faktor-faktor yang mempengaruhi orang menabung...

85
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ORANG MENABUNG (Studi Pada Kelurahan Gunung Bahagia, Kecamatan Balikpapan Selatan) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) Oleh: Alfianti Mandassari NIM: 109046100226 KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H / 2015

Upload: truongtu

Post on 19-Jun-2019

238 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ORANG MENABUNG

(Studi Pada Kelurahan Gunung Bahagia, Kecamatan Balikpapan Selatan)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Sebagai Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh:

Alfianti Mandassari

NIM: 109046100226

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1437 H / 2015

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya saya ini bukan karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, November 2015

Alfianti Mandassari

i

ABSTRAK

Alfianti Mandassari. NIM 109046100226. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Orang Menabung(Studi Pada Kelurahan Gunung Bahagia, Kecamatan Balikpapan

Selatan). Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat, Fakultas Syariah

dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2015. viii+ 63 halaman + 10 halaman

lampiran.

Tema utama penelitian ini adalah perilaku menabung masyarakat. Ada beberapa

pertanyaan utama penelitian ini. Secara spesifik, studi ini bermaksud menjawab

beberapa pertanyaan berikut:

1. Berapa banyak masyarakat yang memiliki tabungan?

2. Faktor apa yang paling mempengaruhi masyarakat dalam menabung?

3. Tujuan masyarakat menabung?

4. Bagaimana pola menabung masyarakat?

Penelitian ini menggunakan metode survei. Ada 100 sampel dalam penelitian

ini yang diseleksi secara aksidental. Untuk menganalisis data, penulis menggunakan

metode analisis deskriptif. Lokasi studi adalah Kecamatan Balikpapan Selatan,

Balikpapan, Kalimantan Timur, warga Kelurahan Gunung Bahagia. .

Penelitian ini menyimpulkan bahwa masyarakat Balikpapan Selatan Kelurahan

Gunung Bahagia sudah banyak yang mengenal tabungan. Tujuan menabung mereka

sudah dalam tahap untuk meningkatkan kesejahteraan di masa depan.

Kata Kunci : Tabungan, ekonomi, penghasilan, pengeluaran, Balikpapan.

Pembimbing : Drs. Noryamin Aini, MA

Daftar Pustaka: Tahun 2001 s.d Tahun 2012

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan segala rahmat-Nya, hingga skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat

serta salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda nabi Muhammad SAW.

Penulisan karya ilmiah dalam bentuk skripsi ini merupakan salah satu bagian

syarat untuk menyelesaikan studi strata satu (S1) guna memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi Syariah (S.E.Sy) di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Kebahagiaan yang tak ternilai bagi penulis secara pribadi adalah dapat

mempersembahkan yang terbaik kepada kedua orang tua, seluruh keluarga, teman-

teman dan pihak-pihak yang telah ikut andil dalam penyelesaian karya ilmiah ini.

Sebagai bentuk penghargaan, penulis sampaikan ucapan terima kasih yang tak

terhingga kepada:

1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, MA. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak A.M Hasan Ali MA. Ketua program studi Muamalat dan Bapak Abdurrauf,

Lc, MA. Sekertaris program studi muamalat yang telah membantu penulis secara

tidak langsung dalam menyiapkan skripsi ini.

iii

3. Terima kasih yang begitu besar kepada bapak Drs. Noryamin Aini, MA yang telah

meluangkan banyak waktunya demi memberikan bimbingan berupa ilmu,

masukan-masukan dan pengarahan dengan penuh kesabaran kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah memberikan

ilmunya kepada penulis, semoga ilmu yang telah Bapak dan Ibu berikan akan

selalu bermanfaat bagi penulis.

5. Ungkapan terima kasih yang tidak terkira dan penghargaan yang paling tinggi

untuk ayahanda tercinta Bapak H. Abdurrahman dan Ibunda Hj. Norhaidah yang

telah memberikan dukungan baik secara moril, materil, semangat dan doa yang

selalu dipanjatkan sehingga penulis diberi kemudahan dalam menyelesaikan

skripsi ini.

6. Terima kasih kepada saudara-saudaraku tercinta yang tak henti-henti memberikan

dukungan Yulia Eka Salasiah, Rahmadi Rahaman, Muchlis, Adinda Sarla Meilani,

Indra Saksana, Nitha Purnama. Dan keponakan-keponakan tersayang Azra Bella

Cantika, Jazmine Baby Assyafa, Saniyya Nazilla Zerrin, Sabian Amar Rahman,

Arshaka Einu Rahman. Kalian selalu menjadi anak yang membanggakan dan

memberikan kebahagiaan. dan seluruh keluarga besar yang tidak bisa disebutkan

satu persatu namanya. Sungguh keberadaan kalian merupakan anugerah terbesar

dalam hidupku.

7. Untuk sahabatku tercinta Sabilah Rosadi atas semua cinta, kasih, sayang,

dukungan, doa dan waktu yang sudah kita lewati bersama. Semua kenangan kita

iv

akan selalu tersimpan dan menjadi salah satu cerita indah dalam hidupku. Takdir

kita biarlah Allah yang akan menunjukkannya.

8. Sahabat-sahabatku kosan Sarbini hidup bersama kalian sungguh ajaib dan terasa

seperti permen Nano-Nano. Begitu banyak teman yang pergi silih berganti tapi

kenangan dan cerita kita akan selalu jadi sejarah dalam kosan Sarbini.

9. Untuk teman-teman seperjuangan kelas PS F 09, terima kasih atas dukungan dan

waktu-waktu indah selama kuliah. Dan teman-teman di Kampus UIN, teman

SMA, teman SMP, teman SD dan teman-temanku dari seluruh penjuru bangsa,

kalian sudah memberikan pengalaman yang berharga.

Semua pihak yang telah memberikan dukungan spiritual, moril, dan materil.

hingga selesainya penelitian ini yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu. Semoga

Allah SWT membalas kebaikan kalian berupa pahala yang berlipat ganda. Dengan

segala kelemahan dan kekurangan penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

penulis dan pembaca. Semoga Allah SWT senantiasa meridoi setiap langkah kita.

Amin.

Jakarta, 24 September 2015

Alfianti mandassari

v

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ............................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... v

DAFTAR BAGAN .................................................................................................. vii

DAFTAR TABEL ................................................................................................... viii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 3

C. Batasan Masalah ..................................................................................... 4

D. Rumusan Masalah ................................................................................... 5

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian................................................................ 5

F. Sistematika Penulisan.............................................................................. 6

BAB II : LANDASAN TEORI

A. Tabungan ................................................................................................. 8

B. Faktor Nilai-Nilai Hidup ......................................................................... 15

C. Faktor Ekonomi ...................................................................................... 16

D. Faktor Psikologis .................................................................................... 19

E. Tinjauan Studi Terdahulu ....................................................................... 23

vi

BAB III: GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN DAN METODE

PENELITIAN

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian ...................................................... 27

B. Metode Penelitian ................................................................................... 29

BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Profil Responden .................................................................................... 34

B. Hasil Penelitian ....................................................................................... 43

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................ 59

B. Saran-saran ............................................................................................. 60

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 61

LAMPIRAN-LAMPIRAN....................................................................................... 64

vii

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Jenis Tabungan Non Produktif ....................................................... 11

Bagan 2.2 Jenis Tabungan Produktif .............................................................. 12

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Responden menurut Usia ................................................................ 34

Tabel 4.2 Tingkat Pendidikan Terakhir ........................................................... 35

Tabel 4.3 Jenis Pekerjaan ................................................................................ 36

Tabel 4.4 Kemampuan Memenuhi Kebutuhan Hidup ..................................... 37

Tabel 4.5 Total Penghasilan Utama ................................................................. 38

Tabel 4.6 Total Penghasilan Tambahan ........................................................... 39

Tabel 4.7 Total Pengeluaran............................................................................. 40

Tabel 4.8 Kepemilikan Tabungan Non Produktif ........................................... 41

Tabel 4.9 Kepemilikan Tabungan Produktif .................................................... 42

Tabel 4.10 Responden menurut Kepemilikan Tabungan Produktif dan

Kepemilikan Tabungan Non Produktif ............................................ 43

Tabel 4.11 Jenis Tabungan Non Produktif yang Dipilih Responden ................ 43

Tabel 4.12 Jenis Tabungan Produktif yang Dipilih Responden......................... 44

Tabel 4.13 Peringkat Tujuan Menabung Responden ........................................ 45

viii

Tabel 4.14 Memiliki Tabungan menurut Visi Sosial Keagamaan ................. 46

Tabel 4.15 Memiliki Tabungan menurut Visi Optimisme ............................. 47

Tabel 4.16 Memiliki Tabungan menurut Visi Sosial Ekonomi ..................... 48

Tabel 4.17 Sumber Dana Tabungan Responden ............................................ 50

Tabel 4.18 Intensitas Responden Menabung dalam Setahun ......................... 50

Tabel 4.19 Memiliki Tabungan menurut Tingkat Pendidikan Terakhir ..........51

Tabel 4.20 Memiliki Tabungan menurut Tingkat Penghasilan ....................... 52

Tabel 4.21 Memiliki Tabungan menurut Pengeluaran Rutin ......................... 53

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap orang pasti memiliki tujuan dalam hidupnya. Tujuan hidup setiap

orang tentu berbeda-beda terutama tujuan keuangan seseorang. Kebutuhan hidup

yang beragam jenisnya membuat kita harus mengelola tujuan keuangan dengan

baik agar mencapai tujuan yang kita inginkan. Tujuan keuangan bisa untuk

jaminan pendidikan, tempat tinggal, kesehatan, pensiun dan lain-lain.

Cara mencapai tujuan-tujuan tersebut harus dimulai dengan melakukan

perencanaan keuangan. “Perencanaan keuangan adalah proses merencanakan

keuangan untuk mencapai tujuan-tujuan keuangan jangka pendek maupun jangka

panjang. Pencapaian tujuan tersebut ada yang dalam bentuk menabung, melakukan

investasi, melakukan budgeting, atau mengatur komposisi harta yang dimiliki saat

ini.”1

Menabung menjadi salah satu cara agar lebih mudah dalam mewujudkan

tujuan keuangan. “Manusia harus menyiapkan masa depannya, karena masa depan

merupakan masa yang tidak diketahui keadaannya. Dalam ekonomi penyiapan

masa depan dapat dilakukan dengan melalui tabungan.”2

1 Safir Senduk, Seri Perencanaan Keuangan Keluarga: Mengelola Keuangan Keluarga

(Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2004), Hal. 3. 2 M. Nur Rianto Al-Arif dan Euis Amalia, Teori Mikroekonomi: Suatu Perbandingan Ekonomi

Islam dan Ekonomi Konvensional (Jakarta: Prenada Media Group, 2010), hal 93.

2

Kebiasaan dalam masyarakat juga berubah-ubah seiring perkembangan

zaman. Nilai-nilai hidup yang diterapkan pada keluarga juga mempengaruhi cara

mereka merencanakan keuangan. Rencana-rencana ini tentu akan berubah

tergantung pada kondisi dan lingkungan orang tersebut. “beberapa karakteristik

demografi yang sangat penting untuk memahami konsumen adalah usia, jenis

kelamin, pekerjaan, pendidikan, agama, suku bangsa, pendapatan, jenis keluarga,

status pernikahan, lokasi geografi, dan kelas sosial.”3

faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang dalam memiliki tabungan

seperti, faktor ekonomi, nilai-nilai hidup dan faktor psikologis. “ .....Dua hal utama

yang dapat mempengaruhi perencanaan keuangan adalah faktor nilai hidup pribadi

dan faktor ekonomi.”4 Nilai-nilai hidup pribadi adalah usia, pendidikan, pekerjaan

Faktor ekonomi adalah tingkat penghasilan dan tingkat pengeluaran. Faktor

psikologis adalah visi sosial ekonomi, visi sosial keagamaan dan visi optimisme.

Peneliti memilih daerah Kalimantan Timur, Kota Balikpapan, Kelurahan

Gunung Bahagia sebagai daerah penelitian. Daerah ini dipilih karena merupakan

tempat tinggal peneliti, kecamatan dengan penduduk terbanyak di kota balikpapan,

dengan komposisi penduduk yang sangat heterogen dan mempunyai biaya hidup

yang lebih mahal dibanding pulau Jawa.

3 Ujang Sumarwan. Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran (Bogor:

Ghalia Indonesia. 2011) Hal. 13. 44

Adler H. Manurung dan Lutfi T. Rizky, Successful Financial Planner ( Jakarta: PT Gramedia

Widiasarana Indonesia, 2009), h.9.

3

Sehingga peneliti mengambil tema ini untuk mengetahui faktor-faktor yang

terkait dengan kecenderungan orang memiliki tabungan. Bagaimana pola

seseorang menabung? Berdasarkan tema tersebut, maka peneliti mengambil judul

ini “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Orang Menabung (Studi Pada

Kelurahan Gunung Bahagia, Kecamatan Balikpapan Selatan)”.

B. Identifikasi Masalah

Ada banyak faktor yang mempengaruhi seseorang dalam menabung. Setiap

orang mempunyai alasan dan cara yang berbeda untuk menyimpan dananya.

Dibutuhkan motivasi yang kuat untuk mempertahankan intensitas dan jumlah

tabungan. Oleh karena itu, peneliti akan mengumpulkan masalah-masalah yang

berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi orang menabung.

Masalah-masalah inilah yang nanti akan diteliti sesuai dengan batasan kemampuan

peneliti.

