikan. Skripsi ini

dipersembahkan dalam rangka memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Farmasi di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan rasa terma kasih kepada

segenap pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung,

terutama kepada :

1. Ibu Rita Suhadi, M.Si.,Apt, selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma.

2. Ibu Sri Hartati Yuliani, M.Si.,Apt., selaku Pembimbing yang telah

membantu membimbing serta memberikan masukan kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibu Agatha Budi Susiana Lestari, S.Si.,Apt., selaku pemimpin proyek

penelitian yang telah membantu, membimbing serta memberikan masukan

kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Rini Dwiastuti, S.Farm., Apt., selaku Penguji yang telah meluangkan

waktunya serta memberikan masukan bagi penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

5. Ibu Christine Patramurti, M.Si., Apt., selaku Penguji yang telah

meluangkan waktunya serta memberikan masukan bagi penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak Prof. Dr. Sudibyo Martono, M.Si., Apt., atas sumbangan kurkumin

síntesis yang digunakan dalam penelitian ini serta masukan-masukan yang

telah diberikan kepada penulis.

7. Bapak Ign. Kristio Budiasmoro, M.Si., dan Bapak Yohanes Dwiatmaka,

M.Si., yang telah meluangkan waktu untuk memberi pengarahan kepada

penulis untuk kesempurnaan skripsi ini.

8. Bapak dan Ibuku yang tercinta, seluruh keluargaku yang selalu

memberikan semangat, motivasi dan kasih sayang serta doanya

9. Tyas Ayu Puspita dan Lucia Esti Purwandari, teman-teman yang selalu

berjuang bersama dalam suka dan duka, semangat kalian menjadi motivasi

bagi penulis

10. Mas Wagiran, Pak Musrifin, Mas Otok, Mas Agung, yang telah membantu

dalam menyelesaikan penelitian di Laboratorium

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini

Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam skripsi

ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat

membangun.

Penulis

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

INTISARI

Telah dilakukan penelitian tentang optimasi natrium bikarbonat dan campuran asam tartrat-asam fumarat sebagai eksipien dalam formula granul effervescent ekstrak rimpang temulawak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya efek faktor natrium bikarbonat dan campuran asam tartrat-asam fumarat serta interaksi keduanya, yang bersifat dominan terhadap sifat fisik granul effervescent, serta mengetahui area komposisi optimum natrium bikarbonat dan campuran asam tartrat-asam fumarat sebagai eksipien untuk menghasilkan granul effervescent yang sesuai dengan persyaratan. Penelitian ini merupakan rancangan eksperimental murni menggunakan metode desain faktorial dengan dua faktor (natrium bikarbonat dan campuran asam tartrat-asam fumarat) dan dua level (level rendah dan level tinggi) untuk menentukan efek dari beberapa faktor dan interaksinya yang signifikan. Respon yang dikehendaki yaitu kecepatan alir, waktu larut dan kandungan lembab granul. Dari hasil yang diperoleh kemudian dibuat contour plot sifat fisik granul yang dikehendaki. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa efek interaksi natrium bikarbonat dan campuran asam tartrat-asam fumarat diprediksi dominan berpengaruh terhadap kecepatan alir dan waktu larut. Efek campuran asam tartrat-asam fumarat diprediksi dominan berpengaruh terhadap kandungan lembab granul. Dari contour plot super imposed yang terbentuk diperoleh area komposisi optimum natrium bikarbonat dan campuran asam tartrat-asam fumarat terbatas pada level yang diteliti. Kata kunci: natrium bikarbonat, asam tartrat, asam fumarat, granul effervescent,

ekstrak rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.), desain faktorial

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

ABSTRACT

Have been done research about the optimization between sodium bicarbonate and tartaric acid-fumaric acid combination as excipients in effervescent granules formulation of Tumeric (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) extract. This research represent to know the effect of the factor of sodium bicarbonate and tartaric acid-fumaric acid combination or their interaction that dominant to influence physical properties of granules, and also to know the optimal composition area of sodium bicarbonate and tartaric acid-fumaric acid combination as excipients which can be make the physical properties of effervescent granules desired. This research represent the pure research experimental use designed factorial, with two factor (sodium bicarbonate and tartaric acid-fumaric acid combination) and two level (low level and high level) to specify effect from several significant factor and interaction. Categorize repon desired that is flow rate, disintegration time, and moisture content of granules. Then make the contour plot of the physical properties of granules desired. From the result of the research known that interaction effect between sodium bicarbonate and tartaric acid-fumaric acid combination dominantly predicted in determine flow rate and disintegration time of granules. Tartaric acid-fumaric acid combination effect dominantly predicted in determine moisture content of granules. From contour plot super imposed formed obtained a optimum composition of sodium bicarbonate and tartaric acid-fumaric acid combination finite at level which have been determined. Keyword : sodium bicarbonate, tartaric acid, fumaric acid, effervescent granules,

Tumeric (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) extract, design factorial

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................. iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................. v

KATA PENGANTAR.............................................................................. vi

INTISARI ................................................................................................ viii

ABSTRACT .............................................................................................. ix

DAFTAR ISI ........................................................................................... x

DAFTAR TABEL ................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xix

BAB I. PENGANTAR............................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................... 1

1. Permasalahan ................................................................................. 3

2. Keaslian Penelitian ........................................................................ 3

3. Manfaat Penelitian ......................................................................... 3

B. Tujuan Penelitian................................................................................. 4

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA...................................................... 5

A. Temulawak ………............................................................................... 5

1. Klasifikasi ............……………………………………………….. 5

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

2. Nama daerah ............…………………………………….............. 5

3. Ciri-ciri morfologi ............……………………………….............. 5

4. Kandungan kimia ............………………………………............... 6

5. Khasiat temulawak ............………………………………………. 6

B. Kurkumin ...........……………………………………………............. 7

C. Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Densitometri ................................... 8

D. Maserasi ...........…………................................................................... 10

E. Ekstrak ...........…………….................................................................. 12

F. Granul Effervescent ...........………………………………………...... 13

G. Metode Pembuatan Granul Effervescent ...........…………………….. 13

1. Metode granulasi basah ………………………………………….. 14

2. Metode granulasi kering ............………………………………… 15

H. Uji Sifat Fisik Granul .......................................................................... 15

1. Sifat alir ............………………………………………………….. 15

2. Kandungan lembab ............………………………………............ 16

3. Waktu larut ………………………………………......................... 16

I. Bahan-Bahan Pembuatan Granul Effervescent……………….............. 16

1. Sumber karbonat ............…………………………………............ 17

2. Sumber asam ............…………………………………….............. 17

3. Bahan pengisi ............……………………………………............. 18

4. Bahan pengikat ....…………………………………....................... 18

5. Bahan tambahan .…………………………………………............ 19

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

J. Pemerian Bahan ...……………………………………............……… 19

1. Natrium bikarbonat anhidrat .......................................................... 19

2. Asam tartrat anhidrat ...................................................................... 20

3. Asam fumarat anhidrat ................................................................... 20

4. Laktosa ........................................................................................... 20

5. Polivinilpirolidon (PVP) ................................................................ 21

6. Aspartam ........................................................................................ 21

K. Desain Faktorial ...........……………………………………............... 22

L. Landasan Teori ...........………………………………………............. 24

M. Hipotesis ...........………….................................................................. 27

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ……………………………… 28

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ……...……………………............... 28

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ……………………….. 28

1. Variabel penelitian ………………………………………………. 28

2. Definisi operasional ……………………………………............... 29

C. Bahan dan Alat Penelitian …………………………………………… 31

D. Skema Kerja Penelitian ……………………………………………… 33

E. Tata Cara Penelitian …………………………………………………. 34

1. Determinasi tanaman temulawak …………………………..…… 34

2. Penyiapan simplisia dan pembuatan serbuk rimpang

temulawak ……………………………………………………… 34

3. Pembuatan ekstrak rimpang temulawak ……………………… 35

4. Standarisasi ekstrak rimpang temulawak ………………………... 35

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

5. Penetapan dosis ekstrak rimpang temulawak ….......……………. 38

6. Penentuan level natrium bikarbonat dan campuran

asam tartrat-asam fumarat ………..……………………………… 38

7. Pembuatan granul effervescent……….. ………………………….. 40

8. Uji kualitas granul effervescent …………………………………. 41

9. Penentuan efek …………………………………………………... 42

10.Penentuan prof i l s i fa t f i s ik granul dan area

optimum …………………………………………………..…… 42

F. Analisis Hasil ………………………………………………………… 42

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………………. 43

A. Hasil Determinasi Rimpang Temulwak …………………………….. 43

B. Penyiapan Simplisia dan Pembuatan serbuk

Rimpang Temulwak ………………………………………………… 43

C. Pembuatan ekstrak rimpang temulawak .............................................. 45

D. Hasil Standarisasi Ekstrak Rimpang Temulawak ...........…………… 46

1. Uji organoleptik ............…………………………………………. 46

2. Uji daya lekat ............……………………………………………. 46

3. Uji viskositas ............…………………………………….............. 47

4.Uji kandungan lembab ............……………………………............ 48

5. Uji kualitatif ekstrak rimpang temulawak ……………………….. 49

6. Uji kuantitatif ekstrak rimpang temulawak ……....……………… 52

E. Penetapan Dosis Ekstrak Rimpang Temulawak ................................. 53

F. Formulasi Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak ...... 54

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

G. Hasil Uji Sifat Fisik Granul Effervescent Ekstrak

Rimpang Temulawak .......................................................................... 55

1. Kecepatan alir ................................................................................ 55

2. Waktu larut ..................................................................................... 58

3. Kandungan lembab ........................................................................ 61

H. Prediksi Formula Optimum Granul ..................................................... 64

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................. 69

A. Kesimpulan ......................................................................................... 69

B. Saran .................................................................................................... 69

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 70

LAMPIRAN .............................................................................………… 74

BIOGRAFI PENULIS …………………………………………………. 104

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I. Notasi formula desain faktorial……………………………….. 23

Tabel II. Formula granul effervescent………………………….. ............ 40

Tabel III. Hasil uji sifat fisik ekstrak rimpang temulawak ...…............... 46

Tabel IV. Hasil uji KLT ekstrak rimpang temulwak …………............... 49

Tabel V. Hubungan kadar kurkumin baku dengan AUC ....……............. 52

Tabel VI. Penetapan Recovery dan nilai CV ........................................... 53

Tabel VII. Hasil uji sifat fisik granul……………………………………. 55

Tabel VIII. Efek natrium bikarbonat, efek campuran asam tartrat-

asam fumarat terhadap sifat fisik granul……………………… 55

Tabel IX. Data recovery 0, 12 µg/µl …………………………………… 75

Tabel X. Data recovery 0, 14 µg/µl .....………………………………… 75

Tabel XI. Data recovery 0, 18 µg/µl ….………………………………… 76

Tabel XII. Data recovery 0, 23 µg/µl ....………………………………… 76

Tabel XIII. Data recovery 0, 35 µg/µl ………………………………….. 77

Tabel XIV. Penetapan kadar kurkumin dalam ekstrak rimpang

temulawak ……………………….......................................... 78

Tabel XV. Uji daya lekat ekstrak rimpang temulawak ........................... 80

Tabel XVI. Uji viskositas ekstrak rimpang temulawak ........................... 80

Tabel XVII.Uji kandungan lembab ekstrak rimpang temulawak ……… 81

Tabel XVIII. Nilai Rf kurkumin standar, bercak 1, dan bercak 2............ 82

Tabel XIX. Uji kecepatan alir granul ....................................................... 87

Tabel XX. Uji waktu larut granul ............................................................ 87

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

Tabel XXI. Uji kandungan lembab granul .............................................. 88

Tabel XXII. Nilai efek kecepatan alir granul .......................................... 89

Tabel XXIII. Nilai efek waktu larut granul ............................................. 91

Tabel XXIV. Nilai efek kandungan lembab granul ................................. 94

Tabel XXV.Pengaruh natrium bikarbonat terhadap kecepatan

alir granul ........................................................................... 97

Tabel XXVI. Pengaruh campuran asam tartrat-asam fumarat terhadap

kecepatan alir granul .…………………………………… 97

Tabel XXVII. Pengaruh natrium bikarbonat terhadap waktu larut

granul .............................................................................. 98

Tabel XXVIII. Pengaruh campuran asam tartrat-asam fumarat terhadap

waktu larut granul .............................................................. 98

Tabel XXIX. Pengaruh natrium bikarbonat terhadap kandungan

lembab granul ..................................................................... 99

Tabel XXX. Pengaruh campuran asam tartrat-asam fumarat terhadap

kandungan lembab granul .................................................. 99

xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Struktur kurkumin………………………………………….. 7

Gambar 2. Skema kerja penelitian……………………………………… 33

Gambar 3a. Foto uji KLT UV 254 nm………………………………..... 50

Gambar 3b. Foto uji KLT UV 365 nm………………………………..... 51

Gambar 4. Kurva baku hubungan antara kadar kurkumin standar

dengan AUC .......................................................................... 52

Gambar 5a. Pengaruh natrium bikarbonat terhadap kecepatan alir…….. 56

Gambar 5b. Pengaruh campuran asam tartrat-asam fumarat terhadap

kecepatan alir……………………………………………...... 56

Gambar 6a. Pengaruh natrium bikarbonat terhadap waktu larut......….... 59

Gambar 6b. Pengaruh campuran asam tartrat-asam fumarat terhadap

waktu larut……………………………………………….... 59

Gambar 7a. Pengaruh natrium bikarbonat terhadap kandungan

lembab….............................................................................. 62

Gambar 7b. Pengaruh campuran asam tartrat-asam fumarat terhadap

kandungan lembab………………………………………….. 62

Gambar 8. Contour plot kecepatan alir granul…………………………. 65

Gambar 9. Contour plot waktu hancur granul………………………..… 66

Gambar 10. Contour plot kandungan lembab granul…………………… 67

Gambar 11. Contour Plot Super Imposed...……………………………. 68

Gambar 12. Kromatogram kurva baku ………………………………… 74

xvii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

Gambar 13. Kromatogram sampel ……………………………………... 78

Gambar 14. Tanaman temulawak …………………………………….... 101

Gambar 15. Rimpang temulawak ……………………………………… 101

Gambar 16. Ekstrak rimpang temulawak untuk granul effervescent …... 101

Gambar 17. Granul effervescent ekstrak rimpang temulawak …………. 102

Gambar 18. Larutan dan granul effervescent …………………………... 102

xviii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Hubungan antara kadar kurkumin standar dengan

area kromatogram untuk pembuatan kurva baku ... ............ 74

Lampiran 2. Data recovery ...................................................................... 75

Lampiran 3. Penetapan kadar kurkumin dalam ekstrak rimpang

Temulawak ..……………………………………………… 78

Lampiran 4. Perhitungan dosis ekstrak rimpang temulawak …............... 79

Lampiran 5. Standarisasi ekstrak rimpang temulawak ..…….…………. 80

Lampiran 6. Perhitungan level tinggi dan level rendah campuran

asam tartrat-asam fumarat ……………………………... 83

Lampiran 7. Perhitungan level tinggi dan level rendah

natrium bikarbonat ……………………………………… 84

Lampiran 8. Uji sifat fisik granul effervescent ………………………… 87

Lampiran 9. Perhitungan desain faktorial ..…………………….............. 89

Lampiran 10. Perhitungan kecuraman kurva …………………............... 97

Lampiran 11. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) ……………. 101

Lampiran 12. Larutan dan granul effervescent ekstrak rimpang

temulawak ……………………………………………… 102

Lampiran 13. Surat determinasi tanaman temulawak …………. ……… 103

xix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Temulawak merupakan salah satu bahan obat tradisional yang sudah

sering digunakan untuk pengobatan karena memiliki banyak khasiat. Penelitian

mengenai manfaat temulawak sebagai obat tradisional serta pengembangan

bentuk sediaan yang berasal dari temulawak telah banyak dilakukan. Termasuk

penelitian yang dilakukan oleh Chrystyani (2005), yang berjudul Optimasi

Campuran Asam Tartrat dan Asam Fumarat sebagai Eksipien pada Pembuatan

Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak Secara Granulasi Basah

Aplikasi Desain Faktorial. Dalam penelitian tersebut dikembangkan bentuk

sediaan granul effervescent dari ekstrak rimpang temulawak, dengan melakukan

optimasi pada campuran asam tartrat dan asam fumarat sebagai sumber asam.

Keuntungan dari pemilihan bentuk sediaan berupa granul effervescent

dibandingkan dengan bentuk sediaan yang lain adalah proses penyajian yang

cepat dengan dosis yang tepat, serta adanya gas CO2 yang dihasilkan dari reaksi

asam dan basa akan memberikan sensasi menyegarkan saat digunakan. Selain itu

keberadaan gas CO2 dapat menutupi rasa pahit dan pedas dari temulawak hal

tersebut dapat menambah kenyamanan konsumen saat menggunakan sediaan obat.

Penelitian Chrystyani (2005), menghasilkan campuran optimum asam

tartrat dan asam fumarat, penggunaan campuran asam lebih dipilih dibandingkan

dengan menggunakan asam tunggal karena pada penggunaan asam tunggal akan

menimbulkan kesukaran yaitu akan menghasilkan granul yang menggumpal

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

2

(Ansel,1989). Kemudian dicoba dilakukan penelitian lebih lanjut tentang optimasi

antara natrium bikarbonat dan campuran asam tartrat-asam fumarat sebagai

sumber basa dan sumber asam dalam sediaan granul effervescent. Campuran asam

dan basa perlu dioptimasi karena campuran asam dan basa inilah yang jika

bereaksi dengan adanya air akan melepaskan gas CO2, yang berfungsi sebagai

penghancur dalam granul effervescent.

Untuk mendapatkan perbandingan jumlah natrium bikarbonat dan

campuran asam tartrat-asam fumarat yang tepat sehingga dapat menghasilkan

sediaan granul effervescent yang berkualitas, maka penulis merasa perlu untuk

melakukan optimasi formula granul effervescent berikut kontrol kualitasnya yaitu

uji sifat fisik meliputi kecepatan alir, waktu larut, dan kandungan lembab granul

effervescent. Optimasi formula dalam penelitian ini menggunakan metode desain

faktorial. Dipilih metode optimasi desain faktorial karena metode ini lebih

sederhana dibandingkan metode optimasi yang lain, selain itu metode ini juga

dapat menggambarkan model hubungan antara variabel respon dengan satu atau

lebih variabel bebas. Persamaan umumnya: Y= bo + b1(A) + b2 (B) + b12 (A)(B).

Melalui desain faktorial akan didapat efek dan interaksi yang dominan dari

natrium bikarbonat dan campuran asam tartrat-asam fumarat dalam menentukan

masing-masing sifat fisik granul pada berbagai perbedaan jumlah komposisi

natrium bikarbonat dan campuran asam tartrat-asam fumarat, terbatas pada level

yang diteliti. Area komposisi optimum natrium bikarbonat dan campuran asam

tartrat-asam fumarat ditentukan berdasarkan kurva contour plot super imposed.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

3

1. Permasalahan

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. manakah efek yang diprediksi memberikan pengaruh dominan terhadap sifat-

sifat fisik granul effervescent ekstrak rimpang temulawak, natrium bikarbonat,

campuran asam tartrat-asam fumarat, atau interaksi?

2. apakah dapat ditemukan area komposisi optimum natrium bikarbonat dan

campuran asam tartrat-asam fumarat yang dikehendaki dalam contour plot

super imposed pada pembuatan granul effervescent ekstrak rimpang

temulawak?

2. Keaslian Penelitian

Berdasarkan sumber informasi yang diperoleh, penelitian ilmiah tentang

ekstrak rimpang temulawak dan formulasi granul effervescent ekstrak rimpang

temulawak sudah pernah dilakukan. Namun penelitian tentang optimasi natrium

bikarbonat dan campuran asam tartrat-asam fumarat sebagai eksipien dalam

pembuatan granul effervescent ekstrak rimpang temulawak secara granulasi basah

dengan metode desain faktorial belum pernah dilakukan sebelumnya.

3. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Memperkaya ilmu pengetahuan di bidang kefarmasian, pada

khususnya tentang penggunaan natrium bikarbonat dan campuran asam tartrat-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

4

asam fumarat sebagai eksipien dalam formula pembuatan granul effervescent

ekstrak rimpang temulawak.

2. Manfaat Praktis.

Memperkenalkan kepada masyarakat sediaan granul effervescent ekstrak

rimpang temulawak yang dapat dikonsumsi dengan aman, manjur, dan

nyaman, serta dapat diterima oleh masyarakat.

B. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang :

1. pengaruh natrium bikarbonat, campuran asam tartrat-asam fumarat serta

interaksi keduanya dalam menentukan kecepatan alir, waktu larut, dan

kandungan lembab granul effervescent ekstrak rimpang temulawak.

2. komposisi optimum natrium bikarbonat dengan campuran asam tartrat-asam

fumarat yang dapat menghasilkan granul effervescent ekstrak rimpang

temulawak dengan sifat fisik yang memenuhi persyaratan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

5

BAB II

PENELAAHAAN PUSTAKA

A. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.)

1. Klasifikasi :

Suku : zingiberaceae (Dalimartha, 2000).

2. Nama daerah

Sumatera: temulawak. Jawa: koneng gede, temu raya, temu besar, aci

koneng, koneng tegel, temulawak. Madura: temolabak. Bali: tommo. Sulawesi

Selatan: tommon. Ternate: karbanga (Dalimartha, 2000)

3. Ciri-ciri morfologi

Terna tahunan (perennial) ini tumbuh merumpun dengan batang semu

yang tumbuh dari rimpangnya. Batang semu berasal dari pelepah-pelepah daun

yang saling menutup membentuk batang. Tinggi tanaman ini dapat mencapai 2

meter. Tiap tanaman berdaun 2-9 helai, berbentuk bulat memanjang atau lanset,

panjang 31-84 cm, lebar 10-18 cm, berwarna hijau, pada sisi kiri dan kanan ibu

tulang daun terdapat semacam pita memanjang berwarna merah keunguan.

Perbungaan termasuk termasuk tipe exantha, yaitu jenis temu yang bunganya

keluar langsung dari rimpang yang panjangnya mencapai 40-60 cm. Bunganya

majemuk berbentuk bulir, bulat panjang, panjang 9-23 cm, lebar 4-6 cm. Bunga

muncul secara bergiliran dari kantong-kantong daun pelindung yang besar dan

beraneka ragam dalam warna dan ukurannya. Mahkota bunga berwarna merah,

bunga mekar pada pagi hari dan berangsur-angsur layu pada sore hari. Sejauh ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

6

temulawak belum pernah dilaporkan menghasilkan buah atau biji. Rimpang

dibedakan atas rimpang induk (empu) dan rimpang cabang. Rimpang induk

bentuknya jorong atau gelendong, berwarna kuning tua atau coklat kemerahan,

bagian dalam berwarna jingga coklat. Rimpang cabang keluar dari rimpang induk,

ukurannya lebih kecil, tumbuh ke arah samping, bentuknya bermacam-macam,

dan warnanya lebih muda. Akar-akar di bagian ujung membengkak, membentuk

umbi yang kecil. Rimpang temulawak termasuk yang paling besar diantara semua

rimpang marga Curcuma (Dalimartha, 2000).

4. Kandungan kimia

Rimpang temulawak mengandung 48-64% zat tepung, 1,6-2,2%

kurkumin dan 1,48-1,63% minyak atsiri (Karden, 2003). Fraksi pati merupakan

kandungan terbesar, jumlah bervariasi antara 48-54% tergantung dari ketinggian

tempat tumbuh. Makin tinggi tempat tumbuh maka kadar pati makin rendah dan

kadar minyak atsiri makin tinggi (Dalimartha, 2000).

5. Khasiat temulawak

Khasiat temulawak adalah sebagai kholeretik, kholagoga, anti inflamasi,

dan antipiretik (Afifah, 2003). Rimpang temulawak juga dapat digunakan untuk

mengatasi radang hati (hepatitis), sakit kuning (jaundice), radang ginjal, radang

kronis kandung empedu (kolesistitis kronik), meningkatkan aliran empedu ke

saluran cerna, perut kembung, tidak nafsu makan (anoreksia) akibat kekurangan

cairan empedu, demam, pegal linu, rematik, memulihkan kesehatan setelah

melahirkan, sembelit, diare, batu empedu (kolelitiasis), kolesterol darah tinggi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

7

(hiperkolesterolemia), haid tidak lancar, flek hitam di muka, jerawat, wasir, dan

produksi ASI yang sedikit (Dalimartha, 2000).

B. Kurkumin

O O

HO

H3CO OCH3

OH

(Kurkumin)

1,7-Bis-(4-hydroxy-3-methoxy-phenyl)-hepta-1,6-diene-3,5-dione

Gambar 1. Struktur kurkumin

Kurkumin (C21H20O6), titik didih 184-185°C diisolasi pertama kali pada

tahun 1815. Pada tahun 1910 Daube telah berhasil menemukan bentuk kristal dari

kurkumin (Majeed, Badmaev, Shivakumar, and Rajendran, 1995).

Kurkumin merupakan zat warna kuning utama (0,5-6%) yang terdapat

dalam beberapa spesies Curcuma seperti Curcuma longa L atau Curcuma

domestica Val. Kurkumin beserta turunan demetoksinya yaitu demetoksi

kurkumin dan bis demetoksi kurkumin dikenal dengan nama kurkuminoid

(Martono, 1996).

Warna larutan kurkumin tidak selalu konstan, terkait dengan degradasi

kurkumin atau perubahan kurkumin dalam pelarut. Pada suasana asam, warna

larutan kurkumin adalah kuning namun warnanya berubah menjadi orange

kemerahan dalam suasana basa. Pada suasana basa, kurkumin akan terdegradasi

menjadi asam ferulat dan feruloylmethane (Tonnesen and Karlsen, 1985).

Kurkumin juga dapat terdegradasi dengan adanya cahaya (Tonnesen, Vries,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

8

Henegouwen, Gerard, and Karlsen, 1986). Kurkumin adalah senyawa yang sukar

larut air dengan kelarutan 0,1 mg/ml (Anonim, 2006), larut dalam etanol dan

aseton. (Tonnesen and Karlsen, 1985). Kurkuminoid di dalam rimpang temulawak

merupakan campuran dari kurkumin dan demetoksikurkumin (Paris and Moyse,

1981).

Kurkumin dan analognya mempunyai aktivitas biologi antara lain

sebagai antiinflamasi, antioksidan dan kolagen. Di samping itu kurkumin

mempunyai aktivitas biologi spektrum luas yaitu sebagai hipokolesteremik,

antiinflamasi, antireumatik, antibakteri, antihepatotoksik, menurunkan glukosa

darah dan hipotensif (Tonnesen and Karlsen, 1985).

C. Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Densitometri

Pemakaian kurkumin sebagai bahan obat atau campuran obat harus

diberikan dengan dosis yang tepat, untuk itu harus diketahui kadar kurkumin

dalam sediaan yang diberikan. Untuk mengetahui kadar dengan tepat, diperlukan

metode analisis yang tepat, mengingat kurkumin dalam sediaan obat atau

makanan umumnya bukan kurkumin murni, namun sebagai kurkuminoid. Apabila

kurkumin merupakan zat aktif utama dalam sediaan maka harus dipilih metode

penetapan yang dapat memisahkan kurkumin dari turunan demetoksinya

(Martono, 1996).

KLT-Densitometri merupakan salah satu metode analisis KLT

kuantitatif dengan cara kerja yang sederhana dan cepat. Pada metode ini

diperlukan adsorben dan fase gerak yang murni. Untuk memperoleh hasil yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

9

baik lazimnya digunakan adsorben siap pakai yang telah mengalami pra

pencucian (Gritter, Bobit, dan Schwarting, 1991).

Menurut Hardjono (1985), penetapan suatu kadar dengan metode

densitometri dilakukan dengan mengukur kerapatan bercak senyawa yang

dipisahkan dengan cara KLT. Pada umumnya pengukuran kerapatan bercak

tersebut dibandingkan dengan kerapatan bercak senyawa standar yang dielusi

secara bersama-sama.

Ada dua cara penetapan kadar dengan alat densitometri. Pertama, setiap

kali ditotolkan sediaan baku dari senyawa yang bersangkutan dan dielusi bersama-

sama dalam satu lempeng, kemudian Area Under Curve (AUC) sampel

dibandingkan dengan harga AUC baku. Yang kedua, dengan membuat kurva baku

hubungan jumlah zat baku dengan AUC. Kurva baku diperoleh dengan membuat

totolan zat baku pada KLT dengan bermacam-macam konsentrasi (minimal tiga

macam konsentrasi). Bercak yang diperoleh dicari nilai AUC nya dengan alat

densitometer. Dari kurva baku diperoleh persamaan Y = bX + a, X adalah

banyaknya zat yang ditotolkan dan Y adalah AUC (Supardjan, 1987).

Alat KLT Scanner memiliki sumber sinar yang dapat digerakkan di atas

bercak-bercak pada lempeng KLT atau lempeng KLT dapat digerakkan menyusuri

berkas sinar yang berasal dari sumber sinar. Teknik pengukurannya dapat

didasarkan atas sinar yang diserap (absorbansi), sinar yang dipantulkan

(reflaktansi), atau sinar yang difluoresensikan (fluoresensi). Sinar yang datang

sebagian diserap dan sebagian lagi dipantulkan. Banyaknya sinar yang diserap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

10

sebanding dengan jumlah zat pada bercak yang terkena sinar tersebut (Wardani,

2003).

Penelusuran bercak dapat pula dilakukan secara horisontal maupun

vertikal (scanning horizontal atau scanning vertical). Penelusuran bercak secara

horisontal dapat dilakukan satu per satu atau apabila bercak yang diperoleh pada

pelat segaris, dapat dilakukan penelusuran semua bercak sekaligus (Wardani,

2003).

Berdasarkan jalannya sinar, penelusuran dapat dilakukan dengan dua

cara, yaitu penelusuran lurus dan zig-zag (naik turun). Pada penelusuran lurus,

sinar yang mengenai bercak berjalan lurus dari kiri ke kanan. Sedangkan pada

penelusuran zig-zag, sinar mengenai bercak berjalan zig-zag dari kiri ke kanan.

Penelusuran bercak akan mendapatkan hasil yang baik apabila dilakukan pada

panjang gelombang maksimum (Wardani, 2003).

D. Maserasi

Menurut Voigt (1994), maserasi (macerare = mengairi, melunakkan)

adalah cara ekstraksi yang paling sederhana. Bahan jamu yang dihaluskan sesuai

syarat farmakope (umumnya terpotong-potong atau diserbukkasarkan) disatukan

dengan bahan ekstraksi. Maserasi merupakan proses paling tepat dimana obat

yang sudah halus memungkinkan untuk direndam dalam menstrum sampai

meresap dan melunakkan susunan sel, sehingga zat-zat yang mudah larut akan

melarut (Ansel, 1989). Penyarian dalam proses maserasi berdasarkan pada prinsip

osmolalitas. Penyarian ini dilakukan dengan merendam serbuk simplisia dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

11

cairan penyari. Cairan penyari akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam

rongga sel yang mengandung zat aktif. Zat aktif ini akan terlarut karena adanya

perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam dan di luar sel, maka larutan encer

akan masuk ke dalam sel. Peristiwa ini terjadi berulang-ulang sampai terjadi

keseimbangan antara konsentrasi di dalam dengan konsentrasi di luar sel

(Anonim,1986).

Maserasi digunakan untuk penyarian simplisia yang mengandung zat

aktif yang mudah larut dalam cairan penyari. Cairan penyari yang digunakan

dapat berupa air, etanol, air-etanol, atau pelarut lain. Bila cairan penyari

digunakan air, maka untuk mencegah timbulnya kapang dapat ditambahkan

bahan pengawet, yang diberikan pada awal penyarian. Keuntungan cara penyarian

dengan maserasi adalah cara pengerjaan dan peralatan yang digunakan sederhana

(Anonim, 1986). Dibandingkan dengan proses perkolasi pada maserasi tidak

memerlukan keahlian tertentu dalam pengoperasiannya, perkolasi juga lebih

mahal karena memerlukan peralatan yang khusus dan menghabiskan lebih banyak

waktu (Ansel, 1989).

Di satu sisi, banyak proses ekstraksi menggunakan metode maserasi,

terutama untuk bahan-bahan yang mengandung mukus dan memiliki sifat

mengembang yang kuat. Metode maserasi dapat dibuat dalam skala laboratorium

dan dapat dilakukan dengan proses yang sama secara teknik dan untuk produk

dengan batch yang sama (List and Schdmit, 1989).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

12

E. Ekstrak

Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair dibuat dengan menyari

simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok, di luar pengaruh cahaya

matahari langsung. Sebagai cairan penyari digunakan air, eter atau campuran

etanol dan air (Anonim, 1979).

Menurut Voigt (1994), pada ekstrak tumbuhan (umumnya konsentrasi

etanolnya berbeda-beda), jika bahan pengekstraksinya diuapkan sebagian atau

seluruhnya, maka diperoleh ekstrak yang dikelompokkan menurut sifat-sifatnya

menjadi :

1. ekstrak cair (extractum fluidum), merupakan suatu ekstrak yang dibuat

sedemikian rupa sehingga satu bagian simplisia sebanding dengan dua

(kadang – kadang lebih) bagian ekstrak cair.

2. ekstrak encer (extractum tenue), sediaan seperti itu memiliki konsistensi madu

dan dapat dituang.

3. ekstrak kental (extractum spissum), sediaan ini liat dalam keadaan dingin dan

tidak dapat dituang. Kandungan airnya berjumlah sampai 30%. Tingginya

kandungan air menyebabkan suatu instabilitas sediaan obat (kontaminasi

bakteri) dan bahkan instabilitas bahan aktifnya (penguraian secara kimia).

Selain itu, ekstrak kental sulit untuk ditakar (penimbangan dan sebagainya) .

4. ekstrak kering (extractum siccum), ekstrak ini memiliki konsistensi kering dan

mudah digosokkan. Melalui penguapan cairan pengekstraksi dan pengeringan

terbentuk suatu produk yang memiliki kandungan lembab tidak lebih dari 5%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

13

F. Granul Effervescent

Granul effervescent adalah granul atau serbuk kasar sampai kasar sekali

dan mengandung unsur obat dalam campuran kering, biasanya terdiri dari unsur

asam (asam sitrat, asam tartrat, asam fumarat) dan unsur basa (natrium karbonat,

natrium bikarbonat) bila ditambahkan dengan air, asam dan basanya bereaksi

membebaskan karbondioksida sehingga menghasilkan buih (Ansel, 1989).

Keuntungan granul effervescent sebagai bentuk sediaan adalah

penyiapan larutan dalam waktu yang cepat dan mengandung dosis obat yang

tepat. Menghasilkan rasa yang enak karena adanya karbonat yang membantu

memperbaiki rasa obat tertentu, mudah dan nyaman untuk digunakan oleh

konsumen (Lindberg, et al., 1992). Kerugian dari granul effervescent adalah

harganya yang relatif mahal, hal ini disebabkan karena jumlah yang besar dari

eksipien yang harganya mahal dan fasilitas produk yang khusus (Lindberg, et al.,

1992). Menurut Lachman dan Liebermann (1989), untuk menjaga kualitas granul

effervescent pada penyimpanan perlu pengemasan secara khusus ke dalam

kantong lembaran aluminium kedap udara.

G. Metode Pembuatan Granul Effervescent

Proses pembuatan granul effervescent memerlukan penanganan yang

sangat hati-hati terutama untuk faktor lingkungannya (Lindberg, Engfors, and

Ericsson, 1992). Proses pembuatan produk effervescent memerlukan batas

maksimum lembab sebesar 25% pada suhu 25oC. Hal ini untuk menghindari

pengaruh kelembaban terhadap reaksi asam basanya (Mohrle, 1980).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

14

1. Metode granulasi basah

Menurut Mohrle (1980), pada prinsipnya proses granulasi untuk granul

effervescent memiliki dasar yang sama dengan granulasi pada granul

konvensional. Teknik-teknik granulasi basah melibatkan pencampuran bahan-

bahan kering dengan cairan penggranul untuk membuat massa (adonan) yang

dapat dibentuk. Granulasi basah pada effervescent dapat dilakukan dengan tiga

metode, yaitu dengan penggunaan panas, dengan cairan non reaktif, dan cairan

reaktif.

a. Penggunaan panas. Metode ini meliputi pelepasan air dari bahan-

bahan hidrat dalam formulasi pada suhu tinggi membentuk massa yang

dapat dibentuk. Proses ini sulit untuk dikontrol agar mendapatkan hasil

yang reprodusibel (Mohrle, 1980). Pengulangan pengadukan diperlukan

untuk menghasilkan keseragaman komponen dalam formulasi (Lindberg,

et al., 1992).

b. Dengan cairan nonreaktif. Metode ini lebih sering digunakan dan

memiliki cara yang sama dengan granulasi pada granul konvensional.

Cairan granulasi secara perlahan-lahan ditambahkan dalam campuran

komponen formula hingga cairan granulasi terdistribusi merata. Bahan

pengikat larut alkohol seperti PVP dilarutkan ke dalam cairan granulasi

kemudian ditambahkan ke dalam campuran komponen. Massa yang

terbentuk dikeringkan ke dalam oven. Setelah granul kering kemudian

diayak untuk mendapatkan ukuran partikel yang diperlukan dan dapat

langsung ditablet (Mohrle, 1980).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

15

c. Dengan cairan reaktif. Cairan atau pelarut yang sering digunakan

dalam metode ini adalah air. Proses ini sulit dikendalikan saat massa

granul yang terbentuk harus dengan cepat dikeringkan guna

menghentikan reaksi effervescent yang terjadi (Mohrle, 1980).

2. Metode granulasi kering

Granulasi dengan metode slugging atau dengan mengkompresi masa

tablet yang berukuran besar menggunakan heavy-duty mesin atau roller

compactor cocok digunakan untuk bahan-bahan yang tidak dapat diproses secara

granulasi basah. Slug dan bahan dari roller compactor akan mengalami

pengurangan ukuran. Bahan pelicin sangat diperlukan selama proses slugging,

komponen asam dan basa dapat digranulasi secara terpisah ataupun secara

bersama-sama (Lindberg, et al., 1992).

H. Uji Sifat Fisik Granul

1. Sifat alir

Sifat alir bahan dihasilkan dari beberapa gaya, antara lain gaya gesekan,

tegangan permukaan, mekanik, elektrostatik, dan Van der Waals. Pengujian sifat

alir dengan metode langsung adalah mengukur kecepatan alir. Menurut Guyot,

granul sebanyak 100 gram dengan waktu alir lebih dari 10 detik atau dengan

kecepatan alir kurang dari 10 gram/detik akan mengalami kesulitan dalam packing

dan dalam proses pentabletan, jika granul hendak dicetak dengan mesin pembuat

tablet (Cit., Fudholi, 1983).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

16

2. Kandungan lembab

Kandungan lembab dapat mempengaruhi sifat fisika kimia sediaan

padat. Keseimbangan kandungan lembab dapat mempengaruhi aliran dan

karakteristik kompresi serbuk, kekerasan granul, serta stabilitas obat (Lachman

dan Liebermann, 1989). Kandungan lembab granul effervescent perlu diketahui

untuk melihat apakah ada reaksi effervescent yang prematur sehingga dapat

mengakibatkan jumlah gas karbondioksida yang dihasilkan berkurang sehingga

berpengaruh terhadap kenyamanan orang yang mengkonsumsi sediaan granul

effervescent. Menurut Dash (2000), persyaratan kandungan lembab untuk granul

effervescent antara 0,4%-0,7% dan mudah larut dalam air.

