fakultas bahasa dan seni universitas negeri …lib.unnes.ac.id/23843/1/2111412051.pdf · dibuktikan...
TRANSCRIPT
i
i
REDUPLIKASI VERBA BAHASA INDONESIA DAN BAHASA JAWA
SKRIPSI
untuk memperoleh gelar Sarjana Sastra
Oleh:
Nama : Aimah Nurul Falah
NIM : 2111412051
Program Studi : Sastra Indonesia
Jurusan : Bahasa dan Sastra Indonesia
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
ii
ii
SARI
Falah, Aimah Nurul. 2016. Reduplikasi Verba Bahasa Indonesa dan Bahasa
Jawa. Skripsi. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan
Seni, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Drs. Wagiran, M.Hum.,
Pembimbing II: Septina Sulistyaningrum, S.Pd., M.Pd.
Kata Kunci: morfologi, analisis kontrastif, reduplikasi verba
Analisis kontrastif merupakan ilmu bahasa yang digunakan untuk
membandingkan dua bahasa atau lebih secara sinkronis. BI dan BJ mempunyai
perbedaan ciri dan struktur morfologis menurut kaidah masng-masing. Untuk
mengetahui bentuk-bentuk reduplikasi verba kedua bahasa tersebut dapat
dibuktikan dengan cara membandingkan kedua bahasa tersebut. Dalam penelitian
ini peneliti membatasi permasalahan membandingkan BI dan BJ berdasarkan
bentuk-bentuk reduplikasi verba.
Berdasarkan latar belakang tersebut, perumusan masalah dalam penelitian
ini adalah bagaimanakah bentuk reduplikasi verba BI, bentuk reduplikasi verba BJ,
dan perbandingan bentuk reduplikasi verba BI dan BJ. Tujuan dari penelitian ini
yaitu, mendeskripsikan masing-masing bentuk reduplikasi verba BI dan BJ serta
mendeskripsikan perbandingan bentuk reduplikasi verba BI dan BJ.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi pendekatan
teoretis dan metodologis. Secara teoretis penelitian ini menggunakan sinkronis
konrastif, sedangkan secara metodologis penelitian ini menggunakan pendekatan
dekriptif komparatif. Langkah-langkah penelitian ini didasarkan pada tiga tahap,
yaitu (1) tahap penyediaan data, (2) tahap analisis data, dan (3) tahap penyajian
analisis data.
Hasil penelitian ini adalah mengenai bentuk reduplikasi verba BI, bentuk
reduplikasi verba BJ, dan perbandingan bentuk reduplikasi verba BI dan BJ. Bentuk
reduplikasi verba BI dibagi menjadi 4, yaitu (1) pengulangan seluruh, (2)
pengulangan sebagian, (3) pengulangan berafiks, dan (4) pengulangan dengan
perubahan fonem. Sedangkan reduplikasi verba BJ dibagi menjadi 3, yaitu (1)
pengulangan penuh, (2) pengulangan parsial, dan (3) pengulangan semu.