Masalah yang dapat diidentifikasi peneliti adalah sebagai berikut:

1. Berapa banyak masyarakat yang menabung?

2. Apa tujuan masyarakat menabung?

3. Apa manfaat tabungan bagi mayarakat?

4. Berasal dari manakah sumber dana untuk menabung?

5. Bagaimana intensitas masyarakat menabung?

6. Apakah tingkat kemampuan ekonomi dapat memenuhi kebutuhan hidup?

7. Apa faktor yang paling mempengaruhi keputusan untuk menabung?

4

C. Batasan Masalah

Untuk meneliti seluruh masalah di atas peneliti mendapatkan banyak

kendala, karena peneliti memiliki keterbatasan-keterbatasan dari segi waktu, biaya

dan luas daerah penelitian maka fokus penelitian akan dibatasi sebagai berikut:

1. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Gunung Bahagia Kecamatan Balikpapan

Selatan karena daerah ini dihuni oleh penduduk dengan beragam latar belakang

sosial, ekonomi dan suku budaya.

2. Penelitian ini memilih responden dengan rentang usia ≤18-65 tahun.

3. Responden merupakan kepala keluarga karena kepala keluarga lebih memahami

keadaan ekonomi keluarganya.

4. Responden merupakan orang yang beragama Islam

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah yang telah ditulis di

atas, peneliti merumuskan masalahnya sebagai berikut:

1. Berapa banyak responden yang menabung?

2. Apa saja instrument tabungan yang paling umum digunakan oleh responden?

3. Berasal dari manakah sumber dana untuk menabung?

4. Bagaimana intensitas responden menabung?

5. Apa tujuan responden menabung?

6. Apakah faktor-faktor nilai hidup, faktor ekonomi dan faktor psikologis

berpengaruh terhadap kecenderungan orang menabung?

5

E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui jumlah responden yang memiliki tabungan.

b. Untuk menggambarkan instrument tabungan yang paling umum digunakan

oleh responden.

c. Untuk menggambarkan pola menabung responden seperti asal sumber dana

tabungan dan intensitas responden menabung.

d. Untuk menggambarkan apa faktor-faktor nilai hidup, faktor ekonomi dan

faktor psikologis berpengaruh terhadap kecenderungan responden

menabung.

2. Manfaat Penelitian

a. Secara teoritis untuk menambah khasanah keilmuan dalam bidang ekonomi

dan sebagai bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya. Hasil dari

penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan dapat menjadi bahan bacaan

dan masukan bagi mahasiswa, dosen, pemerintah, serta instansi yang terkait

dengan perekonomian khususnya di perencanaan keuangan.

b. Secara praktis, diharapkan dengan mengetahui hasil penelitian ini kita jadi

lebih mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi masyarakat

dalam memiliki tabungan. Sehingga hal ini dapat menjadi masukan untuk

kita agar bisa merencanakan keuangan lebih baik di masa depan.

6

F. Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini mengacu kepada buku Pedoman Penulisan Skripsi

Fakultas Syariah dan Hukum UIN tahun 2012. Untuk mempermudah penyusunan

skripsi ini, peneliti membuat skripsi ini menjadi beberapa bab, dan setiap bab

terdiri dari sub bab dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah,

pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi teori tentang faktor-faktor utama dan pendukung yang

mempengaruhi seseorang menabung dan berisi tinjauan studi

terdahulu.

BAB III GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN DAN METODE

PENELITIAN

Pada bab ini akan dibahas gambaran umum responden mengenai

daerah penelitian, kemudian metode penelitian yang digunakan oleh

peneliti yaitu pendekatan masalah, jenis penelitian, sumber data,

teknik pengumpulan data, subjek penelitian, teknik pengolahan data

dan metode analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang profil responden dan temuan hasil penelitian.

7

Kemudian pembahasan mengenai temuan penelitian yang berupa

jawaban-jawaban dari rumusan masalah.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran-saran atas penelitian yang

dilakukan oleh peneliti.

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tabungan

1. Pengertian Tabungan

Pengertian tabungan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

“tempat menabungkan uang; celengan; uang tabungan; uang simpanan”

sedangkan arti menabung adalah “menyimpan uang”.1 Pengertian tabungan

menurut UU Perbankan Nomor 10 tahun 1998 pasal satu adalah “simpanan

yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang

disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro dan atau lainnya

yang dipersamakan dengan itu.”2

Menabung merupakan cara menyisihkan uang yang paling populer di

kalangan masyarakat umum. Sejak kecil kita sudah dianjurkan untuk hidup

hemat dengan cara menabung. Pada awalnya menabung masih secara sederhana

seperti menyimpan uang di bawah bantal, dalam celengan atau disimpan di

rumah. Dewasa kini cara menabung menjadi lebih modern. Masyarakat sudah

banyak yang menabung di bank, karena lebih aman dibandingkan disimpan di

dalam rumah.

1 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama, 2008), hal. 1372. 2 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003),

h.74.

9

Tabungan adalah dana yang sengaja disisihkan untuk digunakan

kemudian hari. Tabungan bisa juga merupakan dana dari sisa penghasilan yang

tidak digunakan. Tabungan bisa pula berbentuk tabungan produktif yang bisa

terus menghasilkan keuntungan bagi pemilik tabungan.

2. Jenis-Jenis Tabungan

Pada masa modern ini masyarakat tidak lagi menabung dengan cara yang

konvensional. Masyarakat sudah memikirkan cara untuk menyimpan dananya

dalam tabungan yang lebih produktif. “Tabungan produktif adalah tabungan

yang dapat menghasilkan pemasukan uang setiap bulan atau periode tertentu.

Tabungan non produktif adalah harta yang tidak menghasilkan pemasukan uang

setiap waktu, malahan mengeluarkan biaya untuk pengelolaan atau

pemeliharaan tabungan-tabungan non produktif itu.”3

a. Tabungan Produktif

Ada dua bentuk tabungan produktif yaitu dalam bentuk properti dan

surat berharga.

Bagan 2.1

Jenis Tabungan Produktif

3 Vincent Gaspersz, “Struktur Pendapatan dan Neraca Orang Kaya”, artikel diakses 19 Oktober

2015 dari http://vincentgaspersz.com/2013/04/30/struktur-pendapatan-dan-neraca-orang-kaya-uang/

PROPERTY

Tanah

Rumah

Kontrakan/Kosan

Toko/Ruko

DLL

SURAT BERHARGA

Deposito

Obligasi

Saham

Investasi pada usaha

DLL

10

1) Deposito: produk ini terdapat di bank, produk ini hampir sama dengan

tabungan. Dalam deposito, pengambilan uang bisa dilakukan ketika

jangka waktu yang disepakati oleh nasabah dan bank telah selesai.

Deposito mempunyai jangka waktu satu, tiga, enam, dua belas, sampai

dua puluh empat bulan. Jika nasabah mengambil dana sebelum waktu

perjanjian selesai maka nasabah akan terkena pinalti atau denda dari bank.

2) Obligasi: obligasi adalah surat hutang yang diterbitkan oleh pemerintah

maupun perusahaan, obligasi bisa digunakan untuk menambah modal

perusahaan atau membiayai suatu proyek pemerintah. Obligasi juga

mempunyai jangka waktu tertentu seperti deposito namun suku bunga

obligasi biasanya lebih besar daripada deposito, dan obligasi bisa dijual

ke pihak lain baik dengan harga lebih tinggi atau lebih rendah dari harga

ketika membelinya.

3) Saham: saham adalah kepemilikan atas sebuah perusahaan. Membeli

saham berarti membeli sebagian dari perusahaan tersebut. Bila

perusahaan tersebut mendapatkan untung, maka pemegang saham akan

mendapatkan pembagian keuntungan yang disebut dividen. Selain itu,

saham juga bisa dijual ke pihak lain, selisih harga yang didapat dari hasil

penjualan saham akan menjadi keuntungan yang disebut capital gain. Jika

11

dijual kurang dari harga ketika membeli maka akan mendapat kerugian

penjualan disebut capital loss.

4) Mata uang asing: mata uang asing biasanya bisa dijadikan sebagai

tabungan produktif. Tapi, menyimpan dana dalam mata uang asing cukup

berisiko. “Nilai mata uang asing di Indonesia menganut sistem

mengambang bebas (free float), yaitu benar-benar tergantung pada

permintaan dan penawaran di pasaran. Di Indonesia, sistem mengambang

bebas ini membuat nilai mata uang rupiah sangat fluktuatif.”4

5) Emas: emas adalah barang berharga yang paling diterima di seluruh

dunia. Banyak orang yang memilih untuk investasi emas, selain bisa

digunakan untuk perhiasan, emas juga harganya selalu naik karena

berbanding searah dengan inflasi. Bahkan sering kali kenaikan itu

melampaui inflasi itu sendiri. Namun perhiasaan mempunyai resiko

cukup tinggi karena rentan kehilangan atau pencurian selain itu

penyimpanan perhiasaan emas juga lebih sulit dibandingkan uang.

6) Properti: investasi dalam properti berarti investasi dalam bentuk tanah

atau bangunan. Keuntungan yang bisa didapat dari properti ada dua, yaitu

bila disewakan kepada pihak lain sehingga mendapat uang sewa, dan saat

menjual properti tersebut dengan harga yang lebih tinggi dibanding ketika

membelinya. Harga properti yang terus naik membuat banyak orang

4 Safir Senduk, Seri Perencanaan Keuangan Keluarga: Mengelola Keuangan Keluarga

(Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2004), Hal. 108-109.

12

memburu properti sehingga penipuan surat-surat atau lokasi tanah atau

bangunan seringkali terjadi. Sekarang umumnya orang banyak yang

membangun ruko atau rukan, selain bisa jadi tempat usaha juga bisa jadi

tempat tinggal.

7) Barang mewah atau Barang antik: contoh barang mewah atau barang

antik adalah, perangko, lukisan, pajangan kristal, batu perhiasan,

kendaraan antik bahkan sekarang ini telah terdapat investasi dalam bentuk

tas, peralatan minm dan jam tangan brand luar negri yang harganya

mencapai ratusan juta rupiah, keuntungan yang didapat dari investasi ini

adalah harga sewa atau harga jual jika terdapat selisih kelebihan dari

harga ketika membeli.

b. Tabungan Non Produktif

Ada tiga bentuk tabungan non produktif yaitu berbentuk uang tunai,

surat berharga dan barang berharga.

Bagan 2.2

Jenis Tabungan Non Produktif

UANG TUNAI

Simpanan di Rumah

Tabungan di Bank

Tabungan Qurban

Arisan

SURAT BERHARGA

Asuransi

Tabungan Haji

BARANG BERHARGA

Perhiasan Emas dan

Perak

Emas Batangan

Batu Mulia

13

1) Simpanan uang tunai: Simpanan uang bisa dalam bentuk uang tunai yang

disimpan di rumah baik dalam celengan, lemari besi dan lain-lain.

Tabungan ini juga bisa dalam bentuk simpanan uang di Bank, BMT,

koperasi dan lain-lain. Umumnya tabungan ini mudah diambil dalam

keadaan darurat sehingga banyak yang menyimpan uang dalam bentuk

ini.

2) Arisan: dana yang dikumpulkan dari berbagai orang dalam suatu

kelompok. Kemudian mereka mengundi siapakah yang berhak

mendapatkan dana yang telah dikumpulkan. Pengumpulan dana ini rutin

dilakukan sampai semua orang di dalam kelompok mendapatkan giliran

untuk mendapatkan dana yang telah dikumpulkan.

3) Asuransi: asuransi adalah bentuk kesepakatan pengalihan risiko atas

kehilangan jiwa atau aset dalam bentuk ekonomi untuk kemudian resiko

tersebut diambil alih oleh seseorang atau perusahaan lain. Ada banyak

jenis asuransi seperti asuransi jiwa, asuransi kesehatan, asuransi kerugian,

dan lain-lain.

3. Tujuan Menabung

Menurut pandangan Islam ada 2 aspek tujuan orang menabung, antara

lain yaitu sebagai berikut:

14

a. Untuk konsumsi mendatang

b. Harapan mendapatkan tingkat pengembalian (rate of return) pada tabungan

adalah motivasi yang lebih efektif dalam paradigma Islam daripada

mengharapkan tingkat bunga (rate of interest) dalam paradigma

konvensional.5

Tujuan menabung untuk konsumsi mendatang seperti membeli kendaraan

pribadi, naik haji dan umrah, membayar biaya pendidikan, biaya kesehatan dan

lain-lain. Sedangkan tujuan menabung untuk mendapatkan tingkat

pengembalian (rate of return) pada tabungan bisa juga disebut tabungan

produktif seperti membeli properti, membeli surat berharga pada sektor

perbankan dan lain-lain.

Beragamnya kebutuhan hidup membuat masyarakat memiliki banyak

tujuan keuangan yang ingin dicapai. Namun, tidak semua tujuan keuangan

dapat dicapai dengan mudah. Oleh karena itu, dibutuhkan disiplin dalam

mengatur keuangan agar dapat mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan. Salah

satu cara agar lebih mudah dalam mencapai tujuan keuangan adalah dengan

cara menabung. Berikut Tujuan-tujuan menabung:6

a. Merencanakan dana pendidikan

b. Merencanakan dana pensiun

5 Euis, Amalia, Jauhar Jurnal Pemikiran Islam Kontekstual, (Jakarta: Program Pascasarjana

UIN Syarif Hidayatullah, 2003), h. 9-11. 6 Adler H Manurung dan Lutfi T Rizky, Successful Financial Planner, cet.II, (Jakarta: PT

Grasindo, 2009), h.107.

15

c. Pernikahan

d. Umrah dan haji

e. Membeli kendaraan

f. Membeli rumah

g. Liburan

h. hobi

B. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Orang Menabung

1. Nilai-Nilai Hidup

a. Pendidikan

Pendidikan formal maupun informal mempunyai pengaruh penting

dalam menentukan keputusan seseorang. “Tingkat Pendidikan seseorang

juga akan mempengaruhi nilai-nilai yang dianutnya, cara berpikir, cara

pandang, bahkan persepsinya terhadap suatu masalah.”7

Seseorang dengan tingkat pendidikan yang berbeda memiliki cara

mengatur keuangan yang berbeda. “Pendidikan akan menentukan jenis

pekerjaan yang akan dilakukan. Profesi dan pekerjaan seseorang akan

mempengaruhi pendapatan yang diterimanya. Pendidikan dan pendapatan

7 Ujang Sumarwan. Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran. Bogor:

Ghalia Indonesia. 2011. Hal. 254.

