bab ii kajian pustaka a. deskripsi teori 1. zig-zag run...

21
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Zig-Zag Run dan Shuttle Run a. Pengertian Shuttle Run Menurut Sajoto (1995) kelincahan adalah kemampuan seseorang dalam merubah arah, dalam posisi-posisi di arena tertentu. Dengan demikian zig-zag run adalah suatu macam bentuk latihan yang dilakukan dengan gerakan berkelok-kelok melewati rambu-rambu yang telah disiapkan, dengan tujuan untuk melatih kemampuan berubah arah dengan cepat. Sedangkan shuttle run adalah tes untuk mengukur kelincahan kaki, tetapi dalam tes shuttle run testi juga harus memindahkan balok dengan jarak 4 x 10 meter sehingga testi juga harus lincah dalam mengambil balok dengan waktu yang cepat. Tujuan shuttle run untuk melatih mengubah gerak tubuh arah lurus. Siswa lari bolak balik secepatnya dari titik yang satu ke titik yang lain sebanyak 10 kali. Setiap kali sampai pada suatu titik dia harus berusaha secepatnya membalikkan badan untuk lari menuju titik yang lain. Menurut Harsono (1988: 172) yang perlu diperhatikan bahwa dalam latihan shuttle run, yaitu: 1.) Jarak antara kedua titik jangan terlalu jauh, misalnya 10 m, maka ada kemungkinan bahwa setelah lari beberapa kali bolak balik dia tidak mampu lagi untuk melanjutkan larinya, dan atau membalikkan badannya dengan cepat disebabkan karena faktor kelelahan. Dan kalau kelelahan mempengaruhi

Upload: haliem

Post on 05-Jun-2018

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Zig-Zag Run ...eprints.uny.ac.id/24258/6/6.+BAB+II.pdf · Hakikat Zig-Zag Run dan Shuttle Run a. Pengertian Shuttle Run Menurut Sajoto

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Hakikat Zig-Zag Run dan Shuttle Run

a. Pengertian Shuttle Run

Menurut Sajoto (1995) kelincahan adalah kemampuan

seseorang dalam merubah arah, dalam posisi-posisi di arena tertentu.

Dengan demikian zig-zag run adalah suatu macam bentuk latihan yang

dilakukan dengan gerakan berkelok-kelok melewati rambu-rambu

yang telah disiapkan, dengan tujuan untuk melatih kemampuan

berubah arah dengan cepat. Sedangkan shuttle run adalah tes untuk

mengukur kelincahan kaki, tetapi dalam tes shuttle run testi juga harus

memindahkan balok dengan jarak 4 x 10 meter sehingga testi juga

harus lincah dalam mengambil balok dengan waktu yang cepat.

Tujuan shuttle run untuk melatih mengubah gerak tubuh arah

lurus. Siswa lari bolak balik secepatnya dari titik yang satu ke titik

yang lain sebanyak 10 kali. Setiap kali sampai pada suatu titik dia

harus berusaha secepatnya membalikkan badan untuk lari menuju titik

yang lain.

Menurut Harsono (1988: 172) yang perlu diperhatikan bahwa

dalam latihan shuttle run, yaitu:

1.) Jarak antara kedua titik jangan terlalu jauh, misalnya 10 m,

maka ada kemungkinan bahwa setelah lari beberapa kali

bolak balik dia tidak mampu lagi untuk melanjutkan larinya,

dan atau membalikkan badannya dengan cepat disebabkan

karena faktor kelelahan. Dan kalau kelelahan mempengaruhi

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Zig-Zag Run ...eprints.uny.ac.id/24258/6/6.+BAB+II.pdf · Hakikat Zig-Zag Run dan Shuttle Run a. Pengertian Shuttle Run Menurut Sajoto

8

kecepatan larinya, maka latihan tersebut sudah tidak sahih

(valid) lagi untuk digunakan sebagai latihan kelincahan.

2.) Jumlah ulangan lari bolak balik jangan terlalu banyak

sehingga menyebabkan siswa lelah. Kalau ulangan larinya

terlalu banyak maka menyebabkan seperti di atas. Faktor

kelelahan akan mempengaruhi apa yang sebetulnya ingin

dilatih yaitu kelincahan.

Menurut Harsono (1988: 172) keuntungan dan kerugian shuttle

run, yaitu:

1) Keuntungan:

a) Secara psikis gerakan shuttle run lebih mudah di ingat

sehingga memungkinkan siswa dapat berkonsentrasi penuh

pada kecepatan lari.

b) Bila dilakukan terus menerus siswa terbiasa dengan sudut

belok yang tajam (180

derajat), lebih tajam di banding

dengan sudut belok lari zig-zag. (45 dan 90

derajat).

Ketajaman sudut tersebut diatas memungkinkan hasil yang

dicapai pada saat tes dengan alat tes kelincahan dribbling

untuk shuttle run dibanding lari zig=zag..

2) Kerugian:

a) Pada waktu melakukan latihan, kemungkinan siswa cidera

otot lebih besar karena shuttle run menuntut kekuatan otot

untuk berhenti secara mendadak lalu berbelok arah untuk

berlari kearah yang berlawanan.

b) Banyak membutuhkan konsentrasi pada saat berbalik arah.

Hal ini dikarenakan sering terjadi kehilangan

keseimbangan.