Persamaan bentuk reduplikasi verba BI dan BJ yaitu (1) pengulangan seluruh, baik
dalam BI dan BJ masing-masing memiliki pola D + D, (2) pengulangan verba
berafiks, pada pengulangan verba berafiks baik dalam BI dan BJ sama-sama
memiliki pola D + (D + sufiks (-an)) dan pola (prefiks di- + D) + D, (3) pengulangan
dengan perubahan fonem, dan (4) pengulangan verba ulang semu. Perbedaan
reduplikasi verba antara BI dan BJ terdapat pada (1) pengulangan sebagian. Dalam
BI pola (prefiks me- + D) + D berpadanan dengan pola (prefiks N(ng-) + D) + D
dan pola (prefiks N(ny-) + D) + D dalam BJ. Dalam BI pola (prefiks ber- + D) + D
berpadanan dengan pola (prefiks N(ng-) + D) + D dan pola D + D dalam BJ. Dalam
BI pola (prefiks ter- + D) + D berpadanan dengan pola (prefiks N(ng-) + D) + D
dalam BJ., dan pada (2) pengulangan berafiks. Dalam BI pola D + (prefiks me- +
D) berpadanan pola D + (D + sufiks (-an)). Dalam BI pola (prefiks ber- + D) + D
iii
iii
berpadanan dengan pola D + (D + sufiks (-an)) dan pengulangan konsonan awal +
sufiks –an dalam BJ. Dalam BI pola konfiks ber-an + (D + D) berpadanan dengan
pola D + (D + sufiks (-an)). Dalam BI pola (kombinasi di-kan + D) + D berpadanan
dengan pola (konfiks di-(-a)ke + D) + D dalam BJ. Dalam BI pola (prefiks me- +
D) + D berpadanan dengan pola (prefiks N(ng-) + D) + D dan pola (prefiks ma(-)
+ D) + D dalam BJ. Dalam BI pola (kombinasi (me-kan) + D) + D berpadanan
dengan pola (konfiks (N-ake) + D) + D dalam BJ. Dalam BI pola (kombinasi (me-
i) + D) + D berpadanan dengan pola (konfiks (N-i) + D) + D dan pola D + (D +
sufiks -i) dalam BJ. Dalam BI pola (prefiks ter- + D) + D berpadanan dengan pola
D + (D + sufiks -a) dalam BJ.
Saran yang dapat direkomendasikan yaitu penelitian reduplikasi verba BI
dan BJ ini dapat dikembangkan dengan memperbanyak rumusan masalah yang ada.
Bentuk-bentuk reduplikasi verba BI dapat diteliti kembali berdasarkan ciri sintaksis
maupun ciri semantis. Begitu juga reduplikasi verba pada BJ sebagai bahasa
pembandingnya. Selain itu, pada perbandingan reduplikasi verba BI dan BJ perlu
juga untuk mengkaji pengaruh antara kedua bahasa tersebut sehingga dapat
diketahui tingkat kerumpunannya.
iv
iv
v
v
vi
vi
vii
vii
MOTO DAN PERSEMBAHAN
Moto:
:(۳۹وأ ن ليس لل نسان اال ماسعى ) النجم
“Dan bahwasannya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang
telah diusahakannya.” (Q.S An-Najm: 93).
Jika hidup adalah pilihan, pilihlah jalan yang kau sukai menurut versi-Nya.
(Penulis).
Persembahan:
Bapak Ibuku yang telah memberikan jiwa raga dan
seluruh hidup, serta doa yang tidak pernah terhenti
Kakak-kakakku dan Mbakku serta keluarga tercinta
Almamaterku, Unnes
Keluarga Besar Ponpes Durrotu Ahlissunnah
Waljamaah
viii
viii
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt., atas limpahan anugerah
dan karunia-Nya, atas nikmat, taufik, serta hidayah-Nya karena dengan rida-Nya
skripsi yang berjudul “Reduplikasi Verba Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa” ini
dapat terselesaikan dengan baik.
Penyusunan skripsi ini tidak mungkin terselesaikan tanpa melibatkan
berbagai pihak yang telah menyumbang bantuan yang sangat berharga. Ucapan
terima kasih terutama penulis sampaikan kepada Drs. Wagiran, M.Hum. dan
Septina Sulistyaningrum, M.Pd., sebagai dosen pembimbing skripsi, yang tiada
lelah telah memberikan bimbingan dan wawasan secara teoretis dan metodologis
dalam proses penelitian sampai dengan penyusunan skripsi ini.