16

tersebut kemudian akan mempengaruhi proses keputusan dan pola

konsumsi seseorang.8

Seseorang yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi lebih

mengetahui pentingnya memiliki tabungan. Selain itu, mereka lebih

mengetahui mengenai instrument keuangan apa yang baik untuk

membantu mereka mencapai tujuan keuangan.

2. Faktor Ekonomi

a. Penghasilan

Dalam kamus besar bahasa Indonesia penghasilan adalah hasil kerja

(usaha dan sebagainya).9 Sedangkan penghasilan atau pendapatan dalam

kamus manajemen adalah “uang yang diterima oleh perorangan,

perusahaan dan organisasi lain dalam bentuk upah, gaji, sewa, bunga,

komisi, ongkos dan laba.”10

Sedangkan arti lain dari pendapatan adalah

“Pendapatan merupakan imbalan yang diterima oleh seseorang dari

pekerjaan yang dilakukannya untuk mencari nafkah. Pendapatan

umumnya diterima dalam bentuk uang.”11

Penghasilan bisa didapatkan dari pekerjaan, tunjangan pensiun,

bonus akhir tahun, hasil sewa dari properti yang disewakan, warisan dan

8 Ibid Hal. 254.

9 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 1989), h. 185. 10

BN, Marbun, Kamus Menejemen, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2003), h. 230. 11

Ujang Sumarwan. Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran. Bogor:

Ghalia Indonesia. 2011. Hal. 257.

17

lain-lain. Penghasilan dengan jumlah yang besar tidak berarti menjamin

masa depan keuangannya akan cerah. Seseorang harus bisa mengatur

keuangannya dengan baik agar bisa mencapai tujuan yang diinginkan.

“kekayaan itu tidak ditentukan oleh banyaknya jumlah harta yang dimilki.

Tapi, kekayaan lebih dilihat pada berapa lama anda dapat bertahan hidup

di taraf kehidupan yang sedang anda jalani saat ini, jika suatu saat anda

kehilangan penghasilan.” 12

Tingkat penghasilan juga mempengaruhi tingkat tabungan

seseorang. Karena umumnya seseorang menabung didasarkan oleh

kebutuhan berjaga-jaga. “...... Dengan demikian tabungan tergantung pada

besarnya penghasilan yang porsinya ditentukan oleh kebutuhan berjaga-

jaga.”13

Tingkat penghasilan mempengaruhi banyak aspek dalam kehidupan

salah satunya adalah pengeluaran atau konsumsi. Semakin tinggi tingkat

penghasilan maka semakin besar tingkat pengeluaran. Semakin tinggi

tingkat pengeluaran maka semakin sulit untuk mencapai tujuan keuangan

di masa depan.

b. Pengeluaran

12

Adler H Manurung dan Lutfi T Rizky, Successful Financial Planner, cet.2, (Jakarta: PT

Grasindo, 2009), h.31. 13

Ali Sakti, Ekonomi Islam: Jawaban atas Kekacauan Ekonomi Modern, cet.1, (Jakarta:

Paradigma dan AQSA Publishing, 2007), h. 153.

18

Pengeluaran dapat didefinisikan sebagai aktivitas atau usaha untuk

memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia. Tingkat pengeluaran setiap

orang tentu berbeda-beda. Tingkat pengeluaran mempengaruhi kehidupan

ekonomi masyarakat. Pentingnya mengatur pos-pos pengeluaran

membantu masyarakat untuk mengamankan keuangan mereka.

Pengeluaran juga bisa disebut biaya hidup. “Biaya hidup adalah

biaya yang harus anda keluarkan untuk bisa tetap hidup. Biaya ini

meliputi biaya hidup anda sebagai manusia, hidup keluarga anda, dan

hidup rumah tangga anda, serta biaya-biaya lain yang secara langsung

maupun tidak langsung masih berkaitan dengannya.”14

Pengeluaran atau biaya hidup seseorang juga ditentukan oleh gaya

hidup orang tersebut. “Gaya hidup didefinisikan sebagai pola dimana

orang hidup dan menggunakan uang dan waktunya.”15

Setiap orang

memiliki gaya hidup yang berbeda-beda dan sebaiknya gaya hidup

disesuaikan dengan penghasilan yang diterima agar memiliki sisa dana

yang bisa digunakan dikemudian hari.

Tingkat pengeluaran yang diatur dengan baik dapat membantu

masyarakat untuk menyisihkan dana untuk ditabung. “untuk memperbesar

tabungan, yang perlu anda lakukan adalah (1) mengurangi pengeluaran

14

Safir Senduk, Seri Perencanaan Keuangan Keluarga: Mengelola Keuangan Keluarga

(Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2004), Hal. 29. 15

Ujang Sumarwan. Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran. Bogor:

Ghalia Indonesia. 2011. Hal. 45

19

(2) meningkatkan penghasilan. Bila penghasilan anda tetap, anda

berusaha mengurangi pengeluaran untuk mendapatkan tabungan......”16

.

sehingga dapat disimpulkan salah satu cara mendapatkan tabungan adalah

dengan cara mengurangi pengeluaran.

3. Faktor Psikologis

a. Menabung dari Visi Sosial Keagamaan

Agama adalah keyakinan dan kepercayaan seseorang terhadap suatu

hal. “Agama yaitu suatu sistem kepercayaan dan keyakinan tentang

hakikat adanya Maha Pencipta Alam Semesta dan segala isinya, yaitu

kepercayaan tentang Tuhan Yang Maha Esa serta kepercayaan tentang

adanya kehidupan setelah kematian.”17

Semakin tinggi tingkat kepercayaan seseorang maka akan semakin

tinggi tingkah laku seseorang dalam mengamalkan pedoman agama yang

diyakininya. “suatu kepercayaan adalah pikiran deskriptif yang dianut

seseorang melalui satu hal. Suatu pendirian menjelaskan evaluasi kognitif

yang menguntungkan atau tidak menguntungkan, perasaan emosional,

16

Hendri Hartopo, Financial Planning Save or Sorry!, PT Elex Media Komputindo, 2003,

Jakarta, Hal. 137. 17

Ujang Sumarwan. Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran. Bogor:

Ghalia Indonesia. 2011. Hal. 12

20

dan kecenderungan yang mapan dari seseorang terhadap suatu objek atau

ide.”18

Agama mengajarkan dan memberi petunjuk bagaimana cara

umatnya untuk berprilaku. “Agama tersebut memberikan pedoman ajaran

mengenai apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan

oleh pemeluknya. Ajaran-ajaran agama tersebut akan mempengaruhi

sikap, motivasi, persepsi dan perilaku konsumen dalam mengkonsumsi

barang dan jasa”19

Agama sangat peduli sekali terhadap cara seseorang dalam

mengatur keuangannya. Bahkan dalam Alquran pun disebutkan dalam

surat Al-Israa ayat 26 dan 27 “ Dan berikanlah haknya kepada kerabat

dekat, juga kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan

janganlah kamu menghabur-hamburkan (hartamu) secara boros”.

“sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan

setan itu sangat ingkar kepada tuhannya”.

Allah juga tidak menyukai orang yang suka menghambur-

hamburkan uang. Surat Al-A’raf ayat 31 menyebutkan “Wahai anak cucu

adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap (memasuki) masjid,

makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sesungguhnya Allah

18

Philip Kotler. Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan Pengendalian, Ahli Bahasa: Ancella

Anitawati Hermawan. Jakarta: Salemba Empat. 1995. Hal. 204. 19

Ujang Sumarwan. Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran. Bogor:

Ghalia Indonesia. 2011. Hal. 12

21

tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.” Orang yang taat beragama

tentu menjadikan Al-quran dan Hadits sebagai pedoman dalam menjalani

hidup mereka.

Agama juga memegang peranan sangat penting dalam

mempengaruhi seseorang dalam memiliki menabung. Dalam Al-quran

surat Al-Hasyr ayat 18 diperintahkan untuk memperhatikan atau

memikirkan apa yang diperbuat sekarang untuk masa di kemudian hari.

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah

Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok;

dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui

apa yang kamu kerjakan”.

Peneliti membagai masyarakat menjadi tiga kelompok sosial

keagamaan yaitu bervisi rendah, moderat dan tinggi. Kelompok yang

bervisi rendah adalah kelompok responden yang kurang menjadikan

agama sebagai pedoman dalam keputusan keuangan mereka. Kelompok

bervisi moderat adalah orang yang melihat agama sebagai petunjuk dalam

kehidupan namun faktor lain selain agama juga menjadi bahan

pertimbangan mereka. Kelompok yang bervisi tinggi adalah orang yang

selalu berusaha mengikuti semua pedoman agama dalam segala aspek

kehidupannya.

b. Menabung dari Visi Optimisme

22

Optimisme dalam penelitian ini adalah optimisme dalam

memandang kehidupan masa depan keuangan mereka. “seseorang yang

termotivasi adalah siap untuk bertindak. Bagaimana seseorang benar-

benar bertindak, dipengaruhi oleh persepsi dia mengenai situasi

tertentu.”20

Peneliti membagi sisi optimism responden menjadi tiga

kelompok, yaitu pesimis, moderat dan optimis.

Pertama, Kelompok pesimis sangat negative dalam memandang

masa depan, mereka tidak mengharapkan yang lebih baik lagi karena

dalam pikiran mereka apapun yang mereka kerjakan pasti tidak akan

merubah masa depan mereka. Kedua, Kelompok moderat adalah

kelompok menengah yaitu tidak bersifat negative ataupun positif dalam

menjalani kehidupan mereka, mereka hanya menjalani apa yang mereka

kerjakan. Ketiga, Kelompok optimis adalah kelompok yang sangat

berpikiran positif, mereka selalu berpikir dan berbuat hal positif untuk

masa depan mereka terlepas apakah yang mereka kerjakan akan berhasil

atau tidak.

c. Menabung dari Visi Sosial Ekonomi

Sosial ekonomi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang

mengambil keputusan keuangannya berdasarkan pada keuntungan

20

Philip Kotler. Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan Pengendalian, Ahli Bahasa: Ancella

Anitawati Hermawan. Jakarta: Salemba Empat. 1995. Hal. 204.

23

ekonomis yang akan didapatkan. Mereka mengambil keputusan bukan

karena bagaimana mereka memandang kehidupan tapi lebih bagaimana

mereka melihat keputusan mereka mempengaruhi kehidupan ekonomi

mereka.

Visi sosial ekonomi juga mempengaruhi bagaimana cara seseorang

menggunakan uangnya. “Selain pendapatan, sesungguhnya pengeluaran

konsumsi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain misalnya: (1) Tingkat

kekayaan; (2) Sosial ekonomi; (3) tingkat harga; (4) Selera; (5) Tingkat

Bunga; (6) dan lain-lain.”21

Semakin kecil tingkat pengeluaran maka

semakin besar jumlah tabungan seseorang.

Penelitian ini membagi sosial ekonomi menjadi tiga kelompok yaitu

kelompok bervisi rendah, moderat dan tinggi. Kelompok yang memiliki

visi rendah adalah kelompok yang mengambil keputusan keuangan tidak

untuk mencari keuntungan ekonomi. Kelompok moderat adalah

kelompok yang mengambil keputusan tidak berdasarkan mencari

keuntungan namun jika melihat peluang untuk mendapatkan keuntungan

maka mereka akan mengambilnya. Kelompok dengan visi sosial ekonomi

tinggi selalu mengambil keputusan keuangan untuk mencari keuntungan

ekonomi.

21

Dr. Nur Laily, M.Si dan Drs. Ec. Budiyono Pristyadi, M.M., Teori Ekonomi (Yogyakarta:

Graha Ilmu, 2013), hal. 161.

24

C. Tinjauan Studi Terdahulu

Adapun studi terdahulu yang dijadikan sebagai bahan perbandingan dalam

penelitian ini adalah:

1. Skripsi berjudul “Pengaruh Tingkat Penghasilan Nasabah Terhadap Minat

Nasabah Menabung di Tabungan Investa Cendekia Pada Bank Syariah

Mandiri KCP Sibuhuan” yang ditulis oleh Maya Gusti Indaris

(208046100008), jurusan Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum.

Penelitian ini menggunakan survei di lapangan. Penelitian ini berjenis

deskriptif. Peneliti menyimpulkan bahwa penghasilan berpengaruh terhadap

tingkat tabungan di tabungan investa cendekia, semakin besar penghasilan

nasabah maka semakin besar tabungan nasabah, dan hal yang membuat nasabah

menabung di tabungan investa cindekia dikerenakan adanya asuransi yang

fleksibel.

2. Skripsi berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Masyarakat Untuk

Membuka Rekening Tabungan Mudharabah Muthlaqah di PT Bank

Syariah Mandiri Cabang Bintaro” yang ditulis oleh Muhamad Arif Cahyadi

(206046103851), jurusan Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum.

Penelitian ini menggunakan metode deskriftif non hipotesis dengan pendekatan

analisis kuantitatif. Peneliti menyimpulkan bahwa nasabah membuka rekening

tabungan mudharabah muthlaqah karena tabungan ini sesuai syariah lalu diikuti

oleh keuntungan produk, kemudian resiko produk, motif jaga-jaga, dan yang

menjadi peran terkecil adalah faktor kebutuhan nasabah.