3. Waktu larut

Menurut Wehling and Fred (2004), granul effervescent yang baik

diharapkan larut dalam waktu kurang dari 2,5 menit (< 150 detik) menggunakan

200 ml air membentuk larutan jernih, dengan kata lain residu yang tidak larut

harus seminimal mungkin.

I. Bahan-Bahan Pembuatan Granul Effervescent

Pemilihan bahan dalam pembuatan granul effervescent lebih rumit

dibandingkan dengan bahan dalam pembuatan granul konvensional. Hal ini terkait

dengan kandungan lembab. Sumber asam dan sumber karbonat dalam granul

effervescent dengan adanya air akan bereaksi membebaskan CO2, hal ini akan

menyebabkan granul hancur. Reaksi ini dapat berlangsung dengan adanya

sejumlah kecil air yang terikat atau diserap oleh bahan penyusun granul. Jika hal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

17

ini terjadi setelah pembuatan granul, akan menyebabkan produk menjadi tidak

stabil. Oleh karena itu, bahan penyusun granul dipilih dalam bentuk anhidrat yang

sedikit atau tidak menyerap lembab atau bentuk hidrat (mengikat air dalam

molekulnya) yang stabil dianjurkan untuk dipakai. Kelarutan bahan merupakan

sifat lain yang penting dalam pembuatan granul effervescent. Jika bahan tidak

larut, maka reaksi effervescent tidak akan terjadi dan granul tidak akan larut secara

cepat (Mohrle, 1980).

1. Sumber karbonat

Sumber karbonat digunakan sebagai sumber timbulnya gas

karbondioksida pada produk effervescent. Sumber karbonat yang biasa digunakan

dalam produk effervescent adalah natrium bikarbonat (NaHCO3) dan natrium

karbonat (Na2CO3) (Mohrle, 1980).

2. Sumber asam

Dalam pembuatan sediaan effervescent pada umumnya diolah dengan

kombinasi dua jenis sumber asam, mengingat penggunaan asam tunggal dalam

sediaan effervescent akan menimbulkan kesukaran, yaitu akan menghasilkan

granul yang menggumpal (Ansel, 1989). Menurut Mohrle (1980) asam yang

dibutuhkan dalam reaksi effervescent berasal dari 3 jenis sumber asam yaitu food

acid (soda kue), asam anhidrat, dan garam-garam asam. Sumber asam yang paling

sering digunakan adalah dari jenis food acid. Yang termasuk food acid antara lain

asam tartrat, asam sitrat, asam suksinat, asam malat dan asam fumarat.

Bentuk anhidrat dari food acid dapat digunakan dalam produk

effervescent. Ketika dicampur dengan air, asam anhidrat akan terhidrolisis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

18

menjadi bentuk asamnya, yang kemudian dapat bereaksi dengan sumber karbonat

untuk menghasilkan reaksi effervescent (Mohrle, 1980).

3. Bahan pengisi

Pada peracikan obat dalam jumlah yang sangat kecil diperlukan bahan

pengisi, untuk memungkinkan suatu pengempaan. Bahan pengisi ini menjamin

granul memiliki ukuran atau massa yang dibutuhkan (Voigt, 1994). Pengisi juga

dapat ditambah karena alasan yang lain yaitu untuk memperbaiki daya kohesi

sehingga dapat dikempa langsung jika ingin dibuat menjadi tablet atau untuk

memacu aliran (Banker and Anderson, 1986).

4. Bahan pengikat

Bahan pengikat yaitu bahan yang dapat membantu untuk mengikat

bahan-bahan lain menjadi satu biasanya digunakan untuk mengikat serbuk

menjadi granul. Kebanyakan bahan pengikat yang digunakan sama untuk

pembuatan tablet maupun granul. Penggunaan bahan pengikat pada granul

effervescent dibatasi karena dapat menimbulkan reaksi karbonasi. Bahan pengikat

seperti gom selulosa, gelatin dan pasta tidak banyak digunakan karena larutnya

lama dan meninggalkan residu. Pengikat kering seperti laktosa, dekstrosa dan

manitol sering digunakan tetapi tidak efektif pada konsentrasi rendah.

Sifat bahan pengikat yang digunakan untuk granul effervescent adalah

memiliki kelarutan yang baik dalam air (water soluble), contohnya adalah

polyvinylpyrrolidone atau polyvinylpyrrolidone-poly (vinyl acetate)-copolymer

(Lindberg, et al., 1992). Polyvinylpyrolydone (PVP) merupakan bahan pengikat

yang paling efektif untuk granul effervescent (Mohrle,1980).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

19

5. Bahan tambahan

Dalam tablet effervescent biasanya sering ditambahkan bahan pemanis

dan pewarna untuk memperbaiki penampilan dan rasa tablet. Tetapi yang paling

penting untuk diperhatikan adalah bahan tersebut harus mudah larut dalam air

agar tidak meninggalkan residu (Mohrle, 1980).

J. Pemerian Bahan

1. Natrium bikarbonat anhidrat

Natrium bikarbonat merupakan sumber utama penghasil karbon

dioksida pada sistem effervescent. Bersifat mudah larut dalam air, tidak

higroskopis, murah, jumlahnya banyak, dan dalam perdagangan terdapat dalam

lima tingkatan berdasarkan ukuran partikelnya dari yang berbentuk serbuk halus

sampai dengan bentuk granul yang free-flowing. Penggunaan yang lain yaitu

sebagai antasida ataupun sebagai salah satu komponen dalam produk antasida.

Dalam produksi makanan digunakan sebagai baking soda. Merupakan basa

natrium yang paling ringan, memiliki pH 8,3 pada larutan berair dengan

konsentrasi 0,85%. Reaksi natrium bikarbonat dengan asam dapat menghasilkan

52% karbon dioksida (Mohrle, 1980).

Natrium bikarbonat berupa serbuk hablur putih, stabil di udara kering,

tetapi dalam udara lembab secara perlahan-lahan terurai. Larutan segar dalam air

dingin, tanpa dikocok, bersifat basa terhadap lakmus. Kebasaan bertambah bila

larutan dibiarkan, digoyang kuat atau dipanaskan. Larut dalam air, tidak larut

dalam etanol (Anonim, 1995).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

20

2. Asam tartrat anhidrat

Asam tartrat merupakan sumber asam yang selalu digunakan dalam

pembuatan produk effervescent karena mudah didapatkan di pasaran, lebih mudah

larut dibandingkan asam sitrat, dan juga lebih higroskopis dibandingkan asam

sitrat. Kekuatan asamnya sama dengan asam sitrat (Mohrle, 1980).

Asam tartrat yang dikeringkan di atas fosfor pentoksida P selama 3 jam

mengandung tidak kurang dari 99,7% dan tidak lebih dari 100,5% C4H6O6. Berat

molekul dari asam tartrat adalah 150,9. Asam berupa hablur tidak berwarna atau

serbuk hablur halus sampai granul, aroma tidak berbau, rasa asam, dan stabil di

udara. Kelarutan sangat mudah larut air dan mudah larut etanol (Anonim, 1995).

3. Asam fumarat anhidrat

Kekuatan asam dari asam fumarat sama kuat dengan asam sitrat, hanya

saja asam fumarat jarang digunakan dalam pembuatan produk effervescent karena

kelarutannya yang rendah dalam air. Asam fumarat bersifat tidak higroskopis

dibandingkan sumber asam lain. Kelarutan asam fumarat dapat meningkat jika

ditambahkan 0,3% dioctyl sodium sulfosuccinate (Mohrle, 1980).

Asam fumarat berwarna putih, berbau atau sedikit berbau, serbuk

kristal, kelarutan dalam air 4,5 g/L, dalam etanol (100%) sebesar 36 g/L pada

suhu 20°C (Lindberg, et al., 1992).

4. Laktosa

Laktosa adalah gula yang diperoleh dari susu, dalam bentuk anhidrat

atau mengandung satu molekul hidrat. Laktosa berupa serbuk atau masa hablur,

putih atau putih krem. Tidak berbau dan rasa sedikit manis, stabil di udara tetapi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

21

menyerap bau. Mudah (dan pelan-pelan) larut dalam air dan lebih mudah larut

dalam air mendidih, sangat sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam klorofom

dan dalam eter (Anonim, 1995).

5. Polivinilpirolidon (PVP)

PVP adalah bahan pengikat yang efektif dalam pembuatan granul

effervescent. Bahan ini biasa ditambahkan pada serbuk untuk digranulasi basah

yang kemudian dibasahkan dengan cairan penggranul. Penambahan air harus

sangat hati-hati dan dikontrol untuk mencegah terjadinya reaksi effervescent dini

(Mohrle, 1980).

Polivinilpirolidon (PVP) merupakan polimerisasi dari 1-vinilpirolid-2-

on. Bentuknya berupa serbuk putih atau putih kekuningan, berbau lemah atau

tidak berbau dan higroskopis. PVP mudah larut dalam air, etanol (95%), dan

dalam kloroform P. Kelarutan tergantung dari bobot rata-rata dan tidak larut

dalam ester P (Anonim, 1995).

6. Aspartam

Aspartam merupakan pemanis yang kekuatannya dua ratus kali lebih

manis dibandingkan sukrosa dan penggunaannya sangat luas di masyarakat. Stabil

ketika kering, tetapi dapat terhidrolisis pada saat ada lembab. Dapat terdegradasi

selama pemanasan, menggunakan suhu yang tinggi dalam jangka waktu pendek,

diikuti oleh pendinginan yang cepat dapat memperkecil kemungkinan aspartam

terdegradasi. Aspartam dapat digunakan bersama-sama dengan sakarin, sukrosa,

glukosa dan siklamat, rasanya dapat ditingkatkan jika digunakan dengan natrium

bikarbonat, garam-garam glukosa, dan laktosa. Tidak menimbulkan rasa pahit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

22

setelah dimakan, akan tetapi stabilitasnya tergantung pada pH dan suhu. Stabil

pada pH antara 3,4-5 dan pada suhu pendingin (Allen, 2002).

Berdasarkan Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan

Republik Indonesia Nomor : HK.00.05.5.1.4547 tentang Persyaratan Penggunaan

Bahan Tambahan Pangan Pemanis Buatan dalam Produk Pangan, penggunaan

aspartam masih diperbolehkan tetapi wajib mencantumkan peringatan

fenilketonuria: mengandung fenilalanin, yang ditulis dan terlihat jelas pada label

makanan atau minuman atau sediaan lain yang menggunakan pemanis buatan

aspartam (Anonim, 2004). Menurut PerMenKes RI No: 208/Men.Kes/PER/IV/85

tentang Pemanis Buatan, ADI (Acceptable Daily Intake) atau penggunaan

aspartam yang diperbolehkan dalam 1 hari adalah 0-40 mg/kg BB (Anonim,

1985). Sejak tahun 1980, WHO dan FDA menyarankan penggunaan aspartam

(dibandingkan sakarin dan siklamat) sebagai pengganti sukrosa bagi yang diet

kalori (penderita diabetes), dan aspartam tidak menyebabkan kanker (Muchtaridi,

2006).

K. Desain Faktorial

Desain faktorial merupakan aplikasi persamaan regresi yaitu teknik untuk

memberikan model hubungan antara variabel respon dengan satu atau lebih

variabel bebas. Desain faktorial digunakan dalam percobaan untuk menentukan

secara simulasi efek dari beberapa faktor dan interaksinya yang signifikan

(Bolton, 1990).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

23

Pada desain faktorial dua level dan dua faktor diperlukan empat percobaan

(2n = 4, dengan 2 menunjukkan level dan n menunjukkan jumlah faktor), yaitu (1)

A dan B masing-masing pada level rendah, (a) A pada level tinggi dan B pada

level rendah, (b) A pada level rendah dan B pada level tinggi, (ab) A dan B

masing-masing pada level tinggi.

Respon yang ingin diukur harus dapat dikuantitatifkan (Bolton, 1990).

Rancangan percobaannya termuat dalam tabel sebagai berikut:

Tabel I. Notasi formula desain faktorial

Formula Faktor A Faktor B Interaksi 1 - - + a + - - b - + - ab + + +

Besarnya interaksi dapat dihitung dengan mengurangkan rata-rata respon

pada level maksimum dengan rata-rata respon pada level rendah (Bolton, 1990).

Konsep dari perhitungan efek adalah sebagai berikut:

Efek A = 2

1}{ba}{ab +−+

Efek B = 2

1}{ab}{ab +−+

Interaksi A dan B = 2

b}{aab}{1 +−+

Menurut Bolton (1990), adanya interaksi dapat juga diketahui dengan cara

membuat grafik hubungan respon dan level faktor. Jika kurva menunjukkan garis

sejajar, maka dapat dikatakan bahwa tidak ada interaksi antar eksipien dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

24

menentukan respon. Jika kurva menunjukkan garis tidak sejajar atau berpotongan,

maka dapat dikatakan bahwa ada interaksi antar eksipien dalam menentukan

respon.

Persamaan umum dari desain faktorial adalah sebagai berikut :

Y = b0 + b1(A) + b2(B) + b12 (A)(B)

Y = respon hasil atau sifat yang diamati

(A),(B) = level bagian A dan B, yang nilainya antara -1 sampai +1

b0,b1,b2,b12 = koefisien, dapat dihitung dari hail percobaan

Desain faktorial memiliki beberapa keuntungan, metode ini memiliki

efisiensi yang maksimal untuk memperkirakan efek yang dominan dalam

menentukan respon. Keuntungan utamanya bahwa metode ini memungkinkan

untuk mengidentifikasi efek masing-masing faktor, maupun efek interaksi antar

faktor. Metode ini ekonomis dalam arti mampu mengurangi jumlah penelitian jika

dibandingkan dengan meneliti 2 efek faktor secara terpisah (Muth, 1999).

L. Landasan Teori

Temulawak merupakan salah satu tanaman berkhasiat yang terdapat di

Indonesia. Khasiat temulawak untuk mengobati berbagai macam penyakit

mengakibatkan munculnya berbagai jenis sediaan obat yang mengandung

temulawak utamanya kurkumin. Kurkumin pada temulawak berkisar antara

1,6-2,2%.

Ekstrak rimpang temulawak yang digunakan diperoleh dengan metode

maserasi. Keunggulan metode maserasi dibandingkan metode ekstraksi yang lain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

25

adalah lebih mudah dalam pengoperasiannya sehingga tidak membutuhkan suatu

keahlian khusus, lebih murah karena tidak memerlukan peralatan yang khusus dan

dapat menghemat waktu.

Bentuk granul effervescent dari temulawak memiliki beberapa keuntungan

yaitu menghasilkan gas CO2 yang memberikan sensasi menyegarkan saat

digunakan serta dapat menutupi rasa pahit dan pedas dari temulawak sehingga

bentuk sediaan ini menjadi satu pilihan untuk meningkatkan minat konsumen.

Kerugian dalam granul effervescent ialah kesulitan untuk menghasilkan produk

yang stabil secara kimia karena sistem effervescent tidak stabil dengan adanya

lembab. Keberadaan lembab akan menghasilkan reaksi asam dan basa yang terlalu

awal sehingga terjadi reaksi effervescent prematur. Untuk mengurangi keberadaan

lembab maka semua pekerjaan untuk pembuatan granul effervescent termasuk uji

sifat fisik granul dilakukan di dalam ruangan dengan kelembaban relatif maksimal

25% pada suhu ruangan 25°C.

Metode yang digunakan dalam pembuatan granul effervescent adalah

metode granulasi basah dengan penambahan cairan non reaktif. Keuntungan dari

granulasi dengan cairan non reaktif adalah tidak semua bahan dalam formula

perlu kontak dengan cairan penggranul atau panas pada proses pengeringan.

Namun metode ini masih memerlukan beberapa proses setelah granul dikeringkan

sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama dan proses yang cukup rumit.

Selain itu uap dari cairan penggranul, biasanya etanol atau isopropanol, seringkali

berbahaya sehingga harus dihilangkan dan dikumpulkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

26

Dalam pembuatan granul effervescent ekstrak rimpang temulawak

diperlukan bahan-bahan yang dapat menghasilkan reaksi effervescent. Natrium

bikarbonat dan asam tartrat-asam fumarat dipilih sebagai sumber basa dan sumber

asam karena diharapkan campuran antara basa dan asam ini jika bereaksi dengan

adanya air akan menghasilkan gas CO2 sebagai hasil reaksi effervescent. Gas CO2

ini yang kemudian berfungsi sebagai penghancur dalam granul effervescent.

Campuran asam lebih dipilih dibandingkan dengan menggunakan asam

tunggal karena pada penggunaan asam tunggal dalam sediaan effervescent akan

menimbulkan kesukaran, yaitu akan menghasilkan granul yang menggumpal

sehingga akan mempengaruhi kualitas granul effervescent yang dihasilkan. Asam

tartrat bersifat higroskopis, mudah larut dalam air, kekuatan asamnya cukup baik.

Dengan sifat asam tartrat yang sangat higroskopis akan menyulitkan dalam

pembuatan granul effervescent, sehingga asam tartrat kemudian dikombinasikan

dengan asam fumarat yang bersifat kurang higroskopis dibandingkan sumber

asam yang lain sehingga jumlah lembab yang masuk ke dalam bahan dapat

dikurangi. Untuk bagian basa dipilih natrium bikarbonat karena memiliki sifat

mudah larut dalam air serta dapat menghasilkan karbon dioksida dalam jumlah

besar yaitu sebanyak 52% dibandingkan dengan sumber basa yang lain.

Metode desain faktorial digunakan untuk menentukan contour plot sifat

fisik tablet dengan rumus Y = b0 +b1(A) + b2(B) + b12(A)(B). Persamaan tersebut

dapat digunakan untuk mengetahui komposisi natrium bikarbonat dan campuran

asam tartrat-asam fumarat tertentu untuk menghasilkan granul effervescent ekstrak

rimpang temulawak dengan sifat fisik yang dikehendaki, selain itu dengan metode

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

27

desain faktorial dapat juga dicari eksipien yang mempunyai pengaruh dominan

terhadap sifat fisik granul effervescent serta ada tidaknya interaksi antar eksipien

yang mempengaruhi sifat fisik granul effervescent yaitu kecepatan alir, waktu

larut, dan kandungan lembab granul.

M. Hipotesis

1. Diduga antara natrium bikarbonat dan campuran asam tartrat-asam fumarat

serta interaksinya ada yang merupakan faktor dominan yang menentukan sifat

fisik granul effervescent ekstrak rimpang temulawak.

2. Diduga dapat ditemukan area optimum natrium bikarbonat dan campuran asam

tartrat-asam fumarat pada komposisi tertentu untuk menghasilkan granul

effervescent ekstrak rimpang temulawak dengan sifat-sifat fisik yang dikehendaki.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

28

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental murni dengan

rancangan penelitian menggunakan desain faktorial.

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel penelitian

a. Variabel bebas :

1). Level tinggi dan level rendah natrium bikarbonat yaitu:

i. Level tinggi : 900 mg

ii. Level rendah : 563 mg

2). Level tinggi dan level rendah campuran asam tartrat-asam

fumarat yaitu, level tinggi : 800 mg (496 mg asam tartrat dan

304 mg asam fumarat) dan level rendah : 500 mg (310 mg asam

tartrat dan 190 mg asam fumarat).

b. Variabel tergantung. Sifat fisik granul yaitu: kecepatan alir, waktu

larut granul, dan kandungan lembab granul.

c. Variabel pengacau terkendali. Sifat fisik ekstrak, kadar ekstrak

rimpang temulawak, suhu, lama pengeringan, dan kelembaban ruangan penelitian.