Selain itu, penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan atas
bantuan, bimbingan, dan dukungan kepada pihak-pihak yang terkait dalam proses
penyusunan skripsi ini. Terima kasih dan penghargaan disampaikan kepada:
1. Bapak Jariyo, Ibu Jasemi, dan seluruh keluarga tercinta yang telah memberikan
doa dan ridanya demi kesuksesan penulis;
2. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang;
3. Prof. Dr. Agus Nuryatin, M.Hum., Dekan Fakultas Bahasa dan seni,
Universitas Negeri Semarang;
4. Dr. Hariyadi, M.Pd., Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas
Negeri Semarang;
ix
ix
5. U’um Qomariyah, S.Pd., M.Hum., Ketua Program Studi Sastra Indonesia,
Universitas Negeri Semarang;
6. Para pengajar Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Negeri
Semarang;
7. Segenap staf perpustakaan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia dan
perpustkaan Universitas Negeri Semarang;
8. Ibu Nyai Mukhayaroh beserta keluarga Ndalem yang telah memberikan ilmu
dan pengalaman kepada peneliti dengan penuh kesabaran dan keikhlasan;
9. Teman-teman seperjuangan Prodi Sastra Indonesia, Universitas Negeri
Semarang yang tidak pernah letih menemani dan berbagi curahan isi hati;
10. Keluarga Besar Pondok Pesantren Durrotu Ahlissunnah Waljamaah (PPDA),
Banaran, Semarang khususnya teman-teman di kamar Al-Hafiz yang telah
memberikan dorongan semangat dalam penyelesaian skripsi ini;
11. Semua pihak yang tidak mungkin disebutkan dalam lembar ini, yang telah
membantu menyelesaikan skripsi ini;
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Tentu
saja kekurangan dan kesalahan tersebut berasal dari diri pribadi penulis. Oleh
karena itu, kritik dan saran penulis butuhkan untuk perbaikan skripsi ini.
Semarang, 30 Juni 2016
(Penulis)
x
x
DAFTAR ISI
SARI ................................................................................................................. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iv
PENGESEHAN KELULUSAN........................................................................ v
PERNYATAAN ............................................................................................... vi
MOTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... vii
PRAKATA ....................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii
DAFTAR BAGAN .......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xv
DAFTAR SINGKATAN, TANDA, DAN LAMBANG ................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 7
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................... 7
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS ......................... 9
2.1 Kajian Pustaka ......................................................................................... 9
xi
xi
2.2 Landasan Teoretis .................................................................................. 17
2.2.1 Analisis Kontrastif .......................................................................... 18
2.2.2 Morfologi ........................................................................................ 19
2.2.3 Kata ................................................................................................ 20
2.2.3.1 Kata Kerja Bahasa Indonesia ....................................................... 22
2.2.3.2 Kata Kerja Bahasa Jawa ............................................................. 27
2.2.4 Teori Reduplikasi Umum ............................................................... 33
2.2.5 Verba Reduplikasional Bahasa Indonesia ..................................... 41
2.2.6 Verba Reduplikasional Bahasa Jawa .............................................. 48
2.3 Kerangka Berpikir ................................................................................. 50
BAB III METODE PENELITIAN..................................................................... 53
3.1 Pendekatan Penelitian ............................................................................. 53
3.2 Data dan Sumber Data ............................................................................. 54
3.3 Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 55
3.4 Metode Analisis Data ............................................................................. 57
3.5 Metode Penyajian Hasil Analisi Data ................................................... 57
BAB IV PEMBENTUKAN VERBA REDUPLIKASIONAL BAHASA
INDONESIA DAN BAHASA JAWA, PERSAMAAN, DAN
PERBEDAANNYA ............................................................................ 59
4.1 Bentuk Reduplikasi Verba Bahasa Indonesia ...................................... 60
xii
xii
4.1.1 Bentuk Pengulangan Seluruh Reduplikasi Verba BI ...................... 60