Bentuk latihan ini sangat sesuai dengan gerakan-gerakan

menggiring bola dalam hampir setiap bentuk permainan terutama

dalam permainan sepak bola.

b. Latihan Zig-zag

Tujuan latihan zig-zag adalah untuk menguasai keterampilan

lari, menghindar dari berbagai halangan baik orang maupun benda

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Zig-Zag Run ...eprints.uny.ac.id/24258/6/6.+BAB+II.pdf · Hakikat Zig-Zag Run dan Shuttle Run a. Pengertian Shuttle Run Menurut Sajoto

9

yang ada di sekeliling (Saputra, 2002: 21). Sesuai dengan tujuannya

latihan zig-zag dibedakan menjadi dua, yaitu:

1) Latihan lari zig-zag untuk mengukur kelincahan seseorang

a) Melatih lari segi tiga dengan ukuran garis segitiga yang telah

ditentukan.

b) Latihan lari bentuk bintang dengan ukuran garis berbentuk

bintang yang telah di tentukan.

2) Latihan lari zig-zag untuk merubah arah gerak tubuh atau bagian

tubuh.

a) Latihan lari angka delapan, berlari mengikuti angka delapan.

b) Berlari dengan melewati rintangan, pada saat berlari akan

berbentuk garis zig-zag.

Latihan zig-zag hampir sama dengan lari bolak-balik, kecuali siswa

lari melintasi beberapa titik, misalnya 10 titik (Harsono, 1988: 172).

Menurut Harsono (1988: 172) keuntungan dan kerugian zig-zag

run, yaitu:

1) Keuntungan:

a) Kemungkinan cidera lebih kecil karena sudut ketajaman

berbelok arah lebih kecil (45

dan 90

derajat).

b) Banyak membutuhkan koordinasi gerak tubuh, sehingga

mempermudah dalam tes kelincahan dribbling

2) Kerugian:

a) Secara psikis arah lari perlu pengingatan lebih.

b) Siswa tidak terbiasa dengan ketajaman sudut lari yang besar

sehingga pada saat melakukan tes kelincahan dribbling

siswa menganggap sudut lari tes kelincahan dribbling lebih

sulit. Akibatnya siswa konsentrasinya terpusat pada arah

belok dan bukan pada kecepatan larinya.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Zig-Zag Run ...eprints.uny.ac.id/24258/6/6.+BAB+II.pdf · Hakikat Zig-Zag Run dan Shuttle Run a. Pengertian Shuttle Run Menurut Sajoto

10

2. Keterampilan Menggiring Bola

Menggiring bola diartikan dengan gerakan-gerakan lari

menggunakan bagian kaki mendorong bola agar bergulir terus-menerus di

atas tanah. Menggiring bola hanya dilakukan pada saat-saat

menguntungkan saja, yaitu pada saat bebas dari lawan (Sukatamsi, 1992:

12).

Keterampilan menurut Lutan Rusli (1988: 94) adalah keterampilan

dipandang sebagai satu perbuatan atau tugas yang merupakan indikator

dari tingkat kemahiran seseorang dalam melaksanakan suatu tugas. Teknik

dasar bermain sepakbola adalah semua cara pelaksanaan gerakan-gerakan

yang diperlukan untuk bermain sepakbola, terlepas sama sekali dari

permainannya. Artinya memerintah badan sendiri dan memerintah bola

dengan kakinya, dengan tungkainya, dengan kepalanya, dengan badannya,

kecuali dengan lengannya. Jadi setiap pemain harus dapat memerintah

bola, bukan bola memerintah pemain.

Kualitas teknik dasar pemain lepas dari faktor-faktor taktik dan

fisik akan menentukan tingkat permainan suatu kesebelasan sepakbola.

Makin baik tingkat keterampilan teknik pemain dalam memainkan dan

menguasai bola makin cepat dan cermat kerjasama kolektif akan tercapai.

Dengan demikian kesebelasan akan lebih lama menguasai bola atau

menguasai permainan, akan tetapi mendapatkan keuntungan secara fisik,

moril dan taktik. Oleh karena itu pemain pemula harus menguasai macam-

macam teknik dasar bermain yang merupakan faktor untuk bermain.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Zig-Zag Run ...eprints.uny.ac.id/24258/6/6.+BAB+II.pdf · Hakikat Zig-Zag Run dan Shuttle Run a. Pengertian Shuttle Run Menurut Sajoto

11

Melihat kenyataan yang sebenarnya maka keterampilan teknik dasar perlu

dilakukan dengan latihan-latihan yang berulang-ulang sehingga akhirnya

merupakan gerakan yang otomatis. Jadi seorang pemain sepakbola yang

tidak menguasai keterampilan teknik dasar bermain tidaklah mungkin akan

menjadi pemain yang baik dan terkemuka.

Adapun teknik dasar yang sering digunakan dalam permainan

sepakbola di antaranya adalah teknik dasar menggiring bola. Menggiring

bola merupakan salah satu teknik dasar yang cukup memiliki peranan

penting dalam permainan sepak bola, tidak heran jika para pengamat sepak

bola khususnya mengatakan bahwa mahirnya seorang pamain dapat dilihat

pada bagaimana seorang pemain tersebut menggiring bola. Untuk

meningkatkan keterampilan menggiring bola, teknik harus dilatih, seperti:

kekuatan, kecepatan, kelentukan, kelincahan dan sebagainya. Kini banyak

para pelatih mengabaikan atau menganggap tidak penting.