25

3. Skripsi berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Intensi Menabung di

Bank Syariah” yang ditulis oleh Vita Widyan Priaji (106070002327) Fakultas

Psikologi. Peneliti menyimpulkan bahwa ada pengaruh terhadap intensi

masyarakat menabung di Bank Syariah secara keseluruhan dari sikap, norma

subyektif, perceived behavior control, religiusitas, penghasilan, pendidikan dan

usia terhadap intensi menabung di bank syariah. Persentase kontribusi terbesar

terhadap intensi menabung di bank syariah yaitu sikap, norma subyektif dan

penghasilan.

Peneliti menyadari terdapat beberapa perbedaan dari penelitian terdahulu.

Perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Skripsi berjudul “Pengaruh Tingkat Penghasilan Nasabah Terhadap Minat

Nasabah Menabung di Tabungan Investa Cendekia” yang ditulis oleh Maya

Gusti Indaris membahas satu variabel saja yang mempengaruhi orang

menabung. Sedangkan, penelitian ini membahas variabel-variabel lainnya yang

mempengaruhi orang menabung.

2. Skripsi berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Masyarakat Untuk

Membuka Rekening Tabungan Mudharabah Muthlaqah” yang ditulis oleh

Muhamad Arif Cahyadi membahas variabel yang mempengaruhi masyarakat

untuk membuka tabungan Mudharabah Muthlaqah saja. Sedangkan, penelitian

ini membahas faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang dalam memiliki

tabungan produktif maupun non produktif.

26

3. Skripsi berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Intensi Menabung di

Bank Syariah” yang ditulis oleh Vita Widyan Priaji membahas faktor-faktor

yang mempengaruhi masyarakat untuk membuka tabungan di bank syariah saja.

Sedangkan, penelitian ini melakukan penelitian secara langsung kepada

masyarakat melalui survei mengenai kondisi keuangan mereka, tidak melalui

instansi dan yayasan.

27

BAB III

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan mengenai gambaran umum daerah penelitian, kemudian

menjelaskan metode penelitian yang digunakan oleh peneliti.

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian

Kota Balikpapan mempunyai lima kecamatan. Kecamatan Balikpapan

Selatan adalah Kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak. Berdasarkan data

statistik,1 jumlah dan komposisi penduduk Balikpapan Selatan tahun 2013 adalah

132.527 jiwa dengan kepadatan penduduk 2.763,86 orang/Km2. Balikpapan

Selatan menempati 9,35% dari total keseluruhan wilayah Kota Balikpapan.

Komposisi penduduk Kota Balikpapan sangat heterogen meliputi hampir

seluruh suku yang ada di Indonesia. Penduduk asli Balikpapan sendiri adalah Pasir

Balik yang hampir punah. Penduduk Kota Balikpapan umumnya berbahasa

Indonesia dan dicampur dengan bahasa daerah.

Peneliti membatasi lokasi penelitian agar memudahkan peneliti dalam

melakukan penelitian. Peneliti memilih masyarakat di Kelurahan Gunung Bahagia

Kecamatan Balikpapan Selatan sebagai responden penelitian.

1 Pemerintahan Kota Balikpapan. Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Balikpapan.

Balikpapan: 2014.

28

Karakteristik Kelurahan Gunung Bahagia

a. UMUM

1) Luas Kelurahan : 3.735 Ha

2) Batas Wilayah:

a) Sebelah Utara : Kelurahan Gunung Bahagia

b) Sebelah Selatan : Kelurahan Sungai Nangka

c) Sebelah Barat : Kelurahan Sepinggan Baru

d) Sebelah Timur : Kelurahan Damai Baru

3) Topografi : Datar dan Berbukit-bukit

4) Suhu udara maksimum/minimum (mm): 22-23°C

b. KEPENDUDUKAN

1) Jumlah Kepala Keluarga : 7.717 KK

2) Jumlah Penduduk : 22.501 jiwa

Penduduk menurut Jenis Kelamin:

a) Laki-laki : 11.697 jiwa

b) Perempuan : 10.804 jiwa

Penduduk menurut Usia:

a) Usia 0-19 tahun : 7.506 jiwa

b) Usia 20-54 tahun : 13.297 jiwa

c) Usia 54 tahun keatas : 6.981 jiwa

3) Pekerjaan/Mata pencarian : 7.204 orang

29

a) Pegawai Negri Sipil : 647 orang

b) TNI/Polri : 126 orang

c) Swasta/BUMN : 6.431 orang

4) Jumlah Pendidikan Berdasarkan Tingkat Pendidikan: 22.501 jiwa

a) Belum Sekolah : 4.346 jiwa

b) SD : 952 jiwa

c) Tamat SD : 3.421 jiwa

d) SLTP : 2.862 jiwa

e) SLTA : 7.909 jiwa

f) Diploma : 835 jiwa

g) S1 : 2.080 jiwa

h) S2 : 96 jiwa

B. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif.

Pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan yang memungkinkan peneliti menulis

hasil penelitian dalam bentuk angka. Pendekatan kuantitatif ini menggunakan

jenis penelitian survei.

30

2. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian adalah masyarakat Kelurahan Gunung Bahagia

Kecamatan Balikpapan Selatan, Balikpapan, Kalimantan Timur. Berdasarkan

data statistik2 jumlah dan komposisi penduduk Kelurahan Gunung Bahagia

tahun 2013 adalah 22.501 jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga adalah 7.717

KK.

Peneliti menggunakan teknik nonprobability sampling untuk pengambilan

sampel responden. nonprobability sampling merupakan teknik untuk

menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai

tercapai jumlah yang diinginkan.

Melihat keterbatasan peneliti dari segi biaya, waktu dan tempat maka

peneliti membatasi jumlah sampel. Jumlah sampel yang diinginkan yaitu 100

orang. Jika penelitian belum mencapai 100 orang, maka penelitian dianggap

belum selesai. Data penelitian didapatkan dengan cara mengunjungi rumah-

rumah dan memberikan kuesioner kepada kepala keluarga.

3. Data Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer

dalam penelitian ini berupa keadaan ekonomi keluarga. Responden diminta

untuk menjawab apakah mereka memiliki tabungan. Jawaban responden berupa

2 Pemerintahan Kota Balikpapan. Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Balikpapan.

Balikpapan: 2014.

31

informasi tentang keadaan ekonomi responden yang dikumpulkan melalui

kuesioner. Data itu di peroleh melalui pertanyaan yaitu ”Apakah

Bapak/Ibu/Sdr memiliki tabungan dalam dua tahun terakhir ini?”.

4. Teknik Pengumpulan Data Penelitian

Data penelitian ini dikumpulkan melalui survei. Teknik pengumpulan

data menggunakan media kuesioner atau angket. Angket adalah sejumlah

pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh data dari responden, dalam arti

laporan tentang pribadinya atau hal-hal lain yang diketahuinya.3 Kuesioner

diberikan dengan cara bertemu langsung dengan responden atau dititipkan

kepada responden untuk diisi ketika reponden memiliki waktu luang.

Ada tiga teknik pengisian kuesioner dalam penelitian ini:

a. Dibacakan: Peneliti membacakan pertanyaan-pertanyaan di dalam kuesioner

dan memberikan pilihan jawaban kepada responden. Kemudian, responden

memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut.

b. Ditemani: Responden diberi kebebasan untuk membaca dan menjawab

pertanyaan-pertanyaan di dalam kuesioner. Pertama, bila responden tidak

paham mengenai pertanyaan di dalam responden maka, responden bisa

langsung bertanya kepada peneliti. Kedua, peneliti mendampingi dan

3 Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif (Jakarta: Prenata Media Grup, 2005) h.123

32

memantau proses pengisian kuesioner oleh responden apakah responden

menjawab secara serius pertanyaan-pertanyaan yang ada di dalam kuesioner.

c. Dititipkan: Peneliti menitipkan kuesioner disebabkan responden memiliki

kesibukan. Responden bisa memilih waktu yang tepat untuk mengisi

kuesioner. Peneliti tidak bisa memantau proses pengisian kuesioner.

Berdasarkan ketiga teknik tersebut, cara dibacakan merupakan cara yang

paling baik. Kedua, peneliti memberikan kebebasan kepada responden untuk

mengisi kuesioner sendiri tetapi tetap ditemani oleh peneliti. Cara yang ketiga

memiliki sedikit kecacatan, ada beberapa pertanyaan di kuesioner yang tidak

dipahami oleh responden, sehingga responden tidak mengisi beberapa

pertanyaan dalam kuesioner tersebut. Hasil data kuesioner ini tidak digunakan

oleh peneliti dan peneliti menggantinya dengan kuesioner yang baru.

Peneliti berpikir positif bahwa responden mengisi kuesioner secara jujur,

serius, dan akurat. Setelah peneliti menerima kuesioner yang dititipkan kepada

responden, peneliti langsung memeriksa jawaban-jawaban responden. Sehingga

meminimalisir kesalahan pada pengisian data. Hal tersebut bisa menjadi

gambaran, bahwa data penelitian ini bisa dijamin kualitasnya.

5. Teknik Pengelolahan Data Penelitian

Sebelum peneliti memulai proses memasukkan data ke program

komputer, peneliti harus mengecek beberapal hal. Pertama, peneliti memeriksa

kelengkapan data. Kedua, apakah data tersebut bisa dibaca atau tidak. Sejauh

33

ini persoalan-persoalan dalam tahapan editing data sudah bisa terselesaikan

oleh peneliti.

Setelah peneliti mengedit hasil data tersebut, peneliti mengentri data

dengan menggunakan program SPSS. Peneliti memberikan kode pada setiap

data yang akan dientri untuk memudahkan peneliti mengelola data melalui

program SPSS yang disebut coding. Kemudian, peneliti menganalisis data

dengan menggunakan perangkat program SPSS. Kemudian, peneliti

menyajikan hasil data penelitian dalam bentuk tabel. Pada tahapan ini, peneliti

memasukkan hasil data penelitian ke dalam tabel-tabel dan membagi data

tersebut sesuai kategorinya. Terakhir, peneliti menyusun hasil penelitian

sehingga peneliti dapat menghitung dengan mudah jumlah kasusnya dalam

berbagai kategori.

6. Metode Analisis Data Penelitian

Peneliti menggunakan teknik analisis statistik deskriptif. Peneliti

menggambarkan dan menguraikan hasil data penelitian. Kemudian, peneliti

menganalisis temuan hasil penelitian. Hasil penelitian ini memberikan

gambaran secara umum tentang jumlah persentase responden yang memiliki

tabungan dan faktor-faktor yang mempengaruhi responden dalam memiliki

tabungan.

34

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab IV akan memaparkan beberapa hal pokok yang menjadi inti dari penelitian

ini, yakni hasil penelitian. Oleh karena itu, sebelum membahasnya, maka akan

dipaparkan mengenai profil responden.

A. Profil Responden

Pada bagian ini akan dibahas mengenai beberapa aspek dari profil

responden, yakni responden menurut usia, responden menurut tingkat

pendidikan terakhir, responden menurut pekerjaan, responden menurut

penghasilan, pengeluaran dan kebutuhan hidup.

1. Responden menurut Usia

Salah satu aspek dalam profil responden yang harus dipahami adalah

aspek usia. Untuk itu, tabel di bawah ini akan menunjukkan data usia

responden. Adapun tujuan dari informasi tentang usia responden adalah

untuk memudahkan pembaca dalam memahami pembahasan dari hasil

penelitian ini.

35

Tabel 4.1

Responden Menurut Usia

NO Usia ƒ %

1 18-30 tahun 51 51,0

2 31-48 tahun 41 41,0

3 ≥49 tahun 8 8,0

Total 100 100,0

Sumber: Diolah dari data lapangan

Tabel 4.1 menyajikan data tentang usia responden yang menjadi

sampel dalam penelitian. Secara keseluruhan, responden berjumlah 100

orang yang rata-rata usia 29 tahun dengan standart deviation 0,64. Informasi

dari hasil data penelitian, responden relatif memasuki usia produktif. Tabel

4.1 menunjukan jumlah variasi usia responden sangat kecil dan hampir

setengah dari total keseluruhan responden berusia di bawah 31 tahun.

2. Responden menurut Tingkat Pendidikan Terakhir

Selain memahami aspek responden menurut usia, memperhatikan

tingkat pendidikan terakhir responden juga penting untuk dapat membantu

kita dalam memahami hal-hal yang terkait dengan kemungkinan responden

dalam menabung. Umumnya jika responden mendapatkan pendidikan yang

baik maka dapat membantunya mendapatkan pekerjaan yang baik. Pekerjaan

36

yang baik tentu akan menentukan tingkat penghasilan yang baik pula,

sehingga responden lebih berpeluang untuk menabung. Tabel di bawah ini

akan membahas mengenai pendidikan terakhir responden.

Tabel 4.2

Tingkat Pendidikan Terakhir

No Pendidikan ƒ %

1 ≤ SLTP 23 23,23

2 SLTA 49 49,50

3 ≥ Sarjana 27 27,27

Total 99 100,0

Sumber: Diolah dari data lapangan

Tabel 4.2 menjelaskan tentang tingkat pendidikan terakhir responden.

Data tersebut menunjukkan bahwa lebih dari tiga perempat responden

berpendidikan minimal SLTA. Lebih dari seperempat responden telah

menyelesaikan pendidikan sarjana. Sisanya kemudian berpendidikan lebih

rendah dari SLTA. Sehingga dapat dikatakan bahwa dari keseluruhan

responden, tingkat pendidikan mereka cenderung tinggi.

3. Responden menurut Jenis Pekerjaan

Profil responden juga dapat ditelaah melalui aspek jenis pekerjaan.

Terdapat beberapa jenis pekerjaan dan pengaruhnya terhadap tingkat

menabung responden. Pertama, responden yang bekerja secara mandiri

37

umumnya lebih terdorong untuk menentukan tingkat penghasilan yang lebih

tinggi, sehingga lebih memungkinkan untuk menabung. Kedua, Jika bekerja

dengan orang lain atau pemerintah, maka untuk menentukan tingkat

penghasilan menjadi hal yang lebih sulit dibandingkan bekerja secara

mandiri.