4.1.2 Bentuk Pengulangan Sebagian Reduplikasi Verba BI ................... 62
4.1.3 Bentuk Pengulangan Berafiks Reduplikasi Verba BI .................... 66
4.1.4 Bentuk Pengulangan Perubahan Fonem Reduplikasi Verba BI .......... 78
4.2 Bentuk Reduplikasi Verba Bahasa Jawa ................................................ 81
4.2.1 Bentuk Pengulangan Penuh Reduplikasi Verba BJ ........................ 81
4.2.2 Bentuk Pengulangan Parsial Reduplikasi Verba BJ ....................... 85
4.2.3 Pengulangan Bentuk Dasar Semu Reduplikasi Verba BJ.............. 101
4.3 Perbandingan Bentuk Reduplikasi Verba BI dan BJ ............................. 104
4.3.1 Pengulangan Seluruh Reduplikasi Verba BI dan BJ ..................... 105
4.3.2 Pengulangan Sebagian Reduplikasi Verba BI dan BJ ................... 108
4.3.3 Pengulangan Berafiks Reduplikasi Verba BI dan BJ .................... 117
4.3.4 Pengulangan Perubahan Fonem Reduplikasi Verba BI dan BJ ...... .. 139
BAB V PENUTUP ............................................................................................ 144
5.1 Simpulan ................................................................................................ 144
5.2 Saran ...................................................................................................... 146
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 147
LAMPIRAN ...................................................................................................... 150
xiii
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Daftar Afiks Pembentuk Verba Bahasa Indonesia ............................... 25
Tabel 2. Daftar Afiks Pembentuk Verba Bahasa Jawa ...................................... 32
Tabel 3. Bentuk Pengulangan Seluruh Reduplikasi Verba BI .......................... 61
Tabel 4. Bentuk Pengulangan Sebagian Reduplikasi Verba BI ......................... 63
Tabel 5. Bentuk Pengulangan Berafiks Reduplikasi Verba BI ......................... 66
Tabel 6. Bentuk Pengulangan Perubahan Fonem Reduplikasi Verba BI ........... 79
Tabel 7. Bentuk Pengulangan Penuh Reduplikasi Verba BJ ............................. 81
Tabel 8. Bentuk Pengulangan Parsial Reduplikasi Verba BJ ............................ 85
Tabel 9. Bentuk Pengulangan Dasar Semu Reduplikasi Verba BJ .................. 102
Tabel 10. Perbandingan Pengulangan Seluruh Reduplikasi Verba BI dan BJ
…………………………………………………………………… 108
Tabel 11. Perbandingan Pengulangan Sebagian Reduplikasi Verba BI dan BJ
…………………………………………………………………… 117
Tabel 12. Perbandingan Pengulangan Berafiks Reduplikasi Verba BI dan BJ
……………………………………………………........................... 138
Tabel 13. Perbandingan Pengulangan Perubahan Fonem Reduplikasi Verba BI dan
BJ ...................................................................................................... 142
xiv
xiv
DAFTAR BAGAN
Bagan 1. Kerangka Berpikir ............................................................................. 52
xv
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Tabel Bentuk-Bentuk Reduplikasi Verba BI ............................. 150
Lampiran 2. Tabel Bentuk-Bentuk Reduplikasi Verba BJ.............................. 154
Lampiran 3. Tabel Perbandingan Bentuk Reduplikasi Verba BI dan BJ ........ 157
Lampiran 4. Data Bahasa Indonesia................................................................ 161
Lampiran 5. Data Bahasa Jawa dan Terjemahan BI ....................................... 166
Lampiran 6. Kartu Data ................................................................................... 175
xvi
xvi
DAFTAR SINGKATAN, TANDA, DAN LAMBANG
BI = Bahasa Indonesia
BJ = Bahasa Jawa
D = Dasar
V = Verba
N = Nomina
Adv = Adverbia
Adj = Adjektiva
/ / = Lambang Morfologis
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Bahasa merupakan salah satu sarana atau alat untuk berkomunikasi. Bahasa
merupakan sistem lambang bunyi yang dipergunakan oleh para anggota suatu
masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri
(Kridalaksana 2011:24). Kemampuan menyampaikan informasi melalui pemakaian
bahasa menjadikan seseorang mampu menggunakan pengetahuan nenek
moyangnya dan menyerap pengetahuan orang lain serta kebudayaan yang lain.
Bahasa dapat berkembang karena adanya kontak dengan bahasa atau budaya lain
sehingga antara satu bahasa dengan bahasa yang lain akan saling mempengaruhi.
Adanya bahasa daerah yang sampai saat ini masih digunakan bahkan terus
dilestarikan menunjukkan masing-masing daerah ingin mempertahankan
identitasnya, di samping tetap mengakui bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi
negara. Namun arus interaksi yang tidak bisa dihentikan mengharuskan kedua
bahasa tersebut saling mempengaruhi. Hal tersebut tampak misalnya dalam bentuk
kata dan perluasan kosakata.