Ada tiga unsur kondisi fisik yang cukup besar peranannya dalam

menggiring bola, yaitu; kecepatan, kelentukan dan kelincahan, yang

menurut Bompa (1983: 249) dikatakan sebagai komponen biomotor.

Kecepatan hubungannya dengan cepat tidaknya seorang pemain membawa

bola ke arah depan, sedangkan kelentukan hubungannya dengan

bagaimana keluwesan seorang pemain mengolah bola dengan kakinya dan

bagaimana keluwesan dalam melalui rintangan, serta kelincahan

hubungannya dengan kecepatan mengubah arah untuk menghindari

rintangan.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Zig-Zag Run ...eprints.uny.ac.id/24258/6/6.+BAB+II.pdf · Hakikat Zig-Zag Run dan Shuttle Run a. Pengertian Shuttle Run Menurut Sajoto

12

Dribbling dapat diartikan sebagai suatu teknik menggiring bola.

Hal itu dikatakan oleh Csanadi Arpad (1972: 145) bahwa menggiring bola

adalah menggulirkan bola terus menerus di tanah sambil lari. Menurut

Hughes Charles (1980: 235) menggiring bola adalah kemampuan

seseorang pemain penyerang menguasai bola untuk melewati lawan.

Selanjutnya menurut Soedjono (1985: 143) menggiring bola adalah

membawa bola dengan kaki untuk melewati lawan. Dari batasan yang

diberikan oleh para ahli tersebut tidak menunjukkan adanya perbedaan

pengertian, sehingga dapat diambil suatu pengertian bahwa dribbling atau

menggiring bola adalah suatu kemampuan menguasai bola dengan kaki

oleh pemain sambil lari untuk melewati lawan ataui membuka daerah

pertahanan lawan.

Kemampuan menggiring bola bertujuan untuk membantu

penyerangan dan menembus pertahanan lawan. Dribbling berguna untuk

mengontrol bola dan menguasainya sampai seorang rekan satu tim bebas

dan memberikannya dalam posisi yang lebih baik. Sedang menurut

Engkos Kosasih (1985: 56) tujuan menggiring bola adalah: (1) Melewati

lawan, (2) Menerobos benteng pertahanan lawan, (3) Mempermudah rekan

kesebelasan atau diri sendiri untuk membuat serangan atau mengukur

strategi, (4) Menguasai permainan.

Berorientasi dari tujuan menggiring bola, maka dapat dibedakan

beberapa cara menggiring bola, yaitu: (a) Menggiring bola dengan kura-

kura kaki bagian dalam, (b) Menggiring bola dengan kura-kura kaki

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Zig-Zag Run ...eprints.uny.ac.id/24258/6/6.+BAB+II.pdf · Hakikat Zig-Zag Run dan Shuttle Run a. Pengertian Shuttle Run Menurut Sajoto

13

bagian luar, (c) Menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian atas atau

punggung kaki.

Dari ketiga cara menggiring bola tersebut, yang dipilih penulis

adalah menggiring bola menggunakan kura-kura bagian dalam dan kura-

kura kaki bagian luar dalam penelitian. Hal ini dikarenakan untuk

melakukan teknik menggiring bola berputar ke arah kiri digunakan kura-

kura sebelah dalam kaki kanan, sedangkan untuk melakukan teknik

menggiring ke arah kanan digunakan kura-kura sebelah luar kaki kanan

(Sukatamsi 1988: 161).

Adapun cara menggiring bola menurut Sukatamsi (1988: 159)

dengan kura-kura kaki bagian dalam adalah sebagai berikut:

a.) Posisi kaki menggiring bola sama dengan posisi kaki dalam

menendang bola dengan kura-kura kaki sebelah kanan.

b.) Kaki yang digunakan untuk menggiring bola tidak diayunkan

seperti taknik menendang, akan tetapi tiap langkah secara

teratur menyentuh atau mendorong bola bergulir ke depan dan

bola harus selalu dekat dengan kaki. Dengan demikian bola

mudah dikuasai dan tidak mudah direbut oleh lawan.

c.) Pada saat menggiring bola lutut kedua kaki harus selalu sedikit

ditekuk, dan pada waktu kaki menyentuh bola, mata melihat

bola, selanjutnya melihat situasi lapangan.

Menggiring menggunakan kura-kura kaki bagian dalam berarti

posisi bola selalu berada dalam penguasaan pemain. Hal ini akan

menyebabkan lawan menemui kesukaran untuk merampas bola. Selain itu

pemain yang menggiring bola tersebut dengan mudah merubah arah jika

pemain lawan berusaha merebut bola. Jadi pemain yang menggiring bola

selalu diikuti atau bola selalu berada di antara kedua kaki penggiring

sehingga bola selalu dapat dilindungi. Di samping itu kalau menggiring

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Zig-Zag Run ...eprints.uny.ac.id/24258/6/6.+BAB+II.pdf · Hakikat Zig-Zag Run dan Shuttle Run a. Pengertian Shuttle Run Menurut Sajoto

14

bola menggunakan kura-kura kaki bagian dalam pemain dapat merubah-

rubah kecepatan sewaktu menggiring bola (Sarumpaet, 1992: 25).