28

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

29

2. Definisi operasional

a. Granul effervescent ekstrak rimpang temulawak adalah sediaan padat dalam

bentuk granul atau serbuk kasar sampai kasar sekali dan mengandung

kurkumin dalam ekstrak rimpang temulawak sebagai bahan obat dengan

kombinasi sumber basa (natrium bikarbonat) dan sumber asam (asam tartrat-

asam fumarat) sebagai eksipien, bila ditambah dengan air, asam dan basanya

bereaksi membebaskan CO2 sehingga menghasilkan buih.

b. Ekstrak rimpang temulawak adalah ekstrak yang diperoleh dari maserasi

serbuk rimpang temulawak dalam pelarut etanol 96%, yang kemudian

dipurifikasi dengan heksan dan diuapkan pada suhu 50-60o C sampai 1/9 berat

serbuk kering rimpang temulawak yang digunakan.

c. Eksipien adalah bahan tambahan yang digunakan pada pembuatan granul

effervescent ekstrak rimpang temulawak.

d. Komposisi sumber basa dan asam adalah banyaknya natrium bikarbonat dan

campuran asam tartrat-asam fumarat yang digunakan dalam formula granul

effervescent ekstrak rimpang temulawak, dapat dinyatakan dalam level rendah

sampai level tinggi.

e. Faktor adalah besaran yang memberikan pengaruh terhadap respon (Voigt,

1994). Dalam penelitian ini digunakan dua faktor yaitu natrium bikarbonat

sebagai faktor pertama dan campuran asam tartrat-asam fumarat sebagai faktor

kedua.

f. Level adalah besaran yang akan diamati perubahan efeknya (Bolton, 1990).

Nilainya dinyatakan secara numerik, dalam penelitian ini ada 2 level, yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

30

level rendah natrium bikarbonat sebesar 563 mg dan level tinggi sebesar 900

mg. Level rendah dengan notasi untuk campuran asam tartrat-asam fumarat

dinyatakan dalam jumlah bahan 500 mg dan level tinggi dengan notasi sebesar

800 mg.

g. Efek adalah perubahan respon yang disebabkan variasi level dari faktor

(Bolton, 1990). Dalam penelitian ini terdapat 3 efek yaitu efek natrium

bikarbonat, efek campuran asam tartrat-asam fumarat, dan efek interaksi

antara natrium bikarbonat dan campuran asam tartrat-asam fumarat.

h. Interaksi adalah peristiwa berubahnya hasil pengaruh suatu faktor karena

keberadaan faktor lain. Nilainya dapat ditentukan oleh perhitungan efek rata-

rata atau dapat diamati dengan terjadinya perpotongan garis atau dua garis

yang tidak pararel pada grafik hubungan respon-natrium bikarbonat dan grafik

hubungan respon-campuran asam tartrat-asam fumarat.

i. Kecepatan alir adalah kecepatan granul effervescent dengan bobot 100 gram

untuk mengalir melewati hopper. Kandungan lembab adalah jumlah lembab

yang terdapat dalam granul effervescent. Waktu larut adalah waktu yang

dibutuhkan granul effervescent untuk larut atau meninggalkan residu tidak

larut seminimal mungkin dalam 200 ml air dengan pengadukan ringan

sebanyak 20 kali.

j. Formula optimum adalah formula yang memiliki komposisi natrium

bikarbonat dan campuran asam tartrat-asam fumarat dalam jumlah tertentu

sebagai eksipien dalam pembuatan granul effervescent ekstrak rimpang

temulawak yang menghasilkan sifat fisik granul yang memenuhi persyaratan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

31

kecepatan alir granul lebih dari 10 gram/detik, kandungan lembab granul

antara 0,4% - 0,7%, dan waktu larut granul dengan waktu kurang dari 2,5

menit (< 150 detik).

k. Contour plot : grafik yang memuat nilai respon sifat fisik granul effervescent

berdasarkan pada persamaan desain faktorial.

l. Contor plot super imposed : gabungan dari masing-masing contour plot sifat

fisik granul effervescent yang digunakan untuk menentukan area komposisi

optimum natrium bikarbonat dan campuran asam tartrat-asam fumarat.

C. Bahan dan Alat Penelitian

1. Bahan penelitian

Serbuk rimpang temulawak, etanol 96% (kualitas teknis), etanol 96%

(kualitas pro analisis, E.Merck), aquadest, toluen (kualitas teknis), chloroform

(kualitas pro analisis, E.Merck), kurkumin baku (hasil sintesis Fakultas Farmasi

Universitas Gajah Mada Yogyakarta), TLC Aluminium sheets precoated silica gel

60 F254 (20x20 cm) dan tebal 0,2 mm (E.Merck), asam tartrat (kualitas farmasetis,

Brataco), asam fumarat (kualitas farmasetis, Brataco), natrium bikarbonat

(kualitas farmasetis, Brataco), laktosa (kualitas farmasetis, Brataco), aspartam

(kualitas farmasetis, Brataco), PVP (kualitas farmasetis, Brataco).

2. Alat penelitian

Alat-alat gelas (Pyrex), neraca analitik (Metler Toledo 603002),

stopwatch (Alba), termometer (Celcius), waterbath (Memmert), bejana stainless,

pengayak granul (Laboratory Sieve Mesh 12, 16, 30, 40), oven (Memmert),

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

32

viscosimeter (Type Stromer), alat pengukur waktu alir granul (Modifikasi

Laboratorium Teknologi Sediaan Padat), stopwatch (Alba), dual wavelength

chromatoscanner (Shimadzu CS-930) digabungkan dengan data recorder

(Shimadzu DR-2), direct reading microbalance (Shimadzu Type LM-20), pipet

volume 0,2-2µl (Gilson P2).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

33

D. Skema Kerja Penelitian

Pengumpulan dan determinasi rimpang temulawak

Penyiapan simplisia dan pembuatan serbuk

Pembuatan ekstrak rimpang temulawak dengan proses maserasi menggunakan pelarut etanol 96 %

Standarisasi ekstrak rimpang temulawak: - uji organoleptis - uji kandungan lembab - uji daya lekat - uji kualitatif ekstrak - uji viskositas - uji kuantitatif ekstrak

Pembuatan granul effervescent ekstrak rimpang

temulawak

granul asam granul basa

Uji sifat fisik granul effervescent ekstrak rimpang temulawak:

- uji kecepatan alir - uji waktu larut - uji kandungan lembab

Penentuan profil sifat fisik granul dengan metode desain faktorial

Penentuan area komposisi optimum natrium bikarbonat dan campuran asam tartrat-asam fumarat dalam contour plot super

imposed

Kesimpulan

Gambar 2. Skema kerja penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

34

E. Tata Cara Penelitian

1. Determinasi tanaman temulawak

Determinasi dilakukan di Laboratorium Farmakognosi Fitokimia

Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta menurut buku acuan

Atlas Tumbuhan Obat Indonesia (Dalimartha, 2000) untuk memastikan bahwa

tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah benar Curcuma

xanthorrhiza Roxb.

2. Penyiapan simplisia dan pembuatan serbuk rimpang temulawak

Rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) berumur ± 2 tahun

sebanyak 200 kg diperoleh dari Samigaluh, Kulon Progo. Rimpang dicuci dengan

air mengalir untuk menghilangkan kotoran kemudian dilakukan sortasi basah

untuk memisahkan rimpang temulawak dari kemungkinan adanya campuran

rimpang lain atau dari bagian tanaman lain. Rimpang dikupas kulitnya lalu diiris

tipis-tipis dengan ketebalan ± 3 mm. Pengeringan dilakukan di bawah sinar

matahari dengan ditutup kain hitam, untuk menyempurnakan pengeringan maka

dilakukan pengeringan dengan oven sebelum simplisia diserbuk, menggunakan

suhu 50oC sampai simplisia kering ditandai dengan mudah dipatahkan atau hancur

bila diremas. Setelah simplisia kering, dilakukan sortasi kering untuk memisahkan

kemungkinan pengotor yang masih tertinggal dan simplisia yang rusak.

Setelah simplisia cukup kering ditandai dengan mudah patah/hancur saat

diremas, simplisia tersebut diserbuk dengan menggunakan mesin penyerbuk.

Selanjutnya diayak dengan pengayak no 8/24 (Anonim, 1986). Serbuk yang

diperoleh kemudian ditempatkan dalam wadah plastik yang diluarnya ditutup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

35

dengan kertas aluminium foil agar cahaya tidak dapat tembus, serta diberi silica

gel sebagai pengawet.

3. Pembuatan ekstrak rimpang temulawak

Perbandingan pelarut dan serbuk yang digunakan adalah 1 bagian serbuk

dengan 5 bagian pelarut (Voigt, 1994), menggunakan pelarut etanol 96%. Serbuk

yang ditimbang sebanyak 12 kg dilarutkan dengan 60 liter pelarut, lalu dimaserasi

selama 4 hari (Ansel, 1989). Setelah 4 hari maserat disaring dengan

menggunakan kain penyaring tambahkan etanol pada ekstrak ad 200 ml kemudian

didiamkan selama 2 hari lalu didekantasi sehingga diperoleh cairan ekstrak yang

terpisah dari endapan hasil pendiaman. Ekstrak yang diperoleh selanjutnya

dipurifikasi atau pemurnian ekstrak temulawak dengan metode ekstraksi pelarut

menggunakan pelarut heksan. Perbandingan untuk proses purifikasi adalah 1

bagian ekstrak cair dengan 1 bagian heksan diamkan selama 10 menit untuk

memaksimalkan pemisahan. Bagian ekstrak (bagian bawah pada corong pisah)

diambil lalu diuapkan di atas waterbath pada suhu 50-60oC sampai 1/9 bagian

berat serbuk temulawak kering (±1,33 kg), ekstrak yang diperoleh kemudian

ditempatkan dalam wadah yang tertutup rapat.

4. Standarisasi ekstrak rimpang temulawak

a. Pemeriksaaan organoleptis. Pemeriksaan ini meliputi warna, bau, rasa,

dan konsistensi ekstrak.

b. Uji daya lekat. Uji ini dilakukan menggunakan dua buah gelas objek.

Gelas objek ditandai seluas 2,5 x 2,5 cm, kemudian dicari titik tengahnya. Kurang

lebih 50 mg ekstrak diletakkan di titik tengah luasan tersebut, kemudian ditutup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

36

dengan gelas objek yang lain dan ditekan dengan beban seberat 1 kg selama 5

menit. Kedua objek gelas yang saling berlekatan itu dipasang pada alat uji dengan

beban 80 gram. Dicatat waktu yang diperoleh sampai terpisahnya kedua objek

gelas tersebut (Voigt, 1994).

c. Uji viskositas. Uji ini menggunakan viscotester. Ekstrak dimasukkan

ke dalam bejana stainless steel dan dipilih rotor yang sesuai dengan konsistensi

ekstrak. Rotor dipasang pada alat uji dan diatur sehingga rotor tercelup dalam

ekstrak dan alat uji dihidupkan. Dicatat skala yang ditunjukkan oleh jarum sesuai

nomor rotor yang dipakai (Voigt, 1994).

d. Uji kandungan lembab. Uji ini menggunakan metode gravimetri,

ekstrak rimpang temulawak ditimbang seberat 10 g, dikeringkan dalam oven pada

suhu 105º C selama 5 jam. Setiap 60 menit ekstrak rimpang temulawak ditimbang

hingga mencapai bobot konstan yakni sampai perbedaan kadar air antara dua

penimbangan berturut – turut tidak lebih dari 0,25% (Anonim, 1995).

Berikut rumus kadar air menurut Voigt (!994) :

e. Uji kualitatif ekstrak rimpang temulawak. Uji ini dilakukan dengan

menimbang lebih kurang 25,0 mg ekstrak secara seksama kemudian larutkan

dalam etanol sampai volume 5,0 ml, ditotolkan sebanyak 1µl pada lempeng silica

gel 60 F254 kemudian segera dikembangkan dalam bejana kromatografi yang telah

dijenuhi fase gerak. Setelah dikembangkan segera keluarkan lempeng silica gel,

dikeringkan kemudian dideteksi dengan UV 254 nm dan UV 365 nm.

MC = %100 x akhirekstrak Bobot

akhirekstrakBobotawalekstrakBobot −

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

37

Fase diam : Lempeng silica gel 60 F254

Fase gerak : Kloroform : etanol : air suling (25 : 0,96 : 0,04)

Pendeteksi : Sinar UV 254 nm dan UV 365 nm

Sampel : Ekstrak rimpang temulawak

Baku : Kurkumin hasil sintesis Fakultas Farmasi Universitas

Gajah Mada Yogyakarta.

Jarak pengembangan yang digunakan adalah 6,5 cm. (Martono, 1996).

Ukur nilai Rf dari sampel kemudian dibandingkan dengan nilai Rf baku.

Rf =

cm) (an pengembangjarak (cm)bercak rambatan jarak

f. Uji kuantitatif ekstrak rimpang temulawak.

1). Pembuatan kurva baku, penetapan recovery dan koefisien variasi (CV)

Timbang kurkumin sintesis lebih kurang 25,0 mg secara seksama,

larutkan dalam etanol ad 25,0 ml (larutan induk = 1,0 g/l). Buat pengenceran

larutan induk dengan etanol hingga diperoleh seri larutan baku (masing-masing 4

kali) yang mengandung kurkumin 0,12; 0,14; 0,18; 0,23; dan 0,35 μg/μl dengan

volume pengambilan sebanyak 1,2 ml; 1,4 ml; 1,8 ml; 2,3 ml; dan 3,5 ml ad

etanol sampai 10,0 ml. Semua larutan baku harus terlindung dari cahaya. Larutan

ditotolkan sebanyak 1μl pada lempeng silica-gel 60 F254 kemudian segera

dikembangkan dalam bejana kromatografi yang telah dijenuhi dengan campuran

kloroform : etanol : aquadest (25:0,96:0,04). Pengembangan dilakukan setinggi

6,5 cm, segera dikeringkan dan secepatnya discanning dengan densitometer pada

λ 420 nm. Kemudian dipilih salah satu dari 4 seri larutan baku untuk digunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

38

sebagai kurva baku. Selanjutnya dihitung nilai perolehan kembali dan koefisien

variasinya dari 3 seri larutan baku yang lain.

2). Penetapan kadar kurkumin dalam ekstrak rimpang temulawak

Timbang lebih kurang 25,0 mg ekstrak temulawak secara seksama

kemudian larutkan dalam 5,0 ml etanol. Ulangi sebanyak 6 kali, lakukan

pemisahan secara kromatografi lapis tipis diikuti scanning densitometri seperti

pada larutan baku.

Kadar kurkumin dalam ekstrak temulawak dihitung berdasarkan

kromatogram yang memiliki Rf sama dengan Rf kurkumin baku menggunakan

persamaan regresi linier dari kurkumin baku. Selanjutnya dihitung kadar rata-rata

dan standar deviasinya (SD) (Martono, 1996)

5. Penetapan dosis ekstrak rimpang temulawak

Khasiat yang diharapkan dalam sediaan granul effervescent ekstrak

temulawak ini adalah sebagai penciutan volume kandung empedu. Dosis

kurkumin sebagai penciutan volume kandung empedu untuk 1 kali minum adalah

sebesar 20 mg (Lelo, Rasyid, Zain, 1998). Perhitungan dosis kurkumin

berdasarkan kadar kurkumin dalam ekstrak temulawak yang ditetapkan secara

KLT-Densitometri. Dosis ekstrak temulawak dihitung sebagai dosis kurkumin

dalam ekstrak.

6. Penentuan level natrium bikarbonat dan campuran asam tartrat-asam

fumarat

Pada penelitian ini metode granulasi yang digunakan adalah metode

granulasi basah. Bahan aktif yang digunakan adalah ekstrak temulawak dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

39

dosis 327 mg (sekali minum) dengan asam tartrat dan asam fumarat sebagai

sumber asam dan natrium bikarbonat sebagai sumber basa.

Formula optimum diperoleh berdasarkan penelitian Chrystyani (2005), yang

berjudul Optimasi Campuran Asam Tartrat dan Asam Fumarat sebagai Eksipien

pada Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak Secara

Granulasi Basah Aplikasi Desain Faktorial, didapatkan perbandingan optimum

untuk asam tartrat : asam fumarat = 425: 260.

Jumlah asam yang digunakan untuk pembuatan sediaan effervescent

berkisar antara 25%-40% (Wehling and Fred, 2004). Asam sejumlah 25%

merupakan asam level rendah dan 40% sebagai asam level tinggi.

Jumlah asam level rendah yang digunakan = 500 mg

- asam tartrat = 310 mg

- asam fumarat=190 mg

Jumlah asam level tinggi yang digunakan = 800 mg

- asam tartrat = 496 mg

- asam fumarat= 304 mg

Perhitungan level rendah dan level tinggi natrium bikarbonat yang

digunakan berdasarkan pada jumlah asam yang digunakan melalui perhitungan

secara stokiometri.

Jumlah total natrium bikarbonat level rendah= 563 mg

Jumlah total natrium bikarbonat level tinggi = 900 mg

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

40

7. Pembuatan granul effervescent

Tabel II. Formula granul effervescent

Bahan Formula 1 a b ab

Ekstrak temulawak (mg) 327 327 327 327 NaHCO3 (mg) 563 900 563 900

Asam tartrat (mg) 310 310 496 496 Asam fumarat (mg) 190 190 304 304

Laktosa (mg) 816 816 816 816 Larutan PVP 3% (mg) 9 9 9 9

Aspartam (mg) 90 90 90 90 Bobot total granul tiap

sajian (mg) 2304 2641 2604 2941

Berikut tahapan granulasi effervescent (masing-masing formula

dibuat untuk 100 sajian) dengan metode granulasi basah dengan cairan non

reaktif:

a. granul yang dibuat ada 2 macam yaitu granul asam dan granul basa. Granul

asam dibuat dengan mencampur ekstrak temulawak, sumber asam (asam

tartrat–asam fumarat), laktosa (616 mg), dan larutan PVP 3% sebagai cairan

pengikat. Granul basa dibuat dengan campuran natrium bikarbonat, laktosa

(200 mg), aspartam, dan larutan PVP 3% sebagai pengikat. Adonan lembab

tersebut kemudian diayak pada ayakan no. 12 hingga terbentuk massa granul,

lalu granul dikeringkan.

b. granul asam dan basa dikeringkan dalam oven dengan suhu 45oC selama 3

hari. Setelah kering, granul diayak dengan ayakan ukuran mesh no. 30/40.

Granul diayak dengan ayakan yang derajat kehalusannya cukup untuk

menghindari kemungkinan terjadinya penggumpalan (Ansel, 1989). Sebelum

diuji sifat fisik nya granul asam dan basa dicampurkan terlebih dahulu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

41

8. Uji kualitas granul effervescent

a. Kecepatan alir. Granul ditimbang 100 gram kemudian dituang

perlahan-lahan ke dalam corong pengukur lewat tepi corong, biarkan granul

mengalir keluar. Waktu mengalirnya granul sampai granul berada di corong

keluar semua dicatat dengan menggunakan stopwatch (Voigt,1994).

b. Waktu larut. Sejumlah granul (sesuai bobot tiap formula) dilarutkan

ke dalam 200 ml air. Dilakukan pengadukan sebanyak 20 kali dengan bantuan

stopwatch dicatat waktu yang dibutuhkan oleh granul sampai terbentuk larutan

dengan residu tidak larut seminimal mungkin. Menurut Wehling and Fred (2004),

syarat waktu larut granul kurang dari 2,5 menit (< 150 detik). Untuk

menyempurnakan kelarutan dan mempercepat terjadinya reaksi effervescent

terkadang diperlukan suatu pengadukan yang ringan (Mohrle, 1980).

c. Kandungan lembab granul. Pemantauan kandungan lembab granul

dilakukan secara langsung menggunakan oven. Alat dipanaskan pada suhu 105oC

selama 15 menit. Ditimbang granul seberat 5 gram dimasukkan ke dalam alat

untuk masing-masing formula dalam cawan petri yang tersedia yang sebelumnya

sudah ditara (Ansel, 1989). Atur waktu pengeringan hingga bobot konstan yakni

sampai perbedaan bobot antara dua penimbangan berturut–turut tidak lebih dari

0,25% (Anonim,1995).