Bahasa Jawa merupakan bahasa daerah yang masih digunakan oleh
masyarakat Jawa dalam kehidupan sehari-hari. Budaya dan cara berpikir
masyarakat Jawa pun dapat tercermin dari pemakaian bahasanya. Dalam penelitian
yang dilakukan oleh Prof. Dr. Endang Nurhayati, M.Hum., tentang “Model
2
2
Pemertahanan Bahasa Jawa Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta” menyatakan
bahasa daerah adalah bahasa yang menyimpan nilai budaya luhur yang penuh
kearifan lokal. Pada bahasa tersebut terkandung nilai-nilai budi pekerti atau
karakter, pandangan hidup atau etika yang cocok untuk penduduknya, teknologi,
politik, dan hukum, pengobatan dan keharmonisan bergaul antarmasyarakat dan
dengan alam lingkungannya.
Bahasa Jawa memiliki ragam bahasa yang lebih kompleks dibanding
dengan bahasa Indonesia. Keragaman bahasa Indonesia lebih hanya sebatas pada
jenis pengungkapan bahasanya saja, misalnya berdasarkan media yang digunakan.
Bahasa Jawa memiliki tingkatan bahasa yang tidak ditemukan di dalam bahasa
Indonesia. Tingkatan bahasa tersebut berfungsi untuk menghormati dan memberi
penghargaan terhadap mitra tutur. Sebagai contoh, seorang anak yang ingin
mempersilakan ayahnya makan, dalam masyarakat Jawa akan menggunakan kata
yang penuh honorifik. “Bapak, Njenengan monggo dhahar rumiyin!” Ujaran ini
tidak bisa dipadankan dengan kalimat bahasa Indonesia, misalnya “Bapak, kamu
silakan makan dahulu!” Dalam masyarakat Jawa, ujaran seperti ini tidak
mencerminkan penghormatan terhadap mitra tutur yang selayaknya dihormati.
Bagi masyarakat Jawa tentu penggunaan bahasa Jawa khususnya bahasa
lisan merupakan hal yang biasa. Hal ini dikarenakan masyarakat Jawa
menggunakan bahasa Jawa dalam komunikasi sehari-hari. Bagi masyarakat lain
yang ingin mempelajari bahasa Jawa tentu akan mengalami kesulitan dalam
mempelajari bahasa Jawa. Namun, bahasa Indonesia yang merupakan bahasa
persatuan, bahasa nasional dapat digunakan sebagai cara untuk mempermudah
3
dalam mempelajari bahasa Jawa. Dengan mengetahui persamaan maupun
perbedaan bahasa Jawa dengan bahasa Indonesia, masyarakat suku lain akan lebih
mudah menguasai bahasa Jawa karena mereka telah lebih dahulu mempelajari
bahasa Indonesia.
Bahasa Jawa yang memang serumpun dengan bahasa Melayu, wajarlah
apabila unsur-unsur yang ada dalam bahasa Jawa memiliki persamaan dengan
unsur-unsur bahasa Indonesia terutama pada kosakata, pelafalan, dan unsur
gramatikalnya. Secara historis, bahasa Indonesia merupakan salah satu dialek
temporal dari bahasa Melayu yang strukturnya maupun khazanahnya sebagian
besar masih sama atau mirip dengan dialek-dialek temporal terdahulu, seperti
bahasa Melayu Klasik dan bahasa Melayu Kuno.
Bahasa Indonesia memiliki ruang lingkup pemakaian yang lebih luas karena
digunakan sebagai bahasa nasional dan bahasa resmi negara. Sedangkan bahasa
Jawa hanya sebatas bahasa daerah yang dipakai dalam lingkup daerah saja. Namun,
bahasa Indonesia maupun bahasa Jawa masing-masing memiliki fungsi
kemasyarakatan yang khusus. Sejumlah fungsi kemasyarakatan yang penting
misalnya sebagai bahasa resmi pada taraf negara atau daerah, sebagai bahasa
perhubungan luas, sebagai bahasa yang dipakai dalam pendidikan formal, sebagai
bahasa kesenian, dan sebagai bahasa keilmuan dan keteknologian.