Gambar 1

Perkenaan Bola pada Teknik Menggiring Bola dengan

Kura-kura Kaki Bagian Dalam

(Sukatamsi, 1988: 159)

Menurut Sukatamsi (1988: 161) menggiring bola dengan kura-kura

kaki bagian luar adalah:

a) Posisi kaki menggiring bola sama dengan posisi kaki dalam

menendang bola dengan kura-kura kaki bagian luar.

b) Setiap langkah secara teratur dengan kura-kura kaki bagian luar

kaki kanan atau kaki kiri mendorong bola bergulir ke depan,

dan bola selalu dekat dengan kaki.

c) Pada saat menggiring bola lutut kedua kaki harus selalu sedikit

ditekuk, dan pada waktu kaki menyentuh bola, mata melihat

bola, selanjutnya melihat situasi lapangan.

Menggiring bola dengan menggunakan kura-kura kaki bagian luar

memberi kesempatan pada pemain untuk mengubah-ubah arah serta dapat

menghindari lawan yang berusaha merampas bola. Mengubah arah dan

membelok ke kiri maupun ke kanan berarti menghindarkan bola dari

lawan karena dengan cara demikian tubuh pemain yang sedang

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Zig-Zag Run ...eprints.uny.ac.id/24258/6/6.+BAB+II.pdf · Hakikat Zig-Zag Run dan Shuttle Run a. Pengertian Shuttle Run Menurut Sajoto

15

menggiring bola dapat menutup atau membatasi lawan dengan bola

(Sarumpaet, 1992: 25).

Gambar 2

Perkenaan Bola pada Teknik Menggiring Bola dengan

Kura-kura Kaki Bagian Luar

(Sukatamsi, 1988: 162)

Menggiring bola (dribbling) tidak hanya dilatih dengan satu kaki

saja, melainkan dengan kedua-duanya kiri dan kanan. Hal itu dilatihkan

sepanjang latihan dan terus menerus untuk meningkatkan kemampuan

penguasaan bola yang baik dan secara bergantian akan memberikan

tambahan keseimbangan antara kaki kiri dan kanan. Dalam pelaksanaan

menggiring bola zig-zag melewati pancang atau lawan dapat dilakukan

dengan menggunakan kedua kaki bergantian, kaki kanan saja, atau

menggunakan kaki kiri saja.

Adapun cara pelaksanaannya menurut Sukatamsi (1988: 169)

adalah sebagai berikut:

a. Menggiring bola zig-zag melewati tiang pancang dengan

menggunakan kaki kanan dan kiri bergantian, bola didorong

dengan kura-kura kaki bagian dalam, waktu melampaui di

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Zig-Zag Run ...eprints.uny.ac.id/24258/6/6.+BAB+II.pdf · Hakikat Zig-Zag Run dan Shuttle Run a. Pengertian Shuttle Run Menurut Sajoto

16

sebelah kanan tiang pancang digunakan kura-kura kaki bagian

dalam sedangkan pada waktu melampaui sebelah kiri tiang

pancang digunakan kura-kura kaki bagian dalam kaki kiri.

b. Menggiring bola zig-zag melampaui tiang pancang dengan

menggunakan kaki sebelah kanan saja yaitu dengan cara: waktu

melampaui sebelah kanan tiang pancang digunakan kura-kura

kaki bagian dalam dan waktu melampaui sebelah kiri tiang

pancang digunakan kura-kura kaki sebelah luar.

c. Menggiring bola zig-zag melampaui tiang pancang dengan

manggunakan kaki sebelah kiri saja, yaitu dengan cara: pada

waktu melampaui di sebelah kanan tiang pancang digunakan

kura-kura kaki bagian luar dan waktu melampaui sebelah kiri

tiang pancang digunakan kaki bagian dalam.

Menurut Sarumpaet (1992: 24) untuk dapat menggiring bola

dengan baik perlu diketahui prinsip-prinsip menggiring bola di antaranya

adalah: (1) Bola harus dikuasai sepenuhnya, berarti tidak dapat dirampas

lawan, (2) Dapat menggunakan seluruh bagian kaki sesuai dengan tujuan

yang ingin dicapai, (3) Dapat mengawasi situasi pemain pada waktu

menggiring bola. Bola merupakan bagian yang penting dalam setiap

permainan. Setiap pemain atau tim berusaha untuk dapat menguasai bola,

karena hanya dengan menguasai bola gol dapat terjadi. Setelah bola dapat

dikuasai, pemain atau tim akan berusaha supaya bola tidak mudah hilang

atau direbut oleh lawan. Oleh karena itu pemain harus dituntut untuk

memiliki penguasaan bola. Sedangkan untuk memiliki kesempatan

memasuki daerah lawan dan kesempatan memasukkan bola dibutuhkan

kecepatan dalam menggiring bola.

Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa menggiring bola

diartikan dengan gerakan-gerakan lari menggunakan kaki sambil

mendorong bola agar terus-menerus bergulir di atas tanah.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Zig-Zag Run ...eprints.uny.ac.id/24258/6/6.+BAB+II.pdf · Hakikat Zig-Zag Run dan Shuttle Run a. Pengertian Shuttle Run Menurut Sajoto

17

3. Hakikat Latihan

a. Pengertian Latihan

Menurut Bompa (1994: 4) latihan adalah upaya seseorang

mempersiapkan dirinya untuk tujuan tertentu. Menurut Nossek (1995:

3) latihan adalah suatu proses atau periode waktu yang berlangsung

selama beberapa tahun, sampai siswa tersebut mencapai standar

penampilan tinggi. Menurut Tohar (1992: 112) latihan suatu proses

kerja yang harus dilakukan secara sistematis, berulang-ulang,

berkesinambungan, dan makin lama jumlah beban yang diberikan

semakin meningkat.