% 100 x akhirbobot

akhirbobot - awalbobot granul lembabKandungan =

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

42

9. Penentuan efek

Penentuan eksipien natrium bikarbonat dan campuran asam tartrat-asam

fumarat yang dominan mempengaruhi sifat fisik granul menurut Bolton (1990)

dapat dicari dengan menggunakan persamaan:

Efek faktor = rata-rata respon level tinggi – rata-rata respon level rendah

10. Penentuan profil sifat fisik granul dan area optimum

Respon untuk semua kombinasi dapat dihitung dengan persamaan:

Y = b0 + b1 (A) + b2 (B) + b12 (AB)

Y = respon hasil atau sifat yang diamati

(A), (B) = level bagian A, bagian B, yang nilainya antara -1 sampai +1

b0,b1, b2, b12= koefisien, dapat dihitung dari hasil percobaan (Bolton,1990)

F. Analisis Hasil

Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara matematis menggunakan

desain factorial. Dari persamaan didapatkan contour plot dari masing-masing sifat

fisik granul. Dari masing-masing contour plot disatukan menjadi contour plot

super imposed dan dapat ditentukan area komposisi optimum natrium bikarbonat

dan campuran asam tartrat-asam fumarat, terbatas pada level yang diteliti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

43

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Determinasi Rimpang Temulawak

Sebelum menggunakan sediaan herbal sebagai obat, harus dipastikan

bahwa tidak menggunakan bahan tanaman yang salah. Menggunakan sediaan

herbal yang salah dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan atau keracunan.

Oleh karena itulah perlu dilakukan determinasi terhadap tanaman yang akan

digunakan untuk membuat sediaan obat. Determinasi dilakukan di Laboratorium

Farmakognosi Fitokimia Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, dengan

cara membuat herbarium basah dari rimpang temulawak kemudian disesuaikan

dengan buku acuan “Atlas Tumbuhan Obat Indonesia” (Dalimartha, 2000). Dari

hasil determinasi dapat dipastikan bahwa tumbuhan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah benar-benar tumbuhan temulawak (Curcuma xanthorrhiza

Roxb.).

B. Penyiapan Simplisia dan Pembuatan Serbuk Rimpang Temulawak

Rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) berumur ± 2 tahun

diperoleh dari Samigaluh, Kulon Progo, yang diambil pada bulan Oktober 2005.

Rimpang temulawak yang digunakan sebanyak 200 kg kemudian rimpang dicuci

dengan air mengalir untuk menghilangkan tanah dan pengotor lainnya yang

masih melekat pada bahan simplisia. Selanjutnya dilakukan sortasi basah untuk

43

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

44

memisahkan rimpang temulawak dari kemungkinan adanya campuran rimpang

lain atau dari bagian tanaman lain.

Perajangan bahan simplisia dilakukan untuk mempermudah proses

pengeringan, pengepakan dan penggilingan. Semakin tipis bahan yang akan

dikeringkan, semakin cepat penguapan airnya sehingga mempercepat waktu

pengeringan. Akan tetapi irisan yang terlalu tipis juga dapat menyebabkan

berkurang atau hilangnya zat berkhasiat yang mudah menguap, sehingga

mempengaruhi komposisi bau dan rasa yang diinginkan. Oleh karena itu bahan

simplisia seperti temulawak dihindari perajangan yang terlalu tipis untuk

mencegah berkurangnya kadar minyak atsiri dan zat aktif lainnya.

Tujuan pengeringan ialah untuk mendapatkan simplisia yang tidak

mudah rusak, sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama. Dengan

mengurangi kandungan lembab dan menghentikan reaksi enzimatik akan

mencegah penurunan mutu atau perusakan simplisia. Setelah simplisia kering,

dilakukan sortasi kering untuk memisahkan kemungkinan pengotor yang masih

tertinggal dan simplisia yang rusak.

Penyerbukan simplisia bertujuan untuk memperkecil ukuran partikel

rimpang temulawak. Ekstraksi akan dipermudah dengan pengecilan ukuran

partikel. Waktu yang dibutuhkan untuk ekstraksi juga dipersingkat dengan

menaikkan luas permukaan kontak antara pelarut dan zat padat karena jarak

tembus oleh pelarut ke dalam zat padat diperkecil (Parrot, 1989).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

45

C. Pembuatan Ekstrak Rimpang Temulawak

Serbuk rimpang temulawak yang diperoleh dimaserasi dengan

menggunakan pelarut etanol 96 % selama 4 hari. Sifat kurkumin yang kurang

polar serta larut dalam etanol mendasari penggunaan etanol 96% sebagai cairan

penyari. Diharapkan dengan menggunakan etanol 96% kurkumin dapat tersari

secara optimum. Pemilihan metode maserasi dibandingkan dengan metode

ekstraksi yang lain karena metode maserasi dapat menyari bahan dalam jumlah

besar sekaligus. Selain itu proses maserasi dapat untuk menstandarisasi ekstrak

berdasarkan pada prinsip osmolalitas atau kelarutan jenuh. Dengan demikian

diharapkan jumlah kurkumin yang tersari dapat ditentukan sehingga menjamin

reprodusibilitas ekstrak yang dihasilkan.

Ekstrak yang diperoleh didiamkan selama 2 hari dengan tujuan untuk

mengendapkan amilum yang terdapat di dalam ekstrak sehingga diperoleh ekstrak

yang lebih murni (Anonim, 2000). Amilum perlu dihilangkan karena keberadaan

amilum dalam ekstrak akan mempengaruhi waktu larut granul effervescent yang

dihasilkan. Selain itu dengan adanya amilum dalam ekstrak, maka amilum akan

terikut saat menimbang ekstrak yang akan digunakan untuk membuat granul

effervescent. Hal ini tentunya mengakibatkan dosis kurkumin yang digunakan

menjadi tidak seragam.

Untuk menghilangkan resin dan senyawa lain dalam ekstrak yang tidak

dapat dipisahkan melalui pengendapan maka dilakukan proses purifikasi dengan

menggunakan heksan dengan perbandingan 1 bagian ekstrak dipurifikasi dengan 1

bagian heksan dalam corong pisah. Proses selanjutnya adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

46

menguapkan/memekatkan ekstrak cair sampai diperoleh ekstrak dengan berat 1/9

berat serbuk kering yang digunakan. Pemekatan berarti peningkatan jumlah

parsial solut (senyawa terlarut) melalui proses penguapan pelarut sampai menjadi

kondisi kering atau ekstraknya menjadi lebih kental (Anonim, 2000).

D. Hasil Standarisasi Ekstrak Rimpang Temulawak

Tabel III. Hasil uji sifat fisik ekstrak rimpang temulawak

Uji X ±SD Daya lekat (detik) 0,34 ± 0,01 Kekentalan (d.Pas) 1,68 ± 0,06

Kandungan lembab (%) 32,88 ± 7,56 Keterangan: X = Rata-rata dari 6 kali replikasi SD = Standar Deviasi 1. Uji organoleptik

Konsistensi : cairan agak kental dan lengket

Bau : khas aromatis

Warna : coklat kehitaman

Rasa : pahit

2. Uji daya lekat

Uji daya lekat dilakukan untuk mengkarakterisasi sifat fisik ekstrak

rimpang temulawak agar kualitas bahan yang digunakan seragam. Standarisasi

terhadap daya lekat ekstrak kental rimpang temulawak dilakukan karena daya

lekat dapat mempengaruhi daya ikat terhadap serbuk. Kelengketan ekstrak

rimpang temulawak dalam formulasi dapat berperan sebagai bahan pengikat pada

pembuatan granul effervescent ekstrak rimpang temulawak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

47

Daya lekat ekstrak diukur menggunakan parameter waktu lekat. Waktu

lekat adalah waktu yang diperlukan untuk memisahkan 2 gelas objek yang telah

dilekatkan dengan ekstrak rimpang temulawak. Semakin besar waktu lekat maka

daya lekat semakin tinggi, dan kekentalan ekstrak semakin tinggi.

Untuk uji daya lekat berat ekstrak yang digunakan adalah 50 mg, berat

ini dibuat sama untuk tiap kali uji, dengan tujuan agar tidak terjadi variasi hasil

akibat perbedaan berat. Berdasarkan data yang diperoleh seperti yang tertera pada

tabel VI, hasil rata-rata uji daya lekat ekstrak rimpang temulawak sebesar 0,34 ±

0,01 detik, dihitung dari rata-rata yang dibutuhkan untuk melepaskan gelas objek.

3. Uji viskositas

Uji viskositas ini dilakukan untuk mengetahui kekentalan ekstrak yang

diperoleh. Alat yang digunakan adalah viscotester tipe VT-04 dengan mekanisme

kerja berdasarkan hambatan pemutaran rotor, semakin kental bahan yang diuji

hambatan putar rotornya juga semakin besar sehingga rotor yang digunakan

adalah rotor dengan nomor yang semakin besar. Pengujian viskositas ekstrak

rimpang temulawak yang dihasilkan menggunakan rotor nomor 3, berdasarkan

dari hasil uji (tabel VI) didapatkan viskositas ekstrak rimpang temulawak sebesar

1,68 ± 0,06 d.Pas.

Kekentalan ekstrak utamanya berpengaruh terhadap formulasi sediaan

granul effervescent, jika ekstrak yang digunakan terlalu kental maka akan

menyulitkan dalam penuangan ekstrak dan pada saat dicampur dengan bahan-

bahan lain saat granulasi. Jika terlalu encer maka granul yang dihasilkan akan

terlalu lembek. Viskositas menggambarkan kemampuan ekstrak untuk mengikat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

48

bahan menjadi granul, sehingga kekentalan ekstrak secara tidak langsung

berpengaruh terhadap waktu larut sediaan.

4. Uji kandungan lembab

Sediaan dari bahan alam perlu diketahui kadar airnya untuk menjaga

stabilitasnya dalam penyimpanan. Kadar air yang tinggi dalam suatu ekstrak dapat

mengaktifkan enzim-enzim dalam bahan alam sehingga bahan tersebut tidak stabil

dalam penyimpanan. Selain itu, keberadaan air didalam ekstrak yang terlalu tinggi

dapat menjadi media pertumbuhan yang baik bagi jamur, bakteri, dan

mikroorganisme lainnya. Salah satu cara untuk menjaga stabilitas bahan alam

adalah dengan cara menghilangkan air atau pelarut sampai kandungan lembab

tertentu melalui proses pemanasan menggunakan suhu di atas 60ºC. Suhu ini

mampu merusak enzim dalam bahan alam secara irreversible, sehingga mampu

menjamin stabilitasnya (Voigt, 1994).

Pengujian kandungan lembab disini bertujuan untuk menstandarisasi

ekstrak rimpang temulawak yang digunakan. Uji kandungan lembab ekstrak

rimpang temulawak dilakukan dengan cara menimbang berak ekstrak rimpang

temulawak sebelum dan sesudah pemanasan 105oC sampai perbedaan bobot dua

kali penimbangan tidak lebih dari 0,25% (Anonim, 1995). Tetapi pada ekstrak

rimpang temulawak yang dihasilkan tidak dapat mencapai bobot konstan dan

perbedaan bobot dua kali penimbangan berturut-turut tidak bisa mencapai 0,25%.

Hal ini disebabkan karena pengaruh pemanasan yang terlalu tinggi mengakibatkan

bahan organik terutama yang mengandung rantai karbon akan terurai menjadi

H2O dan CO2 yang ikut menguap sehingga bobot ekstrak tidak pernah konstan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

49

Oleh karena itu pemanasan dihentikan pada saat perbedaan bobot dua kali

penimbangan berturut-turut mendekati 0,25% atau pada saat perbedaannya paling

kecil. Berdasarkan hasil perhitungan (tabel VI) didapatkan kandungan lembab

pada ekstrak rimpang temulawak sebesar 24,56 ± 4,01 %.

5. Uji kualitatif ekstrak rimpang temulawak

Tabel IV. Hasil uji KLT ekstrak rimpang temulawak Warna bercak Rf

Visible UV 254 nm UV 365 nm Kurkumin

baku 0,54 kuning

kuning kecoklatan

putih kekuningan

Bercak 1 0,54 kuning

kuning kecoklatan

putih kekuningan

Bercak 2 0,39 kuning

kuning kecoklatan

putih kekuningan

Uji kualitatif kurkumin bertujuan untuk memastikan bahwa di dalam

ekstrak rimpang temulawak terkandung senyawa kurkumin. Selain itu

keberhasilan metode densitometri sangat dipengaruhi keberhasilan teknik

pemisahan. Pemisahan dilakukan dengan KLT menggunakan fase gerak yang

dapat memisahkan senyawa dari sampel yang ditotolkan sehingga dihasilkan

bercak kurkumin yang utuh dan mempermudah dalam scanning. Pengukuran

dilakukan terhadap bercak yang mempunyai warna dan harga Rf yang sama

dengan kurkumin baku. Untuk dapat melihat bercak dengan jelas dan untuk

memastikan bahwa bercak tersebut tunggal maka dilakukan deteksi dengan

menggunakan sinar UV 254 nm dan UV 365 nm.

Berdasarkan hasil pengukuran (tabel VII) didapatkan nilai Rf untuk

kurkumin baku sebesar 0,54 dengan warna kuning (visible), kuning kecoklatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

50

(UV 254 nm), dan putih kekuningan (UV 365 nm). Sedangkan pada sampel

ditemukan 2 bercak yang diduga merupakan kurkumin serta turunannya yaitu

demetoksikurkumin. Nilai Rf bercak 1 sebesar 0,54, dan nilai Rf bercak kedua

sebesar 0,39 warna yang dihasilkan oleh kedua bercak tersebut sama dengan

warna kurkumin baku, dari hasil Rf maka dapat disimpulkan bahwa bercak 1

adalah kurkumin karena nilai Rf nya sama dengan Rf kurkumin baku sedangkan

bercak 2 diduga sebagai bercak demetoksikurkumin.

Hasil uji kualitatif kurkumin ekstrak rimpang temulawak tersaji dalam

gambar berikut:

B B B X X X B B B

Gambar 3a. Foto uji KLT UV 254 nm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

51

1 1 1

2 2 2

B B B X X X B B B

Gambar 3b. Foto uji KLT UV 365 nm

Keterangan gambar KLT B = baku X = sampel 1 = bercak 1 (kurkumin) 2 = bercak 2 (demetoksikurkumin) Fase diam : silica gel 60 F254 nm Fase gerak : Kloroform : etanol : aquadest (25 : 0,96 : 0,04)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

52

6. Uji kuantitatif ekstrak rimpang temulawak

a. Pembuatan kurva baku, penetapan recovery, dan koefisien variasi

(CV) .

Tabel V.Hubungan kadar kurkumin baku dengan AUC

Kadar kurkumin (µg/µl) AUC (x 105)

0,12 0,27107 0,14 0,32107 0,18 0,50799

0,23 0,70440 0,35 1,20423

a = -0,2369 b = 4,1110 r = 0,9995

Hasil analisis hubungan antara kadar kurkumin vs kromatogram dengan

persamaan regresi korelasi, diperoleh persamaan garis regresi untuk kurva baku Y

= 4,1110X-0,2369 dengan nilai koefisien korelasi r = 0,9995. Hal ini

menunjukkan adanya korelasi yang bermakna antara kadar kurkumin dengan

kromatogram karena nilai r > 0,999 (Mulja dan Hanwar, 2003). Kurva hubungan

antara kadar kurkumin dengan AUC dapat digambarkan sebagai berikut:

0.1

0.3

0.5

0.7

0.9

1.1

1.3

0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4

Are

aK

rom

atog

ram

x10

5

Y = 4.1110X -0.2369

Kadar Kurkumin (µg/µl)

Gambar 4. Kurva baku hubungan antara kadar kurkumin

dengan AUC

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

53

Tabel VI.Penetapan recovery dan nilai CV

Kadar (µg/µl)

Rata-rata Recovery (%)

CV (%)

0,12 98,67 0,34 0,14 101,38 0,35 0,18 99,65 1,62

0,23 99,48 0,74 0,35 100,94 0,96

Berdasarkan tabel VI menunjukkan bahwa metode analisis ini cukup

valid dan dapat digunakan untuk analisis kadar kurkumin dalam suatu sampel. Hal

ini didasarkan pada koefisien variasi kurang dari 2 %, nilai perolehan kembali

masuk rentang 98-102 %, dan r > 0,999 (Mulja dan Hanwar, 2003).

b. Penetapan kadar kurkumin dalam ekstrak rimpang temulawak. Zat

aktif yang berperan dalam temulawak adalah senyawa kurkumin. Untuk

mengetahui berapa banyak ekstrak rimpang temulawak yang harus ditimbang,

maka perlu untuk mengetahui kadar kurkumin yang terdapat dalam ekstrak

yang digunakan. Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan kadar kurkumin

dalam ekstrak rimpang temulawak sebesar 6,11 ± 0,39 %.

E. Penetapan Dosis Ekstrak Rimpang Temulawak

Berdasarkan hasil KLT-Densitometri didapatkan kadar rata-rata

kurkumin dalam ekstrak rimpang temulawak sebesar 6,11 ± 0,39 % (tabel VIII).

Dosis kurkumin sebagai penciut volume kandung empedu untuk 1 x minum

sebesar 20 mg (Lelo,A., Rasyid,A., Zain-Hamid,R., 1998). Sehingga berat ekstrak

rimpang temulawak yang digunakan adalah 327 mg.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

54

F. Formulasi Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak

Studi formulasi suatu sediaan obat mempunyai cakupan yang cukup

luas, meliputi pemilihan bahan-bahan obat baik bahan aktif sampai bahan

tambahannya. Pada formulasi ini digunakan bahan baku berupa ekstrak rimpang

temulawak dan bentuk sediaan yang dipilih adalah granul effervescent. Proses

pembuatan granul effervescent memerlukan penanganan yang sangat hati-hati

terutama untuk faktor lingkungannya (Lindberg, Engfors, and Ericsson, 1992).

Proses pembuatan produk effervescent memerlukan batas maksimum lembab

sebesar 25% pada suhu 25oC. Hal ini untuk menghindari pengaruh kelembaban

terhadap reaksi asam basanya (Mohrle, 1980).

Pembuatan granul effervescent perlu memperhatikan interaksi antara

asam dan basa sehingga dalam pembuatannya dilakukan pemisahan antara granul

asam dan granul basa. Tujuan melakukan pemisahan ini untuk meminimalkan

terjadinya interaksi antara asam dan basa, karena kelembaban ruangan hanya

berkisar 50-53 % dan suhu 25oC sehingga dikhawatirkan air dari lingkungan dapat

masuk ke granul yang dapat mengakibatkan terjadinya reaksi effervescent dini.

Masing-masing granul yang sudah kering diayak dengan pengayak no

30/40. Ukuran ini masih dikategorikan sebagai granul karena menurut Allen

(2002), suatu sediaan masih merupakan granul effervescent jika granul tersebut

berukuran dari 5 sampai 40.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

55

G. Hasil Uji Sifat Fisik Granul Effervescent

Ekstrak Rimpang Temulawak

Tabel VII. Hasil uji sifat fisik granul

Uji granul Formula 1 Formula a Formula b Formula ab

Kecepatan alir

(gram/detik)70,44 ± 2,83 57,63 ± 2,71 63,35 ± 2,03 67,04 ± 2,53

Waktu larut (detik) 129,66 ± 5,24 148,97 ± 4,94 146,54± 4,78 146,32± 3,54

Kandungan lembab (%) 0,81 ± 0,08 0,70 ± 0,06 0,60 ± 0,07 0,50 ± 0,06

Berdasarkan perhitungan desain faktorial sifat fisik granul, besarnya efek

natrium bikarbonat, efek campuran asam tartrat-asam fumarat, dan efek interaksi

terhadap sifat fisik granul adalah sebagai berikut :

Tabel VIII.Efek natrium bikarbonat, campuran asam tartrat-asam fumarat, dan efek interaksi terhadap sifat fisik

granul

Uji granul Natrium bikarbonat

Campuran asam tartrat-asam

fumarat Interaksi

Kecepatan alir | -4,56 | 1,16 8,25

Waktu larut 9,54 7,11 | -10,77 |

Kandungan lembab | - 0,11 | | - 0,21 | | 0,005 |

1.Kecepatan alir

Pengukuran sifat alir granul pada penelitian ini dilakukan secara

langsung yaitu dengan mengukur waktu yang dibutuhkan sejumlah granul untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

56

mengalir keluar dari corong pengukur waktu alir. Waktu alir untuk 100 gram

granul sebaiknya tidak melebihi 10 detik, atau dengan kata lain kecepatan alir

granul sebaiknya tidak kurang dari 10 gram/detik. Tabel VII di atas menunjukkan

kecepatan alir granul untuk mengalir keluar dari corong pengukur waktu alir.