Bagi bangsa Indonesia yang pernah belajar di sekolah, mereka belajar
bahasa Indonesia dan mampu berbahasa Indonesia di samping berbahasa daerah
(Jawa). Hal ini berpengaruh terhadap pemakai bahasa menjadi seorang
dwibahasawan atau memiliki kemampuan menggunakan dua bahasa atau lebih.
4
Sehubungan dengan itu, di dalam menggunakan bahasa daerahnya sedikit banyak
mereka akan terpengaruh oleh bahasa Indonesia, atau sebaliknya.
Tingkat penguasaan seorang dwibahasawan dari satu individu dengan
individu yang lain jelas akan berbeda. Sudah lazim pula ditemukan bahwa seorang
dwibahasawan terampil menggunakan struktur tata bahasa kedua bahasa yang
dikuasainya tetapi tidak sama pengetahuannya dalam masing-masing kosakata
bahasa tersebut. Pada tataran leksikal, tidak lazim ditemukan dwibahasawan yang
kosakata bacaannya pada bahasa kedua lebih luas daripada bahasa pertamanya.
Pada tataran semantik, seorang dwibahasawan mungkin dapat mengungkapkan
makna dalam berbagai bidang lebih baik pada bahasa yang satu daripada bahasa
yang lainnya.
Jika kita perhatikan lebih lanjut lagi, masih dijumpai penutur bahasa Jawa
yang menggunakan struktur kata bahasa Jawa saat berbahasa Indonesia. Padahal
sebenarnya penutur yang berbahasa Jawa dapat menggunakan bahasa Indonesia
dengan benar; artinya mematuhi kaidah-kaidah bahasa Indonesia. Di samping itu,
masih dijumpai kerancuan dalam menentukan bentuk reduplikasi dalam bahasa
Indonesia dan reduplikasi dalam bahasa Jawa sebagai reduplikasi homonim atau
polisem.
Reduplikasi diartikan sebagai salah satu dari proses morfemis yang berupa
bentuk kata yang diulang yang berasal dari bentuk dasar atau berasal dari sebagian
bentuk dasar sehingga menghasilkan perubahan makna yang baru. Reduplikasi
bahasa Indonesia dengan bahasa Jawa tentu sudah memiliki perbedaan dalam
proses morfologisnya, afiks yang dimiliki kedua bahasa tersebut, dan sebagainya.
5
Reduplikasi bentuk verba atau reduplikasi pembentuk verba banyak
dijumpai dalam bahasa Indonesia dan juga bahasa Jawa. Bentuk verba yang
diturunkan melalui proses reduplikasi akan menghasilkan makna baru yang
bervariatif sesuai konteks dan bentuk kalimatnya. Masing-masing bahasa Indonesia
dan bahasa Jawa mempunyai bentuk yang sama misalnya dalam kalimat berikut
‘Andi ngajak mangan-mangan’ menjadi ‘Andi mengajak makan-makan’ dalam
bahasa Indonesia. Kata ‘mangan-mangan’ merupakan verba turunan hasil proses
reduplikasi dari kata dasar ‘mangan’ yang diulang dengan kata dasar yang sama
yaitu ‘mangan’. Begitu juga bentuk kata ‘makan-makan’ merupakan verba turunan
dari proses reduplikasi yang mengulang bentuk dasarnya, yaitu ‘makan’.
Akan tetapi, ada beberapa kategori reduplikasi verba yang dilihat dari ciri
morfologisnya antara bahasa Indonesia dan bahasa Jawa yang tidak bisa disamakan.
Misalnya dalam kalimat ‘Ibuku mengaduk-aduk bubur’. Dalam kategori ini, kata
‘mengaduk-aduk’ jika dipadankan dengan bahasa Jawa tidak bisa diturunkan
dengan proses reduplikasi berafiks (me-(Ng-) + aduk) + aduk = ‘mengaduk-aduk’.