Menurut Junusul Hairy (1989: 67) latihan adalah proses yang

sistematis dari berlatih atau bekerja, yang dilakukan dengan

kian hari kian meningkat jumlah beban latihan atau

pekerjaannya. Lebih lanjut Junusul Hairy (1989: 67)

menjelaskan bahwa salah satu yang paling penting dari latihan,

harus dilakukan secara berulang-ulang, dan meningkatkan

kekuatan dan daya tahan otot yang diperlukan untuk

pekerjaannya.

Menurut Harsono (1988: 101) yang dimaksud dengan

sistematis adalah berncana, menurut jadwal, menurut pola dan

standar tertentu, metodis, dari mudah kesukar, latihan yang

teratur, dari yang sederhana ke yang lebih kompleks. Berulang-

ulang maksudnya ialah agar gerakan-gerakan yang semula

sukar dilakukan menjadi semakin mudah, otomatis, dan relektif

pelaksanaannya sehingga semakin menghemat energi. Kian

hari maksudnya ialah setiap kali secara periodik, segera setelah

tiba saatnya untuk ditambah bebannya, jadi bukan berarti setiap

hari.

Menurut Sukadiyanto (2005: 6) latihan adalah suatu proses

penyempurnaan kemampuan berolahraga yang berisikan materi teori

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Zig-Zag Run ...eprints.uny.ac.id/24258/6/6.+BAB+II.pdf · Hakikat Zig-Zag Run dan Shuttle Run a. Pengertian Shuttle Run Menurut Sajoto

18

dan praktek, menggunakan metode, dan aturan, sehingga tujuan dapat

tercapai tepat pada waktunya.

Sukadiyanto (2005: 7) menjelaskan beberapa ciri-ciri dari

latihan adalah sebagai berikut: (a) Suatu proses untuk mencapai

tingkat kemampuan yang lebih baik dalam berolahraga, yang

memerlukan waktu tertentu (pentahapan), serta memerlukan

perencanaan yang tepat dan cermat, (b) Proses latihan harus

teratur dan progresif. Teratur maksudnya latihan harus

dilakukan secara ajeg, maju, dan berkelanjutan (kontinyu).

Sedangkan bersifat progresif maksudnya materi latihan

diberikan dari yang mudah ke yang sukar, dari yang sederhana

ke yang lebih sulit (kompleks), dari yang ringan ke yang berat,

(c) Pada setiap kali tatap muka (satu sesi/satu unit latihan)

harus memiliki tujuan dan sasaran, (d) Materi latihan harus

berisikan meteri teori dan praktek, agar pemahaman dan

penguaasaan keterampilan menjadi relatif permanen, (e)

Menggunakan metode tertentu, yaitu cara paling efektif yang

direncanakan secara bertahap dengan memperhitungkan faktor

kesulitan, kompleksitas gerak, dan penekananan pada sasaran

latihan.

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan latihan adalah

suatu proses penyempurnaan kerja/olahraga yang dilakukan oleh siswa

secara sistematis, berulang-ulang, berkesinambungan dengan kian hari

meningkatkan jumlah beban latihannya untuk mencapai prestasi yang

diinginkan.

b. Tujuan dan Sasaran Latihan

Bompa (1994: 5) menerangkan bahwa tujuan latihan adalah

untuk memperbaiki prestasi tingkat terampil maupun kinerja siswa,

dan diarahkan oleh pelatihnya untuk mencapai tujuan umum latihan.

Menurut Sukadiyanto (2005: 8) sasaran latihan secara umum adalah

untuk meningkatkan kemampuan dan kesiapan olahragawan dalam

mencapai puncak prestasi.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Zig-Zag Run ...eprints.uny.ac.id/24258/6/6.+BAB+II.pdf · Hakikat Zig-Zag Run dan Shuttle Run a. Pengertian Shuttle Run Menurut Sajoto

19

Sukadiyanto (2005: 9) menjelaskan sasaran latihan dan tujuan

latihan secara garis besar antara lain: (a) Meningkatkan kualitas

fisik dasar dan umum secara menyeluruh, (b) Mengembangkan

dan meningkatkan potensi fisik khusus, (c) Menambah dan

menyempurnakan teknik, (d) Menambah dan menyempurnakan

strategi, teknik, taktik, dan pola bermain, dan (e) Meningkatkan

kualitas dan kemampuan psikis olahragawan dalam bertanding.

Menurut Harsono (1988: 100) tujuan serta sasaran utama dari

latihan adalah untuk membantu siswa meningkatkan keterampilan dan

prestasinya semaksimal mungkin. Selanjutnya Harsono (1988: 100)

menyatakan bahwa untuk mencapai hal itu, ada 4 (empat) aspek

latihan yang perlu diperhatikan oleh siswa, yaitu: (a) latihan fisik, (b)

latihan teknik, (c) latihan taktik, dan (d) latihan mental. Dalam

penelitian ini yang dimaksud dengan tujuan dan sasaran latihan adalah

untuk memperbaiki dan memyempurnakan keterampilan baik teknik

atau pun fisik olahragawan untuk mencapai prestasi.

c. Prinsip-prinsip Latihan

Menurut Sukadiyanto (2005: 12) prinsip-prinsip latihan

memiliki peranan penting terhadap aspek fisiologis dan

psikologis olahragawan. Menurut Sukadiyanto (2005: 12-22)

prinsip-prinsip latihan yang menjadi pedoman agar tujuan

latihan dapat tercapai, antara lain: (1) prinsip kesiapan, (2)

individual, (3) adaptasi, (4) beban lebih, (5) progersif, (6)

spesifik, (7) variasi, (8) pemanasan dan pendinginan, (9)

latihan jangka panjang, (10) prinsip berkebalikan, (11) tidak

berlebihan, dan (12) sistematik.