Tabel 4.3

Jenis Pekerjaan

No Pekerjaan ƒ %

1 PNS 5 5,0

2 Karyawan Swasta 56 56,0

3 Wiraswasta 39 39,0

Total 100 100,0

Sumber: Diolah dari data lapangan

Tabel 4.3 menyajikan data tentang beberapa jenis pekerjaan responden.

Dilihat dari data tersebut, minimal 60% responden masih bekerja dengan

orang lain dan pemerintah. Namun, 39% responden tidak bekerja dengan

orang lain, dan lebih memilih untuk berwiraswasta.

38

4. Responden menurut Tingkat Kemampuan Ekonomi Memenuhi

Kebutuhan Hidup

Responden mempunyai tingkat penghasilan yang berbeda-beda. Tidak

setiap orang mengaku cukup dengan apa yang mereka miliki. Beberapa

orang dengan tingkat penghasilan yang kecil mengaku cukup dalam

memenuhi kebutuhan hidup mereka. Namun, beberapa orang dengan tingkat

penghasilan yang tinggi tidak merasa cukup memenuhi kebutuhan hidup

mereka. Jika seseorang merasa kebutuhannya telah tercukupi maka lebih

besar kemungkinan mereka untuk memiliki tabungan dibandingkan orang

yang mengaku kekurangan. Berikut ini tabel yang membahas mengenai

kemampuan responden dalam memenuhi kebutuhan hidup.

Tabel 4.4

Kemampuan Ekonomi dalam Memenuhi Kebutuhan Hidup

No Keterangan ƒ %

1 Tidak cukup dan harus selalu berhutang 1 1,0

2 Pas-pasan dan harus irit sekali 5 5,0

3 Cukup tapi harus sedikit berhemat 48 48,0

4 Cukup dan tidak harus hemat 5 5,0

5 Cukup dan ada sedikit sisa uang 39 39,0

6 Cukup dan ada banyak sisa uang 2 2,0

Total 100 100,0

Sumber: Diolah dari data lapangan

39

Tabel 4.4 menyajikan data tentang kemampuan ekonomi responden

dalam memenuhi kebutuhan hidup. Pemenuhan kebutuhan hidup responden

tergantung dari tingkat penghasilannya, namun tidak dapat disimpulkan

bahwa tingkat penghasilan yang besar sudah menjamin pemenuhan

kebutuhan hidup.

Tabel 4.4 menunjukkan sebanyak 41% responden memiliki sisa

penghasilan setelah memenuhi kebutuhan sehari-hari, sehingga dapat

dikatakan kemampuan ekonomi responden cukup baik. Kemudian responden

lainnya mengatakan bahwa pemenuhan kebutuhannya cukup akan tetapi

mereka harus menghemat pengeluaran bahkan mereka harus berhutang

sehingga dapat dipastikan mereka tidak memiliki uang lebih untuk

menabung.

5. Responden menurut Tingkat Penghasilan Rutin Perbulan

Aspek berikutnya adalah responden menurut tingkat penghasilan rutin

perbulan, di mana pada umumnya tingkat penghasilan menentukan

kemampuan menabung seseorang. Tabel di bawah akan menunjukkan

mengenai keadaan keuangan responden.

40

Tabel 4.5

Total Penghasilan Utama

No Penghasilan ƒ %

1 ≤ Rp 2.999.000 56 56,0

2 Rp 3.000.000 - Rp 5.999.000 39 39,0

3 Rp 6.000.000 - Rp 9.999.000 3 3,0

4 ≥ Rp 10.000.000 2 2,0

Total 100 100,0

Sumber: Diolah dari data lapangan

Tabel 4.5 menyajikan data tentang tingkat penghasilan responden

setiap bulan dari pekerjaan utama. Mayoritas responden memiliki

penghasilan kurang dari tiga juta rupiah per bulan. Jumlah ini tidak begitu

jauh dari Upah Minimum Kota (UMK) Balikpapan 2015 sebesar

Rp2.219.500. 1

Besaran UMK ini mengikuti standart Kebutuhan Hidup

Layak (KHL) 2015 kota Balikpapan sebesar Rp2.218.379.2

Selain penghasilan utama, responden juga memiliki penghasilan

tambahan. Peneliti menyimpulkan bahwa dari penghasilan utama dan

ditambah dengan penghasilan tambahan, maka rata-rata responden

1 Salinan Surat Keputusan Gubernur Kalimantan Timur, surat keputusan ditetapkan di

Samarinda 20 November 2014. 2 Balikpapan POS, “UMK Balikpapan Rp 2,2 Juta”, artikel di akses pada 15 Februari dari

http://www.balikpapanpos.co.id/berita/detail/141563-umk-balikpapan-rp22-juta.html.

41

merupakan keluarga sejahtera awal. Adapun tabel penghasilan tambahan

sebagai berikut.

Tabel 4.6

Total Penghasilan Tambahan

No Penghasilan tambahan ƒ %

1 ≤ Rp 2.999.000 62 83,8

2 Rp 3.000.000 - Rp 5.999.000 8 10,8

3 Rp 6.000.000 - Rp 9.999.000 3 4,1

4 ≥ Rp 10.000.000 1 1,3

Total 74 100,0

Sumber: Diolah dari data lapangan

Table 4.6 menunjukkan total penghasilan tambahan responden setiap

bulan. Data tersebut menyatakan bahwa sebanyak 74% responden memiliki

penghasilan tambahan selain penghasilan dari pekerjaan utama. Rata-rata

responden memiliki penghasilan tambahan kurang dari Rp 2.999.000.

Penghasilan tambahan yang didapat oleh responden dapat berasal dari istri

yang bekerja, uang sewa, toko di rumah dan sumber-sumber lainnya.

6. Responden menurut Tingkat Pengeluaran Rutin Perbulan

Setiap keluarga tentu memiliki tingkat pengeluaran rutin yang berbeda

antar keluarga yang satu dan keluarga yang lainnya. Meskipun masing-

42

masing responden mempunyai tingkat penghasilan yang sama, namun

tingkat pengeluaran responden belum tentu sama. Hal ini disebabkan oleh

tingkat pengeluaran mempengaruhi kemampuan responden dalam

menabung. Sehingga kemudian dapat diambil hipotesis bahwa semakin

sedikit yang dikeluarkan semakin banyak sisa penghasilan yang dapat

ditabung.

Tabel 4.7

Total Pengeluaran

No Pengeluaran ƒ %

1 ≤ Rp 2.999.000 82 82,0

2 Rp 3.000.000 - Rp 5.999.000 14 14,0

3 Rp 6.000.000 - Rp 9.999.000 3 3,0

4 ≥ Rp 10.000.000 1 1,0

Total 100 100,0

Sumber: Diolah dari data lapangan

Tabel 4.7 menyajikan data tentang tingkat pengeluaran rutin responden

setiap bulan. Jika dilihat dari tabel penghasilan (tabel 4.5) dan dibandingkan

dengan tabel pengeluaran (tabel 4.7) maka dapat terlihat adanya responden

yang mempunyai tingkat penghasilan yang lebih tinggi dari tingkat

pengeluaran.

43

B. Hasil Penelitian

Setelah membahas mengenai profil responden dan aspek-aspeknya

sebagai pijakan penelitian, maka pada bagian kedua ini akan dipaparkan hasil

penelitian. Adapun hasil yang akan dijelaskan, yaitu berapa banyak responden

yang menabung, jenis tabungan yang paling umum digunakan oleh responden,

intensitas responden menabung, tujuan responden menabung, sumber dana

tabungan, dan variabel-variabel yang mempengaruhi responden menabung yaitu

pendidikan, penghasilan dan pengeluaran.

1. Jumlah Orang Menabung

Penelitian ini tidak hanya membahas data tentang tabungan saja, tetapi

juga mencoba mengembangkan tentang tabungan produktif dan tabungan

non produktif. Hal ini tentu memiliki alasan jelas yakni karena masyarakat

mulai banyak mengenal tabungan yang menghasilkan keuntungan yakni

tabungan produktif. Masyarakat juga mulai menyadari betapa pentingnya

tabungan produktif, karena keuntungan-keuntungan yang didapatkan lebih

banyak dibandingkan hanya menyimpan uang dalam tabungan non

produktif.

44

Tabel 4.8

Kepemilikan Tabungan Non Produktif

NO Kepemilikan Tabungan ƒ %

1 Memiliki 88 88,0

2 Tidak 12 12,0

Total 100 100,0

Sumber: Diolah dari data lapangan

Tabel 4.8 menunjukkan bahwa mayoritas responden (88%) memiliki

tabungan non produktif dalam dua tahun terakhir. Tabungan non produktif

adalah tabungan yang digunakan hanya untuk menyimpan dana dan tidak

diniatkan untuk tujuan mencari keuntungan. Tabungan non produktif yang

dimiliki oleh responden bisa saja merupakan tabungan yang memang sudah

ada sejak dua tahun yang lalu maupun tabungan yang baru dimiliki

responden dalam dua tahun terakhir. Tabungan non produktif yang dimiliki

responden bisa juga berasal dari pemberian orang tua dan juga berasal dari

penghasilan sendiri. Tabel di atas menunjukkan banyaknya orang yang

memiliki tabungan non produktif. Tabungan non produktif tersebut dapat

berupa uang tunai, perhiasan, asuransi, dana arisan dan lain-lain. Banyaknya

responden yang memiliki tabungan menunjukkan bahwa menabung bukan

hal yang asing lagi dalam kehidupan responden.

45

Tabel 4.9

Kepemilikan Tabungan Produktif

NO Kepemilikan Tabungan ƒ %

1 Memiliki 63 63,0

2 Tidak 37 37,0

Total 100 100,0

Sumber: Diolah dari data lapangan

Tabel 4.9 menunjukkan data lebih dari 60 % responden dari jumlah

keseluruhan telah memiliki tabungan produktif. Responden mendapatkan

penghasilan tambahan atau keuntungan selisih harga beli dari berbagai

tabungan produktif yang dimiliki. Hal ini jelas terlihat bahwa masyarakat

tidak hanya bergantung pada satu penghasilan saja tetapi juga mencari

penghasilan tambahan dari tabungan produktif. Selain itu masyarakat juga

telah menyadari dengan mengalokasikan dana dalam bentuk tabungan

produktif lebih aman dari dampak penurunan nilai rupiah dibandingkan

menyimpan dana di rumah.

Tabel 4.10

Responden menurut Kepemilikan Tabungan Produktif dan Kepemilikan

Tabungan Non Produktif

Sumber: Diolah dari data lapangan

NO Tabungan

Non Produktif

Tabungan Produktif Total

Ya Tidak

ƒ % ƒ % ƒ %

1 Memiliki 60 68,2% 28 31,8% 88 100,0%

2 Tidak 3 25,0% 9 75,0% 12 100,0%

Total 63 63,0% 37 37,0% 100 100,0%

46

Tabel 4.10 menunjukkan umumnya responden yang memiliki tabungan

non produktif juga memiliki tabungan tabungan produktif. Data di atas juga

menunjukkan bahwa dari jumlah responden yang tidak memiliki tabungan

non produktif, seperempat dari reponden tersebut memiliki tabungan

produktif.

2. Jenis Tabungan Produktif dan Non Produktif yang Digunakan

Responden

Berikut jenis-jenis tabungan produktif dan tabungan non produktif

yang umum digunakan oleh responden:

Tabel 4.12

Jenis Tabungan Non Produktif yang Dipilih Responden

NO Jenis Tabungan ƒ NO Jenis Tabungan ƒ

1 Tabungan di bank 73 6 Tabungan pendidikan 13

2 Uang tunai 38 7 Tabungan haji 9

3 Perhiasan 33 8 Tabungan qurban 7

4 Arisan 28 9 tabungan kematian 2

5 Asuransi 20 10 Infaq 2

Sumber: Diolah dari data lapangan

47

Tabel 4.11 terlihat jelas jenis tabungan non produktif yang paling

umum digunakan oleh responden, yaitu tabungan biasa di Bank. Responden

lebih memilih jenis tabungan biasa di bank dibandingkan dengan jenis

tabungan lainnya.

Tabungan produktif yang paling umum digunakan responden dalam

bentuk properti yaitu tanah. 35 orang responden menyimpan dananya dengan

cara membeli tanah. Berikut tabungan produktif lainnya:

Tabel 4.12

Jenis Tabungan Produktif yang Dipilih Responden

NO Jenis Tabungan ƒ NO Jenis Tabungan ƒ

1 Tanah 35 5 Toko 8

2 Rumah 29 6 Kosan 4

3 Kontrakan 12 7 Ruko 3

4 Usaha orang lain 11 8 Lainnya 0

Sumber: Diolah dari data lapangan

3. Tujuan Responden Menabung

Seperti yang dipaparkan dalam teori di Bab II, ada beberapa tujuan

orang menabung. Tujuan menabung yang paling umum (tabel 4.13) dipilih

responden dalam penelitian ini adalah untuk biaya pendidikan. Hal ini dapat

48

dijelaskan dengan data yaitu sebanyak 56 orang responden menabung untuk

biaya pendidikan. Berikut tujuan-tujuan responden menabung lainnya:

Tabel 4.13

Peringkat Tujuan Menabung Responden3

NO Tujuan Menabung ƒ NO Tujuan Menabung ƒ

1 Pendidikan 56 8 pernikahan anak 13

2 Kesehatan 40 9 Mudik/pulang kampung 13

3 Pensiun 37 10 Persalinan&Aqiqah anak 11

4 Membeli rumah 24 11 Renovasi rumah 9

5 Investasi 19 12 Qurban 9

6 Umrah dan naik haji 17 13 Jalan-jalan/rekreasi 4

7 Kendaraan 13 14 dana kematian 4

Sumber: Diolah dari data lapangan

4. Faktor Psikologis

Pada sub bab ini akan dibahas mengenai hubungan antara pandangan

sosial keagamaan, optimisme dan sosial ekonomi dengan kepemilikan

tabungan responden.

3 Responden boleh memilih jawaban lebih dari satu pilihan.

49

a. Menabung dari Visi Sosial Keagamaan

Responden terbagi menjadi tiga kelompok sosial keagamaan yaitu

bervisi rendah, moderat dan tinggi. Terdapat empat indikator4

yang

menjadi tolak ukur apakah responden adalah orang yang bervisi sosial

keagamaan tinggi, moderat atau rendah.

Tabel 4.14

Memiliki Tabungan menurut Visi Sosial Keagamaan

NO Visi Sosial

Keagamaan

Memiliki Tabungan Total

Memiliki Tidak

ƒ % ƒ % ƒ %

1 Bervisi Rendah 1 100,0% 0 ,0% 1 100,0%

2 Bervisi Moderat 11 78,6% 3 21,4% 14 100,0%

3 Bervisi Tinggi 76 89,4% 9 10,6% 85 100,0%

Total 88 88,0% 12 12,0% 100 100,0%

Sumber: Diolah dari data lapangan

Tabel di atas menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat

keagamaan responden maka semakin tinggi juga pandangan untuk

memikirkan masa depan yang lebih baik, yaitu salah satu caranya dengan

menabung. Data menunjukkan bahwa dari 76 orang responden yang

4 Visi sosial keagamaan diwakili oleh empat pertanyaan dengan ketentuan: Score 4-16 = bervisi

rendah, Score 17-28 = moderat dan Score 29-40 = bervisi tinggi.

1. Saya selalu merencanakan kehidupan saya, tetapi tetap menerima apa yang diberikan Allah di

kemudian hari

2. Saya lebih suka menjalani kehidupan apa adanya, dan berjalan-hidup sesuai takdir Allah

3. Saya merasa cukup dengan apa yang saya terima, sehingga saya tidak berusaha mendapatkan yang

lebih banyak-baik lagi

4. Islam mengajarkan kepada saya agar saya mencari rezki yang banyak agar saya mampu hidup

dengan baik dan nyaman

50

bervisi tinggi, 89,4% memiliki tabungan. Sebaliknya, hanya 78,6%

responden yang bervisi sosial keagamaan moderat yang memiliki

tabungan.

b. Menabung dari Visi Optimisme

Terdapat empat indikator5

yang menjadi tolak ukur apakah

responden adalah orang yang memiliki visi optimisme tinggi, moderat

atau rendah.

Tabel 4.15

Memiliki Tabungan menurut Visi Optimisme

NO Optimisme

memiliki tabungan Total

Memiliki Tidak

ƒ % ƒ % ƒ %

1 Pesimisis 28 84,8% 5 15,2% 33 100,0%

2 Moderat 43 86,0% 7 14,0% 50 100,0%

3 Optimis 17 100,0% 0 23,5% 17 100,0%

Total 88 88,0% 12 12,0% 100 100,0%

Sumber: Diolah dari data lapangan

5 Visi optimisme diwakili oleh empat pertanyaan dengan ketentuan: Score 4-16 = pesimis,

Score 17-28 = moderat dan Score 29-40 = optimis.

1. Saya sangat suka mencoba hal-hal baru, walaupun ada kemungkinan saya tidak akan berhasil.

2. Saya tidak menyekolahkan anak saya ke jenjang yang lebih tinggi karena dia pasti akan bekerja

seperti saya.

3. Dalam hidup ini banyak hal-hal yang tidak PASTI, maka saya harus menghadapinya dengan segala

persiapan yang maksimal

4. Saya tidak bisa mengandalkan hidup ini pada kebaikan atau belas kasihan orang lain

51

Tabel di atas terlihat hampir 30% responden berpikiran pesimis dan

ini merupakan jumlah yang cukup tinggi. Menariknya adalah responden

yang berpikiran pesimis tetap banyak yang memiliki tabungan. Hal ini

sedikit menggambarkan bahwa tabungan sudah menjadi gaya hidup bagi

responden. Contohnya pekerjaan yang mengharuskan mereka memiliki

rekening di bank.

c. Menabung dari Visi Sosial Ekonomi

Terdapat lima indikator6 yang menjadi tolak ukur apakah responden

adalah orang yang bervisi sosial ekonomi tinggi, moderat atau rendah.

Tabel 4.16

Memiliki Tabungan menurut Visi Sosial Ekonomi

NO sosial ekonomi

memiliki tabungan Total

Memiliki Tidak

ƒ % ƒ % ƒ %

1 Bervisi rendah 0 ,0% 2 100,0% 2 100,0%

2 Bervisi moderat 26 86,7% 4 13,3% 30 100,0%

3 Bervisi tinggi 62 91,2% 6 8,8% 69 100,0%

Total 88 88,0% 12 12,0% 100 100,0%

6 Visi sosial ekonomi diwakili oleh lima pertanyaan dengan ketentuan: Score 5-20 = bervisi

rendah, Score 21-35 = moderat dan Score 36-50 = bervisi tinggi.

1. Saya mencari penghasilan tambahan agar pendapatan rumah tangga saya lebih baik dari sekarang.

2. Semakin hari, kebutuhan hidup semakin mahal, sehingga saya harus menghemat pengeluaran.

3. Walaupun penghasilan yang saya terima pas-pasan dan harus berhemat, namun saya terus berusaha

untuk menyisihkan uang.

4. Karena pendidikan saya rendah, maka hanya sedikit penghasilan yang bisa saya dapatkan.

5. Masyarakat sekarang cenderung hidup egois (kurang kebersamaan), maka saya harus menyiapkan

segala kebutuhan sendiri.

52

Tabel di atas menunjukkan minimal 60% responden merupakan

orang yang memiliki pandangan sosial ekonomi yang tinggi. Banyak dari

responden ini yang memiliki tabungan. Hampir setiap hal membutuhkan

dana yang lumayan besar baik dari pendidikan, kesehatan, tempat tinggal,

makan dan lain-lain sehingga banyak responden yang memikirkan

menabung untuk mencari keuntungan.

Pembaca telah melihat hasil penelitian dari visi sosial keagamaan, visi

optimisme dan visi sosial ekonomi. Hasil penelitian menunjukkan sesuatu

yang menarik. Responden yang bervisi pesimis ternyata juga memiliki

tabungan. Hal ini menunjukkan bahwa memiliki tabungan sudah menjadi

gaya hidup responden. Hasil penelitian visi sosial ekonomi menunjukkan

bahwa semakin tinggi visi ekonomi responden maka semakin banyak

responden yang memiliki tabungan.

5. Pola Responden Menabung

Setiap orang mempunyai pola menabung yang berbeda-beda. Pola

menabung bisa dilihat dari sumber dana tabungan dan intensitas responden

dalam menabung. Sumber dana tabungan responden pun berbeda-beda.

begitu pula dengan cara menabungnya, misalnya ada orang yang menabung

secara rutin setiap bulan ada pula yang menabung hanya ketika memiliki sisa

penghasilan saja.

53

a. Sumber Dana Tabungan

Dalam penelitian ini responden diberikan berbagai pilihan sumber

dana tabungan. Responden boleh memilih lebih dari satu pilihan. Dana

dari penghasilan-penghasilan tersebutlah yang menjadi sumber tabungan

bagi keluarga.

Ternyata dari hasil penelitian, rata-rata responden memiliki lebih

dari satu sumber dana tabungan. Mayoritas reponden menggunakan

penghasilan utama sebagai sumber dana tabungan. Namun, 42 orang

responden menggunakan penghasilan tambahan sebagai sumber dana

tabungan. Berikut sumber-sumber dana tabungan lainnya:

Tabel 4.17

Sumber Dana Tabungan Responden

NO Sumber Dana ƒ

1 Penghasilan Utama 72

2 Penghasilan Tambahan 42

3 Warisan 6

4 Sumbangan dari Orang Lain 3

Sumber: Diolah dari data lapangan

54

b. Intensitas Menabung

Intensitas menabung bisa menjadi salah satu faktor yang

menunjukkan bagaimana kecenderungan responden mengenai tabungan.

Tabel di bawah ini menunjukkan bagaimana intensitas responden

menabung.

Tabel 4.18

Intensitas Responden Menabung dalam Setahun

NO Intensitas ƒ %

1 Tidak pernah 12 12,0

2 1-5 kali setahun 13 13,0

3 6-9 kali setahun 22 22,0

4 ≥ 10 kali setahun 53 53,0

Total 100 100,0

Sumber: Diolah dari data lapangan

Tabel 4.18 menunjukkan intensitas responden menabung dalam

setahun. Lebih dari 50% responden menabung minimal 10 kali dalam

setahun. Namun, sebesar 47% responden menabung kurang dari 10 kali

dalam setahun.

55

Berdasarkan hasil penelitian pola menabung responden, peneliti dapat

menarik kesimpulan bahwa Responden mempunyai pola menabung yang

hampir sama. Mayoritas (72) responden mengambil dana untuk ditabung

berasal dari penghasilan utama. Hasil penelitian ini juga menunjukkan

mayoritas (53%) responden memiliki kebiasaan menabung hampir rutin setiap

bulan.

6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Orang Memiliki Tabungan

Penelitian ini membahas beberapa faktor yang secara teoritis dinilai

mempengaruhi orang dalam memiliki tabungan. Menurut teori faktor-faktor

yang mempengaruhi orang menabung yaitu pendidikan, penghasilan,

pengeluaran. Adapun pembahasannya adalah sebagai berikut:

a. Tingkat Pendidikan Terakhir

Pendidikan menjadi salah satu faktor penting dalam membentuk

pola pikir seseorang. Tabel 4.19 menunjukkan hubungan tingkat

pendidikan terakhir responden dengan kecenderungan responden

memiliki tabungan. Apakah tingkat pendidikan yang tinggi berhubungan

dengan kecenderungan responden memiliki tabungan?

56

Tabel 4.19

Memiliki Tabungan menurut Tingkat Pendidikan Terakhir

NO Pendidikan terakhir

memiliki tabungan

ya, memiliki Tidak

ƒ % ƒ %

1 ≤ SLTP 17 73,9% 6 26,1%

2 SLTA 44 89,8% 5 10,2%

3 ≥ Sarjana 26 96,3% 1 3,7%

Total 87 87,9% 12 12,1%

Sumber: Diolah dari data lapangan

Tabel 4.19 menunjukkan semakin tinggi tingkat pendidikan responden

semakin banyak yang memiliki tabungan. Hal ini dapat menggambarkan

pendidikan berkaitan dengan kecenderungan responden dalam menabung.

Seseorang yang memiliki pendidikan yang baik cenderung lebih berpikir

untuk masa depan.

b. Memiliki Tabungan menurut Tingkat Penghasilan per Bulan

Tabel 4.20 menunjukkan apakah tingkat penghasilan responden

berkaitan dengan kecenderungan responden memiliki tabungan. Penghasilan

ini adalah penghasilan yang diterima setiap bulannya. Penghasilan ini tidak

termasuk uang bonus/komisi, THR (Tunjangan Hari Raya) dan penghasilan

lainnya diluar gaji pokok. Apakah tingkat penghasilan responden berkaitan

dengan kecenderungan responden memiliki tabungan?

57

Tabel 4.20

Memiliki Tabungan menurut Tingkat Penghasilan

NO Penghasilan

memiliki tabungan

Memiliki Tidak

ƒ % ƒ %

1 ≤ Rp. 2.999.000 46 82,1% 10 17,9%

2 Rp. 3.000.000-5.999.000 37 94,9% 2 5,1%

3 Rp.6.000.000-9.999.000 3 100,0% 0 ,0%

4 ≥ 10.000.000 2 100,0% 0 ,0%

Total 88 88,0% 12 12,0%

Tabel diatas menunjukkan semakin tinggi penghasilan, semakin

cenderung orang memiliki tabungan. Ada keterkaitan antara tingkat

penghasilan dan memiliki tabungan.

c. Memiliki Tabungan menurut Tingkat Penggeluaran

Tabel 4.21 menunjukkan tingkat pengeluaran dengan

kecenderungan responden memiliki tabungan. Pengeluaran yang

dimaksud adalah pengeluaran rutin yang dikeluarkan setiap bulannya.

Pengeluaran ini tidak termasuk pengeluaran di luar biaya hidup rumah

tangga sehari-hari seperti melahirkan, akikah anak, wisata/jalan-jalan,

kecelakaan, bencana alam, sakit dan lain-lain.

58

Tabel 4.21

Memiliki Tabungan menurut Pengeluaran Rutin

NO Pengeluaran Rutin

memiliki tabungan

Memiliki Tidak

ƒ % ƒ %

1 ≤ Rp. 2.999.000 70 85,3% 12 14,7%

2 Rp. 3.000.000-5.999.000 14 100,0% 0 ,0%

3 Rp.6.000.000-9.999.000 3 100,0% 0 ,0%

4 ≥ 10.000.000 1 100,0% 0 ,0%

Total 88 88,0% 12 12,0%

Sumber: Diolah dari data lapangan

Tabel diatas menunjukkan ada hubungan antara pengeluaran rumah

tangga dengan responden memiliki tabungan. Tingkat pengeluaran rutin

responden menentukan kepemilikan tabungan responden. Hal ini

mungkin dipengaruhi nilai-nilai hidup seseorang atau perilaku hidup

orang tersebut. Gaya hidup yang tinggi mempengaruhi tingkat

pengeluaran yang lebih besar sehingga lebih banyak uang yang digunakan

untuk belanja dibandingkan untuk ditabung. Data tersebut menunjukkan

bahwa walaupun masyarakat hidup dalam keadaan pas-pasan responden

sudah menyiapkan tabungan untuk kebutuhan responden di masa depan.