Kata ‘mengaduk-aduk’ akan menjadi ‘ngaduk-aduk’ dalam bahasa Jawa yang
diturunkan dari hasil reduplikasi berafiks (N-(ng)- + aduk) + aduk = ‘ngaduk-
aduk’.
Perbedaan morfemis reduplikasi verba antara bahasa Indonesia (selanjutnya
disingkat BI) dan bahasa Jawa (selanjutnya disingkat BJ) dapat diketahui melalui
kajian analisis kontrastif. Analisis kontrastif merupakan sebuah cara dalam
menganalisis suatu bentuk-bentuk kebahasaan yang bertujuan untuk mencari
6
persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan antara bahasa atau dialek untuk
dijadikan sebagai bahan pengajaran atau pengetahuan linguistik.
Kajian terhadap bahasa Jawa dengan pendekatan linguistik dan
mengontraskannya dengan bahasa Indonesia dimaksudkan untuk mendeskripsikan
segi perbedaan dan persamaan secara berkaidah antara kedua bahasa tersebut.
Melalui pendekatan kontrastif ini akan diperoleh masing-masing ciri morfemis
reduplikasi verba yang dihasilkan serta perubahan maknanya.
Usaha untuk membandingkan BJ dan BI diperlukan dengan alasan, (1) bagi
masyarakat Jawa, BJ digunakan untuk berkomunikasi dalam sehari-hari, untuk
acara-acara tertentu, atau sebagai media perwarisan budaya Jawa, (2) BJ saat ini
banyak dipelajari oleh bangsa Indonesia untuk berbagai kepentingan berkaitan
dengan ilmu, ekonomi, sosial, dan budaya, (3) untuk memahami secara reseptif
bahasa diperlukan pengetahuan dan pembelajaran khusus. Salah satunya dengan
cara membandingkan kedua bahasa untuk mengetahui perbedaan dan persamaanya.
Selain itu, usaha kajian kontrastif ini didukung dengan kebutuhan akademis untuk
pengajaran bahasa, yaitu menjembatani pelajar BI atau dari daerah luar Jawa agar
lebih mudah dalam mempelajari dan memahami BJ, dan (4) adanya kosakata dari
BJ yang terserap dalam BI ataupun sebaliknya.
Berdasarkan hal di atas, menarik jika dilakukan perbandingan bentuk
reduplikasi verba bahasa Indonesia dan bahasa Jawa agar menemukan persamaan
dan perbedaan bentuk di antara kedua bahasa tersebut dan menemukan hal-hal baru
yang perlu dikaji ulang untuk kemajuan bahasa Indonesia dan bahasa Jawa.
7
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut.
(1) Bagaimanakah bentuk dan proses pembentukan reduplikasi verba bahasa
Indonesia?
(2) Bagaimanakah bentuk dan proses pembentukan reduplikasi verba bahasa
Jawa?
(3) Bagaimanakah perbandingan bentuk reduplikasi verba bahasa Indonesia
dan bahasa Jawa?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan
penelitian ini sebagai berikut:
(1) mendeskripsikan bentuk dan proses pembentukan reduplikasi verba bahasa
Indonesia
(2) mendeskripsikan bentuk dan proses pembentukan reduplikasi verba bahasa
Jawa
(3) mendeskripsikan perbandingan bentuk reduplikasi verba bahasa Indonesia
dan bahasa Jawa
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan setelah penelitian ini meliputi manfaat teoretis
dan manfaat praktis.
Secara teoretis, (1) penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan
khazanah pengetahuan kategori pembentuk reduplikasi verba, khususnya
8
reduplikasi BI baik yang sama maupun yang berbeda dari BJ, dan (2) penelitian ini
diharapkan dapat dijadikan referensi tambahan untuk penelitian linguistik
selanjutnya, terutama pada kajian kontrastif.
Secara praktis, (1) penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
tentang proses pembentukan reduplikasi verba BI dan BJ, dan (2) penelitian ini
diharapkan dapat memberikan informasi tentang bentuk-bentuk persamaan dan
perbedaan proses pembentukan reduplikasi verba BI dan BJ.