Menurut Bompa (1994: 29) prinsip latihan adalah suatu

petunjuk/pedoman dan peraturan yang sistematis dan seluruhnya

berlangsung dalam proses latihan. Prinsip-prinsip latihan menurut

Bompa (1994: 29-48) adalah: (1) Prinsip partisipasi aktif mengikuti

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Zig-Zag Run ...eprints.uny.ac.id/24258/6/6.+BAB+II.pdf · Hakikat Zig-Zag Run dan Shuttle Run a. Pengertian Shuttle Run Menurut Sajoto

20

latihan, (2) Prinsip perkembangan menyeluruh, (3) Prinsip spesialisasi,

(4) Prinsip individual, (5) Prinsip bervariasi, (6) Model dalam proses

latihan, (7) Prinsip peningkatan beban.

Dalam penelitian ini prinsip latihan yang akan digunakan untuk

mendukung proses latihan adalah: (1) Prinsip partisipasi aktif

mengikuti latihan, (2) Prinsip variasi, (3) Model dalam proses latihan,

dan (4) Prinsip peningkatan beban.

4. Karakteristik Anak Usia 13-15 Tahun dan Usia 16-20 Tahun

Abin Syamsuddin Makmun (2003) dalam (http://id.wordpress.

com, 2003) memperinci karakteristik perilaku dan pribadi dan masa

remaja yang terbagi ke dalam bagian dua kelompok yaitu remaja awal (11-

13 s.d. 14-15 tahun) dan remaja akhir (14-16 s.d. 18-20 tahun) meliputi

aspek: fisik, psikomotor, bahasa kognitif, sosial, moralitas, keagamaan,

konatif, emosi efektif dan kepribadian. Untuk remaja awal (11-13 tahun

s.d. 14-15 tahun) penjelasannya sebagai berikut: (a) Fisik; laju

perkembangan secara umum berlangsung pesat. Porsi ukuran berat badan

sering kali kurang seimbang, dan munculnya ciri-ciri sekunder (timbulnya

bulu pada publik region, otot menyambung pada bagian-bagian tertentu),

disertai mulai aktifnya sekresi kelenjar jenis kelamin (mentruasi pada

wanita dan day dreaming pada laki-laki), (b) Psikomotor; gerak-gerik

tampa canggung dan kurang koordinasi, aktif dalam berbagai jenis cabang

permainan, (c) Bahasa; berkembangnya bahasa dan mulai tertarik

mempelajari bahasa asing, menggemari literatur yang bernafaskan dan

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Zig-Zag Run ...eprints.uny.ac.id/24258/6/6.+BAB+II.pdf · Hakikat Zig-Zag Run dan Shuttle Run a. Pengertian Shuttle Run Menurut Sajoto

21

mengandung segi erotik, fantastik, dan estentik, (d) Perilaku kognitif;

proses berpikir sudah mampu mengoprasikan kaidah-kaidah logika formal

(asosiasi, deferensiasi, komparasi, kausalitas) yang bersifat abstrak,

meskipun relatif terbatas, kecakapan dasar intelektual menjadi laju

perkembangan yang terpesat, kecakapan dasar khusus (bakat) mulai

menunjukkan kecendrungan yang lebih jelas, (e) Perilaku sosial; diawali

dengan kecendrungan ambivalensi keinginan untuk menyendiri dan

bergaul dengan banyak teman tetapi bersifat temporer adanya semangat

kebergantungan yang kuat kepada kelompok sebaya disertai semangat

konfornitas yang tinggi, (f) Moralitas; adanya ambivalensi antara

keinginan bebas dari dominasi pengaruh orang tua dengan kebutuhan dan

bantuan dari orang tua, dengan sikapnya dan acara berpikirnya yang kritis

mulai menguji kaidah-kaidah atau sistem nilai etis dengan kenyataannya

dalam perilaku sehari-hari oleh para pendukungnya, mengidentifikasi

dengan tokoh moralitas yang dipandang tepat dengan tipe idolanya, (g)

Perilaku keagamaan; mengenai eksistensi dan sifat kemurahan dan

keadilan tuhan mulai dipertanyakan secara kritis dan sekeptis,

penghayatan kehidupan keagamaan sehari-hari dilakukan atas

pertimbangan adanya semacam tuntunan yang menekan dari luar dirinya,

masih mencari dan mencoba menemukan pegangan hidup, (h) Konatif,

Emosi, Afektif, dan Kepribadian; lima kebutuhan dasar (fisiologis, rasa

aman, kasih saying, harga diri, dan aktualisasi diri) mulai menunjukan

arah kecendrungannya, reaksi-reaksi emosionalnya masih lebih dan belum

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Zig-Zag Run ...eprints.uny.ac.id/24258/6/6.+BAB+II.pdf · Hakikat Zig-Zag Run dan Shuttle Run a. Pengertian Shuttle Run Menurut Sajoto

22

terkendali masih pertanyaan marah, gembira atau kesedihannya masih

dapat berubah-ubah dan silih berganti dalam waktu yang tepat,

kecendrungan-kecendrungan arah sikap nilai mulai tampak (teoritis,

ekonomis, etentis, sosial, politis, dan religius), meski masih dalam taraf

eksplorasi dan mencoba-coba, merupakan masa kritis dalam menghadapi

krisis identitasnya yang sangat dipengaruhi oleh kondisi psikososialnya,

yang akan membentuk kepribadiannya.