59

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan pada bab sebelumnya yang

menguraikan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Mayoritas responden sudah memikirkan masa depan dengan cara memiliki

tabungan.

2. Tabungan non produktif yang paling umum digunakan responden adalah

tabungan biasa di bank. Tabungan produktif yang paling umum digunakan

reponden adalah menyimpan dana dana bentuk properti yaitu tanah.

3. Pola menabung masyarakat bisa dilihat dari sumber dana tabungan dan

intensitas menabung masyarakat. Sumber dana tabungan masyarakat berasal

dari penghasilan utama dan lebih dari 50% masyarakat menabung ≥ 10 kali

dalam setahun.

4. Masyarakat mulai berpikir modern untuk keputusan keuangan mereka. Tujuan

menabung seseorang dewasa kini untuk masa depan yang lebih baik yaitu

pendidikan. Namun, hal menarik lainnya adalah tujuan menabung masyarakat

yang tidak hanya untuk kepentingan duniawi ternyata masyarakat juga

memikirkan untuk tujuan keagamaan seperti umrah, naik haji dan berqurban.

60

5. Faktor pendidikan, tingkat penghasilan, tingkat pengeluaran, dan optimisme

menjadi faktor-faktor yang paling mempengaruhi masyarakat dalam

kepemilikan tabungan.

B. Saran-saran

1. Untuk meningkatkan semangat memiliki tabungan dibutuhkan lingkungan

yang mendukung hal tersebut. Dukungan tersebut bisa dibangun dengan cara

meningkatkan taraf pendidikan. Karena, dengan pendidikan yang baik, maka

kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan dan penghasilan yang baikpun akan

lebih mudah dicapai.

2. Pentingnya untuk membangun lingkungan yang kondusif untuk menabung

baik dari segi fasilitas yang dapat memfasilitasi masyarakat untuk menabung

seperti Bank dan ATM. Sehingga, dapat meningkatkan intensitas mayarakat

menabung.

3. Adanya sosialisasi dari pihak-pihak terkait mengenai pentingnya memiliki

tabungan dan apa saja tujuan yang bisa dicapai dengan cara menabung.

Sehingga masyarakat memiliki rasa optimisme untuk terus meningkatkan

jumlah tabungannya.

61

DAFTAR PUSTAKA

Amalia, Euis. ”Teori Perlaku Konsumen; Pemikiran Islam Kontekstual.” Jauhar vol

IV. No.1 ,Juni, 2003.

Antonio, M. Syafi’i. Bank Syariah dari Teori ke Praktek, Cek. 1. Jakarta: Gema

Insani Press, 2001.

Balikpapan Dalam Angka. Artikel diakses pada tanggal 10 mei 2015 dari

http://balikpapankota.bps.go.id

Balikpapan POS, “UMK Balikpapan Rp 2,2 Juta”, artikel di akses pada 15 Februari

dari http://www.balikpapanpos.co.id/berita/detail/141563-umk-balikpapan-

rp22-juta.html

Bungin, Burhan. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Prenata Media Grup, 2005.

BN, Marbun. Kamus Manajemen. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2003.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:

Balai Pustaka, 1989.

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama, 2008.

Fakultas Syariah dan Hukum. Pedoman Penulisan Skripsi. Jakarta: PPJM, 2012.

62

Gaspersz, Vincent. Struktur Pendapatan dan Neraca Orang Kaya, artikel diakses 19

Oktober 2015 dari http://vincentgaspersz.com/2013/04/30/struktur-pendapatan-

dan-neraca-orang-kaya-uang/

Hartopo, Hendri. Financial Planning Save or Sorry!. Jakarta: PT Elex Media

Komputindo, 2003.

Huda, Nurul dkk. Ekonomi Makro Islam: Pendekatan Teoretis, cet.II. Jakarta:

Prenada Media Group, 2009.

Kasmir. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2003.

Kasmir. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004.

Kapoor, Jack R. Personal Finance, Seventh Edition. McGraw-Hill/Irwin, 2004.

Kotler, Philip. Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan Pengendalian, Ahli Bahasa:

Ancella Anitawati Hermawan. Jakarta: Salemba Empat. 1995.

Manurung, Adler dan Lutfi T. Rizky. Successful Financial Planner, cet.II. Jakarta: PT

Gramedia Widiasarana Indonesia, 2009.

Marthon, Said Sa’ad. Ekonomi Islam: Di Tengah Krisis Ekonomi Global. Penerjemah

Ahmad Ikhrom, dkk. Jakarta: Zikrul Hakim, 2007.

M. Nur Rianto Al-Arif dan Euis Amalia, Teori Mikroekonomi: Suatu Perbandingan

Ekonomi Islam dan Ekonomi Konvensional, Jakarta: Prenada Media Group,

2010.

63

Nur Laily dan Budiyono Pristyadi. Teori Ekonomi. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013.

Pemerintahan Kota Balikpapan. Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota

Balikpapan. Balikpapan: 2014.

Sakti, Ali. Ekonomi Islam: Jawaban Atas Kekacauan Ekonomi Modern, cet.1.

Jakarta: Paradigma dan AQSA Publishing, 2007.

Senduk, Safir. Mengelola Keuangan Keluarga, Cet. II. Jakarta: PT Elex Media

Komputindo, 2001.

Setiadi, Nugroho J. Perilaku Konsumen, cet.IV. Jakarta: Prenada Media Group, 2010.

Sumarwan, Ujang. Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran,

Bogor: Ghalia Indonesia. 2011.

0

Kuesioner Penelitian

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ORANG MENABUNG

(STUDI PADA KELURAHAN GUNUNG BAHAGIA,

KECAMATAN BALIKPAPAN SELATAN)

Kepada Yth.

Bapak/Ibu/Sdr. Responden

Di Tempat

Assalamu’alaikum wr. wb.

Kami berdoa semoga Bapak/Ibu/Sdr. dalam lindungan dan berkah Allah SWT. Amin.

Saya adalah mahasiswi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Saya sedang mengerjakan tugas akhir perkuliahan, dan membutuhkan data untuk

penulisan tugas tersebut. Saya memohon kesediaan Bapak/Ibu/Sdr. untuk menjadi

responden guna pengisian KUESIONER tugas ini. Semua informasi dalam kuesioner

bersifat rahasia, dan identitas Bapak/Ibu/Sdr. akan selalu dirahasiakan. Semua data

hanya akan digunakan untuk kepentingan akademis. Atas perhatian dan bantuannya,

kami mengucapkan terima kasih.

Wa’alaikumussalam wr. wb.

Tertanda,

Peneliti: Alfianti Mandassari

Dosen Pembimbing: Drs. Noryamin Aini, MA

Email: [email protected]

PROGRAM STUDI MUAMALAT

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014

1

A. IDENTITAS DEMOGRAFIS DAN SOSIAL-EKONOMI

1. Berapa usia saudara Bapak/Ibu/Sdr? ____ tahun

2. Apa jenis kelamin Bapak/Ibu/Sdr? [1] Laki-laki [2] Perempuan

3. Apa status perkawinan Bapak/Ibu/Sdr?

[1] Menikah [2] Bercerai [3] Belum menikah

4. Berapa jumlah anak Bapak/Ibu/Sdr? ____ orang

5. Berapa jumlah anak yang menjadi tanggungan ekonomi Bapak/Ibu/Sdr sekarang? ____ orang

6. Apa jenjang pendidikan tertinggi yang Bapak/Ibu/Sdr tamatkan?

[1] ≤ Tamat SD [3] SLTA [5] Sarjana S1 [7] S-3

[2] SLTP [4] Diploma [6] S-2/pendidikan profesi [8] Tidak menjawab

7. Apa pekerjaan Bapak/Ibu/Sdr sekarang?

[1] Dokter [12] Wartawawan/Penyiar [23] Mandor

[2] Tentara (TNI)/Polisi [13] Politisi/Pejabat [24] Buruh bangunan

[3] Hakim/Jaksa/Pengacara [14] Kontraktor-Pengusaha [25] Tukang cukur

[4] Pejabat eselon 2/3 [15] Pensiunan PNS [26] Penjahit

[5] Dosen PNS [16] Pensiunan swasta [27] Tukang ojek

[6] Dosen swasta [17] Artis/Seniman [28] Tukang becak

[7] Guru PNS [18] Montir/Teknisi [29] Supir pribadi

[8] Guru swasta [19] Pedagang keliling [30] Supir angkot

[9] PNS biasa [20] Sopir angkot/Bus [31] Petani/Peternak

[10] Pendakwah [21] Pedagang di toko [32] Nelayan/Pelaut

[11] Karyawan swasta [22] Pelayan toko [33] _____________

8. Berapa rata-rata total PENGHASILAN UTAMA Bapak/Ibu/Sdr dalam 1 bulan?

[1] < Rp. 2.000.000 [4] Rp. 4.500.000-5.999.000 [7] Rp.10.000.000-12.499.000

PETUNJUK PENGISIAN

Kuesioner diisi oleh surveyor via wawancara tatap muka dengan responden. Isi kuesioner

dibacakan di depan responden, dan ia diberi kuesioner untuk panduan memilih jawaban.

Cara menjawab pertanyaan dengan melingkari nomor pilihan jawaban, atau mengisi

tempat kosong yang tersedia. Responden mohon memberi jawaban yang sebenarnya.

2

[2] Rp. 2.000.000-2.999.000 [5] Rp. 6.000.000-7.999.000 [8] Rp.12.500.000-15.000.000

[3] Rp. 3.000.000-4.499.000 [6] Rp. 8.000-000-9.999.000 [9] > Rp. 15.000.000

9. Berapa rata-rata total PENGHASILAN TAMBAHAN Bapak/Ibu/Sdr dalam 1 bulan?

[1] < Rp. 2.000.000 [4] Rp. 4.500.000-5.999.000 [7] Rp.10.000.000-12.499.000

[2] Rp. 2.000.000-2.999.000 [5] Rp. 6.000.000-7.999.000 [8] Rp.12.500.000-15.000.000

[3] Rp. 3.000.000-4.499.000 [6] Rp. 8.000-000-9.999.000 [9] > Rp. 15.000.000

10. Berapa rata-rata total PENGELUARAN RUTIN Bapak/Ibu/Sdr dalam 1 bulan?

[1] < Rp. 2.000.000 [4] Rp. 4.500.000-5.999.000 [7] Rp.10.000.000-12.499.000

[2] Rp. 2.000.000-2.999.000 [5] Rp. 6.000.000-7.999.000 [8] Rp.12.500.000-15.000.000

[3] Rp. 3.000.000-4.499.000 [6] Rp. 8.000-000-9.999.000 [9] > Rp. 15.000.000

11. Apakah penghasilan Bapak/Ibu/Sdr di atas dapat memenuhi kebutuhan hidup keluarga?

[1] Tidak cukup, dan harus selalu berhutang [4] Cukup dan tidak harus hemat

[2] Pas-pasan dan harus irit sekali [5] Cukup dan ada sedikit sisa uang

[3] Cukup tetapi harus sedikiy berhemat [6] Cukup dan ada banyak sisa uang

12. Apakah Bapak/Ibu/Sdr pernah MENYUMBANGKAN (BERINFAK) sebagian penghasilan

Bapak/Ibu/Sdr kepada orang lain (bukan keluarga) atau badan amal minimal Rp 50.000 dalam 3 tahun

terakhir (tidak termasuk zakat dan pajak)?

[1] Ya pernah [2] Tidak pernah (Langsung ke A-15)

13. Berapa KALI Bapak/Ibu/Sdr menyumbangkan sebagian penghasilan Bapak/Ibu/Sdr kepada orang

lain/badan amal dalam 1 (satu) tahun terakhir ini?

[1] Tidak pernah [3] 3-4 kali [5] 7-8 kali [7] 11 kali

[2] 1-2 kali [4] 5-6 kali [6] 9-10 kali [8] Rutin tiap bulan

14. Apa TUJUAN Bapak/Ibu/Sdr menyumbangkan sebagian penghasilan Bapak/Ibu/Sdr?

(jawaban boleh lebih dari satu pilihan)

[1] Tidak ada tujuan apa-apa [6] Untuk mendapat pahala

[2] Karena ada yang meminta [7] Berbagi kepada sesama/kemanusiaan

[3] Ada sisa uang di dompet saya [8] Ada hak orang lain dalam penghasilan saya

[4] Ikut-ikutan orang lain [9] ____________________________________

[5] Hanya karena kasihan [10] ___________________________________

3

15. Apakah Bapak/Ibu/Sdr pernah MENGGUNAKAN jasa PEMBIAYAAN SYARIAH (seperti pembelian

kendaraan bermotor, rumah, untuk modal usaha, dari lembaga keuangan syariah?

[1] Ya, pernah [2] Belum pernah (langsung ke A-17)

16. Jika pernah menggunakan jasa pembiayaan syariah, mohon dijawab tiga pertanyaan berikut!

[a] Sesuai pengalaman, bagaimana penilaian Bapak/Ibu/Sdr terhadap KUALITAS

PELAYANAN pembiayaan syariah di lembaga keuangan syariah?

[1] Sangat mengecewakan [3] Sedikit memuaskan [5] Sangat memuaskan

[2] Mengecewakan [4] Cukup memuaskan [6] Tidak menjawab

[b] Sesuai pengalaman, apakah Bapak/Ibu/Sdr akan MENYARANKAN orang lain untuk

menggunakan jasa pembiayaan syariah di lembaga keuangan syariah?

[1] Sangat tidak menyarankan [4] Cenderung akan menyarankan

[2] Tidak akan menyarankan [5] Sangat menyarankan

[3] Ragu untuk menyarankan [6] Tidak menjawab

[c] Menurut Bapak/Ibu/Sdr, apakah praktek di pembiayaan syariah di lembaga keuangan syariah sudah

SESUAI ajaran Islam?