Keempat formula dalam percobaan memiliki kecepatan alir yang memenuhi

persyaratan, yaitu lebih dari 10 gram/detik. Sifat alir granul ini digunakan sebagai

parameter baik atau tidaknya granul mengalir saat packaging dan saat akan

dikempa jika ingin dibuat menjadi tablet.

Untuk melihat hubungan pengaruh peningkatan level eksipien terhadap

kecepatan alir granul, dibuat grafik :

Uji Kecepatan Alir

40

50

60

70

80

500 600 700 800 900

Natrium Bikarbonat (mg)

Kec

epat

an A

lir (g

/s)

LR camp.asam LT camp.asam

Uji Kecepatan Alir

40

50

60

70

80

450 550 650 750 850Campuran Asam Tartrat-Asam

Fumarat (mg)

Kec

epat

an A

lir (g

/dtk

)

LR Basa LT Basa (a) (b) Gambar 5. Pengaruh natrium bikarbonat (a) dan campuran asam

tartrat-asam fumarat (b) terhadap kecepatan alir

Berdasarkan gambar 5a dapat dilihat bahwa dengan semakin

meningkatnya level natrium bikarbonat dari level rendah ke level tinggi,

kecepatan alir granul akan semakin menurun pada penggunaan campuran asam

tartrat-asam fumarat level rendah dan kecepatan alir granul akan semakin

meningkat pada penggunaan campuran asam tartrat-asam fumarat level tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

57

Kurva kecepatan alir granul pada penggunaan campuran asam tartrat-asam

fumarat level rendah lebih curam dengan nilai b sebesar ׀ 0,04– ׀ dibandingkan

dengan kurva kecepatan alir granul pada penggunaan campuran asam tartrat-asam

fumarat level tinggi dengan nilai b sebesar 0,01. Hal tersebut menunjukkan bahwa

penggunaan campuran asam tartrat-asam fumarat pada level rendah lebih

mempengaruhi perubahan kecepatan alir granul dibandingkan penggunaan

campuran asam tartrat-asam fumarat pada level tinggi.

Berdasarkan gambar 5b dapat dilihat bahwa dengan semakin

meningkatnya level campuran asam tartrat-asam fumarat dari level rendah ke

level tinggi, kecepatan alir granul akan semakin menurun pada penggunaan

natrium bikarbonat level rendah dan kecepatan alir granul akan semakin

meningkat pada penggunaan natrium bikarbonat level tinggi. Kurva kecepatan alir

granul pada penggunaan natrium bikarbonat level tinggi lebih curam dengan nilai

b sebesar 0,03 dibandingkan dengan kurva kecepatan alir granul pada penggunaan

natrium bikarbonat level rendah dengan nilai b sebesar ׀ 0,02- ׀. Hal tersebut

menunjukkan bahwa penggunaan natrium bikarbonat pada level tinggi lebih

mempengaruhi perubahan kecepatan alir granul dibandingkan penggunaan

natrium bikarbonat pada level rendah.

Besarnya efek natrium bikarbonat, efek campuran asam tartrat-asam

fumarat, dan efek interaksi terhadap kecepatan alir granul dapat dilihat dari

perhitungan desain faktorial (tabel VIII). Hasil perhitungan memperlihatkan

bahwa efek natrium bikarbonat sebesar | -4,56 | yang berperan dalam menurunkan

kecepatan alir, efek campuran asam tartrat-asam fumarat sebesar 1,16 yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

58

berperan dalam meningkatkan kecepatan alir, dan efek interaksi sebesar 8,25 yang

berperan dalam meningkatkan kecepatan alir. Tetapi efek yang diprediksi lebih

dominan dalam mempengaruhi kecepatan alir adalah efek interaksi karena efek

interaksi menunjukkan efek yang lebih besar dibandingkan efek natrium

bikarbonat dan efek campuran asam asam tartrat-asam fumarat. Gambar 5a dan

gambar 5b memperlihatkan kurva yang tidak sejajar atau berpotongan, hal ini juga

dapat memperlihatkan bahwa antara natrium bikarbonat dan campuran asam

tartrat-asam fumarat ada interaksi dalam menentukan kecepatan alir granul.

2. Waktu larut

Waktu larut granul effervescent menggambarkan cepat atau lambatnya

granul effervescent larut dalam air. Proses larutnya granul effervescent diawali

oleh penetrasi air ke dalam granul effervescent. Digunakannya bahan pengikat

berupa PVP 3% yang bersifat hidrofilik akan mempermudah penetrasi air ke

dalam granul sehingga granul effervescent mudah larut dalam air.

Pengamatan waktu larut granul dilakukan dengan melarutkan sejumlah

granul sesuai dengan formula ke dalam 200 ml air. Pada pengujian ini juga

dilakukan pengadukan ringan sebanyak 20 kali untuk mempercepat terjadinya

reaksi effervescent. Waktu yang dibutuhkan oleh granul untuk larut dihitung

dengan bantuan stopwatch dan dicatat sebagai waktu larut granul dalam air. Hasil

pengamatan waktu larut granul dalam air dapat dilihat pada tabel VII.

Menurut Wehling and Fred (2004), waktu larut granul sebaiknya kurang

dari 2,5 menit (<150 detik). Tabel VII di atas menunjukkan waktu larut granul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

59

dalam air, dan dapat dilihat bahwa dari keempat formula di atas memiliki waktu

larut granul yang memenuhi persyaratan, yaitu kurang dari 2,5 menit (<150 detik)

Untuk melihat hubungan pengaruh peningkatan level eksipien terhadap

waktu larut granul, dibuat grafik :

Uji Waktu Larut Granul

125

130

135

140

145

150

500 600 700 800 900Natrium Bikarbonat (mg)

Wak

tu L

arut

Gra

nul

(det

ik)

LR camp. asam LT camp.Asam

Uji Waktu Larut Granul

125130135140145150155

400 500 600 700 800 900Campuran Asam Tartrat-Asam

Fumarat (mg)

Wak

tu L

arut

Gra

nul

(det

ik)

LR Basa LT Basa

(a) (b) Gambar 6. Pengaruh natrium bikarbonat (a) dan campuran asam

tartrat-asam fumarat (b) terhadap waktu larut

Berdasarkan gambar 6a dapat dilihat bahwa dengan semakin

meningkatnya level natrium bikarbonat dari level rendah ke level tinggi, waktu

larut granul akan semakin lama pada penggunaan campuran asam tartrat-asam

fumarat level rendah dan waktu larut granul akan semakin cepat pada penggunaan

campuran asam tartrat-asam fumarat level tinggi. Kurva perubahan waktu larut

granul lebih curam pada penggunaan campuran asam tartrat-asam fumarat level

rendah dengan nilai b sebesar 0,05 dibandingkan dengan penggunaan campuran

asam tartrat-asam fumarat level tinggi dengan nilai b sebesar ׀ 0,01- ׀.

Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa penggunaan campuran asam

tartrat-asam fumarat level rendah lebih mempengaruhi perubahan waktu larut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

60

granul dibandingkan penggunaan campuran asam tartrat-asam fumarat level

tinggi.

Berdasarkan gambar 6b dapat dilihat bahwa dengan semakin

meningkatnya level campuran asam tartrat-asam fumarat dari level rendah ke

level tinggi, waktu larut granul akan semakin lama pada penggunaan natrium

bikarbonat level rendah dan waktu larut granul akan semakin cepat pada

penggunaan natrium bikarbonat level tinggi. Kurva waktu larut granul pada

penggunaan natrium bikarbonat level rendah lebih curam dengan nilai b sebesar

0,06 dibandingkan penggunaan natrium bikarbonat level tinggi dengan nilai b

sebesar 0,001. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan natrium bikarbonat pada

level rendah lebih mempengaruhi perubahan waktu larut granul dibandingkan

penggunaan natrium bikarbonat level tinggi.

Besarnya efek natrium bikarbonat, efek campuran asam tartrat-asam

fumarat, dan efek interaksi terhadap waktu larut granul dapat dilihat dari

perhitungan desain faktorial (tabel VIII). Hasil perhitungan memperlihatkan

bahwa efek natrium bikarbonat sebesar 9,54 yang berperan dalam meningkatkan

waktu larut granul, efek campuran asam tartrat-asam fumarat sebesar 7,11 yang

berperan dalam meningkatkan waktu larut granul, dan efek interaksi sebesar

| -10,77 | yang berperan dalam menurunkan waktu larut granul. Tetapi efek yang

diprediksi lebih dominan dalam mempengaruhi waktu larut granul adalah efek

interaksi karena efek interaksi menunjukkan efek yang lebih besar dibandingkan

efek natrium bikarbonat dan efek campuran asam asam tartrat-asam fumarat.

Gambar 6a dan gambar 6b memperlihatkan kurva yang tidak sejajar, hal ini juga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

61

dapat memperlihatkan bahwa antara natrium bikarbonat dan campuran asam

tartrat-asam fumarat ada interaksi dalam menentukan kecepatan alir granul.

3. Kandungan lembab

Pengukuran kandungan lembab dilakukan untuk mengetahui kandungan

air pada granul kering. Kandungan lembab granul dapat mempengaruhi sifat alir

granul, dan stabilitas granul selama penyimpanan. Kandungan lembab yang terlalu

rendah akan menghasilkan granul yang sangat rapuh, sedangkan kandungan

lembab yang terlalu tinggi menyebabkan granul sulit mengalir dan tidak stabil

dalam penyimpanan (Voigt, 1984). Tetapi untuk granul effervescent kandungan

lembab yang rendah justru memberikan keuntungan. Karena dalam granul

effervescent kandungan lembab yang cukup tinggi dapat mengakibatkan terjadi

reaksi effervescent dini.

Granul effervescent yang baik memiliki kandungan lembab 0,4%-0,7%

(Dash, 2000). Pengukuran kandungan lembab pada penelitian ini menggunakan

oven. Proses pemanasan dilakukan pada suhu 105º C, sampai bobot granul

konstan atau dalam penimbangan dua kali berturut-turut perbedaan kedua

penimbangan tidak lebih dari 0,25%. Hasil pengukuran kandungan lembab granul

dapat dilihat pada tabel VI. Dari hasil pengukuran tersebut hanya formula 1 yang

kandungan lembabnya lebih dari 0,7%, sedangkan ketiga formula (a, b, dan ab)

kandungan lembabnya berada pada range 0,4-0,7%.

Untuk melihat hubungan level eksipien dan respon kandungan lembab

granul, dibuat grafik sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

62

Uji Kandungan Lembab Granul

0.40.50.60.70.80.9

500 600 700 800 900Natrium Bikarbonat (mg)

Kan

dung

an

Lem

bab

Gra

nul

(%)

LR camp.Asam LT camp.Asam

Uji Kandungan Lembab Granul

0.40.50.60.70.80.9

450 550 650 750 850Campuran Asam Tartrat-Asam

Fumarat (mg)

Kan

dung

an L

emba

b G

ranu

l (%

)

LR Basa LT Basa

(a) (b) Gambar 7. Pengaruh natrium bikarbonat (a) dan campuran asam

tartrat-asam fumarat (b) terhadap kandungan lembab

Berdasarkan gambar 7a dapat dilihat bahwa dengan semakin

meningkatnya level natrium bikarbonat dari level rendah ke level tinggi,

kandungan lembab granul akan semakin menurun baik pada penggunaan

campuran asam tartrat-asam fumarat level rendah maupun pada level tinggi.

Kurva kandungan lembab granul pada penggunaan campuran asam tartrat-asam

fumarat level rendah lebih curam dengan nilai b sebesar 3,4- ׀x10-4 ׀

dibandingkan dengan kurva kandungan lembab granul pada penggunaan

campuran asam tartrat-asam fumarat level tinggi dengan nilai b sebesar ׀ -

3,1x10-4 ׀. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan campuran asam tartrat-asam

fumarat pada level rendah lebih mempengaruhi perubahan kandungan lembab

granul dibandingkan penggunaan campuran asam tartrat-asam fumarat level

tinggi.

Berdasarkan gambar 7b dapat dilihat bahwa dengan semakin

meningkatnya level campuran asam tartrat-asam fumarat dari level rendah ke

level tinggi, kandungan lembab granul akan semakin menurun pada penggunaan

natrium bikarbonat level rendah maupun level tinggi. Kurva kandungan lembab

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

63

granul pada penggunaan natrium bikarbonat level rendah lebih curam dengan nilai

b sebesar 7,0x10-4 dibandingkan dengan kurva kandungan lembab granul pada

penggunaan natrium bikarbonat level tinggi dengan nilai b sebesar 6,7x10-4. Hal

ini menunjukkan bahwa penggunaan natrium bikarbonat pada level rendah lebih

mempengaruhi perubahan kandungan lembab granul dibandingkan penggunaan

natrium bikarbonat pada level tinggi.

Besarnya efek natrium bikarbonat, efek campuran asam tartrat-asam

fumarat, dan efek interaksi terhadap waktu larut granul dapat dilihat dari

perhitungan desain faktorial (tabel VIII). Hasil perhitungan memperlihatkan

bahwa efek natrium bikarbonat sebesar | - 0,11 | yang berperan dalam menurunkan

kandungan lembab granul, efek campuran asam tartrat-asam fumarat sebesar

| - 0,21 | yang berperan dalam menurunkan kandungan lembab granul, dan efek

interaksi sebesar | 0,005 | yang berperan dalam meningkatkan kandungan lembab

granul. Tetapi efek yang diprediksi lebih dominan dalam mempengaruhi

kandungan lembab granul adalah efek campuran asam tartrat-asam fumarat karena

menunjukkan efek yang lebih besar dibandingkan efek natrium bikarbonat dan

efek interaksi.

Prinsip perhitungan kandungan lembab granul berdasarkan pada jumlah

lembab yang dilepaskan oleh bahan-bahan dalam granul dalam hal ini natrium

bikarbonat dan campuran asam tartrat-asam fumarat. Bentuk hidrat dan anhidrat

berpengaruh terhadap jumlah air yang terikat pada bahan, oleh karena itu natrium

bikarbonat, asam tartrat, dan asam fumarat yang digunakan adalah dalam bentuk

anhidrat. Lembab yang terdapat dalam bahan tersebut diperkirakan merupakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

64

kandungan lembab awal (sebelum formulasi) dari bahan-bahan tersebut.

Kemungkinan kandungan lembab awal campuran asam tartrat-asam fumarat lebih

kecil dibandingkan kandungan lembab awal dari natrium bikarbonat sehingga

dalam pengujian kandungan lembab granul ini efek campuran asam tartrat-asam

fumarat lebih dominan dalam menurunkan kandungan lembab granul.

H. Prediksi Formula Optimum Granul

Granul effervescent sebelum dipasarkan harus melalui serangkaian uji

kontrol kualitas untuk melihat apakah granul tersebut layak untuk dipasarkan atau

tidak dan sudah memenuhi persyaratan sifat fisik yang baik. Uji sifat fisik granul

yang sering dilakukan adalah kecepatan alir granul, waktu larut granul, dan

kandungan lembab granul. Sifat fisik granul ini akan mempengaruhi kualitas

granul yang diperoleh. Kecepatan alir granul yang memenuhi persyaratan adalah

lebih dari 10 gram/detik. Kandungan lembab granul yang memenuhi persyaratan

untuk granul effervescent adalah 0,4% - 0,7%. Untuk sediaan effervescent harus

memenuhi waktu larut kurang dari 2,5 menit (< 150 detik).

Dari hasil pengukuran sifat fisik granul yang meliputi kecepatan alir

granul, waktu larut granul, dan kandungan lembab granul dibuat contour plot.

Dari masing-masing contour plot hasil uji sifat fisik granul ditentukan area

optimum dari masing-masing respon eksipien. Contour plot yang terbentuk

kemudian digabungkan menjadi satu menjadi contour plot super imposed sifat

fisik granul. Dari contour plot super imposed diprediksi area komposisi optimum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

65

eksipien yang diprediksi sebagai formula optimum granul, terbatas pada level

yang diteliti.

Dari perhitungan respon dengan desain faktorial didapatkan contour plot

yang dapat memperkirakan area optimum dari masing-masing kecepatan alir

granul, waktu larut granul, kandungan lembab granul yang dikehendaki. Dari

persamaan kecepatan alir granul Y = 149,5680 – 0,1196 (A) – 0,1155 (B)

+1,632x10-4 (A)(B). Y adalah kecepatan alir granul (gram/detik) , (A) adalah level

natrium bikarbonat, dan (B) adalah level campuran asam tartrat-asam fumarat.

Berdasarkan persamaan kecepatan alir granul, didapatkan contour plot kecepatan

alir granul sebagai berikut:

Gambar 8. Contour plot kecepatan alir granul

Dari contour plot tersebut dapat ditentukan area komposisi optimum

granul, terbatas pada level yang diteliti. Dari contour plot dapat dilihat bahwa dari

keempat formula untuk setiap 100 gram granul memiliki kecepatan alir lebih dari

10 gram/detik, berarti granul effervescent yang diperoleh sudah memenuhi kriteria

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

66

mudah mengalir. Dapat diamati pada contour plot bahwa dari percobaan diperoleh

area untuk kecepatan alir granul yang memenuhi persyaratan pada level yang

diteliti. Kurva kecepatan alir yang terbentuk semua memenuhi persyaratan

kecepatan alir granul, sehingga semua area yang berwarna biru diprediksi sebagai

area kecepatan alir granul yang optimal.

Dari persamaan desain faktorial respon waktu larut granul Y = 14,9267 +

0,1538 (A) + 0,1650 (B) –1,931x10-4 (A)(B). Y adalah waktu larut granul (detik),

(A) adalah level natrium bikarbonat, dan (B) adalah level campuran asam tartrat-

asam fumarat. Dari persamaan tersebut didapatkan contour plot waktu larut granul

sebagai berikut:

Gambar 9. Contour plot waktu larut granul

Dari contour plot tersebut dapat ditentukan area optimum waktu larut

granul yang dikehendaki, terbatas pada level yang diteliti. Dari percobaan yang

dilakukan diperoleh waktu larut yang memenuhi persyaratan untuk keempat

formula yang diteliti yaitu kurang dari 2,5 menit (<150 detik). Berarti granul yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

67

diperoleh telah memenuhi persyaratan sebagai sediaan effervescent yang baik.

Dapat diamati dari contour plot yang terbentuk, bahwa dari perhitungan desain

faktorial didapatkan area yang memenuhi persyaratan pada level yang diteliti.

Area yang berwarna oranye dipilih sebagai area optimum untuk waktu larut granul

yang dikehendaki.

Persamaan desain faktorial dari respon kandungan lembab granul Y =

1,3817 – 3,850 x10-4 (A) –7,576 x 10-4(B) + 1,008 x10-7 (A)(B).Y adalah

kandungan lembab granul (%), (A) adalah level natrium bikarbonat, dan (B)

adalah level campuran asam tartrat-asam fumarat. Dari persamaan desain faktorial

kandungan lembab granul dapat dibuat contour plot untuk kandungan lembab

granul sebagai berikut:

Gambar 10. Contour plot kandungan lembab granul

Dari percobaan diperoleh granul dari formula 1 tidak memenuhi

persyaratan kandungan lembab untuk granul effervescent yaitu 0,4% - 0,7%,

sedangkan ketiga formula yang lain sudah memenuhi syarat. Dapat diamati dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

43

area yang memenuhi persyaratan pada level yang diteliti. Area yang berwarna

hijau dipilih sebagai area optimum untuk waktu larut granul yang dikehendaki.