5. Kondisi Ekstrakurikuler SMA Negeri 1 Banguntapan

Ekstrakurikuler Sepakbola SMA Negeri 1 Banguntapan berdiri

pada tahun 2007 dan memiliki alamat jl Maguwo Banguntapan,

Bnguntapan, Bantul. Sebagai Sekolah yang mempunyai ekstrakurikuler

Sepakbola, ekstrakurikuler SMA Negeri 1 Banguntapan sudah memiliki

kriteria dan syarat yang sangat baik. Selain lapangan yang dimiliki , sarana

serta prasarana penunjang latihan tergolong lengkap. Selain 2 gawang

permanen, ekstrakurikuler sepakbola SMA Negeri 1 Banguntapan juga

memiliki 2 gawang untuk setengah lapangan, cones tergolong banyak dan

jumlah kerucut besar dan kecil yang sama-sama berjumlah 30. Pancang

dari paralon berjumlah 5 dan paralon yang dibuat untuk rintangan

berbentuk gawang lompat baik kecil, tanggung atau tinggi berjumlah 5.

Ekstrakurikuler SMA Negeri 1 Banguntapan memiliki fasilitas

latihan yang cukup baik seperti gawang, lapangan yang semuanya sangat

kondusif dalam kegiatan berlatih-melatih, namun ada beberapa

kekurangan yang masih perlu dibenahi yaitu jika musim hujan pasti ada

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Zig-Zag Run ...eprints.uny.ac.id/24258/6/6.+BAB+II.pdf · Hakikat Zig-Zag Run dan Shuttle Run a. Pengertian Shuttle Run Menurut Sajoto

23

beberapa titik lapangan yang tergenang air. Banyaknya potensi yang

dimiliki oleh ekstrakurikuler sepakbola SMA Negeri 1 Banguntapan

membuat banyak juga siswa yang tertarik untuk ikut bergabung. Oleh

karena itu, untuk kedepannya ekstrakurikuler sepakbola SMA Negeri 1

Banguntapan harus memperbaiki kualitas sarana prasarana dan permainan

yang berkualitas.

B. Penelitian yang Relevan

Adapun penelitian yang relevan sebagai pertimbangan untuk

melakukan penelitian ini, penelitian relevan tersebut diantaranya:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Sigit Pratama (2012) yang berjudul

“Pengaruh latihan small side game di lapangan futsal dan sepakbola

terhadap peningkatan keterampilan bermain sepakbola siswa SSB Selabora

UNY kelompok usia 14-15 tahun”. Desain yang digunakan dalam

penelitian ini adalah One Group Pretest-Posttest Design. Hasil pengujian

hipotesis menggunakan uji-t mendapatkan t sebesar 7,763 dengan

signifikansi 0,000. Nilai t tabel dengan db=14 pada taraf signifikansi 5%

adalah 1,761, oleh karena nilai t hitung > t tabel (7,763 > 1,761) dan nilai

sig 0,000 lebih kecil dari 0,05 (Sig < 0,05), hal ini berarti ada pengaruh

latihan small side game di lapangan futsal terhadap peningkatan

keterampilan bermain sepakbola siswa SSB Selabora UNY kelompok usia

14-15 tahun. Sedangkan hasil analisis untuk pengaruh latihan small side

game di lapangan sepakbola terhadap keterampilan bermain sepakbola.

Ditunjukkan dengan nilai t hitung sebesar 10,699 dengan signifikansi

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Zig-Zag Run ...eprints.uny.ac.id/24258/6/6.+BAB+II.pdf · Hakikat Zig-Zag Run dan Shuttle Run a. Pengertian Shuttle Run Menurut Sajoto

24

0,000. Nilai t tabel dengan db=14 pada taraf signifikansi 5% adalah 1,761,

oleh karena nilai t hitung > t tabel (10,699 > 1,761) dan nilai sig 0,000

lebih kecil dari 0,05 (Sig < 0,05), hal ini berarti ada pengaruh latihan small

side game di lapangan sepakbola terhadap peningkatan keterampilan

bermain sepakbola siswa SSB Selabora UNY kelompok usia 14-15 tahun.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Firky Ciptadi Rizki (2012) yang berjudul

“Pengaruh latihan zig-zag terhadap menggiring bola di ekstrakurikuler

sepakbola MTS Negeri 2 Magelang”. Desain yang digunakan dalam

penelitian ini adalah One Group Pretest-Posttest Design. Hasil pengujian

hipotesis menggunakan uji-t. Terjadi peningkatan rata-rata kemampuan

menggiring bola siswa ekstrakurikuler sepak bola MTS Negeri 2

Magelang meningkat sebesar 2.54. Meningkatnya kemampuan minimal

dan maksimal pada pretest dan posttest yaitu minimal pretest 17.22

menjadi 17.98 pada posttest. Selanjutnya kemampuan maksimal pretest

57.14 menjadi 58.42 pada posttest. Berdasarkan analisi uji pengaruh

didapat nilai dari thitung > ttabel = 3.086 > 2.069, artinya hipotesis

diterima terdapat pengaruh latihan zig zag terhadap menggiring bola di

ekstrakurikuler sepak bola MTS Negeri 2 Magelang. Persentase

peningkatan kemampuan menggiring bola siswa ekstrakurikuler sepak

bola MTS Negeri 2 Magelang sebesar 5.24%.

