faktor run off dan infiltrasi.docx
TRANSCRIPT
![Page 1: faktor run off dan infiltrasi.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081719/55721448497959fc0b942ea6/html5/thumbnails/1.jpg)
SOAL
1. Buat siklus Geohidrologi secara detail dan sebutkan proses-proses yang terjadi
!
2. Faktor- factor apa yang berpengaruh terhadap besar run off dan air yang
masuk ke dalam tanah ?
3. Sebut dan jelaskan tipe – tipe lapisan aquifer !
JAWABAN :
1. Daur / siklus hidrologi, siklus air, atau siklus H2O adalah sirkulasi yang tidak
pernah berhenti dari air di bumi dimana air dapat berpindah dari darat ke
udara kemudian ke darat lagi bahkan tersimpan di bawah permukaan dalam
tiga fasenya yaitu cair (air), padat (es), dan gas (uap air). Daur hidrologi
merupakan salah satu dari daur biogeokimia. Siklus hidrologi memainkan
peran penting dalam cuaca, iklim, dan ilmu meteorologi. Keberadaan siklus
hidrologi sangat significant dalam kehidupan. kita tidak akan lama-lama di
bagian pembukaan, ayo kita segera meluncur ke detail-detail dari proses siklus
hidrologi. Meskipun keseimbangan air di bumi tetap konstan dari waktu ke
waktu, molekul air bisa datang dan pergi, dan keluar dari atmosfer. Air
bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain, seperti dari sungai ke laut, atau
dari laut ke atmosfer, oleh proses fisik penguapan, kondensasi, presipitasi,
infiltrasi, limpasan, dan aliran bawah permukaan. Dengan demikian, air
berjalan melalui fase yang berbeda: cair, padat, dan gas.
Siklus hidrologi melibatkan pertukaran energi panas, yang menyebabkan
perubahan suhu. Misalnya, dalam proses penguapan, air mengambil energi
dari sekitarnya dan mendinginkan lingkungan. Sebaliknya, dalam proses
kondensasi, air melepaskan energi dengan lingkungannya, pemanasan
lingkungan. Siklus air secara signifikan berperan dalam pemeliharaan
kehidupan dan ekosistem di Bumi. Bahkan saat air dalam reservoir masing-
![Page 2: faktor run off dan infiltrasi.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081719/55721448497959fc0b942ea6/html5/thumbnails/2.jpg)
masing memainkan peran penting, siklus air membawa signifikansi
ditambahkan ke dalam keberadaan air di planet kita. Dengan mentransfer air
dari satu reservoir ke yang lain, siklus air memurnikan air, mengisi ulang
tanah dengan air tawar, dan mengangkut mineral ke berbagai bagian dunia.
Hal ini juga terlibat dalam membentuk kembali fitur geologi bumi, melalui
proses seperti erosi dan sedimentasi. Selain itu, sebagai siklus air juga
melibatkan pertukaran panas, hal itu berpengaruh pada kondisi iklim di bumi.
2. Faktor – faktor yang berpengaruh terhadap besar run off dan air yang masuk
ke dalam tanah (infiltrasi) yaitu :
a. Tipe tanah dan tekstur tanah
Tipe tanah tergantung pada tekstur tanahnya: partikel-partikel mineral
penyusun tanah. Tiga tipe tanah utama dibedakan berdasarkan tiga fraksi partikel
mineral tanah: pasir, debu dan liat.
Sistem Air - Tanah (Brouwer et al., 1986).
![Page 3: faktor run off dan infiltrasi.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081719/55721448497959fc0b942ea6/html5/thumbnails/3.jpg)
Tanah yang terdiri atas partikel pasir kasar (tanah bertekstur kasar) disebut tipe
tanah berpasir; tanah yang terdiri atas partikel debu yang berukuran medium
(tanah bertekstur medium) disebut tipe tanah berlempung; tanah yang terdisi tas
partikel liat berukuran halus (tanah bertekstur halus) disebut tanah liat atau tanah
berliat.
Table 1. Laju infiltrasi (Brouwer et al., 1986).
Ukuran partikel-partikel mineral dalam suatu tanah menentukan ukuran
rongga terbuka di antara partikel-partikel tersebut, yaitu PORI TANAH. Proses
infiltrasi air lebih mudah melalui pori yang ukurannya besar pada tanah-tanah
berpasir (kapasitas infiltrasi lebih tinggi) dibandingkan dengan infiltrasi melalui
pori halus pada tanah liat (kapasitas infiltrasi lebih rendah).
b. Struktur Tanah
Struktur tanah juga mempengaruhi kapasitas infiltrasi. Struktur tanah
mencerminkan bagaimana tatanan partikel-partikel mineral saling bergabung
bersama membentuk agregat. Tanah-tanah berpasir biasanya mempunyai struktur
butir-lepas, karena individual partikel pasir tidak dapat saling melekat bersama
bergabung menjadi agregat ayang lebih besar. Beberapa tanah liat membentuk
retakan-retakan yang besar pada kondisi kering, dan aggregates (bongkahan) besar
dapat diambil (ditarik) dengan tangan. Tanah-tanah ini mempunyai takstur halus
Tipe tanah Laju Infiltrasi (mm/jam)
Pasir = sand less Kurang dari 30
Lempung Berpasir = sandy loam 20 - 30
Lempung = loam 10 - 20
Lempung Liat = clay loam 5 - 10
Liat = clay 1 - 5
![Page 4: faktor run off dan infiltrasi.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081719/55721448497959fc0b942ea6/html5/thumbnails/4.jpg)
dan struktur yang kasar (agregat besar-besar). Ukuran dan distribusi retakan-
retakan di antara agregat tanah dapat mempengaruhi kapasitas infiltrasi tanah:
tanah dengan retakan-retakan besar akan mempunyai laju infiltrasi yang tinggi.