Optimasi terhadap formula dilakukan untuk mendapatkan formula

optimum granul effervescent terbatas pada level yang diteliti. Formula optimum

granul effervescent dapat diperkirakan dengan cara menggabungkan contour plot

dari seluruh uji sifat fisik granul effervescent yang dilakukan. Grafik pada area

optimum dari masing-masing uji yang telah dipilih digabungkan menjadi satu

dalam contour plot super imposed sebagai berikut:

Gambar 11. Contour plot super imposed

Melalui contour plot super imposed sifat fisik granul effervescent

(Gambar 11), dapat diperkirakan area komposisi optimum eksipien untuk

mendapatkan formula granul effervescent dengan respon sifat fisik granul

effervescent yang dikehendaki dalam batas level bahan yang diteliti, yaitu pada

area yang berwarna merah muda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Campuran asam tartrat-asam fumarat diprediksi dominan dalam menentukan

kandungan lembab granul effervescent, sedangkan efek interaksi diprediksi dominan

dalam menentukan kecepatan alir granul, dan waktu hancur granul effervescent

ekstrak rimpang temulawak.

2. Berdasarkan contour plot super imposed diperoleh area komposisi optimum

natrium bikarbonat dan campuran asam tartrat-asam fumarat terbatas pada level yang

diteliti.

B. Saran

Perlu dikembangkan sediaan tablet effervescent berdasarkan komposisi

optimum formula granul effervescent yang dihasilkan dari penelitian ini.

69

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

70

DAFTAR PUSTAKA

Afifah, E., 2003, Khasiat dan Manfaat Temulawak: Rimpang Penyembuh Aneka Penyakit, 1-3, 12-13, Agromedia Pustaka, Jakarta.

Allen, L., 2002, The Art, Science and Technology of Pharmaceutical

Compounding, 2nd Ed, 99, American Pharmaceutical Association, Washington DC.

Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, 6-9, 400, 782, Departemen

Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Anonim, 1985, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor : 722/

Men.Kes/PER/ IX/1988 tentang Pemanis Buatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Anonim, 1986, Sediaan Galenik, 1-6, 10-11, Departemen Kesehatan Republik

Indonesia, Jakarta. Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, 4-6,53, 354, 400, 510, 601,782,

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Anonim, 2000, Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, Cet. Pertama,

8-11, Departemen Kesehatan RI, Jakarta. Anonim, 2004, Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik

Indonesia Nomor : HK.00.05.5.1.4547, tentang Persyaratan Bahan Tambahan Pangan Pemanis Buatan dalam Produk Pangan, Available from: http://www.pom.go.id/public/hukum_perundangan, accessed on April, 20, 2006.

Anonim, 2006, Product Information, Available from:

http://www.caymanchem.com, accessed on January, 15, 2007. Ansel., H., 1989, Introduction to Pharmaceutical Dosage Form, diterjemahkan

oleh Farida Ibrahim, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi IV, 214, 244-245, 249, 255, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.

Aulton, M. E., 2002, Pharmaceuticals the Science of Dosage Form Design, 2nd

Edition, 307-312, 618-619, 662-666, ECBS, Philadelphia. Banker and Anderson, 1986, Tablet, in Lachman, L., The Theory and Practice of

Industrial Pharmacy, terjemahan Siti Suyatmi, Edisi 3, 647-677, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

71

Bolton, S., 1990, Pharmaceutical Statistics, Practical and Clinical Application, 2nd Ed., 308-553, Marcell Dekker, Inc., New York.

Chrystyani, N. B., 2005, Optimasi Campuran Asam Tartrat dan Asam Fumarat

sebagai Eksipien pada Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) Secara Granulasi Basah : Aplikasi Desain Faktorial, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Dalimartha, S., 2000, Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Jilid 2, 182-186, Trubus

Agriwidyo, Jakarta. Dash, Alekha, K., 2000, Evaluation of Quick Disintegrating Calcium Carbonate

Tablets, Available from: http://www.pharmscitech.com, Accessed on April,15,2006.

Fassihi, A. K., and Kanfer, I., 1986, Effect of Compressibility and Powder Flow

Properties on Tablet Weight Variation in Drug Development and Industrial Pharmacy, 22, 1947-1968, Marcell Dekker, New York.

Fudholi, A., 1983, Metodologi Formulasi Dalam Kompresi Direk, Medika 7, 9,

586-593. Gritter, R.J., Bobit, J.M., dan Schwarting, A.G., 1991, Pengantar Kromatografi,

diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata, Edisi II, 107-155, Institut Teknologi Bandung, Bandung.

Hardjono, S., 1985, Kromatografi, 23-34, Laboratorium Analisis Kimia Fisika

Pusat, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Karden, M., 2003, Temulawak, Available from: http://warintek.progressio.or.id,

accessed April, 20, 2006. Lachman, dan Liebermann, A., 1989., Teori dan Praktek Farmasi Industri,

terjemahan Soendani Noerono, Bagian II, Edisi III, 646-647, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.

Lelo, A., Rasyid, A., Zain-Hamid, 1998, Efek Kurkumin Pada Kandung Empedu

Manusia: dalam Bentuk Sediaan Tablet, Kapsul, dan Bubuk, Majalah Kedokteran Unibraw, Volume XIV, No.3, Desember 1998.

Lindberg, N., Engfors, H., Ericsson, T., 1992, Effervescent Pharmaceuticals, in

Swarbricck, J., Boylan, J.C., (e d s.), Encyclopedia of Pharmaceutical Technology, Vol 5, 45-71, Marcell Dekker, Inc., New York.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

72

List, P.H., and Schdmit, P.C., 1989, Phytopharmaceutical Technology, CRC Press, Inc, Boca Raton, Florida, U.S.A.

Majeed, Muhammed, Vladimir, B., Uma, S., Rajendran, M. S., 1995,

Curcuminoids Antioxidant Phytonutrients, Nutriscience Publishers, New Jersey.

Martono, S., 1996, Penentuan Kadar Kurkumin Secara Kromatografi Lapis Tipis-

Densitometri, Buletin ISFI Yogyakarta, 2, 4, 11-21. Mohrle, R., 1980, Pharmaceutical Dosage Form : Tablets, Volume 1, 284-362,

Penerbit Warner Lambert Company, Morris Planis, New Jeresy. Muchtaridi, 2006, Klarifikasi Mengenai Bahaya Bahan Tambahan Dalam

Makanan, Available from: http://www.pikiran-rakyat.com, accessed on April, 20, 2006.

Mulja, M., dan Hanwar, D., 2003, Prinsip-Prinsip Cara Berlaboratorium yang

Baik, Majalah Farmasi Airlangga, III (2), 72. Muth, J.E, De., 1999, Basic Statistica and Pharmaceutical Statistical Application,

265-294, Marcel Dekker, Inc. New York. Paris, R.R., and Moyse, M.H., 1981, Precis De Matiere Medicale, 775-779,

Deuxieme Edition, Revises Masson, Paris. Parrot, E.L., 1989, Penggerusan, In Lieberman, H.A., Lachman, L., J.L., (Eds),

The Theory and Practice of Industrial Pharmacy, terjemahan Siti Suyatmi, Teori dan Praktek Farmasi Industri, Ed.2, Jilid I, 41-100, UI Press, Jakarta.

Supardjan, A.M.,1987, Pemisahan Tetrasiklin dan Hasil Uraiannya dalam Sediaan

Tetrasiklin secara KLT Densitometri, Laporan Penelitian, Lembaga Penelitian, Penerbit Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Tonnesen, H.H., and Karlsen, Jan., 1985, Studies on Curcumin and Curcuminoids,

Alkaline Degradation of Curcumin, Original Papers, Departement of Galenical Pharmacy, Institute of Pharmacy, University of Oslo, Norway.

Tonnesen, Vries, de Henk., Henegouwen, Gerard, and Karlsen, J., 1986, Studies

on Curcumin and Curcuminoid, Investigation of the Photobiological Activity of Curcumin Using Bacterial Indicator System, Journal of Pharmaceutical Sciences, 76, 5, 371-373.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

73

Voigt, R., 1994, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, diterjemahkan oleh Soendani Noerono, Edisi 5, 165-167, 179, 202, 206-208, 223, 564, 568, 577-578, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Wardani, T., 2003, Pengaruh Penambahan EM-4 (Effective Microorganism-4)

Terhadap Kadar Kurkumin Pada Maserasi Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.), Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Wedke, D.A., Serajudin, A.T.M., and Jacobson, H., 1989, Preformulation Testing,

in Lieberman, H. A., Lachman, L., and Schawtz, J. B., Pharmaceutical Dossage Form : Tablets, Vol 1, 2nd Edition, 53-57, Marcell Dekker, Inc., New York.

Wehling and Fred, 2004, Effervescent Composition Including Stevia, Available

from: http://www.pharmcast.com, Accessed April, 16, 2006

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

74

Lampiran 1. Hubungan antara kadar kurkumin standar dengan area

kromatogram untuk pembuatan kurva baku

Gambar 12. Kromatogram kurva baku

Tabel V. Kadar kurkumin Baku dengan AUC

Kadar kurkumin (µg/µl)

AUC (x 105)

0,12 0,27107 0,14 0,32107 0,18 0,50799

0,23 0,70440 0,35 1,20423

A= -0,2369

B = 4,1110

r = 0,9995

Persamaan garis regresi Y = 4,1110X-0,2369

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

75

Lampiran 2. Data recovery

- Larutan kurkumin baku dengan kadar 0,12 µg/µl

Tabel IX. Data recovery 0,12 µg/µl

Replikasi AUC

(105)

Kadar

(µg/µl)

X

(µg/µl)SD

CV

(%)

Recovery

(%)

Rata-rata

Recovery

(%)

1 0,25323 0,1192 99,33

2 0,25030 0,1185 98,75

3 0,25113 0,1187

0,1188 0,0004 0,34

98,92

98,67

Keterangan:

X = Kadar rata-rata 6 kali replikasi SD = Simpangan Deviasi

CV = Koefisien Variasi

- Larutan kurkumin baku dengan kadar 0,14 µg/µl

Tabel X. Data recovery 0,14 µg/µl

Replikasi AUC

(105)

Kadar

(µg/µl)

X

(µg/µl)SD

CV

(%)

Recovery

(%)

Rata-rata

Recovery

(%)

1 0,34572 0,1417 101,21

2 0,34675 0,1420 101,43

3 0,34986 0,1427

0,1421 0,0005 0,35

101,93

101,38

Keterangan:

X = Kadar rata-rata 6 kali replikasi SD = Simpangan Deviasi

CV = Koefisien Variasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

76

- Larutan kurkumin baku dengan kadar 0,18 µg/µl

Tabel XI. Data recovery 0,18 µg/µl

Replikasi AUC

(105)

Kadar

(µg/µl)

X

(µg/µl)SD

CV

(%)

Recovery

(%)

Rata-rata

Recovery

(%)

1 0,50084 0,1795 99,72

2 0,51193 0,1822 101,22

3 0,48841 0,1764

0,1794 0,0029 1,62

98,00

99,65

Keterangan:

X = Kadar rata-rata 6 kali replikasi SD = Simpangan Deviasi

CV = Koefisien Variasi

- Larutan kurkumin baku dengan kadar 0,23 µg/µl

Tabel XII. Data recovery 0,23 µg/µl

Replikasi AUC

(105)

Kadar

(µg/µl)

X

(µg/µl)SD

CV

(%)

Recovery

(%)

Rata-rata

Recovery

(%)

1 0,71065 0,2305 100,22

2 0,70359 0,2288 99,48

3 0,69668 0,2271

0,2288 0,0017 0,74

98,74

99,48

Keterangan:

X = Kadar rata-rata 6 kali replikasi SD = Simpangan Deviasi

CV = Koefisien Variasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

77

- Larutan kurkumin baku dengan kadar 0,35 µg/µl

Tabel XIII. Data recovery 0,35 µg/µl

Replikasi AUC

(105)

Kadar

(µg/µl)

X

(µg/µl)SD

CV

(%)

Recovery

(%)

Rata-rata

Recovery

(%)

1 1,20151 0,3499 99,97

2 1,21533 0,3533 100,94

3 1,22949 0,3567

0,3533 0,0034 0,96

101,91

100,94

Keterangan:

X = Kadar rata-rata 6 kali replikasi SD = Simpangan Deviasi

CV = Koefisien Variasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

78

Lampiran 3. Penetapan kadar kurkumin dalam ekstrak rimpang temulawak

Tabel XIV. Kadar kurkumin dalam ekstrak rimpang temulawak

Replikasi

AUC (105)

Kadar (%)

X

(%) SD

CV (%)

1 1,13544 6,23 2 1,04244 6,04 3 1,04803 5,98 4 0,98238 5,50 5 1,09248 6,22 6 1,16177 6,70

6,11

0,39

6,38

Keterangan:

X = Kadar rata-rata 6 kali replikasi

SD = Simpangan Deviasi

CV = Koefisien Variasi

Gambar 13. Kromatogram sample

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

79

Lampiran 4. Perhitungan dosis ekstrak rimpang temulawak

Berdasarkan hasil KLT-densitometri didapatkan kadar rata-rata kurkumin

dalam ekstrak rimpang temulawak sebesar 6,11 ± 0,39 %. Dalam 40 gram serbuk

rimpang temulawak menjadi 1/9 berat serbuk mula-mula, sehingga kadar

kurkumin dalam rimpang kering temulawak sebesar:

%68,0serbuk gram 900

kurkumin 6,11gram= .

Dosis kurkumin untuk penciutan volume kandung empedu 1 x minum

sebesar 20 mg (Lelo,A., Rasyid,A., Zain-Hamid,R., 1998). Dari hasil tersebut,

maka berat ekstrak rimpang temulawak yang digunakan adalah:

327,33mg mg1006,11mg20mg

=x ~ 327 mg

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

80

Lampiran 5. Standarisasi ekstrak rimpang temulawak

1. Uji daya lekat

Tabel XV. Uji daya lekat ekstrak rimpang temulawak

Pengulangan uji Kelengketan (detik) 1 0,34 2 0,35 3 0,34 4 0,35 5 0,34 6 0,32 X 0,34

SD 0,01 Keterangan

X = Rata-rata

SD = Standar Deviasi

2. Uji Viskositas

Tabel XVI. Uji viskositas ekstrak rimpang temulawak

Pengulangan uji Kelengketan (dPa.S) 1 1,75 2 1,70 3 1,70 4 1,70 5 1,60 6 1,60 X 1,68

SD 0,06

Keterangan

X = Rata-rata

SD = Standar Deviasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

81

3. Uji kandungan lembab

Tabel XVII. Uji kandungan lembab ekstrak rimpang temulawak

Penimbangan (gram)

1 2 3 4 5 6

Cawan (C) 84,3736 85,4820 76,4438 87,1474 96,2843 89,8713 Ekstrak (E) 10,0651 10,0358 10,0336 10,0094 10,0150 10,0270

C+E 94,4387 95,5178 86,4774 97,1568 106,2993 99,8983 Stlh 5 jam 92,2311 93,9559 85,1770 NA NA NA

1 jam 91,9894 93,7800 85,0150 NA NA NA 2 jam 91,7317 93,6401 84,8546 NA NA NA 3 jam 91,6044 93,5560 84,7600 NA NA NA 4 jam 91,5218 93,4804 84,6592 NA NA NA 5 jam 91,4527 93,4076 84,5980 NA NA NA 6 jam 91,3528 93,3212 84,4858 NA NA NA 7 jam 91,2880 93,2639 84,4305 NA NA NA 8 jam 91,2281 93,1907 84,3698 NA NA NA 9 jam 91,1986 93,1683 84,3429 94,6349 104,1386 97,5226

% 47,47 30,57 27,02 33,68 27,51 31,05 X 32,88 %

SD 7,56 Keterangan

X = Rata-rata

SD = Standar Deviasi

NA = Not Available

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

82

4. Uji kualitatif ekstrak

Tabel XVIII. Nilai Rf kurkumin standar,bercak 1,dan bercak 2

Kurkumin standar Bercak 1 Bercak 2

3,5 3,5 2,6 3,5 3,6 2,5 3,5 3,6 2,6 3,5 3,5 2,5 3,5 3,5 2,5

Panjang rambatan (cm)

3,5 3,5 2,5 0,54 0,54 0,40 0,54 0,55 0,39 0,54 0,55 0,40 0,54 0,54 0,39 0,54 0,54 0,39

Nilai Rf

0,54 0,54 0,39 Rata-rata Rf 0,54 0,54 0,39

Rf = cm) (6,5an pengembangjarak

bercakrambatan jarak

Contoh perhitungan Rf

- Rf Standar Kurkumin = 54,0cm 6,5cm 3,5

=

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

83

Lampiran 6. Perhitungan level tinggi dan level rendah campuran

asam tartrat-asam fumarat

Formula optimum diperoleh berdasarkan penelitian Natalya Betty

Chrystyani didapatkan perbandingan optimum untuk asam tartrat : asam fumarat =

425: 260. Asam sejumlah 25 % merupakan level rendah dan 40% sebagai level

tinggi dengan perhitungan sebagai berikut:

Level Rendah

Jumlah asam yang digunakan = mg 500 mg 2000x 10025

=

- asam tartrat

mg 310,22 mg x500685425

= ~ 310 mg

- asam fumarat

mg 189,78 mg x500685260

= ~ 190 mg

Level Tinggi

Jumlah asam yang digunakan = mg 800 mg 2000x 10040

=

- asam tartrat

mg 496,35 mg x800685425

= ~ 496 mg

- asam fumarat

mg 303,65 mg x800685260

= ~ 304 mg

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

84

Lampiran 7. Perhitungan level tinggi dan level rendah natrium bikarbonat

Perhitungan level rendah dan level tinggi natrium bikarbonat yang

digunakan berdasarkan pada jumlah asam yang digunakan, melalui perhitungan

secara stokiometri.