C. Kerangka Berpikir

Pemberian latihan teknik dan fisik yang baik dapat dicapai melalui

latihan yang terprogram dan teratur. Kemampuan teknik yang baik dihasilkan

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Zig-Zag Run ...eprints.uny.ac.id/24258/6/6.+BAB+II.pdf · Hakikat Zig-Zag Run dan Shuttle Run a. Pengertian Shuttle Run Menurut Sajoto

25

dari latihan gerak dasar yang baik serta kemampaun fisik yang baik akan

diperoleh dengan latihan yang benar. Teknik menggiring bola (dribbling)

harus dikuasai oleh seorang pemain sepak bola karena teknik tersebut adalah

teknik dasar dalam bermain sepakbola.

Latihan shuttle run atau latihan zig-zag merupakan asumsi dari

penelitian untuk diadaptasikan dengan metode latihan teknik menggiring bola

(dribbling). Latihan shuttle run atau zig-zag run ini diharapkan para pemain

dapat beradaptasi dengan lingkungan yang dihadapinya dan mengembangkan

ketrampilan teknik mental maupun fisik untuk mencapai prestasi maksimal.

Apabila seorang siswa mempunyai teknik-teknik sepakbola yang

mumpuni dan didukung teknik menggiring bola yang bagus dan

penempatannya yang bagus bisa menjadi andalan dalam suatu permainan.

Sebuah bentuk latihan berupa zig-zag run dan shuttle run diharapkan dapat

meningkatkan keterampilan dribbling siswa ekstrakurikuler sepakbola SMA

Negeri 1 Banguntapan, Banguntapan, Bantul.

Kemampuan menggiring bola merupakan salah satu teknik yang sangat

besar peranannya dalam permainan sepakbola. Kemampuan menggiring bola

dipengaruhi juga oleh kemampuan fisik. Keterampilan menggiring makin baik

jika ditunjang oleh kemampuan fisik yang memadai. Dalam usaha untuk

meningkatkan keterampilan teknik menggiring bola, latihan yang dilakukan

terutama harus ditujukan pada pengembangan komponen fisik penunjang,

penguasaan terhadap bola dan teknik menggiring bola yang benar. Dengan

melalui latihan yang sistematis, teratur dan kontinyu serta dengan bentuk

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Zig-Zag Run ...eprints.uny.ac.id/24258/6/6.+BAB+II.pdf · Hakikat Zig-Zag Run dan Shuttle Run a. Pengertian Shuttle Run Menurut Sajoto

26

latihan yang sesuai, maka penguasaan keterampilan teknik menggiring bola

akan dapat tercapai. Latihan shuttle run adalah salah satu model latihan yang

dapat digunakan untuk meningkatkan komponen fisik penunjang kemampuan

menggiring bola. Model latihan Shuttle run adalah merupakan latihan

kombinasi mulai dari menggiring bola hingga lari cepat dalam jarak tertentu.

Latihan ini juga melatih koordinasi yang diperlukan untuk merubah arah.

Latihan zig-zag run merupakan perpaduan gerak yang terdiri dari gerakan

menggiring bola, mengubah arah gerak ke samping kanan-kiri dan berlari.

Berdasarkan gerakannya, maka komponen yang dikembangkan yaitu,

kemampuan mengubah arah dan kecepatan. Pada pelaksanaan latihan, siswa

harus dapat merangkaikan dan mengkoordinasikan berbagai gerakan tersebut

secara simultan. Sehingga, latihan zig-zag run juga meningkatkan koordinasi

gerakan. Latihan zig-zag run yang dilakukan secara berulang-ulang dapat

meningkatkan kecepatan, kelincahan dan koordinasi gerakan. Latihan

merupakan salah satu model latihan yang dapat diterapkan pada pemain

sepakbola.

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Zig-Zag Run ...eprints.uny.ac.id/24258/6/6.+BAB+II.pdf · Hakikat Zig-Zag Run dan Shuttle Run a. Pengertian Shuttle Run Menurut Sajoto

27

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir di atas dapat

dikemukakan atau jawaban sementara dari permasalahan yang dibahas adalah:

1. Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan latihan shuttle run terhadap

keterampilan dribbling siswa ekstrakurikuler sepakbola SMA Negeri

1 Banguntapan.

Ha : Ada pengaruh yang signifikan latihan shuttle run terhadap

keterampilan dribbling siswa ekstrakurikuler sepakbola SMA Negeri

1 Banguntapan.

2. Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan latihan zig-zag run terhadap

keterampilan dribbling siswa ekstrakurikuler sepakbola SMA Negeri

1 Banguntapan.

Ha : Ada pengaruh yang signifikan latihan zig-zag run terhadap

keterampilan dribbling siswa ekstrakurikuler sepakbola SMA Negeri

1 Banguntapan.

3. Ho : Tidak ada perbedaan yang signifikan hasil latihan shuttle run dan zig-

zag run terhadap keterampilan dribbling siswa ekstrakurikuler

sepakbola SMA Negeri 1 Banguntapan.

Ha : Ada perbedaan yang signifikan hasil latihan shuttle run dan zig-zag run

terhadap keterampilan dribbling siswa ekstrakurikuler sepakbola SMA

Negeri 1 Banguntapan.