[1] Sangat tidak sesuai ajaran islam [4] Sesuai ajaran islam

[2] Tidak sesuai ajaran islam [5] Sangat sesuai ajaran islam

[3] Cukup sesuai ajaran islam [6] Tidak menjawab

17. Jika BELUM menggunakan jasa pembiayaan syariah, apakah Bapak/Ibu/Sdr berniat untuk

menggunakan jasa pembiayaan syariah di kemudian hari?

[1] Tidak pernah berminat [4] Berminat, tetapi tidak di waktu dekat

[2] Belum berpikir menggunakannya [5] Waktu dekat akan menggunakannya

[3] Ada niat menggunakan, tetapi belum jelas [6] Tidak menjawab

B. KEBIASAAN MENABUNG

(Tabungan adalah uang atau barang berharga yang disimpan untuk kebutuhan tertentu dan digunakan untuk

kebutuhan di kemudian hari).

1. Apakah Bapak/Ibu/Sdr MEMILIKI TABUNGAN dalam dua tahun terakhir ini?

[1] Ya, saya memiliki [2] Tidak, belum memiliki (langsung ke B-3)

4

2. Apa TABUNGAN yang pernah Bapak/Ibu/Sdr miliki? (jawaban boleh lebih dari satu pilihan)

[1] Tabungan uang tunai di rumah [5] Tabungan kematian [9] Asuransi

[2] Tabungan di bank [6] Tabungan qurban [10] Perhiasan

[3] Tabungan berjangka (deposito) [7] Tabungan haji/umroh [11] Arisan

[4] Tabungan untuk infaq [8] Tabungan pendidikan [12] _____________

3. Jika BELUM MEMILIKI tabungan, apakah Bapak/Ibu/Sdr berniat untuk memiliki tabungan?

[1] Tidak pernah berminat [4] Berminat, tetapi tidak dalam waktu dekat

[2] Belum berpikir memiliki tabungan [5] Waktu dekat akan memiliki tabungan

[3] Ada niat, tetapi belum jelas [6] Tidak menjawab

4. Apa faktor-faktor yang menjadi PERTIMBANGAN Bapak/Ibu/Sdr dalam MENABUNG?

(Jawaban boleh lebih dari satu pilihan)

[1] Untuk tunjangan hari tua (pensiun) [8] Ada kelebihan uang dari penghasilan

[2] Untuk keamanan uang [9] Untuk mendapat bunga bank

[3] Untuk jaminan pendidikan anak [10] Untuk mendapat keuntungan bagi hasil

[4] Untuk jaminan kesehatan [11] Hadiah yang ditawarkan oleh bank

[5] Untuk keadaan yang butuh dana banyak [12] Mengikuti tren/ikut-ikutan teman

[6] Menyimpan untuk membeli sesuatu [13] Biaya hidup yang semakin mahal

[7] Umur yang tidak lagi muda [14] ______________________________

5. Apa TUJUAN Bapak/Ibu/Sdr memiliki tabungan? (jawaban boleh lebih dari satu pilihan)

[1] Untuk jaminan pension [ 9 ] Untuk biaya aqiqah anak

[2] Untuk jaminan pendidikan [10] Untuk biaya membeli hewan kurban

[3] Untuk membeli/renovasi rumah [11] Untuk menyiapkan dana kematian

[4] Untuk membeli kendaraan [12] Untuk pulang kampung (Mudik)

[5] Untuk biaya pernikahan anak [13] Untuk keadaan yang butuh dana banyak

[6] Untuk ibadah haji/umroh/wisata rohani [14] Untuk investasi

[7] Untuk rekreasi luar kota/luar negeri [15] Untuk biaya persalinan/melahirkan

[8] Untuk renovasi rumah [16] ____________________________

6. Seberapa PERLU TABUNGAN untuk kebutuhan masa depan Bapak/Ibu/Sdr?

[1] Sangat tidak perlu [3] Agak perlu [5] Sangat perlu

5

[2] Tidak perlu [4] Cukup perlu [6] Tidak menjawab

7. Dari manakah (sumber dana) Bapak/Ibu/Sdr mengambil dana untuk dialokasikan menjadi tabungan?

(Jawaban boleh lebih dari satu pilihan)

[1] Penghasilan utama [6] Bunga bank

[2] Penghasilan tambahan [7] Sumbangan dari keluarga

[3] Hasil investasi pada usaha orang lain [8] Sumbangan dari orang lain/hadiah

[4] Hasil uang sewa [9] Warisan

[5] Keuntungan bagi hasil usaha bersama [10] ____________________

8. Dalam setahun, BERAPA KALI Bapak/Ibu/Sdr menabung?

[1] Tidak pernah [3] 3-4 kali [5] 7-8 kali [7] 11 kali

[2] 1-2 kali [4] 5-6 kali [6] 9-10 kali [8] Rutin tiap bulan

9. Berapa rata-rata nilai TOTAL TABUNGAN Bapak/Ibu/Sdr jika diuangkan saat ini?

Silahkan mengisi kolom yang kosong

No Jenis Tabungan Jumlah Tabungan

1 Tabungan uang tunai Rp.

2 Tabungan di bank Rp.

3 Tabungan berjangka (deposito) Rp.

4 Perhiasan Rp.

5 Asuransi Rp. /premi

6 Tabungan haji Rp.

7 Tabungan qurban Rp. /tahun

8 Arisan Rp.

10. Apakah Bapak/Ibu/Sdr pernah menjadi NASABAH/MEMILIKI rekening di Bank Syariah?

[1] Ya, pernah jadi nasabah [2] Belum pernah (langsung ke B-12)

11. Jika Bapak/Ibu/Sdr pernah menjadi NASABAH/MEMILIKI rekening di Bank Syariah, mohon dijawab

tiga pertanyaan berikut!

6

[a] Sesuai pengalaman, bagaimana penilaian Bapak/Ibu/Sdr terhadap KUALITAS

PELAYANAN di Bank Syariah?

[1] Sangat mengecewakan [3] Sedikit memuaskan [5] Sangat memuaskan

[2] Mengecewakan [4] Cukup memuaskan [6] Tidak menjawab

[b] Sesuai pengalaman, apakah Bapak/Ibu/Sdr akan MENYARANKAN orang lain untuk

menggunakan jasa Bank Syariah?

[1] Sangat tidak menyarankan [4] Cenderung akan menyarankan

[2] Tidak akan menyarankan [5] Sangat menyarankan

[3] Ragu untuk menyarankan [6] Tidak menjawab

[c] Menurut Bapak/Ibu/Sdr, apakah praktek di Bank Syariah sudah SESUAI ajaran Islam?

[1] Sangat tidak sesuai ajaran islam [4] Sesuai ajaran islam

[2] Tidak sesuai ajaran islam [5] Sangat sesuai ajaran islam

[3] Cukup sesuai ajaran islam [6] Tidak menjawab

12. Jika BELUM memiliki rekening/belum menjadi nasabah Bank Syariah, apakah

Bapak/Ibu/Sdr berniat untuk memiliki rekening/menjadi nasabah Bank Syariah?

[1] Tidak pernah berminat menjadi nasabah [4] Berminat, tetapi tidak di waktu dekat

[2] Belum berpikir untuk menjadi nasabah [5] Waktu dekat akan menjadi nasabah

[3] Ada niat jadi nasabah, tetapi belum jelas [6] Tidak menjawab

13. Apakah Bapak/Ibu/Sdr PERNAH menjadi PESERTA asuransi?

[1] Ya pernah [2] Tidak pernah (Langsung ke B-15)

14. Apa JENIS asuransi yang pernah Bapak/Ibu/Sdr gunakan? (boleh pilih lebih dari satu)

[1] Kesehatan [3] Kecelakaan [5] Kerusakan [7] Pensiun

[2] Pendidikan [4] Kehilangan [6] Kebakaran [8] ________

15. Seberapa PERLU asuransi untuk kebutuhan masa depan Bapak/Ibu/Sdr?

[1] Sangat tidak perlu [3] Agak perlu [5] Sangat perlu

[2] Tidak perlu [4] Cukup perlu [6] Tidak menjawab

16. Apakah Bapak/Ibu/Sdr sudah menyiapkan dana khusus untuk PENSIUN (untuk hari tua)?

[1] Belum pernah menyiapkan [4] sangat berminat, tetapi tidak ada dana

[2] Belum berpikir menyiapkannya [5] Berminat, tetapi tidak di waktu dekat

7

[3] Ada niat, tetapi belum jelas [6] Pada waktu dekat akan menyiapkannya

17. Apakah Bapak/Ibu/Sdr sudah menyiapkan dana khusus untuk BIAYA KESEHATAN

keluarga?

[1] Belum pernah menyiapkan [4] sangat berminat, tapi tidak ada dana

[2] Belum berpikir menyiapkannya [5] Berminat, tetapi tidak di waktu dekat

[3] Ada niat, tetapi belum jelas [6] Pada waktu dekat akan menyiapkannya

18. Apakah Bapak/Ibu/Sdr sudah menyiapkan dana khusus untuk DANA PENDIDIKAN anak?

[1] Belum pernah menyiapkan [4] sangat berminat, tetapi tidak ada dana

[2] Belum berpikir menyiapkannya [5] Berminat, tetapi tidak di waktu dekat

[3] Ada niat, tetapi belum jelas [6] Pada waktu dekat akan menyiapkannya

Investasi adalah uang atau barang yang akan terus bertambah nilainya, dan disimpan atau digunakan untuk

keperluan usaha agar mendapatkan keuntungan di kemudian hari.

19. Apa jenis INVESTASI yang pernah Bapak/Ibu/Sdr gunakan? (jawaban boleh lebih dari satu

pilihan)

[1] Tanah [5] Ruko/Rumah kantor [9] Obligasi

[2] Rumah [6] Toko [10] Investasi pada usaha orang lain

[3] Kosan/Indekost [7] Hotel/Villa [11] ______________________

[4] Kontrakan [8] Saham [12] ______________________

20. Apa faktor-faktor yang menjadi bahan pertimbangan Bapak/Ibu/Sdr dalam berinvestasi?

(jawaban boleh lebih dari satu pilihan)

[1] Ada kelebihan uang dari penghasilan [6] Kenaikan harga barang

[2] Umur yang tidak lagi muda [7] Mengikuti tren investasi

[3] Untuk hari tua (pensiun) [8] Ikut-ikutan orang lain

[4] Terrgiur bunga bank [9] Tidak ada tujuan apa-apa

[5] Keuntungan bagi hasil dari usaha bersama [10] _____________________

21. Seberapa PERLU INVESTASI untuk kebutuhan masa depan Bapak/Ibu/Sdr?

[1] Sangat tidak perlu [3] Agak perlu [5] Sangat perlu

[2] Tidak perlu [4] Cukup perlu [6] Tidak menjawab

8

22. Berapa rata-rata nilai TOTAL INVESTASI Bapak/Ibu/Sdr jika diuangkan saat ini?

Silahkan mengisi kolom yang kosong

No Jenis Investasi Jumlah Investasi

1 Tanah Rp

2 Rumah Rp

3 Kontrakan Rp

4 Kosan/Indekost Rp

5 Toko Rp

6 Ruko/Rukan Rp

7 Hotel/Villa Rp

8 Obligasi Rp

9 Saham Rp

10 Investasi pada usaha orang lain Rp

11 Rp

C. INDEKS STATUS EKONOMI DAN VISI MENABUNG

Pilihan jawaban dengan angka 1 sampai 10! Semakin besar angka yang dipilih, maka semakin besar PERSETUJUAN Bapak/Ibu/Sdr terhadap

aspek yang ditanyakan. Lingkarilah jawaban yang Bapak/Ibu/Sdr pilih.

NO ASPEK YANG DITANGGAPI/DIJAWAB KRITERIA JAWABAN

1 Saya selalu merencanakan kehidupan saya, tetapi tetap menerima apa

yang diberikan Allah di kemudian hari Tidak setuju 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sangat setuju

2 Saya mencari penghasilan tambahan agar pendapatan rumah tangga

saya lebih baik dari sekarang Tidak setuju 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sangat setuju

3 Semakin hari, kebutuhan hidup semakin mahal, sehingga saya harus

menghemat pengeluaran Tidak setuju 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sangat setuju

4 Walaupun penghasilan yang saya terima pas-pasan dan harus berhemat,

namun saya terus berusaha untuk menyisihkan uang Tidak setuju 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sangat setuju

5 Saya sangat suka mencoba hal-hal baru, walaupun ada kemungkinan

saya tidak akan berhasil Tidak setuju 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sangat setuju

6 Saya lebih suka menjalani kehidupan apa adanya, dan berjalan-hidup

sesuai takdir Allah Tidak setuju 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sangat setuju

7 Saya merasa cukup dengan apa yang saya terima, sehingga saya tidak

berusaha mendapatkan yang lebih banyak-baik lagi Tidak setuju 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sangat setuju

8 Karena pendidikan saya rendah, maka hanya sedikit penghasilan yang

bisa saya dapatkan Tidak setuju 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sangat setuju

9 Islam mengajarkan kepada saya agar saya mencari rezki yang banyak

agar saya mampu hidup dengan baik dan nyaman Tidak setuju 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sangat setuju

10 Saya tidak menyekolahkan anak saya ke jenjang yang lebih tinggi

karena dia pasti akan bekerja seperti saya Tidak setuju 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sangat setuju

11 Dalam hidup ini banyak hal-hal yang tidak PASTI, maka saya harus

menghadapinya dengan segala persiapan yang maksimal Tidak setuju 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sangat setuju

12 Masyarakat sekarang cenderung hidup egois (kurang kebersamaan),

maka saya harus menyiapkan segala kebutuhan sendiri Tidak setuju 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sangat setuju

13 Saya tidak bisa mengandalkan hidup ini pada kebaikan atau belas

kasihan orang lain Tidak setuju 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sangat setuju