c. Kerak = Sealing
Kapasitas infiltrasi suatu tanah juga tergantung pada efek tetesan air hujan
pada permukaan tanah. Tetesan air hujan memukul tanah permukaan dengan gaya
yang cukup besar yang mampu menghancurkan agregat tanah dan mendorong
partikel halus tanah masuk ke dalam pori tanah lapisan atas. Hal ini dapat
mengakibatkan penyumbatan pori tanah dan pembentukan lapisan tipis yang
kompak dan padat di permukaan tanah, dan selanjutnya akan sangat menghambat
laju infiltrasi. Efek seperti ini lazim disebut dengan istilah “capping, crusting atau
sealing; menjelaskan mengapa di daerah-daerah dengan curah hujan tinggi dan
frekuensi tinggi, biasanya diikuti oleh runoff yang sangat besar.
Tanah-tanah dengan kandungan liat yang tinggi (tanah-tanah berliat)
sangat mudah membentuk kerak-permukaan (sealing). Tanah-tanah berpasir
biasanya tidak mudah membentuk kerak-permukaan. Adanya kerak-permukaan di
lokasi zone tangkapan air sangat menguntungkan untuk memanen air hujan,
karena dapat menurunkan laju infiltrtasi. Akan tetapi di lahan pengolahan, adanya
kerak-permukaan ini dianggap merugikan. Petani dapat meningkatkan laju
infiltrasi di lahan pengolahan dengan jalan menjaga kondisi permukaan tanah
tetap kasar, dengan jalan membuat guludan-guludan atau pembajakan tanah.
d. Vegetasi
Vegetasi mempunyai pengaruh sangat besar terhadap laju infiltrasi suatu
tanah. Vegetasi penutup muka lahan yang rapat dapat melindungi tanah dari
pukulan air hujan, mereduksi terbentuknya ”kerak” di permukaan tanah, dan
meningkatkan laju infiltrasi. Sistem perakaran dan bahan organic tanah
meningkatkan porositas tanah dan dengan demikian memperbaiki kapasitas
infiltrasi suatu tanah. Pada lahan-lahan yang agak miring, runoff dapat
![Page 5: faktor run off dan infiltrasi.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081719/55721448497959fc0b942ea6/html5/thumbnails/5.jpg)
diperlambat oleh adanya vegetasi, sehingga air hujan mempunyai kesempatan
lebih banyak untuk infiltrasi. Sarana konservasi tanah memanfaatkan prinsip-
prinsip seperti ini. Dalam system pemanenan air, daerah-tangkapan-air (sekala
mikro) idealnya dijaga tetap rata dan bebas vegetasi.
e. Panjang Lereng
Biasanya lahan yang lebih miring menghasilkan lebih banyak runoff
dibandingkan dengan lahan yang lebih datar, dan dengan meningkatnya panjang
lereng ternyata volume runoff menurun. Dengan meningkatnya panjang lereng,
waktu yang diperlukan oleh setetes air hujan untuk mencapai lahan budidaya
semakin besar. Hal ini berarti tersedia waktu yang lebih lama bagi tetes air hujan
tersebut untuk mengalami infiltrasi dan evaporasi. Evaporasi merupakan factor
penting yang menentukan runoff di daerah iklim kering (arid dan semi arid) ,
karena lembab nisbi udara yang rendah dan seringkali suhu permukaan tanah dan
suhu udaranya tinggi.
f. Curah Hujan dan Limpasan Permukaan
Proporsi curah hujan yang menjadi runoff ini tergantung pada berbagai
faktor. Kalau intensitas hujan pada suatu kejadian hujan lebih rendah dari
kapasitas infiltrasi tanah, maka tidak akan terjadi runoff.
3. Tipe – tipe lapisan aquifar
Unconfined aquifer adalah akifer yang tidak tertekan dimana lapisan
permeable pada bagian bawahnya dibatasi oleh lapisan impermeable atau
kedap air. Tipe akifer ini sangat umum dijumpai sebagai lapisan air tanah
dangkal (Shallow Grounwater).
Confined Aquifer adalah akifer yang tertekan dimana lapisan yang
permeable baik di atas dan dibawahnya dibatasi lapisan kedap air
(impermeable) contoh : Air tanah dalam (Deep ground water). Apabila air
tnaha ini bocor atau muncul ke permukaan maka disebut air tanah artesis,
![Page 6: faktor run off dan infiltrasi.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081719/55721448497959fc0b942ea6/html5/thumbnails/6.jpg)
mata air tersebut akan muncrat dan mencapai ketinggian tertentu (sejajar
dengan potensial head).
Leaky Aquifer adalah akifer semi confined dimana lapisan yang
permeable di atas dan di bawahnya dibatasi oleh lapisan semi permeable.
Idealized Aquifer adalah akifer yang diasumsikan homogeny dan
isothropik (1), untuk meudahan perhitungan matematik.