Jumlah level tinggi campuran asam tartrat-asam fumarat

= jumlah level tinggi (asam tartrat + asam fumarat)

= (496 + 304)mg

= 800 mg

Jumlah level rendah campuran asam tartrat-asam fumarat

= jumlah level rendah (asam tartrat + asam fumarat)

= (310 + 190)mg

= 500 mg

Reaksi antara asam tartrat dan natrium bikarbonat:

2 NaHCO3 + C4H6O6 C4H4O6Na2 + 2 CO2 + 2 H2O

Reaksi antara asam fumarat dan natrium bikarbonat

2 NaHCO3 + C4 H4O6 C4H2O6Na2 + 2CO2 + 2 H2O

Berdasarkan kedua reaksi diatas maka dapat dihitung jumlah natrium bikarbonat

yang digunakan sebagai level rendah dan level tinggi

a. Natrium bikarbonat untuk campuran asam level rendah

1). Jumlah natrium bikarbonat untuk 310 mg asam tartrat adalah

1 mol asam tartrat = ½ mol natrium bikarbonat

tartratasamBMberatgram = ½ ⎟⎟

⎞⎜⎜⎝

⎛bikarbonatnatriumBMberatgram

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

85

150,09gram0,31 = ½ ⎟

⎞⎜⎝

⎛84,01

gramX

2,065 x 10-3 = 168,02

gramX

X = 2,065 x 10-3 gram x 168,02 = 0,347 gram = 347 mg

2) Jumlah natrium bikarbonat untuk 190 mg asam fumarat adalah

1 mol asam fumarat = ½ mol natrium bikarbonat

fumaratasamBMberatgram = ½ ⎟⎟

⎞⎜⎜⎝

⎛bikarbonatnatriumBMberatgram

148

gram0,19 = ½ ⎟⎠

⎞⎜⎝

⎛84,01

gramX

1,284 x 10-4 = 168,02

gramX

X = 1,284 x 10-3 gram x 168,02 = 0,216 gram = 216 mg

Jumlah total natrium bikarbonat untuk campuran asam level rendah adalah

= 347 mg + 216 mg

= 563 mg (digunakan sebagai level rendah)

a. Natrium bikarbonat untuk campuran asam level tinggi

1). Jumlah natrium bikarbonat untuk 496 mg asam tartrat adalah

1 mol asam tartrat = ½ mol natrium bikarbonat

tartratasamBMberatgram = ½ ⎟⎟

⎞⎜⎜⎝

⎛bikarbonatnatriumBMberatgram

150,09gram0,496 = ½ ⎟

⎞⎜⎝

⎛84,01

gramX

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

86

3,305 x 10-3 = 168,02

gramX

X = 3,305 x 10-3 gram x 168,02 = 0,555gram = 555 mg

2) Jumlah natrium bikarbonat untuk 304 mg asam fumarat adalah

½ mol asam fumarat = 1 mol natrium bikarbonat

1 mol asam fumarat = ½ mol natrium bikarbonat

fumaratasamBMberatgram = ½ ⎟⎟

⎞⎜⎜⎝

⎛bikarbonatnatriumBMberatgram

148

gram0,304 = ½ ⎟⎠

⎞⎜⎝

⎛84,01

gramX

2,054 x 10-3= 168,02

gramX

X = 2,054 x 10-3 gram x 168,02 = 0,345 gram = 345 mg

Jumlah total natrium bikarbonat untuk campuran asam level tinggi adalah

= 555 mg + 345 mg

= 900 mg (digunakan sebagai level tinggi)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

87

Lampiran 8. Uji sifat fisik granul effervescent

1. Uji kecepatan alir

Tabel XIX. Uji kecepatan alir granul

Kecepatan alir granul (gram/detik)

Pengulangan uji

Formula 1 Formula a Formula b Formula ab 1 72,46 54,05 66,67 71,43 2 68,03 55,25 62,50 66,67 3 74,63 60,61 62,50 65,36 4 68,03 60,61 63,69 64,10 5 68,03 57,14 60,61 68,03 6 71,43 58,14 64,10 66,67 X 70,44 57,63 63,35 67,04

SD 2,83 2,71 2,03 2,53 Keterangan

X = Rata-rata

SD = Standar Deviasi

2. Uji waktu larut granul

Tabel XX. Uji waktu larut granul

Waktu larut granul (detik)

Pengulangan uji

Formula 1 Formula a Formula b Formula ab 1 121,63 145,44 140,96 146,69 2 130,69 141,27 142,35 147,50 3 131,22 148,15 152,31 144,09 4 125,96 152,27 144,47 140,72 5 131,61 152,88 151,78 147,86 6 136,87 153,79 147,37 151,06 X 129,66 148,97 146,54 146,32

SD 5,24 4,94 4,78 3,54 Keterangan

X = Rata-rata

SD = Standar Deviasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

88

3. Uji kandungan lembab

Tabel XXI. Uji kandungan lembab granul

Kandungan lembab granul (%)

Pengulangan uji

Formula 1 Formula a Formula b Formula ab 1 0,9006 0,6778 0,6119 0,6012 2 0,8289 0,7727 0,5833 0,4932 3 0,8873 0,6650 0,6419 0,5193 4 0,7382 0,7439 0,5855 0,4936 5 0,8319 0,6094 0,7030 0,4638 6 0,6954 0,7338 0,4952 0,4313 X 0,81 0,70 0,60 0,50

SD 0,08 0,06 0,07 0,06

Keterangan

X = Rata-rata

SD = Standar Deviasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

89

Lampiran 9. Perhitungan desain faktorial

1. Uji kecepatan alir

Tabel XXII. Nilai efek kecepatan alir granul

Formula (A) (B) (A)(B) Respon (1) - 1 - 1 + 1 70,44 (a) + 1 - 1 - 1 57,63 (b) - 1 + 1 - 1 63,35 (ab) + 1 + 1 + 1 67,04

Persamaan : Y = b0 +b1 (A) + b2 (B) + b12 (A)(B)

(1). 70,44 = b0 + 563b1 + 500 b2 + 281500 b12

(a). 57,63 = b0 + 900b1 + 500 b2 + 450000 b12

(b). 63,35 = b0 + 563b1 + 800 b2 + 450400 b12

(ab). 67,04= b0 + 900b1 + 800 b2 + 720000 b12

Efek Interaksi

Efek A = (ab + a) - (b + 1) / 2 = -4,52

Efek B = (ab + b) – (a + 1) / 2 = 1,16

Interaksi A dan B = (1 + ab) – (a + b) / 2 = 8,25

Eliminasi persamaan (1) dan (a)

70,44 = b0 + 563b1 + 500 b2 + 281500 b12

57,63 = b0 + 900b1 + 500 b2 + 450000 b12

12,81 = -337 b1 – 168500 b12 …………. ( I )

Eliminasi persamaan (b) dan (ab)

63,35 = b0 + 563b1 + 800 b2 + 450400 b12

67,04 = b0 + 900b1 + 800 b2 + 720000 b12

- 3,69 = -337 b1 – 269600 b12 …………. ( II )

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

90

Eliminasi persamaan (I) dan (II)

12,80 = -337 b1 – 168500 b12

- 3,69 = -337 b1 – 269600 b12

16,49 = 101100 b12

b12 = 1,631804316 x 10-4

Substitusi nilai b12 ke persamaan ( I )

12,81 = -337 b1 – 168500 b12

12,81 = -337 b1 – 168500 (1,631804316 x 10-4)

12,81 = -337 b1 – 27,49590272

12,81 + 27,49590272 = -337 b1

40,30590272 = -337 b1

b1 = -0,119574217

Eliminasi persamaan (1) dan (b)

70,44 = b0 + 563b1 + 500 b2 + 281500 b12

63,35 = b0 + 563b1 + 800 b2 + 450400 b12

7,09 = -300 b2 – 168900 b12 ………… (III)

Substitusi nilai b12 ke persamaan (III)

7,09 = -300 b2 – 168900 b12

7,09 = -300 b2 – 168900 (1,631804316 x 10-4)

7,09 = -300 b2 – 27,5611749

7,09 + 27,5611749 = -300 b2

34,6511749 = -300 b2

b2 = - 0,115499071

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

91

Substitusi nilai b1, b2, dan b12 ke persamaan (1)

70,44= b0 + 563b1 + 500 b2 + 281500 b12

70,44=b0 + 563 (-0,119574217)+ 500 (-0,11549907) + 281500 (1,63180432x10-4)

70,44= b0 – 67,32028023 – 57,74953566 + 45,9352915

70,44= b0 – 79,13452439

b0 = 149,5679974

Persamaan Umum

Y =149,5679974 – 0,119574217(A) – 0,11549907 (B) + 1,631804316x10-4 (A)(B)

Y – 149,5679974 + 0,119574217(A)=(B)(- 0,11549907 + 1,631804316x10-4 (A))

B = (A))10 x 61,63180431 071(-0.115499

7(A))0,11957421 4149,567997 - (Y4-+

+

2. Uji waktu larut granul

Tabel XXIII. Nilai efek waktu larut granul

Formula (A) (B) (A)(B) Respon (1) - 1 - 1 + 1 129,66 (a) + 1 - 1 - 1 148,97 (b) - 1 + 1 - 1 146,54 (ab) + 1 + 1 + 1 146,32

Persamaan : Y = b0 +b1 (A) + b2 (B) + b12 (A)(B)

(1). 129,66= b0 + 563b1 + 500 b2 + 281500 b12

(a). 148,97= b0 + 900b1 + 500 b2 + 450000 b12

(b). 146,54= b0 + 563b1 + 800 b2 + 450400 b12

(ab). 146,32= b0 + 900b1 + 800 b2 + 720000 b12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

92

Efek Interaksi

Efek A = (ab + a) - (b + 1) / 2 = 9,54

Efek B = (ab + b) – (a + 1) / 2 = 7,12

Interaksi A dan B = (1 + ab) – (a + b) / 2 = -9,76

Eliminasi persamaan (1) dan (a)

129,66 = b0 + 563b1 + 500 b2 + 281500 b12

148,97 = b0 + 900b1 + 500 b2 + 450000 b12

-19,31 = -337 b1 – 168500 b12 …………. ( I )

Eliminasi persamaan (b) dan (ab)

146,54 = b0 + 563b1 + 800 b2 + 450400 b12

146,32 = b0 + 900b1 + 800 b2 + 720000 b12

0,22 = -337 b1 – 269600 b12 …………. ( II )

Eliminasi persamaan (I) dan (II)

-19,31 = -337 b1 – 168500 b12

0,22 = -337 b1 – 269600 b12

-19,53 = 101100 b12

b12 = -1,931091335 x 10-4

Substitusi nilai b12 ke persamaan ( I )

-19,31 = -337 b1 – 168500 b12

-19,31 = -337 b1 – 168500 (-1,931091335 x 10-4)

-19,31 = -337 b1 + 32,538889

-19,31- 32,538889 = -337 b1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

93

-51,848889 = -337 b1

b1 = 0,153834487

Eliminasi persamaan (1) dan (b)

129,66 = b0 + 563b1 + 500 b2 + 281500 b12

146,54 = b0 + 563b1 + 800 b2 + 450400 b12

-16,88 = -300 b2 – 168900 b12 ………… (III)

Substitusi nilai b12 ke persamaan (III)

-16,88 = -300 b2 – 168900 b12

-16,88 = -300 b2 – 168900 (-1,931091335 x 10-4)

-16,88 = -300 b2 + 32,61613265

-16,88- 32,61613265= -300 b2

-49,49613265 = -300 b2

b2 = 0,164975997

Substitusi nilai b1, b2, dan b12 ke persamaan (1)

129,66= b0 + 563b1 + 500 b2 + 281500 b12

129,66= b0 + 563(0,153834487)+500 (0,164975997)+ 281500 (-1.93109134x10-4)

129,66= b0 + 86,60881618 + 82,4879985 -54,36022108

129,66= b0 + 114,7365936

b0 = 14,9267397

Persamaan Umum

Y =14,9267397+0,153834487 (A) + 0,164975997 (B) – 1,93109134 x10-4 (A)(B)

Y – 14,9267397 – 0,153834487 (A) = (B)(0,164975997 – 1,93109134 x10-4 (A))

B = (A) x101,93109134 - 70,16497599

) (A) 70,15383448 - 14,9267397 - (Y4-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

94

3. Uji kandungan lembab granul

Tabel XXIV. Nilai efek kandungan lembab granul

Formula (A) (B) (A)(B) Respon (1) - 1 - 1 + 1 0,81 (a) + 1 - 1 - 1 0,70 (b) - 1 + 1 - 1 0,60 (ab) + 1 + 1 + 1 0,50

Persamaan : Y = b0 +b1 (A) + b2 (B) + b12 (A)(B)

(1). 0,81 = b0 + 563b1 + 500 b2 + 281500 b12

(a). 0,70 = b0 + 900b1 + 500 b2 + 450000 b12

(b). 0,60 = b0 + 563b1 + 800 b2 + 450400 b12

(ab). 0,50 = b0 + 900b1 + 800 b2 + 720000 b12

Efek Interaksi

Efek A = (ab + a) - (b + 1) / 2 = -0,10

Efek B = (ab + b) – (a + 1) / 2 = -0,21

Interaksi A dan B = (1 + ab) – (a + b) / 2 = 0,005

Eliminasi persamaan (1) dan (a)

0,81 = b0 + 563b1 + 500 b2 + 281500 b12

0,70 = b0 + 900b1 + 500 b2 + 450000 b12

0,11 = -337 b1 – 168500 b12 …………. ( I )

Eliminasi persamaan (b) dan (ab)

0,60 = b0 + 563b1 + 800 b2 + 450400 b12

0,50 = b0 + 900b1 + 800 b2 + 720000 b12

0,10 = -337 b1 – 269600 b12 …………. ( II )

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

95

Eliminasi persamaan (I) dan (II)

0,11 = -337 b1 – 168500 b12

0,10 = -337 b1 – 269600 b12

0,01 = 101100 b12

b12 = 1,008347379 x 10-7

Substitusi nilai b12 ke persamaan ( I )

0,11 = -337 b1 – 168500 b12

0,11 = -337 b1 – 168500 (1,008347379 x 10-7)

0,11 = -337 b1 – 0,016990635

0,11+ 0,016990635 = -337 b1

0,126990635 = -337 b1

b1 = -3,864949802 x 10-4

Eliminasi persamaan (1) dan (b)

0,81 = b0 + 563b1 + 500 b2 + 281500 b12

0,60 = b0 + 563b1 + 800 b2 + 450400 b12

0,21 = -300 b2 – 168900 b12 ………… (III)

Substitusi nilai b12 ke persamaan (III)

0,21 = -300 b2 – 168900 b12

0,21 = -300 b2 – 168900 (1,008347379 x 10-7)

0,21 = -300 b2 – 0,017030987

0,21+ 0,017030987= -300 b2

0,227030987 = -300 b2

b2 = - 7,576186008 x 10-4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

96

Substitusi nilai b1, b2, dan b12 ke persamaan (1)

0,81 = b0 + 563b1 + 500 b2 + 281500 b12

0,81 = b0 + 563 (-3,864949802 x 10-4) + 500 (-7,576186008 x 10-4)

+281500(1,008347379 x 10-7)

0,81 = b0 – 0,217596673 – 0,3788093 + 0,028384978

0,81 = b0 – 0,568020995

b0 = 1,381727325

Persamaan Umum

Y = 1,381727325 – 3,864949802 x 10-4(A) -7,576186008 x 10-4 (B)

+1,008347379 x10-7 (A) (B)

Y-1,381727325+3,864949802x10-4(A) = (B) (-7,576186008x10-4

+1,008347379x10-7 (A))

B = (A)) 9x101,00834737 008x10(-7,576186

(A))2x103,8649498051,38172732-(Y7-4-

-4

++

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

97

Lampiran 10. Perhitungan kecuraman kurva

1. Kecepatan alir

Pengaruh natrium bikarbonat terhadap kecepatan alir granul

Tabel XXV. Pengaruh natrium bikarbonat terhadap kecepatan alir granul

Campuran asam tartrat-asam fumarat Natrium bikarbonat

LR (500) LT (800)

LR (563) 70,44 63,35 LT (900) 57,63 67,04

a 91,82 57,17 b -0,04 0,01 r 0,99 0,99

Semakin besar nilai b maka kurva yang terbentuk akan semakin curam

dan berpengaruh dominant terhadap perubahan kecepatan alir, dari data dapat

dilihat bahwa campuran asam tartrat-asam fumarat level rendah lebih dominan

berpengaruh terhadap perubahan kecepatan alir.

Pengaruh campuran asam tartrat-asam fumarat terhadap kecepatan alir granul

Tabel XXVI. Pengaruh campuran asam tartrat-asam fumarat terhadap kecepatan alir granul

Natrium bikarbonat Campuran asam tartrat-asam

fumarat LR (563) LT (900)

LR (500) 70,44 57,63 LT (800) 63,35 67,04

a 82,25 41,95 b -0,02 0,03 r -0,99 0,99

Semakin besar nilai b maka kurva yang terbentuk akan semakin curam dan

berpengaruh dominant terhadap kecepatan alir granul dari data dapat dilihat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

98

bahwa natrium bikarbonat level tinggi lebih dominan berpengaruh terhadap

perubahan kecepatan alir.

2. Waktu larut

Pengaruh natrium bikarbonat terhadap waktu larut granul

Tabel XXVII. Pengaruh natrium bikarbonat terhadap waktu larut granul

Campuran asam tartrat-asam fumarat Natrium bikarbonat

LR (500) LT (800)

LR (563) 129,66 148,97 LT (900) 146,54 146,32

a 101,47 153,39 b 0,05 -0,007 r 0,99 -1

Semakin besar nilai b maka kurva yang terbentuk akan semakin curam

dan berpengaruh dominant terhadap perubahan waktu larut granul, dari data dapat

dilihat bahwa campuran asam tartrat-asam fumarat level rendah lebih dominan

berpengaruh terhadap perubahan waktu larut granul.

Pengaruh campuran asam tartrat-asam fumarat terhadap waktu larut granul

Tabel XXVIII. Pengaruh campuran asam tartrat-asam fumarat terhadap waktu larut granul

Natrium bikarbonat Campuran asam tartrat-asam

fumarat LR (563) LT (900)

LR (500) 129,66 146,54 LT (800) 148,97 146,32

a 97,49 146,91 b 0,06 0,0007 r 0,99 -1

Semakin besar nilai b maka kurva yang terbentuk akan semakin curam dan

berpengaruh dominant terhadap waktu larut granul, dari data dapat dilihat bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

99

natrium bikarbonat level rendah lebih dominan berpengaruh terhadap perubahan

waktu larut granul.

3. Kandungan lembab

Pengaruh natrium bikarbonat terhadap kandungan lembab granul

Tabel XXIX. Pengaruh natrium bikarbonat terhadap kandungan lembab granul

Campuran asam tartrat-asam fumarat Natrium bikarbonat

LR (500) LT (800)

LR (563) 0,81 0,60 LT (900) 0,70 0,50

a 1,00 0,78 b -0,0003 -0,0003 r -1 -1

Semakin besar nilai b maka kurva yang terbentuk akan semakin curam

dan berpengaruh dominant terhadap perubahan kandungan lembab granul, dari

data dapat dilihat bahwa campuran asam tartrat-asam fumarat level rendah lebih

dominan berpengaruh terhadap perubahan kandungan lembab granul.

Pengaruh campuran asam tartrat-asam fumarat terhadap kecepatan alir

Tabel XXX. Pengaruh campuran asam tartrat-asam fumarat terhadap kandungan lembab granul

Natrium bikarbonat Campuran asam tartrat-asam

fumarat LR (563) LT (900)

LR (500) 0,81 0,70 LT (800) 0,60 0,50

a 1,16 1,03 b 0,0007 0,0006 r -1 -1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

100

Semakin besar nilai b maka kurva yang terbentuk akan semakin curam dan

berpengaruh dominant terhadap perubahan kandungan lembab granul, dari data

dapat dilihat bahwa natrium bikarbonat level rendah lebih dominan berpengaruh

terhadap perubahan kandungan lembab granul.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

101

Lampiran 11. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.)

Gambar 20. Tanaman temulawak

Gambar 21. Rimpang temulawak

Gambar 22. Ekstrak rimpang temulawak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

102

Lampiran 12. Larutan dan granul effervescent ekstrak rimpang temulawak

Gambar 23. Granul effervescent ekstrak rimpang temulawak

Gambar 24. Larutan dan granul effervescent

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: FAKULTAS FARMASI YOGYAKARTA 2007 - core.ac.uk · Fumarat sebagai Eksipien Dalam Pembuatan Granul Effervescent Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara Granulasi

BIOGRAFI PENULIS

Penulis bernama Made Dwi Rantiasih

merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Lahir di

Singaraja, Bali pada tanggal 15 Juni 1985 dari

pasangan Bapak Drs. I Nyoman Sukarma dan Ibu Ketut

Ariasih, S.Sos. Pendidikan yang telah ditempuh yaitu

pada tahun 1991 lulus dari Taman Kanak - Kanak (TK)

Mutiara Singaraja. Tahun 1991-1997 melanjutkan di

SD 1.6 Banjar Jawa, Singaraja. Tahun 2000 lulus dari SLTP Negeri 1 Singaraja.

Pada tahun 2003 lulus dari SMU Negeri 1 Singaraja dan penulis langsung

melanjutkan studinya di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis pernah menjadi asisten Praktikum Farmasetika, asisten Praktikum Sedian

Solid, dan asisten Praktikum Sediaan Cair Semi Solid.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI